Anda di halaman 1dari 23

PERCOBAAN IV

PERCOBAAN PINTU AIR

4.1. Tujuan

1. Menganalisa besarnya koefesien pengaliran, debit aliran, kecepatan aliran, dan


tekanan air .

2. Menggambarkan profil muka air dan grafik hubungan sifat-sifat aliran.

3. Menganalisa sifat aliran pada saluran tesebut baik secara perhitungan maupun
secara visual.

4.2. Ringkasan Tiori

Pintu air yang airnya mengalir melauli bagian bawah struktur dinamakan pintu air
aliran air aliran bawah, contohnya pintu air gesek tegak. Sebaliknya jika air mengalir
diatas struktur dinamakan pintu air aliran atas. Secara hidrolis contoh pintu air aliran
atas adalah sekat dan sejenisnya. Dengan menggunakan persamaan energi dapat
ditunjukkan bahwa besarnya debit pelepasan yang melalui pintu air aliran bawah
adalah:

 V 
Q = C . d . b . a. 2.g y1   1  . .......................................... (4-1)
 2.g 
Dimana:
Cd = Koefisien debit
B = Panjang pintu air (m)
A = Tinggi bukaan pintu (m)
G = Gravitasi (9,81 m/dt)
Y1 = Kedalaman hulu aliran (m)
V1
 = Tinggi energi kecepatan aliran (m)
2.g

17
2
V1
2.g

 
2
V3
2.g

2
V2
y1
2.g y3

a
y2

Gambar 4.1 Pintu air aliran bawah


Aliran pelepasan dari pintu, mungkin (terendam) atau bebas, tergantung pada
kedalaman air bawah. Untuk keperluan studi eksperimen, pemakaian istilah tinggi
energi kecepatan tersebut dimasukkan dalam koefisien debit (Cd), jadi:

Q= Cd . d . b. a 2.g . y.2
.............................................................. (4-2)
Dimana:
Cd = Koefisien debit yang tergantung pada geometri struktur, koefisien konstruksi (Cc) :

Cc = y2 / a .................................................................................. (4-3)
Dimana:
Y2 = Kedalaman hilir aliran (m)
a = Tinggi bukaan pintu (m)
Perbandingan e dengan Y1 merupakan fungsi dari besaran koefisien kecepatan (Cc) :

Cv = a/Y1. .................................................................................... (4-4)


Dimana:
a = Kedalaman hilir aliran (m)
Y1 = Kedalaman hulu aliran
Koefisien debit (Cd) untuk saluran terbuka dapat dinyatakan sebagai berikut:

18
Cv.Cc
Cd  . .......................................................................... (4-5)
 a.Cc 
1  
 Y1 
Dimana:

Cv = Koefisien kecepatan
Cc = Koefisien kosraksi
a = Tinggi bukaan pintu (m)
Yi = Kedalaman hulu air (nn)
Untuk aliran tenggelam yang melalui pintu air dimana kedalaman hilir aliran lebih besar
dari pada tinggi bukaan pintu, persamanaan debit pada aliran tenggelamnya tersebut
dapat dinyatakan :

Q = Csf . b . a . 2.g. y1 ................................................................. (4-6)


Dimana:
Csf = Koefisien debit untuk aliran tenggelam (dapat diperoleh dari gambar)
b = Panjang pintu air (m)
a = Tinggi bukaan pintu (m)
g = Gravitasi (9,81 m/dt2)
Y1 = Kedalaman hulu aliran (m)
free
flow
41 49
59
0.5 27
28
19 29
40 101
34
47 75
0.4 24
26
103
61
Csf 37
46
48
58
12 36 81
67
0.3 13
16 86

20
21
26
Exprimental data of
Rajaratnam & Subramanya 33
0,2 30

y1
Third parameter =
a

0,1 Curved due to hendry


6

8
2

12
3

18
0'
0 2 4 6 8 10 12 14 16
y1 / a

Gambar. 4. 2 Koefisien debit untuk pintu air gesek tegak vertikal


aliran tenggelam

19
Gaya – gaya yang bekerja pada pintu air ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini

2
V1 1' 3'
2.g

F3 F3'

y1 F1

2'
3
F2 y2
1 2

Gambar 4. 3 Gaya – gaya yang bekerja pada pintu air

Pada aliran tetap suatu saluran terbuka berlaku persamaan linier yaitu penjumlahan
aljabar dari semua gaya horisontal yang terjadi pada suatu massa zat cair. Pada aliran
tetap suatu saluran terbuka berlaku persamaan momentum linier yaitu penjumlahan
aljabar dari semua resultan gaya horisontal yang terjadi pada suatu massa zat cair.
Untuk sebuah debit aliran persamaan momentum linier dengan arah horizontal dapat
dinyatakan:

F1 = F2 – F2 – F3 ........................................................................ (4-7)
Dimana:
F1 = Gaya horizontal aliran sebelum pintu air
2
= ½ . ρ . g . y2
F2 = Gaya Horizontal aliran setelah pintu air
2
= ½ . ρ . g . y2
F3 = Gaya reaksi dari pintu terhadap aliran
Y  y1 
3

=½.ρ.g.
y 
2

1  y2

Dengan adanya gaya reaksi dari pintu terhadap aliran maka akan terjadi gaya tolak dari
  1
pintu akibat aliran F3 yang merupakan distribusi tekanan non hidrostatis:

20
F  = ½ . ρ . g .  y12  y22  ..............................................................
3
1
(4-8)

Dimana:

Ρ = Berat satuan air (kg/m3)


g = Gravitasi (9,81 m/dt2)
y1 = Kedalaman hulu aliran (m)
y2 = Kedalaman hulu aliran (m)
Untuk harga debit yang konstan, persamaan energi spesifik dapat dinyatakan sebagai
berikut:

Q2 V2
E=y+ atau E = y + ……………………. (4-9)
2.g.a 2 2. g
g = Gravitasi (9,81 m/dt2)
Persamaan energi spesifik tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk kurva para bola
sebagai berikut :

Gambar 4. 4 Kurva energi spesifik


Harga energi spesifik (E) akan minimum pada kedalaman aliran kritis (yc) untuk harga
E minimum dan Q konstan maka persamaan:

Vc 2
Emin= Yc + (4-10)
2.g ................................................................................

21
Dimana :
Vc 2
= ½ . yc maka persamaan (4-10) menjadi :
2.g

3
Emin = 2 . yc ............................................................................... (4-11)
Dimana :
Yc = Kedalaman aliran kritis (m)
Vc = Kedalaman aliran kritis (m/dt)
G= Gravitasi (9,81m/dt2)
Sedangkan kedalaman aliran kritis (yc) dapat dinyatakan sebagai berikut:

Q2
Yc= 3 (4-12)
g .b 2
......................................................................................
Dimana :
Q = Debit aliran (m3/dt)
g = Gravitasi (9,81 m/dt2)
b = Lebar dasar saluran (m)
Loncatan hidrolis merupakan jenis aliran tidak beraturan yang kedalaman airnya
berubah secara cepat, terjadi apabila aliran superkritis berubah menjadi sub kritis
melalui kedalaman air kritis pada jarak horizontal yang relatif pendek. Loncatan
hidrolis yang terjadi pada dasar horizontal, terdiri dari beberapa tipe yang berbeda –
beda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Biro Reklamasi Amerika Serikat,
tipe – tipe tersebut dapat dibedakan berdasarkan bilangan Froude aliran
Bilangan Froude:

V2
F=
 g.y  2 ....................................................................................
(4-13)

Dimana:
V2 = Kecepatan aliran setelah pintu (m/dt)
G = Gravitasi (9,81 m/dt2)
Y2 = Kedalaman hilir aliran (m)
Panjang loncatan dapat didefinisikan sebagai jarak antara permukaan depan loncatan
hidrolis sampai suatu titik pada permukaan gulungan ombak yang segera menuju ke
hilir. Para meter panjang loncata sangat penting didalam perencanaan untuk

22
menentukan ukuran perendam energi yang diakibatkan adanya loncatan hidrolis. Suatu
loncatan hidrolis akan terbentuk pada saluran, jika memenuhi persamaan :

y3
y2
 1
2
1  8F   1 .....................................................................
2
(4-14)

Dimana:
F = Bilangan froude
Y2 = Kedalaman hilir aliran (m)
Y3 = Kedalaman aliran yang segera menuju keadaan Konstan

L
Gulungan
ombak
Loncatan berombak

5 1/3
y3
1/2
c

Loncatan lemah
4
Loncatan Loncatan
Loncatan kuat
berisolasi tetap
sifat-sifat sifat-sifat Kolam otakan yang mahal dan
Gelombang
yang terbaik yang masih dapat diterima keadaan permukaannya kasar

3
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

permukaan yang mengalami


turbulensi

Gambar 4. 5 Panjang loncatan pada saluran horizontal.

4.3. Peralatan Yang Dipakai


1. Pintu air
2. Saluran terbuka dengan dinding fiber glass.
3. Tandon air sebagai bak tampungan air sementara.
4. Pompa air untuk memompa air dari tandon air.
5. Motor listrik untuk menjalankan sirkulasi (pompa air)
6. Meteran taraf untuk mengukur tinggi muka air.
7. Seperangkat alat current meter untuk mengetahui jumlah putaran baling –
baling.
8. Kabel untuk menghubungkan alat current meter dengan aliran listrik.
9. Penggaris untuk mengukur dimensi pintu air dan tinggi bukaan pintu.

23
4.4. Prosedur Kerja
1. Ukur tebal pintu air (t) dan panjang pintu air (b) dengan menggunakan penggaris
kemudian pasang pintu air dengan kuat di saluran posisi alat yang ditentukan.
2. Ukur tinggi bukaan pintu aiar (a) dengan menggunakan penggaris.
3. Tentukan posisi pengamatan yang dilakukan pada bagian hulu dan bagian hilir
alat ukur.
4. Alirkan sebuah harga debit dengan menekan tombol On pada motor listrik dan
atur katup pengatur aliran, kemudian tunggu sebentar sampai aliran dalam
keadaan konstan.
5. Ukur keadaan aliran pada posisi pengamatan yang telah ditentukan dengan
menggunakan current meter taraf, dimana dasar saluran untuk setiap posisi
pengamatan sama dengan nol.
6. Tentukan jumlah putaran baling – baling persamaan waktu dengan menggunakan
current meter untuk setiap posisi pengamatan yang telah ditentukan. Pengukuran
dilakukan pada bagian tengah, artinya letak baling – baling current meter tetap
pada 0,6 kedalaman aliran dari muka air.
7. Ulangi langkah 5 dan 6 untuk kondisi debit yang berlainan dengan memutar katup
pengatur aliran, namun terlebih dahulu tunggu sebentar sampai aliran dalam
keadaan konstan.

4.5. Tugas
1. Hitung besarnya koefisien debit (Cd)
2. Kontrol hasil perhitungan Cd dengan menggunakan persamaan dari Rechbock
dan beri kesimpulan.
3. Hitung kedalaman aliran kritis dan energi spesifik dengan menggunakan rumus
pada pintu air
4. Gambar kurva energi spesifik yang terjadi
5. Gambar profil memanjang aliran
6. Gambarkan grafik hubungan Cd pada ordinat dengan y1/p sebagai sumbu absis
7. Lakukan perhitungan 1 s/d 6 untuk debit berikutnya

24
4.6 Penyelesaian Tugas
Data Percobaan :
 Tinggi Bukaan Pintu Air (a) =3 Cm
 Tebal Pintu Air (t) = 0,5 Cm
 Lebar Pintu Air = 30 Cm
 Posisi Alat = 285 Cm
 Elevasi Dasar Saluran =0 Cm
 Waktu Putaran Current Meter (T) = 10 Detik
Tabel 4.1 Data Percobaan Pintu Air Debit 1
Pembacaan elevasi Tinggi Muka Pembacaan Tinggi Garis
Posisi v Hr Debit Debit
No. Dasar saluran Muka air Air (ho) Current meter Energi
3
(cm) (mm) (mm) (cm) Putaran/dtk (cm/dtk) (cm) (cm) (cm /dtk) (m3/dtk)
1 107 0 247 24,7 88 10,157 5,258 29,958 7526,189 0,008
2 128 0 250 25,0 92 10,541 5,663 30,663 7905,900 0,008
3 149 0 251 25,1 93 10,637 5,767 30,867 8009,887 0,008
4 170 0 255 25,5 87 10,061 5,159 30,659 7696,436 0,008
5 191 0 256 25,6 98 11,118 6,300 31,900 8538,470 0,009
6 212 0 257 25,7 96 10,926 6,084 31,784 8423,638 0,008
7 233 0 259 25,9 95 10,830 5,977 31,877 8414,522 0,008
8 254 0 259 25,9 91 10,445 5,561 31,461 8115,843 0,008
9 275 0 260 26,0 78 9,196 4,310 30,310 7172,724 0,007
10 285 - 30 3,0 - - 0 - - -
11 295 0 209 20,9 48 6,313 2,031 22,931 3958,126 0,004
12 316 0 212 21,2 99 11,214 6,409 27,609 7132,040 0,007
13 337 0 212 21,2 145 15,635 12,459 33,659 9943,542 0,010
14 358 0 216 21,6 123 13,520 9,317 30,917 8761,154 0,009
15 379 0 219 21,9 122 13,424 9,185 31,085 8819,699 0,009
16 400 0 222 22,2 202 21,112 22,718 44,918 14060,725 0,014
17 421 0 224 22,4 200 20,920 22,306 44,706 14058,240 0,014
18 442 0 224 22,4 166 17,653 15,882 38,282 11862,547 0,012
19 463 0 225 22,5 171 18,133 16,759 39,259 12239,843 0,012
20 484 0 225 22,5 104 11,694 6,970 29,470 7893,720 0,008
JUMLAH 170533,244 0,171

Kecepatan Aliran (v) = 0,961 x (n/T) + 1,7


= 0,961 x (88/10) + 1,7
= 10,157 Cm/detik
Tinggi Muka Air (Ho) = 24,7 Cm
V2
Hr =
2.g

10,1572
=
2 x 9,81

= 5,258 Cm
Tinggi Garis Energi (H) = Ho + Hr
= 24,7 + 5,258
= 29,958 Cm

25
Debit (Q) =VxA
= V x b x Ho
= 10,157 x 30 x 24,7
= 7526,189 Cm3/detik
1. Perhitungan Koefisien Debit (Cd)
Diketahui :
 a =3 Cm
 b = 30 Cm
 Y1 = 26,0 Cm
 Y2 = 20,9 Cm
 V1 = 9,004 Cm/detik
 V2 = 6,313 Cm/detik
 Perhitungan Debit Rata-Rata

Q 170533,244
Qr = = = 8526,6622 cm3/detik
20 20
 Perhitungan Koefisien Konstruksi (Cc)
Y2 20,9
Cc = = = 6,967
a 3
 Perhitungan Koefisien Kecepatan (Cv)
a 3
Cv = = = 0,1154
Y1 26,0

Maka perhitungan Koefisien Debit (Cd) :


Cv .Cc 0,1154 x 6,967
 Cd = = = 1,815
√1−(a .Cc⁄Y ) √1−( 3 x 6,967⁄26,0)
1

2. Pengontrolan hasil perhitungan Cd dengan menggunakan persamaan dari Rechbock


Jenis Aliran :
Kedalaman hilir, Y2 > a maka jenis aliran adalah tenggelam.

