Anda di halaman 1dari 24

COVER

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Malang, Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 4
1.2 Tujuan ................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 5
2.1 Sistem Irigasi Sprinkle ........................................................................................... 5
2.2 Kapasitas Sistem Sprinkle ...................................................................................... 5
2.3 Macam Irigasi Sprinkle atau Irigasi Curah ......................................................... 7
2.4 Memilih Sistem Sprinkle yang paling sesuai ........................................................ 9
2.5 Memilih sprinkler dan jarak tempat................................................................... 10
2.6 Jarak antar sprinkler dan perhitungan kecepatan presipitasi ......................... 16
2.7 Pola Jarak Sprinkle .............................................................................................. 18
2.8 Perencanaan Peletakan Sprinkle ......................................................................... 21
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 24
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemanfaatan teknologi alat mesin pertanian (alsintan) kini semakin maju
dan sudah banyak digunakan oleh petani skala besar. Irigasi merupakan salah satu
kegiatan yang sangat penting dalam pertanian, teknologi irigasi ini juga semkain
berkembang. Salah satu teknologi irigasi tersebut adalah irigasi sprinkle atau irigasi
curah. Pada metoda irigasi curah, air irigasi diberikan dengan cara menyemprotkan
air ke udara dan menjatuhkannya di sekitar tanaman seperti hujan. Penyemprotan
dibuat dengan mengalirkan air bertekanan melalui orifice kecil atau nozzle.
Tekanan biasanya didapatkan dengan pemompaan. Untuk mendapatkan
penyebaran air yang seragam diperlukan pemilihan ukuran nozzle, tekanan
operasional, spasing sprinkler dan laju infiltrasi tanah yang sesuai. Cara yang
paling sederhana yang sering digunakan untuk irigasi sayuran oleh petani kecil
adalah dengan menyiram menggunakan emrat (ebor).

Alsintan merupakan rekayasa teknologi yang penggunaannya akan


berdampak positif terhadap peningkatan produktifitas dan produksi pertanian,
peningkatan mutu dan pengolahan hasil, penyelamatan kehilangan hasil saat panen,
penyerapan tenaga kerja sekaligus peningkatan efisiensi usahatani. Pemanfaatan
teknologi alat mesin pertanian khususnya penggunaan peralatan sprinkler di tingkat
petani harus dipertimbangan secara cermat agar mampu berkembang secara
mandiri. Untuk dapat menggunakan irigasi cuah dengan tepat maka kita harus
mengetahui dan memahami bagaimana kerja irigasi curah tersebut. Maka, ditulislah
makalah ini sebagai wadah untuk menambah wawasan mengenai irigasi Sprinkle
atau irigasi curah.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui fungsi dan memilih sprinkle
2. Mengetahui manfaat dan efisiensi dari irigasi curah
3. Mengetahui aplikasi irigasi curah
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sistem Irigasi Sprinkle


Terdapat empat metode dasar dalam irigasi, yaitu: irigasi bawah permukaan,
irigasi permukaan (gravitasi), irigasi tetes (drip irrigation), dan irigasi sprinkler.
Sistem irigasi sprinkler “melempar” air melalui udara untuk mensimulasikan curah
hujan, sedangkan tiga metode irigasi lainnya mengaplikasikan air ke tanah secara
langsung, baik pada permukaan atau di bawah permukaan. Sistem irigasi sprinkler
yang paling banyak digunakan yaitu sistem sprinkler center pivot.
Sistem center pivot sangat mudah beradaptasi, namun tidak berjalan dengan
baik pada lahan yang berbentuk tidak beraturan; lahan yang panjang dan sempit;
dan lahan yang terdapat berbagai halangan, seperti pepohonan dan bagunan. Dalam
situasi ini, sistem sprinkler lainnya dapat digunakan secara lebih efektif.
Apabila akan mengisntalasi sistem sprinkler, terdapat dua hal penting yang
harus dilakukan sebelum membeli sistem. Pertama, pengecekan peta survei tanah
pada daerah tersebut untuk memastikan bahwa tanah di lahan tersebut dapat
diirigasi. Kedua, kepemilikan sumber air yang tersedia di dekat lahan dan izin air
yang dikeluarkan oleh Komisi Air Tanah. Selain itu, sumber air untuk irigasi harus
cukup kuantitas dan kualitasnya.
Sistem sprinkler bisa terdiri dari satu sprinkler atau lebih. Bila banyak alat
sprinkler yang digunakan, maka alat-alat tersebut terikat pada pipa dengan jarak
yang telah ditentukan untuk mencapai jumlah aplikasi yang seragam. Saat memilih
sistem sprinkler, parameter fisik yang penting untuk dipertimbangkan adalah:
1. Bentuk dan ukuran lahan
2. Topografi lahan
3. Jumlah waktu dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem
2.2 Kapasitas Sistem Sprinkle
Kapasitas sistem sprinkler adalah laju aliran yang diperlukan untuk
mengairi suatu daerah dan dinyatakan dalam galon per menit per are (gpm/acre).
Kapasitas sistem tergantung pada:
1. Puncak kebutuhan air tanaman selama musim tanam
2. Kedalaman efektif perakaran tanaman
3. Tekanan dan laju infiltrasi tanah
4. Kapasitas menahan air pada tanah
5. Jika sumber airnya satu atau lebih sumur, maka sumur atau kapasitas
pemompaan sumur perlu diperhatikan
6. Perizinan tingkat pemompaan oleh Komisi Air Negara
Tabel di bawah ini menunjukkan kapasitas sistem secara umum yang dibutuhkan
untuk irigasi tanaman di daerah Dakota Utara beserta berbagai macam tekstur
tanahnya.

Gambar 1. Kapasitas Sistem Secara Umum


Untuk menggunakan tabel ini, kita harus menentukan tekstur tanah yang
dominan pada lahan dan jenis tanaman yang akan ditanam (rotasi tanam), kemudian
menentukan kapasitas sistem yang sesuai. Apabila hendak memilih desain kapasitas
sistem dan merotasikan beberapa tanaman yang berbeda jenis pada suatu lahan,
maka kapasitas sistem yang dipilih adalah kapasitas sistem dengan angka terbesar.
Sebagai aturan umum, di bawah irigasi penuh sepanjang musim, diperlukan laju
aliran minimum 6 gpm / are karena sebagian besar tanah yang diirigasi di Dakota
Utara memiliki tekstur pasir atau lempung berpasir. Oleh karena itu, tingkat aliran
air yang lebih rendah dapat digunakan, namun pengelolaan air yang dibutuhkan
dilakukan dengan lebih intensif .
Sistem sprinkler harus dirancang untuk mengaplikasikan air secara seragam
tanpa limpasan atau erosi. Tingkat aplikasi sistem sprinkler harus disesuaikan ke
tingkat penyerapan air optimal oleh tanah yang ada di lahan. Jika aplikasinya
melebihi tingkat penyerapan air optimal tanah, air akan terbuang keluar lahan atau
masuk ke lapisan tanah yang lebih dalam dari zona perakaran tanaman. Pengolahan
tanah diperlukan untuk memperbaiki penyimpanan permukaan, seperti pembuatan
cekungan yang dapat membantu mengontrol limpasan
2.3 Macam Irigasi Sprinkle atau Irigasi Curah
a. Center Pivot

Gambar 2. Center Pivot


Sistem sprinkler ini berputar di sekitar titik pivot dan membutuhkan tenaga
kerja terendah dari sistem yang ada. Irigasi ini dibangun menggunakan rentang pipa
yang terhubung ke menara bergerak. Irigasi ini akan mengairi sekitar 132 hektar.
Sistem pivot pusat dapat menangani lereng hingga 15 persen. Paket sprinkler
tersedia untuk tekanan operasi rendah sampai tinggi (25 sampai 80 pound per inci
persegi, atau psi, pada titik pivot). Penyiram atau sprinkler dapat dipasang di atas
bentang atau pada bawah tabung, yang membuat sprinkler lebih dekat dengan
tanaman. Jumlah aplikasi air dikendalikan oleh kecepatan rotasi yang diberikan.
Center Pivot ini dapat digunakan untuk tanaman tinggi dan sangat cocok untuk
tanah yang lebih ringan. Irigasi ini pada umumnya tidak dianjurkan untuk tanah
berat dengan tingkat infiltrasi yang rendah.
b. Center Pivot With Corner Attachmen

Gambar 3. Center Pivot with Corner Attachment


Berdasarkan metode irigasi center pivot yang terdapat sudut, sistem poros
dengan penambahan sudut akan mengairi 145 sampai 154 hektar. Metode irigasi
sudut yang paling umum memiliki rentang tambahan, lengkap dengan menara yang
terhubung pada ujung pusat pivot sistem jalur utama, yang mengayun di tiap
sudutnya. Saat air mengayun keluar, alat penyiram dinyalakan untuk mengairi
sudut. Sebuah kawat yang dikubur untuk mengontrol saklar mekanis pergerakan
rentang pada tiap sudut. Tipe lain dari sistem sudut menggunakan beberapa end-
guns yang dipasang di ujung pivot tengah sistem pada jalur utama. The end guns
diaktifkan dengan urutan dari terkecil ke terbesar dan kembali lagi saat mesin
bergerak melewati tikungan sudut.
c. Linear Move

Gambar 4. Linear Move


Linier Move (kadang disebut lateral move) merupakan sistem irigasi yang
dibangun dengan cara yang sama seperti center pivot yaitu dengan menara yang
bergerak dan bentang pipa yang terhubung dengan menara. Perbedaan utamanya
ialah semua menara bergerak dengan kecepatan yang sama dan di arah yang sama.
Air dipompa ke salah satu ujung atau ke pusat tengah. Biasanya, motor diesel
dengan generator dipasang di menara penggerak utama dan memasok daya yang
diperlukan untuk mengoperasikan sistem irigasi. Keuntungan utama dari
pergerakan linier adalah bias mengairi bidang persegi panjang sampai satu mil
panjangnya dan setengah mil lebar. Karena tingginya investasi modal, system ini
digunakan pada tanaman bernilai tinggi seperti kentang, sayuran, dll.
d. Traveling Big Gun

Gambar 5. Traveling Big Gun


Sistem traveling big gun irigasi ini menggunakan nozel dengan kapasitas
besar (berdiameter 2 inci) dan tekanan tinggi (90 sampai 125 psi) untuk
memancarkan air di atas tanaman (Radius 175 sampai 350 kaki). Sistem ini
memiliki dua konfigurasi. Tersedia dalam dua tipe yaitu Hose-pull system dan
Hose-reel system. Dalam hose-pull system terdapat mesin pemancar (gun) yang
dipasang pada alat angkut beroda. Air dipasok melalui selang fleksibel dengan
panjang sampai 200m. Pipa utama dipasang melintasi pusat lahan dari stasiun
pompa. Pemancar (gun) diposisikan pad kondisi start dari jalur pertama. Slang
fleksibel diletakkan sepanjang jalur gerak dan disambung ke pemancar (gun) dan
coupler pada pipa utama.
e. Side Roll

Gambar 6. Side Roll


Side roll (kadang disebut roda roll) terdiri dari lateral dan dipasang pada
roda berdiameter 4 sampai 10 kaki dengan pipa bertindak sebagai poros. Diameter
pipa biasanya adalah 4 dan 5 inci. Sisi roll mengirigasi area seluas 60 sampai 90
kaki. Bila jumlah air yang diingnkan telah diterapkan pada area yang ditetapkan ini,
Mesin bensin di pusat digunakan untuk memindahkanside roll ke set berikutnya.
Penyiram umumnya dipasang pada keadaan seimbang dan berputar sehingga tidak
peduli dimana side roll dihentikan.Sistem ini tidak disarankan untuk lereng yang
lebih besar dari 5 persen dan harus digunakan terutama pada tanah datar. Sistem
side roll juga disesuaikan hanya untuk tanaman yang pertumbhannya lambat.
Operasi medium pada tekanan (50 psi di inlet) dan umumnya pada lahan yang
persegi panjang dan pada masing-masing lateral mampu mengairi maksimal 40
hektar. Roda khusus harus dibeli untuk memindahkan sistem ini dari lapangan ke
lapangan tanpa membongkar.
2.4 Memilih Sistem Sprinkle yang paling sesuai

Lima sistem sprinkle yang paling umum digunakan di daerah Dakota Utara
dibandingkan dalam tabel menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Lahan seluas 160 hektar
2. Sumur setinggi 100 kaki di dekat pusat lahan
3. Pasokan air yang cukup untuk semua sistem sprinkler
4. Tanah yang sesuai untuk tingkat aplikasi system

Biaya yang ditunjukkan adalah biaya rata-rata. Biaya aktual untuk


kebanyakan pertanian akan bervariasi tergantung jarak dari sumber air ke lapangan,
sistem sprinkler baru atau bekas, pilihan yang dipilih, dan jenis paket pembiayaan.
2.5 Memilih sprinkler dan jarak tempat
Hal pertama yang pelu diperhatikan dalam memilih sprinkler yaitu mencari
informasi yang mendukung langka awal dalam desain. Sebagian besar kriteria
pemilihan sprinkler berbasis pada informasi yang dikumpulkan atau dihitung pada
langkah awal tersebut.
Setiap jenis sprinkler memiliki rentangan tertentu dalam perancangannya.
Tipe utama dari sprinkle yaitu:
Spray sprinkler
1. Shrub spray sprinklers
2. Pop-up spray sprinklers
Rotating sprinkler
1. Impulse or impact sprinklers
2. Pop-up gear drive sprinklers
Bublers and drip irrigation devices
1. zero radius or short radius type
2. ultra-low volume type
Saat memilih sprinkler untuk sebuah proyek, ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1. Jenis penyiram yang diminta oleh pemiliknya
2. Ukuran dan bentuk daerah yang akan diirigasi
3. Jenis bahan tanaman yang akan diirigasi
4. Tekanan air dan aliran yang tersedia
5. Kondisi lingkungan setempat seperti angin, suhu, dan presipitasi
6. Tipe tanah dan tingkat infiltrasi
7. Kompatibilitas alat penyiram (yang bisa dikelompokkan bersama)
Ukuran dan bentuk daerah yang akan diirigasi sering mentukan jenis sprinkler
apa yang akan digunakan. Tujuannya adalah untuk mengairi daerah tersebut dengan
baik menggunakan sprinkler dengan jumlah yang minimum, selain itu jenis
tanaman yang akan diiragasi juga menentukan jenis sprinkler yang digunakan,
Rumput, semak, pepohonan dan penutup tanah mungkin memerlukan jenis
sprinkler yang khusus.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa tekanan air dan batas aliran
yang tersedia adalah kriteria perancang untuk pemilihan sprinkler. Setiap jenis
sprinkler memiliki rentang kinerja yang benar dan rentang ini harus sesuai dengan
kriteria aliran dan tekanan yang tersedia, yang keduanya merupakan fungsi dari
persediaan air.
Daerah yang memiliki kondisi iklim khusus tentu akan membutuhkan
penyiraman yang khusus pula. Daerah yang berangin membutuhkan penyiraman
dengan low-ange springkler yang akan mempertahan air di dekat tanah yang dimana
air itu tidak dapat hilang atau menguap karena tertiup oleh angin.
Tingkat aplikasi sprinkler tidak boleh melebihi kemampuan tanah dalam
menyerap air. Sprinkler dengan tingkat presipitasi yang rendah mungkin diperlukan
untuk meneyesuaikan aplikasi irigasi ini terhadap kemampuan tanah menyerap air.
Selain itu sprinkler yang prespitasinya rendah ini dibutuhkan di daerah lereng untuk
mengurangi potensi limpasan dan erosi.
Salah satu aturan terpenting ketika mengaplikasikan sprinkler adalah sebisa
mungkin untuk menghindari percampura jenis sprinkler yang berbeda pada katup
yang sama. Bila sprinkler dengan tingkat curah hujan bervariasi saling terhubung
maka pemilik atau irrigator membutuhkan air yang lebih untuk daerah tersebut
karena harus mencukupi air untuk kedua atau lebih sprinkler yang saling terhubung
tersebut. Bahkan jenis sprinkler yang sama mungkin memerlukan katup terpisah
untuk menyesuaikan aplikasi penggunaan air dengan penyiram lainnya.
Berikut ini merupakan aplikasi untuk berbagai jenis sprinkler beserta tempat
yang paling baik untuk diaplikasikan berbagai jenis sprinkler tersebut pada proyek
landscape:
Sprinkle rotasi berfungsi untuk mengairi semak dan tanaman penutup tanah
yang lebih luas. Secara umum, alat penyiram rotasi memiliki nozel atau sepasang
nozel yang berputar untuk mendistribusikan air di atas area cakupan. Bagian unit
lingkaran memiliki mekanisme pembalikan atau penutup untuk menghindari aliran
air keluar daerah cakupan. Sebagian besar lingkaran berputar sekitar 20 sampai 240
°, dan kebanyakan dapat beralih ke pengaturan 360 ° (lingkaran penuh).
Sprinkle rotasi terdiri dari berbagai ukuran, kebanyakan Sprinkel Rotasi
memiliki tekanan 25 sampai 100 psi (1,7 sampai 6,9 bar). Jarak lemparan lebih jauh
dari pada sprinkle semprot, Sprinkle rotasi bisa melempar dari sekitar 20 kaki (6,10
m) minimum untuk unit kecil sedangakn untuk unit yang lebig besar sampai lebih
dari 100 ft(30,48 m). Namun untuk dapat menyiram dengan jarah yang jauh juga
diperlukan air yang banyak, sehingga kebutuhan air juga banyak. Semakin jauh
jangkauan dari Sprinkle rotasi maka arus yang dibutuhkan juga semakin besar yaitu
5 sampai 100 gpm (1,13 sampai 22,68 m3 / jam atau 0,32 sampai 6,31 L / s) atau
lebih .

Gambar 7. Sprinkel rotasi


Meski aliran airnya besar, Pemakaian air pada Sprinkel rotasi biasanya
lebih lambat dari sprinkel semprotan karena airnya tersebar di wilayah yang lebih
luas. Tingkat curahan untuk alat Sprinkle rotasi lebih besar sampai kisaran 1/4
sampai 2 in / h (6 sampai 51 mm / h). Hal ini membuat Sprinkle rotasi cocok untuk
daerah lereng, tanah yang rapat, dan daerah lainnya dimana tingkat aplikasinya
lambat.
Tipe Rotasi sprinkler yang umum digunakan adalah penyiram dampak
Menggunakan tuas penggerak samping yang berputar, kita dapat memasang alat
penyiram dampak pada riser di atas bahan tanaman dimana arusnya tidak terhalang
sehingga radius lemparannya jauh. Dalam areal yang luas seperti area rumput
terbuka , pop-up rotor dapat mengairi daerah yang luas dengan penyiram jauh lebih
sedikit daripada sprinkle semprot. Penyiram dengan radius jauh biasanya lebih
ekonomis, Energi dan air lebih efisien untuk pengairan area yang luas, dimana
Bubbler dan perangkat irigasi tetes menghasilkan lemparan pendek. Jenis
bubbler yang paling umum adalah yang memiliki arus dari 1/2 sampai 3 gpm (0,11
sampai 0,68 m3 / jam atau 0,03 sampai 0,19 L / s), tergantung tekanannya dan
penyesuaiannya. Air mengalir turun yang mendukung sprinkler atau semprotan
beberapa inci (sentimeter) dalam pola payung. Keuntungan dari bubbler adalah
bahwa ia dapat mengairi area tertentu tanpa merobohkan tanaman lain. Bubbler
bisa digunakan pada area tanam yang sangat sempit dan kecil, dan bisa disesuaikan
dengan aliran yang lambat sehingga banyaknya bubbler dapat dipasang pada satu
garis.

Gambar 8. Perangkat Bubbler


Beberapa perkembangan terbaru dalam sistem bubbler adalah aliran
bubbler, yang memiliki radius aliran dua sampai lima kaki (0,6-1,5 m), dan
mengganti tekanan bubbler, yang menghentikan aliran yang sama meski
bermacam-macam variasi tekanan air. Perhatian utama seorang desainer
menggunakan sistem bubbler adalah bagaimana cara menghindari limpasan dan
erosi dengan membatasi air di bak penanam atau cekungan pohon, dan untuk
memberikan drainase yang benar dalam kondisi aliran yang besar yang dapat
mengakibatkan kerusakan
Irigasi tetes dan perangkat aliran rendah memiliki beberapa Kelebihan
dengan menggunakan bubblers antara lain dapat meminimalisir limpasan atau
erosi, dan sangat sedikit genangankarena aliran airnya rendah. Emiter yaitu
perangkat tetesan yang paling umum, dirancang untuk mengambil tekanan air pada
saluran masuknya yaitu sekitar 20 psi (1,4 bar)

Gambar 9. Perangkat emiter


Besar aliran yang paling umum pada emitter adalah 1/2 gph (2L / h), 1
gph (4 L / h), dan 2 gph (8 L / h). Gagasan di balik penerapan irigasi tetes adalah
memepertahankan kondisi tanah yang hampir konstan mendekati optimum dan
menjaga kelembaban di zona perakaran dan tanpa terjadi kejenuhan pada tanah

Gambar 10. Emiter multi-outlet


Emiter multi-outlet, pada dasarnya adalah beberapa pemancar dalam satu
tubuh, dalam prakteknya digunakan pipa distribusi dari masing-masing outlet pada
unit ke titik emisi yang diinginkan. Emitter tersedia denganlubang masuk berkait
untuk pemasangan.
Perkembangan terbaru dalam biodang irigasi adalah penyemprot kecil dan
pemintal. Unit ini memiliki radius penyiraman yang sama tetapi memiliki tingkat
curahan yang sangat rendah yaitu sekitar 1/3 in / h (8 mm / h) atau lebih rendah.
Dalam unit ini pemintal berputar dan penyemprot busur tetap bisa dipasang dengan
adaptor pada anak tangga atau badan pop sprinkler tinggi untuk semak, penutup
tanah, atau irigasi pohon individu. Untuk informasi lebih lanjut, rinci tentang
merancang irigasi tetes untuk landscape, lihat pada Rain Bird Xerigation Desaind
Manual (No. Katalog D39030C). Saat mencari jenis sprinkel tertentu pada katalog
produsen, bagan kinerja untuk sprinkel berisi beberapa informasi penting. Pada
contoh di bawah ini, dapat dilihat jenis data yang diberikan untuk membantu
pembaca
Pola busur atau pola cakupan biasanya digambarkan untuk referensi cepat
sehingga desainer bisa melihat apakah pola yang dibutuhkan tersedia dalam
rangkaian penyiram khusus atauNozel. Sprinkler Model nomor atau nosel mudah
ditentukan dengan nomor dalam legendadari rencana irigasi. Kisaran tekanan
operasi unit juga diperhatikan sehingga perancangnya akan mengetahui persyaratan
tekanan untuk kinerja yang diinginkan. Kisaran ini biasanya minimum sampai
tekanan maksimum dimana sprinkle akan memberikan distribusi air yang baik ke
seluruh area cakupan.
Nomor penting lainnya dari bagan performa sprinkler adalah radius atau
diameter lemparan. Biasanya dipakai satuan kaki (meter), ini adalah jarak
sebenarnya yang ditentukan olehpengujian produsen pada berbagai tekanan air
yang tercantum. Penghentian nosel atau penyiram dilakukan untuk mencatat
masing masing tekanan pada grafik. Pada beberapa alat penyiram, debit diberikan
dalam galon per menit (meter kubik perjam atau liter per detik), dan dalam kasus
pemancar tetes, perhitungan tetes pada gallon per jam (liter per jam). Mengetahui
tentang tekanan dan persyaratan penghentian nozel dari penyemprotan sangat
penting, seperti yang terlihat di bagian hidrolika dasar.
Beberapa katalog peralatan sekarang termasuk presipitasitingkat sprinkler
dengan tingkat distribusi air dalam inci per jam (milimeter per jam) pada jarak
penyiram tertentu. Jarak tersebut biasanya dinyatakan sebagai persentase dari
diameter cakupan sprinkler
2.6 Jarak antar sprinkler dan perhitungan kecepatan presipitasi

Sebelum mempelajari pola jarak sprinkler, maka perlu mengetahui


distribusi air dengan sistem ini. Ketika sprinkler diuji tingkat distribusi airnya
(Distribution Rate Curve/DRC), sprinkler ditempatkan pada satu tempat dan wadah
di tempatkan lurus di depan sprinkler dengan interval jarak yang diinginkan.
Sprinkler dioperasikan selama rentang waktu tertentu dan kemudian air yang
tertampung di wadah diukur untuk menentukan seberapa baik sprinkler
mendistribusikan air. Pemahaman mengenai DRC dapat digunakan untuk
membandingkan kombinasi sprinkler, penekan (pressure), dan nozzle, agar dapat
menentukan kombinasi yang paling efisien. Salah satu metrik yang biasanya
digunakan untuk membandingkan DRC adalah scheduling coefficient/SC.

SC adalah rata-rata kedalaman air yang dapat ditangkap kedalam kaleng


(wadah) dibagi dengan kedalaman air di dalam kaleng yang jumlahnya sedikit. SC
ini dihitung untuk irigasi sprinkler yang pemberian airnya tumpang tindih. Nilai SC
yang sempurna adalah 1. Nilai SC di lapang biasanya lebih besar daripada 1 dan
berpotensi lebih efisien dibandingkan sistem yang memiliki nilai SC lebih rendah.
Data yang dihasilkan dari pengukuran distribusi air akan di buat grafik, idealnya
grafik akan memiliki kemiringan sebesar 30° yang turun dari titik sprinkler berada.
Pada beberapa kasus di sprinkler penuh, grafik akan terlihat seperti kerucut dengan
lokasi sprinkler berada ditengah dan landaian di kedua sisinya yang menunjukkan
kekurangan air, serta kekurangan air ini dihitung sebagai peningkatan jarak dari
sprinkler. Pada akhirnya, jarak sprinkler dengan wadah yang terjauh akan terisi air
dengan jumlah yang sedikt.
Daerah yang berada dengan jarak 60% dari sprinkler umumnya
mendapatkan air irigasi yang cukup untuk perteumbuhan vegetatif tanaman tanpa
memerlukan tambahan dari overlapping sprinkler. Sedangkan, daerah yang
berjarak lebih dari 60% jumlah air yang mencapai daerah tersebut sangat sedikit
karena jaraknya yang jauh dengan sprinkler, serta jumlah air ini kurang efektif dan
pada dasarnya tidak dapat mendukung kebutuhan air tanaman.

Jarak maksimum yang direkomendasikan dalam sistem irigasi ini adalah


60% dari sprinkler, sehingga pada jarak tersebut air dari 2 sprinkler akan bertemu.
Sedangkan jarak yang 40% sisanya akan saling tumpang tindih, sehingga
pemberian airnya bisa lebih efektif jika sprinkler lebih berdekatan. Dalam beberapa
kasus pada daerah bertanah yang kasar (dominan pasir), daerah berangin, memiliki
kelembaban yang rendah atau panas yang terlalu tinggi dapat menghambat
keefektifan sistem irigasi ini, sehingga direkomendasikan sistem irigasi sprinkler
dengan jarak antar sprinkler yang dekat.
Jarak dengan diamater 50% dari sprinkler merupakan jarak yang biasanya
digunakan untuk irigasi di landscape. Daerah dimana angin menjadi ancaman, jarak
antar sprinkler di dekatkan biasanya jaraknya 40% dari sprinkler. Ketika jarak
sprinkler diregangkan, turfgrass (jenis rumput-rumputan) akan menunjukkan gejala
kekeringan di beberapa tempat dalam pola jarak sprinkler. Tempat ini akan terlihat
dengan jelas karena ditandai dengan rumput berwarna hijau terang, kuning ataupun
coklat atau bahkan sisa-sisa tanaman yang mati. Ketika sistem sudah dipasang dan
terdapat permasalahan seperti jarak antar sprinkler yang terlalu renggang, maka
petani harus menyuplai air tambahan pada daerah yang tidak terjangkau oleh air
dari irigasi sprinkler.
2.7 Pola Jarak Sprinkle
Salah satu alasan utama pemilihan sprinkler atau alat penyiraman dilakukan dengan
berhati-hati adalah agar alat tersebut bisa diterapkan pada irigasi yang
direncanakan. Setelah memilih alat penyiraman yang benar, jarak alat menjadi
langkah penting selanjutnya yang harus diperhatikan.
Ada tiga jenis pola utama jarak sprinkler dan beberapa variasi pola yang dapat
diterapkan pada kondisi lahan tertentu :
1. Pola persegi
Pola persegi , dengan jarak yang sama diantara empat lokasi sprinkler,
digunakan untuk mengairi daerah yang berbentuk persegi, atau memiliki pada
daerah dengan pola batas sudut 90° . Meskipun pola persegi memiliki
kelemahan ketepatan cakupan jika tidak digunakan secara berhati-hati, namun
pada area yang tertutup pola ini sering digunakan dibandingkan pola lainnya.
Kelemahan cakupan pada pola jarak persegi disebabkan oleh jarak diagonal
yang melintasi pola antara sprinkler satu dengan lainnya. Saat sprinkler diberi
jarak ujung ke ujung sepanjang sisi pola persegi, jarak antara sprinkler di sudut
berseberangan, berlawanan lebih dari 70% jarak.Peregangan diagonal 70% ini
melintasi pola persegi bisa mengakibatkan titik lemah di tengahnya. Pengaruh
angin dapat memindahkan titik lemah sedikit menjauh dari pusat dan pada saat
musim panas akan tercipta titik lemah yang cukup besar.
Untuk meminimalkan efek dari masalah angin saat menggunakan pola
persegi, buat jarak yang lebih dekat dengan alat sprinkler yang lebih banyak,
tergantung pada kondisi angin. Rekomendasi pada saat angin lemah atau tidak
ada angin adalah dengan jarak 55%. Dan pada proyek dengan angin kencang,
jarak harus dikurangi seperti yang ditunjukkan pada bagan di bawah.
Status angin Jarak maksimum
0 sampai 3 mph (0 sampai 5 km / Diameter 55%
jam)
4 sampai 7 mph (6 sampai 11 km / Diameter 50%
jam)
8 sampai 12 mph (13 sampai 19 km Diameter 45%
/ jam)

2. Pola Segitiga
Pola segitiga umumnya digunakan di daerah yang memiliki batas tidak
beraturan atau batas yang ada terbuka untuk over spray, atau tidak memerlukan
sprinkler setengah lingkaran. Pola segitiga sama sisi, dimana sprinkler
memiliki jarak yang sama satu sama lain, memiliki beberapa keuntungan dari
jarak persegi.
Karena deretan sprinkler diimbangi dari baris yang berdekatan untuk
membentuk pola segitiga, titik lemah yang menjadi masalah dalam jarak
persegi dapat diatasi dengan pola ini. Dalam kebanyakan kasus, sprinkler dapat
ditempatkan lebih jauh menggunakan jarak segitiga daripada dengan jarak
persegi. Jarak tambahan antar sprinkler ini berarti akan mengurangi kebutuhan
sprinkler pada proyek. Sprinkler yang lebih sedikit akan menekan biaya
pembelian sprinkler, waktu penginstalan lebih sedikit dan juga biaya perawatan
yang lebih rendah selama masa pakai sistem.
Rekomendasi jarak dari pola segitiga sama sisi agak kurang restriktif untuk
kondisi berangin. Bagan ini memungkinkan jarak yang lebih jauh antara alat
penyiram yang dimulai dengan jarak 60% dan mengurangi jarak untuk area
yang lebih windier.
Status angin Jarak maksimum
0 sampai 3 mph (0 sampai 5 km / Diameter 60%
jam)
4 sampai 7 mph (6 sampai 11 km / Diameter 55%
jam)
8 sampai 12 mph (13 sampai 19 km Diameter 50%
/ jam)

3. Pola Persegi Panjang


Pola persegi panjang memiliki keuntungan pada kondisi lokasi yang
berangin dan mampu menyesuaikan diri dengan area yang ditentukan garis
lurus dan sudut. Dengan menutup jarak melintasi angin dan membuka panjang
pola dengan angin, perancang bisa menjaga lipatan sprinkler yang bagus.
Dalam setiap kasus yang tercantum pada bagan, panjang pola tetap pada
jarak 60%.
Status angin Jarak maksimum
0 sampai 3 mph (0 sampai 5 km / Diameter 60%
jam)
4 sampai 7 mph (6 sampai 11 km / Diameter 55%
jam)
8 sampai 12 mph (13 sampai 19 km Diameter 50%
/ jam)

Kombinasi berbagai pola yang disebutkan di atas sejauh ini mungkin dapat
digunakan di area yang sama dengan menyesuaikan terhadap kondisi tertentu.
Jika perancang memelurkan alat penyiram untuk halaman rumput daerah, dan
pohon atau deretan semak, pola jarak untuk menyesuaikan hambatan bisa
terjadi. Dengan membuat pola dari persegi atau persegi panjang menjadi jajar
genjang sedikit miring atau bentuk segitiga, tingkat cakupannya dapat
dipertahankan meskipun polanya tidak sesuai dengan area lainnya. Setelah
memposisikan penyiram untuk mengelilingi atau melewati area penghalang,
perancang bisa kembali dari pola yang dimodifikasi ke pola spasi asli.
Untuk menyesuaikan dengan batas melengkung, pola geser memungkinkan
untuk perubahan bertahap dari mungkin persegi atau persegi panjang menjadi
jajar genjang, dan kemudian ke jarak segitiga dan kembali lagi jika perlu.
Dengan menggeser pola untuk mempertahankan persyaratan jarak di sepanjang
garis melengkung, perancang menghindari penyiraman sprinkler pada lekukan
bagian dalam dan merentangkan jarak pada kurva luar.
Contoh yang baik untuk penggunaan metode sliding pattern adalah jarak
sprinkler yang sering dirancang untuk outfield lapangan baseball. Perancang
bisa mulai dengan sjarak pola persegi di belakang base ketiga dan, saat
mengikuti lengkung bagian luar area scalped dari baseline, secara bertahap
meluncur melalui pola jajar genjang ke segitiga di belakang base kedua, dan
terus meluncur kembali melalui pola persegi panjang di belakang base pertama.
Ini meluncur Metode jarak penyiram akan terus keluar ke penyiram bagian
lingkaran di sepanjang pagar luar.
2.8 Perencanaan Peletakan Sprinkle

Peletakan sprinkle merupakan hal penting karena irigasi sistem merupakan


salah satu hal yang penting dan berada dibawah tanah. Masalah utama yaitu
memastikan pemasangan sistem irigasi telah benar. Selain itu, terdapat pula
masalah lain seperti pembiayaan dari pemasangan instalasi irigasi. Pemasangan
instalasi irigasi juga tidak boleh terlalu dipaksakan seperti halnya pada jarak.
Seperti pada saat terjadi penutupan yang minimal, pemilik akan cenderung untuk
mengaplikasikan lebih banyak air. Hal ini dapat menyebabkan adanya kehilangan
air dan uang yang cukup banyak. Berikut ini akan disampaikan mengenai beberapa
hal penting saat memiliki sprinkler untuk suatu luasan area:
1. Terlebih dahulu dengan memasang sprinkle pada area bermasalah. Area yang
bermasalah dapat diartikan pada lahan-lahan yang aneh, obstruksi menonjol,
area yang terbatas, dsb. Setelah membuat sprinkle pada lahan atau area yang
bermasalah, pindahkan pada area terbuka menggunakan sliding spacing.

Lokasi keberadaan pohon juga menentukan adanya ruang atau jarak dari
sprinkle. Bagi pohon besar maupun semak belukar tidak diirigasi secara
terpisah, sprinkle di area tersebut harusnya mengelilingi dan diletakkan
dibawah tanaman.
2. Menggunakan sprinkle yang sama apabila memungkinkan
Setelah melakukan plotting letak sprinkle, ialah mengelompokkan sprinkle
dalam valve circuits or laterals.
3. Mengecek kembali seluruh sistem untuk jarak yang benar dan cakupan yang
baik. Pada bagian ini dilaksanakan penyesuaian, penambahan maupun
pengurangan, serta meninjau ulang jarak sebelum di gambarkan pada rute pipa.
Menanam pada bedeng yang berukuran kecil membutuhkan air yang cukup
dengan irigasi drip maupun dengan spray sprinkle dengan radius yang pendek.
Daerah D,E, H yang mana masing-masing akan menggambarkan drip lateral. Pohon
maupun tanaman yang dibudidayakan dapat menggunakan multi-outlet emitters.
Sedangkan pada daerah I, menggunakan mikro sprayer yaitu sekitar 30,5 cm.
Landscape strips dapat diirigasi dengan berbagai cara. Untuk strips dengan
lebar 4 sampai 7 ft. bagian nozzle memiliki “bow tie” yang terletak di pusat daerah
itu. Adapula VAN (Variable Arc Nozzles) dapat digunakan sebagai konfigurasi
yang tidak membutuhkan penutupan yang cukup. Daerah yang memiliki bentuk
tidak umum, atau area G, dapat menggunakan VAN ini.
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai