BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
penelitian.
Pada kondisi badan jalan yang stabil, kerusakan pada perkerasan jalan
beton aspal dapat terjadi karena pengaruh faktor-faktor dari luar. Faktor-faktor
dari luar yang terjadi selama umur pelayanan jalan antara lain adalah
dan beban berlebih. Faktor-faktor dari luar inilah yang menyebabkan kerusakan
pada perkerasan beton aspal yang diawali dengan terjadinya keretakan pada
aspal akan melentur saat menerima beban roda kendaraan. Besarnya lenturan
akan sangat tergantung pada besarnya beban dan modulus elastisitas beton
aspal tersebut. Pada saat beton aspal masih baru, elastisitasnya masih baik
sehingga saat menerima beban lalulintas dia mampu melentur tanpa terjadi
retak. Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu, elastisitas bitumen yang
pengaruh cuaca (panas dan air) dan beban lalulintas yang berulang-ulang. Pada
bahan yang mempunyai kelenturan dan kekuatan tarik dan tahan terhadap
dengan melakukan variasi persentase penggunaan serat baja dari 0,25 % - 2,5
Dari hasil penelitian yang dilakukan Serin et al. (2012) & Ahmadinia et al,
homogen serat karbon nano (CNFs) penyebaran pada pengikat aspal nano
resistensi rutting yang meningkat serta kepekaan temperatur pada suhu rendah
roda ban Chen et al, (20014) dan ketahanan kelelehan aspal, sekaligus
mengurangi reflektif retak campuran aspal dan perkerasan jalan aspal Serkan, et
al, (2008). studi tentang stabilitas, kelelehan dan sifat volumetrik diperkuat serat
aliran menurun karena deformasi itu ditentang oleh serat. rongga udara
karena serat besar mengurangi titik kontak antara agregat Abathi et al, (2009).
Serat ijuk mempunyai sifat awet dan tidak mudah busuk baik dalam
memperkuat beton aspal agar lebih tahan terhadap lenturan yang terjadi akibat
beban lalulintas. Mengingat serat ijuk ini merupak bagian dalm campuran beton
beban berulang.
perkerasan.
133
campuran beton aspal tidak mengalami keruskan atau berubah bentuk saat
permanen menjadi kritis saat temperatur udara panas pada musim kemarau.
Pada saat tersebut kekentalan aspal rendah sehingga beban lalulintas lebih
banyak di tahan oleh struktur mineral agregat. Stabilitas campuran yang diukur
creep test dapat dilaksanakan dengan alat Wheel Tracking sesuai dengan
AASHTO T 324-04.
terjadi retak saat menerima beban berulang selama periode waktu pelayanan.
dapat mengikuti deformasi yang terjadi akibat beban lalu lintas berulang tanpa
timbulnya retak dan perubahan volume. Fleksibilitas yang tinggi dapat diperoleh
dengan:
c. Penggunaan aspal yang cukup banyak sehingga diperoleh VIM yang keci
Varibel bebas
Perendaman Pada 1 minggu, 2 minggu, 3
Material Baru dan
Air Laut minggu, dan 4 minggu
Terbarukan
Variabel Terikat
Sifat Mekanik Serat Ijuk
Awal umur
Pengaruh Terhadap rencana
ncanarerenc
kerusakan lapis anrencana
permukaan
Peningkatan
Rendahnya ikatan gaya gesek
Pelepasan butiran ikatan antar
Rembesan air antar butir dalam lapis permukaan butiir
campuran pada
n
Lendutan yang Deformasi Perkuatan
Beban Berlebih struktur
tinggi akibat beban permanen dalam
(over Loading) kendaraan menahan
lendutan
serat ijuk. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui besarnya nilai perkuatan
yang diberikan oleh serat ijuk. (Gambar 3.3). memperlihatkan kerangka konsep
Sifat yang perlu Kekuatan Tarik dengan Modulus elasitas Kemampuan dalam
diketahui perkuatan serat ijuk campuran menahan lendutan
Standar
pengujian yang Uji Fatigue Beam Uji Wheel Uji Bending
dilakukan Tracking Beam
3.2. Hipotesa
1. Diduga bahwa dengan perlakuan serat ijuk dengan perendaman pada air
laut dapat berpengaruh terhadap morpologi permukaan serat,
meningkatkan kekasaran yang membentuk gelombang permukaan dan
meningkatkan kekuatan tarik serat tunggal,
2. Ukuran atau panjang serat ijuk memberi pengaruh terhadap peningkatan