TUGAS AKHIR
Oleh :
Kata kunci : paving block, abu batu dan serat polyethylene terepthalate, kuat kejut
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
limpahan kasih karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini
dengan judul : Pemanfaatan Limbah Botol Plastik Sebagai Bahan Eco Plafie
Tugas akhir ini ditulis dan disusun sedemikian rupa sebagai syarat dalam
ujian sarjana Teknik Sipil bidang studi Struktur pada Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara, Medan. Penulis menyadari bahwa isi dari tugas akhir ini masih
dan kritik dari bapak dan ibu dosen serta dari rekan-rekan mahasiswa.
dari berbagai pihak tugas akhir ini tidak mungkin dapat diselesaikan dengan baik.
Utara.
7. Kedua orang tua ku terkasih, Patiar Sibuea dan Riana Butar-butar yang
telah mengasihi aku dengan segenap hati dan yang telah membentuk aku
dengan nasehat dan kasihnya hingga saat ini. Kepada saudara/i ku, bere
akhir ini terselesaikan. Kepada bang Rickson Sibuea, ST yang telah sedia
Luhut, Jefry, Deyva, Frengki, Itin, David, Jaya, Muti, Jun, Pardi, Astri,
Tryana, Evi, Putri, Ester, Rumanto, Yoona, Yazid dan juga asisten Lab
Fransisco, Rudy, Sabden, Trywan, Albert, Erik yang telah membantu tugas
akhir ini.
Utara dari seluruh angkatan yang telah banyak membantu baik dalam
tugas akhir ini tidak luput dari kesalahan baik dalam penulisan atau
penyusunnya, maka dengan hati yang tulus mengucapkan maaf. Akhir kata
penulis berharap tugas akhir ini berguna bagi semua pihak yang memerlukan.
08 0404 151
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.. ii
DAFTAR ISI.. v
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR NOTASI x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 L
atar Belakang . 1
1.2 P
erumusan Masalah . 3
1.3 T
ujuan Penelitian . 4
1.4 B
atasan Masalah .. 4
1.5 M
etodologi Penelitian .. 5
1.6 M
anfaat Penelitian . 6
injauan Umum 7
2.2 T
2.3 T
2.3.1 K
2.3.2 K
2.3.3 S
2.3.4 M
2.4 B
2.5 M
2.5.1 S
2.5.2 A
gregat Halus .. 22
2.5.3 A
ir . 24
2.7 P
2.8 K
2.9 P
3.1 U
mum 35
3.2 P
eralatan 37
3.3 B
3.3.1 P
3.4 P
3.5 P
3.6 P
3.8 P
3.9 P
4.1 K
4.2 K
4.3 S
4.4 P
5.1 K
esimpulan 66
5.2 S
aran .. 68
DAFTAR PUSTAKA 69
DAFTAR TABEL
DAFTAR NOTASI
n : jumlah pukulan
h : ketinggian (m)
FM : modulus kehalusan
DAFTAR LAMPIRAN
Kata kunci : paving block, abu batu dan serat polyethylene terepthalate, kuat kejut
PENDAHULUAN
Paving block merupakan salah satu bahan bangunan yang digunakan sebagai
lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Sekarang ini, banyak konsumen
lebih memilih paving block dibandingkan perkerasan lain seperti dak beton
paving sangat baik dalam membantu konservasi air tanah, pelaksanaanya yang
lebih cepat, mudah dalam pemasangan dan pemeliharaan, memiliki aneka ragam
bentuk yang menambah nilai estetika, serta harganya yang mudah dijangkau.
Paving block adalah komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran
semen portland atau bahan perekat sejenis, air dan agregat halus dengan atau
tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu dari pada beton
trotoar, area bermain / taman, jalan lingkungan perumahan dan tidak tertutup
dengan ketersediaan kualitas yang memadai baik dari segi kekuatan, umur pakai,
dan durability paving. Banyak paving yang dijumpai pada permukaan jalan
paving bersifat getas. Hal ini disebabkan oleh mutu bahan yang tidak sesuai,
gerusan air hujan, komposisi bahan yang tidak sesuai dengan standart, perbedaan
tingkat pemadatan (pressing) paving, bahkan beban kejut (impact resistance) yang
Paving block harus memiliki kuat tekan yang tinggi untuk mampu menahan
beban kendaraan diatasnya, tahan terhadap gerusan air hujan agar paving tidak
getas dan memiliki ketahanan kejut yang tinggi untuk menahan gaya atraksi
khusunya untuk area kusus seperti area pelabuhan peti kemas, dimana sering
berupa abu batu dan penambahan serat berupa serat baja, serat plastik, serat alami.
Penelitian paving block dengan menggunakan fly ash 5% volume, serat plastik
(polyethylene terephtalate) 0,25% volume diperoleh kuat kejut paving 270 joule
pada kondisi retak (first crack), 945 joule kondsi runtuh (failure) atau 3,5 kali
Penelitian paving block dengan menggunakan fly ash 0%; 10%; 20%; 30%;
40%; 50% berat semen dihasilkan kuat tekan berturut - turut 19,82 Mpa; 26,63
Mpa; 31,43 Mpa; 35,73 Mpa; 29,69Mpa; 23,77Mpa (Sutarno dan Sukardi, 2008).
fiber) yang berkonsep ramah lingkungan dengan cara pengolahan plastik yang
2012).
Pada kesempatan ini akan dilakukan suatu usaha untuk menghasilkan paving
block dengan kuat tekan yang tinggi, ketahanan kejut yang tinggi dengan
berupa abu batu terhadap campuran bahan pembentuk paving block. Penambahan
serat plastik PET sebesar 0,25% ,0,5%, 0,75%, 1% dari volume dan abu batu 30
tanah. Berbagai cara telah diusahakan agar limbah plastik memiliki manfaat bagi
campuran bahan bangunan. Salah satu yang akan dibahas pada penulisan ini
adalah pemanfaatan limbah plastik berlogo PET dengan cara merubah bentuknya,
block ini dapat meningkatkan kuat tekan dan kuat kejutnya? Bagaimana terhadap
menggunakan fly ash dan serat plastik (polyethylene terephtalate) sebagai bahan
terhadap paving block normal. Perilaku mekanik yang diteliti meliputi : kuat
tekan, kuat kejut dan perilaku fisis meliputi : daya serap air.
sesuai tujuan yang diharapkan, maka digunakan anggapan dasar dan batasan
Pada pembuatan benda uji variasi serat poly ethylene terephtalate 0%, 0,25
%, 0,5%, 0,75 %, 1,0% terhadap volume dan fly ash 30 % dari berat
semen.
11 x 6,5 cm untuk kuat kejut, kuat tekan dan 9 x 6,5 cm untuk serapan air.
Benda uji berjumlah 4 buah untuk setiap variasi serat poly terephtalate.
Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah kajian
1. Penyediaan bahan penyusun paving : semen, pasir, fly ash, serat plastik
PET
agregat halus
4. Pengujian Kuat Tekan, Kuat kejut dan Serapan air paving dengan
plastik
0.5 0% 0% 4 4 5 13
0.5 30 % 0.50 % 4 4 5 13
0.5 30 % 0.75 % 4 4 5 13
65
Dari hasil penelitian ini kiranya dapat kita jadikan suatu acuan bahwa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berdasarkan sumber yang berkaitan dengan topik yang dipilih, yaitu penelitian
tentang Pemanfaatan Limbah Botol Plastik sebagai Bahan Eco plafie (economic
mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen portland dan air ( PBI,
1971).
bangunan yang terbuat dari campuran semen Portland atau bahan perekat
hidrolis sejenisnya, air, dan agregat (abu batu/ pasir) dengan atau tanpa
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan jalan, pelataran parkir, trotoar, taman,
dan keperluan lainnya. Paving block mulai dikenal dan dipakai di Indonesia
Thamrin dan untuk terminal bis Pulogadung, keduanya di Jakarta. Paving block
dapat berwarna seperti aslinya atau diberi zat warna pada komposisinya dan
Keberadaan paving block bisa menggantikan aspal dan pelat beton, dengan
keahlian khusus.
pengerjaannya.
Paving block memiliki nilai estetika yang unik terutama jika didesain
didasarkan atas bentuk, tebal, kekuatan, dan warna. Klasifikasi tersebut antara
lain :
yang umum dipergunakan ialah susun bata ( stretcher ), anyaman tikar ( basket
weave ), dan tulang ikan ( herring bone ). Untuk perkerasan jalan diutamakan pola
tulang ikan karena mempunyai kuncian yang baik. Dalam proses pemasangannya,
paving block harus berpinggul dan pada tepi susunan paving block biasanya
rencana penggunaanya dan kuat tekan paving block tersebut juga harus
diperhatikan.
Warna yang tersedia dipasaran antara lain abu-abu, hitam, dan merah.
Standar mutu yang harus dipenuhi paving block untuk lantai menurut SNI
yang sempurna, tidak terdapat retak retak dan cacat, bagian sudut
berikut :
rata Maks
mobil
5. Paving block untuk lantai apabila diuji dengan natrium sulfat tidak boleh
1. Metode Konvensional
kita dan lebih dikenal dengan metode gablokan. Pembuatan paving block cara
Metode ini banyak digunakan oleh masyarakat sebagai industry rumah tangga
karena selain alat yang digunakan sederhana, juga mudah dalam proses
pembuatannya sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja. Proses produksi ini
menghasilkan paving block K-50 s/d K-100.Selain itu tingkat abrasi paving
manual masih cukup tinggi baik karena goresan, hujan dan tempaan panas.
2. Metode Mekanis
ini masih jarang digunakan karena untuk pembuatan paving block dengan
mekanis ini biasanya digunakan oleh pabrik dengan skala industry sedang atau
Metode Vibrator
mutu K-150 s/d K-225. Adapun penggunaanya sebaiknya untuk pedestrian dan
lahan parkir yang tidak terlalu luas dengan beban yang terlalu berat.
Metode Hidrolik
tempat, baik untuk pedestrian maupun parkiran yang luas dengan beban yang
cukup berat. Untuk hasil akhir dan penggunaan jangka panjang disarankan
menggunakan paving press hidrolik. Karakter paving block tidak sama dengan
keramik. Paving block lebih kasar, adakalanya bentuknya tidak terlalu mirip satu
sama lainnya, sedangkan keramik lebih halus dan bentuknya hampir mulus semua.
permukaan bumi berarti memberikan celah air untuk masuk sehingga kadar air
dibawahnya masih bagus. Selain itu dengan paving block kita bisa membuat
kita, dan tentunya dengan perawatan yang lebih mudah dan lebih murah.
kekurangan dari tiap metode yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Konvensional
secara massal
disembarang tempat (
home industry)
sebaiknya tidak mengubah komposisi yang besar dari bahan lainnya, karena
penggunaan bahan tambah ini cenderung merupakan pengganti atau subsitusi dari
dalam berat atau volume tidak terasa secara langsung dibandingkan dengan
komposisi awal beton tanpa bahan tambah (Tri Mulyono, 2004). Secara umum
bahan tambah yang digunakan dalam beton / mortar, dapat dibedakan menjadi dua
yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi ( chemical admixture ) dan bahan
tambah additive merupakan bahan tambah yang lebih banyak bersifat penyemenan
jadi bahan tambah additive lebih banyak digunakan untuk perbaikan kinerja
kekuatannya.
