BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang amat pesat di Indonesia, pada
umumnya melampaui kemampuan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan diantaranya
permasalahan drainase perkotaan. Akibatnya Permasalahan banjir atau genangan semakin
meningkat pula. Pada umumnya penanganan sistem drainase di banyak kota di Indonesia masih
bersifat parsial, sehingga tidak menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan secara tuntas.
Permasalahan banjir sering terjadi di kota yang disebabkan oleh drainase perkotaan, hal
ini terjadi karena kemampuan drainase untuk menampung intensitas hujan dan mengalirkan
aliran ke permukaan tidak berjalan dengan tepat dan baik. Banyak faktor yang mempengaruhi
dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan system drainase kota, antara lain
peningkatan debit, penyempitan dan pendangkalan saluran, reklamasi, amblesan tanah, limbah,
sampah, dan pasang surut air laut. Sumber permasalahan utama drainase kota adalah
peningkatan jumlah penduduk di perkotaan yang sangat cepat, baik dari pertumbuhan
penduduk maupun urbanisasi. Peningkatan jumlah penduduk selalu diikuti dengan peningkatan
infrastruktur perkotaan, seperti perumahan, sarana transpotasi, air bersih, pendidikan, dan lain-
lain. Disamping itu, peningkatan penduduk juga selalu diikuti peningkatan limbah, baik limbah
cair maupun padat (sampah).
Drainase merupakan salah satu aspek yang penting dalam menunjang infrastruktur suatu
daerah maupun kawasan. Buruknya sistem drainase suatu kawasan dapat menimbulkan dampak
negatif bagi masyarakat antara lain; terganggunya aktivitas masyarakat karena adanya
genangan, maupun dampak kesehatan bagi pengguna jalan dan masyarakat yang ada di sekitar
daerah tersebut.
Untuk mencegah hal itu terjadi, maka direncanakan suatu sistem drainase yang memadai.
Secara umum drainase didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk
mengalirkan air yang berlebihan. Sedangkan drainase perkotaan adalah ilmu drainase yang
mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi
lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya yang ada dikawasan kota tersebut.
1
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Masalah banjir pada studi ini dapat diindentifikasi sebagai berikut :
1. Analisis curah hujan.
2. Perhitungan debit atau limpasan air hujan.
3. Perhitungan dimensi saluran atau sistem drainase.
Berdasarkan peta situasi dan guna lahan, diminta untuk merancang system drainase.
Tingkat kepadatan penduduk.
Melampirkan langkah dan contoh perhitungan.
Perhitungan desain meliputi perhitungan dimensi saluran dan bangunan pelengkap yang
meliputi konstruksi dan peralatannya.
2
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Dalam pembahasan masalah tugas drainase perkotaan ini perlu diadakan batasan-batasan guna
penanganan masalah drainase kota.
1. Analisa data yang diperoleh oleh BMKG.
2. Perhitungan curah hujan dengan data curah hujan dari tahun ke tahun.
3. Data-data dimensi saluran yang telah mengikuti kondisi yang ada.
4. Penanganan masalah dititik beratkan pada normalisasi saluran guna mendapatkan hasil
yang maksimal.
5. Lokasi daerah studi Kel. Sukun Kec. Sukun kota Malang Prov. Jawa Timur.
6. Analisa drainase dilakukan diselokan pinggir jalan
3
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
BAB II
4
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
LANDASAN TEORI
5
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
limbah/pencemar dengan kadar yang tinggi dan membahayakan keseimbangan
lingkungan hidup.
Sistem drainase menurut letaknya:
1. Sistem drainase terbuka
Sistem drainase terbuka yang dibuat dengan permukaan airnya tidak tertutupi
dan dibuat diatas permukaan tanah. Sistem ini mudah dimasuki sampah
perkotaan dan pencemaran lain. Sistem terbuka dibuat untuk drainase air hujan
maupun pada (sebagian) sistem drainase gabungan. Keuntungannya adalah
mudahnya pembuatan dan operasi serta pemeliharaanya.
2. Sistem drainase tertutup
Sistem drainase tertutup yang dibuat terpendam di bawah permukaan tanah.
Sistem ini diterapkan pada sistem drainase air limbah yang terpisah (sistem
gabungan) terutama pada saluran tersier dan sekundernya. Keuntungan lebih
sedikit memerlukan luas lahan yang mahal harganya, lahan diatasnya dapat
dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya kaki lima (pedestrian) dan tempat
parkir kendaraan.
6
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
stasiun hujan itu tidak selalu sama sehingga sukar untuk menentukan batas-batas luas
daerah hujan untuk setiap tempat pengukuran hujannya.
Curah hujan adalah tinggi atau tebalnya hujan dalam jangka waktu tertentu
(lamanya pengamatan) yang dinyatakan dalam satuan mm. Data curah hujan yang
digunakan dalam analisis hidrologi untuk suatu perencanaan drainase perkotaan
minimal 10 tahun pengamatan yang diperoleh dari stasiun pencatat curah hujan terdekat
di lokasi perencanaan. Apabila data yang ada kurang dari 10 tahun, diupayakan
melengkapinya dengan data dari stasiun lainnya yang terdekat. Curah hujan sangat
diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan rancangan
pengendalian banjir. Untuk daerah rancangan memakai 3 stasiun hujan yaitu :
1. Stasiun BMG Dago
2. Stasiun BMG Cihampelas
3. Stasiun BMG Dipatiukur
Adapun metode yang digunakan untuk menentukan curah hujan rata-rata di suatu
daerah, yaitu :
Metode Poligon Thiesen
Perhitungan dengan cara Poligon Theissen adalah salah satu cara memberi
batasan daerah yang dipengaruhi oleh setiap stasiun hujan. Pada cara poligon
Theissen dianggap setiap data curah hujan dari suatu tempat pengamatan dapat
dipakai untuk daerah pengaliran disekitar tempat itu.
Poligon Theissen berusaha mengimbangi tidak meratanya distribusi alat ukur
dengan menyediakan suatu faktor pembobot bagi masing-masing stasiun. Cara
penggambaran poligon Thiesen adalah sebagai berikut :
1. Stasiun diplot pada suatu peta, kemudian hubungkan masing-masing
stasiun dengan stasiun yang lain dengan sebuah garis bantu.
2. Tentukan titik potong poligon dengan garis bantu dan membagi dua garis
tersebut sama panjang.
3. Kemudian tarik garis poligon tegak lurus terhadap garis bantu yang yang
menghubungkan dua stasiun melalui dua titik potong tadi yang terbagi
sama panjang. Kemudian rangkaikan garis-garis yang tegak lurus tersebut
hingga membentuk suatu poligon.
Sisi-sisi setiap poligon merupakan batas luas daerah efektif daerah tangkapan
air hujan yang diasumsikan untuk stasiun tersebut. Luas masing-masing poligon
7
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
ditentukan dengan Planimetri dan dinyatakan dalam prosentase dari luas
keseluruhan tangkapan air hujan.
Cara poligon thiessen ini berdasarkan rata-rata timbang (Weighted Avarage).
Masing-masing penakar mempunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan
menggambarkan garis-garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung diantara
dua buah pos penakar.
Ai
= pi
Jika A yang merupakan prosentase luas maka
n
=∑ pi.di
d 1
Dimana:
A = Luas daerah (km2)
d = Tinggi curah hujan rata-rata areal
d1, d2, …dn = Tinggi curah hujan di Stasiun 1, 2, …n
A1, A2,…An = Luas daerah pengaruh di Stasiun 1, 2, …n
8
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
n
∑ pi
1 = Jumlah prosentasi luas =100%
2.2.2 Curah Hujan Rancangan
Curah hujan rancangan adalah suatu cara untuk memprediksi hujan maksimum
yang akan terjadi kembali pada periode waktu tertentu. Turunnya hujan disuatu daerah
baik menurut waktu maupun pembagian geografisnya tidak tetap melainkan berubah-
berubah. Dalam merencanakan banjir rancangan ditetapkan jangan terlalu kecil agar
tidak terlalu sering terjadi ancaman kerusakan bangunan atau daerah sekitarnya.
Merencanakan banjir rancangan ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan
hidroekonomis yaitu didasarkan terutama pada :
1. Besarnya kerugian yang timbul jika bangunan rusak oleh karena banjir dan
sering tidaknya kerusakan terjadi.
2. Umur ekonomis bangunan.
3. Biaya bangunan.
Curah hujan yang tecatat di Stasiun pencatat hujan adalah hujan titik atau hujan
yang terjadi disekitar Stasiun pencatat hujan berada, karena intensitas curah hujan
sangat bervariasi terhadap suatu tempat atau kawasan, maka dibutuhkan nilai rata–rata
dan curah hujan harian maksimum kawasan dari beberapa Stasiun pencatat hujan yang
ada dalam wilayah tersebut.
Setelah diketahui curah hujan harian maksimum, maka dilanjutkan dengan
memilih distribusi yang akan dipakai untuk menganalisa besarnya banjir. Untuk
menganalisa probabilitas banjir biasanya dipakai distribusi Log Pearson Type III.
Metode Log Person Type III
Cara yang paling teliti sampai saat ini adalah dengan metode Log Pearson Type
III. Akan tetapi setiap metode mempunyai kelebihan masing-masing sesuai dengan
daerah cakupan.
Metode ini dianggap yang paling baik karena metoda ini sesuai dengan keadaan
di lapangan (aktual). Menurut Ir. C. D Soemarto B.I.E Dipl. H dalam buku “Hidrologi
Teknik” terbitan Erlangga Jakarta, parameter-parameter statistik yang diperlukan untuk
metode Log Pearson Type III ini adalah sebagai berikut:
Harga rata-rata
Standart Deviasi
Koefisien Kemencengan (Cs)
9
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Untuk menghitung banjir rancangan dalam praktek The Hidrology Committee
of The Water Resources Council USA, menganjurkan untuk langkah awal
transformasikan data keharga-harga logaritmanya, kemudian menghitung parameter-
parameter statistiknya, karena transformasinya kedalam bentuk logaritma, maka
metode ini disebut Log Pearson Type III.
Harga rata-rata:
n
∑ Logxi
Logxi= i=1
n
Standart deviasi:
n
S=
√ ∑ ( log xi−log xi )2
i=1
n−1
Cari anti log dari log Q untuk mendapatkan hujan rancangan dengan waktu balik
yang dikehendaki Qt.
Dimana :
S = Standart deviasi
10
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
2.2.3 Waktu Konsentrasi
Waktu konsentrasi adalah waktu yang dibutuhkan air untuk mengalir dari titik
terjauh menuju ke titik tinjauan.
L
Tc = 0,0195 [ ]
√S
0,77
Dimana :
S = Kemiringan saluran
Rumus Monorobe :
R 24 24
I=
24 Tc ( ) 2/3
Dimana :
R24 = Curah hujan rancangan (mm)
Tc = Waktu konsentrasi (jam)
mm
I = Intensitas curah hujan ( )
jam
2.2.5 Koefisien Pengaliran
Koefisien Pengaliran yang menunjukan persentase kualitas curah hujan yang
menjadi aliran permukaan dari curah hujan total setelah mengalami infiltrasi. Nilai-nilai
koefisien bisa dilihat dari tabel berikut ini:
11
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
12
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
0.20 -0.25
0.13 -
Tanah berat datar 2% Padang rumput
0.17
0.18 - 0.15
Tanah berat agak rata 2-7% Tanah berat
0.22 -0.45
0.25 - 0.05
Tanah berat miring 7% Berpasir
0.35 -0.25
0.05
Tanah pertanian 0 – 30 % Hutan atau bervegetasi
-0.25
0.30 -
Tanah kosong Tanah tidak produktif
0.60
0.20 - 0.70
Rata Rata kedap air
0.50 -0.90
0.25 - 0.50
Kasar Kasar
0.60 -0.70
Sumber : MC GUEN,1989, Sistem Drainase Perkotaan Berkelanjutan ( hal 80-81)
13
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Debit domestik adalah banyaknya air yang berasal dari aktivitas manusia,
seperti pembuangan air limbah rumah tangga. Untuk menghitung besarnya debit rumah
tangga maka dapat digunakan rumus:
Rumus yang digunakan untuk menghitug debit total adalah sebagai berikut:
QTotal=¿
Dimana:
Qtotal = Debit air total (m3/dtk)
QRT = Debit air rumah tangga (m3/dtk)
Qair hujan = Debit air hujan (m3/dtk).
14
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Untuk penampang berbentuk trapesium luas penampang basah (A), keliling basah
(P) dan tinggi total saluran dihitung dengan persamaan (Triatmodjo, 2008) :
15
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Dimana:
Ykaps = Tinggi aliran maksimum yang direncanakan (m)
B = Lebar dasar saluran (m)
m = Faktor kemiringan saluran
F = Tinggi jagaan (m)
16
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Tabel. 2.2 Nilai kekasaran Manning
1
Luas penampang (A) = . ( t )−sin ∅ . do2
2
1
Keliling basah (P) = . ∅ . do
2
1 2 /3 1 /2
Kecepatan aliran (V) = . R .S
n
A
Jari-jari hidrolis (R) =
P
Tinggi jagaan = 25 % . h
Analisa Gorong-Gorong
17
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
a. Debit Analisa ( Q = m3/detik )
Q = V.A
b. Tinggi Jagaan ( W )
W = 0,25 h
Keadaan aliran pada gorong-gorong yaitu kendali inlet dan kendali outlet.
untuk mendimensi gorong-gorong yaitu perlu dihitungkan antara lain :
c. Luas penampang gorong-gorong
A = b. y
d. Kemiringan dasar gorong-gorong
N = 1/n . R2/3 . I ½
R = A/p = (b.y)/(b+2y)
e. Kecepatan aliran gorong-gorong
Q = V. A
Menurut Standar yang ada, untuk tinggi jagaan pada gorong-gorong ( I ) = 5%
- 30% dan muka air serta kecepataan aliran pada gorong-gorong di pengaruhi oleh
kemiringan dasar yang disebabkan oleh pemasukan, gesekan, pengeluaran dan kisi-kisi.
18
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Dalam perencanaan suatu saluran irigasi maupun drainase kita jaga harus
memperhatikan ketentuan yang ada yaitu sebagai berikut :
Tinggi Jagaan (Fre Board)
Fungsi jagaan digunakan untuk menjaga adanya faktor-faktor yang kemungkinan
adanya penambahan debit, Berikut besar tinggi jagaan untuk masing-masing
saluran:
Saluran primer : 0,20 – 0,30 m (w = 0,8 m - 1 m)
Saluran sekunder : 0,10 – 0,20 m (w ≥ 0,5 m)
Saluran tersier : 0,10 m (w ≥ 0,3 m)
Tinggi Air (h)
Tinggi air harus (h) ≥ 1,5 m
Lebar Dasar Saluran
Lebar dasar saluran harus ≥ 0,10 m
Kemiringan Dasar Saluran (I)
Saluran primer I = 1 ; 1,5 - 1 : 1,2
Saluran sekunder I = 1 : 1 - 1 : 1,5
Saluran tersier I=1:1
Kemiringan Talud
Besarnya kemiringan talud disesuaikan dengan ruang yang tersedia (lebar
tanah) dan juga kestabilan tanahnya. Untuk kemiringan talud direncanakan
0,33 – 0,25 untuk saluran lining (pasangan) dan 1,00 – 0,33 untuk saluran
tanah. Untuk kondisi-kondisi tertentu talud tegak dapat diterapkan.
Koefisien Kekasaran Manning
Besarnya koefisien kekasaran Manning (n) diambil dari tabel koefisien
kekasaran manning, sesuai dengan kondisi dan dinding salurannya.
- Kecepatan Aliran (v)
Kecepatan aliran tidak boleh terlalu cepat dan tidak boleh terlalu lambat,
karena apabila terlalu cepat saluran akan tergerus dan apabila terlalu lambat
akan terjadi pengendapan dan mudah ditumbuhi tumbuhan.
Digunakan 0,6-1,5 m/dtk
2.5.1 Rencana Penanganan
19
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Upaya untuk mengatasi masalah-masalah drainase adalah dengan upaya
menangkal penyebab banjir yang ada dan pada prinsipnya dapat dibagi menjadi dua hal
utama, yaitu:
1. Menerapkan Teknis Hidraulik Yang Benar
Penerapan aspek hidraulik ini merupakan upaya untuk menangani masalah
drainase yang diakibatkan karena keadaan alam yang ada. Penerapan teknik
hidraulik dimaksud antara lain meliputi:
A. Kegiatan perencanaan agar selalu berpedoman pada kriteria hidrologi, kriteria
hidraulika dan kriteria struktur yang ada.
B. Kegiatan pelaksanaan pembangunan, agar selalu berpedoman pada peraturan-
peraturan pelaksanaan, spesifikasi administrasi, spesifikasi teknik dan gambar-
gambar perencanaan yang ada.
C. Kegiatan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan agar selalu berpedoman pada
kriteria sistem drainase perkotaan dan peraturan-peraturan pelaksanaan operasi
dan pemeliharaan yang ada.
2. Pembenahan Aspek Non Struktural
Pembenahan aspek non-struktural ini merupakan upaya penanganan pada
permasalahan-permasalahan yang diakibatkan oleh tingkah laku manusia
dalam pembangunan sistem drainase perkotaan, sehingga perlu adanya
pembenahan. Pembenahan yang dimaksud diantaranya meliputi:
A. Pemantapan perundangan dengan persampahan, perumahan, peil banjir,
masterplan drainase dan lain-lain.
B. Pemantapan organisasi pengelola yang ada secara berkesinambungan.
C. Penyediaan dana yang mencukupi, baik untuk pembangunan maupun
untuk biaya operasi dan pemeliharaan.
D. Peningkatan peran serta masyarakat dan peran serta swasta dalam
penanganan drainase perkotaan, dll.
2.5.2 Rencana Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan
Sumur Resapan
Bangunan sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air
berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk
sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat
20
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
menampung air hujan yang jatuh di atas atap rumah atau daerah kedap air dan
meresapkannya ke dalam tanah.
Sumur resapan berfungsi memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara
menginjeksikan air hujan ke dalam tanah. Sasaran lokasi adalah daerah
peresapan air di kawasan budidaya, permukiman, perkantoran, pertokoan,
industri, sarana dan prasarana olah raga serta fasilitas umum lainnya.
Bentuk dan jenis bangunan sumur resapan dapat berupa bangunan sumur
resapan air yang dibuat segiempat atau silinder dengan kedalaman tertentu dan dasar
sumur terletak di atas permukaan air tanah. Berbagai jenis konstruksi sumur resapan
adalah:
21
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
1. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur tanpa diisi batu
belah. maupun ijuk (kosong).
2. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur diisi dengan batu
belah dan ijuk.
3. Sumur dengan susunan batu bata, batu kali atau bataki di dinding sumur,
dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk atau kosong.
4. Sumur menggunakan buis beton di dinding sumur.
5. Sumur menggunakan blawong (batu cadas yang dibentuk khusus untuk
dinding sumur).
Konstruksi-konstruksi tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-
masing, pemilihannya tergantung pada keadaaan batuan / tanah (formasi batuan dan
struktur tanah).
Pada tanah / batuan yang relatif stabil, konstruksi tanpa diperkuat dinding sumur
dengan dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk tidak akan membahayakan
bahkan akan memperlancar meresapnya air melalui celah-celah bahan isian
tersebut.
Pada tanah/batuan yang relatif labil, konstruksi dengan susunan batu bata/batu
kali/batako untuk memperkuat dinding sumur dengan dasar sumur diisi batu belah
dan ijuk akan lebih baik dan dapat direkomendasikan.
Pada tanah dengan / batuan yang sangat labil, konstruksi dengan menggunakan
buis beton atau blawong dianjurkan meskipun resapan air hanya berlangsung pada
dasar sumur saja.
22
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Bangunan pelengkap lainnya yang diperlukan adalah bak kontrol, tutup sumur
resapan dan tutup bak kontrol, saluran masukan dan keluaran / pembuangan (terbuka
atau tertutup) dan talang air (untuk rumah yang bertalang air). Dirjen Cipta Karya
Departemen Pekerjaaan Umum menetapkan data teknis sumur resapan air sebagai
berikut :
1. Ukuran maksimum diameter 1,4 meter.
2. Ukuran pipa masuk diameter 110 mm.
3. Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm.
4. Ukuran kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter.
5. Dinding dibuat dari pasangan bata atau batako dari campuran 1 semen : 4
pasir tanpa plester.
6. Rongga sumur resapan diisi dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm.
7. Penutup sumur resapan dari plat beton tebal 10 cm dengan campuran 1
semen : 2 pasir : 3 kerikil.
Berkaitan dengan sumur resapan ini terdapat SNI No: 03- 2453-2002 tentang Tata Cara
Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan. Standar ini
menetapkan cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan
termasuk persyaratan umum dan teknis mengenai batas muka air tanah (mat), nilai
permeabilitas tanah, jarak terhadap bangunan, perhitungan dan penentuan sumur
resapan air hujan. Air hujan sdslsh sir hujan yang ditampung dan diresapkan pada
sumur resapan dari bidang tadah.
Persyaratan umum yang harus dipenuhi antara lain sebagai berikut:
1. Sumur resapan air hujan ditempatkan pada lahan yang relatif datar;
2. Air yang masuk ke dalam sumur resapan adalah air hujan tidak tercemar;
3. Penetapan sumur resapan air hujan harus mempertimbangkan keamanan
bangunan sekitarnya;
4. Harus memperhatikan peraturan daerah setempat;
5. Hal-hal yang tidak memenuhi ketentuan ini harus disetujui Instansi yang
berwenang.
Persyaratan teknis yang harus dipenuhi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Ke dalam air tanah minimum 1,50 m pada musin hujan;
23
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
2. Struktur tanah yang dapat digunakan harus mempunyai nilai permebilitas
tanah ≥ 2,0 cm/jam.
3. Jarak penempatan sumur resapan air hujan terhadap bangunan adalah: (a)
terhadap sumur air bersih 3 meter, sumur resapan tangki septik 5 meter dan
terhadap pondasi bangunan 1 meter.
Ada beberapa metode yang dipakai untuk menentukan ukuran sumur resapan. Berikut
ini akan digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sunjoto (1988). Faktor Geometrik Faktor
geometrik adalah mewakili keliling serta luas tampang sumur, gradien hidraulik, keadaan
perlapisan tanah serta kedudukan sumur terhadap perlapisan tersebut serta porositas dinding
sumur dinyatakan dalam besaran radius sumuran.Faktor geometrik sumur resapan untuk
kondisi yang berbeda dapat dilihat pada Gambar.
24
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
25
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Secara teoritis, volume dan efisiensi sumur resapan dapat dihitung berdasarkan
keseimbangan air yang masuk ke dalam sumur dan air yang meresap ke dalam tanah dan
dapat dituliskan sebagai berikut:
1. Kapasitas sumur resapan
V sumur =1 4 . π . R2 . H
Dimana:
Vsumur = Kapasitas sumur resapan (m3)
H = Kedalaman sumur resapan (m)
R = Jari-jari sumur resapan (m)
2. Debit air masuk sumur resapan
H. F. K
Qsumur = F . K .T
1−e
[ π . R2 ]
Dimana:
26
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Qsumur = Debit air masuk sumur resapan (m3/detik)
F = Faktor geometrik saluran per satuan panjang (m)
K = Koefisien permeabilitas tanah (m/detik)
H = Kedalaman sumur resapan (m)
T = Waktu pengaliran (detik)
R = Jari-jari sumur resapan (m)
Dimana:
Qresap = Depit resapan (m3/detik)
27
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Vsumur = Kapasitas sumur resapan (m3)
Qresap = Debit resap sumur resapan (m3/detik)
28
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
29
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metodologi
Kegiatan pengelolaan data ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu : tahapan
pengambilan data, tahapan perencanaan, dan tahapan analisa data.
30
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
secara hidrologi yang dalam hal ini mengukur besarnya debit puncak yang mengalir
melalui saluran tersebut.
31
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
8. Genangan air yang terjadi diselesaikan dengan mendesain ulang saluran drainase
dan menerapkan metode berwawasan lingkungan dengan teknik biopori pada
saluran drainase.
9. Memberikan kesimpulan dan saran.
3.4 Bagan Alir (Flow Chart) Dalam Pemecahan Drainase Perkotaan
START
Perhitungan
Limbah Kapasitas
Debit
Rumah Saluran (Qs)
Rancangan
Tangga (Q2)
(Q1)
Jaringan
Drainase
Berwawasan
Lingkungan
Debit Banjir Ya
Rancangan Qr < Normalitas
Qr = (Q1 + Qs Saluran
Q2) - 80% Ya
(Biopori)
Tidak
Tidak
Pembuatan Sumur
Resapan
Kesimpulan
32
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
SELESAI
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Misal A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar 1, A2 adalah luas daerah
pos penakar 2, dan seterusnya.
