MINGGU KE-4
Asisten Praktikum
1. Muchammad Rachmansyah Putra (15117025)
2. Alifah Saarah (15117049)
Disusun Oleh:
Agim Yustian Bakhtiar (118150026)
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I PENDAHULUAN
Manusia pada awalnya mulai mencari mata air sebagai sumber air namun manusia
menyadari tidak semua tempat memiliki mata air. Lalu manusia mengetahui bahwa dengan
menggali sampai kedalaman tertentu, maka manusia mendapatkan air. Sumbernya disebut
dengan sumur. Seiring bertambahnya waktu, manusia makin bertambah pesat dan kebutuhan
air semakin banyak. Manusia sadar jika hanya mengandalkan air dari sumur galian akan sangat
kurang sehingga manusia berusaha menggunakan peralatan drilling. Namun, harganya cukup
mahal sehingga perlu adanya perencanaan sehingga nantinya hasil yang didapat memuaskan.
Sehingga kemudian manusia menggunakan berbagai metode untuk mencari tahu letak dari
lapisan yang mengandung air tanah cukup banyak. Salah satunya adalah metode geolistrik.
Sebagai seorang calon ahli geologi, mahasiswa teknik geologi setidaknya harus
memahami prinsip dasar pencarian air tanah dengan metode schlumberger serta mampu
mengolah data keluaran serta menginterpretasikan data sehingga dapat diketahui dimana letak
lapisan yang mengandung air tanah tersebut.
1
1.2 Tujuan
Tujuan dari Praktikum Resistivitas Geolistrik dengan konfigurasi Schumberger adalah:
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum neraca air tanah adalah:
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Air tanah tidak terlepas kaitannya dengan batuan yang menjadi media penyimpanannya.
Berdasarkan karakteristik sifat material dan kemampuannya meloloskan air tanah, batuan
dikenal menjadi beberapa jenis yaitu:
a. Akuifer; merupakan batuan dengan karakteristik porous dan permeabilitas yang baik
sehingga mampu mengalirkan dan menyimpan air dalam jumlah ekonomis.
b. Akuitar; merupakan batuan yang memiliki kemampuan meloloskan air serta
menyimpannya. Namun tidak seperti akuifer, akuitar hanya bisa dalam jumlah yang
terbatas.
c. Akuiklud; adalah lapisan batuan yang mampu menyimpan air namun tidak mampu
meloloskan air.
d. Akuifug; adalah lapisan yang tidak dapat menyimpan dan meloloskan air.
2.2 `Geolistrik
Geolistrik adalah suatu metode geofisika yang memanfaatkan prinsip kelistrikan
material bumi sepert hambatan jenis untuk determinasi susunan subsurface dari lapisan bumi.
Metode geolistrik, tidak lepas dari perkembangan dan penemuan prinsip prinsip fisika
3
kelistrikan dan magnet material seperti hukum coloumb dan hukum ohm (Lowrier, 2007).
Dalam metode geolistrik, terdapat beberapa hukum dan prinsip dasar yang menjadi dasar
metode geolistrik yaitu:
1. Hukum Coloumb
Hukum coloumb dalah hukum yang menjelaskan fenomena ada gaya yang
diakibatkan adanya muatan tiap partikel. Coloumb menetapkan persamaan yang
menyatakan bahwa interaksi antara 2 partikel bermuatan dengan satuan coloumb
adalah sebanding dengan muatan dari dua partikel dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak. Coloumb sendiri dapat diartikan sebagai satuan arus yang mengalir
setiap detiknya.
2. Medan listrik dan Potensial
Pertama kali diperkenalkan oleh michael faraday. Beliau menunjukkan adanya suatu
bentuk garis yang disebut sebagai medan listrik dimana setiap radius yang sama
maka nilai akan selalu sama. Hal ini dikenal dengan equipotensial.
3. Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah hukum yang menjelaskan hambatan dalam arus listrik. Hukum
ini diperkenalkan oleh ilmuwa Jerman bernama George Simon Ohm. Dalam hukum
ini juga dijelaskan bagaimana adanya faktor penghambat yang dipengaruhi oleh sifat
material yang membuat arus yang mengalir pada setiap jenis material berbeda beda
pada setiap beda potensial yang sama. Hal ini diakibatkan adanya faktor dari
elektron bebas yang dimiliki oleh material. Sifat ini berkaitan dengan konduktivitas
material. Setiap bahan memiliki nilai tahanan jenis masing masing yang disebut
sebagai resistivitas, yaitu resistensi yang dinormalisasi dengan faktor geometri
material.
4. Prinsip konduktivitas material
Sifat konduksi material adalah kecenderungan respon material ketika terdapat arus
atau aliran elektron yang melewati material.
Sifat sifat tersebut adalah:
1. Konduksi elektronik, ada pada metal
2. Konduksi dielektrik, ada pada material insulator/isolator
3. Konduksi elektrolit, ada pada larutan
4
Berdasarkan ada atau tidaknya elektron bebas dan perilaku respon, material dapat
dibagi menjadi
a. konduktor
b. semi-konduktor
c. isolator
Ciri utama dari konfigurasi ini adalah jarak antara AC dab DB sama besar dengan nilai
eksentrisitas 1/3-1/5. Konfigurasi ini sering dipakai dalalam Vertical Electrical Sounding
dimana untuk melihat variasi resistivitas secara vertikal. Sehingga konfigurasi ini sangat baik
digunakan untuk determinasi kedalaman lapisan dari struktur batuan untuk melihat properti
lapisan serta kedalaman air tanah (Lowrier, 2007)
5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari data tersebut, data kemudian dimasukkandalam software pengolah data geolistrik yaitu
IP2WIN. Maka nanti didapatkan data sebagai berikut
6
Data tersebut kemudian diolah unduk mendapatkan garis regresi yang memiliki nilai error
dibawah 30%. Dengan cara menyesuaikan besar nilai hambatan jenis yang ada serta kedalaman.
Hasil dari pengolahan data akan menjadi sebagai berikut
Dari data yang telah diolah didapat data bahwa data ini memiliki penetrasi sampai kurang lebih
132 meter dengan nilai error 11.8%
3.2 Pembahasan
Dari data yang telah diolah tersebut didapatkan data seperti yang ditampilkan pada tabel
1, maka dapat dilihat bahwa titik site GL-09 memiliki 12 lapisan berdasar nilai hambatannya
yang terbagi menjadi 4 kelompok besar yaitu Tanah gambut, Lempung, lapisan berisi air tanah
serta batupasir. Dari data tersebut dibuat range data yang memperlihatkan tren berupa
7
semakin dalam letak dari gambut, maka saturasi air akan semakin besar sehingg
gambut akan semakin basah dan meningkatkan nilai hantar listrik yang berefek pada
menurunnya nilai hambatan.
c. Lempung
Lempung adalah material semi-konsolidasi sampai tidak terkonsolidasi berukuran <
1/256 mm. Lempung tersusun dari mineral lempung yang merupakan mineral
hidro-alumina-filosilikat. Permeabilitias dari lempung cukup buruk, sehingga
lempung berperan sebagai perangkap agar air tidak lolos semakin dalam. Lempung
pada GL-09 memiliki resistivitas 34.8 ohm.m. hal yang menyebabkna nilai
hambatan cukup besar ialah meskipun cukup basah, Lempung memiliki mineral
dengan susunan atom yang berikatan satu sama lain sehingga jumlah elektron bebas
yang tidak cukup banyak sehingga transfer ion dan elektron kurang baik sehingga
perpindahan muatan tidak berjalan baik. Hal ini menyebabkan lempung kurang
konduktif.
8
d. Batu Pasir
Batu pasir adalah batuan dengan matriks dan fragmen berukuran berkisar ¼-2 mm.
batu pasir pada GL-09 memiliki nilai resistivitas 117. Hal yang menyebabkan
tingginya nilai resistivitas adalah kandungan air yang tidak banyak serta juga sama
seperti lempung, pada dasarnya mineral penyusun batu pasir susunan atom yang
berikatan satu sama lain sehingga jumlah elektron bebas yang tidak cukup banyak
sehingga transfer ion dan elektron kurang baik sehingga perpindahan muatan tidak
berjalan baik. Namun nilai resistivitas batu pasir akan bisa lebih kecil jika ada fluida
atau kandungan material konduktif lain tyang berada dalam batu pasir tersebut
.
Tabel 1 Data hasil pengolahan Geolistrik dan dugaan litologinya
9
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
1. Lapisan terduga mengandung air tanah berada pada kedalaman 6.91-69.7 meter dan
ketebalan 62.8 meter ditandai dengan nilai resistivitas 0.791-2.3 ohm.m. hal ini
disebabkan selain karena banyaknya kandungan air, kontak dengan lapisa gambut
menyebabka pH air juga menjadi masam dan meningkatkan konduktivitas.
2. Lempung menjadi lapisan penghalang atau seal yang berada pada kedalaman 69.7
sampai 101 meter.
3. Susunan atom yang berikatan satu sama lain sehingga jumlah elektron bebas yang
tidak cukup banyak sehingga transfer ion dan elektron kurang baik sehingga
perpindahan muatan tidak berjalan baik. Hal ini menyebabkan material kurang
konduktif.
4. Berdasarkan data geolistrik, stratigrafi kawasan GL-09 tersusun dari
a. Gambut
b. Lapisan mengandung air
c. Lempung
d. Batu pasir
10
DAFTAR PUSTAKA
Hillel, D. (1972). The field water balanced and water use efficiency. Optimizing the Soil
Physical Environment Toward Greater Crop Yields, 79-100.
11
Lampiran