5. Sumber Biaya pekerjaan ini kurang lebih Rp. 2.600.000.000,- (Dua Miliar Enam Ratus Juta Rupiah)
Pendanaan dari Sumber Dana APBN melalui DIPA Satker Balai Wilayah Sungai Bangka Belitung Tahun
Anggaran 2023.
6. Nama dan PPK Perencanaan dan Program, Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Bangka Belitung. Seluruh
Organisasi kegiatan ini akan berada di bawah pengawasan Kepala Seksi Keterpaduan Pembangunan
Infrastruktur Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Bangka Belitung. Dalam hal ini Konsultan
Pejabat
bekerja dengan konsep tugas (task concept) di mana konsultan bertanggung jawab terhadap
Pembuat seluruh hasil pekerjaannya.
Komitmen
7. Data Dasar Data-data primer maupun sekunder yang diperlukan dalam pekerjaan ini antara lain:
▪ Hasil studi SDA terdahulu
▪ Data historis hidrografis, klimatologi dan debit sungai
▪ Data potensi yang dapat dikembangkan
▪ Data sarana dan prasarana sumberdaya air yang ada.
➢ Data bangunan irigasi dan areal irigasi yang ada
➢ Data bangunan air disepanjang sungai
➢ Data bangunan penyimpanan air buatan & alami (waduk, embung, danau, telaga, dsb.)
➢ Data morfologi sungai terbaru
➢ Data areal tambak perikanan dan peternakan
➢ Data bangunan Sabo Dam dan check dam
➢ Data kelembagaan berkaitan dengan SDA
➢ Data penggunaan hydropower
➢ Data bangunan pengendali banjir yang ada
➢ Data kondisi SDA (banjir/kekeringan)
➢ Dan Lain-Lain
▪ Data - Data Lain
➢ Data pertumbuhan penduduk
➢ Data Kebutuhan air rumah tangga
➢ Data kebutuhan air perkotaan
➢ Data jumlah industri
➢ Data PDAM
➢ Dan Lain-Lain
▪ Peta-peta:
➢ Peta Batas Wilayah Sungai
➢ Peta system sungai dalam satu wilayah sungai
➢ Peta batas Administrasi
➢ Peta tata ruang wilayah, kawasan lindung dan kawasan pengembangan
➢ Peta Geologi
➢ Peta geomorfologi
➢ Peta geohidrologi
➢ Peta tingkat kelongsoran dan erosi lahan
➢ Peta kehutanan dan lahan kritis
➢ Peta lokasi banjir
➢ Peta lokasi situ, embung dan waduk
➢ Peta lokasi alat hidrologi
➢ Peta lokasi AWLR
➢ Peta lokasi alat klimatologi
➢ Peta lokasi areal pertanian, perkebunan dan tambak
➢ Peta alih fungsi lahan (5 tahun terakhir)
➢ Dan Lain-Lain
10. Referensi a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air.
Hukum b. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
c. Keputusan Presiden RI No. 12 tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai.
d. Peraturan Pemerintah RI No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai.
e. Peraturan Pemerintah RI No. 121 Tahun 2015 Tentang Pengusahaan Sumber Daya Air.
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No.14/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan
Pemerintah dan dilaksanakan Sendiri.
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI No. 4/PRT/M/2015
tentang Kriteria Penetapan Wilayah Sungai.
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 14/PRT/M/2020 Tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.
i. Peraturan Menteri Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat No. 16 Tahun 2020 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
j. Peraturan Menteri Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat No. 10 Tahun 2021 Tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
k. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 524/KPTS/M/2022
tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Jenjang Jabatan Ahli
untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
l. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Melalui Penyedia
Ruang Lingkup
11. Lingkup Untuk paket penyusunan rancangan rencana Pengelolaan Sumber Daya Air WS Bangka
Pekerjaan Tahap II menggunakan kualifikasi besar dengan sub-kualifikasi RE-103 (Jasa Desain
Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik Sipil Air) (KBLI 2015) atau RK-002 (Jasa Rekayasa
Pekerjaan Teknik Sipil Sumber Daya Air) (KBLI 2020).
1. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan standar dan kriteria serta cara/metode analisis yang sama
dengan penyusunan pola pengelolaan sumber daya air terhadap 3 (tiga) aspek utama dan
2 (dua) aspek penunjang dalam pengelolaan sumber daya air.
Analisis data dilakukan minimal mengacu pada variabel – variabel yang terdapat Permen
PUPR No. 10/PRT/M/2015 tentang Rencana dan Rencana Teknis Tata Pengaturan Air.
Variabel-variabel analisis dapat dikembangkan ataupun ditambah dengan variabel baru
sesuai dengan kondisi wilayah sungai setempat.
3) Pemasangan Patok
a) Pemasangan patok tidak tersembunyi/mudah dicari kembali, ditempatkan
pada lokasi yang aman dan tidak mudah hilang untuk ikatan sementara
dibuat dari patok kayu dan untuk Patok Control Point (CP) terbuat dari
beton;
b) Patok Control Point (CP) dicat warna biru dipasang pada struktur tanah
yang stabil/keras, dipasang pada kanan dan kiri sungai di setiap interval
maksimum 100 m yang berfungsi sebagai titik kontrol ketinggian untuk
jalur sungai yang lurus, sedangkan jalur sungai yang berkelok maksimal
50 m.
Tabel 2. Jumlah Patok Control Point (CP) pada Rencana Bangunan
No. Jenis Bangunan Jumlah Patok CP
1 Tanggul Sungai atau 24 Bh
Tanggul Pantai
2 Embung 8 Bh
3 SPAM 16 Bh
4 Intake 12 Bh
4) Pengukuran Poligon
a) Pengukuran poligon sebagai kerangka dasar horisontal pemetaan harus
diikatkan terhadap paling tidak 2 (dua) Control Point (CP) yang telah
diketahui koordinat dan elevasinya;
b) Pengukuran sudut poligon dilakukan secara 2 (dua) seri ganda
(B,LB,B,LB) selisih sudut hasil pengamatan tidak melebihi 10” dengan
menggunakan alat ukur jenis Orde I (T2 atau yang setara), toleransi
penutup sudut tidak boleh lebih dari 10”√N (N=jumlah titik poligon);
c) Pengukuran jarak poligon dilakukan pergi pulang dengan menggunakan
alat ukur jarak EDM selisih hasil pengukuran jarak pergi – pulang tidak
boleh lebih dari 5 mm;
d) Kesalahan linier pada pengukuran sudut dan jarak harus lebih kecil dari
1 : 10000.
5) Pengukuran Situasi
a) Pengukuran situasi dimulai dan diakhiri dengan patok poligon yang sama
(poligon tertutup), digambar dengan interval kontur pada setiap 1 (satu)
meter;
b) Pengkuran detail harus mencakup semua tampakan, yang alamiah
maupun buatan manusia sehingga dapat digambar sesuai keadaan
lapangan dan dilengkapi notasi yang jelas.
6) Pengukuran Water Pass
a) Pengukuran waterpass pada titik-titik poligon dan crossection dilakukan
pergi – pulang, tidak boleh dengan cara double stand/diikatkan pada
minimal 2 (dua) CP yang telah diketahui elevasinya dan merupakan jalur
tertutup;
b) Pembacaan rambu harus dilakukan dengan pembacaan tiga benang
(benang atas, benang tengah dan benang bawah) sebagai kontrol
2 bt = ba + bb;
c) Dalam pemindahan rambu pada setiap slag rambu dijadikan rambu
belakang dengan memutar arah rambu, rambu berdiri di atas landasan
yang terbuat dari besi plat;
d) Hasil pengukuran pergi – pulang setiap seksi dan kesalahan penutup
tinggi tidak boleh lebih dari 8 mm √ D, dimana D = jumlah jarak 1 (satu)
seksi dalam satuan km;
e) Selisih beda tinggi antar patok hasil pengukuran pulang – pergi tidak
boleh lebih besar 3 mm.
