Disusun Dan Ditujukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Sipil S-1
Institut Teknologi Nasional Malang
Oleh :
SITORESMI RATNANINGRUM
16.21.089
2020
i
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Rahmat dan Berkat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini
dengan baik dan benar. Tugas Akhir ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan gelar strata satu (S-1), Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.
Program Studi Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional Malang. Dalam proses
penyelesaian Tugas Akhir ini, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada:
Penyusun menyadari bahwa pada Tugas Akhir ini, mungkin masih banyak
kekurangan ataupun kesalahan. Oleh karena itu, penyusun selalu mengharapkan
saran, petunjuk, kritik dan bimbingan yang bersifat membangun, demi kelanjutan
kami selanjutnya.
Malang, 15 Agustus 2020
Penyusun
iii
SITORESMI RATNANINGRUM (1621089), Program Studi Teknik Sipil S-1,
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang, Juli
2020, “PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM DI
KECAMATAN TRENGGALEK KABUPATEN TRENGGALEK”, Dosen
Pembimbing : Ir. I Wayan Mundra, MT1, Sriliani Surbakti, ST, MT2
Air merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting, air yang
cukup dan sehat dapat membantu terlaksananya program penyehatan
masyarakat.Berdasarkan kondisi eksisting dari PDAM di Kecamatan Trenggalek
jumlah penduduk yang telayani PDAM di Kecamatan ini hanya sebesar 23.844 jiwa
dari 3974SR (Sambungan Rumah) yang terpasang dan diproyeksikan berdasarkan
menggunakan proyeksi 3 metode dengan pertumbuhan penduduk sebesar 0,4167 %
untuk 10 tahun.
Pada penduduk yang belum terlayani pada saat musim kemarau kesulitan
untuk mendapatkan air bersih dengan mudah. Perlu adanya evaluasi jaringan
distribusi sehingga dalam pengembangan distribusi air bersih dapat dilakukan
dengan tepat. Dan rangka memenuhi kebutuhan air yang semakin meningkat, tiap
tahunnya dan keterbatasan debit sumber air, maka perlu pengembangan distribusi
kebutuhan air bersih untuk wilayah Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek
pada daerah layanan PDAM di Kabupaten Trenggalek sampai dengan tahun 2030.
Dan diperoleh proyeksi pelanggam PDAM menggunakan metode
aritmatika dengan pertumbuhan penduduk sebesar 0,4167 % dan pada tahun 2030
pelanggan PDAM menjadi sebesar 24.937 jiwa. Kebutuhan air bersih untuk 10
tahun yang akan mendatang sebesar 41,56 liter/detik pada tahun 2030 dan
kemampuan produksi sebesar 90 liter/detik dapat memenuhi kebutuhan air bersih
pelanggan PDAM pada tahun 2030. Pada simulasi program WaterCAd V8i dapat
disimpulkan bahwa alternatif paling efektif dalam pengembangan jaringan air
bersih adalah simulasi alternatif 3 dengan diameter pipa sebesar 200 mm,
menggunakan pipa PVC berdiameter 200 mm, tekanan disemua titik simpul 1,6 –
3,2 atm (dan headloss sebesar 10 m/km pada jam puncak yaitu pukul 06.00.
ABSTRAK
iv
DAFTAR ISI
v
2.7.1 Kecepatan Aliran ......................................................................16
2.7.2 Hukum Kontinuitas ..................................................................16
2.7.3 Hukum Bernouli .......................................................................18
2.7.4 Kehilangan Tinggi Energi (Head Loss) ...................................21
2.7.4.1 Major Head Loss .......................................................21
2.7.4.2 Major Head Loss .......................................................23
2.8 Sistem Perpipaan ..................................................................................26
2.8.1 Jenis Pipa ..................................................................................26
2.8.2 Sistem Jaringan Pipa Distribusi ...............................................27
2.9 Reservoir ...............................................................................................28
2.10 Sistem Pompa dalam Perpipaan ...........................................................30
2.11 Analisa Sistem Jarngan dengan Menggunakan Software .....................33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................43
3.1 Metode Pengumpulan Data...................................................................43
3.2 Langkah – Langkah Studi .....................................................................43
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN.....................................46
4.1 Proyeksi Pelanggan ...............................................................................46
4.2 Data Jumlah Penduduk .........................................................................46
4.3 Proyeksi Jumlah Penduduk ...................................................................47
4.4 Uji Kesesuaian Metode Proyeksi Jumlah Penduduk ............................50
4.5 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih ............................................................52
4.6 Analisa Perhitungan Debit Kebutuhan dan Debit Tersedia ..................56
4.7 Reservoir ...............................................................................................56
4.8 Pengembangan Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih .........................58
4.9 Pengembangan Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih Air Bersih
dengan Simulasi WaterCAd V8i ...........................................................58
4.10 Simulasi Pada Jaringan Pipa Pengembangan ( Alternatif 1 ) .............59
4.10.1 Analisa Tekanan pukul 00.00 Alternatif 1 ............................59
4.10.2 Analisa Headloss Air dalam Pipa pukul 00.00 Alternatif 1. ..60
4.10.3 Analisa Tekanan pukul 00.00 Alternatif 1 ............................62
vi
4.10.4 Analisa Headloss Air dalam Pipa pukul 00.00 Alternatif 1. ..63
4.11 Simulasi Pada Jaringan Pipa Pengembangan ( Alternatif 2 ) .............65
4.11.1 Analisa Tekanan pukul 00.00 Alternatif 2 ............................65
4.11.2 Analisa Headloss Air dalam Pipa pukul 00.00 Alternatif 2. ..66
4.11.3 Analisa Tekanan pukul 00.00 Alternatif 2 ............................68
4.11.4 Analisa Headloss Air dalam Pipa pukul 00.00 Alternatif 2. ..69
4.12 Simulasi Pada Jaringan Pipa Pengembangan ( Alternatif 3 ) .............71
4.12.1 Analisa Tekanan pukul 00.00 Alternatif 3 ............................71
4.12.2 Analisa Headloss Air dalam Pipa pukul 00.00 Alternatif 3. ..72
4.12.3 Analisa Tekanan pukul 00.00 Alternatif 3 ............................74
4.12.4 Analisa Headloss Air dalam Pipa pukul 00.00 Alternatif 3. ..75
4.13 Perbandingan Uji Kelayakan Jaringan Distribusi Air Bersih .............77
4.13.1 Analisa Tekanan pukul 00.00 dan 06.00 ................................77
4.13.2 Analisa Headloss Air Pipa pukul 00.00 dam 06.00................78
4.14 Pembahasan ........................................................................................79
BAB V PENUTUP.........................................................................................80
5.1 Kesimpulan ...........................................................................................80
5.2 Saran .....................................................................................................80
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................81
LAMPIRAN...................................................................................................82
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 4.7 Grafik tekanan tiap simpul pukul 06.00 Alternatif 2 ............................. 69
Gambar 4.8 Grafik headloss pipa pukul 06.00 Alternatif 2 ...................................... 70
Gambar 4.9 Grafik tekanan tiap simpul pukul 00.00 Alternatif 3 ............................. 72
Gambar 4.10 Grafik headloss pipa pukul 00.00 Alternatif 3 .................................... 73
Gambar 4.11 Grafik tekanan tiap simpul pukul 06.00 Alternatif 3 ........................... 75
Gambar 4.12 Grafik headloss pipa pukul 06.00 Alternatif 3 .................................... 76
DAFTAR TABEL
ix
Tabel 4.16 Analisa tekanan tiap simpul pukul 06.00 Alternatif 1 ............................. 62
Tabel 4.17 Analisa headloss dalam pipa pukul 06.00 Alternatif 1 ............................ 63
Tabel 4.18 Analisa tekanan tiap simpul pukul 00.00 Alternatif 2 ............................. 65
Tabel 4.19 Analisa headloss dalam pipa pukul 00.00 Alternatif 2 ............................ 66
Tabel 4.20 Analisa tekanan tiap simpul pukul 06.00 Alternatif 2 ............................. 68
Tabel 4.21 Analisa headloss dalam pipa pukul 06.00 Alternatif 2 ............................ 69
Tabel 4.22 Analisa tekanan tiap simpul pukul 00.00 Alternatif 3 ............................. 71
Tabel 4.23 Analisa headloss dalam pipa pukul 00.00 Alternatif 3 ............................ 72
Tabel 4.24 Analisa tekanan tiap simpul pukul 06.00 Alternatif 3 ............................. 74
Tabel 4.25 Analisa headloss dalam pipa pukul 06.00 Alternatif 3............................ 75
Tabel 4.26 Perbandingan tekanan alternatif 1,2,3 ..................................................... 77
Tabel 4.27 Perbandingan headloss alternatif 1,2,3 .................................................... 78
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting di samping
kebutuhan lain misalnya: sandang, pangan, dan papan. Air yang cukup dan sehat
dapat membantu terlaksananya program penyehatan masyarakat. Beberapa sumber
air untuk kebutuhan sehari-hari antara lain sumur dangkal, sumur dalam, mata air,
air permukaan dan penampung air hujan. Air tanah sebagai salah satu sumber air
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih mempunyai kelemahan
sumber air yang terbatas. Tidak semua masyarakat mempunyai sumber air yang
memenuhi syarat kesehatan. Seiring dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan
air bertambah, ini berarti bertambah pula masyarakat yang membutuhkan air bersih
untuk keperluan sehari - hari.
Pada saat ini, pertumbuhan penduduk Indonesia sudah mencapai angka yang
cukup besar. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, jumlah kebutuhan
hidup yang harus dipenuhi juga semakin besar. Kebutuhan akan air bersih ini akan
meningkat sejalan dengan adanya pertumbuhan penduduk dan pembangunan suatu
daerah, baik dari segi kualitas dan kuantitas.
1
Berdasarkan kondisi eksisting sistem penyediaan air bersih yang ada di
Kabupaten Trenggalek dari 13 kecamatan sudah terlayani PDAM yaitu Kecamatan
Panggul, Munjungan, Watulimo, Kampak, Dongko, Pule, Karangan, Gandunsari,
Durenan, Pogalan, Trenggalek, Tugu, dan Bendungan, namun 1 kecamatan belum
terlayani PDAM yaitu Kecamtan Suruh.
Oleh sebab itu perlu adanya kesadaran masyarakat dan sosialisasi tentang
pentingnya penyediaan air bersih oleh PDAM Trenggalek sehingga penduduk yang
terlayani semakin meningkat. Didukung dengan evaluasi jaringan distribusi
sehingga dalam pengembangan distribusi air bersih dapat dilakukan dengan tepat.
Pengembangan distribusi air bersih yang tepat maka pelayanan air bersih kepada
masyarakat akan terpenuhi dengan baik. Dan rangka memenuhi kebutuhan air yang
semakin meningkat, tiap tahunnya dan keterbatasan debit sumber air, maka perlu
pengembangan distribusi kebutuhan air bersih untuk wilayah Kecamatan
Trenggalek dan Karangan Kabupaten Trenggalek pada daerah layanan PDAM di
Kabupaten Trenggalek sampai dengan tahun 2030.
1.2.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah:
1. Berapa besar proyeksi kebutuhan air bersih yang harus disediakan oleh
PDAM di Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek pada tahun 2020 -
2030 ?
2
2. Berapa kemampuan debit sumber air di PDAM Kecamatan Trenggalek
Kabupaten Trenggalek untuk mencukupi kebutuhan tersebut?
