BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang amat pesat di Indonesia, pada
umumnya melampaui kemampuan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan diantaranya
permasalahan drainase perkotaan. Akibatnya Permasalahan banjir atau genangan semakin
meningkat pula. Pada umumnya penanganan sistem drainase di banyak kota di Indonesia masih
bersifat parsial, sehingga tidak menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan secara tuntas.
Permasalahan banjir sering terjadi di kota yang disebabkan oleh drainase perkotaan, hal
ini terjadi karena kemampuan drainase untuk menampung intensitas hujan dan mengalirkan
aliran ke permukaan tidak berjalan dengan tepat dan baik. Banyak faktor yang mempengaruhi
dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan system drainase kota, antara lain peningkatan
debit, penyempitan dan pendangkalan saluran, reklamasi, amblesan tanah, limbah, sampah,
dan pasang surut air laut. Sumber permasalahan utama drainase kota adalah peningkatan
jumlah penduduk di perkotaan yang sangat cepat, baik dari pertumbuhan penduduk maupun
urbanisasi. Peningkatan jumlah penduduk selalu diikuti dengan peningkatan infrastruktur
perkotaan, seperti perumahan, sarana transpotasi, air bersih, pendidikan, dan lain-lain.
Disamping itu, peningkatan penduduk juga selalu diikuti peningkatan limbah, baik limbah cair
maupun padat (sampah).
Drainase merupakan salah satu aspek yang penting dalam menunjang infrastruktur suatu
daerah maupun kawasan. Buruknya sistem drainase suatu kawasan dapat menimbulkan dampak
negatif bagi masyarakat antara lain; terganggunya aktivitas masyarakat karena adanya genangan,
maupun dampak kesehatan bagi pengguna jalan dan masyarakat yang ada di sekitar daerah
tersebut.
Untuk mencegah hal itu terjadi, maka direncanakan suatu sistem drainase yang memadai.
Secara umum drainase didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk
mengalirkan air yang berlebihan. Sedangkan drainase perkotaan adalah ilmu drainase yang
mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi
lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya yang ada dikawasan kota tersebut.
1
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
2
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
3
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
4
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
BAB II
LANDASAN TEORI
Drainase berasal dari bahasa Inggris “drainage” yang mempunyai arti mengalirkan,
menguras, membuang atau mengalirkan air. Drainase juga dapat diartikan sebagai
serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang
kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi
dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase
juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan
salinitas (Suripin, 2004)
sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Sistem drainase dibagi menjadi
2 bagian, yaitu :
Sistem drainase menurut kegunaannya :
1. Sistem yang hanya melayani pembuangan bagi hujan saja (storm drainage)
Sistem ini direncanakan dengan kapasitas cukup untuk mengevakuasi air hujan
dengan frekuensi yang direncanakan. Penentuan frekuensi di bawah ini
tergantung dari kondisi lokal setempat dan pada keyakinan perencananya tetapi
juga dipertimbangkan biaya pembuatan sistem drainase.
2. Sistem drainase untuk air limbah (sewerage)
Sistem ini melayani penampungan dan pembuangan air limbah perkotaan untuk
kemudian dialirkan ke dalam sebuah instalasi pengolah air limbah (IPAL). Di
dalam IPAL, air limbah akan diproses untuk diturunkan tingkat kandungan bahan
pencemarannya agar memenuhi ketentuan tentang baku mutu air agar kemudian
dapat dialirkan kedalam perairan bebas. Sistem drainase untuk air limbah ini
biasanya dibuat tertutup/tertanam dibawah permukaan tanah.
3. Optimalisasi dari keuntungan dan kerugian dua sistem terpisah, yaitu membuat
sistem drainase gabungan seperti yang ada di Indonesia
Sistem ini dibuat terbuka untuk memudahkan pembersihannya tetapi efek
sampingnya malah merangsang masyarakat memanfaatkannya sebagai tempat
membuang limbah cair maupun padat. Disamping itu, air buangan dari sistem
gabungan ini ketika dibuang memasuki perairan bebas masih mengandung
5
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
6
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
tidak selalu sama sehingga sukar untuk menentukan batas-batas luas daerah hujan untuk
setiap tempat pengukuran hujannya.
Curah hujan adalah tinggi atau tebalnya hujan dalam jangka waktu tertentu
(lamanya pengamatan) yang dinyatakan dalam satuan mm. Data curah hujan yang
digunakan dalam analisis hidrologi untuk suatu perencanaan drainase perkotaan minimal
10 tahun pengamatan yang diperoleh dari stasiun pencatat curah hujan terdekat di lokasi
perencanaan. Apabila data yang ada kurang dari 10 tahun, diupayakan melengkapinya
dengan data dari stasiun lainnya yang terdekat. Curah hujan sangat diperlukan untuk
penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir. Untuk
daerah rancangan memakai 3 stasiun hujan yaitu :
1. Stasiun BMG Dago
2. Stasiun BMG Cihampelas
3. Stasiun BMG Dipatiukur
Adapun metode yang digunakan untuk menentukan curah hujan rata-rata di suatu
daerah, yaitu :
Metode Poligon Thiesen
Perhitungan dengan cara Poligon Theissen adalah salah satu cara memberi
batasan daerah yang dipengaruhi oleh setiap stasiun hujan. Pada cara poligon
Theissen dianggap setiap data curah hujan dari suatu tempat pengamatan dapat
dipakai untuk daerah pengaliran disekitar tempat itu.
Poligon Theissen berusaha mengimbangi tidak meratanya distribusi alat ukur
dengan menyediakan suatu faktor pembobot bagi masing-masing stasiun. Cara
penggambaran poligon Thiesen adalah sebagai berikut :
1. Stasiun diplot pada suatu peta, kemudian hubungkan masing-masing
stasiun dengan stasiun yang lain dengan sebuah garis bantu.
2. Tentukan titik potong poligon dengan garis bantu dan membagi dua garis
tersebut sama panjang.
3. Kemudian tarik garis poligon tegak lurus terhadap garis bantu yang yang
menghubungkan dua stasiun melalui dua titik potong tadi yang terbagi
sama panjang. Kemudian rangkaikan garis-garis yang tegak lurus tersebut
hingga membentuk suatu poligon.
Sisi-sisi setiap poligon merupakan batas luas daerah efektif daerah tangkapan
air hujan yang diasumsikan untuk stasiun tersebut. Luas masing-masing poligon
7
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
ditentukan dengan Planimetri dan dinyatakan dalam prosentase dari luas keseluruhan
tangkapan air hujan.
Cara poligon thiessen ini berdasarkan rata-rata timbang (Weighted Avarage).
Masing-masing penakar mempunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan
menggambarkan garis-garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung diantara
dua buah pos penakar.
Ai
Jika pi yang merupakan prosentase luas maka
A
n
d pi.di
1
Dimana:
A = Luas daerah (km2)
d = Tinggi curah hujan rata-rata areal
d1, d2, …dn = Tinggi curah hujan di Stasiun 1, 2, …n
A1, A2,…An = Luas daerah pengaruh di Stasiun 1, 2, …n
8
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
n
pi
1
= Jumlah prosentasi luas =100%
9
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Harga rata-rata:
n
Logxi
Logxi i 1
n
Standart deviasi:
n
S i 1
n 1
Cari anti log dari log Q untuk mendapatkan hujan rancangan dengan waktu balik
yang dikehendaki Qt.
Dimana :
S = Standart deviasi
10
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Waktu konsentrasi adalah waktu yang dibutuhkan air untuk mengalir dari titik
terjauh menuju ke titik tinjauan.
𝐿
Tc = 0,0195 [ ]0,77
√𝑆
Dimana :
S = Kemiringan saluran
Rumus Monorobe :
𝑅24 24
I= (𝑇𝑐)2/3
24
Dimana :
R24 = Curah hujan rancangan (mm)
Tc = Waktu konsentrasi (jam)
I = Intensitas curah hujan (𝑚𝑚⁄𝑗𝑎𝑚)
11
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
0.10 –
Perkantoran Pertamanan. kuburan
0.25
0.70 - 0.20 –
Daerah pusat kota Tempat bermain
0.95 0.35
0.50 - 0.20 -
Daerah sekitar kota Daerah stasiun KA
0.70 0.40
0.10 -
Perumahan Daerah tak berkembang
0.30
0.30 -
Rumah tinggal Jalan raya
0.50
0.40 - 0.70 –
Rumah susun terpisah Beraspal
0.50 0.95
0.25 - 0.70 -
Pinggiran kota Berbatu bata
0.40 0.85
0.75 -
Daerah industri Trotoar
0.85
0.50 - 0.75 -
Kurang padat industri Daerah beratap
0.80 0.95
0.60 -
Padat industri Ladang garapan
0.90
12
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
0.15 - 0.10 -
Berpasir miring 7% Berpasir dengan vegetasi
0.20 0.25
0.13 -
Tanah berat datar 2% Padang rumput
0.17
0.18 - 0.15 -
Tanah berat agak rata 2-7% Tanah berat
0.22 0.45
0.25 - 0.05 -
Tanah berat miring 7% Berpasir
0.35 0.25
0.05 -
Tanah pertanian 0 – 30 % Hutan atau bervegetasi
0.25
0.30 -
Tanah kosong Tanah tidak produktif
0.60
0.20 - 0.70 -
Rata Rata kedap air
0.50 0.90
0.25 - 0.50 -
Kasar Kasar
0.60 0.70
13
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Debit domestik adalah banyaknya air yang berasal dari aktivitas manusia,
seperti pembuangan air limbah rumah tangga. Untuk menghitung besarnya debit rumah
tangga maka dapat digunakan rumus:
Rumus yang digunakan untuk menghitug debit total adalah sebagai berikut:
14
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Aliran yang terjadi di setiap saluran belum tentu sesuai dengan yang direncanakan.
Namun pada tahap awal perencanaan dapat diasumsikan bahwa yang tejadi adalah aliran
seragam. Perencanaan untuk aliran seragam dilakukan dengan rumus Manning, yaitu :
Gambar bentuk penampang Persegi.
Dimana:
Q = Debit saluran (m3/dtk)
A = Luas penampang basah saluran (m2)
R= Jari–jari hidrolis (m)
n = Koefisien manning
S = Kemiringan dasar saluran (m)
P = Keliling basah (m)
V = Kecepatan rata-rata (m/dtk)
15
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Untuk penampang berbentuk trapesium luas penampang basah (A), keliling basah (P)
dan tinggi total saluran dihitung dengan persamaan (Triatmodjo, 2008) :
Dimana:
Ykaps = Tinggi aliran maksimum yang direncanakan (m)
B = Lebar dasar saluran (m)
m = Faktor kemiringan saluran
F = Tinggi jagaan (m)
16
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
17
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
1
Luas penampang (A) = 2 . (𝑡) − sin ∅ . 𝑑𝑜2
1
Keliling basah (P) = 2 . ∅ . do
1
Kecepatan aliran (V) = n . R2/3 . S1/2
A
Jari-jari hidrolis (R) =P
Analisa Gorong-Gorong
a. Debit Analisa ( Q = m3/detik )
Q = V.A
b. Tinggi Jagaan ( W )
W = 0,25 h
Keadaan aliran pada gorong-gorong yaitu kendali inlet dan kendali outlet. untuk
mendimensi gorong-gorong yaitu perlu dihitungkan antara lain :
c. Luas penampang gorong-gorong
A = b. y
d. Kemiringan dasar gorong-gorong
N = 1/n . R2/3 . I ½
R = A/p = (b.y)/(b+2y)
e. Kecepatan aliran gorong-gorong
Q = V. A
18
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
19
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
20
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
21
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Bentuk dan jenis bangunan sumur resapan dapat berupa bangunan sumur
resapan air yang dibuat segiempat atau silinder dengan kedalaman tertentu dan dasar
sumur terletak di atas permukaan air tanah. Berbagai jenis konstruksi sumur resapan
adalah:
1. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur tanpa diisi batu
belah. maupun ijuk (kosong).
2. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur diisi dengan batu
belah dan ijuk.
3. Sumur dengan susunan batu bata, batu kali atau bataki di dinding sumur,
dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk atau kosong.
4. Sumur menggunakan buis beton di dinding sumur.
5. Sumur menggunakan blawong (batu cadas yang dibentuk khusus untuk
dinding sumur).
Konstruksi-konstruksi tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-
masing, pemilihannya tergantung pada keadaaan batuan / tanah (formasi batuan dan
struktur tanah).
Pada tanah / batuan yang relatif stabil, konstruksi tanpa diperkuat dinding sumur
dengan dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk tidak akan membahayakan
bahkan akan memperlancar meresapnya air melalui celah-celah bahan isian tersebut.
22
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Pada tanah/batuan yang relatif labil, konstruksi dengan susunan batu bata/batu
kali/batako untuk memperkuat dinding sumur dengan dasar sumur diisi batu belah
dan ijuk akan lebih baik dan dapat direkomendasikan.
Pada tanah dengan / batuan yang sangat labil, konstruksi dengan menggunakan buis
beton atau blawong dianjurkan meskipun resapan air hanya berlangsung pada dasar
sumur saja.
Bangunan pelengkap lainnya yang diperlukan adalah bak kontrol, tutup sumur
resapan dan tutup bak kontrol, saluran masukan dan keluaran / pembuangan (terbuka atau
tertutup) dan talang air (untuk rumah yang bertalang air). Dirjen Cipta Karya Departemen
Pekerjaaan Umum menetapkan data teknis sumur resapan air sebagai berikut :
1. Ukuran maksimum diameter 1,4 meter.
2. Ukuran pipa masuk diameter 110 mm.
3. Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm.
4. Ukuran kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter.
5. Dinding dibuat dari pasangan bata atau batako dari campuran 1 semen : 4
pasir tanpa plester.
6. Rongga sumur resapan diisi dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm.
7. Penutup sumur resapan dari plat beton tebal 10 cm dengan campuran 1
semen : 2 pasir : 3 kerikil.
Berkaitan dengan sumur resapan ini terdapat SNI No: 03- 2453-2002 tentang Tata Cara
Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan. Standar ini
menetapkan cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan termasuk
persyaratan umum dan teknis mengenai batas muka air tanah (mat), nilai permeabilitas
tanah, jarak terhadap bangunan, perhitungan dan penentuan sumur resapan air hujan. Air
23
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
hujan sdslsh sir hujan yang ditampung dan diresapkan pada sumur resapan dari bidang
tadah.
Persyaratan umum yang harus dipenuhi antara lain sebagai berikut:
1. Sumur resapan air hujan ditempatkan pada lahan yang relatif datar;
2. Air yang masuk ke dalam sumur resapan adalah air hujan tidak tercemar;
3. Penetapan sumur resapan air hujan harus mempertimbangkan keamanan
bangunan sekitarnya;
4. Harus memperhatikan peraturan daerah setempat;
5. Hal-hal yang tidak memenuhi ketentuan ini harus disetujui Instansi yang
berwenang.
Persyaratan teknis yang harus dipenuhi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Ke dalam air tanah minimum 1,50 m pada musin hujan;
2. Struktur tanah yang dapat digunakan harus mempunyai nilai permebilitas
tanah ≥ 2,0 cm/jam.
3. Jarak penempatan sumur resapan air hujan terhadap bangunan adalah: (a)
terhadap sumur air bersih 3 meter, sumur resapan tangki septik 5 meter dan
terhadap pondasi bangunan 1 meter.
Ada beberapa metode yang dipakai untuk menentukan ukuran sumur resapan. Berikut
ini akan digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sunjoto (1988). Faktor Geometrik Faktor
geometrik adalah mewakili keliling serta luas tampang sumur, gradien hidraulik, keadaan
perlapisan tanah serta kedudukan sumur terhadap perlapisan tersebut serta porositas dinding
sumur dinyatakan dalam besaran radius sumuran.Faktor geometrik sumur resapan untuk
kondisi yang berbeda dapat dilihat pada Gambar.
24
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
25
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Secara teoritis, volume dan efisiensi sumur resapan dapat dihitung berdasarkan
keseimbangan air yang masuk ke dalam sumur dan air yang meresap ke dalam tanah dan
dapat dituliskan sebagai berikut:
1. Kapasitas sumur resapan
Vsumur 1
4 . .R 2 .H
26
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Dimana:
Vsumur = Kapasitas sumur resapan (m3)
H = Kedalaman sumur resapan (m)
R = Jari-jari sumur resapan (m)
2. Debit air masuk sumur resapan
H .F .K
Qsumur F . K .T
1 e .R 2
Dimana:
Qsumur = Debit air masuk sumur resapan (m3/detik)
F = Faktor geometrik saluran per satuan panjang (m)
K = Koefisien permeabilitas tanah (m/detik)
H = Kedalaman sumur resapan (m)
T = Waktu pengaliran (detik)
R = Jari-jari sumur resapan (m)
Dimana:
Qresap = Depit resapan (m3/detik)
27
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Dimana:
Tresap = Waktu resap air ke dalam tanah (menit)
Vsumur = Kapasitas sumur resapan (m3)
Qresap = Debit resap sumur resapan (m3/detik)
28
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
29
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metodologi
Kegiatan pengelolaan data ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu : tahapan
pengambilan data, tahapan perencanaan, dan tahapan analisa data.
30
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
secara hidrologi yang dalam hal ini mengukur besarnya debit puncak yang mengalir
melalui saluran tersebut.
31
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
START
Perhitungan
Limbah Rumah Kapasitas
Debit
Tangga (Q2) Saluran (Qs)
Rancangan (Q1)
Jaringan Drainase
Berwawasan
Lingkungan
Debit Banjir Ya
Rancangan Qr < Qs Normalitas
Qr = (Q1 + Q2) - Saluran
80% Ya
(Biopori)
Tidak
Tidak
Kesimpulan
SELESAI
32
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Cara ini di dasarkan atas rata-rata timbang (weak everage). Masing-masing pos
penakar dengan daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambar garis-garis sumbu
tegak lurus terhadap garis penghubung antara dua pos penakar.
Misal A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar 1, A2 adalah luas daerah pos
penakar 2, dan seterusnya.
𝑨𝟏.𝒅𝟏+𝑨𝟐.𝒅𝟐…𝑨𝒏.𝒅𝒏
D=
𝑨
𝑨𝒊.𝒅𝒊
=∑𝒏
𝒊 𝑨
𝐴𝑖
jika 𝐴 =pi yang merupakan prosentase luas maka
d=∑𝒏𝟏 pi.di
jika Ai/A=Pi, merupakan prosentase luas pada pos 1 yang jumlahnya untuk seluruh luas
daerah 100% maka :
A1d1+A2d2+....+Andn
d=
A1 + A2 + .... + An
Dimana :
A = Luas daerah
33
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
𝑛
125,12
% Sta. Lowokwaru = = 0,539
67,38
125,12
% Sta.Tulusrejo = = 0,168
20,99
125,12
% Sta.Jatimulyo = = 0,294
36,75
34
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
4.1.2 Perhitungan curah hujan rancangan dengan metode log person III
No Tahun Xi ( mm ) log xi (log xi - log ẍ) (log xi – log ẍ)2 (log xi – log ẍ)3
1 2005 74,549 1,872 0,117 0,013575 0,001582
2 2006 70,008 1,845 0,089 0,007960 0,000710
3 2007 77,602 1,890 0,134 0,017942 0,002403
4 2008 34,688 1,540 -0,216 0,046549 -0,010043
5 2009 71,086 1,852 0,096 0,009189 0,000881
6 2010 79,879 1,902 0,147 0,021463 0,003144
7 2011 29,949 1,476 -0,280 0,078149 -0,021847
8 2012 41,852 1,622 -0,134 0,018013 -0,002417
9 2013 75,932 1,880 0,124 0,015499 0,001930
10 2014 47,743 1,679 -0,077 0,005932 -0,000457
Σ 603,287 17,559 0,000 0,234 -0,0241
Perhitungan :
∑ log 𝑥𝑖
1 Rata-rata : log 𝑥𝑖 =
𝑛
17,559
=
10
= 1,756
∑ (log 𝑥𝑖−log 𝑥𝑖)^2
2 Standar deviasi : 𝑆𝑑 = √
𝑛−1
0,234
=√
9
= 0,161
3 Koefisien kemencengan/kemiringan
∑10(log 𝑥𝑖 − log 𝑥𝑖)^3
𝐶𝑠 =
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)(𝑠𝑑)^3
10(0,0241)
=
9.8.0,1613
= -0,798
35
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
CS K, 2th
-0,7 0,116
-0,798 K
-0,8 0,132
(0,132 (0,116))
harga k = 0,116 x(0,8 (-0,7))
(0,8) (0,7)
= 0,116
log x = log xi + k * Sd
Tabel 4.1.2.2 Hasil Perhitungan Curah Hujan RancanganMetode Log Pearson III
36
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Analisa Curah Hujan Rancangan Distribusi Dengan Metode EJ. GUMBEL III
dan Metode LOG PEARSON III
N 10 10
Δ Max 0,169 0,0102
A 5% 5%
ΔCr 0,41 0,41
Hipotesa Diterima Diterima
N 10 10
α 5% 5%
X2 hitung 0,3 2,1
X2 standart 3,841 3,841
Hipotesa Diterima Diterima
Dari perhitungan table yang telah dilakukan diatas maka data curah hujan yang
digunakan untuk perhitungan selanjutnya adalah data curah hujan yang telah dihitung
dengan menggunakan Metode Log Pearson III, Karena data curah hujan hasil
perhitungan menggunakan Metode Log Pearson III adalah yang terkecil, dan dari
hasil yang dilakukan data ini layak untuk digunakan.
37
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Elevasi
Nama Jalan Saluran Panjang saluran Saluran
Awal Akhir
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 431,95 431,85 47,247 tersier
Gg. II D I (1) Kanan 431,85 431,03 37,830 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 431,54 431,03 21,235 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 431,85 431,70 22,480 tersier
Gg. II D II (1) Kanan 431,70 431,01 40,012 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 431,03 430,00 19,463 tersier
Gg. II D I (2) Kiri 431,85 431,03 38,078 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 431,70 431,30 25,926 tersier
Gg. II D III (1) Kanan 431,30 431,00 44,840 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 431,00 430,00 22,741 tersier
Gg. II D II (2) Kiri 431,70 431,01 40,300 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 431,30 430,97 34,108 tersier
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 430,97 430,65 43,273 Primer
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 431,00 430,65 30,473 tersier
Gg. II D III (2) Kiri 431,30 431,00 44,840 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 431,54 431,01 64,688 tersier
Gg. II E I (1) Kanan 431,00 430,03 67,322 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 431,00 430,65 30,425 tersier
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 430,65 430,00 103,129 Primer
Gg. II E I (2) Kiri 431,00 430,03 68,618 tersier
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 430,80 429,90 103,256 tersier
Garis bantu (1) Kanan 429,90 428,71 227,007 tersier
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 428,90 428,71 101,568 tersier
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 430,00 429,00 247,383 Primer
38
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
SAL. TERSIER
Kanan
JL. S.SUPRIYADI
SAL. SEKUNDER Kanan Gg.II D
SAL. TERSIER
JL. S.SUPRIYADI Kanan
Gg.II D JL. S.SUPRIYADI
SAL. TERSIER Gg.II D
JL. S.SUPRIYADI
Gg.II D
SAL. TERSIER
Kanan
SAL. TERSIER
Kanan
Kiri
Gg.II D I
D II
JL. S.SUPRIYADI
Gg.II D
Gg.II
JL. S.SUPRIYADI Gg.II D I Gg.II D I
Gg.II E
Gg.II D II
Kanan
Kiri
Kiri
Gg.II D II
Kanan
D III
SAL. TERSIER
SAL. TERSIER
Kanan
Kiri
Gg.II
Gg.II D III
Gg.II D III
Kiri
Kanan
JL. S.SUPRIYADI
Kiri
Gg.II E SAL. TERSIER JL. S. SUPRIY
ADI SAL. PRIMER
Kanan
JL. S.SUPRIYADI
Kiri
Gg.II E
Kiri
JL. S.SUPRIYADI
Kanan Gg.II E
JL. S.S
UP RIY AD
I Gg.II Kiri
Kanan
JL. S.SUPRIYADI E Kiri
SAL. SEKUNDER Gg.II E
JL
Kanan
.S
JL. S.SUPRIYADI
Gg.II E
.S
UP
RI
YA
DI
SAL. TERSIER
Gg.II E I
GA
JL. Simpang
Sukun
NG
Gg.II E I
II
Kanan
Kiri
JL. S. SUPRIY
ADI
Kanan
Kiri
SAL. PRIMER
IY ADI
UPR
S. S
JL.
JL. S. SUPRIY
ADI
Garis bantu
ADI
Kanan
IY
Kiri
UPR
S. S
JL.
SAL. PRIMER
JL. S.SUPRIYADI
IX
JL. S.S
UP RIYAD
I IX
Kanan
39
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Berdasarkan data di lapangan dan harga koefisien pengaliran, maka besarnya debit
limpahan adalah :
Beda Elevasi
Nama Jalan Saluran Awal Akhir Hasil Saluran
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 431,95 431,85 0,10 tersier
Gg. II D I (1) Kanan 431,85 431,03 0,82 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 431,54 431,03 0,51 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 431,85 431,70 0,15 tersier
Gg. II D II (1) Kanan 431,70 431,01 0,69 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 431,03 430,00 1,03 tersier
Gg. II D I (2) Kiri 431,85 431,03 0,82 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 431,70 431,30 0,40 tersier
Gg. II D III (1) Kanan 431,30 431,00 0,30 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 431,00 430,00 1,00 tersier
Gg. II D II (2) Kiri 431,70 431,01 0,69 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 431,30 430,97 0,33 tersier
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 430,97 430,65 0,32 Primer
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 431,00 430,65 0,35 tersier
Gg. II D III (2) Kiri 431,30 431,00 0,30 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 431,54 431,01 0,53 tersier
Gg. II E I (1) Kanan 431,00 430,03 0,97 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 431,00 430,65 0,35 tersier
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 430,65 430,00 0,65 Primer
Gg. II E I (2) Kiri 431,00 430,03 0,97 tersier
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 430,80 429,90 0,90 tersier
Garis bantu (1) Kanan 429,90 428,71 1,19 tersier
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 428,90 428,71 0,19 tersier
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 430,00 429,00 1,00 Primer
Contoh Perhitungan :
L1 = Awal - akhir
L1 = 431,95 - 431,85
L1 = 0,10 m
40
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Kemiringan Dasar
Nama Jalan Saluran Beda Elevasi Panjang saluran Hasil Saluran
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,10 47,247 0,00211654 tersier
Gg. II D I (1) Kanan 0,82 37,83 0,02167592 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,51 21,235 0,02401695 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,15 22,48 0,0066726 tersier
Gg. II D II (1) Kanan 0,69 40,012 0,01724483 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 1,03 19,463 0,05292093 tersier
Gg. II D I (2) Kiri 0,82 38,078 0,02153474 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,40 25,926 0,01542853 tersier
Gg. II D III (1) Kanan 0,30 44,84 0,00669045 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 1,00 22,741 0,04397344 tersier
Gg. II D II (2) Kiri 0,69 40,3 0,01712159 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,33 34,108 0,00967515 tersier
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 0,32 43,273 0,00739491 Primer
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,35 30,473 0,01148558 tersier
Gg. II D III (2) Kiri 0,30 44,84 0,00669045 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,53 64,688 0,00819317 tersier
Gg. II E I (1) Kanan 0,97 67,322 0,01440837 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,35 30,425 0,0115037 tersier
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 0,65 103,129 0,00630279 Primer
Gg. II E I (2) Kiri 0,97 68,618 0,01413623 tersier
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,90 103,256 0,0087162 tersier
Garis bantu (1) Kanan 1,19 227,007 0,00524213 tersier
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,19 101,568 0,00187067 tersier
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 1,00 247,383 0,00404231 Primer
Contoh Perhitungan :
𝐻
S= 𝐿
0,10
S = 47,247
S = 0,002
41
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Waktu Konsentrasi
Nama Jalan Saluran Kemiringan Panjang saluran Nilai Tc Saluran
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,00211654 47,247 0,06773071 tersier
Gg. II D I (1) Kanan 0,02167592 37,83 0,02765669 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,02401695 21,235 0,02658595 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,0066726 22,48 0,04353093 tersier
Gg. II D II (1) Kanan 0,01724483 40,012 0,03020215 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,05292093 19,463 0,01961349 tersier
Gg. II D I (2) Kiri 0,02153474 38,078 0,02772635 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,01542853 25,926 0,03152438 tersier
Gg. II D III (1) Kanan 0,00669045 44,84 0,04348616 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,04397344 22,741 0,02106314 tersier
Gg. II D II (2) Kiri 0,01712159 40,3 0,03028566 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,00967515 34,108 0,03772883 tersier
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 0,00739491 43,273 0,04184199 Primer
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,01148558 30,473 0,03531772 tersier
Gg. II D III (2) Kiri 0,00669045 44,84 0,04348616 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,00819317 64,688 0,04022281 tersier
Gg. II E I (1) Kanan 0,01440837 67,322 0,03236569 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,0115037 30,425 0,03529629 tersier
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 0,00630279 103,129 0,04449708 Primer
Gg. II E I (2) Kiri 0,01413623 68,618 0,03260416 tersier
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,0087162 103,256 0,03927585 tersier
Garis bantu (1) Kanan 0,00524213 227,007 0,04776844 tersier
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,00187067 101,568 0,07102852 tersier
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 0,00404231 247,383 0,05279574 Primer
Rata-rata 0,033912
Contoh Perhitungan :
0,0195 𝐿
Tc = × ( ) 0,77
60 √𝑆
0,0195 47,25
Tc = × ( ) 0,77
60 √0,046
Tc = 0,0677
42
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Intensitas Hujan
Untuk intensitas hujan tersier menggunakan kala ulang 2 tahun dan
untuk sekunder dan primer menggunakan kala ulang 10 tahun.
Kala ulang :
2 tahun = 68,42 (tersier)
5 tahun = 73,44
20 tahun = 93,03
10 = X
H1 = 66,633
H2 = 73,990
B1 = 10 – 5 = 5
B2 = 20 – 5 = 15
𝐵1
X = 𝐻1 − × (𝐻1 − 𝐻2)
𝐵2
5,00
X = 66,633 − × (66,633 − 88,705)
15,00
X = 73,990
43
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
44
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
45
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Debit pengeluaran dari rumah tangga di Kec. Sukun Kel. Sukun, memiliki standart
penghuni di dalam satu rumah ada 6 orang dan setiap orang membutuhkan 60 Liter/harinya,
maka yang di perhitungkan :
Contoh perhitungan :
Qrt : banyak rumah x luas daerah x std penduduk x kebutuhan air x 70%
Ket : Untuk di Debit rumah tangga kenapa hanya digunakan hanya 70%, karena untuk
penggunaan sumur resapan sebisa mungkin dapat meresap sampai 30% dari rumah tangga.
46
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Debit Aliran
Nama Jalan Saluran Debit Aliran Q-20% Qrt Qt = Q+Qrt Qt-80% (Biopori)
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,01245561 0,00249112 0,0000000015 0,0024911242 0,001992899
Gg. II D I (1) Kanan 0,01334775 0,00266955 0,0000000006 0,0026695501 0,00213564
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,01207468 0,00241494 0,0000000004 0,0024149357 0,001931949
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,00330658 0,00066132 0,0000000001 0,0006613155 0,000529052
Gg. II D II (1) Kanan 0,01078382 0,00215676 0,0000000003 0,0021567633 0,001725411
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,00566561 0,00113312 0,0000000001 0,0011331224 0,000906498
Gg. II D I (2) Kiri 0,01460353 0,00292071 0,0000000003 0,0029207065 0,002336565
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,00760924 0,00152185 0,0000000001 0,0015218482 0,001217479
Gg. II D III (1) Kanan 0,01199481 0,00239896 0,0000000004 0,0023989634 0,001919171
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,00748225 0,00149645 0,0000000001 0,0014964502 0,00119716
Gg. II D II (2) Kiri 0,01654371 0,00330874 0,0000000004 0,0033087422 0,002646994
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,0110585 0,0022117 0,0000000003 0,0022117005 0,00176936
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 0,01450377 0,00290075 0,0000000005 0,0029007546 0,002320604
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,00622636 0,00124527 0,0000000001 0,0012452719 0,000996217
Gg. II D III (2) Kiri 0,01580082 0,00316016 0,0000000006 0,0031601652 0,002528132
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,03990111 0,00798022 0,0000000041 0,0079802258 0,006384181
Gg. II E I (1) Kanan 0,04500606 0,00900121 0,0000000037 0,0090012161 0,007200973
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,00993322 0,00198664 0,0000000002 0,0019866433 0,001589315
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 0,04207664 0,00841533 0,0000000037 0,0084153322 0,006732266
Gg. II E I (2) Kiri 0,04009046 0,00801809 0,0000000017 0,0080180939 0,006414475
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,10320009 0,02064002 0,0000000293 0,0206400479 0,016512038
Garis bantu (1) Kanan 0,32355584 0,06471117 0,0000000299 0,0647111980 0,051768958
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,07216665 0,01443333 0,0000000065 0,0144333374 0,01154667
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 0,23407272 0,04681454 0,0000000904 0,0468146351 0,037451708
47
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
BAB V
DIMENSI SALURAN
48
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
1. Mencari Luasan
Nama Jalan Saluran B H (A) Saluran
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,3 0,22 0,066
Gg. II D I (1) Kanan 0,15 0,12 0,018
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,16 0,15 0,024
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,3 0,22 0,066
Gg. II D II (1) Kanan 0,15 0,12 0,018
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,16 0,15 0,024
Gg. II D I (2) Kiri 0,15 0,12 0,018
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,3 0,22 0,066
Gg. II D III (1) Kanan 0,15 0,15 0,023
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,16 0,15 0,024
Gg. II D II (2) Kiri 0,15 0,12 0,018
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,3 0,22 0,066
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 1,00 1,2 1,200
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,16 0,15 0,024
Gg. II D III (2) Kiri 0,15 0,15 0,023
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,16 0,15 0,024
Gg. II E I (1) Kanan 0,2 0,2 0,040
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,16 0,15 0,024
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 1,65 1,55 2,558
Gg. II E I (2) Kiri 0,2 0,2 0,040
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,25 0,3 0,075
Garis bantu (1) Kanan 0,52 0,44 0,229
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,55 0,5 0,275
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 1,65 1,55 2,558
Contoh Perhitungan :
A=BxH
A = 0,3 x 0,22
A = 0,066 m2
49
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
50
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
51
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
52
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
vv
Contoh Perhitungan :
1
V = 𝑛 𝑥 𝑅 2/3 𝑥 𝑆 1/2
1
V = 0,015 𝑥 0,092/3 𝑥 0,00211/2
V = 0,61225 m/detik
53
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
5. Kapasitas saluran
Nama Jalan Saluran Luasan (A) Kecepatan (V) Debit (Q)
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,066 0,612 0,04040859
Gg. II D I (1) Kanan 0,018 1,263 0,02273222
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,024 1,443 0,03462166
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,066 1,087 0,07174775
Gg. II D II (1) Kanan 0,018 1,126 0,02027601
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,024 1,071 0,02569642
Gg. II D I (2) Kiri 0,018 1,259 0,02265808
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,066 1,378 0,09091631
Gg. II D III (1) Kanan 0,0225 0,740 0,01665198
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,024 0,976 0,02342363
Gg. II D II (2) Kiri 0,018 1,122 0,02020343
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,066 1,309 0,08639521
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 1,2 1,074 1,28841556
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,024 0,998 0,02394227
Gg. II D III (2) Kiri 0,0225 0,740 0,01665198
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,024 0,843 0,02022158
Gg. II E I (1) Kanan 0,04 1,316 0,0526278
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,024 0,998 0,02396115
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 2,5575 1,314 3,35946366
Gg. II E I (2) Kiri 0,04 1,303 0,05212844
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,075 1,234 0,09251848
Garis bantu (1) Kanan 0,2288 1,443 0,33011907
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,275 0,910 0,2503651
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 2,5575 1,052 2,69041172
Contoh Perhitungan :
Q=AxV
Q = 0,066 x 0,612
Q = 0,04040859 m3/detik
54
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
6. Tabel perbandingan
Nama Jalan Saluran Debit (Q) Pengukuran Debit (Qt) Pengukuran
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,04040859 > 0,002491124 OKE
Gg. II D I (1) Kanan 0,022732224 > 0,002669550 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,034621659 > 0,002414936 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,071747752 > 0,000661315 OKE
Gg. II D II (1) Kanan 0,020276015 > 0,002156763 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,025696422 > 0,001133122 OKE
Gg. II D I (2) Kiri 0,022658077 > 0,002920707 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,090916312 > 0,001521848 OKE
Gg. II D III (1) Kanan 0,016651975 > 0,002398963 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,023423627 > 0,001496450 OKE
Gg. II D II (2) Kiri 0,020203434 > 0,003308742 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,08639521 > 0,002211700 OKE
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 1,288415559 > 0,002900755 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,023942271 > 0,001245272 OKE
Gg. II D III (2) Kiri 0,016651975 > 0,003160165 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,020221576 > 0,007980226 OKE
Gg. II E I (1) Kanan 0,052627805 > 0,009001216 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,02396115 > 0,001986643 OKE
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 3,359463662 > 0,008415332 OKE
Gg. II E I (2) Kiri 0,05212844 > 0,008018094 OKE
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,092518483 > 0,020640048 OKE
Garis bantu (1) Kanan 0,330119065 > 0,064711198 OKE
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,250365096 > 0,014433337 OKE
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 2,690411725 > 0,046814635 OKE
55
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil survey yang telah penulis lakukan di Kelurahan Sukun Kec. Sukun yaitu
dengan melihat kondisi saluran dan mengukur dimensi saluran, kemudian melakukan
analisa secara analitis, maka penulis menyimpulkan tentang permasalahan genangan air
dijalan yang kami survey adalah sebagai berikut :
Sumber-sumber air yang mengalir ke titik genangan di Kelurahan Sukun Kec. Sukun
berasal dari curah hujan, pembuangan rumah tangga dan sedimentas di selokan.
Dari hasil perhitungan analisis hidrologi didapat curah hujan rencana dengan kala
ulang 2, 5 dan 10 tahun menggunakan metode Rasional
Dari hasil perhitungan analisa hidrolika didapat bahwa saluran pada Jalan S. Supriyadi
Gg. II D kanan, Jalan S. Supriyadi Gg. II E kiri, dan Jalan S. Supriyadi tidak dapat menampung
debit yang ada maka di perlukan revisi saluran berupa pembesaran dimensi.
Dari hasil perhitungan analisa hidrolika didapat bahwa saluran pada Jalan S. Supriyadi
Gg. II D Kiri, Jalan Simpang Sukun kanan dan kiri dapat menampung debit yang ada tetapi
terlalu over dimensi (terlalu besar) maka di perlukan revisi saluran berupa pengecilan dimensi,
6.2 Saran
Dari analisis survey dan kesimpulan yang penulis lakukan, maka penulis akan
menyampaikan saran-saran untuk permasalahan tersebut, antara lain :
a. Saran non teknis
Masyarakat di sekitar daerah Kelurahan Jatimulyo memiliki kesadaran terhadap
lingkungan hidup, yang dimaksud disini ialah mampu menjaga kebersihan saluran
dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat terutama pada selokan ataupun
saluran. Sosialisasi yang dilakukan pihak pemerintah (instansi terkait) juga harus
diberikan kepada masyarakat sekitar Kelurahan Jatimulyo, khususnya mengenai
pentingnya saluran yang bersih
56
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
b. Saran Teknis
Membuat system drainase berwawasan lingkungan, dalam hal ini digunakan sumur
resapan dan biopori. Sumur resapan dibangun guna mengurangi debit air hujan yang
akan mengalir kesaluran drainase sehingga tidak terjadi lagi Q Total > Q Existing yang
dimana memerlukan perbaikan (pendimensian ulang) dan genangan disekitar bahu
jalan. Selain itu juga perlu dibuatnya tempat sampah di samping sepanjang jalan agar
menjadi tempat penampungan sementara agar sampah yang ada tidak dibuang ke
saluran drainase.
57
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
LAMPIRAN
58