BAB 2
GAMBARAN KONDISI
UMUM KABUPATEN
BEKASI
lain karena beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan dalam
penghitungan IPM Secara ringkas perubahan metodologi penghitungan IPM dari
tahun 1990 dapat dijelaskan melalui Gambar 2.1 dibawah ini.
Tabel II.2 Capaian Indikator Kinerja IPM Kabupaten Bekasi Tahun 2010-2022
IPM
Kabupaten
Tahun Indonesia Jawa Barat
Bekasi
2010 66,53 66,15 67,58
2011 67,09 66,67 68,66
2012 67,7 67,32 69,38
2013 68,31 68,25 70,09
2014 68,9 68,8 70,51
2015 69,55 69,5 71,19
2016 70,18 70,05 71,83
2017 70,81 70,69 72,63
2018 71,39 71,3 73,49
2) Angka Kemiskinan
Dalam mengukur kemiskinan BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar, yaitu ketidakemampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan dasar makanan. Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-
rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Jelasnya mengenai
indikator kinerja angka kemiskinan Kabupaten Bekasi 2005-2022 dapat dilihat
pada Tabel II.3 dibawah ini.
Angka kemiskinan Kabupaten Bekasi tahun 2022 mencapai 5,01%, menurun
sebanyak 2% dibandingkan capaian tahun 2005 yakni sebesar 7,01%.
Keberhasilan penurunan Angka Kemiskinan Kabupaten Bekasi pada kurun waktu
2005-2022 menempatkan Kabupaten Bekasi di tahun 2022 pada peringkat ke-4
angka kemiskinan terendah se-Provinsi Jawa Barat.
3) Angka Pengangguran
Berdasarkan data dalam 18 tahun terakhir trend penurunan tingkat pengangguran
di Indonesia cukup tinggi, yang mana pada tahun 2005 pengangguran di Indonesia
sebesar 11,24% (dari total jumlah usia kerja) dan mengalami penurunan menjadi
5,86% (dari total jumlah usia kerja) pada tahun 2022. Demikian juga halnya
dengan angka pengangguran Kabupaten Bekasi berhasil mengalami penurunan
pada tahun 2022 mencapai 10,31%, berhasil turun sebanyak 2,81% dibandingkan
capaian tahun 2005 yakni sebesar 13,12%.
Berdasarkan data perkembangan angka pengangguran kabupaten/kota di wilayah
Jawa Barat periode tahun 2018-2022, Kabupaten Bekasi pada tahun 2022
menempati peringkat ke-24 dengan angka pengangguran yang cukup tinggi yang
justru bertambah sebesar 0,57% dibandingkan kondisi tahun 2018 yang hanya
sebesar 9,74%. Jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.5 dibawah ini.
4) Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bekasi tahun 2022 mencapai 5,30%, terjadi
penurunan sebesar 0,93% dibandingkan capaian tahun 2005 (6,01%). Sejak tahun
2018, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bekasi cenderung mengalami penurunan.
Terlebih pada tahun 2020, Kabupaten Bekasi mengalami pertumbuhan ekonomi
negatif sebesar 3,39%. Meskipun sempat turun pada 2020, pertumbuhan ekonomi
kembali naik pada 2021 sebesar 3,62% dan pada tahun 2022 menjadi sebesar
5,30%. Jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.6 dibawah ini.
5) Ketimpangan Pendapatan
Indeks Gini Kabupaten Bekasi selama tahun 2018 sampai dengan tahun 2022
adalah rendah dan mengalami fluktuasi, pada tahun 2022 mencapai 0,373, terjadi
kenaikan sebesar 0,002 poin dibandingkan capaian tahun 2018 (0,356) dengan
ratarata kenaikan 4,78%. Capaian Kinerja Tingkat Ketimpangan Pendapatan
Kabupaten Bekasi selama periode 2018-2022 tersebut tidak terlepas dari
kontribusi kabupaten/kota di wilayah Kabupaten Bekasi. Berdasarkan data indeks
Gini Kabupaten Bekasi selama periode 2018 sampai dengan 2022 memiliki nilai
dibawah 0,5 yang artinya tingkat ketimpangan pendapatannya rendah. Jelasnya
dapat dilihat pada Tabel II.7 dibawah ini.
Tabel II.8 Capaian Indikator Kinerja PDRB Per Kapita (ADHB) Kabupaten
Bekasi Tahun 2010-2022 (Ribu Rupiah)
PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten Bekasi (Ribu)
Tahun Indonesia Jawa Barat Kabupaten Bekasi
2010 28.778,17 20.974,94 58.093,54
2011 32.336,26 23.251,17 62.259,16
2012 35.338,48 25.272,29 65.241,28
2013 38.632,67 27.767,25 68.641,48
2014 42.432,08 30.107,21 72.882,61
2015 45.119,61 32.648,02 75.786,32
2016 47.937,72 34.893,62 77.679,29
2017 51.891,18 37.223,00 80.520,00
2018 55.992,07 40.273,00 84.155,00
2019 59.317,91 43.309,00 88.370,00
2020 57.289,59 43.237,00 102.419,00
2021 62.258,08 45.194,00 107.788,00
2022 71.030,85 49.038,00 114.338,00
Kenaikan/Penurunan
42.252,68 28.063,06 56.244,46
2010-2022
Tingkat
146,82 133,79 96,82
Kenaikan/Penurunan
Sumber: BPS RI dan BPS Kabupaten Bekasi, 2023
Berdasarkan data capaian indikator makro pembangunan dari tabel sebelumnya, data
Kabupaten Bekasi pada Tahun 2022 dapat diuraikan sebagai berikut:
• IPM Kabupaten Bekasi berada pada peringkat 8 terbaik dengan nilai 75,22 poin;
• Angka Kemiskinan Kabupaten Bekasi berada pada peringkat 4 terbaik dengan nilai
5,01%;
• Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Bekasi berada pada peringkat 21 terbaik
dengan jumlah penduduk miskin 201,10 ribu jiwa;
• Angka Pengangguran Kabupaten Bekasi berada pada peringkat 24 terbaik dengan
nilai 10,31%;
• Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bekasi berada pada peringkat 10 terbaik
dengan nilai 5,30%;
• Gini Ratio Kabupaten Bekasi berada pada peringkat 16 terbaik dengan nilai 0,373
poin;
• PDRB Per Kapita Kabupaten Bekasi berada pada peringkat 2 terbaik dengan nilai
114.338,00 rupiah.
Rekapitulasi capaian indikator makro pembangunan Kabupaten Bekasi pada tahun 2022
disajikan secara lengkap pada Tabel II.9 dibawah ini.
yang berkualitas melalui penataan ruang wilayah, dan sumber daya alam serta
lingkungan hidup.
Capaian kinerja pembangunan jangka menengah pada periode ini tidak dapat diukur
sebab dokumen RPJMD tidak memuat indikator kinerja dan target yang akan dicapai.
Tabel II.10 Evaluasi pencapaian RPJMD Kabupaten Bekasi Periode Tahun 2007-2012
Data Capaian pada Faktor-faktor yang mempengaruhi Capaian Kinerja RPJMD
Periodesasi/ Target Capaian pada Realisasi Akhir Capaian
Indikator Awal Tahun Keterangan
Visi Akhir Tahun Perencanaan Periode Kinerja RPJMD Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Perencanaan
1 2 3 4 5 6=5/4 7 8 9
PERIODESASI : 2007-2012
Visi : ”Manusia Unggul yang Agamis berbasis Agribisnis dan Industri berkelanjutan.”
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA
Metode baru perhitungan IPM
Indeks Pembangunan
1 70,72 75,88 69,38 91,4% memiliki sejumlah keunggulan
Manusia (IPM)
disbanding dengan metode lama.
2 Indeks Kesehatan 71,83 74,42 73,24 98,4% Meningkatnya kualitas dan
kuantitas pelayanan kesehatan
Angka Harapan Hidup dasar. Antara lain ditandai
3 68,10 69,65 73,07 104,9%
(AHH) dengan tersedianya sarana
puskesmas.
Metode perhitungan baru
indikator yang digunakan adalah
harapan lama sekolah
(Estimation Year School) dan
4 Angka Melek Huruf (AMH) 92,70 94,92 rata-rata lama sekolah (Mean
Year School). Indikator harapan
lama sekolah (HLS)
menggantikan Angka Melek
Huruf (AMH)
Rata rata Lama Sekolah
5 8,10 11,30 8,25 73%
(RLS)
Perubahan kebijakan makro
ekonomi nasional berdampak
terhadap perkembangan daya
beli masyarakat. Kebijakan
makro ekonomi nasional yaitu
kebijakan fiskal dan moneter
6 Indeks Daya Beli 60,52 64,84 65,65 101,2%
seperti kenaikan harga BBM
serta inflasi (naik- turunnya
harga barang & jasa) merupakan
faktor yang sangat berpengaruh
terhadap naik turunnya daya beli
masyarakat.
