A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
b. Undang- Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
c. Undang- Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
d. Undang- Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air;
g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai;
h. Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah,
Page 1
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum Yang Merupakan Kewenangan
Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri;
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 06/PRT/M/2015
tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Sumber Air dan Bangunan Pengairan;
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 09/PRT/M/2015
tentang Penggunaan SDA;
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman
Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidan Pekerjaan Umum;
m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat;
n. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.
2. Gambaran Umum
Dalam rangka untuk melaksanakan pemeliharaan daerah irigasi dan pemeliharaan prasarana
irigasi, maka diperlukan perencanaan pemeliharaan daerah irigasi dan pemeliharaan
prasarana irigasi. Kegiatan perencanaan pemeliharaan daerah irigasi dan pemeliharaan
prasarana irigasi dilakukan melalui inventarisasi dan pengumpulan data, yaitu: data jumlah,
dimensi, jenis, kondisi, fungsi dan kinerja irigasi serta prasarana irigasi.
Objek inventarisasi berupa luasan daerah irigasi di lapangan dan infrastruktur irigasi yang
sudah terbangun di WS Omba dan WS Kamundan Sebyar. Hasil inventarisasi yang
diperoleh untuk kegiatan pemeliharaan adalah data luasan daerah irigasi dan bangunan
pelengkapnya secara utuh dalam satu sistem irigasi teknis. Data tersebut meliputi data
kerusakan beserta pengaruhnya terhadap fungsi dan kinerja. Dari hasil inventarisasi tersebut
disusun program 5 (lima) tahunan yang akan diusulkan untuk mendapat biaya
pemeliharaan. Pelaksanaan inventarisasi dilaksanakan secara berkala paling sedikit dalam 1
(satu) tahun sekali.
C. SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah untuk mencapai strategi jangka Panjang yang paling
efektif (ditinjau dari segi biaya) untuk mencapai tingkat pelayanan tertentu.
Memberikan gambaran yang jelas kepada organisasi dan user tentang impikasi
finansial dari penyediaan pelayanan pada tingkat tertentu dan untuk mendapatkan
bahan guna penyusunan program kerja pengelolaan irigasi partisipitaf.
F. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan tersebar pada daerah irigasi yang dibangun oleh Balai Wilayah Sungai
Page 3
Papua Barat di WS Omba dan WS Kamundan Sebyar, Provinsi Papua Barat.
G. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini adalah mencakup kegiatan sebagai berikut :
1. Pekerjaan awal/ persiapan dan pengumpulan data sekunder,
2. Identifikasi lokasi pekerjaan (survei pendahuluan),
3. Survei Pelaksanaan :
- Inventarisasi luasan daerah irigasi yang ada di lapangan dengan menggunakan
Drone untuk menghasilkan hasil data pemetaan udara ,
- Penelusuran jaringan irigasi (primer dan sekunder) melibatkan partisipasi
P3A/GP3A/IP3A.
- Mendapatkan data jumlah, dimensi, jenis, kondisi, Fungsi seluruh aset irigasi,
serta Data ketersediaan air, nilai aset, dan areal pelayanan Pada setiap Daerah
Irigasi dalam rangka keberlanjutan sistem irigasi pada setiap Daerah Irigasi.
4. Pengumpulan Data teknis daerah irigasi dengan cara walkthrough / penelusuran.
5. Pemutakhiran Data Aset Irigasi
6. Sebagaimana diketahui PP 20/2006 menetapkan bahwa inventarisasi asset jaringan
dilakukan sekali setahun dan inventarisasi aset pendukung dilakukan sekali dalam 5
tahun. Dengan demikian pemutakhiran data untuk aset jaringan dilakukan sekali
dalam setahun dan untuk asset pendukung sekali dalam 5 tahun. Inventarisasi aset
irigasi didasarkan atas aset yang ada di atas satu persatu DI. Dengan demikian
apabila pada tahun pertama belum seluruh DI yang berada dalam kewenangan suatu
instansi selesai di-inventarisasi, maka pada tahun kedua akan dilakukan :
• Re-inventarisasi DI yang telah selesai di inventarisasi pada tahun 1; yang
menghasilkan Laporan Pemutakhiran Data dan
• Inventarisasi DI yang belum pernah di inventarisasi.yang menghasilkan Laporan
Hasil Inventarisasi Baru.
