Nama Nim
Mita Syeirliana 1910611014
Sidratul Vian Rofiqoh 1910611060
Ade Abdullah Anwar Lubis 1910611086
Muklas Ardiansyah 1910611099
Mia Anggraeni Anisa Nurjanah 2110611112
Muhammad Dafa Arizky 2110611115
Izar Fadi Abdillah 211061122
LABORATORIUM TRANSPORTASI
PROGRAM STUDITEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2021
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIUKUM TEKNOLOGI PERKERASANJALAN RAYA
DiperiksaOleh: DisetujuiOleh:
Pertama – tama penyusun mengucapkan segala puji syukur kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa, karena berkat izin-Nya Laporan Praktikum Teknologi Perkerasan Jalan
Raya ini dapat disusun . Laporan ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas besar
Teknologi Perkerasan Jalan Raya pada semester 5 tahun ajaran 2019/2020.
Adapun tujuan dari diberikannya tugas besar ini adalah untuk lebih memahami
dan mengetahui penerapan dari matakuliah Teknologi Perkerasan Jalan Raya . Laporan
ini merupakan perencaanaan desain lapisan aus dari jalan raya.
Tak lupa penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak – pihak yang
telah banyak membantu menyelesaikan tugas besar ini, yaitu :
1. Rofi Budi Hamduwibawa, ST selaku dosen Teknologi Perkerasan Jalan Raya.
2. M Fahrizal R , selaku asisten Laboratorium Transportasi.
3. Teman – teman Kelompok 6A, selaku pihak yang telah membantu
terselesaikannya tugas ini.
Tugas Laporan ini pun masih banyak memiliki kekurangan dan kelemahan . Oleh
karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik kepada semua pihak agar tugas ini
menjadi contoh yang lebih baik di masa yang akan datang. Semoga laporan tugas besar
ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Akhir kata saya ucapkan selamat membaca dan terimakasih telah meluangkan
waktunya untuk mmebaca laporan ini
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA ................................................................................................ i
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2. Tujuan ............................................................................................ 1
1.3. Ruang Lingkup ............................................................................. 1
1.4. Tahapan Praktikum ..................................................................... 2
2.1.5. Perhitungan............................................................................ 6
2.2.5. Perhitungan............................................................................ 14
2.3.5. Perhitungan............................................................................ 19
2.4.5. Perhitungan............................................................................ 23
Pada praktikum ini beban yang digunakan adalah beban lalu lintas berat.
Percobaan menggunakan beban lalu lintas berat karena dalam kenyataan di
lapangan beban yang diperhitungkan adalah beban lalu lintas berat.
1.2 Tujuan
Tujuan dari dilaksanakan praktikum teknik perkerasan jalan raya ini adalah
menentukan komposisi yang tepat (optimal) antara aggregat dan aspal agar
perkerasan jalan (pavement) yang dihasilkan sesuai dengan spec (syarat) yang
telah ditentukan.
1. Pemeriksaan Aggregat
Meliputi analisa ayakan, test keausan aggregat dengan mesin Los Angeles,
menentukan berat jenis aggregat.
2. Pemeriksaan Aspal
Meliputi test penetrasi aspal, daktilitas aspal, pemeriksaan titik nyala dan titik
bakar aspal, serta titik lembek aspal.
3. Mix Desain
Meliputi perencanaan campuran (aggregat dan aspal), kemudian hasil yang
didapatkan ditest dengan menggunakan alat marshall (Marshall Test).
II. PEMERIKSAAN AGREGAT
Mengingat fungsi dari perkerasan jalan yang amat penting, maka perlu adanya
pemeriksaaan terhadap bahan-bahan yang digunakan di laboratorium sehingga dapat
dihasilkan suatu konstuksi perkerasan jalan yang baik (sesuai mutu/ kelas jalan yang
diminta) dan mempunyai nilai yang tinggi.
Agregat sebagai salah satu komponen aspal beton merupakan bagian penting
yang harus diuji kualitas dan diketahui kuantitasnya. Kualitas dan proporsi kuantitas
agregat akan sangat menentukan kualitas aspal beton.
Klasifikasi Agregat :
• Agregat kasar yaitu agregat yang tertahan pada saringan No. 4
• Agregat halus yaitu agregat yang lolos melalui saringan No. 4
Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar,
agregat tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan No. 4, selanjutnya
agregat halus dan agregat kasar disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum
diatas.
Benda uji disiapkan sesuai dengan persyaratan (PB-0208-76) kecuali
apabila butiran yang melalui saringan No. 200 tidak perlu diketahui jumlahnya
dan bila syarat-syarat ketelitian tidak menghendaki pencucian.
2.1.5. Perhitungan
Menghitung prosentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-
masing saringan terhadap berat total benda uji.
FAKULTAS TEKNIK
ANALISA SARINGAN
Keterangan : 10 0
90
80
70
Gradasi Material 60
50
40
30
20
10
0
# 100
1/2"
#8
# 16
3/8"
3/4"
# 200
# 50
# 30
#4
NOMOR SARINGAN
FAKULTAS TEKNIK
ANALISA SARINGAN
Keterangan : 10 0
90
80
70
Gradasi Material 60
50
40
30
20
10
0
# 100
1/2"
# 16
#8
3/8"
3/4"
# 200
# 50
# 30
#4
NOMOR SARINGAN
FAKULTAS TEKNIK
ANALISA SARINGAN
100
Keterangan :
90
80
70
60
Gradasi Material 50
40
30
20
10
0
1/2"
# 100
#8
# 16
3/8"
3/4"
# 200
# 50
# 30
#4
NOMOR SARINGAN
FAKULTAS TEKNIK
ANALISA SARINGAN
2
No. BERAT TERTAHAN CUMULATIVE Rata SPEC
Mas ing" KUM. Te rtahan % % % %
SARINGAN
Te rtahan (gr) (gr) TERTAHAN LOLOS LOLOS LOLOS
1,5"
1" 0 0 0,0 100,0 100,0 -
3/4" 0 0 0,0 100,0 100,0 -
1/2" 0 0 0,0 100,0 100,0 -
3/8" 0 0 0,0 100,0 100,0 -
#4 0 0 0,0 100,0 100,0 -
#8 75 75 15,0 85,0 85,0 -
#16 96 171 34,1 65,9 65,9 -
#30 94 265 52,9 47,1 47,1 -
#50 74 339 67,7 32,3 32,3 -
#100 83 422 84,4 15,6 15,6 -
#200 43 465 93,0 7,0 7,0 -
BERAT CONTOH I ( Gr ) : 500
Keterangan : 10 0
90
80
70
Gradasi Material 60
50
40
30
20
10
0
1/2"
# 100
#8
# 16
# 200
3/8"
3/4"
# 50
# 30
#4
NOMOR SARINGAN
a. Keranjang kawat No. 6 atau No. 8 (ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm) dengan
kapasitas kira-kira 5 kg.
b. Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan,
tempat ini harus dilengkapi dengan pipa sehingga pemukaan air selalu
tetap.
c. Timbangan dengan kapasitas 5 kg dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh
yang ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.
d. Oven dengan pengatur suhu dengan temperatur (110 + 5) oC
e. Alat pemisah contoh.
f. Saringan No. 4
Bk
c. Berat jenis semu (app. Specific Grav) =
Bk − Ba
Bj − Bk
d. Penyerapan = x 100%
Bk
Dimana :
2.2.7. Catatan
Bila penyerapan dan harga berat jenis digunakan dalam pekerjaan beton,
dimana agregatnya digunakan pada keadaan kadar air aslinya, maka tidak perlu
dilakukan pengeringan oven. Banyak jenis bahan campuran yang mempunyai
bagian butir-butir berat dan ringan. Bahan semacam ini memberikan harga-harga
berat jenis yang tidak tetap, walaupun pemeriksaan dilakukan dengan sangat
hati-hati. Dalam hal ini beberapa pemeriksaan ulangan diperlukan untuk
mendapatkan harga rata-rata yang memuaskan.
L AB O RAT O RIUM T RANS PO RT AS I
FAKULTAS TEKNIK
NOMOR CONTOH I II
BERAT CONTOH KERING OVEN ( Gram ) A 986 997
BERAT CONTOH KERING PERMUKAAN ( SSD ) ( Gram ) B 1015 1023
BERAT CONTOH DALAM AIR ( Gram ) C 630 613
A 2,560 2,432
BERAT JENIS BULK ( ATAS DASAR KERING OVEN ) ( Gram / Cm3 )
B - C 2,496
3
B 2,636 2,495
BERAT JENIS BULK ( ATAS DASAR KERING PERMUKAAN ) ( Gram / Cm )
B - C 2,565
A 2,770 2,596
BERAT JENIS SEMU ( APP ) ( Gram / Cm3 )
A - C 2,683
B - A 2,961 2,608
PENYERAPAN AIR (%) x 100%
A 2,785
OVEN DRY SSD APP PENYERAPAN
2,496 2,565 2,683 2,785
- - - -
a. Berat jenis curah (bulk specific gravity) adalah perbandingan antara berat
agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
dalam keadaan jenuh dalam suhu tertentu.
b. Berat jenis kering permukaan (saturated dry) adalah perbandingan antara
agregat kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama
dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.
c. Berat jenis semu (apparent specific gravity) adalah perbandingan antara
agregat kering dengan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
dalam keadaan pada suhu tertentu.
d. Penyerapan adalah prosentase berat air yang dapat diserap pori terhadap
berat agregat kering. Kemampuan agregat untuk menyerap air dan aspal
adalah suatu informasi yang penting yang harus diketahui dalam pembuatan
campuran beraspal. Jika daya serap agregat sangat tinggi, agregat ini akan
terus menyerap aspal baik pada saat maupun setelah proses pencampuran
agregat dengan aspal. Hal ini akan menyebabkan aspal yang berada pada
permukaan agregat yang berguna untuk mengikat partikel agregat menjadi
lebih sedikit sehingga akan menghasilkan film aspal yang tipis. Oleh karena
itu, agar campuran yang dihasilkan tetap baik agregat yang porus
memerlukan aspal yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kurang
porus.
2.3.2. Peralatan
a. Timbangan, kapasitas 1 kg atau lebih dengan ketelitian 0,1 gram.
b. Piknometer dengan kapasitas 500 ml.
c. Kerucut terpancung ( cone ), diameter bagian atas ( 40 + 3 ) mm, diameter
bagian bawah ( 90 + 3 ) mm dan tinggi ( 75 + 3 ) mm, dibuat dari logam
tebal minimum 0,8 mm.
d. Batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk rata, berat (350 + 15 )
gram, diameter permukaan ( 25 + 3 ) mm.
e. Saringan No. 4
f. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110+5) oC.
g. Pengukur suhu dengan ketelitian pembacaan 1 oC.
h. Talam.
i. Bejana tempat air.
j. Pompa hampa udara (Vacum pump) atau tungku.
k. Air suling.
l. Desikator.
2.3.5. Perhitungan
a. Berat jenis curah ( Bulk Specific Gravity )
Bk
=
( B + 500 − Bt )
b. Berat jenis kering permukaan jenuh ( Saturated Surface Gravity )
500
=
( B + 500 − Bt )
dimana :
500 = berat benda uji dalam keadaan kering permukaan jenuh (gram)
FAKULTAS TEKNIK
NOMOR CONTOH I II
BERAT CONTOH KERING OVEN ( Gram ) A 495,0 491,5
BERAT BOTOL + AIR ( SAMPAI BATAS KALIBRASI ) ( Gram ) B 669,6 669,6
BERAT CONTOH + BOTOL + AIR ( SAMPAI BATAS KALIBRASI ) ( Gram ) C 979,6 961,4
3
A 2,605 2,361
BERAT JENIS BULK ( ATAS DASAR KERING OVEN ) ( Gram / Cm )
( B+500 )-C 2,483
500 2,632 2,402
BERAT JENIS BULK ( ATAS DASAR KERING PERMUKAAN ) ( Gram / Cm3 )
( B+500 )-C 2,517
A 2,676 2,461
BERAT JENIS SEMU ( APP ) ( Gram / Cm3 )
(B+A )-C 2,568
500 - A 1,010 1,729
PENYERAPAN AIR (%) x 100%
A 1,370
OVEN DRY SSD APP PENYERAPAN
- - - -
2,483 2,517 2,568 1,370
▪ ( AASHTO T – 96 – 76 )
▪ ( SNI 03 – 2417 – 2008 )
2.4.2. Peralatan
a. Mesin Los Angeles, mesin terdiri atas silinder baja tertutup pada kedua
sisinya dengan diameter 71 cm (28”), panjang 50 cm (20”). Silinder bertumpu
pada dua poros pendek yang tak menerus dan berputar pada poros mendatar.
Silinder berlubang untuk memasukkan benda uji. Penutup lubang terpasang
rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak terganggu. Di dalam silinder
terdapat bilah baja melintang penuh setinggi 8,9 cm (3,56”).
b. Saringan No. 12 dan saringan-saringan lainnya seperti berikut : 3/8”, ¾”, ½ ”.
c. Timbangan dengan ketelitian 5 gram.
d. Bola - bola baja (12 buah) dengan diameter rata-rata sebesar 4,86 cm
(1 7/8”), dengan berat masing-masing antara 390 – 445 gram.
2.4.5. Perhitungan
a−b
Keausan = x 100%
a
FAKULTAS TEKNIK
3.1.Penetrasi Aspal
Pemeriksaan ini disesuaikan dengan :
• PA –301 –76
• ( AASHTO T – 45 – 68 )
• ( ASTM D – 71 )
3.1.2. Peralatan
a. Alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik turun tanpa
gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm.
b. Pemegang jarum seberat ( 47 + 0,05 ) gram yang dapat dilepas dengan mudah
dari alat penetrasi untuk penetran.
c. Pemberat dari ( 50 + 0,05 ) gram dan ( 100 + 0,05 ) gram masing-masing
digunakan untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gram dan 200 gram.
d. Jarum penetrasi stainless steel dengan mutu 440 C atau HRC 54 sampai 60
dengan ukuran dan bentuk menurut gambar dibawah, ujung jarum harus
berbentuk kerucut terpancung.
e. Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar
yang rata-rata berukuran :
f. Bak peredam ( Waterbath ), terdiri dari bejana tidak kurang 10 liter dan dapat
menahan suhu tertentu dengan ketelitian + 0,1 oC. Bejana ini dilengkapi
dengan pelat dasar berlubang-lubang terletak 50 mm di atas bejana dan tidak
kurang dari 100 mm di bawah permukaan air dalam bejana.
g. Tempat air untuk benda uji ditempatkan di bawah alat penetrasi. Tempat
tersebut mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml dan tinggi yang cukup untuk
meredam benda uji tanpa bergerak.
h. Pengukuran waktu ( Stopwatch ). Pengukuran waktu penetrasi dengan skala
pembagian terkecil 0,1 detik atau kurang dan kesalahan tertinggi 0,1 detik per
60 detik. Untuk pengukuran penetrasi dengan alat otomatis kesalahan alat
tersebut tidak boleh melebihi dari 0,1 detik.
i. Termometer
3.1.6. Catatan
a. Termometer bak perendam diatur
b. Bitumen dan penetrasi kurang dari 150 dapat diuji dengan alat-alat dan cara
pemeriksaan ini, sedangkan Bitumen dengan penetrasi antara 350 – 500 perlu
dilakukan dengan alat – alat lain.
c. Apabila pembacaan stopwatch lebih dari ( 5 + 0,1 ) detik, hasil tersebut tidak
berlaku ( diabaikan ).
d. Bacalah harga putaran jarum penetrasi selama waktu tersebut.
e. Satu definisi pada pembacaan putaran jarum sama dengan 0,1 mm, jadi kalau
harga penetrasi aspal tersebut 64 artinya selama 5 detik jarum tersebut
bergerak menembus aspal 64 x 0,1 mm = 6,4 mm.
L AB O RAT O RIUM T RANS PO RT AS I
PRODI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
JL. KARIMATA 49 JEMBER 68121
PENETRASI ASPAL
(PA – 0301 – 76)
(AASHTO T – 49 – 68)
(ASTM D – 5 – 71 )
Nomor :1
Jenis Material : Aspal AC Pen 60/70
Tgl Pengujian :
Berat Contoh : 51 gram
Penetrasi pada : 250C; 100 gr; 5 s; 0,1 mm
1 65 63
2 66 65
3 63 64
4 62 66
5 65 66
64,5
Rata-rata 64,2 64,8
(0.1 mm)
(b) 63+65+64+66+66
3.2.2. Peralatan
a. Termometer.
b. Cetakan daktilitas kuningan.
c. Bak perendam isi 10 liter yang dapat menjaga suhu tertentu selama pengujian
dengan ketelitian 0,1oC, dan benda uji dapat direndam sekurang-kurangnya 10
cm di bawah permukaan air. Bak tersebut dilengkapi dengan pelat dasar yang
berlubang diletakkan 5 cm dari dasar bak perendam untuk meletakkan benda
uji.
d. Mesin dengan ketentuan sebagai berikut :
▪ Dapat menarik benda uji dengan kecepatan yang tetap.
▪ Dapat menjaga benda uji tetap terendam dan tidak menimbulkan getaran
selama pemeriksaan.
e. Methyl alkohol teknik dan sodium chlorida teknik.
DAKTILITAS ASPAL
(PA – 0306 – 76 )
( AASHTO T – 51 – 74 )
( ASTM D-113-65 )
Nomor :2
Jenis Material : Aspal Pertamina AC Pen 60/70
Tgl Pengujian :
Pemeriksaan daktilitas : sekitar 25 0C ; 5 menit
Pembacaan Pengukur
Pengamatan Benda Uji Keterangan
pada Alat (cm)
I 139
Syarat daktilitas spesifikasi
II 141
min Bina Marga > 100 cm
Daktilitas Rata - rata 140
3.3.2. Peralatan
a. Termometer.
b. Cleveland Open Cup ( cawan kuningan )
c. Pelat pemanas, terdiri dari logam untuk melekatkan cawan dan bagian atas
dilapisi seluruhnya oleh asbes setebal 0,6 cm.
d. Sumber pemanas, dipakai pembakaran gas atau pembakaran alkohol yang
tidak menimbulkan asap.
e. Penahan angin, yaitu alat yang dapat menahan hembusan angin.
f. Nyala penguji yang dapat diatur dan memberikan nyala dengan diameter
3,2 – 4,8 mm dengan panjang tabung 7,5 cm.
Karena aspal akan mengalami perubahan siat (susunan kimianya) pada saat suhu
di atas titik nyala dan titik bakar. Temperatur pemanasan aspal yang terlalu
tinggi akan menyebabkan tingginya oksidasi yang terjadi dan pada akhirnya
akan menurunkan mutu campuran.
3.4.2. Peralatan
a. Termometer.
b. Cincin kuningan.
c. Bola baja, diameter 9,53 mm dengan berat = 3,45 – 3,55 gr.
d. Alat pengarah bola.
e. Bejana gelas, tahan pemanasan mendadak dengan diameter dalam = 8,5 cm
dan tinggi sekurang-kurangnya 12 cm.
f. Dudukan benda uji.
g. Penjepit.
TITIK LEMBEK
( AASHTO T – 53 – 74 )
( SNI 06 – 2434 – 1991 )
Nomor :4
Jenis Material : Aspal Pertamina AC Pen 60/70
Tanggal Pengujian :
Titik Lembek
Suhu Yang Titik Lembek
No Waktu (detik) (⁰C)
diamati ⁰C Rata - rata
a b a B (⁰C)
1 5 60 60
2 10 120 120
3 15 180 180
4 20 240 240
5 25 300 300
6 30 360 360
7 35 420 420
8 40 480 480
9 45 540 540
10 50 600 600
11 55 660 660 53 53 53
Keterangan
P = Aa + Bb ….(1)
P = A(1-b) + Bb
P = A + (B – A)b
Dari persamaan diatas didapat pula harga :
b = (P – A) / (B – A) ….(2)
a = (P – B) / (A – B)
4. Job MIX Design, yaitu melakukan pengujian mutu campuran dengan alat
tertentu (alat Marshall), campuran mempunyai beberapa variasi kadar aspal (5
variasi kadar).
Dari job mix ini ditentukan kadar aspal optimum yang dapat memenuhi spesifikasi
mutu campuran.
Beberapa contoh spesifikasi untuk aspal beton dari beberapa sumber, yaitu:
a. Ditjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum
b. The Asphalt Institute III D
c. Japan Road Association
Contoh Perhitungan.
Diketahui dari hasil tes agregat kasar :
Berat jenis Bulk = 2,532
Berat jenis SSD = 2,579
Berat jenis apparent = 2,656
Dari percobaan diketahui agregat halus :
Berat jenis Bulk = 2,633
Berat jenis SSD = 2,687
Berat jenis Apparent = 2,783
Perhitungan Gs Aggregat
= 0,37569
= 37,569 %
diperoleh :
A = 100% – 42,85% = 57,15 %
B = 42,85% – 6,49% = 36,36 %
KOMPOSISI GRADASI
Nomor :1
Tanggal Pengujian :
AC WC
Tujuan : PERCOBAAN PENCAMPURAN DI LABORATORIUM
Lokasi : LABORATORIUM TRANSPORTASI
Tahun : 2019
CA MA FA NS FF I II PILIHAN SPEC.
90
70
Specifikasi 60
ROSENTASE LOLOS
50
40
30
20
10
0
#200
#50
#30
1/2"
#8
#4
3/8"
3/4"
#100
#16
NOMOR SARINGAN
No. Saringan ( Inchi ) 3/4" 1/2" 3/8" #4 #8 #16 #30 #50 #100 #200
No. Saringan ( mm ) 19,1 12,5 9,5 4,75 2,36 1,19 0,600 0,300 0,150 0,075
Gradasi Metode Pilihan 100,0 95,5 83,0 56,0 41,8 31,9 23,6 17,5 10,7 6,9
SPECIFIKASI 100,0 90-100 77-90 53-63 33-53 21-40 14-30 9-22 6-15 4-9
L AB O RAT O RIUM T RANS PO RT AS I
PRODI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
JL. KARIMATA 49 JEMBER 68121
KOMBINASI AGREGAT
AC WC
Tujuan : PERCOBAAN PENCAMPURAN DI LABORATORIUM
Lokasi : LABORATORIUM TRANSPORTASI
Tahun : 2019
Coarse Agg. 0,5 0,5 A. 23,7% 25% 23,9% 23,8% 23,7% 23,5% 23,4% 23,3%
Medium Agg. 11,3 9,8 B. 27,4% 29% 27,7% 27,6% 27,4% 27,3% 27,1% 27,0%
Fine Agg. 80,6 5,92 C. 18,9% 20% 19,1% 19,0% 18,9% 18,8% 18,7% 18,6%
Pasir Alam 85,0 7,04 D. 23,7% 25% 23,9% 23,8% 23,7% 23,5% 23,4% 23,3%
Filler 100 98,80 E 0,9% 1% 1,0% 1,0% 0,9% 0,9% 0,9% 0,9%
- - - - - - - - -
KADAR ASPAL : (%) 5,4% - 4,4% 4,9% 5,4% 5,9% 6,4% 6,9%
Keterangan :
# Perkiraan Aw al Kadar Aspal Rancangan ( Specifikasi Teknik ) : 0,035 ( % Fraksi CA ) + 0,045 ( % Fraksi FA ) + 0,18 ( % Filler ) + Konstanta
# Variasi Kadar Aspal adalah Tiga Kadar Aspal di Atas dan Dua Kadar Aspal di Baw ah Kadar Aspal Perkiraan yang sudah dibulatkan sampai 0.5% terdekat.
KOMPOSISI PENIMBANGAN
Nomor :2
Tanggal Pengujian :
Agg. I II III IV V VI
Aspal
17020 8510 - 28030 14045 -
Panas
Aspal
17020 8510 - 28030 14045 -
Dingin
c. Persiapan campuran
Untuk setiap benda uji diperlukan agregat sebanyak 1200 gram sehingga
menghasilkan tinggi benda uji sekitar 6,25 0,125 cm ( 2,5" 0,05" ).
Kadar Aspal Tinggi Berat Kering Berat Jenuh Berat Dalam Air Marshall Methode
No. Benda Uji
(%) (cm) (gra m) (gra m) (gra m) Sta bilita s Flow
1 6,7 1168,0 1176,8 672 205 300
2 4,4% 6,6 1171,6 1176,6 674 295 250
3 6,6 1180,2 1189,0 677 170 300
Rata- Rata 6,6 1173,3 1180,8 674,3 223,3 283,3
1 6,6 1187,0 1197,2 685 218 310
2 4,9% 6,5 1180,8 1190,4 672 165 260
3 6,6 1079,8 1088,8 625 187 310
Rata- Rata 6,6 1149,2 1158,8 660,7 190,0 293,3
1 6,3 1187,0 1197,2 685 209 250
2 5,4% 6,7 1180,8 1190,4 672 148 270
3 6,6 1079,8 1088,8 625 213 300
Rata- Rata 6,5 1149,2 1158,8 660,7 190,0 273,3
1 6,4 1168,0 1176,8 672 207 300
2 5,9% 6,5 1171,6 1176,6 674 150 410
3 6,7 1180,2 1189,0 677 208 320
Rata- Rata 6,5 1173,3 1180,8 674,3 188,3 343,3
1 6,3 1173,8 1187 680 144 345
2 6,4 6,5 1164,6 1178,6 671 155 400
3 6,6 1183,4 1193,6 683 180 350
Rata- Rata 6,5 1173,9 1186,4 678,0 159,7 365,0
1 6,7 1170,4 1178,8 669 152 360
2 6,9% 6,5 1178,2 1184,4 683 151 400
3 6,6 1180,8 1193,0 678 154 485
Rata- Rata 6,6 1176,5 1185,4 676,7 152,3 415,0
Aspal T otal Agg. T otal Agg Maximum Camp. Di Di Dalam Contoh Bulk Camp. Effektif Camp. Volume Volume Rongga T erhadap T erisi Di Plastis Marshall Aggregate Aspal Aspal
Contoh ( SSD ) Dalam Dibaca
(%) ( Gr / Cc ) ( Gr / Cc ) ( Gr / Cc ) Udara Air ( Cc ) ( Gr / Cc ) (%) Aspal Aggregate Campuran Aggregate Aspal Sesuaikan ( mm ) ( Kg / mm ) ( M 2 / Kg ) (%) (m m)
Aspal T otal Agg. T otal Agg Maximum Camp. Di Di Dalam Contoh Bulk Camp. Effektif Camp. Volume Volume Rongga T erhadap T erisi Di Plastis Marshall Aggregate Aspal Aspal
Contoh ( SSD ) Dalam Dibaca
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S U V X
(a + b + c + d + e)
a b c d e
+ + + +
g(OV. DRY)a g(OV. DRY)b g(OV. DRY)c g(OV. DRY)d g(OV. DRY)e
(a+b+c+d+e)
2
a b c d e
+ + + +
g(App)a g(App)b g(App)c g(App)d g(App)e
Volume
Sample Diameter Tebal Angka Koreksi
Cm3
• Grafik
Aspal
Flow Stabilitas Density VIM VFA VMA
Prosentase Efektif
Aspal 2,00 - 3,00 -
>800 > 2,00 >65 >15 >4
4,00 5,50