Anda di halaman 1dari 6

Bakhtiar, A.Y.

Taksonomi Dan Orientasi Tubuh Makhluk Hidup

TAKSONOMI DAN ORIENTASI TUBUH MAKHLUK HIDUP

Agim Yustian Bakhtiar1.a, Yana Melynia Situmeang1 , Eva Yanti1 , Lammartu Satria Sagala1 ,
Adam Nicky Hermansyah1 , Arjun Purwoko1 , Valda Artamevia1 , Aditya Ganda Agustin1 , Simon
Fedrik1. Jathinsun Pasaribu1, Junelly Limbong A.E1 , Febby Wahyuningtyas Pratiwi1
1
Program Studi Teknik Geologi, Jurusan Teknogi Produksi dan Industri, Institut Teknologi Sumatera
a
Email: agim.118150026@student.itera.ac.id

Abstract
Taxonomy is a system that put living organism in order with grouping them with other living
organism which has same characteristic. This system organize the grouping based on some
basis like shape of body, similarity between morphological and physiological structure, and
biochemical structure also body orientation. In this experiment, we try to simulate mechanism
of taxonomy and simulation of living organism body orientation with simple material like fish,
organism card, impraboard, animal-shape toy,snail, and chili plant. Also, we did some small
surgical procedur on fish to saw their inner organs. The result is we know about mechanism of
taxonomy and body orientation of living organism.

Keyword: Taxonomy, body orientation, living organism, surgical procedur

Abstrak
Taksonomi adalah sebuah sistem yang mengatur pengelompokkan makhluk hidup. Sistem ini
mengatur pengelompokkan berdasarkan beberapa dasar seperti bentuk tubuh, mobilitas,
kesamaan struktur morfologi dan fisiologi, serta struktur biokimia juga orientasi tubuh. Pada
percobaan ini, kami mencoba menyimulasikan bagaimana mekanisme dari taksonomi serta
bagaimana orientasi tubuh dari beberapa organisme dengan alat dan bahan sederhana yang
mudah di dapat seperti ikan, kartu organisme, papan impraboard , mainan hewan, bekicot, dan
tanaman cabai. Selain itu juga dilakukan pembedahan ikan untuk melihat organ tubuh pada ikan
tersebut. Hasil dari percobaan ini adalah kami mengetahui bagaimana mekanisme taksonomi
sederhana dan juga mengetahui orientasi arah tubuh dari organisme.

Katakunci: taksonomi, orientasi tubuh, organisme hidup, prosedur pembedahan

1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak jaman awal munculnya peradaban, manusia selalu mengandalkan hayati sebagai
sumber dari pemenuhan kebutuhannya. Untuk memudahkan dalam memanfaatkan
berbagai sumber daya hayati, manusia menciptakan sistem sistem pengelompokkan
organisme yang bertujuan untuk menggolongkan berbagai makhluk hidup sehingga
dapat diidentifikasi. Pengelompokkan ini dinamakan taksonomi. Dalam taksonomi
sendiri, pengelompokkan dilakukan berdasarkan beberapa dasar seperti bentuk tubuh,
mobilitas, kesamaan struktur morfologi dan fisiologi, serta struktur biokimia juga
orientasi tubuh. Orientasi bentuk tubuh terutama adalah suatu upaya determinasi
organisme dengan melihat simetri yang dimiliki organisme tersebut. Hal ini penting
dilakukan sebagai upaya inventarisasi sumber daya hayati sehingga nantinya dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan manusia itu sendiri sehingga manusia perlu untuk
mempelajarinya. Selain itu, taksonomi dan determinasi orientasi juga penting dalam
upaya inventarisasi fosil. Karena pentingnya taksonomi dan determinasi orientasi tubuh
untuk itu dilakukan praktikum ini untuk memecahkan permasalahan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan pada praktikum ini berkutat pada:
1. Apa itu taksonomi dan bagaimana aplikasinya,
2. Bagaimana cara menentukan orientasi tubuh organisme.

1.3 Maksud dan Tujuan


Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui apa itu taksonomi beserta
aplikasinya serta menentukan orientasi tubuh dari beberapa organisme.

1.4 Potensi dan Manfaat Praktikum


Potensi dan manfaat dari praktikum adalah
1. Sebagai sebuah media pembelajaran atas taksonomi dan penentuan orientasi tubuh
organisme.
2. Sebagai model dan simulasi dalam teknis pengenalan terhadap taksonomi serta
pembelajaran lanjutan terhadap orientasi tubuh organisme.

1.5 Tinjauan Pustaka


Dalam kehidupannya, manusia selalu menggunakan sumber daya hayati dalam
pemenuhan kebutuhannya. Dalam praktiknya, ada banyak jenis sumber daya hayati
berupa organisme yang ditemui dalam kehidupan sehari hari. Sehingga manusia
memerlukan suatu sistem yang mampu digunakan untuk mengelompokkan organisme
organisme ini dalam suatu kumpulan agar manusia mampu mendeterminasi atau
mengenali organisme tersebut. Sistem ini disebut sebagai taksonomi. Taksonomi adalah
sebuah sistem yang secara etimologi berasal dari dua kata taxon (pengelompokan)
nomos( aturan) yang secara umum diartikan sebagai suatu pengaturan pengelompokan
organisme dalam suatu grup yang yang didasarkan pada kesamaan ciri tertentu (Mason,
2018). Dalam taksonomi sendiri pengelompokan dimulai dari suatu kelompok besar
yang dinamakan sebagai kingdom. Berlanjut dalam hierarki ini phyllum/divisio, classis,
ordo, famili,genus, species, var (Ray, 2008). Taksonomi dilakukan sebagai salah satu
upaya determinasi untuk mengenali kelompok organisme yang dapat digunakan dalam
berbagai tujuan salah satunya dalam bidang paleontologi dalam hal ini fosil (Stearn,
1989). Dasar dari pengelompokkan dalam taksonomi bentuk tubuh, mobilitas, kesamaan
struktur morfologi dan fisiologi, serta struktur biokimia juga orientasi tubuh dalam hal ini juga
termasuk adalah simetri dari tubuh organisme. (Raham, 2009). Orientasi tubuh menjadi sebuah
petunjuk penting dalam mengidentifikasi suatu organisme.

2. HASIL DAN PEMBAHASAN


2.1 Taksonomi
Dalam aktivitas percobaan ini, digunakan beberapa alat sederhana untuk
menyimulasikan sistem taksonomi yang nantinya akan mengelompokkan organisme
organisme kedalam beberapa kelompok. Kelompok identifikasi dalam percobaan ini
ada dalam 5 kelompok besar yang digunakan yaitu kelompok dari sistem 5 kingdom
yang dicetuskan oleh R.H Whittaker tahun 1969. Alat yang digunakan dalam percobaan
ini adalah sebuah papan impraboard, dan satu set kartu bergambar organisme beserta
nama ilmiahnya. Kelompok praktikum diminta untuk mengelompokkan organisme
organisme tersebut dalam grup yang telah disediakan.

Gambar 2.1.1 Pengelompokkan organisme dalam tingkatan takson yang telah ditentukan

Pengelompokkan organisme dilakukan dalam mode tingkat taksonomi kingdom, yaitu


mengelompokkan organisme ke dalam kingdom yang sesuai. Dalam hal ini ada lima
kingdom yaitu monera, protista, plantae, animalia,dan fungi. Setiap orang diberi
sejumlah kartu bergambar lalu harus mengelompokkan organisme sesuai dengan
kingdom masing masing. Hasilnya ialah terkelompoknya kartu kartu tersebut dalam
lima kelompok yang berbeda. Dasar pengelompokkan ini adalah adanya kesamaan ciri
dari kelompok kingdom yang sama, tentu akan memiliki ciri dasar yang sama. Hal
tersebut yang menyebabkan dapat dikelompokkannya organisme. Seperti pada kingdom
animalia, ciri utamanya adalah memiliki tubuh multi seluler, eukariot, organisme
heterotrof,dan bersifat umumnya mobile. Plantae dikenal sebagai organisme yang
memiliki daun dan klorofil, memiliki tubuh multiseluler, eukariot dan organisme
autotrof. Fungi adalah kelompok organisme dengan ciri multi atau uniseluler, heterotrof
( parasit atau saprofit), dinding sel berasal dari kitin, memiliki struktur tubuh untuk
absorber. Monera sebagai kingdom para bakteri, dengan ciri prokariotik, uniseluler
soliter maupun koloni. Sedangkan protista, memiliki ciri sebagai organisme uniseluler
soliter maupun koloni, eukariotik. Ciri ciri tersebut yang menjadi dasar dalam
pengelompokan kartu kartu organisme tersebut. Dalam praktiknya, masih terdapat
kesalahan dalam pengelompokan akibat kurang jelasnya gambar dari alat peraga.
Namun, secara garis besar gambar dapat dikelompokkan dengan baik. Dalam
paleontologi, taksonomi berguna dalam mengetahui jenis dari fosil tersebut dari
kelompok organisme jenis apa. Determinasi ini dilakukan dengan metode kunci
determinasi dikotom. Bentuknya seperti pertanyaan berulang yang merupakan sistem
chain yang terus berulang sampai seluruh ciri cocok dengan deskripsi tabel dikotom
tersebut. Metode ini adalah metode determinasi modifikasi yang sangat berguna untuk
mengetahui spesies dari fosil tersebut dan merupkan aplikasi taksonomi dalam
paleontologi.
2.2 Orientasi tubuh
Dalam aktivitas ini, dilakukan penentuan orientasi tubuh organisme. Hal ini penting
dalam determinasi spesies dengan melihat kaidah anatomi dasar organisme. Dalam
aktivitas ini dilakukan dengan menyiapkan beberapa spesimen serta impraboard.
Spesimen yang digunakan adalah ikan, tanaman cabai, mainan berbentuk hewan, dan
bekicot. Hewan diletakkan dalam suatu sistem salib sumbu yaitu sumbu transversal, dan
longitudinal.