Gaya-gaya Yang Bekerja Pada Pintu Air


 F1 = 0,5 . ρ . g. (Y1)2

= 0,5 . 1 . 9,81 . (26,0)2

= 3315,78

26
 F2 = 0,5 . ρ . g. (Y2)2

= 0,5 . 1 . 9,81 . (20,9)2

= 2142,553
(Y2 −Y1 )3
 F3 = 0,5 . ρ . g . (Y1 + Y2 )

(20,9−26,0)3
= 0,5 . 1 . 9,81 . (26,0+20,9)

= 13,873

 Fx = ρ . g . (V2 – V1)

= 1 . 9,81 (6,313 – 9,004)

= -26,399

 (F31 ) = 1⁄2 . ρ . g . (Y12 − Y22)

= 1⁄2 . 1 . 9,81 . (26,02 − 20,92 )

= 1173,227
F′3 1173,227
 = = 84,57 dimana 84,57 > 1
F3 13,873

3. Penghitungan Kedalaman Aliran Kritis dan Energi Spesifik

 Perhitungan Kedalaman Kritis (Yc)

3 Qr2 3 8526,66222 𝑥 10−6


Yc = √g . =√ = 4,3506 m
b2 9,81 . 0,32

 Perhitungan Energi Spesifik (E)

Q2 V2
E = Y + 2. atau E = Y + 2 .
𝑔. A2 𝑔

243,5282 𝑥 10−6
E = 26 + = 26,003 m
2 . 9,81

 Perhitungan Energi Minimum (Emin)

3 3
E min = . Yc = . 4,3506 = 6,5259 m
2 2

27
 Perhitungan Kecepatan Kritis (Vc)

Vc =√2 . 𝑔 (𝐸𝑚𝑖𝑛 − 𝑌𝑐)

=√2 . 9,81 (5,5259 − 4,3506)

= 6,533 m

 Perhitungan Tipe Loncatan Hidrolis (F)

V𝑐 6,533
F= = =1
√g x Yc √9,81 x 4,3506

 Perhitungan Panjang Loncatan (Lj)

Lj = 6 . g (Y1 – Y2)

= 6 . 9,81 (26,0 – 20,9)

= 300,186 cm

Gambar 4.6 Grafik Kurva Energi Spesifik Pintu Air Debit I

28
Gambar 4.7 Profil Memanjang Percobaan Pintu Air Debit I

29
Tabel 4.2 Data Percobaan Pintu Air Debit 2
Posisi Pembacaan elevasi Tinggi Muka Pembacaan v Hr Tinggi Garis Debit
No. Dasar saluran Muka air Air (ho) Current meter Energi Debit (m3/dtk)
(cm) (mm) (mm) (cm) Putaran/dtk (cm/dtk) (cm) (cm) (cm3/dtk)
1 107 0 129 12,9 214 22,265 25,267 38,167 8616,710 0,009
2 128 0 132 13,2 204 21,304 23,133 36,333 8436,542 0,008
3 149 0 134 13,4 222 23,034 27,043 40,443 9259,748 0,009
4 170 0 135 13,5 207 21,593 23,764 37,264 8745,044 0,009
5 191 0 139 13,9 213 22,169 25,050 38,950 9244,598 0,009
6 212 0 141 14,1 204 21,304 23,133 37,233 9011,761 0,009
7 233 0 141 14,1 206 21,497 23,553 37,653 9093,062 0,009
8 254 0 140 14,0 201 21,016 22,512 36,512 8826,762 0,009
9 275 0 142 14,2 202 21,112 22,718 36,918 8993,797 0,009
10 285 0 30 3,0 - - 0 - - -
11 295 0 87 8,7 96 10,926 6,084 14,784 2851,582 0,003
12 316 0 95 9,5 227 23,515 28,183 37,683 6701,690 0,007
13 337 0 108 10,8 240 24,764 31,257 42,057 8023,536 0,008
14 358 0 109 10,9 242 24,956 31,744 42,644 8160,677 0,008
15 379 0 109 10,9 280 28,608 41,713 52,613 9354,816 0,009
16 400 0 110 11,0 284 28,992 42,842 53,842 9567,492 0,010
17 421 0 111 11,1 282 28,800 42,276 53,376 9590,467 0,010
18 442 0 111 11,1 265 27,167 37,616 48,716 9046,445 0,009
19 463 0 112 11,2 251 25,821 33,982 45,182 8675,890 0,009
20 484 0 114 11,4 286 29,185 43,412 54,812 9981,133 0,010
JUMLAH 162181,751 0,162

Kecepatan Aliran (v) = 0,961 x (n/T) + 1,7


= 0,961 x (214/10) + 1,7
= 22,265 cm/detik
Tinggi Muka Air (Ho) = 12,9 cm
V2
Hr = 2.g

22,2652
= 2 x 9,81

= 25,267 cm
Tinggi Garis Energi (H) = Ho + Hr
= 12,9 + 25,267
= 38,167 cm
Debit (q) =v.A
= v . b . Ho
= 22,265 . 30 . 12,9
= 8616,710 cm3/detik
1. Perhitungan Koefisien Debit (Cd)
Diketahui :
 a =3 Cm
 b = 30 Cm
 Y1 = 14,2 Cm

30
 Y2 = 8,7 Cm
 V1 = 21,112 Cm/detik
 V2 = 10,926 Cm/detik
 Perhitungan Debit Rata-rata

Q 162181,751
Qr = = = 8109,088 cm3/detik
20 20

 Perhitungan Koefisien Konstruksi (Cc)

Y2 8,7
Cc = = = 2,9
a 3

 Perhitungan Koefisien Kecepatan (Cv)

a 3
Cv = = = 0,2113
Y1 14,2

Maka perhitungan Koefisien Debit (Cd) :


Cv .Cc 0,2113 . 2,9
 Cd = = = 0,98445
√1−(a .Cc⁄Y ) √1−( 3 . 2,9⁄14,2)
1

2. Pengontrolan hasil perhitungan Cd dengan menggunakan persamaan dari Rechbock


Jenis Aliran :
Kedalaman hilir, Y2 > a maka jenis aliran adalah tenggelam.

Gaya-gaya Yang Bekerja Pada Pintu Air


 F1 = 0,5 . ρ . g. (Y1)2
= 0,5 . 1 . 9,81 . (14,2)2
= 989,0442
 F2 = 0,5 . ρ . g. (Y2)2
= 0,5 . 1 . 9,81 . (8,7)2
= 371,25945
(Y2 −Y1 )3
 F3 = 0,5 . ρ . g . (Y1 + Y2 )

(8,7−14,2)3
= 0,5 . 1 . 9,81 .
(14,2+8,7)

= 35,636

31
 Fx = ρ . g . (V2 – V1)
= 1 . 9,81 ( 10,926 – 21,112)
= -99,925
 (F31 ) = 1⁄2 . ρ . g . (Y12 − Y22)

= 1⁄2 . 1 . 9,81 . (14,22 − 8,72 )

= 617,785
F′3 617,785
 = = 17,336 dimana 17,336 > 1
F3 35,636

3. Perhitungan Kedalaman Aliran Kritis dan Energi Spesifik


 Perhitungan Kedalaman Kritis (Yc)

3 Qr2 3 8109,0882 𝑥 10−6


Yc = √g . =√ = 4,2074 m
b2 9,81 . 0,32

 Perhitungan Energi Spesifik (E)

Q2 V2
E = Y + 2. atau E = Y + 2 .
𝑔. A2 𝑔

448,0292 𝑥 10−6
E = 14,2 + = 14,21 m
2 . 9,81

 Perhitungan Energi Minimum (Emin)

3 3
E min = . Yc = . 4,2074 = 6,31106 m
2 2

 Perhitungan Kecepatan Kritis (Vc)

Vc = √2 . 𝑔 (𝐸𝑚𝑖𝑛 − 𝑌𝑐)

= √2 . 9,81(6,31106 − 4,2074)

=6,425 m

 Perhitungan Tipe Loncatan Hidrolis (F)

V𝑐 6,425
F= = =1
√g x Yc √9,81 x 4,2074

32
 Perhitungan Panjang Loncatan (Lj)

Lj = 6 . 9,81 (Y1 – Y2)

= 6 . 9,81 (14,2 – 8,7)

= 323,73 cm

Gambar 4.8 Grafik Kurva Energi Spesifik Pintu Air Debit II

Gambar 4.9 Profil Memanjang Percobaan Pintu Air Debit II

33
Tabel 4.3 Data Percobaan Pintu Air Debit 3
Posisi Pembacaan elevasi Tinggi Muka Pembacaan v Hr Tinggi Garis Debit
No. Dasar saluran Muka air Air (ho) Current meter Energi Debit (m3/dtk)
(cm) (mm) (mm) (cm) Putaran/dtk (cm/dtk) (cm) (cm) (cm3/dtk)
1 107 0 131 13,1 220 22,842 26,593 39,693 8976,906 0,009
2 128 0 132 13,2 220 22,842 26,593 39,793 9045,432 0,009
3 149 0 135 13,5 212 22,073 24,833 38,333 8939,646 0,009
4 170 0 136 13,6 218 22,650 26,147 39,747 9241,118 0,009
5 191 0 138 13,8 209 21,785 24,189 37,989 9018,949 0,009
6 212 0 140 14,0 210 21,881 24,403 38,403 9190,020 0,009
7 233 0 142 14,2 209 21,785 24,189 38,389 9280,367 0,009
8 254 0 142 14,2 207 21,593 23,764 37,964 9198,490 0,009
9 275 0 143 14,3 223 23,130 27,269 41,569 9922,899 0,010
10 285 0 30 3,0 - - 0 - - -
11 295 0 85 8,5 107 11,983 7,318 15,818 3055,589 0,003
12 316 0 95 9,5 350 35,335 63,637 73,137 10070,475 0,010
13 337 0 105 10,5 336 33,990 58,883 69,383 10706,724 0,011
14 358 0 110 11,0 271 27,743 39,229 50,229 9155,223 0,009
15 379 0 110 11,0 251 25,821 33,982 44,982 8520,963 0,009
16 400 0 112 11,2 263 26,974 37,085 48,285 9063,365 0,009
17 421 0 112 11,2 264 27,070 37,350 48,550 9095,654 0,009
18 442 0 113 11,3 253 26,013 34,490 45,790 8818,509 0,009
19 463 0 114 11,4 255 26,206 35,001 46,401 8962,281 0,009
20 484 0 114 11,4 250 25,725 33,730 45,130 8797,950 0,009
JUMLAH 169060,560 0,169

Kecepatan Aliran (v) = ,961 x (n/T) + 1,7


= 0,961 x (220/10) + 1,7
= 22,842 cm/detik
Tinggi Muka Air (Ho) = 13,1 cm
V2
Hr =
2.g

22,8422
=
2 x 9,81

= 26,593 cm
Tinggi Garis Energi (H) = Ho + Hr
= 13,1 + 26,593
= 39,693 cm
Debit (q) =v.A
= v . b . Ho
= 22,842 . 30 . 13,1
= 8976,906 cm3/detik
1. Perhitungan Koefisien Debit (Cd)
Diketahui :
 a =3 Cm
 b = 30 Cm
 Y1 = 14,3 Cm
 Y2 = 8,5 Cm

34
 V1 = 23,130 Cm/detik
 V2 = 11,983 Cm/detik
 Perhitungan Debit Rata-rata

Q 169060,560
Qr = = = 8453,028 cm3/detik
20 20

 Perhitungan Koefisien Konstruksi (Cc)

Y2 8,5
Cc = = = 2,833
a 3

 Perhitungan Koefisien Kecepatan (Cv)

a 3
Cv = = = 0,21
Y1 14,3

Maka perhitungan Koefisien Debit (Cd) :


Cv .Cc 0,21 . 2,833
 Cd = = = 0,933
√1−(a .Cc⁄Y ) √1−( 3 . 2,833⁄14,3)
1

2. Pengontrolan hasil perhitungan Cd dengan menggunakan persamaan dari Rechbock

Jenis Aliran :
Kedalaman hilir, Y2 > a maka jenis aliran adalah tenggelam.