Angka Daya Beli
7 621,90 640,57 625,00 97,6%
(ribu rupiah)
Rata-rata capaian kinerja (%) 80,9%
BIDANG EKONOMI
Adanya Kebijakan Pemda untuk
Laju Pertumbuhan Tidak adanya kepastian
1 5,99 7,05 5,49 77,9% menggerakan sektor pembangun
Ekonomi investasi
pertumbuhan ekonomi
PDRB per kapita
2 (harga berlaku) 29.362.165,00 48.083.982,00 65.241.280,94 135,7%
(Rp/Kapita)
3 Pendapatan Asli Daerah 174.846.394.194,00 255.794.004.505,00 492.295.240.836,00 192,5%
Rata-rata capaian kinerja (%) 135,3%
BIDANG FISIK DAN PRASARANA
Periodesasi/ Data Capaian pada Target Capaian pada Realisasi Akhir Capaian Faktor-faktor yang mempengaruhi Capaian Kinerja RPJMD
Indikator Keterangan
Visi Awal Tahun Akhir Tahun Perencanaan Periode Kinerja RPJMD Faktor Penghambat Faktor Pendorong
1 2 Perencanaan
3 4 5 6=5/4 7 8 9
Jalan Kabupaten dalam
1 687,31 493,00 496,00 100,6%
Kondisi Mantap (Km) Baik
Jalan Kabupaten dalam
2 Kondisi Mantap (Km) 333,00 330,00 99,1%
Sedang
Rata-rata capaian kinerja (%) 99,9%
KUALITAS LINGKUNGAN
Air
BOD (mg/l)
1 98,36 110,00 67,17 163,8%
Baku Mutu 6 mg/l
COD (mg/l)
2 292,50 170,00 204,67 83,1% kurangnya ketaatan
Baku Mutu 50 mg/l
masyarakat & pengusaha
3 pH (baku mutu 6-9) 6-8 6-9 7,39 100,0%
untuk mentaati peraturan
Udara
terkait pencemaran pada
SO2 (μg/Nm3) badan air/sungai,
4 Baku mutu 160,00 16,00 9,44 169,5%
(900μg/Nm3)
Pb
5 1,00 < 0,33 3,00 11,0%
(Baku mutu 2 μg/Nm3)
Rata-rata capaian kinerja (%) 105,5%
BIDANG SOSIAL
Ratio Angka Kemiskinan
1 22,49 19,49 5,25 371,2%
(%)
Prosentase Keluarga Adanya Kebijakan Pemda untuk
Prasejahtera dan peningkatan kapasitas pencari
2 28,91 26,00 25,90 100,4% Rendahnya Kualitas SDM
Sejahtera I Alasan kerja sehingga mampu bersaing
Ekonomi (%) dipasar kerja Tumbuhnya Usaha
Tingkat Pengangguran Ketersediaan lapangan kerja mikro sebagai peluang kerja
3 14,34 10,78 7,17 150,3%
Terbuka (%) terbatas yang padat karya
Rata-rata capaian kinerja (%) 145,5%
Tabel II.11 Evaluasi pencapaian RPJMD Kabupaten Bekasi Periode Tahun 2012-2017
Data Capaian pada Faktor-faktor yang mempengaruhi Capaian Kinerja RPJMD
Periodesasi/ Target Capaian pada Realisasi Akhir Capaian
Indikator Awal Tahun Keterangan
Visi Akhir Tahun Perencanaan Periode Kinerja RPJMD Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Perencanaan
1 2 3 4 5 6=5/4 7 8 9
PERIODESASI : 2012-2017
Visi : ”Terwujudnya Kabupaten Bekasi Yang Demokratis, Produktif, Berdaya Saing Dan Sejahtera Dalam Lingkungan Masyarakat Yang Agamis Melalui Penguatan Sektor Perindustrian, Perdagangan, Pertanian Dan Pariwisata
Pada Tahun 2017”.
MISI 1 Meningkatkan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat
Metode baru perhitungan IPM
Indeks Pembangunan
1 69,38 72,78 71,83 98,7% memiliki sejumlah keunggulan
Manusia (IPM)
disbanding dengan metode lama.
Rata rata Lama Sekolah
2 8,71 9,41 8,81 93,6%
(RLS)
Metode perhitungan baru
indikator yang digunakan adalah
harapan lama sekolah dan
Angka Melek Huruf
3 94,82 96,44 ratarata lama sekolah indikator
(AMH)
harapan lama sekolah (HLS)
menggantikan Angka Melek
Huruf (AMH)
Angka Kematian Bayi Meningkatnya kualitas dan
4 39,10 34,40 6,54 526,0%
(AKB) kuantitas pelayanan kesehatan
5 Jumlah Kematian Ibu 34,00 29,00 31,00 106,9% dasar. Antara lain ditandai
dengan tersedianya sarana
puskesmas sebanyak 44 unit di
tahun 2017, dari 44 puskesmas
tersebut sudah 10 puskesmas
yang bisa melayani rawat inap
dan 18 puskesmas yang mampu
Angka Harapan Hidup
6 69,95 71,41 73,24 102,6% melayani Pelayanan Obstetri
(AHH)
Neonatal Emergency Dasar
(PONED), 57 Puskesmas
Pembantu (Pustu) dan 2.604
posyandu adanya peningkatan
sebanyak 72 posyandu
dibanding tahun 2016
Persentase (%)
7 6,11 6,01 4,92 81,9%
Penduduk Miskin
Adanya Kebijakan Pemda untuk
peningkatan kapasitas pencari
Persentase (%) Tingkat - Rendahnya Kualitas SDM kerja sehingga mampu bersaing
8 Partisipasi Angkatan 63,45 69,35 61,30 88,4% - Ketersediaan lapangan kerja dipasar kerja Ketersediaan
Kerja terbatas lapangan kerja terbatas
Tumbuhnya Usaha mikro sebagai
peluang kerja yang padat karya
Persentase (%)
9 Pelayanan air minum 30,00 55,00 74,10 134,7%
perkotaan
Rata-rata capaian kinerja (%) 80,9%
Misi 2 Meningkatkan daya saing daerah dalam bidang perindustrian, perdagangan, dan pertanian
Periodesasi/ Data Capaian pada Target Capaian pada Realisasi Akhir Capaian Faktor-faktor yang mempengaruhi Capaian Kinerja RPJMD
Indikator Keterangan
Visi Awal Tahun Akhir Tahun Perencanaan Periode Kinerja RPJMD Faktor Penghambat Faktor Pendorong
1 2 Perencanaan
3 4 5 6=5/4 7 8 9
Adanya Kebijakan Pemda untuk
Laju Pertumbuhan Tidak adanya kepastian
1 6,26 6,46 5,16 79,9% menggerakan sektor pembangun
Ekonomi investasi
pertumbuhan ekonomi
perubahan kebijakan makro
ekonomi nasional berdampak
terhadap perkembangan daya
beli masyarakat. Kebijakan
makro ekonomi nasional
yaitkebijakan fiskal dan
2 Indeks Daya Beli 65,56 69,71 71,44 102,5%
moneterseperti kenaikan harga
BBM serta inflasi (naik-turunnya
harga barang & jasa) merupakan
faktor yang sangat berpengaruh
terhadap naik turunnya daya beli
masyarakat.
PDRB atas dasar harga
3 122.643.555,41 217.494.105,34 288.242.142,70 135%
Berlaku
Rata-rata capaian kinerja (%) 105,0%
Misi 3 Mengembangkan Potensi Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif
Jumlah grup kesenian Per 320 450 184 40,9% Peningkatan kunjungan
1
10.000 penduduk wisatawan dipengaruhi oleh
20 60 59 98,3% destinasi yang ada, baik
destinasi wisata industri,
rekreasi (buatan), maupun
destinasi alam. Sementara itu,
kearifan lokal berupa
pertunjukan seni atau sanggar
hanya sebagai pendukung
meningkatnya kunjungan.
Adapun faktor pendukung
Persentase Peningkatan
2 lainnya, yaitu sarana dan
Jumlah Kunjungan Wisata
prasarana pariwisata seperti
hotel, restoran, travel, dan event-
event yang dilaksanakan oleh
Dinas Pariwisata dan Dinas
Kebudayaan, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Bekasi
ataupun komunitas turut
mendukung peningkatan
kunjungan wisatawan.
Persentase (%) Koperasi 67,50 90,50 90,18 99,6%
3
Aktif
Rata-rata capaian kinerja (%) 79,6%
Periodesasi/ Data Capaian pada Target Capaian pada Realisasi Akhir Capaian Faktor-faktor yang mempengaruhi Capaian Kinerja RPJMD
Indikator Keterangan
Visi Awal Tahun Akhir Tahun Perencanaan Periode Kinerja RPJMD Faktor Penghambat Faktor Pendorong
1 2 Perencanaan
3 4 5 6=5/4 7 8 9
tersebut diharapkan dapat
memberikan pengaruh langsung
terhadap perkembangan
ekonomi di setiap kecamatan
Persentase (%) Ruang
2 Terbuka Hijau (RTH) 13,84 15,50 17,07 110,2%
Perkotaan
3 Kualitas Lingkungan
Air (Sungai Cikedokan, Sungai Sadang
& Sungai Cikarang)
BOD (mg/l)
5,75 5,60 7,15 78,3%
Baku Mutu 6 mg/l
COD (mg/l)
49,90 49,80 19,20 259,4%
Baku Mutu 50 mg/l Kurangnya ketaatan
pH (baku mutu 6-9) 6-9 6-9 6,93 100% masyarakat & pengusaha
Udara (Perkotaan Cikarang) untuk mentaati peraturan
SO2 (μg/Nm3) terkait pencemaran pada
Baku mutu 400 390 205,60 189,7% badan air/sungai,
(900μg/Nm3)
Pb
1,00 0,90 0,12 750%
(Baku mutu 2 μg/Nm3)
Persentase (%)
4 60 72,70 83,20 114,4%
Penanganan Sampah
Rata-rata capaian kinerja (%) 211,2%
Misi 5 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Partisipatif, Responsif, Akuntabel, Transparan Dan Profesional
Indeks Kepuasan
1 73 75,80 76,15 100,5%
Masyarakat
Rata-rata capaian kinerja (%) 130,1%
Predikat Kinerja ST
Sumber: BPS Kabupaten Bekasi & LKJIP
Tabel II.12 Evaluasi pencapaian RPJMD Kabupaten Bekasi Periode Tahun 2007-2012
Data Capaian pada Faktor-faktor yang mempengaruhi Capaian Kinerja RPJMD Keterangan
Periodesasi/ Target Capaian pada Realisasi Akhir Capaian
Indikator Awal Tahun
Visi Akhir Tahun Perencanaan Periode Kinerja RPJMD Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Perencanaan
1 2 3 4 5 7=6/5 8 9 10
PERIODESASI : 2017-2022
Visi : ” Terwujudnya Kabupaten Bekasi BERSINAR (Berdaya Saing, Sejahtera, Indah, dan Ramah Lingkungan) Tahun 2022.”
MISI 1 Meningkatkan kinerja tata kelola pemerintahan yang responsif, profesional, transparan dan akuntabel
Indeks Kepuasan
1 Masyarakat terhadap 80 90 89,97 100%
pelayanan publik
2 Ketersediaan Arsip 100% 100% 100% 100%
Belum optimalnya dukungan
penguatan regulasi kebijakan
daerah yang berlandaskan
hasil penelitian (Policy by
Cakupan hasil penelitian, Research)
pengembangan dan Belum Optimalnya kegiatan
3 50% 100% 100% 100%
Kerjasama yang yang berlandaskan hasil
dikembangakan kelitbangan
Belum optimalnya kerjasama
dengan institusi dalam
pengembangan hasil
kelitbangan dan inovasi daera
Peringkat LPPD Tingkat 36 Nasional 10 Nasional 10 Nasional
4 100%
Provinsi dan Nasional (Kabupaten) (Kabupaten) (Kabupaten)
Persentase capaian
5 100% 100% 100% 100%
indikator sasaran daerah
Indeks Profesionalisme
6 80 86 62,37 72,%
ASN
Adanya pandemi Corona
Virus Desease 2019 (Covid-
19)
Kurangnya kegiatan Bimtek &
webinar/seminar mengenai
perpajakan bagi ASN
Terbitnya UU Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja, sehingga retribusi
Pertumbuhan
7 0,18% 6,71% -0,25% -3,7% PTKA belum bisa dipungut
Pendapatan Asli Daerah
sampai Perda selesai
diundangkan
Dampak dari Pandemi Covid-
19 dengan pemberlakuan
pembatasan kegiatan
Masyarakat (PPKM) sehingga
penerimaan pajak dari sektor
pajak hotel, restoran dan
hiburan tidak optimal
8 Opini BPK WTP WTP WTP 75% -
9 Persentase Rancangan 100% 100% 100% 75%
Produk Hukum Daerah
RPJPD GAMBARAN KONDISI UMUM DAERAH KABUPATEN BEKASI Bab 2 - 16
RANCANGAN AWAL (RANWAL)
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD)
KABUPATEN BEKASI TAHUN 2025 - 2045
Periodesasi/ Data Capaian pada Target Capaian pada Realisasi Akhir Capaian Faktor-faktor yang mempengaruhi Capaian Kinerja RPJMD Keterangan
Indikator
Visi Awal Tahun Akhir Tahun Perencanaan Periode Kinerja RPJMD Faktor Penghambat Faktor Pendorong
1 2 Perencanaan
3 4 5 7=6/5 8 9 10
yang sesuai dengan
mekanisme
pembentukan Produk
Hukum Daerah
Rata-rata capaian kinerja Misi 1 (%) 79,9%
MISI 2 Memantapkan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas
Rata-rata masyarakat
1 yang mendapatkan akses 30% 50% 50%
perpustakaan
Persentase penyerapan
2 63,50% 75,5% 89,69%
tenaga kerja
Tingkat Pengangguran
3 8,11% 5,55% 10,31%
Terbuka
Angka pemuda
4 berprestasi per 10.000 0,38% 1,90% 1,90%
pemuda
Cakupan Atlit
5 Berprestasi dalam 13% 65% 85%
olahraga Skala Nasional
Cakupan sarana dan
6 prasarana olahraga per 85% 93% 100%
10.000 penduduk
Indeks Pembangunan
7 88,85 90,81 89,49
Gender)
Predikat Kabupaten/
8 Pratama KLA Pratama
Kota Layak Anak
Laju Pertumbuhan
9 1,68% 1,46% 1,93%
Penduduk (alami)
Rata-rata capaian kinerja Misi 2 (%) 90,0%
Misi 3 Mengembangkan Potensi Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif
Pertumbuhan PDRB Sub
1 0,50% 0,9% 1,01% 112,2% .
Sektor Pertanian
2 Nilai Tukar Petani 120,89 122,89 120,67 98,2%
Pertumbuhan PDRB Sub
3 6,50% 6,7% 6,93% 103,4%
Sektor Perikanan
Skor Pola Pangan
4 84,30% 88,50% 84,59% 95,6%
Harapan
Persentase peningkatan
5 20% 100% 135% 135,0%
kunjungan wisatawan
kontribusi sektor
6 perdagangan terhadap 12.644.185,61 15.507.020,09 20.844.130,00 134,4%
PDRB
Persentase Penyelesaian
7 Perselisihan Pengusaha 60% 100% 100% 100,0%
Pekerja per Tahun
Rata-rata capaian kinerja Misi 3 (%) 111,3%
MISI 4 Meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi
1 Koperasi Sehat 20% 60% 60,32% 100,5%
2 Persentase Pertumbuhan 20% 100% 121,80% 121,8% Terkendalanya pelaku usaha
Periodesasi/ Data Capaian pada Target Capaian pada Realisasi Akhir Capaian Faktor-faktor yang mempengaruhi Capaian Kinerja RPJMD Keterangan
Indikator
Visi Awal Tahun Akhir Tahun Perencanaan Periode Kinerja RPJMD Faktor Penghambat Faktor Pendorong
1 2 Perencanaan
3 4 5 7=6/5 8 9 10
mikro yang belum memiliki
kompetensi untuk
UMKM baru
memasarkan produknya
melalui market place.
Regulasi tentang wirausaha
baru dan implementasi
peraturan daerah tentang
usaha pemberdayaan mikro
perlu diperkuat
Lemahnya Jaringan Usaha dan
Kemampuan Penetrasi Pasar
Persentase Pertumbuhan wirausaha yang pada
3 20% 100% 96,32% 96,3%
wirausaha IKM Baru umumnya merupakan unit
usaha Perorangan
Terbatasnya Sarana dan
Prasarana Usaha serta
Kurangnya informasi yang
berhubungan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi
Rata-rata capaian kinerja Misi 4 (%) 106,2%
MISI 5 Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pemantapan penyediaan kebutuhan dasar yang layak
1 Indeks Pendidikan 73 75,80 76,15 100,5%
Indeks Pembangunan
2 Kesehatan Masyarakat, 73,34 73,54 74,04 100,68%
UHH
3 Indeks Resiko Bencana 10,2 10,2 134,2 7,60%
Persentase Layanan air
4 34,31% 37,12% 86,59% 233,27%
minum
Persentase Layanan air
5 5% 13% 0,54% 4,15%
limbah
Persentase Kawasan
6 67% 0% 0% 100%
Kumuh
Persentase PMKS yg
memperoleh bantuan
7 20% 100% 100,00% 100,00%
sosial, pelayanan dan
rehabilitasi sosial
Rata-rata capaian kinerja Misi 5 (%) 91,49%
MISI 6 Mewujudkan Kabupaten Bekasi yang lebih nyaman dan asri melalui penataan ruang dan pembangunan infrastruktur yang terpadu
Kesesuaian Penataan
1 Ruang Wilayah dengan 20% 100% 100% 100%
Perencanaan Tata Ruang
Persentase bangunan
2 negara dalam kondisi 100% 100% 100% 100%
baik
Persentase jalan dalam
3 87% 93% 91% 98%
kondisi baik
Persentase jembatan
4 30 jembatan 150 jembatan 120 jembatan 80%
dalam kondisi baik
Periodesasi/ Data Capaian pada Target Capaian pada Realisasi Akhir Capaian Faktor-faktor yang mempengaruhi Capaian Kinerja RPJMD Keterangan
Indikator
Visi Awal Tahun Akhir Tahun Perencanaan Periode Kinerja RPJMD Faktor Penghambat Faktor Pendorong
1 2 Perencanaan
3 4 5 7=6/5 8 9 10
persentase luas tanah
5 yang dibebaskan untuk 20% 100% 100% 100%
kepentingan umum
Berkurangnya titik
6 50% 70% 77% 110%
kemacetan
Rata-rata capaian kinerja Misi 6 (%) 98%
MISI 7 Mewujudkan lingkungan masyarakat yang agamis dan tentram melalui pengembangan Nilainilai Budaya Lokal
1 Indeks Demokrasi 73,4 91,04 63 69%
Tingkat kepatuhan
2 terhadap peraturan 75% 100% 100% 100%
daerah
Indeks pembangunan
3 16 100 100 100%
kebudayaan
Rata-rata capaian kinerja Misi 7 (%) 90%
MISI 8 Mewujudkan pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup yang berkelanjutan
1 Peningkatan indeks 13% 63% 43,71% 69,38% Belum adanya Kebijakan
kualitas lingkungan Daerah terkait Pengendalian
hidup Pencemaran Air
Kurangnya pemahaman dari
masyarakat untuk
berkontribusi dalam
pengendalian pencemaran
air
Kondisi lokasi Kabupaten
Bekasi yang berada di hilir
dan diapit oleh dua Daerah
aliran Sungai (DAS)
sehingga ada kontribusi
pencemar dari daerah hulu
DAS yang mengakibatkan
kondisi daerah hulu DAS
sungai-sungai di Kabupaten
Bekasi tercemar
Belum dilakukan pembinaan
terhadap UMKM yang
menghasilkan limbah cair
(industri tahu, yang
menghasilkan limbah cair
(industri tahu, restoran dan
laundry)
Belum adanya Kebijakan
Daerah terkait Pengendalian
Pencemaran Udara
Kurangnya pemahaman dari
masyarakat untuk
berkontribusi dalam
pengendalian pencemaran
udara (masih banyak
melakukan pembakaran
Periodesasi/ Data Capaian pada Target Capaian pada Realisasi Akhir Capaian Faktor-faktor yang mempengaruhi Capaian Kinerja RPJMD Keterangan
Indikator
Visi Awal Tahun Akhir Tahun Perencanaan Periode Kinerja RPJMD Faktor Penghambat Faktor Pendorong
1 2 Perencanaan
3 4 5 7=6/5 8 9 10
sampah dan menggunakan
kendaraan yang emisinya
tidak dikontrol)
Banyaknya industri yang ada
di Kabupaten Bekasi yang
menjadikan sumber
pencemar tertentu yang
mengakibatkan kontribusi
pencemaran udara, masih
adanya emisi fugitif yang
belum di lnventarisasi
Persentase luas RTH per
2 18% 19% 16% 84,21%
Luas wilayah
Rata-rata capaian kinerja Misi 8 (%) 76,80%
Rata-rata Total kinerja (%) 71,68%
Predikat SEDANG
Sumber: BPS Kabupaten Bekasi & LKJIP
2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang melewati Kabupaten Bekasi
atau berada di Kabupaten Bekasi semakin menguatkan peran strategis Kabupaten
Bekasi.
