Anda di halaman 1dari 17

Sebagai acuan pembuatan Angka Kebutuhan

Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP)


Wilayah DAS Angke 2017

PT Proidea Indo Reka

Laporan Pembaharuan
Data Kondisi Terakhir DAS
Angke Tahun 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat, dan hidayah-Nya
sehingga Laporan Pembaharuan Data Kondisi Terakhir Daerah Aliran Sungai (DAS) Tahun 2016 dapat
diselesaikan dengan baik dan lancar.

Pembuatan laporan ini bertujuan untuk digunakan sebagai acuan pembuatan AKNOP wilayah Daerah
Aliran Sungai Angke untuk tahun 2017. AKNOP merupakan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan
Pemeliharaan untuk pengelolaan irigasi dari hasil inventarisasi penelusuran kerusakan jaringan irigasi
yang ditetapkan melalui musyawarah. Kegiatan ini bersifat penting karena isinya adalah rincian
kebutuhan biaya untuk keperluan mempertahankan fungsi dan kondisi Kali/Anak Kali atau saluran yang
ada di Wilayah Pemerintah Kota Tangerang Selatan sesuai dengan kewenangan yang ada pada Dinas
Bina Marga dan Sumber Daya Air dalam hal ini yaitu Bidang Sumber Daya Air.

Pada dasarnya laporan pembaharuan data terakhir ini berisi penjelasan mengenai ruang lingkup
pekerjaan, hasil survey lapangan berupa data dan kondisi seluruh jaringan Sungai, Anak Sungai dan
Saluran yang ada di Wilayah Tangerang Selatan dan pembahasan mengenai kondisi dan rencana
penanganan serta biaya pengelolaan dan perbaikannya.

Laporan ini dipersiapkan sebagai laporan untuk Tim Teknis Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota
Tangerang Selatan agar mendapatkan komentar, koreksi dan saran. Dalam Penulisan laporan
pembaharuan ini konsultan menyadari perlunya bantuan dari berbagai pihak. Semoga laporan ini
berguna bagi pihak yang berkepentingan.

Tangerang, Januari 2017

Tim Penyusun

i
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kota Tangerang Selatan secara geografis terletak di bagian timur Provinsi Banten yaitu pada titik
koordinat 106'38' - 106'47’ Bujur Timur dan 06'13'30' - 06'22'30' Lintang Selatan. Wilayah Kota
Tangerang Selatan diantaranya dilintasi oleh tiga sungai besar yaitu Sungai Angke, Sungai Pesanggrahan
dan Sungai Cisadane sebagai batas administrasi kota di sebelah barat.
Letak geografis Tangerang Selatan yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan
timur memberikan peluang pada Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu daerah penyangga provinsi
DKI Jakarta, selain itu juga sebagai daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan DKI Jakarta.
Selain itu, Tangerang Selatan juga menjadi salah satu daerah yang menghubungkan Provinsi Banten
dengan Provinsi Jawa Barat. Menurut informasi yang kami dapatkan di Kota Tangerang Selatan juga
terdapat 9 buah Situ yaitu Situ Rompong, Kayu Antap, BUngur, Legoso, Parigi, Ciledug, Pamulang,
Gintung, dan Pondok Jagung.
Jika dilihat dari segi sumber daya air, Wilayah Tangerang Selatan memiliki potensi wadah sumber daya
air yang perlu dikaji dan dioptimalkan fungsi dan manfaatnya sebagai sumber air permukaan, sumber air
tanah, retensi, pengendali banjir dan bila ditata kelola dengan baik dapat dijadikan objek wisata.
Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan sumber daya air ini diperlukan sistem pengelolaan yang baik
meliputi kegiatan Operasional dan Pemeliharaan (O&P). Kegiatan Operasional dan Pemeliharaan ini
dapat direalisasikan dengan baik jika didasarkan pada Analisa Kebutuhan Nyata Operasi dan
Pemeliharaan (AKNOP).
Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP), merupakan cara menganalisis untuk
mengetahui angka kebutuhan nyata dalam pelaksanaan untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan yang
dapat dipakai sebagai bahan rujukan untuk pengganggaran biaya pengelolaan tahun 2017 oleh Dinas
Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang Selatan.
Dalam Laporan ini, sesuai dengan Perintah Kerja dari Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota
Tangerang Selatan, kegiatan ini dilaksanakan oleh:

Data Perencana:

1. Nama Program : Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan


Sumber Air Lainnya

2. Nama Kegiatan : Pemeliharaan dan Rehabilitasi Embung dan Bangunan Penampungan


Air Lainnya

3. Nama Pekerjaan : Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan


(AKNOP) Wilayah DAS Angke

1
4. Pengguna Jasa : Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang Selatan
Provinsi Banten

5. Lokasi Perencanaan : Tangerang Selatan

6. Jangka Waktu Pelaksanaan : 60 hari kalender

7. Penyedia Jasa : PT Proidea Indo Reka

1.2. Lokasi Pekerjaan

Lokasi Pekerjaan adalah seluruh Kali, Anak Kali, Saluran baik pembawa maupun pembuang yang
berfungsi sebagai drainase di wilayah Pemerintah Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten.

Gambar 1. Peta Kota Tangerang Selatan

2
1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dari pekerjaan penyusunan laporan pembaharuan data kondisi terakhir DAS Angke ini adalah
sebagai acuan pembuatan AKNOP wilayah DAS Angke tahun 2017 untuk dapat menyusun biaya operasi
dan pemeliharaan Sungai, Anak Sungai dan Drainasenya.
Sedangkan tujuannya adalah bahwa AKNOP yang telah disusun kiranya dapat dipakai sebagai acuan
dalam pelaksanaan pekerjaan baik pekerjaan yang dapat dikerjakan sendiri (swakelola) maupun yang
dikontraktualkan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

1.4. Dasar Hukum

1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air Pasal 78 ayat 2;
2. Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2010 tentang Pembagian Urusan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air.

1.5. Ruang Lingkup

1. Tahap Persiapan:
Meliputi internal administrasi dan personal yang akan dilibatkan dalam tim kajian ini serta
penetapan target yang harus dilaksanakan.

2. Tahap Pelaksanaan:
a. Pengumpulan data teknis yang meliputi data curah hujan, data inventarisasi sungai, anak
sungai dan saluran, situ/rawa dan infrastruktur SDA lainnya.
b. Penelusuran Jaringan dilapangan untuk mendapatkan data kondisi jaringan sungai, anak
sungai dan saluran yang ada.
c. Pelaksanaan analisis rencana penanganan terhadap data kondisi saluran lapangan, sesuai
dengan kriteria aspek pengelolaan (termasuk kategori Operasi dan Pemeliharaan atau
Rehabilitasi).
d. Pengukuran dan penggambaran detail desain seperti pembuatan denah pekerjaan,
potongan memanjang dan potongan melintang saluran dan bangunan pada lokasi tertentu,
untuk pekerjaan pemeliharaan berkala.
e. Pelaksanaan penyusunan Anggaran Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP)
wilayah DAS Angke.

3. Tahap Pelaporan:
a. Laporan Pendahuluan
b. Konsultasi dan diskusi
c. Draft Laporan Akhir dan Laporan Akhir.

3
1.6. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan penyusunan AKNOP ini, dibagi kedalam beberapa bab yang meliputi:
1. BAB Pendahuluan,
2. BAB Landasan Teori
3. BAB Metodologi Penelitian
4. BAB Data dan Kondisi Sungai, Anak Sungai dan Saluran
5. BAB Hasil dan Pembahasan.
Susunan Laporan ini secara garis besar adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang, lokasi pekerjaan, maksud dan tujuan, dasar
hukum, ruang lingkup dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini diuraikan tentang pengertaian Daerah Aliran Sungai, ruang lingkup daerh aliran
sungai dan pengelolaan daerah aliran sungai.
BAB III METODOLOGI
Bab ini berisikan tentang keterangan umum pengguanaan metodologi penelitian, lokasi
penelitian, teknik pengumpulan data, tahap-tahap penelitian dan metode untuk menganalis
hasil data yang diperoleh.
BAB IV DATA DAN KONDISI SUNGAI, ANAK SUNGAI DAN SALURAN
Bab ini menguraikan tentang data-data yang diperoleh saat penelitian dan menjelaskan kondisi
seluruh sungai, anak sungai dan saluran di wiayah Tangerang Selatan
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang kondisi dan rencana penanganan terhadap sungai, anak sunga dan
saluran serta menjelaskan tentang rencana anggaran biaya pengelolaan operasi dan
pemeliharaan tahun 2017.

