Anda di halaman 1dari 42

PERENCANAAN

BANGUNAN PENGELUARAN
 Bangunan pengeluaran juga dapat dibedakan
menurut operasi hidraulisnya, yaitu: dengan pintu
atau tanpa pintu, atau alirannya bebas (free flow)
atau aliran tertekan (pressure) atau campuran.
Penentuan kapasitas bangunan pengeluaran
 Bangunan pengeluaran didesain untuk
melepaskan air dengan debit tertentu sesuai
dengan fungsinya. Pelepasan air untuk irigasi
biasanya ditetapkan sesuai dengan pola
tanamnya. Demikian juga untuk kebutuhan air
baku, dan lain-lainnya.
 Apabila pengeluaran berfungsi sebagai
pelimpah untuk melepaskan kelebihan aliran
dari waduk, debit yang diperlukan untuk tujuan
tersebut harus disesuaikan dengan kapasitas
pengeluarannya.
Penentuan kapasitas bangunan pengeluaran

 Kondisi paling kritis waduk akan tercapai saat


waduk harus memenuhi berbagai kebutuhan air
yang lain bersama-sama dengan kebutuhan bagi
pengguna yang telah memiliki hak pemanfaatan air.
Kapasitas minimum bangunan pengeluaran irigasi
ditetapkan berdasar kondisi tersebut. Biasanya
kapasitas pengeluaran dibuat untuk berbagai
elevasi muka air waduk.
Posisi Bangunan Pengeluaran

Elevasi intake, elevasi struktur pengendali dan


saluran pembawa dipengaruhi terutama oleh faktor
debit, bangunan pengeluaran harus ditempatkan di
bawah elevasi operasi waduk minimum.

Waduk biasanya dilengkapi tampungan sedimen.


Posisi ambang intake penting dalam desain, elevasi
ambang harus di atas elevasi sedimen yang
direncanakan.

Ukuran konduit untuk debit yang bervariasi


tergantung dari fungsi terbalik terhadap tinggi
tekanan yang tersedia untuk menghasilkan debit
tertentu.
Gambar 2.2
Hubungan antara
tinggi tekanan
minimum dengan
ukuran konduit
Tata Letak Bangunan Pengeluaran

Tata letak bangunan pengeluaran dipengaruhi oleh


persyaratan hidraulis, kondisi lapangan dan prosedur
pelaksanaan.
Bangunan pengeluaran untuk mengalirkan air ke
saluran yang letaknya lebih tinggi atau ke dalam pipa
tertutup akan berbeda dengan untuk mengosongkan
waduk. Pada kasus tertentu, karena letaknya yang
berdekatan, bangunan pengeluaran dapat
digabungkan dengan pelimpah.

30 July 2019 7
Tata Letak Bangunan Pengeluaran

Kondisi topografi dan geologi juga mempengaruhi


pemilihan tata letak bangunan pengeluaran. Lokasi
tertentu mungkin cocok hanya untuk jenis konduit,
sedangkan di lokasi lain mungkin lebih cocok baik
untuk konduit maupun terowongan. Kondisi geologi
lapisan fondasi yang tidak menguntungkan,
misalnya lapisan overburden yang tebal, atau
batuan yang lunak akan menjadi pertimbangan
pada pemilihan terowongan. Lokasi pada lembah
sempit dengan lereng tumpuan yang curam
mungkin merupakan satu-satunya pemilihan untuk
terowongan.
Penempatan Bangunan Pengeluaran

Pada bendungan rendah, biasanya terdiri dari saluran


terbuka atau struktur konduit. Aliran air pada sistem ini
dikendalikan oleh pintu yang dipasang di bagian inlet atau
di tengah-tengah antara inlet dan outlet.

Pada bendungan tinggi, pengeluaran melalui konduit atau


terowongan. Tergantung dari posisi pintu, konduit atau
terowongan biasanya berupa aliran bebas, aliran tertekan.
Tergantung dari cara pengendalian dan kondisi aliran,
jalan masuk ke ruang pintu pengendali dapat dilakukan
melalui jembatan layan, atau malalui lubang/shaft pada
puncak bendungan, atau dengan berjalan kaki melalui
terowongan dengan pintu masuk pada bagian hilirnya.
Penempatan Bangunan Pengeluaran

Untuk bendungan beton, bangunan pengeluaran biasanya di


dalam tubuh bendungan melalui konduit. Struktur intake dan
peralatan bangunan akhir, masing-masing dibuat pada lereng
hulu dan lereng hilirnya.

Kadang-kadang, bangunan pengeluaran dibuat pada bagian


limpasan bangunan pelimpah dan di bagian hilirnya
dilengkapi dengan struktur peredam energi. Bila konduit
pelimpah dibuat pada bagian yang tidak melimpas, dimana air
harus dialirkan ke saluran, sistem ini perlu dilengkapi dengan
struktur peredam yang terpisah.
Penempatan Bangunan Pengeluaran
Terowongan pengelak yang digunakan selama pelaksanaan
konstruksi bendungan beton dapat digunakan sebagai
bangunan pengeluaran permanen dengan menambahkan
suatu konduit melalui penyumbat terowongan.

Portal outlet terowongan biasanya diletakkan cukup jauh ke


hilir dari bendungan, sehingga tidak memerlukan bangunan
peredam enersi atau cukup dibuatkan suatu deflektor, untuk
mengalirkan air langsung ke sungai di hilirnya.
Gambar Bangunan pengeluaran pada bendungan
urugan rendah
Lokasi Pintu Pengendali Aliran

Pintu dan katup pada bangunan pengeluaran dapat


dikatagorikan sesuai fungsinya.
Pintu dapat ditempatkan di hulu, di tengah atau di hilir
konduit. Bila aliran dari pintu dikeluarkan langsung ke
saluran terbuka, hanya bagian konduit di hulu pintu yang
mengalami kondisi tertekan.
Bila pintu atau katup mengalirkan air ke dalam pipa
tertekan, pintu/katup tersebut berfungsi hanya untuk
mengatur air yang dikeluarkan; aliran penuh di dalam pipa
akan terjadi di dalam konduit, baik di bagian hulu maupun
bagian hilir pintu pengendali.
.
 .
Keuntungan dan kerugian penempatan pintu
di hulu, tengah dan hilir

:Bila pintu di bagian hulu, pintu darurat, bulkheads, pintu layan,


dan trashracks dapat digabungkan menjadi satu struktur.
Bila pintu di bagian lain (tengah atau hilir), struktur trashrack dan
bulkhead yang terpisah mungkin akan lebih mahal. Penempatan
pintu di dalam chamber atau shaft pada tumpuan akan
menambah proteksinya pada daerah kegempaan tinggi.
Kerugiannya adalah memerlukan penutup bulkhead..Seluruh
bagian konduit/terowongan akan mengalami aliran tertekan, jadi
memerlukan material yang kuat, seperti pipa baja di dalam lining
beton.
Di Bagian Ujung Hulu
Dinding konduit harus didesain cukup kuat untuk
menahan tekanan dan harus kedap air. Konduit
sebaiknya ditanam pada fondasi batuan.
Struktur pintu harus dilindungi dengan saringan sampah,
pintu pengaman dan stop log. Intake terdiri dari menara
yang dibangun dari dasar konduit ke lantai operasi yang
ditempatkan pada elevasi di atas muka air maksimum.
Di Bagian Tengah

Desain struktur harus mempertimbangkan beban


eksternal dan tekanan internal pada dinding konduit.
Bagian hilir konduit yang tertekan, dapat terjadi
tekanan internal berlebihan yang menyebabkan
terjadinya bocoran melalui sambungan atau retakan.

Pada terowongan, lokasi pintu bukan merupakan hal


kritis seperti konduit.

Bila terjadi deformasi berlebihan yang menimbulkan


retakan dan bocoran melalui konduit, pipa lebih kecil
dapat dimasukkan ke dalam konduit. pintu pengendali
dilengkapi dengan pintu pengaman di bagian hulu
untuk mengantisipasi perbaikan terhadap kebocoran
atau kerusakan di bagian tertentu di sepanjang pipa.
 .
Di Bagian Hilir

Seluruh bagian konduit/terowongan akan mengalami


aliran tertekan, jadi memerlukan material yang kuat,
seperti pipa baja di dalam lining beton untuk mencegah
terjadinya tekanan air melalui retakan pada lining beton.

Penempatan pengendali di hilir mungkin menguntungkan


pada kondisi khusus, misalnya untuk terowongan yang
pendek. Seperti halnya penempatan pengendalian di
puncak bendungan, untuk penempatan pengendalian di
hilir ini juga memerlukan penutup bulkhead di bagian
hulunya. Katup jenis jarum juga dapat digunakan.
KOMPONEN BANGUNAN PENGELUARAN
Saluran Pembawa
- Saluran terbuka
- Terowongan
struktur pengeluaran lebih dipilih terowongan dibandingkan
dengan konduit. Terowongan tidak kontak langsung dengan
timbunan. Terowongan tertekan, penampang yang paling
menguntungkan berbentuk lingkaran. Sedangkan pada
terowongan aliran terbuka, penampang yang
menguntungkan ditinjau dari aspek aliran hidraulis adalah
berbentuk tapal kuda.
- Konduit
konduit harus ditempatkan/ ditanam pada fondasi
Struktur Pengendali

Pintu pengendali aliran yang dipasang di hulu biasanya


ditempatkan pada bangunan menara dengan alat angkat
yang dipasang pada dek layan. Bila pintu kendali ditempatkan
di tengah konduit, dapat digunakan pintu geser yang
dioperasikan melalui lubang vertikal (shaft).

Pintu-pintu katup juga dapat digunakan; .dry well harus dibuat


dan katup-katup ditempatkan pada suatu ruas pipa dimana
ujung hulunya dibungkus dalam penyumbat beton. Bila air
yang dialirkan melalui pipa terpisah di dalam konduit cukup
besar, suatu ruang khusus akan lebih baik dibandingkan
dengan dry well.
Bangunan Intake
Bangunan intake berfungsi sebagai mulut pemasukan
langsung dari waduk. Bangunan sadap tersebut juga
dilengkapi dengan pintu pengatur aliran, saringan sampah
(trashrack) dan saringan ikan (fish screen) bila diperlukan
serta fasilitas untuk perbaikan, yakni alat penutup bulkhead
atau stoplogs
Mulut konduit dapat diletakkan vertikal, miring atau horisontal,
tergantung dari persyaratan bangunan sadap. Bila elevasi
ambang (sill) diinginkan lebih tinggi dari konduit, dapat dipilih
jenis drop inlet, sama seperti pada bangunan pelimpah jenis
drop inlet. Mulut/pemasukan vertikal biasanya digunakan untuk
inlet pada level yang sama dengan konduit. Pada kasus
tertentu, bangunan sadap miring dapat diletakkan di sepanjang
lereng hulu.
Jenis-Jenis Bangunan Intake
Jenis-jenis bangunan sadap pada bangunan
pengeluaran, tergantung dari topografi, fungsi dan
tujuan operasinya, antara lain adalah :
 Bangunan sadap menara.
 Bangunan sadap yang langsung dipasang pada
lereng hulu, khususnya pada bendungan beton.
 Drop inlet intake
 Penyadap sandar/miring
Bangunan Intake pada
lereng hulu
bendungan beton
graviti dimana lereng
hulu cukup curam atau
hampir vertikal; mulut
penyadap biasanya
berbentuk bellmouth
dan dilindungi dengan
trashrack
Bila pintu dioperasikan
pada puncak hulu
bendungan, jenis pintu
biasanya menggunakan
jenis pintu sorong yang
ditarik dengan kabel
(cable-operated tractor
gate).
Drop Inlet Intake
diaplikasikan di hulu
kaki bendungan di
dekat tumpuan;
Intake Miring
Intake miring adalah bangunan sadap yang bagian
pengaturnya berupa culvert miring dan umumnya
bersandar pada tumpuan. Untuk menghindari
longsoran, sudut kemiringan tebing tumpuan
biasanya dibatasi < 600 kecuali untuk fondasi
batuan yang kokoh.
Saringan Sampah (trash rack)
Trash rack berfungsi untuk
menyaring sampah yang lolos
dari trashboom. Kebutuhan
trash rack pada intake
tergantung ukuran sluice atau
konduit, jenis alat kontrol
yang digunakan, kondisi
sampah, dll.
Struktur Akhir dan Peredam Energi
Air yang keluar dari bangunan pengeluaran
biasanya mempunyai kecepatan cukup tinggi.
Untuk konduit aliran-bebas, dapat digunakan alat
deflektor untuk mengarahkan aliran menjauhi
struktur outlet dan kaki bendungan, bila kondisi
geologinya memungkinkan. Bila kondisi
geologinya berupa batuan lunak, diperlukan suatu
struktur peredam energi sebelum aliran menuju ke
sungai. Aliran air yang keluar dari katup yang
dipasang pada ujung hilir konduit biasanya berupa
pancaran air yang dapat dialirkan langsung ke
sungai, melalui kolam olak, atau kolam loncatan
air, seperti halnya kolam olak bangunan pelimpah.
DESAIN HIDRAULIK

Jenis aliran pada bangunan pengeluaran biasanya


berupa aliran terbuka atau aliran tertutup/tertekan atau
kombinasi keduanya. Analisis aliran pada saluran
terbuka pada bangunan pengeluaran berdasarkan
prinsip aliran langgeng. Sedangkan pada aliran tertutup
berdasarkan tekanan aliran yang menyangkut masalah
kehilangan tinggi tekanan hidraulis untuk menentukan
tinggi tekanan total (total head) yang diperlukan untuk
menghasilkan debit yang diperlukan.

Kolam loncat hidraulis, baffles atau blok-blok beton


atau kolam olak digunakan untuk meredam enersi dari
aliran pada bagian ujung hilir bangunan pengeluaran.
Aliran Saluran Terbuka
Seperti pada bangunan pelimpah, besar debit aliran yang
melalui ambang intake adalah :
Q = CLH3/2.
dimana :
C = koefisien aliran (lihat di pelimpah)
L = lebar efektif pelimpah
He= tinggi tekanan total, termasuk tinggi tekanan akibat
kecepatan ha
Bila saluran terbuka dikontrol dengan pintu, debit aliran di
bawah pintu adalah seperti rumus :
2
2 gCL( H13 / 2  H 2 3 / 2 )
Q= 3

dimana :
H1 dan H2 adalah tinggi tekanan total terhadap bagian dasar
dan atas orifice.
Koefisien C tergantung dari jenis pintu dan bentuk mercu
(lihat modul pelimpah).
Aliran Saluran Terbuka
Bila pintu ditempatkan di hilir mulut pemasukan, bagian di atas
pintu kontrol akan berupa aliran tertekan. Konduit tanpa pintu
juga dapat berupa aliran penuh tergantung dari geometri inlet.
Fenomena dan persamaan hidraulis untuk aliran melalui
konduit tanpa pintu aliran tertekan sama seperti pada culvert
spillway. Desain hidraulis konduit aliran tertekan berpintu
sama seperti konduit aliran tertekan tanpa pintu.
Untuk aliran sistim pipa tertutup, persamaan Bernoulli dapat
ditulis :
HT = hL + hv2.
dimana :
HT = tinggi tekanan total yang diperlukan untuk mengatasi
kehilangan tinggi tekanan untuk menghasilkan debit
rencana
hL = kehilangan tinggi tekanan kumulatif
Pembebanan
Pembebanan dihitung berdasarkan kondisi batuan dan desain
sistem penopang hanyalah bersifat pendekatan. Karena faktor-
faktor ketidak-pastian, ukuran dan jarak penopang sering
ditentukan secara coba-coba, saat pelaksanaan konstruksi.
Rongga-rongga yang terjadi diantara lagging atau plate liner
harus diisi dengan kerikil/kerakal dan di-grouting.

Suatu terowongan pengelak biasanya terdiri dari beberapa tipe


bentuk potongan yang berbeda. Setiap tipe potongan tersebut
dihitung kondisi pembebanannya. Pembagian tipe potongan
biasanya dibagi pada bagian inlet dan outlet terowongan, plug,
antara inlet dengan plug, dan antara plug dengan outlet
terowongan. Setiap tipe potongan dapat memiliki sistem
perkuatan yang berbeda. Contoh pembagian panjang
terowongan berdasarkan perbedaan pembebanan dapat dilihat
pada gambar potongan memanjang terowongan seperti berikut
di bawah.
Tipe I : bagian terowongan diantara inlet dan penyumbat. Bagian
ini biasanya diperkuat dengan lining beton setebal 20 cm dan
jangkar batu spasi 2,0 m. Bagian ini dilengkapi dengan sistem pipa
pematus untuk drainase dan keseimbangan tekanan air.
Tipe II : bagian terowongan diantara bagian penyumbat dan outlet.
Bagian ini juga dilengkapi dengan pipa-pipa pematus untuk
menyeimbangkan tekanan air di bagian hulu penyumbat setelah
pengisian awal waduk.
Tipe III A dan III B (bagian portal): bagian antara inlet dan outlet
yang diperkuat dengan beton.
Pola Pembebanan pada terowongan
Pembebanan
◦ Berdasarkan klasifikasi beban batuan dari Terzaghi yang telah
dimodifikasi oleh Deere, at all, 1970, kondisi batuan dapat
diklasifikasikan menjadi moderately, blocky, dan seamy. Persamaan
untuk menghitung beban batuan adalah sebagai berikut:
Hp = 0.25 B sampai 0.35 B
Sehingga distribusi beban QRL menjadi:
QRL = Hp * γrock
a) Tekanan Air
Tekanan hidrostatik, arah vertikal, V1 = Hw1 * γw
dimana : Hw1 = tinggi air diatas atap terowongan; γw = berat volume
air
Tekanan hidrostatik, arah horisontal/ke samping, V2 = Hw2 * γw
dimana: Hw2 = tinggi air terhadap dasar terowongan; γw = berat
volume air
b) Tekanan grout
Tekanan grout tirai dan tekanan grout konsolidasi, atau tekanan
backfill/contact grout, juga perlu dimasukkan ke dalam perhitungan.
Portal Inlet dan Outlet
 Pada bagian ini berat timbunan di atas portal sepenuhnya dipikul
oleh portal, karena tekanan overburdennya tidak cukup. Contoh
pembebanan yang bekerja pada portal tersebut dapat dilihat seperti
pada gambar di bawah.
 Berat total beban mati (Vd) = berat tanah timbunan di atas portal
(Ws) + Berat sendiri terowongan (WC).
Berat timbunan di atas portal, WS = BT x {(D – Hwd) x (γs – γw) + Hwd x
γd}
Berat sendiri terowongan, WC = (HT x BT – H x B + 2 x Hf2) x γc
 Portal inlet dan outlet harus aman terhadap stabilitas akibat uplift.
Stabilitas akibat uplift dihitung pada saat terowongan dalam kondisi
kosong. Persamaan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
Fs = Vd/U > Fa
Dimana :Fa = Faktor keamanan terhadap uplift = 1.2
Vd = total berat beban mati (t/m) = Ws + Wc
Ws = Berat timbunan tanah diatasnya
Wc = Berat sendiri terowongan
U = total uplift (t/m) = BT x HT x γw
Konduit
 Konduit yang didesain melalui timbunan harus mengantisipasi
terjadinya pergerakan yang dapat menimbulkan retakan atau
bocoran yang berlebihan. Untuk memperoleh struktur yang
aman, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai
berikut :

• Metode untuk meminimalkan rembesan di sepanjang bidang


kontak konduit dengan timbunan.
• Penanganan secara rinci terhadap retakan-retakan yang dapat
mengakibatkan bocoran ke dalam timbunan di sekeliling
konduit tertekan serta mencegah piping material timbunan.
• Pilih metode perbaikan fondasi yang tepat untuk
meminimalkan terjadinya perbedaan penurunan yang dapat
memicu terjadinya retakan.
 Sambungan konduit harus diberi waterstop.

Anda mungkin juga menyukai