PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Baja merupakan bahan bangunan yang berupa campuran dari biji besi, mangan
dan karbon. Semakin tinggi nilai karbon pada baja maka baja akan semakin keras,
namun mudah patah. Akan tetapi semakin rendah nilai karbon maka baja akan mudah
bengkok. Sebagai bahan bangunan yang berhubungan dengan kekuatan struktur
ataupun tidak, sangat banyak diperlukan dalam pekerjaan yang dilakukan dalam
bidang teknik sipil misalnya; kuda-kuda, tulang beton, kerangka jembatan dan masih
banyak lagi.
Baja diperlukan dalam bentuk yang beraneka ragam dan ukuran yang berbeda
pula sehingga sangatlah mustahil baja itu dibuat dalam keadaan pasif, tentulah kita
harus membuat sambungan-sambungan untuk mendapatkan bentuk yang kita
inginkan.
Pada jaman dahulu orang menyambung suatu baja dengan menggunakan cara
yang sangat sederhana. Tetapi makin lama peradaban manusia makin berkembang,
begitu juga dalam bidang teknologi. Manusia berusaha menganalisa dan menggali
serta memproduksi bahan-bahan yang diperlukannya untuk suatu tujuan tertentu.
Perkembangan teknologi menuntut manusia untuk dapat melakukan penyambungan
yang kuat dengan menggunakan tenaga listrik. Untuk dapat menyambung baja
tersebut menjadi satu dengan yang lainnya, maka baja tersebut disambung dengan
cara dilas.
Las adalah melelehkan dengan panas. Sedangkan mengelas adalah suatu cara
menyambung dua buah plat atau logam atau lebih dengan melelehkan logam dengan
menggunakan panas, baik menggunakan bahan tambah atau tanpa bahan tambah
sehingga menyatu.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam satu tahun UD Gombel Jaya Konstruksi dapat mengerjakan 3-4 proyek.
Kapasitas produksi mencapai 30 ton per tahun. Baja tersebut didatangkan dari
Jakarta. Produksi dihitung per m2 bukan per kilogram. Harga baja mengikuti harga
dollar.
a. Pengertian
Mesin Surface Grinding adalah mesin gerinda yang mengacu
pada pembuatan bentuk datar dan permukaan yang rata pada sebuah
benda kerja yang berada di bawah batu gerinda yang berputar. Mesin
surface grinding bisa kita jumpai di ATMI pada mesin Brand dan
Magerle. Pada umumnya mesin gerinda digunakan untuk
penggerindaan permukaan yang meja mesinnya bergerak horizontal
b. Klasifikasi
Mesin surface grinding berdasarkan pergerakan meja dan
spindlenya dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
1. Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja bolak-balik
Mesin gerinda ini digunakan untuk menggerinda benda-benda dengan
permukaan rata dan menyudut. Mengenai panjang langkah pada meja dan
gerakan melintang batu gerinda dapat disetting pada tuas dimeja mesin
gerinda sesuai dengan sifat dan karakter benda kerja yang akan
dikerjakan.
2. Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja berputar
Mesin jenis ini dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata pada
benda kerja silindris. Tepatnya dibagian sisi permukaan rata benda kerja
tersebut dengan gerakan berputarnya meja mesin surface grinding.
3. Mesin gerinda datar vertical dengan gerak meja bolak-balik
Mesin jenis ini digunakan untuk menggerinda benda-benda berpermukaan
rata, lebar, dan menyudut. Penggerindaan berlangsung pada sisi samping
roda gerinda sehingga ketika proses harus berhati-hati dalam pemakanan
(DOC) dengan cara lebih sedikit-sedikit. Cara ini dilakukan agar benda
kerja tidak gosong ketika menerima beban dan luas penampang yang
terlalu besar pada sisi potong batu gerinda.
4. Mesin gerinda datar vertical dengan gerak meja berputar
Mesin jenis ini dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata poros
dan lubang. Bisa juga untuk membuat lubang yang presisi bila memang
tidak ada mesin universal grinding dalam bengkel Anda saat
diperlukannya penggerindaan lubang dalam seperti gambar disebaliknya.
Berdasarkan prinsip kerjanya mesin gerinda datar dibagi menjadi dua
macam, yaitu:
Gerinda tangan adalah salah satu alat yang paling sering digunakan
dalam proses produksi metalworking. Mesin gerinda tangan akan sangat
bermanfaat bila digunakan sesuai dengan prosedur yang aman. Bila cara
aman menggunakannya tidak dipenuhi, risiko yang akan muncul sangat
besar karena alat ini menggunakan prinsip putaran mesin yang tinggi. Nah,
untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja saat mengoperasikan
mesin gerinda tangan, ada baiknya mengikuti standar prosedur pemakaian
mesin gerinda tangan.
B. Brander
Nozzle atau Tip adalah suatu komponen pada ujung brander potong
yang berfungsi sebagai torch (obor) dimana pada nozzle ini terdapat
lubang-lubang gas yang terdiri dari lubang gas untuk pemanasan awal dan
lubang gas oksigen potong.
Tekanan Kerja
Prosedur Pemotongan
Teknik Pemotongan
Langkah Pemotongan :
1. Ragum Tangan
Ragum tangan dapat dibuka dan dikunci dengan kekuatan
tangan. Benda kerja yang dapat dijepit oleh ragum tangan harus
berukuran kecil dan terbatas sampai pada diameter ± 6 mm.
2. Ragum Mesin
Benda kerja yang besar tidak dapat dipegang oleh tangan
karena gaya pemotongannya semakin besar, maka digunakan ragum
mesin.
3. Meja Mesin
Penjepitan benda kerja pada meja mesin umumnya dilakukan
apabila benda kerja tidak mungkin di jepit oleh ragum. Teknik
penjepitan benda kerja menggunakan baut pengunci T yang mana baut
ini dimasukkan ke dalam alur meja mesin bor.
Disebut mata bor spiral karena mata bor ini mempunyai alur potong
melingkar yang berbentuk spiral sepanjang badan. Mata bor spiral mempunyai
dua bagian utama yaitu mata potong dan sudut pemotong.
Mata bor spiral dibuat dari bahan baja karbon, baja campuran, baja
kecepatan tinggi dan karbida. Bentuk badan mata bor ini tidak silindris tetapi
berbentuk tirus dari ujung sampai batas tangkai dengan kenaikan 0,05 mm setiap
kenaikan panjang 100 mm.
Mata bor spiral terdapat dua macam bentuk tangkai, yaitu tangkai
berbentuk silindris dan tangkai yang berbentuk tirus. Alur spiral mempunyai
sudut tatal dan dapat mempercepat keluarnya bram selama pengeboran. Mata
potong terdiri dari dua buah bibir pemotong. Tebal bor merupakan
tulang/punggung yang berbentuk spiral , bagian ini terdapat di kedua alur
pemotong. Sisi pemotong terdapat sepanjang alur pemotong dan ini dapat
menentukan ukuran bor.
Mata Pemotong
Mata potong terdiri dari dua bagian, yaitu bibir pemotong dan sisi
pemotong. Bibir pemotong mata bor terdapat dua buah yang terletak antara dua
sisi pemotong yang saling berhadapan. Kedua sisi pemotongan ini diasah hingga
membentuk sudut yang bervariasi sesuai dengan bahan yang di bor.
Pemakanan Pengeboran
Bagian dari crane adalah mast atau tiang utama jib dan counter jib,
counterweight, trolley dan tie ropes. Mast merupakan tiang vertical yang
berdiri di atas base atau dasar. Jib merupakan tiang horizontal yang
panjangnya ditentukan berdasarkan jangkauan yang diinginkan.
PERALATAN LAS
A. Trafo
Mesin las arus bolak balik memperoleh busur nyala dari transformator,
dimana dalam pesawat las ini arus dari jaring–jaring listrik dirubah
menjadi arus bolak–balik oleh transformator yang sesuai dengan arus yang
digunakan untuk mengelas, sehingga mesin las ini disebut juga mesin las
transformator. Karena langsung menggunakan arus listrik AC dari PLN
yang memiliki tegangan yang cukup tinggi dibandingkan kebutuhan
pengelasan yang hanya membutuhkan tegangan berkisar 55 Volt sampai
dengan 85 Volt maka mesin las ini menggunakan transformator (Trafo)
step-down, yaitu trafo yang berfungsi menurunkan tegangan.
4. Mesin las lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak-balik atau
arus searah
Mesin las DC ada 2 macam, yaitu mesin las stasioner atau mesin las
portabel. Mesin las stasioner biasanya digunakan pada tempat atau bengkel
yang mempunyai jaringan listrik permanen, misal listrik PLN. Adapun
mesin las portabel mempunyai bentuk relatif kecil biasanya digunakan
untuk proses pengelasan pada tempat-tempat yang tidak terjangkau
jaringan listrik. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian mesin
las adalah penggunaan yang sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan oleh
prabrik pembuat mesin, perawatan yang sesuai dengan anjuran. Sering kali
gangguan-gangguan timbul pada mesin las, antara lain mesin tidak
mengeluarkan arus listrik atau nyala busur listrik lemah.
B. Kawat Las
Elektroda jenis ini sudah tidak digunakan lagi dalam proses las
SMAW, karena elektroda jenis ini sulit digunakan untuk mengelas
begitu pula dilihat dari hasilnya kurang baik.
• Titanium Dioxide
• Metal Carbonates
• Cellulose
• Iron Powder
• Mineral Sicates
• Calsium Flouride
b. Terak harus mempunyai berat jenis yang lebih ringan dari pada cairan
logamnya, sehingga mudah terapung dalam cairan logam dan akan terjadi
padatan terak dipermukaan las-lasan.
Fungsi salutan :
• BS : British Standart
E.6013
a bc
Arti dari huruf E disini menandakan Jenis batang elektroda dengan proses las
SMAW.
Arti dari dua angka terdepan (a) : menunjukkan kekuatan tarik minimum dari
deposit inti elektroda dalam satuan Psi.
E 7048
Elektroda jenis ini bahan lasnya mempunyai sifat mekanik yang baik
dan hasil las-lasannya bila diuji dengan radiografi mempunyai grade 2 dalam
klasifikasi AWS. Elektroda ini menghasilkan tembusan yang dalam dan dapat
mengelas pada semua posisi. Selaputnya tipis dan menghasilkan terak yang
tipis pula dan teraknya mudah dilepas. Jenis selaputnya adalah selulose dan
akan menghasilkan gas pada saat proses pengelasan berjalan. Untuk elektroda
E.6010 sangat baik untuk mengelas vertical turun (Down Hill).
1. Untuk elektroda E. 6012, dapat menggunakan arus yang relatif lebih tinggi
karena selaputnya hanya mengandung sedikit sellulose.
2. Keuntungan dari elektroda E. 6013, dapat menggunakan jenis mesin las
yang tegangan rendah (low open circuit voltage) dan baik untuk pekerjaan
plat yang tipis.
• Elektroda E. 6020
Cairan las elektroda jenis ini sangat encer, sehingga hanya dipakai
mengelas dengan posisi dibawah tangan; horizontal dan mengelas sudut-sudut.
Busur las yang dihasilkan bersifat mengorek, sehingga hasil penembusannya
agak dalam. Timbunan teraknya agak tebal tapi mudah untuk dibuka, ini akan
banyak membantu sebagai pelindung cairan las dari pengaruh atsmosfer.
Deposit lasnya lebih tinggi dibandingkan elektroda yang lain dengan hasil las
yang sama.
Menyimpam elektroda
3. Tidak boleh ditumpuk dengan benda yang keras sehingga bisa merusak
salutannya.
Simbol untuk las alur pada dasarnya dibagi menjadi 3 kelompok yang
berurutan yang menunjukkan proses pengelasan, jenis sambungan dan bentuk
alur serta jenis setrip pembantu
Contoh :
SC – BV – B1
B = Sambungan Sudut
V = Alur V Tunggal
Sepatu Kerja
Kacamata Kerja
Sarung Tangan
Helm
Sabuk Pengaman
Penutup Telinga
Masker
Tujuan Sambungan :
1. Untuk menggabungkan beberapa batang baja membentuk kesatuan
konstruksi sesuai kebutuhan.
1. Paku Keling
Paku keling adalah suatu alat sambung konstruksi baja yang terbuat
dari batang baja berpenampang bulat dengan bentuk sebagai berikut :
2. Baut
Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu
ujungnya dibentuk kepala baut ( umumnya bentuk kepala segi enam )
dan ujung lainnya dipasang mur/pengunci. Dalam pemakaian di
lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat konstruksi sambungan
tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan sementara yang dapat
Bentuk baut untuk baja bangunan yang umum dipakai adalah dengan
bentuk kepala atau mur segi enam sebagai berikut :
3. Las
Menyambung baja dengan las adalah menyambung dengan cara
memanaskan baja hingga mencapai suhu lumer (meleleh) dengan
ataupun tanpa bahan pengisi, yang kemudian setelah dingin akan
menyatu dengan baik.
Untuk menyambung baja bangunan kita mengenal 2 jenis las yaitu :
1) Las Karbid ( Las OTOGEN )
Yaitu pengelasan yang menggunakan bahan pembakar dari gas
oksigen (zat asam) dan gas acetylene (gas karbid). Dalam konstruksi
baja las ini hanya untuk pekerjaan-pekerjaan ringan atau konstruksi
sekunder, seperti ; pagar besi, teralis dan sebagainya.
Sambungan Baja
Ketentuan Umum :
1. Teralis Jendela
3. Kanopi
BAB III
I. Kesimpulan
UD Gombel Jaya Konstruksi adalah sebuah bengkel baja yang berdiri sekitar
tahun 2009 dengan berbagai pengalaman konstruksi yang telah dilaksanakan
antara lain :
1. Pembangunan Pabrik Chimory di Karangjati Ungaran yang menghabiskan
baja sekitar 120 ton.
2. Pembangunan gudang di Godong Purwodadi.
3. Pembangunan pabrik Kaltim Prima Colt di Balaraja Kalimantan Timur
mencapai 3000 ton
4. Pembangunan Showroom Harpindo di Jalan Raden Patah Semarang (sedang
berlangsung sekarang) yang merupakan pindahan dari Harpindo Terboyo.
Luas bangunan 25 x 30 m2 kapasitas motor bisa mencapai 600 kendaraan.
Showroom tersebut menggunakan baja IWF 250 dan cat baja Polibest.
5. Pembuatan pintu gtralis pagar depan, kanopi, dll.
II. Saran
1. Untuk meningkatkan produktivitas UD Gombel Jaya Konstruksi sebaiknya
mlakukan penambahan peralatan mesin produksi.
2. Menjadikan UD Gombel Jaya Konstruksi menjadi perusahaan (CV) atau PT
yang mempunyai badan hukum sehingga pelayanan konstruksinya semakin
besar dan luas.
LAMPIRAN
Kawat Las
DAFTAR PUSTAKA