Anda di halaman 1dari 3

EDUKASI

Tahap edukasi dalam SIDELaCOM merupakan tahapan yang berkaitan dengan


penyesuaian kebutuhan masyarakat dengan infrastruktur yang akan dibangun. Infrastruktur yang
kelak dibangun haruslah menjawab permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Edukasi juga
berguna untuk meningkatkan rasa kepemilikan masyarakat terhadap infrastruktur yang akan
dibangun. Dalam kasus masterplan yang dibuat sebagai upaya mitigasi banjir di Indonesia maka
tahap tahap edukasi dilakukan setelah tahap perencanaan (design).

Edukasi yang perlu dilakukan adalah mengedukasi public terkait kebutuhan konstruksi
pasca bencana banjir. Setelah terjadi banjir tentulah banyak kerusakan konstruksi yang terjadi
seperti rumah menjadi tak layak huni, sekolah menjadi tak layak pakai, jembatan rusak dan lain
sebagainya. Edukasi berperan dalam mengetahui kebutuhan publik akan konstruksi pasca
bencana agar konstruksi yang dilakukan tepat sasaran sesuai kebutuhan masyarakat. Edukasi lain
yang perlu dilakukan adalah mengenai sistem peringatan banjir. Untuk mengurangi dampak dan
kerugian dari banjir yang terjadi perlu dilakukan pengembangan sistem peringatan bencana
banjir. Pengembangan sistem ini haruslah melibatkan masyarakat sebagai pihak terdampak
banjir. Masyarakat harus ikut serta dalam proses perencanaan dan implementasi agar mereka siap
dalam menghadapi banjir dikemudian hari. Oleh karena itu edukasi sangat diperlukan dalam
proses pengembangan sistem peringatan bencana banjir.

Edukasi juga diperlukan saat survei dampak banjir dilakukan. Untuk mendapatkan
dampak banjir yang akurat dan sesuai dengan kondisi nyata maka sebelum survei dilakukan
perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat terkait dampak banjir yang diterima. Hal ini akan
membuat survei dampak banjir ke lapangan menjadi lebih terarah dan jelas tujuanya.

PENGADAAN TANAH (LAND ACQUISITON)

Tahap selanjutnya setelah edukasi adalah pengadaan tanah (Land Acquisition). Pada
tahap ini secara garis besar diatur dalam UU No 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Sesuai masterplan yang di rencanakan maka
infrastruktur yang akan dibangun digunakan untuk kepentingan umum. Berdasarkan UU no 2
Tahun 2012 Pasal 10 pada poin a disebutkan bahwa waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran
air minum, saluran pembuangan air dan sanitasi, dan bangunan pengairan lainnya; merupakan
tanah untuk kepentingan umum sehingga pengadaan tanah untuk kepentingan umum wajib
dilaksanakan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pendanaan pengadaan tanah
berdasarkan UU no 2 Tahun 2012 dialokasikan dari APBN / APBD atau memungkinkan dari
BUMN dengan aturan khusus. Ada beberapa Thapa yang harus dilakukan dalam pengadaan
tanah diantaranya adalah :

1. Perencanaan
Dalam tahap ini dibutuhkan dokumen perencanaan yang mencakup survei sosial
ekonomi, kelayakan lokasi, analisa biaya dan mafaat pembangunan bagi wilayah dan
masyarakat, perkiraan nilai tanah, dampak lingkungan dan dampak sosial.
2. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan beberapa tahapan lain yaitu
a. pemberitahuan rencana pembangunan;
Pemberitahuan rencana pembangunan disampaikan kepada masyarakat pada
rencana lokasi pembangunan untuk Kepentingan Umum, baik langsung maupun
tidak langsung.
b. pendataan awal lokasi rencana pembangunan;
Pendataan awal lokasi rencana pembangunan meliputi kegiatan pengumpulan data
awal Pihak yang Berhak dan Objek Pengadaan Tanah.
c. Konsultasi Publik rencana pembangunan.
Konsultasi Publik dengan melibatkan Pihak yang Berhak dan masyarakat yang
terkena dampak serta dilaksanakan di tempat rencana pembangunan Kepentingan
Umum atau di tempat yang disepakati. Dalam hal ini masyarakat yang terkena
banjir harus diikut sertakan dalam konsultasi public untuk membahas rencana
pembangunan untuk kepentingan umum.
3. Pelaksanaan Pengadaan Tanah
Setelah penetapan lokasi pembangunan untuk Kepentingan Umum, Pihak yang
Berhak hanya dapat mengalihkan hak atas tanahnya kepada Instansi yang
memerlukan tanah melalui Lembaga Pertanahan. Beralihnya hak dengan memberikan
Ganti Kerugian yang nilainya ditetapkan saat nilai pengumuman penetapan lokasi.
Permasalahan yang sering timbul pada saat proses pengadaan tanah adalah lahan yang digunakan
belum siap sehingga mengakibatkan keterlambatan dalam proses konstruksi. Selain itu adalah
komitmen warga yang dilanggar. Warga yang melanggar komitmen adalah bentuk dari warga
setempat yang tidak mendukung kegiatan yang dilakukan. Hal hal tersebut bisa diantisipasi
dengan edukasi publik yang baik sehingga warga mengerti kebutuhan akan infrastruktur yang
akan menunjang kepentingan umum. Maka dengan begitu masyarakat akan mendukung proses
konstruksi dan konstruksi akan berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai