Anda di halaman 1dari 47

DRAINASE PERKOTAAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di daerah perkotaan di Indonesia selalu memiliki permasalahan yang sama pada saat
musim hujan, yaitu bagaimana mengelola air hujan yang turun sehingga tidak meluap
(banjir). Datangnya banjir dapat mendatangkan kerugian baik dalam perekonomian dan
sosial, oleh karena itu perlu adanya suatu saluran yang dapat menampung air sehingga
banjir dapat dihindari. Maka dari itulah perlu adanya suatu sistem drainase perkotaan yang
diharapkan dapat mengatasi permasalahan banjir di daerah perkotaan.
Saluran drainase sangat penting untuk dibangun agar kawasan tersebut terhindar banjir
karena tata guna lahan yang berbeda. Tidak hanya air hujan yang mengalir pada saluran
drainase. Limbah pembuangan dari setiap rumah akan dibuang pada saluran drainase.
Sehingga saluran drainase diharuskan menampung limpasan air hujan dan limbah
pembuangan manusia yang setiap harinya begitu banyak. Oleh sebab itu perlu adanya
pembuatan sumur resapan pada setiap rumah sehingga limbah pembuangan dari masing-
masing rumah tidak bercampur dengan air hujan sangat perlu dilakukan. Karena air hujan
dapat dimanfaatkan dengan meresapkannya ke dalam tanah sehingga dapat mengurangi
aliran permukaan serta menambah persediaan di dalam tanah.
Air limpasan hujan yang jatuh dan tidak dimanfaatkan lagi , jika tidak segera ditangani
dengan sistem jaringan air buangan (dalam hal ini air hujan ) akan menimbulkan berbagai
masalah , diantaranya :
1. Terjadi genanagan air , banjir
2. Keindahan atau estetika lingkungan terganggu
3. Limpasan air hujan yang tidak terkendali menjadi media penyebaran bibit
penyakit
4. Pencemaran terhadap air minum
Masalah-masalah di atas memerlukan pemecahan pengelolaan yang diantaranya
mencakup bagaimana merencanakan suatu sistem drainase yang baik dan membuat
perencanaan secara terinci. Melakukan restrukturisasi institusi dan peraturan terkait, dan
membina partisipasi masyarakat untuk ikut memecahkan masalah drainase.

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 1


DRAINASE PERKOTAAN

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, rumus masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana cara melakukan uji konsistensi data curah hujan dan melakukan uji
kesesuaian data terhadap curah hujan tersebut?
1.2.2 Bagaimana cara menentukan Curah Hujan Rancangan?
1.2.3 Bagaimana cara menentukan Intensitas Curah Hujan?
1.2.4 Bagaimana cara merencanakan dimensi saluran drainase pada suatu kawasan?

1.3. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari perencanaan jaringan drainase antara lain :
1.3.1 Untuk mengetahui cara melakukan uji konsistensi data curah hujan dan
melakukan uji kesesuaian data terhadap curah hujan
1.3.2 Untuk mengetahui cara menentukan Curah Hujan Rancangan
1.3.3 Untuk mengetahui cara menentukan Intensitas Curah Hujan
1.3.4 Untuk mengetahui cara merencanakan dimensi Saluran Drainase pada suatu
kawasan tertentu.

1.4. Batasan Masalah


Dalam pembahasan masalah tugas drainase perkotaan ini perlu diadakan batasan –
batasan guna penanganan masalah drainase kota .
1.4.1 Data curah hujan yang diambil dari 3 stasiun terdekat dengan lokasi yaitu STA
Karang, STA Omben dan STA Sampang serta dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir mulai tahun 2009 – 2018.
1.4.2 Peta topografi diperoleh dari Dosen Pengajar
1.4.3 Merencanakan dimensi saluran drainase berdasarkan debit yang telah
diperoleh dari hasil perhitungan.
1.4.4 Lokasi daerah studi perum dinoyo permai, kecamatan lowokwaru,kota Malang
Prov. Jawa Timur.

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 2


DRAINASE PERKOTAAN

BAB II
DASAR TEORI

2.1. Pengertian Drainase


“Drainase” berasal dari kata drainage yang artinya mengeringkan , menguras,
membuang , atau mengalihkan air (Suripin, 2003). Drainase merupakan sebuah sistem
yang terdiri atas serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk menangani persoalan
kelebihan air baik kelebihan air yang berada di atas permukaan tanah atau yang di
bawah permukaan tanah. Kelebihan air dapat disebabkan oleh volume hujan yang tinggi
atau durasi hujan yang sama.
Drainase perkotaan didefinisikan sebagai ilmu drainase yang mengkhususkan
pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
yang ada di kawasan kota. Desain drainase perkotaan memiliki keterkaitan dengan tata
guna lahan , rencana tata ruang kota dan kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat.

2.1.1. Jenis Drainase Berdasarkan Sistem Jaringannya


1. Sistem Drainase Makro
Sistem drainase makro yaitu sistem saluran/badan air yang menampung
dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area).
Pada umumnya sistem drainase makro ini disebut juga sebagai sistem saluran
pembuangan utama (major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini
menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer,
kanal-kanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini umumnya
dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran
topografi yang detail mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.
2. Sistem Drainase Mikro
Sistem drainase mikro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap
drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan.
Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran
di sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-
gorong, saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat
ditampungnya tidak terlalu besar. Pada umumnya drainase mikro ini
direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada
PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 3
DRAINASE PERKOTAAN

tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman lebih
cenderung sebagai sistem drainase mikro.

2.1.2. Jenis Drainase Menurut Konstruksi


Jenis saluran drainase menurut konstruksinya terdiri atas saluran terbuka dan
saluran tidak terbuka (tertutup). Berikut ini adalah penjelasannya
1. Saluran terbuka
Saluran ini dapat berbentuk persegi , trapesium atau setengah lingkaran
, tanpa penutup saluran. Saluran ini digunakan untuk pembuangan air hujan atau
air buangan lainnya yang tidak mengganggu lingkungan. Disamping itu , jika
area yang tersedia luas dan drainase tidak berada pada daerah yang padat, maka
konstruksi ini dapat digunakan. Kelebihan saluran ini ialah mudah dalam
pemeliharaannya. Namu kekurangannya yaitu dalam segi estetika
2. Saluran Tertutup
Saluran yang tidak terbuka sesuai untuk digunakan dalam pembuangan
air kotor yang mengganggu kesehatan lingkungan. Umumnya saluran ini
digunakan pada daerah perkotaan yang padat dengan ruang yang terbatas dan
yang membutuhkan kenyamanan serta keselamatan bagi pegguna jalan,
misalnya di kawasan perdagangan , pusat kota atau jalan utam kota. Saluran ini
biasa disebut gorong – gorong /culvert.

2.1.3. Tujuan Sistem Drainase


Secara umum tujuan drainase yaitu sebagai berikut :
1. Secepat mungkin membuang air hujan yang sudah berbahaya atau mengganggu
lingkungan menuju badan air penerima tanpa mengakibatkan erosi , endapan ,
atau penyebaran populasi
2. Tidak terjadi genangan , banjir , terutama pada daerah yang selalu mengalami
banjir setiap musim hujan
3. Sebagai konservasi sumber daya air permukaan atau air tanah

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 4


DRAINASE PERKOTAAN

2.1.4. Dasar – dasar Perencanaan Drainase


Prinsip perencanaan sistem drainase adalah sebagai berikut :
a. Efektif
Sistem drainase harus dapat mengeringkan air di permukaan perkerasan jalan
dengan cepat
b. Efisien
Penentuan layout jaringan , serta bentuk dan dimensi saluran harus
mempertimbangkan faktor ekonomi.
c. Aman
Dimensi yang disediakan harus mampu mengalirkan air dalaam kapasitas yang
direncanakan dalam taraf yang aman dan konstruksinya juga aman bagi orang
di sekitarnya.
d. Kemudahan Pemeliharaan
Perencanaan sistem drainase harus mempertimbangkan segi kemudahan dan
nilai ekonomis pemeliharaannya

2.2. Tata Letak Jaringan Drainase Perkotaan


2.2.1. Tata Letak Jaringan Drainase Dengan Peruntukan Khusus
a. Drainase Pada Zona Wisata
Pada zona ini , air hujan yang ditampung di kolam dapat digunakan
sebagai saranan wisata pancing, sehingga sistem drainase air hujan diarahkan
ke kolam tersebut. air limbah dari mandi , cuci dan restoran harus dibuat terpisah
dengan saluran air hujan dan dibuatkan instalasi pengolahan air limbahnya
sebelum dibuang ke badan sungai.
b. Drainase Jalan Raya
Drainase jalan raya dibedakan untuk perkotaan dan luar kota. Umumnya
di perkotaan dan luar perkotaan , drainase jalan raya selalu mempergunakan
drainase muka tanah.
c. Drainase Lapangan Terbang
Drainase Lapangan Terbang pembahasannya difokuskan pada drainase
area runway dan shoulder karena merupakan area yang sulit diresapi, maka
analisis kapasitas/debit hujan mempergunakan formula drainase muka tanah
atau surface drainage. Kemiringan keadaan melintang untuk runway umumnya

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 5


DRAINASE PERKOTAAN

lebih kecil atau samadengan 1,50% , kemiringan shoulder ditentukan antara


2,50% sampai 5%.
d. Drainase Lapangan Olahraga
Drainase lapangan olahraga direncanakan berdasarkan resapan air hujan
pada lapisan tanah, tidak tun of pada muka tanah, tidak boleh terjadi genangan
dan tidak boleh tererosi. Kemiringan lapangan harus lebih kecil atau
samadengan 0,007.