Adapun peran strategis daerah Kabupaten Bekasi antara lain :
1. Lokasi geografis yang strategis di antara pusat-pusat pertumbuhan Kawasan
Metropolitan Jabodetabek serta dilalui oleh jalur regional yang menjadi perlintasan
antara ibu kota provinsi dan ibu kota Negara.
2. Dilengkapi dengan sistem jaringan infrastruktur regional yang cukup lengkap
(jalan nasional, jalan bebas hambatan, jalur kereta api, jalur kereta api cepat).
3. Keberadaan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berada/melintasi wilayah
Kabupaten Bekasi
Jalan Tol Bekasi - Cawang - Kampung Melayu
Jalan Tol Cibitung – Cilincing
Jalan Tol Jakarta - Cikampek II Sisi Selatan
Inland Waterways Cikarang - Bekasi - Laut (CBL)
High Speed Railway Jakarta - Bandung
4. Kereta Api Ringan/Light Rail Transit (LRT) Terintegrasi di Wilayah - Jakarta, Bogor,
Depok, dan Bekasi.
5. Penetapan Kawasan Perkotaan Cikarang sebagai Hinterland dari Kawasan
Metropolitan Jabodetabek yang berperan sebagai penyeimbang (Counter Magnet)
perkembangan Kawasan Perkotaan Inti.
6. Proyek prioritas transportasi Bodebekpunjur (Terminal Tipe B Cikarang, Tol Akses
Tanjung Priok dan Akses Dry Port Cikarang, Tol Jakarta - Cikampek II Elevated,
MRT East-West (Balaraja-Cikarang), Double track (DDT) antara Cikarang –
Cikampek, Jalur lingkar KA layang (elevated loopline) Jabodetabek, TOD Kota
(Regional) (Perpres 55/2018 tentang RITJ, Pengembangan Jaringan Angkutan
Massal pada kawasan Perkotaan Jabodetabek).
7. Peranan Kabupaten Bekasi dalam Wilayah Pengembangan Industri (WPI) Jawa
Barat.
dari tahun 2018 - 2022. Jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.14 dan Gambar 2.3
dan Gambar 2.4
Tabel II.14 Kondisi Pangan di Kabupaten Bekasi
Skor Pola Pangan Prevalensi
No Tahun Harapan Ketidakcukupan
(PPH) Konsumsi Pangan
1 2018 85,90 2,05
2 2019 83,70 2,04
3 2020 90,04 2,26
4 2021 86,22 2,38
5 2022 84,59 4,3
Sumber : Hasil survey Matriks TPB, 2023
90
88
86
84
82
80
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
DAS Blencong dan DAS Bekasi masuk menjadi kewenangan Balai Besar
Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWS CC). Sedangkan DAS Citarum
merupakan kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWS C).
Untuk DAS Blencong, hanya melewati 2 kecamatan, yakni Kecamatan Babelan
dan Kecamatan Tarumajaya. Luas DAS Blencong di Kabupaten Bekasi
mencapai 6.094,54 hektar (Ha). Sedangkan luas DAS Bekasi yang melewati
Kabupaten Bekasi mencapai 85.104,12 hektar (Ha). DAS Bekasi sudah
termasuk Kali CBL, Subdas Kali Cikarang, Subdas Kali Cileungsi, Subdas Kali
Cikeas, dan Subdas Kali Cilemahabang.
Wilayah Kecamatan yang dilewati oleh DAS Bekasi diantaranya; (1)
Kecamatan Tarumajaya, (2) Kecamatan Tambun Utara, (3) Kecamatan
Tambun Selatan, (4) Kecamatan Tambelang, (5) Kecamatan Sukawangi, (6)
Kecamatan Sukatani, (7) Kecamatan Sukakarya, (8) Kecamatan Setu, (9)
Kecamatan Serangbaru, (10) Kecamatan Pebayuran (Desa Karangharja), (11)
Kecamatan Muaragembong, (12) Kecamatan Kedungwaringin (Desa
Karangharum dan Desa Karangsambung), (13) Kecamatan Karangbahagia,
(14) Kecamatan Cikarang Utara. Kemudian DAS Bekasi juga melewati (15)
Kecamatan Cikarang Timur, (16) Kecamatan Cikarang Selatan, (17)
Kecamatan Cikarang Pusat, (18) Kecamatan Cikarang Barat, (19) Kecamatan
Cibitung, (20) Kecamatan Cibarusah, (21) Kecamatan Cabangbungin, dan (22)
Kecamatan Babelan. DAS Bekasi tidak melewati Kecamatan Bojongmangu.
Sementara itu, DAS Citarum melewati beberapa kecamatan di wilayah selatan
dan utara Kabupaten Bekasi, seperti a). Kecamatan Bojongmangu, b).
Kecamatan Cabangbungin, c). Kecamatan Cibarusah, d). Kecamatan Cikarang
Pusat, e). Kecamatan Cikarang Timur, f). Kecamatan Karangbahagia, g).
Morfologi
No Sungai Q Min Q Maks
Panjang Lebar
(m3 /det) (m3 / det)
300 km Atas : 103 m
1 Citarum 60 82
(dari hulu) Bawah : 42 m
2 Bekasi 40 km 4m–8m 2,65 391
Atas : 14 m – 25 m
3 Cikarang 71 km 3,08 229
Bawah : 6 m – 15 m
Atas : 42 m
4 Ciherang - -
Bawah : 30 m
5 Belencong 5 m – 30 m 6 120
6 Jambe 10 m – 40 m - 80
Atas : 9 m – 19 m
7 Sadang - 210
Bawah : 6,5 m – 8 m
8 Cikedokan 10 m – 50 m 1,0 150
Atas : 7 m – 10 m
9 Ulu 10 1100
Bawah : 4 m 8 m
Atas : 13 m
10 Cilemahabang - 1100
Bawah : 5 m 11 m
Atas : 103 m
11 Cipamingkis 20 km 6 200
Bawah : 43 m
12 Sepak - -
13 Jaeran - -
Atas : 60 m
14 Cibeet 60 km 1,8 502
Bawah : 34 m
Sumber: Perum Jasatirta II (2006) dalam Dinas Bina Marga dan Pengelolaan SDA (2011) dan BBWS Citarum (2008)
b) Kondisi Intrusi Air Laut pada CAT Jakarta dan CAT Bekasi – Karawang
Menurut hasil kajian yang dilakukan oleh Taat Setiawan (Badan Geologi,
Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral) pada tahun 2018, sistem
akuifer pada cekungan air tanah merupakan sumber air tanah yang penting
bagi daerah khususnya pada wilayah CAT Jakarta dan CAT Bekasi dan
sekitarnya. Sistem akuifer tersebut adalah multi layer yang terdiri atas sistem
akuifer tak tertekan dan tertekan dengan struktur lapisan relatif datar dengan
pantai.
Zonasi penyebaran intrusi air laut atau air asin, mencakup :
Zonasi penyebaran intrusi air laut atau air asin pada akuifer tidak tertekan
(< 40 mbmt)
Zonasi penyebaran intrusi air laut atau air asin pada akuifer tertekan (40 –
140 mbmt)
Konsep zonasi berdasarkan parameter menurut PAHIAA (1986), antara lain :
Tingkat keasinan air tanah berdasarkan daya hantar listrik (DHL)
Tingkat keasinan air tanah berdasarkan kandungan ion Cl-
Tingkat keasinan air tanah berdasarkan zat padat terlarut (ZPT)
Tabel II.17 Klasifikasi Satuan Tingkat Keasinan Air Tanah Tidak Tertekan
Zona Keasinan Air Satuan Keasinan Air
Keterangan
Tanah Tanah
Air tanah pada umumnya memiliki
D1K1Z1, D1K2Z1,
Zona Air Tanah Tawar DHL ≤ 1500 µS/cm, ion klorida ≤
D2K1Z1, D1K1Z2
500 mg/l, dan ZPT ≤ 1000 mg/l.
D2K2Z1, D2K2Z3, Air tanah pada umumnya memiliki
Zona Air Tanah Agak D2K1Z2, D1K1Z3, DHL >1500 - ≤ 5000 µS/cm, ion
Payau D2K1Z3, D2K2Z2, klorida > 500 - ≤ 2000 mg/l, dan
D1K2Z2, D3K2Z2 ZPT > 1000 - ≤ 3000 mg/l.
Air tanah pada umumnya memiliki
D3K2Z3, D2K3Z3, DHL >5000 - ≤15000 µS/cm, ion
Zona Air Tanah Payau
D3K3Z2 klorida >2000 - ≤ 5000 mg/l, dan
ZPT >3000 - ≤ 10000 mg/l.
Sumber : Taat Setiawan (Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral), 2018
Gambar 2.11 Peta Zonasi Tingkat Keasinan Air Tanah Tidak Tertekan
Dibawah ini merupakan Tabel II.18 terkait Klasifikasi satuan tingkat keasinan
air tanah tertekan.
Dalam rangka pencapaian air minum berkualitas dengan salah satu target
prioritas adalah persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat
kesehatan, air merupakan salah satu media lingkungan yang berperan dalam
penyebaran penyakit yang ditularkan ke manusia akibat adanya cemaran baik
berupa mikroorganisme berupa bakteri, protozoa, dan cacing. Kerugian akibat
water-borne diseases tidak hanya pada manusia namun juga dapat berdampak
pada lingkungan tempat manusia tinggal. Kontaminasi pada manusia dapat
melalui kegiatan minum, mandi, mencuci, proses menyiapkan makanan,
ataupun memakan makanan yang telah terkontaminasi saat proses penyiapan
makanan. Umumnya gejala paling sering akibat penyakit ini yaitu diare, dan
paling sering terjadi pada anak-anak terutama pada daerah dengan sanitasi
dan higienitas yang buruk. Sebagai salah satu pengawasan kualitas air minum,
dilakukan uji petik terhadap kualitas air minum secara eksternal. di tahun
2021 persentase hasil pemeriksaan kualitas air minum yang bersumber dari
sumur/air tanah di Kabupaten Bekasi yang memenuhi syarat mikrobiologi
sebesar 80,71%.
d) Kondisi Danau/Waduk/Situ/Embung
Danau adalah suatu badan air alami yang selalu tergenang sepanjang tahun
dan mempunyai mutu air tertentu yang beragam dari satu danau ke danau
yang lain serta mempunyai produktivitas biologi yang tinggi. Ekosistem danau
termasuk habitat air tawar yang memiliki perairan tenang yang dicirikan oleh
adanya arus yang sangat lambat sekitar 0.1-1 cm/detik atau tidak ada arus
sama sekali. Oleh karena itu residence time (waktu tinggal) air bisa
berlangsung lebih lama.
