LAPORAN KEMAJUAN
LAPORAN KEMAJUAN
2021
KATA PENGANTAR
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya ii
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1 - 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1 - 5
1.3. Maksud dan Tujuan Kegiatan ................................................................ 1 - 9
1.3.1. Maksud kegiatan ........................................................................... 1 - 9
1.3.2. Tujuan kegiatan ......................................................................... 1 - 10
1.4. Manfaat Kegiatan .................................................................................... 1 - 11
1.5. Landasan Hukum ..................................................................................... 1 - 13
BAB 2 METODE PENELITIAN
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan
2.1. Ruang Lingkungan Kegiatan .................................................................. 2 - 2
2.1.1. Lingkup wilayah kajian ............................................................. 2 - 2
2.1.2. Lingkup materi kajian ............................................................... 2 - 4
2.2. Bahan dan Alat Penelitian ...................................................................... 2 - 6
2.3. Pendekatan Kajian ..................................................................................... 2 - 7
2.4. Cara Pengumpulan Data .......................................................................... 2 - 9
2.5. Cara Analisis Data ................................................................................... 2 - 10
2.6. Tahapan Kegiatan ................................................................................... 2 - 11
2.7. Hasil Kegiatan ........................................................................................... 2 - 12
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya iii
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
3.2. Deskripsi Lingkungan Hayati (Biotik) ............................................. 3 - 36
3.2.1. Kondisi Ekosistem Hayati ...................................................... 3 - 36
A. Ekosistem Hutan Dataran Aluvial .............................. 3 - 37
B. Ekosistem Hutan Rawa Gambut .................................. 3 - 37
C. Ekosistem Kerangas (Heath Forest) .......................... 3 - 38
3.2.2. Flora-Fauna (Biodiversitas) Endemik ............................... 3 - 40
A. Biodiversitas Dataran Organik Rawa Gambut ....... 3 - 40
B. Biodiversitas Dataran Aluvial Sungai dan Rawa .. 3 - 47
C. Biodiversitas Bukit Intrusif Granitik-Plutonik ...... 3 - 49
D. Biodiversitas Dataran Antropogenik ........................ 3 - 50
3.3. Deskripsi Lingkungan Sosial Ekonomi Budaya (Kultural) ...... 3 - 55
3.3.1. Kondisi Kependudukan ........................................................... 3 - 55
A. Jumlah penduduk .............................................................. 3 - 55
B. Kepadatan penduduk ...................................................... 3 - 57
C. Pertumbuhan penduduk ................................................ 3 - 58
D. Struktur penduduk ........................................................... 3 - 59
3.3.2. Kondisi Sosial Ekonomi .......................................................... 3 - 61
A. Matapencaharian .............................................................. 3 - 61
B. Laju inflasi ........................................................................... 3 - 63
C. PDRB dan pertumbuhan ekonomi ............................. 3 - 64
D. Kemiskinan .......................................................................... 3 - 67
3.3.3. Kondisi Sosial Budaya ............................................................. 3 - 70
A. Pendidikan ........................................................................... 3 - 70
B. Kesehatan ............................................................................ 3 - 83
C. Etnis dan agama ................................................................ 3 - 87
D. Kebudayaan ........................................................................ 3 - 89
E. Hukum adat ......................................................................... 3 - 95
DAFTAR PUSTAKA
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya iv
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 1 Pendahuluan LAPORAN KEMAJUAN
Bab - 1
PENDAHULUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 1-1
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 1 Pendahuluan LAPORAN KEMAJUAN
Gambar 1.2.
Ekosistem sebagai suatu Tatanan Kehidupan dalam Lingkungan Hidup
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 1-2
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 1 Pendahuluan LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 1-3
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 1 Pendahuluan LAPORAN KEMAJUAN
bernilai ekonomi, tetapi pada sisi lain tetap berfungsi utama secara ekologis
sebagai zona plasma nutfah bagi perlindungan flora-fauna dan lingkungan
bawahannya.
Untuk dapat mencapai hubungan keseimbangan antara fungsi ekonomis dengan
fungsi ekologis dalam pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan, maka perlu
diketahui terlebih dahulu karakteristik lingkungan itu sendiri, dalam bentuk
wilayah ekoregion dan inventarisasi lingkungan hidup, yang dapat
diidentifikasi berdasarkan satuan ekosistem bentangalam. Setiap wilayah
ekoregion tersusun atas komponen abiotik, biotik dan kultural, yang ketiga
merupakan komponen utama penyusun lingkungan dan menjadi satu kesatuan
yang tak terpisahkan sebagai pencerminan karakteristik lingkungan hidup.
Secara alami kondisi ekoregion pada suatu wilayah akan berpengaruh
terhadap variasi potensi sumberdaya alam, sumberdaya hayati, dan sumberdaya
manusia yang tinggal di dalamnya. Dengan kata lain bahwa kondisi ekoregion akan
berpengaruh terhadap karakteristik lingkungan hidup secara umum, dan perilaku
manusia yang tinggal di dalam lingkungan tersebut. Apabila terjadi ketidakarifan
perlakukan manusia terhadap lingkungan, maka akan menyebabkan munculnya
berbagai permasalahan lingkungan, yang dapat dikategorikan sebagai bencana
lingkungan, seperti: banjir, pencemaran air dan udara, kekritisan air, kekritisan
lahan, kerusakan pesisir dan hutan mangrove, konflik sosial, serta berbagai
permasalahan lingkungan lainnya. Aktivitas manusia yang tidak arif tersebut maka
dapat melampaui batas toleransi karakteristik dan kemampuan lingkungan untuk
mendukungnya yang menyebabkan keseimbangan lingkungan menjadi terganggu.
Untuk dapat menyajikan karakteristik lingkungan hidup secara menyeluruh
dan komprehensif, maka perlu dilakukannya inventarisasi dan identifikasi
berbagai variabel atau aspek penyusun setiap komponen lingkungan, yang
mencakup 2 (dua) hal penting, yaitu: (1) karakteristik dan potensi sumberdaya
alam dan lingkungan; serta (2) pola dan bentuk pemanfaatan sumberdaya alam
dan lingkungan, maupun permasalahan yang muncul akibat pemanfaatan tersebut.
Oleh karena itu, berbagai metode dan teknologi dapat diterapkan dalam rangka
penyusunan wilayah ekoregion dan inventarisasi karakteristik lingkungan ini, baik
melalui interpretasi dan analisis data spasial (peta dan citra penginderaan jauh),
interpretasi dan analisis data sekunder yang bersifat instansional, maupun melalui
survei langsung di lapangan (pengamatan dan pengukuran terhadap berbagai
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 1-4
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 1 Pendahuluan LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 1-5
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 1 Pendahuluan LAPORAN KEMAJUAN
ini. Oleh karena itu ditetapkan UURI Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH), yang di dalamnya mencakup dan
mengatur berbagai substansi strategik dan kebijakan dalam perlindungan dan
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara sistematis, terintegrasi,
berkelestarian dan berkesinambungan.
Mencermati dan memahami isi dari UUPPLH Nomor 32 tahun 2009, maka
setiap Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota, WAJIB menyusun dokumen-
dokumen lingkungan hidup, yang diatur dalam banyak pasal. Bab II Bagian Ketiga
tentang Ruang Lingkup Pasal 4 menyatakan bahwa perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup meliputi: Perencanaan, Pemanfaatan, Pengendalian,
Pemeliharaan, Pengawasan dan Penegakan Hukum. Pada pasal-pasal
berikutnya dijelaskan tentang definisi, cakupan kajian, cakupan wilayah, dan
tujuan dari masing-masing tahapan tersebut. Bab II Pasal 5 menyatakan bahwa
pada tahap PERENCANAAN perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,
harus dilaksanakan kegiatan-kegiatan, berupa: inventarisasi lingkungan hidup,
penetapan wilayah ekoregion, dan penyusunan Rencana Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) (Gambar 1.3.).
Gambar 1.3.
Muatan Kegiatan dalam setiap Tahapan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup berdasarkan UUPPLH Nomor 32 Tahun 2009 (Sumber: Paparan KLH, 2012)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 1-6
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 1 Pendahuluan LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 1-7
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 1 Pendahuluan LAPORAN KEMAJUAN
Gambar 1.4.
Lingkup Kegiatan dalam Tahap Perencanaan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup menurut UUPPLH Nomor 32 Tahun 2009
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 1-8
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 1 Pendahuluan LAPORAN KEMAJUAN
(1988) menjelaskan pula bahwa kunci SIG adalah analisis data untuk
menghasilkan informasi baru tentang berbagai hal yang ada di permukaan bumi.
Berdasarkan konsep dasar dan pemikiran tersebut di atas, maka diperlukan upaya
sejak dini yang memprakarsai untuk menyusun wilayah ekoregion dan
inventarisasi lingkungan hidup berbasis Sistem Informasi Geografis.
Konsep dan pemikiran tersebut tentunya harus sejalan untuk mendukung
salah satu program pembangunan di Kota Palangka Raya, yaitu mewujudkan
pengelolaan sumberdaya alam (natural resources) dan lingkungan hidup secara
bijaksana dan bertanggung jawab, yang memberikan manfaat sebesar-besarnya
bagi kesejahteraan masyarakat dan Pemerintah Daerah secara berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan. Oleh karena itu, untuk menindaklanjuti dan
merealisasikan cita-cita pembangunan tersebut, sudah semestinya diawali dengan
kegiatan ”Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan
Hidup” sebagai data dan informasi dasar bagi perencanaan pembangunan
berkelanjutan berwawasan lingkungan, yang disajikan secara spasial dengan
bantuan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis.
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk menyusun dan memetakan wilayah-
wilayah ekoregion secara rinci dan melakukan inventarisasi data lingkungan hidup
di Kota Palangka Raya sebagai dokumen dasar bagi penyusunan Rencana
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH). Inventarisasi data
lingkungan tersebut disajikan lebih informatif dan representatif secara keruangan,
dengan bantuan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis, yang
menggambarkan besaran (nilai), lokasi, dan sebaran dari karakteristik, potensi,
dan permasalahan berbagai sumberdaya alam dan sosial budaya secara keruangan
(spatial) di Kota Palangka Raya. Data dan informasi disajikan dalam bentuk
numerik, grafis, dan peta-peta yang bersifat informatif, akurat, efektif, dan
komunikatif, bagi seluruh pengguna (stakeholder), baik Pemerintah Daerah,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 1-9
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 1 Pendahuluan LAPORAN KEMAJUAN
Pemerintah Pusat, perusahaan negara atau swasta, berbagai institusi negara atau
swasta, maupun masyarakat luas pada umumnya.
Untuk mencapai maksud di atas, maka tujuan kegiatan ini dapat dirmuskan
seperti berikut ini.
(1) Menyusun dan memetakan Wilayah Ekoregion skala 1 : 50.000, berdasarkan
karakteristik bentangalam (landscape), dengan mempertimbangkan aspek-
aspek lingkungan hidup lainnya, seperti: keanekaragaman hayati asli dan
kondisi aktivitas sosial budaya dalam bentuk penggunaan lahan.
(2) Mengidentifikasi dan mendeskripsikan karakteristik komponen lingkungan
hidup pada setiap wilayah ekoregion, yang meliputi:
(a) karakteristik komponen abiotik atau fisik, berupa genesis wilayah
secara geotektonik, kondisi geologi, geomorfologi, klimatologi, hidrologi,
tanah dan penggunaan lahan;
(b) karakteristik komponen biotik atau hayati, meliputi aspek jenis dan
persebaran flora maupun fauna, khususnya yang menunjukkan
keanekaragaman hayati (asli) daerah; dan
(c) karakteristik komponen kultural atau manusia dan perilakunya,
mencakup aspek kependudukan, sosial ekonomi, dan sosial budaya.
(3) Mengidentifikasi dan menganalisis potensi dan ketersediaan sumberdaya
alam, baik sumberdaya lahan (kemampuan lahan), sumberdaya air (air hujan,
air permukaan, dan airtanah termasuk mataair), sumberdaya mineral, dan
sumberdaya hayati (hutan dengan keaneragaman hayati di dalamnya).
(4) Mengidentifikasi dan menganalisis bentuk pemanfaatan sumberdaya alam
dan penguasaannya (bentuk dan status penggunaan lahan, pemanfaatan
sumberdaya air, mineral, dan hutan).
(5) Mengidentifikasi dan menganalisis bentuk dan pola pengelolaan sumberdaya
alam dan lingkungan (baik secara fisik atau mekanik, vegetatif atau reboisasi,
dan sosial budaya dalam bentuk kearifan budaya masyarakat).
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 1 - 10
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 1 Pendahuluan LAPORAN KEMAJUAN
Manfaat yang diharapkan dari hasil kegiatan ini, diuraikan seperti berikut ini.
(1) Sebagai sumber data dan informasi penting tentang karakteristik, potensi,
dan permasalahan sumberdaya alam dan lingkungan hidup bagi seluruh
pengguna (stakeholder), baik Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat,
perusahaan negara atau swasta, berbagai institusi negara atau swasta,
maupun masyarakat luas pada umumnya, yang terkait dengan upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara menyeluruh di
wilayah kajian; maupun kemungkinan-kemungkinan penanaman modal bagi
pengembangan wilayah dan investasi yang lebih sehat, prospektif,
berkesinambungan, dan tentunya tetap berwawasan lingkungan, dengan
tujuan menjaga keseimbangan antara fungsi ekologi dan peningkatan nilai
ekonomi ‘kesejahteraan masyarakat’ pada masa kini dan yang akan datang.
(2) Sebagai kerangka dasar bagi Pemerintah Kota Palangka Raya dalam rangka
penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan berikut ini.
Sesuai yang diamanatkan dalam UUPPLH Nomor 32 tahun 2009, bahwa data
dan informasi tentang sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang
disajikan dalam inventarisasi lingkungan hidup berbasis ekoregion ini,
merupakan data dasar bagi upaya penyusunan program-program
pembangunan dalam bentuk: Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 1 - 11
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 1 Pendahuluan LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 1 - 12
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 1 Pendahuluan LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 1 - 13
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 2 Metode Penelitian LAPORAN KEMAJUAN
Bab - 2
METODE PENELITIAN
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup
Metode yang dipakai dalam kajian ini adalah metode survey yang menekankan pada
survei data sekunder, dan dilengkapi dengan data primer terhadap berbagai obyek
atau sasaran kajian. Data pada masing-masing obyek kajian diukur dan dipilih
secara area purposive sampling berdasarkan area wilayah ekoregion berbasis
bentanglahan yang ada, untuk mencapai tujuan atau sasaran terhadap obyek kajian,
dengan tetap mendasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu di lapangan.
Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif kuantitatif, kualitatif, dan komparatif
untuk mendapatkan gambaran secara nyata tentang nilai (value) dan persebaran
(spasial) pada masing-masing obyek kajian, dengan bantuan perangkat lunak Sistem
Informasi Geografis.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 2-1
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 2 Metode Penelitian LAPORAN KEMAJUAN
Tabel 2.1. Cakupan Administrasi dan Luas Wilayah Kota Palangka Raya
Luas Wilayah
Kecamatan Ibukota Kelurahan
Km2 Hektar
Pahandut, Panarung, Langkai,
Pahandut Pahandut Tumbang Rungan, Tanjung Pinang, 119,73 11.973
dan Pahandut Sebrang
Kereng Bangkirai, Sabaru,
Sabangau Kalapangan Kalampangan, Kameloh Baru, 640,73 64.073
Bereng Bengkel, dan Danau Tundai
Menteng, Palangka, Bukit Tunggal,
Jekan Raya Palangka 387,53 38.753
dan Petuk Katimun
Marang, Tumbang Tuhai,
Bukit Batu Tangkiling Banturung, Tangkiling, Sei Gohong, 603,14 60.314
Kanarakan, dan Habaring Hurung
Petuk Bukit, Pager Jaya, Panjehang,
Rakumpit Mungku Baru Gaung Baru, Petuk Barunai, 1.101,99 110.199
Mungku Baru, dan Bukit Sua
Total Luas 2.853,12 285.312
Sumber: Kota Palangka Raya Dalam Angka (BPS, 2021) dan Profil Kota Palangka Raya (bappeda.palangkaraya.go.id, 2018)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 2-2
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 2 Metode Penelitian LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 2-3
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 2 Metode Penelitian LAPORAN KEMAJUAN
Secara geografis (Gambar 2.1.), Kota Palangka Raya terletak pada koordinat
113˚30` - 114˚07` Bujur Timur dan 1˚35` - 2˚24` Lintang Selatan, yang secara
administrasi berbatasan dengan:
Lingkup materi kajian mencakup jenis data dan variabel yang harus
dikumpulkan dalam kajian ini, seperti diuraikan berikut ini.
(1) Deskripsi umum wilayah kajian, meliputi: letak, batas, dan luas wilayah
administrasi Kota Palangka Raya, yang dirinci sampai tingkat kecamatan
dan/atau kelurahan.
(2) Peta Wilayah Ekoregion skala 1 : 50.000 atau lebih besar, yang disusun
berdasarkan aspek utama bentanglahan dan aspek lain sesuai amanah dalam
UUPPLH Nomor 32 tahun 2009, seperti bentang hayati (tipe komunitas
vegetasi) dan bentang budaya (penggunaan lahan).
(3) Karakteristik komponen lingkungan hidup pada setiap wilayah ekoregion,
yang meliputi:
(a) Karakteristik lingkungan fisik (abiotic), meliputi:
aspek genesis pembentukan Kota Palangka Raya secara
geotektonik;
aspek geologi, yang menjelaskan tentang stratigrafi dan formasi
geologi, struktur geologi, dan batuan penyusun (litologi);
aspek geomorfologi, yang menjelaskan tentang morfologi (lereng),
topografi, elevasi, proses, struktur, dan bentuklahan;
aspek klimatologi, yang menjelaskan tentang curah hujan, hari
hujan, tipe iklim, suhu, tekanan dan kelembagaan udara, arah dan
kecepatan angin, kebisingan, dan kualitas udara ambien;
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 2-4
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 2 Metode Penelitian LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 2-5
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 2 Metode Penelitian LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 2-6
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 2 Metode Penelitian LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 2-7
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 2 Metode Penelitian LAPORAN KEMAJUAN
geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora dan fauna asli, serta
pola interaksi manusia dengan alam, yang menggambarkan integritas sistem alam
dan lingkungan hidup. Berdasarkan peraturan tersebut, terdapat hubungan sangat
erat dan saling melengkapi antara inventarisasi data lingkungan dengan ekoregion,
yang artinya inventarisasi data dapat dijadikan dasar untuk menyusun ekoregion,
atau sebaliknya ekoregion dapat dijadikan dasar untuk mendeskripsikan
karakteristik, potensi, dan permasalahan lingkungan secara spasil.
Merujuk pada ketentuan dasar tersebut, maka perlu ditegaskan bahwa yang
lebih mudah dilakukan adalah kegiatan inventarisasi data lingkungan dengan
kerangka dasar analisis satuan ekoregion. Yang perlu untuk dipahami bahwa
kerangka dasar utama satuan ekoregion adalah kesatuan wilayah secara geografis
yang mempunyai kesamaan sifat dalam hal bentangalam atau bentanglahan
(landscape). Dengan demikian, identifikasi bentanglahan geografis memegang
peranan penting dalam semua kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup, sejak tahap perencanaan, pelaksanaan pengelolaan, hingga
pengendaliannya. Dengan kata lain bahwa satuan ekoregion dalam perencanaan
dan pengendalian lingkungan hidup dapat dideskripsikan sebagai satuan
ekosistem berbasis bentanglahan (geoekosistem) yang diintegrasikan dengan
batas wilayah administrasi (regional).
Bentanglahan merupakan bentangan permukaan bumi yang di dalamnya
terjadi hubungan saling terkait (interrelationship) dan saling kebergantungan
(interdependency) antar berbagai komponen lingkungan, seperti: udara, air,
batuan, tanah, dan flora-fauna, yang mempengaruhi keberlangsungan kehidupan
manusia (Verstappen, 1983). Ad Hoc Committe in Geography (1965) menjelaskan
bahwa studi geografi mencari penjelasan bagaimana tatalaku subsistem
lingkungan fisik di permukaan bumi, dan bagaimana manusia melakukan kegiatan
di permukaan bumi, serta pengaruh perilaku tersebut terhadap lingkungan fisik
maupun makhluk hidup lainnya, yang kesemuanya itu terangkum dalam kajian
bentanglahan. Menurut Verstappen (1983) dan Strahker (1987), salah satu cabang
ilmu geografi yang mengkaji bentanglahan secara mendalam adalah geomorfologi.
Berdasarkan isi dari peraturan dasar UUPPLH Nomor 32 tahun 2009, yang
kemudian diintegrasikan dengan konsep dasar geomorfologi sebagai bagian ilmu
geografi, maka selanjutnya satuan ekoregion yang merupakan satuan ekosistem
berbasis bentanglahan dan wilayah. Ekoregion merupakan unit analisis terkecil
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 2-8
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 2 Metode Penelitian LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 2-9
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 2 Metode Penelitian LAPORAN KEMAJUAN
Citra
Penginderaan Jauh Peta Topografi Peta Geologi
Cek Lapangan
Peta Administrasi
Satuan Bentuklahan sebagai Satuan Peta Vegetasi Asli
Terkecil Ekosistem Bentanglahan Pete Penggunaan Lahan
Rekomendasi Program
Karakteristik Lingkungan Pembangunan Daerah
Potensi Sumberdaya Karakteristik Lingkungan Berkelanjutan dan
Alam dan Permasalahan Hidup Spasial berbasis Berwawasan Lingku-
Lingkungan Hidup Sistem Informasi Geografis ngan berbasis Wilayah
Ekoregion Bentang-
alam
Analisis data yang dilakukan dalam kegiatan ini, meliputi: analisis deskriptif
kuantitatif dan kualitatif, deskripsi komparatif, dan analisis spasial.
(1) Analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif bertujuan untuk menguraikan
tentang berbagai karakteristik komponen lingkungan abiotik, biotik, maupun
kultural; potensi dan permasalahan sumberdaya alam dan lingkungan yang
disajikan dalam bentuk nilai angka-angka dan grafis atau skala tertentu.
(2) Analisis deskriptif komparatif dimaksudkan untuk membandingkan
karakteristik, potensi, dan permasalahan masing-masing komponen
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 2 - 10
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 2 Metode Penelitian LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 2 - 11
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 2 Metode Penelitian LAPORAN KEMAJUAN
Hasil kegiatan ini terdiri atas 3 (tiga) laporan utama, yaitu: Laporan
Pendahuluan, Laporan Kemajuan, dan Laporan Akhir, serta Album Peta.
(1) Laporan Pendahuluan
Laporan ini merupakan penjabaran atau penafsiran lebih lanjut dari
Kerangka Acuan Kerja (KAK), yang berisi: latar belakang, permasalahan,
maksud dan tujuan, manfaat, metode dan pendekatan penelitian, gambaran
umum wilayah kajian, organisasi pelaksana dan rancangan kerja. Laporan
Pendahuluan diketik spasi 1.5 dalam format kwarto, dicetak dalam format
PDF dan cetak eksklusif sebanyak 5 eksemplar.
(2) Laporan Kemajuan
Laporan ini berisi data dan dokumentasi hasil survei instansional dan
lapangan secara lengkap dan terperinci. Laporan Kemajuan diketik spasi 1.5
dalam format kwarto, dicetak dalam format PDF dan cetak eksklusif sebanyak
5 eksemplar.
(3) Laporan Akhir
Laporan Akhir merupakan laporan lengkap sebagai hasil akhir dari seluruh
rangkaian kegiatan, yang berisi: data hasil survei lapangan dan instansional,
interpretasi dan analisis data, penyusunan laporan dan pemetaan. Laporan
Akhir diketik spasi 1.5 dalam format kwarto, dicetak dan dijilid sebanyak 10
(sepuluh) eksemplar, yang sebelumnya dilakukan pembahasan Draft Laporan
Akhir. Laporan Akhir ini dilengkapi dengan peta-peta berwarna format A4.
(4) Album Peta
Album Peta merupakan buku yang berisi peta-peta hasil kajian format A3.
Album peta dicetak dan dijilid sebanyak 10 eksemplar.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 2 - 12
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Bab - 3
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3-1
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Tabel 3.1. Kondisi Geomorfologi Kota Palangka Raya ditinjau dari Beda Tinggi
Tabel 3.2. Kondisi Geomorfologi Kota Palangka Raya ditinjau dari Kemiringan Lereng
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3-2
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Gambar 3.1. Peta Citra Satelit Sentinel 2A tahun 2020 Kota Palangka Raya
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3-3
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3-4
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3-5
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Merujuk pada Tabel 3.1. dan Gambar 3.2. di muka menunjukkan bahwa
kondisi geomorfologi di Kota Palangka Raya ditinjau berdasarkan beda tinggi
topografinya didominasi oleh beda ketinggian 5 - 25 meter seluas 130.033,09
hektar atau sebesar 45,58% dari total luas wilayah yang tersebar di seluruh
wilayah kecamatan, hingga beda ketinggian 25 - 75 meter seluas 139.114, 42
hektar atau sebesar 48,76% dari total luas wilayah yang tersebar di 4 (empat)
wilayah kecamatan kecuali Pahandut. Wilayah dengan beda ketinggian <5 meter
menempati area seluas 16.071,61 atau sebesar 5,63% dari total luas wilayah yang
terdapat di Kecamatan Sebangau dan Pahandut. Sementara wilayah dengan beda
ketinggian 75 - 100 meter yang berupa bukit-bukit rendah menempat area dengan
luasan terkecil, yaitu seluas 92,88 hektar atau sebesar 0,03% dari total luas
wilayah yang menempati sebagian wilayah Kecamatan Bukit Batu.
Selanjutnya merujuk pada Tabel 3.2. dan Gambar 3.3. di muka, maka
berdasarkan kondisi geomorfologi di Kota Palangka Raya yang ditinjau
berdasarkan perbedaan kemiringan lerengnya, menunjukkan bahwa sebagian
besar wilayah didominasi oleh kemiringan lereng 0-3% berupa topografi dataran
yang terdapat di seluruh wilayah kecamatan dengan luasan mencapai 199.754,37
hektar atau sebesar 70,01% dari total luas wilayah. Luasan wilayah kedua
menempati area seluas 85.013,11% dengan kemiringan lereng 3-8% yang berupa
dataran berombak atau sebesar 29,80% dari total luas wilayah, yang terdapat di
Bukit Batu dan Rakumpit. Sementara luasan wilayah terkecil dengan kemiringan
lereng sebesar 8-15% berupa topografi dataran bergelombang hingga bukit
rendah, menempati area dengan luas 544,53 hektar atau sebesar 0,19% dari total
luas wilayah, yang terdapat di Kecamatan Bukit Batu.
Berdasarkan hasil interpretasi beda ketinggian topografi dan kemiringan
lereng di muka, yang didukung berdasarkan analisis secara toponimi, maka
terdapat kesesuaian antara nama wilayah dengan kondisi geomorfologinya yang
dapat dikatakan sebagai keunikan wilayah. Keunikan tersebut adalah nama
wilayah kecamatan “Bukit Batu”, yang ternyata di wilayah tersebut dijumpai
fenomena geomorfologi berupa bukit rendah dengan topografi yang ditunjukkan
oleh beda ketinggian sebesar 75-100 meter dan kemiringan lereng 8-15%. Secara
geologis, bukit rendah tersebut tersusun atas batuan granitik plutonik yang
berkomposisi grano-diorit berumur Kapur Atas (± 144 hingga 100an juta tahun
yang lalu) hingga Kapur Akhir (±100 hingga 66an juta tahun yang lalu). Jenis
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3-6
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
batuan ini merupakan batuan beku intrusif sebagai batuan tertua (Era
Mesozoikum) yang mendasari pembentukan geotektonik Kota Palangka Raya
secara khusus dan Provinsi Kalimantan Tengah pada umumnya, yang secara
terinci dijelaskan pada sub bagian tentang kondisi geologi.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3-7
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3-8
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Formasi Dahor (TQd) yang berumur Tersier Kala Mio-Pliosen (±12 hingga 4
juta tahun yang lalu) atau Formasi Pembuang (TQp) yang berumur Tersier Kala
Plio-Pleistosen (±4 hingga 2 juta tahun yang lalu) adalah formasi batuan tertua
kedua yang menyusun Kota Palangka Raya. Kedua formasi batuan tersebut
tersusun atas batupasir berbutir halus sampai kasar yang sebagian telah
mengeras; konglomerat dengan struktur silang siur yang menunjukkan lingkungan
pengendapan pantai, berwarna coklat kehitaman, agak padat, dengan komponen
terdiri atas fragmen kuarsit dan basal, berukuran 1 hingga 3 cm; endapan batubara
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3-9
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
setebal 0,3 hingga 3 meter yang terdapat dalam lapisan bps kasar, kemas terbuka
dengan matriks berukuran pasir. Lapisan batuan ini berselingan dengan batupasir
berwarna kekuningan sampai kelabu, berbutir sedang hingga kasar, terdapat
setempat berstruktur sedimen silang siur. Terdapat juga lapisan batulempung
berwarna kelabu, agak lunak, karbonan setempat mengandung lignit, tersingkap
sebagai sisipan dalam batupasir dengan ketebalan 20 sampai 60 cm. Tebal formasi
batuan ini diperkirakan mencapai 300 meter, yang diendapkan pada lingkungan
paralik berdasarkan korelasi dengan Formasi Dahor pada Lembar Tewah
(Sumintadipura, 1976). Formasi Dahor tersebar di seluruh wilayah kecamatan
dengan luas area mencapai 189.602,91 hektar atau sebesar 32,97% dari total luas
wilayah Kota Palangka Raya, yang berarti menempati urutan luas kedua setelah
endapan aluvium.
