PENYELIDIKAN TANAH
(UJI SONDIR)
MARET 2023
DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kami sampaikan Laporan Akhir Penyelidikan Tanah untuk
Pembangunan Rumah Tinggal di Perumahan Antapani City Grand No. 8, Antapani, Kota Bandung.
Hasil penelitian dan pengujian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan pembangunan kon-
struksi sipil di lokasi proyek tersebut terutama desain dan konstruksi pondasi. Demikianlah buku
laporan akhir ini kami sampaikan atas perhatian dan kerjasamanya yang baik kami ucapkan terima
kasih.
DAFTAR ISI
i
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN TANAH
DAFTAR LAMPIRAN
ii
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN TANAH
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Klasifikasi Tanah Berdasarkan Nilai qc(Schmertmann, 1974) ........................................... 2-2
Tabel 2.2. Korelasi Antara Tahanan Ujung Sondir (qc) dengan Nilai SPT (after Schmertmann,
1970) ............................................................................................................................................................... 2-4
Tabel 3.1. Informasi Pelaksanaan Sondir ........................................................................................................... 3-1
Tabel 3.2. Stratigrafi Titik Penyelidikan .............................................................................................................. 3-2
Tabel 4.1. Parameter Geoteknik dari Data Sondir ........................................................................................... 4-1
Tabel 4.2. Perhitungan Daya Dukung Bore Pile Berdasarkan Data Sondir ......................................... 4-8
Tabel 4.3. Perhitungan Daya Dukung Driven Pile Berdasarkan Data Sondir ..................................... 4-8
iii
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN TANAH
DAFTAR GAMBAR
iv
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN TANAH
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada Pekerjaan Pembangunan Rumah Tinggal di Perumahan Antapani City Grand No. 8, Antapani,
Kota Bandung membutuhkan data kondisi bawah permukaan untuk menentukan perencanaan
pondasi dan dimensi.
Litologi, karakteristik, parameter tanah bawah permukaan menjadi sangat penting dalam
menentukan daya dukung tanah. Daya dukung tanah bawah permukaan digunakan untuk
menentukan tipe, jenis, ukuran pondasi bangunan. Penentuan hal-hal tersebut akan berpengaruh
dalam optimalisasi biaya konstruksi.
Maksud dan tujuan pada setiap pekerjaan untuk kondisi geoteknik dari data sondir yang akan
digunakan dalam menentukkan daya dukung pondasi dan tipe pondasi bangunan maupun
pondasi.
| Pendahuluan 1-1
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN TANAH
Lokasi pekerjaan berada di Perumahan Antapani City Grand No. 8, Antapani, Kota Bandung. Akses
menuju lokasi dapat ditempuh melalui jalur darat dengan kendaraan roda empat dengan jarak
sekitar 7,6 km selama kurang lebih 25 menit dari Gerbang tol keluar Buah Batu.
| Pendahuluan 1-2
LAPORAN AKHIR PENYELIDIKAN TANAH
BAB 2
METODE PENELITIAN
Pengujian Sondir adalah cara pengujian dengan biaya relatif murah untuk mengevaluasi profil
tanah yang dilaksanakan secara menerus dapat dipakai sebagai korelasi tanah tak kohesi yang
umumnya lebih akurat dan umum digunakan dan kurang akurat jika digunakan untuk tanah
kohesif, karena adanya pengaruh tekanan air pori dan faktor-faktor lainnya. Klasifikasi tanah yang
didasarkan atas hasil pengujian sondir seperti pada tabel di bawah ini:
Karena pengujian Sondir tidak dapat mengambil contoh tanah yang diuji seperti pada pemboran
inti konvensional, maka untuk dapat memperkirakan klasifikasi tanah dapat ditentukan dari pada
Gambar dibawah ini.
Dengan kecepatan penetrasi sekitar 20 mm/detik, untuk tanah berbutir halus yang mempunyai
permeabilitas rendah, shear strength didasarkan atas undrained shear strength (Su). Hasil dari
beberapa riset menunjukkan bahwa undrained shear strength sebagai fungsi dari ketahanan konus
seperti pada persamaan berikut:
Su =
(qc − v 0 )
Nk
dimana Nk berkisar antara 9 - 21
Gambar 2.3. Hubungan antara Cone Resistance vs Vertical Effective Stress dan Sudut Geser
Dalam (Durgunoglu, HT and Mitchel, J.K)
Tidak seperti tanah berpermeabilitas rendah seperti lempung dan lanau, tanah pasiran umumnya
bersifat sebagai material kering dengan permeabilitas tinggi. Untuk maksud tersebut, shear
strength tanah pasiran dapat di hubungkan dengan drained shear strength. Karenanya shear
strength untuk tanah pasiran sangat tergantung pada sudut geser dalam (angle of internal friction).
Hubungan antara hasil Sondir dan constrained modulus (M), untuk tanah kohesif dan non-kohesif
seperti pada persamaan berikut:
M=∝qc
Di mana α faktor empiris = 2 – 6 (Mitchell and Gardner, 1975).
2.2.3. Korelasi Antara Tahanan Ujung Sondir (qc) dengan Nilai SPT
Hubungan antara tahanan ujung sondir (qc) dengan Nilai Standard Penetration Test (NSPT) seperti
pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.2. Korelasi Antara Tahanan Ujung Sondir (qc) dengan Nilai SPT (after
Schmertmann, 1970)
BAB 3
HASIL INVESTIGASI GEOTEKNIK
Dutch Cone Penetration Test (DCPT) atau Sondir dilaksanakan untuk mencari detail dari nilai
tahanan konus (qc) dari tiap lapisan. Sondir dilakukan dengan manual dan dihentikan jika qc >175
kg/cm2 atau kedalaman mencapai 20m. Grafik dan data sondir dapat dilihat pada Lampiran 1.
Rekapitulasi pelaksanaan sondir tampak pada tabel berikut:
Dari hasil penyelidikan lapangan jenis tanah bawah permukaan berdasarkan grafik Klasifikasi Tanah
berdasarkan hasil pengujian Sondir Mekanis (Schmertmann, 1978) sebagai berikut:
Hasil interpretasi litologi tanah dari hasil uji sondir didapat hasil pada kedua titik sondir pada lapisan
pertama terdapat organic clays and mixed soils dengan nilai qc = 10 – 20 kg/cm2 ditemukan di
kedalaman 0.0 – 2.6 m. Pada lapisan kedua di titik terdapat clayey sand and silts yang terdapat di
kedalaman 2.6 – 10.6 m dengan nilai qc = 35 – 44 kg/cm2. Lapisan ketiga ditemukan lapisan medium
sand ditemukan di kedalaman 4.6 – 12.2 m dengan nilai qc = 65 – 82 kg/cm2. Lapisan tanah keras
(dense or cemented sand) dengan qc ≥ 100 kg/cm2 ditemukan mulai kedalaman 12.2 m pada titik
S-01, sedangkan pada titik S-02 ditemukan di kedalaman 11.8 m.
BAB 4
ANALISIS GEOTEKNIK
Df ≤ B
dimana:
Korelasi empiris untuk daya dukung pondasi pada tanah kohesif adalah:
qult = 2 su +γD
Dengan mengabaikan σv, nilai Nkt sebesar 15 serta faktor keamanan daya dukung tanah 3, maka
daya dukung ijin pondasi pada tanah kohesi dapat diambil sebesar:
Metoda langsung yang mengkorelasikan langsung daya dukung tanah tidak kohesif sebagai fungsi
linier dari tahanan ujung konus qc yang dinyatakan dengan persamaan oleh Eslaamizaad dan Rob-
ertson, 1996 sebagai berikut:
qult = KΦ x qc(ave) + γ D
Dimana:
qc(ave) = tahanan ujung konus rata-rata pada kedalaman B di bawah dasar pondasi.
Secara umum KΦ dapat diambil harga paling minimum sebesar 0,16 dan dengan faktor keamanan
daya dukung tanah sebesar 3, maka daya dukung ijin tanah pondasi menjadi:
Daya dukung pondasi pada tanah tidak kohesif pada umumnya ditentukan oleh pembatasan
penurunan maka untuk nilai konservatifnya diambil sebesar:
Daya dukung tanah berdasarkan data sondir tampak pada gambar dibawah ini.
Daya dukung ijin (Qa) pondasi dangkal pada titik sondir S-01 dan S-02 dengan kedalaman 1.0 – 2.0
m mempunyai nilai antara 2 - 3 ton/m2.
Daya dukung tanah untuk pondasi tiang terdiri dari daya dukung aksial tekan, aksial tarik dan lat-
eral. Metoda analisis pondasi tiang dilakukan dengan dua cara yaitu:
b. Metoda Statis semi empiris (metoda tidak langsung) untuk pondasi tiang bor.
Daya dukung aksial tekan pondasi tiang tunggal dihasilkan oleh dua komponen tahanan tanah
yaitu: tahanan / daya dukung ujung tiang dan tahan gesek selimut tiang yang dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut:
Qult = Qb + Qs
Qult = qp Ap + fp As
Dimana:
Faktor keamanan yang digunakan untuk menghitung daya dukung ijin aksial tekan adalah sebesar
2.5 sampai dengan 3. Daya dukung tarik (uplift) tiang tunggal dihasilkan oleh tahanan gesek selimut
tiang dan berat tiang yaitu :
Qult = fp As + Wp
Dimana:
Wp = berat tiang.
Faktor keamanan yang digunakan untuk menghitung daya dukung ijin aksial tarik adalah sebesar
2.
Daya Dukung Aksial Tekan Tiang Bor Beton Pada Tanah Kohesif
Qult = qp Ap + fp As
Qult = su Nc Ap + α su As
Dimana:
Nkt = 20;
Nc = faktor daya dukung pondasi dalam dari Meyerhof, 1976 = 9 (Gambar 4.4);
Daya dukung aksial tekan tiang bor beton pada tanah tidak kohesif
- Kohesi tanah, C = 0.
Qult = qp Ap + fp As
Dimana:
qp = σ’p Nq;
Qult = qp Ap + fp As
Dimana:
qp = 0.5(qc1 + qc2);
qc1 = qc rata-rata pada 0.7 D di atas ujung tiang sampai dengan 4 D di bawah ujung tiang;
fp = αc
Gambar 4.6. Faktor koreksi gesekan selimut tiang (sumber: Nottingham, 1975)
Daya Dukung Aksial Tekan Tiang Pancang Pada Tanah Tidak Kohesif
Prosedur sama dengan pada tanah kohesif tetapi dengan batasan sebagai berikut:
Tult = Tsf + Wp
Dimana:
Wp = Berat tiang.
Perhitungan pondasi dapat dilihat pada Lampiran 2. Daya dukung pondasi dalam dari data sondir
tampak pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2. Perhitungan Daya Dukung Bore Pile Berdasarkan Data Sondir
Dia Depth Cone End Friction Dead Compression Uplift Capacity
Resistance Bearing Bearing Load Capacity
CPT
Tabel 4.3. Perhitungan Daya Dukung Driven Pile Berdasarkan Data Sondir
Dia Depth Cone End Friction Dead Compression Uplift Capacity
Resistance Bearing Bearing Load Capacity
CPT
Daya dukung pondasi tiang bor/strause pile dan tiang pancang/driven pile pada area penyelidikan
adalah sebagai berikut:
1. Daya dukung ijin (Qall) Compression tiang bor/strause pile (Φ = 40 cm) pada titik sondir S-01
dengan kedalaman 13.4 m sebesar 72 ton, sedangkan pada titik S-02 dengan kedalaman 12.0 m
sebesar 69 ton.
2. Daya dukung ijin (Qall) Compression tiang pancang/driven pile (Φ = 40 cm) pada titik sondir S-01
dengan kedalaman 13.4 m sebesar 80 ton, sedangkan pada titik S-02 dengan kedalaman 12.0 m
sebesar 75 ton.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
1. Hasil interpretasi litologi tanah dari hasil uji sondir didapat hasil pada kedua titik sondir pada lapisan
pertama terdapat organic clays and mixed soils dengan nilai qc = 10 – 20 kg/cm2 ditemukan di
kedalaman 0.0 – 2.6 m. Pada lapisan kedua di titik terdapat clayey sand and silts yang terdapat di
kedalaman 2.6 – 10.6 m dengan nilai qc = 35 – 44 kg/cm2. Lapisan ketiga ditemukan lapisan medium
sand ditemukan di kedalaman 4.6 – 12.2 m dengan nilai qc = 65 – 82 kg/cm2. Lapisan tanah keras
(dense or cemented sand) dengan qc ≥ 100 kg/cm2 ditemukan mulai kedalaman 12.2 m pada titik
S-01, sedangkan pada titik S-02 ditemukan di kedalaman 11.8 m.
2. Daya dukung ijin (Qa) pondasi dangkal pada titik sondir S-01 dan S-02 dengan kedalaman 1.0 – 2.0
m mempunyai nilai antara 2 - 3 ton/m2.
3. Daya dukung pondasi tiang bor/strause pile dan tiang pancang/driven pile pada area penyelidikan
adalah sebagai berikut:
• Daya dukung ijin (Qall) Compression tiang bor/strause pile (Φ = 40 cm) pada titik sondir S-01
dengan kedalaman 13.4 m sebesar 72 ton, sedangkan pada titik S-02 dengan kedalaman 12.0
m sebesar 69 ton.
• Daya dukung ijin (Qall) Compression tiang pancang/driven pile (Φ = 40 cm) pada titik sondir S-
01 dengan kedalaman 13.4 m sebesar 80 ton, sedangkan pada titik S-02 dengan kedalaman
12.0 m sebesar 75 ton.
5.2. SARAN
3. Untuk kolom yang memikul beban tinggi atau bangunan 3 lantai disarankan menggunakan
pondasi bore pile atau driven pile (Φ ≥ 30 cm) dengan kedalaman ≥12.0 m. Quantity, kedala-
man dan dimensi disesuaikan dengan beban yang bekerja.
4. Untuk Rencana bangunan 4 - 5 lantai disarankan untuk dilakukan pemboran geoteknik hingga
kedalaman 20m untuk memastikan ketebalan dan kedalaman tanah keras.
DATA SONDIR
Recapitulation of Geotechnical Design Parameter from CPT Data
Unit Internal Modulus
Depth qc, Cohesion Qa
Sondir Description Weight Friction Elasticity
(m) (kg/cm2) (Cu,kPa) (t/m2)
(kN/m3) Angle (φ) (kPa)
S-01 0,00 ~ 2,60 20 Organic clays and mixed soils 15,50 99 5000 6,7
2,60 ~ 4,60 36 Clayey sand and silts 16,30 25-30 9000 14,4
4,60 ~ 9,00 65 Medium sand 17,80 30-35 16250 32,5
9,00 ~ 12,20 82 Medium sand 18,60 30-35 20500 41,0
12,20 ~ 13,40 100 Dense or Cemented Sand 19,50 35-40 50000 66,7
13,40 ~ 200 Dense or Cemented Sand 24,50 35-40 100000 133,3
S-02 0,00 ~ 2,60 10 Organic clays and mixed soils 15,00 49 2500 3,3
2,60 ~ 7,20 44 Clayey sand and silts 16,70 25-30 11000 17,6
7,20 ~ 10,60 36 Clayey sand and silts 16,30 25-30 9000 14,4
10,60 ~ 11,80 67 Medium sand 17,90 30-35 16750 33,5
11,80 ~ 12,00 100 Dense or Cemented Sand 19,50 35-40 50000 66,7
12,00 ~ 180 Dense or Cemented Sand 23,50 35-40 90000 120,0
Page 1 of 5
DATA OF DUTCH CONE PENETRATION TEST (DATA SONDIR)
Elevation / Elevasi : Z=- MAT :- Checked by / Diperiksa oleh : Turyadi,. ST,. MT.
Coordinate/Koordinat : X= Y= Date / Tanggal : 6-Mar-2023
…………...………………………
DIAGRAM OF DUCTH CONE PENETRATION TEST (GRAFIK SONDIR)
Elevation / Elevasi : Z=- MAT :- Checked by / Diperiksa oleh : Turyadi,. ST,. MT.
Coordinate/Koordinat : X= Y= Date / Tanggal : March 6, 2023
Medium sand
Depth / Kedalaman ( m )
10
Medium sand
12
16
LF 0 1 2 3 4 5
RF 0 10 20 30 40 50
TF 0 500 1.000 1500 2.000 2.500
qc = Cone resistance (kg/cm2) LF = local friction resistance (kg/cm2)
RF = ratio friction (%) TF = Total Friction (kg/cm)
DATA OF DUTCH CONE PENETRATION TEST (DATA SONDIR)
Elevation / Elevasi : Z=- MAT :- Checked by / Diperiksa oleh : Turyadi,. ST,. MT.
Coordinate/Koordinat : X= Y= Date / Tanggal : 6-Mar-2023
…………...………………………
DIAGRAM OF DUCTH CONE PENETRATION TEST (GRAFIK SONDIR)
Elevation / Elevasi : Z=- MAT :- Checked by / Diperiksa oleh : Turyadi,. ST,. MT.
Coordinate/Koordinat : X= Y= Date / Tanggal : March 6, 2023
6
Depth / Kedalaman ( m )
10
Medium sand
12 LF (kg/cm2)
RF (%) TF (kg/m) qc (kg/cm2)
Titik Sondir 1
Titik Sondir 2
1
LAMPIRAN 2
PERHITUNGAN PONDASI
Bearing Capacity Calculation of Shallow Foundation
Cone
Width Depth Tip Area Allowable Bearing Capacity
Resistance
Sondir B Df Ap qc Qall = qc /n Qall
-2
Depth (m)
-3
-4
-5
Bore Pile Bearing Capacity
Cone End Friction Compression Capacity Uplift Capacity
Dead
Dia Depth Resistanc Bearing Bearing
Load Ultimate Allowable Ultimate Allowable
CPT
e Capacity Capacity
φ Df qc Qp Qs DL Qult Qall Pult Pall
2
(m) (m) kg/cm (ton) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton)
0,30 13,4 100,0 70,7 52,1 2,3 120,6 47,4 28,3 11,3
S- 01 0,40 13,4 100,0 125,7 69,5 4,0 191,2 72,6 38,8 15,5
0,50 13,4 100,0 196,4 86,9 6,3 277,0 102,6 49,7 19,9
0,30 12,0 99,0 70,0 46,7 2,0 114,6 44,6 25,4 10,1
S- 02 0,40 12,0 99,0 124,5 62,2 3,6 183,1 69,0 34,7 13,9
0,50 12,0 99,0 194,5 77,8 5,7 266,6 98,1 44,6 17,8
Bearing Capacity Calculation of Bore Pile in S-01
Cone Ultimite Allowable
Dead
Dia Depth Resistance End Bearing Capacity Depth Layer Friction Bearing Capacity Bearing Bearing
Load
CPT
6 55,0 0,126 550 69,1 0 - 6,0 7,5 7,5 0,55 31,11 1,8 98,4 36,8
0,40 9 82,0 0,126 820 103,1 6 - 9,0 3,8 7,5 0,55 46,67 2,7 147,0 55,0
S- 01
12 83,0 0,126 830 104,3 9 - 12,0 3,8 7,5 0,55 62,23 3,6 163,0 62,3
13,4 100,0 0,126 1000 125,7 12 - 13,4 1,8 7,5 0,55 69,49 4,0 191,2 72,6
6 55,0 0,196 550 108,0 0 - 6,0 9,4 7,5 0,55 38,89 2,8 144,1 52,6
9 82,0 0,196 820 161,1 6 - 9,0 4,7 7,5 0,55 58,34 4,2 215,2 78,6
0,50 12 83,0 0,196 830 163,0 9 - 12,0 4,7 7,5 0,55 77,79 5,7 235,2 87,6
13,4 100,0 0,196 1000 196,4 12 - 13,4 2,2 7,5 0,55 86,86 6,3 277,0 102,6
Ultimate Bearing Capacity Graphic of Pile Allowable Bearing Capacity Graphic of Pile
0,25 in S-01 in S-01
0 0
-2 -2
0,30
-4 -4
-60,40 -6
Depth (m)
Depth (m)
-8 -8
-10 -10
-12 -12
Φ = 0.5 m
Φ = 0.4 m
Φ = 0.3 m
Φ = 0.5 m
Φ = 0.3 m
Φ = 0.4 m
-14 -14
-16 -16
0 50 100 150 200 250 300 0 50 100 150
Ultimate Bearing Capacity, QUlt (ton) Allowable Bearing Capacity, QAll (ton)
Bearing Capacity Calculation of Bore Pile in S-02
Cone Ultimite Allowable
Dead
Dia Depth Resistance End Bearing Capacity Depth Layer Friction Bearing Capacity Bearing Bearing
Load
CPT
6 51,0 0,126 510 64,1 0 - 6,0 7,5 7,5 0,55 31,11 1,8 93,4 35,1
0,40 9 36,0 0,126 360 45,3 6 - 9,0 3,8 7,5 0,55 46,67 2,7 89,2 35,7
S- 02
11 56,0 0,126 560 70,4 9 - 11,0 2,5 7,5 0,55 57,04 3,3 124,1 48,7
12 99,0 0,126 990 124,5 11 - 12,0 1,3 7,5 0,55 62,23 3,6 183,1 69,0
6 51,0 0,196 510 100,2 0 - 6,0 9,4 7,5 0,55 38,89 2,8 136,2 50,0
9 36,0 0,196 360 70,7 6 - 9,0 4,7 7,5 0,55 58,34 4,2 124,8 48,5
0,50 11 56,0 0,196 560 110,0 9 - 11,0 3,1 7,5 0,55 71,30 5,2 176,1 67,1
12 99,0 0,196 990 194,5 11 - 12,0 1,6 7,5 0,55 77,79 5,7 266,6 98,1
Ultimate Bearing Capacity Graphic of Pile Allowable Bearing Capacity Graphic of Pile
0,25 in S-02 in S-02
0 0
-2 -2
0,30
-4 -4
0,40
-6 -6
Depth (m)
Depth (m)
-8 -8
-10 -10
Φ = 0.4 m
Φ = 0.3 m
Φ = 0.5 m
Φ = 0.3 m
Φ = 0.4 m
-12
Φ = 0.5 m
-12
-14 -14
0 50 100 150 200 250 300 0 50 100 150
Ultimate Bearing Capacity, QUlt (ton) Allowable Bearing Capacity, QAll (ton)
Recapitulation of Driven Pile Bearing Capacity
End Friction
Cone Dead Compression Capacity Uplift Capacity
Dia Depth Bearing Bearing
Resistance Load Ultimate Allowable Ultimate Allowable
CPT
Capacity Capacity
φ Df qc Qp Qs DL Qult Qall Pult Pall
2
(m) (m) kg/cm (ton) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton)
□0.20 13,4 100,0 40,0 40,2 1,3 78,9 38,8 21,4 8,6
S-01 □0.25 13,4 100,0 62,5 50,3 2,0 110,7 52,3 27,1 10,9
Ø0.40 13,4 100,0 125,7 63,2 4,0 184,8 80,0 35,6 14,3
□0.20 12,0 99,0 39,6 36,0 1,2 74,4 36,0 19,2 7,7
S-02 □0.25 12,0 99,0 61,9 45,0 1,8 105,1 48,8 24,3 9,7
Ø0.40 12,0 99,0 124,5 56,6 3,6 177,4 75,6 31,9 12,8
Bearing Capacity Calculation of Driven Pile
Cone Ultimite Allowable
End Bearing Dead
Dia Depth Resistance Depth Layer Friction Bearing Capacity Bearing Bearing
Capacity Load
CPT
6 55,0 0,040 22,0 0 - 6,0 4,8 7,5 0,5 18,00 0,6 39,4 18,8
0,20 9 82,0 0,040 32,8 6,0 - 9,0 2,4 7,5 0,5 27,00 0,9 58,9 28,1
12 83,0 0,040 33,2 9,0 - 12,0 2,4 7,5 0,5 36,00 1,2 68,0 33,9
square 13,4 100,0 0,040 40,0 12,0 - 13,4 1,1 7,5 0,5 40,20 1,3 78,9 38,8
6 55,0 0,063 34,4 0 - 6,0 6,0 7,5 0,5 22,50 0,9 56,0 25,6
0,25 9 82,0 0,063 51,3 6 - 9,0 7,5 0,5 33,75 1,4 83,7 38,2
S-01
3,0
12 83,0 0,063 51,9 9 - 12,0 3,0 7,5 0,5 45,00 1,8 95,1 45,5
square 13,4 100,0 0,063 62,5 12 - 13,4 1,4 7,5 0,5 50,25 2,0 110,7 52,3
6 55,0 0,126 69,1 0 - 6,0 7,5 7,5 0,5 28,29 1,8 95,6 40,1
0,40 9 82,0 0,126 103,1 6 - 9,0 3,8 7,5 0,5 42,43 2,7 142,8 59,9
12 83,0 0,126 104,3 9 - 12,0 3,8 7,5 0,5 56,57 3,6 157,3 68,9
circle 13,4 100,0 0,126 125,7 12 - 13,4 1,8 7,5 0,5 63,17 4,0 184,8 80,0
6 51,0 0,040 20,4 0 - 6,0 4,8 7,5 0,5 18,00 0,6 37,8 18,2
0,20 9 36,0 0,040 14,4 6,0 - 9,0 2,4 7,5 0,5 27,00 0,9 40,5 21,9
11 56,0 0,040 22,4 9,0 - 11,0 1,6 7,5 0,5 33,00 1,1 54,3 28,4
square 12 99,0 0,040 39,6 11,0 - 12,0 0,8 7,5 0,5 36,00 1,2 74,4 36,0
6 51,0 0,063 31,9 0 - 6,0 6,0 7,5 0,5 22,50 0,9 53,5 24,7
0,25 9 36,0 0,063 22,5 6 - 9,0 7,5 0,5 33,75 1,4 54,9 28,7
S-02
3,0
11 56,0 0,063 35,0 9 - 11,0 2,0 7,5 0,5 41,25 1,7 74,6 37,5
square 12 99,0 0,063 61,9 11 - 12,0 1,0 7,5 0,5 45,00 1,8 105,1 48,8
6 51,0 0,126 64,1 0 - 6,0 7,5 7,5 0,5 28,29 1,8 90,6 38,4
0,40 9 36,0 0,126 45,3 6 - 9,0 3,8 7,5 0,5 42,43 2,7 85,0 40,7
11 56,0 0,126 70,4 9 - 11,0 2,5 7,5 0,5 51,86 3,3 118,9 54,7
circle 12 99,0 0,126 124,5 11 - 12,0 1,3 7,5 0,5 56,57 3,6 177,4 75,6
Ultimate Bearing Capacity Graphic of Driven Pile Allowable Bearing Capacity Graphic of Driven Pile
in S-01 in S-01
0 0
0,4
-2 -2
-4 -4
-6 -6
Depth (m)
Depth (m)
-8 -8
-10 -10
-12 -12
d = 0.20 m
d = 0.25 m
d = 0.40 m
d = 0.25 m
d = 0.40 m
d= 0.20 m
-14 -14
-16 -16
0 50 100 150 200 0 20 40 60 80 100
Ultimate Bearing Capacity, QUlt (ton) Allowable Bearing Capacity, QAll (ton)
Ultimate Bearing Capacity Graphic of Driven Pile Allowable Bearing Capacity Graphic of Driven Pile
in S-02 in S-02
0 0
0,4
-2 -2
-4 -4
-6 -6
Depth (m)
Depth (m)
-8 -8
-10 -10
-12 -12
d = 0.25 m
d = 0.40 m
d = 0.25 m
d = 0.40 m
d= 0.20 m
d = 0.20 m
-14 -14
0 50 100 150 200 0 20 40 60 80
Ultimate Bearing Capacity, QUlt (ton) Allowable Bearing Capacity, QAll (ton)