Tugas besar ini disusun berdasarkan analisis data dan pembuatan saluran
drainase sesuai denah lokasi, yang dilaksanakan pada semester awal 2020/2021
bulan September sampai Desember 2020.
Nilai Paraf
Mahasiswa
ANDI NURFADILLAH
ALIFUDDIN
Mengetahui,
Dr. Eng. Ir. Rita Tahir Lopa, M.T.,PU-SDA Dr. Riswal K, M.T
Kami menyadari bahwa dalam tugas besar ini masih terdapat kekeliruan
dan kekurangan. Oleh karena itu, kami akan sangat berterimakasih apabila ada
dari pembaca yang budiman memberi koreksi, saran atau petunjuk yang
konstruktif demi penyempurnaan mata kuliah ini.
Kami berharap dengan selesainya Tugas Besar ini, dapat bermanfaat bagi
peningkatan pengetahuan kami pada khususnya dan bagi semua yang membaca
serta pembangunan dunia ketekniksipilan pada umumnya.
Gowa, 3 Desember
2020
Penyusun
SAMPUL ..........................................................................................................i
SOAL ................................................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. I-1
I.1 Latar Belakang ................................................................................ I-1
I.2 Maksud dan Tujuan ........................................................................ I-2
I.3 Konsep Dasar Drainase Kota ........................................................... I-2
I.4 Drainase Berkelanjutan ................................................................... I-4
BAB V. PENGGAMBARAN
5.1 Gambar Layout Jaringan Drainase ................................................ V-2
5.2 Gambar Potongan Memanjang dan Melintang Saluran Drainase .. V-3
5.3 Gambar Detail Bangunan Pelintas (Gorong – Gorong) ................ V-23
5.4 Gambar Detail Inlet .................................................................... V-26
PENDAHULUAN
Dari sudut pandang lain, drainase adalah salah satu unsur prasarana
umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota
yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk
mengalirkan air permukaan ke badan air ( sumber air permukaan dan bawah
permukaan tanah ) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai
pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah
becek, genangan air dan banjir.
Maksud dan Tujuan dari penulisan laporan ini adalah agar mahasiswa
mampu memahami dan merencanakan suatu sistem drainase serta sebagai suatu
syarat kelulusan mata kuliah drainase perkotaan.
Drainase ramai dibicarakan penduduk kota ketika musim hujan, pada saat
aktifitas hidup terusik oleh genangan air hujan atau banjir. Selebihnya, drainase
mungkin dianggap tidak terlalu penting dibanding penyediaan air minum,
pengolahan air limbah dan pengelolaan sampah. Oleh karena itu, sebagian besar
masyarakat, bahkan memanfaatkan saluran drainase untuk membuang air limbah
Jadi fungsi utama drainase adalah untuk mengalirkan air hujan yang jatuh
pada permukaan tanah dan atap bangunan langsung ke sungai dan dialirkan ke
hilir secepatnya, sehingga daerah hilir semakin sering terkena bencana banjir. Pola
ini dikenal dengan istilah drainase konvensional (Ditjen Penyehatan Lingkungan
Permukiman, Kementerian Pekerjaan Umum, 2011).
Sampai saat ini perancangan drainase didasarkan pada filosofi bahwa air
secepatnya mengalir dan seminimal mungkin menggenangi daerah layanan. Tapi
dengan semakin timpangnya perimbangan air (pemakaian dan ketersedian) maka
diperlukan suatu perancangan draianse yang berfilosofi bukan saja aman terhadap
genangan tapi juga sekaligus berasas pada konservasi air (Sunjoto, 1987).
Catchment Area atau area tangkapan hujan adalah suatu area ataupun
daerah tangkapan hujan dimana batas wilayah tangkapannya ditentukan dari titik-
titik elevasi tertinggi sehingga akhirnya merupakan suatu poligon tertutup, yang
mana polanya disesuaikan dengan kondisi topografi, dengan mengikuti arah aliran
air. Aliran air tersebut tidak hanya berupa air permukaan yang mengalir di dalam
alur sungai sehingga daerah tersebut dinamakan daerah aliran sungai. Daerah ini
umumnya dibatasi oleh batas topografi, yang berarti ditetapkan berdasarkan air
permukaan. Batas ini tidak ditetapkanberdasarkan air bawah tanah karenan
permukaan air tanah selalu berubahsesuai dengan musim dan tingkat kegiatan
pemakaian.
Pengukuran ini pada base line yang dibuat disebelah saluran (pada
bahu jalan atau tanggul) melalui patok-patok dengan prosedur sudut
polygon diukur seri ganda (biasa/luar biasa) dengan menggunakan
Theodolith (To).
c. Cross Section
e. Titik Refrensi
P(X) = e -e a(X-b)
Jika diambil Y = a(X-b), dengan Y disebut reduced varied, maka persamaan dapat
ditulis :
P(X)= 𝑒 −𝑒 −𝑌
Tr (X)= 1
1-P(X)
X= μ+σK
Apabila jumlah populasi yang terbatas (sampel), maka persamaan di atas dapat
didekati dengan persamaan:
𝑋 = 𝑋̅ + 𝑘. 𝑆
K= Y𝑇-Yn
Sn
Dimana : Yn = reduced mean yang tergantung jumlah sampel/data n (tabel)
Sn = reduced standart deviation yang juga tergantung pada jumlah
sampel/data
Yt = reduced variate
(Sumber : Suripin, 2003 : 51)
Distribusi Log Pearson III banyak digunakan dalam analisis hidrologi, terutama
dalam analisis data maksimum (banjir) dan minimum (debit minimum) dengan
nilai ekstrim. Bentuk distribusi Log Pearson III merupakan hasil transformasi dari
distribusi Log Normal dengan menggantikan variat menjadi nilai logaritmik.
Bentuk kumulatif dari distribusi Log Pearson type III dengan nilai variatnya X
apabila digambarkan pada kertas peluang logaritmik (logarithmic probability
paper) akan merupakan model matematik persamaan garis lurus. Persamaan garis
lurunya adalah :
X = 𝑋̅ - k . S
̅̅ ̅ = Ʃ log x n
log X
n = Jumlah data
Standar Deviasi
Apabila penyebaran data sangat besar terhadap nilai rata-rata, maka nilai
standart deviasi dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑆𝑑= √Ʃ (Xi-𝑋̅)
n-1
Dimana:
Sd = Standart deviasi
𝑋̅ = Nilai curah hujan rata-rata (mm)
(Sumber:Suripin, 2003;34)
Koefisien Kemencengan
Suatu nilai yang menunjukkan derajat ketidaksimetrisan dari suatu bentuk
distribusi. Koefisien kemencengan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Cs= n Ʃ (Xi-𝑋̅)³
(n-1)(n-2)(𝑆3)
Koefisien Keruncingan
Untuk menentukan keruncingan kurva distribusi yang pada umumnya
dibandingkan dengan distribusi normal.
Ck= 𝑛2 Ʃ (Xi-𝑋̅)2
(n-1)(n-2)(𝑆4)
Dimana:
Ck = Koefisien Kurtosis
N = Jumlah data
Sd = Standart deviasi
𝑋̅ = Nilai rata-rata curah hujan (mm)
Xi = Variabel random (mm)
(Sumber:Triatmodjo, 2008;243)
Koefisien Variasi
𝐶𝑣 = 𝑆
𝑋̅
Dimana:
Cv = Koefisien variasi
S = Standart Deviasi
𝑋̅ = Nilai rata-rata curah hujan (mm)
X²h= n Ʃ(Oi-Ei )²
Ei
DK = K – ( R + 1 )
1) Urutkan data pengamatan (dari data terbesar sampai yang terkecil atau
sebaliknya) dan tentukan besarnya peluang masing-masing data tersebut.
X1 = P(X1)
X2 = P(X2)
Xm = P(Xm)
Xn = P(Xn)
X1 = P’(X1)
X2 = P’(X2)
Xm = P’(Xm)
Xn = P’(Xn)
- Apabila D max < Do, maka distribusi teoritis yang digunakan untuk menentukan
distribusi dapat diterima.
- Apabila D max > Do, maka distribusi teoritis yang digunakan untuk menentukan
distribusi tidak dapat diterima. Nilai kritis Do bisa dilihat pada tabel 2.6
Tabel 2.6 Nilai kritis untuk Smirnov - Kolmogorov
3. Koefesien Pengaliran
a. Kondisi hujan
b. Luas dan bentuk daerah pengaliran
C = A1C1+A2C2+........+AnCn
A total
4. Intensitas Hujan
Intensitas Hujan adalah jumlah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan
persatuan waktu, yang tergantung dari lama hujan dan frekuensi kejadiannya,
yang diperoleh dari analisa data hujan. Perhitungan intensitas hujan tergantung
dari data yang tersedia. Hubungan intensitas waktu hujan yang banyak
dirumuskan pada umumnya tergantung dari parameter kondisi setempat. Bila
proses pendinginan terjadi secara besar-besaran maka butir-butir air akan jatuh
sebagai hujan (Presipitasi). Sebenarnya presipitasi yang terjadi dapat juga berupa
salju, embun dan sebagainya. Derasnya hujan tergantung dari banyaknya uap air
yang terkandung didalam udara. Pada umumnya, semakin deras hujannya, maka
Data dari alat hujan penangkar hujan manual; data hujan harian atau data hujan 24
jam, menggunakan rumus yang digunakan adalah rumus Mononobe
Mononobe
I= R24 . ( 24/t)2/3
24
Data dari alat penangkar hujan otomatis, data hujan jam-jaman, rumus yang
digunakan adalah rumus-rumus empiris:
Talbot
It= a
t+b
Ishiguro
It= a
√t+b
Sherman
It= a
tn
Waktu konsentasi DAS adalah waktu yang diperlukan oleh butiran air untuk
bergerak dari titik jatuh pada daerah pengaliran ke titik tinjauan. Jadi waktu
konsentrasi (tc) adalah penjumlahan dari waktu yang diperlukan oleh air hujan
untuk mengalir pada permukaan tanah menuju saluran terdekat (t0) dan waktu
untuk mengalir di dalam saluran ke suatu tempat yang ditinjau (tf).
Rumus Kirpich
0,77
t0 = 0,0195 × L0
√I0
Dimana : L0 = Jarak titik terjauh lahan terhadap sistem saluran yang ditinjau
I0 = Kemiringan rata-rata permukaan tanah ke saluran yang ditinjau
(Sumber: Suripin, 2003)
Rumus Kerby
0,467
t0 = 1,44 × 𝑙0 × 𝑛𝑑
√𝑆0
Rumus tf
Tf = L
V
Dimana : L = Panjang saluran (m)
V = Kecepatan di dalam saluran (m/det)
(Sumber: Suripin, 2003)
Qp= 1 CIA
3,6
Dimana : Qp = Debit puncak banjir (m³/det)
A = Luas daerah aliran sungai (km2)
C = Koefisien pengaliran
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
A. Hidrolika Saluran
2. Kapasitas Saluran
Rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah
pengaliran dalam saluran adalah Rumus Manning :
2 1
A.R 3 .S 2
Q =
n
5. Kemiringan Talud
Besarnya kemiringan talud disesuaikan dengan ruang
yang tersedia (lebar tanah) dan juga kestabilan tanahnya. Untuk
kemiringan talud direncanakan 0,33 – 0,25 untuk saluran lining
(pasangan) dan 1,00 – 0,33 untuk saluran tanah. Untuk kondisi-
kondisi tertentu talud tegak dapat diterapkan.
w c.h
dimana :
w = Free Board (m)
h = tinggi muka air rencana (m)
Q < 0,8 c = 0,140
Keliling basah
P= b + 2 h (m2 + 1)0,5
Jari-jari hidrolis
A
R=
P
B. Hidrolika Bangunan
1. Gorong-gorong
a. Tipe Submerged
Tipe ini dipakai di tempat-tempat datar, dimana elevasi
muka air di saluran drainase terlalu tinggi, maka gorong-
gorong dipasang pada elevasi yang agak rendah untuk
mendapatkan t minimum.
b. Tipe Unsubmerged
Tipe ini dipakai apabila tinggi elevasi muka air saluran
drainase relatif rendah terhadap elevasi jalan yaitu setinggi t
minimum sehingga mudah tercapai.
(V2 V1 )
2 2
hc = Cc x
2g
dimana :
b. Akibat Pengeluaran
(V2 V1 )
2 2
ho = 0,5 x
2g
dimana :
ho = kehilangan tinggi akibat pengeluaran (m)
V2 = kecepatan di dalam gorong-gorong (m/detik)
V3 = kecepatan air di hilir (m/detik)
g = 10 m/detik2
C. Bangunan Terjun
D. Pemasukan (Inlet)
V
Fr =
g.h
dimana :
V = kecepatan air saat mulai terjadi loncatan (m/detik)
g = percepatan gaya gravitasi (m/detik2)
h = kedalaman air pada loncatan pertama (m)
dimana :
h1 = tinggi air saat loncatan hidrolik pertama (m)
h2 = tinggi air saat loncatan hidrolik kedua (m)
X = tinggi Trap ujung lantai olakan
L = panjang kolam olakan (m)
1. Beban Sendiri
Beban/berat sendiri adalah beban mati yang berasal dari
konstruksi itu sendiri. Biasanya setiap bahan mempunyai unit
weight (berat/volume) yang berbeda, dan ini bisa dilihat pada
tabel 2.8.
Tabel 2.8: Unit weight bahan konstruksi
Unit Weight
Bahan
(kg/m3)
Air 1000
Beton biasa 2200 – 2300
Beton bertulang 2400
Aspal beton 2000
Pasangan batu 2200
Bangunan besi 7850
Besi tuang 7250
2. Beban Luar
a. Tekanan Air.
Semua sturktur permanen ataupun tidak permanen
yang terendam harus direncanakan untuk tekanan
hidrostatis sebesar 1000 kg.m2 per meter kedalaman.
c. Tekanan Tanah
Tekanan tanah aktif dapat dihitung dengan rumus
Rankine. Diagram tekanan diasumsikan sebagai segitiga,
sama dengan tekanan air, dengan gaya resultante bekerja
1/3 h diatas atas diagram.
B. Material Konstruksi
2. Pasangan Batu
Pasangan batu untuk saluran dipakai 1 semen : 4 pasir.
Pasangan batu untuk gorong-gorong yaitu 1 semen : 3 pasir.
A. Analisis Frekuensi
∑(Xi-X)2
Sx =
n-1
S = 14
n.∑ (Xi-X)3
Cs=
(n-1).(n-2).S3
-258871,8864
Cs = = -1,451240598
178379,7164
n2.∑ (Xi-X)4
Ck=
(n-1).(n-2).(n-3).Sx4
115.876.397
Ck = = 6,858257984
16.895.894
13,53
Cv = = 0,009066311
1492,48
P1=1/5=0,25
P2=2/5=0,4
P3=3/5=0,6
P4=4/5=0,8
60
Intensitas 2
50
Intensitas 5
Intensitas 10
40
Intensitas (mm/jam)
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Waktu (jam)
L1=2500 m
L2=1500 m
L3=1750 m
L4=2500 m
A= Pemukiman=0,5
B= Perkantoran=0,25
C= Kawasan Bisnis=0,70
D= Pemukiman=0,5
Jalan Aspal=0,80
Koefisien Gabungan
C = A1C1+A2C2+........+AnCn
A total
Dimana : C = Koefesien aliran rata – rata
An = Luas Daerah pengaruh hujan ke – n (km2)
Cn = Koefesien aliran pada tata guna lahan (lihat pada tabel di Bab II)
A = Luas total DAS (km2)
(Sumber : Subarkah, 1980 : 51)
Q = 0,00278 × 𝐶 × 𝐼 × 𝐴
(𝐶1 × 𝐴1 + 𝐶2 × 𝐴2 + ⋯ + (𝐶𝑛 × 𝐴𝑛)
𝐶=
𝐴1 + 𝐴2 + ⋯ + 𝐴𝑛
Dimana
Q= Debit banjir rencana (m3/dtk)
A= Luas Area (Ha)
C= Koefisien Pengaliran
I= Intensitas Curah Hujan (mm/detik)
(𝐶1 × 𝐴1 + 𝐶2 × 𝐴 + 𝐶3 × 𝐴3 + 𝐶4 × 𝐴4
𝐶=
𝐴1 + 𝐴2 + 𝐴3 + 𝐴4
td = Ls
v
Keterangan:
td = Waktu pengaliran dalam saluran (menit)
Ls = Panjang Saluran (m)
v = Kecepatan rencana (m/dtk)
(diasumsikan, v = 0,4 m/dtk)
Nama Ls V td
No
saluran (m) m/dtk menit
1 a1-a2 2500 0,4 104,167
2 a1-a3 1750 0,4 72,9167
3 b1-b2 1500 0,4 62,5
4 b1-b3 1750 0,4 72,9167
5 c1-c2 2500 0,4 104,167
6 c1-c3 2500 0,4 104,167
7 d1-d2 1500 0,4 62,5
8 d1-d3 2500 0,4 104,167
Nama Ls V td
No
saluran (m) m/dtk menit
1 a2-a4 1750 0,4 72,9167
2 a3-a4 2500 0,4 104,167
3 b2-b4 1750 0,4 72,9167
4 b3-b4 1500 0,4 62,5
5 c2-c4 2500 0,4 104,167
6 c3-c4 2500 0,4 104,167
Nama Ls V td
No
saluran (m) m/dtk menit
1 d2-d4 2500 0,4 104,167
2 d3-d4 1500 0,4 62,5
Contoh Perhitungan
0,77
tc = 0,0195 x Ls
St
0,77
2500
tc = 0,0195 x
0,0303
tc = 118,9570 menit
Cs = 2 tc = 237,9141
2 tc + td 237,9141 + 104,1667
= 0,6955
Penentuan Intensitas dengan Metode Mononobe Untuk periode ulang T = 2 tahun (saluran tersier)
152,3926 24 2/3
I2 = ( ) = 33,476 mm/jam
24 1,98
Qs = 0,278 x Cs x Cr x I x A
Qs = 0,278 x 0,695 x 0,500 x 33,476 x 4,375
3
Qs = 14,1585 m /dtk
𝑝 = 𝑏 + 2ℎ. √1 + 𝑚2
Jari-Jari Hidrolik (R)
𝐴 (𝑏 + 𝑚. ℎ). ℎ
R= =
𝑝 𝑏 + 2ℎ. √1 + 𝑚2
Dengan menggunakan Rumus Manning, maka v (kecepatan) :
1 2 1
𝑣= . 𝑅 ⁄3 . 𝑠 ⁄2
𝑛
Dimana :
𝑄 𝐴
𝑣= ; R=
𝐴 𝑝
Ket :
Q = Debit (𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
5⁄
𝐴 3 𝑛 .𝑄
2 = 1⁄
𝑝 ⁄3 𝑆 2
𝐴 = (𝑏 + 𝑚. ℎ). ℎ
𝐴 = (1.5ℎ + 1. ℎ). ℎ
𝐴 = 2.5ℎ2
𝑝 = 𝑏 + 2ℎ. √1 + 𝑚2
𝑝 = 1.5ℎ + 2ℎ. √1 + 12
𝑝 = 1.5ℎ + 2ℎ. √2
𝑝 = 4.328 ℎ
Dari Persamaan Sebelumnya didapat :
5⁄
𝐴 3 𝑛 .𝑄
2 = 1⁄
𝑝 ⁄3 𝑆 2
1⁄
(2.5ℎ 2 )5 3 𝑛 . 𝑄
( 2
) = ( 1 )3
( 4.328 ℎ) 𝑆 ⁄2
10
97.656 ℎ 0.0013 . 𝑄 3
= ( 1 )
18.732 ℎ2 𝑆 ⁄2
𝑄
5.2135 ℎ8 = 0.0000027 ( 1 ) 3
𝑆 ⁄2
𝑄
ℎ8 = 0.00000053 ( 1 ) 3
𝑆 ⁄2
𝑄 3
ℎ = 0.16412 ( 1 ) ⁄8
⁄2
𝑆
Luas Penampang
Q
A =
V
1,41585
A = = 1,57136 m2
0,40
S1/2
1,41585 3/8
h = 1,04443
0,03033
= 0,79281 m
p = 3,43127 m
Kecepatan (v)
v = 1/n . R2/3 . S1/2
v = 0,901 m/s
Contoh Perhitungan
Gorong-gorong a4-b3
Data-data sbb:
Bangunan pelintas gorong-gorong bentuk Segi empat
Qsaluran = 6,542 m3 /s
v1 = kecepatan di hulu saluran = 0,40 m/s
v2 = kecepatan didalam gorong-gorong = 1,5 m/s
v3 = kecepatan di hilir saluran = 0,40 m/s
g = perc. Gravitasi = 9,81 m/s2
n = Koefisien kekasaran Manning = 0,020
Keliling Basah
P = b + 2d
= 2,356013 + 2. 2,36
= 7,06804 m
Kehilangan Energi :
1. Akibat pemasukan
2
hc = 0,50 (v2 - v1 )
2.g
2. Akibat gesekan
Nilai koefisien kekasaran Strickler (k) untuk beton 70
1 1/6 1 1/6
Cf = R = 0,617 = 0,0132
k 70
2
hf = Cf . v2
2.g
0,013181 x 1,5 2
= = 0,00151 m
3. 2x 9,81
Akibat pengeluaran
(v2 - v3 ) 2
ho = 0,11
2.g
2
= 0,11 ( 1,5 - 0,40 ) = 0,0068 m
4. 2 x 9,81
Htotal = hc + hf + ho
= 0,0308 + 0,0015 + 0,0068
= 0,0391 m
Kehilangan Energi :
1. Akibat pemasukan
2
hc = 0,50 (v2 - v1 )
2.g
2. Akibat gesekan
Nilai koefisien kekasaran Strickler (k) untuk beton 70
1 1/6 1 1/6
Cf = R = 0,617 = 0,0132
k 70
2
hf = Cf . v2
2.g
0,013181 x 1,5 2
= = 0,00151 m
2x 9,81
3. Akibat pengeluaran
(v2 - v3 ) 2
ho = 0,11
2.g
2
= 0,11 ( 1,5 - 0,40 ) = 0,0068 m
2 x 9,81
4. Htotal = hc + hf + ho
= 0,0308 + 0,0015 + 0,0068
= 0,0391 m
Contoh Perhitungan
Diketahui data-data sebagai berikut:
Untuk Trotoar a3-a4
· Panjang Saluran = 2500 m
· Lebar jalan = 7 m
· lebar trotoar = 1,5 m
· jalan + trotoar = 10 m
· Bahu Jalan = 1 m
280
D = x S ≤ 50 m
w
Q
= 0,36 x g x d3/2
L
dimana :
3
Q = kapasitas inlet (m /det)
L = lebar bahan inlet (m)
g = kecepatan grafitasi m/det2
d = kedalaman air (m)
280
D = x S ≤ 50 m
w
280
x 0,1414 ≤ 50
7
= 442
Luas 1 inlet
A = 1/2 x w x D
A= 0,5 x 7 x 6
A = 0,00198 m2
Data-data :
A = 0,00198 Ha st = 2,0 %
Lt = 3,501 m C = 0,9
Ls = 2500
Perhitungan:
Lt 0,77
tc = 0,0195 ( )
( st ) 0,5
3,50
= 0,0195 ( )0,77
( 2,000 ) 0,5
= 0,2307 menit
2 . tc 2 x 0,231
Cs = =
2 . tc + td 2 x 0,231 + 46,30
= 0,010
= 2304,52 mm/jam
Debit
Q= 0,0027.C.Cs.I.A
3
Q= 0,00208 m /s
0.5 0.2
d = 0,047 ( D . I ) (1/S)
= 0,047 ( 6 . 2304,5 ) 0.5 ( 1 / 2% ) 0.2
= 11,73 mm ≤ 150 mm
Lebar Curb
Q
L=
0,36 x g x d3/2
0,00208
L=
0,112
= 0,02 m
3
dimana : Q = kapasitas inlet tegak ( m /det )
g = percepatan gravitasi ( m/det2 ) = 9,81 m/det2
L = Lebar bukaan curb ( m )
diambil l = 20 cm = 0,20 m
d = kedalaman air dalam curb (m)
diambil d = 10 cm = 0,10 m
Q 25.85
A = =
v 0.40
= 64.617 m²
A = 3 h2 ; diasumsikan b = 2h
64.617 = 3 h2
h = 5.084 m
b = 10.17 m
T = b + 2.m.h
= 10.17 + 2. 1.00 . 5
= 20.336
Jari-jari hidrolis ( R )
A 3 h2
R = =
p 4.328 h
64.61735
=
22.00350
R = 2.93668 m
1.5 . Q .h 0.5
fb =
60
= 1.81250 m
Q = Φ . A . 2g .z
dimana : Φ = koefisien debit = 0.8
z = kehilangan tinggi energi (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2 )
Q
z =
Φ . A . 2g
25.84694
=
1 . 64.617 . 19.62
z = 0.02548 m
TUGAS BESAR
+38 +38
REKAYASA DRAINASE
+37 +37
DOSEN
+36 +36
+35 +35 Dr. Eng. Ir. Hj. Rita Tahir Lopa, M.T.
+34 +34
Riswal K., S.T., M.T.
+33 +33
+32 +32
MAHASISWA
+31 +31
ANDI NURFADILLAH ALIFUDDIN
+30 +30 D011 18 1321
LEGENDA
Elevasi Tanggul
TUGAS BESAR
+38 +38
REKAYASA DRAINASE
+37 +37
DOSEN
+36 +36
+35 +35 Dr. Eng. Ir. Hj. Rita Tahir Lopa, M.T.
+34 +34
Riswal K., S.T., M.T.
+33 +33
+32 +32
MAHASISWA
+31 +31
ANDI NURFADILLAH ALIFUDDIN
+30 +30 D011 18 1321
LEGENDA
Elevasi Tanggul
TUGAS BESAR
+38 +38
REKAYASA DRAINASE
+37 +37
DOSEN
+36 +36
+35 +35 Dr. Eng. Ir. Hj. Rita Tahir Lopa, M.T.
+34 +34
Riswal K., S.T., M.T.
+33 +33
+32 +32
MAHASISWA
+31 +31
ANDI NURFADILLAH ALIFUDDIN
+30 +30 D011 18 1321
LEGENDA
Elevasi Tanggul
TUGAS BESAR
+38 +38
REKAYASA DRAINASE
+37 +37
DOSEN
+36 +36
+35 +35 Dr. Eng. Ir. Hj. Rita Tahir Lopa, M.T.
+34 +34
Riswal K., S.T., M.T.
+33 +33
+32 +32
MAHASISWA
+31 +31
ANDI NURFADILLAH ALIFUDDIN
+30 +30 D011 18 1321
LEGENDA
Elevasi Tanggul
TUGAS BESAR
+38 +38
REKAYASA DRAINASE
+37 +37
DOSEN
+36 +36
+35 +35
+32 +32
MAHASISWA
+31 +31
+29 +29
GAMBAR
+28 +28
+27 +27
PROFIL MEMANJANG SALURAN
Panjang Saluran (m) 2500
SKALA
Kemiringan Dasar Saluran (%) 0,068
Elevasi Tanggul (m) +34,9 +33,2
X = 1:10000
Elevasi Muka Air (m) +34,3 +32,6
Y = 1:100
Elevasi Dasar Saluran (m) +33,2 +31,5
Tinggi Saluran (m) 1,1
NO. LEMBAR JUMLAH LEMBAR
Lebar Saluran (m) 1,7
Tinggi Jagaan (m) 0,6
5 16
LEGENDA
Elevasi Tanggul
TUGAS BESAR
+38 +38
REKAYASA DRAINASE
+37 +37
DOSEN
+36 +36
+35 +35
+32 +32
MAHASISWA
+31 +31
+29 +29
GAMBAR
+28 +28
+27 +27
PROFIL MEMANJANG SALURAN
Panjang Saluran (m) 2500
SKALA
Kemiringan Dasar Saluran (%) 0,096
Elevasi Tanggul (m) +34,9 +32,5
X = 1:10000
Elevasi Muka Air (m) +34,3 +31,9
Y = 1:100
Elevasi Dasar Saluran (m) +33,2 +31,5
Tinggi Saluran (m) 1,1
NO. LEMBAR JUMLAH LEMBAR
Lebar Saluran (m) 1,7
Tinggi Jagaan (m) 0,6
6 16
LEGENDA
Elevasi Tanggul
TUGAS BESAR
+38 +38
REKAYASA DRAINASE
+37 +37
DOSEN
+36 +36
+35 +35
+32 +32
MAHASISWA
+31 +31
+29 +29
GAMBAR
+28 +28
+27 +27
PROFIL MEMANJANG SALURAN
Panjang Saluran (m) 1500
SKALA
Kemiringan Dasar Saluran (%) 0,087
Elevasi Tanggul (m) +33,15 +31,85
X = 1:10000
Elevasi Muka Air (m) +32,55 +31,25
Y = 1:100
Elevasi Dasar Saluran (m) +31,45 +30,15
Tinggi Saluran (m) 1,1
NO. LEMBAR JUMLAH LEMBAR
Lebar Saluran (m) 1,7
Tinggi Jagaan (m) 0,6
7 16
LEGENDA
Elevasi Tanggul
TUGAS BESAR
+38 +38
REKAYASA DRAINASE
+37 +37
DOSEN
+36 +36
+35 +35
+32 +32
MAHASISWA
+31 +31
+30 +30
ANDI NURFADILLAH ALIFUDDIN
D011 18 1321
+29 +29
GAMBAR
+28 +28
+27 +27
PROFIL MEMANJANG SALURAN
Panjang Saluran (m) 2500
SKALA
Kemiringan Dasar Saluran (%) 0,082
Elevasi Tanggul (m) +33,15 +31,85
X = 1:10000
Elevasi Muka Air (m) +32,55 +31,25
Y = 1:100
Elevasi Dasar Saluran (m) +31,45 +30,15
Tinggi Saluran (m) 1,1
NO. LEMBAR JUMLAH LEMBAR
Lebar Saluran (m) 1,7
Tinggi Jagaan (m) 0,6
8 16
LEGENDA
Elevasi Tanggul
TUGAS BESAR
+38 +38
REKAYASA DRAINASE
+37 +37
DOSEN
+36 +36
+35 +35 Dr. Eng. Ir. Hj. Rita Tahir Lopa, M.T.
+34 +34
Riswal K., S.T., M.T.
+33 +33
+32 +32
MAHASISWA
+31 +31
ANDI NURFADILLAH ALIFUDDIN
+30 +30 D011 18 1321
LEGENDA
Elevasi Tanggul
TUGAS BESAR
+38 +38
REKAYASA DRAINASE
+37 +37
DOSEN
+36 +36
+33 +33
+32 +32
MAHASISWA
+31 +31
ANDI NURFADILLAH ALIFUDDIN
D011 18 1321
+30 +30
GAMBAR
+29 +29
Elevasi Tanggul
TUGAS BESAR
+38 +38
REKAYASA DRAINASE
+37 +37
DOSEN
+36 +36
+35 +35
Dr. Eng. Ir. Hj. Rita Tahir Lopa, M.T.
+34 +34
Riswal K., S.T., M.T.
+33 +33
+32 +32
MAHASISWA
+31 +31 ANDI NURFADILLAH ALIFUDDIN
D011 18 1321
+30 +30
+29 +29
GAMBAR
+28 +28
PROFIL MEMANJANG SALURAN
+27 +27
SKALA
Panjang Saluran (m) 2500
Kemiringan Dasar Saluran (%) 0,097
Elevasi Tanggul (m) +35,7 +34,2
X = 1:10000
Y = 1:100
Elevasi Muka Air (m) +35 +33,5
Elevasi Dasar Saluran (m) +33,5 +32
NO. LEMBAR JUMLAH LEMBAR
Tinggi Saluran (m) 1,5
Lebar Saluran (m) 2,3
11 16
Tinggi Jagaan (m) 0,7
LEGENDA
Elevasi Tanggul
TUGAS BESAR
+38 +38
REKAYASA DRAINASE
+37 +37
DOSEN
+36 +36
+35 +35
+33 +33
Riswal K., S.T., M.T.
+32 +32
MAHASISWA
+31 +31
GAMBAR
+28 +28
+27 +27
PROFIL MEMANJANG SALURAN
Panjang Saluran (m) 1750
SKALA
Kemiringan Dasar Saluran (%) 0,057
Elevasi Tanggul (m) +33,6 +32,6
Elevasi Muka Air (m) +32,9 +31,9
X = 1:10000
Y = 1:100
Elevasi Dasar Saluran (m) +31,4 +30,4
Tinggi Saluran (m) 1,5
NO. LEMBAR JUMLAH LEMBAR
Lebar Saluran (m) 2,3
Tinggi Jagaan (m) 0,7
12 16
LEGENDA
Elevasi Tanggul
TUGAS BESAR
+38 +38
REKAYASA DRAINASE
+37 +37
DOSEN
+36 +36
+35 +35
+33 +33
Riswal K., S.T., M.T.
+32 +32
MAHASISWA
+31 +31
GAMBAR
+28 +28
+27 +27
PROFIL MEMANJANG SALURAN
Panjang Saluran (m) 1500
SKALA
Kemiringan Dasar Saluran (%) 0,100
Elevasi Tanggul (m) +34,1 +32,6
Elevasi Muka Air (m) +33,4 +31,9
X = 1:10000
Y = 1:100
Elevasi Dasar Saluran (m) +31,9 +30,4
Tinggi Saluran (m) 1,5
NO. LEMBAR JUMLAH LEMBAR
Lebar Saluran (m) 2,3
Tinggi Jagaan (m) 0,7
13 16
LEGENDA
Elevasi Tanggul
TUGAS BESAR
+38 +38
REKAYASA DRAINASE
+37 +37
DOSEN
+36 +36
+35 +35
+33 +33
Riswal K., S.T., M.T.
+32 +32
MAHASISWA
+31 +31
GAMBAR
+28 +28
+27 +27
PROFIL MEMANJANG SALURAN
Panjang Saluran (m) 2500
SKALA
Kemiringan Dasar Saluran (%) 0,084
Elevasi Tanggul (m) +33,7 +31,6
Elevasi Muka Air (m) +33 +30,9
X = 1:10000
Y = 1:100
Elevasi Dasar Saluran (m) +31,5 +29,4
Tinggi Saluran (m) 1,5
NO. LEMBAR JUMLAH LEMBAR
Lebar Saluran (m) 2,3
Tinggi Jagaan (m) 0,7
14 16
LEGENDA
Elevasi Tanggul
TUGAS BESAR
+38 +38
REKAYASA DRAINASE
+37 +37
DOSEN
+36 +36
+35 +35 Dr. Eng. Ir. Hj. Rita Tahir Lopa, M.T.
+34 +34
Riswal K., S.T., M.T.
+33 +33
+32 +32
MAHASISWA
+31 +31
ANDI NURFADILLAH ALIFUDDIN
+30 +30 D011 18 1321
LEGENDA
Elevasi Tanggul
TUGAS BESAR
+38 +38
REKAYASA DRAINASE
+37 +37
DOSEN
+36 +36
+35 +35 Dr. Eng. Ir. Hj. Rita Tahir Lopa, M.T.
+34 +34
Riswal K., S.T., M.T.
+33 +33
+32 +32
MAHASISWA
+31 +31
ANDI NURFADILLAH ALIFUDDIN
+30 +30 D011 18 1321
LEGENDA
Elevasi Tanggul