Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

Materi : Kelembagaan, Koordinasi Pengelolaan Alokasi Air,


Serta Monitoring dan Evaluasi
Pengajar : Ir. Agus Suprapto Kusmulyono, M.Eng, Ph.D
Nama : Lisa Adatika
No Absen : 20

1. Lembaga pendukung penyelenggaraan Alokasi Air dan peran/ tanggung jawabnya,


antara lain :
a. BAPEDA Provinsi, Kabupaten/Kota, sebagai Ketua merangkap anggota dalam
TKPSDA, koordinator dan menyusun program kegiatan pembangunan di wilayah
Provinsi/ Kabupaten/Kota
b. Dinas PU Pengairan Provinsi, Balai PSDA WS, UPTD Pengairan Kabupaten/Kota,
sebagai Ketua Harian merangkap anggota TKPSDA dan sebagai anggota Komir
(Komisi Irigasi) ikut bertanggungjawab menyusun pola tanam, dan pengelola sungai
di wilayah Provinsi Kabupaten/Kota.
c. Dinas Pertanian, Perikanan, Perkebunan Provinsi, Kabupaten/Kota, sebagai
Anggota TKPSDA dan Komir (Komisi Irigasi) ikut bertanggungjawab dalam
menyusun pola tanam dan target pencapaian pangan di wilayah Provinsi
Kabupaten/Kota
d. Dinas Kehutanan Dan Lingkungan Hidup, sebagai anggota TKPSDA, menyusun
menjaga Konservasi dan ecosytem DAS
e. Balai Wilayah Sungai, Sebagai anggota TKPSDA, sebagai pengelola wilayah sungai
dan turut menyelenggarakan alokasi air di wilayah sungai kewenangan Pusat,
Provinsi , Kabupaten /Kota
f. Perum Jasatirta I, sebagai anggota TKPSDA, dan operator dalam pengelolaan sungai
g. BMKG, sebagai Penyedia data hidroklimatologi dan hidrologi dalam
penyelenggaraan alokasi air.
2. Koordinasi yang dilakukan oleh Pengelola Wilayah Sungai dalam menyusun RAAT
a. Koordinasi internal: Koordinasi dan kerjasama dengan unit lain untuk
mendapatkan input dan data terbaru misalnya mengenai inventarisasi data

1
pengamatan hidrologi (pengukuran debit dan curah hujan), data bangunan penyedia
air dan pengguna air, monitoring tahunan neraca air WS serta permasalahan lain
seperti catatan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan alokasi air tahun
sebelumnya yang perlu diperbaiki dalam perencanaan alokasi air yang akan datang.
b. Koordinasi eksternal : Koordinasi dengan instansi lain dan para pengguna adalah
untuk mendapatkan pernecanaan alokasi air yang lebih menyeluruh sehingga dapat
diterima oleh semua pihak. Koordinasi diperlukan agar ada kesamaan pandang
tentang metodologi dan antisipasi terhadap permasalahan permasalahan yang
nantinya timbul dilapangan.dan Implementasinya bisa dilakukan kerjasama
operasional (KSO) yang menghasilkan pembagian tanggung jawab masing masing
instansi tersebut.
3. Pengelola Wilayah Sungai dapat melaksanakan pelaksanaan alokasi air dengan tepat
waktu dengan terlebih dahulu melakukan persiapan terkait beberapa hal seperti :
- Organisasi kerja;
- Penyusunan petunjuk pelaksanaan;
- SDM;
- Peralatan pengukuran/pemantauan;
- Pendanaan.
4. Dalam pelaksanaan alokasi air diperlukan koordinasi dengan pihak lain.
Pengelola Wilayah Sungai dalam melaksanakan alokasi air di lapangan hampir tidak
dapat melakukannya sendiri membutuhkan kerja sama dengan pihak lain yang mungkin
diluar dari kewenangannya, sehingga perlu ada koordinasi dan sinkronisasi utamanya
dalam pelaksanaan dan pelaporan pengaturan dan pembagian air oleh juru maupun
petugas pintu sesuai dengan perhitungan yang ditetapkan dalam RAAR, Selain itu
Pengelola perlu menyusun petunjuk pelaksanaan RAAR ini yang mengakomodir semua
kepentingan pengguna air.
5. Tujuan dari pengawasan dan pengendalian pelaksanaan alokasi air adalah :
- agar pelaksanaannya sesuai dengan persyaratan teknis yang telah ditetapkan
- dapat mengurangi terjadinya penyimpangan pelaksanaan alokasi air bagi seluruh
pemanfaat air (baik yang ilegal/ mempunyai ijin maupun yang tidak mempunyai
ijin).
2
Pengawasan dan Pengendalian pelaksanaan alokasi air dilakukan pada saat awal,
pertengahan dan akhir musim tanam bila penggunaan air dalam suatu WS hanya
untuk irigasi atau minimal dua kali dalam satu tahun yaitu pada awal musim hujan
dan awal musim kemarau.
6. Maksud dan tujuan dari monitoring dan evaluasi penyelenggaraan alokasi air adalah
untuk memperoleh informasi penyelenggaraan alokasi air.
Proses pemantauan dan evaluasi meliputi monitoring penyelenggaraan kelembagaan
dan koordinasi dalam perencanaan dan pelaksanaan alokasi air DAS, evaluasi RAAT
terhadap penyelengaraan kelembagaan dan koordinasi, evaluasi RAAR terhadap
penyelengaraan kelembagaan dan koordinasi.
7. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi dilakukan oleh Tim yang ditunjuk oleh pengelola
wilayah sungai (BBWS, BWS, atau BPSDA)
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara periodik minimal setahun sekali pada
akhir penyelenggaraan alokasi air.
8. Tolok ukur keberhasilan dalam penyelenggaraan alokasi air adalah apabila
penyelenggaraan alokasi air sejak dari tahap perencanaan dan pelaksanaan alokasi air
dapat berjalan sesuai dengan rencana dan atau terjadi penyimpangan kurang dari
sepuluh persen (< 10%).
Aspek yang ditinjau adalah : aspek organisasi, SDM, program kerja, penunjang dan
pembiayaan.

Anda mungkin juga menyukai