Disusun Oleh :
2019
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 2
DAFTAR TABEL................................................................................................................ 4
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... 5
DAFTAR PETA................................................................................................................... 6
ABSTRAK ........................................................................................................................... 7
BAB I - PENDAHULUAN ................................................................................................. 8
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 8
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 9
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 9
1.4 Batasan ............................................................................................................... 9
BAB II – TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 10
2.1 Konsep Lahan dan Wilayah Kesesuaian Lahan ............................................... 10
2.2 Tanaman Cengkeh............................................................................................ 10
2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Cengkeh .................................................................. 10
2.3.1 Iklim .......................................................................................................... 11
2.3.2 Ketinggian Tempat .................................................................................... 11
2.3.3 Kemiringan Lereng ................................................................................... 11
BAB III - METODOLOGI ................................................................................................ 12
3.1 Data yang digunakan ........................................................................................ 12
3.2 Metode Penelitian ............................................................................................ 12
3.2.1 Alur Pikir................................................................................................... 12
3.2.2 Kajian Literatur ......................................................................................... 13
3.2.3 Wilayah Penelitian .................................................................................... 14
3.2.4 Variabel Penelitian .................................................................................... 14
3.2.5 Pengolahan Data dan Peta ......................................................................... 14
3.2.6 Metode Analisis ........................................................................................ 19
3.2.7 Matriks Kesesuaian ................................................................................... 19
3.2.8 Query ......................................................................................................... 19
3.2.9 Analisis Data ............................................................................................. 20
2
BAB IV – GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ......................................... 21
4.1 Kondisi Fisik .................................................................................................... 21
4.2 Kondisi Administratif ...................................................................................... 21
4.3 Kondisi Demografi ........................................................................................... 21
4.4 Kondisi Perekonomian ..................................................................................... 22
BAB V – HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................... 23
BAB VI - KESIMPULAN ................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 29
LAMPIRAN....................................................................................................................... 30
3
DAFTAR TABEL
4
DAFTAR GAMBAR
5
DAFTAR PETA
6
ANALISIS WILAYAH KESESUAIAN TANAMAN CENGKEH DI
KOTA PADANG PANJANG
ABSTRAK
Cengkeh (Eugenia aromatica L.) merupakan tanaman yang memiliki peluang pasar
yang besar di dalam negeri maupun di luar negeri. Cengkeh pada awalnya hanya
digunakan sebagai bahan obat tradisional, namun kini dimanfaatkan sebagai bahan
campuran rokok kretek serta di bidang industri farmasi juga digunakan sebagai bahan
pembuatan minyak atsiri. Kebutuhan akan cengkeh yang terus meningkat
menyebabkan keharusan penyediaan cengkeh yang besar, salah satunya dengan
perluasan lahan untuk cengkeh. Kota Padang Panjang memiliki potensi untuk
pengembangan cengkeh. Kota Padang Panjang merupakan satu dari beberapa
Kabupaten di Sumatera Barat yang memiliki potensi pengembangan cengkeh. Lahan
di Kota Padang Panjang yang digunakan untuk tanaman cengkeh seluas 2.602 Ha
dengan produksi 918,98 ton. Untuk dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik,
tanaman cengkeh memerlukan persyaratan lingkungan tumbuh yang spesifik. Faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap tanaman cengkeh antara lain adalah iklim,
ketinggian tempat, dan kemiringan lereng. Kesesuaian lahan adalah penggambaran
tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Agar dicapai
produksi pertanian yang tinggi maka penggunaan lahan harus memperhitungkan
tingkat kesesuaian lahan agar dapat memberikan hasil pertanian dan perkebunan
sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kesesuaian lahan di Kota Padang Panjang untuk tanaman cengkeh.
7
BAB I
PENDAHULUAN
Kota Padang Panjang memilki letak geografis yang strategis yaitu terletak
pada daerah persimpangan. Kota Padang Panjang merupakan satu dari beberapa
Kabupaten di Sumatera Barat yang memiliki potensi pengembangan cengkeh. Lahan
di Kota Padang Panjang yang digunakan untuk tanaman cengkeh seluas 8 Ha dengan
produksi 7,75 ton. Sampai saat ini, produksi cengkeh hanya dihasilkan dari
Kecamatan Wonosalam saja, padahal untuk kebutuhan cengkeh yang kian meningkat
memerlukan pasokan cengkeh yang berkualitas dan dalam skala besar. Salah satu
usaha untuk menanganinya adalah dengan cara memperluas lahan untuk penanaman
cengkeh.
8
maupun nonpertanian (FAO 1976 dalam Djaenudin 2003). Tujuan yang dicapai
dalam penelitian ini adalah mengevaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman cengkeh
beserta faktor-faktor yang membatasi dan persebarannya. Selain itu untuk mengetahu
penyebab lain berkurangnya luas areal dan hasil produksi cengkeh di daerah
penelitian. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
pertimbangan bagi pemerintah daerah setempat mengenai karakteristik lahan dalam
perencanaan penggunaan lahan untuk tanaman cengkeh di daerah penelitian.
1.3 Tujuan
• Mengkaji wilayah kesesuaian lahan pengembangan tanaman cengkeh
di Kota Padang Panjang.
• Mengetahui syarat wilayah dengan tingkat pertumbuhan optimal dari
tanaman cengkeh.
• Mengetahui parameter-parameter yang digunakan untuk menentukan
wilayah optimal penanaman tanaman cengkeh di Kota Padang
Panjang.
• Membuat peta kesesuaian lahan tanaman cengkeh di Kota Padang
Panjang.
• Menentukan wilayah yang sesuai untuk ditanami tanaman cengkeh di
Kota Padang Panjang.
1.4 Batasan
Dalam penelitian ini terdapat beberapa batasan yaitu:
1. Wilayah kajian kesesuaian lahan untuk tanaman cengkeh hanya sebatas
Kota Padang Panjang.
2. Pada penelitian ini analisis kesesuaian lahan untuk tanaman cengkeh
hanya berdasarkan dari syarat tumbuh tanaman cengkeh yaitu dari faktor
iklim, ketinggian tempat, dan kemiringan lereng.
3. Data pada penelitian ini diperoleh secara sekunder dan tidak dilakukan uji
langsung ke lapangan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
2.3.1 Iklim
Tanaman cengkeh adalah tanaman tropis. Iklim yang mendukung
dengan curah hujan 4190 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 266
dalam setahun, sehingga pertanaman dan usaha perikanan darat dapat
dilakukan. Unsur iklim yang cukup menentukan terhadap tingginya
produktivitas tanaman cengkeh adalah curah hujan. Curah hujan yang
optimal untuk perkembangan tanaman cengkeh adalah 1500 - 2500
mm/tahun atau 2500 - 3000 mm/tahun.
11
BAB III
METODOLOGI
12
3.2.2 Kajian Literatur
• Analytic Hierarchy Process.
Thomas L. Saaty, Profesor pada Wharton School of
Economics, Amerika serikat (1971-1915) mengembangkan metode
analisis keputusan yang diberi nama Analytical Hierarchy Process
(AHP). Menurut Saaty, kerumitan dalam pengambilan keputusan itu
ialah karena keragaman kriteria.
Pada dasarnya metode AHP yang dikembangkan oleh Thomas
Saaty, memecah-mecah suatu situasi ke dalam bagian-bagian
komponennya dan menata bagian atau variabel ini ke dalam suatu
susunan hirarki. Proses hirarki analisis memiliki prinsip dasar sebagai
berikut:
1) Menyusun secara hirarkis
Yaitu memecah persoalan menjadi unsur-unsur yang terpisah.
Pertama kita harus mendefinisikan situasi dengan seksama,
memasukkan sebanyak mungkin rincian yang relevan, lalu menyusun
model secara hirarki yang terdiri atas beberapa tingkat rincian, yaitu
fokus masalah, kriteria, dan alternatif. Fokus masalah merupakan
masalah utama yang perlu dicari solusinya dan terdiri hanya atas satu
elemen yaitu sasaran menyeluruh. Selanjutnya, Kriteria merupakan
aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil
keputusan atas fokus masalah. Untuk suatu masalah yang kompleks
atau berjenjang, kriteria dapat diturunkan kepada sub-sub kriteria.
Dengan demikian kriteria bisa terdiri lebih dari satu tingkat hirarki.
Yang terakhir adalah Alternatif, merupakan berbagai tindakan akhir
dan merupakan pilihan keputusan dari penyelesaian masalah yang
dihadapi. Contoh : Pengambilan keputusan untuk memilih Bank untuk
menabung. Hirarki tingkat 1 adalah keputusan memilih Bank. Dalam
memilih Bank ini terdapat bebagai kriteria yang perlu
dipertimbangkan, yaitu Lokasi, Pelayanan dan Bunga yang diberikan,
ketiga hal ini merupakan hirarki tingkat kedua. Pada tingkat ketiga
ialah berupa alternatif tiga Bank yang dipertimbangkan untuk dipilih,
misalkan Bank A, B, dan C.
2) Menetapkan prioritas
Yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif
pentingnya.Setelah menyusun hirarki, selanjutnya memberikan
penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat
tertentu dalam kaitannya dengan tingkat diatasnya. Penilaian ini
merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadap
prioritas elemen-elemen. Hasil penilaian ini lebih mudah dilihat bila
disajikan dalam bentuk matriks (tabel) yang diberi nama matriks
13
berpasangan (pairwise comparison). Pertanyaan yang biasa dilakukan
dalam meyusun skala kepentingan adalah.
(1) Elemen mana yang lebih (penting/disukai/mungkin/…),
(2) Berapa kali lebih (penting/disukai/mungkin/…)?
3) Mengukur konsistensi logis
Yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara
logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan kriteria yang
logis. Proses AHP mencakup pengukuran konsistensi yaitu apakah
pemberian nilai dalam pembandingan antar obyek telah dllakukan
secara konsisten. Ketidakkonsistenan dapat timbul karena miskonsepsi
atau ketidaktepatan dalam melakukan hirarki, kekurangan informasi,
kekeliruan dalam penulisan angka, dan lain-lain. Salah satu contoh
dalam inkonsistensi dalam matriks pembandingan ialah dalam menilai
mutu suatu produk. Misalkan, dalam preferensisi pengambil
keputusan, A 4x lebih baik dari B, B 3x lebih baik dari C, maka
seharusnya A 12x lebih baik dari C. Tetapi jika dalam pemberian
nilai, A diberi nilai 6x lebih dari C, berarti terjadi inkonsistensi. Rasio
konsistensi (consistency ratio, CR) menunjukkan sejauh mana analis
konsisten dalam memberikan nilai pada matrik pembandingan. Secara
umum, hasil analisis dianggap konsisten jika memiliki CR ? 10%. Jika
nilai CR > 10%, perlu dipertimbangkan untuk melakukan reevaluasi
dalam penyusunan matriks pembandingan.
14
• Langkah-langkah pengolahan data pada pembuatan peta curah hujan :
a. Ambil data curah hujan dari folder Peta Tematik yang sudah
disediakan, lalu buka data di dalam aplikasi ArcGIS.
b. Ubah Values dengan cara klik properties >> Symbology >>
Category >> Unique Value, lalu ubah Value Field menjadi
ID_Curah.
c. Masukkan range dari tiap kelas simbol yang disesuaikan
dengan parameter yang telah ditentukan.
d. Lakukan layout peta curah hujan, lalu export data menjadi
format .jpg.
• Langkah-langkah pengolahan data pada pembuatan peta ketinggian :
a. Ambil data kontur dari folder Peta Tematik yang sudah
disediakan, lalu buka data di dalam aplikasi ArcGIS.
b. Dikarenakan data elevasi pada tabel atribut berupa data
dengan tipe string, maka harus diubah dengan menambahkan
kolom baru dengan tipe Short Integer lalu isi sesuai dengan
data elevasi yang ada.
c. Lakukan Interpolasi menggunakan metode interpolasi
Triangulated Irreguler Network (TIN) untuk membentuk DEM
dari ketinggian wilayah Kota Padang Panjang.
d. 4. Lakukan Layout peta ketinggian, lalu export data menjadi
format .jpg.
• Langkah-langkah pengolahan data pada pembuatan peta kemiringan :
a. Ambil data lereng dari folder Peta Tematik yang sudah
disediakan, lalu buka data di dalam aplikasi ArcGIS.
b. Ubah Values dengan cara klik properties >> Symbology >>
Category >> Unique Value, lalu ubah Value Field menjadi
ID_KL
c. Masukkan range dari tiap kelas simbol yang disesuaikan
dengan parameter yang telah ditentukan.
d. Lakukan Layout peta ketinggian, lalu export data menjadi
format .jpg.
• Langkah-langkah pengolahan data pada pembuatan peta jenis tanah
sebagai parameter pendukung :
a. Ambil data jenis tanah yang tergabung pada data curah hujan
dari folder Peta Tematik yang sudah disediakan, lalu buka data
di dalam aplikasi ArcGIS.
b. Ubah Values dengan cara klik properties >> Symbology >>
Category >> Unique Value, lalu ubah Value Field menjadi
KLS_TNH.
c. Masukkan range dari tiap kelas simbol yang disesuaikan
dengan parameter yang telah ditentukan.
15
d. Lakukan Layout peta ketinggian, lalu export data menjadi
format .jpg.
• Melakukan skoring data, pembobotan, dan pentotalan data (skoring x
bobot) pada setiap parameter digunakan untuk membantu dalam
melakukan klasifikasi lahan apakah sesuai, kurang sesuai atau tidak
sesuai dengan kesesuaian tanaman cengkeh dengan cara :
a. Membuat kolom atribut yang berisi skoring (tipe data short
integer), bobot (tipe data short integer), dan total (tipe data
short integer) setiap parameter dengan cara open attribute >>
add field, lalu lakukan skoring dengan melakukan klasifikasi
untuk menghasilkan peta kesesuaian lahan tanaman cengkeh.
b. Lalu buat matriks bobot untuk setiap parameter seperti berikut:
o Merupakan sampel skoring, bobot, dan total dari
ketinggian.
Skoring_Tinggi Bobot_Tinggi Total_Tinggi Kategori
3 50 150 Sesuai
3 50 150 Sesuai
3 50 150 Sesuai
3 50 150 Sesuai
2 50 100 Kurang Sesuai
2 50 100 Kurang Sesuai
Tabel 1.Tabel Skoring Data Ketinggian
16
o Merupakan sampel skoring, bobot, dan total dari
kemiringan.
Skoring_Ke Bobot_Ke Total_Ke Kategori
1 14 14 Tidak Sesuai
1 14 14 Tidak Sesuai
1 14 14 Tidak Sesuai
1 14 14 Tidak Sesuai
1 14 14 Tidak Sesuai
1 14 14 Tidak Sesuai
1 14 14 Tidak Sesuai
1 14 14 Tidak Sesuai
1 14 14 Tidak Sesuai
1 14 14 Tidak Sesuai
1 14 14 Tidak Sesuai
1 14 14 Tidak Sesuai
1 14 14 Tidak Sesuai
1 14 14 Tidak Sesuai
1 14 14 Tidak Sesuai
1 14 14 Tidak Sesuai
1 14 14 Tidak Sesuai
1 14 14 Tidak Sesuai
1 14 14 Tidak Sesuai
Tabel 3.Tabel Skoring Data Kemiringan
17
o Merupakan matriks bobot setiap parameter.
Parameter 1 Parameter 2 Nilai Penting
Curah Hujan Ketinggian 5
Curah Hujan Kemiringan 3
Curah Hujan Jenis Tanah 4
Ketinggian Kemiringan 4
Ketinggian Jenis Tanah 6
Ketinggian Jenis Tanah 3
Tabel 5. Menentukan Nilai Tingkat Kepentingan Parameter
18
• Melakukan layout peta kesesuain lahan tanaman cengkeh di Kota
Padang Panjang.
3.2.6 Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan metode matching atau dengan cara
membandingan antara parameter dalam syarat wilayah tumbuh
tanaman cengkeh yang akan menghasilkan kelas kesesuain lahan
berserta faktor dari parameter tambahan lainnya.
3.2.8 Query
Rancangan antar muka query berfungsi menampilkan
informasi hasil pembandingan yang dilakukan pengguna atas objek
tertentu yang ingin diketahui. Pengguna bisa melakukan query
langsung pada layer maupun mengetikkan teks di halaman utama.
Query sendiri terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut:
19
Implementasi hasil query dibuat dengan dengan Arcmap pada
tool select by attributes akan menunjukkan pembuatan interface hasil
query, sebagai berikut sampel untuk query:
• 1 = “Tidak Sesuai”
• 2 = “Kurang Sesuai”
• 3 = “Sesuai”
20
BAB IV
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
21
penduduk dari tahun 2012 sampai tahun 2016 rata-rata bergerak dari 2.015 jiwa
per km² tahun 2012, menjadi 2.121 jiwa per km² tahun 2016.
❖ Pertanian
Secara umum potensi pertanian di Kota Padang Panjang cukup beragam
seperti sayuran, padi, jagung ubi jalar, cabe, terung, dan tanaman hias
merupakan komoditas yang cukup prospektif untuk dikembangkan, baik
untuk memenuhi kebutuhan lokal maupun luar Padang Panjang. Namun
seiring dengan perkembangan Kota, maka telah terjadi alih fungsi lahan
atau penyusutan lahan pertanian. Kota Padang Panjang termasuk salah
satu daerah potensi pengembangan tanaman hias di Sumatera Barat yang
didukung letak ketinggian dari permukaan laut, tipe iklim, curah hujan,
tipe tanah, kesuburan tanah, dan temperatur udara. Selain tanaman hias
tersebut di Padang Panjang juga berkembang berbagai usaha bunga
dengan berbagai jenis.
❖ Perkebunan
Usaha perkebunan di Kota Padang Panjang berskala kecil (perkebunan
rakyat) dengan lahan terbatas. Luas areal tanam dan produksi tanaman
perkebunan dari tahun ke tahun mengalami penurunan sesuai
perkembangan. Beberapa program pengembangan perkebunan telah
dilakukan, diantaranya seperti penanaman bibit kakao, bibit kopi dan
cengkeh.
22
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
23
❖ Hasil Peta Curah Hujan Kota Padang Panjang
24
❖ Hasil Peta Kemiringan Lereng Kota Padang Panjang
25
❖ Hasil Peta Kesesuaian Lahan Cengkeh Kota Padang Panjang
Pembahasan
Tanaman cengkeh dapat tumbuh optimal pada curah hujan 1500-2500
mm/tahun. Dari data yang ada diperoleh informasi bahwa tidak ada wilayah yang
berada pada range syarat tumbuh optimal tanaman cengkeh. Data curah hujan yang
paling mendekati syarat optimal tumbuh tanaman cengkeh yaitu sebesar 1195
mm/tahun. Sehingga data curah hujan tersebut pun masih dikategorikan kurang
sesuai untuk tanaman cengkeh.
26
berada di bawah dan sekitar perbukitan taman nasional Kerinci Seblat yang memiliki
karakteristik perbukitan dengan ketinggian rata-rata ±800 mdpl.
Setelah melakukan pengolahan data pada setiap parameter yang ada diperoleh
wilayah yang sesuai untuk penanaman tanaman cengkeh yaitu pada Kelurahan
Silaing Bawah dengan luas wilayah optimal dilakukan penanaman cengkeh yaitu
seluas 828 m2 dari luas wilayah Kelurahan Silaing Bawah yang memiliki luas
wilayah seluas 2832957,126028 m2. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hanya
sebanyak 0.029227 % wilayah Silaing Bawah yang merupakan wilayah optimal
tumbuh tanaman cengkeh. Sedangkan pada kelurahan lainnya merupakan wilayah
yang kurang sesuai untuk dilakukan penanaman maupun pembukaan perkebunan
cengkeh di Kota Padang Panjang.
27
BAB VI
KESIMPULAN
28
DAFTAR PUSTAKA
Foth, Henry D. 1995. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Terjemahan Oleh Endang Dwi
Purbayanti, Dwi Retno Lukiwati, Rahayuning Trimulatsih, Editor Sri Andayani B.
Hudoyo. Gadjah Mada University Press, Edisi ketujuh,781pp.
Sitorus, Santun. 1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Bandung: Penerbit Tarsito.
Tim Pusat Penelitian dan Agroklimat. 1993. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan.
Departemen Pertanian.
Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Cengkeh. Bandung : CV Nuansa
Aulia.
29
LAMPIRAN
30
Gambar 2. Peta Curah Hujan Kota Padang Panjang
31
Gambar 5. Peta Jenis Tanah Kota Padang Panjang
32