Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS DAMPAK KERUSAKAN JALAN TERHADAP PENGGUNA

JALAN DAN LINGKUNGAN DI JALAN SAWAH BESAR DUHIADAA

LAPORAN PROPOSAL SKRIPSI

OLEH :

MOH RAHMAN ALI

NIM : T2220008

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS POHUWATO

MEI 2023

1
LEMBAR PENGESAHAAN

ANALISIS DAMPAK KERUSAKAN JALAN TERHADAP PENGGUNA

JALAN DAN LINGKUNGAN DI JALAN SAWAH BESAR DUHIADAA

DISUSUN OLEH

MOH RAHMAN ALI

T2220008

Proposal

Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik dan telah disetujui serta

siap untuk diseminarkan

Pohuwato, Mei 2023

Mengesahkan,

Dosen Pembimbing I Dosen Pemimping II

RUDI, ST., MT Eviliona Muslimin, ST., MT

NIDN : 0916109101 NIDN : 1613089801

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat dan Hidayah-Nya kepada

kita semua sehingga saya dapat menyelesaiakan Proposal Skripsi dengan judul

“ANALISIS DAMPAK KERUSAKAN JALAN TERHADAP PENGGUNA JALAN

DAN LINGKUNGAN DI JALAN SAWAH BESAR DUHIADAA”. Proposal skripsi

ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan skripsi pada program

Strata-1 Fakultas Teknik dan Perencanaan Prodi Teknik Sipil Universitas

Pohuwato.

Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini tidak akan selesai

tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Urfan, ST., MT selaku Dekan Fakultas Teknik dan Perencanaan

Universitas Pohuwato

2. Bapak Rudi, ST., MT selaku Kaprodi Teknik sipil dan Ibu Eviliona

Muslimin, ST., MT selaku Seprodi Teknik Sipil atas saran dan motivasi

yang diberikan

3. Ibu Indriani Umar, ST., M.URP selaku dosen pengampuh di mata kuliah

Metode Penulisan Ilmiah telah memberikan ilmu kepada penulis proposal

ini

4. Segenap dosen-dosen di Fakultas Teknik dan Perencanaan Universitas

Pohuwato yang telah memberikan ilmunya kepada penulis

5. Orang tua dan keluarga tercinta terima kasih sudah memberikan doa dan

dukungan serta kasih sayang yang selalu tercurahkan selama ini

3
6. Terima kasih semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Kami menyadari Proposal Skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan

kekurangan. Kami mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan

perbaikannya sehingga akhirnya Proposal Skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi membaca.

Pohuwato, 07 Mei 2023

Moh Rahman Ali

4
DAFTAR ISI

SAMPUL...................................................................................................................1

LEMBAR PENGESAHAAN...................................................................................2

KATA PENGANTAR..............................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................6

1.1 Latar Belakang.............................................................................................6

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................7

1.3 Tujuan Penelitan..........................................................................................7

1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4

2.1 Definisi Jalan...............................................................................................4

2.2 Perkerasan jalan..........................................................................................4

2.3 Kerusakan Jalan...........................................................................................5

2. 4 Material Perkerasan Jalan raya....................................................................6

2.4.1 Konstruksi Perkerasan Lentur (Fleksible Pavement)...........................6

2.4.2 Konstruksi Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)...................................7

2.4.3 Konstruksi Perkerasan Komposit (Composite Pavement)....................7

2.5 Kerusakan Jalan Raya..................................................................................8

2.6 Penilaian Kondisi Kerusakan Jalan Raya....................................................9

2.6.1 Nilai Prosentase Kerusakan (Np).........................................................9

5
2.6.2 Nilai Bobot Kerusakan (Nj).................................................................9

2.6.3 Nilai Jumlah Kerusakan (Nq).............................................................10

2.6.4 Nilai Kerusakan Jalan.........................................................................12

2.7 Penyebab Kerusakan Jalan Raya...............................................................12

2.8 Jenis-jenis Kerusakana Jalan Raya............................................................12

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................19

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................................19

3.2 Pelaksanaan Penelitian...............................................................................19

3.3. Metode Analisa Data.................................................................................21

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Susunan Konstruksi Perkerasan Lentur

Gambar 2.2. Susunan Konstruksi PerkerasanKaku…………………………………7

Gambar 2.3. Susunan Konstruksi PerkerasanKomposit…………………………….8

Gambar 2.7 Kerusakan tambahan Dokumentasi)………………………………….13

Gambar 2.8 kerusakan RetakBuaya(Dokumentasi)……………………………….14

Gambar 2.9 Kerusakan Retak Pinggir(Dokumentasi)……………………………..15

Gambar 2.10 Kerusakan Gelombang

(Dokumentasi)..............................................18

Gambar 2.11 Peta Ruas JalanDuhiadaa……………………………………………19

7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jalan raya merupakan prasarana darat (infrastruktur) dalam mendukung

laju perekonomian daerah atau negara. Jalan raya (akses) juga berperan sangat

besar dalam kemajuan dan perkembangan suatu daerah. Indonesia sebagai

salah satu negara yang berkembang sangat membutuhkan kualitas dan

kuantitas jalan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat untuk

melakukan berbagai jenis kegiatan baik itu aksesibilitas maupun perpindahan

barang dan jasa (transportasi darat).

Pada perencanaan jalan raya, tebal perkerasan harus ditentukan

sedemikian rupa, sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberikan

pelayanan seoptimal mungkin sesuai dengan fungsinya, dan untuk menjaga

kondisi jalan tetap pada performa yang layak dalam melayani berbagai roda

transportasi perlu adanya evaluasi permukaan jalan untuk mengetahui kondisi

jalan tersebut apakah masih dalam kondisi yang baik atau perlu adanya

program peningkatan pemeliharaan rutin atau pemeliharaan berkala, untuk

melakukan penilaiaan kondisi perkerasan jalan tersebut, terlebih dahulu perlu

ditentukan jenis kerusakan, penyebab, serta tingkat kerusakan yang terjadi.

Banyak perkerasan jalan Kabupaten/kota di Indonesia mengalami kerusakan

diakibatkan terjadinya repitisi beban lalu lintas, seiring dengan meningkatnya

pertumbuhan perekenomian daerah.

8
Indonesia sebagai negara yang berkembang, dalam rangka meningkatkan

penyediaan transportasi darat, maka jalan merupakan faktor penting yang harus

di perhatikan dalam pembangunan maupun pemeliharaan. Dalam proses

pemeliharaan, kerusakan jalan kadang terjadi lebih dini dari masa pelayanan

yang disebabkan oleh adanya benyak faktor, antara lain faktor manusia dan

faktor alam, faktor-faktor alam yang dapat mempengaruhi mutu perkerasan

jalan diantaranya air, perubahan suhu, temperature udara. Sedangkan faktor

manusia yaitu diantaranya berupa muatan kendaraan-kendaraan berat yang

melebihi kapasitas volume kendaraan yang semakin meningkat. Dari faktor itu

semua jika terjadi terus menerus dapat menyebabkan kerusakan jalan yang

dilewati, dan tentunya akan merugikan banyak pihak.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian

adalah.

1. Seberapa besar nilai kerusakan jalan yang ada pada lapis perkerasan lentur

pada ruas jalan Sawah Besar Duhiadaa?

2. Seberapa besar pengaruh jumlah kendaraan terhadap kerusakan jalan pada

ruas jalan Sawah Besar Duhiadaa?

1.3 Tujuan Penelitan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Mengidentifikasi jenis kerusakan jalan di ruas jalan Sawah Besar Duhiadaa

2) Untuk mengetahui pengaruh antara jumlah kendaraan terhadap kerusakan

jalan pada perkerasan jalan aspal.

9
1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari Peneltian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut.

1) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi

Pemerintah Daerah Kabupaten Pohuwato pada perkerasan jalan ruas aspal.

2) Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan tentang wawasan

keilmuan khususnya pada perkerasan perkembangan ruas aspal di kabupaten

Pohuwato

3) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti

selanjutnya.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Jalan

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 13 Tahun 2011, Jalan

adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapanya yang diperuntukan bagi

lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di bawah permukaan tanah

dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori,

dan jalan kabel.

2.2 Perkerasan jalan

Wibowo (2001) mengatakan pada dasarnya setiap struktur perkerasan

jalan akan mengalami proses pengrusakan secara progresif sejak jalan

pertama kali dibuka untuk lalu lintas. Untuk mengatasi hal tersebut,

diperlukan suatu metode untuk menentukan kondisi jalan agar dapat disusun

program pemeliharaan jalan yang akan dilakukan. Secara garis besar

kerusakan jalan dapat dibedakan menjadi dua bagia, yaitu kerusakan

struktural, mencakup kegagalan perkerasan atau kerusakan dari satu atau

lebih komponen strukturperkerasan yang mengakibatkan perkerasan tidak

dapat lagi menangggung beban lalu lintas dan kerusakan fungsional yang

mengakibatkan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan menjadi

terganggu sehingga Biaya Operasi Kendraan (BOK) semakin meningkat.

Perancangan konstruksi perkerasan jalan mutlak diperhitungan dalam

perencanaan sistem jaringan jalan. Tingginya biaya yang dikeluarkan untuk

membangun jalan sangat mempengaruhi keputusan dalam merencanakan

4
sistem jaringan jalan. Hal ini pula mempengaruhi perbaikan jenis kontruksi

perkerasan jalan yang akan digunakan.

Salah satu jenis konstruksi perkerasan jalan adalah konstruksi

perkerasan lentur (flexible pavement), yaitu perkerasana yang menggunakan

aspal sebagai bahan pengikat Lapisan-lapisan perkerasanya bersifat memikul

dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar. Berbeda dengan konstruksi

perkerasan kaku (rigid pavement) yang menggunakan semen (portland

cement) sebagai bahan pengikat.

Jika diperhituungkan dari segi biaya pembangunanya, jalan yang

dibangun dengan konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement)

membutuhkan dana lebih sedikit dibandingkan dengan jalan yang dibangun

dengan konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement).

2.3 Kerusakan Jalan

Kerusakan jalan pada umumnnya disebbabkan oleh beban lalu lintas

yang berlebih (overloaded), kurang kurang stabilnya tanah dasar yang

menyebabkan deformasi pada struktur perkerasan jalan serta mutu dari

perkerasan itu sendiri. Oleh sebab itu disamping direncanakan secara tepat

jalan harus dipelihara dengan baik agar dapat melayani pertumbuhan lalu

lintas selama umur rencana yang direncanakan.

Jenis kerusakan jalan pada perkerasan dikelompokan menjadi 2

macam, yaitu kerusakan fungsional dan kerusakan struktural. Kerusakan

fungsional adalah kerusakan pada permukaan jalan yang dapat menyebabkan

terganggunya fungsi jalan tersebut. Kerusakan struktural adalah kerusakan

5
pada struktur jalan, sebagian atau seluruhnya yang menyebabkan perkerasan

jalan tidak lagi mampu menahan beban yang bekerja diatasnya. Kerusakan

jalan meliputi retak (cracking), distorsi (distortion), cacat permukaan

(disintegration), pengausan (polished aggregate), kegemukan (bleeding or

flushing), dan penurunan pada bekas penanaman utilitas.

2. 4 Material Perkerasan Jalan raya

Material perkerasan dapat dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori

berdasarkan bahan pengikatnya yaitu:

1. Konstruksi perkersan lentur (Flexible Pavement)

2. Konstruksi perkerasan kaku (Rigid Pavement)

3. Konstruksi perkerasan komposit (Composite Pavement)

2.4.1 Konstruksi Perkerasan Lentur (Fleksible Pavement)

Karakteristik Perkerasan Lentur, yaitu :

a. Bersifat elastis jika menerima beban, sehingga dapat

memberi kenyamanan bagi pengguna jalan.

b. Pada umumnya menggunakan bahan pengikat aspal.

c. Seluruh lapisan ikut menanggung beban.

d. Penyebaran tegangan ke lapisan tanah dasar sedemikian sehingga

tidak merusak lapisan tanah dasar (subgrade).

e. Usia rencana maksimum 20 tahun. (MKJI = 23 tahun).

f. Selama usia perencanaan diperlukan pemeliharaan secara berkala

(routinemaintenance).

6
Susunan lapisan perkerasan lentur dapat dilihat dibawah ini : (lihat

Gambar Lapisan Permukaan (Surface Course)

Lapisan Pondasi Atas (Base Course)


Course

Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)

Lapisan Pondasi Bawah


(Subbase Course)
Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)

Gambar 2.1. Susunan Konstruksi Perkerasan Lentur

2.4.2 Konstruksi Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Merupakan perkerasan yang menggunakan semen (Portland Cement)

sebagai bahan pengikatnya. Pelat beton dengan atau tanpa tulangan

diletakkan diatas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah.

Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton. Susunan

lapisan perkerasan kaku dapat dilihat dibawah ini : (lihat Gambar 2.2).

Lapisan Perkerasan Beton PC (Concrete Slab)

Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)

Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)


Gambar 2.2. Susunan Konstruksi Perkerasan Kaku

7
2.4.3 Konstruksi Perkerasan Komposit (Composite Pavement)

Merupakan perkerasan kaku yang dikombinasikan dengan perkerasan

lentur dapat berupa perkerasan lentur diatas perkerasan kaku atau

perkerasan kaku diatas perkerasan lentur. Susunan lapisan perkerasan

komposit dapat dilihat dibawah ini : (lihat Gambar 2.3).

Lapis Permukaan Aspal

(Bituminous- Surfacing)

Lapisan Perkerasan Beton PC

(Concrete- Slab)

Lapisan Pondasi (Subbase Course)

Tanah Dasar (Subgrade)

Gambar 2.3. Susunan Konstruksi Perkerasan Komposit

2.5 Kerusakan Jalan Raya

Kerusakan jalan merupakan suatu kejadian yang mengakibatkan

suatu perkerasan jalan menjadi tidak sesuai dengan bentuk perkerasan

aslinya, sehingga dapat menyebabkan pekerasan jalan tersebut menjadi

rusak, seperti berlubang, retak, bergelombang, dan lain sebagainya.

Lapisan perkerasan jalan sering mengalami kerusakan atau

kegagalan sebelum mencapai umur rencana. Kerusakan pada perkerasan

jalan raya dapat dilihat dari kegagalan fungsional dan struktural.

8
Kegagalan fungsional adalah apabila perkerasan jalan tidak dapat

berfungsi lagi sesuai dengan yang direncanakan dan menyebabkan

ketidaknyamanan bagi pengguna jalan. Sedangkan kegagalan struktural

terjadi ditandai dengan adanya rusak pada satu atau lebih bagian dari

struktur perkerasan jalan yang disebabkan lapisan tanah dasar yang tidak

stabil, beban lalu lintas, kelelahan permukaan, dan pengaruh kondisi

lingkungan sekitar (Yoder, 1975).

2.6 Penilaian Kondisi Kerusakan Jalan Raya

Direktorat penyelidikan masalah tanah dan jalan (1979), sekarang

Puslitbang jalan, telah mengembangkan metode penilaian kondisi

permukaan jalan yang diperkenalkan didasarkan pada jenis dan besarnya

kerusakan serta kenyamanan berlalu lintas. Jenis kerusakan yang ditinjau

adalah retak, lepas, lubang, alur, gelombang, amblas dan belah. Besarnya

kerusakan merupakan prosentase luar permukaan jalan yang rusak

terhadap luas keseluruan jalan yang ditinjau

2.6.1 Nilai Prosentase Kerusakan (Np)

Besarnya nilai prosentase kerusakan diperoleh dari prosentase luas

permukaan jalan yang rusak terhadap luas keseluruhan bagian jalan yang

ditinjau. (lihat Tabel 2.5). Rumus yang digunakan untuk menentukan nilai

prosentase kerusakan (Np) adalah sebagai berikut :

Luas Jalan Rusak


Np= x 100 %
Luas Jalan Keseluruhan

9
Tabel 2.4 Nilai Prosentase Kerusakan (Np)

Prosentase Kategori Nilai

< 5% Sedikit sekali 2

5% - 20% Sedikit 3

20% - 40% Sedang 5

> 40% Banyak 7

(Sumber: Dinas Bina Marga)

2.6.2 Nilai Bobot Kerusakan (Nj)

Besarnya nilai bobot kerusakan diperoleh dari jenis kerusakan pada

permukaan jalan yang dilalui. Penilaiannya adalah :

Tabel 2.5 Bobot Nilai Kerusakan Jalan (Nj)

No Jenis Kerusakan Nj

1 Konstruksi beton tanpa kerusakan 2

2 Konstruksi penetrasi tanpa kerusakan 3

3 Tambalan 4

4 Retak 5

5 Lepas 5,5

6 Lubang 6

7 Alur 6

8 Gelombang 6,6

9 Amblas 7

10
10 Belahan 7

( Sumber : Dinas Bina Marga )

2.6.3 Nilai Jumlah Kerusakan (Nq)

𝑁𝑞 = 𝑁𝑝 𝑥 𝑁j

Dengan :

Np : Prosentase

Kerusakan Nj : Bobot

Kerusakan

Besarnya nilai kerusakan diperoleh dari perkalian nilai prosentase

kerusakan dengan nilai bobot kerusakan. Nilai jumlah kerusakan

tercantum pada tabel di bawah ini. (lihat Tabel 2.7).

