Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN KERJA

(TERM OF REFERENCE)

PEKERJAAN:
STUDI OPTIMALISASI DAN INVENTARISASI DAERAH IRIGASI
RENTANG
(5036.001.102A)

TAHUN ANGGARAN: 2015

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK)


TERMS OF REFERENCE (TOR)
STUDI OPTIMALISASI DAN INVENTARISASI DAERAH IRIGASI
RENTANG

1. LATAR BELAKANG
Daerah irigasi adalah suatu kesatuan wilayah atau hamparan tanah yang mendapat
air dari satu jaringan irigasi. Daerah irigasi terdiri dari Areal (hamparan tanah yang akan
dberi air) dan Bangunan Utama Jaringan Irigasi (Saluran dan Bangunan). Daerah Irigasi
(D.I.) Rentang merupakan salah satu daerah irigasi yang terletak di daerah Jawa Barat.
D.I. rentang meliputi 3 wilayah Kabupaten yaitu Kabupaten Majalengka, Kabupaten
Cirebon dan Kabupaten Indramayu.
Dalam proses pemantauan bangunan pada DI Rentang yang pernah dilakukan
sebelumnya belum ada system yang dapat mengelola dan menyajikan informasi kondisi
bangunan terkini. Proses pemantauan kondisi bangunan irigasi yang dilakukan di daerah
irigasi Rentang dilakukan secara manual, yaitu pengecekan langsung dilakukan oleh
petugas lapangan, kemudian data hasil pengecekan kondisi bangunan dikumpulkan dan
direkap oleh petugas dan disimpan di Ms. Excel. Diperlukan suatu sistem yang dapat
mengolah dan menyajikan data bangunan bangunan irigasi yang berhubungan dengan
kondisi terbaru yang pada akhirnya dapat menghasilkan informasi yang membantu dalam
pemantauan kondisi bangunan irigasi tersebut.
Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi maka perlu dirancang suatu
system informasi yang dapat mengolah data bangunan daerah irigasi sehingga dapat
membantu petugas dapat melakukan pemantauan kondisi bangunan daerah irigasi terkini.
System yang dirancang memanfaatkan teknologi Geographic Information System (GIS)
berupa peta dalam penyajian kondisi bangunan daerah irigasi terkini sehingga memiliki
tampilan menarik dalam proses monitoring. System ini pun dibuat berbasis web supaya
lebih mudah di akses dan interoperable dalam pengelolaan informasi datanya.
Banyaknya alih fungsi lahan yang terjadi di sebagian besar Daerah Irigasi di Wilayah
Sungai Cimanuk Cisanggarung, adalah hal yang sangat memprihatinkan, karena akan
mengancam program ketahanan pangan, sedangkan infrastruktur keairan banyak
dibangun untuk memenuhi kebutuhan air untuk irigasi, maka diperlukan inventarisasi
Daerah Irigasi sehingga pemerintah mengetahui secara akurat berapa luasan Daerah
Irigasi yang masih dapat terairi dan bagaimana kondisinya saat ini yang dapat
dioptimalisasikan dan dialokasikan kebutuhan airnya, sehingga mempermudah dalam hal
perbaikan sarana irigasi dan perencanaan infrastruktur keairan yang dapat memenuhi
kebutuhan airnya.
Sebagaimana diamanatkan PP No. 20 tahun 2006, maka didalam sistem irigasi
diperkenalkan kegiatan yang dinamakan Pengelolaan Aset Irigasi (PAI). Kegiatan tersebut
dipandang perlu, karena sampai saat ini pengelolaan aset irigasi, terutama dalam hal
pemeliharaan belum didasarkan atas suatu sistem yang transparan yang dapat
memberikan gambaran kondisi di lapangan dan terakuntabilitas (dapat dipertanggung
jawabkan), serta partisipatif. Pekerjaan Pengelolaan Aset Irigasi ini merupakan kelanjutan
dari 2 (dua) tahap pekerjaan PAI sebelumnya.
Maka dengan latar belakang yang telah disebutkan di atas BBWS Cimanuk
Cisanggarung mengadakan kegiatan optimalisasi dan inventarisasi Daerah Irigasi
Rentang, untuk mendukung kegiatan perencanaan dan pengelolaan sumber daya air juga
melengkapi aplikasi PAI.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari pekerjaan ini adalah:
1. Pembuatan aplikasi pemantauan kondisi bangunan Daerah Irigasi berbasis
Geographic Information System (GIS);
2. Pembuatan neraca alokasi ketersediaan dan kebutuhan air untuk DI Rentang;
3. Penyusunan data base irigasi yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat, dalam
hal ini adalah DI Rentang.
Tujuan dari pekerjaan ini adalah:
1. Mengembangkan sebuah system yang dapat menampilkan kebutuhan informasi
bangunan irigasi;
2. Mengembangkan sebuah Geographic Information System berbasis web yang
diharapkan dapat membantu petugas dalam proses pengolahan informasi kondisi
bangunan irigasi terkini untuk kepentingan pemantauan dan pemeliharaan bangunan
irigasi;
3. Mengembangkan dan menyajikan peta untuk membantu dalam proses analisa kondisi
bangunan irigasi;
4. Tersedianya data dalam rangka mendukung Pengelolaan Aset Irigasi (PAI) yang
meliputi antara lain data jumlah, jenis, dimensi, kondisi, fungsi areal pelayanan,
ketersediaan dan kebutuhan air;
5. Tersedianya data dalam rangka mendukung Sistem Informasi Sumber Daya Air (ISDA)
bidang irigasi;
6. Tersedianya data base perkiraan kebutuhan/rencana biaya pemeliharaan, rehabilitasi
dan atau peningkatan jaringan irigasi, per lokasi atau ruas;
7. Tersedianya data base yang dapat digunakan untuk menyusun Daftar Skala Prioritas
(DSP) program pemeliharaan, rehabilitasi dan atau peningkatan jaringan irigasi;
8. Tersedianya neraca alokasi kebutuhan air untuk DI Rentang.
3. SASARAN
Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah:
1. Terpantaunya kondisi bangunan irigasi terkini pada DI Rentang;
2. Tersusunnya laporan laporan hasil Pengelolaan Aset Irigasi sehingga terwujudnya
data base DI Rentang;
3. Tersedianya neraca air untuk kebutuhan DI Rentang;
4. Tersedianya informasi sumber daya air bidang irigasi.
4. LOKASI KEGIATAN
Lokasi pekerjaan ini adalah di Daerah Irigasi Rentang yang meliputi Kabupaten
Majalengka, Cirebon dan Indramayu, Provinsi Jawa Barat.
5. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN melalui DIPA Satker Balai Besar
Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung Tahun Anggaran 2014 dengan biaya pekerjaan
ini sebesar Rp.980.500.000,- (Sembilan ratus delapan puluh juta lima ratus ribu rupiah).
6. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
PPK Perencanaan dan Program (PPK-03), Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai
Cimanuk-Cisanggarung.
Seluruh kegiatan ini akan berada di bawah pengawasan Kepala Bidang Program dan
Perencanaan Umum Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung dan
Kepala Satuan Kerja PJPA. Dalam hal ini Konsultan bekerja dengan konsep tugas (task
concept) di mana konsultan bertanggungjawab terhadap seluruh hasil pekerjaannya.
7. DATA DASAR
1. Data Hasil Studi terdahulu
2. Data Survey Topografi ( Pengukuran dan Pemetaan )
3. Data Hidrologi, dan Klimatologi