A 1. d 1+ A 2. d 2 … An . dn
D= A
n
Ai . di
=∑
i A
Ai
jika =pi yang merupakan prosentase luas maka
A
d=∑ ❑pi.di
1
jika Ai/A=Pi, merupakan prosentase luas pada pos 1 yang jumlahnya untuk seluruh
luas daerah 100% maka :
A1d1+A2d2+....+Andn
d=
A1 + A2 + .... + An
Dimana :
A = Luas daerah
33
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
d = tinggi curah hujan rata-rata
125,12
% Sta. Lowokwaru = = 0,539
67 ,38
125,12
% Sta.Tulusrejo = = 0,168
20,99
125,12
% Sta.Jatimulyo = = 0,294
36,75
34
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Curah Hujan Harian Maksimum
Poligon Thiessen
Hari Yang Sama
Tahun
Sta Porong Sta Prambon Sta Gempol
(mm)
0,539 0,168 0,294
2005 98 44 49 74,549
2006 130 0 0 70,008
2007 105 80 26 77,602
2008 0 163 25 34,688
2009 40 115 103 71,086
2010 30 175 117 79,879
2011 0 133 26 29,949
2012 15 42 91 41,852
2013 135 0 11 75,932
2014 24 99 62 47,743
4.1.2 Perhitungan curah hujan rancangan dengan metode log person III
2 3
No Tahun Xi ( mm ) log xi (log xi - log ẍ) (log xi – log ẍ) (log xi – log ẍ)
1 2005 74,549 1,872 0,117 0,013575 0,001582
2 2006 70,008 1,845 0,089 0,007960 0,000710
3 2007 77,602 1,890 0,134 0,017942 0,002403
4 2008 34,688 1,540 -0,216 0,046549 -0,010043
5 2009 71,086 1,852 0,096 0,009189 0,000881
6 2010 79,879 1,902 0,147 0,021463 0,003144
7 2011 29,949 1,476 -0,280 0,078149 -0,021847
8 2012 41,852 1,622 -0,134 0,018013 -0,002417
9 2013 75,932 1,880 0,124 0,015499 0,001930
10 2014 47,743 1,679 -0,077 0,005932 -0,000457
Σ 603,287 17,559 0,000 0,234 -0,0241
Perhitungan :
∑ log xi
1 Rata-rata : log xi=
n
17,559
¿ = 1,756
10
35
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
2 Standar deviasi : Sd=√ ∑ ¿ ¿ ¿
0,234
=
√ 9
= 0,161
3 Koefisien kemencengan/kemiringan
10
C s=∑ ¿ ¿ ¿
❑
10(−0,0241)
3
= 9.8.0 ,161
= -0,798
CS K, 2th
-0,7 0,116
-0,798 K
-0,8 0,132
(0,132−(0, 116))
0,116+ x(−0,8−(-0,7))
harga k = (−0,8 )−(−0,7 )
= 0,116
log x = log xi + k * Sd
log x2 =1,756 + 0,116 * 0,161 = 1,775
R2th = 59,526 mm
Tabel 4.1.2.2 Hasil Perhitungan Curah Hujan RancanganMetode Log Pearson III
36
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
37
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
4.1.3 UJI KESESUAIAN DISTRIBUSI
Analisa Curah Hujan Rancangan Distribusi Dengan Metode EJ. GUMBEL III
dan Metode LOG PEARSON III
N 10 10
Δ Max 0,169 0,0102
A 5% 5%
ΔCr 0,41 0,41
Hipotesa Diterima Diterima
N 10 10
α 5% 5%
X2 hitung 0,3 2,1
X2 standart 3,841 3,841
Hipotesa Diterima Diterima
Dari perhitungan table yang telah dilakukan diatas maka data curah hujan
yang digunakan untuk perhitungan selanjutnya adalah data curah hujan yang telah
dihitung dengan menggunakan Metode Log Pearson III, Karena data curah hujan
hasil perhitungan menggunakan Metode Log Pearson III adalah yang terkecil, dan
dari hasil yang dilakukan data ini layak untuk digunakan.
38
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
4.2 Data Saluran
Elevasi
Nama Jalan Saluran Panjang saluran Saluran
Awal Akhir
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 431,95 431,85 47,247 tersier
Gg. II D I (1) Kanan 431,85 431,03 37,830 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 431,54 431,03 21,235 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 431,85 431,70 22,480 tersier
Gg. II D II (1) Kanan 431,70 431,01 40,012 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 431,03 430,00 19,463 tersier
Gg. II D I (2) Kiri 431,85 431,03 38,078 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 431,70 431,30 25,926 tersier
Gg. II D III (1) Kanan 431,30 431,00 44,840 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 431,00 430,00 22,741 tersier
Gg. II D II (2) Kiri 431,70 431,01 40,300 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 431,30 430,97 34,108 tersier
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 430,97 430,65 43,273 Primer
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 431,00 430,65 30,473 tersier
Gg. II D III (2) Kiri 431,30 431,00 44,840 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 431,54 431,01 64,688 tersier
Gg. II E I (1) Kanan 431,00 430,03 67,322 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 431,00 430,65 30,425 tersier
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 430,65 430,00 103,129 Primer
Gg. II E I (2) Kiri 431,00 430,03 68,618 tersier
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 430,80 429,90 103,256 tersier
Garis bantu (1) Kanan 429,90 428,71 227,007 tersier
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 428,90 428,71 101,568 tersier
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 430,00 429,00 247,383 Primer
39
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Dan untuk peta jaringannya sebaai berikut :
SAL. TERSIER
Kanan
JL. S.SUPRIYADI
SAL. SEKUNDER Kanan Gg.II D
SAL. TERSIER
JL. S.SUPRIYADI
Gg.II D JL. S.SUPRIYADI Kanan
SAL. TERSIER Gg.II D
JL. S.SUPRIYADI
Gg.II D
SAL. TERSIER
Kanan
SAL. TERSIER
Kanan
Kiri
Gg.II D I
D II
JL. S.SUPRIYADI
Gg.II D
Gg.II D I
Gg. II
JL. S.SUPRIYADI Gg.II D I
Gg.II E
Gg.II D II
Kiri
Kanan
Kiri
Gg.II D II
SAL. TERSIER
D III
Kanan
SAL. TERSIER
Kiri
Kanan
Gg.II D III
Gg. II
Gg.II D III
Kiri
JL. S.SUPRIYADI
Gg.II E SAL. TERSIER JL. S. SUPRIYA
DI SAL. PRIMER
SAL. TERSIER
Kanan Kiri
JL. S.SUPRIYADI
Gg.II E
Kanan Kiri
Kiri
JL. S.SUPRIYADI
Kanan Gg.II E
JL. S.S
UP RIY
ADI Gg Kiri
.II E
Kan an
JL. S.SUPRIYADI Kiri
SAL. SEKUNDER Gg.II E
JL
Kanan
JL. S.SUPRIYADI
.S
Gg.II E
.S
UP
RI
YA
SAL. TERSIER
DI
Gg.II E I
GA
Gg.II E I
II
Kanan
Kiri
JL. S. SUPRIYA
DI
Kan an
Kiri
SAL. PRIMER
ADI
RIY
SUP
.
JL. S
JL. S. SUPRIYA
DI
Garis bantu
ADI
Kanan
RIY
Kiri
. SUP
JL. S
SAL. PRIMER
JL. S.SUPRIYADI
IX
JL. S.S
UPRIY
ADI IX
Kanan
40
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Berdasarkan data di lapangan dan harga koefisien pengaliran, maka besarnya debit
limpahan adalah :
Beda Elevasi
Nama Jalan Saluran Awal Akhir Hasil Saluran
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 431,95 431,85 0,10 tersier
Gg. II D I (1) Kanan 431,85 431,03 0,82 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 431,54 431,03 0,51 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 431,85 431,70 0,15 tersier
Gg. II D II (1) Kanan 431,70 431,01 0,69 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 431,03 430,00 1,03 tersier
Gg. II D I (2) Kiri 431,85 431,03 0,82 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 431,70 431,30 0,40 tersier
Gg. II D III (1) Kanan 431,30 431,00 0,30 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 431,00 430,00 1,00 tersier
Gg. II D II (2) Kiri 431,70 431,01 0,69 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 431,30 430,97 0,33 tersier
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 430,97 430,65 0,32 Primer
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 431,00 430,65 0,35 tersier
Gg. II D III (2) Kiri 431,30 431,00 0,30 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 431,54 431,01 0,53 tersier
Gg. II E I (1) Kanan 431,00 430,03 0,97 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 431,00 430,65 0,35 tersier
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 430,65 430,00 0,65 Primer
Gg. II E I (2) Kiri 431,00 430,03 0,97 tersier
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 430,80 429,90 0,90 tersier
Garis bantu (1) Kanan 429,90 428,71 1,19 tersier
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 428,90 428,71 0,19 tersier
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 430,00 429,00 1,00 Primer
Contoh Perhitungan :
L1 = Awal - akhir
L1 = 431,95 - 431,85
L1 = 0,10 m
Kemiringan Dasar
41
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Nama Jalan Saluran Beda Elevasi Panjang saluran Hasil Saluran
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,10 47,247 0,00211654 tersier
Gg. II D I (1) Kanan 0,82 37,83 0,02167592 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,51 21,235 0,02401695 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,15 22,48 0,0066726 tersier
Gg. II D II (1) Kanan 0,69 40,012 0,01724483 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 1,03 19,463 0,05292093 tersier
Gg. II D I (2) Kiri 0,82 38,078 0,02153474 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,40 25,926 0,01542853 tersier
Gg. II D III (1) Kanan 0,30 44,84 0,00669045 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 1,00 22,741 0,04397344 tersier
Gg. II D II (2) Kiri 0,69 40,3 0,01712159 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,33 34,108 0,00967515 tersier
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 0,32 43,273 0,00739491 Primer
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,35 30,473 0,01148558 tersier
Gg. II D III (2) Kiri 0,30 44,84 0,00669045 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,53 64,688 0,00819317 tersier
Gg. II E I (1) Kanan 0,97 67,322 0,01440837 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,35 30,425 0,0115037 tersier
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 0,65 103,129 0,00630279 Primer
Gg. II E I (2) Kiri 0,97 68,618 0,01413623 tersier
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,90 103,256 0,0087162 tersier
Garis bantu (1) Kanan 1,19 227,007 0,00524213 tersier
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,19 101,568 0,00187067 tersier
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 1,00 247,383 0,00404231 Primer
Contoh Perhitungan :
H
S=
L
0,10
S=
47,247
S = 0,002
42
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Waktu Konsentrasi
Nama Jalan Saluran Kemiringan Panjang saluran Nilai Tc Saluran
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,00211654 47,247 0,06773071 tersier
Gg. II D I (1) Kanan 0,02167592 37,83 0,02765669 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,02401695 21,235 0,02658595 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,0066726 22,48 0,04353093 tersier
Gg. II D II (1) Kanan 0,01724483 40,012 0,03020215 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,05292093 19,463 0,01961349 tersier
Gg. II D I (2) Kiri 0,02153474 38,078 0,02772635 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,01542853 25,926 0,03152438 tersier
Gg. II D III (1) Kanan 0,00669045 44,84 0,04348616 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,04397344 22,741 0,02106314 tersier
Gg. II D II (2) Kiri 0,01712159 40,3 0,03028566 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,00967515 34,108 0,03772883 tersier
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 0,00739491 43,273 0,04184199 Primer
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,01148558 30,473 0,03531772 tersier
Gg. II D III (2) Kiri 0,00669045 44,84 0,04348616 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,00819317 64,688 0,04022281 tersier
Gg. II E I (1) Kanan 0,01440837 67,322 0,03236569 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,0115037 30,425 0,03529629 tersier
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 0,00630279 103,129 0,04449708 Primer
Gg. II E I (2) Kiri 0,01413623 68,618 0,03260416 tersier
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,0087162 103,256 0,03927585 tersier
Garis bantu (1) Kanan 0,00524213 227,007 0,04776844 tersier
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,00187067 101,568 0,07102852 tersier
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 0,00404231 247,383 0,05279574 Primer
Rata-rata 0,033912
Contoh Perhitungan :
0,0195 L
Tc =
60 ( )
×
√S
0,77
0,0195 47,25
×(
√ 0,046 )
Tc = 0,77
60
Tc = 0,0677
43
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Intensitas Hujan
Untuk intensitas hujan tersier menggunakan kala ulang 2 tahun dan
untuk sekunder dan primer menggunakan kala ulang 10 tahun.
Kala ulang :
2 tahun = 68,42 (tersier)
5 tahun = 73,44
20 tahun = 93,03
10 = X
H1 = 66,633
H2 = 73,990
B1 = 10 – 5 = 5
B2 = 20 – 5 = 15
B1
X = H 1− × ( H 1−H 2 )
B2
5,00
X = 66,633− × ( 66,633−88,705 )
15,00
X = 73,990
44
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Nama Jalan Saluran Nilai Tc Intensitas Saluran
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,06773071 124,20 tersier
Gg. II D I (1) Kanan 0,02765669 225,65 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,02658595 231,67 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,04353093 166,76 tersier
Gg. II D II (1) Kanan 0,03020215 212,79 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,01961349 352,70 tersier
Gg. II D I (2) Kiri 0,02772635 280,01 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,03152438 257,04 tersier
Gg. II D III (1) Kanan 0,04348616 207,43 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,02106314 336,32 tersier
Gg. II D II (2) Kiri 0,03028566 264,01 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,03772883 228,03 tersier
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 0,04184199 212,83 Primer
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,03531772 238,29 tersier
Gg. II D III (2) Kiri 0,04348616 207,43 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,04022281 218,50 tersier
Gg. II E I (1) Kanan 0,03236569 252,57 tersier
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,03529629 238,39 tersier
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 0,04449708 204,28 Primer
Gg. II E I (2) Kiri 0,03260416 251,34 tersier
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,03927585 222,00 tersier
Garis bantu (1) Kanan 0,04776844 194,84 tersier
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,07102852 149,56 tersier
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 0,05279574 182,27 Primer
Contoh Perhitungan :
R 24 24
I= ( )
24 tc
2/3
59,526 24
I=
24 ( 0,0677 )
2 /3
I = 124,20
45
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
4.2.2 Menghitung koefisien pengaliran
46
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
4.2.3 Mencari Debit Rumah Tangga
Debit pengeluaran dari rumah tangga di Kec. Sukun Kel. Sukun, memiliki standart
penghuni di dalam satu rumah ada 6 orang dan setiap orang membutuhkan 60 Liter/harinya,
maka yang di perhitungkan :
Contoh perhitungan :
Qrt : banyak rumah x luas daerah x std penduduk x kebutuhan air x 70%
Ket : Untuk di Debit rumah tangga kenapa hanya digunakan hanya 70%, karena untuk
penggunaan sumur resapan sebisa mungkin dapat meresap sampai 30% dari rumah tangga.
47
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
Debit Aliran
Nama Jalan Saluran Debit Aliran Q-20% Qrt Qt = Q+Qrt Qt-80% (Biopori)
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,01245561 0,00249112 0,0000000015 0,0024911242 0,001992899
Gg. II D I (1) Kanan 0,01334775 0,00266955 0,0000000006 0,0026695501 0,00213564
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,01207468 0,00241494 0,0000000004 0,0024149357 0,001931949
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,00330658 0,00066132 0,0000000001 0,0006613155 0,000529052
Gg. II D II (1) Kanan 0,01078382 0,00215676 0,0000000003 0,0021567633 0,001725411
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,00566561 0,00113312 0,0000000001 0,0011331224 0,000906498
Gg. II D I (2) Kiri 0,01460353 0,00292071 0,0000000003 0,0029207065 0,002336565
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,00760924 0,00152185 0,0000000001 0,0015218482 0,001217479
Gg. II D III (1) Kanan 0,01199481 0,00239896 0,0000000004 0,0023989634 0,001919171
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,00748225 0,00149645 0,0000000001 0,0014964502 0,00119716
Gg. II D II (2) Kiri 0,01654371 0,00330874 0,0000000004 0,0033087422 0,002646994
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,0110585 0,0022117 0,0000000003 0,0022117005 0,00176936
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 0,01450377 0,00290075 0,0000000005 0,0029007546 0,002320604
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,00622636 0,00124527 0,0000000001 0,0012452719 0,000996217
Gg. II D III (2) Kiri 0,01580082 0,00316016 0,0000000006 0,0031601652 0,002528132
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,03990111 0,00798022 0,0000000041 0,0079802258 0,006384181
Gg. II E I (1) Kanan 0,04500606 0,00900121 0,0000000037 0,0090012161 0,007200973
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,00993322 0,00198664 0,0000000002 0,0019866433 0,001589315
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 0,04207664 0,00841533 0,0000000037 0,0084153322 0,006732266
Gg. II E I (2) Kiri 0,04009046 0,00801809 0,0000000017 0,0080180939 0,006414475
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,10320009 0,02064002 0,0000000293 0,0206400479 0,016512038
Garis bantu (1) Kanan 0,32355584 0,06471117 0,0000000299 0,0647111980 0,051768958
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,07216665 0,01443333 0,0000000065 0,0144333374 0,01154667
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 0,23407272 0,04681454 0,0000000904 0,0468146351 0,037451708
48
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
BAB V
DIMENSI SALURAN
49
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
1. Mencari Luasan
Nama Jalan Saluran B H (A) Saluran
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,3 0,22 0,066
Gg. II D I (1) Kanan 0,15 0,12 0,018
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,16 0,15 0,024
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,3 0,22 0,066
Gg. II D II (1) Kanan 0,15 0,12 0,018
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,16 0,15 0,024
Gg. II D I (2) Kiri 0,15 0,12 0,018
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,3 0,22 0,066
Gg. II D III (1) Kanan 0,15 0,15 0,023
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,16 0,15 0,024
Gg. II D II (2) Kiri 0,15 0,12 0,018
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,3 0,22 0,066
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 1,00 1,2 1,200
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,16 0,15 0,024
Gg. II D III (2) Kiri 0,15 0,15 0,023
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,16 0,15 0,024
Gg. II E I (1) Kanan 0,2 0,2 0,040
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,16 0,15 0,024
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 1,65 1,55 2,558
Gg. II E I (2) Kiri 0,2 0,2 0,040
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,25 0,3 0,075
Garis bantu (1) Kanan 0,52 0,44 0,229
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,55 0,5 0,275
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 1,65 1,55 2,558
Contoh Perhitungan :
A=BxH
A = 0,3 x 0,22
A = 0,066 m2
50
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
2. Mencari penampang basah
Nama Jalan Saluran B H K. Basah (P)
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,3 0,22 0,74
Gg. II D I (1) Kanan 0,15 0,12 0,39
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,16 0,15 0,46
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,3 0,22 0,74
Gg. II D II (1) Kanan 0,15 0,12 0,39
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,16 0,15 0,46
Gg. II D I (2) Kiri 0,15 0,12 0,39
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,3 0,22 0,74
Gg. II D III (1) Kanan 0,15 0,15 0,45
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,16 0,15 0,46
Gg. II D II (2) Kiri 0,15 0,12 0,39
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,3 0,22 0,74
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 1,00 1,2 3,4
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,16 0,15 0,46
Gg. II D III (2) Kiri 0,15 0,15 0,45
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,16 0,15 0,46
Gg. II E I (1) Kanan 0,2 0,2 0,6
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,16 0,15 0,46
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 1,65 1,55 4,75
Gg. II E I (2) Kiri 0,2 0,2 0,6
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,25 0,3 0,85
Garis bantu (1) Kanan 0,52 0,44 1,4
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,55 0,5 1,55
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 1,65 1,55 4,75
Contoh Perhitungan :
P=B+[Hx2]
P = 0,3 + [ 0,22 x 2 ]
P = 0,74 m
51
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
3. Mencari jari-jari hidrolis
Nama Jalan Saluran K. Basah (P) (A) Saluran R
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,74 0,066 0,089189189
Gg. II D I (1) Kanan 0,39 0,018 0,046153846
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,46 0,024 0,052173913
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,74 0,066 0,089189189
Gg. II D II (1) Kanan 0,39 0,018 0,046153846
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,46 0,024 0,052173913
Gg. II D I (2) Kiri 0,39 0,018 0,046153846
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,74 0,066 0,089189189
Gg. II D III (1) Kanan 0,45 0,0225 0,05
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,46 0,024 0,052173913
Gg. II D II (2) Kiri 0,39 0,018 0,046153846
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,74 0,066 0,089189189
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 3,4 1,2 0,352941176
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,46 0,024 0,052173913
Gg. II D III (2) Kiri 0,45 0,0225 0,05
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,46 0,024 0,052173913
Gg. II E I (1) Kanan 0,6 0,04 0,066666667
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,46 0,024 0,052173913
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 4,75 2,5575 0,538421053
Gg. II E I (2) Kiri 0,6 0,04 0,066666667
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,85 0,075 0,088235294
Garis bantu (1) Kanan 1,4 0,2288 0,163428571
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 1,55 0,275 0,177419355
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 4,75 2,5575 0,538421053
Contoh Perhitungan :
A
R=
P
0,066
R=
0,74
R = 0,089189 m
52
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
4. Mencari kecepatan aliran
Nama Jalan Saluran R S (V) kecepatan
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,089189189 0,002 0,612
Gg. II D I (1) Kanan 0,046153846 0,022 1,263
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,052173913 0,024 1,443
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,089189189 0,007 1,087
Gg. II D II (1) Kanan 0,046153846 0,017 1,126
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,052173913 0,053 1,071
Gg. II D I (2) Kiri 0,046153846 0,022 1,259
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,089189189 0,015 1,378
Gg. II D III (1) Kanan 0,05000000 0,007 0,740
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,052173913 0,044 0,976
Gg. II D II (2) Kiri 0,046153846 0,017 1,122
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,089189189 0,010 1,309
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 0,352941176 0,007 1,074
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,052173913 0,011 0,998
Gg. II D III (2) Kiri 0,05000000 0,007 0,740
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,052173913 0,008 0,843
Gg. II E I (1) Kanan 0,066666667 0,014 1,316
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,052173913 0,012 0,998
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 0,538421053 0,006 1,314
Gg. II E I (2) Kiri 0,066666667 0,014 1,303
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,088235294 0,009 1,234
Garis bantu (1) Kanan 0,163428571 0,005 1,443
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,177419355 0,002 0,910
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 0,538421053 0,004 1,052
53
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
v
v
v
Contoh Perhitungan :
1
V= x R 2/ 3 x S 1/ 2
n
1
V= x 0,092/ 3 x 0,00211/ 2
0,015
V = 0,61225 m/detik
54
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
5. Kapasitas saluran
Nama Jalan Saluran Luasan (A) Kecepatan (V) Debit (Q)
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,066 0,612 0,04040859
Gg. II D I (1) Kanan 0,018 1,263 0,02273222
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,024 1,443 0,03462166
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,066 1,087 0,07174775
Gg. II D II (1) Kanan 0,018 1,126 0,02027601
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,024 1,071 0,02569642
Gg. II D I (2) Kiri 0,018 1,259 0,02265808
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,066 1,378 0,09091631
Gg. II D III (1) Kanan 0,0225 0,740 0,01665198
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,024 0,976 0,02342363
Gg. II D II (2) Kiri 0,018 1,122 0,02020343
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,066 1,309 0,08639521
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 1,2 1,074 1,28841556
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,024 0,998 0,02394227
Gg. II D III (2) Kiri 0,0225 0,740 0,01665198
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,024 0,843 0,02022158
Gg. II E I (1) Kanan 0,04 1,316 0,0526278
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,024 0,998 0,02396115
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 2,5575 1,314 3,35946366
Gg. II E I (2) Kiri 0,04 1,303 0,05212844
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,075 1,234 0,09251848
Garis bantu (1) Kanan 0,2288 1,443 0,33011907
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,275 0,910 0,2503651
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 2,5575 1,052 2,69041172
Contoh Perhitungan :
Q=AxV
Q = 0,066 x 0,612
Q = 0,04040859 m3/detik
55
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
6. Tabel perbandingan
Nama Jalan Saluran Debit (Q) Pengukuran Debit (Qt) Pengukuran
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (1) kanan 0,04040859 > 0,002491124 OKE
Gg. II D I (1) Kanan 0,022732224 > 0,002669550 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (1) kiri 0,034621659 > 0,002414936 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (2) kanan 0,071747752 > 0,000661315 OKE
Gg. II D II (1) Kanan 0,020276015 > 0,002156763 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (2) kiri 0,025696422 > 0,001133122 OKE
Gg. II D I (2) Kiri 0,022658077 > 0,002920707 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (3) kanan 0,090916312 > 0,001521848 OKE
Gg. II D III (1) Kanan 0,016651975 > 0,002398963 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (3) kiri 0,023423627 > 0,001496450 OKE
Gg. II D II (2) Kiri 0,020203434 > 0,003308742 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II D (4) Kanan 0,08639521 > 0,002211700 OKE
Jl. S. Supriyadi (1) Kiri 1,288415559 > 0,002900755 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (4) Kiri 0,023942271 > 0,001245272 OKE
Gg. II D III (2) Kiri 0,016651975 > 0,003160165 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (5) kanan 0,020221576 > 0,007980226 OKE
Gg. II E I (1) Kanan 0,052627805 > 0,009001216 OKE
Jl. S. Supriyadi Gg. II E (6) Kanan 0,02396115 > 0,001986643 OKE
Jl. S. Supriyadi (2) kanan 3,359463662 > 0,008415332 OKE
Gg. II E I (2) Kiri 0,05212844 > 0,008018094 OKE
Jl. Simpang Sukun (1) Kiri 0,092518483 > 0,020640048 OKE
Garis bantu (1) Kanan 0,330119065 > 0,064711198 OKE
Jl. S. Supriyadi IX (1) Kanan 0,250365096 > 0,014433337 OKE
Jl. S. Supriyadi (3) kiri 2,690411725 > 0,046814635 OKE
56
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil survey yang telah penulis lakukan di Kelurahan Sukun Kec. Sukun yaitu
dengan melihat kondisi saluran dan mengukur dimensi saluran, kemudian melakukan
analisa secara analitis, maka penulis menyimpulkan tentang permasalahan genangan air
dijalan yang kami survey adalah sebagai berikut :
Sumber-sumber air yang mengalir ke titik genangan di Kelurahan Sukun Kec. Sukun
berasal dari curah hujan, pembuangan rumah tangga dan sedimentas di selokan.
Dari hasil perhitungan analisis hidrologi didapat curah hujan rencana dengan kala
ulang 2, 5 dan 10 tahun menggunakan metode Rasional
Dari hasil perhitungan analisa hidrolika didapat bahwa saluran pada Jalan S. Supriyadi
Gg. II D kanan, Jalan S. Supriyadi Gg. II E kiri, dan Jalan S. Supriyadi tidak dapat
menampung debit yang ada maka di perlukan revisi saluran berupa pembesaran dimensi.
Dari hasil perhitungan analisa hidrolika didapat bahwa saluran pada Jalan S. Supriyadi
Gg. II D Kiri, Jalan Simpang Sukun kanan dan kiri dapat menampung debit yang ada tetapi
terlalu over dimensi (terlalu besar) maka di perlukan revisi saluran berupa pengecilan
dimensi,
6.2 Saran
Dari analisis survey dan kesimpulan yang penulis lakukan, maka penulis akan
menyampaikan saran-saran untuk permasalahan tersebut, antara lain :
a. Saran non teknis
Masyarakat di sekitar daerah Kelurahan Jatimulyo memiliki kesadaran terhadap
lingkungan hidup, yang dimaksud disini ialah mampu menjaga kebersihan saluran
dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat terutama pada selokan ataupun
saluran. Sosialisasi yang dilakukan pihak pemerintah (instansi terkait) juga harus
diberikan kepada masyarakat sekitar Kelurahan Jatimulyo, khususnya mengenai
pentingnya saluran yang bersih
57
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
b. Saran Teknis
Membuat system drainase berwawasan lingkungan, dalam hal ini digunakan sumur
resapan dan biopori. Sumur resapan dibangun guna mengurangi debit air hujan yang
akan mengalir kesaluran drainase sehingga tidak terjadi lagi Q Total > Q Existing
yang dimana memerlukan perbaikan (pendimensian ulang) dan genangan disekitar
bahu jalan. Selain itu juga perlu dibuatnya tempat sampah di samping sepanjang jalan
agar menjadi tempat penampungan sementara agar sampah yang ada tidak dibuang ke
saluran drainase.
58
TUGAS BESAR DRAINASE KOTA 2017
LAMPIRAN
59