Disusun Oleh :
1. Eka Maresti (16150317)
Disusun oleh :
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayahNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Drainase dan Pengendalian Banjir ini untuk melengkapi nilai mata kuliah
Drainase dan Pengendalian Banjir Program S-I Jurusan Teknik Sipil Sekolah
Tinggi Teknologi Ronggolawe Cepu.
Penyusunan makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Andi Rahmanto, S.T., M.T., selaku dosen mata kuliah Drainase dan
Pengendalian Banjir.
2. Orang tua penyusun yang telah memberikan dukungan dan doa restu.
3. Teman-teman Teknik Sipil S1 Semester 4 STTR CEPU yang telah
memberikan dukungan dan semangat.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA......................................................................................... ......... ii
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang............................................................................... 1
Rumusan Masalah.......................................................................... 1
Tujuan............................................................................................ 2
Manfaat.......................................................................................... 2
Batasan Masalah............................................................................ 2
BAB II Pembahasan
Pengertian Drainase....................................................................... 3
Sejarah Perkembangan
Drainase......................................................................................... 3
Sistem Jaringan Drainase.............................................................. 4
Jenis – Jenis Drainase................................................................... 5
Pola Jaringan Drainase................................................................. 7
Bentuk Penampang Saluran
Drainase....................................................................................... 10
Fungsi Drainase………….…...................................................... 11
Fungsi Jaringan…………............................................................ 12
Sasaran Sistem Drainase.............................................................. 13
BAB III Penutup
Kesimpulan.................................................................................... 15
Saran.............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai
perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam
air. Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya pasang
laut. Banjir dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah curah
hujan yang tinggi, pola hidup masyarakat yang buruk (misal membuang
sampah di sungai), penggundulan hutan, pendangkalan badan sungai, serta
buruknya sistem drainase.
Di wilayah aliran sungai dengan pola hidup masyarakat yang sering
kali menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah, banjir kerap kali
melanda dan seakan sudah menjadi tamu rutin tahunan terutama pada musim
kemarau. Kondisi ini diperparah dengan adanya banjir kiriman dari daerah
hulu, curah hujan yang tinggi, serta sistem drainase yang buruk.
1.3 Tujuan
1
Tujuan penyusunan makalah ini adalah :
a. Mengetahui fungsi dan manfaat suatu sistem drainase,.
b. Mengetahui jenis serta bentuk drainase.
1.4 Manfaat
a. Dengan dibuatnya suatu sistem drainase yang baik, masalah banjir
terutama di musim penghujan akan mampu diminimalisir.
b. Dengan memahami fungsi, jenis, dan bentuk-bentuk sistem drainase, akan
membantu kita dalam merencanakan pembangunan suatu sistem drainase
yang sesuai di lingkungan kita.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang
menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan
(Catchment Area). Pada umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga
sebagai sistem saluran pembuangan utama (major system) atau drainase
primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang berskala besar dan
luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai.
Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang
antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak
diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.
b) Sistem Drainase Mikro
Sistem drainase mekro yaitu sistem saluran dan bangunan
pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah
tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem
drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air
hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainase kota dan lain
sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar.
Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan
dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan
yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman lebih
cenderung sebagai sistem drainase mikro.
5
2) Drainase bawah tanah (Sub Surface Drainage)
Drainase bawah tanah adalah saluran drainase yang bertujuan
mengalirkan air limpasan permukaan melalui media di bawah
permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu.
Alasan tersebut antara lain tuntutan artistik, tuntutan fungsi
permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di
permukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang,
taman, dan lain-lain.
c) Menurut konstruksi
1) Saluran Terbuka
Saluran terbuka adalah sistem saluran yang biasanya direncanakan
hanya untuk menampung dan mengalirkan air hujan (sistem terpisah),
namun kebanyakan sistem saluran ini berfungsi sebagai saluran
campuran. Pada pinggiran kota, saluran terbuka ini biasanya tidak
diberi lining (lapisan pelindung). Akan tetapi saluran terbuka di dalam
kota harus diberi lining dengan beton, pasangan batu (masonry)
ataupun dengan pasangan bata.
2) Saluran Tertutup
Saluran tertutup adalah saluran untuk air kotor yang
mengganggu kesehatan lingkungan. Sistem ini cukup bagus
digunakan di daerah perkotaan terutama dengan tingkat
kepadatan penduduk yang tinggi seperti kota Metropolitan dan
kota-kota besar lainnya.
d) Menurut fungsi
1) Single Purpose
Single purpose adalah saluran yang berfungsi mengalirkan satu
jenis air buangan saja.
2) Multy Purpose
Multy purpose adalah saluran yang berfungsi mengalirkan
beberapa jenis buangan, baik secara bercampur maupun
bergantian. (H.A Halim Hasmar.2011)
7
d) Jaringan Drainase Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.
8
(H.A Halim Hasmar.2011)
9
2.6 Bentuk Penampang Saluran Drainase
Bentuk-bentuk untuk drainase tidak jauh berbeda dengan saluran
irigasi pada umunnya. Dalam perancangan dimensi saluran harus diusahakan
dapat membentuk dimensi yang ekonomis. Dimensi saluran yang terlalu besar
berarti kurang ekonomis, sebaliknya dimensi yang terlalu kecil akan
menimbulkan permasalahan karena daya tampung yang tidak memadai.
Adapun bentuk saluran antara lain :
a. Persegi Panjang
Saluran Drainase berbentuk empat psersegi panjang tidak banyak
membutuhkan ruang.Sebagai konsekuensi dari saluran bentuk ini saluran
harus terbentuk dari pasangan batu ataupun coran beton.
b. Trapesium
Pada umumnya saluran terbuat dari tanah akan tetapi tidak menutup
kemungkinan dibuat dari pasangan batu dan coram beton. Saluran ini
memerlukan cukup ruang. Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan
limpasan air hujan, air rumah tangga maupun air irigasi dengan debit yang
besar.
10
c. Segitiga
Bentuk saluran segitiga umumnya diterapkan pada saluran awal yang
sangat kecil.
d. Lingkaran
Biasanya digunakan untuk gorong – gorong dimana salurannya tertanam di
dalam tanah.
d. Dengan sistem yang baik, tata guna lahan dapat dioptimalkan dan juga
memperkecil kerusakan-kerusakan tanah, bentuk jalan, dan bangunan-
bangunan lainnya.
11
2.8 Fungsi Jaringan
Air kotor dan air hujan dilayani oleh sistem saluran masing-masing
terpisah. Pemilihan sistem ini didasarkan pada beberapa pertimbangan,
antara lain: a. Periode musim hujan dan kemarau yang terlalu lama. b.
Kuantitas yang jauh berbeda antara air buangan dan air hujan. c. Air
buangan memerlukan pengolahan terlebih dahulu sedangkan air hujan
tidak perlu dan harus secepatnya dibuang ke sungai.
Keuntungan:
1. Sistem saluran mempunyai dimensi yang kecil sehingga memudahkan
pembuatan dan operasinya.
2. Penggunaan sistem terpisah mengurangi bahaya bagi kesehatan
masyarakat.
3. Pada instalasi pengolahan air buangan, tidak ada tambahan beban
kapasitas karena penambahan air hujan.
4. Pada sistem ini untuk saluran air buangan bisa direncanakan
pembilasan sendiri, baik pada musim kemarau maupun pada musim
hujan.
Kerugian:
Harus membuat dua sistem saluran sehingga memerlukan tempat yang luas
dan biaya yang cukup besar.
Air kotor dan air hujan disalurkan melalui satu saluran yang sama. Saluran
ini harus tertutup. Pemilihan sistem ini didasarkan pada beberapa
pertimbangan, antara lain:
a. Debit masing-masing buangan relatif kecil sehingga dapat disatukan.
b. Kuantitas air buangan dan air hujan tidak jauh berbeda.
c. Fluktuasi curah hujan dari tahun ke tahun relatif kecil.
Keuntungan:
1. Hanya diperlukan sat sistem penyaluran air sehingga dalam
pemilihannya lebih ekonomis.
12
2. Terjadi pengenceran air buangan oleh air hujan sehingga konsentrasi
air buangan menjadi menurun.
Kerugian:
Diperlukan areal yang luas untuk menempatkan instalasi tambahan utuk
penanggulangan di saat-saat tertentu.
Merupakan perpaduan antara saluran air buangan dan saluran air hujan
dimana pada waktu musim hujan air buangan dan air hujan tercampur
dalam saluran air buangan, sedangkan air hujan berfungsi sebagai
pengencer. Kedua saluran ini tidak bersatu tetapi dihubungkan dengan
sistem perpipaan interseptor.
Beberapa faktor yang dapat digunakan dalam pemillihan sistem ini adalah:
a. Perbedaan yang besar antara kuantitas air buangan yang akan
disalurkan melalui jaringan penyalur air buangan dan kuantitas curah
hujan pada daerah pelayanan.
b. Umumnya di dalam kota dilalui sungai-sungai dimana air hujan
secepatnya dibuang ke dalam sungai-sungai tersebut.
c. Periode musim kemarau dan musim hujan yang lama dan fluktuasi air
hujan yang tidak tetap. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di
atas, maka secara teknis dan ekonomis, sistem yang memungkinkan
untuk diterapkan adalah sistem terpisah antara air buangan rumah
tangga dengan air buangan yang berasal dari air hujan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis pada pembahasan, dapat disimpulkan bahwa dalam
sistem drainase sangat penting peranannya dalam kehidupan, terutama dalam
proses siklus air serta pengendalian banjir.
3.2 Saran
Demi membuat makalah ini menjadi lebih baik, maka diperlukan lebih
banyak sumber atau tinjauan pustaka tidak hanya dari internet namun juga
buku-buku yang berkaitan dengan materi yang dibahas dalam makalah ini.
dan mungkin untuk hasil yang lebih maksimal kedepannya, maka perlulah
berkonsultasi dengan ahli di bidang teknik sipil, khususnya yang memahami
dengan baik mengenai sistem drainase.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://maria.co.id/sistem-drainase/
http://civilianz-arena.blogspot.com/2011/06/drainase-dan-pengendalian-
banjir.html
http://eprints.polsri.ac.id/1241/3/BAB%20II.pdf
16