Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROGEOLOGI

[RESISTIVITAS GEOLISTRIK: KONFIGURASI SCHLUMBERGER]

MINGGU KE-4

Asisten Praktikum
1. Muchammad Rachmansyah Putra (15117025)
2. Alifah Saarah (15117049)

Disusun Oleh:
Agim Yustian Bakhtiar (118150026)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK MANUFAKTUR DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... i


DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang.............................................................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ........................................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 3
2.1 Air Tanah ..................................................................................................................... 3
2.2 `Geolistrik .................................................................................................................... 3
2.3 Konfigurasi Schlumberger ........................................................................................... 5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 6
3.1 Pengolahan Data .......................................................................................................... 6
3.2 Pembahasan ................................................................................................................. 7
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 10
Kesimpulan ........................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 11

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Konfigurasi Schlumberger ......................................................................................... 5


Gambar 2 Data dari GL_09 ........................................................................................................ 6
Gambar 3 Data Awal Dari IP2WIN ........................................................................................... 6
Gambar 4 Hasil olah data geolistrik 1D di IP2WIN ................................................................... 7

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data hasil pengolahan Geolistrik dan dugaan litologinya ............................................ 9

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Eksplorasi air tanah merupakan salah satu bagian penting dalam hal usha pemanfaatan
air tanah. Eksplorasi bertujuan untuk mencari keterdapatan suatu sumber material seperti dalam
kasus ini ialah air tanah. Air tanah menjadi komoditi penting dalam kehidupan manusia sejak
lama. Manusia menyadari bahwa tidak selamanya air permukaan bisa dimanfaatkan sebagai
sumber air bersih mengingat besar sekali potensi pencemaran air permukaan akibat
berdampingan dengan pusat kegiatan manusia. Ata dasar itulah manusia mulai mencari sumber
air baru seperti air tanah (Hillel, 1972).

Manusia pada awalnya mulai mencari mata air sebagai sumber air namun manusia
menyadari tidak semua tempat memiliki mata air. Lalu manusia mengetahui bahwa dengan
menggali sampai kedalaman tertentu, maka manusia mendapatkan air. Sumbernya disebut
dengan sumur. Seiring bertambahnya waktu, manusia makin bertambah pesat dan kebutuhan
air semakin banyak. Manusia sadar jika hanya mengandalkan air dari sumur galian akan sangat
kurang sehingga manusia berusaha menggunakan peralatan drilling. Namun, harganya cukup
mahal sehingga perlu adanya perencanaan sehingga nantinya hasil yang didapat memuaskan.
Sehingga kemudian manusia menggunakan berbagai metode untuk mencari tahu letak dari
lapisan yang mengandung air tanah cukup banyak. Salah satunya adalah metode geolistrik.

Metode geolistrik sejatinya adalah pemanfaatan karakteristik elektrik dari batuan


kemudian diinterpretasikan berdasakan sifat konduktivitas material untuk upaya mendapatkan
hal yang dicari. Prinsipnya, metode ini menggunakan elektrode sebagai sumber input arus yang
nantinya ditangkap dengan elektrode yanng lainnya. Ada beberapa konfigurasi elektrode yang
sering dipakai seperti dipole-dipole, wenner, pole-pole dan schlumberger.

Sebagai seorang calon ahli geologi, mahasiswa teknik geologi setidaknya harus
memahami prinsip dasar pencarian air tanah dengan metode schlumberger serta mampu
mengolah data keluaran serta menginterpretasikan data sehingga dapat diketahui dimana letak
lapisan yang mengandung air tanah tersebut.

1
1.2 Tujuan
Tujuan dari Praktikum Resistivitas Geolistrik dengan konfigurasi Schumberger adalah:

a. Mengetahui dasar-dasar pengambilan data dengan Resistivitas Geolistrik dengan


konfigurasi Schumberger;
b. Mampu mengolah data yang diperlukan menggunakan software pengolah data seperti
Microsoft excel, serta dipadukan dengan data spasial serta pengolahan menggunakan
software IP2WIN untuk visualisasi;
c. Mampu menganalisis dan menginterpretasi bagaimana kondisi bawah permukaan dan
letak lapisan yang mengandung air.