7) Pengukuran Penampang Memanjang dan Melintang
a) Pengkuran penampang memanjang mengikuti hasil ukur pengukuran di
setiap penampang melintang;
b) Jarak antara penampang melintang setiap 100 m pada sungai yang lurus,
untuk yang berbelok dengan jarak 25 m;
c) Pengukuran tampang melintang tegak lurus as sungai, dengan bentang
ke arah luar selebar 50 m dari tebing kanan dan kiri sungai, serta
menunjukkan minimal elevasi bagian tengah/bagian pinggir kanan kiri
dasar sungai maupun sampai dengan rencana tanggul/tebing kanan dan
kiri sungai.
8) Hasil Pekerjaan Pengukuran dan Perhitungan (Hasil Ukur)
a) Hitungan sementara harus diselesaikan di lapangan sehingga kalau ada
kesalahan dapat segera diulang;
b) Pekerjaan hitungan dibukukan dan digandakan secukupnya dan
disertakan sketsa situasi yang jelas;
c) Keseluruhan patok yang terpasang harus diberi nomor yang jelas,
misalnya Bd. Cermo (Bc.1, Bc.2...dst);
d) Hasil pengukuran harus dapat digambarkan di Kertas Gambar dan sesuai
dengan notasi yang ada di gambar situasi /Site Plan.
9) Berdasarkan hasil ukur dibuat Gambar Ukur dengan ukuran A1, dilengkapi
legenda dan kop gambar, jika ada potongan/lanjutan gambar, maka setiap
lembar dilengkapi (key plan) yang terdiri :
a) Peta Situasi dengan skala 1 : 1000;
b) Gambar tampang melintang dengan skala 1 : 200;
c) Gambar tampang panjang dengan skala horisontal 1 : 1000 dan vertikal
1 : 100;
d) Buku laporan diskripsi pengukuran mencantumkan X,Y,Z lengkap
dengan notasi BM dan foto letak BM.
10) Kegiatan pengukuran topografi dan analisa kondisi topografi termasuk
penggambaran pada tapak rencana bangunan infrastruktur SDA, jalan akses,
quarry dan borrow area, penyimpanan material, tempat pembuangan galian,
dan daerah genangan.
11) Penggambaran disesuaikan dengan Standar KP-07.
➢ Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Penyelidikan geoteknik untuk prasarana sumber daya air untuk basic desain untuk
di Wilayah Sungai Bangka dilakukan pengujian dilapangan dengan menggunakan
alat sondir dan handbor. Pengujian Sondir atau cone penetration test (CPT)
merupakan salah satu pengujian lapangan yang bertujuan untuk mengetahui profil
atau pelapisan (stratifikasi) tanah dan daya dukungnya. Stratifikasi tanah dan daya
dukung dapat diketahui dari kombinasi hasil pembacaan tahanan ujung (qc) dan
gesekan selimutnya (fs). Alat sondir berbentuk silindris dengan ujungnya berupa
konus. Prosedur pengujian Sondir mengacu pada SNI 2827:2008
Jumlah titik sampel penyelidikan geoteknik teknik sesuai dengan infrastruktur
SDA yang dilakukan desain dasar, terdiri dari:
Tabel 3. Jumlah Titik Pengambilan Sampel Tanah
6. PKM Tahap II
Pertemuan konsultasi masyarakat (PKM) Tahap II dilaksanakan untuk menyampaikan
rancangan rencana pengelolaan SDA yang terdiri dari Konsep Matrik Dasar Penyusunan
Program dan Kegiatan yang dilengkapi dengan analisis desain dasar dan pra kelayakan
serta lampiran peta – peta.
Tabel 1.2. Para Pemilik Kepentingan yang diundang dalam PKM Tahap II
WS Strategis Nasional
13. Peralatan, Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan akan
Material, dipelihara oleh Penyedia Jasa :
Personel dan a. Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai laporan
Fasilitas dari dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu
Pejabat b. Pengguna jasa akan menunjuk petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai Tim
Pembuat Teknis dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi
Komitmen
14. Peralatan, 1. Penyedia Jasa wajib menyediakan kantor di Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.
Material, dari 2. Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas dan peralatan untuk kelancaran pelaksanaan
Penyedia pekerjaan:
Jasa
Konsultasi No Uraian Jumlah Waktu
1 Kendaraan Roda 4 + O&M 1 unit 8 bulan
2 Kendaraan Roda 2 + O&M 1 unit 8 bulan
3 Komputer + Computer Supply 2 unit 8 bulan
4 Printer A3 dan A4 2 unit 8 bulan
5 Kantor + Operasional Kantor 1 unit 8 bulan
6 ATK Kantor 8 bulan
7 Peralatan kebutuhan survey, Sesuai kebutuhan
investigasi dan laboratorium
15. Lingkup Konsultan bertugas dan berkewajiban menyediakan tenaga ahli dan pelaksana,
Kewenangan sarana/prasarana pekerjaan serta melaksanakan pekerjaan sesuai Kerangka Acuan Kerja
Penyedia (KAK) dan ketentuan lain yang berlaku. Konsultan harus secara pro aktif melaksanakan
Jasa konsultasi dengan Tim Teknis agar dicapai hasil yang maksimal.
16. Jangka Waktu Waktu yang tersedia untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah 8 (delapan) bulan atau 240
Penyelesaian (dua ratus sepuluh) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja
Pekerjaan (SPMK).
4. Ahli Hidrologi
• Tenaga Ahli Hidrologi berpendidikan S1 Teknik Sipil/Teknik Pengairan. Lulusan
Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi.
• Memiliki sertifikat keahlian Ahli Teknik Sumber Daya Air (SDA) Muda, yang
dikeluarkan oleh LPJK.
• Berpengalaman di bidangnya minimal selama 4 (empat) tahun untuk S1
• Mempelajari dampak kegiatan dalam aspek hidrologi dalam dokumen rancangan
PSDA
• Waktu penugasan selama 5 (lima) bulan
5. Ahli Geodesi
• Tenaga Ahli Geodesi berpendidikan S1 Teknik Geodesi. Lulusan Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi.
• Memiliki sertifikat keahlian Ahli Geodesi Muda, yang dikeluarkan oleh LPJK.
• Berpengalaman di bidangnya minimal selama 4 (empat) tahun untuk S1.
• Merencanakan lingkup survei topografi
• Mengkoordinir dan bertanggung jawa terhadp hasil pengukuran topografi
• Melakukan interpretasi peta terhadap pengukuran topografi pada kondisi ekisting.
• Waktu penugasan selama 4 (empat) bulan
6. Ahli Irigasi
• Tenaga Ahli Irigasi berpendidikan S1 Teknik Sipil/Teknik Pengairan. Lulusan
Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi.
• Memiliki sertifikat keahlian Ahli Teknik Sumber Daya Air (SDA) Muda, yang
dikeluarkan oleh LPJK.
• Berpengalaman di bidangnya minimal selama 4 (empat) tahun untuk S1, dengan
diutamakan yang berpengalaman di bidang perencanaan dan pengelolaan irigasi,
serta didukung oleh referensi dari pengguna jasa.
• Melakukan analisa basic desain untuk Daerah Irigasi di Wilayah Sungai Bangka .
• Menentukan bangunan air yang efektif dan efisien untuk Daerah Irigasi di Wilayah
Sungai Bangka.
• Menentukan analisa sistem irigasi yang efektif dan efisein untuk Daerah Irigasi di
Wilayah Sungai Bangka.
• Waktu penugasan selama 3 (tiga) bulan.
7. Ahli Sungai
• Ahli Persungaian berpendidikan minimal S1 Teknik Sipil/Teknik Pengairan.
Lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
terakreditasi.
• Memiliki sertifikat keahlian Ahli Teknik Sumber Daya Air (SDA) Muda, yang
dikeluarkan oleh LPJK.
• Berpengalaman di bidangnya minimal selama 4 (empat) tahun untuk S1, dengan
diutamakan yang berpengalaman dalam bidang persungaian, pengelolaan dan
pengendalian banjir/ pengelolaan daya rusak air.
• Bisa/mampu menggunakan Modelling Software RIBASIM atau sudah mengikuti
pelatihan RIBASIM dibuktikan dengan Sertifikat
• Bisa/mampu menggunakan Modelling Software HEC-RAS/sejenisnya atau sudah
mengikuti pelatihan HEC-RAS/sejenisnya. (bila banjir merupakan permasalahan
dominan dalam WS).
• Waktu penugasan selama 4 (empat) bulan.
8. Ahli Geologi/Geoteknik
• Tenaga Ahli Geologi berpendidikan Minimal S1 Teknik Sipil/Teknik Geologi.
Lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
terakreditasi.
• Memiliki sertifikat keahlian Ahli Geoteknik Muda, yang dikeluarkan oleh LPJK.
• Berpengalaman di bidangnya minimal selama 4 (empat) tahun untuk S1.
• Mampu menganalisa daya dukung tanah dan mendeskripsikan hasil lapangan dan
laporan laboratorium mekanika tanah.
• Waktu penugasan selama 4 (empat) bulan.
9. Ahli Pantai
• Tenaga Ahli Pantai berpendidikan Minimal S1 Teknik Sipil/Teknik Pengairan.
Lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
terakreditasi.
• Memiliki sertifikat keahlian Ahli Teknik Sumber Daya Air (SDA) Muda, yang
dikeluarkan oleh LPJK.
• Berpengalaman di bidangnya minimal selama 4 (empat) tahun untuk S1.
• Mampu menganalisa jenis bangunan pengaman pantai terhadap basic desain dari
Rencana PSDA
• Waktu penugasan selama 3 (tiga) bulan
No Posisi B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8
1 Ketua Team / Ahli
Perencanaan Wilayah
Sungai
2 Ahli Perencanaan Sumber
Daya Air
3 Ahli Bangunan Air
4 Ahli Hidrologi
5 Ahli Geodesi
6 Ahli Irigasi
7 Ahli Sungai
8 Ahli Geologi/Geoteknik
9 Ahli Pantai
10 Ahli Lingkungan
11 Ahli Planologi Tata Ruang
12 Ahli GIS dan Pemetaan
13 Ahli Ekonomi
18. Jadwal Jangka Waktu Pelaksanaan kegiatan ini adalah 8 (delapan) bulan (240 hari kalender).
Tahapan Mengingat volume pekerjaan, tenaga dan instansi yang terlibat, maka Konsultan dalam
Pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan harus menguraikan lebih lanjut jadwal dengan lebih terinci.
Kegiatan
No Uraian Pekerjaan B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8
1 Analisis Data
2 Analisis Desain Dasar
3 Review Resume Studi
Terdahulu
4 Analisis Prakiraan
Kelayakan
5 Penyusunan Rancangan
Rencana Pengelolaan
Sumber Daya Air
6 Pertemuan Konsultasi
Masyarakat (PKM) Tahap II
7 Penyempurnaan
Rancangan Rencana
Pengelolaan Sumber Daya
Air
8 Melaksanakan
Pembahasan dengan Tim
Teknis dan Subdit Pembina
9 Pengumuman Terbuka
Rencana PSDA WS
Bangka
19. Laporan- Pembuatan laporan-laporan yang disampaikan dalam tahapan-tahapan sebagai berikut:
laporan 1. Dokumen Program Mutu Kontrak ( PMK )
Penyedia Jasa harus membuat dan menyerahkan dokumen program mutu kontrak yang
memuat seluruh prosedur dan rencana pelaksanaan pekerjaan secara detail dari awal
hingga akhir pekerjaan dengan disertai check list dalam bentuk tabel berikut jadwal
pelaksanaan pekerjaan dan jadwal penugasan tenaga ahli. Laporan ini merupakan
media evaluasi dan monitoring yang efektif mengenai selama pelaksanaan pekerjaan.
