Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas yang telah diberikan.
Penulis bermaksud untuk menyajikan yang terbaik, namun dengan segala
keterbatasan yang dimiliki tentunya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Terlepas dari hal tersebut penulis berharap makalah ini ada manfaatnya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Air ialah salah satu faktor yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk
hidup di bumi. Begitu pentingnya air bagi kehidupan, sehingga manusia berusaha
melestarikan air agar penggunaannya dapat lebih efektif dan efisien serta
mencegah kehilangan air secara sia-sia. Air hujan sebagai salah satu sumber air
yang murah dan melimpah, dalam bidang pertanian dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya untuk menghasilkan produksi yang maksimal. Namun seringkali hadirnya
hujan belum disertai dengan penanaman jenis-jenis tanaman yang mempunyai
kebutuhan air sesuai dengan keadaan curah hujan. Hal tersebut dapat
mengakibatkan banyaknya air hujan yang tersisa bahkan malah kekurangan air
(jika merupakan daerah tadah hujan). Penaksiran kebutuhan air untuk satu lahan
pertanaman sangat diperlukan untuk menentukan pola tanam berdasarkan
kebutuhan dan ketersediaan air hujan yang ada. Hal tersebut dilakukan sebagai
usaha untuk memanfaatkan sumber daya alam (hujan) dengan sebaik-baiknya
serta untuk mendapatkan hasil semaksimal mungkin. Untuk menganalisis
hubungan iklim, tanah dan tanaman dilakukan dengan metode neraca air. Metode
neraca air digunakan untuk mengetahui kecukupan air untuk tanaman tertentu
pada jenis tanah tertentu dan lokasi tertentu. Kecukupan air selama masa
pertanaman menentukan potensi kehilangan hasil tanaman yang bersangkutan.
Tanaman membutuhkan air yang cukup selama masa pertumbuhannya.
Kekurangan air akan mengakibatkan reduksi transpirasi tanaman dan kondisi ini
berakibat pada penurunan hasil tanaman. Input air tanaman berasal dari curah
hujan, sedangkan air yang tersimpan pada zona perakaran digunakan oleh
tanaman untuk transpirasi, dan sebagian hilang melalui evaporasi. Metode neraca
air umum dan neraca air lahan perhitungan-perhitungan terhadap curah hujan
(CH), Evaporasi (Eo) dan Evaporasi potensial (ETP).
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi neraca air (water balance) ?
2. Apa manfaat prediksi neraca air ?
3. Bagaimana proses-proses aliran yang penting dalam neraca air ?
4. Jelaskan tentang neraca air umum, neraca air lahan dan neraca air
tanaman !
5. Bagaimana contoh perhitungan neraca air umum dan neraca air lahan ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui definisi neraca air (water balance).
2. Untuk mengetahui manfaat prediksi neraca air.
3. Untuk mengetahui proses-proses aliran yang penting dalam neraca air.
4. Untuk mengetahui tentang neraca air umum, neraca air lahan dan
neraca air tanaman.
5. Untuk mengetahui contoh perhitungan neraca air umum dan neraca air
lahan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Komponen Neraca Air
Ada beberapa komponen pada neraca air, antara lain :
1. Kapasitas menyimpan air (jumlah ruang pori)
2. Infiltrasi
3. Run off
4. Evapotranspirasi
5. Curah hujan
6. Jenis vegetasi
Hubungan Neraca Air dengan Siklus Hidrologi
Dalam konsep siklus hidrologi bahwa jumlah air di suatu luasan tertentu di
permukaan bumi dipengaruhi oleh besarnya air yang masuk (input) dan
keluar (output) pada jangka waktu tertentu. Semakin cepat siklus hidrologi
terjadi maka tingkat neraca air nya semakin dinamis.
Kesetimbangan air dalam suatu sistem tanah-tanaman dapat digambarkan
melalui sejumlah proses aliran air yang kejadiannya berlangsung dalam
satuan waktu yang berbeda-beda.
6
petak atau run-on) dan pembagiannya menjadi infiltrasi dan limpasan
permukaan (dan/atau genangan di permukaan) dalam skala waktu detik
sampai menit.
2. Infiltrasi kedalam tanah dan drainasi (pematusan) dari dalam tanah
melalui lapisan-
lapisan dalam tanah dan/atau lewat jalan pintas seperti retakan yang
dinamakan by-pass flow dalam skala waktu menit sampai jam.
3. Drainasi lanjutan dan aliran bertahap untuk menuju kepada
kesetimbangan hidrostatik dalam skala waktu jam sampai hari.
4. Pengaliran larutan tanah antara lapisan-lapisan tanah melalui aliran
massa (mass flow).
5. Penguapan atau evaporasi dari permukaan tanah dalam skala waktu jam
sampai hari.
6. Penyerapan air oleh tanaman dalam skala waktu jam hingga hari, tetapi
sebagian besar terjadi pada siang hari ketika stomata terbuka.
7. Kesetimbangan hidrostatik melalui sistem perakaran dalam skala waktu
jam hingga hari, tetapi hampir semua terjadi pada malam hari pada saat
transpirasi nyaris tidak terjadi.
8. Pengendali hormonal terhadap transpirasi (memberi tanda terjadinya
kekurangan air) dalam skala waktu jam hingga minggu.
9. Perubahan volume ruangan pori makro (dan hal lain yang berkaitan)
akibat penutupan dan pembukaan rekahan (retakan) tanah yang
mengembang dan mengerut serta pembentukan dan penghancuran pori
makro oleh hewan makro dan akar. Peristiwa ini terjadi dalam skala
waktu hari hingga minggu. Pengaruh utama kejadian adalah terhadap
aliran air melalui jalan pintas (by-pass flow) dan penghambatan proses
pencucian unsur hara.
7
D. Penjelasan tentang Neraca Air Umum, Neraca Air Lahan dan Neraca
Air Tanaman
Model neraca air cukup banyak, namun yang biasa dikenal terdiri dari tiga
model, antara lain:
1. Model Neraca Air Umum
Model ini menggunakan data-data klimatologis dan bermanfaat
untuk mengetahui berlangsungnya bulan-bulan basah (jumlah curah
hujan melebihi kehilangan air untuk penguapan dari permukaan tanah
atau evaporasi maupun penguapan dari sistem tanaman atau transpirasi,
penggabungan keduanta dikenal sebagai evapotranspirasi).
2. Model Neraca Air Lahan
Model ini merupakan penggabungan data-data klimatologis dengan
data-data tanah terutama data kadar air pada Kapasitas Lapang (KL),
kadar air tanah pada Titik Layu Permanen (TLP), dan Air Tersedia
(WHC = Water Holding Capacity).
a. Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang
menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah
terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan tanah tersebut
akan terus-menerus diserap akar tanaman atau menguap sehingga
tanah makin lama makin kering. Pada suatu saat akar tanaman tidak
lagi mampu menyerap airsehingga tanaman menjadi layu.
Kandungan air pada kapasitas lapang diukur pada tegangan 1/3 bar
atau 33 kPa atau pF 2,53 atau 346 cm kolom air.
b. Titik layu permanen adalah kondisi kadar air tanah dimana akar-kar
tanaman tidak mampu lagi menyerap air tanah, sehingga tanaman
layu. Tanaman akan tetap layu pada siang atau malam hari.
Kandungan air pada titik layu permanen diukur pada tegangan 15
bar atau 1.500 kPa atau pF 4,18 atau 15.849 cm tinggi kolom air.
c. Air tersedia adalah banyaknya air yang tersedia bagi tanaman yaitu
selisih antara kapasitas lapang dan titik layu permanen.
8
3. Model Neraca Air Tanaman
Model ini merupakan penggabungan data klimatologis, data tanah,
dan data tanaman. Neraca air ini dibuat untuk tujuan khusus pada jenis
tanaman tertentu. Data tanaman yang digunakan adalah data koefisien
tanaman pada komponen keluaran dari neraca air. Neraca air adalah
gambaran potensi dan pemanfaatan sumberdaya air dalam periode
tertentu. Dari neraca air ini dapat diketahui potensi sumberdaya air yang
masih belum dimanfaatkan dengan optimal.
di mana:
= presipitasi
= aliran permukaan (runoff)
= evapotranspirasi
= perubahan cadangan air (dalam tanah atau batuan dasar)
Yang dimaksud dengan masukan adalah semua air yang masuk ke dalam
sistem, sedangkan keluaran adalah semua air yang keluar dari sistem.
Perubahan tampungan adalah perbedaan antara jumlah semua kandungan air
(dalam berbagai sub sistem) dalam satu unit waktu yang ditinjau, yaitu antara
9
waktu terjadinya masukan dan waktu terjadinya keluaran. Persamaan ini tidak
dapat dipisahkan dari konsep dasar yang lainnya (siklus hidrologi) karena
pada hakikatnya, masukan ke dalam sub sistem yang ada, adalah keluaran
dari sub sistem yang lain dalam siklus tersebut (Sri Harto, 2000).
Jumlah air dalam laisan tanah ditentukan oleh faktor-faktor yang
memberikan air dan yang mengambil air dari lapisan tersebut. Sehingga
persamaan neraca air tanah bisa dinyatakan dalam bentuk yang paling
sederhana sebagai beikut :
Perubahan air dalam tanah = Jumlah air masuk Kehilangan air
10
Neraca Air Tanah
Perubahan kandungan air tanah merupakan perbedaan antara jumlah air
yang masuk dan air yang keluar, dinyatakan melalui persamaan :
Perubahan Jumlah Air dalam Tanah = (P + I + K) (ET + D + LP)
Air dalam tanah ini berada dalam zona perakaran selama periode waktu
tertentu. Jumlah air inibisa diukur. Besarnya perubahan jumlah air dalam
lapisan ini antara satu pengukuran denganpengukuran kedua dipengaruhi oleh
sumbangan dari komponen-komponen persamaan neracaair. Misalnya,
jumlah air yang ada dalam zona perakaran pada saat awal adalah M1
dan pada akhir periode menjadi M2, maka persamaan neraca air dapat
dinyatakan dengan :
M1 M2 = P + I + K ET D LP
atau
M1 + P + I + K = M2 + ET + D + LP
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air
disuatu tempat pada periode tertentu, sehingga dapat untuk mengetahui
jumlah air tersebut kelebihan (surplus) ataupun kekurangan (defisit).
2. Sifat tanah yang merupakan komponen-komponen neraca air, misalnya
kapasitas menyimpan air (jumlah ruang pori), infiltrasi, kemantapan pori
sangat dipengaruhi oleh macam penggunaan lahan atau jenis dan susunan
tanaman yang tumbuh di tanah tersebut.
3. Terdapat 3 model neraca air yaitu, model neraca air umum, air lahan, dan
tanaman.
Manfaat dari adanya neraca air ini antara lain digunakan sebagai
dasar pembuatan bangunan penyimpanan dan pembagi air serta saluran-
salurannya, sebagai dasar pembuatan saluran drainase dan teknik
pengendalian banjir, sebagai dasar pemanfaatan air alam untuk berbagai
keperluan pertanian seperti tanaman pangan hortikultura, perkebunan,
kehutanan hingga perikanan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Penerbit Institut Pertanian Bogor.
Bogor
Soewarno. 2000. Hidologi Operasional. Bandung : Nova.
Sosrodarsono, S. 1985. Hidrologi untuk Pengairan. PT. Paradyna Paramita.
Jakarta.
Sri Harto, BR. 2000). Hidrologi: Teori, Masalah, Penyelesaian. Yogyakarta:
Nafiri.
Anonim. Neraca Air. http://id.wikipedia.org/. Diakses pada 07 November 2013.
Siagian, Prasetyo. 2011. Menghitung Neraca Air Lahan Bulanan. http://Ilmu-
tanah.blogspot.com/. Diakses pada 07 November 2013.
Widianto. 2012. Pengantar Neraca Air Tanah. http://www.academia.edu/. Diakses
pada 07 November 2013.
13