4.
5.
6.
7.

Data Geologi dan Mekanika Tanah


Data Geometri dan Morfologi Sungai
Data Bangunan Irigasi Eksisting
Data Sosial Ekonomi Budaya dan Lingkungan

8. STANDAR TEKNIS
Penentuan kriteria desain mengacu pada:
a. Seluruh SNI yang terkait.
b. Pedoman Teknis, Kriteria Perencanaan Irigasi, SK Dirjen Pengairan Nomor.
185/KPTS/A/1986 atau Perubahan apabila ada.
9. STUDI TERDAHULU
Studi studi terdahulu mengenai Daerah Irigasi Rentang dapat dijadikan acuan dan
referensi untuk melengkapi hasil dari pekerjaan ini.
10. REFERENSI HUKUM
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004, tentang Sumber Daya Air.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 Tahun 2008, tentang Pengelolaan Sumber Daya
Air
Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 Tahun 2006, tentang Irigasi
11.

LINGKUP KEGIATAN
11.1.

11.2.

Lingkup Kegiatan Pembuatan Aplikasi Pemantauan Kondisi Bangunan


Daerah Irigasi Berbasis GIS
1. Sistem ini dibuat berbasis web dengan mengguakan tools ArcGIS,
QuantumGIS, GEOSERVER dan Open Layers untuk pengelolaan data
spasial peta bangunan irigasi rentang;
2. Sistem ini dibuat untuk membantu petugas dalam proses pemeliharaan
dimana petugas melakukan proses pembaharuan dalam data (dat kondisi)
yang sudah ada;
3. Infromasi yang ditampilkan di peta berupa informasi yang berhubungan
dengan data kondisi jaringan irigasi yaitu bangunan sadap, saluran induk,
dan saluran sekunder;
4. Pengolahan infromasi jaringan irigasi yang akan dibangun hanya terdapat
dua proses saja yaitu pembaharuan data (update) dan penghapusan data
(delete) yang sudah ada;
5. Untuk penghapusan data dapat dilakukan apabila ditemukan saluran
sekunder yang sudah tidak dioperasikan lagi oleh warga;
6. Kondisi saluran dan bangunan irigasi terbagi atas tiga jenis yaitu kondisi
baik, kondisi rusak ringan, dan kondisi rusak berat dengan penjabaran;
7. Metodologi pengembangan perangkat lunak yang digunakan adalah
prototyping, dengan urutan proses yaitu: pengumpulan kebutuhan,
membangun prototyping, evaluasi prototyping, mengkodekan system,
menguji system.
Lingkup Kegiatan Pengelolaan Aset Irigasi
1. Persiapan kegiatan inventarisasi aset irigasi;
2. Pengumpulan data sekunder di kantor;
3. Penetapan jadwal survei penelusuran beserta rencana rute penelusuran;
4. Pemberitahuan
kepada
Perkumpulan
Petani
Pemakai
Air
(P3A)/Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) yang dilalui rute survei
penelusuran dan waktu pelaksanaannya;
5. Pelaksanaan penelusuran dan pengisian formulir di lapangan sambil
diadakan diskusi bersama peserta penelusuran;
6. Validasi data di kantor;

7. Pemasukan data ke komputer dan akan dimasukkan ke dalam aplikasi


GIS yang akan dikembangkan.
11.3.

Lingkup Kegiatan Penyusunan Neraca Sumber Daya Air


Lingkup kegiatan dalam kegiatan penyusunan neraca sumber daya air untuk
DI Rentang dilakukan dengan menggunakan pedoman SNI 19-6728.1-2002.

11.4.

Pengumpulan Data Sekunder


Kegiatan pengumpulan data sekunder yang dilakukan oleh Penyedia Jasa
untuk semua lingkup pekerjaan ini yaitu meliputi:
(1) Data Topografi
Untuk Pendataan Jaringan Irigasi yang ada
Pengumpulan peta topografi skala 1: 50.000, dan skala 1:25.000 untuk
rancangan rencana trace saluran pembawa dan pembuang, peta ini dapat
diperoleh dari BAKOSURTANAL, atau dari hasil pengukuran pemetaan
yang telah dilakukan oleh Dinas PU Kabupaten dalam rangka kegiatan
perencanaan jaringan Irigasi Cipanas 1.
(2) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi untuk perencanaan alokasi air
berupa pengumpulan peta stasiun curah hujan, besarnya curah hujan,
data meteorologi, debit historis baik debit minimum, rata-rata dan debit
maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang pelaksanaan
kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi
diantaranya berupa:
i.
peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten/Provinsi, juga
Puslitbang SDA.
ii.
data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG
dan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten/Provinsi, juga
Puslitbang SDA.
iii.
data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban
relatif, lama penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat
diperoleh dari Instansi BMGdan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
Kabupaten/Provinsi, juga Puslitbang SDA.
iv.
data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum
selama 5 tahun, yang didapat dari pengelola bangunan-bangunan
sungai eksiting misalkan bendung.
(3) Data Pertanian
Kegiatan pengumpulan data meliputi Peta Tataguna Tanah, luas areal
tanam dan jenis tanaman, pola tanam, dan kebutuhan air untuk tanaman
yang sedang berjalan saat ini, serta rencana kebutuhan air untuk
tanaman di daerah irigasi Cipanas 1kedepan apabila sudah ada.
(5) Data Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat
Pengumpulan data meliputi jumlah penduduk, tingkat pendidikan, mata
pencaharian/pekerjaan, sikap dan aspirasi masyarakat yang tinggal
disekitar Daerah Irigasi Rentang.
Data-data tersebut dapat diperoleh dari Kantor Kepala Desa terkait,
Kantor Camat terkait, dinas instansi terkait di Kabupaten Sumedang
maupun Provinsi Jawa Barat.
Untuk mendapatkan informasi tentang sikap dan aspirasi masyarakat,
penyedia jasa harus melakukan konsultasi publik disetiap desa
pemanfaat Daerah Irigasi Rentang, dan melakukan wawancara langsung
dengan menggunakan angket dengan berbagai lapisan masyarakat

secara random sampling, dan biayanya harus masuk di dalam rencana


anggaran biaya pelaksanaan pekerjaan.
11.5.

Survey
Kegiatan survey yang dilakukan untuk pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran dan Pemetaan Topografi
Pekerjaan Pengukuran topografi dan pemetaan ini akan dilakukan oleh
Penyedia Jasa apabila berdasarkan kajian terhadap peta yang sudah ada
bahwa kondisi topografi daerah pekerjaan banyak mengalami perubahan
yang diakibatkan oleh bencana atau proses alamiah lainnya sehingga
validitas data diragukan. Pengukuran topografi dan pemetaan untuk
keperluan kegiatan detail desain jaringan irigasi meliputi:
Pengukuran Topografi dan Pemetaan Daerah dan Jaringan Irigasi
Kegiatan pengukuran dan pemetaan meliputi pengukuran dan
pemetaan situasi daerah irigasi apabila diperlukan, trase saluran dan
bangunan-bangunan pelengkap.
Kegiatan analisis topografi meliputi analisis kerangka horizontal dan
koordinat, analisis ketinggian/waterpass, analisis situasi detail,
crosssection, potongan memanjang, dan penggambarannya yang
mengacu pada KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986
tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan, dan PT-02, SK DJ
Pengairan No. 185/ KPTSA/A/1986 atau perubahannya apabila ada.
2. Survey Hidrometri
Survey hidrometri yang dimaksud adalah pelaksanaan pengukuran debit
sesaat, dan sesuai dengan SNI 03-2414-1991 perlu diperhatikan
ketentuan dan persyaratan yang meliputi:
i.
lokasi pengukuran debit perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan
perencanaan; mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi;
mampu melewatkan banjir; geometri dan badan sungai harus stabil
adanya kontrol penampang; bagian alur sungai yang terbuka lurus.
ii.
pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan
mendekati sub kritis; tidak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar
iii.
lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung
dari keadaan aliran pada saat pengukuran. Pengukuran debit
dilakukan minimal satu kali untuk melakukan validasi debit banjir
rancangan dan debit andalan.
iv.
keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana
penunjang harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana
mestinya antara lain dengan kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan
dirawat dengan baik
v.
kemampuan tim pengukurnya
Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat
digunakan alat ukur arus tipe baling-baling.Cara pelaksanaan pengukuran
dilakukan dengan merawas, menggunakan perahu, menggunakan
jembatan dan menggunakan kereta gantung. Kedalaman pengukuran
minimal 3,5 kali diameter baling-baling sesuai dengan SNI 03-2819-1992.
Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan
karena berbagai hal, misal keadaan aliran membahayakan keselamatan
petugas atau peralatannya; kecepatan aliran melampaui kemampuan
spesifikasi alat menurut jenis alat ukur arus yang digunakan dan untuk
mendapatkan debit sesaat, maka dapat dilakukan pengukuran dengan
pelampung permukaan sesuai dengan SNI 03-2820-1992.

11.6.

Analisis Data
1) Analisis Data Hidrologi
a) Analisis Debit Andalan
Analisis debit andalan dilakukan untuk mendapatkan angka
variabilitas ketersediaan air sekaligus menunjukkan seberapa besar
debit yang dapat diandalkan. Analisis ketersediaan air yang
termasuk besarnya debit aliran air yang ada di sungai sebagai
sumber air pengambilan untuk pemenuhan kebutuhan yang meliputi
debit andalan dengan berbagai probabilitas, sebagai berikut:
i.
Jika data debit yang tersedia 10 tahun dan berurutan maka
metode yangdigunakan adalah analisis lengkung kekerapan
SNI 03-6738-2002 tentang Metode Perhitungan Debit Andalan
Air Sungai Dengan Analisis LengkungKekerapan. dan jika data
debit yang tercatat kurang lengkap karena hilangatau rusak
maksimum 10 %, maka dapat dilakukan pengisian
sesuaidengan Pd. T-22-2004-A.
ii.
Jika data debit yang tersedia 10 tahun, untuk memperpanjang
datadapat digunakan Model Simulasi Hidrologi Hujan-Aliran
sesuai denganketentuan yang berlaku, misalkan menggunakan
Metode Mock, N-Reca,Sacramento, Tank Model dan lain-lain.
iii.
Jika data debit dan data hujan tidak ada, maka perhitungan
debit andalan dapat dilakukan dengan :
Cara Analisis Wilayah dari hasil penelitian yang sudah ada
atau sesuaidengan ketentuan yang berlaku.
Model simulasi yang melahirkan data debit simulasi
denganmenggunakan parameter dari DAS sekitarnya yang
mempunyaikarakteristik basin yang sama (kondisi topografi,
geologi dan tanamanpenutup) sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
b) Analisis Debit Banjir
Pada kegiatan ini adalah melakukan analisis frekuensi banjir
rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS SNI
03-2415-1991. tentang Metode Perhitungan Debit Banjir, sedangkan
untuk pelaksanaan kegiatan detail desain bendung mengacu pada
KP-02, Sk DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986, tentang Kriteria
Perencanaan Bangunan Utama (atau perubahannya apabila ada),
berupa debit banjir rancangan dengan periode ulang 100 tahun
untuk tubuh bendung dan untuk tinggi tanggul penutup banjir serta
control keamanan bangunan utama digunakan debit banjir kala
ulang 1000 tahun.
Pendekatan metode perhitungan frekuensi debit banjir yang
dipengaruhi oleh debit, curah hujan, luas DAS serta karakteristik
penutup lahan sesuai SNI 03-2415-1991, adalah sebagai berikut:
i.
Metode Analisis Probabilitas Frekuensi Debit Banjir digunakan
jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20
tahun), sehingga analisisnya dapat langsung dilakukan dengan
Metode Gumbel, Log Pearson atau Log Normal
ii.
Metode Analisis Regional,digunakan jika data debit < 20 tahun
dan > dari 10 tahun.
iii.
Metode Puncak Banjir di Atas Ambang, digunakan jika data
debit yang tersedia antara 3 10 tahun.
iv.
Metode
empiris
apabila
perkiraan
besarnya
banjir
berdasarkanparameter hujan dan karakteristik DAS antara lain :
Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana
drainasedengan daerah tangkapan yang kecil (< 40 Ha)

v.

Der Weduwen, digunakan untuk analisis debit banjir dari


sebuahDAS dengan luas < 100 km2
Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah
DASdengan luas > 100 km2
Haspers dan Manonobe digunakan untuk analisis debit
banjir dari sebuah DAS tanpamemperhatikan luas DAS
Metode Hidrograf Satuan
Metode US Soil Conservation Service
Model matematik digunakan apabila selang waktu pengamatan
datahujan lebih panjang daripada pengamatan data debit
selanjutnya yangselanjutnya digunakan untuk memperpanjang
data aliran.

2) Analisis Hidrolika
Analisis muka air mengacu pada SNI 03-2830-1992 tentang Metode
Perhitungan Tinggi Muka Air dengan cara Pias berdasarkan Rumus
Manning.
11.7.

Kajian Sosial Ekonomi Pertanian


Kegiatan ini meliputi kajian tentang kondisi tatanan dan pola kehidupan
sosial, ekonomi, dan budaya termasuk sosio antropologis masyarakat
penerima manfaat pembangunan baik yang sekarang sudah bermukim di
Daerah Irigasi Rentang. Dari hasil kajian terhadap aspek-aspek diatas,
diharapkan dapat diperoleh gambaran tentang pola hidup dan kehidupan
masyarakat, serta pola pikir,pola sikap dan pola tindak masyarakat yang
terkait dengan tingkat kepercayaan masyarakat ( public trust ) terhadap
pemerintah, dan tingkat keberterimaan ( public acceptance ) masyarakat
dalam pengembangan Daerah Irigasi.

11.8.

Penyusunan Rencana Anggaran Biaya


Penyusunan perhitungan rencana anggaran biaya didasarkan pada hasil
optimalisasi yang dibutuhkan dengan memperhatikan:
kuantitas dan harga satuan pekerjaan
harga satuan pekerjaan dihitung berdasarkan hasil dari perhitungan suatu
analisis biaya.
untuk menentukan harga satuan upah dan bahan dilakukan survey harga
dilapangan dengan mengambil sampel sekurang-kurangnya 3 lokasi.
Khusus untuk harga satuan bahan diperhitungkan harga beli di tempat
penjualan atau diantar ke lokasi pekerjaan
menghitung biaya-biaya tambahan di luar biaya dari perhitungan volume
seperti biaya persiapan, mobilisasi dan demobilisasi personil dan alat,
dokumentasi, dewatering, dll.
Perhitungan perkiraan biaya operasional dan pemeliharaan.

i.
ii.
iii.

iv.
v.
11.9.

Analisis Kelayakan Ekonomi


Analisa kelayakan ekonomi akan dilakukan dengan mengkaji tiga parameter
ekonomi yaitu:
i. Economic Internal Rate of Return (EIRR)
ii. Benefit/Cost ratio (B/C ratio)
iii. Net present value (NPV),
Sebagai evaluasi terhadap kemungkinan penundaan atau perubahan jadwal
pelaksanaan pekerjaan juga akan dikaji aspek sensitivitas EIRR.

11.10. Pembuatan Pedoman O dan P

Dari hasil pembuatan aplikasi pemantauan bangunan irigasi berbasis GIS


dan pengisian informasi PAI maka harus dibuat sebuah pedoman
operasional dna pemeliharaan jaringan irigasi.
11.11. Pekerjaan Lain lain
a. Mobilisasi dan Demobilisasi
(1) Mobilisasi
Adalah pengangkutan semua peralatan berdasarkan Jadwal
Pelaksanaan yang harus diserahkan sesudah menerima Surat
Penunjukan, dari tempat kantor ke lokasi pekerjaan. Mobilisasi staf
kantor, tenaga kerja lapangan dan lain-lain, sudah termasuk dalam
item mobilisasi.
(2) Demobilisasi
Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja
olehPenyedia Jasa pada saat akhir kontrak termasuk pemindahan
semuainstalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik
Pemerintah danpengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi
seperti semulasebelum pekerjaan dimulai.
b. Foto Dokumentasi
(1) Penyedia Jasa harus menyerahkan foto-foto berwarna dengan
ukuran post card (9 cm x 12 cm) kepada Tim Teknis Pekerjaan untuk
setiap kemajuan progress fisik di lapangan.
(2) Pengambilan gambar/foto dapat dilakukan pada awal, selama dan
akhirpelaksanaan setiap jenis kegiatan. Foto ini harus ditempelkan
pada laporan bulanan yang diserahkan kepada Teknis Pekerjaan.
Setiap hasilcetakan foto harus diberi tanggal pengambilan dan
lokasinya.
(3) Pada akhir pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyerahkan dua
cetakan foto berwarna disusun album beserta negative filmnya atau
soft file dalam compact disc.
11.12. Pelaporan
Penyedia jasa harus menyerahkan produk laporan selama kegiatan
pelaksanaan pekerjaan meliputi:
1) Dokumen Rencana Mutu Kontrak ( RMK )
Penyedia Jasa harus membuat dan menyerahkan dokumen rencana
mutu kontrak yang memuat seluruh prosedur dan rencana pelaksanaan
pekerjaan secara detail dari awal hingga akhir pekerjaan dengan disertai
check list dalam bentuk tabel berikut jadwal pelaksanaan pekerjaan dan
jadwal penugasan tenaga ahli. Laporan ini merupakan media evaluasi
dan monitoring yang efektif mengenai selama pelaksanaan pekerjaan.
Dokumen Rencana Mutu Kontrak (RMK) sebanyak 5 ( lima ) eksemplar
harus sudah diserahkan paling lambat 2 (dua) minggu sejak
ditandanganinya Dokumen Kontrak dan terlebih dahulu harus diperiksa
dan disetujui oleh Tim Unit Jaminan Mutu BBWS CimanukCisanggarung.
2) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi:
Mobilisasi personil tenaga ahli dan tenaga pendukung serta peralatan
yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan.
Jadwal pelaksanaan kegiatan Penyedia Jasa dan jadwal penugasan
personil tenaga ahli dan tenaga pendukungnya.
Rencana dan metoda kerja Penyedia Jasa secara menyeluruh.

