RINGKASAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan volume lalu lintas yang meningkat memberikan dampak terhadap
permintaan akan pembangunan struktur perkerasan jalan dan pemakaian material yang
digunakan. Tingginya kebutuhan akan pelayanan transportasi darat ini berarti bahwa
tuntutan kebutuhan akan prasarana dari transportasi darat juga semakin tinggi pula.
Baik kebutuhan dalam prasarana transportasi darat yang baru maupun pada peningkatan
dan pemeliharaan dari prasarana transportasi darat yang sudah ada. Meningkatnya
pertumbuhan volume lalu lintas menyebabkan rentang terjadinya kerusakan pada lapis
permukaan jalan yang diakibatkan beban lalu lintas yang berlebihan (over loading).
Ma’soem (2006) menyatakan banyak pernyataan yang didasarkan pada penglihatan
semata bahwa kerusakan jalan semata-mata karena faktor pengaruh air dan beban
kendaraan yang melebihi beban rencana, walaupun pengungkapannya tidak ditunjang
data teknis yang akurat. Sebaliknya tidak sedikit pula anggapan bahwa kerusakan jalan
nasional dan propinsi disebabkan pelaksanaan pekerjaannya tidak memenuhi standar
mutu seperti ketidaktepatan kualitas bahan konstruksi dan lemahnya pengawasan mutu
di lapangan.
Kegagalan mutu perkerasan dapat disebabkan oleh beberapa aspek yang
berkaitan langsung dengan pengelolaan jalan, antara lain: (i) kesalahan perencanaan
terutama pemilihan mutu material yang kurang tepat dan kesalahan desain struktur
perkerasan (Kasi, 1995; Wang, 2004; Aly, 2006); (ii) kesalahan pelaksanaan yang
tidak sesuai dengan spesifikasi teknis (standar mutu) yang diterapkan (Mustazir,1999;
Paterson, 1995 & 2007.b; Bennett, 2000.a & 2007.a; Morgan & Casanova,2006;
Mulyono, 2006.b);(iii) ketidaktepatan pengendalian mutu, terjadi penyimpangan mutu
terhadap standar mutu yang diimplementasikan (Bennett, 2004; Scott et al., 2004;
Andriyanto, 2005; Soehartono, 2006.a). Salah satu parameter kinerja campuran beton
aspal adalah ketahanan (durability) perkerasan akibat pengaruh cuaca dan air. Untuk
mendapatkan durabilitas yang baik biasanya dibutuhkan kadar aspal yang tinggi.
Walaupun dengan menggunakan kadar aspal yang tinggi tetapi bila jalan tersebut selalu
terendam oleh air maka lambat laun jalan akan cepat mengalami kerusakan (getas)
sebelum mencapai batas umur rencana. Perubahan sifat dan karateristik campuran aspal
3
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Modulus Resilient (MR)
Kekakuan campuran aspal selalu dianggap sebagai sintetik indikator sifat
struktural, dan hal itu berkaitan dengan kapasitas campuran untuk mendistribusikan
beban lalu lintas Guo et al. (2015). Pengujian modulus kekakuan tarik langsung
(ITSM) digunakan untuk menyelidiki modulus kekakuan campuran beton aspal
dilakukan sesuai dengan Standar EN 12697-26 dengan periode waktu beban dimulai
dari awal pemberian beban sampai awal berikutnya adalah 3.0 detik. Sasaran deformasi
dalam arah horisontal adalah 5 𝜇m, dimana Beban puncak disesuaikan dengan nilai uji
deformasi sudah tercapai selama pengujian. Modulus kekakuan dapat dihitung dengan
persamaan berikut :
𝐹 𝑥 (𝜇+0.27)
Sm = ℎ𝑥𝑍
............................................................................. (1)
dengan Sm adalah tarik tidak langsung modulus kekakuan, MPa; F adalah beban puncak
N; l adalah 𝜇 rasio Poisson; adalah 0,25 - 0,40 pada temperatur 50C - 250C masing-
masing; Z adalah deformasi dalam arah horizontal, mm; h adalah tinggi dari spesimen,
mm
2.2 Kekuatan Tarik Tidak Langsung (Indirect tensil strenght)
Lapis permukaan Asphalt Conrete (AC) dibedakan menjadi tiga kelas yaitu kelas
AC-WC, AC-BC dan AC Base yang penggunaanya tergantung kebutuhan. Perbedaan
lapis perkerasan AC WC terletak pada gradasi agregat yang digunakan dan beban yang
melintas diatasnya. Bahan AC-BC adalah untuk jalan yang berlalu lintas rendah (>
10.000 ESA). ESA adalah kepanjangan dari Equivalent Standard Axle. Bahan AC-WC
adalah beton aspal untuk penggunaan material di atas jalan yang sangat padat lalu lintas
(>1.000.000 ESA), serta pada muatan-muatan roda yang berat dan mempunyai
stabilitas yang tinggi sebagai tambahan terhadap sifat-sifat daya tahan, fleksibilitas dan
ketahanan kelelahan di gunakan pada jalan yang mempunyai kemiringan melintang 4%.
Kenyataannya dilapangan, saat suatu perkerasan jalan menerima beban dari arus
lalu lintas yang melintas diatasnya material lapisan permukaan bagian atas
mendapatkan gaya tekan, sedangkan material bagian bawah mendapatkan gaya tarik.
Proses terjadinya gaya tarik pada lapisan perkerasan seperti pada Gambar 1.
5
x C1 x C2 ……….............................................. (2)
….............................................................................. (3)
BAB III
METODE PENELITIAN
Pengujian sampel pada setiap komposisi campuran beton aspal dengan modified
penguatan serat ijuk dan tanpa serat ijuk dengan pemadatan standar 2 x 75 tumbukan
dilakukan dengan model eksperimental yang bertujuan untuk mencari korelasi panjang
serat ijuk pada persentase optimum 0.8% dan menvalidasi hasil pengujian sebelumnnya
terhadap perubahan modulus kekakuan pada temperature pengujian 200C pada skala
pengujian indirect tensil strength. Sementara pada pengujian deformasi dilakukan untuk
menentukan korelasi penggunaan panjang serat ijuk optimum terhadap rasio tebal
9
lapisan campuran beton aspal dengan nilai stabilitas deformasi yang minimum.
Selanjutnya hasil pengujian pada skala laboratorium terhadap panjang dan persentase
optimum diverifikasi dan diimplementasikan pada skala pengujian lapangan.
Tahapan pengujian dengan model eksperimental seperti terlihat pada bagan alir tahapan
pengujian gambar 3.
Pengujian Ekeperimental
Gambar, 4 Skema distribusi tegangan (a) Jarak titik pusat z, (b) orientasi serat secara
acak, dan (c) fungsi probilitas orientasi serat (Modifikasi sumber : Li et
al.1991, dalam Yoo et al,2014)
11
Gambar 5 Akumulasi tegangan plastis pada perkerasan jalan (Modifiaksi sumber After Asphalt
Institute, 1996 dalam Mahan, 2013)
BAB. IV.
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
Hrg.
No. Barang habis/bahan Volume Sat. Satuan Total Harga
Rp. Rp.
1 Aspal Pen 60/70 75 Kg 15,000 1,125,000
2 Agregat Kasar 0.50 M3 650,000 325,000
3 Agregat Halus 0.50 M3 600,000 300,000
4 Abu Batu 0.50 M3 600,000 300,000
5 Larutan Sulfat 2 Ltr 125,000 250,000
6 Glesering 10 Ltr 45,000 450,000
7 Mistar Sorong 4 Bh 150,000 600,000
8 Minyak Tanah 5 Ltr 4,000 20,000
9 Serat Ijuk 50 Kg 12,500 625,000
10 Termometer Suhu 1 Bh 275,000 275,000
11 Talang 10 Bh 20,000 200,000
12 Pelumas 1 Ltr 35,000 35,000
13 Material tarik serat ijuk 60 Bh 200,000 12,000,000
14 Material SEM serat ijuk 35 Bh 300,000 10,500,000
15 Kertas HVS A4 80 35 Rim 45,000 1,575,000
16 Tinta Print Hitam 2 Bh 180,000 360,000
17 Tinta Print Warna 3 Bh 75,000 225,000
Jumlah total biaya barang (Rp.) 19,165,000
Rekapitulasi Anggaran
Biaya
No. Uraikan Persentase
Rp.
1. Belanja Pegawai 17,000,000 28.42
2. Belanja Barang 29,165,000 48.75
3. Belanja Jasa 13,660,000 22.83
Total (Rp) 59,825,000 100
DAFTAR PUSTAKA
15
B. Riwayat Pendidikan
C. Pengalaman Penelitian
D. Publikasi Ilmiah
E. Kegiatan Ilmiah
Panitia/
Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara
peserta/pembicara
Seminar Nasional” Alternatif
2001 Penggunaan Semen Untuk HMS-FT UMI Peserta
Teknologi Jalan Beton
2010 Konfrensi Nasional Mahasiswa
Teknik Sipil Dedikasi 2010 “Prove HMS-UNHAS Peserta
Your Existensi”
Seminar Internasional “
2011 Pembangunan Makassar Menuju HMS-FT UMI Peserta
Kota Dunia”
Seminar Nasional BMPTSSI
FT- USU
2011 Konteks 5 Peningkatan Peran Riset Peserta
Medan
dan Pendidikan Teknik Sipil
Konfrensi Nasional Teknik Sipil
2013 (KONTEKS) Ke-7 Universitas Solo Peserta
sebelas Maret (UNS) Surakarta
Konfrensi Nasional Teknik Sipil
(KONTEKS) Ke-8” peran
Rekayasa Sipil Dalam Institut
Pembangunan Infrastruktur Teknologi
2014 Peserta
Perkotaan Berkelanjutan Untuk Nasional
Mendukung Percepatan dan Bandung
Perluasan Pembangunan Ekonomi
Inonesia
Institut
Konfrensi Nasional Teknik Sipil Teknologi
2014 Pemakalah
(KONTEKS) Ke-8” Nasional
Bandung
Konfrensi Regional Teknik Jalan
2014 HPJI Makassar Peserta
Ke-13 (KRTJ-13)’
Lokakarya Kurikulum Inti
2015 Udayana Bali Peserta
BMPTSSI
Pelatihan Setifikasi Tenaga
2015 PII Makassar Peserta
Insinyur
F. Riwayat Pekerjaan
G. Organisasi Profesi/Ilmiah
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Penelitian Fundamental
Pengusul
(Andi Alifuddin.ST.MT)