3. Bagaimana pengembangan jaringan distribusi air bersih di Kecamatan
Trenggalek Kabupaten Tenggalek.
1.3.Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah:
1. Menganalisa kebutuhan air bersih PDAM di Kecamatan Trenggalek
Kabupaten Trenggalekpada tahun 2020 - 2030.
2. Menganalisa kemampuan debit sumber air di PDAM Kecamatan
Trenggalek Kabupaten Trenggalek untuk mencukupi kebutuhan tersebut.
3. Merencanakan pengembangan jaringan distribusi air bersih di Kecamatan
Trenggalek Kabupaten Trenggalek.
1.4.Manfaat
Manfaat dari penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah:
1. Mengetahui kebutuhan air bersih PDAM di Kecamatan Trenggalek
Kabupaten Trenggalek.
2. Mengetahui perbandingan kemampuan debit dengan kebutuhan air bersih
PDAM di Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek.
3. Dapat merencanakan pengembangan jaringan distribusi air bersih yang di
Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek
1.5.Batasan Masalah
1. Memproyeksikan kebutuhan air bersih PDAM di Kecamatan Trenggalek
Kabupaten Trenggalek untuk 10 tahun yang akan datang.
2. Menganalisa ketersediaan sumber air bersih di Kecamatan Trenggalek
Kabupaten Trenggalek untuk 10 tahun yang akan datang.
3. Merencanakan jaringan air bersih mengunggunakan pipa PVC dengan 3
alternatif yaitu diameter 100 mm, 150 mm dan 200 mm di Kecamatan
Trenggalek Kabupaten Trenggalek 10 tahun yang akan datang.
3
Sumber : peta administrasi PU
4
Sumber : peta administrasi program argis
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Tijauan Umum
Jumlah penggunaan air bersih berbeda dari satu daerah ke aderah lainnya, hal
ini tergantung pada geografis, cuaca, ciri-ciri masalah lingkungan hidup penduduk,
industrial dan faktor faktor lainnya. dan pada suatu daerah tertentu, penggunaan air
juga berubah dari musim ke musim. Dengan demikian perlu adananya analisa
kebutuhan air bersih dan ketersediaan air bersih yang ada.
Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang mulak pada suatu
sistem penyediaan air bersih, tanpa sumber air maka suatu sistem penyediaan air
bersih tidak akan berfungsi, serta perencanaan kebutuhan air bersih yang tepat maka
pelayanan air bersih kepada masyarakat akan terpenuhi dengan baik
Dengan :
Po = jumlah penduduk tahun ke-0
r+1 = jumlah penduduk pada tahun ke-n + 1
t = periode perencanaan
2.2.2. Metode Geometrik
𝑃𝑡 = 𝑃𝑜 (1 + 𝑟)𝑛 ....................................................................................(2.2)
6
Dengan :
Dengan :
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun ke-n (jiwa)
P0 = jumlah penduduk pada akhir tahun yang ditinjau (jiwa)
r = angka pertumbuhan penduduk (%)
n = periode tahun yang ditinjau (tahun)
e = bilangan logaritma natural (2,7182818)
2.3.Uji Kesesuaian Metode Proyeksi Jumlah Penduduk
Uji kesesuaian dari metode proyeksi penduduk perlu dilakukan proyeksi
jumlah penduduk dari data tahun 2014 -2018 diproyeksikan ke tahun 2019 – 2030
menggunakan tiga metode, yaitu metode geometrik, aritmatika, dan eksponsial.
Rumus korelasi
𝑛(∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟= ....................................................................(2.4)
√[𝑛(∑ 𝑋 2 )−(∑ 𝑋)2 ]𝑥[[𝑛(∑ 𝑌 2 )−(∑ 𝑌)2 ]]
Dengan :
r = koefisien korelasi
n = jumlah data
x = jumlah penduduk setiap tahun dari tahun dasar
y = jumlah penduduk tiap tahun hasil proyeksi
7
2.4.Sumber Air Baku
Air merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting di samping
kebutuhan lain misalnya: sandang, pangan, dan papan. Air yang cukup dan sehat
dapat membantu terlaksananya program penyehatan masyarakat. Beberapa sumber
air untuk kebutuhan sehari-hari antara lain sumur dangkal, sumur dalam, mata air,
air permukaan dan penampung air hujan.
a) Air sungai adalah air yang mengalir di permukaan bumi, meliputi aliran
air, alur sungai termasuk bantaran, tanggul dan areal yang dinyatakan
sebagai sungai. Air sungai merupakan alternatif sumber air yang paling
mudah diperoleh karena terletak dekat dengan permukiman masyarakat.
Dari segi kuantitas fluktuasinya tinggi, sedangkan dari segi kualitas
banyak yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air
bersihtanpa proses pengolahan.
b) Air Rawa/Danau/Waduk merupakan bentuk cekungan permukaan tanah
baik alamiah maupun buatan dan didalamnya terdapat genangan air
dengan volume relatif besar.
8
2.4.2. Air Hujan
Pemanfaatan air hujan adalah untuk daerah dengan curah hujan yang tinggi.
Pada umumnya digunakan sebagai solusi, ketika terdapat masalah fasilitas dari lain
sumber mengingat hujan fluktuasinya sangat tinggi. Dapat pula diterapkan sebagai
sumber air baku utama, jika sumber air lain kurang memenuhi kebutuhan. Dengan
mempertimbangkan ketersediaan tempat, penangkapan air hujan dapat
dilaksanakan di atas atap rumah maupun di atas tanah.
9
b. Air tanah dalam
Berada di bawah lapisan kedap air.Pengambilan dilakukan
dengan pengeboran. Umumnya terdapat pada kedalaman 80-300
meter dibawah permukaan tanah.
c. Mata Air
Mata air adalah air tanah dalam yang merupakan sumber air yang
sangat potensial karena pada umumnya berkualitas baik, terlebih
dapat dialirkan ke sistem penampung secara gravitasi.
1. Parameter Wajib
Tabel 2.1 Parameter Wajib Air Minum
1/2
Kadar yang
No Jenis parameter Satuan diperbolehkan
10
2/2
5) Nitrit (NO2) mg/l 3
6) Nitrat(NO3) mg/l 50
7) Sianida mg/l 0,07
8) Selenium mg/l 0,01
2) Warna TCU 15
3) Total zat pada terlarut (TDS) mg/l 500
4) Kekeruhan NTU 5
5) Rasa Tidak berasa
o
6) Suhu C Suhu udara + 3
b. Kimia an-organik
1) Aluminium mg/l 0,2
2) Besi mg/l 0,3
3) Kesadahan mg/l 500
4) Klorida mg/l 250
5) Mangan mg/l 0,4
6) pH 6,5-8,5
7) Seng mg/l 3
8) Sulfat mg/l 250
9) Tembaga mg/l 2
10) Amonia mg/l 1,5
Sumber :No.492/MENKES/PER/IV/2010
2. Parameter Tambahan
Tabel 2.2 Parameter Tambahan Air Minum
1/4
Kadar yang
No Jenis parameter Satuan diperbolehkan
KIMIA
1
a. Bahan Anorganik
11
2/4
6) Nikel mg/l 0,07
7) Sodium mg/l 200
8) Timbal mg/l 0,01
9) Uranium mg/l 0,015
b. Bahan Organik
1,2-Dichloroethane 0,05
mg/l
4) Chlorinatd ethenes
1,2-Dichloroethane 0,05
mg/l
Trichloroethene 0,02
mg/l
Tetrachloroethene
mg/l 0,04
5) Aromatic hydrocarbons
Benzene
mg/l 0,01
Toluene 0,7
mg/l
Xylenes 0,5
mg/l
Ethylbenzene 0,3
mg/l
Styrene 0,02
mg/l
6) Chlorinated benzenes
1,2-Dichlorobenzene (1,2-DCB) 1
mg/l
1,4-Dichloroethane(1,4-DCB)
mg/l 0,3
7) Lain – lain
Di(2-ethylhexyl)phthalate
mg/l 0,08
Arcrylamide
mg/l 0,0005
Epichlorohydrin 0,0004
mg/l
Hexachlorobutadiene 0,0006
mg/l
Ethylenediaminetetraacetic acid
(EDTA) mg/l 0,6
12
3/4
Nitrilotriacetic acid (NTA) 0,2
mg/l
c. Pestisida
Dichlorprop
mg/l 0,10
Fenoprop 0,009
mg/l
Mecoprop 0,001
mg/l
2,4,5-Trichlorophenoxyacetic acid 0,009
mg/l
2) Hasil sampingan
Bromate 0,01
mg/l
13
4/4
Chlorite 0,7
mg/l
3) Chlorophenois
4) 2,4,6- Trichlorophenol (2,4,6-TCP) mg/l 0,2
Bromoform
mg/l 0,1
Dibromochloromethane 0,1
mg/l
Bromodichloromethane 0,06
mg/l
Chloroform 0,3
mg/l
Dibromoacetonitrile 0,07
mg/l
8) Cyanogen chloride mg/l 0,07
2 RADIOAKTIFITAS
Sumber :No.492/MENKES/PER/IV/2010
14
lainnya, sedangkan kebutuhan air non domestik digunakan untuk kantor,
tempat ibadah, niaga dan lain-lain.
Langkah - langkah analisa proyeksi kebutuhan air bersih adalah sebagi berikut:
15
e. Kebutuhan Total Air bersih
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑖𝑟 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = 𝑄𝑟 + 𝐻𝑙....................................(2.9)
2.7.Hidrolika Perpipaan
Pada suatu sistem penyediaan air berish dalam pendidtribusiannya memerlukan
saluran untuk menyalurkan air bersih ke seluruh konsumen, air bersih dialirkan
melalui saluran pipa distribusi air. Aliran dalam pipa didistribusikan air bersih
kepada konsumen melalui jaringan pipa distribusi.
𝑄=
𝐴. 𝑣..........................................................................................................(2.10)
1 2
𝐴 = 4 𝜋 𝐷 ............................................................................................(2.11)
1
𝑄 = 4 𝜋 𝐷2 𝑣....................................................................................................(2.12)
Dengan :
Q = debit aliran (m3/detik)
v = kecepatan aliran (m/detik)
D = diameter pipa (m)
16
Sumber : Hidraulika, Bambang Triatmodjo1996 : 137
17
𝑄1 = 𝑄2 + 𝑄3 ......................................................................................(2.15)
𝑉1 𝐴1 = 𝑉2 𝐴2 + 𝑉3 𝐴3 ..........................................................................(2.16)
Dalam pendistribusian air bersih ke konsumen, pipa menjadi komponen utama.
Pipa berperan sebagai sarana mengalirkan air bersih dari reservoir ke konsumen.
1. Zat cair adalah ideal, jadi tidak mempunyai kekentalan (kehilanan energi
akibat gesekan adalah nol).
2. Zat cair adalah homogen dan tidak termampatkan ( rapat masa zat cair
adalah konstan)
3. Aliran adala kontinu dan sepanjang garis arus.
4. Kecepatan aliran adalahmerata dalam suatu penampang.
5. Gaya yang bekerja hanya gaya berat dan tekanan
Gambar 2.3 menunjukkan elemen berberntuk silinder dari suatu tabung arus
yang bergerak sepanjang garis arus dengan kecepatan dan percepatan adalah V dan
a. Panjang, tampang lintang dan rapat massa elemen tersebut adalah ds,dA, dan ρ
sehingga berat elemen adalah ds dA ρg. Oleh karena tidak ada gesekan maka gaya-
gaya yang bekerja hanya gaya tekanan pada ujung elemen dan gaya berat. Hasil kali
dari massa elemen dan percepatan harus sama dengan gaya gaya yang bekerja pada
elemen.
