Dosen Pengampu :
Agus Juhara ,ST., MT.
Disusun Oleh :
Reza Triananda Ilham Abdul Aziz
2411201080 2411201091
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.........................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Tujuan Studi....................................................................................2
1.3 Ruang Lingkup Studi.......................................................................2
1.4 Lokasi Studi.....................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................3
2.1 Geometrik Jalan...............................................................................3
2.1.1 Definisi Jalan............................................................................3
2.1.2 Ketentuan Umum.....................................................................3
2.1.3 Ketentuan Teknis......................................................................4
2.1.4 Galian dan Timbunan.............................................................27
2.2 Perkerasan Jalan............................................................................28
2.2.1 Jenis Struktur Perkerasan.......................................................28
2.3 Perancangan Drainase....................................................................30
2.3.1 Drainase Perkotaan.................................................................30
2.3.2 Sistem Drainase Perkotaan.....................................................30
2.3.3 Sarana Drainase Perkotaan.....................................................31
2.3.4 Sistem jaringan Drainase Perkotaan.......................................31
2.3.5 Hidrologi................................................................................32
BAB 3 METODOLOGI DAN ANALISIS........................................37
3.1 Metodologi Studi...........................................................................37
3.2 Analisa Geometrik.........................................................................37
3.2.1 Penentuan Trase Alinemen Horizontal..................................37
3.2.2 Perhitungan Koordinat, Azimuth, Jarak dan Sudut Tikunngan
................................................................................................37
3.2.3 Klasifikasi Medan..................................................................37
3.2.4 Kelas Jalan dan Kecepatan Rencana......................................37
BAB 4 KESIMPULAN......................................................................37
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1 PENDAHULUAN
Jalan raya adalah jalan besar atau main road yang menghubungkan satu
daerah dengan daerah yang lain(Agus Murdieono). Sarana prasarana perhubungan
tersebut meliputi semua bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukan bagi pelayanan arus lalu lintas, untuk
memindahkan orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lain.
Lokasi studi yang digunakan adalah Kota Demak. Demak merupakan salah
satu kabupaten di Jawa Tengah secara geografis terletak pada koordinat 6 derajat
43"26" - 7 derajat 09"43" Lintang Selatan dan 110 derajat 27"58" - 110 derajat
48"47" Bujur Timur. Jarak terjauh dari barat ke timur 49 km dan dari utara ke
selatan sepanjang 41 km, dengan luas wilayah 89.743 Ha, dan jumlah penduduk
berjumlah 1.173.600 Jiwa pertahun 2020.
Batas wilayah kabupaten Demak:
Utara = Kabupaten Jepara dan Laut Jawa
Timur = Kabupaten Kudus dan kabupaten Grobogan
Selatan = Kabupaten Semarang dan Kabupaten Grobogan
Barat = Kotamadya Semarang
Jarak tempuh dari ibukota kabupaten Demak ke ibukota kabupaten / kota
sekitarnya:
Demak - Semarang = 26 km
Demak - Kudus = 25 km
Demak - Jepara = 45 km
Demak - Purwodadi = 38 km
secara umum dapat dilihat dalam Tabel 2.1; (sesuai pasal 11, Peraturan
Pemerintah RI No. 43/1993).
(VLHR) yang dinyatakan dalam smp/hari dan menyatakan volume lalu lintas
untuk kedua arah. Dalam menghitung VLR, karena pengaruh berbagai jenis
kendaraan, digunakan faktor ekivalen mobil penumpang (emp). Ketentuan nilai
emp, seperti ditunjukkan pada tabel 2.3 dan table 2.4, sedangkan apabila ruas
jalan tersebut, arus lalulintasnya dipengaruhi oleh persimpangan dan akses jalan,
maka titik kritis perencanaannya ada pada arus lalu lintas persimpangan.
Kecepatan rencana, VR, pada suatu ruas jalan adalah kecepatan yang
dipilih sebagai dasar perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan
kendaraan- kendaraan bergerak dengan aman dan nyaman dalam kondisi cuaca
yang cerah, lalu lintas yang lengang, dan pengaruh samping jalan yang tidak
berarti.Kecepatan yang dipilih untuk mengikat komponen perencanaan geometri
jalan dinyatakan dalam kilometer per jam (km/h).
VR untuk suatu ruas jalan dengan kelas dan fungsi yang sama, dianggap
sama sepanjang ruas jalan tersebut. VR untuk masing-masing fungsi jalan
ditetapkan sesuai tabel 2.5. Untuk kondisi lingkungan dana tau medan yang sulit,
VR suatu bagian jalan dalam suatu ruas jalan dapat diturunkan, dengan syarat
bahwa penurunan tersebut tidak boleh lebih dari 20 Km per Jam (km/h).
Daerah manfaat jalan atau yang sering disebut dengan DAMAJA dibatasi
oleh:
a. Lebar antara batas ambang pengaman konstruksi jalan di kedua sisi
jalan;
b. Tinggi 5 meter diatas permukaan perkerasan pada sumbu jalan ;
c. Kedalaman ruang bebas 1,5 m di bawah muka jalan.
2. Damija
Ruang daerah milik jalan (DAMIJA) dibatasi oleh lebar yang sama
dengan DAMAJA ditambah ambang pengaman konstruksi jalan dengan
tinggi 5 m dan kedalaman 1,5m.
3. Dawasja
Ruang Daerah Pengawasan Jalan (Dawasja) adalah ruang sepanjang jalan
di luar Damaja yang dibatasi oleh tinggi dan lebar tertentu, diukur dari
sumbu jalan sesuai dengan fungsi jalan:
a. Jalan Arteri minimum 20 meter;
b. Jalan Kolektor minimum 7 meter;
c. Jalan Lokal minimum 4 meter.
4. Penempatan Utilitas
Bangunan utilitas dapatditempatkan di dalam Damaja dengan ketentuan
sebagai berikut [Pasal 21 ayat 3 Peraturan Pemerintah RI No.26/1985
tentang jalan] :
a. Untuk utilitas yang berada di atas muka tanah ditempatkan paling
tidak 0,60 m dari tepi paling luar bahu jalan atau perkerasan jalan;
b. Untuk utilitas yang berada di bawah muka tanaha harus
ditempatkan paling tidak 1,50 m dari tepi paling luar bahu jalan atau
perkerasan jalan.
Dengan pengertian :
Dengan pengertian :
digunakan.
c. Superelevasi
𝑅𝑚𝑖𝑛 = VR 2
127(emax + fmax)
Dengan pengertian :
b) Lengkung peralihan
Lengkung peralihan berfungsi untuk memberikan kesempatan
kepada pengemudi untuk mengantisipasi perubahan alinyemen
jalan dari bentuk lurus ( R tak hingga ) sampai bagian lengkung
jalan berjari-jari tetap R. Dengan demikian, gaya sentrifugal yang
bekerja pada kendaraan saat melintasi tikungan berubah secara
berangsur-angsur, baik ketika kendaraan mendekati tikungan
maupun meninggalkan tikungan. Ketentuan lengkung peralihan
adalah sebagai berikut :
bentuk lengkung peralihan yang digunakan adalah bentuk Spiral
(Clothoide).
Ls-𝑉𝑟T
3,6
dengan pengertian :
T = waktu tempuh pada lengkung peralihan,ditetapkan 2 detik.
VR = kecepatan rencana (km/h)
atau gunakan tabel berikut ini :
Tabel 2. 14 Panjang minimum lengkung peralihan, LS (m)
d) Tikungan Majemuk
Ada dua macam tikungan majemuk :
Tikungan majemuk searah : yaitu dua atau lebih tikungan dengan arah
belokan yang sama tetapi dengan jari-jari yang berbeda.
Umum
a. Alinyemen vertikal terdiri atas bagian lurus dan bagian lengkung;
b. Ditinjau dari titik awal perencanaan, bagian lurus dapat
berupa landau positif (tanjakan), berupa lengkung cekung
atau lengkung cembung;
c. Kemungkinan pelaksanaan pembangunan secara bertahap
harus dipertimbangkan, misalnya peningkatan perkerasan,
penambahan lajur, dan dapat dilaksanakan dengan biaya
efisien. Sekalipun demikian, perubahan alinyemen vertikal
dimasa yang akan dating sebaiknya dihindarkan.
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang terletak di bawah lapisan
pondasi bawah, yang kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan
sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar.
ditampungnya tidak terlalu besar. Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan
untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan
yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai
sistem drainase mikro
2.3.5 Hidrologi
2.3.5.1 Siklus Hidrologi
∑𝑛 (𝑥𝑖 − 𝑥̃ )2
𝑖=1
𝑆=√
𝑛−1
Dimana,
S = Standar Deviasi
𝑥𝑖 = Curah hujan minimum (mm/hari)
𝑥̃ = Curah hujan rata-rata (mm/hari)
𝑛 = Lamanya pengamatan
Dimana :
𝐶𝑐 = Koefisien kemencangan
𝑥𝑖 = Nilai variat
𝑥̃ = Nilai rata-rata
𝑛 = Jumlah data
S = Standar deviasi
Dimana :
Dimana :
Dimana:
𝑋𝑖 = Besarnya curah hujan daerah (mm)
𝑋 = Rata- rata curah hujan maksimum daerah (mm)
Dimana :
𝑑 = Tinggi curah hujan rata – rata
𝑑1 + ⋯ + 𝑑𝑛 = Tinggi curah hujan pada pos penakar 1,2,..n
𝑛 = Banyaknya atau jumlah pos penakar hujan yang
diperhitungkan
2.3.5.5 Waktu Konsentrasi
Waktu konsentrasi didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan air hujan yang
jatuh dititik terjauh dari suatu daerah aliran untuk mencapai titik tinjau (outlet).
Persamaan dapat dihitung sebagai berikut :
𝑡𝑐 = 𝑡𝑖 + 𝑡𝑡
Dimana,
𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑡𝑐 = 𝑡𝑜 + 𝑡𝑑
Dimana:
𝑡𝑐 = Waktu konsentrasi dalam menit.
𝐿 = Panjang saluran dari titik yang terjauh sampai n
dengan titik yang ditinjau dalam meter.
𝑆 = Kemiringan dasar saluran
𝑡𝑜 = Waktu pengaliran air yang mengalir di
atas permukaan tanah menuju saluran (inlet time)dalam menit.
1. Saluran terbuka
saluran yang mempunyai permukaan bebas/ tekanan permukaan sama dengan
tekanan atmosfir. Pergerakan air didorong oleh gaya gravitasi.
Sumber : PPT Hidraulika Ir. Anggrahini Syafi, M.Sc, Dr. Ir. Suseno
Darsono, M. Sc dan Prof Dr. Ir Suripin, M.Eng
No Titik Sta. X Y
165288.4
0+000 672261.04
1 A 8
1+414.2 165963.6
673503.65
2 P1 1 9
3+625.0
166278.33 675703.48
3 P2 2
4+438.9 166140.7
676509.56
4 P3 5 5
5 B 5+168.8 166325.5 677222.35
9 3
Sumber : Hasil Analisis Data Dan Perhitungan Excel
1. Perhitungan Azhimut
αPI A – PI 1 = Arc tan ( X2−X1 / Y2−Y1)
165963,69−165288 , 48
= Arc tan ( )
673503,65−672261 , 04
= Arc tan (0,54)
= 28,52˚ (Kuadran I)
αPI A – PI 1 = α
= 28,52˚
Sudut ∆
αA-A 0
αA-1 20.38
αA-2 17.83
αA-3 24.22
αA-B
Sumber : Perhitungan Excel
3. Perhitungan Jarak
DPI – 2 = √(𝑋2 − 𝑋1 ) 2 + (𝑌2 − 𝑌1 ) 2 =
√(165963,69−165288,48)2 +(673503,65−672261,04)2
= 1414,21 meter
= 1,414 kilometer
Jarak Jarak
Ket
(m) (km)
dA-1 1414.21 1.414
d1-2 2222.22 2.222
D2-3 817.74 0.818
D3-4 736.35 0.736
Jumlah 5190.51 5.191
Sumber : Perhitungan Excel
Maka Jarak Tinjauan yang di ambil adalah 5,191Km
LHR LHR
No. Jenis Kendaraan Kategori emp
kend/hari smp/hari
1 Sepedah Motor MC 3133 0.4 1253.2
2 Sedan, Jeep LV 982 1.00 982
3 oplet,pick up, minibus LV 781 1.00 781
4 micro truck, mobil hantaran LV 626 1.00 626
5 bus kecil LV 89 1.00 89
6 bus besar LV 134 1.3 174.2
7 truk ringan 2 sumbu HV 110 1.3 143
8 truk sedang 2 sumbu HV 99 1.3 128.7
9 truk 3 sumbu ringan HV 0 1.3 0
truk 2 sumbu dan trailer penarik
10 sumbu HV 0 1.3 0
11 truk 4 sumbu - trailer HV 0 1.3 0
12 kendaraan tak bermotor UM 91 0 0
Total
Total LHR 6045 LHRT 4177
Sumber : Perhitungan Excel
Perhitungan :
VLHR = LHR x ( 1+i )UR
VLHR = 4177 x ( 1+5 % )20
= 11083 smp/hari
k 1
VJR = VLHR x x
100 F
Dimana :
k = Faktor Volume lalu lintas jam sibuk, %. Dalam hal tidak ada data, boleh
digunakan k = 9
F = Faktor variasi tingkat lalu lintas per seperempat jam dalam jam sibuk.
Dalam hal tidak ada data boleh digunakan F = 0,8
Perhitungan :
9 1
VJR = 11083 x x
100 0,8
VJR = 1247 smp/hari
Faktor-faktor tersebut dapat dicari sesuai dengan kriteria perencanaan jalan yang
kita buat untuk mencari nilai kapasitas jalan, berikut perhitungan mencari nilai
kapasitas jalan :
3.2.7.1 Kapasitas (Co)
Nilai Kapasitas (Co) ditentukan dengan tabel berikut :
3.2.7.2 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw)
Nilai Penyesuaian Kapasitas untuk Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw) ditentukan pada
tabel berikut :
Tabel 3.9 Faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu-lintas (FCw)
Co = 2900
FCw = 1,00
FCsp = 1,00
FCsf = 1,00
FCCS = 1,00
C = 2900 (smp/jam)
Q 1247
DS = = = 0,43 < 0,75 (Lenggang)
C 2900
Keterangan : Q = VJR
Karena didapat nilai DS nya adalah 0,43 < 0,75 maka jalan dengan 2/2 UD dapat
digunakan.
Maka jarak pandang henti (Ss) dari Kecepatan Rencana (VR) 60 km/jam sebesar
85 m
Rmin dapat ditentukan dengan Kecepatan rencana (VR) 60 km/jam, maka Rmin
didapat 135 m
Perhitungan Lengkung Peralihan (Ls) dicari dengan rumus sebagai berikut dan Ls
yang terbesar yg digunakan sebagai lengkung peralihan.
3.2.14 Tikungan
Perhitungan Tikungan FC (Full-Circle)
Jumlah Tikungan 5 tikungan (Semua menggunakan Tikungan FC)
Tikungan 1 dengan besar sudut Δ = 20,379° direncanakan menggunakan tikungan
Full-Circle.
Syarat Tikungan FC :
2 2
Ls 33.33
P= = = 0,023 < 0,20 (Memenuhi Syarat)
24 R 24 x 2000
Berikut hasil rekapitulasi perhitungan semua tikungan :
STA Δ R e Lc Tc Ec Ls
No. Tikungan
(m) (rad) (m) (%) (m) (m) (m) (m)
1067.0
1 1+414.21 PI-1 20.379 3000 0 557.22 48.07 33.33
4
2 3+625.02 PI-2 17.826 1500 0 466.67 241.17 18.33 33.33
3 4+438.95 PI-3 24.219 1000 2.1 422.70 224.91 22.76 33.33
Sumber : Perhitungan Excel
3.2.16 Stationing
Stationing ini dilakukan setelah perhitungan dan penggambaran tikungan selesai.
Stationing dilakukan dengan memberikan tanda di setiap 50 m sepanjang garis
jalan pada alinyemen horizontal dengan STA awal 0+000 serta titik-titik penting.
Stationing bisa dimunculkan secara otomatis dengan bantuan software Civil 3D,
dan langsung langsung direkap pada tabel berikut ini :
PC PT
No Tikungan Stationing
(STA+TC) (PC+LC)
g1 = 0,41 %
g2 = -0,27 %
S = 85 m
K = 11
VR = 60 km/h
Berdasarkan data-data yang telah ada cara mendapatkan
panjang lengkung vertikal dapat dihitng sebagai berikut :
A = ǀ(g2-g1)ǀ
= ǀ-0,27 % - 0,41 %
= 0,68%
Lv =KxA
= 11 x 0,68 %
= 7,48 m
Jika jarak pandang lebih kecil dari panjang lengkung vertikal (S < L)
AS ²
Lv=
658
0,68 x 85²
Lv= = 7,46657 m
658
Jika jarak pandang lebih besar dari panjang lengkung vertikal (S > L)
658
Lv=2 S−
A
658
Lv=2 x 85− = -797 m
0,68
Maka, LV yang digunakan adalah 7,48 m
g1 = 0%
g2 = 0.41 %
S = 85 m
K = 18
VR = 60 km/h
= 18 x 0,41
= 7,380 m
Jika jarak pandang lebih kecil dari panjang lengkung vertikal (S < L)
AS ²
Lv=
120+3,5 S
0,41 x 85²
Lv= = 7,095 m
120+(3,5 x 85)
Jika jarak pandang lebih besar dari panjang lengkung vertikal (S > L)
120+3,5 S
Lv=2 S−
A
120+ 3,5 x 85
Lv=2 x 85− = -848,293 m
0,41
Maka, LV yang digunakan adalah 7,380 m
BAB 4 KESIMPULAN