LAPORAN PRAKTIKUM
PERKERASAN JALAN
Mengetahui/Mengesahkan
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun
Kelompok 1
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................i
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................4
2.1 Aspal...............................................................................................................4
2.2 Agregat..........................................................................................................10
2.5 Pengujian.......................................................................................................20
2.5.3 Filler......................................................................................................25
2.5.4 Aspal......................................................................................................25
2.6.1 Stabilitas................................................................................................27
2.6.2 Flow/Kelelahan......................................................................................27
BAB III........................................................................................................................28
METODOLOGI PENELITIAN..................................................................................28
BAB IV........................................................................................................................32
ANALISA DATA........................................................................................................32
4.3 Aspal...........................................................................................................103
BAB V.......................................................................................................................116
BAB VI......................................................................................................................183
PENUTUP.................................................................................................................183
6.1 Kesimpulan.................................................................................................183
6.2 Saran...........................................................................................................184
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................185
2.1 Aspal
2.2 Agregat
Natrium
1 Kekekalan Bentuk Agregat Maks.12%
Sulfat
SNI 3407 : 2008
Magnesium
Terhadap Larutan Maks.18%
Sulfat
Filler adalah suatu bahan berbutir halus yang lolos saringan No. 200
(0,075 mm). bahan filler dapat berupa debu batu, kapur, Portland semen, dan
lain – lain. Pembuatan lapisan permukaan dari aspal diperlukan agregat dengan
gradasi tertentu. Untuk itu biasanya dibutuhkan, disamping agregat kasar,
agregat halus ada juga filler.Campuran agregat itu membentuk gradasi tertentu
sesuai yang diisyaratkan. Dalam campuran aspal filler memiliki peranan
2.5 Pengujian
Rumus:
Berat SSD Agregat Kasar (C)
Berat Keranjang + Sampel + Air (A)
Berat Keranjang + Air(B)
Berat sampel setelah di oven (D)
D
Specific Gravity = x 100 %
C−( A−B)
D
Apparated S.Gravity = x 100 %
D−( A−B)
C−D
Penyerapan Air = x 100 %
C
3. Kadar Air
Pengujian ini bertujuan ntuk mengetahui besar kadar air yang
ada dalam agregat kasar.
Rumus:
Berat Agregat Kasar Semula (W1)
Berat Agregat Kasar setelah dioven (W2)
W 1−W 2
∗100 %
W1
4. Berat Volume
Pengujian ini bertujuan untuk Menentukan berat isi agregat
halus dan kasar, dengan cara penggemburan dan pemadatan.
Rumus:
100
Rumus:
W 1−W 2
∗100 %
W1
Rumus:
Berat agregat halus dalam keadaan SSD(W1)
Berat agregat kering oven (W2)
Berat gelas ukur+agregat+air(W3)
Berat gelas ukur+air(W4)
W2
S.Gravity = x 100 %
W 1−(W 3−W 4 )
W2
Apparated S.Gravity = x 100 %Penyerapan
W 2−(W 3−W 4 )
W 1−w 2
Air = x 100 %
W2
3. Berat Volume
Rumus:
Kapasitas bejana (A)
Berat bejana (B)
Berat sampel 1 ( C )
Berat sampel 2 (D)
C+ D
a. rata-rata =
2
rata−rata
b. Bulk density agregat kasar =
B
c. Persentase rongga/pori dalam rongga agregat halus
S . GRAVITY −R
= ∗100 %
S .GRAVITY
4. Analisa Saringan Agregat Halus
Menentukan pembagian butiran (gradasi) agregat dan
modulus kehalusan. Data distribusi butiran pada agregat diperlukan
dalam perencanaan adukan beton. Pelaksanaan penentuan gradasi
ini dilakukan pada agregat halus.
Rumus:
Modulus Kehalusan
Rumus:
V1 : Tinggi minyak tanah pada gelas ukur
V2 : Tinggi minyak tanah setelah dimasukkan semen ke dalam
gelas ukur
W : Berat semen awal ( semen padang )
Berat semen : ( V2 – V1) x Berat jenis semen
2.5.4 Aspal
1. Berat Jenis Aspal
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berat jenis aspal
keras di laboratorium.
Rumus:
A = berat piknometer (dengan penutup) (gram)
B = berat piknometer berisi air (gram)
C = berat piknometer berisi aspal
(gram)
D = berat piknometer berisi aspal dan air
(gram)
2.6.1 Stabilitas
Pemeriksaan penurunan berat aspal bertujuan untuk mengetahui
kehilangan minyak pada aspal akibat pemanasan berulang dan untuk
mengukur perubahan kinerja aspal akibat kehilangan berat.
2.6.2 Flow/Kelelahan
Pemeriksaan penurunan berat aspal bertujuan untuk mengetahui
kehilangan minyak pada aspal akibat pemanasan berulang dan untuk
mengukur perubahan kinerja aspal akibat kehilangan berat.
1. Data Primer
Data primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya, melalui pengamatan atau pengujian dan dicatat hasilnya. Data
primer didapatkan dengan metode pengamatan langsung di Laboratorium
dengan cara sebagai berikut :
a. Observasi Lapangan
Merupakan suatu cara untuk mendapatkan data atau informasi
dengan melakukan pengamatan langsung, dengan mengamati proses
kerja, proses produksi dari awal sampai akhir, serta pengamatan
kualitas.
b. Dokumentasi
Merupakan suatu cara untuk mendapatkan data dengan cara
merekam atau mengambil data dengan menggunakan peralatan
elektronik yang ada, misalnya dengan kamera dan lain-lain.
Mulai
Pemeriksaan
Berat Volume
Analisa
Saringan
Analisa Saringan
Memenuhi
Spesifikasi
A1
DMF (Design
Mix Formula)
Pembuatan 3
Sampel Uji
Perkadar
Sebanyak 5
Pengujian Marshall dengan 2 x 50 tumbukan
Ekstraksi Kadar
Aspal dari
AnaIisa Data
Kesimpulann
1. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Sabtu, 06 Maret 2021
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Laboraturium Aspal STTD
2. Tujuan
Mengukur tingkat kehausan agregat kasar. Keausan tersebut
dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus lewat
saringan No.12 terhadap berat semula yang dinyatakan dalam
persen.
3. Referensi
Mengacu kepada SNI 2417 : 2008
4. Dasar Teori
Keausan adalah perbandingan antara berat bahan aus lewat
saringan no 12 (1,18 mm) terhadap berat semula dalam persen.
Untuk menguji kekuatan agregat kasar dapat mengguankan bejana
Rudolf ataupun dengan alat uji los angeles test. Mesin yang
digunakan untuk pengujian keausan ini adalah mesin los angeles.
Mesin ini berbentuk slinder dengan diameter 170 cm yang terbuat
dari baja. Dalam pengujian ini menggunakan bolabola baj yang
berukuran 4 – 6 cm sebagai nilai bantu untuk menghancurkan
agregat. Jumlah bola yang digunakan tergantung dari tipe gradasi
dan agregat yang diuji. Di dalam mesin los angeles terdapat sirip
6. Prosedur Pelaksanaan
1. Benda uji ditimbang sebanyak 5000 gram sebagai A(gram).
2. Masukkan agregat kedalam mesin los angeles dan juga
dimasukkan bola-bola baja sebanyak 6 buah.
3. Putar mesin sebanyak 100 putaran. Kemudian keluarkan
agregat dan dimasukkan kedalam wadah.
4. Saring agregat kasar dengan saringan nomor 12.
5. Kemudian timbang agregat yang tertahan di saringan nomor 12
sebagai B(Gram).
7. Pengamatan Data
Dari pengujian yang dilakukan didapatkan hasil :
1. Berat benda uji semula (A1) = 5000 gram
2. Berat benda uji tertahan di No.12 (B1) = 4581 gram
3. Berat benda uji semula (A2) = 5000 gram
4. Berat benda uji tertahan di No.12 (B2) = 4630 gram
4581
Keausan Agregat (1) = ¿ 100 %
5000
= 8,38%
4630
Keausan Agregat (2) = ¿ 100 %
5000
= 7,4 %
8,38∗7,4
Rata - rata =
2
=7,89%
Pada Pengujian Los Angles Nilai Abrasi Dengan Mesin Los Angeles Ialah 7,89 %
Sesuai Spesifikasi Ketentuan Agregat Kasar SNI 2417:2008
1. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Sabtu, 6 Maret 2021
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Laboraturium Teknologi Aspal STTD
12. Tujuan
Untuk mengetahui besar kadar air yang ada dalam agregat
kasar.
13. Referensi
Kadar air mengacu kepada SNI 03-1970-1990
W 1−W 2
Kadar Air Agregat Kasar = ∗100 %
W1
1000−992
= ∗100 %
1000
= 0,81 %
1. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Minggu, 7 Maret 2021
Waktu : 11.00 WIB
Tempat : Laboraturium Aspal STTD
22. Tujuan
Tujuan pelaksanaan pegujian
1. Menentukan agregat kasar dalam keadaan kering oven dan
jenuh kering permukaan (SSD).
2. Menentukan penyerapan agregat kasar.
3. Menerangkan kegunaan pemeriksaan ini apabila dikaitkan
dengan perhitungan dalam campuran beton.
23. Referensi
- SNI 03-1970-1990 Apparent specific gravity ( berat jenis semu)
- SNI 03-1970-1990 Bulk specific gravity (berat volume)
- SNI 03-1970-1990 Absorsi water (penyerapan air)
- SNI 1969 – 2008 Cara uji berat jenis dan penyerapan air
agregat kasar
1. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Sabtu, 7 Maret 2019
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Laboraturium Aspal STTD
32. Tujuan
Menentukan berat isi agregat halus dan kasar, dengan cara
penggemburan dan pemadatan.
33. Referensi
- SNI 03-1970-1990 Apparent specific gravity (berat jenis semu)
- SNI 03-1970-1990 bulk specific gravity (berat volume)
- SNI 03-1970-1990 Absorsi water (penyerapan air)
Pemadatan
No Pengambilan Data Satuan
A B
1 Kapasitas Bejana 3 10 Liter
2 Berat Bejana 2,175 4,311 Kg
3 Berat Bejana + Sampel Agregat Kasar 6,690 17,140 Kg
4 Massa Jenis Kepadatan Pemadatan 4,515 12,829 Kg
5 Bulk Density Agregat Halus 1,38 1,283 kg/ltr
Penggemburan
No Pengambilan Data
A B
1 Kapasitas Bejana 3 10
2 Berat Bejana 2,175 4,311
3 Berat Bejana + Sampel Agregat Kasar 6,960 16,20
4 Massa Jenis Kepadatan Pemadatan 4,785 11,88
5 Bulk Density Agregat Halus 1,60 1,189
1. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Sabtu,6 Maret 2021
Waktu : 14.05 WIB
Tempat : Laboratorium Aspal STTD
42. Tujuan
Untuk mengetahui ukuran butiran gradasi disuatu agregat
dengan menggunakan saringan. Data distribusi butiran pada agregat
diperlukan dalam perencanaan adukan beton.
43. Referensi
Mengacu pada BS 822.1973.
= 4,10 %
= 23,40 %
456
c. Saringan No 1/2 = x 100 %
1000
= 45,60 %
= 25,7 %
e. Saringan No 4 = 10 x 100 %
1000
= 1,00 %
2
f. Pan = x 100 %
1000
= 0,20 %
= 403,30 %
3. Modulus kehalusan
Rumus :
Jumlah persentasi tertahan no.9,5 mm + Persentasi tertahan
No. 4,75 + 500
100
= 7,0%
1 2 3 4 5 6
80
70 72,50
60
50
40
30
26,90
20
10
0 1,20 0,20 0,00
No 3/4 No 5/8 No 1/2 No 3/8 No 4 PAN
No Saringan
4.2
4.3
1. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Sabtu / 6 Maret 2021
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Laboraturium Aspal STTD
52. Tujuan
Untuk mengetahui besar kadar air yang ada didalam agregat
halus.
53. Referensi
Mengacu pada SNI 03-1970-1990.
=0,5%
1. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Sabtu 6 Maret 2021
Waktu : 10.15 WIB
Tempat : Laboraturium Aspal STT Dumai
62. Tujuan
Tujuan Pelaksanaan Pengujian :
1. Menentukan agregat halus yang akan diuji dalam keadaan
jenuh kering permukaan Saturated Surface Dry (SSD).
2. Menentukan berat jenis agregat halus dalam keadaan kering
oven dan jenuh kering permukaan Saturated Surface Dry
(SSD).
3. Menentukan kadar air dan penyerapan agregat halus dalam
keadaan Saturated Surface Dry (SSD).
4. Menentukan kegunaan pemeriksaan ini apabila dikaitkan
dengan perhitungan dalam campuran beton.
63. Referensi
1. SNI 03-1970-1990 Apparent Specific Gravity 2.58 – 2.83
gram.
2. SNI 03-1970-1990 Bulk Specific Gravity kondisi kering 2.58
– 2.83 gram.
3. SNI 03-1970-1990 Bulk Specific Gravity kondisi SSD 2.58 –
2.83 gram.
4. SNI 03-1970-1990 Absorsi Air (%) 2 – 7.
467
=
500 – (951 – 669)
= 2,14 gr
= 2,29 gr
W2
3. Berat jenis semu =
W2 – (W3 –W4)
= 467
467 – (951 – 669)
= 2,52 gr
4. Penyerapan Air = W1 – W2
W2
= 500 – 467
467
= 7,07 %
70. Kesimpulan
Dari hasil pengujian berat jenis dan penyerapan air
agregat halus yang dilakukan dilaboratorium, di dapatkan
perbandingan massa dan volume agregat halus sebesar 7,07
%, dari hasil yang di dapatkan agregat halus dapat di gunakan
untuk campuran aspal.
1. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Sabtu / 6 Maret 2021
Waktu : 13.00 WIB
Tempat : Laboraturium Aspal STT Dumai
72. Tujuan
Menentukan berat isi agregat halus.
73. Referensi
Mengacu kepada SNI 03-1970-1990 - Bulk specific gravity
(berat volume)
Pemadatan
No Pengambilan Data Satuan
A B
1 Kapasitas Bejana 3 10 Liter
2 Berat Bejana 2,175 4,311 Gram
3 Berat Bejana + Sampel Agregat Kasar 6,320 18,725 Gram
4 Massa Jenis Kepadatan Pemadatan 4,145 14,414 Gram
5 Bulk Density Agregat Halus 1,38 4,80 kg/ltr
Penggemburan
No Pengambilan Data Satuan
A B
1 Kapasitas Bejana 3 10 Liter
2 Berat Bejana 2,175 4,311 Gram
3 Berat Bejana + Sampel Agregat Kasar 6,960 20,200 Gram
4 Massa Jenis Kepadatan Pemadatan 4,785 15,889 Gram
5 Bulk Density Agregat Halus 1,60 1,589 kg/ltr
1. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Sabtu / 6 Maret 2021
Waktu : 14.00 WIB
Tempat : Laboraturium Aspal STT Dumai
82. Tujuan
Menentukan pembagian butiran (gradasi) agregat dan
modulus kehalusan. Data distribusi butiran pada agregat diperlukan
dalam perencanaan adukan beton. Pelaksanaan penentuan gradasi
ini dilakukan pada agregat halus.
83. Referensi
Mengacu pada BS 822.1973.
109
b. Saringan No 8 = x 100 = 10,9 %
1000
185
e. Saringan No 50 = x 100 = 18,50 %
1000
= 30,70 %
= 46,10 %
= 64,50 %
= 94,50 %
= 100,00 %
= 356,60 %
3. Modulus Kehalusan
Jumlah Persentase Tertahan
Rumus =
100
= 356,50
100
= 3,6%
Berat Jumlah
Ukuran Berat Tertahan Persentase % Jumlah Persentase
Tertahan Ke terangan
Saringan Agregat Halus Tertahan Tertahan Lolos
(gram)
1 2 3 4 5 6 7
No 4 49 49 4,90 4,90 95,10
MHB : Modulus Butiran
No 8 109 158 10,90 15,80 84,20
No 16 149 307 14,90 30,70 69,30
No 30 154 461 15,40 46,10 53,90
No 50 185 646 18,50 64,60 35,40
Agregat Kasar : 5-8
No 100 299 945 29,90 94,50 5,50
Agregat Halus : 1,5 - 3,8
PAN 55 1000 5,50 100,00 0,00
Total 1000 3566 100 356,600
MHB Agregat Halus Pengujian 3,6
80
70 69,30
60
53,90
50
40
35,40
30
20
10
5,50
0 0,00
No 4 No 8 No 16 No 30 No 50 No 100 PAN
No Saringan
Kesimpulan
Dari pengujian analisa saringan agregat halus yang telah
dilaksanakan di laboratorium, maka dapat di simpulkan
1. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Sabtu / 6 Maret 2021
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : Laboratorium Aspal STT Dumai
92. Tujuan
Menentukan berat jenis dan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi berat jenis semen tersebut, apakah semen tersebut
layak di gunakan untuk pekerjaan struktur atau tidak.
93. Referensi
SNI 15-0301,”Semen Pozollan”.
= 100 x1
190 - 150
= 2,5 gr/ml
Berat Semen
2. Berat jenis semen G.U 100 ml = xBj air
V2-V1
25
= x1
49 - 40
= 2,78 gr/ml
Lap I + Lap II
3. Berat jenis rata-rata =
2
2,50+2,78
=
2
=2,64gr/ml
100. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan perhitungan pengujian berat jenis
semen yang telah dilakukan di laboratorium, di dapat berat jenis
semen pada gelas ukur yang berukuran 1000 ml adalah sebesar 2,50
gr/ml, dan berat jenis semen pada gelas ukur yang berukuran 100
ml adalah sebesar 2,78 gr/ml. Dimana berat jenis semen rata - rata
yang diperoleh dari dua gelas ukur adalah sebesar 2,64 gr/ml.
1. Pelaksanaan
Hari/Tanggal :Sabtu , 13 Maret 2021
Waktu :10.00 WIB
Tempat :Laboraturium Aspal STTD
102. Tujuan
1. Mahasiswa dapat melakukan prosedur pengujian Berat Jenis
Bitumen
2. Mahasiswa dapat membandingkan hasil pengujian dengan
persyaratan
3. Mahasiswa dapat menganalisa hasil pengujian
4. Mahasiswa dapat menarik kesimpulan hasil pengujian
103. Referensi
Bina marga 2010 spesifikasi umum departemen pekerjaan
umum devisi 6 revisi 3
107.Pengamatan data
1. Berat piknometer (A) = 37 gram.
2. Berat piknometer + air (B) = 60 gram.
3. Berat air (B-A) (C) = 13 gram.
4. Berat piknometer + aspal (D) = 48 gram.
5. Berat aspal (D-A) (F) = 11 gram.
6. Berat piknometer + air + aspal (G) = 61 gram.
1. Pelaksanaan
Hari/Tanggal :Sabtu , 13 Maret 2021
Waktu :11.00 WIB
Tempat :Laboraturium Aspal STTD
112. Tujuan
Pemeriksaan penurunan berat aspal bertujuan untuk
mengetahui kehilangan minyak pada aspal akibat pemanasan
berulang dan untuk mengukur perubahan kinerja aspal akibat
kehilangan berat. Untuk mengevaluasi hanya pada beberapa
karakteristik aspal.
113. Referensi
Standarisasi mengacu kepada SNI-03-2440 tentang metode
pengujian kehilangan berat aspal.
Sample 2
Berat aspal sebelum di panaskan (A) = W2 – W1
= 51 gram – 10 gram
= 41 gram
Berat aspal setelah di panaskan (B) = W2 – W1
= 50 gram – 10 gram
= 40 gram
Berat endapan = A–B
= 41 gram – 40 gram
= 1 gram
berat endapan 1 gram
Kehilangan berat aspal = = = 0,024
A 41 gram
gram
Benda Uji
No Kegiatan Pengujian Ket
Sample 1 Sample 2
120. Kesimpulan
Dari pengujian berat jenis aspal pada tanggal 14 Maret 2021
yang dilakukan di Laboratorium Aspal Sekolah Tinggi Teknologi
Dumai, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata kehilangan berat
aspal adalah 0,037 % , artinya aspal tersebut baik digunakan untuk
campuran aspal dan Menurut SNI 06-2440-1991, syarat maksimum
kehilangan berat untuk aspal penetrasi 60/70 adalah 0,8 %.
Sehingga aspal diatas memenuhi syarat untuk digunakan dalam
campuran aspal.
2. Tujuan
Pembuatan benda uji marshall jenis AC–WC sesuai dengan hasil
rancangan dan prosedur standar Bina marga 2010 revisi 3,bertujuan untuk
meminimalisir kesalahan dalam penakaran benda uji marshall.
3. Referensi
Referensi mengacu kepada bina marga 2010 revisi 3 devisi 6
4. Dasar teori
Persiapan bahan atau penakaran bahan dilakukan untuk
meminimalisir kesalahan dalam pembuatan benda uji. Dimulai dari
kebutuhan agregat, pengayakan agregat sesuai dengan spesifikasi analisa
ayak, pencampuran sesuai porsi dan penimbangan.
Pembuatan benda uji dimulai dengan menyiapkan bahan-bahan
yang memenuhi syarat dan gradasi agregat sesuai dengan spesifikasi yang
telah dipilih untuk benda uji marshall yang berukuran standar dibutuhkan
± 1150 gram campuran agregat untuk tiap benda uji. Benda uji ini dibuat
melalui pemanasan, pengadukkan dan pemadatan antara campuran
agregat dan aspal. Sedangkan suhu pencampuran dan pemadatan
ditentukan berdasarkan angka viskositas dari aspal yang digunakan.
Laston
Sifat-sifat campuran
WC BC Base
penyerapan aspal (%) maks 72
jumlah tumbukan perbidang 75 112
min 3,5
rongga dalam campuran
maks 5,5
rongga dalam agregat (VMA)(%) min 15 14 13
rongga terisi aspal (%) min 65 63 60
min 800 1500
stabilitas marshal (kg)
maks - -
min 3 5
kelelehan (mm)
maks - -
marshal quetient (kg/mm) min 250 350
stabilitas marshall sisa (%) setelah min
perendaman selama 24 jam 60◦ C 75
rongga dalam campuran (%) pada
min
kepadatan mambal (refusal) 2,5
sumber : Departemen pekerjaan umum (2007)
Bahan :
2. Tujuan
3. Referensi
1. Referensi mengacu kepada bina marga 2010 revisi 3 devisi 6
2. SNI 06-2489-1991
7. Pengamatan data
a) Berat benda uji (4%)
1. Diameter (mm)
Sample 1 = 102,1 mm
Sample 2 = 101,75 mm
Sample 3 = 101,9 mm
2. Berat kering (Gram)
Sample 1 = 1161 gram
Sample 2 = 1184 gram
Sample 3 = 1167 gram
3. Berat SSD (Gram)
Sample 1 = 1162 gram
Sample 2 = 1192 gram
Sample 3 = 1169 gram
8. Pengolahan data
a) Kadar (4%)
1. Bj agregat halus (dari pengujian agregat)
Bulk = 2,14
App = 2,52
2. Bj agregat kasar (dari pengujian agregat)
Bulk =3,31
App =3,39
3. Bj filler (dari pengujian agregat)
Bulk =2,64
app =2,64
6. Bj Apparent
Bj Apparent = 100 / (persentase agregat kasar / Bj Apparen
Agregat kasar / persentase agregat halus / Bj
Apparent agregat halus + persentase Filler / BJ
Apparent Filler)
= 100 / (57 % / 3,39 % + 36,4% x 2,52 + 6,5 % /
2,64 )
= 2,962
7. Bj efektif agregat
Bj Efektif =100/ (((Bj Bulk + Bj Apparent)/2) / persentase agregat
halus + ((Bj Bulk + Bj Apparent)/2) x persentase
agregat kasar + ((Bj Bulk + Bj Apparent)/2) x
persentase Filler))
= 100/ (((2,14 + 2,52)/2) / 36,5 + ((3,31 + 3,39)/2) x
57 + ((2,64 + 2,64)/2) x 6,5))
= 2,847
8. Absorption butimen
bj eff −bj bulk
¿ x 100
( bj eff x bj bulk ) x (bj aspalt)
2,847−2,623
¿ x 100
( 2,847 x 2,623 ) x (1,3)
= 2,307
9. Kadar aspal efektif
8. Absorption butimen
bj eff −bj bulk
¿ x 100
( bj eff x bj bulk ) x (bj aspalt)
2,847−2,623
¿ x 100
( 2,847 x 2,623 ) x (1,3)
= 2,307
6. Bj Apparent
Bj Apparent = 100 / (persentase agregat kasar / Bj Apparen
Agregat kasar / persentase agregat halus / Bj Apparent
agregat halus + persentase Filler / BJ Apparent Filler)
= 100 / (57 % / 3,39 % + 36,4% x 2,52 + 6,5 % / 2,64 )
= 2,962
Dari hasil yang telah kami lakukan yang dilaksanakan pada tanggal
27 maret 2021 di laboratorium aspal sekolah tinggi teknologi Dumai
(STTD), maka di dapat hasil :
a) Kadar aspal 4 %
Didapat stabilitas 2377,26 Kg,flow 3,8 mm,Mq 718,29
Kg/mm,VMA 16,419 %,VIM 15,949 %,VFA 19,214 %
c) Kadar aspal 5 %
Didapat stabilitas 2670,42 Kg,flow 3,537 mm,Mq 761,90
Kg/mm,VMA 23,868 %,VIM 18,763 %,VFA 23,428 %
t a b c d e f g h i j k l m n o p q r MQ Aa Ae Fi Dp Koreksi
NO
(mm) (%) (%) (gr) (gr) (gr) (cc) (gr/cc) (gr/cc) (%) (%) (%) (%) (%) (%) Kn (kg) (mm) (kg/mm) (%) (%) (%) Tebal B.U
4%
1 61,97 4,167 4 1161 1162 670 492 2,360 2,717 7,261 79,579 13,160 16,826 21,790 13,160 12,560 1280,74 1338,28 1,95 686,30 1,045
2 63,83 4,167 4 1184 1192 631 561 2,111 2,717 6,494 71,174 22,332 25,611 12,804 22,332 19,210 1958,84 1959,82 6,11 320,76 2,063 2,020 6,5 3,218 1,001
3 62,47 4,167 4 1167 1169 679 490 2,382 2,717 7,328 80,317 12,355 16,055 23,048 12,355 36,570 3729,04 3833,69 3,34 1147,81 1,028
Rata - Rata 2,284 2,717 19,498 19,214 15,949 2377,26 3,8 718,29
Keterangan
t = Tebal benda uji (b.u),(mm) o = Nilai pembacaan arloji stabilitas i = Volume aspal terhadap b.u. = Pb x Gmb(%)
a = Kadar aspal terhadap agregat (%) p = o x kalibrasi poving miring Bj. Aspal
b = Kadar aspal terhadap campuran (Pb)(%) q = Stabilitas = p x Koreksi tebal b.u., (kg)
c = berat kering sebelum direndam (gr)
Jeff = Volume agregat terhadap b.u.
= (100 - Pb) . Gmb
r = Kelelahan plastis (flow), (mm)
d = berat kering b.u. keadaan SSD (gr) MQ = Marshall Question (q/r), (kg/mm)
BJ.Agregat.Eff
e = berat b.u. di dalam air (gr) k = Kadar rongga campuran (100 - I - jEff)
f = volume b.u. = d-e (cc) Aa = Resapan Marshall = 100 x Gse - Gsb x Gb (%) Gmb x %Agg
g = berat volume b.u. = c/f (Gmb)(gr/cc) Gse x Gsb l = Kadar rongga dalam agregat (VMA) = 100 - Gsb
h = berat jenis maksimum teoritis,(Gmm)(gr/cc)
VMA - VITM
Ae = Aspal Efektif = Pb - Aa (100 - Pb) (%)
% Agregat %Aspal m = Rongga yang terisi Aspal (VFA) = 100 x VMA
100 : + 100
Bj Agg. Eff. Bj. Aspal Rongga terhadap campuran (VIM) = 100 x Gmm - Gmb
n = Gmm
t a b c d e f g h i j k l m n o p q r MQ Aa Ae Fi Dp Koreksi
NO
(mm) (%) (%) (gr) (gr) (gr) (cc) (gr/cc) (gr/cc) (%) (%) (%) (%) (%) (%) Kn (kg) (mm) (kg/mm) (%) (%) (%) Tebal B.U
4,5%
1 64,07 4,712 4,500 1210 1212 501 711 1,702 2,702 5,891 57,093 37,016 40,329 8,213 37,016 26,240 2675,693 2717,485 3,160 859,963 1,016
2,063 2,530 6,5 2,569
Rata - Rata 1,702 2,702 40,329 8,213 37,016 2717,48 3,160 859,96
Keterangan
t = Tebal benda uji (b.u),(mm) o = Nilai pembacaan arloji stabilitas i = Volume aspal terhadap b.u. = Pb x Gmb(%)
a = Kadar aspal terhadap agregat (%) p = o x kalibrasi poving miring Bj. Aspal
b = Kadar aspal terhadap campuran (Pb)(%) q = Stabilitas = p x Koreksi tebal b.u., (kg)
c = berat kering sebelum direndam (gr) Jeff = Volume agregat terhadap b.u.
= (100 - Pb) . Gmb
r = Kelelahan plastis (flow), (mm)
d = berat kering b.u. keadaan SSD (gr) MQ = Marshall Question (q/r), (kg/mm)
BJ.Agregat.Eff
e = berat b.u. di dalam air (gr) k = Kadar rongga campuran (100 - I - jEff)
f = volume b.u. = d-e (cc) Aa = Resapan Marshall = 100 x Gse - Gsb x Gb (%) Gmb x %Agg
g = berat volume b.u. = c/f (Gmb)(gr/cc) Gse x Gsb l = Kadar rongga dalam agregat (VMA) = 100 - Gsb
h = berat jenis maksimum teoritis,(Gmm)(gr/cc)
VMA - VITM
Ae = Aspal Efektif = Pb - Aa (100 - Pb) (%)
% Agregat %Aspal m = Rongga yang terisi Aspal (VFA) = 100 x VMA
100 : + 100
Bj Agg. Eff. Bj. Aspal Rongga terhadap campuran (VIM) = 100 x Gmm - Gmb
n = Gmm
t a b c d e f g h i j k l m n o p q r MQ Aa Ae Fi Dp Koreksi
NO
(mm) (%) (%) (gr) (gr) (gr) (cc) (gr/cc) (gr/cc) (%) (%) (%) (%) (%) (%) Kn (kg) (mm) (kg/mm) (%) (%) (%) Tebal B.U
5%
1 63,60 5,26 5,00 1198,00 1201,00 671,00 530,00 2,26 2,69 8,69 75,43 15,87 21,16 24,99 15,87 24,11 2458,50 2438,83 3,80 641,80 0,992
2 62,20 5,26 5,00 1183,00 1186,00 686,00 500,00 2,37 2,69 9,10 78,96 11,94 17,47 31,67 11,94 24,86 2534,97 2547,65 3,53 721,71 2,063 3,040 6,5 2,138 1,005
3 61,07 5,26 5,00 1155,00 1157,00 556,00 601,00 1,92 2,69 7,39 64,13 28,47 32,97 13,63 28,47 26,75 2727,70 3024,77 3,28 922,19 1,109
Rata - Rata 2,18 2,69 23,87 23,43 18,76 2670,42 3,54 761,90
Keterangan
t = Tebal benda uji (b.u),(mm) o = Nilai pembacaan arloji stabilitas i = Volume aspal terhadap b.u. = Pb x Gmb(%)
a = Kadar aspal terhadap agregat (%) p = o x kalibrasi poving miring Bj. Aspal
b = Kadar aspal terhadap campuran (Pb)(%) q = Stabilitas = p x Koreksi tebal b.u., (kg)
c = berat kering sebelum direndam (gr) Jeff = Volume agregat terhadap b.u.
= (100 - Pb) . Gmb
r = Kelelahan plastis (flow), (mm)
d = berat kering b.u. keadaan SSD (gr) MQ = Marshall Question (q/r), (kg/mm)
BJ.Agregat.Eff
e = berat b.u. di dalam air (gr) k = Kadar rongga campuran (100 - I - jEff)
f = volume b.u. = d-e (cc) Aa = Resapan Marshall = 100 x Gse - Gsb x Gb (%) Gmb x %Agg
g = berat volume b.u. = c/f (Gmb)(gr/cc) Gse x Gsb l = Kadar rongga dalam agregat (VMA) = 100 - Gsb
h = berat jenis maksimum teoritis,(Gmm)(gr/cc)
VMA - VITM
Ae = Aspal Efektif = Pb - Aa (100 - Pb) (%)
% Agregat %Aspal m = Rongga yang terisi Aspal (VFA) = 100 x VMA
100 : + 100
Bj Agg. Eff. Bj. Aspal Rongga terhadap campuran (VIM) = 100 x Gmm - Gmb
n = Gmm
t a b c d e f g h i j k l m n o p q r MQ Aa Ae Fi Dp Koreksi
NO
(mm) (%) (%) (gr) (gr) (gr) (cc) (gr/cc) (gr/cc) (%) (%) (%) (%) (%) (%) Kn (kg) (mm) (kg/mm) (%) (%) (%) Tebal B.U
5,5%
1 61,97 4,17 4,00 1161,00 1162,00 670,00 492,00 2,36 2,72 7,26 79,58 13,16 16,83 21,79 13,16 12,56 1280,74 1338,28 1,95 686,30 1,040
2 63,83 4,17 4,00 1184,00 1192,00 631,00 561,00 2,11 2,72 6,49 71,17 22,33 25,61 12,80 22,33 19,21 1958,84 1959,82 6,11 320,76 2,063 3,551 6,5 1,831 1,040
3 62,47 4,17 4,00 1167,00 1169,00 679,00 490,00 2,38 2,72 7,33 80,32 12,35 16,06 23,05 12,35 36,57 3729,04 3833,69 3,34 1147,81 0,941
Rata - Rata 2,28 2,72 19,50 19,21 15,95 2377,26 3,80 718,29
Keterangan
t = Tebal benda uji (b.u),(mm) o = Nilai pembacaan arloji stabilitas i = Volume aspal terhadap b.u. = Pb x Gmb(%)
a = Kadar aspal terhadap agregat (%) p = o x kalibrasi poving miring Bj. Aspal
b = Kadar aspal terhadap campuran (Pb)(%) q = Stabilitas = p x Koreksi tebal b.u., (kg)
c = berat kering sebelum direndam (gr) Jeff = Volume agregat terhadap b.u.
= (100 - Pb) . Gmb
r = Kelelahan plastis (flow), (mm)
d = berat kering b.u. keadaan SSD (gr) MQ = Marshall Question (q/r), (kg/mm)
BJ.Agregat.Eff
e = berat b.u. di dalam air (gr) k = Kadar rongga campuran (100 - I - jEff)
f = volume b.u. = d-e (cc) Aa = Resapan Marshall = 100 x Gse - Gsb x Gb (%) Gmb x %Agg
g = berat volume b.u. = c/f (Gmb)(gr/cc) Gse x Gsb l = Kadar rongga dalam agregat (VMA) = 100 - Gsb
h = berat jenis maksimum teoritis,(Gmm)(gr/cc)
VMA - VITM
Ae = Aspal Efektif = Pb - Aa (100 - Pb) (%)
% Agregat %Aspal m = Rongga yang terisi Aspal (VFA) = 100 x VMA
100 : + 100
Bj Agg. Eff. Bj. Aspal Rongga terhadap campuran (VIM) = 100 x Gmm - Gmb
n = Gmm
t a b c d e f g h i j k l m n o p q r MQ Aa Ae Fi Dp Koreksi
NO
(mm) (%) (%) (gr) (gr) (gr) (cc) (gr/cc) (gr/cc) (%) (%) (%) (%) (%) (%) Kn (kg) (mm) (kg/mm) (%) (%) (%) Tebal B.U
6%
1 60,80 6,38 6,00 1165,00 1167,00 681,00 486,00 2,40 2,66 11,06 79,16 9,78 17,27 43,36 9,78 4,10 418,08 432,19 17,96 24,06 1,034
2 62,93 6,38 6,00 1151,00 1153,00 533,00 620,00 1,86 2,66 8,57 61,30 30,13 35,93 16,14 30,13 6,01 612,84 664,57 17,91 37,11 2,063 4,061 7 1,601 1,084
3 61,57 6,38 6,00 1183,00 1185,00 696,00 489,00 2,42 2,66 11,17 79,88 8,95 16,51 45,78 8,95 15,67 1597,87 1733,69 5,47 316,94 1,085
Rata - Rata 2,22 2,66 23,24 35,10 16,29 943,48 13,78 126,04
Keterangan
t = Tebal benda uji (b.u),(mm) o = Nilai pembacaan arloji stabilitas i = Volume aspal terhadap b.u. = Pb x Gmb(%)
a = Kadar aspal terhadap agregat (%) p = o x kalibrasi poving miring Bj. Aspal
b = Kadar aspal terhadap campuran (Pb)(%) q = Stabilitas = p x Koreksi tebal b.u., (kg)
c = berat kering sebelum direndam (gr)
Jeff = Volume agregat terhadap b.u.
= (100 - Pb) . Gmb
r = Kelelahan plastis (flow), (mm)
d = berat kering b.u. keadaan SSD (gr) MQ = Marshall Question (q/r), (kg/mm)
BJ.Agregat.Eff
e = berat b.u. di dalam air (gr) k = Kadar rongga campuran (100 - I - jEff)
f = volume b.u. = d-e (cc) Aa = Resapan Marshall = 100 x Gse - Gsb x Gb (%) Gmb x %Agg
g = berat volume b.u. = c/f (Gmb)(gr/cc) Gse x Gsb l = Kadar rongga dalam agregat (VMA) = 100 - Gsb
h = berat jenis maksimum teoritis,(Gmm)(gr/cc)
VMA - VITM
Ae = Aspal Efektif = Pb - Aa (100 - Pb) (%)
% Agregat %Aspal m = Rongga yang terisi Aspal (VFA) = 100 x VMA
100 : + 100
Bj Agg. Eff. Bj. Aspal Rongga terhadap campuran (VIM) = 100 x Gmm - Gmb
n = Gmm
35,095
VFA (%)
19,214
20,000 23,428 21,493
8,213
0,000
3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7
KADAR ASPAL (%)
40,000
40,329
30,000
VMA (%)
27,401
20,000 23,868 23,235
19,498
10,000
0,000
3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7
KADAR ASPAL (%)
18,763
20,000
15,000 16,287
15,949
10,000
5,000
0,000
3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7
KADAR ASPAL (%)
10,00
Flow (mm)
5,22
5,00 3,16
3,80
3,54
0,00
3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7
KADAR ASPAL (%)
1750,000
1500,000
1250,000 943,482
1000,000
750,000
500,000
3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7
KADAR ASPAL (%)
550,000 465,875
450,000
350,000
250,000
150,000 126,038
50,000
3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7
KADAR ASPAL (%)
2,284
2,224
Density (Gr/Cc)
2,183
2,000 2,092
1,702
1,500
3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7
KADAR ASPAL (%)
6,000
5,000
Butimen Efektif (Kg/mm)
4,000
4,061
3,000 2,020 3,551
3,040
2,000 2,530
1,000
3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7
KADAR ASPAL (%)
2,224
BJ Max Teoritis (Gr/cc)
2,284
2,183
2,000 2,092
1,702
1,500
3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7
KADAR ASPAL (%)
2. Tujuan
Tujuan pengujian ini adalah untuk menentukan kadar aspal dan
gradasi agregat dalam campuran beraspal AC-WC.
3. Referensi
Mengacu ke SNI 03-3640-1994 metode pengujian ektraksi
4. Dasar teori
Salah satu metode yang telah dikembangkan untuk menguji
kandungan kadar aspal dalam campuran (Mix Design) adalah dengan
menggunakan metode Ekstraksi menurut prosedur pemeriksaan SNI
03-3640-1994.
Pengujian Ekstraksi menunjukan bahwa gradasi agregat berubah
menjadi lebih halus dari gradasi semula perubahan gradasi agregat
diakibatkan oleh kehancuran,beberapa partikel agregat ini menaikan
volume rongga udara dalam campuran yang menghasilkan penurunan
kepadatan serta peningkatan VIM dan VMA.
Proses Ekstraksi merupakan proses pemisahan campuran dua
atau lebih bahan dengan cara menambahkan pelarut yang bisa
melarutkan salah satu bahan yang ada dalam campuran tersebut dapat
dipisahkan.
Pelarut yang biasa digunakan dalam proses ekstraksi antara lain
spiritus, bensin minyak tanah, Trichlor Ethylen Teknis, dll salah satu
contoh tujuan dilakukan proses ekstraksi yaitu untuk mengetahui
kadar aspal yang terdapat dalam campuran aspal yang dibuat (mix
design) yang menggunakan alat centrifuge Extractor dengan bensin
6. Prosedur pelaksanaan
1. Siapkan benda uji yang kering oven dan telah lepas hingga menjadi
butiran-butiran
2. Timbang benda uji itu seberat 300 gram untuk masing-masing
sample
3. Kemudian Timbang kertas filter untuk masing-masing sample
sebelum ektrasi
4. Lipat kertas filter dan masukkan kedalam keranjang saring
5. Lalu masukkan benda uji campuran aspal beton kedalam keranjang
saring
6. Kemudian masukkan keranjang saring kedalam tabung
sentrifugal,presisikan tempatnya
7. Letakkan tabung sentrifugal diatas kompor listrik yang sudah dialas
dengan wadah yang berisi pasir
8. Pasangkan condenser pada atas tabung,kemudian alirkan air dari
keran pada condenser
7. Pengamatan data
Kadar aspal 4%
Sample a
1. Berat benda uji sebelum di ektrasi (a1) = 300 gram
2. Berat benda uji setelah di ektrasi (a2) = 279 gram
3. Berat kertas filter sebelum di ektrasi(b1) = 2 gram
4. Berat kertas filter setelah di ektrasi (b2) = 11 gram
Sample b
1. Berat benda uji sebelum di ektrasi (a1) = 300 gram
2. Berat benda uji setelah di ektrasi (a2) = 281 gram
3. Berat kertas filter sebelum di ektrasi(b1) = 2 gram
4. Berat kertas filter setelah di ektrasi (b2) = 10 gram
Kadar aspal 5%
Sample a
5. Berat benda uji sebelum di ektrasi(a1) = 300 gram
6. Berat benda uji setelah di ektrasi(a2) = 280 gram
7. Berat kertas filter sebelum di ektrasi(b1) = 2 gram
8. Berat kertas filter setelah di ektrasi(b2) = 7 gram
Sample b
9. Berat benda uji sebelum di ektrasi (a1) = 300 gram
10. Berat benda uji setelah di ektrasi(a2) = 282 gram
11. Berat kertas filter sebelum di ektrasi(b1) = 2 gram
12. Berat kertas filter setelah di ektrasi(b2) = 5 gram
Kadar aspal (5 %)
Sample a
1. Berat mineral (c) = b2-b1
= 7 gram – 2 gram
= 5 gram
2. Berat benda uji tanpa aspal (d) = a2 + c
= 280 gram + 5 gram
= 285 gram
3. Berat aspal (e) = a1-d
= 300 gram - 285 gram
= 15 gram
4. Kadar aspal = e /a1 x 100%
=15/300x 100%
=5%
Sample b
1. Berat mineral (c) = b2-b1
= 5 gram – 2 gram
= 3 gram
2. Berat benda uji tanpa aspal (d) = a2 + c
Kadar aspal (6 %)
Sample a
1. Berat mineral (c) = b2-b1
= 12 gram – 2 gram
= 10 gram
2. Berat benda uji tanpa aspal (d) = a2 + c
= 272 gram + 10 gram
= 282 gram
3. Berat aspal (e) = a1-d
= 300 gram - 282 gram
= 18 gram
4. Kadar aspal = e /a1 x 100%
=18/300x 100%
=6%
Sample b
1. Berat mineral (c) = b2-b1
= 9 gram – 2 gram
= 7 gram
2. Berat benda uji tanpa aspal (d) = a2 + c
Pengujian Ektraksi
Jenis : Asbuton Tanggal Pelaksanaan : 11 April 2021
Ukuran : - Lokasi : Laboratorium STTD
Dikerjakan : kelompok 1
Catatan :
Berat tabung : 2,506 Gram
Rangka 1 : 161 Gram
Rangka 2 : 149 Gram
Rangka 1 + 2 : 311 Gram
Rangka 1 + Kertas : 151 Gram
Rangka 2 + Kertas : 163 Gram
Pengujian Ektraksi
Jenis : Asbuton Tanggal Pelaksanaan : 11 April 2021
Ukuran : - Lokasi : Laboratorium STTD
Dikerjakan : kelompok 1
Catatan :
Berat tabung : 2,506 Gram
Rangka 1 : 161 Gram
Rangka 2 : 149 Gram
Rangka 1 + 2 : 311 Gram
Rangka 1 + Kertas : 151 Gram
Rangka 2 + Kertas : 163 Gram
Pengujian Ektraksi
Jenis : Asbuton Tanggal Pelaksanaan : 11 April 2021
Ukuran : - Lokasi : Laboratorium STTD
Dikerjakan : kelompok 1
Catatan :
Berat tabung : 2,506 Gram
Rangka 1 : 161 Gram
Rangka 2 : 149 Gram
Rangka 1 + 2 : 311 Gram
Rangka 1 + Kertas : 151 Gram
Rangka 2 + Kertas : 163 Gram
c) Kadar aspal 5 %
Didapat stabilitas 2670,42 Kg,flow 3,537 mm,Mq 761,90
Kg/mm,VMA 23,868 %,VIM 18,763 %,VFA 23,428 %
e) Kadar aspal 6 %
6.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan :