KONTUR
OLEH
Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat yang
telah dianugerahkan-Nya sehingga penulis diberikan kesempatan untuk dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Penulis sangat berterima kasih sebab mampu menyelesaikan laporan ini yang
merupakan tugas dari mata kuliah Ilmu ukur Tanah. Selain itu, penulis juga ingin
berterima kasih yang sebesar-besarnya terhadap semua pihak yang telah terlibat langsung
dalam praktek lapangan yang diberikan sebelum mulai membuat laporan hasil kerja ini
dan kepada semua pihak yang juga telah membantu penulis selama pembuatan makalah
ini.
Terkait pembuatan laporan ini, penulis benar-benar menyadari ditemukan banyak
keterbatasan yang ada pada laporan ini. Karena itu pulalah, penulis sungguh-sungguh
meminta saran dari semua pihak yang membaca laporan ini untuk diberikan saran.
Akhir kata penulis mengucapkan limpah terima kasih, semoga hasil laporan parktek
lapangan penulis ini bermanfaat.
Anastasia S. Krowa
Page ii of 22
Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah
DAFTAR ISI
Page iv of 22
Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah
DAFTAR GAMBAR
Page v of 22
Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah
DAFTAR TABEL
Page vi of 22
Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah
BAB I
PENDAHULUAN
Page 7 of 22
Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Teori
2.1.1. Teori Pengukuran Jarak
Menurut Modul MKB-2/3 SKS/ Modul I-IX Kementrian Agraria dan tata Ruang/
Badan Pertahanan Nasional STPN 2014 menjelaskan bahwa jarak antara dua buah titik di
muka bumi dalam ukur tanah adalah merupakan jarak terpendek antara kedua titik tersebut
tergantung jarak tersebut terletak pada bidang datar,bidang miring atau bidang tegak. Pada
bidang datar disebut jarak datar, pada bidang miring disebut jarak miring sedang pada
bidang tegak disebut jarak tegak atau tinggi.
Menurut Modul MKB-2/3 SKS/ Modul I-IX Kementrian Agraria dan tata Ruang/
Badan Pertahanan Nasional STPN 2014 mendefinisikan pengukuran sebagai seni
penentuan posisi relative pada, di atas atau di bawah permukaan bumi, berkenan dengan
pengukuran jarak-jarak, sudut-sudut, arah-arah baik vertical mau puan horizontal.
Tujuan pengukuran-antara lain-menghasilkan ukuran-ukuran dan kontur
permukaan tanah, misalnya untuk persiapan gambar-rencana (plan) atau peta, menarik
garis batas tanah, mengukur luasan dan volume tanah, dan memilih tempat yang cocok
untuk suatu proyek rekayasa. Baik gambar-rencana maupun peta merupakan representasi
grafis dari bidang horizontal. Yang pertama berskala besar sedangkan yang terakhir
berskala kecil.
Skala didefinisikan sebagai perbandingan tetap antara jarak lokasi di peta dengan
permukaan bumi. Skala 1: 500, artinya satu unit jarak di lapangan sama dengan 500 x kali
unit jarak di peta. Sering, pemilihan skala pada proyek tertentu bergantung pada kerangka
yang telah ada atau kepraktisan dalam membawanya.
Pengukuran suatu bidang memiliki bagian penting, yakni membuat garis lurus.
Dapat dimengerti bahwa garis lurus ini tidak dapat dibuat seperti menarik garis lurus di
atas kertas. Dan garis lurus yang harus dibuat, harus diketahui kedua titik ujungnya. Maka
utnuk menentukan garis lurus ini, ditentukan titik-titik di lapangan yang letak di garis lurus
yang meghubungkan dua titik ujung dengan jumlah yang cukup banyak, sehingga garis
lurus itu kelihatan dengan jelas. Titik-titik ini dinyatakan dengan Jalon. Pengukuran-
pengukuran dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan bayangan daripada keadaan
lapangan, dengan menentukan tempat titik-titik di atas permukaan bumi terhadap satu
sama lainnya. Untuk mendapatkan hubungan antara titik-titik itu, baik hubungan yang
mendatar mauupun hubungan-hubungan tegak, diperlukan sudut yang mendatar dan untuk
hubungan diperlukan sudut yang tegak (Wongsotjitro, 1985).
Pengukuran jarak horizontal dengan pita terdiri atas penetapan panjang yang
diketahui pada pita perpembagian skala langsung pada sebuah garis beberapa kali.
Pengukuran dengan pita dilaksanakan dalam enam langkah, meluruskan, memberi
tegangan, pemenggalan, penandaan dengan pita, pembacaan pita ukur, pembacaan jarak
dan pencatatan jarak. Penerapan langkah-langkah dengan pengukuran pita ini dapat
dilakukan pada bidang datar dan miring (Brinker, 1986).
Page 8 of 22
Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah
Pelaksanaan pengukuran pada area mendatar dapat dilakukan ddengan melakukan
beberapa penggalan atau pembagian. Misalkan jika akan dilakukan pengukuran jarak dari
titik P ke titik Q tetapi jarak dari titik P ke titik Q itu terlalu panjang atau terlalu jauh untuk
diukur. Maka untuk mempermudah pengukuran makan dilakukan penggalan atau
pembagian dalam beberapa titik diantara jarak P ke Q.
Page 9 of 22
Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah
2.1.2.2. Istilah Dalam Kontur
Ada dua istilah yang menyangkut kontur, yaitu sebagai berikut :
a. Interval Kontur
Interval kontur merupakan perbedaan elevasi antar dua garis kontur
yang berdekatan.
Pada penampilan peta di satu halaman, interval kontur ini dibuat sama
besar nilainya antara satu kontur dengan kontur lain.
Dalam hal penyajian, semakin besar skala maka informasi pada peta
akan semakin banyak (semakin detail), sehingga interval kontur akan
semakin kecil.
Berikut contoh interval kontur yang umum digunakan sesuai bentuk
permukaan tanah dan skala peta yang digunakan.
Tabel 1 Interval Kontur Berdasarkan Skala dan Bentuk Medan
Page 10 of 22
Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah
Page 11 of 22
Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah
Gambar 6 Bentuk, Luas dan Volume Daerah Genangan Berdasarkan Garis Kontur
3. Menghitung tingkat kemiringan suatu wilayah.
Page 12 of 22
Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah
2.2.Tujuan
Terdapat dua tujuan umum yang harus dicapai dalam pratikum ini, yaitu
pengetahuan umum yang harus diketahui mahasiswa tentang pengukuran jarak dan
pengetahuan yang harus dicapai mahasiswa setelah mengetahui pengetahuan umum
pengukuran jarak dan tentunya hasil dari mahasiswa melakukan pratikum ini.
2.2.1. Pengetahuan Umum
a. Mahasiswa dapat mengatur alat dan membaca baak ukur dengan tepat dalam
setiap pengukuran.
b. Mahasiswa dapat mengatasi masalah di lapangan yang dijumpai waktu
pengukuran.
c. Mahasiswa dapat mengukur tinggi titik dan beda tinggi suatu tempat.
2.2.2. Pencapaian Pengetahuan
a. Mahasiswa dapat melaksanakan pengukuran kontur.
b. Mahasiswa dapat menggambarkan hasil pengukuran dengan aplikasi Civil 3D.
2.3.Peralatan
2.3.1. Peralatan yang Digunakan dalam Pratikum
Tabel 2 Peralatan dalam Pengukuran
Gambar 8 Waterpass
Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk
mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut
ditentukan dengan garis-garis visir (sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan
ke rambu-rambu ukur yang vertical.
Page 13 of 22
Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah
b) Statif
Gambar 9 Statif
Statif adalah alat yang digunakan untuk meletakkan pesawat ukur waterpass, statif
dipasang tinggi sebadan dengan tinggi pembaca dan diusahakan landasan pesawat
atau kepala statif datar.
c) Rambu Ukur
Page 14 of 22
Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah
d) Unting-unting
Gambar 11 Unting-Unting
Unting unting atau sering juga disebut dengan bandul, adalah salah satu alat tukang
yang biasanya dipergunakan untuk mengukur ketegakan suatu benda atau bidang.
Alat ini cukup sederhana dimana terbuat dari bahan besi dengan permukaan
berwarna besi putih, kuningan dan juga besi biasa, bentuknya biasanya berbentuk
prisma dengan ujung lainnya dibuatkan penempatan benang kait.
e) Nivo
Gambar 12 Nivo
Nivo adalah alat yang digunakan untuk dapat mengetahui garis bidik sudah
mendatar atau belum. Jika gelembung nivo seimbang, garis arah nivo juga akan
mendatar.
f) Pita Ukur
Page 15 of 22
Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah
Pita ukur atau meter ukur atau meteran merupakan alat bantu pengukuran yang
digunakan untuk mengukur jarak dari satu titik ke titik lain yang telah ditentukan.
g) Payung
Gambar 14 Payung
Payung digunakan untuk melindungi alat dari paparan sinar matahari.
Page 16 of 22
Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah
Menggambarkan sket lokasi sebelum memulai pengukuran.
Page 17 of 22
Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah
2.5. Hasil Pengukuran
2.5.1. Sketsa Grid Pembidikan
Page 18 of 22
Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah
1455 B4 1210 1175 1138 280 5144 B4
1455 A4 1393 1338 1285 117 4981 A4
1455 A5 787 714 644 741 5605 A5
1455 B5 759 703 647 752 5616 B5
1455 C5 616 568 519 887 5751 C5
1455 D5 543 489 433 966 5830 D5
1455 E5 711 640 569 815 5679 E5
P E N Z D
1 0 0 4.00 A1
2 5 0 4.19 B1
3 10 0 4.22 C1
4 15 0 4.22 D1
5 20 0 4.29 E1
6 20 5 4.66 E2
7 15 5 4.59 D2
8 10 5 4.43 C2
9 5 5 4.46 B2
10 0 5 4.49 A2
11 0 10 4.73 A3
12 5 10 4.67 B3
13 10 10 4.86 C3
14 15 10 4.89 D3
15 20 10 4.87 E3
16 20 15 5.16 E4
17 15 15 5.43 D4
18 10 15 5.16 C4
19 5 15 5.14 B4
20 0 15 4.98 A4
21 0 20 5.61 A5
22 5 20 5.62 B5
23 10 20 5.75 C5
24 15 20 5.83 D5
25 20 20 5.68 E5
Page 19 of 22
Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah
Page 20 of 22
Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam melakukan pratikum Ilmu Ukur Tanah 1 ini, yaitu pengukuran profil yang
merupakan salah satu cara untuk menentukan perbedaan tinggi suatu permukaan tanah ini,
penulis mendapat banyak pengetahuan baru yang membuat penulis bisa mengerti dengan
baik bagaimana cara pengukuran profil dana pa saja peralatan yang digunakan dalam
pengukuran profil ini.
Dari pratikum ini juga penulis bersama anggota kelompok penulis telah dapat mengenal
dan menggunakan peralatan untuk membantu pengukuran profil yaitu sipat datar. Lalu dari
pratikum ini penulis bersama anggota kelompok penulis dapat dengan terampil mengatur alat
pengukuran yaitu sipat datar dan dapat membaca baak ukur atau rambu ukur dengan tepat
dalam setiap pengukuran.
Dari pratikum ini juga penuis bersama anggota kelompok penulis telah belajar untuk dapat
mendengarkan pendapat satu sama lain dalam kelompok dan bisa mendapat kesepakatan
bersama dalam memecahkan persoalan yang terjadi di lapangan seperti halnya perbedaan
pendapat dalam hal pengukuran.
Dari pratikum ini penulis bersama anggota penulis dapat melaksanakan pengukuran
kontur permukaan tanah dengan baik sesuai dengan instruksi yang diberikan dosen
pembimbing.
Dan tentu saja setelah dapat melaksanakan pengukuran kontur dengan baik dan benar,
pada akhirnya penulis dapat menghitung dan menggambar hasil pengukuran profil dengan
baik sesuai dengan instruksi dan bimbingan dari dosen pembimbing, yaitu dengan
menggunakan aplikasi Civil 3D.
Dalam melakukan pratikum ini, tentu saja tidak luput dari kesukaran-kesukaran dalam
pembuatan jarak di lapangan, dan diantaranya yang penulis alami adalah yang pertama
kesukaran alamiah diantaranya angin dan suhu yang begitu panas.
3.2. Saran
Dalam melakukan pratikum ini, seharusnya sebelum melakukan pratikum yang akan
dilakukan, perlu diadakan tinjauan lokasi terlebih dahulu. Dan dalam pelaksanaan pratikum
harus pula ada penerapan K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja).
Page 21 of 22
Laporan Pratikum Ilmu Ukur Tanah
DAFTAR PUSTAKA
Page 22 of 22