Penelitian ini menggunakan abu terbang batu bara ( fly ash ) sebagai bahan
tambah dalam meningkatkan kuat tekan paving block. Fly ash yang digunakan
untuk penelitian ini adalah fly ash dari PT ADHI KARYA. Menurut ASTM C.618
( ASTM, 1995: 304) abu terbang (fly ash) didefenisikan sebagai butiran halus
hasil residu pembakaran batubara atau bubuk batu bara. Fly ash dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu abu terbang yang normal yang dihasilkan dari pembakaran
batubara antrasit atau batubara bitomius dan abu terbang kelas C yang dihasilkan
dari batubara jenis lignite atau subbitumeus. Abu terbang kelas C kemungkinan
mengandung kapur (lime) lebih dari 10% beratnya.Abu terbang sendiri tidak
memiliki kemampuan mengikat seperti halnya semen. Tapi dengan kehadiran air
dan ukuran partikelnya yang halus, oksida silica yang dikandung oleh abu terbang
akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses
Tabel 2.4 Kandungan Kimia Fly Ash Berdasarkan ASTM C. 618 -95 : 305
Penggunaan sampai dengan 12% masih diijinkan jika ada perbaikan kinerja atau
Material penyusun pada paving block yang akan digunakan antara lain semen
berhubungan dengan air. Agregat tidak memainkan peranan penting dalam reaksi
kimia tersebut, tetapi berfungsi sebagai bahan pengisi yang dapat mencegah
Bahan utama pembentuk semen portland adalah kapur ( CaO), silica ( SiO3),
alumina ( Al2O3), sedikit magnesia ( MgO), dan terkadang sedikit alkali ( Tri
Senyawa ini lebih lambat bereaksi dengan air dan hanya berpengaruh
semua tujuan
Modifikasi pelepasan
panas,
digunakan
untuk struktur
besar
yang tinggi
Tinggi
pada umur 3
hari
beton
diekspose
terhadap sulfat
antara ukuran No. 4 dan No. 100 saringan standar amerika. Agregat halus yang
No. 100 atau bahan-bahan lain yang dapat merusak campuran beton.
3. Kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 70 mikron ( 0,074 mm atau
4. Kadar gumpalan tanah liat dan partikel yang mudah dirapikan maksimum
3%
yang lebih tua dibanding warna standard. JIka warnanya lebih tua maka
ditolak kecuali
Warna lebih tua timbul karena sedikit adanya arang lignit atau
Ketika diuji dengan uji perbandingan kuat tekan beton yang dibuat
dari 95 %.
7. Tidak boleh bersifat reaktif terhadap alkali jika dipakai untuk beton yang
8. Kekekalan jika diuji dengan natrium sulfat bagian yang hancur maksimum
2.5.3 Air
b. Konsentrasi NaCl atau garam dapur dalam air harus lebih kecil dari 2000
ppm ( part per million) dan kandungan sulfat dalam air harus lebih kecil
e. Kadar gula dalam air tidak boleh melebihi 0,2 % dari berat semen.
f. Air yang mengandung minyak tidak boleh melebihi 2 % dari berat semen.(
Nugraha, 2007)
Pemakaian air pada pembuatan campuran harus pas karena pemakaian air
proses hidrasi selesai dan hal tersebut akan mengurangi kekuatan pving block
yang akan dihasilkan. Sedangkan terlalu sedikit air akan menyebabkan proses
Terminologi serat (fiber) menurut ASTM adalah material yang tipis dan panjang
bahan alam atau hasil fabrikasi dan dicampurkan dalam beton segar.
memperbaiki sifat- sifat beton telah dilaporkan oleh ACI Committee 544 (1984).
Pada dasarnya serat dibagi atas serat baja, serat plastik, serat kaca, serat kawat dan
Untuk serat plastik terdiri dari nylon dan rayon. Serat nylon terdiri dari
memiliki sifat dan kekuatan yang berbeda-beda, seperti yang disajikan dalam
tabel. Serat nylon (poliamida) adalah serat yang dibuat dari polimer sintetik
(Asbestos)
tenacity)
tenacity)
tenacity)
(Scandinavian)
kedalam semen dan diaduk sampai merata. Kemudian kerikil, pasir dan terakhir
minimal 1.5 menit. Konsentrasi penelitian ini adalah menggunakan serat plastik
dan kuat dengan sifat-sifat penahan gas dan kelembaban. Kemampuan plastik
Selain itu plastik PET juga sering digunakan sebagai botol air minum kemasan.
Pada kemasan botol air minum terdapat symbol (logo) di bagian bawah botol
Tanda ini merupakan logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya terus
contohnya botol air mineral, botol jus dan hampir semua botol minuman lainnya.
Perlu ditekankan untuk botol jenis PET atau PETE dipakai HANYA SEKALI
SAJA, karena bila terlalu sering dipakai terlebih sering digunakan untuk
menyimpan air hangat maupun panas dapat mengakibatkan lapisan polimer pada
botol akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik yang dalam jangka
daur ulang plastik PET harus waspada karena didalam membuat PET terdapat
masuk kedalam tubuh melalui system pernafasan yaitu akibat menghirup debu
yang mengandung senyawa ini. Dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan
iritasi kulit dan saluran pernafasan.. Di dunia mayoritas bahan plastik PET untuk
serat sintesis (sekitar 60%), di tekstil PET biasa digunakan dengan polyester,
Pembebanan dapat dibagi kedalam dua kategori yakni : beban mati dan aplikasi
beban secara tiba tiba. Atau secara umum dikelompokkan kedalam beban statis
dan beban dinamis. Untuk beban statis sejauh ini tidak ada masalah dalam
waktu.
tunggal (single cycle) dan banyak siklus ( multicycle ).Siklus tunggal beban
siklus tepatnya pada gempa bumi. Siklus tunggal ( single cycle ) beban dinamis
Untuk lebih lanjutnya, beban impak terbagi dua yakni : beban impak pada satu
titik dan beban impact merata. Sebuah struktur yang terkena benda rudal akan
mengalami beban impak titik tunggal sedangkan, struktur yang terkena ledakan
dinamis merupakan salah satu test untuk mengukur perkuatan beton berserat. Ada
beberapa test yang digunakan untuk mengukur ketahanan kejut beton fiber.Test
ini tergantung terhadap mekanisme beban kejut dan parameter yang digunakan
Yang paling sederhana pada uji kejut adalah drop weight test atau uji jatuh
beban secara bebas dan berulang. ACI 544 dan ASTM D 1557 sudah
4,5 kg secara bebas dari ketinggian 18 inch (46 cm) pada bola baja pejal
berdiameter 2,5 inch ( 6,3 cm), yang diletakkan pada benda uji silinder diameter
15 cm. Palu dijatuhkan berulang kali dan diamati kondisi retak pertama kali
sampai failure.
menyebabkan benda uji failure. Jumlah ini berfungsi sebagai perkiraan kualitatif
dari energy yang diserap oleh benda uji hingga hancur (failure). Metode ini dapat
yang berbeda dan untuk menunjukkan peningkatan kinerja dari beton fiber
dibandingkan dengan beton konvensional. Hal ini juga dapat diadaptasi untuk
terhadap jumlah energy atau, berapa total energy yang diserap hingga benda uji
benda uji, palu tersebut memiliki energy potensial ( Ep ). Energy potensial adalah
energy yang dimiliki oleh benda yang akan bergerak atau karena kedudukannya
yang dipengaruhi oleh gravitasi bumi. Oleh karena palu dijatuhkan berulang maka
EP = mh x g x h ( 2.1 )
mh = berat palu ( kg )
v. Energy kinetik adalah enery yang dimiliki oleh benda yang sedang bergerak.
EK = x mh x v2 ..(2.2)
Dimana :
Sebelum palu menyentuh benda uji kecepatannya dapat dihitung dengan konsep
.(2.3)
g = gravitasi ( m/s2)
h = ketinggian ( m )
mekanik (EM ).
EM = EP + EK(2.4)
(2.6)
.( 2.7 )
Ketika palu memukul benda uji, perpindahan momentum secara tiba tiba
terjadi dari palu ke benda uji. Hasilnya momentum palu berkurang dan
mengakibatkan energy kinetik palu hilang. Jadi dapat disimpulkan benda uji
tersebut menerima dua kali energy potensial hingga pecah dan energy mekanik (
Penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebagai bahan tambahan referensi adalah
cahyani dkk, 2012). Beberapa hal yang dapat diambil dari penelitian ini
adalah :
terephtalate dan abu batu ( fly ash ) dapat secara efektif digunakan
paving sebesar 3,5 kali lipat dari paving normal atau memiliki kuat
ekonomis.
