1
OUTLINE
02 GAMBARAN UMUM
04 RENCANA KERJA
2
01
LATAR BELAKANG &
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
3
LEGALITAS TERKAIT SISTEM DRAINASE PERKOTAAN
5
RUANG LINGKUP KAJIAN
Ruang Lingkup Kajian Saluran Drainase Perkotaan Baleendah :
01 1. Pengidentifikasikan peraturan dan kebijakan dalam pembangunan drainase
2. Pengambilan data sekunder
3. Menyusun kondisi sistem drainase seperti pola aliran, dimensi saluran,
penampang saluran, permasalah utama yang terjadi pada masing-masing
saluran;
4. Membuat peta genangan termasuk didalamnya penyebab, besaran
kerusakan/kerugian, luas, tinggi, lama, frekuensi dan waktu kejadian
genangan;
5. Melakukan analisis kondisi terhadap sistem drainase;
6. Melakukan analisis kebutuhan seperti rencana alur saluran, kala ulang
masing- masing saluran, debit rencana serta analisis perbedaan antara
kebutuhan dan kondisi yang ada;
7. Memberikan rekomendasi baik secara struktural dan non struktural yang
mendetail dan dapat dipertanggungjawabkan.
6
02
GAMBARAN UMUM
7
KONDISI WILAYAH KAJIAN
Secara administratif kecamatan Baleendah terdiri dari delapan wilayah setingkat kelurahan/desa :
• Terdiri dari 5 kelurahan yaitu kelurahan Jelekong, kelurahan Manggahang, kelurahan
02 Baleendah, kelurahan Andir dan kelurahan Warga Mekar.
• Terdiri dari 3 desa yaitu desa Malakasari, desa Bojongmalaka dan desa Rancamanyar.
• Total luas Kecamatan Baleendah adalah 41.46 Km2 atau 4146 Ha D
• Kelurahan Jelekong : kelurahan dengan luas wilayah terbesar A= 694 Ha atau 20,31%
• Desa Malakasari : Desa terkecil dengan luas wilayah 175,60 Ha atau hanya 5,14%
8
KONDISI TOPOGRAFI
• Ketinggian wilayah Kecamatan Baleendah beragam berkisar antara 600 - 715 m DPL
• Wilayah utara dan barat didominasi oleh hamparan sehingga bayak dijadikan lahan
02 persawahan, wilayah ini meliputi Desa Rancamanyar, Bojongmalaka, Malakasari dan sebagian
kecil Kelurahan Andir.
• D
Wilayah selatan merupakan wilayah perbukitan yang terhampar dari sisi barat hingga timur
yang meliputi kelurahan Baleendah, Manggahangg Jelekong dan Warga Mekar.
9
KONDISI TOPOGRAFI
Kemiringan lereng di Kec. Baleendah termasuk ke dalam kategori datar/landai
• Klasifikasi Lereng 0 - <8 Datar/Landai 54.64%
02 • Klasifikasi Lereng 8 - <15 Agak Miring 12.09%
• Klasifikasi Lereng 15 - <25 Miring 8.20%
• Klasifikasi Lereng 25 - <45 Curam
• Klasifikasi Lereng 45 ke atas Terjal
17.00%
8.08%
D
10
Karakteristik Iklim dan Curah Hujan
• PCH Ciherang-Cangkuang merupakan satu-satunya PCH yang mempengaruhi
02 hidrologi Kecamatan Baleendah
• Ketersediaan data curah hujan : hujan harian untuk 10 tahun (2008 sd 2017)
D
Hujan
No. Tahun Harian
Maksimum (mm)
1 2008 69
2 2009 75
3 2010 113
4 2011 36
5 2012 135
6 2013 125
7 2014 87
8 2015 47
9 2016 80
10 2017 81
11
Tata Guna Lahan
02
13
Permasalahan Drainase Eksisting
02
• Lokasi Genangan I (Daerah Cieunteung) : menggenangi Desa Baleendah dan Desa Andir.
Banjir di kawasan ini disebabkan luapan dari Sungai Cigado dan Sungai Citarum serta Sungai Cisangkuy. Estimasi luas
genangan (berdasarkan analisis citra google) = 82.1 Ha
• Lokasi Genangan II (Andir) : menggenangi Desa Andir
Banjir di kawasan ini disebabkan luapan dari Sungai Citarum dan Sungai Cisangkuy, serta permasalahan drainase
lokal. Estimasi luas genangan (berdasarkan analisis citra google) = 147 Ha
• Lokasi Genangan III : menggenangi Desa Bojongmalaka, Andir, dan Rancamanyar
Banjir di kawasan ini disebabkan luapan dari Sungai Citarum serta permasalahan drainase lokal. Estimasi luas
genangan (berdasarkan analisis citra google) = 78.1 Ha
• Lokasi Genangan IV : menggenangi Desa Bojongmalaka dan Rancamanyar.
Banjir di kawasan ini disebabkan luapan drainase lokal yang dipengaruhi tidak dapat mengalirnya air ke sungai
Citarum saat elevasi muka airnya tinggi. Estimasi luas genangan (berdasarkan analisis citra google) = 10.9 Ha 14
03
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
15
KERANGKA PIKIR – OULINE PLAN
Proses penyusunan rencana induk drainase perkotaan perlu memperhatikan:
1) Sistem drainase yang ada (existing drainage).
03 2) Pekerjaan drainase yang sedang dilaksanakan (on going project).
3) Perencanaan drainase yang ada (existing plans).
4) Proses penanganan pekerjaan Existing dan New Plans
5) Proses penangan perencanaan drainase baru untuk kota metropolitan, kota besar dan kota yang
mempunyai nilai strategis harus melalui penyusunan : i) Rencana Induk Sistem Drainase (Drainage
Master Plan), ii) Studi Kelayakan (studi kelayakan), iii) Rancangan teknik terinci (DED) dan iv)
implementation.
6) Proses penanganan perencanaan drainase baru untuk kota sedang dan kota kecil harus melalui
penyusunan: i) outline plan, ii) rancangan teknik terinci (DED) dan iii) implementation.
16
KERANGKA PIKIR – OULINE PLAN
17
Bagan Alir Tata Cara
Perencanaan Pembuatan Rencana Induk Drainase Perkotaan
03
18
Bagan Alir Tata Cara
Perencanaan Pembuatan Rencana Induk Drainase Perkotaan
03 Data Hidrologi Catchment Area Data Spasial Data Hidraulika Data Teknis Lainnya
19
TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
03
Pengumpulan Data:
- Peta Dasar
PERSIAPAN
- Peta Geologi Perencana Detail:
1. Administrasi - Data Hidroklimatologi - Perhitungan Hidraulik
2. Teknis Saluran
3. Penyusunan Rencana - Pemodelan
Kerja - Perencanaan Bangunan
Review Data Sekunder: Analisis Hidrologi:
- Peta Sistem Tata Air - Curah Hujan Rencana
- Identifikasi Sarana dan - Intensitas Curah Hujan
N
Pengumpulan Data Prasarana Drainase - Analisis Deibt Rencana Penyusunan Alternatif
Sekunder dan Review - Daerah Layanan Lay-out Jaringan
Studi Terdahulu - Kondisi topografi Drainase
- Tata Guna Lahan
Diskusi
- Proyeksi Demografi dan
Perkembangan Kota
- Normalisasi saluran dan
gorong-gorong
Identifikasi Kondisi Eksisting - Peninggian Elevasi jalan di Y
Sistem Drainase: lokasi genangan Pemilihan
- kapasitas saluran tidak - Penertiban bangunan liar Alternatif Lay-out
Orientsi lapangan dan memadai - Implementasi Perda tentang Dokumen Perencanaan:
Survey Pendahuluan - Geometri jalan di lokasi bangunan atau jalan masuk di 1. Laporan-laporan
genangan berupa cekungan atas saluran 2. Peta dan Gambar
- Bangunan Liar pada saluran - Pengerukan saluran
- Sampah dan sedimentasi - Implementasi Perda tentang
partisipasi masyarakat dalam
pemeliharaan saluran
Dokumen Tender:
1. Volume Pekerjaan (BOQ)
Identifikasi Topografi 2. Rencana Anggaran
Biaya (RAB)
1. Topografi - Peta Topografi
- Kontur Trase Rancana 3. Spesifikasi Teknis
2. Trase Saluran Rencana - Potongan Memanjang
3. Penampang Mamangjang - Potongan Melintang
dan Melintang
20
Survei Topografi
✓ Pengukuran penampang memanjang sungai / saluran
03 ✓ Pengukuran potongan melintang dengan jarak 50 m.
BAGAN ALIR KEGIATAN PENGUKURAN TOPOGRAFI
MULAI
Orientasi Lapangan
Inventarisasi BM eksisting & Pengukuran Situasi Pengukuran Long & Cross Pengukuran Situasi Detail
Pemasangan BM & CP Baru Sungai Section Sungai Rencana Bangunan
Mutual Check
Data & Peta
Laporan Penunjang
Topografi
- Deskripsi BM
- Gambar situasi sungai & renc. bangunan
- Gambar long & cross section
SELESAI
21
Analisa Hidrologi
• Analisis Curah Hujan
03
• Analisa Frekuensi Curah Hujan menggunakan
perhitungan: Ketentuan Teknis Kala Ulang berdasarkan Tipologi Kota
– Distribusi normal
– Distribusi Gumbel
– Distribusi Log Pearson III
• Analisis Intensitas Curah Hujan dan Intensity
Duration Frequency
• Analisis Debit Rencana
22
ANALISIS DEBIT RENCANA DI SALURAN DRAINASE
Rational Method:
Simple Symmetrical Triangle
03
Triangular Runoff Hydrograph
Tc=2 hours; Qp=200 cfs
Q = 0.00278 ∙ C ∙ I ∙ A 250
C = Koefisien limpasan
Q (cfs)
150
Losses,
(in/hr)
Rainfall-excess,
Equilibrium range
(watershed area is constant)
Volume of runoff
• Storage Representations
• Storage vs. Discharge
• Storage vs. Elevation
• Surface Area vs. Elevation
• Discharge Representations
• Spillways, Weirs
• Orifices, Sluice gates
• Pumps
24
SIMULASI HIDROLIK BANJIR DAN GENANGAN
Model yang akan digunakan adalah model 1D (di sungainya) dan pemodelan
03
banjir 2D (di Lahan nya).
INPUT OUTPUT
• Pengelolaan drainase pada kawasan dengan kondisi elevasi lahan lebih tinggi
daripada elevasi muka air badan air penerima (Elevasi Lahan > Elevasi Muka
Air Badan Penerima), dilakukan dengan sistem gravitasi.
• Pematusan dapat dilakukan setiap saat, baik pada kondisi elevasi muka air
banjir (MAB)/maksimun/pasang maupun muka air normal (MAN) badan air
penerima.Ilustrasi kondisi hidrotopografi untuk lahan perkotaan Tipe A
26
Lahan Kawasan Perkotaan Lebih Rendah dari Elevasi Muka Air
Badan Air Penerima (Tipe B)
03
• Kawasan perkotan dengan karakteristik lahan lebih rendah dari elevasi muka air
badan air penerima, secara fisik akan menyebabkan sebagian atau seluruh
wilayah menjadi rawan akan genangan dan banjir, sehingga pengelolaan
drainase diarahkan pada penggunaan sistem polder.
• Sistem polder adalah suatu sistem yang secara hidrolis terpisah dari
sekelilingnya, baik secara alamiah maupun buatan, yang dilengkapi dengan
tanggul, sistem drainase internal, pompa dan/atau waduk, serta pintu air.
27
Lahan Kawasan Perkotaan Terletak Antara Elevasi MAN dan MAB
03 Badan Air Penerima (Tipe C)
• Tipologi kawasan perkotaan terletak pada posisi antara elevasi muka air normal
(MAN) dan muka air banjir (MAB) dari badan air penerima, sehingga dampak
limpasan dari badan air penerima bersifat fluktuatif.
• Dalam penerapannya, tipologi ini juga menggunakan sistem polder yang
dilengkapi pemanfaatan tanggul, pintu air dan pompa, dengan fungsi danmanfaat
masing-masing.
28
SISTEM POLDER
Polder : suatu kawasan atau lahan reklamasi dengan kondisi awal
mempunyai muka air tanah tinggi yang diisolasi secara hidrologis dari
03 daerah di sekitarnya dan kondisi muka air (air permukaan dan air
tanah) dapat dikendalikan. Kondisi lahannya sendiri dibiarkan pada
elevasi asalnya atau sedikit ditinggikan.
SIFAT-SIFAT POLDER
POMPANISASI • Polder merupakan daerah yang dibatasi dengan baik, dimana air yang
Pemilihan jenis pompa dimulai dari debit air berasal dari luar kawasan tidak boleh masuk, hanya air hujan (dan
dan head yang di pompakan, sifat air dan kadang-kadang air rembesan) pada kawasan itu sendiri yang
lahan yang tersedia, data tesebut di perlukan dikumpulkan.
untuk perencanaan pompa drainase adalah: • Dalam polder tidak ada aliran permukaan bebas seperti pada daerah
• Data debit air dan head yang di tangkapan air alamiah, tetapi dilengkapi dengan bangunan pengendali
pompakan untuk menentukan type pada pembuangannya (dengan penguras atau pompa) untuk
pompa (Diagram Pemilihan Pompa). mengendalikan aliran ke luar.
• Data sifat air diperlukan untuk • Muka air di dalam polder (air permukaan maupun air bawah permukaan)
menentukan material pompa. tidak bergantung pada permukaan air di daerah sekitarnya dan dinilai
• Data lahan yang tersedia diperlukan berdasarkan elevasi lahan, sifat-sifat tanah, iklim, dan tanaman.
untuk menentukan type pompa
submersible, pompa axial, pompa mixed
flow atau pompa ulir.
30
INVENTARISASI KONDISI SALURAN DRAINASE
04
31
SISTEM LAY OUT JARINGAN TATA AIR – KEC BALEENDAH
• Sistem drainase utama adalah jaringan saluran drainase primer, sekunder, tersier beserta bangunan
04 pelengkapnya yang melayani kepentingan sebagian besar masyarakat
• Saluran primer adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran sekunder dan menyalurkannya ke
badan air penerima.
• Badan Penerima Air di Sistem Tata Air Kecamatan Baleendah adalah Sungai Citarum dan Sungai Cisangkuy
• Terdapat 25 Sistem Drainase Primer yang berada di Kecamatan Baleendah
• Dianalisis terhadap data DEMNAS (8m x 8m) dan sistem jaringan sungai dari peta BIG 1:25.000
32
ANALISIS HIDROLOGI
HUJAN EKSTRIM (2009 SD
2018)
IDF - MONONOBE
05
R24 Max
Rank P (%) TR
(mm)
1 122.9 9.09 11.00 220.00 I DF ( 2 0 0 9 SD 2 0 1 8 )
2 112.6 18.18 5.50 200.00 TR 02 TR 05 TR 10
3 88.9 27.27 3.67 180.00
INTENSITAS HUJAN (MM/JAM)
TR 02 82.17 mm
Daerah Tangkapan Air
05 Daerah tangkapan air (DTA) adalah wilayah dimana air hujan yang turun diatas
wilayahnya akan mengalir secara grafitasi ke titik muara sistim saluran
drainase pada DTA. Sifat dari DTA yang berupa bentuk, kerapatan saluran
drainase, kemiringan lahan, jenis tanah dan penggunaan lahan akan sangat
berpengaruh pada besarnya aliran permukaan atau debit banjir.
Batas Daerah Tangkapan Air (DTA)
Aliran sungai
34
DAERAH TANGKAPAN AIR
DAN TATA LETAK SISTEM TATA AIR DRAINASE
05 KECAMATAN BALEENDAH – DAS CIGADO
35
Analisis Debit Drainase Q = 0.00278 ∙ C ∙ I ∙ A Tc = to = td
To → Kirpich
Catch- Cr Lo Intensitas Intensitas
Slope Lo L saluran to (jam) to td tc Periode Qhujan
No. NAMA ment (koef. run (jrk run off Saluran Inlet (mm/jam) (mm/jam)
medan (jrk run off m) (m) Kirpich (mnt) (mnt) (mnt) Ulang (m^3/s)
(A) Ha off) km) (Mononobe) IDF-BMKG
05 1
2
C1A
C1B
38.22
1.44
0.80
0.85
0.217
0.007
957.4
63.28
0.957
0.063
SP1 - R1
SP1 - R2
638.7
658.4
0.115
0.053
6.93
3.20
7.10
7.32
14.03
10.52
5
5
96.96
117.46
128.07
141.81
10.89
0.48
3 C2A 6.52 0.85 0.068 173.91 0.174 SP2 - R1 631.5 0.049 2.92 7.02 9.93 5 122.04 144.76 2.23
4 C2B 8.95 0.85 0.023 245.24 0.245 SP2 - R2 419.4 0.096 5.76 4.66 10.42 5 118.23 142.87 3.02
5 C2C 9.48 0.85 0.046 214.47 0.214 SP2 - R3 420.5 0.066 3.98 4.67 8.65 5 133.80 151.18 3.39
6 C2D 2.36 0.85 0.052 116.08 0.116 SP2 - R4 237.9 0.039 2.36 2.64 5.00 5 192.74 169.48 0.94
7 C2E 1.95 0.85 0.031 116.28 0.116 SP2 - R4 237.9 0.048 2.89 2.64 5.53 5 180.37 166.85 0.77
8 C2E_ 1.07 0.85 0.129 74.28 0.074 Oxbow 100.000 0.020 1.18 1.11 2.29 5 324.21 183.07 0.46
9 C2F 2.53 0.85 0.037 163.95 0.164 SP1 - R3 753.6 0.059 3.52 8.37 11.89 5 108.26 137.39 0.82
10 C2G 5.65 0.85 0.051 183.62 0.184 Folder Cisangkuy 100.000 0.057 3.40 1.11 4.52 5 206.43 171.93 2.30
11 C3 2.30 0.85 0.136 81.71 0.082 SP3 651.9 0.021 1.25 7.24 8.49 5 135.48 141.37 0.77
12 C4A1 32.33 0.85 0.034 588.37 0.588 SS1 1488.4 0.162 9.71 16.54 26.25 5 63.85 99.49 7.60
13 C4A2 Ka 1.62 0.85 0.003 130.75 0.131 SP4ka - R1 240.8 0.136 8.14 2.68 10.82 5 115.28 141.37 0.54
244.0
14 C4A2 Ki 1.32 0.85 0.002 174.25 0.174 SP4ki - R1 246.9 0.185 11.12 2.74 13.86 5 97.72 130.03 0.41
15 C4B 2.11 0.85 0.004 171.08 0.171 SS4B 179.6 0.147 8.82 2.00 10.82 5 115.31 141.38 0.70
16 C4C 7.79 0.85 0.001 255.32 0.255 SS4CG 387.7 0.321 19.25 4.31 23.56 5 68.62 105.78 1.95
17 C4D 4.56 0.85 0.003 254.19 0.254 SS4D 194.4 0.215 12.90 2.16 15.06 5 92.49 125.67 1.35
18 C4E1 3.11 0.85 0.005 148.50 0.148 SS4E1 112.5 0.116 6.99 1.25 8.24 5 138.21 153.24 1.13
19 C4E2 6.50 0.85 0.005 407.74 0.408 SS4E2 548.3 0.262 15.71 6.09 21.81 5 72.25 109.88 1.69
20 C4F 3.84 0.85 0.005 120.50 0.120 SS4F 644.3 0.100 6.01 7.16 13.17 5 101.12 132.62 1.20
21 C4G 3.95 0.85 0.003 156.12 0.156 SP4ki - R2 364.2 0.142 8.54 4.05 12.59 5 104.21 134.78 1.26
22 C4H 4.62 0.85 0.004 478.99 0.479 SS4H 568.0 0.321 19.31 6.31 25.62 5 64.88 100.96 1.10
23 C4Ika 5.45 0.85 0.004 509.82 0.510 SP4ka - R4 196.7 0.318 19.10 2.19 21.29 5 73.42 111.10 1.43
24 C4Iki 2.58 0.85 0.004 407.74 0.408 SP4ki - R3 292.0 0.275 16.49 3.24 19.73 5 77.22 114.73 0.70
25 C4J1 2.33 0.85 0.001 145.80 0.146 SS4J1 279.6 0.196 11.80 3.11 14.90 5 93.13 126.17 0.69
26 C4K 2.42 0.85 0.005 146.98 0.147 SP4ka - R5 196.7 0.113 6.78 2.19 8.97 5 130.64 149.59 0.85
27 C4L1 1.56 0.85 0.005 121.40 0.121 SS4LN - R1 188.3 0.099 5.94 2.09 8.04 5 140.55 154.27 0.57
28 C4L2 0.61 0.85 0.001 61.49 0.061 SS4LN - R2 74.6 0.123 7.38 0.83 8.21 5 138.57 153.40 0.22
SP4ki - R4 88.0
29 C4M 0.61 0.85 0.006 99.71 0.100 SP4ki - R5 393.1 0.080 4.79 4.37 9.16 5 128.81 148.63 0.22
30 C4N1 1.26 0.85 0.003 144.30 0.144 SP4ki - R6 274.5 0.148 8.89 3.05 11.94 5 107.94 137.19 0.41
31 C4N2 0.88 0.85 0.009 105.98 0.106 SS4LN - R3 96.0 0.073 4.41 1.07 5.48 5 181.50 167.11 0.35
32 C5A 46.72 0.80 0.233 769.55 0.770 SS5A 782.6 0.095 5.71 8.70 14.40 5 95.27 128.03 13.30
33 C5B 16.85 0.85 0.066 304.54 0.305 SS5B 434.6 0.075 4.53 4.83 9.36 5 126.96 147.62 5.88
34 C5C 10.57 0.85 0.013 476.52 0.477 SS5C 364.5 0.199 11.96 4.05 16.01 5 88.76 122.02 3.05
35 C5D 7.52 0.85 0.009 279.75 0.280 ST5D 413.0 0.154 9.22 4.59 13.81 5 97.97 130.23 2.31
36 C5E 2.84 0.85 0.007 126.95 0.127 SS5E 112.0 0.091 5.45 1.24 6.69 5 158.80 161.01 1.08
37 C5F 8.12 0.85 0.012 157.12 0.157 SS5F 253.0 0.089 5.32 2.81 8.13 5 139.44 153.78 2.95
222.79
259.4
267.9
38 C5G 6.83 0.85 0.009 157.12 0.157 SP5 - R4 805.2 0.099 5.96 8.95 14.90 5 93.12 126.16 2.04
39 C5H 9.37 0.85 0.009 290.66 0.291 SP5 - R4 805.2 0.156 9.35 8.95 18.29 5 81.23 118.10 2.61
40 C6B 7.74 0.85 0.045 145.78 0.146 SP5 - R4 805.2 0.050 2.98 8.95 11.93 5 108.04 139.64 2.56
148.75
289.3
41 C6A 4.84 0.85 0.057 255.00 0.255 SP6 - R3 639.3 0.070 4.18 7.10 11.28 5 112.10 139.64 1.60
42 C7A 8.94 0.85 0.061 169.30 0.169 SP7 - R1 603.5 0.049 2.97 6.71 9.67 5 124.21 146.05 3.09
43
44
C7B
C7C
6.83
12.11
0.85
0.85
0.067
0.084
161.05
190.36
0.161
0.190
SP7 - R2
SP7 - R3
572.7
193.3
0.046
0.048
2.76
2.88
6.36
2.15
9.13
5.03
5
5
129.13
192.13
148.80
169.36
2.40
4.85
36
DEBIT DRAINASE Q = 0.00278 ∙ C ∙ I ∙ A
05
37
DEBIT DRAINASE Q = 0.00278 ∙ C ∙ I ∙ A
0
05
Rainfall
Losses,
(in/hr)
Rainfall-excess,
Equilibrium range
(watershed area is constant)
Volume of runoff
Q (m3/dt)
6.00 12.00
10.00
4.00 8.00
6.00
2.00 4.00
2.00
0.00 0.00
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240
(menit) (menit)
38
DIMENSI SALURAN
05
Saluran Primer
Tipe
ratio = Elv Hulu Elv Hilir Q Beban Total As P V sal FB Q sal dQ=Qsal-
NAMA Saluran b (m)
b/h
h (m) 1/m
(m) (m)
Petak Yang Masuk
(m3/dt)
S sal. n manning
(m2) (m)
R hidrolis
(m/s) (m) (m3/s) Qhjn
Chek
(u-ditch)
SP1 - R1 U Ditch 2.60 0.93 2.80 0 663.54 662.87 C1A + C4A1 18.49 0.001 0.025 7.28 2.60 2.80 2.57 0.50 18.74 0.25 ok
SP1 - R2 U Ditch 2.80 1.40 2.00 0 662.87 660.6 SP1 - R1 + C1B + C4F 20.17 0.003 0.025 5.60 2.80 2.00 3.73 0.50 20.88 0.71 ok
SP1 - R3 U Ditch 2.80 1.04 2.70 0 660.6 659.6 SP1 - R2 + C2F 20.99 0.001 0.025 7.56 2.80 2.70 2.83 0.50 21.36 0.36 ok
SP2 - R1 U Ditch 1.20 1.20 1.00 0 664.3 662.01 C2A 2.23 0.004 0.025 1.20 1.20 1.00 2.41 0.50 2.89 0.66 ok
SP2 - R2 U Ditch 1.40 0.78 1.80 0 662.01 661.45 SP2 - R1 + C2B 5.25 0.001 0.025 2.52 1.40 1.80 2.16 1.50 5.45 0.20 ok
SP2 - R3 U Ditch 1.40 0.78 1.80 0 661.45 659.73 SP2 - R1 + C2B + C2C 8.64 0.004 0.025 2.52 1.40 1.80 3.79 0.50 9.54 0.90 ok
SP2 - R4 U Ditch 2.00 0.88 2.30 0 659.73 659.45 SP2 - R1 + C2B + C2C + C2D + C2E 10.35 0.001 0.025 4.60 2.00 2.30 2.39 0.50 11.00 0.65 ok
SP3 U Ditch 1.00 1.00 1.00 0 660.3 659 C3 0.77 0.002 0.025 1.00 1.00 1.00 1.79 0.50 1.79 1.02 ok
SP4ka - R1 U Ditch 1.00 1.00 1.00 0 661.26 660.75 C4A2 Ka 0.54 0.002 0.025 1.00 1.00 1.00 1.84 0.50 1.84 1.30 ok
SP4ka - R2 U Ditch 1.20 1.00 1.20 0 660.75 660.51 SP4ka - R1 + C4D 1.89 0.001 0.025 1.44 1.20 1.20 1.42 0.50 2.04 0.15 ok
SP4ka - R4 U Ditch 1.40 0.88 1.60 0 659.92 659.71 SP4ka - R2 + C4Ika 3.33 0.001 0.025 2.24 1.40 1.60 1.79 0.50 4.00 0.68 ok
SP4ka - R5 U Ditch 1.40 1.00 1.40 0 659.71 659.28 SP4ka - R4 + C4K 4.18 0.002 0.025 1.96 1.40 1.40 2.34 0.50 4.59 0.41 ok
SP4ki - R1 U Ditch 1.00 1.00 1.00 0 662.18 661.79 C4A2 Ki 0.41 0.002 0.025 1.00 1.00 1.00 1.59 0.50 1.59 1.18 ok
SP4ki - R2 U Ditch 1.00 0.83 1.20 0 661.79 661.334 SP4ki - R1 + C4G 1.66 0.001 0.025 1.20 1.00 1.20 1.60 0.50 1.92 0.25 ok
SP4ki - R3 U Ditch 1.00 1.00 1.00 0 661.334 659.98 SP4ki - R2 + C4Iki 2.37 0.005 0.025 1.00 1.00 1.00 2.72 0.50 2.72 0.36 ok
SP4ki - R4 U Ditch 1.40 0.88 1.60 0 659.98 659.9 SP4ki - R3 + C4H 3.47 0.001 0.025 2.24 1.40 1.60 1.65 0.50 3.70 0.23 ok
SP4ki - R5 U Ditch 1.40 1.00 1.40 0 659.9 659.33 SP4ki - R4 +C4M 3.68 0.001 0.025 1.96 1.40 1.40 1.91 0.50 3.74 0.05 ok
SP4ki - R6 U Ditch 1.40 0.78 1.80 0 659.33 659.1 SP4ki - R5 +C4N1 4.09 0.001 0.025 2.52 1.40 1.80 1.71 0.50 4.32 0.23 ok
SP5 - R1 U Ditch 2.00 0.91 2.20 0 663.41 662.87 C5A 13.30 0.002 0.025 4.40 2.00 2.20 3.33 0.50 14.66 1.35 ok
SP5 - R2 U Ditch 2.00 1.11 1.80 0 662.87 661.38 SP5 - R1 + C5D 15.62 0.006 0.025 3.60 2.00 1.80 4.49 0.50 16.15 0.53 ok
SP5 - R3 U Ditch 2.20 1.10 2.00 0 661.38 660.4 SP5 - R2 + C5E 16.70 0.004 0.025 4.40 2.20 2.00 3.84 0.50 16.90 0.20 ok
SP5 - R4 U Ditch 2.80 0.80 2.75 0 660.40 658.20 SP5 - R3 + C5G + C5H + C6B + SP6 - R3 31.50 0.003 0.025 7.70 2.80 2.75 4.10 0.50 31.60 0.10 ok
SP6 - R1 U Ditch 1.20 1.00 1.20 0 663.93 663.2 C5C 3.05 0.005 0.025 1.44 1.20 1.20 3.16 0.50 4.56 1.51 ok
SP6 - R2 U Ditch 1.40 0.88 1.60 0 663.20 662.09 SP6 - R1 + C5F 6.00 0.004 0.025 2.24 1.40 1.60 3.39 0.50 7.59 1.59 ok
SP6 - R3 U Ditch 1.60 1.00 1.60 0 662.3 660.34 SP6 - R2 + C6A 7.60 0.003 0.025 2.56 1.60 1.60 3.03 0.50 7.76 0.16 ok
SP7 - R1 U Ditch 1.20 1.00 1.20 0 664.32 662.18 C7A 1.48 0.004 0.025 1.44 1.20 1.20 2.69 0.50 3.87 2.39 ok
SP7 - R2 U Ditch 1.40 1.00 1.40 0 662.18 660.16 SP7 - R1 + C7B 3.88 0.004 0.025 1.96 1.40 1.40 2.97 0.50 5.83 1.94 ok
SP7 - R3 U Ditch 1.60 0.80 2.00 0 660.16 659.5 SP7 - R2 + C7C 8.73 0.003 0.025 3.20 1.60 2.00 3.71 0.50 11.87 3.14 ok
39
DIMENSI SALURAN
05
Saluran Sekunder
Tipe
SALURAN ratio = Elv Hulu Elv Hilir Q Beban Total As P V sal FB Q sal dQ=Qsal-
NAMA Saluran b (m)
b/h
h (m) 1/m
(m) (m)
Petak Yang Masuk
(m3/dt)
S sal. n manning
(m2) (m)
R hidrolis
(m/s) (m) (m3/s) Qhjn
Chek
PRIMER (u-ditch)
SS1 SP-1 - R1 U Ditch 2.20 1.00 2.20 0 660.6 659.6 C4A1 7.60 0.001 0.025 4.84 2.20 2.20 1.75 0.50 8.49 0.89 ok
SS4B SP4ka - R2 U Ditch 1.00 1.00 1.00 0 661.5 660.75 C4B 0.70 0.004 0.025 1.00 1.00 1.00 2.58 0.50 2.58 1.88 ok
SS4CG SP4ki - R2 U Ditch 1.00 1.00 1.00 0 661.66 660.64 C4C 1.95 0.003 0.025 1.00 1.00 1.00 2.05 0.50 2.05 0.10 ok
SS4D SP4ka - R3 U Ditch 1.00 1.00 1.00 0 661.85 661.56 C4D 1.35 0.001 0.025 1.00 1.00 1.00 1.55 0.50 1.55 0.19 ok
SS4E1 SP4ka - R5 U Ditch 1.00 1.00 1.00 0 661.6 660.98 C4E1 1.13 0.006 0.025 1.00 1.00 1.00 2.97 0.50 2.97 1.84 ok
SS4E2 SP4ka - R5 U Ditch 1.00 0.83 1.20 0 660.98 660.15 C4E2 1.69 0.002 0.025 1.20 1.00 1.20 1.76 0.50 2.11 0.42 ok
SS4F SP4ki - R4 U Ditch 1.00 1.00 1.00 0 661.76 659.96 C4F 1.20 0.003 0.025 1.00 1.00 1.00 2.11 0.50 2.11 0.91 ok
SS4H SP4ki - R4 U Ditch 1.00 1.00 1.00 0 661.55 659.96 C4H 1.10 0.003 0.025 1.00 1.00 1.00 2.12 0.50 2.12 1.01 ok
SS4J1 SP4ka - R3 U Ditch 1.00 1.00 1.00 0 661.66 661.36 C4J1 0.69 0.001 0.025 1.00 1.00 1.00 1.31 0.50 1.31 0.62 ok
SS4LN - R1 SP4ki - R6 U Ditch 1.00 1.00 1.00 0 659.6 659.41167 C4L1 0.57 0.001 0.025 1.00 1.00 1.00 1.26 0.50 1.26 0.70 ok
SS4LN - R2 SP4ki - R6 U Ditch 1.00 1.00 1.00 0 659.41167 659.33708 C4L2 0.10 0.001 0.025 1.00 1.00 1.00 1.26 0.50 1.26 1.16 ok
SS4LN - R3 SP4ki - R6 U Ditch 1.00 1.00 1.00 0 659.33708 659.25 C4N2 0.35 0.001 0.025 1.00 1.00 1.00 1.20 0.50 1.20 0.86 ok
SS5A SP5 - R1 U Ditch 2.00 0.74 2.70 0 661.8 661 C5A 13.30 0.001 0.025 5.40 2.00 2.70 2.48 0.50 13.39 0.09 ok
SS5B SP5 - R2 U Ditch 1.20 0.86 1.40 0 664.85 661.49 C5B 5.88 0.008 0.025 1.68 1.20 1.40 4.40 0.50 7.39 1.52 ok
SS5C SP5 - R3 U Ditch 1.00 0.71 1.40 0 662.28 661.38 C5C 3.05 0.002 0.025 1.40 1.00 1.40 2.49 0.50 3.48 0.43 ok
ST5D SP5 - R3 U Ditch 1.00 0.71 1.40 0 661.85 660.33 C5D 2.31 0.004 0.025 1.40 1.00 1.40 3.04 0.50 4.25 1.94 ok
SS5E SP5 - R4 U Ditch 1.00 0.71 1.40 0 661.75 661.67 C5E 1.08 0.001 0.025 1.40 1.00 1.40 1.34 0.50 1.87 0.79 ok
SS5F SP5 - R4 U Ditch 1.40 1.00 1.40 0 661.62 661.32 C5F 2.95 0.001 0.025 1.96 1.40 1.40 1.72 0.50 3.38 0.43 ok
40
TIPOLOGI LAHAN VS MUKA AIR BANJIR SUNGAI CITARUM
DI KECAMATAN BALEENDAH
05 • Sungai Citarum memiliki beberapa anak sungai yang memberikan kontribusi debit
banjir yang besarannya berbeda setiap anak-anak sungai tersebut sesuai dengan
parameter daerah tangkapan sungainya.
• Terdapat 13 anak sungai yang merupakan sungai orde 2 dari Sungai Citarum.
41
TIPOLOGI LAHAN VS MUKA AIR BANJIR SUNGAI CITARUM
DI KECAMATAN BALEENDAH
05
• Rujukan debit banjir Q20 dan MAB TR20 di sepanjang Sungai Citarum hasil
pemodelan banjir 1D dan 2D oleh Tim LAPPI ITB – Tahun 2014
42
TIPOLOGI LAHAN VS MUKA AIR BANJIR SUNGAI CITARUM
DI KECAMATAN BALEENDAH
05 Lahan Kawasan Perkotaan Terletak Antara Elevasi
MAN dan MAB
Badan Air Penerima (Tipe C)
MAB
Elev Lahan :
+ 658 sd 661
43
TIPOLOGI LAHAN VS MUKA AIR BANJIR SUNGAI CITARUM
DI KECAMATAN BALEENDAH
05 Lahan Kawasan Perkotaan Terletak Antara Elevasi
MAN dan MAB
Badan Air Penerima (Tipe C)
44
TIPOLOGI LAHAN VS MUKA AIR BANJIR SUNGAI CITARUM
DI KECAMATAN BALEENDAH
05
Lahan Kawasan Perkotaan Terletak Antara Elevasi
MAN dan MAB
Badan Air Penerima (Tipe C)
• Dampak limpasan dari badan air penerima bersifat
fluktuatif.
• Dalam penerapannya, tipologi ini juga menggunakan
sistem polder yang dilengkapi pemanfaatan tanggul,
pintu air dan pompa, dengan fungsi danmanfaat
masing-masing.
Elev Lahan :
MAB + 656 sd 661
45
TIPOLOGI LAHAN VS MUKA AIR BANJIR SUNGAI CITARUM
DI KECAMATAN BALEENDAH
05 Lahan Kawasan Perkotaan Lebih Tinggi dari
Elevasi MAN dan MAB
Badan Air Penerima (Tipe A)
• Pengelolaan drainase dengan sistem gravitasi
• Pematusan dapat dilakukan setiap saat, baik
pada kondisi elevasi muka air banjir (MAB)
maupun muka air normal (MAN)
Elev Lahan :
+ 659 sd 661
46
EVALUASI SISTEM DRAINASE PRIMER CIGADO (KAWASAN
CIEUNTEUNG)
05
47
EVALUASI SISTEM DRAINASE PRIMER CIGADO (KAWASAN
CIEUNTEUNG)
05 HASIL PEMODELAN DI SALURAN
• Berpotensi terjadi limpasan di hamper sepanjang Saluran Primer Cigado
• Limpasan terjadi pada ruas antara patok G17 sampai dengan G5 dan ruas antara patok G1
sampai dengan B3.
• Potensi tinggi limpasan di atas tanggul antara 0.11 m sampai dengan 0.95 m
• Debit puncak ke Kolam Cieunteung = 24.6 m3/detik
48
EVALUASI SISTEM DRAINASE PRIMER CIGADO
(KAWASAN CIEUNTEUNG) S. Citarum
05
SP. Ciigado
• SP. Cigado yang ada sekarang kurang mampu
mengkapasitasi debit yang direncanakan.
• Genangan banjir yang terjadi selain dipengaruhi oleh
limpasan dan kondisi elevasi muka air banjir di Sungai
Cisangkuy juga disebabkan permasalahan system
drainase di Kawasan ini.
• Perlu peningkatan kapasitas dari SP. Cigado dan
disarankan untuk mempertimbangkan reduksi beban
debit SP. Cigado dengan mengalihkan sebagian beban
tersebut ke Saluran Primer baru. 49
CEK MODEL DRAINASE PRIMER
(KAWASAN CIEUNTEUNG)
05 Plot elevasi muka air banjir hasil pemodelan hidraulik
50
CEK MODEL DRAINASE PRIMER
(KAWASAN CIEUNTEUNG)
05 Plot elevasi muka air banjir hasil pemodelan hidraulik
51
CEK MODEL DRAINASE PRIMER
(KAWASAN CIEUNTEUNG)
05 Plot elevasi muka air banjir hasil pemodelan hidraulik
SP.5 Cigado
SP.6 Siliwangi
PAGAR
B.5
661
660
120 1600 120
885
1600
LUBANG ANGKAT
885 1448
150
150
170
1840
1600/1600
bidang persamaan
reference level
656.00
659.297
660.366
660.348
660.246
660.482
660.536
659.495
ELEVASI TANAH ASLI
ORIGINAL GROUND LEVEL
JARAK (m)
0.02
52
CEK MODEL DRAINASE PRIMER
(KAWASAN CIEUNTEUNG)
05 Plot elevasi muka air banjir hasil pemodelan hidraulik
SP.5 Cigado
53