Tabel 2.6 Nilai Jumlah Kerusakan (Nq)

Prosentase luar area kerusakan

No Jenis Kerusakan ≤ 5% 5% - 20% - ≥ 40%

20% 40%

Sedikit Sedikit Sedang Banyak

sekali

1 Aspal beton 4

2 Penetrasi 6

3 Tambalan 8 12 20 28

4 Retak 10 15 25 35

5 Lepas 11 16,5 27,5 38,5

11
6 Lubang 12 18 30 42

7 Alur 12 18 30 42

8 Gelombang 13 19,5 32,5 45,5

9 Amblas 17 21 35 49

10 Belahan 14 21 35 49

2.6.4 Nilai Kerusakan Jalan

Nilai kerusakan jalan merupakan jumlah total dari setiap nilai jumlah

kerusakan pada suatu ruas jalan.

2.7 Penyebab Kerusakan Jalan Raya

Menurut Departemen Pekerjaan Umum (2007) kerusakan pada konstruksi jalan

(demikian juga dengan bahu jalan beraspal) dapat disebabkan oleh beberapa

faktor:

1. Lalu lintas, yang diakibatkan dari peningkatan beban (sumbu

kendaraan) yang melebihi beban rencana, atau juga repetisi beban

(volume kendaraan) yang melebihi volume rencana sehingga umur

rencana jalan tersebut tidak tercapai.

2. Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang

tidak baik, naiknya air akibat sifat kapiler.

3. Material perkerasan. Hal ini dapat disebabkan oleh sifat material

itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh sistem pengolahan

bahan yang tidak baik.

4. Iklim. Suhu udara dan curah hujan yang tinggi dapat merusak

perkerasan jalan.

5. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil, karena sifatnya memang

12
jelek atau karena sistem pelaksanaannya yang kurang baik.

6. Proses pemadatan lapisan-lapisan selain tanah dasar kurang baik.

2.8 Jenis-jenis Kerusakana Jalan Raya

Jenis-jenis kerusakan jalan raya menurut Dinas Bina Marga, yaitu

1. Konstruksi Beton Tanpa Kerusakan

2. Konstruksi Penetrasi Tanpa Kerusakan

3. Tambalan

Ciri-ciri (lihat gambar 2.4)

Wilayah perkerasan yang telah diganti menjadi baru untuk memperbaiki

perkerasan yang ada sebelumnya.

Gambar 2.7 Kerusakan Tambalan (Dokumentasi)

4. Retak

Retak adalah suatu kerusakan permukaan perkerasansehingga

akan menyebabkan air pada permukaan perkerasan masuk kedalam

lapisan dibawahnya dan hal ini merupakan salah satu faktor yang

akan membuat luas/parah suatu kerusakan. (Departemen Pekerjaan

Umum 2007) Kerusakan retak dibagi menjadi beberepa tipe

kerusakan retak, yaitu:

13
a. Retak halus

Ciri-ciri:

 Lebar celah <3 mm.

 Penyebaran setempat dan meluas

 Meresapkan air

 Akan berkembang menjadi retak buaya

b. Retak buaya

Ciri-ciri: (lihat Gambar 2.5)

 Lebar celah >3mm.

 Saling berangkai membentuk serangkaian kotak-kotak kecil

yang menyerupai kulit buaya.

 Akan berkembang menjadi lubang

Gambar 2.8 Kerusakan Retak Buaya (Dokumentasi)

14
1. Retak Pinggir

Ciri-ciri (lihat Gambar 2.6)

 Berada pada posisi perkerasan/dekat bahu jalan

 Berbentuk retak memanjang

 Dengan atau tanpa cabang yang mengarah pada bahu jalan

 Retak ini dapat terdiri atas beberapa bahu cela yang saling

sejajar.

Gambar 2.9 Kerusakan retak Pinggir (Dokumentasi)

2. Retak Susut

Ciri-ciri:

 Retak yang saling bersambungan

 Membentuk kotak-kotak besar dengan sudut tajam

 Umumnya retak ini menyeluruh pada perkerasan jalan

3. Retak selip

Ciri-ciri:

15
 Retak yang bentuknya melengkung seperti bulan sabit atau

 Berbentuk seperti jejak ban mobil disertai dengan beberapa

retak.

 Terjadi bersama dengan terbentuknya sungkur (shoving)

4. Retak persegi

Ciri – ciri : (lihat Gambar 2.7)

 Retak berbentuk persegi dengan sudut tajam dan lebih besar

dari retak buaya

Gambar 2.7 Kerusakan retak persegi (Dokumentasi)

5. Lepas

Ciri – ciri : (lihat Gambar 2.8)

 Disintegrasi atau lepasnya Hot Mix Asphalt (HMA) secara terus –

menerus (progressive) dari permukaan kebawah sebagai akibat dari

tercabutnya partikel – partikel agregat.

16
Gambar 2.8 Kerusakan lepas (Dokumentasi)

6. Lubang

Ciri – ciri : (lihat Gambar 2.9)

 Ukurannya bervariasi dari kecil sampai besar.

 Lubang – lubang ini menampung dan meresapkan air ke dalam

lapis permukaan yang menyebabkan semakin parahnya kerusakan

jalan.

Gambar 2.9 kerusakan Lubang (Dokumentasi)

7. Alur

Ciri – ciri :

 Terjadi apabila air keluar dari sambungan, retakan atau melalui

lapisan HMA dengan pori – pori besar.

17
 Terjadi pada lintasan roda sejajar dengan as jalan.

8. Gelombang

Ciri – ciri : (lihat Gambar 2.10)

 Kerusakan lapis perkerasan tampak seperti gelombang.

Gambar 2.10 Kerusakan Gelombang (Dokumentasi)

9. Amblas

Ciri – ciri :

 Setempat, dengan atau tanpa retak.

 Kedalaman umumnya > 2 cm.

 Menampung dan meresapkan air.

10. Belahan

Ciri – ciri :

 Perkerasan jalan menjadi terbelah dan membentuk garis belahan.

18
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian yang dijadikan objek penelitian adalah ruas jalan

duhiadaa dengan panjang 5,34 km. Jalan duhiadaa merupakan jalan yang

sering dilewati kendaraan roda dua, roda empat dan kendraan berat. Jalan

duhiadaa termasuk jalan provinsi yang menhubungkan antara provinsi

sulawesi utara dan sulawesi tengah. (lihat Gambar 3.1)

Gambar 2.11 Ruas Jalan Duhiadaa

Waktu penelitian dilakukan selama 1 bulan berdasarkan lama waktu

kegiatan penelitian ini dimulai dari pembuatan proposal, survei lapangan,

pengambilan data di lapangan, hingga pada penyelesaian pembuatan skripsi

3.2 Pelaksanaan Penelitian

1. Data primer adalah suatu data yang didapat dengan melakukan

pengamatan dan peninjauan secara langsung di lapangan. Survey yang

19
dilakukan merupakan survey kondisi permukaan jalan. Survey dilakukan

pada ruas jalan Duhiadaa, meliputi:

a. Pengumpulan Data

Jenis–jenis kerusakan yang ada direkap untuk setiap segmen jalan yang

ditinjau. Semua jenis kerusakan dinilai secara visual kemudian setiap

kerusakan ditandai dengan memberi batas dengan kedalamannya dengan

menggunakan meteran.

b. Tingkat kerusakan yang terjadi.

Kerusakan dinilai berdasarkan kualitas kerusakan apakah termasuk berat,

sedang atau ringan dan jugakuantitasnya yang bisa dinyatakan dalam

persentase kerusakan, perbandingan luas permukaan rusak dengan luas

permukaan jalan yang ditinjau.

c. Jumlah kerusakan.

Tiap jenis kerusakan jalan direkap dan dijumlahkan untuk setiap segmen

yang ditinjau.

1. Data Sekunder

Data sekunder adalah merupakan suatu data yang didapat melalui

instansi–instansi terkait, peta lokasi dan gambar teknis jalan

Kedungmundu-metesih dari Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Jawa

Tengah.

d. Peralatan penelitian

20
Pada Penelitian ini menggunakan alat-alat berupa: kamera, buku catatan,

pena, instansi terkait serta sumber data lain yang didapatkan dari berbagai

sumber.

3.3. Metode Analisa Data

Berdasarkan metode survei pengambilan data yang telah dijelaskan

sebelumnya data yang diperoleh dilapangan kemudian akan diolah

menggunakan software ms. excel.

21

Anda mungkin juga menyukai