2.2.2. Pola Jaringan Drainase


Jaringan drainase alami maupun buatan , dapat memiliki berbagai pola
sebagaimana yang dijelaskan berikut ini:
a. Pola Jaringan Drainase Alamiah
Pola ini terbentuk akibat proses air yang mengalir secara alamiah dari sumber
air ke muara-muara secara gravitasi. Bentuknya sangat tergantung pada kondisi
topografi suatu daerah. Ciri – ciri pola ini adalah bentuknya tidak beraturan.

Gambar 2.1 Pola jaringan drainase alamiah

b. Pola Jaringan Drainase Buatan


Pola jaringan drainase buatan direncanakan sesuai dengan lokasi daerah ,
dengan memperhatikan kondisi luas daerah pengaliran, bentuk daerah
pengaliran, fasilitas – fasilitas dalam perkotaan dan fasilitas saluran
pembuangan akhir yang terdekat. Berikut contoh pola jaringan darinase buatan

Pola Siku - siku


Pola Radial

Gambar 2.2 Pola Jaringan Drainase


Buatan
PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 6
DRAINASE PERKOTAAN

2.2.3. Perencanaan Jaringan Drainase


Penentuan layout sistem drainase permuakan didesain berdasarkan hasil akhir
peta kontur. Langkah – langkah perencanaan jaringan drainase permukaan adalah
sebagai berikut :
a. Penentuan posisi saluran . umumnya saluran berada di depan pemukiman, di
samping jalan , atau disisi luar suatu lahan
b. Penentuan arah aliran berdasarkan kontur tiap titik dari hasil interpolasi
c. Penentuan jenis saluran dan penempatan gorong-gorong
d. Penentuan dan penempatan bangunan drainase

2.3. Analisa Hidrologi


2.3.1. Pengetian Hidrologi
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari kejadian , pergerakan , sirkulasi , dan
distribusi air di bumi. Termasuk di dalam tanah , ilmu hidrologi adalah sifat – sifat
fisis air , perubahan bentuk air , di darat , di laut dan diudara. Dalam kaitannya
dengan perencanaan drainase , komponen dalam siklus hidrologi yang terpenting
adalah limpasan. Oleh karena itu , komponen inilah yang ditangani secara baik
untuk menghindari berbagai bencana , khususnya bencana banjir. Intensitas hujan
yang tinggi pada suatu kawasan hunian yang kecil dapat mengakibatkan genangan
pada jalan-jalan , tempat parkir , dan tempat – tempat lainnya karena fasilitas
drainase yang tidak didesain untuk mengalirkan air akibat intensitas hujan yang
tinggi.

2.3.2. Penyiapan Data Hidrologi


Data hidrologi utama yang diperlukan dalam perencanaan drainase adalah data
hujan. Jika tersedia, maka data pengamatan debit banjir di sungai , evaporasi , dan
infiltrasi dapat digunakan juga . Data hujan didapat dari pengamatan menggunakan
alat ukur di darat manual , alat ukur di darat otomatis , radar , atau satelit.

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 7


DRAINASE PERKOTAAN

2.3.3. Siklus Hidrologi


Siklus hidrologi mesdeskripsikan pergerakan terus menerus dari air dibawah
permukaan bumi , di permukaan bumi, dan di atas permukaan bumi. Massa air
berada dalam kondisi yang tetap namun bentuknya berubah – ubah.
Syarat data hujan yang akan digunakan dalam perencanaan drainase sebagai
high flow analysis adalah :
1. Berupa curah hujan harian maksimum tahunan
2. Jika yang digunakan adalah data dari pengamatan alat ukur hujan , datanya
tersedia dari minimal tiga stasiun hujan
3. Tersedia minimal 10 tahun pengamatan
4. Telah melalui uji konsistensi

2.3.3.1.Uji Konsistensi
Uji konsistensi data diperlukan untuk menentukan apakah data hujan telah
konsistensi dan melakukan koreksi jika terjadi inkonsistensi. Penyebab data
hujan tidak konsistensi adalah :
- Alat ukur yang diganti dengan spesifikasi yang berbeda atau dengan
kalibrasi yang ada
- Alat ukur dipindah
- Lingkungan dimana alat ukur berada berubah , misalnya karena adanya
bangunan baru yang terlalu besar di sekitarnya
Uji konsistensi dilakukan dengan metode kurva massa ganda adalah dengan
menguji konsistensi kumulatif data hujan di suatu stasiun untuk sepuluh
tahun pengamatan dan membandingkannya pada waktu yang bersamaan
dengan kumulatif data hujan di stasiun lain yang mengelilinginya.

2.3.3.2.Curah Hujan Rata-rata Daerah


Curah hujan yang diperlukan untuk merencanakan bangunan air pada
suatu titik di dalam DAS adalah data curah hujan rata-rata di seluruh daerah
yang bersangkutan. Data ini merupakan rata-rata dari tiga stasiun hujan atau
lebih atau rata-rata dari titik – titik pengamatan hujan dari radar/satelit pada
daerah tersebut. Dua metode yang banyak digunakan dalam perencanaan
drainase adalah metode rata-rata aljabar dan metode poligon Thiessen.

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 8


DRAINASE PERKOTAAN

a. Rata – rata aljabar


Metode ini sesuai untuk digunakan di daerah yang datar dengan posisi
stasiun hujan yang merata di dalam DAS. DAS dengan luas di bawah 500 km2
dapat menggunakan metode ini . perhitungannya adalah sebagi berikut :

Dimana :
p = Curah hujan rata – rata daerah
n = Jumlah data
Pi = Curah hujan dari stasiun i
b.Poligon Thiessen
Metode ini melibatkan luas daerah pengaruh setiap stasiun hujan
terhadap perhitungan rata-ratanya. Metode ini sesuai untuk digunakan di DAS
seluas 500 0 5000 km2 . Berikut rumus dengan metode poligon Thiessen :

Dimana :
p = Curah hujan rata – rata daerah
A1 = Curah hujan dari stasiun
P1 = Luas daerah pengaruh thiessen stasiun
Atotal = Luas total DAS

2.3.3.3.Kala Ulang Perencanaan


Kala ulang debit/curah hujan ialah suatu kurun waktu berulang dimana
debit/curah hujan yang dilampaui atau disamai oleh debit banjir/curah hujan
desain. Sebagai contoh , hujan dengan kala ulang 5 tahun memiliki makna
besaran akan terlampaui satu kali dalam 5 tahun atau peluang 1/5. Dengan
demikian nilai curah hujan rancangan akan semakin besar

2.3.3.4.Curah Hujan Rancangan


Curah hujan rancangan ialah analisis berulangnya saru peristiwa hujan
dengan besaran tertentu, baik frekuensi persatuan waktu maupun kala ulangnya.

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 9


DRAINASE PERKOTAAN

Metode yang digunakan adalah analisa statistik dengan distribusi – distribusi


sebagai berikut :
a. Distribusi Binomial
b. Distribusi Poisson
c. Distribusi Gamma berparameter dua
d. Distribusi Gumbel Tipe 1
e. Distribusi Gumbel Tipe 3
f. Distribusi Goodrich
g. Distibusi Frechet
h. Distribusi Normal
i. Distribusi Log Normal
j. Distribusi Log Person Type III
k. Distribusi Hazen

Pemilihan distribusi ditetapkan berdasarkan nilai koefisien kepencengan


( skewness ) dan koefisien sepuncakan ( kurtosis ) dengan rumus sebagai berikut

Tabel 2.1 syarat nilai Ck dan Cs


Jenis Sebaran Syarat
Cs  0
Normal
Ck = 3
Cs  1,1396
Gumbel Tipe I
Ck  5,4002
Log Pearson Tipe III Cs  0
Cs  3Cv + Cv² = 3
Log normal
Ck = 5,383

𝑛∑(𝑋𝑖 − 𝑋)³
Cs =
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)𝑆³
𝑛²∑(𝑋𝑖 − 𝑋)⁴
Ck =
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)(𝑛 − 3)𝑆⁴

Dimana :
Cs = Koefisien kepencengan
Ck = Koefisien kepuncakan
Xi = Data hujan ke - i
PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 10
DRAINASE PERKOTAAN

n = Jumlah data
S = Standar deviasi

1. Hujan Rancangan Dengan Metode Gumbel


Menurut GUMBEL (1941), persoalan tertua yang berhubungan
denganharga-harga ekstrim adalah datang dari persoalan banjir. Tujuan dari
statisticharga-harga ekstrim adalah untuk menganalisa hasil pengamatan
harga-hargaekstrim tersebut untuk meramal harga-harga ekstrim
berikutnya. Langkah penggunaan distribusi Gumbel yaitu sebagai berikut :
a. Kumpulkan data hujan minimal 10 tahun terakhir yang telah melalui
proses penyiapan.
b. Urutkan data dari besar ke kecil.
c. Hitung peluang dan kala ulang masing-masing data

𝑚 1
P= TR =
𝑛+1 𝑃

Dimana :
P = Peluang
TR = Kala ulang (tahun)
m = Data urutan ke-
n = Jumlah seluruh data

d. Hitung standar deviasi data curah hujan tersebut

∑(𝑋𝑖 − 𝑋̅)2
S=√
𝑛−2
Dimana :
S = Standar deviasi
Xi = nilai data
X = nilai data rata-rata
n = jumlah data

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 11


DRAINASE PERKOTAAN

e. Berdasarkan jumlah data cari nilai Yn dan Sn (tabel)

Tabel 2.2 nilai Yn

n Yn n Yn n Yn n Yn
10 0.4952 34 0.5396 58 0.5515 82 0.5572
11 0.4996 35 0.5402 59 0.5518 83 0.5574
12 0.5035 36 0.5410 60 0.5521 84 0.5576
13 0.5070 37 0.5418 61 0.5524 85 0.5578
14 0.5100 38 0.5424 62 0.5527 86 0.5580
15 0.5128 39 0.5430 63 0.5530 87 0.5581
16 0.5157 40 0.5436 64 0.5533 88 0.5583
17 0.5181 41 0.5442 65 0.5535 89 0.5585
18 0.5202 42 0.5448 66 0.5538 90 0.5586
19 0.5220 43 0.5453 67 0.5540 91 0.5587
20 0.5236 44 0.5458 68 0.5543 92 0.5589
21 0.5252 45 0.5463 69 0.5545 93 0.5591
22 0.5268 46 0.5468 70 0.5548 94 0.5592
23 0.5283 47 0.5473 71 0.5550 95 0.5593
24 0.5296 48 0.5477 72 0.5552 96 0.5595
25 0.5309 49 0.5481 73 0.5555 97 0.5596
26 0.5320 50 0.5485 74 0.5557 98 0.5598
27 0.5332 51 0.5489 75 0.5559 99 0.5599
28 0.5343 52 0.5493 76 0.5561 100 0.5600
29 0.5353 53 0.5497 77 0.5563
30 0.5362 54 0.5501 78 0.5565
31 0.5371 55 0.5504 79 0.5567
32 0.5380 56 0.5508 80 0.5569
33 0.5388 57 0.5511 81 0.5570

Tabel 2.2 nilai Sn

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 12


DRAINASE PERKOTAAN

n Sn n Sn n Sn n Sn
10 0.9496 34 1.1255 58 1.1721 82 1.1953
11 0.9676 35 1.1285 59 1.1734 83 1.1959
12 0.9833 36 1.1313 60 1.1747 84 1.1967
13 0.9971 37 1.1339 61 1.1759 85 1.1973
14 1.0095 38 1.1363 62 1.1770 86 1.1980
15 1.0206 39 1.1388 63 1.1782 87 1.1987
16 1.0316 40 1.1413 64 1.1793 88 1.1994
17 1.0411 41 1.1436 65 1.1803 89 1.2001
18 1.0493 42 1.1458 66 1.1814 90 1.2007
19 1.0565 43 1.1480 67 1.1824 91 1.2013
20 1.0628 44 1.1499 68 1.1834 92 1.2020

21 1.0696 45 1.1519 69 1.1844 93 1.2026


22 1.0754 46 1.1538 70 1.1854 94 1.2032
23 1.0811 47 1.1557 71 1.1863 95 1.2038
24 1.0864 48 1.1574 72 1.1873 96 1.2440
25 1.0915 49 1.159 73 1.1881 97 1.2049
26 1.0961 50 1.1607 74 1.1890 98 1.2055
27 1.1004 51 1.1623 75 1.1898 99 1.2060
28 1.1047 52 1.1638 76 1.1906 100 1.2065
29 1.1086 53 1.1658 77 1.1915
30 1.1124 54 1.1667 78 1.1923
31 1.1159 55 1.1681 79 1.1930
32 1.1193 56 1.1696 80 1.1938
33 1.1226 57 1.1708 81 1.1945

f. Menghitung Yt
𝑇𝑅 − 1
Yt = −𝐼𝑛 (−𝐼𝑛 )
𝑇𝑅
g. Menghitung curah hujan rancangan
𝑆
𝑑𝑟𝑎𝑛𝑐𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑑̅ + (𝑌𝑡 − 𝑌𝑛) 𝑥
𝑆𝑛

2. Hujan Rancangan dengan metode Log Pearson III


Salah satu disribusi dari serangkaian distribusi yang dikembangka
Pearsonyang menjadi perhatian ahli sumber daya air adalah Log-Pearson
Type III.Langkah penggunaan distribusi Log-Pearson III yaitu sebagai
berikut:
a. Urutkan data hujan (d) dari besar ke kecil
b. Ubah data d menjadi Log d

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 13


DRAINASE PERKOTAAN

c. Hitung rata-rata Log d (log x)


d. Hitung standar deviasi Log d (s)
e. Hitung koefisien kepencengan atau skewness Log d (Cs)
𝑛 𝑥 ∑(𝑋 − 𝑋̅)3
Cs =
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2) 𝑥 𝑆 3
f. Cara nilai G dari tabel berdasarkan Cs dan TR

Tabel 2.3 nilai G

g. Buat persamaan Log d (Log drancangan = log d + G x S)


h. Hitung nilai log d dan drancangan untuk TR yang dikehendaki.

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 14


DRAINASE PERKOTAAN

2.3.3.5.Uji Kesesuaian Distribusi


Untuk mengetahui apakah distribusi yang dipakai sesuai untuk data
hujan yang ada tersebut. Jika tidak, maka bisa diganti dengan ditribusi yang lain.
Diketahui langkah-langkah sebagai berikut :
a. Plot data empiris (pengamatan) dan persamaan garis atau kurva d pada
kertas Distribusi Gumbel.

Grafik 2.1 Distribusi Gumbel

b. Uji simpangan horisontal atau absis dengan uji Smirnov-Kolmogorov (Yt,


P, Tr)
 Tarik garis dari tiap titik empiris (Pempiris) ke garis persamaan.
 Tarik garis ke atas sampai bertemu dengan absis peluang.
 Baca nilai Pteoritis
 Hitung P = | Pempiris – Pteoritis |, cari yang maksimal.
 Cari nilai Do (tabel) untuk n tertentu dan α tertentu (tergantung nilai
keyakinan, umumnya α = 0.05)

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 15


DRAINASE PERKOTAAN

Tabel 2.4 nilai Do Uji Smirnov-Kolmogorov

 Jika P < Do, maka sesuai


c. Uji simpangan vertikal atau ordinat dengan uji Chi-Square (Curah Hujan)
 Tarik garis dari tiap titik empiris (dempiris) ke garis persamaan.
 Tarik garis ke atas sampai bertemu dengan ordinat dan sumbu d.
 Baca nilai dteoritis
 Hitung nilai Chi-Square (X2)
X2hit = Σ(dempiris – dteoritis )2 / dteoritis
 df = n-jumlah variable-1 (jumlah variabel = 2)
 α tergantung keyakinan
 Jika X2hit < X2tab, maka sesuai

2.3.3.6.Debit Banjir Rancangan


Debit banjir rancangan ialah debit banjir yang dipakai untuk dasar
perencanaan pengendalian banjir yang dinyatakan menurut kala ulang tertentu.
Asumsi dasar selama ini adalah bahwa kala ulang debit ekivalen dengan kala
ulang hujan. Penentuan kala ulang untuk perencanaan drainase telah diberikan
pada bagian sebelumnya. Banjir rancangan ditentukan tidak terlalu kecil agar
jangan terlalu sering terjadi ancaman perusakan bangunan atau daerah – daerah
sekitarnya oleh banjir yang lebih besar , tetapi juga tidak terlalu besar sehingga
bangunan kita menjadi tidak ekonomis. Besarnya debit banjir rencana air hujan
diatas permukaan tanah ke saluran air hujan ditentukan oleh faktor – faktor :

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 16


DRAINASE PERKOTAAN

1. Luas permukaan daerah aliran


2. Jenis penutup lahan permukaan tanah
3. Intensitas lahan permukaan tanah
4. Intensitas hujan
5. Elevasi daerah pengaliran
6. Jenis tanah
7. Evaporasi dan unsur hidrologi lainnya.

Tabel 2.5 Koefisien Pengaliran (C)

2.3.3.7.Intensitas Curah Hujan (I)


Menurut Dr. Mononobe intensitas hujan ( I ) didalam rumus rasional
dapatdihitung dengan rumus :
𝑅24 24 2/3
I= ( )
24 𝑡
Dimana :
I = Iintensitas curah hujan (mm/jam)
R24 = Curah huujan rancangan dengan peluang tertentu (mm/hari)
t = Durasi jam (jam)

Dalam perencanaan drainase, durasi hujan diperhitungkan sebagai lama


terjadinya proses limpasan permukaan.

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 17


DRAINASE PERKOTAAN

Perhitungan t0
2 𝑛𝑑 0,167
𝑡0 = [ 𝑥 3,28 𝑥 𝐿0 𝑥 ]
3 √𝑆

Dimana :
t0 = waktu yang diperlukan bagi air mulai jatuh di titik terjatuh dari daerah
pengalian, mengalir di permukaan daerah pengaliran, sampai di ujung
hulu saluran (menit).
L0 = panjang lintasan aliran di atas permukaan daerah pengaliran (m)
nd = koefisien hambatan karena kekasaran permukaan daerah pengaliran.
S = kemiringan permukaan daerah pengaliran lahan.

Tabel 2.6 Koefisien Hambatan (nd)


KONDISI PERMUKAAN DAERAH PENGALIRAN nd
Lapisan semen, aspal, dan beton 0.013
Permukaan licin kedap air 0.020
Permukaan licin agak kedap air 0.100
Tanah dengan rumput tipis gundul 0.200
Padang rumput, lahan berumput 0.400
Hutan gundul 0.600
Hutan rimbun 0.800

Perhitungan td
𝐿𝑠
𝑡𝑑 =
60 𝑥 𝑉
Dimana :
td = waktu yang diperlukan bagi air mulai dari masuk di ujung hulu saluran
dan mengalir sampai di ujung hilir saluran (menit).
Ls = panjang lintasan aliran di saluran (m)
V = kecepatan aliran di saluran (m/dt)

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 18


DRAINASE PERKOTAAN

Tabel 2.6 Kecepatan aliran (V)


JENIS BAHAN SALURAN V (m/dt)
TANPA PASANGAN
Pasir halus 0.45
Lempung pasiran 0.5
Lanau aluvial 0.6
Kerikil halus 0.75
Lempung kokoh 0.75
Lemmpung padat 1.10
Kerikil kasar 1.20
Batu-batu besar 1.50
DENGAN PASANGAN
Pasangan batu 1.50
Beton 1.50
Beton bertulang 1.50

2.4. Analisa Hidrolika


2.4.1.Kapasitas Saluran Drainase
Analisa hidrolika diperlukan untuk merencanakan dimensi saluran drainase dan
menentukan posisi muka air relatif terhadap muka tanah rencana atau jalan rencana.
Sebelum merencanakan dimensi saluran, langkah pertama yang harus diketahui
adalah mengetahui besar debit rencana berdasarkan perhitungan curah hujan
rancangan dan tata letak jaringan drainase. Tata letak direncanakan berdasarkan peta
kota dan peta topografi.

2.4.2.Bentuk Saluran Drainase


Secara umum sifat saluran drainase ada dua macam , yaitu terbuka dan tidak
terbuka.
- Saluran Terbuka
Saluran terbuka adalah saluran tanpa penutup dimana terdapat permukaan air yang
bebas. Permukaan bebas ini dapat dipengaruhi oleh tekanan udara luar secara

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 19


DRAINASE PERKOTAAN

langsung. Umumnya berfungsi untuk menyalurkan air yang belum tercemar atau
kualitasnya tidak membahayakan.
- Saluran tertutup
Saluran tertutup ialah saluran yang tidak memiliki penutup di bagian atasnya. Jika
air memenuhi seluruh bagian penampang saluran tersebut , maka secara hidrolika
saluran ini disebut saluran tertutup atau aliran pipa. Umumnya salura ini berfungsi
mengalirkan air yang sudah tercemar maupun yang belum tercemar, yang
dibangun di daerah dengan kepadatan tinggi dan lahan yang sempit.

2.3. Gambar penampang melintang saluran terbuka dan tidak terbuka

Pertimbangan pemilihan bentuk saluran ialah sebagi berikut:

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 20


DRAINASE PERKOTAAN

2.4.3. Bahan Saluran Drainase


Lapisan dasar dan dinding saluran drainase tanah erosi bisa dibuat dari beton ,
pasangan batu kali , pasangan batu merah , aspal , kayu , besi cor , baja , plastik ,
dll. Pilihan materialnya tergantung pada ketersediaan serta harga bahan , cara
konstruksi saluran.
Tebal minimum untuk pasangan batu diambil 30cm , untuk beton tumbuk
tebalnya paling tidak 8 cm dan 10 cm untuk saluran yang lebih besar. Tebal
minimum pasangan beton bertulang adalah 7 cm. Untuk pasangan semen tanah atau
semen tanah yang dipadatkan , tebal minimum diambil 10 cm untuk saluran kecil
dan 15 cm untuk saluran yang lebih besar. Tebal pasangan tanah diambil 60 cm
untuk dasar saluran dan 75 cm untuk talud saluran (KP-03, 1986).

2.4.4. Kontrol Kecepatan


Dalam perencenaan dimensi saluran drainase , perlu diperhitungkan kecepatan
dan tegangan geser. Dalam perhitungannya , tegangan geser sangat susah untuk
ditentukan. Oleh karena itu , kecepatan diterima sebagai faktor yang paling penting
dalam perencanaan saluran yang stabil. Jika kecepatan maksimum yang telah
dipilih sedemikian rupa , sehingga tidak terjadi gerusan pada kondisi kecepatan
sama atau lebih kecil dari kecepatan maksimum , maka permasalahan dianggap
teratasi (Suripin, 2003). Kecepatan maksimum yang diizinkan atau kecepatan yang
tidak akan menyebabkan erosi , merupakan kecepatan rata – rata terbesar yang tidak
akan menyebabkan erosi pada tubuh saluran.

2.5. Fasilitias Pelengkap Drainase


Untuk menjamin berfungsinya saluran drainase secara baik maka diperlukan
bangunan – bangunan pelengkap di tempat – tempat tertentu . bangunan – bangunan
tersebut berfungsi sebagai sarana untuk :
- Memperlancar surutnya genangan yang mungkin timbul di atas permukaan jalan
- Memperlancar arus saluran
- Mengamankan terhadap bahaya degrasi pada dasar saluran
- Mengatur saluran terhadap pasang surut , khususnya di daerah pantai

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 21


DRAINASE PERKOTAAN

2.5.1. Gorong – Gorong


Gorong – gorong ialah saluran tertutup yang biasaya pendek untuk mengalirkan
air melewati jalan raya , jalan kereta api , atau timbunan lainnya. Gorong – gorong
biasanya dibuat dari beton , alumunium gelombang dan baja gelombang. Bentuk
penampangnya ialah bulat , persegi , oval , segitiga

2.5.2. Sumur Resapan


Konsep dasar sumur resapan ialah memberi kesempatan dan jalan pada air hujan
yang jatuh di atap atau lahan yang kedap air untuk meresap ke dalam tanah dengan
jalan menampung air tersebut pada suatu sistem resapan. Sumur resapan ini
merupakan sumur kosong dengan kapasitas tampungan yang cukup besar sebelum
air meresap kedalam tanah. Dengan adanya tampungan , maka air hujan mempunyai
cukup waktu untuk meresap kedalam tanah , sehingga pengisian tanah menjadi
optimal

2.5.3. Curb dan Gutter Inlet


Pada drainase jalan raya di dalam kota , untuk mengalirkan air dari jalan akibat
hujan , kedalam saluran dibutuhkan Inlet . Inlet tegak umumnya berbentuk persegi.
Bangunan Inlet tegak ditempatkan pada jarak – jarak tertentu disepanjang tepi jalan
(kerb) atau pada pertemuan kerb diperempatan jalan. Perlu diperhatikan bahwa tiggi
jagaan minimal harus dipertahankan sehingga air di dalam saluran tidak keluar lagi
ke permukaan tepi jalan melewati inlet tegak tersebut.

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 22


DRAINASE PERKOTAAN

BAB III
ANALISIS DATA

3.1. Perhitungan Data Curah Hujan Hilang


Misal diketahui data sebagai berikut:
Tahun Sta K (mm) Sta O (mm) Sta S (mm)
2018 142,000 95,000 53,000
2017 142,000 141,000 x
2016 48,000 53,000 210,000
2015 51,000 75,000 132,000
2014 43,000 135,000 96,000
2013 162,000 49,000 82,000
2012 69,000 44,000 80,000
2011 47,000 51,000 67,000
2010 77,000 52,000 93,000
2009 128,000 115,000 64,000
Rata - rata 90,900 81,000 97,444

Menghitung data hilang :

1 142 141
= ( . 97,444 + . 97,444) = 160,924
2 90,9 81
Jadi, Data curah hujan hilang Stasiun O tahun 2017 adalah 160,924

3.2. Perhitungan Uji Konsistensi


Misal diketahui data sebagai berikut:

Tahun Sta K (mm) Sta O (mm) Sta S (mm)


2018 142,000 95,000 53,000
2017 142,000 141,000 160,924
2016 48,000 53,000 210,000
2015 51,000 75,000 132,000
2014 43,000 135,000 96,000
2013 162,000 49,000 82,000
2012 69,000 44,000 80,000
2011 47,000 51,000 67,000
2010 77,000 52,000 93,000
2009 128,000 115,000 64,000
Rata - rata 90,900 81,000 103,792

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 23


DRAINASE PERKOTAAN

Contoh : menghitung konsistensi Sta. K terhadap Sta. S dan O.


 Menghitung Komulatif Stasiun K
= Data curah hujan sebelumnya + data curah hujan pada tahun berikutnya
= 142+ 142
= 284
 Menghitung Rata – Rata Sta. S dan O
= (data curah hujan Sta. S + data curah hujan Sta. O) / 2
= (53 + 95) / 2
= 74
 Menghitung Komulatif Sta. S dan O
= Data curah hujan sebelumnya + data curah hujan pada tahun berikutnya
= 74 + 150,962
= 224,962
 Hasil perhitungan di atas disajikan dalam bentuk tabel :
Curah Hujan Maksimum Setahun (d)(mm)
kum dx rata-rata kumulatif
Tahun dx (Sta.K) Sta. O Sta. S
(Sta.K) Sta. O&S Sta. O&S
2018 142,000 95,000 53,000 142,000 74,000 74,000
2017 142,000 141,000 160,924 284,000 150,962 224,962
2016 48,000 53,000 210,000 332,000 131,500 356,462
2015 51,000 75,000 132,000 383,000 103,500 459,962
2014 43,000 135,000 96,000 426,000 115,500 575,462
2013 162,000 49,000 82,000 588,000 65,500 640,962
2012 69,000 44,000 80,000 657,000 62,000 702,962
2011 47,000 51,000 67,000 704,000 59,000 761,962
2010 77,000 52,000 93,000 781,000 72,500 834,462
2009 128,000 115,000 64,000 909,000 89,500 923,962

 Membuat Grafik Uji Konsistensi


Membuat grafik uji konsistensi dengan data “Kum. S & O” sebagai (x) dan
“Kum. K” sebagai (y).

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 24


DRAINASE PERKOTAAN

1000,000
900,000
800,000
700,000

KOMULATIF K
600,000
500,000
400,000 DATA UJI KONSISTENSI
300,000
200,000
100,000
0,000
100,000 300,000 500,000 700,000 900,000
KOMULATIF S &O

 Menghitung Nilai M
Nilai m yang akan dikoreksi adalah nilai yang sekiranya menurut pengolah data
harus dikoreksi. Contoh :
Konsisten = 2018 - 2013 m1 = 0.546
Tidak konsisten = 2013 - 2009 m2 = 1.275
 Menghitung Nilai F
F = m1 / m2
F = 0.546 / 1.275
= 0.430
 Koreksi Uji Konsistensi
o Koreksi Sta. K
= Data curah hujan 2013 – 2009 (tidak konsisten) x F
= 162 x 0.430
= 69.607
o Koreksi F Sta. K
F = m1 / m2
F = 0.546 / 0.546
= 1.000
o Menghitung ulang komulatif Sta. K, rata – rata Sta. S dan O, dan Komulatif
Sta. S dan O.
o Koreksi uji konsistensi disajikan dalam bentuk tabel :

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 25


DRAINASE PERKOTAAN

Curah Hujan Maksimum Setahun (d)(mm) (setelah dikoreksi)


kum dx rata-rata kumulatif
Tahun dx (Sta.K) Sta. O Sta. S
(Sta.K) Sta. O&S Sta. O&S
2018 142,000 95,000 53,000 142,000 74,000 74,000
2017 142,000 141,000 160,924 284,000 150,962 224,962
2016 48,000 53,000 210,000 332,000 131,500 356,462
2015 51,000 75,000 132,000 383,000 103,500 459,962
2014 43,000 135,000 96,000 426,000 115,500 575,462
2013 69,607 49,000 82,000 495,607 65,500 640,962
2012 29,647 44,000 80,000 525,254 62,000 702,962
2011 20,195 51,000 67,000 545,449 59,000 761,962
2010 31,366 52,000 89,000 576,815 70,500 832,462
2009 54,998 115,000 64,000 631,813 89,500 921,962

 Membuat Grafik Koreksi Uji Konsistensi


Membuat grafik koreksi uji konsistensi dengan data “Kum. S & O” sebagai (x)
dan “Kum. K” sebagai (y).

700,000

600,000

500,000
KOMULATIF K

400,000

300,000
DATA UJI KONSISTENSI
200,000

100,000

0,000
100,000 300,000 500,000 700,000 900,000
KOMULATIF S &O

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 26


DRAINASE PERKOTAAN

3.2 Perhitungan Curah Hujan Daerah

CURAH HUJAN DAERAH

Tanggal Sta. K Sta. O Sta. S


Tahun drata-rata Dmax
Hujan maks. (dA) (dB) (dC)

17 Des 142,000 3,500 25,000 56,833


2018 06 Des 0,000 95,000 6,000 33,667 56,833
10 Mar 6,000 0,000 53,000 19,667
2017 142,000 75,000 160,924 125,975 125,975
04-Apr 48,000 0,000 0,000 16,000
2016 06-Feb 6,000 210,000 0,000 72,000 72,000
10-Mar 0,000 0,000 53,000 17,667
29 Des 51,000 0,000 0,000 17,000 52,667
2015 21 Mar 0,000 75,000 0,000 25,000
08 Mar 6,000 20,000 132,000 52,667
01 Jan 43,000 3,000 25,000 23,667 50,000
2014 22 Feb 15,000 135,000 0,000 50,000
29 Des 0,000 0,000 96,000 32,000

21 Mei 69,607 5,000 4,000 26,202 29,655


2013 09 Mar 2,000 39,569 0,000 13,856
01 Feb 0,000 3,000 85,964 29,655
06 Mei 29,647 0,000 69,000 32,882 36,289
2012 27 Des 0,000 35,531 0,000 11,844
05 Jan 0,000 25,000 83,867 36,289
05 Mei 20,195 36,000 0,000 18,732 34,413
2011 29 Des 4,000 41,184 0,000 15,061
27 Nov 8,000 25,000 70,239 34,413
25 Okt 33,085 0,000 5,000 12,695 35,165
2010 14 Feb 8,000 41,992 0,000 16,664
23 Feb 8,000 0,000 97,495 35,165
25 Des 54,998 115,000 0,000 56,666 73,622
2009 25 Des 128,000 92,866 0,000 73,622
16 Mei 28,000 1,000 67,094 32,031

Ʃdrata-rata 987,919

a. Menghitung rata – rata curah hujan tiap tahun


= ( da + db + dc ) / banyaknya data
= (142+3,5+25) / 3 = 57 mm

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 27


DRAINASE PERKOTAAN

b. Menghitung rata – rata curah hujan keseluruhan


= Σdrata-rata tiap tahun / banyaknya data
= 673 / 10 = 67,3 mm

3.3 Perhitungan Curah Hujan Rancangan

Perhitungan dengan menggunakan metode Log Person

CURAH HUJAN RANCANGAN


Log Person III
No. x (mm) x diurutkan (mm) Log x (Log x-logx) (Log x-logx)^2 (Log x-logx)^3
1 56,833 125,975 2,100 0,389 0,151 0,059
2 125,975 73,622 1,867 0,156 0,024 0,004
3 72,000 72,000 1,857 0,146 0,021 0,003
4 52,667 56,833 1,755 0,043 0,002 0,000
5 50,000 52,667 1,722 0,010 0,000 0,000
6 29,655 50,000 1,699 -0,012 0,000 0,000
7 36,289 36,289 1,560 -0,152 0,023 -0,003
8 34,413 35,165 1,546 -0,165 0,027 -0,005
9 35,165 34,413 1,537 -0,175 0,031 -0,005
10 73,622 29,655 1,472 -0,239 0,057 -0,014
Jumlah 566,618 566,618 17,114 0,002 0,337 0,039
Rata-rata 1,711
sd 0,193
Cs 0,742

Jenis Sebaran Syarat Kala ulang (TR) = 5 Tahun


Cs ≈ 0 Cs 0,742
Normal
Ck ≈ 3 20%
Cs ≤ 1,1396
P
Gumbel Tipe 1
Ck ≤ 5,4002 X 0,5 0,4
Log Pearson Tipe III Cs ≠ 0
Cs ≈ 3Cv + Cv^2 = 3
Y 0,808 0,816
Log Normal 0,789
Ck = 5,383 Interpolasi

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 28


DRAINASE PERKOTAAN

Langkah Perhitungan Curah Hujan Rancangan :


1. Mengurutkan data curah hujan (data dari perhitungan curah hujan daerah) dari besar ke kecil.
SEBELUM DIURUTKAN SETELAH DIURUTKAN
CH
n Tahun n Tahun CH Daerah (X)
Daerah (X)

1 2018 56,833 1 2018 125,975


2 2017 125,975 2 2009 73,622
3 2016 72,000 3 2017 72,000
4 2015 52,667 4 2016 56,833
5 2014 50,000 5 2013 52,667
6 2013 29,655 6 2015 50,000
7 2012 36,289 7 2014 36,289
8 2011 34,413 8 2012 35,165
9 2010 35,165 9 2010 34,413
10 2009 73,622 10 2011 29,655
2. Menghitung nilai rata-rata dari data curah hujan daerah yang sudah diurutkan dari besar ke kecil.
C
=
12 ,97 + 73,622 + 72,000 + 6,833 + 2,667 + 0,000 + 36,289 + 3 ,16 + 34,413 + 29,6
=
10
= 6,662 .
3. Menghitung nilai pangkat empat dari selisih antara data curah hujan daerah yang telah diurutkan dengan nilai rata-ratanya
Dengan rumus : − )4
Contoh Pada Tahun 2018 :
= 12 ,97 − 6,833) 4 =22854291
4. Menghitung jumlah dari langkah (3).
Dengan rumus : − )4
= (228 4291 + 29367,416 + 26488, 86 + 1869,864 + 7297,309 + 2 ,290 + 307 2,70 + 4 062 ,243 + 34 391,364 + 22409 ,894)
= 2428729,770
5. Menghitung nilai standar deviasi/simpang baku dari data curah hujan tersebut.
Dengan rumus : =STDEV(Data Curah Hujan)
= 19,780
6. Menghitung nilai C S (kepencengan) dan C K (kepuncakan) untuk memilih jenis metode distribusi yang akan digunakan dengan
memperhatikan syarat-syarat pada masing-masing metode distribusi.
Dengan rumus : Metode Distribusi Syarat Keterangan
TIDAK
CS = = SKEW(Data Curah Hujan) Gumbel CS ≤ 1,1396
MEMENUHI
= 0,329 CK ≤ 5,4002
CK = . ( − ) Log Pearson III CS ≠ 0 MEMENUHI
− . − . − .

CK = 102 . 2428729,770
10 − 1 . 10 − 2 . 10 − 3 . (19,780) 4
CK = 3.148
7. Menghitung curah hujan rancangan menggunakan metode distribusi Log Pearson-III.
8. Mengubah data curah hujan (X) yang telah diurutkan menjadi data LOG(X).
Contoh Pada Tahun 2018 =
LOG(X)2018 = = LOG(93,092)
= 1,969 Tahun CH Daerah (X) LOG X
2018 125,975 2,100
2009 73,622 1,867
2017 72,000 1,857
2016 56,833 1,755
2013 52,667 1,722
2015 50,000 1,699
2014 36,289 1,560
2012 35,165 1,546
2010 34,413 1,537
2011 29,655 1,472

9. Menghitung nilai rata-rata dari data LOG curah hujan .


C
=
1,969 + 1,908 + 1,8 9 + 1,8 7 + 1,7 6 + 1,722 + 1,699 + 1,663 + 1, 44 + 1, 23
=
10
= 1,7 0
10. Menghitung nilai standar deviasi/simpang baku dari data LOG curah hujan tersebut.
Dengan rumus : =STDEV(Data LOG Curah Hujan)
= 0,150
11. Menghitung nilai C S (kepencengan) dari data LOG curah hujan.
Dengan rumus : = SKEW(Data LOG Curah Hujan)
= -0,177
12. Menentukan nilai kala ulang (TR), yaitu sebesar 2 tahun.
13. Mencari nilai G menggunakan cara interpolasi dari tabel berdasarkan nilai C S LOG dan
kala ulang yang telah ditentukan.
Kala ulang (TR) = 5 Tahun
Cs 0,742 TR 5 Tahun
P 20% P 20%
X 0,5 0,4 G 0,789
Y 0,808 0,816 log xrancangan 1,864
Interpolasi 0,789 xrancangan (mm) 73,121
14. Menghitung nilai LOG XRANCANGAN. Dengan rumus : + S
= 1,7511+ ( 0,193× 0,789 )
= 1,854
15. Menghitung nilai XRANCANGAN. Dengan rumus : = 10
= 101,
1,7 4

= 73,121 mm.

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 29


DRAINASE PERKOTAAN

3.5 Uji Konsistensi Distribusi

Langkah Perhitungan Uji Kesesuaian Distribusi :


1. Mengumpulkan data curah hujan dari data curah hujan daerah sebagai data empiris.
2. Mengurutkan data empiris dari yang terbesar ke terkecil.
` SETELAH DIURUTKAN
Data
n Tahun n Tahun Data Urut
Empiris
1 2018 56,833 1 2018 125,9748
2 2017 125,975 2 2009 73,6219
3 2016 72,000 3 2017 72,0000
4 2015 52,667 4 2016 56,8333
5 2014 50,000 5 2013 52,6667
6 2013 29,655 6 2015 50,0000
7 2012 36,289 7 2014 36,2890
8 2011 34,413 8 2012 35,1651
9 2010 35,165 9 2010 34,4129
10 2009 73,622 10 2011 29,6545
3. Menghitung peluang terjadinya hujan maksimum. Dengan rumus :
P=
( + 1)
Contoh Perhitungan m = 1 :
P=
( + 1)
1
P=
(10 + 1)
= 0,091 = 9%
4. Melakukan perhitungan untuk mendapatkan data teoritis.
5. Menentukan nilai kala ulang (TR), yaitu sebesar 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 50 tahun,
dan 100 tahun.
6. Menghitung peluang data teoritis. Dengan rumus : 1
P=
TR
Contoh Perhitungan TR = 5 tahun :
1
P=
TR
1
P=

P = 0,2 = 20%
7. Menghitung nilai rata-rata dari data LOG curah hujan untuk data teoritis.
C
=

2,1 + 1,867 + 1,8 7 + 1,7 + 1,722 + 1,699 + 1, 6 + 1, 37 + 1, 44 + 1,476 +


=
10
= 1,7 0
8. Menghitung nilai standar deviasi/simpang baku dari data LOG curah hujan tersebut.
Dengan rumus : =STDEV(Data LOG Curah Hujan)
= 0,150
9. Menghitung nilai C S (kepencengan) dari data LOG curah hujan.
Dengan rumus : = SKEW(Data LOG Curah Hujan)
= -0.177
10. Mencari nilai G menggunakan cara interpolasi dari tabel berdasarkan nilai C S LOG
dan kala ulang yang telah ditentukan.

Kala ulang (TR) = 10 Tahun Kala ulang (TR) = 5 Tahun


Cs 0,742 Cs 0,742
P 10% P 20%
X 0,5 0,4 X 0,5 0,4
Y 1,323 1,317 Y 0,808 0,816
Interpolasi 1,338 Interpolasi 0,789

Kala ulang (TR) = 50 Tahun


Cs 0,742
P 50%
X 0,5 0,4
Y 2,231 2,261
Interpolasi 2,158

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 30


DRAINASE PERKOTAAN

Kertas Distribusi Log-Pearson III


100

10

1
1% 10% 100%

3.6 Interpolasi Kontur


Interpolasi ini digunakan untuk menggambar potongan memanjang tanah
Dengan rumus :
kp d k
l v si ti ggi − ( ) x ( l v si ti ggi − l v si d )
kp d k+ kp g

STA 0+000

Jarak pendek = 29.5881

Jarak panjang = 67.3804

Elevasi tinggi = 471.7

Elevasi rendah = 470


29. 1
= 471.7 − (29. ) 𝑥 (471.7 − 470 ) = 471.1813
1+67.3 04

STA 0+050

Jarak pendek = 2.2742

Jarak panjang = 67.9536

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 31


DRAINASE PERKOTAAN

Elevasi tinggi = 471.7

Elevasi rendah = 470


2.2742
= 471.7 − (2.2742+67.9 ) 𝑥 (471.7 − 470 ) = 471.6449
36

STA 0+100

Jarak pendek = 31.9683

Jarak panjang = 52.2630

Elevasi tinggi = 471.7

Elevasi rendah = 470


31.96 3
= 471.7 − (31.96 ) 𝑥 (471.7 − 470 ) = 471.0548
3+ 2.2630

STA 0+150

Jarak pendek = 49.2725

Jarak panjang = 101.5028

Elevasi tinggi = 473.4

Elevasi rendah = 471.7


49.272
= 473.4 − (49.272 ) 𝑥 (473.4 − 471.7 ) = 472.8444
+101. 02

STA 0+200

Jarak pendek = 60.3786

Jarak panjang = 93.8280

Elevasi tinggi = 473.4

Elevasi rendah = 471.7


60.37 6
=473.4 − (60.37 ) 𝑥 (473.4 − 471.7 ) = 472.7344
6+93. 2 0

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 32


DRAINASE PERKOTAAN

STA 0+250

Jarak pendek = 75.6379

Jarak panjang = 118.6553

Elevasi tinggi = 473.4

Elevasi rendah = 471.7


7 .6379
= 473.4 − (7 ) 𝑥 (473.4 − 471.7 ) = 472.7382
.6379 + 11 .6 3

STA 0+300

Jarak pendek = 81.0459

Jarak panjang = 101.5410

Elevasi tinggi = 473.4

Elevasi rendah = 471.7


1.04 9
= 473.4 − ( ) 𝑥 (473.4 − 471.7 ) = 472.6454
1.04 9+101. 410

STA 0+350

Jarak pendek = 33.2941

Jarak panjang = 134.0753

Elevasi tinggi = 473.4

Elevasi rendah = 471.7


33.2941
= 473.4 − (33.2941+134.07 3) 𝑥 (473.4 − 471.7 ) = 473.0618

STA 0+400

Jarak pendek = 26.2883

Jarak panjang = 49.1803

Elevasi tinggi = 471.7

Elevasi rendah = 470


26.2 3
= 471.7 − (26.2 ) 𝑥 (471.7 − 470 ) = 471.1078
3+49.1 03

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 33


DRAINASE PERKOTAAN

STA 0+450

Jarak pendek = 6.7437

Jarak panjang = 67.0099

Elevasi tinggi = 471.7

Elevasi rendah = 470


6.7437
= 471.7 − (6.7437+67.0099) 𝑥 (471.7 − 470 ) = 471.5446

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 34


DRAINASE PERKOTAAN

3.7 Perhitungan Intensitas Hujan, Waktu Konsentrasi dan Debit Banjir

Rncangan

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 35


DRAINASE PERKOTAAN

Tabel Kapasitas Air Total


no sal. Q sal
No Qhujan Qlimbah Qkap
saluran Sebelum sebelum
1 2-1 - 0,008897 0 0 0,008897
2 3-2 1-2 0,084634 0,000278 0,008897 0,093809
3 4-3 2-3 0,344107 0,000174 0,093809 0,438089
4 4-1 4-3 0,005611 0 0,438089 0,4437
Gorong-
5 - - 0,537508 0,537508
gorong

Contoh Perhitungan
a. Saluran 1 – 2
Dibutuhkan data sebagai berikut :
Lo jalan = 3,5 m Vd = 1,5 m/dt (soal)
nd jalan = 0,013 (dari tabel) Ld = 41,86 (survei)
So jalan = 0,026 (survei) R = 73,121 mm/hr

a. Menghitung nilai t0
2 𝑛𝑑 0,167
t0 = [ 𝑥 3,28 𝑥 𝐿0 ]
3 √𝑆
2 0,013 0,167
t0( l ) = [ 𝑥 3,28 𝑥 3, ] = 0,323 it
3 √0,026

Dari t0 (jalan) dan t0 (rumah) dipilih nilai yang paling besar yaitu 0,323 menit.
b. Menghitung td
𝐿𝑑
Dengan rumus : td =
60 𝑥 𝑉𝑑
41,86
= = 0,48 1 it
60 𝑥 1,

c. Menghitung tc
Dengan rumus : tc = t0 + td
= 0,323 + 0,485
= 1,388 menit
= 0,023 jam

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 36


DRAINASE PERKOTAAN

d. Menghitung Intensitas Curah Hujan (I)


2/3
Dengan rumus : I = 𝑅24 (24)
24 𝑡
2/3
= 73,121 24
( )
24 0,023

= 203,912 mm/jam
= 0,0000888 m/dt
e. Menghitung Luasan (A)
A (jalan) = Lo x Ld
= 3,5 x 41,86
= 146,51 m2
Atotal dijumlah antara A(jalan) dan A(rumah) adalah 471,087 m2
f. Menghitung Koefisien Penggabungan ( C )
Diketahui : C (jalan) = 0,7
Dengan rumus C gebungan = 𝐶𝑖. 𝐴𝑖
𝐴𝑖

= (0,7 𝑥 146, 1)
146, 1
= 0,7
g. Menghitung Debit Banjir Rancangan
Q =CxIxA
= 0,7x 0,0000888 x 146,51
= 0,0089 m3/detik

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 37


DRAINASE PERKOTAAN

3.8 Perhitungan Debit Air Kotor


Qlimbah = 300 l/or/hr

Tabel Perhitungan Debit Limbah Rumah Tangga


Jml. Pend Q limbah
No No. sal.
Jiwa lt/hr m3/dt
1 2-1 0 0 0
2 3-2 80 24000 0,00027778
3 4-1 50 15000 0,000173611
4 4-3 0 0 0

1. Q limbah yang dihasilkan penduduk adalah 300 lt/hr.


2. Menentukan jumlah penduduk yang dilewati saluran 1-2, 2-3, 3-4,4-5,5-6,6-1,7-
8,8-9,9-10,10-11,11-12 dan 12-7. Jumlah penduduk diasumsi untuk 1 rumah
berisikan 4 orang.
3. Menghitung Q limbah, Dengan rumus :
Q limbah2-1 = Jumlah Penduduk x Type Rumah Penduduk
= 0 x 300
= 0 lt/hr
= 0 m3/dt

Q limbah2-3 = Jumlah Penduduk x Type Rumah Penduduk


= 80 x 300
= 24000 lt/hr
= 0,00027778 m3/dt
Q limbah3-4 = Jumlah Penduduk x Type Rumah Penduduk
= 50 x 300
= 15000 lt/hr
= 0,000173611 m3/dt

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 38


DRAINASE PERKOTAAN

3.9 Perhitungan Kapasitas Saluran


TABEL PERHITUNGAN KAPASITAS SALURAN
No No Saluran Saluran Sebelumnya Q hujan (m3/detik) Q limbah (m3/detik) Q sal. sebelumnya (m3/detik) Q kap. (m3/detik)
1 Saluran DTA 3 - 1 - 0.00496 0 0 0.004960
2 Saluran DTA 1 - 2 Saluran DTA 3 - 1 0.08210 0.0001111111 0.0049602 0.087167
3 Saluran DTA 3 - 4 - 0.08220 0.0001319444 0 0.082330
4 Saluran DTA 4 - 2 Saluran DTA 3 - 4 0.00511 0 0.082330 0.087437
5 Gorong" (2 - 5) Saluran DTA 1 - 2 dan 4 - 2 0 0 0.174604 0.174604

1. Menentukan saluran sebelumnya dilihat dari arah saluran elevasi tertinggi ke


elevasi terendah.
2. Saluran 5 adalah saluran pembuangan dari saluran 4-5 dan 6-5, saluran ini
berbentuk gorong-gorong dan nilai kapasitasnya lebih besar.
3. Nilai Q hujan berasal dari hasil perhitungan sebelumnya yaitu pada
perhitungan debit banjir rancangan.
4. Nilai Q limbah berasal dari hasil perhitungan sebelumnya.
5. Menghitung Q kapasitas
Qkap1-2 = Q hujan + Q limbah + Q saluran sebelumnya
= 0,0240 + 0,000027778 + 0,00006944444 =0,0241m3/dt

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 39


DRAINASE PERKOTAAN

3.10 Perhitungan Dimensi Saluran

Nomor Saluran Saluran Elevasi Muka T anah Asli Penampang Saluran


Q Renc Ld n
Awal Akhir Sebelumnya Awal Akhir s asli Bentuk Bahan
(m3/s) (m)
[2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12]
2 1 3-2 0,00890 41,86 470,059 470,000 0,001416 Persegi Beton 0,013
Batu kali
3 2 4-3 0,09381 174,43 472,511 470,059 0,014055 Persegi 0,025
diplester
4 3 - 0,43809 37,33 472,833 472,511 0,008636 Persegi Beton 0,013
Batu kali
4 1 - 0,44370 177,40 472,833 470,000 0,015971 Persegi 0,025
diplester
1 5 0,53751 5,50 470,000 469,989 0,002000 Persegi Beton 0,013

Dimensi T inggi Dimensi Rencana


V Q Fr
b h air A P R Jagaan H Hdibulatkan
(m) (m) (m2) (m) (m) (m/dt) (m3/s) m
[13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [33] [34] [35]
0,250 0,104 0,026 0,604 0,043 0,355 0,00918 0,352 0,035 0,138 0,150

0,250 0,359 0,090 0,859 0,104 1,052 0,09434 0,561 0,120 0,478 0,500

0,250 0,843 0,211 1,343 0,157 2,080 0,43810 0,723 0,281 1,124 1,150

0,250 1,129 0,282 1,629 0,173 1,571 0,44367 0,472 0,376 1,506 2

0,250 1,850 0,463 2,350 0,197 1,164 0,53839 0,273 0,617 2,467 2,500

Contoh Perhitungan
1. Untuk data Q Renc menggunakan data yang sudah dihitung pada debit banjir
rancangan.
2. Menfhitung S asli
(𝐸𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙 − 𝐸𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟)
Dengan rumus : 𝑆 𝑎𝑠𝑙𝑖 =
𝐿𝑑
(470,0 9 − 470)
𝑆 𝑎𝑠𝑙𝑖 =
41,86
= 0,001416
3. Menghitung A
Dengan rumus : A = b x h air
= 0.250 x 0.104
= 0,026 m2
4. Menghitung nilai P
Dengan rumus : P = 2 x b x h air
= 2 x 0.250 x 0.104

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 40


DRAINASE PERKOTAAN

= 0,604 m
5. Menghitung nilai R
Dengan rumus : R = A / P
= 0.026 / 0.604
= 0,043 m
6. Menghitung nilai V
1
Dengan rumus : V = 𝑥 𝑅 2/3 𝑥 𝑆 𝑎𝑠𝑙𝑖 0,
𝑛
1 0,
= 𝑥 0.0432/3 𝑥 0,001416
0.013
= 0,355 m/dt
7. Menghitung nilai Q
Dengan rumus : Q = A x V
= 0,026 x 0,355 = 0,00918 m3/s
8. Menghitung nilai Fr
𝑉
Dengan rumus : Fr = (9,81 𝑥 ℎ 𝑎𝑖𝑟)0,
0,3
=
(9,81 𝑥 0,104)0,
= 0,352

Untuk nilai h air harus dicoba-coba, jika nilai Fr ternyata lebih dari satu maka
perhitungan menggunakan S renc, kemudian dilakukan goal seek pada h air dengan
data Q dengan Q renc. Jika hasilnya kurang dari satu berarti ok

9. Menghitung Tinggi Jagaan


Dihitung dari muka air (h air) dibagi 3 atau 1/3 x h
1/3 x 0,104 = 0,035m
10. Menghitung dimensi rencana H
Muka air (h air) ditambah dengan tinggi jagaan
0,104 + 0,035 = 0,138 m

3.11 Kontrol aliran


1. Kecepatan aliran dalam saluran : 0,2 < Vhitung < 3
0,2 < 0,355< 3 ....... OK!

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 41


DRAINASE PERKOTAAN

2. Debit aliran : Qhitung  Qrencana


0,00890  0,00918.........OK!
3. Bilangan froude : Fr < 1
0,352 < 1..........OK!

Kesimpulan : kontrol aliran pada saluran 2-1 memenuhi syarat apabila ditinjau
pada 3 aspek, yaitu kecepatan aliran, debit aliran, dan bilangan Froude.

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 42


DRAINASE PERKOTAAN

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil perencanaan drainase dapat diambil kesimpulan:
1. Menggunakan data hujan rata – rata untuk menghitung curah hujan rancangan
dengan metode Gumbel type I
2. Menghitung intensitas hujan menggunakan data curah hujan rancangan dengan
kala ulang 2 tahun , 5 tahun , 10 tahun dan 20 tahun
3. Menghitung debit dengan rumus Q = C . I . A
4. Menghitung dimensisaluran dengan menentukan satu dimensi (misal lebar
saluran) pada Microsoft Excel, kemudian dicoba menentukan dimensi yang lain
dengan tetap memperhatikan control terhadap kecepatan dan jenis aliran ,
sehingga diketahui dimensi saluran masing – masing
5. Menghitung volume galian dari masing – masing saluran dengan menggunakan
data

4.2 Saran
Saran dalam perencanaan saluran drainase perkotaan antara lain:
1. Setiap langkah perhitungan dan pengolahan data harus dilakukan pengecekan
dengan dosen pengajar, agar hasil yang diperoleh lebih teliti
2. Dilakukan survey lapangan sehingga perencanaan saluran dapat sesuai dengan
kondisi lapangan

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 43


DRAINASE PERKOTAAN

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/12969099/laporan_Drainase_perkotaan_Jl._patimura_-
_malang?auto=download

Modul Ajar Drainase Perkotaan

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 44


DRAINASE PERKOTAAN

LAMPIRAN
STA SKETSA KETERANGAN FOTO SURVEY FOTO JALAN
0+000 Saluran
Terbuka, tidak
tergenang

Saluran
0+050 Terbuka,
Tergenang

0+100 Saluran
Terbuka,
tergenang

0+150 Saluran
tertutup ,lebar
penutup 44
cm

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 45


DRAINASE PERKOTAAN

0+200 Saluran
Terbuka,
tergenang

0+250 Saluran
Tertutup,
lebar inlet 34
cm

0+300 Saluran
Terbuka,
tergenang

0+350 Saluran
Tertutup,
lebar inlet 34
cm

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 46


DRAINASE PERKOTAAN

0+400 Saluran
Terbuka, tidak
tergenang

0+450 Saluran
Terbuka, tidak
tergenang

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE 47

Anda mungkin juga menyukai