(TERM OF REFERENCE)
PEKERJAAN:
STUDI OPTIMALISASI DAN INVENTARISASI DAERAH IRIGASI
RENTANG
(5036.001.102A)
1. LATAR BELAKANG
Daerah irigasi adalah suatu kesatuan wilayah atau hamparan tanah yang mendapat
air dari satu jaringan irigasi. Daerah irigasi terdiri dari Areal (hamparan tanah yang akan
dberi air) dan Bangunan Utama Jaringan Irigasi (Saluran dan Bangunan). Daerah Irigasi
(D.I.) Rentang merupakan salah satu daerah irigasi yang terletak di daerah Jawa Barat.
D.I. rentang meliputi 3 wilayah Kabupaten yaitu Kabupaten Majalengka, Kabupaten
Cirebon dan Kabupaten Indramayu.
Dalam proses pemantauan bangunan pada DI Rentang yang pernah dilakukan
sebelumnya belum ada system yang dapat mengelola dan menyajikan informasi kondisi
bangunan terkini. Proses pemantauan kondisi bangunan irigasi yang dilakukan di daerah
irigasi Rentang dilakukan secara manual, yaitu pengecekan langsung dilakukan oleh
petugas lapangan, kemudian data hasil pengecekan kondisi bangunan dikumpulkan dan
direkap oleh petugas dan disimpan di Ms. Excel. Diperlukan suatu sistem yang dapat
mengolah dan menyajikan data bangunan bangunan irigasi yang berhubungan dengan
kondisi terbaru yang pada akhirnya dapat menghasilkan informasi yang membantu dalam
pemantauan kondisi bangunan irigasi tersebut.
Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi maka perlu dirancang suatu
system informasi yang dapat mengolah data bangunan daerah irigasi sehingga dapat
membantu petugas dapat melakukan pemantauan kondisi bangunan daerah irigasi terkini.
System yang dirancang memanfaatkan teknologi Geographic Information System (GIS)
berupa peta dalam penyajian kondisi bangunan daerah irigasi terkini sehingga memiliki
tampilan menarik dalam proses monitoring. System ini pun dibuat berbasis web supaya
lebih mudah di akses dan interoperable dalam pengelolaan informasi datanya.
Banyaknya alih fungsi lahan yang terjadi di sebagian besar Daerah Irigasi di Wilayah
Sungai Cimanuk Cisanggarung, adalah hal yang sangat memprihatinkan, karena akan
mengancam program ketahanan pangan, sedangkan infrastruktur keairan banyak
dibangun untuk memenuhi kebutuhan air untuk irigasi, maka diperlukan inventarisasi
Daerah Irigasi sehingga pemerintah mengetahui secara akurat berapa luasan Daerah
Irigasi yang masih dapat terairi dan bagaimana kondisinya saat ini yang dapat
dioptimalisasikan dan dialokasikan kebutuhan airnya, sehingga mempermudah dalam hal
perbaikan sarana irigasi dan perencanaan infrastruktur keairan yang dapat memenuhi
kebutuhan airnya.
Sebagaimana diamanatkan PP No. 20 tahun 2006, maka didalam sistem irigasi
diperkenalkan kegiatan yang dinamakan Pengelolaan Aset Irigasi (PAI). Kegiatan tersebut
dipandang perlu, karena sampai saat ini pengelolaan aset irigasi, terutama dalam hal
pemeliharaan belum didasarkan atas suatu sistem yang transparan yang dapat
memberikan gambaran kondisi di lapangan dan terakuntabilitas (dapat dipertanggung
jawabkan), serta partisipatif. Pekerjaan Pengelolaan Aset Irigasi ini merupakan kelanjutan
dari 2 (dua) tahap pekerjaan PAI sebelumnya.
Maka dengan latar belakang yang telah disebutkan di atas BBWS Cimanuk
Cisanggarung mengadakan kegiatan optimalisasi dan inventarisasi Daerah Irigasi
Rentang, untuk mendukung kegiatan perencanaan dan pengelolaan sumber daya air juga
melengkapi aplikasi PAI.
4.
5.
6.
7.
8. STANDAR TEKNIS
Penentuan kriteria desain mengacu pada:
a. Seluruh SNI yang terkait.
b. Pedoman Teknis, Kriteria Perencanaan Irigasi, SK Dirjen Pengairan Nomor.
185/KPTS/A/1986 atau Perubahan apabila ada.
9. STUDI TERDAHULU
Studi studi terdahulu mengenai Daerah Irigasi Rentang dapat dijadikan acuan dan
referensi untuk melengkapi hasil dari pekerjaan ini.
