PERENCANAAN BENDUNGAN
BANGUNAN PELIMPAH
PENYEBAB KERUSAKAN / KEGAGALAN BENDUNGAN
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
mendesain bangunan pelimpah tersebut, adalah :
5. Pelimpah Labirin
Karakteristik pelimpah labirin yaitu adanya perubahan alinyemen dari
tata letak untuk memperpanjang mercu dibanding dengan mercu
konvensional pada ruang lateral yang sama. Perubahan alinyemen
membentuk satu seri dari weir bentuk V yang terhubung satu sama lain.
d1 2V12 d1 d12
d2 = 2 g 4
Bak lontar digunakan bila pancaran jet dapat ditoleransi dan gerusan
tidak menjadi masalah. Sebagian besar peredaman energi terjadi di
daerah dimana pancaran air masuk ke dalam air buri. Faktor yang
mempengaruhi jarak loncatan dari bibir bak ke titik temu loncatan air
dengan air buri adalah kecepatan awal aliran jet, sudut bibir bak, dan
perbedaan elevasi antara bibir bak dan air buri.
.
Kriteria Desain Hidraulis
- Daya Dukung
Rumus daya dukung fondasi untuk bangunan-bangunan air yang
berada diatas lapisan tanah dengan perbaikan fondasi adalah :
qult = CNc + Q Nq + 0,5 Ƴ B N Ƴ
Qi = qult / FK
dimana :
c = Kohesi tanah fondasi ( t/m2 )
Q = Beban diatas fondasi ( t/m2 )
Ƴ = Berat volume tanah diatas fondasi ( t/m2 )
B = Lebar fondasi ( m )
Nc,Nq,Ny = Adalah faktor daya dukung
FK = Faktor keamanan terhadap daya dukung
Stabilitas Guling
Untuk bangunan air atau dinding yang mengalami tekanan harus
diperhitungkan faktor kemanan terhadap tergulingnya bangunan
menggunakan rumus :
FKgl = Mt / Mg
Dimana :
Mt = Terdiri dari momen akibat berat sendiri bangunan
Mg = Terdiri dari momen menggulingkan bangunan : tekanan aktif,
tekanan air, gempa, uplift dsb.
Stabilitas Geser
Stabilitas geser diperlukan untuk bangunan air agar tahan/tidak
bergerak jika mengalami tekanan horisontal serperti tekanan aktif,
tekanan air, gempa, dan beban luar lainnya. Faktor keamanan
terhadap geser dihitung dengan rumus :
FKgs = Ketahanan geser (t) / Gaya geser (t)
Air yang keluar dari pintu yang terbuka sebagian seperti pada aliran
orifice. Dengan bukaan kecil pada tinggi tekanan penuh, akan terjadi
trayektori aliran jet. Untuk orifice vertikal , trayektory aliran jet
mengikuti persamaan parabola seperti di bawah.
Debit aliran air melalui mercu ogee dengan bukaan pintu sebagian
sama dengan aliran melalui orifice tekanan rendah menggunakan
rumus sebagai berikut :
Q= 2 3/ 2 3/ 2 ……… (4.7)
2 gCL( H1 H2 )
3
H1 dan H2 adalah tinggi tekan total terhadap bagian dasar dan atas
orifice. Koefisien C tergantung dari jenis pintu dan bentuk mercu, :
Pelimpah Samping
Bila tekanan aliran berkurang, akan terjadi kondisi kritis pada saat
awal kavitasi, kondisi kritis ini disebut kavitasi awal (incipient
cavitation). Sebaliknya, bila kavitasi telah terjadi dan kecepatan aliran
berkurang atau tekanannya naik, akan terjadi kondisi kritis saat
kavitasi menghilang, disebut hilangnya kavitasi (desinent cavitation).
Kondisi aliran kritis terjadi pada kondisi dimana gelembung kavitasi
individual berubah menjadi rongga besar secara mendadak, hal ini
disebut sebagai kavitasi aliran atau superkavitasi.
Stabilitas Pelimpah
Stabilitas guling
Stabilitas geser
Daya dukung
Tekanan angkat, khususnya di lantai saluran luncur/kolam olak.
Kondisi ekstrim :
Kombinasi 1-1 Kondisi banjir dengan tekanan angkat
Kombinasi 1-2 Kondisi banjir tanpa tekanan angkat
Kombinasi 2-1 Kondisi normal dengan gempa dan tekanan angkat
Kombinasi 2-2 Kondisi normal dengan gempa dan tanpa tekanan angkat
Kondisi Normal :
Kombinasi 3-1 Kondisi normal dengan tekanan angkat
Kombinasi 3-2 Kondisi normal tanpa tekanan angkat
Kuat tekan pada dasar ditentukan dari persamaan berikut dan harus
memenuhi kapasitas daya dukung dari fondasi.
q = ΣV/L x (1+6e/L) ......... (6.2)
FK = qu/q
Komponen struktur pelimpah yang dihitung stabilitas strukturnya
adalah :
Approach channel
Transition channel
Chute
Flip Bucket
Tumpuan Jembatan
Apabila sisi kiri dan kanan pelimpah memiliki kondisi geologi dan
fondasi yang berbeda maka stabilitas struktur harus dihitung
secara terpisah antara sisi kiri dan kanan pelimpah.