𝐹 = 𝑀. 𝑎. .....................................................................................(2.17)
18
Sumber : Hidraulika, Bambang Triatmodjo1996
Persamaan Euler untuk aliran mantap satu dimensi dan zat cair ideal
dan apabila kedua ruas dari persamaan tersebut dibagi dengan g kemudian
diintegralkan maka akan didapat hasil berikut:
𝜌 𝑉2
𝑧+𝛾+ = 𝐶.............................................................................(2.18)
2𝑔
Dengan
V = tinggi kecepatan
19
Persamaan Bernoulli dapat digunakan untuk menentukan tekanan
dan tenaga. Garis tenaga dapat ditunjukkan oleh elevasu muka air pada
tabung Pipot yang besarnya sama dengan tinggi total dari koonstanta
Bernoulli. Sedang garis tekanan dapat ditunjukkan oleh elevasi muka air
dalam tabung vertikal yang disambung pipa.
𝜌 𝑉2
𝐻 =𝑧+𝛾+ .............................................................................(2.19)
2𝑔
Gambar 2.4 Garis tenaga dan tekanan pada zat cair ideal
20
2.7.4. Kehilangan Tinggi Energi (Head Loss)
Pada jaringan penyediaan air persih tentunya terjahi kehilangan tinggi
energi atau head loss. Kehilangan kerugian tinggi-tekan terdiri atas kehilangan
tinggi-tekan mayor dan minor, atau major head loss dan minor head loss. Major
head loss disebabkan karena kerugian gesek di dalam pipa-pipa, dan minor head
loss disebabkan karena kerugian di dalam belokan-belokan, reduser, katup-katup,
dan sebagainya (Sularso dan Tahara, 2006). Berikut ini penjelasan singkat tentang
keduanya:
𝐿 𝑣2
ℎ𝑓 = 𝑓 ............................................................................................(2.20)
𝐷2𝑔
Dengan :
1 𝜌
Jika 𝑣 = 𝜇 /𝜌 maka = 𝜇..............................................................(2.22)
𝑣
21
𝑣𝐷
Sehingga 𝑅𝑒 = .................................................................................(2.23)
𝑣
Aliran laminer.
64
𝑓= ..............................................................................................(2.24)
𝑅𝑒
Aliran turbulen
1 6,8 𝜀/𝑑
= −1,8 𝑙𝑜𝑔[ 𝑅𝑒 + ( 3,7 )1,11 ]................................................(2.25)
𝑓 0,5 𝑑
atau 𝑓 = 0,020 +
0,0005
..................................................................................................(2.26)
𝐷
Dengan :
Re = bilangan Reynolds
v = kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa (m/s)
D = diameter dalam pipa (m)
ʋ = viskositas kinematik cairan (m2/s)
Untuk mengetahui nilai f harus diketahui kekasaran pipa (ε) dan diameter
pipa (d). Haaland memberikan suatu formula yang menyempurnakan persamaan
yang ditemukan oleh Colebrook untuk menentukan nilai f :
Persamaan di atas oleh Moody pada tahun 1944 digrafikkan yang terkenal
dengan nama Diagram Moody untuk gesekan pipa. Dengan diagram inilah dapat
diketahui nilai koefisien gesekan pipa (Incropera dan Witt, 1985).
22
Sumber : www.engineersedge.com/fluid_flow/pressure_drop/moody_chart.htm
Dengan :
23
ini biasanya terjadi karene terkelupasnya kulit pipa bagian yang berakibat pecahnya
gelembung – gelembung air.
a. Kehilangan energi akibat perbesaran penampang
D1 V1 V2 D2
Dengan :
he = Kehilangan energi akibat perbesaran penampang (m)
K’ = Koefisien perbesaran penampang yang besarnya tergantung sudut
V1 = Kecepatan aliranpada pipa 1 (m/detik)
V2 = Kecepatan aliran pada pipa 2 (m/detik)
𝑔 = Percepatan gravitasi (m/detik2)
D1 V1 D2 V2
24
Besar kehilangan energi diberikan oleh rumus berikut :
𝑉2
he = 𝐾 ′ 𝑐 . 2𝑔
2
............................................................................ (2.29)
Dengan :
he = kehilangan energi akibat penyempitan penampang (m)
K’c = koefisien penyempitan penampang yang besarnya tergantung pada
sudut A1/A2 (dalam prakteknya K’ diambil 0,5)
V1 = Kecepatan aliran pada pipa 1 (m/detik)
V2 = Kecepatan aliran pada pipa 2 (m/detik)
𝑔 = Percepatan gravitasi (m/det2)
c. Kehilangan akibat belokan
Keterangan :
hb = Kehilangan energi akibat gesekan (m)
kb = koefisien gesekan
V2 = kecepatan air dalam pipa (m/det2)
𝑔 = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
Tabel 2.4 Nilai kb sebagai fungsi sudut belokan
𝛼 20o 40o 60o 80o 90o
Kb 0,005 0,14 0,36 0,74 0,98
Sumber : Hidraulika II, Bambang Triatmodjo, 1996
25
Tabel 2.5 Nilai kb sebagai fungsi sudut belokan
𝑅/𝐷 1 2 4 6 10 16 20
Kb 0,035 0,19 0,17 0,11 0,32 0,38 0,42
Sumber : Hidraulika II, Bambang Triatmodjo, 1996
Tabel 2.6 Koefisien kehilangan minor pada belokan
𝛼
𝑟/𝑑 o o
15 30 45o 60o 90o
2 0,030 0,060 0,090 0,120 0,140
3 0,030 0,055 0,080 0,100 0,130
5 0,030 0,050 0,070 0,080 0,110
10 0,030 0,050 0,070 0,070 0,110
2.8.Sistem Perpipaan
2.8.1. Jenis Pipa
Pada suatu sistem jaringan distribusi air bersih, pipa merupakan komponen
yang utama. Pipa ini berfungsi sebagai sarana untuk mengalirkan air dari sumber
air ke tandon maupun dari tandon ke konsumen. Oleh karena itu, pemilihan jenis
pipa haruslah dilakukan dengan tepat guna mendapatkan suatu jaringan air bersih
yang efisien dan optimal. Beberapa jenis pipa yang digunakan dalam suatu jaring
26
3. Pipa Baja Las Spiral
Pipa baja las spiral terbuat dari plat baja dalam bentuk gulungan, setelah
gulungan plat dibuka di teruskan pembentukan menjadi spiral dengan
pengelasan.
4. Pipa Asbes Semen
Pipa asbes semen dibuat dari tiga bahan baku dasar yaitu asbes, semen portal
dan silica. Serabut-serabut asbes diolah dan dicampuri dan kemudian
ditambahkan kedalam dasar semen silica yang halus.
5. Pipa PVC (Poly Vinil Chlorida)
Bahan dasar PVC adalah chloride dan acelylene dari kalsium abibe dan
ethelene dari petroline.
6. Pipa PE (Poly Ethylene Pipang)
Terbuat dari modifikasi resmi Polythyline yang secara khusus dipilih untuk
menghasilkan pipa bermutu tinggi tahan terhadap tekanan dan retak. Untuk
pipa air dibuat standar warna hitam.
27
4. Jaringan Pipa Distribusi Sistem Cabang
Jaringan pipa distribusi sistem cabang rangkaian sistem jaringan pipa
distribusi yang berbentuk cabang sehingga terdapat satu arah aliran dari pipa
induk ke pipa cabang sekunder, kemudian seterusnya ke pipa cabang tersier.
5. Jaringan Pipa Distribusi Sistem Tertutup
Jaringan pipa distribusi sistem tertutup rangkaian sistem jaringan pipa induk
yang melingkar dan tertutup sehingga terdapat arah aliran bolak balik.
2.9.Reservoir
Menentukan kapasitas reservoir dihitung berdasarkan fluktuasi dan variasi
pemakaian air bersih tiap jam dalam satu hari. Tabel fluktuasi kebutuhan air bersih
ini sangat diperlukan dalam perhitungan volume tendon air.
Prosentase Pemakaian
ZWaktu ( Jam ) Prosentase Pemakaian
Pedesaan
01.00 – 02.00 0,3 0,00
02.00 – 03.00 0,37 0,00
03.00 – 04.00 0,45 0,00
04.00 – 05.00 0,64 0,00
05.00 – 06.00 1,15 0,00
06.00 – 07.00 1,56 5,00
07.00 – 08.00 1,53 10,00
08.00 – 09.00 1,41 10,00
09.00 – 10.00 1,4 10,00
10.00 – 11.00 1,38 4,17
11.00 – 12.00 1,27 4,17
12.00 – 13.00 1,2 4,17
13.00 – 14.00 1,14 7,50
14.00 – 15.00 1,17 7,50
15.00 – 16.00 1,18 3,745
16.00 – 17.00 1,22 3,745
17.00 – 18.00 1,31 8,33
18.00 – 19.00 1,38 8,33
19.00 – 20.00 1,25 8,33
20.00 – 21.00 0,98 1,67
21.00 – 22.00 0,62 1,67
22.00 – 23.00 0,45 1,67
23.00 – 24.00 0,37 0,00
24.00 – 01.00 0,25 0,00
Sumber : dirjen cipta karya DPU dan WHO/UNDP (1980) : Rular water supply
28
Fungsi utama reservoir adalah menyeimbangkan antara debit produksi dan
debit pemakaian air yang berfluktuasi selama 24 jam. Pada saat jumlah produksi air
bersih lebih besar dari pada jumlah pemakaian air maka untuk sementara kelebihan
air disimpan dalam reservoir dan digunakan kembali untuk memenuhi kekurangan
air pada saat jumlah produksi air bersih lebih kecil dari pada jumlah pemakaian air
( Sistem Penyediaan Air Minum SNI 2011)
a) reservoir pelayanan
b) reservoir penyeimbang
29
2.10. Sistem Pompa dalam Pemipaan
Pompa berfungsi untuk memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat yang
lain pada elevasi yang lebih tinggi. Debit pompa yang didistribusi ditentukan
berdasarkan fluktuasi pemakaian air dalam satu hari. Pompa yang ada harus mampu
mensuplai debit air saat jam puncak dengan menyediakan pompa cadangan.
Qe
pipa i
Hj Hk
Pipa n
j k
Qin – Qout = Qc Pipa m
𝐻𝑗 −𝐻𝑘 1/1.85
𝑄𝑖 = [ ] ................................................................................(2.31)
𝐾𝑖
Dengan :
Hj node pompa
Hk Hm Hn
j k m n
Gambar 2.11 Notasi pompa pada metode titik simpul
30
Dari gambar 2.6 lokasi k dan m adalah awal dan akhir dari pompa. Kemudian
persamaan daibuat pada titik sebelum pompa ( suction side ) dan pada titik setelah
pompa ( discharge side).Adapun pengaruh pompa dalam jaringan distribusi,
persamaan ini menghasilkan variabel tinggi tekan ( head/grade) yang tidak
diketahui pada suatu sisi pompa. Maka persamaan kontinuitas pada 2 sisi pompa
dapat ditulis dengan (Viesman,1985:126) :
𝑘
𝐻𝑗 −𝐻𝑘 = ........................................................................(2.32)
𝐾𝑚𝑛 (𝐻𝑚 −𝐻𝑛)
Persamaan lain dapat dibuat berdasarkan perubahan tinggi tekan yang lewat
pompa ke besarnya debit pada sisi pemasukan (inlet) atau pengeluaran pompa
(outlet). Jika daya bekerja pada pompa berpengaruh maka dibuat persamaan
sebagai berikut:
𝑄.𝐻.𝛾
𝑃= ................................................................................................(2.33)
𝑒
Dengan :
𝐻𝑚 −𝐻𝑛 1/183
𝐻𝑛 −𝐻𝑚 = 𝑃 [ ] .................................................................(2.34)
𝐾𝑚𝑛
31
Kapasitas pompa didasarkan kebutuhan jam puncak dihitung dengan rumus
(Sularso, Haruo T, Pompa dan Kompresor hal 20)
𝑄.𝑘
𝑄𝑝 = ................................................................................................(2.35)
𝑇
Dengan :
Diameter isap pompa sama dengan diameter pompa sama dengan diameter
pipa pengambilan pada bangunan penangkap air. Diameter isap pompa dapat dicari
dengan menggunakan tabel sebagai berikut :
32
2.11. Analisa Sistem Jaringan Air Bersih Dengan Menggunakan Software
Watercad
1. Kegunaan Watercad
Kegunaan – kegunaan WaterCad v8i adalah sebagai berikut :
a. Menganalisa suatu sistem jaringan distribusi air pada suatu kondisi waktu
(Kondisi permanen).
b. Menganalisa tahapan-tahapan atau periodisasi simulasi pada sistem
jaringan distribusi air terhadap adanya kebutuhan air yang berfluktuasi
menurut menurut waktu (kondisi tidak permanen).
c. Menganalisa skenario perbandingan atau alternatif dari jaringan pada
kondisi yang berlainan pada suatu file kerja.
d. Menganalisa kondisi jaringan pada saat kondisi ekstrim untuk keperluan
pemadaman kebakaran atau hydraf (fire flow analysis).
e. Menganalisa kualitas air pada system jaringan distribusi air bersih.
f. Menghitung konstruksi biaya dari sistem jaringan distribusi air bersih
yang dibuat dari sistem jaringan distribusi air bersih yang kan direncanakan.
(Heastad dalam WaterCad user's guide, 2001).
33
2. Langkah – Langkah Penggunaan Watercad V8i
a. Tampilan awal pada layar Program WaterCad V8
b. Membuat Project. Pilih file > Project Properties buat judul project anda dan
klik OK
34
c. Simpan judul project baru yang sedanganda buat lalu klik Save.
d. Pilih Tools > Option > Unit. Sesuaikan ukuran satuan yang anda
gunakan atau bisa memilih defaults untuk menseting satuan SI.
Sumber : Bentley Program WaterCAD v.8 XMEdition
35
File pada tab background pilih file yang anda gunakan klik Open. Centang
nama background yang tadi telah anda buka. Bila background masih belum
terlihat anda bisa menggeser atau mengatur zoom sampai gambar background
terlihat
f. - Proses Penggambaran dimulai. Pilih tab Pipe
- Klik gambar pompa lalu klik pada tempat anda menggambar
- Klik gambar titik simpul (junction ) lalu klik pada tempatanda
menggambar untuk meletakkan junction tersebut.
- Untuk menambahkan elemen lain anda dapat meletakkannya
langsungpada gambar. Apabila anda akan meletakan katup (PRV) pilih
gambarlalu letakkan pada tempat yang anda inginkan.
- Anda juga bisa menambahkan elemen lainnya seperti Tank dll.
- Setelah menggambar Save projek anda.
36
g. Untuk memasukkan data ada berbagai cara untuk memasukannya. Melalui
interface flex table dari tab ini anda mengedit keseluruhan dari jaringan
anda dalam model tabular. Klik tanda panah lalu pilih elemen yang ingin
anda isi. Anda dapat memilih dalam interface gambar anda, contoh klik
R-1 makaakan terbuka box seperti pada gambar.
37
Sumber : Bentley Program WaterCAD v.8 XMEdition
38
Masukan data junction. Box junction akan tampak seperti gambar di bawah
ini
39
Masukan data Pipe. Dalam memasukkan data pada pipa, panjang pipa akan
otomatis terisi sesuai dengan skala gambar namun anda juga dapat mengisi
secara manual dengan mencentang box pada pilihan length user defined.
Masukkan jenis pipa yang akan secara otomatis mengisi koefisien kekasaran
pipa. Klik close bila anda telah mengisi. Klik flex table lalu pilih pipe table
untuk table pipa seperti gambar di bawah ini.
40
Setelah semua data telah terisi selanjutnya adalah proses running. Watercad
akan mensimulasikan jaringan yang telah anda buat. Klik icon validate
untuk cek kembali jaringan anda. Setelah ada peringatan no problem founds
anda bisa melanjutkan dengan mengklik icon compute .
41
Setelah dilakukan proses running, adapun sebagai kriteria perencanaan
jaringan pipa pada system distribusi air bersih dapat dikatakan memenuhi syarat
atau tidak adalah sebagai berikut :
Tekanan sisa di tiap-tiap simpul minimum 1,5 – 8 atm
Kemiringan garis hidrolis (headloss) 0 – 10 m/km
Apabila tekanan yang terjadi tidak sesuai dengan syarat perencanaan system
jaringan distribusi air bersih, maka dapat dilakukan perbaikan jaringan pipa dengan
kondisi :
1. Tekanan kurang dari 1,5 atm, dilakukan perbaikan dengan cara :
Penggantian pipa dengan diameter yang lebih besar
Pemompaan
2. Tekanan lebih besar dari 8 atm, dilakukan perbaikan dengan cara :
Pembuatan bak pelepas tekan
Pemasangan Pressure Reducer Valve (PRV)
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
43
3. Memproyeksikan jumlah pelanggan PDAM di Kecamatan Trenggalek
Kabupaten Trenggalek 10 tahun yang akan datang
4. Memproyeksikan kebutuhan total air bersih PDAM di Kecamatan
Trenggalek Kabupaten Trenggalek 10 tahun yang akan datang
5. Analisa ketersediaan air bersih dengan kebutuhan air bersih
6. Cukup dan tidaknya hasil analisa dan perlu dilakukan upaya pelesatarian
sumber air yang ada tau mencari sumber air yang baru dan
mengoptimalisasikan sumber air yang sudah ada dengan
mempertimbangkan diameter pipa dan pompa, serta pemerataan distribusi
pelayanan air bersih di Kecamatan Tenggalek Kabupaten Trenggalek
7. Melakukan pengembangan jaringan distribusi
8. Menganalisa hasil dan membuat kesimpulan.
44
Bagan Alir Metodologi
Mulai
Pengumpulan Data
Jumlah
- Debit air
penduduk Jumlah
- Tekanan
dan pelanggan
Kotinuitas
Pertumbuhan penduduk
dan pelanggan
Perhitungan Kebutuhan
Total Air Bersih
Menghitung Kapasitas
Sumber
Optimalisasi Debit yang
Diproduksi
Qketersediaan>Qkebutuhan Tidak
Ya
Ya
Selesai
45
BAB IV
4.1.Proyeksi Pelanggan
Pelanggan yang akan dilayani oleh PDAM kebutuhanair bersih di Kecamatan
Trenggalek Kabupaten Trenggalek berdasarkan data yang diperoleh akan
diperhitungkan dengan menggunakan 3 metode, yaitu : Metode Geometrik,
Aritmatik dan Eksponsial.
Jumlah penduduk
No Tahun
( jiwa )
1 2014 64.047
2 2015 64.344
3 2016 64.611
4 2017 64.851
5 2018 65.090
Sumber : BPS ( Badan Pusat Statistik ) Kabupaten Trenggalek
Dari data jumlah penduduk (Po) dan prosentase kenaikan jumlah penduduk (r)
Kecamatan Trenggalek, maka dapat diproyeksikan jumlah penduduk pada tahun –
tahun mendatang. Perhitungan pertumbuhan jumlah penduduk rata – rata dan
proyeksi penduduk tahun 2019 sampai dengan 2030, dengan data jumlah penduduk
tahun terakhir yaitu tahun 2018 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
Kabupaten Trenggalek.
46
Tabel 4.2 Prosentase pertumbuhan penduduk Kecamatan Trenggalek
Prosentase Kenaikan
No Tahun Jumlah penduduk
jumlah penduduk (r)
1 2014 64.047
2 2015 64.344 0,4637%
3 2016 64.611 0,4150%
4 2017 64.851 0,3715%
5 2018 65.090 0,3685%
Jumlah r 1,2501%
Rata - rata r 0,4167%
Sumber : Hasil Perhitungan
r = 0,4167 % = 0,004167
n =1
47
Proyeksi
6 2019 65.361
7 2020 65.634
8 2021 65.907
9 2022 66.182
10 2023 66.458
11 2024 66.734
12 2025 67.013
13 2026 67.292
14 2027 67.572
15 2028 67.854
16 2029 68.137
17 2030 68.420
Sumber : Hasil Perhitungan
𝑃𝑡 = 𝑃𝑜 + (1 + 𝑟 𝑥 1)
48
11 2024 66.717
12 2025 66.989
13 2026 67.260
14 2027 67.531
15 2028 67.802
16 2029 68.074
17 2030 68.345
Sumber : Hasil Perhitungan
𝑃𝑡 = 𝑃𝑜 + 𝑒 𝑟.𝑛
49
15 2028 67.853
16 2029 68.136
17 2030 68.419
Sumber : Hasil Perhitungan
Jumlah penduduk
No Tahun
Geometrik Aritmatika Eksponsial
1 2014 64.047 64.047 64.047
2 2015 64.344 64.344 64.344
3 2016 64.611 64.611 64.611
4 2017 64.851 64.851 64.851
5 2018 65.090 65.090 65.090
6 2019 65.361 65.361 65.361
7 2020 65.634 65.632 65.633
8 2021 65.907 65.904 65.907
9 2022 66.182 66.175 66.181
10 2023 66.458 66.446 66.457
11 2024 66.734 66.717 66.734
12 2025 67.013 66.989 67.012
13 2026 67.292 67.260 67.291
14 2027 67.572 67.531 67.571
15 2028 67.854 67.802 67.853
16 2029 68.137 68.074 68.136
17 2030 68.420 68.345 68.419
Sumber : Hasil Perhitungan
Rumus korelasi
𝑛(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟=
√[𝑛(∑ 𝑋 2 ) − (∑ 𝑋)2 ]𝑥[[𝑛(∑ 𝑌 2 ) − (∑ 𝑌)2 ]]
50
Dengan :
r = koefisien korelasi
n = jumlah data
x = jumlah penduduk setiap tahun dari tahun dasar
y = jumlah penduduk tiap tahun hasil proyeksi
Tabel 4.7 Uji Kesesuaian MetodeProyeksi Geometrik
Jumlah
Tahun N X Y XY X2 Y2
Penduduk
2014 5 64.047 64.047 64.047 4.102.018.209 4.102.018.209 4.102.018.209
2015 64.344 64.344 64.314 4.138.212.993 4.140.150.336 4.136.276.557
2016 64.611 64.611 64.582 4.172.700.746 4.174.581.321 4.170.821.017
2017 64.851 64.851 64.851 4.205.653.090 4.205.652.201 4.205.653.978
2018 65.090 65.090 65.121 4.238.742.486 4.236.708.100 4.240.777.850
Total 322.943 322.915 20.857.327.524 20.859.110.167 20.855.547.612
R 0,9987301193729
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 4.8 Uji Kesesuaian MetodeProyeksi Aritmatika
Jumlah
Tahun n X Y XY X2 Y2
Penduduk
2014 5 64.047 64.047 64.047 4.102.018.209 4.102.018.209 4.102.018.209
2015 64.344 64.344 64.314 4.138.212.993 4.140.150.336 4.136.276.557
2016 64.611 64.611 64.581 4.172.628.888 4.174.581.321 4.170.677.367
2017 64.851 64.851 64.848 4.205.436.414 4.205.652.201 4.205.220.639
2018 65.090 65.090 65.115 4.238.306.934 4.236.708.100 4.239.906.372
Total 322.943 322.904 20.856.603.439 20.859.110.167 20.854.099.144
R 0,9988476366808
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 4.9 Uji Kesesuaian MetodeProyeksi Eksponsial
Jumlah
Tahun n X Y XY X2 Y2
Penduduk
2014 5 64.047 64.047 64.047 4.102.018.209 4.102.018.209 4.102.018.209
2015 64.344 64.344 64.314 4.138.207.833 4.140.150.336 4.136.266.241
2016 64.611 64.611 64.582 4.172.690.338 4.174.581.321 4.170.800.212
2017 64.851 64.851 64.851 4.205.637.355 4.205.652.201 4.205.622.509
2018 65.090 65.090 65.121 4.238.721.342 4.236.708.100 4.240.735.541
Total 322.943 322.914 20.857.275.077 20.859.110.167 20.855.442.712
R 0,998730156
Sumber : Hasil Perhitungan
51
Dari perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan metode geometrik,
aritmatika dan eksponensial maka diperoleh hasil bahwa metode aritmatika
koefisien korelasi terbesar dan mendekati 1.
1 2019 23.844
2 2020 23.943
3 2021 24.043
4 2022 24.142
5 2023 24.241
6 2024 24.341
7 2025 24.440
8 2026 24.540
9 2027 24.639
10 2028 24.738
11 2029 24.838
12 2030 24.937
Contoh perhitungan :
a. Debit yang dibutuhkan ( Qr )
Jumlah air bersih yang dibutuhkan konsumen dan pemakaian air untuk SR
= 120 lt/org/hr (Panduan Pengembangan Air Bersih Cipta Karya 2007)
𝑄𝑟 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
= 120 x 24.043
= 2.885.127 liter / hari
= 33,39 liter / detik
b. Debit penggunaan air Harian maksimum( Qhm )
(Panduan Pengembangan Air Bersih Cipta Karya 2007)
52
𝑄ℎ𝑚 = 1,15 𝑥 𝑄𝑟
= 1,5 x 2.885.127
= 3.317.896 liter / hari
= 38,40 liter / detik
c. Debit yang dibutuhkan berdasarkan pola jam-jaman ( Qjm )
(Panduan Pengembangan Air Bersih Cipta Karya 2007)
𝑄𝑗𝑚 = 1,7 𝑥 𝑄ℎ𝑚
= 1,7 x 3.317.896
= 5.640.422 liter/ hari
= 65,28 liter/detik
d. Kehilangan Air ( Hl )
Standar prosentase kehilangan air pada sistem pendistribusian air
minum ditetapkan sebesar 20 % ( Departemen Jendral Cipta Karya 2010 )
20
𝐻𝑙 = 𝑥 𝑄𝑟
100
20
= 𝑥 2.885.127
100
= 2.885.127 + 577.025
53
Tabel 4.11 Perhitungan Kebutuhan Pelanggan PDAM
Tahun
No Uraian Satuan
2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
1 Jumlah Penduduk Jiwa 65.907 66.182 66.458 66.734 67.013 67.292 67.572 67.854 68.137 68.420
2 Sambungan Rumah Jiwa 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
Jumlah Penduduk yang dilayani % 36,48 36,48 36,48 36,47 36,47 36,47 36,46 36,46 36,45 36,45
3 Sambungan Rumah Unit 4.007 4.024 4.040 4.057 4.073 4.090 4.106 4.123 4.140 4.156
Jiwa 24.043 24.142 24.241 24.341 24.440 24.540 24.639 24.738 24.838 24.937
4 Kebutuhan air perkapita lt/org/hr 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120
5 Kebutuhan air domestik lt/dt 33,39 33,53 33,67 33,81 33,94 34,08 34,22 34,36 34,50 34,63
6 Kebutuhan air non domestik lt/dt 6,68 6,71 6,73 6,76 6,79 6,82 6,84 6,87 6,90 6,93
7 Kebutuhan harian maksimum lt/dt 38,40 38,56 38,72 38,88 39,04 39,20 39,35 39,51 39,67 39,83
8 Kebutuhan air jam puncak lt/dt 65,28 65,55 65,82 66,09 66,36 66,63 66,90 67,17 67,44 67,71
9 Kehilangan kebocoran % 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
lt/dt 6,68 6,71 6,73 6,76 6,79 6,82 6,84 6,87 6,90 6,93
10 Kebutuhan Air Total lt/dt 40,07 40,24 40,40 40,57 40,73 40,90 41,06 41,23 41,40 41,56
Sumber : Hasil Perhitungan
54
Keterangan
1. Jumlah Penduduk = Proyeksi Jumlah penduduk
2. Sambngan Rumah = Jumlah penduduk yang dilayani dabagi 6 orang per SR
3. Jumlah Penduduk yang dilayani = Data pelanggan dari PDAM
4. Kebutuhan air perkapita = Kebutuhan air bersih orang/hari
5. Kebutuhan air domestik = Kebutuhan air orang per hari dikalikan jumlah pelanggan
6. Kebutuhan air non domestik = 20 % dari kebutuhan air domestik (Departemene Jendral Cipta Karya DepPU 2010)
7. Kebutuhan air harian maksimum = 1,15 dikali kebutuhan air yang dibutuhkan (Panduan Pengembangan Air Bersih Cipta Karya 2007)
8. Kebutuhan air jam puncak = 1,7 dikali kebutuhan air harian maksimum (Panduan Pengembangan Air Bersih Cipta Karya 2007)
9. Kehilangan air = 20% dikalikan kebutuhan air yang dibutuhkan (Departemen Jendral Cipta Karya 2010)
10. Kebutuhan air total = Kebutuhan air domestik + kehilangan air (Jurnal Studi Kelayakan Air Baku Sumber Nguncar Kabupaten Trenggalek)
55
4.6.Analisa Perhitungan Debit Kebutuhan dan Debit Tersedia
Kapasitas produksi air yang sesuai dengan proyeksi kebutuhan air sebesar
41,56 liter/detik pada tahun 2030, untuk itu pengembangan air bersih diupayakan
dengan mengoptimalkan sumber air yang ada untuk memenuhi kebutuhan air bersih
Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggelek sampai tahun 2030.
4.7.Reservoir
Untuk merencanakan dimensi reservoir di hitung berdasarkan fluktuasi dan
pemakaian air perjam dalam 1 hari menurut dirjen cipta karya DPU, fluktuasi
pemakaian air bersih untuk wilayah perkotaan pada tiap jam dalam 1 hari dihitung
dengan mengalihkan load factor terhadap kebutuhan air bersih rata rata tiap jam.
Sehingga perhitungan fluktuasi pemakaian air bersih tiap jam dalam satu hari dapat
dilihat pada table di bawah ini
56
Tabel 4.13 Kapasitas Produksi
Kebutuhan per
jam Produksi
Load Faktor Kebutuhan Sisa Sisa Kumulatif
Periode x Pompa
(LF) per jam (m3) (m3)
Load Factor (m3)
(m3)
01.00 – 02.00 0,3 124,68 37,41 324,00 286,59 286,59
Dari tabel diatas di atas diketahui komulatif isi tampungan terbesar yang adalah
sebesar 2595,36 m3. Maka volume reservoir adalah sebesar 2595,36 m3, dibulatkan
menjadi 2600 m3. Berikut adalah perhitungan untuk menentukan dimensi reservoir
berbentuk kubus yang direncanakan.
57
4.8.Pengembangan Sistem Jaringan Distribusi Air Bersih
Dalam sistem pengembangan jaringan air bersih di daerah layanan Kecamatan
Trenggalek menggunakan sistem gravitasi untuk melayani pelanggan. Dan untuk
pengembangaan yang memenuhi kriteria pengembangan distribusi, terdapat beberapa
kriteria. Kriteria – kriteria tersebut yaitu tekanan sisa pada titik simpul atau juction
berkisar 1,5 – 8 atm (SNI 2011 : Tata Cara Perencanaan Jaringan Distribusi dan Unit
Pelayanan Sistem PAM) untuk penggunaan pipa PVC, kehilangan tinggi tekan air yang
diijinkan sebesar 10 m/km (Panduan Pengembangan Air Bersih Cipta Karya 2007)
Pada sistem pengembangan jaringan distribusi air bersih ini menggunkan pipa
PVC dengan Hazen Williams C = 150, sedangkan diameter pipa menggunakan tiga
alternatif, yaitu alternatif 1 menggunakan pipa berdiameter 100 mm, alternatif 2
menggunakan pipa berdiameter 150 mm dan alternatif 3 menggunakan pipa
berdiameter 200 mm
1. Diameter pipa
2. Jenis pipa
3. Panjang Pipa
4. Elevasi tiap titik simpul
5. Elevasi reservoir
6. Kapasitas reservoir
7. Fluktuasi kebutuhan air
58
4.10. Simulasi Pada Jaringan Pipa Pengembangan ( Alternatif 1 )
4.10.1. Analisa Tekanan pukul 00.00 Alternatif 1
Dari hasil simulasi pada jaringan distribusi air bersih dengan menggunakan
program WaterCad V8i menggunakan pipa berdiameter 100 mm diperoleh tekanan
tertinggi sebasar 2,9 atm dan terendah sebesar 0,2 atm
Tabel 4.14 Analisa tekanan tiap simpul pukul 00.00Alternatif 1
Label Elevation Unit Demand Collection Demand Pressure
(m) (L/s) (atm)
J-1 130,00 <Collection: 1 items> 0,28 2,9
J-2 130,00 <Collection: 1 items> 0,41 1,6
J-3 120,00 <Collection: 1 items> 0,41 2,1
J-4 120,00 <Collection: 1 items> 0,24 0,7
J-10 120,00 <Collection: 1 items> 0,24 0,6
J-11 120,00 <Collection: 1 items> 0,24 0,6
J-12 120,00 <Collection: 1 items> 0,24 0,5
J-13 120,00 <Collection: 1 items> 0,24 0,5
J-14 120,00 <Collection: 1 items> 0,24 0,5
J-5 120,00 <Collection: 1 items> 0,24 0,7
J-6 120,00 <Collection: 1 items> 0,18 0,7
J-8 120,00 <Collection: 1 items> 0,21 0,7
J-9 120,00 <Collection: 1 items> 0,04 0,7
J-7 120,00 <Collection: 1 items> 0,17 0,7
J-15 120,00 <Collection: 1 items> 0,17 0,5
J-16 120,00 <Collection: 1 items> 0,36 0,6
J-17 120,00 <Collection: 1 items> 0,79 0,6
J-18 120,00 <Collection: 1 items> 0,12 0,5
J-19 120,00 <Collection: 1 items> 0,12 0,5
J-20 120,00 <Collection: 1 items> 0,12 0,5
J-23 120,00 <Collection: 1 items> 0,12 0,5
J-24 120,00 <Collection: 1 items> 0,12 0,5
J-22 120,00 <Collection: 1 items> 0,29 0,5
J-21 120,00 <Collection: 1 items> 0,12 0,5
J-27 120,00 <Collection: 1 items> 0,12 0,4
J-29 120,00 <Collection: 1 items> 0,12 0,4
J-30 120,00 <Collection: 1 items> 0,13 0,4
J-28 120,00 <Collection: 1 items> 0,12 0,4
J-31 120,00 <Collection: 1 items> 0,75 0,2
J-32 120,00 <Collection: 1 items> 0,19 0,2
J-33 120,00 <Collection: 1 items> 0,19 0,2
J-34 120,00 <Collection: 1 items> 0,19 0,2
J-35 120,00 <Collection: 1 items> 0,19 0,2
J-36 120,00 <Collection: 1 items> 0,19 0,2
J-25 120,00 <Collection: 1 items> 1,18 0,5
J-26 120,00 <Collection: 1 items> 0,29 0,5
J-37 120,00 <Collection: 1 items> 0,50 0,3
J-38 120,00 <Collection: 1 items> 0,10 0,3
J-39 120,00 <Collection: 1 items> 0,10 0,3
Sumber : Hasil Simulasi WaterCad V8i
59
Tekanan pukul 00.00 (Alternatif 1)
3
2,5
1,5
0,5
0
J-1 J-3 J-10 J-12 J-14 J-6 J-9 J-15 J-17 J-19 J-23 J-22 J-27 J-30 J-31 J-33 J-35 J-25 J-37 J-39
Junction
Tabel 4.15 Analisa headloss aliran air dalam pipa pukul 00.00Alternatif 1
Label Length Start Stop Node Diameter Material Hazen- Headloss
(Scaled) Node (mm) Williams Gradient
(km) C (m/km)
P-1 0,6763 R-1 J-1 100,00 PVC 150,0 14,679
P-2 0,9801 J-1 J-2 100,00 PVC 150,0 13,929
P-3 0,3646 J-2 J-3 100,00 PVC 150,0 12,854
P-4 1,2141 J-3 J-4 100,00 PVC 150,0 11,820
P-10 0,0708 J-4 J-10 100,00 PVC 150,0 9,309
P-11 0,4349 J-10 J-11 100,00 PVC 150,0 2,018
P-12 0,3785 J-11 J-12 100,00 PVC 150,0 0,512
P-13 0,0907 J-12 J-13 100,00 PVC 150,0 0,127
P-14 0,3499 J-13 J-14 100,00 PVC 150,0 0,040
P-5 1,2619 J-4 J-5 100,00 PVC 150,0 0,149
P-6 1,6079 J-5 J-6 100,00 PVC 150,0 0,080
P-8 1,0728 J-6 J-8 100,00 PVC 150,0 0,016
P-9 0,1815 J-8 J-9 100,00 PVC 150,0 0,000
P-7 0,5000 J-6 J-7 100,00 PVC 150,0 0,008
P-15 2,0898 J-14 J-15 100,00 PVC 150,0 0,008
P-16 0,1268 J-10 J-16 100,00 PVC 150,0 2,887
P-17 1,2212 J-16 J-17 100,00 PVC 150,0 0,132
P-18 0,4610 J-16 J-18 100,00 PVC 150,0 1,593
P-22 0,5995 J-18 J-19 100,00 PVC 150,0 0,001
P-23 0,3917 J-19 J-20 100,00 PVC 150,0 0,028
60
P-20 0,4632 J-20 J-12 100,00 PVC 150,0 0,087
P-19 0,4789 J-11 J-19 100,00 PVC 150,0 0,466
P-25 0,5183 J-19 J-23 100,00 PVC 150,0 0,272
P-28 0,4159 J-23 J-24 100,00 PVC 150,0 0,116
P-26 0,5331 J-24 J-20 100,00 PVC 150,0 0,153
P-27 0,6914 J-22 J-23 100,00 PVC 150,0 0,599
P-21 0,4532 J-13 J-21 100,00 PVC 150,0 0,004
P-24 0,3611 J-18 J-26 100,00 PVC 150,0 1,423
P-43 0,1145 J-26 J-22 100,00 PVC 150,0 0,368
P-29 0,6272 J-26 J-25 100,00 PVC 150,0 0,279
P-30 0,4703 J-22 J-27 100,00 PVC 150,0 1,439
P-32 0,0422 J-27 J-29 100,00 PVC 150,0 1,231
P-33 0,2756 J-29 J-30 100,00 PVC 150,0 0,005
P-31 0,1576 J-27 J-28 100,00 PVC 150,0 0,004
P-35 0,9223 J-31 J-32 100,00 PVC 150,0 0,009
P-36 0,2434 J-31 J-33 100,00 PVC 150,0 0,119
P-37 0,8973 J-33 J-34 100,00 PVC 150,0 0,070
P-38 0,6083 J-34 J-35 100,00 PVC 150,0 0,033
P-39 1,2447 J-35 J-36 100,00 PVC 150,0 0,009
P-34 1,5015 J-29 J-37 100,00 PVC 150,0 1,027
P-40 0,7612 J-37 J-31 100,00 PVC 150,0 0,539
P-41 1,2760 J-37 J-38 100,00 PVC 150,0 0,010
P-42 0,3869 J-38 J-39 100,00 PVC 150,0 0,003
Sumber : Hasil Simulasi WaterCad V8i
12
10
0
P-1 P-3 P-10P-12P-14 P-6 P-9 P-15P-17P-22P-20P-25P-26P-21P-43P-30P-33P-35P-37P-39P-40P-42
Headloss
61
4.10.3. Analisa Tekanan pukul 06.00 Alternatif 1
Dari hasil simulasi pada jaringan distribusi air bersih dengan menggunakan
program WaterCad V8i menggunakan pipa berdiameter 100 mm diperoleh tekanan
disemua titik simpul minus dimana air tidak akan bisa mengaliri.
62
Tekanan pukul 06.00 (Alternatif 1)
3
J-1 J-3 J-10 J-12 J-14 J-6 J-9 J-15 J-17 J-19 J-23 J-22 J-27 J-30 J-31 J-33 J-35 J-25 J-37 J-39
-17
-37
-57
-77
-97
-117
Junction
Tabel 4.17 Analisa headloss air dalam pipa pukul 06.00 Alternatif 1
Label Length Start Stop Node Diameter Material Hazen- Headloss
(Scaled) Node (mm) Williams Gradient
(km) C (m/km)
P-1 0,6763 R-1 J-1 100,00 PVC 150,0 314,543
P-2 0,9801 J-1 J-2 100,00 PVC 150,0 298,478
P-3 0,3646 J-2 J-3 100,00 PVC 150,0 275,453
P-4 1,2141 J-3 J-4 100,00 PVC 150,0 253,281
P-10 0,0708 J-4 J-10 100,00 PVC 150,0 199,478
P-11 0,4349 J-10 J-11 100,00 PVC 150,0 43,247
P-12 0,3785 J-11 J-12 100,00 PVC 150,0 10,982
P-13 0,0907 J-12 J-13 100,00 PVC 150,0 2,722
P-14 0,3499 J-13 J-14 100,00 PVC 150,0 0,857
P-5 1,2619 J-4 J-5 100,00 PVC 150,0 3,183
P-6 1,6079 J-5 J-6 100,00 PVC 150,0 1,709
P-8 1,0728 J-6 J-8 100,00 PVC 150,0 0,343
P-9 0,1815 J-8 J-9 100,00 PVC 150,0 0,010
P-7 0,5000 J-6 J-7 100,00 PVC 150,0 0,168
P-15 2,0898 J-14 J-15 100,00 PVC 150,0 0,168
P-16 0,1268 J-10 J-16 100,00 PVC 150,0 61,861
P-17 1,2212 J-16 J-17 100,00 PVC 150,0 2,821
P-18 0,4610 J-16 J-18 100,00 PVC 150,0 34,127
P-22 0,5995 J-18 J-19 100,00 PVC 150,0 0,026
63
P-23 0,3917 J-19 J-20 100,00 PVC 150,0 0,599
P-20 0,4632 J-20 J-12 100,00 PVC 150,0 1,857
P-19 0,4789 J-11 J-19 100,00 PVC 150,0 9,986
P-25 0,5183 J-19 J-23 100,00 PVC 150,0 5,819
P-28 0,4159 J-23 J-24 100,00 PVC 150,0 2,495
P-26 0,5331 J-24 J-20 100,00 PVC 150,0 3,271
P-27 0,6914 J-22 J-23 100,00 PVC 150,0 12,841
P-21 0,4532 J-13 J-21 100,00 PVC 150,0 0,081
P-24 0,3611 J-18 J-26 100,00 PVC 150,0 30,483
P-43 0,1145 J-26 J-22 100,00 PVC 150,0 7,895
P-29 0,6272 J-26 J-25 100,00 PVC 150,0 5,979
P-30 0,4703 J-22 J-27 100,00 PVC 150,0 30,843
P-32 0,0422 J-27 J-29 100,00 PVC 150,0 26,372
P-33 0,2756 J-29 J-30 100,00 PVC 150,0 0,099
P-31 0,1576 J-27 J-28 100,00 PVC 150,0 0,081
P-35 0,9223 J-31 J-32 100,00 PVC 150,0 0,196
P-36 0,2434 J-31 J-33 100,00 PVC 150,0 2,559
P-37 0,8973 J-33 J-34 100,00 PVC 150,0 1,502
P-38 0,6083 J-34 J-35 100,00 PVC 150,0 0,709
P-39 1,2447 J-35 J-36 100,00 PVC 150,0 0,196
P-34 1,5015 J-29 J-37 100,00 PVC 150,0 22,012
P-40 0,7612 J-37 J-31 100,00 PVC 150,0 11,556
P-41 1,2760 J-37 J-38 100,00 PVC 150,0 0,217
P-42 0,3869 J-38 J-39 100,00 PVC 150,0 0,057
Sumber : Hasil Simulasi WaterCad V8i
270
220
170
120
70
20
Headloss
64
4.11. Simulasi Pada Jaringan Pipa Pengembangan ( Alternatif 2 )
4.11.1. Analisa Tekanan pukul 00.00 Alternatif 2
Dari hasil simulasi pada jaringan distribusi air bersih dengan menggunakan
program WaterCad V8i menggunakan pipa berdiameter 150 mm diperoleh tekanan
diterkecil sebesar 3,5 atm.
65
Tekanan pukul 00.00 (Alternatif 2)
4,6
4,4
4,2
3,8
3,6
3,4
J-1 J-3 J-10 J-12 J-14 J-6 J-9 J-15 J-17 J-19 J-23 J-22 J-27 J-30 J-31 J-33 J-35 J-25 J-37 J-39
Junction
66
P-19 0,4789 J-11 J-19 150,00 PVC 150,0 0,065
P-25 0,5183 J-19 J-23 150,00 PVC 150,0 0,038
P-28 0,4159 J-23 J-24 150,00 PVC 150,0 0,016
P-26 0,5331 J-24 J-20 150,00 PVC 150,0 0,021
P-27 0,6914 J-22 J-23 150,00 PVC 150,0 0,083
P-21 0,4532 J-13 J-21 150,00 PVC 150,0 0,001
P-24 0,3611 J-18 J-26 150,00 PVC 150,0 0,197
P-43 0,1145 J-26 J-22 150,00 PVC 150,0 0,051
P-29 0,6272 J-26 J-25 150,00 PVC 150,0 0,039
P-30 0,4703 J-22 J-27 150,00 PVC 150,0 0,200
P-32 0,0422 J-27 J-29 150,00 PVC 150,0 0,171
P-33 0,2756 J-29 J-30 150,00 PVC 150,0 0,001
P-31 0,1576 J-27 J-28 150,00 PVC 150,0 0,001
P-35 0,9223 J-31 J-32 150,00 PVC 150,0 0,001
P-36 0,2434 J-31 J-33 150,00 PVC 150,0 0,017
P-37 0,8973 J-33 J-34 150,00 PVC 150,0 0,010
P-38 0,6083 J-34 J-35 150,00 PVC 150,0 0,005
P-39 1,2447 J-35 J-36 150,00 PVC 150,0 0,001
P-34 1,5015 J-29 J-37 150,00 PVC 150,0 0,143
P-40 0,7612 J-37 J-31 150,00 PVC 150,0 0,075
P-41 1,2760 J-37 J-38 150,00 PVC 150,0 0,001
P-42 0,3869 J-38 J-39 150,00 PVC 150,0 0,000
Sumber : Hasil Simulasi WaterCad V8i
1,8
1,3
0,8
0,3
Headloss
67
4.11.3. Analisa Tekanan pukul 06.00 Alternatif 2
Dari hasil simulasi pada jaringan distribusi air bersih dengan menggunakan
program WaterCad V8i menggunakan pipa berdiameter 150 mm diperoleh tekanan
disemua titik simpul minus dimana air tidak akan bisa mengaliri.
68
Tekanan pukul 06.00 (Alternatif 2)
0,5
J-1 J-3 J-10 J-12 J-14 J-6 J-9 J-15 J-17 J-19 J-23 J-22 J-27 J-30 J-31 J-33 J-35 J-25 J-37 J-39
-1,5
-3,5
-5,5
-7,5
-9,5
Junction
69
P-16 0,1268 J-10 J-16 150,00 PVC 150,0 8,584
P-17 1,2212 J-16 J-17 150,00 PVC 150,0 0,392
P-18 0,4610 J-16 J-18 150,00 PVC 150,0 4,735
P-22 0,5995 J-18 J-19 150,00 PVC 150,0 0,004
P-23 0,3917 J-19 J-20 150,00 PVC 150,0 0,083
P-20 0,4632 J-20 J-12 150,00 PVC 150,0 0,258
P-19 0,4789 J-11 J-19 150,00 PVC 150,0 1,386
P-43 0,5183 J-19 J-23 150,00 PVC 150,0 0,807
P-28 0,4159 J-23 J-24 150,00 PVC 150,0 0,346
P-26 0,5331 J-24 J-20 150,00 PVC 150,0 0,454
P-27 0,6914 J-22 J-23 150,00 PVC 150,0 1,782
P-21 0,4532 J-13 J-21 150,00 PVC 150,0 0,011
P-24 0,3611 J-18 J-26 150,00 PVC 150,0 4,230
P-25 0,1145 J-26 J-22 150,00 PVC 150,0 1,096
P-29 0,6272 J-26 J-25 150,00 PVC 150,0 0,830
P-30 0,4703 J-22 J-27 150,00 PVC 150,0 4,280
P-32 0,0422 J-27 J-29 150,00 PVC 150,0 3,660
P-33 0,2756 J-29 J-30 150,00 PVC 150,0 0,014
P-31 0,1576 J-27 J-28 150,00 PVC 150,0 0,011
P-35 0,9223 J-31 J-32 150,00 PVC 150,0 0,027
P-36 0,2434 J-31 J-33 150,00 PVC 150,0 0,355
P-37 0,8973 J-33 J-34 150,00 PVC 150,0 0,208
P-38 0,6083 J-34 J-35 150,00 PVC 150,0 0,098
P-39 1,2447 J-35 J-36 150,00 PVC 150,0 0,027
P-34 1,5015 J-29 J-37 150,00 PVC 150,0 3,054
P-40 0,7612 J-37 J-31 150,00 PVC 150,0 1,603
P-41 1,2760 J-37 J-38 150,00 PVC 150,0 0,030
P-42 0,3869 J-38 J-39 150,00 PVC 150,0 0,008
Sumber : Hasil Simulasi WaterCad V8i
Junction
70
4.12. Simulasi Pada Jaringan Pipa Pengembangan ( Alternatif 3 )
4.12.1. Analisa Tekanan Pukul 00.00 Alternatif 3
Dari hasil simulasi pada jaringan distribusi air bersih dengan menggunakan
program WaterCad V8i menggunakan pipa berdiameter 200 mm diperoleh tekanan
disemua titik simpul 3,8-4,7 dimana air akan bisa mengaliri.
71
Tekanan pukul 00.00 (Alternatif 3)
4,9
4,7
4,5
4,3
4,1
3,9
3,7
3,5
J-1 J-3 J-10 J-12 J-14 J-6 J-9 J-15 J-17 J-19 J-23 J-22 J-27 J-30 J-31 J-33 J-35 J-25 J-37 J-39
Junction
72
P-18 0,4610 J-16 J-18 200,00 PVC 150,0 0,054
P-22 0,5995 J-18 J-19 200,00 PVC 150,0 0,000
P-23 0,3917 J-19 J-20 200,00 PVC 150,0 0,001
P-20 0,4632 J-20 J-12 200,00 PVC 150,0 0,003
P-19 0,4789 J-11 J-19 200,00 PVC 150,0 0,016
P-25 0,5183 J-19 J-23 200,00 PVC 150,0 0,009
P-28 0,4159 J-23 J-24 200,00 PVC 150,0 0,004
P-26 0,5331 J-24 J-20 200,00 PVC 150,0 0,005
P-27 0,6914 J-22 J-23 200,00 PVC 150,0 0,021
P-21 0,4532 J-13 J-21 200,00 PVC 150,0 0,000
P-24 0,3611 J-18 J-26 200,00 PVC 150,0 0,049
P-43 0,1145 J-26 J-22 200,00 PVC 150,0 0,013
P-29 0,6272 J-26 J-25 200,00 PVC 150,0 0,010
P-30 0,4703 J-22 J-27 200,00 PVC 150,0 0,049
P-32 0,0422 J-27 J-29 200,00 PVC 150,0 0,042
P-33 0,2756 J-29 J-30 200,00 PVC 150,0 0,000
P-31 0,1576 J-27 J-28 200,00 PVC 150,0 0,000
P-35 0,9223 J-31 J-32 200,00 PVC 150,0 0,000
P-36 0,2434 J-31 J-33 200,00 PVC 150,0 0,004
P-37 0,8973 J-33 J-34 200,00 PVC 150,0 0,002
P-38 0,6083 J-34 J-35 200,00 PVC 150,0 0,001
P-39 1,2447 J-35 J-36 200,00 PVC 150,0 0,000
P-34 1,5015 J-29 J-37 200,00 PVC 150,0 0,035
P-40 0,7612 J-37 J-31 200,00 PVC 150,0 0,018
P-41 1,2760 J-37 J-38 200,00 PVC 150,0 0,000
P-42 0,3869 J-38 J-39 200,00 PVC 150,0 0,000
Sumber : Hasil Simulasi WaterCad V8i
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
P-1 P-3 P-10P-12P-14 P-6 P-9 P-15P-17P-22P-20P-25P-26P-21P-43P-30P-33P-35P-37P-39P-40P-42
Headloss
73
4.12.3. Analisa Tekanan pukul 06.00 Alternatif 3
Dari hasil simulasi pada jaringan distribusi air bersih dengan menggunakan
program WaterCad V8i menggunakan pipa berdiameter 200 mm diperoleh tekanan
disemua titik simpul 1,6-3,2 atm dimana air akan bisa mengaliri.
74
Tekanan pukul 06.00 (Alternatif 3)
3,3
3,1
2,9
2,7
2,5
2,3
2,1
1,9
1,7
1,5
1,3
J-1 J-3 J-10 J-12 J-14 J-6 J-9 J-15 J-17 J-19 J-23 J-22 J-27 J-30 J-31 J-33 J-35 J-25 J-37 J-39
Junction
75
P-17 1,2212 J-16 J-17 200,00 PVC 150,0 0,096
P-18 0,4610 J-16 J-18 200,00 PVC 150,0 1,166
P-22 0,5995 J-18 J-19 200,00 PVC 150,0 0,001
P-23 0,3917 J-19 J-20 200,00 PVC 150,0 0,020
P-20 0,4632 J-20 J-12 200,00 PVC 150,0 0,063
P-19 0,4789 J-11 J-19 200,00 PVC 150,0 0,341
P-25 0,5183 J-19 J-23 200,00 PVC 150,0 0,199
P-28 0,4159 J-23 J-24 200,00 PVC 150,0 0,085
P-26 0,5331 J-24 J-20 200,00 PVC 150,0 0,112
P-27 0,6914 J-22 J-23 200,00 PVC 150,0 0,439
P-21 0,4532 J-13 J-21 200,00 PVC 150,0 0,003
P-24 0,3611 J-18 J-26 200,00 PVC 150,0 1,042
P-43 0,1145 J-26 J-22 200,00 PVC 150,0 0,270
P-29 0,6272 J-26 J-25 200,00 PVC 150,0 0,204
P-30 0,4703 J-22 J-27 200,00 PVC 150,0 1,054
P-32 0,0422 J-27 J-29 200,00 PVC 150,0 0,901
P-33 0,2756 J-29 J-30 200,00 PVC 150,0 0,003
P-31 0,1576 J-27 J-28 200,00 PVC 150,0 0,003
P-35 0,9223 J-31 J-32 200,00 PVC 150,0 0,007
P-36 0,2434 J-31 J-33 200,00 PVC 150,0 0,087
P-37 0,8973 J-33 J-34 200,00 PVC 150,0 0,051
P-38 0,6083 J-34 J-35 200,00 PVC 150,0 0,024
P-39 1,2447 J-35 J-36 200,00 PVC 150,0 0,007
P-34 1,5015 J-29 J-37 200,00 PVC 150,0 0,752
P-40 0,7612 J-37 J-31 200,00 PVC 150,0 0,395
P-41 1,2760 J-37 J-38 200,00 PVC 150,0 0,007
P-42 0,3869 J-38 J-39 200,00 PVC 150,0 0,002
Sumber : Hasil Simulasi WaterCad V8i
Headloss
76
4.13. Perbandingan Uji Kelayakan Jaringan Distribusi Air Bersih
4.13.1. Analisa Tekanan pukul 00.00 dan 06.00
Dari ketiga alternatif tersebut alternatif yang memenuhi persyaratan
tekanan 1,5-8 atm adalah penggunaan diameter 200 mm pada alternatif 3.
77
4.13.2. Analisa Headloss Air Pipa pukul 00.00 dam 06.00
Dari ketiga alternatif tersebut alternatif yang memenuhi persyaratan
headloss maksimum 10 m/km (Panduan Pengembangan PDAM) adalah
penggunaan diameter 200 mm pada alternatif 3.
78
4.14. Pembahasan
Berdasarkan kondisi eksisting bahwa masyarakat yang terlayani PDAM
sejumlah 23.943 pelanggan, sedangkan masyarakat yang belum terlayani oleh
PDAM sejumlah 41.689 jiwa, sehingga masyarakat yang belum terayani diprediksi
jumlah penduduk berdasarkan menggunakan proyeksi metode aritmatika dengan
pertumbuhan penduduk sebesar 0,4167 % untuk 10 tahun yang akan datang pada
tahun 2030, jumlah penduduk sebesar 68.345 jiwa dan pelanggan PDAM menjadi
sebesar 24.937 jiwa. Dan diperoleh prediksi kebutuhan air bersih pada PDAM
untuk 10 tahun yang akan mendatang sebesar 41,56 liter/detik pada tahun 2030 dan
3 sumber air dengan kemampuan produksi sebesar 90 liter/detik yang dapat
memenuhi kebutuhan air bersih pelanggan PDAM sampai tahun 2030. Berdasarkan
fluktuasi kebutuhan air bersih perencanaan reservoir berbentuk kubus dengan
dimensi setiap sisinya sebesar 14 m serta sistem jaringan perpipaan yang
disimulasikan pada program WaterCAd V8i dengan menggunakan 3 alternatif yaitu
alternatif 1 dengan diameter 100 mm, alternatif 2 dengan diameter 150 mm, dan
alternatif 3 dengan diameter 200 mm. Dan dari ketiga alternatif tersebutalternatif
paling efektif dalam pengembangan jaringan air bersih adalah simulasi alternatif 3
dengan menggunakan pipa PVC berdiameter 200 mm, hal tersebut dikarenakan
pada alternatif 3 ini tekanan disemua titik simpul 1,6 – 3,2 atm ( 16 – 32 m )
dimana air akan bisa mengaliri dan kehilangan tinggi sebesar 10 m/km pada jam
puncak pada pukul 06.00 yang memenuhi kriteria yang berlaku yaitu tekanan sisa
pada titik simpul atau juction berkisar 1,5 – 8 atm (SNI 2011 : Tata Cara
Perencanaan Jaringan Distribusi dan Unit Pelayanan Sistem Penyediaan Air
Minum) dan kehilangan tinggi yang diijinkan sebesar 10 m/km (Panduan
Pengembangan Air Bersih Cipta Karya 2007).
79
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulakan bahwa :
5.2.Saran
Setelah dilakukan pengembangan dan perhitungan, maka saran yang dapat
diberikan adalah PDAM perlu melakukan pengembangkan agar daerah layanan
PDAM semakin luas dan kebutuhan air bersih juga semakin meningkat.
80
DAFTAR PUSTAKA
81
LAMPIRAN
82
83
SUMBER AIR
KAPASITAS (L/DET)
LOKASI PRODUKSI KEMAMPUAN TAK
TERPASANG TERPAKAI
PRODUKSI TERPAKAI
BNA Trenggalek
- Bayong 240 130 90 40
- Sumur Kantor (Dr. Sutomo) 5 5 0 5
- Sumur Boor 2 (Karangan) 5 0 0 -
- Sumur Boor 3 (Karangsoko) 2 2 0 2
- Sumur Boor 1 (Taman Basuki) 5 2,5 0 2,5
- Sumur Boor 2 (Taman Basuki) 10 0 0 -
- Sumur Boor (Green Hill) 3 3 0 3
JUMLAH 270 142,5 90 52,5
PELANGGAN PDAM
84
FlexTable: Junction Table (Current Time: 0,000
hours) (trenggalek d100.wtg)
Current Time: 0,000 hours
85
FlexTable: Junction Table (Current Time: 6,000 hours)
(trenggalek d100.wtg)
Current Time: 6,000 hours
86
FlexTable: Pipe Table (Current Time: 0,000 hours) (trenggalek
d100.wtg)
Current Time: 0,000 hours
Label Length (Scaled) Start Stop Node Diameter Material Hazen- Headloss
(km) Node (mm) Williams Gradient
C (m/km)
P-1 0,6763 R-1 J-1 100 PVC 150 14,679
P-2 0,9801 J-1 J-2 100 PVC 150 13,929
P-3 0,3646 J-2 J-3 100 PVC 150 12,854
P-4 1,2141 J-3 J-4 100 PVC 150 11,820
P-10 0,0708 J-4 J-10 100 PVC 150 9,309
P-11 0,4349 J-10 J-11 100 PVC 150 2,018
P-12 0,3785 J-11 J-12 100 PVC 150 0,512
P-13 0,0907 J-12 J-13 100 PVC 150 0,127
P-14 0,3499 J-13 J-14 100 PVC 150 0,040
P-5 1,2619 J-4 J-5 100 PVC 150 0,149
P-6 1,6079 J-5 J-6 100 PVC 150 0,080
P-8 1,0728 J-6 J-8 100 PVC 150 0,016
P-9 0,1815 J-8 J-9 100 PVC 150 0,000
P-7 0,5000 J-6 J-7 100 PVC 150 0,008
P-15 2,0898 J-14 J-15 100 PVC 150 0,008
P-16 0,1268 J-10 J-16 100 PVC 150 2,887
P-17 1,2212 J-16 J-17 100 PVC 150 0,132
P-18 0,4610 J-16 J-18 100 PVC 150 1,593
P-22 0,5995 J-18 J-19 100 PVC 150 0,001
P-23 0,3917 J-19 J-20 100 PVC 150 0,028
P-20 0,4632 J-20 J-12 100 PVC 150 0,087
P-19 0,4789 J-11 J-19 100 PVC 150 0,466
P-25 0,5183 J-19 J-23 100 PVC 150 0,272
P-28 0,4159 J-23 J-24 100 PVC 150 0,116
P-26 0,5331 J-24 J-20 100 PVC 150 0,153
P-27 0,6914 J-22 J-23 100 PVC 150 0,599
P-21 0,4532 J-13 J-21 100 PVC 150 0,004
P-24 0,3611 J-18 J-26 100 PVC 150 1,423
P-43 0,1145 J-26 J-22 100 PVC 150 0,368
P-29 0,6272 J-26 J-25 100 PVC 150 0,279
P-30 0,4703 J-22 J-27 100 PVC 150 1,439
P-32 0,0422 J-27 J-29 100 PVC 150 1,231
P-33 0,2756 J-29 J-30 100 PVC 150 0,005
P-31 0,1576 J-27 J-28 100 PVC 150 0,004
P-35 0,9223 J-31 J-32 100 PVC 150 0,009
P-36 0,2434 J-31 J-33 100 PVC 150 0,119
P-37 0,8973 J-33 J-34 100 PVC 150 0,070
P-38 0,6083 J-34 J-35 100 PVC 150 0,033
P-39 1,2447 J-35 J-36 100 PVC 150 0,009
P-34 1,5015 J-29 J-37 100 PVC 150 1,027
P-40 0,7612 J-37 J-31 100 PVC 150 0,539
P-41 1,2760 J-37 J-38 100 PVC 150 0,010
P-42 0,3869 J-38 J-39 100 PVC 150 0,003
87
FlexTable: Pipe Table (Current Time: 6,000 hours) (trenggalek
d100.wtg)
Current Time: 6,000 hours
Label Length (Scaled) Start Stop Node Diameter Material Hazen- Headloss
(km) Node (mm) Williams Gradient
C (m/km)
P-1 0,6763 R-1 J-1 100 PVC 150 314,543
P-2 0,9801 J-1 J-2 100 PVC 150 298,478
P-3 0,3646 J-2 J-3 100 PVC 150 275,453
P-4 1,2141 J-3 J-4 100 PVC 150 253,281
P-10 0,0708 J-4 J-10 100 PVC 150 199,478
P-11 0,4349 J-10 J-11 100 PVC 150 43,247
P-12 0,3785 J-11 J-12 100 PVC 150 10,982
P-13 0,0907 J-12 J-13 100 PVC 150 2,722
P-14 0,3499 J-13 J-14 100 PVC 150 0,857
P-5 1,2619 J-4 J-5 100 PVC 150 3,183
P-6 1,6079 J-5 J-6 100 PVC 150 1,709
P-8 1,0728 J-6 J-8 100 PVC 150 0,343
P-9 0,1815 J-8 J-9 100 PVC 150 0,010
P-7 0,5000 J-6 J-7 100 PVC 150 0,168
P-15 2,0898 J-14 J-15 100 PVC 150 0,168
P-16 0,1268 J-10 J-16 100 PVC 150 61,861
P-17 1,2212 J-16 J-17 100 PVC 150 2,821
P-18 0,4610 J-16 J-18 100 PVC 150 34,127
P-22 0,5995 J-18 J-19 100 PVC 150 0,026
P-23 0,3917 J-19 J-20 100 PVC 150 0,599
P-20 0,4632 J-20 J-12 100 PVC 150 1,857
P-19 0,4789 J-11 J-19 100 PVC 150 9,986
P-25 0,5183 J-19 J-23 100 PVC 150 5,819
P-28 0,4159 J-23 J-24 100 PVC 150 2,495
P-26 0,5331 J-24 J-20 100 PVC 150 3,271
P-27 0,6914 J-22 J-23 100 PVC 150 12,841
P-21 0,4532 J-13 J-21 100 PVC 150 0,081
P-24 0,3611 J-18 J-26 100 PVC 150 30,483
P-43 0,1145 J-26 J-22 100 PVC 150 7,895
P-29 0,6272 J-26 J-25 100 PVC 150 5,979
P-30 0,4703 J-22 J-27 100 PVC 150 30,843
P-32 0,0422 J-27 J-29 100 PVC 150 26,372
P-33 0,2756 J-29 J-30 100 PVC 150 0,099
P-31 0,1576 J-27 J-28 100 PVC 150 0,081
P-35 0,9223 J-31 J-32 100 PVC 150 0,196
P-36 0,2434 J-31 J-33 100 PVC 150 2,559
P-37 0,8973 J-33 J-34 100 PVC 150 1,502
P-38 0,6083 J-34 J-35 100 PVC 150 0,709
P-39 1,2447 J-35 J-36 100 PVC 150 0,196
P-34 1,5015 J-29 J-37 100 PVC 150 22,012
P-40 0,7612 J-37 J-31 100 PVC 150 11,556
P-41 1,2760 J-37 J-38 100 PVC 150 0,217
P-42 0,3869 J-38 J-39 100 PVC 150 0,057
88
FlexTable: Junction Table (Current Time: 0,000
hours) (trenggalek d150.wtg)
Current Time: 0,000 hours
89
FlexTable: Junction Table (Current Time: 6,000
hours) (trenggalek d150.wtg)
Current Time: 6,000 hours
90
FlexTable: Pipe Table (Current Time: 0,000 hours) (trenggalek
d150.wtg)
Current Time: 0,000 hours
91
FlexTable: Pipe Table (Current Time: 6,000 hours) (trenggalek
d150.wtg)
Current Time: 6,000 hours
92
FlexTable: Junction Table (Current Time: 0,000
hours) (trenggalek d200.wtg)
Current Time: 0,000 hours
93
FlexTable: Junction Table (Current Time: 6,000
hours) (trenggalek d200.wtg)
Current Time: 6,000 hours
94
FlexTable: Pipe Table (Current Time: 0,000 hours) (trenggalek
d200.wtg)
Current Time: 0,000 hours
95
FlexTable: Pipe Table (Current Time: 6,000 hours) (trenggalek
d200.wtg)
Current Time: 6,000 hours
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108