Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pengelolaan sumber daya air (SDA) menyangkut hampir seluruh sektor kehidupan masyarakat dan memiliki permasalahan yang tidak mudah, sehingga dalam hal perencanaan dan pelaksanaannya perlu melibatkan semua pihak baik sebagai pengguna, pemanfaat maupun pengelola. Perencanaan pengelolaan sumber daya air dilakukan berbasis wilayah sungai karena wilayah sungai (WS) memiliki satu atau lebih daerah aliran sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem tata runag air yang terbentuk secara alamiah dimana siklus hidrologi terjadi.

Dalam perencanaan pengelolaan sumber daya air direncanakan pemanfaatan sumber-sumber air (termasuk air sungai) untuk keperluan irigasi, air baku dan kebutuhan air lainnya serta merencanakan pula upaya pengendalian daya rusak air (akibat banjir dan dampak pencemaran air). Upaya pemanfaatan sumberdaya air dan pengendalian daya rusak air tersebut dapat dilakukan dengan upaya teknis maupun non teknis, sebagai contoh upaya teknis adalah berupa pembangunan infrastruktur sumber daya air.

Selain upaya teknis tersebut di atas perlu dilakukan upaya non-teknis berupa konservasi daerah tangkapan air, kawasan lindung (hutan lindung dan kawasan konservasi), serta kegiatan pemberdayaan masyarakat yang perlu dilakukan untuk kegiatan pengendalian erosi lahan dan penghijauan kembali hutan gundul.

Telah diketahui bersama bahwa penggunaan lahan perlu direncanakan, ditetapkan dan dilaksanakan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang disepakati bersama oleh para pihak (stakeholders) di Wilayah Sungai. Namun terkadang masyarakat yang tinggal di suatu Daerah Aliran Sungai dalam sebuah Wilayah Sungai, menggunakan dan mengolah lahan secara tidak sesuai dengan

BAB I -1

apa yang telah ditetapkan, sehingga hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan DAS. Maka dari itu, Balai Besar Wilayah Sungai sebagai salah satu pemangku kepentingan yang bertugas untuk mengelola wilayah sungai, bertindak berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2008 tentang pengelolaan Sumber Daya Air, untuk membuat sebuah Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai merupakan: 1. Hasil perencanaan secara menyeluruh dan terpadu yang diperlukan untuk menyelenggarakan pengelolaan sumber daya air yang meliputi konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak air, sistem informasi sumber daya air, dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air. 2. Penjabaran dari Pola Pengelolaan Sumber Daya Air yang berbasis wilayah sungai, yang telah disusun sebelumnya. 3. Sebagai sebuah strategi pengelolaan yang akan diimplementasikan untuk pengelolaan sumber daya air di Wilayah Sungai secara terpadu.

Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai merupakan sebuah rencana induk yang menjadi dasar bagi penyusunan program dan pelaksanaan kegiatan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air di setiap sektor dan wilayah administrasi. Rencana induk tersebut memuat pokok-pokok program konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air yang meliputi upaya fisik dan non fisik, termasuk perkiraan kelayakan dan desain dasar upaya fisik. Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air merupakan salah satu unsur dalam penyusunan, peninjauan kembali dan/atau penyempurnaan rencana tata ruang wilayah (RTRW). DAS Cisanggarung yang termasuk dalam Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung pun memiliki rencana induk pengembangan potensi sumber air wilayah sungai Cisanggarung yang akan diterapkan sebagai strategi dalam hal

BAB I -2

pengelolaan sumber daya air yang terdapat di DAS Cisanggarung. Dan rencana induk tersebut telah mengalami beberapa perkembangan dari sejak dirumuskan pada tahun 1985 oleh Proyek Induk PWS Cimanuk sampai dengan tahun 1992.

Titik berat pengelolaan DAS Cisanggarung pada kedua rencana induk tersebut adalah pembangunan 15 waduk di DAS Cisanggarung sebagai sebuah potensi sumber daya air yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat di DAS Cisanggarung. Namun dengan telah ditetapkannya Pola Pengelolaan Sumber Daya Air di Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung pada tahun 2010 dan telah dirumuskannya Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air di Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung sebagai penjabaran dari Pola tersebut, maka pertanyaannya adalah, masih relevankah rencana pembangunan 15 buah waduk tersebut, sehingga dapat dimasukkan ke dalam Rencana Pengelolaan SDA serta bagaimana penrimaan masyarakat sekitar DAS Cisanggarung mengenai Rencana Pengelolaan SDA tersebut.

I.2.

Perumusan Permasalahan

Kompleksitas permasalahan SDA membutuhkan upaya pemecahan dan antisipasi yang tidak mungkin hanya dapat dilakukan oleh pemerintah saja tetapi harus mendapat respons semua pihak, baik sebagai individu maupun kelompok atau badan hukum termasuk unsur legislatif. Area permasalahan dan pemecahanya harus dilihat secara menyeluruh dan melibatkan peran sebanyak-banyaknya pihak yang terkait. Strategi pengelolaan sumber daya air hanya dapat terlaksana secara efektif dan mencapai hasil yang optimal apabila dalam perencanaannya senantiasa berpatokan pada tiga pertimbangan yaitu: 1. 2. 3. Sifat dan ciri khas SDA itu sendiri, Penerapan teknologi di bidang SDA, dan Society khususnya yang berkaitan dengan acceptance (bisa diterima atau tidaknya oleh masyarakat).

BAB I -3

BBWS Cimanuk Cisanggarung sebagai pemangku kepentingan yang memiliki tugas untuk mengelola sumber daya air di wilayah sungai Cimanuk Cisanggarung, berkewajiban membuat sebuah rencana pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai Cimanuk Cisanggarung, yang nantinya akan menjadi sebuah strategi pengelolaan sumber daya air dan akan diimplementasikan. Berkaitan dengan hal tersebut, perencanaan pengelolaan sumber daya air tidak terlepas dari peran serta masyarakat sebagai pengguna, pemanfaat dan pihak yang dilayani oleh BBWS Cimanuk Cisanggarung. Dalam hal ini akan dibahas secara khusus tentang strategi dan implementasi pengelolaan sumber daya air di DAS Cisanggarung. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dirumuskan pertanyaan sebagai berikut: 1. Keterkaitan antara Rencana Induk Pengembangan Potensi Sumber Air di DAS Cisanggarung yang telah dibuat, dengan Pola Pengelolaan SDA yang telah ditetapkan serta Rencana Pengelolaan SDA sebagai penjabaran dari Pola Pengelolaan SDA yang telah dirumuskan. 2. Bagaimana pendapat dan pandangan masyarakat di DAS Cisanggarung sendiri terhadap strategi pengelolaan sumber daya air di DAS Cisanggarung yang telah dirumuskan tersebut.

I.3.

Maksud dan Tujuan

Maksud dari studi ini adalah menganalisa Rencana Pengelolaan SDA di DAS Cisangarung sebagai strategi pengelolaan DAS dan tingkat penerimaan masyarakat terhadap strategi pengelolaan DAS tersebut.

Tujuan dari studi ini adalah mengetahui pendapat dan penerimaan masyarakat terhadap strategi pengelolaan DAS Cisanggarung serta mengetahui bentuk implementasi pengelolaan DAS yang tepat bagi DAS Cisanggarung dengan melibatkan peran serta masyarakat.

BAB I -4

Manfaat dari studi ini adalah: 1. Sebagai masukan bagi instansi terkait dalam perumusan kembali Rencana Pengelolaan SDA khususnya untuk DAS Cisanggarung, yang nantinya akan ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, dan akan menjadi strategi pengelolaan SDA di DAS Cisanggarung. 2. Dengan adanya masukan dari masyarakat diharapkan pelaksanaan

pengelolaan SDA di DAS Cisanggarung, dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan sumber daya air, secara terpadu dan tepat guna.

I.4.

Ruang Lingkup Studi

Ruang Lingkup Wilayah Studi dilakukan di DAS Cisanggarung yang meliputi wilayah Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon bagian timur dan Kabupaten Brebes.

Ruang Lingkup Materi pada studi ini adalah: a. Penelusuran rencana pengelolaan SDA di DAS Cisanggarung yang telah dilakukan. b. Mengkaji keterkaitan antara rencana pengelolaan SDA di DAS Cisanggarung yang telah ada dengan Pola Pengelolaan SDA di WS Cimanuk Cisanggarung serta Rencana Pengelolaan SDA di WS Cimanuk Cisanggarung. c. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat terhadap rencana pengelolaan SDA di DAS Cisanggarung.

I.5.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif untuk mengetahui sejauh mana masyarakat dapat menerima dan berperan serta dalam pengelolaan sumber daya air. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan negosiasi pada pengelolaan sumber daya air dan bersifat asosiatif, yang dilakukan dengan cara sosialisasi.

BAB I -5

Studi ini dilakukan dengan beberapa tahapan penelitian. Penelitian terbagi dalam 3 (tiga) kegiatan utama yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1.

Studi Pendahuluan, studi ini menjelaskan tentang gambaran umum permasalahan yang ada di BAB I seperti latar belakang permasalahan, maksud, tujuan dan manfaat dari studi ini.

2.

Identifikasi, pada bagian kedua ini terdiri dari BAB II yang akan menjelaskan tentang pengelolaan SDA secara umum, pengembangan dan pengelolaan sumber daya air di DAS Cisanggarung, dan pendekatan negosiasi pada pengelolaan sumber daya air; dan BAB III yang akan membahas profil dan gambaran umum DAS Cisanggarung.

3.

Analisis, yaitu dengan menganalisis keterkaitan antara rencana induk pengembangan sumber daya air di DAS Cisanggarung dengan pola pengelolaan serta rencana pengelolaan sumber daya air di DAS

Cisanggarung, untuk selanjutnya akan di sosialisasikan kepada masyarakat terkait sebagai salah satu upaya pendekatan negosiasi.

BAB I -6

Adapun visualisasi skematik metode penelitian adalah seperti gambar berikut: Latar Belakang Masalah Pertanyaan Studi

Pengelolaan SDA, pengembangan dan pengelolaan SDA di DAS Cisanggarung, pendekatan negosiasi pada pengelolaan SDA

Profil dan Gambaran umum DAS Cisanggarung

Keterkaitan antara rencana induk pengembangan DAS Cisanggarung, dengan pola dan rencana pengelolaan SDA di WS Cimanuk Cisanggarung serta sosialiasi kepada masyarakat

Menjawab Pertanyaan Studi

Analisis, pembahasan, kesimpulan dan saran

Gambar 1.1. Visualisasi Skematik Metode Penelitian

I.6.

Sistematika Penulisan

Thesis ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I Pendahuluan. Menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, maksud, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, ruang lingkup penelitian dan sisteatika penulisan thesis.

BAB II

Tinjauan Pustaka. Menjelaskan teori-teori yang digunakan pada penulisan tesis ini.

BAB I -7

BAB III

Gambaran umum. Menjelaskan mengenai profil dan gambaran umum DAS Cisanggarung.

BAB IV

Metodologi. Menjelaskan tahapan pelaksanaan pekerjaan, meliputi pekerjaan persiapan, pengolahan data hingga analisis

permasalahan.

BAB V

Analisis dan Pembahasan. Menjelaskan studi-studi terdahulu yang berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan sumber daya air di DAS Cisanggarung, mengkaji keterkaitan antara studistudi terdahulu dengan Pola PSDA WS Cimanuk Cisanggarung dan Rencana Pengelolaan SDA WS Cimanuk Cisanggarung khususnya untuk DAS Cisanggarung, yang akan ditetapkan tahun ini, hasil kajian tersebut berupa strategi pengelolaan yang akan disosialisasikan kepada masyarakat di DAS Cisanggarung untuk mendapatkan timbal balik dari masyarakat, sehingga menghasilkan bentuk strategi pengelolaan sumber daya air yang tepat untuk DAS Cisanggarung dan rencana implementasi dari strategi pengelolaan tersebut.

BAB VI

Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan dalam penelitian ini ialah memberikan penjelasan tentang bentuk strategi dan implementasi pengelolaan SDA yang tepat untuk DAS Cisanggarung, yang nantinya akan dimasukkan kembali ke dalam Rencana Pengelolaan SDA di WS Cimanuk Cisangarung yang akan ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Saran yang disampaikan adalah memberikan arahan yang positif kepada instansi terkait agar Rencana Pengelolaan SDA yang akan diterapkan lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

BAB I -8

Anda mungkin juga menyukai