Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PERANCANGAN SISTEM DRAINASE

DRAINASE BANJIR YANG TERJADI DI KOMPLEK GBI

TUGAS 2
Diajukan sebagai syarat untuk Mata Kuliah Perancangan Sistem Drainase
Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Jenderal Achmad Yani

DISUSUN OLEH :

NURUL AINI FATMAWATI

NIM. 2411 16 1 137

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah
melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita, sehingga penulis bisa menyelesaikan
Makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Perancangan Drainase.

Tujuan dari penyusunan makalah ini guna memenuhi salah satu syarat untuk bisa
menempuh pembalajaran pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas
Jenderal Achmad Yani (UNJANI).

Didalam pengerjaan makalah ini telah melibatkan banyak pihak yang sangat membantu
dalam banyak hal. Oleh sebab itu, disini penulis sampaikan rasa terima kasih sedalam-
dalamnya kepada :

1. Bapak Ronni IS. Ronno Hadinagoro, Ir., MT. selaku ketua jurusan Teknik Sipil
Universitas Jenderal Achmad Yani;
2. Ibu Agustine Purwanti, Ir., MT selaku dosen pengampu;
3. Orang tua dan keluarga besar yang memberikan do’a serta dukungan kepada
penulis;
4. Semua pihak yang telah membantu namum tidak bisa disebutkan satu persatu.

Bandung, Februari 2020

( Penulis )

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah ............................................................................................................... 1

1.3 Maksud Penelitian ............................................................................................................... 2

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................................... 2

1.5 Lokasi.................................................................................................................................. 2

BAB 2 LANDASAN TEORI .................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Drainase ............................................................................................................ 3

2.2 Tujuan Drainase .................................................................................................................. 4

2.3 Pengertian Banjir ................................................................................................................ 4

2.3.1 Jenis Banjir....................................................................................................................... 6

2.3.2 Penyebab Terjadinya Banjir ............................................................................................. 8

2.3.3 Dampak yang Ditimbulkan Oleh Banjir ........................................................................ 10

2.3.4 Penanggulangan Banjir .................................................................................................. 11

BAB 3 PEMBAHASAN ......................................................................................................... 12

3.1 Pembahasan....................................................................................................................... 12

3.1.1 Jenis – Jenis Sampah ..................................................................................................... 12

3.2.3 Cara mencegah atau menanggulangi banjir dan pencemaran air .................................. 13

BAB 4 PENUTUPAN............................................................................................................. 14

4.1. Kesimpulan ...................................................................................................................... 14

ii
4.2. Saran ................................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 17

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saluran drainase adalah salah satu bangunan pelengkap pada ruas jalan dalam
memenuhi salah satu persyaratan teknis prasarana jalan. Saluran drainase jalan raya
berfungsi untuk mengalirkan air yang dapat mengganggu pengguna jalan, sehingga
badan jalan tetap kering. Pada umumnya saluran drainase jalan raya adalah saluran
terbuka dengan menggunakan gaya gravitasi untuk mengalirkan air menuju outlet.
Distribusi aliran dalam saluran drainase menuju outlet ini mengikuti kontur jalan raya,
sehingga air permukaan akan lebih mudah mengalir secara gravitasi.

Manajemen sampah yang tidak bagus dapat menyebabkan tersumbatnya sistem


drainase, yang bisa menyebabkan meluapnya air akibat berkurangnya debit air yang
dapat ditampung dan disalurkan oleh drainase.

Banjir adalah aliran Air yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau
saluran. Aliran yang dimaksud disini adalah aliran air yang sumbernya bisa dari mana
saja. Dan air itu keluar dari sungai atau saluran karena sungai atau salurannya sudah
melebihi kapasitasnya. Kondisi inilah yang disebut banjir.

1.2 Rumusan masalah


Rumusan masalah dalam penulisan ini yaitu:

1. Apa yang menyebabkan banjir terjadi ?


2. Faktor-faktor apa saja yang dapat memicu terjadinya banjir ?
3. Bagaimana cara menngantisipasi banjir ?
4. Bagaimana cara menanggulangi banjir ?
5. Dampak terjadinya banjir ?

1
1.3 Maksud Penelitian
Maksud dari tugas drainase ini adalah agar dapat mengerti dan memahami sistem
drainase banjir.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan pada penulisan ini yaitu bertujuan untuk mengetahui apa yang menyebabkan
banjir sering kali terjadi agar kita mengetahui cara-cara mengantisipasi dan
menanggulangi banjir.

1.5 Lokasi
Lokasi studi dalam penelitian ini yaitu komplek GBI. Berikut peta lokasi komplek GBI
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

2
BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Drainase


Drainase saluran terbuka adalah sistem saluran yang permukaan airnyaterpengaruh
dengan udara luar (atmosfir). Drainase saluran terbuka biasanya mempunyai luasan
yang cukup dan digunakan untuk mengalirkan air hujan atau air limbah yang tidak
membahayakan kesehatan lingkungan dan tidak mengganggu keindahan.saluran ini
yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak didaerah yang mempunyai
luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak membahayakan
kesehatan/ mengganggu lingkungan.

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan kompenen penting dalam
perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya).Drainase secara umum
didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air
yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu.

Drainase berasal dari bahasa Inggris drainage yang mempunyai arti mengalirkan,
menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, sistem drainase dapat
didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi
dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat
difungsikan secara optimal.

Drainase juga dapat diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam
kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan salah satu cara pembuangan
kelebihan air yang tidak di inginkan pada suatu daerah, serta caracara penaggulangan
akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Dari sudut pandang yang lain,
drainase adalah salah satu unsur dari perasana umum yang dibutuhkan masyarakat kota
dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat.

3
Saluran terbuka berfungsi untuk menyalurkan air yang belum tercemar atau kualitasnya
tidak membahayakan. Lokasinya terletak pada daearh yang masih tersedia lahan seta
tidak pada daerah yang sibuk.

2.2 Tujuan Drainase


Drainase memiliki beberapa tujuan antara lain sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kesehatan lingkungan permukiman.


2. Pengendalian kelebihan air permukaan dapat dilakukan secara aman, lancar dan
efisien serta sejauh mungkin dapat mendukung kelestarian lingkungan.
3. Dapat mengurangi/menghilangkan genangan-genangan air yang menyebabkan
bersarangnya nyamuk malaria dan penyakit-penyakit lain, seperti: demam
berdarah, disentri serta penyakit lain yang disebabkan kurang sehatnya lingkungan
permukiman.
4. Untuk memperpanjang umur ekonomis sarana-sarana fisik antara lain : jalan,
kawasan permukiman, kawasan perdagangan dari kerusakan serta gangguan
kegiatan akibat tidak berfungsinya sarana drainase.
5. Menjamin kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
6. Melindungi alam dan lingkungan seperti tanah, kualitas udara dan kualitas air.
7. Menghidari bahaya, kerusakan materil, kerugian dan beban-beban lain yang
disebabkan oleh amukan limpasan banjir.
8. Memperbaiki kualitas lingkungan
9. Konservasi sumber daya air

2.3 Pengertian Banjir


Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang
banyak dialiri oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir dapat didefinisikan
sebagainya hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan
bumi kawasan tersebut.

Dalam cakupan pembicaraan yang luas, kita bisa melihat banjir sebagai
suatu bagian dari siklus hidrologi, yaitu pada bagian air di permukaan Bumi yang

4
bergerak ke laut. Dalam siklus hidrologi kita dapat melihat bahwa volume air
yang mengalir di permukaan Bumi dominan ditentukan oleh tingkat curah hujan,
dan tingkat peresapan air ke dalam tanah.

Air hujan sampai di permukaan Bumi dan mengalir di permukaan Bumi,


bergerak menuju ke laut dengan membentuk alur-alur sungai. Alur-alur sungai
ini di mulai di daerah yang tertinggi di suatu kawasan, bisa daerah pegunungan,
gunung atau perbukitan, dan berakhir di tepi pantai ketika aliran air masuk ke
laut. Secara sederhana, segmen aliran sungai itu dapat kita bedakan menjadi
daerah hulu, tengah dan hilir.

1. Daerah hulu: terdapat di daerah pegunungan, gunung atau


perbukitan.Lembah sungai sempit dan potongan melintangnya berbentuk
huruf “V”.Di dalam alur sungai banyak batu yang berukuran besar (bongkah)
dariruntuhan tebing, dan aliran air sungai mengalir di sela-sela batu-batu
tersebut.
2. Daerah tengah: umumnya merupakan daerah kaki pegunungan, kaki gunung
atau kaki bukit. Alur sungai melebar dan potongan melintangnya berbentuk
huruf “U”. Tebing sungai tinggi. Terjadi erosi pada arahhorizontal,
mengerosi batuan induk. Dasar alur sungai melebar, dan di dasar alur sungai
terdapat endapan sungai yang berukuran butir kasar. Bila debit air meningkat,
aliran air dapat naik dan menutupi endapan sungai yang di dalam alur, tetapi
air sungai tidak melewati tebing sungai dan keluar dari alur sungai.
3. Daerah hilir: umumnya merupakan daerah dataran. Alur sungai lebar dan bisa
sangat lebar dengan tebing sungai yang relatif sangat rendah dibandingkan
lebar alur. Alur sungai dapat berkelok-kelok seperti huruf “S” yang dikenal
sebagai “meander”. Di kiri dan kanan alur terdapat dataran yang secara
teratur akan tergenang oleh air sungai yang meluap, sehingga dikenal sebagai
“dataran banjir”. Di segmen ini terjadi pengendapan di kiri dan kanan alur
sungai pada saat banjir yang menghasilkan dataran banjir. Terjadi erosi

5
horizontal yang mengerosi endapan sungai itu sendiri yang diendapkan
sebelumnya.

Dari karakter segmen-segmen aliran sungai itu, maka dapat dikatakan bahwa :

1. Banjir merupakan bagian proses pembentukan daratan oleh aliran sungai.


Dengan banjir, sedimen diendapkan di atas daratan. Bila muatan sedimen
sangat banyak, maka pembentukan daratan juga terjadi di laut di depan
muara sungai yang dikenal sebagai “delta sungai.”
2. Banjir yang meluas hanya terjadi di daerah hilir dari suatu aliran dan
melanda dataran di kiri dan kanan aliran sungai, banjir hanya terjadi di
dalam alur sungai. terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam
daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi
kapasitas saluran air, terutama di selokan sungai .

2.3.1 Jenis Banjir


Terdapat berbagai macam banjir yang disebabkan oleh beberapa hal,
Diantaranya:

1. Banjir air
Banjir yang satu ini adalah banjir yang sudah umum. Penyebab banjir ini
adalah meluapnya air sungai, danau, atau selokan sehingga air akan
meluber lalu menggenangi daratan. Umumnya banjir seperti ini disebabkan
oleh hujan yang turun terus-menerus sehingga sungai atau danau tidak
mampu lagi menampung air.
2. Banjir “Cileunang”
Jenis banjir yang satu ini hampir sama dengan banjir air. Namun banjir
cileunang ini disebakan oleh hujan yang sangat deras dengan debit air yang
sangat banyak. Banjir akhirnya terjadi karena air-air hujan yang melimpah
ini tidak bisa segera mengalir melalui saluran atau selokan di sekitar rumah
warga. Jika banjir air dapat terjadi dalam waktu yang cukup lama, maka
banjir cileunang adalah banjir dadakan (langsung terjadi saat hujan tiba).

6
3. Banjir bandang
Tidak hanya banjir dengan materi air, tetapi banjir yang satu ini juga
mengangkut material air berupa lumpur. Banjir seperti ini jelas lebih
berbahaya daripada banjir air karena seseorang tidak akan mampu berenang
ditengah-tengah banjir seperti ini untuk menyelamatkan diri. Banjir
bandang mampu menghanyutkan apapun, karena itu daya rusaknya sangat
tinggi. Banjir ini biasa terjadi di area dekat pegunungan, dimana tanah
pegunungan seolah longsor karena air hujan lalu ikut terbawa air ke daratan
yang lebih rendah. Biasanya banjir bandang ini akan menghanyutkan
sejumlah pohon-pohon hutan atau batu-batu berukuran besar. Material-
material ini tentu dapat merusak pemukiman warga yang berada di wilayah
sekitar pegunungan.
4. Banjir rob (laut pasang)
Banjir rob adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya air laut. Banjir
seperti ini kerap melanda kota Muara Baru di Jakarta. Air laut yang pasang
ini umumnya akan menahan air sungan yang sudah menumpuk, akhirnya
mampu menjebol tanggul dan menggenangi daratan.
5. Banjir lahar dingin
Salah satu dari macam-macam banjir adalah banjir lahar dingin. Banjir
jenis ini biasanya hanya terjadi ketika erupsi gunung berapi. Erupsi ini
kemudian mengeluarkan lahar dingin dari puncak gunung dan mengalir ke
daratan yang ada di bawahnya. Lahar dingin ini mengakibatkan
pendangkalan sungai, sehingga air sungai akan mudah meluap dan dapat
meluber ke pemukiman warga.
6. Banjir lumpur
Banjir lumpur ini identik dengan peristiwa banjir Lapindo di daerah
Sidoarjo. Banjir ini mirip banjir bandang, tetapi lebih disebabkan oleh
keluarnya lumpur dari dalam bumi dan menggenangi daratan. Lumpur yang
keluar dari dalam bumi bukan merupakan lumpur biasa, tetapi juga
mengandung bahan dan gas kimia tertentu yang berbahaya. Sampai saat ini,

7
peristiwa banjir lumpur panas di Sidoarjo belum dapat diatasi dengan baik,
malah semakin banyak titik-titik semburan baru di sekitar titik semburan
lumpur utama.