Temuan-temuan dari hasil pengumpulan data sekunder dan


survey/kajian awal serta pemasalahan yang ada.
Hal-hal tersebut di atas harus dibahas pada saat pembahasan laporan
pendahuluan. Pembahasan Laporan Pendahuluan dilakukan paling
lambat 45 (empat puluh lima) hari setelah Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) diterbitkan.
Laporan Pendahuluan sebanyak 5 (lima) buku yang memaparkan
tentang metodologi pelaksanaan pekerjaan, hasil pengumpulan data,
hasil kunjungan lapangan, dan rencana kerja selanjutnya, harus sudah
diserahkan oleh penyedia jasa kepada petugas yang ditunjuk oleh PPK
paling lambat 45 (empat puluh lima) hari sebagi bahan presentasi dan
diskusi penyedia jasa dengan Tim Teknis dan pihak-pihak lain yang
terkait.

3) Laporan Bulanan
Laporan Bulanan memuat:
Laporan mobilisasi dan demobilisasi personil, daftar hadir personil,
dan kegiatan masing-masing personil pada bulan tersebut.
Laporan penggunaan bahan dan peralatan pendukung pelaksanaan
pekerjaan.
Uraian permasalahan dan kendala/hambatan yang ditemui pada
bulan tersebut.
Realisasi progress pelaksanaan pekerjaan selama 1 (satu) bulan
bersangkutan, dan komulatif progress sampai dengan bulan tersebut.
Setiap kegiatan mobilisasi dan demobilisasi personil maupun
penggunaan bahan dan peralatan pendukung pelaksanaan pekerjaan
akan dibuatkan Berita Acara sebagai bahan lampiran Laporan
Pendahuluan.
Laporan Bulanan sebanyak 5 (lima) buku harus sudah diserahkan
kepada petugas yang ditunjuk oleh PPK selambat-lambatnya per
tanggal 3 (tiga) setiap bulannya, selama pelaksanaan pekerjaan berjalan
sejak SPMK diterbitkan.
4) Laporan Antara/Interim
Laporan Antara/Interim memuat:
Rangkuman hasil pengumpulan data primer dan sekunder
Desain awal prototype aplikasi GIS
Analisi data hidrologi ( debit andalan dan debit banjir)
Uraian kendala-kendala yang dihadapi dan langkah-langkah kegiatan
selanjutnya.
Notulen rapat/diskusi laporan pendahuluan.
Juga memuat rancangan outline laporan akhir.
Hal-hal yang disebutkan di atas, harus dipaparkan dan dibahas pada
acara Pembahasan Laporan Interim.
Laporan Antara sebanyak 5 (lima) buku.harus sudah diserahkan kepada
petugas yang ditunjuk oleh PPK selambat-lambatnya pada pertengahan
kurun waktu pelaksanaan kegiatan untuk bahan diskusi dengan Tim
Teknis dan pihak-pihak lain yang terkait.
5) Laporan Akhir Sementara
Laporan Akhir Sementara memuat rangkuman hasil pelaksanaan
pekerjaan termasuk semua hasil investigasi dan analisa teknis serta
analisa kelayakan ekonomi, kesimpulan dan rekomendasi penting hasil
pelaksanaan pekerjaan dan melaporkan seluruh dokumen perhitungan

desain, gambar desain konstruksi bangunan dan saluran serta


prasarana lainnya termasuk dokumen pendukung lainnya yang
dipersyaratkan termasuk hasil pengujian prototype aplikasi GIS,
pengisian aplikais PAI dan hasil perhitungan neraca sumber daya air.
Hal-hal yang telah disebutkan di atas harus dipaparkan dan dibahas
saat acara Pembahasan Laporan Akhir.
Laporan Akhir Sementara sebanyak 5 (lima) buku harus sudah
diserahkan kepada petugas yang ditunjuk oleh PPK sebelum waktu
pelaksanaan kegiatan berakhir, sebagai bahan paparan dalam acara
diskusi antara penyedia jasa konsultansi dengan Tim Teknis dan pihakpihak lain yang terkait.
6) Laporan Akhir
Laporan Akhir disusun berdasarkan Laporan Akhir Sementara yang
telah diperbaiki oleh penyedia jasa konsultansi sesuai dengan
pertanyaan, saran, masukan, dantanggapan dari Tim Teknis serta pihakpihak lain yang terkait yang hadir pada saat rapat pembahasan Konsep
Laporan Akhir.
Laporan Akhir sebanyak 5 (lima) buku beserta laporan-laporan
pendukungnya sebagai lampiran, harus sudah diserahkan sebelum
waktu pelaksanaan kegiatan berakhir.
Semua laporan yang dibuat penyedia jasa sebelum diserahterimakan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan Program (PPK03) harus diperiksa dan disetujui oleh petugas yang ditunjuk oleh
Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan Program (PPK-03).
12.

KELUARAN
Laporan yang harus diserahkan adalah laporan akhir dan laporan penunjang dan
lampiran-lampiran lainnya yang terdiri dari :
a. Aplikasi GIS pemantauan kondisi bangunan Daerah Irigasi;
b. Peta Daerah Irigasi Rentang dan peta neraca sumber daya air;
c. Database program PDSDA-PAI DI Rentang;
d. Tabel perhitungan neraca sumber daya air untuk DI Rentang
e. Laporan Survey Pengukuran dan Pemetaan Topografi,
f. Laporan Kajian Hidrologi,
g. Laporan Kajian Sosial, Ekonomi, dan Budaya,
h. Skema Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Rentang,
i. Laporan pedoman O & P,
j. Gambar Desain pada kertas Kalkir A1,
k. Album gambar A1, reproduksi blue-print sebanyak 5 (lima) set,
l. Album gambar A3, reducing dari A1 ke A3 sebanyak 5 (lima) set,
m. Laporan dalam bentuk CD/DVD, dibuat sebanyak 5 (lima) keping.

13.

PERALATAN MATERIAL, PERSONIL DAN FASILITAS DARI PEJABAT PEMBUAT


KOMITMEN
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan akan
dipelihara oleh Penyedia Jasa :
a) Data dan informasi yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu data dan
laporan hasil studi terdahuluyang tersedia di kantor Pengguna Jasa.
b) Pengguna Jasa akan menunjuk petugas atau tim sebagai pengarah teknis dalam
rangka pelaksanaan jasa konsultansi

14.

PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA


Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

a) Penyedia Jasa memfasilitasi : peralatan, laboratorium dan bahan yang sesuai untuk
mencapai rencana mutu desain dan biayanya harus sudah termasuk didalam harga
satuan biaya analisa laboratorium.
b) Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana mutu
desain. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin terpenuhinya
persyaratan teknis yang telah ditetapkan. Penyedia Jasa menanggung biaya
pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata hasil pekerjaannya tidak memenuhi
persyaratan teknis berdasarkan hasil penilaian Tim Teknis Pekerjaan atau Nara
Sumber yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa.
15.

LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA


Konsultan Penyedia Jasa bertugas dan berkewajiban menyediakan tenaga ahli dan
pelaksana, sarana/prasarana pekerjaan serta melaksanakan pekerjaan sesuai
Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan ketentuan lain yang berlaku.
Konsultan Penyedia Jasa harus secara proaktif melaksanakan koordinasi dan konsultasi
teknis dengan Tim Teknis agar dicapai hasil yang maksimal.

16.

JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN


Waktu yang tersedia untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah 7 (tujuh) bulan atau 210
(dua ratus sepuluh) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK).

17.
A.

PERSONIL
TENAGA AHLI
1) Ketua Tim/ Team Leader (1 Orang)
Pasca Sarjana (S2) Teknik Sipil Pengairan/SDA yang berpengalaman minimal
selama 4 (empat) tahun atau Sarjana (S1) Teknik Sipil Pengairan/SDA minimal 8
(delapan) tahun dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan bidang sumber daya
air dan minimal pernah 2 (dua) kali menjabat sebagai Ketua Tim serta memiliki
Sertifikat Keahlian (SKA) dengan Klasifikasi bidang Teknik Irigasi yang dikeluarkan
oleh Asosiasi Profesi yang diakui.
2) Ahli Teknik Irigasi (1 Orang)
Sarjana (S1) Teknik Sipil Pengairan/SDA yang berpengalaman minimal selama 6
(enam) tahun sebagai Tenaga Ahli Irigasi dalam perencanaan irigasi dan
penggambaran skema jaringan irigasi. Harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA)
bidang Teknik Irigasi/Ahli Sumber Daya Air yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi
yang diakui.
3) Ahli Perencanaan Sumber Daya Air
Sarjana (S1) Teknik Sipil Pengairan/SDA yang berpengalaman minimal selama 6
(enam) dalam perencanaan sumber daya air, khususnya perencanaan infrastruktur
dan perencanaan alokasi kebutuhan air dengan menggunakan software. Harus
memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) bidang Teknik Irigasi yang dikeluarkan oleh
Asosiasi Profesi yang diakui.
4) Ahli Geodesi (1 Orang)
Sarjana (S1) Teknik Geodesi yang berpengalaman minimal selama 6 (enam)
tahun sebagai Tenaga Ahli Pengukuran dan Pemetaan dalam pekerjaan
perencanaan/pelaksanaan bidang sumberdaya air serta memiliki Sertifikat
Keahlian (SKA) Bidang Geodesi (Survey Pengukuran dan Pemetaan) yang
dikeluarkan oleh asosiasi profesi yang diakui.
5) Ahli Cost Estimator (1 Orang)
Sarjana (S1) Teknik Sipil Pengairan/SDA yang berpengalaman minimal selama 4
(empat) tahun dalam bidang analisa biaya proyek pada perencanaan dan

pelaksanaan irigasi atau pekerjaan perencanaan bidang sumberdaya air lainnya


serta memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) bidang Teknik Irigasi atau Manajemen
Konstruksi yang dikeluarkan oleh asosiasi profesi yang diakui.
6) Ahli Sistem Informasi Geografis (1 Orang)
Sarjana (S1) Geografi/Geodesi yang berpengalaman minimal selama 6 (enam)
tahun sebagai dalam pekerjaan Sistem Informasi Geografis di bidang SDA,
memiliki
sertifikat
keahlian
(SKA)
bidang
Sistem
Informasi
Geografis/Pemetaan/Topografi/Geodesi yang dikeluarkan oleh asosiasi profesi
yang diakui.
7) Ahli O dan P (1 Orang)
Sarjana (S1) Teknik Sipil Pengairan/SDA yang berpengalaman minimal selama 4
(empat) tahun dalam bidang analisa biaya proyek pada perencanaan dan
pelaksanaan irigasi atau pekerjaan perencanaan bidang sumberdaya air lainnya
serta memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) bidang Teknik Sipil yang dikeluarkan oleh
asosiasi profesi yang diakui.
8) Ahli Sosial Ekonomi Pertanian (1 Orang)
Sarjana (S1) Sosial/Ekonomi/Pertanian yang berpengalaman minimal 4 (empat)
tahun dalam analisa sosial dan ekonomi pertanian, dan tidak disyaratkan memiliki
SKA.
Semua Tenaga ahli tersebut di atas perlu dilengkapi dengan Daftar Riwayat Hidup,
Ijazah, SKA dan Referensi Pengalaman Kerja dari Pengguna Jasa sebelumnya.
B.

TENAGA PENDUKUNG DAN SUB PROFESIONAL


1. Juru Ukur (2 Orang)
Berpendidikan DIII yang berpengalaman2 (dua) atau SLTA yang berpengalaman
5 (lima) tahun sebagai Juru Ukur.
2. Surveyor Aset irigasi (2 Orang)
Berpendidikan DIII yang berpengalaman 2 (dua) atau SLTA yang berpengalaman
5 (lima) tahun sebagai surveyor.
3. Operator CAD/Juru Gambar (2 Orang)
Berpendidikan DIII yang berpengalaman2 (dua)atau SLTA yang berpengalaman
5 (lima) tahun sebagai Operator Cad/Juru Gambar.
4. Surveyor Topografi (6 Orang)
Berpendidikan DIII 2 (dua) tahun atau SLTA yang berpengalaman sekurangkurangnya 4 (empat) tahun dalam bidang pengukuran dan pemetaan.
5. Operator Entry Database (2 Orang)
Berpendidikan DIII Sistem Informasi atau Manajemen Informasi yang
berpengalaman 2 (dua) tahun sebagai operator entri database.
6. Operator Komputer (1 Orang)
Berpendidikan minimal SLTA/SMEA yang berpengalaman sekurang-kurangnya 3
(tiga) tahun sebagai sekretaris atau pelaksana administrasi dalam pelaksanaan
pekerjaan sejenis.
7. Sekretaris/Administrator (1 Orang)
Berpendidikan minimal SLTA/SMEA yang berpengalaman sekurang-kurangnya 3
(tiga) tahun sebagai sekretaris atau pelaksana administrasi dalam pelaksanaan
pekerjaan sejenis.
8. Pengemudi/Sopir
: 1 (satu) Orang
9. Tenaga Lokal
: 6 (enam) Orang
Tenaga pendukung nomor 1 sampai dengan 7 perlu dilengkapi dengan Foto Copy
Ijazah, Daftar Riwayat Hidup.

18.

PENGENDALIAN MUTU
Agar dalam pelaksanaan pekerjaan memenuhi sasaran maka perlu dilakukan
pembahasan seperti berikut ini :
1. Daftar Simak dalam Dokumen RMK setiap bulan diisi sebagai dasar diskusi
bulanan.
2. Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
mengetahui sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang
hambatanyang dihadapi.
3. Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
koordinasi awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi
lapangan dan persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan.
4. Diskusi Pertengahan/Interim dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk
menentukan arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi
lapangan dan proses persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan/interim.
5. Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan.
6. Pada setiap tahapan kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa harus
selalu menjalin koordinasi dan konsultasi dengan Tim Teknis yang ditunjuk oleh
Pengguna Jasa,

19.

PRODUKSI DALAM NEGERI


Semua kegiatan jasa konsultansi dalam KAK ini harus dilakukan dalam wilayah Negara
Republik Indonesia, kecuali ditetapkan lain dengan pertimbangan keterbatasan
kompetensi dalam negeri.

20.

PERSYARATAN KERJA SAMA


Dalam Pekerjaan ini tidak diperlukan kerjasama dengan penyedia jasa lain.

21.

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN


Pengumpulan data lapangan harus memenuhi NSPMK yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai