KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 4
1.2 Tujuan ................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 5
2.1 Sistem Irigasi Sprinkle ........................................................................................... 5
2.2 Kapasitas Sistem Sprinkle ...................................................................................... 5
2.3 Macam Irigasi Sprinkle atau Irigasi Curah ......................................................... 7
2.4 Memilih Sistem Sprinkle yang paling sesuai ........................................................ 9
2.5 Memilih sprinkler dan jarak tempat................................................................... 10
2.6 Jarak antar sprinkler dan perhitungan kecepatan presipitasi ......................... 16
2.7 Pola Jarak Sprinkle .............................................................................................. 18
2.8 Perencanaan Peletakan Sprinkle ......................................................................... 21
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 24
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui fungsi dan memilih sprinkle
2. Mengetahui manfaat dan efisiensi dari irigasi curah
3. Mengetahui aplikasi irigasi curah
BAB II PEMBAHASAN
Lima sistem sprinkle yang paling umum digunakan di daerah Dakota Utara
dibandingkan dalam tabel menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Lahan seluas 160 hektar
2. Sumur setinggi 100 kaki di dekat pusat lahan
3. Pasokan air yang cukup untuk semua sistem sprinkler
4. Tanah yang sesuai untuk tingkat aplikasi system
2. Pola Segitiga
Pola segitiga umumnya digunakan di daerah yang memiliki batas tidak
beraturan atau batas yang ada terbuka untuk over spray, atau tidak memerlukan
sprinkler setengah lingkaran. Pola segitiga sama sisi, dimana sprinkler
memiliki jarak yang sama satu sama lain, memiliki beberapa keuntungan dari
jarak persegi.
Karena deretan sprinkler diimbangi dari baris yang berdekatan untuk
membentuk pola segitiga, titik lemah yang menjadi masalah dalam jarak
persegi dapat diatasi dengan pola ini. Dalam kebanyakan kasus, sprinkler dapat
ditempatkan lebih jauh menggunakan jarak segitiga daripada dengan jarak
persegi. Jarak tambahan antar sprinkler ini berarti akan mengurangi kebutuhan
sprinkler pada proyek. Sprinkler yang lebih sedikit akan menekan biaya
pembelian sprinkler, waktu penginstalan lebih sedikit dan juga biaya perawatan
yang lebih rendah selama masa pakai sistem.
Rekomendasi jarak dari pola segitiga sama sisi agak kurang restriktif untuk
kondisi berangin. Bagan ini memungkinkan jarak yang lebih jauh antara alat
penyiram yang dimulai dengan jarak 60% dan mengurangi jarak untuk area
yang lebih windier.
Status angin Jarak maksimum
0 sampai 3 mph (0 sampai 5 km / Diameter 60%
jam)
4 sampai 7 mph (6 sampai 11 km / Diameter 55%
jam)
8 sampai 12 mph (13 sampai 19 km Diameter 50%
/ jam)
Kombinasi berbagai pola yang disebutkan di atas sejauh ini mungkin dapat
digunakan di area yang sama dengan menyesuaikan terhadap kondisi tertentu.
Jika perancang memelurkan alat penyiram untuk halaman rumput daerah, dan
pohon atau deretan semak, pola jarak untuk menyesuaikan hambatan bisa
terjadi. Dengan membuat pola dari persegi atau persegi panjang menjadi jajar
genjang sedikit miring atau bentuk segitiga, tingkat cakupannya dapat
dipertahankan meskipun polanya tidak sesuai dengan area lainnya. Setelah
memposisikan penyiram untuk mengelilingi atau melewati area penghalang,
perancang bisa kembali dari pola yang dimodifikasi ke pola spasi asli.
Untuk menyesuaikan dengan batas melengkung, pola geser memungkinkan
untuk perubahan bertahap dari mungkin persegi atau persegi panjang menjadi
jajar genjang, dan kemudian ke jarak segitiga dan kembali lagi jika perlu.
Dengan menggeser pola untuk mempertahankan persyaratan jarak di sepanjang
garis melengkung, perancang menghindari penyiraman sprinkler pada lekukan
bagian dalam dan merentangkan jarak pada kurva luar.
Contoh yang baik untuk penggunaan metode sliding pattern adalah jarak
sprinkler yang sering dirancang untuk outfield lapangan baseball. Perancang
bisa mulai dengan sjarak pola persegi di belakang base ketiga dan, saat
mengikuti lengkung bagian luar area scalped dari baseline, secara bertahap
meluncur melalui pola jajar genjang ke segitiga di belakang base kedua, dan
terus meluncur kembali melalui pola persegi panjang di belakang base pertama.
Ini meluncur Metode jarak penyiram akan terus keluar ke penyiram bagian
lingkaran di sepanjang pagar luar.
2.8 Perencanaan Peletakan Sprinkle
Lokasi keberadaan pohon juga menentukan adanya ruang atau jarak dari
sprinkle. Bagi pohon besar maupun semak belukar tidak diirigasi secara
terpisah, sprinkle di area tersebut harusnya mengelilingi dan diletakkan
dibawah tanaman.
2. Menggunakan sprinkle yang sama apabila memungkinkan
Setelah melakukan plotting letak sprinkle, ialah mengelompokkan sprinkle
dalam valve circuits or laterals.
3. Mengecek kembali seluruh sistem untuk jarak yang benar dan cakupan yang
baik. Pada bagian ini dilaksanakan penyesuaian, penambahan maupun
pengurangan, serta meninjau ulang jarak sebelum di gambarkan pada rute pipa.
Menanam pada bedeng yang berukuran kecil membutuhkan air yang cukup
dengan irigasi drip maupun dengan spray sprinkle dengan radius yang pendek.
Daerah D,E, H yang mana masing-masing akan menggambarkan drip lateral. Pohon
maupun tanaman yang dibudidayakan dapat menggunakan multi-outlet emitters.
Sedangkan pada daerah I, menggunakan mikro sprayer yaitu sekitar 30,5 cm.
Landscape strips dapat diirigasi dengan berbagai cara. Untuk strips dengan
lebar 4 sampai 7 ft. bagian nozzle memiliki “bow tie” yang terletak di pusat daerah
itu. Adapula VAN (Variable Arc Nozzles) dapat digunakan sebagai konfigurasi
yang tidak membutuhkan penutupan yang cukup. Daerah yang memiliki bentuk
tidak umum, atau area G, dapat menggunakan VAN ini.
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA