1.1.2. Biologi
Melastoma malabathricum bereproduksi dengan biji. Biji M. malabathricum
dimakan dan disebarkan oleh burung atau melalui aliran air.
Tumbuhan ini dapat tumbuh pada tanah yang tidak subur, yang mempunyai kadar
bahan organik tinggi, mempunyai drainase yang baik, kondisi tanah lembab dan
tidak terkena sinar matahari langsung. Melastoma sulit tumbuh pada kondisi yang
sangat kering. Buah M. malabathricum dapat dimakan dan digunakan untuk
membersihkan luka dan pewarna alami.
1.1.3. Morfologi
Tinggi M. malabatrichum 1,8 – 2,0m dan lebar kanopinya dapat mencapai 2,0m.
Batang M. malabatrichum tegak dan bercabang ke empat sisi. Daun M.
malabatrichum berbentuk elips dan meruncing pada ujung dan pangkal daun,
1.1.4. Habitat
Melastoma malabatrichum adalah tanaman pada hutan sekunder di daerah tropis
khususnya di Asia Tenggara. Tanaman ini juga ditemukan pada area yang ditanami
dengan kelapa sawit (Elaeis guineensis), karet (Hevea brasiliensis), akasia (Acacia
mangium) dan nanas (Ananas comosus).
Kingdom : Viridiplantae
Filum : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Chromolaena
1.2.2. Biologi
Pada awal pertumbuhannya, akar primer Chromolaena tumbuh melingkar dan
sejajar permukaan tanah. Akar primer tersebut menghasilkan percabangan yang
sangat banyak. Akar primer akan berkembang luar biasa menjadi jaringan berkayu
dengan diameter akar dapat mencapai 20cm.
1.2.3. Morfologi
Chromolaena odorata tumbuh dalam rumpun dengan percabangan yang banyak
dan tinggi tanaman 2m setelah 6 bulan berkecambah. Individu C. odorata mulai
bercabang ketika tingginya mencapai 120cm.
Batang Chromolaena berkayu dengan diameter dapat mencapai 20cm pada tahun
pertama dan berbentuk silinder. Tunas dilapisi oleh rambut‐rambut halus dan
berpasangan dimana salah satu tunasnya berada di sebelah kiri bawah atau atas
tunas lainnya.
Bentuk daun Chromolaena menyerupai jajaran genjang dengan pangkal daun
menyempit. Panjang daun Chromolaena 5‐14cm dan lebar daunnya 2,5‐8,0cm.
Daun dan tunas menghasilkan aroma menyerupai bunga tahi ayam (tembelekan)
ketika diremas dengan tangan. Daun berpasangan dimana salah satu daun berada
di sebelah kiri bawah atau atas daun lainnya.
Bunga terdiri atas tiga atau lima tangkai bunga yang bentuknya menyerupai buah
lemon dengan diamater 5‐10cm.
1.2.4. Habitat
Chromolaena odorata adalah gulma utama pada tanaman tahunan di daerah
hutan hujan tropis. Gulma ini ditemukan tumbuh pada area yang ditanami kelapa
sawit (Elaeis guineensis), karet (Hevea brasiliensis), kakao (Theobroma cacao),
kelapa (Cocos nucifera), nanas (Ananas comosus), teh (Camellia sinensis), kopi
(Coffea), Tembakau (Nicotiana tabacum) dan jagung (Zea mays).
Kingdom : Viridiplantae
Filum : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Famili : Melastomataceae
Genus : Clidemia
1.3.2. Biologi
Clidemia hirta akan membentuk deposit biji di dalam tanah. Biji C. hirta lebih
cepat berkecambah pada kondisi tidak terkena sinar matahari langsung. Clidemia
hirta dapat tumbuh di area dengan ketinggian 0 – 2500 m dpl. Gulma ini tahan
terhadap kondisi kering selama 6 bulan.
1.3.3. Morfologi
Clidemia hirta mempunyai banyak percabangan dan tinggi 0,5‐3,0m. Clidemia
hirta dewasa dapat menghasilkan lebih dari 500 buah/tahun. Buah terbentuk
dalam kelompok (cluster), buah muda berwarna hijau dan buah yang sudah
matang berwarna biru gelap atau ungu gelap, panjang buah 6‐9mm dan bobot
0,2g.
Daun tumbuh di kedua sisi batang, berwarna hijau gelap, panjang daun 15cm
dengan lebar 8cm dan mempunyai ruas‐ruas pembuluh yang terlihat jelas pada
permukaan atas daun.
1.3.4. Habitat
Clidemia hirta banyak ditemukan di hutan tanaman tropis. Gulma ini juga banyak
ditemukan pada area yang ditanami kelapa sawit (Elaeis guineensis), kelapa
(Cocos nucifera), karet (Hevea brasiliensis) dan kakao (Theobroma cacao).
Gulma C. hirta yang sudah berbuah dikendalikan secara fisik, sedangkan gulma C.
hirta yang belum berbuah dikendalikan secara kimia.
1.3.5.2.1. Fisik
a. Pengendalian C. hirta yang sudah berbuah pada area kelapa sawit yang
berumur < 3 tahun dilakukan secara fisik dengan prosedur sebagai berikut:
• Cabut C. hirta yang sudah berbuah menggunakan cangkul sampai semua
perakarannya terangkat dari dalam tanah (dongkel anak kayu).
• Pencabutan anak kayu dilakukan sebanyak 4 rotasi per tahun.
• Musnahkan C. hirta yang sudah berbuah dengan cara dibenamkan di dalam
tanah dengan kedalaman 25cm atau dibakar di luar area perkebunan
kelapa sawit.
b. Pengendalian C. hirta yang sudah berbuah pada area kelapa sawit yang
berumur 4‐5 tahun dilakukan secara fisik dengan prosedur sebagai berikut:
• Cabut C. hirta yang sudah berbuah menggunakan cangkul sampai semua
perakarannya terangkat dari dalam tanah (dongkel anak kayu).
• Pencabutan anak kayu dilakukan sebanyak 4 rotasi per tahun.
• Musnahkan C. hirta yang sudah berbuah dengan cara dibenamkan di dalam
tanah dengan kedalaman 25cm atau dibakar di luar area perkebunan
kelapa sawit.
a. Pengendalian C. hirta yang belum berbuah pada area kelapa sawit yang
berumur < 3 tahun dilakukan secara kimia dengan prosedur sebagai berikut:
• Tebas gulma C. hirta yang belum berbuah.
b. Pengendalian C. hirta yang belum berbuah pada area kelapa sawit yang
berumur 4‐5 tahun dilakukan secara kimia dengan prosedur sebagai berikut:
• Tebas gulma C. hirta yang belum berbuah.
1.4.2. Biologi
Lantana camara tumbuh di daerah pada 45O LU – 45O LS dengan ketinggian
sampai dengan 1400m dpl dan curah hujan 200 – 4.000mm per tahun. Lantana
camara bereproduksi dengan biji. Biji berkecambah pada awal musim hujan.
Umumnya biji disebarkan oleh beberapa spesies burung dan hewan ternak seperti
kambing.
1.4.3. Morfologi
Tinggi Lantana camara 2‐5m. batang tegak dan bercabang ke empat sisi. Bentuk
daun L. camara menyerupai telur dengan tepi daun bergerigi (serrate), panjang
daun dapat mencapai 10cm dan lebar 7.5cm, berwarna hijau terang.
Bunga L. camara berwarna putih, kuning atau merah muda dan dapat berubah
menjadi jingga atau merah, panjang bunga 9mm dan menghasilkan nectar.
Buah berkelompok, diameter 3‐6mm dan terdiri atas 1‐2 biji yang panjangnya
1.5mm. Buah muda berwarna hijau gelap sedangkan buah yang matang berwarna
hitam.
1.4.4. Habitat
Umumnya Lantana camara ditemukan pada hutan alam. Gulma ini juga banyak
ditemukan pada area yang ditanami kelapa sawit (Elaeis guineensis), karet (Hevea
brasiliensis), kelapa (Cocos nucifera), nanas (Ananas comosus), teh (Camellia
sinensis), kopi (Coffea), durian (Durio zibethinus), kapas (Gossypium), pisang
(Musa paradisiaca), padi (Oryza sativa), tebu (Saccharum officinarum).
Gulma L. camara yang sudah berbuah dikendalikan secara fisik, sedangkan gulma
L. camara yang belum berbuah dikendalikan secara kimia.
a. Pengendalian L. camara yang sudah berbuah pada area kelapa sawit yang
berumur < 3 tahun dilakukan secara fisik dengan prosedur sebagai berikut:
• Cabut L. camara yang sudah berbuah menggunakan cangkul sampai semua
perakarannya terangkat dari dalam tanah (dongkel anak kayu).
• Pencabutan anak kayu dilakukan sebanyak 4 rotasi per tahun.
• Musnahkan L. camara yang sudah berbuah dengan cara dibenamkan di
dalam tanah dengan kedalaman 25cm atau dibakar di luar area perkebunan
kelapa sawit.
b. Pengendalian L. camara yang sudah berbuah pada area kelapa sawit yang
berumur 4‐5 tahun dilakukan secara fisik dengan prosedur sebagai berikut:
• Cabut L. camara yang sudah berbuah menggunakan cangkul sampai semua
perakarannya terangkat dari dalam tanah (dongkel anak kayu).
• Pencabutan anak kayu dilakukan sebanyak 4 rotasi per tahun.
• Musnahkan L. camara yang sudah berbuah dengan cara dibenamkan di
dalam tanah dengan kedalaman 25cm atau dibakar di luar area perkebunan
kelapa sawit.
c. Pengendalian L. camara yang sudah berbuah pada area kelapa sawit yang
berumur > 6 tahun dilakukan secara fisik dengan prosedur sebagai berikut:
• Cabut L. camara yang sudah berbuah menggunakan cangkul sampai semua
perakarannya terangkat dari dalam tanah (dongkel anak kayu).
• Pencabutan anak kayu dilakukan sebanyak 3 rotasi per tahun.
• Musnahkan L. camara yang sudah berbuah dengan cara dibenamkan di
dalam tanah dengan kedalaman 25cm atau dibakar di luar area perkebunan
kelapa sawit.
a. Pengendalian L. camara yang belum berbuah pada area kelapa sawit yang
berumur < 3 tahun dilakukan secara kimia dengan prosedur sebagai berikut:
• Tebas gulma L. camara yang belum berbuah.
b. Pengendalian L. camara yang belum berbuah pada area kelapa sawit yang
berumur 4‐5 tahun dilakukan secara kimia dengan prosedur sebagai berikut:
• Tebas gulma L. camara yang belum berbuah.
c. Pengendalian L. camara yang belum berbuah pada area kelapa sawit yang
berumur > 6 tahun dilakukan secara kimia dengan prosedur sebagai berikut:
• Tebas gulma L. camara yang belum berbuah.
Kingdom : Viridiplantae
Filum : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Mimosa
1.5.2. Biologi
Mimosa pigra ditemukan pada daerah beriklim tropis dengan curah hujan 750 –
2.250mm per tahun. Gulma ini tumbuh di sekitar sumber air pada area dengan
curah hujan 50mm.
1.5.3. Morfologi
Biji tersimpan di dalam kotak biji (seed pod). Kotak biji mempunyai rambut halus
di seluruh permukaannya, tahan air, panjang 15cm, berkelompok, terdiri atas 8 –
24 biji. Setiap biji berukuran panjang 5mm dengan lebar 24mm dan bobot
0.09mg. Biji yang jatuh dan tersimpan di dalam tanah dapat bertahan selama 2
tahun.
1.5.4. Habitat
Mimosa pigra banyak ditemukan di area kelapa sawit TBM, ex. persawahan dan
tepi jalan.
1.5.5.1. Preventif
Segera tanam kacangan penutup tanah segera setelah pembukaan lahan untuk
mencegah tumbuhnya M.pigra
1.5.5.2. Kuratif
Gulma M. pigra yang sudah berbuah dikendalikan secara fisik, sedangkan gulma
M. pigra yang belum berbuah dikendalikan secara kimia.
1.5.5.2.1. Fisik
1.5.5.2.2. Kimia
2.1.2. Biologi
Axonopus compressus dapat hidup bertahun‐tahun. Penyebaran Axonopus
compressus dengan stolon atau batang yang menjalar di atas permukaan tanah.
Stolon mempunyai akar di setiap ruas buku. Reproduksi A. compressus dengan
biji. Rerata biji yang dihasilkan adalah 6kg biji/ha area yang ditanami oleh A.
compressus.
2.1.3. Morfologi
Batang A. compressus menjalar di atas permukaan tanah (stolon), tumbuh tegak,
tinggi 20‐50cm. Tepi helai daun berambut, beruas dan dilapisi banyak rambut
halus pada permukaan atas daun. Pangkal daun pendek dan mempunyai
beberapa helai rambut (Gambar 12).
Bentuk helai daun lebar pada pangkal daun dan runcing pada ujungnya
(lanceolate), permukaannya rata, relatif pendek dengan panjang 5‐15cm dan
lebar 2.5‐16mm.
Umumnya terdapat 2‐4 bunga pada ketiak daun paling atas, bunga bercabang
dua, panjang 5‐10cm. Bunga ketiga biasanya terletak 1‐2cm di bawah ketiak daun
(Gambar 13).
2.1.4. Habitat
Umumnya Axononopus compressus tumbuh pada perkebunan, lahan tidur dan
tepi jalan. Gulma ini tumbuh dengan baik pada lingkungan yang terkena sinar
matahari langsung maupun pada lingkungan yang tidak terkena sinar matahari
langsung dan dapat hidup pada tanah berpasir sampai tanah liat berlempung.
2.1.5.1. Preventif
Segera tanam kacangan penutup tanah segera setelah pembukaan lahan untuk
mencegah tumbuhnya A. compressus.
2.1.5.2. Kuratif
2.1.5.2.1. Fisik
Kingdom : Viridiplantae
Filum : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Genus : Eleusine
2.2.2. Biologi
Individu E. indica dapat menghasilkan 135.000 biji. Biji segar membutuhkan sinar
matahari atau pelukaan agar dapat berkecambah. Biji yang ada di permukaan
tanah dapat bertahan 2‐5 tahun.
Biji E. indica yang tersimpan < 5 cm di dalam tanah akan segera berkecambah
sedangkan biji yang tersimpan > 5cm di dalam tanah cenderung dorman. Musim
kering yang lama dan suhu udara yang rendah akan memperlambat pembungaan.
2.2.3. Morfologi
Daun Eleusine indica bersatu pada pangkal daun, menyebar ke semua sisi, kokoh
dan panjang dapat mencapai 40cm (Gambar 14).
Sistem perakaran berkembang dengan baik dan kuat, dikenal sebagai rumput
jongos. Pada kecambah, panjang daun pertama 1cm. Daun kemudian
berkembang dan tumbuh mendatar atau membentuk huruf V, panjang daun
15cm dengan lebar daun 8mm, berwarna hijau muda. Bunga terdiri atas 3‐8
tangkai bunga yang panjang dan jarak antar bunganya sama (racemes), panjang
tangkai bunga 5‐10cm dan lebar 5mm, bentuk menyerupai jari‐jari, satu tangkai
bunga posisinya lebih rendah 1cm daripada tangkai bunga lainnya.
2.2.4. Habitat
Eleusine indica adalah gulma utama pada perkebunan dan lahan budidaya
tanaman pangan. Gulma ini juga ditemukan pada area yang ditanami kelapa sawit
(Elaeis guineensis), tebu (Saccharum officinarum), kapas (Gossypium), tembakau
(Nicotiana tabacum), bawang merah (Allium cepa), kacang tanah (Arachis
hypogaea), kacang kedelai (Glycine max), padi (Oryza sativa), dan jagung (Zea
mays).