1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum neraca air tanah adalah:

1. Praktikan dapat mengaplikasikan prinsip pengambilan data dengan Resistivitas


Geolistrik dengan konfigurasi Schumberger;
2. Praktikan mampu melakukan analisa data serta visualisasi data dengan Resistivitas
Geolistrik dengan konfigurasi Schumberger;

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Tanah


Air tanah adalah air yang didapat dari lapisan tanah atau batuan yang berada dibawah
permukaan. Air tanah merupaka air hujan yang berinfiltirasi dan mengalami perkolasi sehingga
nantinya akan masuk kedalam suatu lapisan yang bersifat porous dan juga permeabel. Lapisan
ini dikenal sebagi akuifer. Air tanah dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:
a. Air tanah freatik; air tanah ini merupakan air tanah yang letaknya dekat dengan
permukaan dan menjadi sumber air bagi sumur galian warga,
b. Air tanah dalam (artesis); air tanah yang letaknya cukup dalam, merupakan lapisan air
tanah yang terkekang.
c. Air tanah vados; merupakan air tanah yang baru berinfiltrasi dari air hujan;
d. Air konat atau air formasi; air ini merupakan air yang terkurung dalam formasi saat
pembentukan batuan sedimen. Terjadi akibat laju sedimentasi yang tinggi sehingga air
yang ada pada sedimen belum sempat terperas keluar.
e. Air juvenil; air ini berasal dari kondensasi sisa magma, muncul sebagai air panas.
(Puradimaja & Irawan, 2012)

Air tanah tidak terlepas kaitannya dengan batuan yang menjadi media penyimpanannya.
Berdasarkan karakteristik sifat material dan kemampuannya meloloskan air tanah, batuan
dikenal menjadi beberapa jenis yaitu:
a. Akuifer; merupakan batuan dengan karakteristik porous dan permeabilitas yang baik
sehingga mampu mengalirkan dan menyimpan air dalam jumlah ekonomis.
b. Akuitar; merupakan batuan yang memiliki kemampuan meloloskan air serta
menyimpannya. Namun tidak seperti akuifer, akuitar hanya bisa dalam jumlah yang
terbatas.
c. Akuiklud; adalah lapisan batuan yang mampu menyimpan air namun tidak mampu
meloloskan air.
d. Akuifug; adalah lapisan yang tidak dapat menyimpan dan meloloskan air.

2.2 `Geolistrik
Geolistrik adalah suatu metode geofisika yang memanfaatkan prinsip kelistrikan
material bumi sepert hambatan jenis untuk determinasi susunan subsurface dari lapisan bumi.
Metode geolistrik, tidak lepas dari perkembangan dan penemuan prinsip prinsip fisika

3
kelistrikan dan magnet material seperti hukum coloumb dan hukum ohm (Lowrier, 2007).
Dalam metode geolistrik, terdapat beberapa hukum dan prinsip dasar yang menjadi dasar
metode geolistrik yaitu:
1. Hukum Coloumb
Hukum coloumb dalah hukum yang menjelaskan fenomena ada gaya yang
diakibatkan adanya muatan tiap partikel. Coloumb menetapkan persamaan yang
menyatakan bahwa interaksi antara 2 partikel bermuatan dengan satuan coloumb
adalah sebanding dengan muatan dari dua partikel dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak. Coloumb sendiri dapat diartikan sebagai satuan arus yang mengalir
setiap detiknya.
2. Medan listrik dan Potensial
Pertama kali diperkenalkan oleh michael faraday. Beliau menunjukkan adanya suatu
bentuk garis yang disebut sebagai medan listrik dimana setiap radius yang sama
maka nilai akan selalu sama. Hal ini dikenal dengan equipotensial.
3. Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah hukum yang menjelaskan hambatan dalam arus listrik. Hukum
ini diperkenalkan oleh ilmuwa Jerman bernama George Simon Ohm. Dalam hukum
ini juga dijelaskan bagaimana adanya faktor penghambat yang dipengaruhi oleh sifat
material yang membuat arus yang mengalir pada setiap jenis material berbeda beda
pada setiap beda potensial yang sama. Hal ini diakibatkan adanya faktor dari
elektron bebas yang dimiliki oleh material. Sifat ini berkaitan dengan konduktivitas
material. Setiap bahan memiliki nilai tahanan jenis masing masing yang disebut
sebagai resistivitas, yaitu resistensi yang dinormalisasi dengan faktor geometri
material.
4. Prinsip konduktivitas material
Sifat konduksi material adalah kecenderungan respon material ketika terdapat arus
atau aliran elektron yang melewati material.
Sifat sifat tersebut adalah:
1. Konduksi elektronik, ada pada metal
2. Konduksi dielektrik, ada pada material insulator/isolator
3. Konduksi elektrolit, ada pada larutan

4
Berdasarkan ada atau tidaknya elektron bebas dan perilaku respon, material dapat
dibagi menjadi
a. konduktor
b. semi-konduktor
c. isolator

2.3 Konfigurasi Schlumberger


Konfigurasi ini adalah salah satu dari beberapa jenis konfigurasi yang umum dipakai
dalam metode geolistrik. Konfigurasi dari Schlumberger adalah sebagai berikut:

Gambar 1 Konfigurasi Schlumberger

Ciri utama dari konfigurasi ini adalah jarak antara AC dab DB sama besar dengan nilai
eksentrisitas 1/3-1/5. Konfigurasi ini sering dipakai dalalam Vertical Electrical Sounding
dimana untuk melihat variasi resistivitas secara vertikal. Sehingga konfigurasi ini sangat baik
digunakan untuk determinasi kedalaman lapisan dari struktur batuan untuk melihat properti
lapisan serta kedalaman air tanah (Lowrier, 2007)

5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengolahan Data


Pada praktikum kali dialkukan pengolahan data geolistrik yang telah diakuisis
sebelumnya. Data berasal dari site GL-09. Data yang didapat lalu diolah dalam software
Microsoft Excel sebagai berikut

Gambar 2 Data dari GL_09

Dari data tersebut, data kemudian dimasukkandalam software pengolah data geolistrik yaitu
IP2WIN. Maka nanti didapatkan data sebagai berikut

Gambar 3 Data Awal Dari IP2WIN

6
Data tersebut kemudian diolah unduk mendapatkan garis regresi yang memiliki nilai error
dibawah 30%. Dengan cara menyesuaikan besar nilai hambatan jenis yang ada serta kedalaman.
Hasil dari pengolahan data akan menjadi sebagai berikut

Gambar 4 Hasil olah data geolistrik 1D di IP2WIN

Dari data yang telah diolah didapat data bahwa data ini memiliki penetrasi sampai kurang lebih
132 meter dengan nilai error 11.8%

3.2 Pembahasan
Dari data yang telah diolah tersebut didapatkan data seperti yang ditampilkan pada tabel
1, maka dapat dilihat bahwa titik site GL-09 memiliki 12 lapisan berdasar nilai hambatannya
yang terbagi menjadi 4 kelompok besar yaitu Tanah gambut, Lempung, lapisan berisi air tanah
serta batupasir. Dari data tersebut dibuat range data yang memperlihatkan tren berupa

a. Lapisan gambut (kedalaman 0-6.91 meter)


Gambut adalah material yang terbentuk dari akumulasi sisa tumbuhan yang
mengalami penguraian. Namun penguraian disini bukan menjadikannya membusuk
melainkan terjadi reduksi pada material karena sisa tanaman berada pada
lingkungan miskin oksigen yang bersifat anoksik. Pada tanah gambut yang ada pada
data, memiliki nilai resistivitas sebesar 28.2-37.4 ohm.m. Terdapat kecendrungan
penurununan hambatan ketika letak gambut semakin dalam. Hal ini dikarenakn

7
semakin dalam letak dari gambut, maka saturasi air akan semakin besar sehingg
gambut akan semakin basah dan meningkatkan nilai hantar listrik yang berefek pada
menurunnya nilai hambatan.

b. Lapisan terduga mengandung air tanah (kedalaman 6.91-69.7 meter)


Lapisan ini memiliki ketebalan yang cukup besar sekitar 62.8 meter. Terdiri dari 7
lapisan dengan nilai resistivitas berkisar anatar 0.791-2.3 ohm.m. Di site GL-09,
lapisan pembawa air berada pada kedalaman yang cukup tebal,berkisar sekitar 62.8
meter. Karena tiingginya air pada lapisan in serta berada pada lingkungan aluvium
muda yang berasosiasi dengan gambut, maka kemungkinan besar air tanah
diwilayah ini bersifat cukup asam dan pH nya cukup rendah. Hal ini mengingat pada
wilayah ini komponen air akan beperan sebagai reduktor bagi material gambut
dalam kondisi miskin oksigen. Sehingga pH menjadi asam. Kondisi ini juga
menjadikan kandungan ion dalam air berlimpah sehingga menjadi lebih mudah
dalam menghantarkan listrik dikarenakan berada dalam kondisi yang miskin
oksigen atau anoksik maka terjadi reduksi pada material gambut oleh air sehingga
nantinya lapisan air tanah ini akan meiliki kandungan ion H+ dalam jumlah cukup
banyak yang berakibat pada turunnya pH air dan lingkungan. Tingginya ion H+ juga
menjadikan transfer ion sebagai bagian dari pergerakan muatan menjadi lebih baik
sehingga konduktivitasnya baik dan resistivitasnya juga menjadi lemah.

c. Lempung
Lempung adalah material semi-konsolidasi sampai tidak terkonsolidasi berukuran <
1/256 mm. Lempung tersusun dari mineral lempung yang merupakan mineral
hidro-alumina-filosilikat. Permeabilitias dari lempung cukup buruk, sehingga
lempung berperan sebagai perangkap agar air tidak lolos semakin dalam. Lempung
pada GL-09 memiliki resistivitas 34.8 ohm.m. hal yang menyebabkna nilai
hambatan cukup besar ialah meskipun cukup basah, Lempung memiliki mineral
dengan susunan atom yang berikatan satu sama lain sehingga jumlah elektron bebas
yang tidak cukup banyak sehingga transfer ion dan elektron kurang baik sehingga
perpindahan muatan tidak berjalan baik. Hal ini menyebabkan lempung kurang
konduktif.

8
d. Batu Pasir
Batu pasir adalah batuan dengan matriks dan fragmen berukuran berkisar ¼-2 mm.
batu pasir pada GL-09 memiliki nilai resistivitas 117. Hal yang menyebabkan
tingginya nilai resistivitas adalah kandungan air yang tidak banyak serta juga sama
seperti lempung, pada dasarnya mineral penyusun batu pasir susunan atom yang
berikatan satu sama lain sehingga jumlah elektron bebas yang tidak cukup banyak
sehingga transfer ion dan elektron kurang baik sehingga perpindahan muatan tidak
berjalan baik. Namun nilai resistivitas batu pasir akan bisa lebih kecil jika ada fluida
atau kandungan material konduktif lain tyang berada dalam batu pasir tersebut

.
Tabel 1 Data hasil pengolahan Geolistrik dan dugaan litologinya

Nilai Rho Ap Ketebalan (m) Kedalaman (m) Dugaan litologi


(ohm)
37.4 0.511 0.511 Gambut
23.8 0.316 0.827 Gambut
28.2 6.08 6.91 Gambut / Lempung
(?)
1.02 1.83 8.73 Dugaan Air Tanah
2.3 22.2 30.9 Dugaan Air Tanah
2 9.62 40.5 Dugaan Air Tanah
0.905 8.46 49 Dugaan Air Tanah
1.23 4.15 53.1 Dugaan Air Tanah
0.791 3.98 57.1 Dugaan Air Tanah
1.09 12.6 69.7 Dugaan Air Tanah
34.8 31.2 101 Lempung
117 31.4 132 Batu Pasir

9
BAB IV PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan praktikum Praktikum Resistivitas Geolistrik dengan konfigurasi Schumberger


adalah sebagai berikut:

1. Lapisan terduga mengandung air tanah berada pada kedalaman 6.91-69.7 meter dan
ketebalan 62.8 meter ditandai dengan nilai resistivitas 0.791-2.3 ohm.m. hal ini
disebabkan selain karena banyaknya kandungan air, kontak dengan lapisa gambut
menyebabka pH air juga menjadi masam dan meningkatkan konduktivitas.
2. Lempung menjadi lapisan penghalang atau seal yang berada pada kedalaman 69.7
sampai 101 meter.
3. Susunan atom yang berikatan satu sama lain sehingga jumlah elektron bebas yang
tidak cukup banyak sehingga transfer ion dan elektron kurang baik sehingga
perpindahan muatan tidak berjalan baik. Hal ini menyebabkan material kurang
konduktif.
4. Berdasarkan data geolistrik, stratigrafi kawasan GL-09 tersusun dari
a. Gambut
b. Lapisan mengandung air
c. Lempung
d. Batu pasir

10
DAFTAR PUSTAKA

Hillel, D. (1972). The field water balanced and water use efficiency. Optimizing the Soil
Physical Environment Toward Greater Crop Yields, 79-100.

Lowrier, W. (2007). Fundamental of Geophysics. New York: Cambridge University Press.

Puradimaja, D., & Irawan, D. E. (2012). Hidrogeologi Umum. Bandung: ITB.

11
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai