Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR

Disusun Oleh :
1. Eka Maresti (16150317)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI RONGGOLAWE CEPU
KABUPATEN BLORA
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

Disusun oleh :

1. Eka Maresti (16150317)

2. Salma Maharani Firdaus (16150336)


(16150336)
PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayahNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Drainase dan Pengendalian Banjir ini untuk melengkapi nilai mata kuliah
Drainase dan Pengendalian Banjir Program S-I Jurusan Teknik Sipil Sekolah
Tinggi Teknologi Ronggolawe Cepu.
Penyusunan makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Andi Rahmanto, S.T., M.T., selaku dosen mata kuliah Drainase dan
Pengendalian Banjir.
2. Orang tua penyusun yang telah memberikan dukungan dan doa restu.
3. Teman-teman Teknik Sipil S1 Semester 4 STTR CEPU yang telah
memberikan dukungan dan semangat.

Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun


demi perbaikan sehingga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Cepu, 01 Juli 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

PRAKATA......................................................................................... ......... ii
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang............................................................................... 1
Rumusan Masalah.......................................................................... 1
Tujuan............................................................................................ 2
Manfaat.......................................................................................... 2
Batasan Masalah............................................................................ 2
BAB II Pembahasan
Pengertian Drainase....................................................................... 3
Sejarah Perkembangan
Drainase......................................................................................... 3
Sistem Jaringan Drainase.............................................................. 4
Jenis – Jenis Drainase................................................................... 5
Pola Jaringan Drainase................................................................. 7
Bentuk Penampang Saluran
Drainase....................................................................................... 10
Fungsi Drainase………….…...................................................... 11
Fungsi Jaringan…………............................................................ 12
Sasaran Sistem Drainase.............................................................. 13
BAB III Penutup
Kesimpulan.................................................................................... 15
Saran.............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia yang semakin canggih dalam hal perkembangan


teknologi seperti saat ini, tidaklah berarti bahwa dalam kehidupan kita tidak
ada lagi permasalan termasuk permasalahan lingkungan. Salah satu
permasalah lingkungan yang kerap kali melanda masyarakat terutama yang
bermukim di daerah aliran sungai adalah banjir.

Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai
perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam
air. Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya pasang
laut. Banjir dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah curah
hujan yang tinggi, pola hidup masyarakat yang buruk (misal membuang
sampah di sungai), penggundulan hutan, pendangkalan badan sungai, serta
buruknya sistem drainase.
Di wilayah aliran sungai dengan pola hidup masyarakat yang sering
kali menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah, banjir kerap kali
melanda dan seakan sudah menjadi tamu rutin tahunan terutama pada musim
kemarau. Kondisi ini diperparah dengan adanya banjir kiriman dari daerah
hulu, curah hujan yang tinggi, serta sistem drainase yang buruk.

Drainase merupakan suatu komponen penting dalam kehidupan.


Dranase memiliki fungsi dan peranan penting dalam siklus air di kehidupan
sehari-hari. Selain fungsi utamanya sebagai saluran pengalir, drainase yang
baik juga berperan dalam pengendalian banjir. Maka, disusunlah makalah
dengan judul “Drainase dan Pengendalian Banjir” ini sebagai bahan
referensi untuk menjadikan lingungan kita menjadi lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penyusunan makalah ini adalah :
a. Apa pengertian dari drainase ?
b. Apa fungsi dari suatu sistem drainase ?

1.3 Tujuan
1
Tujuan penyusunan makalah ini adalah :
a. Mengetahui fungsi dan manfaat suatu sistem drainase,.
b. Mengetahui jenis serta bentuk drainase.

1.4 Manfaat
a. Dengan dibuatnya suatu sistem drainase yang baik, masalah banjir
terutama di musim penghujan akan mampu diminimalisir.
b. Dengan memahami fungsi, jenis, dan bentuk-bentuk sistem drainase, akan
membantu kita dalam merencanakan pembangunan suatu sistem drainase
yang sesuai di lingkungan kita.

1.5 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam makalah ini adalah :
a. Penjabaran materi dalam makalah ini hanya mengenai definisi drainase
secara umum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Drainase


Berasal dari kata kerja “to drain” yang berarti mengeringkan atau
mengalirkan air. Dapat diartikan sebagai usaha untuk mengalirkan/ mengeringkan
air yang berlebih dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu

Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah


tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat manusia. Dalam bahasa
Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit di permukaan tanah atau gorong –
gorong dibawah tanah. Drainase berperan penting untuk mengatur suplai air demi
pencegahan banjir.
Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang atau
mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian
bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air
dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah
dalamkaitannya dengan sanitasi. (Dr. Ir. Suripin, M.Eng.2004)
Sedangkan pengertian tentang drainase kota pada dasarnya telah diatur
dalam SK menteri PU No. 233 tahun 1987. Menurut SK tersebut, yang dimaksud
drainase kota adalah jaringan pembuangan air yang berfungsi mengeringkan
bagian-bagian wilayah administrasi kota dan daerah urban dari genangan air, baik
dari hujan lokal maupun luapan sungai melintas di dalam kota.

2.2 Sejarah Perkembangan Drainase


Ilmu drainase perkotaan bermula tumbuh dari kemampuan manusia
mengenali lembah-lembah sungai yang mampu mendukung kebutuhan
hidupnya. Adapun kebutuhan pokok tersebut berupa penyediaan air bagi
keperluan rumah tangga, pertanian, perikanan, transportasi dan kebutuhan
social budaya.
Dari siklus keberadaan air di suatu lokasi dimana manusia bermukim,
pada masa tertentu selalu terjadi keberadaan air secara berlebih, sehingga
menganggu kehidupan manusia itu sendiri. Selain daripada itu, kegiatan
manusia semakin bervariasi sehingga menghasilkan limbah kegiatan berupa
air buangan yang dapat menggangu kualitas lingkungan hidupnya. Berangkat
dari kesadaran akan arti kenyamanan hidup sangat bergantung pada kondisi
lingkungan, maka orang mulai berusaha mengatur lingkungannya dengan
3
cara melindungi daerah pemukimannya dari kemungkinan adanya gangguan
air berlebih atau air kotor.
Dari sekumpulan pengalaman terdahulu dalam lingkungan masyarakat
yang masih sederhana, ilmu drainase perkotaan dipelajari oleh banyak
bangsa. Sebagai contoh orang Babilon mengusahakan lembah sungai Eufrat
dan Tigris sebagai lahan pertanian yang dengan demikian pastitidak dapat
menghindahari permasalahan drainase. Orang Mesir telah memanfaatkan air
sungai Nil dengan menetap sepanjang lembah yang sekaligus rentan terhadap
gangguan banjir.
Penduduk di kawasan tropika basah seperti di Indonesia awalnya
dibilang selalu tumbuh dari daerah yang berdekatan dengan sungai, dengan
demikian secara otomatis mereka pasti akan berinteraksi dengan masalah
gangguan air pada saat musim hujan secara periodic. Pada kenyataannya
mereka tetap dapat menetap disana, dikarenakan mereka telah mampu
mengatur dan menguasai ilmu pengetahuan tentang drainase.
Tepengaruh dengan perkembangan sosial budaya suatu masyarakat
atau suku bangsa, ilmu drainase perkotaan akhirnya harus ikut tumbuh dan
berkembang sesuai dengan perubahan tata nilai yang berlangsung di
lingkungannya.
Harus diakui bahwa pertumbuhan dan perkembangan ilmu drainase
perkotaan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu hidrolika, matematika,
statiska, fisika, kimia, komputasi dan banyak lagi yang lain, bahkan juga ilmu
ekonomi dan sosial sebagai ibu asuhnya pertama kali. Ketika didominasi oleh
ilmu hidrologi, hidrolika, mekanika tanah, ukur tanah, matematika,
pengkajian ilmu drainase perkotaan masih menggunakan konsep statiska.
Namun dengan semakin akrabnya hubungan ilmu drainase perkotaan
dengan statiska, kesehatan, lingkungan, social ekonomi yang umumnya
menyajikan suatu telaah akan adanya ketidakpastian dan menuntut
pendekatan masalah sacara terpadu (intergrated) maka ilmu drainase
perkotaan semakin tumbuh menjadi ilmu yang mempunyai dinamika yang
cukup tinggi. (H.A Halim Hasmar.2011)

2.3 Sistem Jaringan Drainase

Sistem jaringan drainase perkotaan umumnya dibagi atas 2 bagian,


yaitu :
a) Sistem Drainase Mayor

4
Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang
menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan
(Catchment Area). Pada umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga
sebagai sistem saluran pembuangan utama (major system) atau drainase
primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang berskala besar dan
luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai.
Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang
antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak
diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.
b) Sistem Drainase Mikro
Sistem drainase mekro yaitu sistem saluran dan bangunan
pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah
tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem
drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air
hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainase kota dan lain
sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar.
Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan
dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan
yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman lebih
cenderung sebagai sistem drainase mikro.

2.4 Jenis – Jenis Drainase


Drainase dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :
a. Menurut sejarah terbentuknya
1) Drainase alamiah (Natural Drainage)
Drainase alamiah adalah sistem drainase yang terbentuk secara alami
dan tidak ada unsur campur tangan manusia.
2) Drainase buatan (Artificial Drainage)
Drainase alamiah adalah sistem drainase yang dibentuk berdasarkan
analisis ilmu drainase, untuk menentukan debit akibat hujan, dan
dimensi saluran.
b. Menurut letak saluran
1) Drainase permukaan tanah (Surface Drainage)
Drainase permukaan tanah adalah saluran drainase yang berada di atas
permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan
permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open channel flow.

5
2) Drainase bawah tanah (Sub Surface Drainage)
Drainase bawah tanah adalah saluran drainase yang bertujuan
mengalirkan air limpasan permukaan melalui media di bawah
permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu.
Alasan tersebut antara lain tuntutan artistik, tuntutan fungsi
permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di
permukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang,
taman, dan lain-lain.

c) Menurut konstruksi
1) Saluran Terbuka
Saluran terbuka adalah sistem saluran yang biasanya direncanakan
hanya untuk menampung dan mengalirkan air hujan (sistem terpisah),
namun kebanyakan sistem saluran ini berfungsi sebagai saluran
campuran. Pada pinggiran kota, saluran terbuka ini biasanya tidak
diberi lining (lapisan pelindung). Akan tetapi saluran terbuka di dalam
kota harus diberi lining dengan beton, pasangan batu (masonry)
ataupun dengan pasangan bata.

2) Saluran Tertutup
Saluran tertutup adalah saluran untuk air kotor yang
mengganggu kesehatan lingkungan. Sistem ini cukup bagus
digunakan di daerah perkotaan terutama dengan tingkat
kepadatan penduduk yang tinggi seperti kota Metropolitan dan
kota-kota besar lainnya.
d) Menurut fungsi
1) Single Purpose
Single purpose adalah saluran yang berfungsi mengalirkan satu
jenis air buangan saja.
2) Multy Purpose
Multy purpose adalah saluran yang berfungsi mengalirkan
beberapa jenis buangan, baik secara bercampur maupun
bergantian. (H.A Halim Hasmar.2011)

2.5 Pola Jaringan Drainase

Dalam perencanaan sistem drainase suatu kawasan harus


memperhatikan pola jaringan drainasenya. Pola jaringan drainase pada suatu
6
kawasan atau wilayah tergantung dari topografi daerah dan tata guna lahan
kawasan tersebut. Adapun tipe atau jenis pola jaringan drainase sebagai
berikut.
a) Jaringan Drainase Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari
pada sungai. Sungai sebagai pembuang akhir berada di tengah kota.

Gambar 2.1 Pola Jaringan Drainase Siku

b) Jaringan Drainase Paralel


Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran
cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi
perkembangan kota, saluran-saluran akan menyesuaikan.

c) Jaringan Drainase Grid Iron

Untuk daerah dimana sungai terletak di pinggir kota, sehingga saluran-


saluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpul.

7
d) Jaringan Drainase Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.

e) Jaringan Drainase Radial


Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.

Gambar 2.5 Pola Jaringan Drainase Radial

f) Jaringan Drainase Jaring-Jaring

Mempunyai saluran-saluran pembuang yang mengikuti arah jalan raya dan


cocok untuk daerah dengan topografi datar.

8
(H.A Halim Hasmar.2011)

9
2.6 Bentuk Penampang Saluran Drainase
Bentuk-bentuk untuk drainase tidak jauh berbeda dengan saluran
irigasi pada umunnya. Dalam perancangan dimensi saluran harus diusahakan
dapat membentuk dimensi yang ekonomis. Dimensi saluran yang terlalu besar
berarti kurang ekonomis, sebaliknya dimensi yang terlalu kecil akan
menimbulkan permasalahan karena daya tampung yang tidak memadai.
Adapun bentuk saluran antara lain :
a. Persegi Panjang
Saluran Drainase berbentuk empat psersegi panjang tidak banyak
membutuhkan ruang.Sebagai konsekuensi dari saluran bentuk ini saluran
harus terbentuk dari pasangan batu ataupun coran beton.

b. Trapesium
Pada umumnya saluran terbuat dari tanah akan tetapi tidak menutup
kemungkinan dibuat dari pasangan batu dan coram beton. Saluran ini
memerlukan cukup ruang. Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan
limpasan air hujan, air rumah tangga maupun air irigasi dengan debit yang
besar.

10
c. Segitiga
Bentuk saluran segitiga umumnya diterapkan pada saluran awal yang
sangat kecil.

d. Lingkaran
Biasanya digunakan untuk gorong – gorong dimana salurannya tertanam di
dalam tanah.

2.7 Fungsi Drainase

Fungsi/kegunaan dari sistem drainase, antara lain:

a. Membebaskan suatu wilayah terutama yang padat pemukiman dari


genangan air erosi dan banjir.
b. Karena aliran lancar, maka drainase juga berfungsi memperkecil resiko
kesehatan lingkungan bebas dari malaria dan penyakit lainnya.

c. Kegunaan tanah pemukiman padat akan menjadi lebih baik karena


terhiindar dari kelembaban.

d. Dengan sistem yang baik, tata guna lahan dapat dioptimalkan dan juga
memperkecil kerusakan-kerusakan tanah, bentuk jalan, dan bangunan-
bangunan lainnya.
11
2.8 Fungsi Jaringan

Pada sistem pengumpulan air buangan yang diperhatikan ada dua


macam air buangan, yaitu air hujan dan air kotor (bekas). Cara atau sistem
buangan ada tiga, yaitu:

a. Sistem Terpisah (Separate System)

Air kotor dan air hujan dilayani oleh sistem saluran masing-masing
terpisah. Pemilihan sistem ini didasarkan pada beberapa pertimbangan,
antara lain: a. Periode musim hujan dan kemarau yang terlalu lama. b.
Kuantitas yang jauh berbeda antara air buangan dan air hujan. c. Air
buangan memerlukan pengolahan terlebih dahulu sedangkan air hujan
tidak perlu dan harus secepatnya dibuang ke sungai.

Keuntungan:
1. Sistem saluran mempunyai dimensi yang kecil sehingga memudahkan
pembuatan dan operasinya.
2. Penggunaan sistem terpisah mengurangi bahaya bagi kesehatan
masyarakat.
3. Pada instalasi pengolahan air buangan, tidak ada tambahan beban
kapasitas karena penambahan air hujan.
4. Pada sistem ini untuk saluran air buangan bisa direncanakan
pembilasan sendiri, baik pada musim kemarau maupun pada musim
hujan.

Kerugian:
Harus membuat dua sistem saluran sehingga memerlukan tempat yang luas
dan biaya yang cukup besar.

b. Sistem Tercampur (Combined System)

Air kotor dan air hujan disalurkan melalui satu saluran yang sama. Saluran
ini harus tertutup. Pemilihan sistem ini didasarkan pada beberapa
pertimbangan, antara lain:
a. Debit masing-masing buangan relatif kecil sehingga dapat disatukan.
b. Kuantitas air buangan dan air hujan tidak jauh berbeda.
c. Fluktuasi curah hujan dari tahun ke tahun relatif kecil.

Keuntungan:
1. Hanya diperlukan sat sistem penyaluran air sehingga dalam
pemilihannya lebih ekonomis.
12
2. Terjadi pengenceran air buangan oleh air hujan sehingga konsentrasi
air buangan menjadi menurun.

Kerugian:
Diperlukan areal yang luas untuk menempatkan instalasi tambahan utuk
penanggulangan di saat-saat tertentu.

c. Sistem Kombinasi (Pseudo Separate System), atau sistem interseptor.

Merupakan perpaduan antara saluran air buangan dan saluran air hujan
dimana pada waktu musim hujan air buangan dan air hujan tercampur
dalam saluran air buangan, sedangkan air hujan berfungsi sebagai
pengencer. Kedua saluran ini tidak bersatu tetapi dihubungkan dengan
sistem perpipaan interseptor.
Beberapa faktor yang dapat digunakan dalam pemillihan sistem ini adalah:
a. Perbedaan yang besar antara kuantitas air buangan yang akan
disalurkan melalui jaringan penyalur air buangan dan kuantitas curah
hujan pada daerah pelayanan.
b. Umumnya di dalam kota dilalui sungai-sungai dimana air hujan
secepatnya dibuang ke dalam sungai-sungai tersebut.
c. Periode musim kemarau dan musim hujan yang lama dan fluktuasi air
hujan yang tidak tetap. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di
atas, maka secara teknis dan ekonomis, sistem yang memungkinkan
untuk diterapkan adalah sistem terpisah antara air buangan rumah
tangga dengan air buangan yang berasal dari air hujan.

2.9 Sasaran Sistem Drainase

Sasaran penyediaan sistem drainase adalah:

1. Penataan sistem jaringan drainase primer, sekunder, dan tersier melalui


normalisasi maupun rehabilitasi saluran guna menciptakan lingkungan
yang aman dan baik terhadap genangan, luapan sungai, banjir kiriman,
maupun hujan lokal. Dari masing-masing jaringan dapat didefinisikan
sebagai berikut :

a. Jaringan Primer : saluran yang memanfaatkan sungai dan anak sungai.


b. Jaringan Sekunder : saluran yang menghubungkan saluran tersier
dengan saluran primer (dibangun dengan beton/plesteran semen).
c. Jaringan Tersier : saluran untuk mengalirkan limbah rumah tangga ke
saluran sekunder, berupa plesteran, pipa dan tanah.
2. Memenuhi kebutuhan dasar (basic need) drainase bagi kawasan hunian
dan kota.
13
3. Menunjang kebutuhan pembangunan (development need) dalam
menunjang terciptanya scenario pengembangan kota untuk kawasan
andalan dan menunjang sektor unggulan yang berpedoman pada Rancana
Umum Tata Ruang Kota.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis pada pembahasan, dapat disimpulkan bahwa dalam
sistem drainase sangat penting peranannya dalam kehidupan, terutama dalam
proses siklus air serta pengendalian banjir.

3.2 Saran
Demi membuat makalah ini menjadi lebih baik, maka diperlukan lebih
banyak sumber atau tinjauan pustaka tidak hanya dari internet namun juga
buku-buku yang berkaitan dengan materi yang dibahas dalam makalah ini.
dan mungkin untuk hasil yang lebih maksimal kedepannya, maka perlulah
berkonsultasi dengan ahli di bidang teknik sipil, khususnya yang memahami
dengan baik mengenai sistem drainase.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://maria.co.id/sistem-drainase/

http://civilianz-arena.blogspot.com/2011/06/drainase-dan-pengendalian-
banjir.html

http://eprints.polsri.ac.id/1241/3/BAB%20II.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai