Anda di halaman 1dari 58

TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Seiring dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang amat pesat di Indonesia, pada
umumnya melampaui kemampuan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan diantaranya
permasalahan drainase perkotaan. Akibatnya Permasalahan banjir atau genangan semakin
meningkat pula. Pada umumnya penanganan sistem drainase di banyak kota di Indonesia masih
bersifat parsial, sehingga tidak menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan secara tuntas.

Permasalahan banjir sering terjadi di kota yang disebabkan oleh drainase perkotaan, hal
ini terjadi karena kemampuan drainase untuk menampung intensitas hujan dan mengalirkan
aliran ke permukaan tidak berjalan dengan tepat dan baik. Banyak faktor yang mempengaruhi
dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan system drainase kota, antara lain peningkatan
debit, penyempitan dan pendangkalan saluran, reklamasi, amblesan tanah, limbah, sampah,
dan pasang surut air laut. Sumber permasalahan utama drainase kota adalah peningkatan
jumlah penduduk di perkotaan yang sangat cepat, baik dari pertumbuhan penduduk maupun
urbanisasi. Peningkatan jumlah penduduk selalu diikuti dengan peningkatan infrastruktur
perkotaan, seperti perumahan, sarana transpotasi, air bersih, pendidikan, dan lain-lain.
Disamping itu, peningkatan penduduk juga selalu diikuti peningkatan limbah, baik limbah cair
maupun padat (sampah).

Drainase merupakan salah satu aspek yang penting dalam menunjang infrastruktur suatu
daerah maupun kawasan. Buruknya sistem drainase suatu kawasan dapat menimbulkan dampak
negatif bagi masyarakat antara lain; terganggunya aktivitas masyarakat karena adanya genangan,
maupun dampak kesehatan bagi pengguna jalan dan masyarakat yang ada di sekitar daerah
tersebut.

Untuk mencegah hal itu terjadi, maka direncanakan suatu sistem drainase yang memadai.
Secara umum drainase didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk
mengalirkan air yang berlebihan. Sedangkan drainase perkotaan adalah ilmu drainase yang
mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi
lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya yang ada dikawasan kota tersebut.

1
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

1.2 Identifikasi Permasalahan


Masalah banjir pada studi ini dapat diindentifikasi sebagai berikut :
1. Analisis curah hujan.
2. Perhitungan debit atau limpasan air hujan.
3. Perhitungan dimensi saluran atau sistem drainase.
 Berdasarkan peta situasi dan guna lahan, diminta untuk merancang system drainase.
 Tingkat kepadatan penduduk.
 Melampirkan langkah dan contoh perhitungan.
 Perhitungan desain meliputi perhitungan dimensi saluran dan bangunan pelengkap yang
meliputi konstruksi dan peralatannya.

1.3 Maksud dan Tujuan Pembuatan Drainase


 Maksud dari tugas Drainase Perkotaan ini adalah sebagai berikut :
 Mengatasi terjadinya banjir.
 Untuk memperbaiki aliran drainase perkotaan.
 Dapat membantu dan memberikan masukan terhadap instansi terkait dalam
penanggulangan dan pencegahan banjir ditinjau dari sistem drainase sehingga akan
didapatkan gambaran yang menyeluruh dan terpadu dari berbagai pihak, agar impian
penduduk untuk terbebasnya dari ancaman banjir dan genangan air dapat menjadi
kenyataan.
 Tujuan dari tugas Drainase Perkotaan ini adalah sebagai berikut :
 Dapat mengidentifikasi permasalahan saluran drainase yang telah ada di kawasan pusat
kota yang akan menjadi sasaran perencanaan pembangunan
 Dapat merencanakan sistem saluran drainase yang mampu memecahkan masalah
saluran drainase yang telah ada di kawasan pusat kota

1.4 Rumusan Masalah


Dalam studi rumusan yang akan diungkapkan, antara lain :
1. Apa penyebab saluran itu rusak dan bagaimana solusinya ?
2. Berapa dimensi saluran drainase eksisting?
3. Bagaimana pemilihan altenatif penanganan masalah sistem drainase yang efisien?

2
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

1.5 Batasan Masalah


Dalam pembahasan masalah tugas drainase perkotaan ini perlu diadakan batasan-batasan guna
penanganan masalah drainase kota.
1. Analisa data yang diperoleh oleh BMKG.
2. Perhitungan curah hujan dengan data curah hujan dari tahun ke tahun.
3. Data-data dimensi saluran yang telah mengikuti kondisi yang ada.
4. Penanganan masalah dititik beratkan pada normalisasi saluran guna mendapatkan hasil
yang maksimal.
5. Lokasi daerah studi Kel. Sukun Kec. Sukun kota Malang Prov. Jawa Timur.
6. Analisa drainase dilakukan diselokan pinggir jalan

1.6 Kondisi Daerah Studi (gambar lokasi A4, Penduduk dll)


1.6.1 Peta Lokasi

3
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

1.6.2 Hasil dokumentasi

Gambar 1.6.2.1 Pengambilan data eksiting tersier

Gambar 1.6.2.2 Pengambilan data eksiting sekunder dan primer

Gambar 1.6.2.3 Pengambilan data penduduk di kelurahan Sukun

4
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Drainase

Drainase berasal dari bahasa Inggris “drainage” yang mempunyai arti mengalirkan,
menguras, membuang atau mengalirkan air. Drainase juga dapat diartikan sebagai
serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang
kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi
dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase
juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan
salinitas (Suripin, 2004)
sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Sistem drainase dibagi menjadi
2 bagian, yaitu :
 Sistem drainase menurut kegunaannya :
1. Sistem yang hanya melayani pembuangan bagi hujan saja (storm drainage)
Sistem ini direncanakan dengan kapasitas cukup untuk mengevakuasi air hujan
dengan frekuensi yang direncanakan. Penentuan frekuensi di bawah ini
tergantung dari kondisi lokal setempat dan pada keyakinan perencananya tetapi
juga dipertimbangkan biaya pembuatan sistem drainase.
2. Sistem drainase untuk air limbah (sewerage)
Sistem ini melayani penampungan dan pembuangan air limbah perkotaan untuk
kemudian dialirkan ke dalam sebuah instalasi pengolah air limbah (IPAL). Di
dalam IPAL, air limbah akan diproses untuk diturunkan tingkat kandungan bahan
pencemarannya agar memenuhi ketentuan tentang baku mutu air agar kemudian
dapat dialirkan kedalam perairan bebas. Sistem drainase untuk air limbah ini
biasanya dibuat tertutup/tertanam dibawah permukaan tanah.
3. Optimalisasi dari keuntungan dan kerugian dua sistem terpisah, yaitu membuat
sistem drainase gabungan seperti yang ada di Indonesia
Sistem ini dibuat terbuka untuk memudahkan pembersihannya tetapi efek
sampingnya malah merangsang masyarakat memanfaatkannya sebagai tempat
membuang limbah cair maupun padat. Disamping itu, air buangan dari sistem
gabungan ini ketika dibuang memasuki perairan bebas masih mengandung

5
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

limbah/pencemar dengan kadar yang tinggi dan membahayakan keseimbangan


lingkungan hidup.
 Sistem drainase menurut letaknya:
1. Sistem drainase terbuka
Sistem drainase terbuka yang dibuat dengan permukaan airnya tidak tertutupi dan
dibuat diatas permukaan tanah. Sistem ini mudah dimasuki sampah perkotaan dan
pencemaran lain. Sistem terbuka dibuat untuk drainase air hujan maupun pada
(sebagian) sistem drainase gabungan. Keuntungannya adalah mudahnya
pembuatan dan operasi serta pemeliharaanya.
2. Sistem drainase tertutup
Sistem drainase tertutup yang dibuat terpendam di bawah permukaan tanah.
Sistem ini diterapkan pada sistem drainase air limbah yang terpisah (sistem
gabungan) terutama pada saluran tersier dan sekundernya. Keuntungan lebih
sedikit memerlukan luas lahan yang mahal harganya, lahan diatasnya dapat
dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya kaki lima (pedestrian) dan tempat
parkir kendaraan.

2.2 Analisa Hidrologi


Data hidrologi merupakan langkah awal perencanaan suatu sistem drainase
sebelum melakukan perhitungan debit aliran hujan, dimensi saluran dan dimensi
bangunan-bangunan pendukung sistem drainase yang akan direncanakan.
Hidrologi adalah suatu ilmu yang mempelajari seluk beluk air, kejadian dan
distribusinya, sifat fisik dan sifat kimianya, serta tanggapannya terhadap perilaku
manusia (Chow, 1964) dengan pengertian seperti itu berarti ilmu hidrologi mencakup
hampir semua masalah yang terkait dengan air, meskipun kemudian dalam perkem-
bangannya ilmu hidrologi lebih berorientasi pada suatu bidang tertentu saja. Adapun
aspek-aspek hidrologi yang perlu dikaji antara lain :

2.2.1 Curah Hujan Rata-Rata Daerah


Salah satu penyebab banjir adalah jika terjadi hujan secara merata di seluruh daerah
aliran dengan intensitas tinggi dan dalam jangka waktu panjang, sehingga saluran yang
ada tidak bisa lagi menampung air hujan. Dalam pencatatan data curah hujan di setiap
pos stasiun dapat kita temui distribusi hujannya, besar hujan di berbagai stasiun hujan itu

6
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

tidak selalu sama sehingga sukar untuk menentukan batas-batas luas daerah hujan untuk
setiap tempat pengukuran hujannya.
Curah hujan adalah tinggi atau tebalnya hujan dalam jangka waktu tertentu
(lamanya pengamatan) yang dinyatakan dalam satuan mm. Data curah hujan yang
digunakan dalam analisis hidrologi untuk suatu perencanaan drainase perkotaan minimal
10 tahun pengamatan yang diperoleh dari stasiun pencatat curah hujan terdekat di lokasi
perencanaan. Apabila data yang ada kurang dari 10 tahun, diupayakan melengkapinya
dengan data dari stasiun lainnya yang terdekat. Curah hujan sangat diperlukan untuk
penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir. Untuk
daerah rancangan memakai 3 stasiun hujan yaitu :
1. Stasiun BMG Dago
2. Stasiun BMG Cihampelas
3. Stasiun BMG Dipatiukur
Adapun metode yang digunakan untuk menentukan curah hujan rata-rata di suatu
daerah, yaitu :
 Metode Poligon Thiesen
Perhitungan dengan cara Poligon Theissen adalah salah satu cara memberi
batasan daerah yang dipengaruhi oleh setiap stasiun hujan. Pada cara poligon
Theissen dianggap setiap data curah hujan dari suatu tempat pengamatan dapat
dipakai untuk daerah pengaliran disekitar tempat itu.
Poligon Theissen berusaha mengimbangi tidak meratanya distribusi alat ukur
dengan menyediakan suatu faktor pembobot bagi masing-masing stasiun. Cara
penggambaran poligon Thiesen adalah sebagai berikut :
1. Stasiun diplot pada suatu peta, kemudian hubungkan masing-masing
stasiun dengan stasiun yang lain dengan sebuah garis bantu.
2. Tentukan titik potong poligon dengan garis bantu dan membagi dua garis
tersebut sama panjang.
3. Kemudian tarik garis poligon tegak lurus terhadap garis bantu yang yang
menghubungkan dua stasiun melalui dua titik potong tadi yang terbagi
sama panjang. Kemudian rangkaikan garis-garis yang tegak lurus tersebut
hingga membentuk suatu poligon.
Sisi-sisi setiap poligon merupakan batas luas daerah efektif daerah tangkapan
air hujan yang diasumsikan untuk stasiun tersebut. Luas masing-masing poligon

7
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

ditentukan dengan Planimetri dan dinyatakan dalam prosentase dari luas keseluruhan
tangkapan air hujan.
Cara poligon thiessen ini berdasarkan rata-rata timbang (Weighted Avarage).
Masing-masing penakar mempunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan
menggambarkan garis-garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung diantara
dua buah pos penakar.

Gambar 2.1 Poligon Thiessen

Misal A1 adalah luas daerah pengaruh Stasiun 1, A2 adalah luas daerah


pengaruh Stasiun 2, dan seterusnya. Jumlah A1 + A2 +…….An =A, merupakan
jumlah luas daerah /seluruh areal yang dicari tinggi curah hujannya.
Jika Stasiun 1 menakar tinggi hujan d1, Stasiun 2 menakar hujan d2 hingga pos
penakar n menakar hujan dn, maka:
n
A1.di  A2.d 2  ......... An.dn  Ai.di
d 
A

1 A

Ai
Jika  pi yang merupakan prosentase luas maka
A
n
d   pi.di
1

Dimana:
A = Luas daerah (km2)
d = Tinggi curah hujan rata-rata areal
d1, d2, …dn = Tinggi curah hujan di Stasiun 1, 2, …n
A1, A2,…An = Luas daerah pengaruh di Stasiun 1, 2, …n

8
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
n

 pi
1
= Jumlah prosentasi luas =100%

2.2.2 Curah Hujan Rancangan


Curah hujan rancangan adalah suatu cara untuk memprediksi hujan maksimum
yang akan terjadi kembali pada periode waktu tertentu. Turunnya hujan disuatu daerah
baik menurut waktu maupun pembagian geografisnya tidak tetap melainkan berubah-
berubah. Dalam merencanakan banjir rancangan ditetapkan jangan terlalu kecil agar
tidak terlalu sering terjadi ancaman kerusakan bangunan atau daerah sekitarnya.
Merencanakan banjir rancangan ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan
hidroekonomis yaitu didasarkan terutama pada :
1. Besarnya kerugian yang timbul jika bangunan rusak oleh karena banjir dan
sering tidaknya kerusakan terjadi.
2. Umur ekonomis bangunan.
3. Biaya bangunan.
Curah hujan yang tecatat di Stasiun pencatat hujan adalah hujan titik atau hujan
yang terjadi disekitar Stasiun pencatat hujan berada, karena intensitas curah hujan sangat
bervariasi terhadap suatu tempat atau kawasan, maka dibutuhkan nilai rata–rata dan curah
hujan harian maksimum kawasan dari beberapa Stasiun pencatat hujan yang ada dalam
wilayah tersebut.
Setelah diketahui curah hujan harian maksimum, maka dilanjutkan dengan
memilih distribusi yang akan dipakai untuk menganalisa besarnya banjir. Untuk
menganalisa probabilitas banjir biasanya dipakai distribusi Log Pearson Type III.
 Metode Log Person Type III
Cara yang paling teliti sampai saat ini adalah dengan metode Log Pearson Type III.
Akan tetapi setiap metode mempunyai kelebihan masing-masing sesuai dengan daerah
cakupan.
Metode ini dianggap yang paling baik karena metoda ini sesuai dengan keadaan di
lapangan (aktual). Menurut Ir. C. D Soemarto B.I.E Dipl. H dalam buku “Hidrologi
Teknik” terbitan Erlangga Jakarta, parameter-parameter statistik yang diperlukan untuk
metode Log Pearson Type III ini adalah sebagai berikut:
 Harga rata-rata
 Standart Deviasi
 Koefisien Kemencengan (Cs)

9
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

Untuk menghitung banjir rancangan dalam praktek The Hidrology Committee


of The Water Resources Council USA, menganjurkan untuk langkah awal
transformasikan data keharga-harga logaritmanya, kemudian menghitung parameter-
parameter statistiknya, karena transformasinya kedalam bentuk logaritma, maka
metode ini disebut Log Pearson Type III.

 Harga rata-rata:
n

 Logxi
Logxi  i 1

n
 Standart deviasi:
n

 (log xi  log xi) 2

S i 1

n 1

 Koefisien Kemencengan (Asimetri):


n
n. (log xi  log xi)3
Cs  i 1

(n  1)( n  2)( log xi)3

 Nilai debit rancangan bagi setiap tingkat probabilitas:

 Cari anti log dari log Q untuk mendapatkan hujan rancangan dengan waktu balik
yang dikehendaki Qt.

Dimana :

Log X = Curah hujan rancangan kala ulang T tahun

log xi = Rerata logaritma

K = Koefisien Kemencengan/Asimetri (Cs)

S = Standart deviasi

10
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

2.2.3 Waktu Konsentrasi

Waktu konsentrasi adalah waktu yang dibutuhkan air untuk mengalir dari titik
terjauh menuju ke titik tinjauan.
𝐿
Tc = 0,0195 [ ]0,77
√𝑆

Dimana :

Tc = waktu konsentrasi (jam)

L = Panjang saluran (m)

S = Kemiringan saluran

2.2.4 Intensitas Curah Hujan


Intensitas hujan adalah kedalaman air hujan atau tinggi air hujan per satuan waktu
(Suripin, 2004). Sifat umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung, intensitasnya
cenderung makin tinggi dan makin besar periode ulangnya, makin tinggi pula
intensitasnya. Jika yang tersedia adalah data curah hujan jangka pendek maka intensitas
hujan dapat dihitung dengan rumus Talbot, Sherman dan Ishiguro. Namun apabila data
hujan jangka pendek/menitan tidak tersedia, yang ada hanya data hujan harian, maka
intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus Mononobe (Suripin, 2004).

Rumus Monorobe :
𝑅24 24
I= (𝑇𝑐)2/3
24

Dimana :
R24 = Curah hujan rancangan (mm)
Tc = Waktu konsentrasi (jam)
I = Intensitas curah hujan (𝑚𝑚⁄𝑗𝑎𝑚)

2.2.5 Koefisien Pengaliran


Koefisien Pengaliran yang menunjukan persentase kualitas curah hujan yang
menjadi aliran permukaan dari curah hujan total setelah mengalami infiltrasi. Nilai-nilai
koefisien bisa dilihat dari tabel berikut ini:

11
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

Tabel 2.1 Nilai Koefisien Pengaliran ( C) Untuk Persamaan Rasional


TATAGUNA LAHAN C TATAGUNA LAHAN C

0.10 –
Perkantoran Pertamanan. kuburan
0.25

0.70 - 0.20 –
Daerah pusat kota Tempat bermain
0.95 0.35

0.50 - 0.20 -
Daerah sekitar kota Daerah stasiun KA
0.70 0.40

0.10 -
Perumahan Daerah tak berkembang
0.30

0.30 -
Rumah tinggal Jalan raya
0.50

0.40 - 0.70 –
Rumah susun terpisah Beraspal
0.50 0.95

Rumah susun bersambung – 0.60 - 0.80 –


Berbeton
sambung 0.75 0.95

0.25 - 0.70 -
Pinggiran kota Berbatu bata
0.40 0.85

0.75 -
Daerah industri Trotoar
0.85

0.50 - 0.75 -
Kurang padat industri Daerah beratap
0.80 0.95

0.60 -
Padat industri Ladang garapan
0.90

Tanah berat tanpa 0.30 -


Tanah lapang/perumputan
vegetasi 0.60

12
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

0.05 - Tanah berat denga 0.20 -


Berpasir datar 2%
0.10 vegetasi 0.50

0.10 - Tanah berat dengan 0.20 -


Berpasir agak rata 2-7%
0.15 vegetasi 0.25

0.15 - 0.10 -
Berpasir miring 7% Berpasir dengan vegetasi
0.20 0.25

0.13 -
Tanah berat datar 2% Padang rumput
0.17

0.18 - 0.15 -
Tanah berat agak rata 2-7% Tanah berat
0.22 0.45

0.25 - 0.05 -
Tanah berat miring 7% Berpasir
0.35 0.25

0.05 -
Tanah pertanian 0 – 30 % Hutan atau bervegetasi
0.25

0.30 -
Tanah kosong Tanah tidak produktif
0.60

0.20 - 0.70 -
Rata Rata kedap air
0.50 0.90

0.25 - 0.50 -
Kasar Kasar
0.60 0.70

Sumber : MC GUEN,1989, Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan ( hal 80-81)

2.2.6 Debit Rencana


Debit rencana adalah besarnya debit yang direncanakan untuk suatu periode waktu
tertentu. Perhitungan debit rencana dilakukan dengan menggunakan persamaan rasional
(Mullvaney, 1881 dan Kuichling, 1889). Metode Rasional didasarkan pada persamaan
berikut:
Debit rencana : 𝑄 = ʆ.B.𝐼.𝐴
Debit rencana : Q = 0,278 C.I.A
Dimana :

13
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

Q = Debit rencana (m3/detik)


ʆ = Koefisien pengaliran
B = Koefisien penyebar hujan
C = Koefisien run off (tak berdimensi)
I = Intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
A = Catchman Area (luas daerah aliran)

2.2.7 Debit Domestik

Debit domestik adalah banyaknya air yang berasal dari aktivitas manusia,
seperti pembuangan air limbah rumah tangga. Untuk menghitung besarnya debit rumah
tangga maka dapat digunakan rumus:

𝑄𝑅𝑇 = (𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ)


Dimana:
QRT = Debit air rumah tangga (m3/dtk)
Kebutuhan air = Diasumsikan 80 (Liter/Hari/Jiwa)
Kepadatan penduduk = Data dari BPS Kota Malang (Jiwa/km²)

2.2.8 Debit Total

Rumus yang digunakan untuk menghitug debit total adalah sebagai berikut:

𝑄𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = ((𝑄𝑎𝑖𝑟 ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛 80%) + (𝑄𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑥 70%))


Dimana:
Qtotal = Debit air total (m3/dtk)
QRT = Debit air rumah tangga (m3/dtk)
Qair hujan = Debit air hujan (m3/dtk).

2.3 Analisa Hidraulika


Analisa hidrolika dimaksudkan untuk mencari dimensi hidrolis dari saluran
drainase dan bangunan-bangunan pelengkapnya yang perlu diperhitungkan kriteria-
kriteria perencanaannya berdasarkan kaidah-kaidah hidrolika.

2.3.1 Kapasitas Saluran

14
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

Aliran yang terjadi di setiap saluran belum tentu sesuai dengan yang direncanakan.
Namun pada tahap awal perencanaan dapat diasumsikan bahwa yang tejadi adalah aliran
seragam. Perencanaan untuk aliran seragam dilakukan dengan rumus Manning, yaitu :
 Gambar bentuk penampang Persegi.

Bentuk penampang segi empat:


a. Luas penampang basah (A) = 𝑏 . ℎ
b. Keliling basah (P) = b + 2 . h
𝐴
c. Jari-jari hidrolis (R) = P
1
d. Kecepatan aliran (V) = 𝑛 . 𝑅 2/3 . 𝑆 1/2

Dimana:
Q = Debit saluran (m3/dtk)
A = Luas penampang basah saluran (m2)
R= Jari–jari hidrolis (m)
n = Koefisien manning
S = Kemiringan dasar saluran (m)
P = Keliling basah (m)
V = Kecepatan rata-rata (m/dtk)

15
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

Untuk penampang berbentuk trapesium luas penampang basah (A), keliling basah (P)
dan tinggi total saluran dihitung dengan persamaan (Triatmodjo, 2008) :

 Luas penampang (𝐴) = ( 𝐵 + 𝑚.𝑌𝑘𝑎𝑝𝑠 ) .𝑌𝑘𝑎𝑝𝑠


 Keliling basah (𝑃) = 𝐵 + 2.𝑌𝑘𝑎𝑝𝑠 √1 + 𝑚2
 Tinggi aliran maksimum (𝑌) = 𝑌𝑘𝑎𝑝𝑠 + 𝐹

Dimana:
Ykaps = Tinggi aliran maksimum yang direncanakan (m)
B = Lebar dasar saluran (m)
m = Faktor kemiringan saluran
F = Tinggi jagaan (m)

16
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

Tabel. 2.2 Nilai kekasaran Manning

2.3.2 Saluran Tertutup


Gorong - gorong merupakan saluran tertutup yang mengalirkan air tidak penuh dan
dipakai terutama untuk membawa aliran air melintas dibawah jalan raya, tanggul, jalan /
rel kereta api , run away dan sebagainya.

Dalam merencanakan gorong-gorong hal yang perlu diperlihatkan adalah


1. Gorong-gorong harus cukup besar untuk melewatkan debit air maksimum dari
daerah pengaliran secara tertentu atau efisien.
2. Kemiringan dasar gorong-gorong dibuat lebih besar dari saluran pembuangannya.
3. Keadaan aliran pada gorong-gorong.

17
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

Rumus-rumus dalam perhitungan gorong-gorong :

1
Luas penampang (A) = 2 . (𝑡) − sin ∅ . 𝑑𝑜2
1
Keliling basah (P) = 2 . ∅ . do
1
Kecepatan aliran (V) = n . R2/3 . S1/2
A
Jari-jari hidrolis (R) =P

Tinggi jagaan = 25% . h

Analisa Gorong-Gorong
a. Debit Analisa ( Q = m3/detik )
Q = V.A
b. Tinggi Jagaan ( W )
W = 0,25 h

Keadaan aliran pada gorong-gorong yaitu kendali inlet dan kendali outlet. untuk
mendimensi gorong-gorong yaitu perlu dihitungkan antara lain :
c. Luas penampang gorong-gorong
A = b. y
d. Kemiringan dasar gorong-gorong
N = 1/n . R2/3 . I ½
R = A/p = (b.y)/(b+2y)
e. Kecepatan aliran gorong-gorong
Q = V. A

18
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

Menurut Standar yang ada, untuk tinggi jagaan pada gorong-gorong ( I ) = 5%


- 30% dan muka air serta kecepataan aliran pada gorong-gorong di pengaruhi oleh
kemiringan dasar yang disebabkan oleh pemasukan, gesekan, pengeluaran dan kisi-kisi.

2.4 Susunan Sistem Drainase Kota


Sistem drainase perkotaan yang lengkap akan terdiri dari:
1. Saluran tersier
Saluran/parit drainase tersier yang berfungsi sebagai parit-parit pengumpul
yang langsung dari run-off lahan perkotaan serta saluran/pipa buang dari
penghasil limbah (rumah-rumah dan sebagainya).
2. Saluran sekunder
Saluran sekunder menampung air dari beberapa saluran tersier di dekatnya
untuk dialirakan lebih jauh ke saluran induk drainase.
3. Saluran induk drainase ( Primer )
Saluran induk (primer) menampung air dari saluran-saluran sekunder dalam
sistem yang selanjutnya dibuang ke dalam perairan bebas.

2.5 Kriteria Perencanaan


Dalam perencanaan suatu saluran irigasi maupun drainase kita jaga harus
memperhatikan ketentuan yang ada yaitu sebagai berikut :
 Tinggi Jagaan (Fre Board)
Fungsi jagaan digunakan untuk menjaga adanya faktor-faktor yang kemungkinan
adanya penambahan debit, Berikut besar tinggi jagaan untuk masing-masing
saluran:
Saluran primer : 0,20 – 0,30 m (w = 0,8 m - 1 m)
Saluran sekunder : 0,10 – 0,20 m (w ≥ 0,5 m)
Saluran tersier : 0,10 m (w ≥ 0,3 m)
 Tinggi Air (h)
Tinggi air harus (h) ≥ 1,5 m
 Lebar Dasar Saluran
Lebar dasar saluran harus ≥ 0,10 m
 Kemiringan Dasar Saluran (I)
Saluran primer I = 1 ; 1,5 - 1 : 1,2

19
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

Saluran sekunder I = 1 : 1 - 1 : 1,5


Saluran tersier I=1:1
 Kemiringan Talud
Besarnya kemiringan talud disesuaikan dengan ruang yang tersedia (lebar
tanah) dan juga kestabilan tanahnya. Untuk kemiringan talud direncanakan
0,33 – 0,25 untuk saluran lining (pasangan) dan 1,00 – 0,33 untuk saluran
tanah. Untuk kondisi-kondisi tertentu talud tegak dapat diterapkan.
 Koefisien Kekasaran Manning
Besarnya koefisien kekasaran Manning (n) diambil dari tabel koefisien
kekasaran manning, sesuai dengan kondisi dan dinding salurannya.
- Kecepatan Aliran (v)
Kecepatan aliran tidak boleh terlalu cepat dan tidak boleh terlalu lambat,
karena apabila terlalu cepat saluran akan tergerus dan apabila terlalu lambat
akan terjadi pengendapan dan mudah ditumbuhi tumbuhan.
Digunakan 0,6-1,5 m/dtk
2.5.1 Rencana Penanganan
Upaya untuk mengatasi masalah-masalah drainase adalah dengan upaya
menangkal penyebab banjir yang ada dan pada prinsipnya dapat dibagi menjadi dua hal
utama, yaitu:
1. Menerapkan Teknis Hidraulik Yang Benar
Penerapan aspek hidraulik ini merupakan upaya untuk menangani masalah
drainase yang diakibatkan karena keadaan alam yang ada. Penerapan teknik
hidraulik dimaksud antara lain meliputi:
A. Kegiatan perencanaan agar selalu berpedoman pada kriteria hidrologi, kriteria
hidraulika dan kriteria struktur yang ada.
B. Kegiatan pelaksanaan pembangunan, agar selalu berpedoman pada peraturan-
peraturan pelaksanaan, spesifikasi administrasi, spesifikasi teknik dan gambar-
gambar perencanaan yang ada.
C. Kegiatan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan agar selalu berpedoman pada
kriteria sistem drainase perkotaan dan peraturan-peraturan pelaksanaan operasi
dan pemeliharaan yang ada.
2. Pembenahan Aspek Non Struktural
Pembenahan aspek non-struktural ini merupakan upaya penanganan pada

20
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

permasalahan-permasalahan yang diakibatkan oleh tingkah laku manusia


dalam pembangunan sistem drainase perkotaan, sehingga perlu adanya
pembenahan. Pembenahan yang dimaksud diantaranya meliputi:
A. Pemantapan perundangan dengan persampahan, perumahan, peil banjir,
masterplan drainase dan lain-lain.
B. Pemantapan organisasi pengelola yang ada secara berkesinambungan.
C. Penyediaan dana yang mencukupi, baik untuk pembangunan maupun
untuk biaya operasi dan pemeliharaan.
D. Peningkatan peran serta masyarakat dan peran serta swasta dalam
penanganan drainase perkotaan, dll.
2.5.2 Rencana Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan
 Sumur Resapan
Bangunan sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air
berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk
sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat
menampung air hujan yang jatuh di atas atap rumah atau daerah kedap air dan
meresapkannya ke dalam tanah.
Sumur resapan berfungsi memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara
menginjeksikan air hujan ke dalam tanah. Sasaran lokasi adalah daerah
peresapan air di kawasan budidaya, permukiman, perkantoran, pertokoan,
industri, sarana dan prasarana olah raga serta fasilitas umum lainnya.

21
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

Manfaat sumur resapan adalah:


1. Mengurangi aliran permukaan sehingga dapat mencegah / mengurangi
terjadinya banjir dan genangan air.
2. Mempertahankan dan meningkatkan tinggi permukaan air tanah.
3. Mengurangi erosi dan sedimentasi
4. Mengurangi / menahan intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan
dengan kawasan pantai
5. Mencegah penurunan tanah (land subsidance)
6. Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.

Bentuk dan jenis bangunan sumur resapan dapat berupa bangunan sumur
resapan air yang dibuat segiempat atau silinder dengan kedalaman tertentu dan dasar
sumur terletak di atas permukaan air tanah. Berbagai jenis konstruksi sumur resapan
adalah:
1. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur tanpa diisi batu
belah. maupun ijuk (kosong).
2. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur diisi dengan batu
belah dan ijuk.
3. Sumur dengan susunan batu bata, batu kali atau bataki di dinding sumur,
dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk atau kosong.
4. Sumur menggunakan buis beton di dinding sumur.
5. Sumur menggunakan blawong (batu cadas yang dibentuk khusus untuk
dinding sumur).
Konstruksi-konstruksi tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-
masing, pemilihannya tergantung pada keadaaan batuan / tanah (formasi batuan dan
struktur tanah).
 Pada tanah / batuan yang relatif stabil, konstruksi tanpa diperkuat dinding sumur
dengan dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk tidak akan membahayakan
bahkan akan memperlancar meresapnya air melalui celah-celah bahan isian tersebut.

22
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

 Pada tanah/batuan yang relatif labil, konstruksi dengan susunan batu bata/batu
kali/batako untuk memperkuat dinding sumur dengan dasar sumur diisi batu belah
dan ijuk akan lebih baik dan dapat direkomendasikan.
 Pada tanah dengan / batuan yang sangat labil, konstruksi dengan menggunakan buis
beton atau blawong dianjurkan meskipun resapan air hanya berlangsung pada dasar
sumur saja.

Bangunan pelengkap lainnya yang diperlukan adalah bak kontrol, tutup sumur
resapan dan tutup bak kontrol, saluran masukan dan keluaran / pembuangan (terbuka atau
tertutup) dan talang air (untuk rumah yang bertalang air). Dirjen Cipta Karya Departemen
Pekerjaaan Umum menetapkan data teknis sumur resapan air sebagai berikut :
1. Ukuran maksimum diameter 1,4 meter.
2. Ukuran pipa masuk diameter 110 mm.
3. Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm.
4. Ukuran kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter.
5. Dinding dibuat dari pasangan bata atau batako dari campuran 1 semen : 4
pasir tanpa plester.
6. Rongga sumur resapan diisi dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm.
7. Penutup sumur resapan dari plat beton tebal 10 cm dengan campuran 1
semen : 2 pasir : 3 kerikil.

Berkaitan dengan sumur resapan ini terdapat SNI No: 03- 2453-2002 tentang Tata Cara
Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan. Standar ini
menetapkan cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan termasuk
persyaratan umum dan teknis mengenai batas muka air tanah (mat), nilai permeabilitas
tanah, jarak terhadap bangunan, perhitungan dan penentuan sumur resapan air hujan. Air

23
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

hujan sdslsh sir hujan yang ditampung dan diresapkan pada sumur resapan dari bidang
tadah.
Persyaratan umum yang harus dipenuhi antara lain sebagai berikut:
1. Sumur resapan air hujan ditempatkan pada lahan yang relatif datar;
2. Air yang masuk ke dalam sumur resapan adalah air hujan tidak tercemar;
3. Penetapan sumur resapan air hujan harus mempertimbangkan keamanan
bangunan sekitarnya;
4. Harus memperhatikan peraturan daerah setempat;
5. Hal-hal yang tidak memenuhi ketentuan ini harus disetujui Instansi yang
berwenang.
Persyaratan teknis yang harus dipenuhi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Ke dalam air tanah minimum 1,50 m pada musin hujan;
2. Struktur tanah yang dapat digunakan harus mempunyai nilai permebilitas
tanah ≥ 2,0 cm/jam.
3. Jarak penempatan sumur resapan air hujan terhadap bangunan adalah: (a)
terhadap sumur air bersih 3 meter, sumur resapan tangki septik 5 meter dan
terhadap pondasi bangunan 1 meter.

Ada beberapa metode yang dipakai untuk menentukan ukuran sumur resapan. Berikut
ini akan digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sunjoto (1988). Faktor Geometrik Faktor
geometrik adalah mewakili keliling serta luas tampang sumur, gradien hidraulik, keadaan
perlapisan tanah serta kedudukan sumur terhadap perlapisan tersebut serta porositas dinding
sumur dinyatakan dalam besaran radius sumuran.Faktor geometrik sumur resapan untuk
kondisi yang berbeda dapat dilihat pada Gambar.

24
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

25
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

Gambar : Factor Geometric Sumur Resapan

Secara teoritis, volume dan efisiensi sumur resapan dapat dihitung berdasarkan
keseimbangan air yang masuk ke dalam sumur dan air yang meresap ke dalam tanah dan
dapat dituliskan sebagai berikut:
1. Kapasitas sumur resapan
Vsumur  1
4 . .R 2 .H

26
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

Dimana:
Vsumur = Kapasitas sumur resapan (m3)
H = Kedalaman sumur resapan (m)
R = Jari-jari sumur resapan (m)
2. Debit air masuk sumur resapan
H .F .K
Qsumur   F . K .T 
 
1 e   .R 2 

Dimana:
Qsumur = Debit air masuk sumur resapan (m3/detik)
F = Faktor geometrik saluran per satuan panjang (m)
K = Koefisien permeabilitas tanah (m/detik)
H = Kedalaman sumur resapan (m)
T = Waktu pengaliran (detik)
R = Jari-jari sumur resapan (m)

3. Debit resap sumur resapan


Faktor yang mempengaruhi resapan air tersebut antara lain faktor geometrik,
koefisien permeabilitas tanah, serta kedalaman air tanah. Berikut formula yang
digunakan untuk menghitung debit resapan.
Qresap = F.K.H

Dimana:
Qresap = Depit resapan (m3/detik)

F = Faktor geometrik saluran per satuan panjang (m)


K = Koefisien permeabilitas tanah (m/detik)
H = Kedalaman sumur resapan (m)

4. Waktu resap air kedalam tanah


Menghitung waktu pengisian sumur atau waktu resapan menggunakan rumus:
Vsumur
t resap 
Qserap

27
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

Dimana:
Tresap = Waktu resap air ke dalam tanah (menit)
Vsumur = Kapasitas sumur resapan (m3)
Qresap = Debit resap sumur resapan (m3/detik)

5. Waktu pengisian sumur resapan


Vsumur
t pengisian 
Qsumur
Dimana:
Tpengisian = Waktu resap air ke dalam tanah (menit)
Vsumur = Kapasitas sumur resapan (m3)
Qresap = Debit resap sumur resapan (m3/detik)

 Lubang Resapan Biopori


Pengertian Biopori adalah lubang atau rongga di dalam atau diatas permukaan
tanah yang terbentuk secara alami atau buatan. Secara alami, biopori terbentuk akibat
adanya gerakan akar tanaman atau fauna tanah seperti rayap, semut, cacing dan lain-
lain. Sedangkan secara buatan, biopori dibuat dengan menggunakan suatu alat dengan
kedalaman antara 80 cm - 100 cm dan diameter 10cm - 30 cm.

Manfaat lubang resapan biopori adalah


1. Memaksimalkan resapan air yang masuk ke dalam tanah
2. Menambah volume air tanah
3. Menjadi media untuk menghasilkan kompos
4. Mengurangi genangan air yang dapat menjadi sarang nyamuk atau sumber penyakit
5. Mencegah resiko banjir di saat musim hujan
6. Memaksimalkan air hujan atau air limbah rumah tangga menjadi air tanah
7. Mencegah erosi tanah dan tanah longsor
8. Meningkatkan peran dan aktifitas fauna tanah
9. Meningkatkan pertumbuhan tanaman disekitar lubang biopori
Membuat biopori secara buatan dapat menggunakan alat biopori yang manual
atau mesin. Jika menggunakan alat manual, memang membutuhkan tenaga yang cukup
besar, tetapi jika menggunakan mesin maka lubang biopori dapat dikerjakan lebih

28
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

mudah dan cepat. Setelah lubang terbentuk selanjutnya di dalamnya dapat


dimasukkan sampah organic berupa daun-daunan atau sisa makanan. Secara teknis
lubang biopori sebaiknya dibuat dengan kedalaman 80-100 cm dan diameter 10-30 cm.
Hal tersebut dimaksudkan agar organisme pengurai atau mikroorganisme dapat bekerja
dengan optimal dalam menguraikan sampah organic atau dedauanan tersebut. Akibat
dari adanya aktifitas dari organism pengurai tersebut menghasilkan pupuk yang berguna
sebagai nutrisi tanaman dan menyuburkan tanah. Kemampuan lubang resapan biopori
dapat mengurangi debit air kira-kira sebesar 20%.

29
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

BAB III
METODOLOGI

3.1 Metodologi
Kegiatan pengelolaan data ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu : tahapan
pengambilan data, tahapan perencanaan, dan tahapan analisa data.

3.1.1 Tahapan Pengambilan Data


Pengambilan data dan observasi lapangan dilakukan dalam 2 tahapan yaitu
observasi pendahuluan dan survei detail yang ada di lapangan. Ada 2 jenis data yang
dibutuhkan, yaitu :
 Data Primer :
Dalam penelitian ini data primer didapatkan dengan cara pengamatan/survey
langsung pada lokasi yang ditinjau untuk mendapatkan kondisi eksisting sistem
jaringan drainase dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja drainase,
operasional, dan pengelolaan langsung di lapangan.
 Data Sekunder :
1. Peta Lokasi
2. Data Jumlah Penduduk
3. Peta Genangan + Kontur
4. Data Curah Hujan
Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan harian maksimum
tahunan yang didapat dari BMG dengan data 10 tahun terakhir dari Tahun 2006
sampai Tahun 2016.
3.1.2 Tahapan Perencanaan
Pada tahapan ini akan direncanakan pengelolaan data operasional sistem aliran
bangunan drainase kota untuk wilayah Malang. Tahapan ini juga, sebagai perencanaan
awal dalam mengatasi banjir di daerah Malang.
3.1.3 Tahapan Analisa Data
Analisa data dilakukan terhadap data yang sudah diperoleh baik dari hasil survei
atau dari literatur yang dimasukkan ke dalam model database yang sudah disiapkan. Inti
kegiatan ini adalah menganalisa kapasitas saluran dari hasil survei dengan perhitungan

30
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

secara hidrologi yang dalam hal ini mengukur besarnya debit puncak yang mengalir
melalui saluran tersebut.

3.2 Cara Pengambilan Data


Data-data yang digunakan untuk penelitian secara keseluruhan dari permasalahan
yang ingin dicapai meliputi data:
1. Data curah hujan (10 tahun) dari tahun 2006 – 2016.
2. Data jumlah penduduk.
3. Data dimensi saluran yang ada.
4. Peta genangan.
5. Peta lokasi.
6. Foto atau dokumentasi lapangan.

3.3 Analisis yang Digunakan


Untuk menganalisis data yang sudah dikumpulkan, maka tahapan yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan titik lokasi genangan air dengan cara survey lokasi
2. Data curah hujan 10 tahun terakhir akan diolah menjadi intensitas hujan (I), sebelum
menjadi intensitas hujan (I) terlebih dahulu dicari nilai curah hujan harian maximum
(R).
3. Setelah diketahui nilai intensitas hujan (I) dan mempertimbangkan faktor koefisien
pengaliran (C), maka debit air hujan dapat dihitung.
4. Menghitung debit air buangan.
5. Menjumlahkan debit air buangan dan debit air hujan untuk menghasilkan debit aliran
total.
6. Dengan memasukkan nilai-nilai dimensi saluran yang ada maka akan didapatkan
kapasitas saluran drainase.
7. Mengevaluasi debit banjir rencana dengan kapasitas saluran drainase. Apabila debit
banjir rencana lebih besar daripada kapasitas saluran berarti saluran dianggap tidak
layak dan terjadi genangan di wilayah studi.
8. Genangan air yang terjadi diselesaikan dengan mendesain ulang saluran drainase dan
menerapkan metode berwawasan lingkungan dengan teknik biopori pada saluran
drainase.

31
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

9. Memberikan kesimpulan dan saran.


3.4 Bagan Alir (Flow Chart) Dalam Pemecahan Drainase Perkotaan

START

Data Hujan 10 Data Jumlah


Data Jumlah Data Jaringan Data Kawasan Drainase
Tahun Terakhir Penduduk
Penduduk Drainase Peta kontur

Perhitungan
Limbah Rumah Kapasitas
Debit
Tangga (Q2) Saluran (Qs)
Rancangan (Q1)

Jaringan Drainase
Berwawasan
Lingkungan

Debit Banjir Ya
Rancangan Qr < Qs Normalitas
Qr = (Q1 + Q2) - Saluran
80% Ya
(Biopori)
Tidak
Tidak

Pembuatan Sumur Resapan

Kesimpulan

SELESAI
32
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Hidrologi


4.1.1 Analisa curah hujan rerata daerah dengan metode polygon thiessen

Cara ini di dasarkan atas rata-rata timbang (weak everage). Masing-masing pos
penakar dengan daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambar garis-garis sumbu
tegak lurus terhadap garis penghubung antara dua pos penakar.

Misal A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar 1, A2 adalah luas daerah pos
penakar 2, dan seterusnya.

Jumlah A1 + A2 + …...An = A, merupakan jumlah luas daerah atau seluruh


areal yang di cari tinggi curah hujannya.

𝑨𝟏.𝒅𝟏+𝑨𝟐.𝒅𝟐…𝑨𝒏.𝒅𝒏
D=
𝑨

𝑨𝒊.𝒅𝒊
=∑𝒏
𝒊 𝑨

𝐴𝑖
jika 𝐴 =pi yang merupakan prosentase luas maka

d=∑𝒏𝟏 pi.di

jika Ai/A=Pi, merupakan prosentase luas pada pos 1 yang jumlahnya untuk seluruh luas
daerah 100% maka :

A1d1+A2d2+....+Andn
d=
A1 + A2 + .... + An

Dimana :

A = Luas daerah

d = tinggi curah hujan rata-rata

d1,d2,...dn = tinggicurah hujan di pospenakar 1,2,....n

A1, A2,....An = luas daerah pengaruh di pos 1,2, ...n

33
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
𝑛

∑ 𝑝𝑖 = jumlah prosentasi luas = 100%


1

Menghitung koefisien thiessen dengan rumus diatas sebagai berikut :

 Luas total DAS Lowokwaru (A) = 125,12 Km2


 Luas pengaruh stasiun Porong = 67,38 Km2
 Luas pengaruh stasiun Prambon = 20,99 Km2
 Luas pengaruh stasiun Gempol = 36,75 Km2

125,12
% Sta. Lowokwaru = = 0,539
67,38

125,12
% Sta.Tulusrejo = = 0,168
20,99

125,12
% Sta.Jatimulyo = = 0,294
36,75

Tabel 4.1.1.1 Hujan Harian Maksimum Cara Poligon Theissen

Curah Hujan Harian Maksimum


Poligon Thiessen
Hari Yang Sama
Tahun
Sta Porong Sta Prambon Sta Gempol
(mm)
0,539 0,168 0,294
2005 98 44 49 74,549
2006 130 0 0 70,008
2007 105 80 26 77,602
2008 0 163 25 34,688
2009 40 115 103 71,086
2010 30 175 117 79,879
2011 0 133 26 29,949
2012 15 42 91 41,852
2013 135 0 11 75,932
2014 24 99 62 47,743

Sumber : Hasil Perhitungan

34
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

4.1.2 Perhitungan curah hujan rancangan dengan metode log person III

Data hujan harian.

Tabel 4.1.2.1 Perhitungan Distribusi metode Log Person III

No Tahun Xi ( mm ) log xi (log xi - log ẍ) (log xi – log ẍ)2 (log xi – log ẍ)3
1 2005 74,549 1,872 0,117 0,013575 0,001582
2 2006 70,008 1,845 0,089 0,007960 0,000710
3 2007 77,602 1,890 0,134 0,017942 0,002403
4 2008 34,688 1,540 -0,216 0,046549 -0,010043
5 2009 71,086 1,852 0,096 0,009189 0,000881
6 2010 79,879 1,902 0,147 0,021463 0,003144
7 2011 29,949 1,476 -0,280 0,078149 -0,021847
8 2012 41,852 1,622 -0,134 0,018013 -0,002417
9 2013 75,932 1,880 0,124 0,015499 0,001930
10 2014 47,743 1,679 -0,077 0,005932 -0,000457
Σ 603,287 17,559 0,000 0,234 -0,0241

Perhitungan :

∑ log 𝑥𝑖
1 Rata-rata : log 𝑥𝑖 =
𝑛
17,559
=
10

= 1,756
∑ (log 𝑥𝑖−log 𝑥𝑖)^2
2 Standar deviasi : 𝑆𝑑 = √
𝑛−1

0,234
=√
9

= 0,161

3 Koefisien kemencengan/kemiringan
∑10(log 𝑥𝑖 − log 𝑥𝑖)^3
𝐶𝑠 =
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)(𝑠𝑑)^3

10(0,0241)
=
9.8.0,1613

= -0,798

35
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

a.) Menghitung hujan rancangan 2 tahunan ( Q2 )

Nilai K distribusi log pearson tipe III untuk koefisien kemencengan CS

CS K, 2th
-0,7 0,116
-0,798 K
-0,8 0,132

Dengan cara interpolasi didapat :

(0,132  (0,116))
harga k = 0,116  x(0,8  (-0,7))
(0,8)  (0,7)
= 0,116

log x = log xi + k * Sd

log x2 =1,756 + 0,116 * 0,161 = 1,775


R2th = 59,526 mm

Tabel 4.1.2.2 Hasil Perhitungan Curah Hujan RancanganMetode Log Pearson III

TAHUN Log Xi K SD Log X R (mm)

2 1,756 0,116 0,161 1,775 59,526

5 1,756 0,420 0,161 1,824 66,633

20 1,756 1,190 0,161 1,948 88,705

36
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

4.1.3 UJI KESESUAIAN DISTRIBUSI

Analisa Curah Hujan Rancangan Distribusi Dengan Metode EJ. GUMBEL III
dan Metode LOG PEARSON III

Table 4.1.3.1 Perbandingan Uji Smirnov – Kolmogrov


EJ Log Person
Perbandingan
Gumbel III

N 10 10
Δ Max 0,169 0,0102
A 5% 5%
ΔCr 0,41 0,41
Hipotesa Diterima Diterima

Table 4.1.3.1 Perbandingan Uji Chi Kuadrat III


EJ Log Person
Perbandingan
Gumbel III

N 10 10
α 5% 5%
X2 hitung 0,3 2,1
X2 standart 3,841 3,841
Hipotesa Diterima Diterima

Dari perhitungan table yang telah dilakukan diatas maka data curah hujan yang
digunakan untuk perhitungan selanjutnya adalah data curah hujan yang telah dihitung
dengan menggunakan Metode Log Pearson III, Karena data curah hujan hasil
perhitungan menggunakan Metode Log Pearson III adalah yang terkecil, dan dari
hasil yang dilakukan data ini layak untuk digunakan.

37
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

4.2 Data Saluran

Elevasi
Nama Jalan Saluran Panjang saluran Saluran
Awal Akhir
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 431,95 431,85 47,247 tersier
Gg. II D I (1) Kanan 431,85 431,03 37,830 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 431,54 431,03 21,235 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 431,85 431,70 22,480 tersier
Gg. II D II (1) Kanan 431,70 431,01 40,012 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 431,03 430,00 19,463 tersier
Gg. II D I (2) Kiri 431,85 431,03 38,078 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 431,70 431,30 25,926 tersier
Gg. II D III (1) Kanan 431,30 431,00 44,840 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 431,00 430,00 22,741 tersier
Gg. II D II (2) Kiri 431,70 431,01 40,300 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 431,30 430,97 34,108 tersier
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 430,97 430,65 43,273 Primer
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 431,00 430,65 30,473 tersier
Gg. II D III (2) Kiri 431,30 431,00 44,840 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 431,54 431,01 64,688 tersier
Gg. II E I (1) Kanan 431,00 430,03 67,322 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 431,00 430,65 30,425 tersier
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 430,65 430,00 103,129 Primer
Gg. II E I (2) Kiri 431,00 430,03 68,618 tersier
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 430,80 429,90 103,256 tersier
Garis bantu (1) Kanan 429,90 428,71 227,007 tersier
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 428,90 428,71 101,568 tersier
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 430,00 429,00 247,383 Primer

38
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

Dan untuk peta jaringannya sebaai berikut :

SAL. TERSIER

SAL. TERSIER SAL. TERSIER

Kanan

JL. S.SUPRIYADI
SAL. SEKUNDER Kanan Gg.II D
SAL. TERSIER
JL. S.SUPRIYADI Kanan
Gg.II D JL. S.SUPRIYADI
SAL. TERSIER Gg.II D

JL. S.SUPRIYADI
Gg.II D
SAL. TERSIER
Kanan
SAL. TERSIER

Kanan

Kiri
Gg.II D I

D II
JL. S.SUPRIYADI
Gg.II D

Gg.II
JL. S.SUPRIYADI Gg.II D I Gg.II D I
Gg.II E
Gg.II D II

Kanan

Kiri
Kiri
Gg.II D II

Kanan

D III
SAL. TERSIER
SAL. TERSIER

Kanan
Kiri
Gg.II
Gg.II D III

Gg.II D III
Kiri

Kanan
JL. S.SUPRIYADI
Kiri
Gg.II E SAL. TERSIER JL. S. SUPRIY
ADI SAL. PRIMER
Kanan
JL. S.SUPRIYADI
Kiri
Gg.II E

SAL. TERSIER JL. Simp


Kanan
SAL. TERSIER
ang Suku
n

Kiri
JL. S.SUPRIYADI
Kanan Gg.II E
JL. S.S
UP RIY AD
I Gg.II Kiri

Kanan
JL. S.SUPRIYADI E Kiri
SAL. SEKUNDER Gg.II E
JL

Kanan
.S

JL. S.SUPRIYADI
Gg.II E
.S
UP
RI
YA
DI

SAL. TERSIER
Gg.II E I
GA

JL. Simpang
Sukun
NG

Gg.II E I
II

Kanan

Kiri

SAL. SEKUNDER Gg.II E I

JL. S. SUPRIY
ADI
Kanan

Kiri

SAL. PRIMER
IY ADI
UPR
S. S
JL.

JL. S. SUPRIY
ADI

Garis bantu
ADI
Kanan

IY

Kiri
UPR
S. S
JL.

SAL. PRIMER

JL. S.SUPRIYADI
IX

JL. S.S
UP RIYAD
I IX

Kanan

39
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

4.2 Menghitung debit aliran

Berdasarkan data di lapangan dan harga koefisien pengaliran, maka besarnya debit
limpahan adalah :

4.2.1 Menghitung koefisien pengaliran

 Beda Elevasi
Nama Jalan Saluran Awal Akhir Hasil Saluran
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 431,95 431,85 0,10 tersier
Gg. II D I (1) Kanan 431,85 431,03 0,82 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 431,54 431,03 0,51 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 431,85 431,70 0,15 tersier
Gg. II D II (1) Kanan 431,70 431,01 0,69 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 431,03 430,00 1,03 tersier
Gg. II D I (2) Kiri 431,85 431,03 0,82 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 431,70 431,30 0,40 tersier
Gg. II D III (1) Kanan 431,30 431,00 0,30 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 431,00 430,00 1,00 tersier
Gg. II D II (2) Kiri 431,70 431,01 0,69 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 431,30 430,97 0,33 tersier
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 430,97 430,65 0,32 Primer
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 431,00 430,65 0,35 tersier
Gg. II D III (2) Kiri 431,30 431,00 0,30 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 431,54 431,01 0,53 tersier
Gg. II E I (1) Kanan 431,00 430,03 0,97 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 431,00 430,65 0,35 tersier
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 430,65 430,00 0,65 Primer
Gg. II E I (2) Kiri 431,00 430,03 0,97 tersier
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 430,80 429,90 0,90 tersier
Garis bantu (1) Kanan 429,90 428,71 1,19 tersier
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 428,90 428,71 0,19 tersier
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 430,00 429,00 1,00 Primer

Contoh Perhitungan :
L1 = Awal - akhir
L1 = 431,95 - 431,85
L1 = 0,10 m

40
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

 Kemiringan Dasar
Nama Jalan Saluran Beda Elevasi Panjang saluran Hasil Saluran
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,10 47,247 0,00211654 tersier
Gg. II D I (1) Kanan 0,82 37,83 0,02167592 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,51 21,235 0,02401695 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,15 22,48 0,0066726 tersier
Gg. II D II (1) Kanan 0,69 40,012 0,01724483 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 1,03 19,463 0,05292093 tersier
Gg. II D I (2) Kiri 0,82 38,078 0,02153474 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,40 25,926 0,01542853 tersier
Gg. II D III (1) Kanan 0,30 44,84 0,00669045 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 1,00 22,741 0,04397344 tersier
Gg. II D II (2) Kiri 0,69 40,3 0,01712159 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,33 34,108 0,00967515 tersier
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 0,32 43,273 0,00739491 Primer
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,35 30,473 0,01148558 tersier
Gg. II D III (2) Kiri 0,30 44,84 0,00669045 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,53 64,688 0,00819317 tersier
Gg. II E I (1) Kanan 0,97 67,322 0,01440837 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,35 30,425 0,0115037 tersier
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 0,65 103,129 0,00630279 Primer
Gg. II E I (2) Kiri 0,97 68,618 0,01413623 tersier
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,90 103,256 0,0087162 tersier
Garis bantu (1) Kanan 1,19 227,007 0,00524213 tersier
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,19 101,568 0,00187067 tersier
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 1,00 247,383 0,00404231 Primer

Contoh Perhitungan :
𝐻
S= 𝐿
0,10
S = 47,247

S = 0,002

41
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

 Waktu Konsentrasi
Nama Jalan Saluran Kemiringan Panjang saluran Nilai Tc Saluran
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,00211654 47,247 0,06773071 tersier
Gg. II D I (1) Kanan 0,02167592 37,83 0,02765669 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,02401695 21,235 0,02658595 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,0066726 22,48 0,04353093 tersier
Gg. II D II (1) Kanan 0,01724483 40,012 0,03020215 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,05292093 19,463 0,01961349 tersier
Gg. II D I (2) Kiri 0,02153474 38,078 0,02772635 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,01542853 25,926 0,03152438 tersier
Gg. II D III (1) Kanan 0,00669045 44,84 0,04348616 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,04397344 22,741 0,02106314 tersier
Gg. II D II (2) Kiri 0,01712159 40,3 0,03028566 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,00967515 34,108 0,03772883 tersier
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 0,00739491 43,273 0,04184199 Primer
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,01148558 30,473 0,03531772 tersier
Gg. II D III (2) Kiri 0,00669045 44,84 0,04348616 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,00819317 64,688 0,04022281 tersier
Gg. II E I (1) Kanan 0,01440837 67,322 0,03236569 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,0115037 30,425 0,03529629 tersier
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 0,00630279 103,129 0,04449708 Primer
Gg. II E I (2) Kiri 0,01413623 68,618 0,03260416 tersier
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,0087162 103,256 0,03927585 tersier
Garis bantu (1) Kanan 0,00524213 227,007 0,04776844 tersier
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,00187067 101,568 0,07102852 tersier
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 0,00404231 247,383 0,05279574 Primer
Rata-rata 0,033912

Contoh Perhitungan :
0,0195 𝐿
Tc = × ( ) 0,77
60 √𝑆
0,0195 47,25
Tc = × ( ) 0,77
60 √0,046

Tc = 0,0677

42
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

 Intensitas Hujan
Untuk intensitas hujan tersier menggunakan kala ulang 2 tahun dan
untuk sekunder dan primer menggunakan kala ulang 10 tahun.
Kala ulang :
2 tahun = 68,42 (tersier)
5 tahun = 73,44
20 tahun = 93,03

Data yang berada di Tugas besar Hidrologi hanya di dapat 2, 5, 20,


200, dan 1000 tahun, maka di interpolasi :
5 = 66,633
20 = 88,705

10 = X

H1 = 66,633
H2 = 73,990

B1 = 10 – 5 = 5
B2 = 20 – 5 = 15

𝐵1
X = 𝐻1 − × (𝐻1 − 𝐻2)
𝐵2
5,00
X = 66,633 − × (66,633 − 88,705)
15,00

X = 73,990

Ditemukan untuk kala ulang 10 tahun : 73,990

43
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

Nama Jalan Saluran Nilai Tc Intensitas Saluran


Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,06773071 124,20 tersier
Gg. II D I (1) Kanan 0,02765669 225,65 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,02658595 231,67 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,04353093 166,76 tersier
Gg. II D II (1) Kanan 0,03020215 212,79 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,01961349 352,70 tersier
Gg. II D I (2) Kiri 0,02772635 280,01 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,03152438 257,04 tersier
Gg. II D III (1) Kanan 0,04348616 207,43 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,02106314 336,32 tersier
Gg. II D II (2) Kiri 0,03028566 264,01 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,03772883 228,03 tersier
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 0,04184199 212,83 Primer
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,03531772 238,29 tersier
Gg. II D III (2) Kiri 0,04348616 207,43 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,04022281 218,50 tersier
Gg. II E I (1) Kanan 0,03236569 252,57 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,03529629 238,39 tersier
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 0,04449708 204,28 Primer
Gg. II E I (2) Kiri 0,03260416 251,34 tersier
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,03927585 222,00 tersier
Garis bantu (1) Kanan 0,04776844 194,84 tersier
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,07102852 149,56 tersier
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 0,05279574 182,27 Primer
Contoh Perhitungan :
𝑅24 24
I=
24
( 𝑡𝑐 ) 2/3
59,526 24
I=
24
(0,0677) 2/3
I = 124,20

44
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

4.2.2 Menghitung koefisien pengaliran

Berdasarkan data di lapangan dan harga koefisien pengaliran, maka


besarnya debit limpahan adalah :
Mencari Koefisien C :
Jalan Beraspal = 0,9 x 15% = 0,135
Daerah Perumahan = 0,7 x 60% = 0,42
Lahan Kosong = 0,2 x 25% = 0,05
0,605
Nama Jalan Saluran Intensitas Luasan (A) Q rencana
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 124,20 596,282965 0,012455613
Gg. II D I (1) Kanan 225,65 351,699411 0,013347747
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 231,67 309,889691 0,012074676
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 166,76 117,889238 0,003306577
Gg. II D II (1) Kanan 212,79 301,319955 0,010783815
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 352,70 95,509233 0,005665612
Gg. II D I (2) Kiri 280,01 310,08562 0,014603531
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 257,04 176,008766 0,00760924
Gg. II D III (1) Kanan 207,43 343,81346 0,011994815
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 336,32 132,274556 0,007482251
Gg. II D II (2) Kiri 264,01 372,579988 0,016543709
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 228,03 288,34144 0,011058501
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 212,83 405,182859 0,01450377
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 238,29 155,354744 0,006226359
Gg. II D III (2) Kiri 207,43 452,907001 0,015800823
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 218,50 1085,7467 0,039901108
Gg. II E I (1) Kanan 252,57 1059,47206 0,045006062
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 238,39 247,744789 0,009933216
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 204,28 1224,68388 0,042076643
Gg. II E I (2) Kiri 251,34 948,385747 0,040090461
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 222,00 2763,92157 0,103200093
Garis bantu (1) Kanan 194,84 9873,51689 0,323555841
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 149,56 2868,9327 0,072166654
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 182,27 7635,63827 0,234072724

Contoh perhitungan untuk Q rencana :


Q = 0,278 x C x I x A
Q = 0,278 x 0,605 x 124,20 x 0,000596
Q = 0,012455613 m3/detik

45
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

4.2.3 Mencari Debit Rumah Tangga

Debit pengeluaran dari rumah tangga di Kec. Sukun Kel. Sukun, memiliki standart
penghuni di dalam satu rumah ada 6 orang dan setiap orang membutuhkan 60 Liter/harinya,
maka yang di perhitungkan :

Nama Jalan Saluran kebutuhan air Rumah Luasan Penduduk Qrt


Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 60 10 0,00059628 6 0,0000000015
Gg. II D I (1) Kanan 60 7 0,0003517 6 0,0000000006
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 60 5 0,00030989 6 0,0000000004
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 60 2 0,00011789 6 0,0000000001
Gg. II D II (1) Kanan 60 4 0,00030132 6 0,0000000003
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 60 3 9,5509E-05 6 0,0000000001
Gg. II D I (2) Kiri 60 4 0,00031009 6 0,0000000003
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 60 3 0,00017601 6 0,0000000001
Gg. II D III (1) Kanan 60 5 0,00034381 6 0,0000000004
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 60 2 0,00013227 6 0,0000000001
Gg. II D II (2) Kiri 60 4 0,00037258 6 0,0000000004
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 60 4 0,00028834 6 0,0000000003
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 60 5 0,00040518 6 0,0000000005
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 60 3 0,00015535 6 0,0000000001
Gg. II D III (2) Kiri 60 5 0,00045291 6 0,0000000006
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 60 15 0,00108575 6 0,0000000041
Gg. II E I (1) Kanan 60 14 0,00105947 6 0,0000000037
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 60 3 0,00024774 6 0,0000000002
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 60 12 0,00122468 6 0,0000000037
Gg. II E I (2) Kiri 60 7 0,00094839 6 0,0000000017
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 60 42 0,00276392 6 0,0000000293
Garis bantu (1) Kanan 60 12 0,00987352 6 0,0000000299
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 60 9 0,00286893 6 0,0000000065
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 60 47 0,00763564 6 0,0000000904
Rata-rata 6

Contoh perhitungan :

Qrt : banyak rumah x luas daerah x std penduduk x kebutuhan air x 70%

Qrt : 10 x 0,00059628 x 6 x x60 x 70%

Qrt : 1,503 liter/hari

Qrt : 0,000000002 m/detik

Ket : Untuk di Debit rumah tangga kenapa hanya digunakan hanya 70%, karena untuk
penggunaan sumur resapan sebisa mungkin dapat meresap sampai 30% dari rumah tangga.

46
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

 Debit Aliran

Nama Jalan Saluran Debit Aliran Q-20% Qrt Qt = Q+Qrt Qt-80% (Biopori)
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,01245561 0,00249112 0,0000000015 0,0024911242 0,001992899
Gg. II D I (1) Kanan 0,01334775 0,00266955 0,0000000006 0,0026695501 0,00213564
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,01207468 0,00241494 0,0000000004 0,0024149357 0,001931949
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,00330658 0,00066132 0,0000000001 0,0006613155 0,000529052
Gg. II D II (1) Kanan 0,01078382 0,00215676 0,0000000003 0,0021567633 0,001725411
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,00566561 0,00113312 0,0000000001 0,0011331224 0,000906498
Gg. II D I (2) Kiri 0,01460353 0,00292071 0,0000000003 0,0029207065 0,002336565
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,00760924 0,00152185 0,0000000001 0,0015218482 0,001217479
Gg. II D III (1) Kanan 0,01199481 0,00239896 0,0000000004 0,0023989634 0,001919171
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,00748225 0,00149645 0,0000000001 0,0014964502 0,00119716
Gg. II D II (2) Kiri 0,01654371 0,00330874 0,0000000004 0,0033087422 0,002646994
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,0110585 0,0022117 0,0000000003 0,0022117005 0,00176936
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 0,01450377 0,00290075 0,0000000005 0,0029007546 0,002320604
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,00622636 0,00124527 0,0000000001 0,0012452719 0,000996217
Gg. II D III (2) Kiri 0,01580082 0,00316016 0,0000000006 0,0031601652 0,002528132
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,03990111 0,00798022 0,0000000041 0,0079802258 0,006384181
Gg. II E I (1) Kanan 0,04500606 0,00900121 0,0000000037 0,0090012161 0,007200973
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,00993322 0,00198664 0,0000000002 0,0019866433 0,001589315
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 0,04207664 0,00841533 0,0000000037 0,0084153322 0,006732266
Gg. II E I (2) Kiri 0,04009046 0,00801809 0,0000000017 0,0080180939 0,006414475
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,10320009 0,02064002 0,0000000293 0,0206400479 0,016512038
Garis bantu (1) Kanan 0,32355584 0,06471117 0,0000000299 0,0647111980 0,051768958
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,07216665 0,01443333 0,0000000065 0,0144333374 0,01154667
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 0,23407272 0,04681454 0,0000000904 0,0468146351 0,037451708

Ket : Q-20% Untuk sumur resapan

47
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

BAB V
DIMENSI SALURAN

5.1 Evaluasi Kapasitas Saluran


Berdasarkan hasil survei dilokasi, diperoleh data existing saluran sebagai berikut :
Data saluran :
 Lebar (b) = 0,3 m
 Tinggi (h) = 0,22 m
 Kemiringan (s) = 0,002

Nama Jalan Saluran B H Kemiringan Saluran


Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,3 0,22 0,00211654 tersier
Gg. II D I (1) Kanan 0,15 0,12 0,02167592 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,16 0,15 0,02401695 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,3 0,22 0,0066726 tersier
Gg. II D II (1) Kanan 0,15 0,12 0,01724483 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,16 0,15 0,05292093 tersier
Gg. II D I (2) Kiri 0,15 0,12 0,02153474 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,3 0,22 0,01542853 tersier
Gg. II D III (1) Kanan 0,15 0,15 0,00669045 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,16 0,15 0,04397344 tersier
Gg. II D II (2) Kiri 0,15 0,12 0,01712159 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,3 0,22 0,00967515 tersier
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 1,00 1,2 0,00739491 Primer
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,16 0,15 0,01148558 tersier
Gg. II D III (2) Kiri 0,15 0,15 0,00669045 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,16 0,15 0,00819317 tersier
Gg. II E I (1) Kanan 0,2 0,2 0,01440837 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,16 0,15 0,0115037 tersier
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 1,65 1,55 0,00630279 Primer
Gg. II E I (2) Kiri 0,2 0,2 0,01413623 tersier
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,25 0,3 0,0087162 tersier
Garis bantu (1) Kanan 0,52 0,44 0,00524213 tersier
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,55 0,5 0,00187067 tersier
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 1,65 1,55 0,00404231 Primer

48
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

1. Mencari Luasan
Nama Jalan Saluran B H (A) Saluran
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,3 0,22 0,066
Gg. II D I (1) Kanan 0,15 0,12 0,018
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,16 0,15 0,024
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,3 0,22 0,066
Gg. II D II (1) Kanan 0,15 0,12 0,018
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,16 0,15 0,024
Gg. II D I (2) Kiri 0,15 0,12 0,018
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,3 0,22 0,066
Gg. II D III (1) Kanan 0,15 0,15 0,023
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,16 0,15 0,024
Gg. II D II (2) Kiri 0,15 0,12 0,018
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,3 0,22 0,066
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 1,00 1,2 1,200
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,16 0,15 0,024
Gg. II D III (2) Kiri 0,15 0,15 0,023
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,16 0,15 0,024
Gg. II E I (1) Kanan 0,2 0,2 0,040
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,16 0,15 0,024
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 1,65 1,55 2,558
Gg. II E I (2) Kiri 0,2 0,2 0,040
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,25 0,3 0,075
Garis bantu (1) Kanan 0,52 0,44 0,229
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,55 0,5 0,275
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 1,65 1,55 2,558
Contoh Perhitungan :
A=BxH
A = 0,3 x 0,22
A = 0,066 m2

49
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

2. Mencari penampang basah


Nama Jalan Saluran B H K. Basah (P)
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,3 0,22 0,74
Gg. II D I (1) Kanan 0,15 0,12 0,39
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,16 0,15 0,46
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,3 0,22 0,74
Gg. II D II (1) Kanan 0,15 0,12 0,39
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,16 0,15 0,46
Gg. II D I (2) Kiri 0,15 0,12 0,39
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,3 0,22 0,74
Gg. II D III (1) Kanan 0,15 0,15 0,45
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,16 0,15 0,46
Gg. II D II (2) Kiri 0,15 0,12 0,39
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,3 0,22 0,74
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 1,00 1,2 3,4
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,16 0,15 0,46
Gg. II D III (2) Kiri 0,15 0,15 0,45
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,16 0,15 0,46
Gg. II E I (1) Kanan 0,2 0,2 0,6
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,16 0,15 0,46
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 1,65 1,55 4,75
Gg. II E I (2) Kiri 0,2 0,2 0,6
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,25 0,3 0,85
Garis bantu (1) Kanan 0,52 0,44 1,4
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,55 0,5 1,55
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 1,65 1,55 4,75
Contoh Perhitungan :
P=B+[Hx2]
P = 0,3 + [ 0,22 x 2 ]
P = 0,74 m

50
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

3. Mencari jari-jari hidrolis


Nama Jalan Saluran K. Basah (P) (A) Saluran R
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,74 0,066 0,089189189
Gg. II D I (1) Kanan 0,39 0,018 0,046153846
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,46 0,024 0,052173913
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,74 0,066 0,089189189
Gg. II D II (1) Kanan 0,39 0,018 0,046153846
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,46 0,024 0,052173913
Gg. II D I (2) Kiri 0,39 0,018 0,046153846
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,74 0,066 0,089189189
Gg. II D III (1) Kanan 0,45 0,0225 0,05
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,46 0,024 0,052173913
Gg. II D II (2) Kiri 0,39 0,018 0,046153846
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,74 0,066 0,089189189
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 3,4 1,2 0,352941176
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,46 0,024 0,052173913
Gg. II D III (2) Kiri 0,45 0,0225 0,05
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,46 0,024 0,052173913
Gg. II E I (1) Kanan 0,6 0,04 0,066666667
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,46 0,024 0,052173913
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 4,75 2,5575 0,538421053
Gg. II E I (2) Kiri 0,6 0,04 0,066666667
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,85 0,075 0,088235294
Garis bantu (1) Kanan 1,4 0,2288 0,163428571
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 1,55 0,275 0,177419355
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 4,75 2,5575 0,538421053
Contoh Perhitungan :
𝐴
R=
𝑃
0,066
R=
0,74
R = 0,089189 m

51
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

4. Mencari kecepatan aliran


Nama Jalan Saluran R S (V) kecepatan
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,089189189 0,002 0,612
Gg. II D I (1) Kanan 0,046153846 0,022 1,263
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,052173913 0,024 1,443
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,089189189 0,007 1,087
Gg. II D II (1) Kanan 0,046153846 0,017 1,126
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,052173913 0,053 1,071
Gg. II D I (2) Kiri 0,046153846 0,022 1,259
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,089189189 0,015 1,378
Gg. II D III (1) Kanan 0,05000000 0,007 0,740
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,052173913 0,044 0,976
Gg. II D II (2) Kiri 0,046153846 0,017 1,122
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,089189189 0,010 1,309
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 0,352941176 0,007 1,074
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,052173913 0,011 0,998
Gg. II D III (2) Kiri 0,05000000 0,007 0,740
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,052173913 0,008 0,843
Gg. II E I (1) Kanan 0,066666667 0,014 1,316
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,052173913 0,012 0,998
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 0,538421053 0,006 1,314
Gg. II E I (2) Kiri 0,066666667 0,014 1,303
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,088235294 0,009 1,234
Garis bantu (1) Kanan 0,163428571 0,005 1,443
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,177419355 0,002 0,910
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 0,538421053 0,004 1,052
Untuk Koeffisien Manning mengambil n = 0,015 (Dari tabel), Karena dasar
saluran tersebut terbuat dari beton yang permukaannya halus dan sambungan
baik dan rata
Keterangan :

Beton halus,sambungan baik dan rata ( n = 0,015 )


Beton halus,sambungan baik dan rata ( n = 0,018 )
saluran tanah berbatu,kasar dan tidak teratur ( n = 0,040 )
Beton kurang halus,sambungan kurang baik dan rata ( n = 0,030 )

52
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

vv

Contoh Perhitungan :
1
V = 𝑛 𝑥 𝑅 2/3 𝑥 𝑆 1/2
1
V = 0,015 𝑥 0,092/3 𝑥 0,00211/2

V = 0,61225 m/detik

53
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

5. Kapasitas saluran
Nama Jalan Saluran Luasan (A) Kecepatan (V) Debit (Q)
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,066 0,612 0,04040859
Gg. II D I (1) Kanan 0,018 1,263 0,02273222
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,024 1,443 0,03462166
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,066 1,087 0,07174775
Gg. II D II (1) Kanan 0,018 1,126 0,02027601
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,024 1,071 0,02569642
Gg. II D I (2) Kiri 0,018 1,259 0,02265808
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,066 1,378 0,09091631
Gg. II D III (1) Kanan 0,0225 0,740 0,01665198
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,024 0,976 0,02342363
Gg. II D II (2) Kiri 0,018 1,122 0,02020343
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,066 1,309 0,08639521
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 1,2 1,074 1,28841556
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,024 0,998 0,02394227
Gg. II D III (2) Kiri 0,0225 0,740 0,01665198
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,024 0,843 0,02022158
Gg. II E I (1) Kanan 0,04 1,316 0,0526278
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,024 0,998 0,02396115
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 2,5575 1,314 3,35946366
Gg. II E I (2) Kiri 0,04 1,303 0,05212844
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,075 1,234 0,09251848
Garis bantu (1) Kanan 0,2288 1,443 0,33011907
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,275 0,910 0,2503651
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 2,5575 1,052 2,69041172

Contoh Perhitungan :
Q=AxV
Q = 0,066 x 0,612
Q = 0,04040859 m3/detik

54
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

6. Tabel perbandingan
Nama Jalan Saluran Debit (Q) Pengukuran Debit (Qt) Pengukuran
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,04040859 > 0,002491124 OKE
Gg. II D I (1) Kanan 0,022732224 > 0,002669550 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,034621659 > 0,002414936 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,071747752 > 0,000661315 OKE
Gg. II D II (1) Kanan 0,020276015 > 0,002156763 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,025696422 > 0,001133122 OKE
Gg. II D I (2) Kiri 0,022658077 > 0,002920707 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,090916312 > 0,001521848 OKE
Gg. II D III (1) Kanan 0,016651975 > 0,002398963 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,023423627 > 0,001496450 OKE
Gg. II D II (2) Kiri 0,020203434 > 0,003308742 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,08639521 > 0,002211700 OKE
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 1,288415559 > 0,002900755 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,023942271 > 0,001245272 OKE
Gg. II D III (2) Kiri 0,016651975 > 0,003160165 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,020221576 > 0,007980226 OKE
Gg. II E I (1) Kanan 0,052627805 > 0,009001216 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,02396115 > 0,001986643 OKE
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 3,359463662 > 0,008415332 OKE
Gg. II E I (2) Kiri 0,05212844 > 0,008018094 OKE
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,092518483 > 0,020640048 OKE
Garis bantu (1) Kanan 0,330119065 > 0,064711198 OKE
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,250365096 > 0,014433337 OKE
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 2,690411725 > 0,046814635 OKE

55
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Dari hasil survey yang telah penulis lakukan di Kelurahan Sukun Kec. Sukun yaitu
dengan melihat kondisi saluran dan mengukur dimensi saluran, kemudian melakukan
analisa secara analitis, maka penulis menyimpulkan tentang permasalahan genangan air
dijalan yang kami survey adalah sebagai berikut :
 Sumber-sumber air yang mengalir ke titik genangan di Kelurahan Sukun Kec. Sukun
berasal dari curah hujan, pembuangan rumah tangga dan sedimentas di selokan.
 Dari hasil perhitungan analisis hidrologi didapat curah hujan rencana dengan kala
ulang 2, 5 dan 10 tahun menggunakan metode Rasional
 Dari hasil perhitungan analisa hidrolika didapat bahwa saluran pada Jalan S. Supriyadi
Gg. II D kanan, Jalan S. Supriyadi Gg. II E kiri, dan Jalan S. Supriyadi tidak dapat menampung
debit yang ada maka di perlukan revisi saluran berupa pembesaran dimensi.
 Dari hasil perhitungan analisa hidrolika didapat bahwa saluran pada Jalan S. Supriyadi
Gg. II D Kiri, Jalan Simpang Sukun kanan dan kiri dapat menampung debit yang ada tetapi
terlalu over dimensi (terlalu besar) maka di perlukan revisi saluran berupa pengecilan dimensi,

6.2 Saran
Dari analisis survey dan kesimpulan yang penulis lakukan, maka penulis akan
menyampaikan saran-saran untuk permasalahan tersebut, antara lain :
a. Saran non teknis
Masyarakat di sekitar daerah Kelurahan Jatimulyo memiliki kesadaran terhadap
lingkungan hidup, yang dimaksud disini ialah mampu menjaga kebersihan saluran
dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat terutama pada selokan ataupun
saluran. Sosialisasi yang dilakukan pihak pemerintah (instansi terkait) juga harus
diberikan kepada masyarakat sekitar Kelurahan Jatimulyo, khususnya mengenai
pentingnya saluran yang bersih

56
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

b. Saran Teknis
Membuat system drainase berwawasan lingkungan, dalam hal ini digunakan sumur
resapan dan biopori. Sumur resapan dibangun guna mengurangi debit air hujan yang
akan mengalir kesaluran drainase sehingga tidak terjadi lagi Q Total > Q Existing yang
dimana memerlukan perbaikan (pendimensian ulang) dan genangan disekitar bahu
jalan. Selain itu juga perlu dibuatnya tempat sampah di samping sepanjang jalan agar
menjadi tempat penampungan sementara agar sampah yang ada tidak dibuang ke
saluran drainase.

57
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017

LAMPIRAN

58

Anda mungkin juga menyukai