Gambar 2.2.1 orientasi ikan Gambar 2.2.2 organ dalam ikan Gambar 2.2.3 orientasi model

Gambar 2.2.4 orientasi bekicot Gambar 2.2.5 orientasi cabai

Dengan melihat kedudukan organisme pada sumbu, maka dapat dideterminasi


bagaimana dan apa saja orientasi yang dimiliki organisme. Umumnya organisme
dengan tipikal pertumbuhan memanjang dan melebar serta meninggi proporsional
seperti kebanyakan hewan akan memiliki orientasi bagian anterior (depan),
posterior(belakang), dostral (punggung), ventral (perut), dan jika memiliki alat gerak
maka akan memiliki orientasi proximal (mendekati batang badan) seperti bagian
pangkal paha atau bahu, dan distal (menjauhi batang badan) seperti kaki dan tangan.
Pada umumnya hewan yang digunakan pada percobaan ini memiliki simetri belah
bilateral yang dimana akan memiliki potongan belah identik jika dibelah dari bidang
longitudinal (dibelah dari punggung). Hal ini dibuktikan dengan pembelahan spesimen,
yaitu ikan. Saat dibelah dari bagian dorsal sampai ventral, ikan memiliki belahan yang
sama persis ukurannya dan bidangnya(gambar 3). Sedangkan jika pada organisme yang
tipikal pertumbuhannya meninggi dan tidak proporsional dengan pertambahan lebar dan
panjang, maka simetri belah organisme adalah radial (membulat). Dalam hal ini, adalah
tumbuhan cabai yang jika ditinjau dari batangnya maka akan terlihat simetri belah
radial jika dilakukan uji belah penampang. Penentuan orientasi berperan dalam
identifikasi post-mortem organisme. Dalam identifikasi post-mortem, dengan
mencocokkan bagian tubuh jasad organisme pada kedudukan dan orientasi awal
organisme, maka jasad dapat di rekonstruksi dalam bentuk permodelan utuh. Sehingga
ketika mendapat suatu bagian yang berasosiasi dengan orientasi tubuh tertentu maka
kedudukan awal dari bagian itu terhadap jasad mampu ditentukan. Hal ini sering
dimanfaatkan dalam rekonstruksi fosil tulang hewan purba. Dengan mengidentifikasi
jenis tulang dan orientasinya terhadap tubuh, maka tubuh organisme dapat dimodelkan
dikomputer dengan bantuan software sehingga nantinya didapat gambaran dan wujud
asal organisme sebelum mati. Hal ini juga sering ditemui dalam mekanisme
penyelidikan forensik.

3. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum ini
1. Taksonomi dilakukan dengan mengelompokkan organisme dalam kelompok yang
memiliki kesamaan ciri ciri tertentu.
2. Determinasi dalam taksonomi dilakukan dengan metode metode kunci determinasi
dikotom.
3. Sistem orientasi tubuh dilihat dari kedudukan anatomi dalam sumbu tubuh.
4. Terdapat dua jenis simetri tubuh pada organisme yaitu simetri bilateral dan simetri
radial.

4. REFERENSI
Mason, K. A., 2018. Understanding Biology. 2nd ed. New York: McGraw-Hill Education.
Raham, G., 2009. Fossil. New York: Infobase Publishing.
Ray, A. K., 2008. Fossil in Earth Sciences. New Delhi: PHI Learning Private Limited.
Stearn, C. W., 1989. Paleontology: The Record of Life. Montreal: Jhon wiley & son inc..

Anda mungkin juga menyukai