7. Data aset jaringan irigasi dapat berubah bilamana :
• Terjadi inflasi harga sehingga nilai aset baru berubah;
• Terjadi kerusakan baru;
• Terjadi usulan perbaikan baru karena ada kerusakan baru;
• Terjadi pelaksanaan perbaikan/pembaruan sebagai realisasi dari RPAI;
• Terjadi pelaksanaan perbaikan/pembaruan diluar RPAI;
• Terjadi perubahan atas kewenangan suatu DI;
Page 4
• Terjadi pengembangan DI baru;
• Terjadi malapetaka alam; dan
• Terjadi penghapusan aset karena tidak diperlukan lagi.
3. Survei Pelaksanaan
a. Inventarisasi luasan daerah irigasi yang ada di lapangan dimaksudkan untuk
mengetahui total luasan areal irigasi yang sudah ada di lapangan,
b. Inventarisasi prasarana irigasi yang sudah ada di WS Omba dan WS Kamundan
Sebyar berdasarkan form standar yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat. Kegiatan inventarisasi meliputi pengumpulan
data jenis, dimensi, kondisi, fungsi, kinerja dan foto dokumentasi prasarana
irigasi pada saat dilaksanakan studi.
Page 5
4. Penyusunan Database Daerah Irigasi dan Prasarana Irigasi
Setelah dilaksanakannya kegiatan inventarisasi dan identifikasi ke lokasi studi,
kemudian dilakukan penyusunan database daerah irigasi dan prasarana irigasi di
WS Omba dan WS Kamundan Sebyar sesuai dengan standar yang ada dan
diituangkan dalam Peta untuk dapat dijadikan acuan data pengembangan dan
penanganan untuk program kegiatan selanjutnya.
I. METODOLOGI
1. Standar teknis yang digunakan sesuai dengan SKSNI yang terdapat dalam
"Daftar Standar Bidang Konstruksi dan Bangunan" yang diterbitkan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum,
2. Norma, standar, pedoman dan manual (NSPM) yang terkait di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
3. Standar lainnya yang berlaku secara nasional.
Page 6
J. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah selama 8 Bulan , 240 (dua ratus empat
puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal diterbitkannya Surat Perintah Mulai
Kerja.
2. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan dibuat setiap bulan yang berisikan seluruh aktifitas yang
dilakukan oleh konsultan. Laporan ini bermaterikan keadaan keuangan,
penggunaan tenaga kerja, permasalahan yang dihadapi dan langkah-langkah
yang diambil. Laporan Bulanan dicetak sebanyak 3 eksemplar pada masing-
masing laporan bulanan
3. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan merupakan garis besar kondisi pekerjaan, pemahaman
konsultan terhadap daerah pekerjaan, rencana kegiatan dan jadwal pelaksanaan
pekerjaan, jadwal penugasan tenaga ahli yang dilibatkan, daftar data yang
sudah/belum dikumpulkan, rencana kerja yang akan dilaksanakan, permasalahan
dan dokumentasi kondisi eksisting. Laporan pendahuluan dicetak sebanyak 10
eksemplar.
Page 7
4. Laporan Antara (Interim)
Laporan antara merupakan konsep perencanaan konsultan terhadap daerah
pekerjaan. Aplikasi metode yang dipakai dan hasil perhitungan sementara
berdasarkan survey dan saran tambahan. Laporan dicetak sebanyak 5 eksemplar.
5. Konsep Laporan Akhir dicetak sebanyak 5 eksemplar
8. Album Gambar
Ukuran A3 dicetak sebanyak 5 eksemplar
b. Pendamping
Pejabat Pembuat Komitmen akan menunjuk pejabat/ petugas selaku Direksi
Pekerjaan dan Pengawas Lapangan yang akan mendampingi dan mengawasi
secara langsung pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi.
Page 8
M. PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA KONSULTANSI
Penyedia Jasa menyediakan peralatan dan material pengukuran maupun
peralatan/instrumen lain yang memenuhi standar ketelitian untuk menunjang
pelaksanaan pekerjaan. Setiap pelaksanaan kegiatan survey di lokasi pekerjaan,
diwajibkan untuk seluruh personel menggunakan Alat Pelindung Diri (APD),
peralatan dan material tersebut harus disetujui oleh direksi pekerjaan.
O. PERSONIL
Personil yang ditugaskan harus memenuhi persyaratan keahlian seperti tersebut
dibawah ini:
Tenaga Ahli:
1. Team Leader/Water Resources Engineer (8 M/M)
Mempunyai sertifikat keahlian (Ahli Madya) SDA dengan jumlah Orang Bulan
sebesar 8 OB. Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil/ Pengairan,
lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi
dan berpengalaman dalam bidang SDA terutama bidang perencanaan teknis
Page 9
sarana dan prasarana keairan. Lebih diutamakan telah melaksanakan pekerjaan
selama 7 (Tujuh) tahun. Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai
Ketua Tim selama 1 (satu) paket pekerjaan dan telah mengikuti pelatihan tenaga
ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK sebagai ketua tim, tugas utamanya
adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam
pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
Tenaga Pendukung
Untuk mendukung tugas-tugas Tim Konsultan, diperlukan beberapa Tenaga
Pendukung yang berpengalaman di bidangnya sekurang-kurangnya 2 (Dua) tahun
dengan pendidikan minimal STM/ SMK Teknik/ SMA, yaitu sebagai berikut :
1. Tenaga Administrasi /Bendahara
2. Operator Komputer
3. Operator CAD/GIS
P. ANALISA PASAR
Page 11
Paket pekerjaan Konsultansi ini dapat dilaksanakan oleh penyedia yang memiliki
Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha Menengah serta disyaratkan :
a. Klasifikasi Perencanaan Rekayasa dan Konsultansi Spesialis
b. Subklasifikasi RE101 Jasa Nasehat dan Konsultansi Rekayasa Teknik dan SP304 Jasa
Pembuatan Peta
R. LAIN-LAIN
1. Konsultan harus menunjuk seorang wakilnya yang sewaktu- waktu dapat
dihubungi dalam rangka pelaksanaan pekerjaan tersebut dan mempunyai kuasa
untuk bertindak dan mengambil keputusan atas nama Konsultan.
2. Konsultan diminta menyerahkan foto atau gambar berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan lapangan.
3. Konsultan harus selalu mendiskusikan usulan- usulan pekerjaan ini dengan
Direksi Pekerjaan.
4. Semua peralatan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini harus
disediakan oleh Konsultan.
Hal- hal lain yang tidak disebutkan dalam TOR ini perlu dilaksanakan sesuai dengan
SNI/ SK-SNI yang terkait serta berpedoman pada persyaratan yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat serta persyaratan teknis yang umum berlaku di Indonesia saat ini, namun
dalam pelaksanaannya diperlukan fleksibilitas yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan.
Page 12
2. Hak cipta dan perbanyakan hasil pekerjaan ini menjadi milik Satuan Kerja Balai
Wilayah Sungai Papua Barat, dan setiap penggandaan dalam bentuk dan untuk
maksud apapun harus dengan izin tertulis dari Balai Wilayah Sungai Papua Barat.
S. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini disusun sebagai bagian dari Dokumen
Pengadaan yang harus ditanggapi dan dibuat kerangka kerja logis sebagai usulan
teknis yang akan diajukan oleh Konsultan.
Page 13