10. REFERENSI HUKUM
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004, tentang Sumber Daya Air.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 Tahun 2008, tentang Pengelolaan Sumber Daya
Air
Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 Tahun 2006, tentang Irigasi
11.
LINGKUP KEGIATAN
11.1.
11.2.
11.4.
Survey
Kegiatan survey yang dilakukan untuk pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran dan Pemetaan Topografi
Pekerjaan Pengukuran topografi dan pemetaan ini akan dilakukan oleh
Penyedia Jasa apabila berdasarkan kajian terhadap peta yang sudah ada
bahwa kondisi topografi daerah pekerjaan banyak mengalami perubahan
yang diakibatkan oleh bencana atau proses alamiah lainnya sehingga
validitas data diragukan. Pengukuran topografi dan pemetaan untuk
keperluan kegiatan detail desain jaringan irigasi meliputi:
Pengukuran Topografi dan Pemetaan Daerah dan Jaringan Irigasi
Kegiatan pengukuran dan pemetaan meliputi pengukuran dan
pemetaan situasi daerah irigasi apabila diperlukan, trase saluran dan
bangunan-bangunan pelengkap.
Kegiatan analisis topografi meliputi analisis kerangka horizontal dan
koordinat, analisis ketinggian/waterpass, analisis situasi detail,
crosssection, potongan memanjang, dan penggambarannya yang
mengacu pada KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986
tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan, dan PT-02, SK DJ
Pengairan No. 185/ KPTSA/A/1986 atau perubahannya apabila ada.
2. Survey Hidrometri
Survey hidrometri yang dimaksud adalah pelaksanaan pengukuran debit
sesaat, dan sesuai dengan SNI 03-2414-1991 perlu diperhatikan
ketentuan dan persyaratan yang meliputi:
i.
lokasi pengukuran debit perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan
perencanaan; mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi;
mampu melewatkan banjir; geometri dan badan sungai harus stabil
adanya kontrol penampang; bagian alur sungai yang terbuka lurus.
ii.
pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan
mendekati sub kritis; tidak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar
iii.
lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung
dari keadaan aliran pada saat pengukuran. Pengukuran debit
dilakukan minimal satu kali untuk melakukan validasi debit banjir
rancangan dan debit andalan.
iv.
keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana
penunjang harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana
mestinya antara lain dengan kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan
dirawat dengan baik
v.
kemampuan tim pengukurnya
Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat
digunakan alat ukur arus tipe baling-baling.Cara pelaksanaan pengukuran
dilakukan dengan merawas, menggunakan perahu, menggunakan
jembatan dan menggunakan kereta gantung. Kedalaman pengukuran
minimal 3,5 kali diameter baling-baling sesuai dengan SNI 03-2819-1992.
Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan
karena berbagai hal, misal keadaan aliran membahayakan keselamatan
petugas atau peralatannya; kecepatan aliran melampaui kemampuan
spesifikasi alat menurut jenis alat ukur arus yang digunakan dan untuk
mendapatkan debit sesaat, maka dapat dilakukan pengukuran dengan
pelampung permukaan sesuai dengan SNI 03-2820-1992.
11.6.
Analisis Data
1) Analisis Data Hidrologi
a) Analisis Debit Andalan
Analisis debit andalan dilakukan untuk mendapatkan angka
variabilitas ketersediaan air sekaligus menunjukkan seberapa besar
debit yang dapat diandalkan. Analisis ketersediaan air yang
termasuk besarnya debit aliran air yang ada di sungai sebagai
sumber air pengambilan untuk pemenuhan kebutuhan yang meliputi
debit andalan dengan berbagai probabilitas, sebagai berikut:
i.
Jika data debit yang tersedia 10 tahun dan berurutan maka
metode yangdigunakan adalah analisis lengkung kekerapan
SNI 03-6738-2002 tentang Metode Perhitungan Debit Andalan
Air Sungai Dengan Analisis LengkungKekerapan. dan jika data
debit yang tercatat kurang lengkap karena hilangatau rusak
maksimum 10 %, maka dapat dilakukan pengisian
sesuaidengan Pd. T-22-2004-A.
ii.
Jika data debit yang tersedia 10 tahun, untuk memperpanjang
datadapat digunakan Model Simulasi Hidrologi Hujan-Aliran
sesuai denganketentuan yang berlaku, misalkan menggunakan
Metode Mock, N-Reca,Sacramento, Tank Model dan lain-lain.
iii.
Jika data debit dan data hujan tidak ada, maka perhitungan
debit andalan dapat dilakukan dengan :
Cara Analisis Wilayah dari hasil penelitian yang sudah ada
atau sesuaidengan ketentuan yang berlaku.
