MATEMATIKA 1
DOSEN PENGAMPU
TEGUH YUONO, ST., MT
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmad dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan diktat “ Matematika 1”.
Penyajian materi dalam diktat ini diharapkan dengan mudah dipahami oleh semua
mahasiswa. Untuk itu, dalam setiap pokok bahasan, diberikan beberapa contoh soal yang
dapat diselesaikan mahasiswa sebagai latihan. Di bagian akhir dari diktat ini diberikan daftar
pustaka untuk membantu yang ingin mempelajari lebih lanjut, agar mendapatkan pemahaman
yang lebih mendalam.
Diktat ini tentu saja masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan buku ajar ini.
Akhirnya, penyusun berharap agar diktat ini dapat benar-benar bermanfaat dalam menambah
pengetahuan bagi para pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I BILANGAN
1.1. Sejarah Bilangan ....................................................................................... 1
1.2. Pengertian Bilangan ................................................................................. 4
1.3. Silsilah Bilangan ....................................................................................... 4
1.4. Jenis-jenis Bilangan .................................................................................. 5
1.5 Latihan Soal .............................................................................................. 8
BAB II HIMPUNAN
2.1. Pengertian Himpunan................................................................................ 9
2.2. Macam-macam Himpunan ........................................................................ 10
2.3. Operasi Himpunan .................................................................................... 12
2.4. Sifat-sifat Operasi Himpunan ................................................................... 14
2.5. Latihan Soal .............................................................................................. 15
BAB IV PERSAMAAN
4.1. Kalimat terbuka ......................................................................................... 22
4.2. Persamaan Linear Satu Variabel ............................................................... 22
4.3 Persamaan Linear Dua Variabel ............................................................... 22
4.4. Latihan Soal .............................................................................................. 23
iii
BAB V FUNGSI
5.1. Definisi Fungsi .......................................................................................... 24
5.2. Notasi dalam Fungsi ................................................................................. 24
5.3 Fungsi sebagai Relasi ................................................................................ 24
5.4. Kesamaan Dua Fungsi .............................................................................. 26
5.5. Sifat-sifat Fungsi ....................................................................................... 27
5.6. Jenis-jenis Fungsi ...................................................................................... 29
5.7. Penjumlahan Suatu Fungsi ....................................................................... 32
5.8. Latihan Soal .............................................................................................. 33
iv
8.3. Integral Fungsi Trigonometri .................................................................... 61
8.4. Pemakaian Integral Tak Tentu .................................................................. 64
8.5. Pemakaian Integral Tertentu ..................................................................... 65
8.6. Teknik Pengintegralan dengan Substitusi ................................................. 68
8.7. Teknik Pengintegralan dengan Parsial ...................................................... 73
8.8. Latihan Soal .............................................................................................. 80
v
DAFTAR PUSTAKA
vi
BAB I
BILANGAN
1
1.1.1 Perkembangan Teori Bilangan Pada Zaman Batu
Berhitung, merupakan salah satu kebudayaan kuno, bahkan paling kuno,
yaitu sekuno zaman batu tua atau paleolitikum. Awalnya, berhitung dipakai untuk
menghitung benda-benda, kemudian berkembang dengan menggunakan jari tangan
sebagai alat berhitung. Namun, waktu itu, mereka sekadar membedakan “satu, dua
dan banyak”
Seiring pergantian waktu, datanglah zaman batu muda atau neolitikum,
kira-kira 10.000 tahun yang lalu. Zaman itu ditandai dengan adanya kegiatan untuk
mengolah alam sehingga manusia di zaman itu hidup menetap. Di zaman itu,
kemampuan berhitung mulai berkembang ditandai dengan pengetahuan berhitung
berupa pengurangan dan penjumlahan kemudian ke perkalian dan pembagian.
Namun, kemajuan berhitungnya terbatas pada hitungan bilangan bulat saja.
Beberapa ratus tahun lalu, bangsa Inca (Peru) dan Maya (Guatemala)
merupakan bangsa yang telah memiliki kebudayaan tinggi. Bangsa Inca mencatat
bilangan tersebut pada kulpu, yaitu untaian tali yang bersimpul-simpul. Susunan
simpul itulah yang menunjukkan bilangan. Kepandaian berhitung juga diteruskan
pada kebudayaan Mesopotamia sekitar 4.000 tahun yang lalu. Mereka menggunakan
bilangan dalam enam puluh atau dikenal sebagai sesagesimal. Besar kemungkinan
bilangan enam puluh itu berasal dari kelipatan bilangan dua belas, sedangkan
bilangan dua belas itu sendiri berasal dari jumlah bulan dalam setahun.
3
Legendre (1752-1833), Dirichlet (1805-1859), Dedekind (1831-1916), Riemann
(1826-1866), Giussepe Peano (1858-1932), Poisson (1866-1962), dan Hadamard
(1865-1963).
Pada masa ini, teori bilangan tidak hanya berkembang sebatas konsep, tapi
juga banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hal ini dapat dilihat pada pemanfaatan konsep bilangan dalam metode kode baris,
kriptografi, komputer, dan lain sebagainya.
4
1.4. Jenis-jenis Bilangan
Berikut adalah jenis-jenis bilangan dalam matematika
1.4.1. Bilangan Kompleks
Bilangan Kompleks adalah suatu bilangan yang merupakan penjumlahan
antara bilangan riil dan bilangan imajiner.
Dinyatakan dengan a + 𝑏.𝑖
dimana:
a dan b adalah bilangan riil
i adalah bilangan imajiner
contoh :2+4i , 3 −7i.
5
Contoh bilangan imajiner
√(−1) = i
√(−2) = √2𝑖
√(−4) = √(4.𝑖) = √(4 .) √(−1) = 2i
√(−5) = √(5.𝑖)
√(−9) = √(9.𝑖) = √(9 .) √(−1) = 3i
6
1.4.6. Bilangan Pecahan
Bilangan pecahan adalah bilangan yang disajikan atau ditampilkan
dalam bentuk a/b; dimana a, b bilangan bulat dan b ≠ 0.
a disebut pembilang dan b disebut penyebut.
Contoh :
8/4 atau 15/5
7
1.4.13. Bilangan Prima
Bilangan prima adalah bilangan asli yang lebih besar dari satu dan faktor
pembaginya adalah satu dan bilangan itu sendiri.
Contoh : {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, …}
8
BAB II
HIMPUNAN
9
2.2. Macam-macam Himpunan
Berikut ini macam-macam himpunan dalam matematika:
a. Himpunan berhingga
Himpunan berhingga adalah suatu himpunan yang jumlah anggotanya dapat
dihitung.
Contoh : D = {bilangan genap kurang dari 10} atau
D = {2,4,6,8}
Himpunan D jumlah angotanya dapat dihitung yaitu 4 buah
c. Himpunan kosong
Himpunan kosong adalah suatu himpunan yang tidak memiliki anggota.
ditulis { } atau Ø
Contoh : B = {bilangan genap antara 2 dan 4}
B={}
e. Himpunan semesta
Himpunan semesta adalah himpunan dari semua unsur yang sedang dibicarakan.
disebut juga himpunan universal, ditulis dengan huruf S.