4
Landasan Teori

2.1. Pengertian DAS (Daerah Aliran Sungai)

Setiap sungai mempunyai daerah aliran sungai (DAS) dan setiap sungai tersebut memiliki karakteristik
dan kondisi DAS yang berbeda-beda. DAS merupakan daerah yang berada di sekitar sungai. Apabila
turun hujan di daerah tersebut, maka air hujan yang turun akan mengalir ke sungai-sungai yang ada
disekitar daerah yang dituruni hujan. Karena manfaan DAS adalah menerima, menyimpan, dan
mengalirkan hujan yang jatuh melalui sungai.

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang menerima, menampung dan menyimpan
air hujan untuk kemudian menyalurkan ke laut atau danau melalui satu sungai utama. Dengan demikian
suatu DAS akan dipisahkan dari wilayah DAS lain di sekitarnya oleh batas alam (topografi) berupa
punggung bukit atau gunung. Seluruh wilayah daratan habis terbagi ke dalam unit-unit Daerah Aliran
Sungai (DAS).

Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan wilayah/ kawasan yang
dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen
dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar dari sungai utama ke laut
atau danau. DAS atau daerah aliran sungai adalah bagian permukaan bumi yang airnya mengalir ke
dalam sungai induk pada saat terjadi hujan. DAS meliputi sungai beserta beberapa anak sungainya yang
ada pada suatu daerah. Dengan kata lain, dapat diartikan bahwa DAS adalah wilayah tampungan air
yang masuk ke wilayah air sungai yang lebih besar dan berakhir di muara sungai.

Dari beberapa definisi di atas, dapat dikemukakan bahwa DAS merupakan ekosistem, dimana unsur
organisme dan lingkungan biofisik serta unsur kimia berinteraksi secara dinamis dan di dalamnya
terdapat keseimbangan inflow dan outflow dari material dan energi. Daerah Aliran Sungai (DAS)
merupakan wilayah yang paling tepat bagi pembangunan, tempat bertemunya kepentingan nasional
dengan kepentingan setempat. Pembangunan ekonomi yang mengolah kekayaan alam Indonesia harus
senantiasa memperhatikan bahwa pengelolaan sumber daya alam juga bertujuan untuk memberi
manfaat pada masa yang akan datang. Oleh sebab itu, sumber daya alam terutama hutan, tanah, dan air
harus tetap dijaga agar kemampuannya untuk memperbaiki diri selalu terpelihara.

5
2.2. Ruang Lingkup Daerah Aliran Sungai

Sebuah DAS yang menjadi bagian dari DAS yang lebih besar dinamakan sub DAS; merupakan daerah
tangkapan air dari anak sungai.

DAS dapat dibagi ke dalam tiga komponen yaitu: bagian hulu, tengah dan hilir. Ekosistem bagian hulu
merupakan daerah tangkapan air utama dan pengatur aliran. Ekosistem tengah sebagai daerah
distributor dan pengatur air, sedangkan ekosistem hilir merupakan pemakai air. Hubungan antara
ekosistem-ekosistem ini menjadikan DAS sebagai satu kesatuan hidrologis. Di dalam DAS terintegrasi
berbagai faktor yang dapat mengarah kepada kelestarian atau degradasi tergantung bagaimana suatu
DAS dikelola. Sebuah DAS yang sehat dapat menyediakan:
1. Unsur hara bagi tumbuh-tumbuhan
2. Sumber makanan bagi manusia dan hewan
3. Air minum yang sehat bagi manusia dan makhluk lainnya
4. Tempat berbagai aktivitas manusia dan hewan

Beberapa proses alami dalam DAS bisa memberikan dampak menguntungkan kepada sebagian kawasan
DAS tetapi pada saat yang sama bisa merugikan bagian yang lain. Banjir di satu sisi memberikan
tambahan tanah pada dataran banjir tetapi untuk sementara memberikan dampak negatif kepada
manusia dan kehidupan lain.

Sasaran wilayah pengelolaan DAS adalah wilayah DAS yang utuh sebagai satu kesatuan ekosistem yang
membentang dari hulu hingga hilir. Penentuan sasaran wilayah DAS secara utuh ini dimaksudkan agar
upaya pengelolaan sumberdaya alam dapat dilakukan secara menyeluruh dan terpadu berdasarkan satu
kesatuan perencanaan yang telah mempertimbangkan keterkaitan antar komponen-komponen
penyusun ekosistem DAS (biogeofisik dan sosekbud) termasuk pengaturan kelembagaan dan kegiatan
monitoring dan evaluasi. Kegiatan yang disebutkan terakhir berfungsi sebagai instrumen pengelolaan
yang akan menentukan apakah kegiatan yang dilakukan telah/tidak mencapai sasaran.

Ruang lingkup pengelolaan DAS secara umum meliputi perencanaan, pengorganisasian,


implementasi/pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi terhadap upaya – upaya pokok berikut:

1. Pengelolaan ruang melalui usaha pengaturan penggunaan lahan (landuse) dan konservasi tanah
dalam arti yang luas.
2. Pengelolaan sumberdaya air melalui konservasi, pengembangan, penggunaan dan pengendalian
daya rusak air.
3. Pengelolaan vegetasi yang meliputi pengelolaan hutan dan jenis vegetasi terestria l lainnya yang
memiliki fungsi produksi dan perlindungan terhadap tanah dan air.
4. Pembinaan kesadaran dan kemampuan manusia termasuk pengembangan kapasitas kelembagaan
dalam pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana, sehingga ikut berperan dalam upaya
pengelolaan DAS.

6
2.3. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

2.3.1. Pengertian, Maksud dan Tujuan Pengelolaan

Pengertian
Pengelolaan DAS merupakan usaha yang meliputi operasi dan pemeliharaan, pengamanan, rehabilitasi
dan peningkatan tata kelola DAS. Pengelolaan DAS diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan
masyarakat sekitar DAS

Maksud dan Tujuan Pengelolaan DAS


Maksud pengelolaan DAS adalah sebagai upaya untuk melestarikan keberlanjutan keberadaan air,
sumber air dan wadah air seperti sungai, anak sungai dan saluran. Tujuan pengelolaan DAS adalah
terbentuknya persamaan persepsi dan langkah dalam melaksanakan pengelolaan DAS sesuai dengan
karakteristik ekosistemnya, sehingga pemanfaatan sumberdaya alam dan upaya konservasinya dapat
dilakukan secara optimal, berkeadilan, dan berkelanjutan. Muara dari keseluruhan upaya pengelolaan
DAS yang optimal ini adalah terjaganya integritas fungsi DAS dan meningkatnya kesejahteraan
masyarakat yang tinggal di dalamnya.

Dalam mengelola sumberdaya lahan suatu DAS perlu diketahui apa yang menjadi masalah utama DAS.
Masalah DAS pada dasarnya dapat dibagi menjadi:

1. Kuantitas (jumlah) air


a. Banjir dan kekeringan
b. Menurunnya tinggi muka air tanah
c. Tingginya fluktuasi debit puncak dengan debit dasar.

2. Kualitas air
a. Tingginya erosi dan sedimentasi di sungai
b. Tercemarnya air sungai dan air tanah oleh bahan beracun dan berbahaya
c. Tercemarnya air sungai dan air danau oleh hara seperti N dan P (eutrofikasi)

2.3.2. Komponen Aktifitas Operasi Pengelolaan


Ruang lingkup pedomn ini meliputi pendahuluan, istilah dan definisi serta prosedur operasi yang terdiri
pengumpulan data, perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Operasi jaringan sungai, anak
sungai dan saluran adalah upaya pengaturan air pada jaringan yang meliputi penyediaan, pembagian,
pemberian, penggunaan, konservasi dan pembuangannya termasuk kegiatan membuka menutup pintu
bangunan air pada sumber air, kalibrasi, pengumpulan data, pemantauan dan evaluasi.
Kegiatan operasi jaringan irigasi secara rinci meliputi:
a. Pekerjaan pengumpulan data (data debit, data curah hujan, data luas tanam dll)
b. Pekerjaan kalibrasi alat pengukur debit

7
c. Pekerjaan melaksanakan pembagian dan pemberian air (termasuk pekerjaan membuat laporan
permintaan air, mengisi papan operasi, mengatur bukaan pintu)
d. Pekerjaan mengatur pintu-pintu air pada bending berkaitan dengan datangnya debit sungai
banjir
e. Pekerjaan mengatur pintu kantong lumpur untuk menguras endapan lumpur
f. Koordinasi antar instansi terkait
g. Monitoring dan Evaluasi kegiatan OPerasi Jaringan sungai, anak sungai, dan saluran
h. Pencatatan debit saluran, debit sungai

Monitoring dan Evaluasi


Monitoring didefinisikan sebagai aktivitas pengamatan yang dilakukan secara terus-menerus atau secara
periodik terhadap pelaksanaan salah satu atau beberapa program pengelolaan DAS untuk menjamin
bahwa rencana-rencana kegiatan yang diusulkan, jadwal kegiatan, hasil-hasil yang diinginkan dan
kegiatan-kegiatan lain yang diperlukan dapat berjalan sesuai dengan rencana.

Karena maksud dilakukannya monitoring adalah untuk memperoleh kinerja pelaksanaan kegiatan secara
efektif dan efisien, dalam hal ini merupakan bagian dari keseluruhan sistem manajemen informasi.
Sedangkan evaluasi didefinisikan sebagai suatu proses yang berusaha untuk menentukan relevansi,
efektivitas dan dampak dari aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dengan demikian, evaluasi kegiatan/proyek pengelolaan DAS merupakan suatu proses
pengorganisasian dan alat manajemen yang berorientasi pada aktivitas-aktivitas proyek yang perlu
dilaksanakan untuk memperbaiki kinerja kegiatan-kegiatan proyek yang sedang berjalan serta
memperbaiki perencanaan dan proses pengambilan keputusan pada masa-masa yang akan datang.

Monitoring Pengelolaan DAS meliputi kegiatan:


a. Monitoring Pelaksanaan Operasi
b. Kalibrasi alat ukur
c. Monitoring Kinerja Operasi dan Pemeliharaan.

Data Pendukung Kegiatan Operasi


Agar operasi jaringan sungai, anak sungai, dan saluran dapat dilaksanakan dengan baik, harus tersedia
data pendukung, antara lain:
1. Peta Wilayah Kerja Pengelolaan
Sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dengan plotting sumber air, waduk, bending, saluran
induk, lahan irigasi jika ada.
2. Skema Jaringan Sungai, Anak Sungai dan Saluran
Menggambarkan skematik saluran sungai, anak sungai, saluran air, bangunan air dan bangunan
lainnya yang ada di setiap ruas dan panjang saluran.
3. Gambar Purna Konstruksi (as built drawing)
Gambar kerja pura konstruksi untuk saluran maupun bangunan.

8
4. Dokumen dan Data lain
Dokumen dan data lainnya berupa:
 Manual pengoperasian bending, bangunan ukur debit atau bangunan khusus lainnya
 Data seri dari catatan curah hujan
 Data debit sungai
 Data klimatologi
 Data kualitas air terutama kandungan lumpur terlarut (suspended sediment).

Evaluasi KInerja Sistem Pengelolaan Operasi


Evaluasi kinerja sistem pengelolaan operasi dan pemeliharaan saluran sungai, anak sungai, dan saluran
dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kinerja sistem yang meliputi:
1. Prasarana Fisik
2. Sarana Penunjang
3. Organisasi Personalia
4. Dokumentasi

Evaluasi sebaiknya dilaksanakan setiap tahun dengan menggunakan Indeks KInerja atau Pedoman yang
dibuat oleh SKPD Bina Marga dan Sumber Daya Air, dengan membuat poin-poin indeks seperti berikut:
 80 – 100 : Kinerja Sangat Baik
 70 – 79 : Kinerja Baik
 55 – 69 : Kinerja Kurang dan Perlu Perhatian
 < 55 : Kinerja Jelek dan Perlu Perhatian
catatan: untuk hasil kinerja maksimal poin 100, optimal 77,5 dan minimal 55.

2.3.3. Komponen Aktifitas Pemeliharaan

Sebagai kelanjutan dari proses pembangunan jaringan, kegiatan pemeliharaan jaringan wilayah DAS
Angke merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar sungai, anak sungai
dan saluran dapat berfungsi secara berkelanjutan dan tidak cepat mengalami penurunan usia konstruksi.

Pemeliharaan jaringan sungai, anak sungai dan saluran adalah upaya menjaga dan mengamankan
jaringan tersebut agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan
mempertahankan kelestariannya. Berikut ini adalah jenis-jenis kegiatan dalam pemeliharaan jaringan
yaitu meliputi
1. Pengamanan Jaringan
Pengaman Jaringan adalah upaya untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh daya rusak air, hewan ataupun oleh manusia guna mempertahankan
fungsi jaringan.

9
Setiap kegiatan yang dapat membahayakan atau merusak jaringan dilakukan tindakan pencegahan
berupa pemasangan papan larangan, papan peringatan atau perangkat pengaman lainnya. Adapun
tindakan pengaman dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:
a. Tindakan Pencegahan
 Melarang pengambilan batu, pasir dan tanah pada lokasi ± 500 m sebelah hulu dan ± 1.000
m sebelah hilir bending atau sesuai ketentuan yang berlaku.
 Melarang memandikan hewan selain di tempat yang telah ditentukan dengan memasang
papan larangan.
 Menetapkan garis sempadan saluran sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
 Memasang papan larangan tentang penggarapan tanah dan mendirikan bangunan di dalam
garis sempadan saluran.
 Petugas pengelola lapangan harus mengontrol patok-patok batas tanah pengairan supaya
tidak dipindahkan oleh masyarakat.
 Memasang papan larangan untuk kendaraan yang melintasi jalan inspeksi yang melebihi
kelas jalan.
 Melarang mandi di sekitar bangunan atau lokasi-lokasi yang berbahaya.
 Melarang mendirikan bangunan dana tau menanam pohon di tanggul saluran.
 Mengadakan penyuluhan atau sosialisasi kepada masyarakat dan instansi terkait tentang
pengamanan fungsi jaringan sungai, anak sungai dan saluran.

b. Tindakan Pengamanan
 Membuat banguanan pengamanan di tempat-tempat yang berbahaya, misalnya disekitar
bangunan utama, siphon, ruas saluran, daerah padat penduduk.
 Penyediaan tempat mandi hewan dan tangga cuci
 Pemasangan penghalang di jalan inspeksi dan tanggul-tanggul saluran berupa portal dan
patok.

2. Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan rutin adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan yang
dilaksanakan secara terus menerus tanpa ada bagian konstruksi yang diubah ataupun diganti.
Kegiatan pemeliharaan rutin meliputi:
a. Bersifat Perawatan:
 Memberikan pelumas pada bagian pintu saluran.
 Membersihkan saluran dan bangunan dari tanaman liar dan semak-semak.
 Membersihkan saluran dan bangunan dari sampah dan kotoran.
 Pembunagan endapan lumpur di bangunan ukur
 Memelihara tanaman lindung di sekitar bangunan dan di tepi luar tanggul saluran.
b. Bersifat Perbaikan Ringan:
 Menutup lubang-lubang bocoran kecil di saluran atau bangunan

10
 Perbaikan kecil pada pasangan, misalnya siaran/plesteran yang retak atau beberapa batu
muka yang lepas.
3. Pemeliharaan Berkala
Pelaksanaan pemeliharaan berkala dilakukan secara periodic sesuai kondisi jaringannya. Setiap jenis
kegiatan pemeliharaan berkala berbeda-beda periodenya misalnya setiap 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun
dan pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal musim. Pemeliharaan berkala dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu
a. Pemeliharaan yang bersifat perawatan
 Pengecatan pintu
 Pembuangan lumpur di bangunan dan saluran
b. Pemeliharaan yang bersifat pebaikan
 Perbaikan Bendung, Bangunan Pengambilan dan Bangunan Pengatur
 Perbaikan Bangunan Ukur dan kelengkapannya
 Perbaikan saluran
 Perbaikan Pintu-pintu dan skot balk
 Perbaikan Jalan Inspeksi
 Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah dinas, kendaraan dan peralatan.
c. Pemeliharaan yang bersifat penggantian
 Penggantian pintu
 Penggantian alat ukur
 Penggantian peil schall
4. Penanggulangan atau Perbaikan Darurat
Perbaikan darurat dilakukan akibat bencana alam atau kerusakan berat akibat terjadinya kejadian
luar biasa (seperti pengrusakan/penjebolan tanggul, longsoran tebing yang menutup jaringan,
tanggul putus dll) dan penanggulangan segera dengan konstruksi tidak permanen, agar jaringan
tetap berfungsi.

Untuk mendapatkan hasil pemeliharaan yang optimal, diperlukan tata cara atau prosedur yang tepat
dengan mengacu pada tahap sebagai berikut:
1. Inventarisasi kondisi jaringan
2. Perencanaan pemeliharaan jaringan
3. Pelaksanaan pemeliharaan jaringan
4. Pemantauan dan evaluasi pemeliharaan jaringan

2.3.4. Indikator Keberhasilan Kegiatan Pemeliharaan

Indikator:
1. Terpenuhinya kapasitas saluran sesuai dengan kapasitas rencana.

11
2. Terjaganya kondisi bangunan dan saluran :
a. Kondisi baik jika tingkat kerusakan < 10 % dari kondisi awal bangunan dan saluran, diperlukan
pemeliharaan rutin.
b. Kondisi rusak ringan jika tingkat kerusakan 10 – 20 dari kondisi awal bangunan dan saluran,
diperlukan pemeliharaan berkala yang bersifat perawatan.
c. Kondisi rusak sedang jika tingkat kerusakan 21 – 40 % dari kondisi awal bangunan dan saluran,
diperlukan pemeliharaan berkala yang bersifat perbaikan.
d. Kondisi rusak berat jika tingkat kerusakan > 40 % dari kondisi awal bangunan dan saluran,
diperlukan pemeliharaan berkala yang bersifat perbaikan berat dan penggantian.
3. Meminimalkan biaya rehabilitasi jaringan sungai, anak sungai dan saluran
4. Tercapainya umur rencana jaringan

Ada beberapa pilihan indikator keberhasilan dalam hal penanganan pelaksanaan Operasi dan
Pemeliharaan, jika jaringan sungai, anak sungai dan saluran dilaksanakan di lapangan dengan baik.
Tentunya indikator keberhasilan yang akan diambil atau ditetapkan adalah yang paling mendekati
dengan keberhasilan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan tersebut. Pilihan indikatornya dapat berupa:
Saluran bersih, saluran meluap, saluran dengna GSSnya tertata baik, prosentase konstruksi permanen
terhadap panjang saluran, aliran air di saluran lancer dan biaya operasi dan pemeliharaan memadai.

Dalam hal penanganan Operasi dan Pemeliharaan ini, perlu ditetapkan oleh SKPD Dinas Bina Marga dan
Sumber Daya Air. Pemelihan indicator ditentukan berdasarkan yang paling mendekati dengan adanya
pelaksanaan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan.

2.3.5. Pelaporan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

Setiap proses perlu dikomunikasikan kepada setiap elemen terkait dalam Pengelolaan DAS Angke. Hasil
dari keseluruhan proses perlu disajikan dalam suatu dokumen utuh sebagai bahan untuk proses
legalisasi dan instrument penjabaran lebih lanjut. Format dan substansi luaran, serta hasil penyusunan
rencana pengelolaan DAS meliputi:
1. Dokumen proses: memuat proses penyusunan dari sejak awal penyusunan sampai laporan tersusun.
2. Sebagai buku utama yang memuat rencana dan informasi terkait lainnya seperti metodologi, proses
perencanaan kondisi dan karakteristik alami DAS, identifikasi masala, rencana, strategi implementasi,
monitoring dan evaluasi serta kelembagaan dan ringkasan executive.
3. Memuat data dan informasi pendukung tentang biofisik daerah yang direncanakan.
4. Memuat peta arahan implementasi program serta peta-peta tematik yang diperlukan dengan skala
1 : 50.000 s/d 1 : 250.000 (antara lain Peta Hidrologi, Iklim, Geologi dan Tanah, Penggunaan Lahan,
Topografi dan lain-lain).

12
Dalam hal pelaksanaan tugas dan kegiatan operasi dan pemeliharaan baik di kantor maupun di lapangan,
dipandang perlu adanya pedoman dan Standar Operasional Prosedur (SOP). Hal ini untuk
menggambarkan bahwa sistem Pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan sungai, anak sungai dan saluran
berjalan dengan baik.

13
Metodologi

3.1. Umum

Dalam menganalisa suatu permasalahan diperlukan adanya berbagai data. Data yang diperlukan dapat
digolongkan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari
hasil pengukuran atau pengamatan langsung. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari
mengutip berbagai sumber yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Jaringan wilayah Daerah Alirah Sungai Angke

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini merupakan suatu prosedur sistematis dengan maksud untuk memperoleh
data yang diperlukan. Data-data yang dikumpulkan merupakan data primer dan data sekunder.

3.4. Tahap Penelitian

Tahapan-tahapan yang dilakukan pada saat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Studi pustaka dari penelitian terdahulu, dimaksudkan untuk menentukan teori dan metode apa
yang tepat guna dana pat digunakan sebagai dasar dari penelitian ini.
2. Pengumpulan data, yang dikumpulkan dalam dua kategori yaitu data primer dan data sekunder.
3. Survey lapangan, dilakukan sebelum penelitian bertujuan untuk mengetahui informasi tentang
ketersediaan dan kondisi fisik jaringan DAS Angke serta peninjauan ulang Operasi dan
Pemeliharaan sesuai kondisi saat ini.
4. Inventarisasi berdasarkan hasil survey lapangan menyangkut Operasi dan Pemeliharaan.
5. Analisis Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) jaringan DAS Angke
6. Hasil dan Pembahasan, setelah melakukan analisis data dan melakukan pemodelan Operasi dan
Pemeliharaan yang mengacu pada biaya atau Angka Kebutuhan Nyata yang tepat guna.
Selanjutnya dapat diperoleh hasil yang akan dibahas dan kemudian akan menghasilkan
kesimpulan dari hasil penelitian yang dilaksanankan.

3.5. Metode Analisis Data

14
Data dan Kondisi Sungai/ Saluran

4.1. Kali Baru


4.2. Kali Sarua
4.3. Kali Cibenda
4.4. Kali Kedaung
4.5. Kali Cantiga
4.6. Kali Kedaung
4.7. Kali Ciputat
4.8. Kali Cisalak
4.9. Kali Cibarengkok
4.10. Kali Cirompang
4.11. Kali Jaletreng
4.12. Kali Ciater
4.13. Anak Kali Sarua
4.14. Saluran Parigi I
4.15. Saluran Parigi II
4.16. Saluran Ciledug
4.17. Saluran Sek. Pamulang
4.18. Saluran Pondok Jagung
4.19. Saluran Rompong
4.20. Saluran Legoso
4.21. Saluran Bungur
4.22. Saluran Engram Gintung

Hasil dan Pembahasan


5.1. Kondisi dan Rencana Penanganan Sungai/ Saluran
5.2. Biaya Pengelolaan dan Perbaikan Sungai/ Saluran

15

Anda mungkin juga menyukai