Model simulasi yang melahirkan data debit simulasi
denganmenggunakan parameter dari DAS sekitarnya yang
mempunyaikarakteristik basin yang sama (kondisi topografi,
geologi dan tanamanpenutup) sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
b) Analisis Debit Banjir
Pada kegiatan ini adalah melakukan analisis frekuensi banjir
rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS SNI
03-2415-1991. tentang Metode Perhitungan Debit Banjir, sedangkan
untuk pelaksanaan kegiatan detail desain bendung mengacu pada
KP-02, Sk DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986, tentang Kriteria
Perencanaan Bangunan Utama (atau perubahannya apabila ada),
berupa debit banjir rancangan dengan periode ulang 100 tahun
untuk tubuh bendung dan untuk tinggi tanggul penutup banjir serta
control keamanan bangunan utama digunakan debit banjir kala
ulang 1000 tahun.
Pendekatan metode perhitungan frekuensi debit banjir yang
dipengaruhi oleh debit, curah hujan, luas DAS serta karakteristik
penutup lahan sesuai SNI 03-2415-1991, adalah sebagai berikut:
i.
Metode Analisis Probabilitas Frekuensi Debit Banjir digunakan
jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20
tahun), sehingga analisisnya dapat langsung dilakukan dengan
Metode Gumbel, Log Pearson atau Log Normal
ii.
Metode Analisis Regional,digunakan jika data debit < 20 tahun
dan > dari 10 tahun.
iii.
Metode Puncak Banjir di Atas Ambang, digunakan jika data
debit yang tersedia antara 3 10 tahun.
iv.
Metode
empiris
apabila
perkiraan
besarnya
banjir
berdasarkanparameter hujan dan karakteristik DAS antara lain :
Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana
drainasedengan daerah tangkapan yang kecil (< 40 Ha)
v.
2) Analisis Hidrolika
Analisis muka air mengacu pada SNI 03-2830-1992 tentang Metode
Perhitungan Tinggi Muka Air dengan cara Pias berdasarkan Rumus
Manning.
11.7.
11.8.
i.
ii.
iii.
iv.
v.
11.9.
3) Laporan Bulanan
Laporan Bulanan memuat:
Laporan mobilisasi dan demobilisasi personil, daftar hadir personil,
dan kegiatan masing-masing personil pada bulan tersebut.
Laporan penggunaan bahan dan peralatan pendukung pelaksanaan
pekerjaan.
Uraian permasalahan dan kendala/hambatan yang ditemui pada
bulan tersebut.
Realisasi progress pelaksanaan pekerjaan selama 1 (satu) bulan
bersangkutan, dan komulatif progress sampai dengan bulan tersebut.
Setiap kegiatan mobilisasi dan demobilisasi personil maupun
penggunaan bahan dan peralatan pendukung pelaksanaan pekerjaan
akan dibuatkan Berita Acara sebagai bahan lampiran Laporan
Pendahuluan.
Laporan Bulanan sebanyak 5 (lima) buku harus sudah diserahkan
kepada petugas yang ditunjuk oleh PPK selambat-lambatnya per
tanggal 3 (tiga) setiap bulannya, selama pelaksanaan pekerjaan berjalan
sejak SPMK diterbitkan.
4) Laporan Antara/Interim
Laporan Antara/Interim memuat:
Rangkuman hasil pengumpulan data primer dan sekunder
Desain awal prototype aplikasi GIS
Analisi data hidrologi ( debit andalan dan debit banjir)
Uraian kendala-kendala yang dihadapi dan langkah-langkah kegiatan
selanjutnya.
Notulen rapat/diskusi laporan pendahuluan.
Juga memuat rancangan outline laporan akhir.
Hal-hal yang disebutkan di atas, harus dipaparkan dan dibahas pada
acara Pembahasan Laporan Interim.
Laporan Antara sebanyak 5 (lima) buku.harus sudah diserahkan kepada
petugas yang ditunjuk oleh PPK selambat-lambatnya pada pertengahan
kurun waktu pelaksanaan kegiatan untuk bahan diskusi dengan Tim
Teknis dan pihak-pihak lain yang terkait.
5) Laporan Akhir Sementara
Laporan Akhir Sementara memuat rangkuman hasil pelaksanaan
pekerjaan termasuk semua hasil investigasi dan analisa teknis serta
analisa kelayakan ekonomi, kesimpulan dan rekomendasi penting hasil
pelaksanaan pekerjaan dan melaporkan seluruh dokumen perhitungan
KELUARAN
Laporan yang harus diserahkan adalah laporan akhir dan laporan penunjang dan
lampiran-lampiran lainnya yang terdiri dari :
a. Aplikasi GIS pemantauan kondisi bangunan Daerah Irigasi;
b. Peta Daerah Irigasi Rentang dan peta neraca sumber daya air;
c. Database program PDSDA-PAI DI Rentang;
d. Tabel perhitungan neraca sumber daya air untuk DI Rentang
e. Laporan Survey Pengukuran dan Pemetaan Topografi,
f. Laporan Kajian Hidrologi,
g. Laporan Kajian Sosial, Ekonomi, dan Budaya,
h. Skema Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Rentang,
i. Laporan pedoman O & P,
j. Gambar Desain pada kertas Kalkir A1,
k. Album gambar A1, reproduksi blue-print sebanyak 5 (lima) set,
l. Album gambar A3, reducing dari A1 ke A3 sebanyak 5 (lima) set,
m. Laporan dalam bentuk CD/DVD, dibuat sebanyak 5 (lima) keping.
13.
14.
a) Penyedia Jasa memfasilitasi : peralatan, laboratorium dan bahan yang sesuai untuk
mencapai rencana mutu desain dan biayanya harus sudah termasuk didalam harga
satuan biaya analisa laboratorium.
b) Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana mutu
desain. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin terpenuhinya
persyaratan teknis yang telah ditetapkan. Penyedia Jasa menanggung biaya
pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata hasil pekerjaannya tidak memenuhi
persyaratan teknis berdasarkan hasil penilaian Tim Teknis Pekerjaan atau Nara
Sumber yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa.
15.
16.
17.
A.
PERSONIL
TENAGA AHLI
1) Ketua Tim/ Team Leader (1 Orang)
Pasca Sarjana (S2) Teknik Sipil Pengairan/SDA yang berpengalaman minimal
selama 4 (empat) tahun atau Sarjana (S1) Teknik Sipil Pengairan/SDA minimal 8
(delapan) tahun dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan bidang sumber daya
air dan minimal pernah 2 (dua) kali menjabat sebagai Ketua Tim serta memiliki
Sertifikat Keahlian (SKA) dengan Klasifikasi bidang Teknik Irigasi yang dikeluarkan
oleh Asosiasi Profesi yang diakui.
2) Ahli Teknik Irigasi (1 Orang)
Sarjana (S1) Teknik Sipil Pengairan/SDA yang berpengalaman minimal selama 6
(enam) tahun sebagai Tenaga Ahli Irigasi dalam perencanaan irigasi dan
penggambaran skema jaringan irigasi. Harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA)
bidang Teknik Irigasi/Ahli Sumber Daya Air yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi
yang diakui.
3) Ahli Perencanaan Sumber Daya Air
Sarjana (S1) Teknik Sipil Pengairan/SDA yang berpengalaman minimal selama 6
(enam) dalam perencanaan sumber daya air, khususnya perencanaan infrastruktur
dan perencanaan alokasi kebutuhan air dengan menggunakan software. Harus
memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) bidang Teknik Irigasi yang dikeluarkan oleh
Asosiasi Profesi yang diakui.
4) Ahli Geodesi (1 Orang)
Sarjana (S1) Teknik Geodesi yang berpengalaman minimal selama 6 (enam)
tahun sebagai Tenaga Ahli Pengukuran dan Pemetaan dalam pekerjaan
perencanaan/pelaksanaan bidang sumberdaya air serta memiliki Sertifikat
Keahlian (SKA) Bidang Geodesi (Survey Pengukuran dan Pemetaan) yang
dikeluarkan oleh asosiasi profesi yang diakui.
5) Ahli Cost Estimator (1 Orang)
Sarjana (S1) Teknik Sipil Pengairan/SDA yang berpengalaman minimal selama 4
(empat) tahun dalam bidang analisa biaya proyek pada perencanaan dan
18.
PENGENDALIAN MUTU
Agar dalam pelaksanaan pekerjaan memenuhi sasaran maka perlu dilakukan
pembahasan seperti berikut ini :
1. Daftar Simak dalam Dokumen RMK setiap bulan diisi sebagai dasar diskusi
bulanan.
2. Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
mengetahui sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang
hambatanyang dihadapi.
3. Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
koordinasi awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi
lapangan dan persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan.
4. Diskusi Pertengahan/Interim dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk
menentukan arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi
lapangan dan proses persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan/interim.
5. Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan.
6. Pada setiap tahapan kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa harus
selalu menjalin koordinasi dan konsultasi dengan Tim Teknis yang ditunjuk oleh
Pengguna Jasa,
19.
20.
21.