Gaya-gaya Yang Bekerja Pada Pintu Air


 F1 = 0,5 . ρ . g. (Y1)2
= 0,5 . 1 . 9,81 . (14,3)2
= 1003,02345
 F2 = 0,5 . ρ . g. (Y2)2

= 0,5 . 1 . 9,81 . (8,5)2

= 354,386

(Y2 −Y1 )3
 F3 = 0,5 . ρ . g . (Y1 + Y2 )

(8,5−14,3)3
= 0,5 . 1 . 9,81 . (14,3+8,5)

= 41,975

35
 Fx = ρ . g . (V2 – V1)
= 1 . 9,81 ( 11,983 – 23,130)
= -109,352
 (F31 ) = 1⁄2 . ρ . g . (Y12 − Y22)

= 1⁄2 . 1 . 9,81 . (14,32 − 8,52 )

= 648,6372
F′3 648,6372
 = = 15,453 dimana 15,453 > 1
F3 41,975

3. Perhitungan Kedalaman Aliran Kritis dan Energi Spesifik


 Perhitungan Kedalaman Kritis (Yc)
3 Qr2 3 8453,028 2 𝑥 10−6
Yc = √g . =√ = 4,326 m
b2 9,81 . 0,32

 Perhitungan Energi Spesifik (E)


Q2 V2
E=Y+ atau E = Y +
2. 𝑔. A2 2. 𝑔

467,4412 𝑥 10−6
E = 14,3 + = 14,311 m
2 . 9,81

 Perhitungan Energi Minimum (Emin)


3 3
E min = . Yc = . 4,326 = 6,4883 m
2 2
 Perhitungan Kecepatan Kritis (Vc)
Vc = √2 . 𝑔 (𝐸𝑚𝑖𝑛 − 𝑌𝑐)

= √2 . 9,81(6,4883 − 4,326)
=5,514 m
 Perhitungan Tipe Loncatan Hidrolis (F)
V𝑐 14,034
F= = =1
√g x Yc √9,81 x 20,077

 Perhitungan Panjang Loncatan (Li)


Lj = 6 . 9,81 (Y1 – Y2)
= 6 . 9,81 (14,3 – 8,5)
= 341,388 cm

36

4,326
Gambar 4.10 Grafik Kurva Energi Spesifik Pintu Air Debit III

Gambar 4.11 Profil Memanjang Percobaan Pintu Air Debit III

37
Maka diperoleh data :

Tabel 4.4 Tabel Hasil Perhitungan

Debit Qt Qr Cd Cv Yc F Tipe
Aliran
I 170533,244 8526,6622 1,815 0,1154 4,2506 1 Kritis
II 162181,751 8109,088 0,98445 0,2113 4,2074 1 Kritis
III 169060,56 8453,028 0,933 0,21 4,326 1 Kritis

4.7 Kesimpulan

Dari hasil percobaan pintu air dapat disimpulkan bahwa :

 Percobaan Pintu Air Debit I


Pada percobaan pintu air debit I diperoleh besarnya aliran yang melalui pitu air
dengan: Cc = 6,967 ; Cv = 0,1154 ; Cd = 1,815. Dan gaya yang bekerja: F1 =
3315,78 ; F2 = 2142,553 ; F3 = 13,873
F > 1. Berarti pintu air minum mampu menahan gaya yang ditimbulkan oleh
tekanan air.
 Percobaan Pintu Air Debit II
Pada percobaan pintu air debit I diperoleh besarnya aliran yang melalui pitu air
dengan: Cc = 2,9 ; Cv = 0,2113 ; Cd = 0,98445. Dan gaya yang bekerja: F1 =
989,0442 ; F2 = 371,25945 ; F3 = 35,636
F > 1. Berarti pintu air minum mampu menahan gaya yang ditimbulkan oleh
tekanan air.
 Percobaan Pintu Air Debit III
Pada percobaan pintu air debit I diperoleh besarnya aliran yang melalui pitu air
dengan: Cc = 2,833 ; Cv = 0,21 ; Cd = 0,933. Dan gaya yang bekerja: F1 =
1003,02345 ; F2 = 354,386 ; F3 = 41,975
F > 1. Berarti pintu air minum mampu menahan gaya yang ditimbulkan oleh
tekanan air.

38
39

Anda mungkin juga menyukai