PERENCANAAN DRAINASE
Ulfandri (1822201034)
2020
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan pendidikan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah Perencanaan Draninase Perkotaan
1. Mengatur dan mengalirkan air limbah dan air yang berlebihan di suatu
permukiman / perkotaan agar tidak terjadi genangan
2. Menentukan sistim dan pola dari drainase yang akan direncanakan pada daerah
yang direncanakan
3. Memahami tujuan dibuatnya drainase
C. Rumusan Masalah
1. Merancang drainase
2. Mengetahui kecepatan aliram
3. Mengethaui berapa besar debit aliran dari drainase yang direncanakan
BAB II
LANDASAN TEORI
Drainase perkotaan / terapan merupakan sistem pengiringan dan pengaliran air dari
wilayah perkotaan yang meliputi :
1. Pemukiman
2. Kawasan Industri
5. Lapangan Olahraga
6. Lapangan Parkir
7. Pelabuhan Udara
b. Pengendalian kelebihan air permukaan dapat dilakukan secara aman, lancar dan
efisien serta sejauh mungkin dapat mendukung kelestarian lingkungan.
C. Menurut Fungsi
1. Single Purpose
2. Multy Purpose
1. Saluran Terbuka
Saluran untuk air hujan yang terletak di area yang cukup luas.
Juga untuk saluran air non hujan yang tidak mengganggu kesehatan
lingkungan.
2. Saluran Tertutup
A. Siku
B. Paralel
C. Grid Iron
Sama seperti pola siku, hanya sungai pada pola alamiah lebih besar.
E. Radial
F. Jaring-Jaring
Saluran Bentuk-bentuk saluran untuk drainase tidak jauh berbeda dengan saluran
irigasi pada umumnya. Dalam perancangan dimensi saluran harus diusahakan dapat
membentuk dimensi yang ekonomis, sebaliknya dimensi yang terlalu kecil akan
menimbulkan permasalahan karena daya tamping yang tidak memedai. Adapun
bentuk-bentuk saluran antara lain :
A. Trapesium
Pada umumnya saluran ini terbuat dari tanah akan tetapi tidak menutup
kemungkinan dibuat dari pasangan batu dan beton. Saluran ini memerlukan
cukup ruang. Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air
hujan serta air buangan domestik dengan debit yang besar.
Saluran ini terbuat dari pasangan batu dan beton. Bentuk saluran ini tidak
memerlukan banyak ruang dan areal. Berfungsi untuk menampung dan
menyalurkan limpasan air hujan serta air buangan domestik dengan debit yang
besar.
C. Segitiga
D. Setengah Lingkaran
Saluran ini terbuat dari pasangan batu atau dari beton dengan cetakan
yang telah tersedia. Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan
air hujan serta air buangan domestik dengan debit yang besar.
Gambar 2.10 Penampang Setengah Lingkaran
Kuantitas air hujan atau curah hujan (CH) adalah jumlah air yang jatuh di
permukaan tanah datar selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi
(mm) diatas permukaan horizontal bila tidak terjai evaporasi, aliran run off, dan
infiltrasi.
LOKASI PENELITIAN
3.1. Tempat Penelitian
Rimba Sekampung.
masalah pasang surut air laut yang terjadi di lokasi. Kondisi air pada drainase
dala kondisi lumayan naik daripada keadaan biasanya. Pasang surut air laut
mampet. Drainase di Jl. Semangka cenderung berukuran kecil, hal itu terjadi
400 cm dan bahu jalan masing-masing 100 cm. Total 600 cm.
permukaan jalan dan kondsi jalan ternyata sedikit lebih rendah daripada
drainasenya. Jika hujan deras terjadi, maka ini dapat menyebabkan banjir
yang tinggi dan berpotensi menggenangi pemukiman warga, SDN 001 dan
Jalan Cempedak.
Curah hujan Kota Dumai berkisar antara 1.600-3.200 mm selama
110-190 hari per tahun. Jumlah ini cukup tinggi dan membuat Kota Dumai
digenangi banjir jika hujan turun bersamaan dengan jadwal pasang surut air
laut.Pasang surut air laut terjadi karena Kota Dumai terletak di posisi pesisir
Jadi, inti penelitian ini membahas tentang banjir yang kerap terjadi
di sekitar Jalan Semangka karena kondisi drainase, elevasi jalan, curah hujan
yang tinggi, kestabilan aliran yang tidak stabil, sampah yang memenuhi
drainase, drainase yang kurang dalam, drainase yang aliran hulu sungai nya
terendam banjirnya. Walau melebarkan jalan menjadi hal yang tidak mungkin
Jalan Semangka dan adanya sekolah membuat drainase menjadi cepat kotor
atau mampet. Juga, harus melakukan reklamasi hulu sungai setahun dua kali
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Ch Max 293,4 279,0 425,0 372,8 270,0 375,0 376,0 263,0 324,3 405,0
Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kota Dumai
500,0
400,0
CH Max
300,0
200,0
Ch Max
100,0
0,0
2008 2009
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tahun
2
No. Tahun X X- X ( X-X )
Tahap perhitungan hasil analisa pada tabel 4.3. tersebut adalahh sebagai
berikut :
A. Data curah hujan maksimum tahunan sebanyak 10 tahun, diurut dari tahun
2008-2017.
B. Hasil analisa data curah hujan (X) tahun 2008-2017 diurut berdasarkan nilai
tahun, intensitas curah hujan paling tinggi terjadi pada tahun 2017 yaitu
3036.0100 mm
C. Mencari nilai curah hujan rata-rata ( X́ )
Dimana : X = Data curah hujan maksimum pertahun
X́ =
∑X
n
X́ =
65,2 + 400,8 + 551,3 + 1774,1 + 3205,8 + 5043,8 + 5622 + 19121,3 + 6403,2 + 624
[ 10 ]
3500,2
X́ = 349,9 mm
10
E. Standar Deviasi ( Sx )
51951,840
Sx = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿ = √ 10−1
= 75,976 mm
0,3665-0,4952
X2 = 349,9 + x 75,976
0,9496
= 349,9 -14,03
= 335,87 m3/jam
4.4. Debit
Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per
waktu. Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai
(DAS). Satuan debit yang digunakan adalah meter kubir per detik (m3/s). Debit
aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu
penampang melintang sungai per satuan waktu (Asdak,2002).
Pengertian dari debit air ialah suatu kecepatan aliran zat cait per satuan
waktu. Satuan debit ini biasanya digunakan untuk pengawasan kapasitas atau daya
tampung air yang ada pada sungai atau pada bendungan agar air yang ada dapat
dikendalikan.
Adapun debit untuk wilayah Dumai Barat sesuai dengan data koefisien
aliran, intensitas curah hujan dan luas wilayahnya adalah :
Pemukiman :
Q1 = 0,278 . C . I . A
= 107,85 m3/dtk
Perkebunan :
Q2 = 0,278 . C . I . A
= 49,30 m3/dtk
Qtotal = Q1 + Q2
= 107,85 + 49,30
= 157,17 m3/dtk
Penelitian existing Drainase / Penampang
Diketahui :
a rata-rata = 0,8 m
h rata-rata = 0,7 m
n = 0,015
= 0,8 x 0, 7
= 0,56 m2
P = a + 2h
= 0,8 + 2(0,7)
= 2,2
R = A/P
= 0,7 / 2,2
= 0,318 m
1 2 /3 1 /2
V= . R .S
n
1
= .(0,292)2/ 3 . (0,0015)1 /2
0,015
3
= 66,67 √ 0,2922 . √ 0,0015
Q=A.V
= 0,56 m2 . 1,1353m/dtk
= 0,636 m3/dtk
Diketahui :
Coba aliran kecepatan dasar saluran dengan ukuran lebar 1,5m dengan tinggi
1m
Kecepatan aliran pada dasar drainase = 0,0992 m/det ( OK tetapi terlalu rendah
alirannya untuk ukuran drainase selebar itu)
4.6 Dokumentasi Saluran Drainase
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
1. Koefisien aliran untuk wilayah Jalan Semangka dibagi menjadi dua bagian yaitu
pemukiman, perkebunan dan hutan dengan masing-masing persentase wilayah 50%,
25% dan
2. Menggunakan metode mononobe, van breen dan hasper der weduwen dalam mencari
intensitas curah hujan.
3. Luas wilayah Jalan Semangka adalah 2,31 Km2.
4. Debit total aliran di wilayah Jalan Semangka adalah 157,17 m3/dtk.
5. Debit total aliran curah hujan Qtotal adalah 157,17 m3/dtk < Q penampang saluran yang
direncanakan.
6. Untuk kecepatan aliran perencanaan penampang ialah Q = 0,0992 m/ det
7. Untuk lebar yang diperlukan 1,5 m ( masih oke karena daerah drainase masih bisa
untuk mempelebar drainase menjadi 1,5 )
8. Berdasarkan perhitungan debit yang datang melebihi kemampuan debit yang menerima
sehingga saluran penampang dapat dibuat lebih dalam daripada yang sebelumnya agar
saluran air dapat mengalir dan tertampung lebih banyak daripada kapasitas
sebelumnya.
http://eprints.polri.ac.id/123/3/3.%20AB%2011.pdf