Pada dasarnya proses terjadinya danau dapat dikelompokan menjadi dua
yaitu danau alami dan danau buatan. Danau alami merupakan danau yang
terbentuk sebagai akibat dari kegiatan alamiah misalnya becana alam,
kegiatan vulkanik dan kegiatan tektonik. Sedangkan danau buatan adalah
danau yang dibentuk dengan sengaja oleh kegiatan manusia dengan tujuan
tertentu dengan cara membuat bendungan pada daerah dataran rendah.
Situ memiliki fungsi penting, baik secara ekologis maupun ekonomis.
Fungsinya sebagai tempat penampung air, konservasi sumber daya perairan,
pengembangan ekonomi lokal maupun tempat rekreasi. Di samping itu,
perairan situ merupakan salah satu bentuk perairan umum yang bersifat
terbuka (open access), milik umum (common propert) dan bersifat
serbaguna.
Embung atau tandon air merupakan waduk berukuran mikro di lahan
pertanian (small farm reservoir) yang dibangun untuk menampung kelebihan
air hujan di musim hujan. Air yang ditampung tersebut selanjutnya digunakan
sebagai sumber irigasi suplementer untuk budidaya komoditas pertanian
bernilai ekonomi tinggi (high added value crops) di musim kemarau atau di
saat curah hujan makin jarang. Embung merupakan salah satu teknik
pemanenan air (water harvesting) yang sangat sesuai di segala jenis
agroekosistem. Secara operasional sebenarnya embung berfungsi untuk
mendistribusikan dan menjamin kontinuitas ketersediaan pasokan air untuk
keperluan tanaman ataupun ternak di musim kemarau dan penghujan.
Hasil inventarisasi danau/waduk/situ/embung Kabupaten Bekaasi pada
tahun 2020 menunjukkan bahwa Kabupaten Bekasi memiliki 13
danau/waduk/situ/embung yang tersebar di beberapa lokasi di Kabupaten
Bekasi. Volume air danau/waduk/situ/embung terbesar adalah situ
cibeureum yaitu 731.100 m3 dengan luas 40 Ha. Jelasnya dapat dilihat pada
tabel II.20 dibawah ini.
menjadi aliran air permukaan yang mengalir ke dnau, sungai, dan daerah
tangkapan air lainnya serta air hujan tersebut aada yang meresap ke bawah
permukaan tanah melalui retakan atau pori-pori dalam formasi batuan dan
akhirnya mencapai muka air tanah.
Menurut Kodoatie (2012) kandungan kimia dari suatu air tanah tergantung
dari system aliran air tanahnya. Siste aliran air tanah ada tiga yaitu system
lokal, system antara, dan system regional. Unsur kimia dominan dari air tanah
system lokal yaitu HCO3, Ca dan Mg. selanjutnya yaitu system antara, unsur
kimia dominan dari air tanah ini umumnya yaitu NaSO 4 dan Cl. Terakhir yaitu
system regional, unsur dominan dari air tanah ini yaitu Na, Cl, hilangnya
unsur CO2 dan O2. Selain itu, air yang meresap ke bawah permukaan tanah
akan membawa unsur-unsur lainnya yang ikut terlarut dalam air.
C. Kualitas Air
Mengenai kualitas air yang ada di Kabupaten Bekasi ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Kualitas Air Sungai
Indeks kualitas air sungai disesuaikan dengan Baku Mutu Lingkungan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan dan
Pengendalian Air. Penentuan kualitas air sungai salah satunya dilihat dari pH,
BOD dan COD. Nilai BOD dan COD dapat mengindikasikan tingkat kualitas air
sungai terhadap limbah cair domestik. BOD merupakan parameter
pengukuran jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk mengurai
hampir semua zat organik yang terlarut dan tersuspensi dalam air buangan.
COD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat
organik yang terdapat dalam limbah cair dengan memanfaatkan oksidator
kalium dikromat sebagai sumber oksigen.
Tabel II.21 Status Mutu Air Sungai dan Situ di Kabupaten Bekasi
PERIODE 1 PERIODE 2 PERIODE 3 IKA /
No. Nama Sungai KRITERIA
SKOR KRITERIA SKOR KRITERIA SKOR KRITERIA SUNGAI
1 Sungai Jaeran 70,346 Cukup Baik 54,659 Sedang 81,325 Baik 68,777 Sedang
Hulu
2 Sungai Jaeran 52,336 Sedang 70,307 Cukup 46,239 Marginal 56,294 Sedang
Hilir Baik
3 Sungai Sasak 53,408 Sedang 64,188 Sedang 57,260 Sedang 58,285 Sedang
Jarang Hulu
4 Sungai Sasak 62,944 Sedang 50,688 Sedang 77,050 Cukup 63,561 Sedang
Jarang Hilir Baik
5 Sungai Jambe 36,139 Marginal 37,550 Marginal 33,884 Buruk 35,857 Marginal
Hulu
6 Sungai Jambe 38,126 Marginal 46,378 Marginal 42,246 Marginal 42,250 Marginal
Hilir
7 Sungai Babakan 81,961 Baik 36,377 Marginal 82,601 Baik 66,980 Sedang
Hulu
8 Sungai Babakan 63,096 Sedang 60,628 Sedang 60,332 Sedang 61,352 Sedang
Hilir
9 Sungai Pisangan 73,995 Cukup Baik 70,696 Cukup 73,684 Cukup 72,792 Cukup
Hulu Baik Baik Baik
10 Sungai Pisangan 72,941 Cukup Baik 78,826 Cukup 57,044 Sedang 69,604 Sedang
Hilir Baik
11 Sungai CBL Hulu 73,985 Cukup Baik 48,550 Marginal 73,708 Cukup 65,414 Sedang
Baik
12 Sungai CBL Hilir 61,581 Sedang 61,969 Sedang 58,706 Sedang 60,752 Sedang
13 Sungai Bekasi 82,933 Baik 75,480 Cukup 70,038 Cukup 76,150 Cukup
Hulu Baik Baik Baik
14 Sungai Bekasi 84,827 Baik 76,579 Cukup 78,828 Cukup 80,078 Baik
Hilir Baik Baik
15 Sungai 51,714 Sedang 79,649 Cukup 43,422 Marginal 58,262 Sedang
Cipamingkis Baik
Hulu
16 Sungai 58,113 Sedang 70,948 Cukup 49,749 Marginal 59,603 Sedang
Cipamingkis Baik
Hilir
17 Sungai Cikadu 58,417 Sedang 61,428 Sedang 51,056 Sedang 56,967 Sedang
Hulu
18 Sungai Cikadu 69,521 Sedang 51,329 Sedang 48,330 Marginal 56,393 Sedang
Hilir
19 Sungai Cibeet 55,533 Sedang 87,447 Baik 63,471 Sedang 68,817 Sedang
Hulu
20 Sungai Cibeet 56,168 Sedang 67,012 Sedang 50,344 Sedang 57,841 Sedang
Hilir
21 Sungai 64,267 Sedang 63,525 Sedang 53,942 Sedang 60,578 Sedang
Cilemahabang
Hulu
22 Sungai 70,272 Cukup Baik 66,317 Sedang 53,513 Sedang 63,368 Sedang
Cilemahabang
Hilir
RPJPD GAMBARAN KONDISI UMUM DAERAH KABUPATEN BEKASI Bab 2 - 41
RANCANGAN AWAL (RANWAL)
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD)
KABUPATEN BEKASI TAHUN 2025 - 2045
Dari Perhitungan Indeks Kualitas Air dengan nilai indeks Kualitas Air (IKA)
kabupaten Bekasi tahun 2020 sebesar 64,687 statusnya adalah kriteria
sedang.
D. Hutan
Berdasarkan data Kementerian LHK, bahwa di Kabupaten Bekasi terdapat lahan
yang berstatus sebagai hutan lindung dan hutan produksi. Hutan tersebut
berlokasi di 2 kecamatan yaitu Muaragembong dan Babelan. Jelasnya dapat
dilihat pada Tabel II.23 dan Gambar 2.15 dibawah ini.
E. Pertambangan
Berdasarkan peta wilayah pertambangan Provinsi Jawa Barat, terdapat beberapa
potensi tambang mineral dan migas di Kabupaten Bekasi. Untuk mineral
berdasarkan peta yaitu batu gamping pasir di Kecamatan Bojongmangu.
Sementara untuk migas yang telah ada saat ini berada di Kecamatan tambelang,
Pebayuran, Muaragembong, Tambun, Babelan. Jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 2.16 dibawah ini
pangan dan Jasa Lingkungan penyedia air bersih dengan asumsi tidak terjadi aliran
materi/energi (closed system).
A. Ambang Batas dan Status Daya Dukung Penyedia Bahan Pangan
Penentuan status daya dukung penyedia pangan dilakukan berdasarkan hasil
perhitungan ambang batas, yaitu dengan menyelisihkan ambang batas terhadap
jumlah penduduk eksisting, nilai selisih yang negatif menunjukkan bahwa status
DDLH pangan wilayah tersebut telah melampaui. Hasil analisis untuk status
DDLH pangan terlihat bahwa Status daya dukung pangan di Kabupaten Bekasi
Belum Melampaui sebesar 72,58% dan sudah melampaui sebesar 27,42%.
Jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.24 dan Gambar 2.17 dibawah ini.
Tabel II.27 Luasan Ketersediaan dan Kebutuhan Air dan Ambang Batas di
Kabupaten Bekasi
Belum Sudah
Ketersediaan Kebutuhan Selisih Ambang Batas
KABUPATEN Melampaui Melampaui
(M3/Tahun) (M3/Tahun) (M3/Tahun) (M3/Tahun)
BEKASI (Ha) (Ha)
6.428.451.140,14 6.714.712.400,00 (286.261.259,86) 3.650.102,71 73.697,80 51.481,92
Sumber : Hasil Analisis, 2023
Gambar 2.19 Peta Ketersediaan dan Kebutuhan Air Bersih di Kabupaten Bekasi
pada badan air dapat menjadi anaerobik yang ditandai dengan timbulnya bau
busuk. Untuk beban pencemar yang ada di Kabupaten Bekasi terdiri dari BOD.
Dimana beban pencemar terbagi kedalam 5 (lima) rentang BOD. Jelasnya dapat
dilihat pada Tabel II.28 dan Gambar 2.21 dibawah ini.
108.43 - 144.56
144.57 - 180.70
72.29 - 108.42
36.15 - 72.28
0 - 36.14
Total
KABUPATEN BEKASI
B. COD
COD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik
yang terdapat dalam limbah cair dengan memanfaatkan oksidator kalium dikromat
sebagai sumber oksigen. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh
zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses biologis dan dapat
menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air.
besaran beban pencemar COD di Kabupaten Bekasi terbagi kedalam 5 rentang,
dengan rentang terbesar yaitu 0 - 47.09 kg/hari sebesar 69250,12 Kg/hari.
Jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.30 dan Gambar 2.22 dibawah ini.
141.28 - 188.36
188.37 - 235.45
94.19 - 141.27
47.10 - 94.18
0 - 47.09
Total
KABUPATEN
BEKASI
16477,0
69250,12 34353,45 4849,15 250,00 125179,72
0
Sumber : Hasil Analisis, 2023
16.71 -
33.40 -
50.10 -
66.80 -
Total
33.39
50.09
66.79
83.49
KABUPATEN
BEKASI
perkotaan, untuk yang sedang dan tinggi (warna kuning sampai kecokelatan) didominasi
pada kawasan perkotaan dikarenakan banyak kendaraan bermotor dan kawasan
industri. Dibawah ini merupakan Tabel II.31 dan Gambar 2.24 dan Gambar 2.25 terkait
kualitas udara menurut dokumen DIKPLHD Kabupaten Bekasi Tahun 2022.
Gambar 2.23 Peta Pencemar Udara CO, O3, NO2 Kabupaten Bekasi
Jl. Andini Sakti, Kec. Cikarang Barat -6.2735 107.0886 4 Agustus 2022-18 Agustus 2022 12 27
Jl. Raya Babelan No. 1, Babelan Kota, Kec. Babelan -6.1696 107.0454 2 Agustus 2022-16 Agustus 2022 13 30
Jl. Raya Cikarang Cibarusah, Komp. The Oasis Kav.
-6.3263 107.1278 4 Agustus 2022-18 Agustus 2022 18 34
No. 1 RS. EMC Cikarang, Kec. Cikarang Selatan
Depan Pos Perlintasan Kereta Api (Jl. Citarik) Kec.
-6.2707 107.202 3 Agustus 2022-17 Agustus 2022 13 36
Cikarang Timur
Jl. Raya Karawang, Kec. Kedungwaringin -6.2692 107.2362 3 Agustus 2022-17 Agustus 2022 19 39
Jl. Raya Pilar, Kec. Karangbahagia -6.2706 107.1799 5 Agustus 2022-19 Agustus 2022 16 37
Jl. Raya Diponegoro (Depan PT. Sinde Budi), Kec.
-6.2628 107.0375 3 Agustus 2022-17 Agustus 2022 16 38
Tambun Selatan
Jl. Raya H. Nausan No. 3, Desa Sriamur, Kec. Tambun
-6.1879 '107.0505 2 Agustus 2022-16 Agustus 2022 14 30
Utara
Kawasan Industri Periode 1
KI Hyundai ,Kec. Cikarang Selatan -6.3455 107.1413 1 Agustus 2022-15 Agustus 2022 19 28
Kawasan Jababeka I ,Kec. Cikarang Utara -6.2943 107.139 3 Agustus 2022-17 Agustus 2022 20 37
Kawasan MM 2100 ,Kec. Cikarang Barat -6.2971 107.1009 5 Agustus 2022-19 Agustus 2022 13 38
Kawasan Marunda Center ,Kec. Tarumajaya -6.1028 107.9728 2 Agustus 2022-16 Agustus 2022 17 39
Kawasan GIIC ,Kec. Cikarang Pusat -6.3728 107.1773 4 Agustus 2022-18 Agustus 2022 14 24
Titik Koordinat SO2 NO2
Lokasi Lama Pengukuran
Latitude Longitude (μg/m3) (μg/m3)
Kawasan EJIP ,Kec. Cikarang Selatan -6.3321 107.1125 4 Agustus 2022-18 Agustus 2022 16 29
KI Karyadeka Pancamurni (PT. PNE Indonesia) ,Kec.
-6.3242 107.1472 4 Agustus 2022-18 Agustus 2022 22 37
Cikarang Selatan
KI Gobel PT. Surteckariya ,Kec. Cikarang Barat -6.2639 107.089 3 Agustus 2022-17 Agustus 2022 15 35
PT. Toyogiri ,Kec. Tambun Selatan -6.2628 107.0375 3 Agustus 2022-17 Agustus 2022 12 36
PT. Platinum ,Kec. Cikarang Timur -6.2653 107.2244 4 Agustus 2022-18 Agustus 2022 10 33
Kawasan Permukiman Periode 1
Kampung Sukawangi ,Kec. Sukawangi -6.1318 107.1225 2 Agustus 2022-16 Agustus 2022 8 16
Kampung Tambelang ,Kec. Tambelang -6.1953 107.1208 2 Agustus 2022-16 Agustus 2022 7 22
Kampung Sukatani ,Kec. Sukatani -6.1647 107.1778 2 Agustus 2022-16 Agustus 2022 6 24
Perumahan Bumi Kahuripan Indah ,Kec. Sukatani -6.2086 107.1571 4 Agustus 2022-18 Agustus 2022 7 18
Kampung Pebayuran ,Kec. Pebayuran -6.2073 107.2923 9 Agustus 2022-23 Agustus 2022 9 20
Kampung Cabangbungin ,Kec. Cabangbungin -6.0759 107.1439 2 Agustus 2022-16 Agustus 2022 6 17
Perumahan Cassa Gardenia ,Kec. Cibitung -6.2401 107.0938 5 Agustus 2022-19 Agustus 2022 7 26
Kampung Sukakarya ,Kec. Sukakarya -6.1649 107.178 2 Agustus 2022-16 Agustus 2022 6 14
Kampung Serang Baru ,Kec. Serang Baru -6.3856 107.1071 1 Agustus 2022-15 Agustus 2022 7 22
Perumahan Mustika Karang Satria ,Kec. Tambun Utara -6.2311 107.0453 5 Agustus 2022-19 Agustus 2022 7 24
Kawasan Perkantoran Periode 1
Kantor Kecamatan Karang Bahagia Kec. Karang
-6.1874 107.1924 2 Agustus 2022-16 Agustus 2022 11 18
Bahagia
Kawasan Kantor Deltamas ,Kec. Cikarang Pusat -6.3623 107.1862 1 Agustus 2022-15 Agustus 2022 7 24
Kantor Pospol Pasar Induk ,Kec. Cibitung -6.1647 107.1778 3 Agustus 2022-17 Agustus 2022 12 31
Titik Koordinat SO2 NO2
Lokasi Lama Pengukuran
Latitude Longitude (μg/m3) (μg/m3)
Kantor Kecamatan Muara Gembong ,Kec. Muara
-6.9849 107.0426 2 Agustus 2022-16 Agustus 2022 8 16
Gembong
Pasar Cibarusah (Puskesmas Cibarusah) ,Kec.
-6.4375 107.0747 1 Agustus 2022-15 Agustus 2022 10 33
Cibarusah
Pasar Setu ,Kec. Setu -6.3363 107.0422 5 Agustus 2022-19 Agustus 2022 11 29
Ruko Rengas Bandung ,Kec. Kedung Waringin -6.2663 107.2278 4 Agustus 2022-18 Agustus 2022 11 34
Kantor Kecamatan Bojongmangu ,Kec. Bojongmangu -6.4393 107.1992 1 Agustus 2022-15 Agustus 2022 10 18
Mall Sentra Grosir Cikarang ,Kec. Cikarang Utara -6.2584 107.1467 3 Agustus 2022-17 Agustus 2022 9 32
Hotel GTV ,Kec. Cikarang Pusat -6.3596 107.1814 2 Agustus 2022-16 Agustus 2022 15 23
Gambar 2.24 Peta Pencemar Udara SO2, PM10, PM2,5 Kabupaten Bekasi
Tabel II.39 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
N Kelompok 2021 2022
o Umur L P L P
1 0-4 139.586 132.488 141.372 134.313
2 5-9 132.130 126.668 133.283 127.788
3 10 - 14 133.586 125.364 132.915 125.201
4 15 - 19 120.220 114.708 121.076 115.492
5 20 - 24 127.094 122.408 128.089 123.012
6 25 - 29 138.745 143.202 140.718 144.986
7 30 - 34 153.073 155.073 155.182 156.894
8 35 - 39 147.696 146.950 150.385 149.518
9 40 - 44 136.717 137.593 139.066 139.788
10 45 - 49 117.233 110.524 120.588 113.906
11 50 - 54 94.017 84.144 97.063 87.268
12 55 - 59 65.616 58.778 68.208 61.468
13 60 - 64 43.895 40.832 46.097 43.322
14 65 - 69 27.685 26.328 29.247 28.002
15 70 - 74 15.064 15.574 16.454 17.036
16 75+ 10.999 13.972 11.917 15.137
Jumlah 1.603.356 1.554.606 1.631.660 1.583.131
Sumber : Kabupaten Bekasi Dalam Angka, 2023 (BPS)
Kondisi Indeks Gini di Kabupaten Bekasi mengalami penurunan dan peningkatan, dapat
dilihat Indeks Gini di Kabupaten Bekasi pada Tahun 2019 sebesar 0,35 namun pada
tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar 0,37 dan menurun Kembali pada tahun 2021
sebesar 0,34, dan mengalami peningkatan kembali pada tahun 2022 sebesar 0,37.
Jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.40 dan Gambar 2.28 dibawah ini.
3 2020 (-3,39)
4 2021 3,62
5 2022 5,30
Sumber : PDRB Kabupaten Bekasi, 2023 (BPS)
-2
-4
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
PENDUDUK MISKIN
6
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
12
10
0
2017.5 2018 2018.5 2019 2019.5 2020 2020.5 2021 2021.5 2022 2022.5
75
74.5
74
73.5
73
72.5
2017.5 2018 2018.5 2019 2019.5 2020 2020.5 2021 2021.5 2022 2022.5
Capaian Eksisting
No Indikator TPB
2018 2019 2020 2021 2022
Prevalensi malnutrisi (berat
8 badan/tinggi badan) anak pada usia 0,03 2,28 2,99 3,42 1,5
kurang dari 5 tahun, berdasarkan tipe.
9 Prevalensi anemia pada ibu hamil. 1 1 1 4 5
Persentase bayi usia kurang dari 6
10 59,21 56,95 65,53 72,62 71,2
bulan yang mendapatkan ASI eksklusif.
11 Angka Kematian Ibu (AKI). 50 28 37 45 30,61
Proporsi perempuan pernah kawin
umur 15-49 tahun yang proses
12 92,80 100,12 97,17 100,97 100
melahirkan terakhirnya ditolong oleh
tenaga kesehatan terlatih.
Persentase perempuan pernah kawin
umur 15-49 tahun yang proses
13 91,65 96,73 95,26 100 100
melahirkan terakhirnya di fasilitas
kesehatan.
Angka Kematian Balita (AKBa) per
14 0,05 0,01 0 0 0
1000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Neonatal (AKN) per
15 1,02 0,44 0,19 0,12 0,3
1000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000
16 0 0,01 0,01 0 0,01
kelahiran hidup.
17 Prevalensi HIV pada populasi dewasa. 4 18 10,7
Insiden Tuberkulosis (ITB) per 100.000
18 - 8,765 8,775 8,775 8,545
penduduk.
19 Kejadian Malaria per 1000 orang. 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
Jumlah orang yang memerlukan
20 intervensi terhadap penyakit tropis 189 343 221 180 228
yang terabaikan (Filariasis dan Kusta).
Persentase merokok pada penduduk
21 16,02 15,27
umur ≤18 tahun.
22 Prevalensi tekanan darah tinggi. 7,2 27,88 15,43 9,49 13,31
Prevalensi obesitas pada penduduk
23 21,87 20,2
umur ≥18 tahun.
24 Unmet need pelayanan kesehatan. 52,74 37,12 45,38
Jumlah penduduk yang dicakup
asuransi kesehatan atau sistem
25 2.562.527 2.643.882 2.621.909 2.755.487 3.040.636
kesehatan masyarakat per 1000
penduduk.
26 Proporsi kematian akibat keracunan. 0 1 0 0 0
Persentase merokok pada penduduk
27 28,34 16,02 15,27
umur ≥15 tahun.
Proporsi populasi yang memiliki
28 fasilitas cuci tangan dengan sabun dan 92,11
air.
Sumber : Hasil survey Matriks TPB, 2023
Capaian Eksisting
No Indikator TPB
2018 2019 2020 2021 2022
Prevalensi penggunaan metode
kontrasepsi (CPR) semua cara
1 pada Pasangan Usia Subur (PUS) 50,29% 49,01% - 70,31% 71,65%
usia 15-49 tahun yang berstatus
kawin.
Angka prevalensi penggunaan
metode kontrasepsi (CPR) semua
2 cara pada Pasangan Usia Subur 50,29% 49,01% - 70,31% 71,65%
(PUS) usia 15-49 tahun yang
berstatus kawin.
Angka penggunaan metode
3 kontrasepsi jangka panjang 17,48% 17,03% 16,63% 16,69%
(MKJP) cara modern.
4 Total Fertility Rate (TFR). 2,7 3,0 2,4
Unmet need KB (Kebutuhan
5 Keluarga Berencana/KB yang 17,11% 16,64% - 24,53% 24,16%
tidak terpenuhi).
Pengetahuan dan pemahaman
Pasangan Usia Subur (PUS)
6 17,48% 17,03% 16,63% 16,69%
tentang metode kontrasepsi
modern.
Sumber : Hasil survey Matriks TPB, 2023
Capaian Eksisting
No Indikator TPB
2018 2019 2020 2021 2022
Proporsi perempuan dan laki-laki
muda umur 18-24 tahun yang
6 18 9 16 8
mengalami kekerasan seksual
sebelum umur 18 tahun.
Sumber : Hasil survey Matriks TPB, 2023
Capaian Eksisting
No Indikator TPB
2018 2019 2020 2021 2022
Proporsi remaja dan dewasa
dengan keterampilan
1 100
teknologi informasi dan
komunikasi (TIK).
Upah rata-rata per jam
2 22,184 24.311 26,005 27,098 27,098
pekerja.
Tingkat pengangguran
3 terbuka berdasarkan jenis 9,74 9 11,54 10,09 10,31
kelamin dan kelompok umur.
DPP 2,71 DPP 9,01
Tingkat setengah
4 1,35 DISNAKER DISNAKER 6,3 3,78
pengangguran.
1,91 5,85
Persentase usia muda (15-24
tahun) yang sedang tidak
5 21,72 24,07 27,33
sekolah, bekerja atau
mengikuti pelatihan (NEET).
Sumber : Hasil survey Matriks TPB, 2023
Tabel II.50 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
PDRB Kabupaten Bekasi Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha, 2018-2022 (Juta Rupiah)
Katego
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021 2022
ri
Pertanian,
A. Kehutanan, dan 3.707.418,90 3.915.542,80 4.063.365,30 4.344.920,24 4.637.879,00
Perikanan
Pertambangan dan
B. 1.513.797,20 1.506.862,60 1.425.794,30 1.480.246,46 1.481.380,80
Penggalian
Industri 239.202.765,2 253.505.871,3 245.226.547,2 262.813.349,8 284.409.892,5
C.
Pengolahan 0 0 0 8 0
Tabel II.51 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha
PDRB Kabupaten Bekasi Atas Dasar Harga Konstan
Menurut Lapangan Usaha, 2018-2022 (Juta Rupiah)
Katego
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021 2022
ri
A. Pertanian, 2.381.167,70 2.308.613,60 2.403.360,00 2.548.787,50 2.593.003,40
Kehutanan, dan
Tabel II.52 Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut
Lapangan Usaha
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bekasi Atas Dasar Harga Konstan
Menurut Lapangan Usaha (Persen)
Kategori Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021 2022
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,77 -3,05 4,1 6,05 1,73
B. Pertambangan dan Penggalian -3,62 -3,04 -6,04 -0,07 -2,28
C. Industri Pengolahan 6,21 3,14 -3,99 3,48 5,82
D. Pengadaan Listrik dan Gas -5,62 0,1 -9,91 10,33 6,17
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
E. 4,67 6,7 10,56 9,85 8,32
Limbah dan Daur Ulang
F. Konstruksi 7,46 6,79 -7,03 2,79 -0,01
Perdagangan Besar dan Eceran;
G. 3,7 9,53 -5,93 4,66 3,67
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H. Transportasi dan Pergudangan 6,42 6,37 0,12 2,33 7,42
Penyediaan Akomodasi dan Makan
I. 8,63 8,75 -2,49 4,66 10,87
Minum
J. Informasi dan Komunikasi 9,19 12,46 40,95 5,49 7,59
K. Jasa Keuangan 6,5 5,86 0,81 1,6 -0,95
L. Real Estate 11,26 10,33 14,9 16,18 8,9
M,N. Jasa Perusahaan 8,46 11,42 -11,87 1,44 6,25
Administrasi Pemerintahan,
O. 1,18 5,02 -1,39 9,29 0,96
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
P. Jasa Pendidikan 7,5 8,75 7,64 3,73 9,76
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,53 7,82 -2,33 10,31 8,42
R,S,T,U. Jasa Lainnya 9,23 7,89 -5,73 4,37 10,62
PDRB 6,02 3,95 -3,39 3,62 5,3
Sumber : PDRB Kabupaten Bekasi, 2023 (BPS)
Sumber Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Bekasi
Menurut Lapangan Usaha (Persen)
Kategori Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021 2022
Perdagangan Besar dan Eceran; 6 0,21 0,54 -0,35 0,29
G.
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H. Transportasi dan Pergudangan 5,72 0,07 0,07 0 0,03
Penyediaan Akomodasi dan Makan 8,37 0,04 0,04 -0,02 0,03
I.
Minum
J. Informasi dan Komunikasi 10,54 0,11 0,15 0,54 0,11
K. Jasa Keuangan 5,68 0,06 0,05 0,01 0,02
L. Real Estate 9,37 0,05 0,05 0,07 0,09
M,N. Jasa Perusahaan 8,33 0,01 0,01 -0,02 0
Administrasi Pemerintahan, 2,04 0,01 0,03 -0,01 0,06
O.
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
P. Jasa Pendidikan 8,67 0,07 0,08 0,07 0,04
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,69 0,02 0,02 -0,01 0,02
R,S,T,U. Jasa Lainnya 9,33 0,05 0,05 -0,04 0,03
PDRB 5,68 6,02 3,95 -3,4 3,65
Sumber : PDRB Kabupaten Bekasi, 2023 (BPS)
Tabel II.54 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Distribusi PDRB Kabupaten Bekasi Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha, 2018-2022 (Persen)
Kategori Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021 2022
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,21 1,2 1,28 1,28 1,26
B. Pertambangan dan Penggalian 0,5 0,46 0,45 0,43 0,4
C. Industri Pengolahan 78,28 77,47 77,2 77,21 77,38
D. Pengadaan Listrik dan Gas 0,91 0,87 0,79 0,81 0,82
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
E. 0,03 0,03 0,03 0,04 0,04
Limbah dan Daur Ulang
F. Konstruksi 6,6 6,76 6,49 6,35 6,2
Perdagangan Besar dan Eceran;
G. 5,43 5,65 5,7 5,73 5,67
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H. Transportasi dan Pergudangan 1,23 1,26 1,3 1,33 1,35
Penyediaan Akomodasi dan Makan
I. 0,51 0,56 0,57 0,57 0,6
Minum
J. Informasi dan Komunikasi 0,97 0,99 1,43 1,32 1,3
K. Jasa Keuangan 1,11 1,13 1,18 1,,18 1,19
L. Real Estate 0,43 0,45 0,55 0,6 0,62
M,N. Jasa Perusahaan 0,14 0,15 0,14 0,14 0,14
Administrasi Pemerintahan,
O. 0,74 0,77 0,76 0,91 0,85
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
P. Jasa Pendidikan 1,01 1,05 1,21 1,19 1,24
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,23 0,24 0,24 0,26 0,26
R,S,T,U. Jasa Lainnya 0,65 0,68 0,67 0,64 0,68
PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Tabel II.60 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Bekasi Atas Dasar Harga Berlaku
menurut Pengeluaran, 2018-2022 (Milyar Rupiah)
No Uraian 2018 2019 2020 2021 2022
1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 38,62 38,86 39,75 39,07 39,77
a. Makanan, Minuman, dan Rokok 17,39 17,75 18,68 18,81 19,32
b. Pakaian dan Alas Kaki 1,47 1,50 1,48 1,42 1,39
c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan 4,20 4,06 4,19 3,95 3,95
Penyelenggaraan Rumah Tangga
Tabel II.61 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Pengeluaran
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Bekasi Atas Dasar Harga Konstan
menurut Pengeluaran, 2018-2022 (Milyar Rupiah)
No Uraian 2018 2019 2020 2021 2022
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 33,42 33,44 33,79 33,56 33,64
a. Makanan, Minuman, dan Rokok 13,15 13,34 13,92 14,17 14,04
b. Pakaian dan Alas Kaki 1,40 1,41 1,35 1,32 1,29
c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan
3,96 3,88 3,98 3,80 3,78
Penyelenggaraan Rumah Tangga
1
d. Kesehatan & Pendidikan 2,35 2,38 2,52 2,52 2,45
e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan
8,41 8,32 7,90 7,64 7,99
Budaya
f. Hotel & Restoran 2,34 2,34 2,34 2,28 2,32
g. Lainnya 1,79 1,76 1,78 1,83 1,77
2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14
3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1,31 1,30 1,32 1,28 1,19
Pembentukan Modal Tetap Bruto 21,06 20,82 18,52 19,25 18,59
4 a. Bangunan 14,85 15,07 14,42 14,90 13,88
b. Non-Bangunan 6,21 5,75 4,10 4,34 4,71
5 Perubahan Inventori 3,25 3,14 0,47 -0,20 0,01
6 Net (Expor Impor) 40,81 41,16 45,76 45,97 46,44
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : PDRB Kabupaten Bekasi, 2023 (BPS)
Indeks Daya saing sumber daya manusia di Kabupaten Bekasi dilihat dari indeks
pendidikan terdiri dari :
1) Angka Partisipasi Murni (APM) SD dan SMP
Angka Partisiasi Murni (APM) adalah persentase jumlah anak pada kelompok usia
sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan tersebut.
Berdasarkan dari data SDGs Matriks Capaian TPB Kabupaten Bekasi, Angka
Partisipasi Murni untuk SD dan SMP di Kabupaten Bekasi mengalami penurunan
dari Tahun 2018 – 2022 yang dimana pada tahun 2018 APM untuk Sekolah Dasar
(SD) mencapai 99,12 namun pada tahun 2022 mencapai 95,58, namun untuk APM
SMP mengalami kenaikan pada tahun 2020 dan kembali mengalami penurunan
pada tahun 2022. Jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.72 dan Gambar 2.33 dibawah
ini.
95
90
85.82
85
81.28 80.82 81.64 81.83
80
75
2018 2019 2020 2021 2022
SD SMP
Angka Partisipasi Kasar untuk PAUD mengalami kenaikan dari tahun 2020 – 2022
namun untuk jenjang SD dan SMP mengalami penurunan dari Tahun 2018 – 2022
yang dimana pada tahun 2018 APK untuk Sekolah Dasar (SD) mencapai 105,12
namun pada tahun 2022 mencapai 101,76, dan untuk APK SMP pada tahun 2018
mencapai 99,53 dan untuk tahun 2022 mencapai 87,46. Jelasnya dapat dilihat pada
Tabel II.73 dan Gambar 2.34 dibawah ini.
60
40
20
0
2018 2019 2020 2021 2022
PAUD SD SMP
SEKOLAH BERAKREDITASI B
100.00 98.74
97.98 97.98
97.24
95.00 93.75
90.00
85.20
85.00
80.00
75.00
2020 2021 2022
SD/MI SMP/MTs
4) Lama Sekolah
Berdasarkan dari data SDGs Matriks Capaian TPB Kabupaten Bekasi, Kondisi Lama
Sekolah di Kabupaten Bekasi mengalami peningkatan dari Tahun 2017 – 2022 yang
dimana pada tahun 2018 memiliki rata rata di angka 8,84 namun pada tahun 2020
mengalami kenaikan menjadi 9,12 dan pada tahun 2022 mengalami kenaikan
kembali sebesar 9,53. Jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.75 dan Gambar 2.47
dibawah ini.
Rata-rata Lama
No Tahun
Sekolah
1 2018 8,84
2 2019 8,94
3 2020 9.1
4 2021 9,3
5 2022 9,53
Sumber : Hasil survey Matriks TPB, 2023
9.4
9.2
8.8
8.6
8.4
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Bukan Angkatan
Angkatan Kerja
Kerja
N Pendidikan
Penganggu
o Tertinggi Persent Persent
Bekerja ran Jumlah Jumlah
ase ase
Terbuka
Tahun 2020
1 Sekolah Dasar 402.963 22.196 425.159 23,10% 253.206 24,70%
Sekolah
2 Menangah 233.388 21.685 255.073 13,86% 301.070 29,37%
Pertama
Sekolah Menegah
3 777.872 131.711 909.583 49,42% 409.859 39,99%
Atas
4 Perguruan Tinggi 214.008 36.843 250.851 13,63% 60.877 5,94%
1.628.2 1.840.6 1.025.0
Jumlah 212.435 100% 100%
31 66 12
Tahun 2021
1 Sekolah Dasar 399.974 16.392 416.366 21,31% 243.558 24,06%
Sekolah
2 Menangah 269.017 27.491 296.508 15,18% 281.669 27,82%
Pertama
Sekolah Menegah
3 833.961 127.937 961.898 49,24% 427.178 42,20%
Atas
4 Perguruan Tinggi 253.309 25.327 278.636 14,26% 59.903 5,92%
1.756.2 1.953.4 1.012.3
Jumlah 197.147 100% 100%
61 08 08
Tahun 2022
1 Sekolah Dasar 377.415 4.656 382.071 19,04% 249.598 23,52%
Sekolah
2 Menangah 230.131 9.925 240.056 11,96% 307.649 28,99%
Pertama
Sekolah Menegah 1097.64
3 928.816 168.826 54,70% 453.065 42,70%
Atas 2
4 Perguruan Tinggi 263.306 23.432 286.738 14,29% 50.743 4,78%
1.799.6 2.006.5 1.061.0
Jumlah 206.839 100% 100%
68 07 55
Sumber : Kabupaten Bekasi Dalam Angka, 2023 (BPS)
1) Fasilitas Pendidikan
Kabupaten Bekasi memiliki bebarapa fasilitas Pendidikan mulai dari TK hingga
perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, berdasarkan dari data infrastruktur
Pendidikan ini mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel II.79 dibawah ini.
2) Fasilitas Kesehatan
Kabupaten Bekasi memiliki bebarapa fasilitas Kesehatan mulai dari rumah sakit
sampai dengan apotek, Jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.80 dibawah ini.
Rumah
Rumah Puskesmas
Sakit Poliklinik Puskesmas Apotek
N Sakit Pembantu
Kecamatan Bersalin
o
202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Selatan
5 Cibarusah 4 4 1 2 2 2 2 3
6 Bojongmangu 1 1 1 1 3 3
7 Cikarang Timur 1 1 5 5 1 2 2 2 1 1
Kedungwaringi
8 6 6 7 7 3 2 3 4
n
9 Cikarang Utara 2 2 2 1 11 11 2 3 4 1 9 8
10 Karangbahagia 1 2 1 8 8 2 2 2 1 3 4
11 Cibitung 6 7 1 6 6 3 3 5 4 4 4
12 Cikarang Barat 4 4 3 3 11 10 2 3 4 4 11 11
13 Tambun Selatan 2 2 2 2 10 10 8 8 2 2 10 10
14 Tambun Utara 2 3 1 8 7 2 2 3 3 5 6
15 Babelan 2 2 2 2 8 7 3 3 3 3 4 3
16 Tarumajaya 8 8 2 2 2 2 5 6
17 Tambelang 7 6 1 1 1 1 1 1
18 Sukawangi 1 6 6 1 1 3 3
19 Sukatani 1 6 5 1 1 2 2 1 1
20 Sukakarya 6 7 2 1 2 2 2 1
21 Pebayuran 8 8 4 3 4 4 4 3
22 Cabangbungin 1 1 5 2 1 1 3 1 3 3
Muara
23 4 2 1 1 3 3 1 1
Gembong
Jumlah 37 40 19 17 156 149 47 50 61 51 87 92
Sumber : Kabupaten Bekasi Dalam Angka, 2023 (BPS)
3) Fasilitas Peribadatan
Kabupaten Bekasi memiliki bebarapa fasilitas Peribadatan baik itu bagi
beragama muslim, Kristen, hindu, budha, dan lainnya. Jelasnya dapat dilihat
pada Tabel II.81 dibawah ini.
4) Infrastruktur Lainnya
Selain dari data BPS ada juga beberapa data terkait ketersediaan Infrastruktur
dari hasil capaian Matriks TPB di Kabupaten Bekasi. Jelasnya dapat dilihat pada
Tabel II.82 di bawah ini.