Penambahan Abu Batu Dan Silica Fume Terhadap Sifat Sifat Paving
terhadap ketahanan aus, kuat tarik, dan kuat terhadap impact dan
ketahanan kejut terbesar, yakni 132 blows saat paving block hancur
BAB III
METODE PENELITIAN
yang dilakukan di dua tempat yakni pembuatan benda uji di Home Industry
Paving Block Hery , Jl.Selamat No. 160 Simpang Limun Medan, dan perawatan
serta pengujian kuat tekan, serapan air di lakukan di laboratorium Beton Fakultas
Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara, dengan alat uji
kejut paving merujuk terhadap penelitian kejut paving (Erwin Rommel 2007).
b. Pemeriksaan bahan
Penyediaan Bahan
Kesimpulan
Selesai
3.2 Peralatan
sebagai berikut :
Satu set
Penggetaran
Timbangan
Timbangan
Voloumetric
flash. Alat ini digunakan untuk pemeriksaan berat jenis dan penyerapan
Gelas ukur.
Alat ini digunakan untuk mengukur volume air pada waktu peemriksaan
kaapsitas 1000 cc
Oven. Alat
lumpur pasir dan kerikil pada waktu pengujian berat jenis dan penyerapan
Corong
kerucut. Alat ini digunakan pada waktu pengujian SSD ( Saturated Surface
Mesin uji
tekan beton
Mesin Press
Paving
Peralatan
3.3 Bahan
Bahan penyusun paving terdiri dari semen Portland, agregat halus, air.
Akan tetapi pada penelitian ini menggunakan bahan campuran tambahan berupa
3.3.1 Pengujian
Agregat Halus
Analisa
ayakan pasir
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Pemeriksaan
( ASTM C.136-71)
a. Tujuan
b. Hasil
pemeriksaan
c. Pedoman
FM =
Pasir halus :
2,20 FM 2,60
Pasir sedang :
Pasir kasar :
a. Tujuan
b. Hasil
pemeriksaan
c. Pedoman :
a. Tujuan
b. Hasil
c. Pedoman :
Standar warna no.3 adalah baats yang menentukan apakah kadar bahan
a. Tujuan
b. Hasil
pemeriksaan
c. Pedoman :
ditentukan dari berat kering ). Apabila kadar liat melebihi 1 % maka pasir
harus dicuci.
a. Tujuan :
Untuk menentukan berat isi ( unit weight ) pasir dalam keadaan padat
dan longgar.
c. Pedoman
Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa berat isi pasir dengan cara
merojok lebih besar daripada berat isi pasir dengan cara menyiram, hal
ini berarti bahwa pasir akan lebih padat bila dirojok daripada disiram.
Dengan mengetahui berat isi pasir maka kita dapat mengetahui berat isi
Pemeriksaan Berat Jenis dan Absorbsi Agregat Halus ( ASTM C. 128 -68 )
a. Tujuan :
absorbsi) pasir.
keadaan SSD dengan volume pasir dalam keadaan SSD. Keadaan SSD ( Saturated
Surface Dry ) dimana permukaan pasir jenuh dengan uap air sedangkan dalamnya
kering, keadaan pasir kering dimana pori pori berisikan udara tanpa air dengan
kandungan air sama dengan nol, sedangkan keadaan semu dimana pasir basah
total dengan pori pori penuh air. Absorbsi atau penyerapan air adalah persentase
dari berat pasir hilang terhadap berat pasir kering dimana absorbsi terjadi dari
Berat jenis kering < berat jenis SSD < berat jenis semu.
dilakukan dengan cara coba- coba di laboratorium (trial and error). Cara ini
berbeda beda. Namun pada tugas akhir ini, komposisi campuran paving yang
PET Kg Kg Kg Gram
pasir)
menit, yang dilakukan pada umur benda uji 28 hari. Kuat tekan benda uji
fc .(3.1)
P = beban tekan ( kg )
kejut pada beton dengan rekomendasi ACI 544.2R-89 dan ASTM-D 1557 untuk
menjatuhkan palu (hammer) seberat (4,5kg) secara bebas dari ketinggian 18 inch (
46 cm) pada bola pejal berdiameter 2,5 inch ( 6,3 cm ) yang diletakkan pada pusat
benda uji paving block. Kemudian benda uji diamati sampai terjadi retak untuk
pertama kali dan terjadi pecah ( failure ) yang kemudian disebut dengan ketahanan
kejutnya.
Untuk benda uji kejut berupa beton dengan bentuk silinder berdiameter 15,2
cm dan tingginya 6,35 cm dan lama pengujian 7, 28 hari. Secara umum bentuk
Pada penelitian uji kejut paving, akan dilakukan suatu prototype alat uji kejut
paving, berdasarkan alat uji kejut pada beton seperti gambar diatas. Peneliti
terdahulu telah melakukan protype alat uji kejut paving , salah satunya adalah
penelitian ini uji kejut dilakukan terhadap pola pemasangan paving block bukan
per single unit paving yang diuji. Dan prototype alat uji kejut dan bentuk benda
Pada penelitian ini, penulis melakukan prototype alat uji kejut pada paving per
single unit ,yang merujuk pada pengujian kejut beton ( ASTM D 1557), dan
peneliti terdahulu.
..( 3.1 )
g = gravitasi m/s2
pengukuran serapan air pada beton dengan standart ASTM C 20 -00 dan
.............................(3.2)
Dengan :
BAB IV
Pengujian kuat tekan paving dilakukan pada umur 28 hari yang dimaksudkan
menggunakan bahan abu batu dan serat plastik PET ( polyethylene terephtalate )
1 0% 4,2 13,57 -
Dari hasil pengujian kuat tekan paving block , kuat tekan maksimum pada
penambahan abu batu dan serat polyethylene terephtalate sebesar 19,19 MPa pada
variasi 0,5 % dengan peningkatan kuat tekannya 42,23 % dari paving block
normal, sedangkan kuat tekan minimumnya berada pada paving block normal
yakni 13,57 MPa. Namun, terjadi penurunan kuat tekan dengan campuran abu
batu dan serat polyethylene terephtalate pada variasi 1 % dengan kuat tekan
18,31 MPa, akan tetapi masih lebih tinggi kuat tekannya dibandingkan paving
kuat tekan paving block dengan memanfaatkan abu batu bara limbah
teknis dan ekonomis pemanfaatan limbah batu bara pada produksi paving
block dengan abu batu dan silica fume dengan perbandingan semen :
Pada penelitian ini dihasilkan kuat tekan maximum 19,2 Mpa dan
perbedaan kuat tekan dari hasil penelitian terdahulu dipengaruhi oleh besarnya
seperti tabel 4.2. Ketahanan kejut merupakan sebagai rasio antara beban pada
saat benda uji patah dengan beban pada saat retak pertama.
diperlukan untuk membuat benda uji tersebut pecah (failure). Akan tetapi
jumlah pukulan itu dapat juga dikonversikan terhadap jumlah energy ( joule).
Rata-rata Jumlah
1 0% 7 8 268.181 297.980
5 1% 13 17 516.497 685.351
ketahanan kejut maksimum pada variasi 0.5 % dengan kuat kejutnya sebesar
874.071 Joule pada kondisi retak pertama ( first crack) dan 1122.388 Joule pada
retak pertama dan 28 pukulan untuk kondisi pecah ( failure). Ketahanan kejut
minimum berada pada paving normal dengan kuat kejutnya sebesar 268.181 Joule
pada kondisi retak pertama, dan 297.980 Joule pada kondisi pecah. Atau
diperlukan 7 pukulan untuk mencapai kondisi retak pertama dan 8 pukulan untuk
failure. Namun, terjadi penurunan pada variasi 1 % dimana kuat kejutnya pada
kondisi retak pertama 516.497 Joule dan 685.35 Joule pada kondisi failure.
(Arum dwi cahyani dkk, 2012) dihasilkan bahwa kuat kejut paving normal
sebesar 270 joule dan eco plafie paving 945 joule pada kondisi failure. Atau, 3.5
Pada penelitian ini dihasilkan kuat kejut nya 297,9801 joule untuk paving
normal dan 1122.388 joule untuk paving dengan serat plastik, atau 3,78 kali lebih
besar dari paving normal .Terjadinya perbedaan nilai kuat kejut jika dibandingkan
penelitian arumi, disebabkan karena pada penelitian ini serat plastik disimpul
sepanjang 4 cm. Dimana pada saat diuji impak serat plastik tersebut memiliki kuat
tarik yang tinggi yang mengakibatkan kemampuan serat tersebut menahan beban
kejut semakin kuat sampai kondisi failure. Jadi dapat disimpulkan, serat plastik
yang disimpul lebih kuat dari serat plastik tanpa disimpul karena kuat tarik yang
tinggi.
serat polyethylene terephtalate dan abu batu dibandingkan dengan yang normal.
Variasi
Massa Massa
Penambahan Serapan Air
No
Basah Kering ( %)
Serat PET
( Kg ) ( Kg )
Dari hasil pengujian serapan air, daya serap air maksimum berada pada
paving normal sebesar 6.27 % dan daya serap air minimum pada paving dengan
serap air seiring dengan penambahan abu batu dan serat polyethylene terephtalate
sifat paving block dengan abu batu dan silica fume dengan perbandingan semen
daya serap air 47,85% pada variasi 1%. Hal itu disebabkan karena jenis /
Penyelesaian :
Kondisi Retak
No 5 tabel 4.3
Penyelesaian :
Hasil survey pada sebuah home industry paving block di Simpang Limun, yang
sekaligus digunakan untuk pembuatan benda uji. Diperoleh data data sebagai
berikut :
1. Kapasitas Produksi = 800 biji / hari setara dengan 28.57 m2 / hari dengan
6. Harga alat :
6700/ hari
hari / tahun
dll)
7. Tenaga kerja
per meter kubik sebesar ( berat jenis pasir 2,6 ton/m3 dan berat jenis
satuan
satuan
bahan
= Rp 27.666.250
Dengan anggapan resiko rusak atau cacat selama pencetakan dan perawatan
sebesar 5%, maka timbul factor resiko sebesar 0,95, sehingga harga paving block
atau Rp.1456.192 / biji. Jika ditinjau harga paving block konvensional adalah
Rp.56.000 / m2 atau Rp. 2000/ biji. Jika dijual paving block serat PET dengan
harga Rp. 45.000 / m2 maka selisih paving konvensional dengan paving serat PET
adalah Rp 11.000.
Untuk membuat paving block /m3 dengan kekuatan 19,2 Mpa diperlukan :
Total = Rp.648.235
Selisih harga beton/ m3 dengan harga paving block /m3 adalah Rp.833. Perbedaan
harga tersebut tergantung terhadap bentuk dan dimensi benda uji paving, dimana
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Ditinjau dari sisi kualitas paving, dari hasil pengujian kombinasi abu batu
bahan campuran paving block, berada pada variasi 0,5 % .Diperoleh hasil
pengukuran :
Oleh karena itu eco plafie paving memiliki nilai ekonomis sebesar
3. Ditinjau dari sisi waktu, tenaga dalam penyediaan bahan campuran paving
itu, dalam memprototype alat uji kejut membutuhkan biaya yang cukup
mahal ( Rp.300.000).
4. Ditinjau dari sisi kelestarian lingkungan, limbah botol plastik berlogo PET
paving.
1. Paving block dengan campuran abu batu dan serat plastik (polyethylene
dan area industry yang sering mengalami beban kejut yang besar dan
berulang.
2. Perlu diteliti lebih lanjut tentang bahan tambah (admixture) jenis lain yang
mutu tinggi.
4. Perlu dilakukan suatu penelitian tentang alat uji impak ( Impact Testing )
pada beton.
FCA (Fine Course Aggregate). Jurnal Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Sarjono Wiryawan dkk. 2008. Pengaruh Penambahan Serat Ijuk Pada Kuat
Tarik Campuran Semen Pasir Dan Kemungkinan Aplikasinya.Jurnal Jurusan
Teknik Sipil Universitas Atma Jaya,Yogyakarta
http://jatimakmuragung.com/tag/paving-block/page/3
http://www.starblock.web.id/Paving+Block+Lebih+Ramah+Lingkungan
http://kurniasepta.com/bahaya-penggunaan-botol-bekas-berulang-ulang