2.3.2 Penyebab Terjadinya Banjir


1. Saluran Air yang Buruk
Pada kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan lainnya yang kerap
terjadi biasanya dikarenakan saluran air yang mengalirkan air hujan dari
jalan ke sungai sudah tidak terawat. Banyak saluran air di perkotaan yang
tertutup sampah, memiliki ukuran yang kecil, bahkan tertutup beton
bangunan sehingga fungsinya sebagai saluran air tidak dapat berjalan
sebagaimana mestinya lalu kemudian terjadi genangan air di jalanan yang
menyebabkan banjir.
2. Daerah Resapan Air yang Kurang
Selain karena saluran air yang buruk ternyata daerah resapan air yang
kurang juga mempengaruhi suatu wilayah dapat terjadi banjir. Daerah
resapan air merupakan suatu daerah yang banyak ditanami pohon atau
yang memiliki danau yang berfungsi untuk menampung atau menyerap air
ke dalam tanah dan disimpan sebagai cadangan air tanah.
Akan tetapi karena di daerah perkotaan seiring meningkatnya bangunan
yang dibangun sehingga menggeser fungsi lahan hijau sebagai resapan air
menjadi bangunan beton yang tentunya akan menghambat air untuk masuk
ke dalam tanah. Sehingga terjadi genangan air yang selanjutnya terjadi
banjir.
3. Penebangan Pohon Secara Liar
Pohon memiliki fungsi untuk mempertahankan suatu kontur tanah untuk
tetap pada posisinya sehingga tidak terjadi longsor, selain itu pohon juga
memiliki fungsi untuk menyerap air sebagaimana telah disebutkan pada
poin sebelumnya. Jika pada wilayah yang seharusnya memiliki pohon yang
rimbun seperti daerah pegunungan ternyata pohonnya ditebangi secara liar,

8
maka sudah pasti jika terjadi hujan pada daerah tersebut air hujannya tidak
akan diserap ke dalam tanah tetapi akan langsung mengalir ke daerah
rendah contohnya daerah hilir atau perkotaan dan perdesaan yang
menyebabkan banjir.
4. Sungai yang Tidak Terawat
Sungai sebagai media mengalirnya air yang tertampung dari hujan dan
saluran air menuju ke laut lepas tentunya sangat memegang peranan
penting pada terjadi atau tidaknya banjir di suatu daerah. Jika sungainya
rusak dan tercemar tentu fungsinya sebagai aliran air menuju ke laut akan
terganggu dan sudah dipastikan akan terjadi banjir. Biasanya kerusakan
yang terjadi di sungai yaitu endapan tanah atau sedimentasi yang tinggi,
sampah yang dibuang ke sungai sehingga terjadi pendangkalan, serta fungsi
sempadan sungai atau bantaran sungai yang disalahgunakan menjadi
pemukiman warga.
5. Kesadaran Masyarakat yang Kurang Baik
Sikap masyarakat yang kurang sadar terhadap lingkungan juga ternyata
sangat berpengaruh pada resiko terjadinya banjir. Sikap masyarakat yang
kurang sadar mengenai membuang sampah agar pada tempatnya, menjaga
keasrian lingkungan, dan pentingnya menanami pohon menjadi faktor yang
sangat penting untuk terjaganya lingkungan dan agar terhindar dari bencana
banjir. Selain dapat menghindarkan banjir, sikap peduli lingkungan juga
dapat menyehatkan dan tentunya akan meningkatkan taraf hidup
masyarakatnya.
Dari kelima faktor di atas memang nampaknya kesadaran dari masyarakat untuk
menjaga lingkungan sekitar sangat penting agar dapat terhindar dari banjir.
Sangat percuma atau bahkan sia-sia jika program pemerintah dalam
menanggulangi banjir seperti membangun kanal banjir, memugar saluran air,
mengeruk sungai dari sedimentasi, dan yang lainnya jik atidak didukung oleh
kesadaran warganya terhadap menjaga lingkungan .

9
2.3.3 Dampak yang Ditimbulkan Oleh Banjir
1. Primer
Kerusakan fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk
jembatan, mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dan
kanal.
2. Sekunder
Persediaan air – Kontaminasi air. Air minum bersih mulai langka. Penyakit
- Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air. Pertanian dan
persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh kegagalan
panen. Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung kepada endapan
sungai akibat banjir demi menambah mineral tanah setempat. Pepohonan -
Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisabernapas.
Transportasi - Jalur transportasi rusak, sulit mengirimkan bantuan darurat
kepada orang-orang yang membutuhkan.
3. Dampak tersier/jangka panjang
Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena kerusakan pemukiman yang terjadi
akibat banjir; dalam sector pariwisata, menurunnya minat wiasatawan;
biaya pembangunan kembali; kelangkaan makanan yang mendorong
kenaikan harga, dll. Dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan,
ternyata banjir (banjir air skala kecil) juga dapat membawa banyak
keuntungan, seperti mengisi kembali air tanah, menyuburkan serta
memberikan nutrisi kepada tanah. Air banjir menyediakan air yang cukup
di kawasan kering dan semi-kering yang curah hujannya tidak menentu
sepanjang tahun. Air banjir tawar memainkan peran penting dalam
menyeimbangkan ekosistem di koridor sungai dan merupakan faktor utama
dalam penyeimbangan keragaman makhluk hidup di dataran. Banjir
menambahkan banyak nutrisi untuk danau dan sungai yang semakin
memajukan industri perikanan pada tahun-tahun mendatang, selain itu juga
karena kecocokan dataran.

10
2.3.4 Penanggulangan Banjir
Mencegah dan menanggulangi banjir tak dapat dilakukan oleh pemerintahsaja
atau orang perorang saja. Dibutuhkan komitmen dan kerjasama berbagaipihak
untuk menghindarkan Jakarta dan kota lain di Indonesia dari banjir besar.
Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan itu antara lain:
1. Membuang lubang-lubang serapan air;
2. Memperbanyak ruang terbuka hijau;
3. Mengubah perilaku masyarakat agar tidak lagi menjadikan sungai sebagai
tempat sampah raksasa Meninggikan bangunan rumah memang dapat
menyelamatkan harta bendakita ketika banjir terjadi, namun kita tidak
mencegah terjadinya banjir lagi.
Manusia yang mengakibatkan banjir, manusia pula yang harus bersama-
samamenyelamatkan kota. Menyelamatkan Jakarta dari banjir besar bukan hanya
karena berarti menyelamatkan harta benda pribadi, namun juga menyelamatkan
wajah bangsa ini di mata dunia.

Partisipasi seluruh elemen masyarakat harus dilakukan secara terorganisasi dan


terkoordinasi agar dapat terlaksana secara efektif. Sebuah organisasi masyarakat
sebaiknya dibentuk untuk mengambil tindakan-tindakan awal dan mengatur
peran serta masyarakat dalam penanggulangan banjir. Penanggulangan banjir
dilakukan secara bertahap, dari pencegahan sebelum banjir penanganan saat
banjir , dan pemulihan setelah banjir. Tahapan tersebut berada dalam suatu siklus
kegiatan penanggulangan banjir yang berkesinambungan, Kegiatan
penanggulangan banjir mengikuti suatu siklus (life cycle), yang dimulai dari
banjir, kemudian mengkajinya sebagai masukan untuk pencegahan sebelum
bencana banjir terjadi kembali. Pencegahan dilakukan secara menyeluruh,
berupa kegiatan fisik seperti pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai
sampai wilayah dataran banjir dan kegiatan non-fisik seperti pengelolaan tata
guna lahan sampai sistem peringatan dini bencana banjir.

11
BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan
Sampah adalah suatu bahan yang dibuang atau terbuang akibat aktivitas manusia
dan belum memiliki nilai ekonomis. Pembuangan sampah secara sembarangan
mengakibatkan banjir pada musim hujan dan pencemaran air. Banjir terjadi
karena sungai terlalu banyak sampah, sehingga tidak muat lagi untuk
menampung air. Akhirnya air pun meluber ke sekitar sungai dan terjadilah banjir.

Selain mengakibatkan banjir, sampah di sungai bisa menyebabkan pencemaran


air atau air sumur terkadang keruh. Pencemaran ialah masuk atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energy, dan komponen lain kedalam udara/air, dan
berubahnya tatanan air/udara oleh manusia dan proses alam, sehingga kualitas
air/udara kurang sesuai. Hal ini disebabkan sampah yang tercampur air baik
kering atau basah air yang tercampur menjadi kotor. dan jika air itu meluber ke
sekitar sungai dan diserap oleh tanah maka terjadilah pencemaran air atau air
sumur menjadi keruh. Air- air yang tercemar tidak baik untuk kesehatan.

3.1.1 Jenis – Jenis Sampah


berikut adalah macam macam sampah yang dapat menyebabkan terjadinya banjir :

12
1. Sampah organik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai secara
alamiah/biologis, seperti sisa makanan dan guguran daun. Sampah jenis ini juga
biasa disebut sampah basah.
2. Sampah anorganik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai
secara biologis. Proses penghancurannya membutuhkan penanganan lebih
lanjut di tempat khusus, misalnya plastik, kaleng dan styrofoam. Sampah jenis
ini juga biasa disebut sampah kering.
3. Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3): limbah dari bahan-bahan
berbahaya dan beracun seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik dan lain-lain.

3.2.3 Cara mencegah atau menanggulangi banjir dan pencemaran air


Cara mencegah dan menanggulangi banjir, berikut adalah upaya mencegah terjadinya
banjir di komplek GBI :

1. Tidak membuang sampah ke sungai.


2. Mengadakan “prokasih”.
3. Sampah kering atau plastik dapat didaur ulang.
4. Membersihkan saluran air di sekitar rumah kita
5. Mengadakan kerja bakti untuk membersihkan seluruh saluran air di desa kita
6. Mengadakan bakti sosial untuk membersihkan sungai-sungai
7. Menanam pohon-pohon untuk membantu menyerap air hujan
8. Menyediakan lahan berupa tanah untuk penyerapan air di kala hujan, dengan
kata lain tidak menembok seluruh lahan di sekitar rumah, sebagian lagi
dibiarkan berupa tanah.
9. Membuat sumur-sumur resapan untuk menampung air hujan.
10. Tidak menutup saluran irigasi sungai untuk sawah, yang dapat
menyebabkan aliran sungai terhambat dan meluap yang menyebabkan
drainase pada komplek tidak dapat menampungnya dan menyebabkan
banjir.

13
BAB 4 PENUTUPAN

4.1. Kesimpulan
Banjir hanyalah salah satu dari sekian banyak bencana alam yang sering terjadi.
Banjir sering terjadi terutama pada musim hujan dengan intensitas yang
sering dan lebat. Daerah yang menjadi langganan banjir terutama pada daerah
sekitar arus sungai. Namun daerah yang jauh dari sungai pun kadang
terkena musibah banjir juga jika curah banjir terjadi hujan yang datang terus
menerus dan sungai tidak lagi sanggup menampung banyaknya air hujan.
Bencana banjir yang terjadi di Indonesia selama ini tidak semata-mata
disebabkan oleh alam, namun juga disebabkan oleh perilaku manusia itu sendiri.
Dengan demikian, maka seluruh lapisan masyarakat yang ada di Komplek GBI
serta pemerintah daerah harus bersama-sama mencegah agar bencana banjir tidak
semakin parah, dan pada akhirnya Komplek GBI bebas dari banjir.

4.2. Saran
Bencana banjir yang selama ini terjadi di Indonesia telah membawa kerugian
yang sangat besar. Melihat kondisi ini, maka pencegahan banjir adalah hala yang

14
mutlak yang harus dilakukan oleh seluruh warga kelurahan Duren Jaya guna
mencegah dan meminimalkan dampak yang akan terjadi akibat bencana banjir.
Adapun hal-hal yang harus kita lakukan untuk mencegah bencana banjir adalah
sebagai berikut:
1. Mencegah terjadinya pendangkalan sungai,
2. Tidak membuang sampah sembarangan termasuk di aliran sungai.
3. Membuat saluran air yang memadai.
4. Membuat tanggul yang baik.
5. Tidak menyumbat irigasi untuk kebutuhan sawah belaka.

15
DAFTAR PUSTAKA

Harijanto, Didik. Perencanaan Sistem Drainase Saluran Rungkut Medokan. Skripsi.


Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh November.

Karnisah Iin, 2010. Aliran Dalam Saluran Terbuka. KBK Sumber Daya Air Jurusan
Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung.

Lusiana Diah, 2006. Studi Efektifitas Saluran Pelangwot Untuk Pengendalian Banjir
Sungai Bengawan Solo. Skripsi. Institut Teknologi Sumatra

Suripin, 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Andi Offset,


Yogyakarta

17

Anda mungkin juga menyukai