Gulma E. indica yang sudah berbunga dikendalikan secara fisik, sedangkan gulma
E. indica yang belum berbunga dikendalikan secara kimia.
2.2.5.3. Fisik
Pengendalian E. indica dilakukan secara kuratif fisik dengan prosedur sebagai
berikut :
• Cabut E. indica menggunakan cangkul sampai semua perakarannya
terangkat dari dalam tanah.
• Musnahkan E. indica yang sudah dicabut tersebut dengan cara dibenamkan
di dalam tanah dengan kedalaman 25cm.
2.2.5.4. Kimia
Kingdom : Viridiplantae
Filum : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Genus : Imperata
2.3.2. Biologi
2.3.3. Morfologi
Tinggi I. cylindrica 30‐150cm. Batang muncul dari rhizome, pendek dan tegak.
Rhizome keras, berwarna putih, panjang 1m atau lebih, bercabang dan dilapisi
dengan helai daun pada ruasnya.
Gambar 15. Bunga I.cylindrica Gambar 16. Gulma I.cylindrica di gawangan kelapa sawit
Akar serabut, muncul dari pangkal batang dan ruas pada rhizome. Daun tegak,
panjang daun 120cm lebar 4‐18mm, midrib berwarna agak putih, permukaan
kasat dan ujung daun runcing. Bunga berwarna putih, menyerupai rambut, halus,
panjang 5‐20cm dengan diameter 2.5cm.
Gulma ini tumbuh di area dengan ketinggian < 2700m dpl dengan curah hujan
500‐5.000mm per tahun. Gulma ini ditemukan tumbuh di area yang ditanami
dengan kelapa sawit (Elaeis guineensis), karet (Hevea brasiliensis), kelapa (Cocos
nucifera), teh (Camellia sinensis), kopi (Coffea), nanas (Ananas comosus), kacang
tanah (Arachis hypogaea), Kacang kedelai (Glycine max), ubi kayu (Manihot
esculenta), pisang (Musa paradisiaca), padi (Oryza sativa), kentang (Solanum
tuberosum) dan jagung (Zea mays).
2.3.5.1. Preventif
Segera tanam kacangan penutup tanah segera setelah pembukaan lahan untuk
mencegah tumbuhnya I. cylindrica.
2.3.5.2. Kuratif
Gulma I. cylindrica yang sudah berbunga dikendalikan secara fisik, sedangkan
gulma I. cylindrica yang berbunga dikendalikan secara kimia.
2.3.5.2.1. Fisik
1.1.2. Biologi
Pada 30 hari setelah berkecambah, tinggi bibit M. micrantha 1.1cm dengan luas
permukaan daun 0.3cm2 sedangkan pada 54 hari setelah berkecambah, tinggi
bibit 6.6cm dengan luas permukaan daun 17.2cm2.
Ukuran biji sangat kecil (bobot 1000 butir biji setara dengan 89mg) dan sangat
mudah diterbangkan oleh angin. Setiap tanaman dapat menghasilkan 40,000 biji
yang dapat disebarkan oleh angin, air dan binatang. Suhu optimum untuk
perkecambahan 25‐30OC.
Gulma ini dapat tumbuh pada area dengan ketinggian < 1500m dpl. Micania
micrantha dapat tumbuh pada beragam tipe tanah, dari tanah masam sampai
dengan basa (pH 4.1 – 8.3), dan pada tanah tidak subur sampai dengan tanah
yang sangat subur dengan kadar bahan organik 2.29 sampai dengan 32.85.
Gulma ini mempunyai banyak percabangan yang tumbuh menjalar kesegala arah,
saling bertumpuk, batang agak berkayu dan bercabang. Daun M. micrantha
tumbuh disepanjang batang dan akar yang tumbuh di permukaan tanah. Daun
sederhana, menyerupai hati dengan panjang daun 4‐13cm dan lebar daun 2‐9cm,
permukaan daun menyerupai mangkok (glabrous), tipis, tepi daun bergerigi
menyerupai segitiga, terdiri atas 3‐7 tulang daun.
Anak daun berwarna putih atau kehijauan, beraroma harum. Buah M. micrantha
yang belum matang berwarna hijau sedangkan buah yang sudah matang akan
berwarna kuning sampai dengan kuning kecoklatan.
Bunga berwarna putih atau krim dan menghasilkan banyak biji. Bunga berukuran
kecil, berwarna putih atau krim, actinomorphic, panjang bunga 4.5‐6mm, tumbuh
pada ketiak daun atau pada ujung tunas. Mahkota bunga berwarna putih,
menyerupai pipa dengan ujung bulat panjang 2.5‐4mm.
1.1.4. Habitat
Mikania micrantha adalah gulma yang tumbuh di area tropis, dataran rendah atau
area terbuka. Gulma ini juga ditemukan tumbuh di sepanjang aliran sungai dan
jalan, atau di dekat hutan, hutan tanaman industri, dan perkebunan seperti karet,
kelapa sawit dan kakao, teh, kopi dan tanaman buah. Umumnya gulma ini
tumbuh di area yang dibuka dengan cara tebas‐bakar. Gulma ini juga ditemukan
tumbuh di area yang ditanami bambu (Bambusa vulgaris), teh (Camellia sinensis)
(tea), kelapa (Cocos nucifera, Kopi (Coffea) dan pisang (Musa sp.)
herbisida/ha.
2.5.2. Biologi
Pertumbuhan Ageratum conyzoides dari biji sampai dengan dewasa dan
menghasilkan biji kembali berlangsung selama dua bulan. Gulma ini dapat
menghasilkan bunga ketika dua daunnya telah muncul sempurna. Umumnya
pembungaan terjadi ketika gulma telah mempunyai banyak percabangan dengan
tinggi 90cm dan ratusan kuncup bunga.
1.1.6. Habitat
Ageratum conyzoides ditemukan tumbuh pada area yang ditanami dengan kelapa
sawit (Elaeis guineensis), kelapa (Cocos nucifera), kopi (Coffea), nanas (Ananas
comosus), kacang tanah (Arachis hypogaea), kacang kedelai (Glycine max), ubi
kayu (Manihot esculenta), padi (Oryza sativa) dan jagung (Zea mays).
4.1.2. Biologi
Tanaman ini adalah tanaman tahunan dan menghasilkan bunga dalam jumlah
sangat banyak sepanjang tahun. Suhu optimum 15 – 29OC. Tanaman ini
membutuhkan air dalam jumlah yang cukup pada hari yang panas agar tidak layu.
Umumnya, perbanyakan Turnera dilakukan dengan biji, atau cangkok. Turnera
yang ditanam dengan cara dicangkok akan menghasilkan akar setiap saat jika
cangkok tersebut ditanam pada tanah yang cukup lembab.
4.1.3. Morfologi
Turnera tumbuh membentuk rumpun, tinggi batang 75cm. Tanaman ini berbunga
dalam jumlah yang sangat banyak sepanjang tahun. Panjang melintang bunga
5.6cm. Bunga mengembang mulai pukul 08.00‐10.00WITA dan menguncup
kembali pada tengah hari. Mahkota bunga terdiri atas 5 helai yang tersusun
menyerupai terompet. Bunga Turnera subulata berwarna putih dengan pola
4.1.4. Habitat
Turnera subulata dan Turnera ulmifolia adalah tumbuhan yang tumbuh di hutan
hujan tropis, perbukitan berbatu atau area berpasir.
4.1.5. Manfaat
Turnera subulata dan Turnera ulmifolia bermanfaat sebagai sumber makanan bagi
imago parasitoid ulat pemakan daun kelapa sawit seperti Brachymeria spp.
sumber makanan tersebut berupa nectar yang dihasilkan oleh kelenjar ekstra
floral.
4.2.2. Biologi
Biji S. obtusifolia mempunyai lapisan luar yang sangat keras dan harus dipecahkan
agar dapat berkecambah. Perkecambahan dapat terjadi pada suhu 13‐40OC, suhu
optimum biji agar dapat berkecambah adalah 30‐36OC. Biji yang tertatam di
dalam tanah sampai dengan kedalaman 15cm masih dapat berkecambah.
4.2.3. Morfologi
Senna obtusifolia adalah tanaman tahunan, batangnya tegak, tinggi 1.5‐2.5m.
percabangan membentuk sudut 90O, permukaan batang halus, membentuk
banyak percabangan. Akar primer yang tumbuh ke bawah permukaan tanah dan
mempunyai banyak akar lateral di seluruh permukaannya (tap root) mempunyai
panjang 1m, keras.
Gambar 24. Senna obtusifolia Gambar 25. Stipula pada pangkal daun S.
obtusifolia (tanda panah merah)
Bunga tunggal atau sepasang, terdapat pada ketiak daun, panjang tangkai bunga
1‐3cm. Buah berbentuk polong, berwarna hijau kecoklatan, panjang 10‐25cm dan
lebar 2‐6mm, terdiri atas 25‐30 biji.
4.2.4. Habitat
Umumnya, Senna obtusifolia ditemukan pada area yang ditanami oleh kacang
tanah (Arachis hypogaea), kelapa (Cocos nucifera), talas (Colocasia esculenta),
kedelai (Glycine max), kapas (Gossypium), padi (Oryza sativa), tebu (Saccharum
officinarum), jagung (Zea mays), karet (Hevea brasiliensis), ubi kayu (Manihot
esculenta), pisang (Musa sp.) dan tembakau (Nicotiana tabacum).
Kingdom : Plantae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Polygonaceae
Genus : Antigonon
4.3.2. Biologi
4.3.3. Morfologi
Antigonon leptopus dapat tumbuh sampai dengan 10m. panjang petiol 0.6 –
1.5cm. Bentuk daun menyerupai hati, berwarna hijau muda, panjang daun 10.0cm
dengan lebar daun 7.5cm. Bunga berwarna putih sampai dengan merah muda.
Panjang kelopak bunga 1.0‐4.0cm. Akar dorman pada saat musim dingin dan akan
kembali tumbuh pada saat musim panas.
4.3.5. Manfaat
Antigonon leptopus bermanfaat sebagai sumber makanan bagi imago parasitoid
ulat pemakan daun kelapa sawit seperti Eozinillia psychidarum dan semut
predator Oecophylla smaragdina. Sumber makanan tersebut berupa nectar yang
dihasilkan oleh kelenjar ekstra floral.
Kingdom : Plantae
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Dryopteridaceae
Genus : Nephrolepis
4.4.2. Biologi
Penyerbukan Nephrolepis terjadi secara alami dengan bantuan spora dan dapat
terjadi sepanjang tahun. Tumbuhan ini dapat pada area dengan ketinggian <
1000m dpl.
4.4.3. Morfologi
Batang tumbuh tegak dengan tinggi 50‐250cm. Batang menjalar dan tumbuh di
dalam tanah (rhizome). Permukaan rhizome berambut dan mempunyai pola
berwarna jingga kecoklatan sampai coklat muda. Daun tumbuh di pelepah.
Pelepah terdiri atas pelepah fertil dan pelepah steril. Daun umumnya
melengkung, panjang daun 50‐400cm, lebar 15‐40cm, anak daun tumbuh
berhadapan, tepi daun bergerigi atau rata.
4.4.4. Habitat
Nephrolepis dapat tumbuh di area yang beriklim tropis atau sub tropis.
Nephrolepis bermanfaat sebagai tempat tinggal bagi kepik predator ulat pemakan
daun kelapa sawit seperti Sycanus dichotomus.
Kingdom : Plantae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Mucuna
4.5.2. Biologi
Mucuna bracteata adalah tumbuhan yang tumbuhnya menjalar, sangat lambat
perkembangannya diawal penanaman tetapi kemudian pertumbuhannya menjadi
sangat cepat. Tidak dapat dijadikan sebagai pakan ternak dan sangat tahan
terhadap serangan hama karena adanya senyawa phenolic. Tanaman ini
memproduksi biomassa dalam jumlah sangat besar yang cukup lambat
terdekomposisi bila dibandingkan dengan kacangan pada umumnya. Tanaman ini
tidak berkecambah pada dataran rendah di daerah tropis. Mucuna bracteata
tahan terhadap kekeringan dan toleran terhadap naungan, perakarannya tumbuh
2 – 3m ke dalam tanah.
4.5.4. Habitat
Mucuna bracteata adalah tanaman yang dibudidayakan pada area beriklim tropis
dan sub tropis.
4.5.5. Manfaat
Manfaat Mucuna bracteata sebagai tanaman penutup tanah adalah sebagai
berikut:
1. Mengandung senyawa phenolic yang bersifat toxic dan repellant terhadap
hama,
2. Menghambat pertumbuhan gulma karena pertumbuhannya cepat dan
menutupi tanah,
3. Mampu meningkatkan kesuburan tanah, karena setelah 3 tahun ditanam
dapat menghasilkan unsur hara setara dengan 543 kg Urea/ha, 39 kg RP/ha,
120 kg KCl/ha dan 46 kg Dolomite/ha.
4. Meningkatkan daya simpan air
5. Meningkatkan daya simpan hara.
6. Mengurangi erosi permukaan
4.5.6. Keunggulan
1. BIAYA STEK Mb
1.1. Pengisian media dan pemupukan = Rp 54/polybag
1.2. Penyusunan polybag = Rp 19/polybag
1.3. Pemotongan dan penanaman stek = Rp 37/polybag
1.4. Seleksi stek = Rp 12 polybag
1.5. Penyiraman stek = Rp 10/polybag
1.6. Pembuatan naungan dan sungkup1) = Rp 16/polybag
1.7. Polybag putih (plastik gula ¼ kg) = Rp 27/polybag
1.8. Plastik sungkup2) = Rp 31/polybag
Biaya stek = Rp. 206/polybag
Keterangan
1)
naungan dan sungkup dapat digunakan sampai 5 tahap
2)
harga satu gulung plastik sungkup : Rp 1.260.000/150 m; panjang 1 m plastic
gulung dapat menampung 270 stek
3. BIAYA PEMUPUKAN1)
3.1. Pupuk dasar polybag2) = Rp 21/polybag
3.2. Pupuk dasar tanam Mb di lubang3) = Rp 42/polybag
3.3. Pupuk 1 bulan setelah tanam4) = Rp 52.738/ha
3.4. Pupuk 3 bulan setelah tanam5) = Rp 395.275/ha
Keterangan
1)
harga pupuk RP : Rp 2.070/kg pada 12 Agustus 2009
2)
biaya aplikasi pupuknya sudah termasuk didalam biaya pengisian media dan
pemupukan
3)
biaya aplikasi pupuknya sudah termasuk didalam biaya transplanting
4)
biaya aplikasi pupuknya 0,25 hk/ha @ Rp 45.350/hk
5)
biaya aplikasi pupuknya 0,5 hk/ha @ Rp 45.350/hk
3.4 m
30 cm 3 larikan tanam kacangan P. phaseoloides
30 cm dan C. mucunoides
2.5 m 2.5 m 3.4 m
1 larikan tanam kacangan C. caeruleum
Baris pertama
4.6.4. Penyiangan
a. Di dalam baris penanaman kacangan, penyiangan dilakukan dengan cara
mencabut gulma dengan tangan atau cangkul kecil. Sedangkan di luar baris
penanaman, penyiangan dilakukan dengan cara menggaru dengan cangkul.
Rotasi penyiangan ini dilakukan 2 minggu sekali sampai kacangan menutup
sempurna.
b. Pengendalian gulma diantara baris penanaman kacangan dilakukan dengan
menyemprotkan 1,5 ‐ 2,0 liter herbisida Paracol (paraquat + diuron)/ha
blanket. Rotasi penyemprotan ini dilakukan 1,5 – 2 bulan sekali sampai
pertumbuhan kacangan menutup sempurna.
Turner, P.D. and Gillbanks, R.A. 2003. Oil Palm Cultivation and Management (2nd
Ed.). Kuala Lumpur: Incorporated Society of Planters. 505‐604.