Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SISTEM DRAINASE PERKOTAAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : FEBRI HASNA AULIA


NIM/BP : 21180002 / 21
KELAS : A3
PRODI : TEKNIK SIPIL

DOSEN :

SELPA DEWI,S,T,M.T.
NIDN.1011097602

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
2022/2023
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunian-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Perencanaan
Drainase. dengan judul : "Drainase Perkotaan".
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempuma
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan pendidikan.

Bikitttinggi,7 April 2023

Febri Hasna Aulia


BAB I
PENDAHULUAN

1.  Latar Belakang


Drainase merupakan suatu sistem untuk menyalurkan air hujan. Sistem ini
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang
sehat, apalagi di daerah yang berpenduduk padat seperti di perkotaan. Drainase
juga merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam
perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Secara umum, drainase
didefinisikan sebagai serangkaian bangunan airyang berfungsi untuk mengurangi
dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan
dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk
mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase
merupakan suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu
daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan
air tersebut.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana
umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota
yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk
mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah
permkaantanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai
pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah
becek, genangan air dan banjir.

2. Tujuan
a. tujuan dari drainase ini adalah agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami
sistem drainase di perkotaan dan serta bisa mengaplikasikannya di lapangan.

b. untuk memberikan persoalan kepada mahasiswa sedemikian rupa sehingga


mahasiswa tersebut dapat atau mampu untuk merancang sistem penyaluran
air dalam kota, dimana rancangan disesuaikan dengan kriteria disain dan
memenuhi kaidah-kaidah perencanaan.
3. Rumusan Masalah
Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi masalah
diatas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah sebagai
berikut:

a.    Definisi drainase


b.    Fungsi dan tujuan drainase
c.    Jenis- jenis saluran drainase
d. Faktor-faktor dari drainase
e. Definisi dan Jenis-Jenis Perencanaan Sistem Drainase Perkotaan
f. Definisi Perkotaan Berwawasan Lingkungan
g. Lingkup permasalahan drainase perkotaan dikota Padang dan
penanganannya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Drainase

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai


sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting
dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Drainase
mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara
umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi
untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau
lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan
sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan
salinitas. Drainase yaitu suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak
diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang
ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Dari sudut pandang yang lain, drainase
adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota
dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih dan sehat.

Sebagai salah satu sistem dalam perencanaan perkotaan, maka sistem drainase
yang ada dikenal dengan istilah sistem drainase perkotaan. Berikut definisi
drainase perkotaan:
1. Drainase perkotaan yaitu ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajian  pada
kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan sosial-
budaya yang ada di kawasan kota;
2. Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air
dariwilayah perkotaan yang meliputi daerah permukiman, kawasan industri
danperdagangan, kampus dan sekolah, rumah sakit dan fasilitas umum,
lapanganolahraga, lapangan parkir, instalasi militer, listrik, telekomunikasi,
pelabuhanudara.

2.2 Fungsi dan Tujuan Drainase Perkotaan

2.2.1 Fungsi Drainase Perkotaan

Fungsi Drainase Perkotaan Secara Umum:


1. Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah (konservasi
air);
2. Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk
persediaan air dan kehidupan akuatik;
3. Mengeringkan bagian wilayah kota dari genangan sehingga tidak
menimbulkangangguan atau kerugian terhadap lingkungan;
4. Mengalirkan air permukaan ke badan air penerima terdekat;
5. Melindungi prasarana dan sarana perkotaan yang sudah terbangun.

Fungsi Drainase Perkotaan Berdasarkan Fungsi Layanan


1. Sistem drainase lokal
Yang termasuk sistem drainase lokal adalah sistem drainase terkecil yang
melayanisuatu kawasan kota tertentu seperti komplek, areal pasar, perkantoran,
areal industry dan komersial. Pengelolaan sistem drainase lokal menjadi
tanggung jawabmasyarakat, pengembang atau instansi terkait.
2. Sistem drainase utama
Yang termasuk dalam sistem drainase utama adalah saluran drainase primer,
sekunder,tersier beserta bangunan pelengkapnya yang menerima aliran dari
sistem drainaselokal. Pengelolaan sistem drainase utama merupakan tanggung
jawab pemerintah kota.

Fungsi Drainase Perkotaan Berdasarkan Fisiknya


1. Saluran primer
Saluran primier adalah saluran utama yang menerima masukan aliran dari
saluran sekunder dan/atau saluran tersier.Saluran primer bermuara di badan
penerima air.
2. Saluran sekunder
Saluran sekunder adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi
menerima aliran air dari saluran tersier dan limpasan air dari permukaan
sekitarnya, dan meneruskan air ke saluran primer.
3. Saluran Tersier
Saluran tersier adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran
drainase lokal dan meneruskan ke saluran sekunder/primer.
2.2.2 Tujuan Drainase Perkotaan
Tujuan dibangunnya prasarana saluran drainase perkotaan adalah untuk :
1. menjamin kesehatan dan kesejahteraan masyarakat;
2. melindungi alam dan lingkungan seperti tanah, kualitas udara dan kualitas air;
3. menghidari bahaya, kerusakan materil, kerugian dan beban-beban lain yang
disebabkan oleh amukan limpasan banjir;
4. memperbaiki kualitas lingkungan;
5. konservasi sumber daya air.

2.3 Jenis-Jenis Drainase Perkotaan

Jenis-Jenis Drainase Perkotaan;


1. Saluran drainase regional (Makro)
Saluran drainase regional (Makro) yaitu saluran drainase yang berawal dari luar
batas administrasikota, hulunya berada relatif jauh dari bataskota, lajur
salurannya melintasi wilayahkota.
2. Saluran drainasekota (Mikro)
Saluran drainasekota (Mikro)yaitu saluran drainase yang mempunyai
hulu/awalan aliran berada di dalam wilayahkota. Saluran drainasekotamungkin
bermuara pada saluran drainase regional, baik yang berada di
wilayahkotamaupun yang berada di luar wilayah bataskota. Salurankotayang
bermuara di luar bataskota, bagian lajur yang berada di luar bataskotadapat
disebutlajur saluran drainase regional.

Saluran drainasekotadibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :


1. Drainase Mayor I, di mana mempunyai Luas Daerah Pengaliran (DPS) lebih
besar dari 100 Ha;
2. Drainase Mayor II, di mana mempunyai Luas Daerah Pengaliran (DPS) 50-100
Ha;

3. Drainase Minor, di mana mempunyai Luas Daerah Pengaliran (DPS)-nya < 50


Ha. Drainase minor dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Saluran drainase induk, di mana mempunyai DPS antara 25-50 Ha, juga
dapat disebut saluran drainase primer.
b. Saluran drainase cabang, dimana mempunyai DPS antara 5-25 Ha, juga
disebut saluran drainase sekunder.
c. Saluran drainase awalan, di mana mempunyai DPS antara 0-5 Ha, juga
disebut saluran drainase tersier.

Sistem jaringan drainase perkotan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu :


1. Sistem Drainase Mayor
Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan
mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area).Pada
umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran
pembuangan utama (major system) atau drainase primer.Sistem jaringan ini
menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase
primer, kanal-kanal atau sungai-sungai.Perencanaan drainase makro ini
umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5-10 tahun dan pengukuran
topografi yang detail mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.
2. Sistem Drainase Mikro
Sistem drainase mekro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase
yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara
keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di
sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-
gorong, saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat
ditampungnya tidak terlalu besar.

Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa
ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada.Sistem
drainase untuk lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem
drainase mikro.

2.4 Faktor yang Berpengaruh pada Sistem Drainase Perkotaan

Banyak faktor yang mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam


perencanaan, antara lain :
1. Peningkatan debit
Manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan
pendangkalan/penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran
drainase menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung debit yang
terjadi, air meluap dan terjadilah genangan;
2. Peningkatan jumlah penduduk
Peningkatan jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari
pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu diikuti
oleh penambahn infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatn penduduk
juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik limbah cair maupun pada
sampah;
3. Amblesan tanah
Amblesan tanahdisebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan,
mengakibatkan beberapa bagian kota berada dibawah muka air laut pasang;
4. Penyempitan dan pendangkalan saluran;
5. reklamasi;
6. limbah sampah dan pasang surut.

2.5 Definisi dan Jenis-Jenis Perencanaan Sistem Drainase Perkotaan

1. Master Plan (Rencana Induk)


Master Plan (Rencana Induk) merupakan perencanaan yang menitik beratkan
tujuan jangka panjang dan memiliki ruang lingkup yang luas.Master Plan juga
merupakan perencanaan dasar secara menyeluruh pada suatu daerah perkotaan
untuk jangka panjang.
2. Feasibility Study (Studi Kelayakan)
Feasibility Study (Studi Kelayakan) merupakan rencana kegiatan yang
diusulkan yang memenuhi kriteria tertentu yang telah ditetapkan, seperti:
teknis, ekonomi dan lingkungan.
3. Detail Engineering Design (Rencana Teknik Detil)
Detail Engineering Design (Rencana Teknik Detil) merupakan rencana teknik
suatu prasarana pada suatu daerah perkotaan

2.6 Definisi Perkotaan Berwawasan Lingkungan


Pada fasilitas penahan air hujan, berdasarkan fungsinya, terdapat dua pola
yang dipakai untuk menahan air hujan, yaitu:
1. Pola detensi (menampung air sementara),
Yaitu menampung dan menahan air limpasan  permukaan sementara untuk
kemudian mengalirkannya ke badan air misalnya dengan membuat kolam
penampungan sementara untuk menjaga keseimbangan tata air.

2. Pola retensi (meresapkan)


Yaitu menampung dan menahan air limpasan permukaan sementara sembari
memberikan kesempatan air tersebut untuk dapat meresap ke dalam tanah
secara alami antara lain dengan membuat bidang resapan (lahan resapan) untuk
menunjang kegiatan konservasi air.

Pengelolaan drainase secara terpadu berwawasan lingkungan merupakan


rangkaian usaha dari sumber (hulu) sampai muara (hilir) untuk
membuang/mengalirkan hujan kelebihan melalui saluran drainase dan atau sungai
ke badan air (pantai/ laut, danau, situ, waduk dan bozem) dengan waktu seoptimal
mungkin sehingga tidak menyebabkan terjadinya masalah kesehatan dan banjir di
dataran banjir yang dilalui oleh saluran dan atau sungai tersebut (akibat kenaikan
debit puncak dan pemendekan waktu mencapai debit puncak). Berbeda dengan
prinsip lama, yaitu mengalirkan limpasan air hujan ke badan air penerima
secepatnya, drainase berwawasan lingkungan bekerja dengan berupaya
memperlambat aliran limpasan air hujan.

Prinsipnya, air hujan yang jatuh ditahan dulu agar lebih banyak yang meresap ke
dalam tanah melalui bangunan resapan, baik buatan maupun alamiah seperti
kolam tandon, sumur-sumur resapan, biopori, dan lain-lain.Hal ini dilakukan
mengingat semakin minimnya persediaan air tanah dan tingginya tingkat
pengambilan air.

Pengembangan prasarana dan sarana drainase berwawasan lingkungan ditujukan


untuk mengelola limpasan permukaan dengan cara mengembangkan fasilitas
untuk menahan air hujan sesuai dengan kaidah konservasi dan keseimbangan
lingkungan. Konsep inilah yang ingin mengubah paradigma lama dalam
pembangunan drainase khususnya di perkotaan.

2.7 Lingkup Permasalahan Drainase Perkotaan di Kota Padang

1. Dimensi saluran drainase yang kecil, sehingga tidak dapat menampung debit
aliran hujan;
2. Elevasi bibir saluran pembuangan lebih tinggi dari permukaan jalan, sehingga
menyebabkan air hujan tidak dapat mengalir ke saluran drainase dan
menggenang di jalan;
3. Saluran pembuangan air tersumbat karena dipenuhi sampah;
4. Perencanaan geometrik jalan raya tidak baik;
5. Air Hujan, air limbah rumah sakit dan air limbah rumah tangga bercampur
dalam satu saluran;
6. Banyaknya sedimen pada saluran drainase;
7. Sistem perancangan drainase yang tidak optimal.

2.8 Penanganan Permasalahan Drainase Perkotaan di Kota Padang

1. Dimensi saluran drainase diperbesar;


2. Meninggikan permukaan jalan atau merendahkan saluran air;
3. Kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, apalagi ke
dalam selokan;
4. Semua kebijakan publik harus melibatkan masyarakat, baik itu berupa
pembangunan fisik maupun non fisik. Sejak awal munculnya ide pembangunan
infrastruktur sampai dengan pengoperasiannya. Sehingga masyarakat ikut serta
dalam menjaga infrastruktur tersebut;
5. Limbah rumah sakit sebaiknya diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke
badan air;
6. Pengurasan dan pengerukan dilakukan secara berkala.
7. Koordinasi dan sinkronisasi antar komponen infrastruktur yang lain harus
terlaksana serta melibatkan instansi pengendali tata ruang. Contohnya
Koordinasi dan sinkronisasi antara pelaksana jalan raya dengan PLN maupun
PDAM. Sehingga tercipta keselarasan dalam pembangunan seluruh
infrastruktur.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang berguna memenuhi
kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam
perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Secara umum,
drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi
untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan
atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal;
2. Sistem perkotaan sebaiknya harus berwawasan lingkungan;
3. Permasalahan drainase perkotaan dikota Padang dikategorikan sudah
menyeluruh disetiap wilayah. Perancangan drainase yang kurang optimal
menjadi permasalahan awal dan utama.

B. Saran dan Kritik


1. Kota Padang harus benar-benar mengikuti sistem perkotaan berwawasan
lingkungan, ini dikarenakan keadaan kota Padang sekarang yang jauh dari
baik dilihat dari fasilitas umumnya seperti drainase;
2. Masyarakat memiliki peran penting dalam perawatan drainase perkotaan,
karena itu masyarakat harus lebih memiliki kesadaran untuk menjaga
fasilitas bersama ini guna untuk menghindari musibah yang tidak
diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Civil, Ratho. 2007. Drainase. URL:


http://rathocivil02.wordpress.com/2007/12/23/tugas-drainase/. Tanggal
Akses: 02 Maret 2014

Nastiti, Yulia. 2013. Drainase dan Penyaluran Air Limbah. URL:


http://www.academia.edu/5343580/BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA?
login=&email_was_taken=true#. Tanggal Akses: 02 Maret 2014

Patriotika. 2011. Drainase Perkotaan.URL:


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25859/3/Chapter%20II.pdf.
Tanggal Akses: 02 Maret 2014

Perpustakaan Kementrian PU. 2013. Drainase Berwawasan Lingkungan. URL:


http://pustaka.pu.go.id/new/artikel-detail.asp?id=331. Tanggal Akses: 02
Maret 2014
CONTOH SOAL TENTANG DRAINASE PERKOTAAN

1.

Anda mungkin juga menyukai