Perhitungan stabilitas guling :
X1 = (ΣMx – ΣMy)/ ΣV ............. (6.4)
e = B/2 – (ΣMx – ΣMy)/ ΣV …... (6.5)
e ≤ L/6 (Kondisi normal)
e ≤ L/3 (Kondisi gempa)
dimana :
ΣMx = jumlah momen pada sumbu x
ΣMy = jumlah momen pada sumbu y
ΣV = jumlah gaya vertikal
X1 = jarak titik tangkap gaya vertikal terhadap
cos
2
Ka .........(6.8)
2
sin sin
cos cos cos 1
2
cos cos
sin
sin
sin
nilai δ untuk berbagai kondisi memiliki nilai berbeda sehigga untuk tiap kondisi
perlu dihitung nilai Kah dan Kav dengan persamaan berikut:
Kah = Ka ∙ cos(δ+α) …… (6.9)
Kav = Ka ∙ sin(δ+α) ........ (6.10)
Beban Dinamis Dinding Samping
Turbulensi yang ditimbulkan oleh loncatan air hidraulis menimbulkan terjadinya gaya-
gaya yang bekerja pada dinding kolam olak sebagai gaya-gaya dinamis atau pulsating
forces Besaran beban dinamis tersebut perlu dipertimbangkan dalam mendesain
dinding samping tersebut
Rm = gaya statis min rata2 plus gaya dinamis pada kaki loncatan hidraulis (lb/ft)
Hs = tinggi tekan pelimpah, yakni elevasi muka air normal mercu minus elevasi apron
kolam (ft). Besaran gaya yang bekerja pada dinding samping bervariasi di sepanjang
kolam olak.
…….. (6.12)
REMBESAN
Tebal Lantai Saluran Luncur/Kolam Olak
100%
0,94% 0,83%
0,78% 0,39% 0%
0,89% 0,72% 0,67% 0,61% 0,56% 0,5% 0,44%
0,33% 0,06%
Untuk melindungi lapisan tanah dasar terhadap gerusan di bagian hilir kolam olak,
dilindungi dengan batu atau bronjong yang dilengkapi dengan inverted filter di
bagian bawahnya. Panjang lapisan pelindung dihitung berdasarkan kedalaman
gerusan. Rumus yang dapat digunakan untuk mendesain lapisan pelindung
LL = 4R
LL = panjang lapisan pelindung
R = kedalaman gerusan
Untuk menghitung turbulensi dan aliran yang tidak stabil, maka R ditambah 1,5R
menjadi 2,5 R. Bila menggunakan batu bronjong, tebal lapisan pelindung yang
berupa susunan bongkah batu kosong adalah 2 sampai 3 kali diameter bongkah
……. (5.18)
Q = debit (m3/det)
f = faktor lumpur Lacey
dm = diameter butiran tanah d50(mm)
Besarnya nilai debit yang dipergunakan untuk menganalisis gerusan pada kolam
olak, digunakan debit banjir dengan periode ulang 100 tahun.
Lining Saluran Terbuka
Selama air mengalir melalui saluran, lantai saluran menerima gaya-gaya
hidrostatis, tahanan friksi sepanjang saluran, gaya dinamis, tekanan
angkat (uplift) dari retakan/sambungan.
Bila material fondasi berupa batuan, slab dapat dicor langsung pada
permukaan galian, bila perlu dapat diperkuat dengan angkur.
Blok-blok/slab beton sebaiknya menggunakan konstruksi beton
bertulang untuk mengantisipasi timbulnya retakan-retakan.
Kolam olak biasanya terisi air, sehingga lapisan tanah di bawahnya
menjadi jenuh permanen. Lantai kolam olak ini juga akan menerima
beban/tekanan angkat, oleh karena itu lantai kolam harus cukup
berat/tebal untuk menahan beban yang bekerja atau mempunyai
sistim drainasi yang baik untuk melepaskan tekanan angkat
tersebut.
Dalam analisis desain, lantai kolam olak dianggap sebagai free body
pada sistim keseimbangan statis dengan reaksi fondasi untuk
mengimbangi beban-beban aktif. Gaya-gaya angkat yang
disebabkan oleh beda tinggi tekanan pada bagian bawah slab
diimbangi oleh berat lantai dan berat air efektif di dalam kolam.