Formasi batuan terakhir sebagai formasi batuan termuda yang terdapat di
Kota Palangka Raya adalah Endapan Aluvium (Qa) berumur Holosen (<10 ribu
tahun yang lalu), baik berupa endapan Aluvium Sungai (Qar), Aluvium Rawa (Qas),
dan Undak (Qoa). Formasi batuan ini tersusun atas material pasir kuarsa, kerikil
dan bongkah batuan metamorfik, granitik dan kuarsit yang sebagian agak
mengeras, dan sisa-sisa tumbuhan. Secara khusus endapan aluvium rawa pada
formasi ini tersusun atas material gambut berwarna coklat kehitaman; endapan
sungai tersusun atas material pasir lepas berwarna kekuningan, berukuran halus
hingga kasar, dan tak berlapis; dan endapan undak yang merupakan daerah psang-
surut tersusun atas lempung kelabu kecoklatan, mengandung sisa tumbuhan
sangat lunak, dan lempung kaolin warna putih kekuningan, dan bersifat liat,
dengan tebal sekitar 50 hingga 100 meter. Endapan aluvium merupakan formasi
batuan yang menempati area terluas di Kota palangka Raya, terdapat di seluruh
wilayah kecamatan, dengan luasan mencapai 94.073,05 hektar atau setara dengan
66,45% dari total luas Kota Palangka Raya.
Curah hujan tertinggi di Kota Palangka Raya terjadi terutama pada Bulan
Desember hingga Februari. Besar curah hujan pada bulan-bulan tersebut dapat
mencapai sekitar 200 mm/bulan. Sementara bulan terkering terutama terjadi pada
Bulan Juni-Agustus dengan kisaran curah hujan 100 mm/bulan (Gambar 3.5.). Hal
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 10
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
ini menunjukan bahwa curah hujan Kota Palangka Raya dipengaruhi pola
monsunal. Analisis curah hujan yang diperoleh terutama dari portal data online
BMKG untuk Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut menunjukan curah hujan terendah
periode 1981-2000. Curah hujan periode 2001-2020 cenderung mengalami
peningkatan, namun tidak setinggi periode 1961-1980.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 11
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Gambar 3.6A. Peta Isohyet Bulan Desember hingga Februari di Kota Palangka Raya
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 12
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Gambar 3.6B. Peta Isohyet Bulan Maret hingga Mei di Kota Palangka Raya
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 13
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Gambar 3.6C. Peta Isohyet Bulan Juni hingga Agustus di Kota Palangka Raya
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 14
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Gambar 3.6D. Peta Isohyet Bulan September hingga November di Kota Palangka Raya
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 15
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Anasir klimatologi yang penting lainnya adalah arah dan kecepatan angin.
Kondisi angin di Kota Palangka Raya cenderung bergerak pada arah utara-selatan
dengan kecepatan rendah hingga sedang. Hasil pengolahan data angin tahun 2011-
2020 ditunjukkan pada Gambar 3.7. Besarnya kecepatan dan arah angin
menunjukkan potensi dispersal pencemaran udara di Kota Palangka Raya, yaitu
dengan pola arah utara-selatan. Potensi pencemaran udara yang ada terjadi akibat
dari asap kebakaran hutan dan lahan maupun industri dan transportasi. Terdapat
tahun-tahun dimana angin juga dominan ke arah timur-barat, yaitu tahun 2013-
2014 (Gambar 3.8.). Sementara itu, pada tahun-tahun lain terdapat dominasi arah
angin ke utara pada setiap tahun. Dominasi arah angin ke utara ini terjadi pada
tahun 2015, 2016, dan 2017.
Gambar 3.7.
Kondisi Arah dan Kecepatan Angin Rerata yang ditujukkan oleh Windrose di Kota Palangka
Raya (Sumber: Hasil Pengolahan Data Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Tahun 2011-2020)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 16
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Gambar 3.8. Kondisi Arah dan Kecepatan Angin yang ditujukkan oleh Windrose di Kota Palangka Raya Tahun 2011 - 2020
(Sumber: Hasil Pengolahan Data Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Tahun 2011-2020)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 17
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Kota Palangka Raya merupakan wilayah yang dilewati oleh 3 (tiga) Daerah
Aliran Sungai (DAS), yaitu: DAS Kahayan, DAS Katingan, dan DAS Sebangau,
sebagaimana disajikan dalam Gambar 3.9. Kota Palangka Raya memiliki satu
Stasiun Pengamat Arus Sungai (SPAS), yaitu SPAS Tahai. Daerah Tangkana Air
(DTA) SPAS Tahai berada pada DAS Kahayan, Sub DAS Rungan, Sub Sub DAS Tahai,
yang secara administrasi terletak di Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit
Batu. DTA SPAS Tahai mempunyai luas sekitar 2.177 hektar.
Berdasarkan data monitoring SPAS Tahai tahun 2018 menunjukkan debit
aliran sungai dan koefisien rezim aliran (KRA). Debit maksimum (Q maks) terjadi
pada bulan Maret sebesar 327,33 m3/detik, dan debit minimum (Q min) sebesar
3,22 m3/detik, sehingga diperoleh nilai KRA sebesar 101,73; sedangkan nilai KRA
terrendah terjadi pada bulan September sebesar 16,25, dengan debit maksimum
sebesar 77,06 m3/detik dan debit minimum sebesar 16,25 m3/detik. Data debit
aliran dan koefisien rezim aliran tahun 2018 disajikan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Koefisien Rezim Aliran (KRA) DTA SPAS Tahai Tahun 2018
Debit Debit Rerata Q Maks Q Min
No Bulan KRA
(mm3/detik) (m3/detik) (m3/detik) (m3/detik)
1 Januari 156.68 25.29 289.69 4.74 61.08
2 Februari 145.03 25.92 99.37 4.74 20.95
3 Maret 273.81 44.20 327.33 3.22 101.73
4 April 118.98 19.85 114.96 4.74 24.24
5 Mei 82.98 13.39 166.57 4.24 39.26
6 Juni 79.58 13.27 166.04 4.74 35.01
7 Juli 60.28 9.73 85.39 4.74 18.00
8 Agustus 133.28 21.51 154.75 4.74 32.63
9 September 66.37 11.07 77.06 4.74 16.25
10 Oktober 148.97 24.05 153.13 4.74 32.29
11 November 165.18 27.55 146.14 4.24 34.44
12 Desember 159.48 25.74 141.57 3.80 37.23
Jumlah - 21.80 1,922.00 53.45 35.96
Sumber: Hasil Pencatatan pada SPAS Tahai (2018)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 18
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Gambar 3.9. Peta Hidrologi Daerah Aliran Sungai di Kota Palangka Raya
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 19
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 20
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Tabel 3.5. Kejadian Banjir pada DTA SPAS Tahai dan sekitarnya Tahun 2018
Waktu Jenis
DAS / Sub DAS Kecamatan Kelurahan Penyebab
Kejadian Banjir
Kahayan Bukit Batu Marang
Petuk
Jekan Raya
Katimpun Hujan dengan
Pahandut 27/04/2018 Limpasan intensitas tinggi
Rungan Pahandut selama dua hari
Seberang
Pager
Rakumpit
Petuk Bukit
Sumber: Hasil Pencatatan SPAS Tahai (2018)
Aspek hidrologi kedua yang menjadi cirikhas Pulau Kalimantan secara umum
adalah pembahasan tentang Kawasan Hidrologi Gambut (KHG). Berdasarkan data
dan informasi dari Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah (2020), bahwa di
Kota Palangka Raya terdapat 4 (empat) KHG, sebagaimana terinci pada Tabel 3.6.
dan secara spasial disajikan dalam Gambar 3.10. Keempat KHG tersebut adalah
KHG Sungai Kahayan – Kapuas, KHG Sungai Kahayan – Sebangau, KHG Sungai
Katingan – Sebangau, dan KHG Sungau Rungan – Kahayan.
Luas
Kawasan Hidrologi Gambut Kecamatan
Hektar Persen
Sebangau 9.877,18
KHG Sungai Kahayan - Kapuas Pahandut 3.491,28
Luas 13.368,45 4,69
Sebangau 12.236,34
Jekan Raya 145,54
KHG Sungai Kahayan - Sebangau
Pahandut 6.177,06
Luas 18.558,95 6,50
Sebangau 41.428,83
Bukit Batu 29.141,99
KHG Sungai Katingan - Sebangau Jekan Raya 36.095,31
Pahandut 609,99
Luas 107.276,13 37,60
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 21
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Luas
Kawasan Hidrologi Gambut Kecamatan
Hektar Persen
Bukit Batu 18.271,25
Jekan Raya 2.229,05
KHG Sungai Rungan - Kahayan Pahandut 1.037,55
Rakumpit 33.895,29
Luas 55.433,15 19,43
Sebangau 461,03
Bukit Batu 12.969,32
Jekan Raya 232,80
Kawasan Bukan Gambut
Pahandut 706,19
Rakumpit 76.305,98
Luas 90.675,32 31,78
Luas Total KHG dan Bukan KHG 285.312,00 100,00
Sumber: Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah (2020)
Berdasarkan Tabel 3.6. tersebut, total KHG di Kota Palangka Raya seluas
194.636,68 hektar atau sebesar 68,22% dari total luas wilayah, dengan KHG
terluas adalah KHG Sungai Katingan-Sebangau dengan luas area 107.276,13 hektar
atau sebesar 37,60% dari total luas wilayah. KHG terluas kedua adalah KHG Sungai
Rungan-Kahayan dengan luas area 55.443,15 hektar atau sebesar 19,43% dari
total luas wilayah.
Aspek hidrologi lainnya yang penting untuk dibahas adalah terkait kondisi
airtanah. Data informasi kondisi airtanah di Kota Palangka Raya didapatkan dari
Peta Hidrogeologi, Direktorat Jenderal Geologi dan Tata Lingkungan, Kementerian
ESDM (2007 dalam sippa.ciptakarya.pu.go.id, yang diunduh pada 1 September
2021). Berdasarkan informasi tersebut dijelaskan bahwa kondisi airtanah di Kota
Palangka Raya dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) satuan airtanah, yaitu:
satuan airtanah dangkal dan satuan airtanah menengah datar.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 22
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 23
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Secara umum jenis dan karakteristik tanah di Kota Palangka Raya didominasi
oleh tanah-tanah gambut dengan kedalaman sangat dangkal (50-100 cm) hingga
dangkal (100-200 meter) (Profil Kota Palangka Raya, 2014). Faktor biofisik
lingkungan berpengaruh terhadap pola persebaran jenis tanah di Kota Palangka
Raya. Secara geografis, karena terletaknya di bagian hilir Sungai Rungan, Kahayan,
dan Sebangau, berpengaruh terhadap perkembangan tanah. Suplai material akibat
proses sedimentasi dan penggenangan di kanan-kiri aliran sungai menyebabkan
kondisi tanah pada sempadan sungai memiliki ciri morfologi yang khas.
Persebaran jenis tanah di Kota Palangka Raya ditunjukkan pada Gambar 3.11.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 24
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Gambar 3.11A. Peta Jenis Tanah di Kota Palangka Raya menurut Sistem Klasifikasi Tanah USDA
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 25
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Gambar 3.11B. Peta Jenis Tanah di Kota Palangka Raya menurut Sistem Klasifikasi Tanah Dudal-Soepraptohardjo (1957-1961)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 26
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Jenis Tanah pada setiap Ekoregion Bentanglahan Luas (hektar) Luas (%)
Asosiasi Dataran Aluvial Sungai dan Dataran
33046.47 11.67
Banjir Endapan Aluvium Sungai dan Rawa-Rawa
Aluvials 14698.51 5.19
Glei Humus 6064.92 2.14
Organosol 12283.04 4.34
Dataran Organik Gambut Kahayan-Kapuas 2599.67 0.92
Glei Humus 452.74 0.16
Organosol 2146.93 0.76
Dataran Organik Gambut Kahayan-Sebangau 6171.41 2.18
Aluvials 527.84 0.19
Glei Humus 1228.45 0.43
Organosol 4415.12 1.56
Dataran Organik Gambut Katingan-Sebangau 5473.03 1.93
Aluvials 4510.27 1.59
Organosol 962.76 0.34
Dataran Berombak Organik Gambut Kahayan-
7794.54 2.75
Kapuas
Aluvials 420.24 0.15
Glei Humus 536.27 0.19
Organosol 6838.03 2.42
Dataran Berombak Organik Gambut Kahayan-
8652.70 3.06
Sebangau
Aluvials 9.47 0.00
Glei Humus 1340.11 0.47
Organosol 7303.11 2.58
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 27
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Jenis Tanah pada setiap Ekoregion Bentanglahan Luas (hektar) Luas (%)
Dataran Berombak Organik Gambut Katingan-
61507.82 21.73
Sebangau
Aluvial 2010.84 0.71
Organosol 9408.55 3.32
Organosol 47758.82 16.87
Podsol 2329.62 0.82
Dataran Berombak Organik Gambut Rungan-
5345.30 1.89
Kahayan
Aluvial 496.20 0.18
Organosol 4849.11 1.71
Dataran Bergelombang Organik Gambut
32640.66 11.53
Katingan-Sebangau
Organosol 32156.37 11.36
Podsolik 484.29 0.17
Dataran Bergelombang Organik Gambut Rungan-
35390.00 12.50
Kahayan
Aluvials 93.86 0.03
Organosol 35296.15 12.47
Dataran Lipatan Formasi Dahor Batupasir Halus
70057.58 24.75
sisipan Batubara
Aluvial 1173.24 0.41
Organosol 19717.81 6.97
Podsolik 49126.45 17.36
Latosol 40.09 0.01
Dataran Berombak Lipatan Formasi Dahor
6748.09 2.38
Batupasir Halus sisipan Batubara
Aluvials 919.74 0.32
Organosol 451.43 0.16
Podsolik 5376.61 1.90
Latosol 0.31 0.00
Bukit Intrusif Granitik- Plutonik Vulkanik Tua 1563.71 0.55
Podsolik 841.12 0.30
Organosol 220.73 0.08
Latosol 501.86 0.18
Dataran Antropogenik Endapan Aluvium Wilayah
6064.92 2.14
Perkotaan Palangka Raya
Glei Humus 283.80 0.10
Organosol 5781.12 2.04
Jumlah 283.055,90 ± 2.300,10 99,20 ± 0,80
Sumber: Hasil Interpretasi dana Analisis Peta Tanah (2021)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 28
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 29
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
plintit pada kedalaman 125 cm dari permukaan, dan tidak memiliki sifat
vertik (Subardja dkk, 2014).
(5) Podsolik
Persebaran tanah Podsolik di Kota Palangka Raya berada pada bagian utara,
yaitu pada satuan Ekoregion Bentanglahan Dataran Berombak Lipatan
Formasi Dahor Batupasir Halus sisipan Batubara. Karakteristik tanah
Podsolik didominasi oleh tekstur pasir dengan fraksi pasir mampu mencapai
>90% (Utomo, 1997). Karakteristik tanah Podsolik pada daerah tropika
basah dicirikan oleh terbentuknya horizon E-eluviasi yang sangat tebal.
Berdasarkan material induknya, ketebalan tanah Podsolik di Kota Palangka
Raya ditunjukkan pada Tabel 3.8., sedangkan karakteristik umum jenis
tanah yang terdapat di Kota Palangka Raya disajikan dalam Tabel 3.9.
Persentase Fraksi
Material Induk Horizon Tebal (cm)
Pasir Debu Lempung
A <10 ±90.7 7.8 1.5
E 250-270 100 0 0
Aluvium Muda Bhs 40-50 80.2 5.3 14.5
Bs 20-30 92.7 5.3 2.1
C 100 0 0
A 8-20 90.1 3.7 6.2
E 500-700 100 0 0
Formasi Dahor Bhs 150-200 77.2 2.5 20.3
Bs 50-100 89.1 2.3 8.6
C 100 0 0
A 20-30 91.1 6.6 2.3
E 700-800 94.1 4.6 1.3
Aluvium Tua
Bh >300 70.2 9.3 20.5
C 100 0 0
Sumber: Utomo dkk. (2021)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 30
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Tabel 1.9. Jenis dan Karakteristik Umum Tanah di Kota Palangka Raya
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 31
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
atau kebun, permukiman dan tempat kegiatan, rawa, sawah, semak belukar, lahan
kosong atau gundul, tegalan atau ladang, dan badan sungai, yang terinci pada
Tabel 3.10. dan secara spasial terdistribusi pada Gambar 3.12.
Tabel 3.10. Jenis dan Distribusi Penggunaan Lahan di Kota Palangka Raya
Luas
Penggunaan Lahan Distribusi Wilayah
Hektar Persen
Sebangau 138,39
Bukit Batu 179,69
Permukiman dan Tempat Jekan Raya 1.645,70
Kegiatan Pahandut 851,88
Rakumpit 7,65
Jumlah 2.823,31 0,99
Sebangau 2.277,42
Bukit Batu 3.007,83
Jekan Raya 5.581,77
Perkebunan atau Kebun
Pahandut 1.610,87
Rakumpit 369,11
Jumlah 12.847,01 4,50
Bukit Batu 140,62
Jekan Raya 102,85
Sawah
Pahandut 12,50
Jumlah 255,97 0,09
Sebangau 5.226,04
Bukit Batu 2.632,83
Jekan Raya 2.395,94
Tegalan atau Ladang
Pahandut 1.225,65
Rakumpit 10.462,10
Jumlah 21.942,56 7,69
Sebangau 58,24
Bukit Batu 129,21
Empang Jekan Raya 40,37
Pahandut 25,98
Jumlah 253,80 0,09
Bukit Batu 176,21
Tanah Kosong atau Jekan Raya 4,60
Gundul Rakumpit 161,12
Jumlah 341,93 0,12
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 32
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Luas
Penggunaan Lahan Distribusi Wilayah
Hektar Persen
Sebangau 38.538,16
Bukit Batu 36.080,61
Hutan Rawa Gambut Jekan Raya 18.288,70
Sekunder Pahandut 3.857,85
Rakumpit 88.638,98
Jumlah 185.404,31 64,98
Sebangau 9.846,73
Bukit Batu 16.431,39
Jekan Raya 8.956,78
Semak Belukar
Pahandut 3.346,95
Rakumpit 9.797,42
Jumlah 48.379,27 16,96
Sebangau 111,93
Bukit Batu 50,02
Jekan Raya 3,60
Danau atau Situ
Pahandut 3,82
Rakumpit 29,14
Jumlah 198,51 0,07
Sebangau 7.228,88
Bukit Batu 651,00
Jekan Raya 1.436,52
Rawa-rawa
Pahandut 299,25
Rakumpit 57,36
Jumlah 9.673,01 3,39
Sebangau 577,57
Bukit Batu 903,15
Jekan Raya 245,86
Sungai
Pahandut 787,34
Rakumpit 678,39
Jumlah 3.192,32 1,12
Luas Total 285.312,00 100,00
Sumber: Hasil Interpretasi dan Analisis Peta Penggunaan Lahan (2021)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 33
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 34
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 35
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 36
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 37
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Gambut di Kota Palangka Raya menurut data Dinas Lingkungan Hidup Provinsi
Kalimantan Tengah pada tahun 2019.
Tabel 3.11. Kawasan Hutan Gambut di Kota Palangka Raya Tahun 2019
Fungsi Kawasan Hutan Gambut
No Kawasan Hutan Gambut
Budidaya (Ha) Lindung (Ha) Jumlah (Ha)
1. Sungai Kahayan - Kapuas 7.142 6.346 13.488
2. Sungai Katingan - Sebangau 29.582 77.837 107.419
3. Sungai Rungan - Kahayan 39.524 15.974 55.498
4. Sungai Kahayan - Sebangau 9.838 8.761 18.599
Sumber: Tim DIKPLHD Provinsi Kalimantan Tengah (2020)
Hutan rawa gambut merupakan salah satu ekosistem lahan basah yang cukup
luas di Indonesia dengan karakteristik khusus, yaitu jenuh air dan tanahnya
berupa tanah organik (gambut) yang tumbuh di atas kawasan yang digenangi air
tawar dalam keadaan asam dengan pH sebesar 3,5 - 4,0 (Tambunan, 2019). Hutan
rawa gambut memiliki nilai ekologis dan nilai ekonomis. Suhu tanah pada hutan
antara 27 - 29oC, sementara kelembaban hutan mampu mencapai 88-96 %. Tingkat
keasaman tanah (pH tanah) hutan didapatkan pH sebesar 3,5 - 4 (Tambunan et al.,
2019). Tanah gambut dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu tanah topogen dan
ombrogen. Gambut topogen merupakan gambut muda dengan ktebalan <3 meter,
sedangkan gambut ombrogen merupakan gambut tua dengan ketebalan mencapai
20 meter. Tingkat kematangan pembusukan tanah gambut dibagi menjadi 3 (tiga),
yaitu fibrik, hemik, dan saprik (Tim DIKPLHD, 2020). Karakteristik tanah gambut
Kota Palangka Raya pada umumya adalah tipe hemik yang tersebar dengan
kedalaman mencapai 200 meter (Pemerintah Kota Palangka Raya, 2014).
Karakterisitk flora pada ekosistem gambut secara umum semakin miskin vegetasi
pada gambut umbrogen. Flora yang dapat ditemukan pada ekosistem gambut
adalah kayu ramin (Gonystylus bancanus) dan jelutung rawa (Dyera costulat).
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 38
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
dapat ditemukan di antara hutan dataran rendah dengan hutan rawa gambut.
Heath Forest memiliki karakteristikik material permukaan didominasi oleh tanah
pasiran dan lapisan gambut tipis. Karakteristik tanah pasiran mengandung silika
dengan tekstur kasar. Batas heath forest dicirikan dengan warna tanah yang
berwarna kecoklatan akibat dekomposisi bahan organik. Secara umum,
karaktersitik material pasir berwarna putih, yang berasal dari proses erosi marin.
Karakteristik tanah berpasir menyebabkan kemampuan tanah dalam mengikat
nutrient rendah, di samping itu tanah mudah terbawa oleh aliran air membentuk
tanah Podsolik. Bidoversitas pada heath forest lebih tinggi dibandingkan hutan
gambut dan hutan dataran rendah di sekitarnya.
Heath Forest dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu: Black-sand Heath Forest
(BHF) dan White-sand Heath Forest (WHF). BHF biasanya terletak pada wilayah
dengan kemiringan lereng rendah (datar) dan berada di dekat aliran sungai,
sedangkan WHF umumnya terletak pada wilayah yang lebih tinggi. Hasil studi
Nature Foundation (BNF) pada KHDTK Mungku Baru menunjukkan terdapat
beberapa spesies tanaman di BHF yang tidak ditemukan di WHF, seperti:
Neoscortechinia kingii, Elaeocarpus mastersii, dan Nephellium maingayi. Spesies
yang ditemukan di WHF dan tidak ditemukan di BHF, yaitu: Pararthocar
pusvenenosus dan Ilex cymosa. BHF tercatat memiliki kerapatan yang lebih tinggi
meskipun dengan diversitas yang lebih rendah, yaitu sebanyak 664 pohon dalam
32 famili, sedangkan WHF sebanyak 343 pohon dalam 35 famili (Maimunah et al.,
2019). Berdasarkan karakteristik ekosistemnya, Pemerintah Kota Palangka Raya
telah melalukan upaya perlindungan ekosistem asli untuk melindungi biota-biota
endemik yang ada pada ekosistem ini melalui skema pemanfaatan lahan yang
secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 3.12.
Secara umum, pola pemanfaatan ruang telah menunjukkan adanya upaya
perlindungan terhadap sumberdaya hayati dengan menjaga kelestarian habitat
biota di Kota Palangka Raya. Pola tata ruang Kota Palangka Raya telah mencakup
kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung mencakup Daerah
Sempadan Sungai (DSS), Hutan Lindung, Suaka Alam, Taman Nasional Darat dan
Cagar Alam Darat. Kawasan budidaya mencakup kawasan hutan produksi dan area
penggunaan lain.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 39
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Tabel 3.12. Pola Pemanfaatan Ruang Kota Palangka Raya Tahun 2019
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 40
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 41
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 42
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 43
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 44
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Tabel 3.14. Spesies Mamalia pada Resort Habaring TN Sebangau Kalimantan Tengah
Status Perlindungan
Spesies Famili PP
IUCN CITES No 7 1999
Tupai tanah (Tupaia tana) LC APP II -
Tupai Indah (Tupai splemdidula) LC APP II -
Tupai ramping (Tupaia gracilis) Tupaiidae LC APP II -
Tupai kecil (Tupaia minor) LC APP II -
Tupai akar (Tupaia gils) LC APP II -
Tupai ekor kecil (Dendrogle melanura) - - -
Bajing kelapa (Callosicirius notatus) Sciuridae - - -
Bajing ekor pendek (Sundaciurus lowii) LC - -
Bajing tiga warna (Callosciurus baluensis) LC - -
Bajing tanah moncong runcing
NT - -
(Rhinosciurus laticaudatus)
Bajing tanah bergaris tiga (Lariscus
LC - v
insignis)
Bajing Kinabalu (Callosciurus baluensis) LC - -
Bajing kerdil dataran rendah (Exilisciurus
DD - -
exilis)
Jelarang bilarang (Ratufa affinis) NT APP II -
Tikus belukar Muridae LC - -
Nyingnying besar (Chiropodomys major) DD - -
Cucurut babi (Hylomys suillus) Erinaceidae LC - -
Munggis Hitam (Suncus ater) Soricidae DD - -
Landak Raya (Hystrix branchyura) Hystricidae - - v
Kalong Besar (Pteropus vampyrus) Molossidae NT APP II -
Kalong kecil (Pteropus hypomelanus) Kerivoulinae LC APP II -
Lenawai coklat terawang (Kerivoula
Cynochepalidae - - -
hardwichii)
Kubung Malaya (Cynochepalus variegatus) Manidae - - -
Trenggiling (Manis javanica) Felidae EN APP II v
Kucing kuwuk (Felis bengalensis) LC APP I v
Macan dahan (Neofelis nebulosa) VU APP I v
Beruang Madu (Helarctos malayanus) Ursidae VU APP I v
Linsang Linsang (Prionodon linsang) Viverridae LC APP III v
Teledu Sigung (Mydaus javanensis) Mustelidae LC - v
Musang Luwak (Paradoxurus
- - -
hermaphroditus)
Tenggalung Malaya (Vivera tangalunga) - - -
Binturong (Arctictis binturong) VU APP III v
Sero ambrang (Aonyx (Amblonyx) dinerea) - - -
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 45
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Status Perlindungan
Spesies Famili PP
IUCN CITES
No 7 1999
Pelanduk Kancil (Tragulus javanicus) DD - v
Tragulidae
Pelanduk Napu (Tragulus napu) LC - v
Babi berjenggot (Sus barbatus) Suidae VU - -
Kijang kuning (Muntiacus atherodes) LC - -
Cervidae
Rusa sambar (Cervus unicolor) VU - -
Krabuku ingkat (Tarsius bancanus) Tarsidae VU APP II v
Kukang (Nycticebus coucang) Lorisidae VU APP I v
Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) LC APP II -
Lutung merah (Presbytis rubicunda) LC APP II -
Cerchopitechidae
Monyet Beruk (Macaca nemestrina) VU APP II -
Lutung kelabu (Presbytis cristata) - - -
Owa-owa (Hylobates agilis) Hylobatidae EN APP I v
Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) Pongidae EN APP I v
Sumber: Mustari (2010)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 46
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Tabel 3.15. Karakteristik Jenis Ikan pada Kawasan Rawa dan Badan Sungai Rungan
Stasiun Pengamatan
Jumlah
No Suku dan Jenis Ikan Rawa Rawa Sungai
Individu
Berhutan terbuka Rungan
Engraulidae
1
Lycothrissa crocodiles 1 + - -
Cyprinidae
Amblyrhynchichthys truncates 2 - - +
Cyclocheilichthys apogon 236
Cyclocheilichthys enoplos 23 - +
Cyclocheilichthys heteronema 8 - - +
2 Cyclocheilichthys janthochir 204 + + +
Labiobarbus ocellatus 6 - + -
Hampala macrolepidota 3 + - -
Leptobarbus hoevenii 5 + - +
Luciosoma trinema 16 + + -
Osteochilus kalabau 142 + + +
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 47
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Stasiun Pengamatan
Jumlah
No Suku dan Jenis Ikan Rawa Rawa Sungai
Individu
Berhutan terbuka Rungan
Osteochilus triporos 488 + + +
Parachela hypophthalmus 101 + - +
Puntioplites waandersi 2 - - +
Puntius lineatus 166 + + +
Barbonymus schwanefeldii 29 - + +
Rasbora argyrotaenia 1128 + + +
Rasbora borneensis 10 - - +
Rasbora cephalotaenia 17 + + -
Thynnichthys polylepis 17 + + -
Cobitidae
3
Chromobotia macracanthus 1 - - +
Bagridae
Bagrichthys macracanthus 1 - -
4
Hemibagrus nemurus 29 + + +
Mystus nigriceps 295 + + +
Clariidae
5
Clarias batrachus Linnaeus 10 + + -
Schilbeidae
6
Pseudeutropius brachypopterus 7 - + +
Pangasiidae
7
Pangasius micronemus 3 + - -
Siluridae
Belodontichthys dinema 2 + - +
Ceratoglanis scleronema 1 + - -
Kryptopterus apogon 30 + + +
Kryptopterus lais 97 + + +
8
Kryptopterus limpok 115 + + +
Kryptopterus micronema 62 -
Kryptopterus macrocephalus 60 + + +
Ompok hypophthalmus 36 + + +
Wallago leerii 5 + + +
Chandidae
9
Parambassis macrolepis 22 + + +
Nandidae
10
Nandus nebulosus 25 + + +
Datnioididae
11
Coius quadrifasciatus 1 - - +
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 48
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Stasiun Pengamatan
Jumlah
No Suku dan Jenis Ikan Rawa Rawa Sungai
Individu
Berhutan terbuka Rungan
Pristolepidae
12
Pristolepis grooti 24 + + +
Eleotridae
13
Oxyeleotris mormorata 2 - - +
Channidae
14 Channa lucius 2 + - -
Channa pleurophthalmus 32 -
Anabantidae
15
Anabas testudineus 50 + - +
Belontiidae +
16 Belontia hasselti 240 + + -
Trichogaster leerii 42 + - -
Helostomatidae
Helostoma temminckii 377 + + +
17 Mastacembelidae
Macrognathus aculeatus 60 + - +
Mastacembelus erythrotaenia 9 + - +
Tetraodontidae
18
Chonerhinos modestus 35 + - +
Sumber: Sulistyarto dkk. (2007)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 49
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 50
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Ekoregion
Simbol Kecamatan Flora Endemik Fauna Endemik
Bentanglahan
Dataran A.AL-Pr Jekan Raya Punang Merah Bekantan (Nasalis
Antropogenik Pahandut (Cyrtostachys lakka), larvatus), Owa
Material Aluvium Sebangau Belimbing (Artocarpus Kalimantan (Hylobates
Wilayah Perkotaan heterophyllus), Kenanga agilis), Orangutan
Palangka Raya (Cananga odorata), Kalimantan (Pongo
Serai (Cymbopo gene pygmaeus)
citrates)
Dataran O.Gb3-KtSb Bukit Batu Jenis vegetasi hutan Burung Sempur Hijau,
Bergelombang Jekan Raya dataran rendah Burung Buluk Ketupa,
Organik Gambut Sebangau meliputi Bakung, Luntur diard, Burung
Katingan- Ramin, Rasau, Meranti Pekaka Emas, Orang
Sebangau bakau, Meranti lilin, Hutan, Biawak air, Ular
Kemuning, dan Bandotan candi,skink
beberapa jenis bergaris kalimantan
tumbuhan makroepifit
Dataran O.Gb3-RgKh Bukit Batu Kayu ramin (Gonystylus Elang, Enggang, Walet,
Bergelombang Rakumpit bancanus), Kapur naga Tekukur, Buaya, Babi
Organik Gambut (Callophilium soulatri), Hutan, Beruang Madu,
Rungan-Kahayan Rambutan hutan Owa-owa, Orang Utan,
(Nephelium sp.), Bekantan, Rusa, Macan
Anggrek, Meranti rawa Dahan, Musang, Kancil,
(Shorea pauciflora), Kucing Hutan, Capung
Rengas (Melanorrhaoea Jarum, Kupu-kupu,
walichii), Palem merah Tokek Hutan
(Cyrtoctachys lakka),
Kantong semar
(Nephentes mirabilis),
Bakung (Hanguana
malayana), Utricularia
spp, Jelutung (Dyera
costulata), Jelutung
rawa (Dyera lowii),
Gemor (Alseodaphne
umbeliflora).
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 51
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Ekoregion
Simbol Kecamatan Flora Endemik Fauna Endemik
Bentanglahan
Dataran Berombak S.L3-Tmpd Bukit Batu Belangiran (Shorea Jenis satwa yang
Lipatan Formasi Rakumpit belangeran), Gandis teridentifikasi di
Dahor Batupasir (Garcinia sp), Gerung- antaranya Aves dengan
Halus sisipan gang (Cratoxylon jumlah sebanyak 89
Batubara glaucum), Kempas jenis antara lain: Beo
(Koompassia (Gracula religiosa) dan
malaccensis Benth), Cucak Rowo
Madang (Litsea sp), (Pyononotus
Mahang (Macaranga zeylanicus). Jenis lain
pruinosa (Miq) Mull seperti Biawak
Arg), Meranti (Shorea (Varanus sp), Ular,
sp), Mertibu Monyet ekor panjang
(Dactylocladus
stenostachys), Palawan
Merah (Tristaniopsis
sp), Punak
(Tetramerista glabra),
Terantang
(Campnosperma
coriaceum), Tumih
(Combretocarpus
rotundatus), Tutup
Kabali (Diospyros
pseudomalabarica)
Dataran Berombak O.Gb2-KhKp Pahandut Kayu ramin (Gonystylus Elang, Enggang, Walet,
Organik Gambut Sebangau bancanus), Kapur naga Tekukur, Buaya, Babi
Kahayan-Kapuas (Callophilium soulatri), Hutan, Beruang Madu,
Rambutan hutan Owa-owa, Orang Utan,
(Nephelium sp.), Bekantan, Rusa, Macan
Anggrek, Meranti rawa Dahan, Musang, Kancil,
(Shorea pauciflora), Kucing Hutan, Capung
Rengas (Melanorrhaoea Jarum, Kupu-kupu,
walichii), Palem merah Tokek Hutan
(Cyrtoctachys lakka),
Kantong semar
(Nephentes mirabilis),
Bakung (Hanguana
malayana), Utricularia
spp, Jelutung (Dyera
costulata), Jelutung
rawa (Dyera lowii), dan
Gemor (Alseodaphne
umbeliflora).
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 52
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Ekoregion
Simbol Kecamatan Flora Endemik Fauna Endemik
Bentanglahan
Dataran Berombak O.Gb2-KhSb Pahandut Jenis vegetasi hutan Burung Sempur Hijau,
Organik Gambut Sebangau dataran rendah Burung Pekaka Emas,
Kahayan- meliputi Bakung, Orang Hutan, Ekor
Sebangau Ramin, Rasau, Meranti Panjang Monyet ko
bakau, Meranti lilin, Tarsius, macan Dahan,
Kemuning, dan
beberapa jenis
tumbuhan makroepifit
Dataran Berombak O.Gb2-KtSb Bukit Batu Jenis vegetasi hutan Burung Sempur Hijau,
Organik Gambut Jekan Raya dataran rendah Burung Buluk Ketupa,
Katingan- Pahandut meliputi Bakung, Luntur diard, Burung
Sebangau Sebangau Ramin, Rasau, Meranti Pekaka Emas, Orang
bakau, Meranti lilin, Hutan, Biawak air, Ular
Kemuning, dan Bandotan candi,skink
beberapa jenis bergaris kalimantan
tumbuhan makroepifit
Dataran Berombak O.Gb2-RgKh Bukit Batu Kayu ramin (Gonystylus Burung Sempur Hijau,
Organik Gambut Jekan Raya bancanus), Kapur naga Burung Buluk Ketupa,
Rungan-Kahayan Pahandut (Callophilium soulatri), Luntur diard, Burung
Rakumpit Rambutan hutan Pekaka Emas, Orang
(Nephelium sp.), Hutan, Biawak air, Ular
Anggrek, Meranti rawa Bandotan candi,skink
(Shorea pauciflora), bergaris kalimantan
Rengas (Melanorrhaoea
walichii), Palem merah
(Cyrtoctachys lakka),
Kantong semar
(Nephentes mirabilis),
Bakung (Hanguana
malayana), Utricularia
spp, Jelutung (Dyera
costulata), Jelutung
rawa (Dyera lowii), dan
Gemor (Alseodaphne
umbeliflora).
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 53
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Ekoregion
Simbol Kecamatan Flora Endemik Fauna Endemik
Bentanglahan
Dataran Lipatan S.L4-Tmpd Bukit Batu Belangiran (Shorea Jenis satwa yang
Formasi Dahor Rakumpit belangeran), Gandis teridentifikasi di
Batupasir Halus (Garcinia sp), Gerung- antaranya Aves dengan
sisipan Batubara gang (Cratoxylon jumlah sebanyak 89
glaucum), Kempas jenis antara lain: Beo
(Koompassia (Gracula religiosa) dan
malaccensis Benth), Cucak Rowo
Madang (Litsea sp), (Pyononotus
Mahang (Macaranga zeylanicus). Jenis lain
pruinosa (Miq) Mull seperti Biawak
Arg), Meranti (Shorea (Varanus sp), Ular,
sp), Mertibu Monyet ekor panjang
(Dactylocladus
stenostachys), Palawan
Merah (Tristaniopsis
sp), Punak
(Tetramerista glabra),
Terantang
(Campnosperma
coriaceum), Tumih
(Combretocarpus
rotundatus), Tutup
Kabali (Diospyros
pseudomalabarica)
Dataran Organik O.Gb1-KhKp Pahandut Vegetasi Kayu ramin Rusa (Cervus unicolor),
Gambut Kahayan- Sebangau (Gonystylus bancanus) Kijang (Muntiacus
Kapuas dan Jelutung rawa atheroides), Kancil
(Dyera costulata) (Tragulus javanicus),
Macan dahan (Neofelis
nebulosa), Tupai
(Tupaia spp), Loris
(Nycticebus coucang),
dan Tarsius (Tarsius
bancanus)
Dataran Organik O.Gb1-KhSb Pahandut Jenis vegetasi hutan Burung Sempur Hijau,
Gambut Kahayan- Sebangau dataran rendah: Burung Pekaka Emas,
Sebangau Bakung, Ramin, Rasau, Orang Hutan, Ekor
Meranti bakau, Meranti Panjang Monyet ko
lilin, Kemuning, dan Tarsius, macan Dahan,
jenis makroepifit
Dataran Organik O.Gb1-KtSb Sebangau Jenis vegetasi hutan Burung Sempur Hijau,
Gambut Katingan- dataran rendah, seperti: Burung Buluk Ketupa,
Sebangau Bakung, Ramin, Rasau, Luntur diard, Burung
Meranti bakau, Meranti Pekaka Emas, Orang
lilin, Kemuning, dan Hutan, Biawak air, Ular
tumbuhan makroepifit Bandotan candi, Skink
bergaris Kalimantan
Sumber: TIM DIKPLHD (2020); (Jati S., 2021); (Sulistyarto, 2007); dan (Yenihayati, 2018)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 54
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
A. Jumlah penduduk
Kondisi kependudukan di Kota Palangka Raya yang akan dibahas pada bagian
ini meliputi tiga indikator yakni: (a) jumlah dan kepadatan penduduk; (b)
pertumbuhan penduduk; dan (c) struktur penduduk. Berdasarkan jumlahnya,
penduduk di Kota Palangka Raya pada 2020 sebesar 293,5 ribu jiwa (BPS Kota
Palangka Raya, 2021). Jumlah penduduk pada 2020 ini paling tinggi jika
dibandingkan jumlah penduduk pada sepuluh tahun terakhir. Artinya dari 2011
sampai 2020 jumlah penduduk pada 2020 merupakan jumlah yang tertinggi
(Gambar 3.16.).
Gambar 3.16.
Jumlah Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2011-2020 (dalam ribu jiwa)
(Sumber: BPS Kota Palangka Raya, 2021)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 55
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Kota Palangka Raya terdiri dari lima kecamatan, yakni: Kecamatan Pahandut,
Sabangau, Jekan Raya, Bukit Batu dan Rakumpit. Dari kelima kecamatan tersebut
jumlah penduduk paling banyak berada di Kecamatan Jekan Raya. Dari data yang
ada, selama lima tahun terakhir, Kecamatan Jekan raya selalu menjadi kecamatan
dengan jumlah penduduk terbanyak se-Kota Palangka Raya (Tabel 3.17.).
Berdasarkan data terakhir, pada 2020, jumlah penduduk di Kecamatan jekan Raya
sebesar 154,4 ribu jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terendah di Kota Palangka
Raya berada di Kecamatan Rakumpit (pada 2020 jumlah penduduknya sebesar 4
juta jiwa).
Tahun
Kecamatan
2016 2017 2018 2019 2020
Pahandut 93,9 96,7 99,6 - 97,1
Sabangau 17,4 17,9 18,5 - 24,1
Jekan Raya 139,3 143,5 147,7 - 154,4
Bukit Batu 13,7 14,0 14,3 - 14,0
Rakumpit 3,4 3,5 3,5 - 4,0
Kota Palangka Raya 267,7 275,6 283,6 291,7 293,5
Sumber: BPS Kota Palangka Raya (2017-2021)
Keterangan: Data jumlah penduduk pada tahun 2019 per kecamatan tidak ditemukan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 56
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
B. Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk di Kota Palangka Raya tergolong dalam kondisi
kepadatan rendah. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan pada 2020, dimana
kepadatan penduduk di Kota Palangka Raya sebesar 103 jiwa/km 2 (Tabel 3.19.).
Artinya setiap 1 km2 di Kota Palangka Raya hanya dihuni oleh sekitar 103
penduduk. Pada 2020, dari kelima kecamatan yang ada, Kecamatan Pahandut
merupakan kecamatan terpadat di Kota Palangka Raya dengan nilai kepadatan
sebesar 811 jiwa/km2. Kemudian disusul kecamatan Jekan Raya (398 jiwa/km2),
Kecamatan Sabangau (38 jiwa/km2), kecamatan Bukit Batu (23 jiwa/km2) dan
Kecamatan Rakumpit (4 jiwa/km2).
Berdasarkan Tabel 3.18. tersebut, diketahui pula bahwa urutan kecamatan dengan
kepadatan tertinggi ke terendah tidak berubah selama periode 2016-2020.
Akhirnya, berdasarkan jumlah dan kepadatannya secara umum disimpulkan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 57
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
bahwa Kota Palangka Raya memiliki jumlah penduduk yang terus bertambah
dengan distribusi yang tidak merata serta secara umum memiliki kepadatan
penduduk yang rendah.
C. Pertumbuhan penduduk
Jumlah penduduk di Kota Palangka Raya yang terus mengalami pertambahan
disebabkan karena nilai pertumbuhan penduduk yang positif. Pertumbuhan
penduduk sendiri oleh BPS didefinisikan sebagai angka yang menunjukan tingkat
pertambahan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan
data dari BPS Kota Palangka Raya, pertumbuhan penduduk pada 2010-2020 Kota
Palangka Raya memiliki nilai sebesar 2,28%. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai Provinsi Kalimantan Tengah yakni 1,84%. Jika dilihat berdasarkan
kecamatan, pada 2019-2020, Kecamatan Sebangau menjadi kecamatan dengan
angka pertumbuhan penduduk tertinggi jika dibandingkan empat kecamatan
lainnya. Angka pertumbuhan penduduk di Kecamatan Sebangau pada 2019-2020
sebesar 5.15% (Gambar 3.17.). Sementara yang terendah ada di Kecamatan Bukit
Batu dengan pertumbuhan sebesar 1,57% pada 2019-2020.
6
5,15
5
2,93 2,92
3
2,24
2 1,57
0
Pahandut Sabangau Jekan Raya Bukit Batu Rakumpit
Gambar 3.17
Pertumbuhan Penduduk di Kota Palangka Raya per Kecamatan Tahun 2019-2020
(Sumber: BPS Kota Palangka Raya, 2021)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 58
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
D. Struktur penduduk
Kondisi terakhir yang dilihat pada aspek kependudukan adalah struktur
penduduk. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat struktur penduduk
adalah dengan menggunakan piramida penduduk (Tukiran, 2010). Piramida yang
digunakan adalah piramida penduduk Kota Palangka Raya pada 2020 yang telah
dipublikasikan oleh BPS. Berdasarkan Gambar 3.18., piramida penduduk di Kota
Palangka Raya dapat dikategorikan sebagai piramida stasioner pada tahapan awal.
Piramida stasioner sendiri dicirikan dengan struktur penduduk yang hampir
merata di semua kelompok umur (Mantra, 2004). Sedangkan pada piramida di
Kota Palngka Raya, kondisi struktur penduduk yang hampir merata di semua
kelompok umur hampir terjadi. Piramida penduduk pada Gambar 3.17. juga
menjelaskan bahwa struktur penduduk menurut jenis kelamin di Kota Palangka
Raya didominasi oleh laki-laki. Sayap piramida laki-laki dominan lebih panjang di
hampir semua kelompok umur, kecuali di usia 75 tahun ke atas. Dengan demikian,
maka dapat dipastikan bahwa untuk nilai sex rationya lebih dari 100. Dan menurut
BPS Kota Palangka Raya, pada 2020 nilai sex ratio tercatat sebesar 103,6. Artinya
bahwa dari 100 perempuan ada sekitar 103 laki-laki di Kota Palangka Raya atau
laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan.
Struktur penduduk di Kota Palangka Raya berada pada kondisi yang optimal
untuk dapat dimanfaatkan. Hal ini dilihat dari tingginya proporsi penduduk
produktif (usia 15-64 tahun) sehingga pemanfaatan momentum bonus demografi
dapat dilaksanakan secara optimal. Generasi milenial yang dipandang sebagai
motor pembangunan yang potensial juga memiliki jumlah yang sangat tinggi.
Tabel 3.20. memperlihatkan bahwa jumlah generasi milenial merupakan yang
tertinggi dibandingkan generasi lainnya, sehingga dari gambaran ini potensi
sumber daya manusia di Kota Palangka Raya sangat tinggi dan menunggu untuk
dimanfaatkan secara optimal demi pembangunan.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 59
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 60
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
A. Matapencaharian
Kondisi matapencaharian masyarakat di Kota Palangka Raya berkaitan
dengan keadaaan umum kondisi ketenagakerjaan. Jumlah penduduk angkatan
kerja di Kota Palangka Raya pada tahun 2020 sebesar 139.391 jiwa atau sebesar
94,1% dari total penduduk yang termasuk Angkatan kerja. Rinciannya penduduk
yang bekerja berjumlah 131.095 jiwa dan penduduk yang berstatus sebagai
pengangguran terbuka berjumlah 8.296 jiwa (BPS, 2020). Berdasarkan data
tersebut, rasio jumlah penduduk laki–laki yang termasuk angkatan kerja lebih
tinggi dibandingkan dengan rasio penduduk perempuan yaitu sebesar 63,3%.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 61
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Gambar 3.19.
Persentase Penduduk Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama
di Kota Palangka Raya Tahun 2020 (Sumber: Olah Data BPS, 2021)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 62
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
B. Laju inflasi
Inflasi merupakan persentase tingkat kenaikan harga sejumlah barang dan
jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga (BPS, 2014). Inflasi dalam ilmu
ekonomi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan klasifikasi tertentu,
dan pengelompokan yang dipakai sangat bergantung pada tujuan yang hendak
dicapai. Menurut derajatnya, inflasi dibedakan atas inflasi ringan (di bawah 10%),
inflasi sedang (10 – 30%), inflasi tinggi (30 – 100%), dan hyperinflasion (di atas
100%) (Atmadja, 1999). Laju inflasi tersebut bukanlah suatu standar yang secara
mutlak dapat mengindikasikan parah atau tidaknya dampak inflasi bagi kehidupan
perekonomian di suatu wilayah tertentu, sebab hal itu sangat bergantung pada
besarnya dampak yang ditimbulkan dari inflasi yang terjadi. Berikut ini perubahan
laju inflasi bulanan dan tahunan di Kota Palangka Raya selama tahun 2018 – 2019.
Tabel 3.23. Inflasi di Kota Palangka Raya per Bulan Tahun 2018 dan 2019
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sept Okt Nov Des Rerata
2018 0.46 0.09 -0.03 0.32 0.55 0.12 -0.24 -0.37 0.05 0.64 0.46 0.63 2,70
2019 0.31 0.04 0.37 0.29 0.26 1.14 0.04 -0.13 0.02 0.21 0.02 1.07 3,68
Sumber: https://palangkakota.bps.go.id/indicator/3/259/1/inflasi-kota-palangka-raya-.html
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 63
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
konsumen yang berlaku saat itu serta pengaruh dari keuangan APBD. Inflasi yang
terjadi pada bulan Juni dan Desember 2019 mengalami lonjakan jika dibandingkan
dengan bulan–bulan lainnya. Kejadian ini sebagai dampak dari banyaknya
perjalanan yang dilakukan akibat libur panjang, terlebih penggunaan transportasi
udara yang berkontribusi besar terhadap kenaikan inflasi.
Kondisi lima tahun terakhir selama rentang waktu 2015 – 2019, laju inflasi di
Kota Palangka Raya menunjukkan kecenderungan perlambatan dari kondisi 4,2%
di tahun 2015 menjadi 3,68% di tahun 2019. Namun, selama rentang waktu lima
tahun tersebut, kondisi yang terjadi adalah fluktuatif. Berdasarkan
pengelompokkan jenis inflasi dengan tingkat keparahannya (menurut derajatnya),
inflasi di Kota Palangka Raya tergolong pada kelompok inflasi ringan, artinya nilai
inflasi yang terjadi dalam waktu bulanan maupun tahunan berada pada persentase
di bawah 10%.
Gambar 3.20.
Laju Inflasi Kota Palangka Raya Tahun 2015 – 2019
(Sumber: Olah Data BPS, 2020)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 64
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Tabel 3.24. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
menurut Lapangan Usaha di Kota Palangka Raya (miliar rupiah) Tahun 2016 - 2020
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 65
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Laju Pertumbuhan tiap sektor dalam rentang waktu 2016 – 2019 cenderung
stabil naik secara perlahan, kecuali pada beberapa sektor. Sektor pengadaan listrik
dan gas merupakan sektor yang laju pertumbuhannya paling cepat, termasuk pada
saat pandemic di tahun 2020. Sektor ini pada tahun 2017 mengalami perlambatan
dibandingkan tahun 2016, namun masih tetap lebih tinggi dari sektor lainnya.
Beberapa sektor di tahun 2020 banyak yang mengalami nilai negative (terjadi
penurunan) akibat pandemi covid–19, yang menyebabkan terhentinya beberapa
aktivitas perekonomian di Kota Palangka Raya berdasarkan pada Gambar 3.21.
Namun, terdapat sektor – sektor yang tidak terdampak oleh adanya pandemic,
seperti sektor jasa Kesehatan dan kegiatan sosial, sektor jasa Pendidikan, sektor
pertanian kehutanan dan perikanan, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor
informasi dan komunikasi, serta sektor jasa keuangan dan asuransi.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 66
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Gambar 3.22.
Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Palangka Raya
Provinsi Kalimantan Tengah, dan Nasional Tahun 2016-2020
(Sumber: Olah Data BPS, 2021)
D. Kemiskinan
Pengukuran kemiskinan yang dilakukan oleh BPS berdasarkan pada konsep
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar yaitu sandang, pangan, papan,
pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya. Berdasarkan konsep
tersebut, maka kemiskinan merupakan ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 67
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Tabel 3.25. Perkembangan Penduduk Miskin di Kota Palangka Raya Tahun 2016-2020
Indikator Kemiskinan 2016 2017 2018 2019 2020
Persentase penduduk Miskin (P0) 3.75 3.62 3.47 3.35 3.44
Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa) 9.96 9.91 9.78 9.69 10.23
Sumber: Olah Data Susenas (2016-2020)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 68
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Tabel 3.26. Perkembangan Indikator Kemiskin di Kota Palangka Raya Tahun 2016-2020
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 69
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Gambaran mengenai kondisi sosial budaya akan dipotret dari beberapa hal
yakni kondisi pendidikan, kesehatan, etnis dan agama, kebudayaan dan hukum
adat. Berikut adalah rincian pembahasan tersebut.
A. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subyek
sekaligus obyek dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Beberapa ahli
mendefinisikan mutu pendidikan berdasarkan ketercapaian tujuan sebagaimana
dikemukakan oleh (Suryadi, 1994), mutu pendidikan dapat diartikan sebagai
seseorang yang telah mencapai kurikulum yang dirancang untuk pengelolaan
pembelajaran siswa. Selanjutnya, Todaro (1994) menegaskan bahwa kualitas
pendidikan merupakan kemampuan sebuah lembaga pendidikan dalam
mendayagunakan sumber sumber pendidikan yang mana dapat mengoptimalkan
kemampuan belajar. Beberapa indikator yang digunakan dalam mengukur tingkat
atau mutu pendidikan diantaranya: Angka Harapan Lama Sekolah, Rata-rata Lama
Sekolah, tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, Angka Partisipasi Sekolah
Kasar dan Angka Partisipasi Sekolah Murni.
Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) diartikan sebagai lamanya sekolah
(dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di
masa mendatang. HLS mengukur kesempatan pendidikan seorang penduduk di
mulai pada usia tujuh tahun. Secara sederhana, HLS dapat didefinisikan sebagai
angka partisipasi sekolah menurut umur tunggal (Kahar, 2018). Harapan lama
sekolah menunjukkan berapa tahun penduduk usia 7 tahun ke atas diharapkan
menempuh pendidikan formal. Gambar 3.23. menyajikan informasi bahwa pada
2016 di Kota Palangka Raya angka harapan lama sekolah sebesar 14,91 tahun.
Pada tahun 2020 angka harapan lama sekolah naik sebesar 14,95 tahun. Artinya
penduduk usia 7 tahun ke atas di Palangka Raya diharapkan dapat menempuh
pendidikan setidaknya sampai jenjang universitas atau setidaknya program
Diploma 3. Perkembangan angka harapan lama sekolah lebih lambat dari pada
perkembangan angka rata-rata lama sekolah. Gambar 3.23. sekaligus memberikan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 70
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
informasi bahwa harapan lama sekolah di Palangka Raya lebih tinggi dari capaian
di level provinsi dari 2016-2020.
Gambar 3.23.
Harapan Lama Sekolah di Kota Palangka Raya dan Kalimantan Tengah 2016 – 2020
(Sumber: Olah Data BPS, 2017-2021)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 71
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Kalimantan Tengah. Hal ini didukung oleh fasilitas pendidikan yang lengkap di
Kota Palangka Raya.
Gambar 3.24.
Rata-Rata Lama Sekolah di Kota Palangka Raya dan Kalimantan Tengah 2016 – 2020
(Sumber: Olah Data BPS, 2017-2021)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 72
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Angka Partisipasi Sekolah Kasar (APS) merupakan salah satu indikator untuk
mengukur tingkat kualitas pendidikan seperti tertuang dalam tujuan ke 4 dari 17
tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Melalui akses pendidikan pada
penduduk usia sekolah dapat berarti bahwa semakin tinggi APS, semakin besar
jumlah penduduk yang mempunyai kesempatan untuk memperoleh pendidikan.
Pada tahun 2020, capaian angka partisipasi sekolah penduduk berusia 7-12
tahun di Kota Palangka Raya mencapai 99,57%, APS penduduk kelompok 13-15
tahun mencapai 92,13%, dan APS penduduk kelompok usia 16-18 tahun hanya
73,25% (lihat Tabel 3.28.). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi usia,
terdapat sebagian penduduk yang tidak melanjutkan pendidikannya. Hal ini
karena sebagian penduduk tidak melanjutkan ke jenjang Pendidikan yang lebih
tinggi.
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah proporsi anak sekolah pada satu
kelompok usia tertentu yang bersekolah pada jenjang yang sesuai dengan
kelompok usianya terhadap seluruh anak pada kelompok usia tersebut (BPS,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 73
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 74
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Kecamatan yang ada di Kota Palangka Raya. Berikut ini data-data terkait jumlah
sekolah, guru, dan murid di setiap Kecamatan yang berada di Kota Palangka Raya.
Jumlah SD di Kota Palangka Raya lebih banyak daripada jumlah SMP dan
SMA. Hal tersebut merupakan implementasi dari Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Berdasarkan
peraturan tersebut, setidaknya dalam satu desa/kelurahan, minimal terdapat satu
SD/Sederajat. Sementara itu, standar untuk SMP/MTs dan SMA/MA minimal
terdapat satu sekolah pada setiap kecamatan. Gambar 3.25. menunjukkan
persebaran jumlah sekolah dari SD/Sederajat – SMA/Sederajat yang berlokasi di
setiap kecamatan di Kota Palangka Raya tahun 2020. Kecamatan dengan jumlah
sekolah terbanyak yaitu Kecamatan Pahandut dan Kecamatan Jekan Raya.
Tingginya jumlah sekolah yang dimiliki oleh kedua kecamatan tersebut akibat dari
tingginya jumlah penduduk yang mendiami kedua kecamatan tersebut, sehingga
fasilitas sekolah dalam hal ini harus menunjang angka jumlah penduduk yang
tinggi. Sementara itu, jumlah sekolah paling sedikit dimiliki oleh Kecamatan
Rakumpit dengan total sekolah yang dimiliki sebanyak 17 sekolah dengan berbagai
jenjang.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 75
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 76
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 77
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 78
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Tren penurunan jumlah guru berdasarkan gambar di atas terjadi pada jenjang
Pendidikan SD/Sederajat. Dalam waktu 5 tahun terakhir jumlah guru di jenjang
SMP/Sederajat dan SMA/Sederajat mengalami tren fluktuatif. Berdasarkan data
terakhir tahun 2020 jumlah guru di Kecamatan Sabangau untuk semua jenjang
berjumlah 341 guru.
Gambar 3.30. Jumlah Murid di Kecamatan Jekan Raya Tahun 2016 - 2020
(Sumber: Olah Data BPS, 2017-2021)
Tren jumlah murid di Kecamatan Jekan Raya tahun 2016 – 2020 ditunjukkan
pada Gambar 3.30. Grafik di atas menunjukkan jumlah murid jenjang
SD/Sederajat mengalami kenaikan yang cukup konstan dengan pertambahan
murid tidak terlalu signifikan. Namun, penurunan terjadi pada tahun 2020.
Sementara itu, jumlah murid pada jenjang SMA/sederajat dan SMP/sederajat
mengalami tren fluktuatif.
Jumlah guru pada tahun 2016-2020 juga mengalami perubahan. Perubahan
tersebut dapat disebabkan oleh jumlah tenaga pendidik yang bertambah, mutasi
ke daerah lain, pensiun, kehilangan pekerjaan, dan sebagainya. Jumlah guru akan
sangat mempengaruhi proses belajar mengajar selain kualitas guru itu sendiri.
Tren penurunan jumlah guru berdasarkan gambar di atas terjadi pada jenjang
Pendidikan SD/Sederajat. Dalam waktu 5 tahun terakhir jumlah guru di jenjang
SMP/Sederajat dan SMA/Sederajat mengalami tren fluktuatif. Berdasarkan data
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 79
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
terakhir tahun 2020 jumlah guru di Kecamatan Jekan Raya untuk semua jenjang
berjumlah 1925 guru, dengan jumlah terbesar yaitu guru SD/Sederajat.
Gambar 3.31. Jumlah Guru di Kecamatan Jekan Raya Tahun 2016 - 2020
(Sumber: Olah Data BPS, 2017-2021)
Gambar 3.32. Jumlah Murid di Kecamatan Bukit Batu Tahun 2016 - 2020
(Sumber: Olah Data BPS, 2017-2021)
Tren jumlah murid di Kecamatan Bukit Batu tahun 2016 – 2020 ditunjukkan
pada Gambar 3.32. Grafik di atas menunjukkan jumlah murid jenjang
SD/Sederajat mengalami kenaikan yang cukup konstan dengan pertambahan
murid tidak terlalu signifikan yang dimulai dari tahun 2017 – 2020 setelah terjadi
penurunan di tahun 2016 ke 2017. Hal tersebut berlaku juga untuk tren yang
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 80
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
terjadi pada jumlah murid SMA/Sederajat. Berbeda halnya dengan tren jumlah
murid jenjang SMP/Sederajat yang mengalami penuruan pada tahun 2020.
Gambar 3.33. Jumlah Guru di Kecamatan Bukit Batu Tahun 2016 - 2020
(Sumber: Olah Data BPS, 2017-2021)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 81
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Berdasarkan Gambar 3.35. di atas, jumlah guru pada tahun 2016-2020 juga
mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh jumlah tenaga
pendidik yang bertambah, mutasi ke daerah lain, pensiun, kehilangan pekerjaan,
dan sebagainya. Jumlah guru akan sangat mempengaruhi proses belajar mengajar
selain kualitas guru itu sendiri. Tren penurunan jumlah guru berdasarkan gambar
di atas terjadi pada jenjang Pendidikan SD/Sederajat. Dalam waktu 5 tahun
terakhir jumlah guru di jenjang SMP/Sederajat dan SMA/Sederajat mengalami tren
fluktuatif. Berdasarkan data terakhir tahun 2020 jumlah guru di Kecamatan
Rakumpit untuk semua jenjang berjumlah 164 guru, dengan jumlah terbesar yaitu
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 82
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
B. Kesehatan
Indikator yang digunakan untuk melihat kondisi kesehatan di Kota Palangka
Raya meliputi: angka harapan hidup, kondisi kesehatan balita, dan pemanfaatan
sarana kesehatan.
Angka Harapan Hidup (AHH) adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan
dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun
tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.
Secara umum, Angka Harapan Hidup penduduk Kota Palangka Raya relatif lebih
tinggi dibandingkan penduduk wilayah Provinsi Kalimantan Tengah (Gambar
3.36.). Selama lima tahun terakhir, Angka Harapan Hidup penduduk Kota Palangka
Raya di atas 73 tahun, sedangkan penduduk Kalimantan Tengah secara
keseluruhan masih di bawah 70 tahun. Bahkan jika melihat data kabupaten/kota
di seluruh Provinsi Kalimantan Tengah, nilai angka harapan hidup Kota Palangka
Raya menjadi yang tertinggi dibandingkan kabupaten/kota lainnya.
Gambar 3.36. Angka Harapan Hidup Kota Palangka Raya dan Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2016-2020
(Sumber: Olah Data BPS, 2021)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 83
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Tabel 3.30. Indikator Kesehatan Balita di Kota Palangka Raya Tahun 2019 dan 2020
Uraian 2019 2020
Anak Usia kurang dari 2 Tahun yang pernah diberi ASI 85.64 93.96
Rata-rata lama disusui (bulan) 8.56 10.81
Persentase balita yang pernah mendapat Imunisasi Lengkap 46.39 61.36
BDG 83.33 86.24
DPT 76.85 78.13
Polio 82.11 84.96
Campak 65.69 63.96
Hepatitis B 83 76.21
Sumber: Susenas (2019-2020)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 84
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Tabel 3.32. Persentase Penduduk yang Berobat Jalan menurut Tempat Berobat
dan Jenis Kelamin di Kota Palangka Raya Tahun 2020
Tempat Berobat Laki - laki Perempuan Total
Rumah Sakit Pemerintah 26.51 15.29 20.04
Rumah Sakit Swasta 8.55 17.67 13.81
Praktik Dokter/Bidan 27.05 22.54 24.45
Klinik/Prakttik Dokter Bersama 12.07 6.81 9.04
Puskesmas/Puskesmas Pembantu 32.95 43.08 38.79
UKBM 0 0 0
Pengobatan Alternatif 0 0 0
Persentase Berobat Jalan 22.57 28.37 25.58
Sumber: Susenas (2020)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 85
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 86
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Gambar 3.37.
Persentase Penduduk berdasarkan Agama dan Kepercayaan
di Kota Palangka Raya Tahun 2020
Sumber: Olah Data BPS (2021)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 87
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Kecamatan Pahandut, Sabangau, Jekan Raya, dan Bukit Batu. Sementara itu, jumlah
pemeluk agama di Kecamatan Rakumpit mengalami penurunan. Penurunan ini
bisa saja berkorelasi dengan angka kematian yang terjai di Kecamatan Rakumpit.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 88
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Gambar 3.38. Banyaknya Tempat Peribadatan di Kota Palangka Raya Tahun 2020
(Sumber: Olah Data BPS, 2021)
D. Kebudayaan
Kota Palangka Raya merupakan kota yang dibuat dengan perencanaan yang
mengadopsi konsep tertentu (Yogi, 2019). Kota ini sempat akan dijadikan sebagai
ibukota baru Republik Indonesia. Kawasan lanskap Kota Palangka Raya di
dalamnya terdapat tinggalan arkeologis berupa bangunan, infrastruktur, dan
saujana budaya. Terdapat lima unsur nilai penting kebudayaan yang berada di
Kota Palangka Raya meliputi Nilai penting sejarah, nilai penting ilmu pengetahuan,
nilai penting kelangkaan, nilai penting Pendidikan, dan nilai penting estetika (Yogi,
2019). Selain itu, kesenian yang ada di Kota Palangka Raya sangat beragam. Seni
bagi penduduk Kalimantan Tengah selalu berkaitan dengan keagamaan, baik yang
menyangkut upacara gawi belum (kehidupan), maupun gawi matey (kematian).
Inspirasi seni timbul tatkala upacara keagamaan berlangsung. Namun, alam juga
berperan penting dalam memberikan motif aspirasi (Patianom, 1992).
Keadaan alam Kalimantan Tengah yang penuh dengan hutan, memberikan
ruang gerak terbatas terhadap inspirasi. Wawawan dunia khayal terbatas hanya
pada pandangan hutan yang ada di sekitar. Hal ini membuat seni budaya
Kalimantan Tengah tercipta sebagai karya murni, tanpa dipengaruhi oleh dunia
luar. Beberapa perwujudan seni yang ada di Kalimantan Tengah dan Kota Palangka
Raya berupa seni rupa, seni suara, dan seni tari.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 89
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Beberapa perwujudan seni rupa meliputi seni patung yang terdiri atas
Sapundu yang digunakan untuk menambat kerbau untuk upacara Tiwah,
Hampatung binyi digunakan untuk meminta untung dalam berladang, Hamputung
takirin hambaruan digunakan untuk upacara pengobatan dan Hamputung panjaga
untuk menjaga keamanan penduduk dan keluarga. Selain itu, perwujudan seni
rupa lainnya berupa seni relief yang dibuat pada sanding atau raung dengan
berbagai motif, kemudian seni kerajinan yang khas berupa seni ukiran getah nyatu
dengan motif keagamaan, manusia, binatang dan tanaman, serta seni rias yang
biasanya melekat di badan.
Palangka Raya merupakan ibu kota dari propinsi Kalimantan Tengah yang
menyimpan segudang potensi kebudayaan masa lalu yang berasal dari penduduk
mayoritas aslinya yaitu suku Dayak. Kebudayaan peninggalan masa lalu tersebut
berupa kebudayaan yang bersifat materiil dan non materiil. Kebudayaan yang
bersifat materiil merupakan benda – benda seni peninggalan yang dapat kita
tangkap secara visual saja seperti: senjata khas suku dayak, alat musik suku Dayak,
rumah tradisional suku Dayak dan lain - lain. Sedangkan kebudayaan yang bersifat
non materiil berupa karya sastra, seni tari, seni musik, dan lain - lain. Potensi ini
perlu digali dan dilestarikan agar jati diri kebudayaan suku Dayak tidak akan
punah di makan waktu. Tetapi pada masa sekarang ini, kebudayaan suku Dayak di
Kalimantan Tengah sudah mulai mengalami kepunahan karena kurangnya
pelestarian dan perhatian dari masyarakat dan pemerintah. Sehingga lambat laun
kebudayaan suku Dayak sudah mulai terlupakan. Orang Dayak dan para generasi
muda Dayak sudah mulai lupa dengan kebudayaan warisan nenek moyangnya.
Beranjak dari situ, muncullah image negatif terhadap kebudayaan suku
Dayak di kalangan masyarakat. Kebudayaan suku Dayak dianggap kuno dan kolot.
Perkembangan zaman yang sudah berkembang dan bergeser ke arah zaman yang
lebih modern, ditambah lagi dengan akulturasi dan kebudayaan baru yang masuk
ke kota Palangka Raya, semakin membuat orang – orang Dayak merasa malu
sendiri dengan kebudayaan yang mereka miliki. Hal ini semua terjadi memang
karena minimnya upaya pelestarian dan perhatian terhadap budaya Dayak itu
sendiri. Kurangnya pengenalan budaya, informasi dan pemahaman yang positif
tentang budaya Dayak sekarang ini membuat generasi muda Dayak menjadi tidak
mengenali akan warisan budaya leluhur mereka sendiri. Hal ini akan membawa
kebudayaan Dayak ke ambang kepunahan. Tetapi jika upaya pelestarian ini di
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 90
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
lakukan maka akan menumbuhkan minat dan kecintaan para generasi muda Dayak
terhadap pelestarian budaya mereka sendiri.
Sebagai upaya untuk melestarikan kebudayaan suku Dayak di kota Palangka
Raya yang merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, maka dibutuhkanlah
suatu wadah fisik yaitu Museum Budaya Dayak, yang tidak hanya sebagai tempat
untuk menyimpan, merawat, dan memamerkan warisan budaya, tetapi juga dapat
memberikan informasi, pengenalan budaya, dan pemahaman yang positif kepada
masyarakat mengenai warisan budaya Dayak. Beberapa wujud fisik terkait alat-
alat khas suku Dayak yang tersimpan di museum meliputi senjata tradisional suku
Dayak (Tabel 3.36.), pakaian tradisional (Tabel 3.37.) dan alat musik tradisional
(Tabel 3.38.).
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 91
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Tabel 3.37. Pakaian Tradisional Suku Dayak Ngaju di Kota Palangka Raya
No Nama Pakaian Gambar/Foto Bahan Baku Utama
1 Baju Sangkarut Baju adat Suku Dayak Ngaju
tersebut terbuat dari bahan yang
mengandung serat daun nanas,
serat daun lemba, serat tenggang,
dan serat nyamu
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 92
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Tabel 3.38. Alat Musik Tradisional Suku Dayak di Kota Palangka Raya
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 93
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Selain itu terdapat juga berbagai kearifan lokal khas yang biasa digunakan
dalam kegiatan sehari-hari seperti: “Menjala”, “Membanjur”, “Malamang”,
“Mangenta”, dan “Menangguk/Manyauk”. Istilah “Menjala” bertujuan untuk
menangkap ikan dengan alat yang digunakan berupa jaring. Kearifan lokal ini
merupakan salah satu cara menangkap ikan dengan memakai alat jala dengan cara
dilempar jarring. Cara lain yang dapat dilakukan dalam menangkap ikan yaitu
“manyauk” dan “membanjur”, dengan perbedaan yang mencolok terletak pada alat
yang digunakan. Istilah “malamang” dan “mangenta” digunakan untuk mengolah
makanan yang berbahan utama ketan. Perbedaan dari kedua istilah tersebut
terletak pada alat yang digunakan dan produk makanan yang dihasilkan.
“Malamang” menggunakan bambu dan menghasilkan Lamang, sedangkan
“mangenta” menggunakan alu, lesung, dan tampi untuk menghasilkan produk
dengan nama Kenta.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 94
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Jenis kebudayaan lainnya yang ada di Kota Palangka Raya berupa tari
tradisional dan lagu daerah. Beberapa tari tradisional yang biasanya digunakan
dalam berbagai acara meliputi: Tari Giring-Giring dan Tari Mandau yang
digunakan untuk acara penyambutan tamu, dan Manasai digunakan untuk tari
selamat datang/kegembiraan. Selain itu, terdapat juga agenda tahunan yang rutin
dilakukan di Kota Palangka Raya seperti: Ma’mapas Lewu dan Festival Palangka.
Kegiatan Ma’mapas Lewu merupakan sebuah ritual yang dijalankan oleh umat
penganut kepercayaan Kaharingan. Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan
alam dan lingkungan hidup (petak danum) beserta segala isinya dari berbagai
sengketa, marabahaya, sial wabah penyakit dan sebagainya. Kegiatan Ma’mapas
Lewu biasanya dilaksanakan pada tanggal 29-31 Desember setiap tahunnya.
Festival Palangka menjadi kegiatan yang ditunggu-tunggu oleh banyak masyarakat
di Kota Palangka Raya yang diadakan pada bulan Mei. Kegiatan ini dilaksanakan
untuk memeriahkan HUT Kota Palangka Raya dalam berbagai cabang perlombaan
tradisional seni dan budaya. Di dalam kegiatan Festival Palangka, biasanya
dihadirkan juga berbagai macam makanan khas Kota Palangka Raya seperti:
Kandas Sarai, Tanak Lauk, Juhu Sayur Asem, Juhu Lauk, Tepe Dawen Jawau, Kenta,
dan Lamang.
E. Hukum Adat
Di dalam kehidupan masyarakat lokal telah tumbuh komunitas masyarakat
atau kelompok-kelompok masyarakat adat yang dipimpin oleh kepala kelompok
atau kepala adat. Dalam perkembangannya telah tumbuh secara tradisional
Lembaga Adat Dayak bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya masyarakat
adat. Lembaga adat ini selanjutnya berkembang menjadi sebuah Kelembagaan
Adat Dayak yang kita kenal sekarang ini. Kelembagaan Adat Dayak ini dipimpin
oleh seorang Damang Kepala Adat (disingkat Damang).
Sejak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah, telah membuka kesempatan yang luas bagi masyarakat
lokal/daerah di Provinsi Kalimantan Tengah pada umumnya untuk
mengaktualisasikan semua potensi terbaiknya secara optimal menuju masyarakat
madani atau civil society, sesuai dengan aspek keragaman budaya lokal. Dalam
rangka mengangkat, melestarikan, memberdayakan, dan mengembangkan potensi
sosial budaya daerah, mengenai adat-istiadat, kebiasaan-kebiasaan dan hukum
adat dipandang perlu dihidupkan/diaktifkan kembali Kelembagaan Adat Dayak di
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 95
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 3 Deskripsi Lingkungan Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Kalimantan Tengah melalui peraturan daerah. Hal ini sejalan pula dengan Visi, Misi
dan Program Pembangunan Kalimantan Tengah 2005-2010, yang dalam program
kerja khusus bidang sosial budaya dinyatakan: “memberikan peran yang penting
dari para Damang, dalam rangka peningkatan peran sosial Damang dalam
masyarakat”.
Damang Kepala Adat sebagai pemimpin lembaga adat Dayak sangat berperan
dalam mengatur dan menata masyarakat adat, agar tumbuh kesadaran mengenai
identitas dan jati diri masyarakat Dayak, sehingga tidak luntur dan tergerus oleh
arus zaman yang mengglobal. Peran tersebut sangat penting dalam rangka
penataan masyarakat adat sebagai mitra pemerintah. Oleh karena itu lembaga adat
tersebut perlu terus didorong perannya dalam mendukung kelancaran dan
keberhasilan penyelenggaraan roda pemerintah ke arah yang lebih baik. Tabel
3.39. berisi beberapa upacara adat/ritual yang biasa dilakukan oleh masyarakat
Suku Dayak di Kota Palangka Raya.
Tabel 3.39. Upacara Adat/Ritual Masyarakat Suku Dayak di Kota Palangka Raya
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 3 - 96
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 4 Wilayah Ekoregion Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Bab - 4
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 4-1
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 4 Wilayah Ekoregion Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Ls = (G, L, E, K, H, 0, B, A)
Keterangan: Ls (bentanglahan) G (geomorfik) L (litologik)
E (edafik) K (klimatik) H (hidrologik)
O (oseanik) B (biotik) A (antropogenik)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 4-2
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 4 Wilayah Ekoregion Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 4-3
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 4 Wilayah Ekoregion Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 4-4
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 4 Wilayah Ekoregion Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Tanah (E)
Air (H)
Oseanik (O) Inventarisasi,
Klasifikasi,
dan Analisis
SATUAN EKOREGION Data
Komponen Biotik (Berbasis Bentangalam) Lingkungan
Flora dan Fauna Hidup dan
(Keanekaragaman Penyusunan
Hayati) RPPLH
WILAYAH ADMINISTRASI
Gambar 4.2. Kerangka Pikir Penyusunan Wilayah Ekoregion (Sumber: Santosa, 2012)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 4-5
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 4 Wilayah Ekoregion Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Secara teknis untuk menyusun Peta Satuan Bentuklahan sebagai komponen utama
Ekoregion Bentanglahan, maka diperlukan berbagai sumber data spasial
(keruangan) untuk interpretasi dan identifikasi dengan bantuan perangkat lunak
Sistem Informasi Geografis, seperti disajikan dalam Gambar 4.3.
Interpretasi Interpretasi
Interpretasi Struktur
Geomorfologi dan Batuan Utama Geomorfologi
(Morfologi/Relief) (Morfostruktur)
Gambar 4.3.
Bentuklahan Prosedur Penyusunan Peta
(Geoekosistem) Wilayah Ekoregion sebagai
Kerangka Dasar dalam
Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan
Data Iklim
(Sumber: Santosa, 2012)
Administrasi Wilayah
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 4-6
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 4 Wilayah Ekoregion Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Morfologi:
Material /
Lereng dan Asal Proses Struktur Asosiasi Nama Ekoregion
Batuan
Ketinggian
Asosiasi Dataran
Aluvium sungai Aluvial Sungai dan
Pengendapan Selaras Sekitar aliran
(Qa) dan rawa Dataran Banjir
fluvial sungai tersortasi sungai dan
(Qs). Lempung Endapan Aluvium
dan rawa baik rawa-rawa
berpasir Sungai dan Rawa-rawa
(F.Al-Qa/Qs)
Bekas rawa- Dataran Organik
rawa pada SHG Gambut SHG Katingan-
Datar Katingan- Sebangau
Aluvium rawa Sebangau (O.Gb1-KtSb)
Lereng: yang tertutup
0 - 3% Pengendapan Bekas rawa- Dataran Organik
gambut.
Elevasi: organik Berlapis rawa pada SHG Gambut SHG Kahayan-
Lempung
0 - 5 meter gambut Kahayan- Sebangau
berpasir dan
Sebangau (O.Gb1-KhSb)
sisa tumbuhan.
Bekas rawa- Dataran Organik
rawa pada SHG Gambut SHG Kahayan-
Kahayan-Kapuas Kapuas (O.Gb1-KhKp)
Morfologi datar Dataran Struktural
Tektonik Batupasir struktur lipatan, Lipatan Formasi Dahor
Lipatan
lipatan Formasi Dahor dengan lapisan Batupasir sisipan
batubara Batubara (S.L4-TQd)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 4-7
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 4 Wilayah Ekoregion Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Morfologi:
Material /
Lereng dan Asal Proses Struktur Asosiasi Nama Ekoregion
Batuan
Ketinggian
Datar Dataran Antropogenik
Aluvium sungai Sudah Endapan Aluvium
Lereng: Pembangunan (Qa) dan rawa berkembang
0 - 3% Berlapis Wilayah Perkotaan
oleh manusia (Qs). Lempung menjadi Palangka Raya
Elevasi: berpasir perkotaan
(A.Al-PR)
0 - 5 meter
Dataran Berombak
SHG Katingan- Organik Gambut SHG
Sebangau Katingan-Sebangau
(O.Gb2-KtSb)
Dataran Berombak
Aluvium rawa SHG Kahayan- Organik Gambut SHG
yang tertutup Sebangau Kahayan-Sebangau
Pengendapan gambut. (O.Gb2-KhSb)
Berlapis
Berombak organik gambut Lempung Dataran Berombak
berpasir dan SHG Kahayan- Organik Gambut SHG
Lereng: sisa tumbuhan. Kapuas Kahayan-Kapuas
3 - 8% (O.Gb2-KhKp)
Elevasi: Dataran Berombak
5 - 25 meter SHG Rungan- Organik Gambut SHG
Kahayan Rungan-Kahayan
(O.Gb2-RgKh)
Dataran Berombak
Morfologi Struktural Lipatan
berombak Formasi Dahor
Tektonik Batupasir
Lipatan struktur lipatan, Batupasir Halus
lipatan Formasi Dahor
dengan lapisan sisipan Batubara
batubara
(S.L3-TQd)
Dataran Bergelombang
Aluvium rawa SHG Katingan- Organik Gambut SHG
Bergelombang
yang tertutup Sebangau Katingan-Sebangau
Lereng: Pengendapan (O.Gb3-KtSb)
gambut.
8 - 15% organik Berlapis
Lempung Dataran Bergelombang
Elevasi: gambut
berpasir dan SHG Rungan- Organik Gambut SHG
25 - 75 meter sisa tumbuhan. Kahayan Rungan-Kahayan
(O.Gb3-RgKh)
Miring
Granitik-
Lereng: Plutonik: granit Bukit rendah Bukit Intrusif Granitik-
15% Volkanik tua Masif
dan grano- batuan beku tua Plutonik (V.In-GnPt)
Elevasi: diorit
75 - 100 meter
Sumber: Hasil Interpretasi dan Analisis Peta Rupa Bumi, Citra DEMNAS, Citra Sentinel, dan Peta Geologi (2021)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 4-8
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 4 Wilayah Ekoregion Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 4-9
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 4 Wilayah Ekoregion Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Cakupan Luas
Simbol Ekoregion Bentanglahan
Wilayah Hektar Persen
Bukit Batu 14.523,94
Jekan Raya 2.177,23
Asosiasi Dataran Aluvial Sungai dan
F.Al-Qa/Qs Pahandut 4.494,41
Dataran Banjir Endapan Aluvial
Rakumpit 11.583,27
Sebangau 2.560,21
Luas 35.339,06 12,38
Dataran Organik Gambut SHG
O.Gb1-KtSb Sebangau 5.473,25
Katingan-Sebangau
Dataran Organik Gambut SHG Pahandut 82,84
O.Gb1-KhSb
Kahayan-Sebangau Sebangau 6.088,57
Dataran Organik Gambut SHG Pahandut 155,09
O.Gb1-KhKp
Kahayan-Kapuas Sebangau 2.444,58
Luas 14.244,32 4,99
Bukit Batu 9.524,27
Dataran Berombak Organik Gambut Jekan Raya 22.344,51
O.Gb2-KtSb
SHG Katingan-Sebangau Pahandut 296,70
Sebangau 29.344,22
Dataran Berombak Organik Gambut Pahandut 3.045,28
O.Gb2-KhSb
SHG Kahayan-Sebangau Sebangau 5.607,45
Dataran Berombak Organik Gambut Pahandut 1.829,92
O.Gb2-KhKp
SHG Kahayan-Kapuas Sebangau 5.964,68
Bukit Batu 2.362,08
Dataran Berombak Organik Gambut Jekan Raya 1.116,27
O.Gb2-RgKh
SHG Rungan-Kahayan Pahandut 55,10
Rakumpit 1.813,19
Luas 83.303,67 29,20
Bukit Batu 17.165,80
Dataran Berombak Organik Gambut
O.Gb3-KtSb Jekan Raya 9.085,83
SHG Katingan-Sebangau
Sebangau 6.389,39
Dataran Berombak Organik Gambut Bukit Batu 7.701,67
O.Gb3-RgKh
SHG Rungan-Kahayan Rakumpit 27.689,32
Luas 68.032,01 23,84
Dataran Lipatan Formasi Dahor Bukit Batu 3.737,63
S.L4-QTd
Batupasir Halus sisipan Batubara Rakumpit 66.276,03
Luas 70.013,66 24,54
Dataran Berombak Lipatan Formasi Bukit Batu 3.962,64
S.L3-QTd Dahor Batupasir Halus sisipan
Batubara Rakumpit 2.788,01
Luas 6.750,64 2,37
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 4 - 10
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 4 Wilayah Ekoregion Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Cakupan Luas
Simbol Ekoregion Bentanglahan
Wilayah Hektar Persen
Bukit Intrusif Vulkanik Tua Granitik- Bukit Batu 1.342,98
V.In-GnPt
Plutonik Sebangau 220,73
Luas 1.563,71 0,55
Dataran Antropogenik Endapan Jekan Raya 4.028,86
A.Al-PR Aluvium Wilayah Perkotaan Pahandut 1.983,30
Palangka Raya Sebangau 52,76
Luas 6.064,92 2,13
Luas Total 285.312,00 100,00
Sumber: Hasil Analisis dan Perhitungan Peta Ekoregion Bentanglahan (2021)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 4 - 11
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Bab 4 Wilayah Ekoregion Kota Palangka Raya LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 4 - 12
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Daftar Pustaka LAPORAN KEMAJUAN
DAFTAR PUSTAKA
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Data Lingkungan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 5-1
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Daftar Pustaka LAPORAN KEMAJUAN
Badan Pusat Statistik. 2020. Kota Palangka Raya dalam Angka Tahun 2020
Badan Pusat Statistik. 2019. Kota Palangka Raya dalam Angka Tahun 2019
Badan Pusat Statistik. 2018. Kota Palangka Raya dalam Angka Tahun 2018
Bemmelen, R.W. van. 1970. The Geology of Indonesia. General Geology of Indonesia
and Adjacent Archipelagoes. Government Printing Office. The Haque
Bintarto, R. dan Hadisumarno, S., 1987. Metode Analisa Geografi. LP3ES – IKAPI.
Jakarta
Cahya-Murni H.N., 1999. Prospek Profesi Geografi Menyongsong Otonomi Daerah
dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut. Direktorat Jenderal
Pembangunan Daerah. Makalah Seminar: Dies Natalis Fakultas Geografi,
UGM, Yogyakarta
Hanafi, N., Fahruni, dan Maimunah, S. 2017. Sosialisasi Pemanfaatan Hasil Hutan
Bukan Kayu (HHBK) Sebagai Salah Satu Bentuk Pengelolaan Khdtk Kota
Palangka Raya. PengabdianMu, 2(1), 31-36.
Haryana, 1999. Pengelolaan Sumberdaya Alam dalam Otonomi Daerah. Makalah
Seminar: Dies Natalis ke-50 UGM. Yogyakarta
Hartoto, D.I. 2000. Relationship of water level to water quality in an oxbow lake of
Central Kalimantan. Proceedings of the International Symposium on
Tropical Peatlands. Bogor 22-23 November 1999.
Hoeinghaus, D.J., C.A. Layman, D.A. Arrington, and K.O. Winemiller. 2003.
Spatiotemporal variation in fish assemblage structure in tropical
floodplain creeks. Environmental Biology of Fishes 67: 379–387.
Hugget, 1995. Geoecology. John Willey and Sons. New York
Isa-Darmawijaya, 1990. Klasifikasi Tanah: Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah dan
Pelaksana Pertanian di Indonesia. Penerbit: Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta
Iskandar, J., 2009. Ekologi Manusia dan Pembangunan Berkelanjutan. Bandung:
Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Universitas Padjajaran
Jati S, Eko. 2021. Kantong Semar, Si Cantik yang Rakus. Taman Nasional Sebangau.
https://www.tnsebangau.com/kantong-semar-si-cantik-yang-rakus/
(diakses pada 11 Agustus 2021)
Jailani, M., Nomeritae, Jaya, A. R. 2019. Kajian Saluran Drainase Di Daerah Jalan
Seth Adji Kota Palangka Raya (Zona A). Jurnal Teknika, 3(1), 95-106.
Kalima, T dan Denny. (2019). Komposisi Jenis Dan Struktur Hutan Rawa Gambut
Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah. Jurnal Penelitian Hutan
dan Konservasi Alam, 16(1): 51-72.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 5-2
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Daftar Pustaka LAPORAN KEMAJUAN
Kaspinor., Saksono, H., Menur, A., Sangko, H., Juheri dkk. 2014. Indonesia Forest And
Climate Support: Rencana Konservasi Bentang Alam Kota Palangka Raya
Provinsi Kalimantan Tengah. USAID.
Katili, J.A., 1983. Sumberdaya Alam Untuk Pembangunan Nasional. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Khalwani, K. M., Bahruni, B., & Syaufina, L. (2017). Nilai Kerugian dan Efektivitas
Pencegahan Kebakaran Hutan Gambut (Studi Kasus di Taman Nasional
Sebangau Provinsi Kalimantan Tengah). Risalah Kebijakan Pertanian dan
Lingkungan: Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan.,
2(3), 214-229.
Kodoatie J. Robert, Suharyanto, Sri-Sangkawati, dan Sutarto-Edhisono, 2002.
Pengelolaan Sumberdaya Air dalam Otonomi Daerah. Yogyakarta: Andi
Kusnama. 2008. Batubara Formasi Warukin di daerah Sampit dan sekitarnya,
Kalimantan Tengah. Jurnal Geologi Indonesia, 3 (1), 11-22.
Limin, S.H., Jentha & Ermiasi, Y. (2007). History of the Development of Tropical
Peatland in Central Kalimantan, Indonesia. Tropics 16 (3), 291 – 301.
Lobeck, A.K., 1939. Fundamental of Geomorphology. John Wiley and Sons. New York
Maimunah, S., Capilla, B.R., Amadiyanto., and Harrison, M.E. (2019). Tree diversity
and forest composition of a Bornean heath forest, Indonesia. IOP Conf.
Series: Earth and Environmental Science, 270, http://doi.org.10.1088/
1755-1315/270/1/012028.
Morgan, R. C. P. (2005). Soil Erosion and Conservation (third edition).Oxford:
Blackwell Publishing
Mustari, A. H., Surono, H., Fatimha, D. D., Setiawan, A., dan Febria, R. (2010).
Keanekaragaman Jenis Mamalia Di Taman Nasional Sebangau, Kalimantan
Tengah. Media Konservasi , 15(3), 115 – 119.
Noer-Fauzi, dkk., 2001. Otonomi Daerah: Sumberdaya Alam - Lingkungan.
Yogyakarta: Lapera Pustaka Utama
Novrianti. 2016. Studi Sistem Drainase Jalan Beliang Kota Palangka Raya. Media
Ilmiah Teknik Sipil, 5(1), 66-73.
Nursyami, D., Raihan, S., Noor, M., Anwar, K., Alwi, M dkk. 2014. BAB II Luas,
Sebaran, Dan Karakteristik Lahan Gambut. In Pengelolaan Lahan Gambut
untuk Pertanian Berkelanjutan. Bogor. IAARD Press. (diakses melalui
http://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/7031/discover
pada 12 Agustus 2021)
Pemerintah Kota Palangka Raya. 2019. Profil Kota Palangka Raya Tahun 2018. Kota
Palangka Raya: Badan Perencanaan pembangunan Daerah Kota Palangka
Raya.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 5-3
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Daftar Pustaka LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 5-4
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Daftar Pustaka LAPORAN KEMAJUAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Palangka Raya 5-5
Penyusunan Wilayah Ekoregion dan Inventarisasi Lingkungan Hidup bagi RPPLH Tahun 2021
Universitas Gadjah Mada
PUSAT STUDI LINGKUNGAN HIDUP
Jl. Lingkungan Budaya, Sekip Utara, YOGYAKARTA
Telp. 0274-565722, 6492410, Fax. 0274-517863, Email: pslh@ugm.ac.id