Contoh : A = {1,3,5,7,9}
himpunan semestanya berupa:
S = {bilangan asli}
S = {bilangan cacah}
S = {bilangan ganjil kurang dari 10}
10
f. Himpunan bilangan cacah
Himpunan bilangan cacah adalah himpunan yang anggotanya dimulai dari nol dan
seterusnya
Contoh: A = {0,1,2,3,4,5}
g. Himpunan bagian
Himpunan bagian adalah bila setiap unsur dalam himpunan B termasuk juga anggota
A, maka B merupakan bagian dari himpunan A.
Contoh : B = {2} dan
A = {1, 2}
jadi B bagian dari A
Anggota himpunan bagian adalah banyaknya himpunan bagian dari A adalah
2n = 22 = 4
yaitu (1), (2), (1,2) dan (Ø)
Keanggotaan himpunan
Contoh : Himpunan huruf vokal
V = {x|x huruf vokal }
= {a, i, u, e, o}
a merupakan anggota himpunan huruf vokal
a ϵ V
b tidak merupakan anggota himpunan huruf vokal
b ɇ V
Simbol ϵ berarti elemen
h. Himpunan lepas
Himpunan lepas adalah suatu himpunan yang tidak mempunyai anggota persekutuan
dengan himpunan lain.
Contoh : A = {d,e,f} B = {g,h,i}
maka A tidak punya anggota persekutuan dg himpunan B atau A ǁ B
11
j. Himpunan bilangan genap
Himpunan bilangan genap adalah himpunan yang anggotanya dimulai dari angka
dua dan selalu genap atau habis dibagi dua.
Contoh : G = {2,4,6,8,10}
12
b. Irisan
Irisan adalah dua himpunan yang bagian-bagiannya menjadi anggota dari keduanya
Contoh: Jika A = {2, 7, 9, 11} dan B = {1, 5, 9, 10}
maka irisan himpunan A dan B
A ∩ B = {9}
c. Selisih
Selisih adalah himpunan yang bagian-bagiannya tidak menjadi anggota dari
himpunan lain.
Selisih dari A dengan B adalah A - B = {x | x ∈ A atau x ∉ B}
Contoh : Jika A = {2, 7, 9, 11} dan B = {1, 5, 9, 10}
maka selisih A dan B
A - B = {2, 7, 11}
13
d. Jumlah
Jumlah dari A dengan B adalah A + B = {x |x ∈ A ∪ B dan x ∉ A ∩ B}
Contoh : Jika A = {2, 7, 9, 11} dan B = {1, 5, 9, 10}
maka jumlah A dengan B
A + B = {1, 2, 5, 7, 10, 11}
14
i. A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C
j. Jika A ⊂ B
maka berlaku A ∪ B = B
A∩B=A
A–B=∅
A+B=B–A
k. A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C
l. Jika A dan B saling Lepas
maka :
A∩B=∅
A–B=A
A+B=A∪B
15
BAB III
PERTIDAKSAMAAN
16
d. Jika a > b dan c > d , maka a + c > b + d
Pembuktian, misal a = 5, b = 3, c = 1, d = -1
maka a + c > b + d
5 + 1 > 3 + (-1)
6 > 2 (terbukti)
e. Jika a > b > 0 atau 0 > a > b, maka 1/𝑎 < 1/𝑏
(1). Jika a > b > 0 maka 1/𝑎 < 1/𝑏
Pembuktian, misal a = 5, b = 3
a > b > 0 maka 1/ < 1/𝑏
5 > 3 > 0 maka 1/5 < 1/3 (terbukti)
17
3.2.3. Contoh Soal Pertidaksamaan Linier
1. Selesaikan pertidaksamaan ini 5x – 5 < 7x + 3
Penyelesaian:
5x –7x < 3 + 5
-2x < 8
x > 8⁄(−2)
x>-4
18
1 -1 < 1,5 < 2,5
0 < 1,5 < 2,5 (terbukti)
Penyelesaian:
menentukan nilai pembuat nol
(x - 4) = 0 atau (x + 5) = 0
x=4 x= -5
menuliskan pada garis bilangan
19
2. Selesaikan pertidaksamaan dibawah ini
𝑥2 + x - 2 ≥ 0
Penyelesaian:
menguraikan pertidaksamaan
(x + 2)(x – 1) ≥ 0
menentukan nilai pembuat nol
(x + 2) = 0 atau (x - 1) = 0
x = -2 x= 1
menuliskan pada garis bilangan
20
3.4. Latihan Soal
1. Selesaikan pertidaksamaan linier ini, 11𝑥 −4 < 17𝑥 + 2 , dan buktikan.
2. Selesaikan pertidaksamaan linier ini, 2 – 𝑥 < 1 + 𝑥 < 𝑥 −3 dan buktikan.
3. Selesaikan pertidaksamaan kuadrat ini, 𝑥2 − 𝑥 – 2 ≥ 0 dan buktikan.
4. Selesaikan pertidaksamaan kuadrat ini, 3𝑥2 − 5𝑥 – 2 ≥ 0 dan buktikan
21
BAB IV
PERSAMAAN
22
Bentuk umumnya ax + by + c = 0
dimana ax + by = c dengan konstanta ≠ 0
Contoh:
• Gambarlah grafik persamaan dari 𝑦 = 𝑥 + 6
Penyelesaian
mencari titik potong sumbu x
jika 𝑥 = 0 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑦=𝑥+6
𝑦=0+6
𝑦=6
maka titik potongnya (0, 6)
mencari titik potong sumbu y
jika 𝑦 = 0 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑦=𝑥+6
𝑥=𝑦−6
𝑥=0−6
𝑥=−6
maka titik potongnya (- 6, 0)
y
(0,6)
(-6,0) x
23
BAB V
FUNGSI
Dengan demikian kita telah mendefinisikan fungsi f yang memetakan setiap elemen
himpunan A kepada B. Notasi ini hanya mengatakan bahwa ada sebuah fungsi f yang
memetakan dua himpunan, A kepada B. Tetapi bagaimana tepatnya pemetaan tersebut
tidaklah terungkapkan dengan baik. Maka kita dapat menggunakan notasi lain.
atau
24
Suatu fungsi merupakan keadaan khusus dari suatu relasi. Misalkan setiap unsur
suatu himpunan A dikaitkan dengan satu unsur dari himpunan B, cara pengkaitan seperti
itu disebut fungsi atau pemetaan dari A ke B dinyatakan sebagai
𝑓 𝑎𝑡𝑎𝑢
Suatu fungsi ƒ dari himpuan A ke himpunan B adalah suatu aturan yang
menghubungkan setiap unsur a ϵ A dengan satu dan hanya satu unsur b ϵ B.
Unsur tunggal B yang dikaitkan a ϵ A diberi notasi f(a). Himpunan A disebut domain
dari f dan himpunan B disebut kodomain dari f, sedangkan daerah hasil dari fungsi f
diberi notasi f[A].
Contoh 5a :
Misalkan f mengkaitkan setiap bilangan riil dengan kuadratnya. Sehingga apabila
bilangan riil, maka f(x) = x2
Misalkan
A B Fungsi dari -3 adalah 9 dan ditulis f(x) = x2
f(x) = x2
x f(x) = x2 f(-3) = 9
𝑓
Contoh 5b :
Misalkan A ={a, b, c, d} dan B ={a, b, c}
Cara mengkaitkan 𝑎 𝑏 𝑏 𝑐 𝑐 𝑐 𝑑 𝑏 merupakan fungsi A ke B
A B
a Disini f(a) = b, f(b) = c, f(c) = c, f(d) = b
b a Daerah hasil f adalah {b,c} dan ditulis
c b f[A] = {b, c}
d c
25
Contoh 5c :
Misalkan A ={a, b, c, d} dan B ={x, y, z}. Fungsi f :
A B Tampak bahwa :
a f(a) = y, f(b) = x, f(c) = z, dan f(d) = y
b x Daerah hasil f[A] =B = {x, y, z}
c y yang berarti daerah hasil dan kodomainnya
d z identik / sama
Contoh 5d :
Misalkan A dan B didefinisikan dengan diagram sebagai berikut
A B
a1 b1 Daerah hasil f[A]
a2 b2 f[A] = {f(a1), f(a2), f(a3), f(a4)}
a3 b3 = {b1, b3, b2, b3}
a4 b4 = {b1, b2, b3}
catatan : Contoh 1,2,3,4 diatas memperlihatkan bahwa setiap unsur pada domain dari f
yaitu A mempunyai kawan tunggal di B, tetapi tidak sebaliknya.
26
5.5. Sifat Sifat Fungsi
a. Injektif (satu-satu)
Misalkan f suatu fungsi dari A ke B. Maka f disebut fungsi injektif (satu-satu)
jika setiap unsur-unsur dalam B ditetapkan dengan tunggal unsur-unsur dalam A.
Atau apabila setiap dua elemen yang berlainan di A akan dipetakan pada dua elemen
yang berbeda di B.
Contoh 5f :
A B Misalkan fungsi f : R → R didefinisikan
oleh rumus f (x) = x2 maka f bukan fungsi
injektif , f bukan fungsi satu - satu karena
x f(x) = x2 f (2) = f (-2) = 4
Contoh 5g :
A B Misalkan fungsi f : R → R didefinisikan
oleh rumus f (x) = x3 maka f fungsi injektif
, f fungsi satu–satu karena pangkat tiga dari
x f(x) = x3 dua bilangan riel yg berbeda juga berbeda.
keterangan : 2 → f (2) = 8
-2 → f (-2) = -8
b. Surjektif (pada)
Misalkan f suatu fungsi dari A ke B. Maka f(A) dari f adalah subset
(himpunan bagian) dari B, atau f(A) B. Jika f(A) = B , artinya setiap elemen B
pasti merupakan peta dari sekurang-kurangnya satu unsur dalam A, maka dikatakan “
f suatu fungsi surjektif dari A ke B”. disebut juga fungsi pada (onto function).
𝑓 disebut surjektif jika f(A) = B
Contoh 5h :
A … B … Misalkan fungsi f : R → R didefinisikan
… … oleh rumus f (x) = x2 maka f bukan suatu
1 1 fungsi surjektif, karena bilangan-bilangan
0 0 negatif tak muncul dalam f, yaitu tak ada
-1 -1 bilangan negatif yang merupakan kuadrat
… … sebuah bilangan riel.
27
Keterangan :
Misalkan f : A → B
F (A) ≠ B
Contoh 5i :
Misalkan f : A → B adalah suatu fungsi A ={a, b, c, d} ke B ={a, b, c}
A B Tampak bahwa :
a a f (a) = b, f ( b) = c, f (c) = c, dan f (d) = b
b b Daerah hasil f [A] = {b, c}
c c yang berarti daerah hasil tidak sama dgn
d kodomainnya.
Jadi f bukan suatu fungsi surjektif
Contoh 5j :
Misalkan A adalah himpunan bilangan riel dan B adalah himpunan bilangan riel
non negatif. Dibentuk perkawanan f : A → B didefinisikan sebagai f (x) = (x - 1)2
A B Tampak bahwa :
0 → 1
x f (x) = 2
(x - 1)2 -1 → 4
3
-2 → 9
4
Jadi f merupakan fungsi surjektif
Contoh 5k :
Misalkan S adalah himpunan bilangan-bilangan positif dan T adalah himpunan
bilangan- bilangan riel. Dibentuk perkawanan f : S → T dengan rumus : fs = log s.
Akan ditunjukkan bahwa f adalah fungsi bijektif
S = {x/x ≥ 0}
T = {x/x = bilangan riel}
28
Bukti :
S → T Tampak bahwa :
. . 0 → log 0 = 0
. . 10 → log 10 = 1
1000 3 100 → log 100 = 2
100 2 1000 → log 1000 = 3
10 1 . .
0 0 dst dst
f bersifat injektif juga surjektif
maka f adalah fungsi bijektif
Contoh 5l :
Fungsi f yang memasangkan setiap negara di dunia dengan ibukota Negara-negara di
dunia adalah fungsi korespondensi satu-satu (fungsi bijektif) karena tidak ada satupun
kota yang menjadi ibukota dua negara yang berlainan.
1 1 A = {1, 2, 3}
2 2 1A = { f(a) = a | a ϵ A}
3 3
y y=x
f(1) = 1
3 f(2) = 2
2 f(3) = 3
1
0 1 2 3 x
29
b. Fungsi Konstan
Suatu fungsi f dari A ke B disebut fungsi konstan, jika elemen b ϵ B yang
sama, ditetapkan untuk setiap elemen dalam A. Dengan kata lain 𝑓
dikatakan fungsi konstan jika jangkauan (range) dari f hanya terdiri dari satu
elemen.
Contoh 5n :
A B
Fungsi f didefinisikan oleh diagram sebelah
a 1 kiri, maka f bukan fungsi konstan, sebab
b 2 kodomain dari f terdiri dari 1 dan 2
c 3
Contoh 5o :
A B
Fungsi f didefinisikan oleh diagram sebelah
a 1 kiri, maka f adalah fungsi konstan, sebab
b 2 angka 3 ditetapkan untuk setiap elemen A.
c 3
Contoh 5p :
Gambar grafik fungsi 𝑓 𝑥
y
f(-2) = 3
3 f(x) = 3 f(0) = 3
f(-2) = 3 f(0) = 3 f(5) = 3 f(5) = 3
-2 0 5 x
c. Fungsi Linier
Fungsi pada bilangan riel yang didefinisikan f(x) = ax + b, dimana a dan b
konstan dengan a ≠ 0 disebut fungsi linier.
30
Contoh 5q :
y = f(x)
α f(q) – f(p)
b
q-p
α
p q x
f(x) = ax + b → f(p) = ap + b
f(q) = aq + b
f(q) – f(p) = a (q – p)
–
= a = tan α, disebut gradien dari garis y = ax + b tersebut
–
d. Fungsi Kuadrat
Fungsi f : R → R yang ditentukan oleh rumus f(x) = ax2 + bx + c , dengan a,
b, c ϵ R dan a ≠ 0 disebut fungsi kuadrat.
Contoh 5r :
Gambarlah grafik fungsi f(x) = x2 – 2x – 3
Menentukan pembuat nol :
0 = x2 – 2x – 3
0 = (x – 3)(x + 1)
x1 = 3 → (3, 0)
x2 = -1 → (-1,0)
Menentukan sumbu simetri
x=
31
f(x)
4 f(x) = x 2 – 2x – 3
3
2
1
-2 -1 0 1 2 3 4 x
(-1,0) -1 (3,0)
-2
-3
-4
(1,-4)
d. Fungsi Rasional
Fungsi rasional adalah suatu fungsi terbentuk f(x) = dengan P(x) dan
Contoh 5s:
f(x) =
32
5.8. Latihan Soal
1. Lihatlah diagram dibawah ini yang memperlihatkan hubungan antara himpunan A
dengan himpunan B, kemudian tentukan domain, kodamain dan daerah hasilnya.
A B
a 1
b 2
c 3
d 4
33
BAB VI
LIMIT FUNGSI
x2 x 2
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa f (x) = : mendekati 3.
x2
jika x mendekati 2, baik didekati dari sebelah kiri (disebut limit kiri) maupun dari
x2 x 2
sebelah kanan (disebut limit kanan). Dapat ditulis : lim 3
x 2 x2
Tentukan nilai
lim x 2 8
x 3
34
Penyelesaian :
Nilai limit dari fungsi f(x) = x2 – 8 dapat kita ketahui secara langsung, yaitu
dengan cara mensubtitusikan x =3 ke f(x)
lim x 2 8 32 8 9 8
x 3
1
Artinya bilamana x dekat 3 maka x2 – 8 dekat pada 1. Dengan ketentuan
sebagai berikut:
Jika f (a) = c, maka lim f ( x) a
x a
c
Jika f (a) = , maka lim f ( x) ~
0 x a
0
Jika f (a) = , maka lim f ( x) 0
c x a
b. Pemfaktoran
Cara ini digunakan ketika fungsi-fungsi tersebut bisa difaktorkan sehingga
tidak menghasilkan nilai tak terdefinisi.
Contoh 6b:
x2 9
Tentukan nilai lim
x 3 x 3
32 9 0
Jika x = 3 kita subtitusikan maka f (3) = .
33 0
Kita telah mengetahui bahwa semua bilangan yang dibagi dengan 0 tidak
x2 9
terdefinisi. Ini berarti untuk menentukan nilai lim , kita harus mencari
x 3 x 3
fungsi yang baru sehingga tidak terjadi pembagian dengan nol. Untuk
menentukan fungsi yang baru itu, kita tinggal menfaktorkan fungsi f (x)
sehingga menjadi:
x 3x 3 x 3.
x 3
Jadi, lim
x2 9
= lim
x 3x 3
x 3 x 3 x 3 x 3
= limx 3
x 3
=3+3=6
35
c. Merasionalkan Penyebut
Cara yang ke-tiga ini digunakan apabila penyebutnya berbentuk akar yang
perlu dirasionalkan, sehingga tidak terjadi pembagian angka 0 dengan 0.
Contoh 6c:
x 2 3x 2
Tentukan nilai lim
x 2 x2
Penyelesaian:
x 2 3x 2 x 2 3x 2 x 2
lim = lim .
x 2 x2 x 2 x2 x2
x 2
3x 2 x2
= lim 2
x 2
x2
= lim
x 1x 2 x2
x 2 x 2
= limx 1 x 2
x2
= 2 1. 2 2
=1.0
=0
d. Merasionalkan Pembilang
Perhatikanlah contoh berikut
Contoh 6d:
3x 2 4 x 3
Tentukan nilai lim
x 1 x 1
Penyelesaian:
3x 2 4 x 3
lim
x 1 x 1
3x 2 4 x 3 3x 2 4 x 3
= lim .
x 1 x 1 3x 2 4 x 3
2
3x 2 4 x 3 2
= lim
x 1 x 1 3x 2 4x 3
36
x 1
x 1
= lim
x 1 3x 2 4 x 3
x 1
x 1
= lim
x 1 3x 2 4 x 3
1
= lim
x 1 3x 2 4 x 3
1
=
3.1 2 4.1 3
1 1 1
= = =
1 1 11 2
Untuk menentukan nilai limitnya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Membagi dengan pangkat tertinggi
f ( x)
Cara ini digunakan untuk mencari nilai lim . Caranya dengan membagi
x ~ g ( x )
f(x) dan g(x) dengan pangkat yang tertinggi dari n yang terdapat pada f(x )
atau g (x).
Contoh 6e:
Tentukan nilai limit dari:
4x 1
lim
x ~ 2x 1
Penyelesaian:
4x 1
untuk menentukan nilai dari lim perhatikan pangkat tertinggi dari x
x ~ 2 x 1
37
4x 1
4x 1 x x
lim = lim
x ~ 2 x 1 x ~ 2 x 1
x x
1
4
= lim x
x ~ 1
2
x
1
4
= ~
1
2
~
40 4
= = =2
20 2
Contoh 6f:
Tentukan nilai limit dari:
4x 1
lim
x ~ x 2 x
Penyelesaian:
4x 1
Perhatikan fungsi h (x) = Fungsi tersebut memiliki x dengan
x2 2
pangkat tertinggi 2, yaitu x2 yang terdapat pada x2 – 2. jadi, untuk
4x 1
menentukan nilai lim maka fungsi 4x + 1 dan x2 – 2 harus dibagi
x ~ x 2 x
dengan x2 .
4x 1
2
4x 1 2
lim 2 = lim x 2 x
x ~ x x x ~ x 2
2
2
x x
4 1
2
= lim x x
x ~ 2
1 2
x
4 1
~ (~) 2
=
2
1
(~) 2
00 0
= = = 0
1 0 1
38
b. Mengalikan dengan faktor lawan
Cara ini digunakan untuk menyelesaikan lim f ( x) g ( x) . Jika kita diminta
x ~
[f (x) g (x)]
dengan sehingga bentuknya menjadi:
[f (x) g (x)]
[f (x) g (x)]
lim f ( x) g ( x) .
x ~ [f (x) g (x)]
= lim
[f (x)] 2
[g (x)]2
ataupun sebaliknya.
x ~ f (x) g (x)
Contoh 6g:
Penyelesaian:
lim x 2 2 x x 2 x
x ~
x2 2x x2 x
= lim x 2 2 x x 2 x .
x ~
x2 2x x2 x
= lim
x 2
2 x x 2 1x
x~
x 2x x x
2 2
3x
= lim
x ~
x 2x x2 x
2
3x
= lim x
x ~
x2 2x x2 x
x2 x2 x2 x2
3
=
1 0 1 0
3
=
2
39
6.2. Teorema Limit
Teorema limit yang akan disajikan berikut ini yang sangat berguna dalam menangani
hampir semua masalah limit. Misalkan n bilangan bulat positif, k sebuah konstanta dan
f, g adalah fungsi-fungsi yang mempunyai limit di a maka:
1. lim k k
x a
2. lim x a
x a
f ( x) lim f ( x)
6. lim x a , dimana lim g(x) ≠ 0
x a g ( x) lim g ( x) x a
x a
Contoh 6h:
Carilah lim 3x 2 x
x 4
Penyelesaian:
x 4
lim 3x 2 x = lim 3x 2 lim x
x 4 x 4
(teorema 4)
= 3 lim x 2 lim x
x 4 x 4
(teorema 7)
= 3. (4)2 – 4 (teorema 2)
= 3. 16 – 4
= 44
Contoh 6i:
x2 9
Carilah lim
x 3 2x
40
Penyelesaian:
x2 9 lim x 2 9
x 3
lim = (teorema 6)
x 3 2x lim 2 x
x 3
lim( x 2 9)
x 3
= (teorema 8 dan 3)
2 lim x
x 3
lim x 2 lim 9
x 3 x 3
= (teorema 4)
2 lim x
x 3
(lim x) 2 lim 9
x 3 x 3
= (teorema 7)
2 lim x
x 3
32 9
= (teorema 1 dan 2)
2.3
18 3 1
= = 2 = 2
6 6 2
sin x sin 0 0
4. lim bentuk tak tentu , dikerjakan dengan cara lain
x 0 sin 2x sin 0 0
ingat bahwa sin2x = 2 sin x Cos x
sin x sinx 1 1 1
lim lim lim
x 0 sin 2x x 0 2sinx.cosx x 0 2.cosx 2.cos0 2
41
sin x
2. lim 1
x 0 x
ax ax a
3. lim 1 → lim
x 0 sin ax x 0 sin bx b
sin ax sin ax a
4. lim 1 → lim
x 0 ax x 0 bx b
Contoh 6j:
Hitunglah nilai limit fungsi trigonometri berikut
sin 3x
lim
x 0 2x
Penyelesaian:
sin 3x sin 3x 3x
lim = lim .
x 0 2x x 0 3x 2 x
sin 3x 3x
= lim . lim
x 0 3x x 0 2x
3
=1.
2
3
=
2
Contoh 6k:
Hitunglah nilai limit fungsi trigonometri berikut
sin 5 x
lim
x 0 sin 2 x
Penyelesaian:
42
sin 5 x sin 5x 2 x 5x
lim = lim . .
x 0 sin 2 x x 0 5x sin 2 x 2 x
sin 5x 2x 5x
= lim . lim . lim
x 0 5x x 0 sin 2 x x 0 2x
5
= 1. 1 .
2
5
=
2
6.4. Latihan Soal
1. Tentukan harga lim x 2 6
x 4
x 2 -1
2. Tentukan harga lim
x 1 x 1
x 2 - 5x 6
3. Tentukan harga lim
x 2 x-2
3 - 4x 1
4. Tentukan penyelesaian dari lim
x 2 x-2
x 3 4x 2 7
5. Tentukan penyelesaian dari lim
x 3 - 6x 2 2x 3
43
BAB VII
TURUNAN (DERIVATIF)
44
Contoh 7a :
Tentukan laju perubahan nilai fungsi f (x) = x2 + 3 pada x = 2
Jawab :
f 2 h f 2
f ' 2 lim
h 0 h
lim
2 h2 3 2 2 3
h 0 h
4 4h h 3 4 3
2
lim
h 0 h
4h h 2
lim
h 0 h
lim 4h
h 0
f ' 2 4
Contoh 7b :
Tentukan laju perubahan fungsi f (x) = 4x2 + 2
Jawab :
f x h f x
f ' x lim
h0 h
lim
4x h 2 4 x 2 2
2
h 0 h
4 x 8hx 4h 2 2 4 x 2 2
2
lim
h 0 h
8hx 4h 2
lim
h 0 h
lim 8 x 4h
h 0
f ' x 8 x
Contoh 7c :
Tentukan laju perubahan nilai fungsi f (x) = 4x + 5 pada x = 5.
Jawab :
f 5 h f 5
f ' 5 lim
h 0 h
lim
45 h 5 4.5 5
h 0 h
45
20 4h 5 25
lim
h 0 h
4h
lim
h 0 h
f ' 5 4
Contoh 7d:
Tentukan turunan dari fungsi-fungsi berikut ini :
a) f (x) = 12
b) f (x) = 1x
c) f (x) = 7x1
d) f (x) = x5
e) f (x) = 10x2
f) f (x) = 10x + 12x2
g) f (x) = 5 (x2 + 7x)
Jawab :
a) f‟(x) = 0
b) f‟(x) = 1
c) f‟(x) = 7.1x1-1 = 7x0 = 7.1 = 7
d) f‟(x) = 5x5-1 = 5x4
e) f‟(x) = 10.2x2-1 = 20x
f) f‟(x) = 10.1x1-1 + 12.2x2-1
= 10x0 + 24x
= 10 + 24x
46
g) f‟(x) = 5 (2x + 7)
= 10x + 35
7.4. Turunan Fungsi Trigonometri
Berikut rumus-rumus turunan fungsi trigonometri :
1. f(x) = sin x f‟(x) = cos x
2. f(x) = cos x f‟(x) = -sin x
3. f(x) = tg x f‟(x) = sec2x
4. f(x) = sec x f‟(x) = sec x.tan x
5. f(x) = cosec(x) f‟(x) = - ctg x.cosec x
6. f(x) = ctg x f‟(x) = -cosec2 x
Contoh 7e :
a). y = -3tgx y‟ = -3sec2x
b). y = ctg2x y‟ = -2cosec2 2x
c). y = sec2x y‟ = 2sec2x tg2x
d). y = cosec3x y‟ = -3cosec3x ctg3x
e). y = cos(1-x2) y‟ = 2xsin(1-x2)
1. y = ln x turunannya y‟ =
2. y = glogx turunannya y‟ =
Contoh 7f :
y = 3logx
y = ln 2x
47
Contoh 7g :
y = 2x y‟= 2xln 2
y = ex y‟ = ex
y = x2 – e3x y„ = 2x – 3e3x
Contoh 7h:
5x 2
1. f x
7x 3
7 x 35 5x 27
f ' x
7 x 32
35x 15 35x 14
7 x 32
29
7 x 32
10x 5
2. f x
x 2 6x
f ' x
x 2
6 x 10 10x 52 x 6
x 2
6x
2
10x 2 60x 20x 2 60x 10x 30
x 2
6x
2
10x 2 10x 30
x 2
6x
2
48
3. f (x) = (3x + 5) (7x – 2)
f‟(x) = (3x + 5) (7) + (7x – 2) (3)
= 21x + 35 + 21x – 6
= 42x + 29
Contoh 7i:
1. Tentukan persamaan garis singgung kurva y = 2x2 + 3x – 2, di x = 1.
Jawab :
menentukan titik singgung kurva untuk x = 1
y = 2.12 + 3.1 – 2
= 3
menentukan gradien garis singgung kurva di x = 1
f(x) = 2x2 + 3x – 2
f „(x) = 4x + 3
untuk x = 1 maka f „(1) = 4.1 + 3 = 7
Persamaan garis singgung kurva di (1,3)
y–b = m (x – a)
y–3 = 7 (x – 1)
y–3 = 7x – 7
y = 7x – 4
49
2. Tentukan persamaan garis singgung kurva y = x2 + 4x di titik yang berabsis 4
Jawab :
> menentukan titik singgung kurva berabsis 4 , maka x = 4
y = 42 + 4.4
= 32
> menentukan gradien garis singgung di x = 4
f(x) = x2 + 4x
f „(x) = 2x + 4
untuk x = 4 , maka
f „(4) = 2.4 + 4 = 12
Persamaan garis singgung kurva di (4,12)
y–b = m (x – a)
y – 32 = 12 (x – 4)
y = 12x – 16
Contoh 7j:
1. Fungsi f ditentukan oleh f (x) = x3 – 6x2 – 15x + 2.
Carilah interval dimana fungsi naik.
Jawab :
f (x) = x3 - 6x2 – 15x + 2
f‟(x) = 3x2 - 12x – 15
Syarat agar fungsi naik adalah f‟(x) > 0.
3x2 – 12x – 15 > 0
3(x2 – 4x – 5) > 0
(x + 1) (x – 5) > 0
50
++++ ----- ++++
-1 5
Jadi, f naik pada interval x < -1 atau x > 5
51
Contoh 7k:
Tentukan turunan kedua fungsi berikut :
1. f(x) = x2
Jawab :
f(x) = x2
f „(x) = 2x
f „‟(x) = 2
2. f(x) = √x
Jawab :
f(x) = √x = x1/2
f „(x) = ½ . x -1/2
f „‟(x) = ½ . – ½ . x -3/2
= - ¼ . x -3/2
52
2. Titik stationer nilai minimum atau titik balik minimum.
f ‟(a) = 0 dan f ”(a) > 0
y
a x a x
Contoh 7l:
1. Tentukan nilai stationer serta jenisnya.
a. f (x) = x (x – 2)2
b. f (x) = x4 – 4x3 + 6
Jawab :
a. f (x) = x (x – 2)2
= x (x2 – 4x + 4)
= x3 – 4x2 + 4x
f (x) = x3 – 4x2 + 4x
f ‟(x) = 3x2 – 8x + 4
f „‟(x) = 6x - 8
53
Nilai stationer dicapai apabila f ‟(x) = 0
3x2 – 8x + 4 =0
(3x – 2) (x – 2) = 0
3x – 2 = 0 atau x–2=0
x = 2/3 atau x=2
Nilai stationer adalah f (a)
> Untuk x = 2
3 f (x) = x (x – 2 )2
f 23 2 1 275
2 2 2 32
3 3 27
b. f (x) = x4 – 4x3 + 6
f ‟(x) = 4x3 – 12x2
f „‟(x) = 12x2 – 24x
Nilai stationer didapat bila f‟(x) = 0
4x3 – 12x2 = 0
4x2 (x – 3) = 0
4x2 = 0 atau x–3=0
x=0 x= 3
> Untuk x = 0 f (x) = x4 – 4x3 + 6
f (0) = 6
jenis stasioner menggunakan uji turunan kedua
f ”(x) = 12x2 – 24x
54
f ”(0) = 0
Titik stationer A (0,6) adalah titik belok
2. Tentukan nilai maksimum dan minimum fungsi f (x) = x4 – 2x2 + 5 pada selang –2
x 3.
Jawab :
Nilai maksimum dan nilai minimum dicapai pada nilai batas selang atau pada nilai
stationer.
I. Menentukan nilai batas
x = -2 maka f (x) = x4 – 2x2 + 5
f (-2) = (-2)4 – 2 (-2)2 + 5 = 13
x = 3 maka f (3) = 34 – 2 (3)2 + 5 = 68
II. Menentukan nilai stationer
f (x) = x4 – 2x2 + 5
f ‟(x) = 4x3 – 4x
syarat stasioner f ‟(x) = 0
4x3 – 4x =0
2
4x (x – 1) =0
4x (x + 1) (x – 1) = 0
x = 0 atau x = -1 atau x = 1
f (x) = x4 – 2x2 + 5
x=0 f (0) = 5
x = -1 f (-1) = (-1)4 – 2 (-1)2 + 5 = 4
x=1 f (1) = 14 – 2 (1)2 + 5 = 4
55
Kesimpulan :
Nilai maksimum fungsi = 68
Nilai minimum fungsi =4
Contoh 7n:
Gambarlah grafik fungsi y = x3 – 3x2
Langkah-langkah :
1. Menentukan titik potong dengan sumbu x, jika y = 0
x3 – 3x2 = 0
x2 ( x – 3 ) = 0
x = 0 atau x = 3
Titik potong A (0,0) dan B (3,0)
Menentukan titik potong dengan sumbu y, jika x = 0
y = 03 – 6 . 0 = 0 C (0 , 0)
2. Menentukan titik stationer dan jenisnya
Syarat stasioner f ‟(x) = 0
f „(x) = y „ = 3x2 – 6x
3x2 – 6x =0
3x ( x – 2 ) = 0
x = 0 atau x = 2
titik stasioner x = 0 maka y = 03 – 3.02 = 0 , titik (0,0)
x = 2 maka y = 23 – 3.22 = 8 – 12 = -4 , titik (2,-4)
Jenis stasioner menggunakan uji turunan kedua
y = x3 – 3x2
y „ = 3x2 – 6x
56
y „‟ = 6x – 6
untuk x = 0 , y „‟ = 6.0 – 6 = -6 < 0 , titik (0,0) titik balik maksimum
untuk x = 2 , y „‟ = 6.2 – 6 = 6 > 0 , titik (2,-4) titik balik minimum
3. Nilai besar negatif dan nilai besar positif
x = - ~ maka y = - ~
x = + ~ maka y = + ~
4. Grafik
y = x3 – 3x2
(0,0) (3,0)
(2,-4)
57
BAB VIII
INTEGRAL
x n1
2. x dx
n
C , bila n ≠ -1
n 1
a
ax dx n 1` x
n 1`
3. n
c, dengan n 1
58
Contoh Soal 8a:
1. ∫ 𝑑𝑥
= 100x + C
x
5
2. dx
x6
= C
6
3. ∫ 𝑥 𝑑𝑥
= 𝑐
𝑥
4. 3
x dx
1
= x 3 dx
4
3
x
4
3
4
3
x3 C
4
(2 x 5x 3)dx
2
5.
2 x 3 5x 2
3x C
3 2
2x
3
6. dx
2 4
x c
4
1
x4 c
2
59
5x
3x 3 6 x 2 7 x 2 dx
4
7.
3 7
x 5 x 4 2x 3 x 2 2x c
4 2
8
8. 3x 4
dx
8
x 4 dx
3
8
x 4 dx
3
8
x 3 c
3(3)
8
3 c
9x
9. 2x x dx
3
2 x dx 2
5
2
x2 c
5
2
5
4
x2 c
5
∫ 𝑑𝑥
𝑥 √𝑥
=∫ 𝑑𝑥
=∫ 𝑑𝑥
=∫ 𝑥 𝑑𝑥
= 𝑥 +c
= 𝑥 +c
= +c
√
60
∫ 𝑑𝑥
𝑥 √𝑥
=∫ 𝑑𝑥
=∫ 𝑑𝑥
=∫ 𝑥 𝑑𝑥
= ∫𝑥 𝑑𝑥
= 𝑥 +c
= 𝑥 +c
= 𝑥 +c
=- +c
√
𝑥
∫ 𝑑𝑥
𝑥
𝑥
∫
𝑥
𝑑𝑥 ∫ 𝑥 𝑑𝑥
=∫𝑥 𝑑𝑥 ∫𝑥 𝑑𝑥
= 𝑥 𝑥 +c
= 𝑥 +c
1
2. sin(ax b)dx cos(ax b) C
a
3. cos x dx sin x C
1
4. cos(ax b)dx a sin(ax b) C
61
5. sec 2 x dx tan x C
6. csc 2 x dx cot x C
1
6. 1 + cos x = 2 cos2 2 x
62
Contoh Soal 8b:
1. (5 sin x 2 cos x) dx
5 cos x 2 sin x c
1
(1 cos 2 x)dx
2
1
(1 cos 2 x)dx
2
1 1
( x sin 2 x) c
2 2
1 1
x sin 2 x c
2 4
1
(1 cos 2 x)dx
2
1
(1 cos 2 x)dx
2
1 1
( x sin 2 x) c
2 2
1 1
x sin 2 x c
2 4
63
6. (sin 2 x cos 2 x)dx
1 1 1 1
cos 2 x cos 2 x dx
2 2 2 2
cos 2 x.dx
1
sin 2 x c
2
𝑖 𝑥 𝑐 𝑥
∫ 𝑑𝑥
𝑖 𝑥 𝑐 𝑥
𝑖 𝑥 𝑐 𝑥
∫ 𝑑𝑥
𝑖 𝑥 𝑐 𝑥 𝑖 𝑥𝑐 𝑥
𝑖 𝑥 𝑐 𝑥
∫ 𝑑𝑥
𝑐 𝑥 𝑖 𝑥
𝑖 𝑥 𝑐 𝑥
∫ 𝑑𝑥
𝑐 𝑥 𝑐 𝑥 𝑖 𝑥 𝑖 𝑥
∫ 𝑥 𝑥 𝑥 𝑐 𝑒𝑐 𝑥 𝑑𝑥
𝑥 𝑐 𝑒𝑐 𝑥 𝑐
∫ 𝑒𝑐 ( ) 𝑑𝑥
( 𝑥) 𝑐
64
Contoh Soal 8c:
Diketahui f „(x) = 5x – 3 dan f(2) = 18.
Tentukan f(x) !
Penyelesaian :
f ( x) (5x 3)dx
5 2
x 3x c
2
5 2
f (2) 18 (2) 3.2 c 18
2
10 6 c 18
16 c 18
c2
5 2
Jadi f ( x) x 3x 2
2
x 3 4 x 2 5x c
65
Keterangan:
f(x) adalah integran, yaitu f(x) = F‟(x)
a, b adalah batas-batas pengintegralan
[a, b] adalah interval pengintegralan
Contoh soal 8e :
2
1
2
x dx = x4
3
1.
2 4 2
1 1
= (2) 4 (2) 4
4 4
=(4–4)
= 0
2
1
2
2. ( x 4 x) dx = x 3 2 x 2
2
0 3 0
1 1
= (2) 3 2(2) 2 (0) 3 2(0) 2
3 3
= (8/3 + 8 ) - ( 0 + 0 )
2
= 10
3
3
1
3
1
3. (4 x 3 3x 2 ) dx = 4 x 31 3x 21
1 3 1 2 1 1
3
4 3
= x 4 x3
4 3 1
= x4 x3
3
1
= (3) 4 (3) 3 (1) 4 (1) 3
= (81 + 27 ) - ( 1 + 1 )
= 106
4 4
2
4. (6 x 2 ) dx = (6 x 2 2.x 2 ) dx
1 x2 1
4
1 1
6 x 21 2 x 21
2 1 2 1 1
66
4
6 2 1
= x3 x
3 1 1
= 2 x 3 2 x 1
4
1
= 2(4) 3 2(4) 1 2(1) 3 2(1) 1
= (128 + 0.5 ) - ( 2 + 2 )
= 124,5
2 2
1
cos x dx = 0 2 (1 cos 2 x) dx
2
5.
0
1 1 2
= x sin 2 x
2 4 0
1 1
= . sin 2( )
2 2 4 2
1 1
= ( 0) (0 0)
2 2 4 4
a
6.
0
x .dx = 18,
0 x dx = 3 / 2 x 0 18
1/ 2
a
2 3/ 2
3 x 18
0
* 𝑎 + * +
𝑎
(𝑎 )
𝑎
𝑎 √
𝑎
67
2a
1
7. x
1
2
.dx = ,
2a
x
2
.dx =
1
2a
1 1 1
1 x 2
1
x 1 2 a
1
1
2
[ 𝑎 ] [ ]
* + [ ]
2 𝑎
𝑎
du du
Misalkan u = x 2 3 , maka 2 x atau dx
dx 2x
du
Sehingga diperoleh, 2 x( x 2 3) 4 dx = 2x u
4
2x
u
4
= du
68
1 5
= u C
5
1 2
= ( x 3) 5 C
5
du du
Misalkan u = sin x, maka cos x atau dx
dx cos x
du
sin u cos x cos x
3 3
Sehingga diperoleh, x.cos x dx =
= u 3 du
1 4
= u C
4
1 4
= sin x C
4
2 x( 4 x 1)10 dx
2
3.
Misal : u 4 x 2 1
Maka:
du
8x
dx
du
dx
8x
Sehingga :
2x(4x 1) dx
2 10
2 x.u10 du
1
.u 10 du
4
1 11
u c
4.11
1
(4 x 2 1)11 c
44
2 sin
5
4. x cos x dx
Misal u = sin x
69
du
cos x
dx
du
dx
cos x
Sehingga :
du 2 1
2 sin x cos x dx 2u 5 . cos x 2u 5 du u 6 c sin 6 x c
5
cos x 6 3
5. cos3 xdx
sin x u 2 du
1
sin x u 3 c
3
1
sin x sin 3 x c
3
∫ 𝑡𝑎 𝑥 𝑒𝑐 𝑥 𝑒𝑐 𝑥𝑑𝑥
= ∫ 𝑡𝑎 𝑥 𝑡𝑎 𝑥 𝑒𝑐 𝑥𝑑𝑥
Misalkan u = tan x
du = sec2x dx
Sehingga
= ∫𝑢 𝑢 𝑑𝑢
= ∫𝑢 𝑢 𝑢 𝑑𝑢
= ∫𝑢 𝑢 𝑢 𝑑𝑢
= 𝑢 𝑢 𝑢
= 𝑡𝑎 𝑥 𝑡𝑎 𝑥 𝑡𝑎 𝑥
70
𝑥
∫ 𝑑𝑥
√ 𝑥
𝑥 𝑥
∫ 𝑑𝑥
√ 𝑥
Misalkan 𝑢 𝑥
𝑑𝑢 𝑐 𝑥 𝑑𝑥
𝑐 𝑥 𝑑𝑥
Misalkan 𝑢 𝑥
𝑢 𝑥
Lakukan substitusi:
𝑥 𝑥
∫ 𝑑𝑥
√ 𝑥
𝑢
∫ 𝑑𝑢
√𝑢
𝑢
∫ 𝑑𝑢
√𝑢 √𝑢
𝑢
∫ 𝑑𝑢
𝑢 𝑢
∫𝑢 𝑢 𝑢 𝑑𝑢
∫𝑢 𝑢 𝑑𝑢
( 𝑢 𝑢 ) 𝑐
( 𝑢 𝑢 ) 𝑐
𝑢 𝑢 𝑐
𝑖 𝑥 𝑖 𝑥 𝑐
𝑑𝑥
∫
𝑥 𝑥
𝑑𝑥
∫
𝑥
𝑥 𝑥
71
𝑑𝑥
∫
𝑥
𝑥
𝑖 𝑥
∫ 𝑑𝑥
𝑥
Misalkan 𝑢 𝑥
𝑑𝑢 𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑢 𝑥 𝑑𝑥
Lakukan substitusi:
𝑖 𝑥
∫ 𝑑𝑥
𝑥
𝑑𝑢
∫
𝑢
∫ 𝑑𝑢
𝑢
|𝑢| 𝑐
| 𝑥| 𝑐
8. Tentukan.. x. cos(2 x 2 3) dx .
Penyelesaian :
Misal 𝑢 𝑥
du = 4x dx
𝑥 𝑑𝑥
Sehingga
1
cos u du
4
1
4
cos u du
1
sin u c
4
1
sin( 2 x 3) c
4
72
8.7. Teknik Pengintegralan dengan Parsial
Teknik integral parsial ini digunakan bila suatu integral tidak dapat
diselesaikan dengan cara biasa maupun dengan cara substitusi. Prinsip dasar integral
parsial adalah sebagai berikut:
Rumus pengintegralan parsial untuk integral tak tentu
u v′ = uv - u′v
u dv = uv - v du
u v′ = uva -
b b
b
u′v
a a
u dv = uva -
b b
b
v du
a a
1. Tentukan 2 x(5x 1) 6 dx
Penyelesaian :
Misal 2x = u
2 dx = du
Misal dv = 5 x 1 6 dx v (5 x 1) dx
6
v . 5x 1 7
1 1
5 7
1
(5 x 1) 7
35
Masukkan harga u, v, du dan dv kedalam persamaan berikut ini
u dv = uv - v du
1 1
2 x(5x 1) dx 2 x. (5 x 1) 7 (5 x 1) 7 .2 dx
6
35 35
2x 2 1 1
(5 x 1) 7 . . (5 x 1) 8 c
35 35 5 8
2x 1
(5 x 1) 7 (5 x 1) 8 c
35 700
73
2. Tentukan.. x sin x dx .
Penyelesaian :
Misal x =u
dx = du
Misal dv = sin x dx
v =∫ 𝑥 𝑑𝑥
v = -cos x
Masukkan harga u, v, du dan dv kedalam persamaan berikut ini
u dv = uv - v du
3. Tentukan.. x. x 5 dx .
Penyelesaian :
Misal x =u
dx = du
Misal dv = √𝑥 dx
dv = 𝑥 𝑑𝑥
v =∫ 𝑥
v = 𝑥
u dv = uv - v du
x.x 5 dx x. ( x 5) 3 / 2 x 5 dx
1/ 2 2 2 3/ 2
3 3
𝑥 𝑥 - 𝑥 +c
𝑥 𝑥 - 𝑥 +c
4. Tentukan.. x. cos x dx .
Penyelesaian :
Misal x =u
74
dx = du
Misal dv = cos x dx
v =∫ 𝑥 𝑑𝑥
v = sin x
Masukkan harga u, v, du dan dv kedalam persamaan berikut ini
u dv = uv - v du
5. Tentukan.. x. cos 3x dx .
Penyelesaian :
Misal x =u
dx = du
Misal dv = cos 3x dx
v =∫ 𝑥 𝑑𝑥
v = 𝑥
u dv = uv - v du
1 1
x. cos 3x dx x. 3 sin 3x 3 sin 3x dx
1 1 1
x sin 3x . cos 3x c
3 3 3
1 1
x sin 3x cos 3x c
3 9
6. Tentukan. x 2 . cos x dx .
Penyelesaian :
Misal x2 =u
2x dx = du
Misal dv = cos x dx
v =∫ 𝑥 𝑑𝑥
v = 𝑥
75
Masukkan harga u, v, du dan dv kedalam persamaan berikut ini
u dv = uv - v du
u dv = uv - v du
7. Tentukan. x(2 x) 3 dx .
4
Penyelesaian :
Misal u = x
du = dx
Misal dv = (2 + x dx 𝑛 𝑛
∫ 𝑎𝑥 𝑏 𝑑𝑥 𝑎 𝑛
𝑎𝑥 𝑏 +c
v =∫ 𝑑𝑥
v = 𝑥
v= 𝑥
u dv = uv - v du
76
1 1
x.(2 + x) dx x. (2 x) 4 (2 x) 4 dx
3
4 4
1 1 1
x( 2 x) 4 . ( 2 x) 5 c
4 4 5
1 1
x(2 x) 4 .(2 x) 5 c
4 20
4
1 1
3 x(2 x) dx 4 x(2 x) 20 .(2 x)
4
3 4 5
1 1 1 1
.4(2 4) 4 .(2 4) 5 .3(2 3) 4 .(2 3) 5
4 20 4 20
1 1 1 1
.4(6) 4 .(6) 5 .3(5) 4 .(5) 5
4 20 4 20
= (1296 + 388,8) – (468,75 + 156,25)
= 1059,8
8. Tentukan.. x sin 2 x dx .
Penyelesaian :
Misal x =u
dx = du
Misal dv = sin 2x dx
v =∫ 𝑥 𝑑𝑥
v = cos 2x
u dv = uv - v du
1 1
x.sin 2x dx x. 2 cos 2x 2 cos 2x dx
1 1
x cos 2 x sin 2 x c
2 4
9. Tentukan.. xe 2 x dx
Penyelesaian :
Misal x =u
dx = du
77
Misal dv = 𝑒 dx
v = ∫𝑒 𝑑𝑥
v = 𝑒
u dv = uv - v du
1 1
x.e dx x. e 2 x e 2 x dx
2x
2 2
1 1
xe 2 x e 2 x c
2 4
10. Tentukan.. x ln x dx
Penyelesaian :
Misal u = ln x
du = 𝑑𝑥
Misal dv = 𝑥dx
v = ∫ 𝑥 𝑑𝑥
v = 𝑥
u dv = uv - v du
1 1 1
ln x.xdx ln x. 2 x 2 x
2 2
dx
x
1 2 1
x . ln x x 2 c
2 4
x
11. Tentukan.. dx
cos 2 x
Penyelesaian :
Misal u = x
du = 𝑑𝑥
Misal dv = dx
v =∫ 𝑑𝑥
v = 𝑥
78
Masukkan harga u, v, du dan dv kedalam persamaan berikut ini
u dv = uv - v du
1
x. cos 2
x
dx x. tan x tan xdx
x. tan x ln cos x c
Penyelesaian :
Misal u = cos x
du = - sinx
Misal dv = 𝑒 dx
v = ∫ 𝑒 𝑑𝑥
v = 𝑒
Masukkan harga u, v, du dan dv kedalam persamaan berikut ini
u dv = uv - v du
Misal u =𝑒
du = 𝑒 𝑑𝑥
Misal dv = 𝑖 𝑥dx
v = ∫ 𝑖 𝑥 𝑑𝑥
v = 𝑥
Masukkan harga u, v, du dan dv kedalam persamaan berikut ini
u dv = uv - v du
79
e x . cos x e x .sin xdx
3x
4x 3 2x 2 5x 7 dx
4
1.
(2 3x)
2
2. dx.
x x 6dx
2
3.
4. 5 sin x dx
5. sin x cos x dx
2x 3
5
6. Dengan metode integrasi substitusi selesaikanlah dx
80