Dokumen Program Mutu Kontrak (RMK) sebanyak 3 (tiga) buku harus sudah
diserahkan paling lambat 2 (dua) minggu sejak diterbitkannya SPMK dan terlebih
dahulu harus diperiksa dan disetujui oleh Tim Teknis dan pihak-pihak lain yang terkait
3. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan sebanyak 5 (lima) buku yang disusun berdasarkan Konsep
Laporan Pendahuluan yang telah diperbaiki oleh penyedia jasa konsultansi sesuai
dengan pertanyaan, saran, masukan, dan tanggapan dari Tim Teknis serta pihak -pihak
lain yang terkait yang hadir pada saat rapat pembahasan Konsep Laporan
Pendahuluan.
4. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan memuat:
Laporan mobilisasi dan demobilisasi personil, daftar hadir personil, dan kegiatan masing-
masing personil pada bulan tersebut. Laporan penggunaan bahan dan peralatan
pendukung pelaksanaan pekerjaan. Uraian permasalahan dan kendala/hambatan yang
ditemui pada bulan tersebut. Realisasi progress pelaksanaan pekerjaan selama 1 (satu)
bulan bersangkutan, dan komulatif progress sampai dengan bulan tersebut.
Laporan Bulanan sebanyak 3 (tiga) buku harus sudah diserahkan kepada petugas
yang ditunjuk oleh PPK perbulannya, selama pelaksanaan pekerjaan berjalan sejak
SPMK diterbitkan.
6. Laporan Antara
Laporan Antara sebanyak 5 (lima) buku yang disusun berdasarkan Konsep Laporan
Antara yang telah diperbaiki oleh penyedia jasa konsultansi sesuai dengan
pertanyaan, saran, masukan, dan tanggapan dari Tim Teknis serta pihak -pihak lain
yang terkait yang hadir pada saat rapat pembahasan Konsep Laporan Antara.
20. Produksi Semua kegiatan jasa konsultansi dalam KAK ini harus dilakukan dalam wilayah Negara
Dalam Negri Republik Indonesia, kecuali ditetapkan lain dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi
dalam negeri.
21. Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan
Kerja sama jasa konsultansi ini, maka penyedia jasa utama Wajib mempunyai Perjanjian Kerja Sama
Operasi/Kemitraan yang memuat presentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili
kemitraan tersebut.
22. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan, seizin dan sepengetahuan PPK.
Pengumpulan
Data
Lapangan
23. Ahli Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka penyedia jasa harus mengadakan
Pengetahuan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan
dalam rangka alih pengetahuan kepada staf balai wilayah sungai.
24. Asistensi dan a. Asistensi dilakukan dengan pengawas/direksi pekerjaan yang ditunjuk oleh PPK
Diskusi Perencanaan dan Program. Hasil asistensi dituangkan pada lembar asistensi, asistensi
dilakukan dikitnya 2 (dua) minggu sekali.
b. Diskusi dan PKM:
Diskusi laporan harus dihadiri Ketua Tim dan didampingi oleh para tenaga ahli, diskusi
dilaksanakan antara lain meliputi :
- Diskusi pendahuluan
- Diskusi Antara
- Diskusi laporan akhir
- PKM
Menyerahkan laporan hasil diskusi dan PKM yang berisi materi diskusi (Bahan Paparan),
Notulen/Berita Acara hasil diskusi dan PKM.
25. Pengendalian Agar dalam pelaksanaan pekerjaan memenuhi sasaran maka perlu dilakukan pembahasan
Mutu seperti berikut ini :
a. Daftar Simak dalam Dokumen Program Mutu setiap bulan diisi sebagai dasar diskusi
bulanan.
b. Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
c. mengetahui sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang hambatan
yang dihadapi.
d. Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
koordinasi awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi
lapangan dan persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan.
e. Diskusi Pertengahan/Interim/Antara dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk
menentukan arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi lapangan
dan proses persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan/interim/antara.
f. Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan.