Anda di halaman 1dari 26

1

STRATEGI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DI


KELURAHAN SEMANGGI, KOTA SURAKARTA
MATA KULIAH MANAJEMEN KOTA

DOSEN PEMBIMBING
Putu Gde Ariastita, ST, MT
Prananda Navitas, ST, M.Sc, Ph.D

ANGGOTA
Fauziyyah Nur Rachmadillah 08211940000001
Muhammad Dzulhimam Bilhaq 08211940000010
Ajeng Elliya Maulida Adkha 08211940000017
Dhifabian Salsa Syaharani 08211940000019
Caesaryo Arif Wibowo 08211940000026

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL PERENCANAAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................................ 3
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM KASUS ................................................................................................ 4
2.1. Gambaran Wilayah ................................................................................................................. 4
2.2. Gambaran Umum ................................................................................................................ 4
2.2.1. Aspek Sosial.................................................................................................................... 4
2.2.2. Aspek Ekonomi ............................................................................................................... 4
2.2.3. Aspek Ruang Terbuka Hijau ........................................................................................... 5
2.2.4. Aspek Kekumuhan .......................................................................................................... 6
2.3. Potensi dan Masalah ............................................................................................................. 10
2.4. Isu Strategis........................................................................................................................... 10
BAB III KAJIAN PERANGKAT-PERANGKAT MANAJEMEN PERKOTAAN ............................ 11
3.1. Perangkat Manajemen Kota (Planning) ................................................................................ 11
3.2. Perangkat Manajemen Kota (Organizing) ............................................................................ 13
BAB IV ANALISIS KASUS ................................................................................................................ 14
4.1. Planning ................................................................................................................................ 14
4.1.1. Analisis SWOT ............................................................................................................. 14
4.1.2. Skema Penanganan ....................................................................................................... 14
4.1.3. Strategi dan Program Penanganan ................................................................................ 14
4.2. Organizing............................................................................................................................. 14
BAB V PENUTUP .............................................................................................................................. 15
5.1. Kesimpulan ........................................................................................................................... 15
5.2. Rekomendasi ......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 16
LAMPIRAN.......................................................................................................................................... 17
Lampiran 1. Tabel Potensi Masalah dan Isu Strategis ...................................................................... 17
Lampiran 2. Tabel Analisis SWOT................................................................................................... 21
Lampiran 3. Tabel Indikasi Program ................................................................................................ 22

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemukiman kumuh merupakan masalah yang dihadapi kota-kota besar di Indonesia.
Pengkajian tentang permukiman kumuh (slum), pada umumnya mencakup tiga segi, pertama
kondisi fisiknya, kedua kondisi sosial ekonomi budaya komunitas yang bermukim di
pemukiman tersebut, dan ketiga dampak oleh kedua kondisi tersebut. Kualitas permukiman di
suatu wilayah sangat berdampak pada kualitas dan kesejahteraan masyarakat pada wilayah
tersebut. Oleh karena itu, adanya permasalahan mengenai permukiman kumuh khususnya di
wilayah perkotaan perlu segera diselesaikan untuk menunjang kesejahteraan masyarakat yang
menempati wilayah tersebut.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk menyelasaikan permasalahan terkait


permukiman kumuh di Indonesia adalah disusunnya program 100-0-100 yang mengacu pada
target dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Program 100-0-100
ini merupakan sebuah program menuju pemenuhan target tiga sektor antara lain pemenuhan
100% akses layak air minum, pengurangan kawasan kumuh menjadi 0%, dan pemenuhan 100%
akses sanitasi layak pada tahun 2019. Selain itu, pemerintah pusat juga membuat beberapa
program yang terkait dengan kawasan kumuh, salah satunya yaitu Kota Tanpa Kumuh
(KOTAKU) di setiap kota untuk penanganan masalah permukiman kumuh di perkotaan.

Salah satu kota yang masih memerlukan penanganan terkait permukiman kumuh
adalah Kota Surakarta. Berdasarkan SK Walikota Nomor: 413.21/38.3/1/2016 tentang
Penetapan Lokasi Kawasan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kota
Surakarta, terdapat 359,5 Ha kawasan kumuh. Salah satunya berada di Kelurahan Semanggi
dengan luasan 30,4 Ha dan menjadi kelurahan dengan kawasan kumuh terluas di Kota
Surakarta. Beberapa upaya telah dilakukan oleh Pemkot Surakarta dalam rangka menangani
kawasan kumuh di Kelurahan Semanggi, salah satunya adalah penataan kawasan kumuh yang
sudah dilakukan di RW 23 Kelurahan Semanggi. Permasalahan utama permukiman kumuh di
Kelurahan Semanggi ini adalah genangan banjir dan adanya permukiman illegal (squatter).
Oleh karena itu, diperlukan upaya dan strategi penanganan permukiman kumuh yang dapat
dilakukan dengan cara pencegahan maupun peningkatan kualitas pembangunan.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah :
1. Bagaimana kondisi permukiman kumuh di Kelurahan Semanggi?
2. Bagaimana potensi dan masalah terkait permukiman kumuh yang ada di Kelurahan
Semanggi?
3. Bagaimana strategi penanganan permukiman di Kelurahan Semanggi?

1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui kondisi permukiman kumuh di Kelurahan Semanggi
2. Untuk mengidentifikasi potensi dan masalah terkait keberadaan permukiman kumuh di
Kelurahan Semanggi
3. Untuk merumuskan strategi penanganan permukiman kumuh di Kelurahan Semanggi

3
BAB II
GAMBARAN UMUM KASUS
2.1. Gambaran Wilayah
Wilayah yang menjadi fokus penelitian berada pada Kelurahan Semanggi. Kelurahan
Semanggi merupakan wilayah perkotaan yang menjadi bagian dari Kecamatan Pasar Kliwon,
Kota Surakarta. Asal muasal nama Semanggi diambil dari nama tumbuhan air yaitu semanggi.
Dinamakan demikian karena dari sejarahnya, kelurahan yang ada di daerah pinggiran Sungai
Bengawan Solo ini merupakan rawa-rawa di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo yang
banyak ditumbuhi tanaman semanggi. Adapun batasan wilayah administrasi Kelurahan
Semanggai seluas 0,90 km2 adalah sebagai berikut (Badan Pusat Statistik Kecamatan Pasar
Kliwon, 2021).

Gambar 1 Peta Batas Administrasi Kelurahan Semanggi


Sumber: Ina Geoportal Badan Informasi Geospasial

• Sebelah Timur : Sungai Bengawan Solo


• Sebelah Barat : Kelurahan Pasar Kliwon
• Sebelah Utara : Kelurahan Kedung Lumbu
• Sebelah Selatan : Kelurahan Mojo
2.2. Gambaran Umum
2.2.1. Aspek Sosial
Kelurahan Semanggi merupakan kelurahan dengan jumlah penduduk
sebanyak 23.805 jiwa pada tahun 2020. Berdasarkan kondisi sosialnya,
Kelurahan Semanggi merupakan kelurahan yang memiliki penduduk tidak
bekerja atau pengangguran terbanyak di Kecamatan Pasar Kliwon yaitu
sebanyak 4.363 jiwa. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya tingkat
pendidikan di Kelurahan Semanggi yang tergolong rendah. (BPS Kota
Surakarta, 2020).

2.2.2. Aspek Ekonomi


Secara regional Surakarta adalah kota metropolitan yang didukung
oleh 6 wilayah hinterland yang memiliki potensi ekonomi yang sangat tinggi

4
di berbagai bidang seperti jasa, perdagangan, pariwisata, industri, dan
pertanian (Sumber: RDTR Kota Surakarta). Terdapat 5 Pusat Pelayanan Kota
(PPK) yakni salah satunya Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon.

Kawasan Semanggi termasuk dalam Kecamatan Pasar Kliwon


(Kawasan I) dengan perencanaan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan
pemerintahan, perdagangan, budaya, wisata dan industri kreatif. Kawasan
Semanggi berkembang menjadi permukiman yang padat dengan konsentrasi
kemiskinan dan daerah rawan bencana banjir. Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah juga menyatakan bahwa 39 % penduduk Kelurahan Semanggi adalah
keluarga miskin. Apabila ditinjau dari jumlah pegangguran, sebanyak 4.363
angkatan kerja dari 23.805 total penduduk kelurahan Semanggi dan
menyumbang angka pengangguran sebesar 19% pengangguran dari total
22.000 angka pengangguran di Kota Surakarta. Dan berikut merupakan rincian
mata pencaharian masyarakat di kelurahan Semanggi.

Tabel 1 Mata Pencaharian Kelurahan Semanggi


No. Mata Pencaharian Jumlah
1. Belum/Tidak Bekerja 4.363
2. Pelajar/Mahasiswa 7.755
3. Pensiunan 193
4. PNS/ABRI 230
5. Pertanian 25
6. Mengurus Rumah Tangga 4.750
7. Transportasi 12
8. Jasa 466
9. Perdagangan 229
10. Wiraswasta Pengusaha 3171
11. Lainnya 10.727
Sumber: Kecamatan Pasar Kliwon Dalam Angka, 2020

2.2.3. Aspek Ruang Terbuka Hijau


Berdasarkan data yang diperoleh melalui pengamatan citra satelit
Google Maps dan Google Street View, diketahui bahwa terdapat beberapa
ruang terbuka hijau (RTH) yang terdapat di Kelurahan Semanggi, antara lain
RTH Rimba Kota yang berada di sepanjang bantaran sungai, RTH Taman RW
berupa lapangan olahraga voli dan sepakbola, serta RTH Pemakaman. Adapun
lokasi untuk masing-masing RTH tersebut dipetakan sebagai berikut.

5
Gambar 2 Sebaran dan Visual Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan
Semanggi
Sumber: Pengamatan Citra Satelite Google Maps dan Survei Sekunder
Melalui Google Street View, 2022

Secara umum, RTH di Kelurahan Semanggi dapat dikatakan kurang


karena hanya memiliki luas sebesar 5,66 hektar atau memiliki presentase
sebesar 6,27% dari total luas seluruh Kelurahan

2.2.4. Aspek Kekumuhan

2.2.4.1. Kondisi Bangunan Gedung


Penggunaan lahan kavling yang ada di Kelurahan Semanggi, Kota
Surakarta banyak dimaksimalkan untuk bangunan oleh masyarakat. Dalam hal
intensitas pemanfaatan lahan, penggunaan lahan yang ada di Kelurahan
Semanggi adalah sebanyak 68,2 Ha dari total luas 90 Hamerupakan kawasan
permukiman, sementara sisanya dikuasai oleh perdagangan dan jasa, industri,
dan fasilitas umum. Karakteristik dari blok permukiman di Kelurahan
Semanggi adalah mempunyai kepadatan bangunan yang tinggi, keteraturan

6
bangunan yang tidak teratur serta memiliki sarana dan prasarana permukiman
yang minim (Taji, 2021).

Berdasarkan SK Walikota, pada Kelurahan Semanggi lokasi gedung-


gedung yang termasuk dalam permukiman kumuh dan illegal berlokasi di
bantaran rel kereta api dan bantaran sungai. Berikut merupakan gambar dari
kondisi bangunan yang berada di bantaran rel kereta api dan bantaran sungai.

Gambar 3 Kondisi Bangunan di Bantaran Rel Kereta Api dan Bantaran


Sungai
Sumber: Survei Sekunder Melalui Google Street View, 2022

2.2.4.2. Kondisi Jalan Lingkungan


Jaringan jalan yang melayani permukiman didominasi dengan jalan
lingkungan dengan perkerasan aspal dan semen dengan kondisi yang berbeda-
beda. Rata-rata lebar jalan lingkungan yang ada di sana adalah 1-4 meter.
Berikut merupakan gambar dari kondisi jalan lingkungan, yakni pada Jl.
Sampangan dan Jl. Serayu.

Gambar 4 Kondisi Beberapa Jalan Lingkungan di Kelurahan Semanggi


Sumber: Survei Sekunder Melalui Google Street View, 2022

2.2.4.3. Kondisi Penyediaan Air Minum


Terdapat Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Semanggi di Kota
Surakarta yang dibangun pada tahun 2016, SPAM tersebut dibangun dengan
tujuan untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan air bersih akibat
pertambahan jumlah penduduk dan dukungan perkembangan industri
pariwisata di Kota Surakarta. Kapasitas air yang dihasilkan mencapai 300

7
liter/detik dan daya tampung reservoir sebesar 6.000 m3, dengan cakupan
pelayanan air minum mencapai 24.000 SR atau setara 120.000 jiwa.

Pengelolaan SPAM bertujuan untuk menghasilkan air minum yang


sesuai dengan standar yang berlaku dan agar prasarana serta sarana air minum
terpelihara dengan baik sehingga dapat melayani kebutuhan air minum
masyarakat secara berkesinambungan.

Gambar 5 SPAM Semanggi


Sumber: Survei Sekunder Melalui Google Street View, 2022

2.2.4.4. Kondisi Drainase Lingkungan


Jaringan drainase yang ada pada Kelurahan Semanggi, ditemukan
dengan drainase tipe terbuka yang mayoritas ditemukan bersebelahan dengan
jalan lingkungan yang ada. Di beberapa jalan lingkungan, terdapat saluran
sekunder dan primer yang digunakan untuk mengalirkan air.

Namun pada lokasi ini terdapat masalah, seperti wilayah yang berada
di tepi sungai Bengawan Solo menjadi daerah yang rawan banjir dikarenakan
drainase yang buruk (Taji, 2021). Adanya permasalahan tersebut, menjadi
penyebab dari sarana dan prasarana permukiman yang menjadi lebih cepat
rusak dan memicu tumbuhnya kawasan permukiman kumuh.

Gambar 6 Kondisi Drainase di Kelurahan Semanggi


Sumber: Survei Sekunder Melalui Google Street View, 2022

2.2.4.5. Kondisi Pengelolaan Air Limbah


Sebelum dilakukan optimalisasi pada pengelolaan air limbah di
Kelurahan Semanggi, utamanya dalam hal pembangunan MCK dan IPAL

8
komunal, aktivitas masyarakat mandi, mencuci baju, dan aktivitas lainnya,
warga menggunakan air sungai Bengawan Solo yang berjarak 100 m dari
permukiman (Latif, 2020).

Kemudian sekarang terdapat IPAL Semanggi Surakarta yang dibuat


sebagai tempat pembuangan limbah cair dan padat dalam sektor rumah tangga.
Disini limbah cair maupun padat di tampung, kemudian di proses, supaya
menjadi limbah cair yang mudah dibuang dan tidak membahayakan
lingkungan sekitar.

Gambar 7 Pengelolaan Air Limbah di Kelurahan Semanggi


Sumber: Survei Sekunder Melalui Google Street View, 2022

2.2.4.6. Kondisi Pengelolaan Persampahan


Sistem pengelolaan sampah dilakukan dengan cara pengangkutan
sampah di setiap rumah yang dilakukan pada pagi hari untuk mempermudah
kegiatan. Kemudian dalam penyediaan prasarana persampahan, permukiman
di Kelurahan Semanggi mengikuti kebijakan yang diterapkan oleh Pemerintah
Kota Surakarta, yaitu pengangkutan langsung sampah rumah tangga menuju
TPA Putri Cempo menggunakan truk kecil maupun sepeda motor pengangkut
sampah.

Terlepas dari hal tersebut, sementara soal persampahan yang tak


memenuhi standar teknis mengakibatkan penumpukan sampah dari 1.439
rumah tangga (Redaksi Kotaku, 2018). Standar teknis yang tidak memenuhi
syarat ditandai dengan pewadahan (tempat sampah terlalu kecil, menggunakan
keranjang bolong-bolong sebagai tempat sampah), serta tidak memenuhi
standar pemilahan domestik (tidak dipilah).

Gambar 8 Kondisi Persampahan di Kelurahan Semanggi


Sumber: Survei Sekunder Melalui Google Street View, 2022

2.2.4.7. Kondisi Proteksi Kebakaran


Sarana proteksi kebakaran di Kelurahan Semanggi belum tersedia,
namun terdapat kantor pemadam kebakaran yang masih terletak dalam satu

9
kecamatan. Kemudian kondisi jalan lingkungan pada permukiman cukup padat
dan tidak terlalu lebar, sehingga jika kondisi sedang ramai menjadi sukar
dilalui oleh mobil pemadam kebakaran.

2.3. Potensi dan Masalah


Potensi masalah yang akan dipaparkan ditinjau dari kebijakan, gambaran umum dan
kondisi fakta, sehingga ditemukan potensi dan masalah faktor internal berupa kekuatan
(strengths) dan kelemahan (weakness) serta potensi dan masalah faktor eksternal berupa
peluang (opportunities) dan ancaman (threats) berdasarkan tiap aspek sosial, ekonomi, ruang
terbuka hijau, dan aspek kekumuhan. Adapun potensi dan masalah yang telah didapatkan
disajikan dalam Lampiran 1.

2.4. Isu Strategis


Berdasarkan hasil telaah potensi masalah yang telah telah dilakukan, kemudian
dilakukan pengelompokan isu untuk mendapatkan isu strategis berkaitan dengan strategi
penanganan permukiman kumuh di Kelurahan Semanggi, Kota Surakarta. Adapun
pengelompokan isu strategis disajikan dalam Lampiran 1 dan isu strategis yang diperoleh antara
lain:

1. Penanganan angka pengangguran, keluarga miskin, dan tingkat pendidikan rendah


2. Pengembangan pusat kegiatan pemerintahan, perdagangan, budaya, wisata dan industri
kreatif.
3. Peningkatan dan pemerataan ruang terbuka hijau
4. Penanganan permukiman kumuh dan ilegal, serta pengelolaan dan peningkatan fasilitas
penunjang
5. Pengembangan rencana pengendalian kawasan banjir

10
BAB III
KAJIAN PERANGKAT-PERANGKAT MANAJEMEN PERKOTAAN
Beberapa instrumen yang dapat digunakan dalam pengelolaan kasus permukiman kumuh
adalah sebagai berikut.
3.1. Perangkat Manajemen Kota (Planning)
- Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung

Berdasarkan keputusan presiden tersebut, perlindungan sempadan sungai


dilakukan guna melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan
merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan
aliran sungai. Adapun kriteria sempadan sungai adalah sebagai berikut.

1. Sekurang-kurangnya 100 meter dari kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan
anak sungai yang berada diluar pemukiman.
2. Untuk sungai di kawasan pemukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan
cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 - 15 meter.

- Peraturan Menteri PU No. 63 Tahun 1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah
Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai
Berdasarkan peraturan tersebut, penetapan garis sempadan sungai dimaksudkan
sebagai upaya agar kegiatan perlindungan, penggunaan dan pengendalian atas sumber daya
yang ada pada sungai termasuk danau dan waduk dapat dilaksanakan sesuai dengan
tujuannya. Dimana pada daerah sempadan dilarang membuang sampah, limbah padat dan
atau cair. Adapun penetapan garis sempadan sungai bertujuan untuk:
1. Agar fungsi sungai termasuk danau dan waduk tidak terganggu oleh aktivitas yang
berkembang disekitarnya.
2. Agar kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat sumber daya yang
ada di sungai dapat memberikan hasil secara optimal sekaligus menjaga ke fungsi
sungai.
3. Agar daya rusak air terhadap sungai dan lingkungannya dapat dibatasi.
Kemudian terkait garis sempadan sungai bertanggul ditetapkan sebagai berikut:
1. Garis sempadan sungai bertanggul didalam kawasan perkotaan ditetapkan sekurang-
kuranguya 3 (tiga) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul.

- Peraturan Menteri PUPR Nomor 14/PRT/M/2018 tentang Pencegahan Dan


Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh

Menurut permen PUPR No.14 Tahun 2018, kesesuaian terhadap standar teknis dan
kelaikan fungsi berkaitan dengan pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya
perumahan kumuh dan permukiman kumuh, didasarkan pada pemenuhan standar teknis
yang mencakup bangunan, jalan lingkungan, penyediaan air minum, drainase
lingkungan, pengelolaan air limbah, pengelolaan persampahan, dan proteksi
kebakaran.
Adapun dalam upaya peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh, pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah perlu menetapkan
kebijakan, strategi, serta pola penanganan yang manusiawi, berbudaya, berkeadilan,

11
dan ekonomis dengan pola penanganan meliputi pemugaran, peremajaan dan
pemukiman kembali.

- Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 1 Tahun 2012 tentang RTRW Kota Surakarta
Tahun 2011-2031

Berikut merupakan arahan pengembangan terkait permukiman kumuh dan banjir


oleh Pemerintah Kota Surakarta melalui RTRW Kota Surakarta Tahun 2011-2031:
1. Sistem pengelolaan terpusat pada 3 wilayah pelayanan kota, salah satunya bagian
selatan dengan pengelolaan IPAL di Kelurahan Semanggi.
2. Kawasan rawan bencana yang meliputi kawasan rawan bencana banjir, berlokasi di
kawasan sepanjang sisi Sungai Bengawan Solo dan sekitarnya, yaitu:
- Kecamatan Pasarkliwon di Kelurahan Kampung Baru, Kelurahan Baluwarti,
Kelurahan Gajahan, Kelurahan Joyosuran, Kelurahan Kauman, Kelurahan
Kedung Lumbu, Kelurahan Pasarkliwon, Kelurahan Sangkrah, Kelurahan
Semanggi
3. Pengembangan rencana pengelolaan kawasan rawan bencana banjir yang meliputi:
a. normalisasi Sungai Bengawan Solo, Kali Jenes, Kali Anyar, Kali Gajah Putih,
Kali Pepe Hilir, Kali Wingko, Kali Boro, Kali Pelem Wulung dan Kali Tanggul.
b. penguatan tanggul sungai di sekitar Sungai Bengawan Solo, Kali Wingko, Kali
Anyar, Kali Gajah Putih.
c. pemeliharaan kolam retensi; dan
d. revitalisasi drainase perkotaan.
4. Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air meliputi aspek konservasi
sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air
dengan memperhatikan arahan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air Wilayah
Sungai Bengawan Solo yang ditetapkan oleh Pemerintah.
5. Rencana sistem pengendalian banjir terdiri atas pengendalian banjir jangka panjang
dan jangka pendek, di kawasan sekitar Sungai Bengawan Solo, Kali Jenes, Kali
Anyar, Kali Gajah Putih, Kali Pepe Hilir, Kali Wingko, Kali Boro, Kali Pelem Wulung,
dan Kali Tanggul, antara lain:
a. mengembangkan jalur hijau di sepanjang sepanjang sungai dan kali.
b. pengendalian banjir jangka panjang dengan pengerukan dan normalisasi sungai.
c. menetapkan badan air berupa saluran dan sungai sesuai peruntukannya.
d. pengembangan prasarana dan sarana untuk pengendalian banjir di pintu air di
sepanjang Sungai dan kali.
e. penyediaan sumur resapan lebih lanjut akan diatur dalam Peraturan Walikota.
6. Peningkatan kualitas permukiman kumuh di seluruh wilayah kota.
7. Kawasan perlindungan setempat meliputi kawasan sempadan Sungai Bengawan
Solo, Kali Jenes, Kali Anyar, Kali Sumber, Kali Gajahputih, Kali Pepe, Kali Wingko,
Kali Brojo, Kali Boro, Kali Pelem Wulung dengan arahan pengembangan meliputi:
a. Sungai Bengawan Solo yang melalui kota memiliki garis sempadan sungai
sekurang-kurangnya 5 (lima) meter disebelah luar sepanjang kaki tanggul.

- SK Walikota Nomor 413.21/38.3/1/2016 tentang Penetapan Lokasi Kawasan


Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kota Surakarta

12
Menurut SK Walikota No 413.21/38.3/1/2016 tentang penetapan lokasi kawasan
lingkungan perumahan dan permukiman kumuh di Surakarta yang telah diverifikasi,
terdapat 28 kawasan permukiman kumuh yang terdiri dari 28 kawasan permukiman
kumuh. Dengan penetapan lokasi luasan permukiman kumuh sebesar 359,55 Ha.
Rencana yang kemudian dituangkan dalam dokumen Penyusunan Rencana
Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan di Kota Surakarta tahun 2016 ini, menjelaskan
bahwa permukiman kumuh yang ada di Kota Surakarta terdapat tiga tipologi, yaitu
kawasan permukiman kumuh padat perkotaan, kawasan permukiman kumuh bantaran
sungai dan kawasan permukiman kumuh sepanjang rel kereta api. Dengan masalah utama
penyebab kumuh adalah ketidakberdayaan masyarakat berpenghasilan rendah dalam
pemenuhan rumah dan lingkungan yang sehat.
Adapun visi Penataan Kawasan Semanggi adalah “Penataan Kawasan Untuk
Mewujudkan Kawasan Permukiman Bebas Kumuh Dan Layak Huni” sejalan dengan visi
kota surakarta yaitu “Terwujudnya Kota Surakarta Sebagai Kota Budaya Yang Produktif,
Berkelanjutan Dan Berwawasan Lingkungan Dengan Berbasis Pada Sektor Industri
Kreatif, Perdagangan Dan Jasa Pendidikan, Pariwisata, Serta Olah Raga”. Sejalan dengan
adanya penataan kawasan dan pengurangan kumuh, Pemerintah Kota Surakarta memiliki
target untuk meremajakan Kawasan Semanggi secara bertahap di Wilayah Sepanjang
Tanggul Sungai Bengawan Solo. Dimana wilayah ini menjadi pusat permukiman kumuh,
serta lahan permukiman kumuh tepi tanggul tersebut hak pengelolaannya dimiliki oleh
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.
3.2. Perangkat Manajemen Kota (Organizing)
- Pokja PKP (Kelompok kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman), unsur
pelaksana dari Tim Pengarah Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman dan
dibentuk untuk membantu tugas-tugas Tim Pengarah yang terdiri dari perwakilan setiap
instansi pusat yang memiliki program/kegiatan di sektor PKP, dalam hal ini penataan
kawasan kumuh di Kota Surakarta.
- Masyarakat, keterlibatan masyarakat adalah dalam penetapan kesepakatan Bersama
dengan pemerintah Kota Surakarta sebagai proses penanganan permukiman kumuh, serta
penyiapan masyarakat dalam penguasaan teknologi.
- Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta, berperan dalam penanganan permasalahan
lingkungan pada kawasan permukiman kumuh, seperti rimba kota, pengelolaan limbah,
dan pengelolaan kawasan bantaran sungai dan sekitarnya.
- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta, berperan dalam
pembenahan infrastruktur, memelihara, dan merencanakan terkait penataan ruang dalam
hal penanganan permukiman kumuh.
- Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Surakarta, berperan dalam penyelesaian
masalah berkaitan pekerjaan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kawasan
permukiman kumuh.
- Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Kota Surakarta, berperan
dalam mengkaji dan memfasilitasi kawasan permukiman kumuh.

13
BAB IV
ANALISIS KASUS
4.1. Planning
4.1.1. Analisis SWOT
Setelah menemukan potensi dan masalah selanjutnya akan dilakukan analisis
SWOT. Potensi dan masalah tersebut dikelompokkan dari dalam atau internal yaitu
kekuatan (S) dan kelemahan (W) serta dari luar atau eksternal yaitu peluang (O) dan
ancaman (T). Kemudian dilakukan penyilangan sehingga didapatkan strategi yang
dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel Analisis SWOT.

4.1.2. Skema Penanganan


Dalam mengatasi permasalahan kumuh yang ada, maka disusun skema
penanganan dengan melihat kepada potensi serta permaslahan dan arahan kebijakan
yang ada pada Kelurahan Semanggi sebagai berikut.

Gambar 9 Skema Penanganan


Sumber: Hasil Analisis, 2022

4.1.3. Strategi dan Program Penanganan


Berdasarkan analisis SWOT dan skema penanganan yang disusun, maka
dirumuskan strategi dan program penanganan dari permasalahan kawasan kumuh di
Kelurahan Semanggi yang disajikan pada tabel indikasi program beserta dengan
perangkat pelaksana (Organizing) yang tertera pada Lampiran 3. Tabel Indikasi
Progam.

4.2. Organizing
Tahapan Organizing dari penanganan permasalahan kawasan kumuh di Kelurahan
Semanggi disajikan pada tabel indikasi program bersamaan dengan strategi dan program
penanganan yang berisikan strategi, program, waktu dan lokasi pelaksanaan, serta instansi
pelaksana. Adapun penyajian organizing tersebut telah tertera pada Lampiran 3. Tabel Indikasi
Program.

14
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kawasan Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta
merupakan salah satu dari permukiman kumuh yang ada di Kota Surakarta. Apabila dilihat
dari aspek sosial, ekonomi, ruang terbuka hijau, dan 7 indikator kekumuhan terdapat
beberapa masalah utama yaitu mengenai banyaknya jumlah pengangguran dan tingkat
pendidikan rendah yang dapat menyebabkan kemiskinan, terdapat permukiman ilegal,
proporsi RTH yang kurang, sebaran RTH yang kurang merata, dan termasuk dalam
kawasan rawan banjir karena berada di benteran sungai Bengawan Solo. sedangkan untuk
potensi dari kelurahan Semanggi yaitu terdapat rimba kota di sepanjang bantaran sungai,
instalasi IPAL, terdapat rencana pengembangan sistem jaringan SDA, sistem pengendalian
banjir, dan pengembangan kawasan sebagai pusat kegiatanBerdasarkan potensi dan
masalah tersebut maka disusun strategi yang dapat diberikan antara lain yaitu.

1. Optimalisasi fungsi rimba kota sebagai pencegahan potensi banjir di bantaran sungai
Kelurahan Semanggi,
2. Pengembangan pusat kegiatan pemerintahan, perdagangan, budaya, wisata dan
pengembangan industri kreatif yang didukung dengan keberadaan IPAL, serta arahan
rencana pengembangan sistem jaringan SDA dan pengendalian banjir,
3. Pengembangan usaha, pemberdayaan dan peningkatan keterampilan dengan
penciptaan produk lokal serta pelatihan marketing bagi masyarakat sebagai upaya
branding wisata budaya yang dilakukan pada seluruh RW di Kelurahan Semanggi,
4. Peningkatan dan pemerataan ruang terbuka hijau di seluruh Kelurahan Semanggi
dengan memanfaatkan jaringan sumber daya air yang ada dan akan dikembangkan,
5. Pengoptimalan fungsi lahan dengan konsolidasi tanah dan pemugaran, serta pemberian
arahan pada masyarakat dan mempermudah prosedur penerbitan sertifikat lain fungsi
pada permukiman khususnya di sekitar sempadan Sungai Bengawan Solo untuk
menjamin kesesuaian fungsi pemanfaatan ruang, dan
6. Mengoptimalkan pengadaan RTH privat dengan menerapkan konsep green
infrastructure dan RTH publik yang mengakomodasi titik kumpul di area open space
Kelurahan Semanggi

Dari setiap strategi tersebut kemudian dijabarkan kembali ke program, lokasi, waktu
pelaksanaan, sumber pendanaan, dan instansi pelaksana.

5.2. Rekomendasi
Peningkatan koordinasi dari berbagai stakeholder dalam mengatasi permasalahan
kawasan kumuh di Kelurahan Semanggi diharapkan dapat mewujudkan strategi dan
program yang telah disusun. Selain itu, pelaksanaan dari berbagai program yang telah
disusun diperlukan dengan adanya target yang tepat serta indikasi program yang ada agar
dapat berjalan dengan maksimal dan terealisasikan penanganan kawasan kumuh di
Kelurahan Semanggi, Kota Surakarta.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian PUPR. 1993. Peraturan Menteri PU No. 63 Tahun 1993 tentang Garis Sempadan
Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai. Jakarta

Kementerian PUPR. 2018. Peraturan Menteri PUPR Nomor 14/PRT/M/2018 tentang


Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh Dan Permukiman
Kumuh. Jakarta

Kotaku. 2018. Kawasan Kumuh Semanggi Dalam Sebuah Rencana Penataan.


http://kotaku.pu.go.id/view/7192/kawasan-kumuh-semanggi-dalam-sebuah-rencana-
penataan
Latif, M. B. 2020. PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI KELURAHAN
SEMANGGI DENGAN KONSEP URBAN SUSTAINABLE SETTLEMENT.
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik. Kota Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Mauludy Khairina, Sitti. 2017. Environmentalks 2017 : Menilik Progres dan Tantangan Target
100-0-100. Diakses pada 29 Juni 2022, dari
https://www.itb.ac.id/berita/detail/56479/environmentalks-2017-menilik-progres-dan-
tantangan-target-100-0-100

Pemerintah Indonesia. 1990. Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung. Lembaran RI Tahun 1990, No. 32. Jakarta: Sekretariat Negara

Pemerintah Kota Surakarta. 2020. Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh di Kota


Surakarta. Paparan Study Tematik. Kota Surakarta
Pemerintah Kota Surakarta. 2012. Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 1 Tahun 2012 tentang
RTRW Kota Surakarta Tahun 2011-2031. Kota Surakarta

Pemerintah Kota Surakarta. 2016. SK Walikota Nomor 413.21/38.3/1/2016 tentang Penetapan


Lokasi Kawasan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kota Surakarta.
Kota Surakarta
Taji, A. B., 2021. Identifikasi Spasial Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh Di Kelurahan
Semanggi Kota Surakarta. Syntax Idea, 3(9). Diakses pada 29 Juni 2022
https://doi.org/10.36418/syntax-idea.v3i9.1459

16
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Potensi Masalah dan Isu Strategis
KONDISI POTENSI MASALAH (INTERNAL) POTENSI MASALAH (EKSTERNAL) PENGELOMPOKAN
NO. ASPEK
FAKTA STRENGTHS Kode WEAKNESSES Kode OPPORTUNITIES Kode THREATS Kode ISU STRATEGIS
Jumlah Jumlah
penduduk penduduk tidak
tidak bekerja bekerja
W1
terbanyak di terbanyak di
Kecamatan Kecamatan
1 Sosial
Pasar Kliwon Pasar Kliwon
Tingkat Tingkat
pendidikan pendidikan
W2
masyarakat masyarakat
rendah rendah
39 % Penanganan angka
penduduk pengangguran,
39 % penduduk
Kelurahan keluarga miskin, dan
Kelurahan
Semanggi tingkat pendidikan
Semanggi
adalah rendah
adalah keluarga
keluarga
miskin dan
miskin dan
terdapat
2 Ekonomi terdapat W3
sebanyak 6.959
sebanyak
angkatan kerja
6.959
dari 34.489 total
angkatan kerja
penduduk
dari 34.489
kelurahan
total penduduk
Semanggi.
kelurahan
Semanggi.
Kawasan
Semanggi
termasuk
Kawasan Semanggi
dalam
termasuk dalam
Kecamatan
Kecamatan Pasar
Pasar Kliwon
Kliwon (Kawasan
(Kawasan I) Pengembangan pusat
I) dengan
dengan kegiatan pemerintahan,
perencanaan yang
perencanaan O1 perdagangan, budaya,
berfungsi sebagai
yang berfungsi wisata dan industri
pusat kegiatan
sebagai pusat kreatif.
pemerintahan,
kegiatan
perdagangan,
pemerintahan,
budaya, wisata dan
perdagangan,
industri kreatif.
budaya, wisata
dan industri
kreatif.
Terdapat RTH Terdapat RTH
rimba kota di rimba kota di
sepanjang sepanjang S1
bantaran bantaran
sungai. sungai.
Proporsi luas Proporsi luas Peningkatan dan
Ruang
ruang terbuka ruang terbuka pemerataan ruang
3 Terbuka
hijau yang hijau yang terbuka hijau
Hijau
kurang kurang W4
dibandingkan dibandingkan
luas seluruh luas seluruh
Kelurahan. Kelurahan.
Sebaran ruang Sebaran ruang
W5
terbuka hijau terbuka hijau
yang kurang yang kurang
merata. merata.
Terdapat Terdapat
Instalasi Instalasi
Pengelolaan Pengelolaan
Air Limbah Air Limbah S2
(IPAL) (IPAL)
Semanggi Semanggi
Surakarta Surakarta
Terdapat
Terdapat
permukiman
permukiman
kumuh dan
kumuh dan
permukiman Penanganan
permukiman
ilegal di W6 permukiman kumuh
ilegal di
bantaran rel dan ilegal, serta
bantaran rel
kereta api dan pengelolaan dan
kereta api dan
bantaran peningkatan fasilitas
4 Kekumuhan bantaran sungai
sungai penunjang
Terdapat
arahan rencana
Terdapat arahan
pengembangan
rencana
sistem
pengembangan
jaringan
sistem jaringan O2
sumber daya
sumber daya air di
air di wilayah
wilayah Sungai
Sungai
Bengawan Solo.
Bengawan
Solo.
Terdapat Terdapat arahan
Pengembangan
arahan pengembangan
O3 rencana pengendalian
pengembangan rencana
kawasan banjir
rencana pengelolaan
pengelolaan kawasan banjir
kawasan banjir pada lokasi sekita
pada lokasi Sungai Bengawan
sekita Sungai Solo.
Bengawan
Solo.
Terdapat
rencana sistem
pengendalian Terdapat rencana
banjir terdiri sistem
atas pengendalian banjir
pengendalian terdiri atas
banjir jangka pengendalian banjir O4
panjang dan jangka panjang dan
jangka pendek jangka pendek di
di kawasan kawasan sekitar
sekitar Bengawan Solo.
Bengawan
Solo.
Termasuk
dalam
Termasuk
kawasan
dalam
rawan
kawasan
bencana
rawan bencana
banjir
banjir karena T1
karena
bersebelahan
bersebelahan
dengan Sungai
dengan
Bengawan
Sungai
Solo
Bengawan
Solo
Lampiran 2. Tabel Analisis SWOT
Potensi dan Masalah (Internal)
Strengths Weaknesses
1. Terdapat RTH rimba kota di 1. Jumlah penduduk tidak bekerja atau
sepanjang bantaran sungai pengangguran terbanyak di Kecamatan Pasar
2. Terdapat Instalasi Pengelolaan Air Kliwon
Limbah (IPAL) Semanggi 2. Tingkat pendidikan rendah
Surakarta 3. 39 % penduduk Kelurahan Semanggi adalah
keluarga miskin dan terdapat sebanyak 6.959
angkatan kerja dari 34.489 total penduduk
kelurahan Semanggi.
4. Proporsi luas ruang terbuka hijau yang kurang
dibandingkan luas seluruh Kelurahan
5. Sebaran ruang terbuka hijau yang kurang merata
6. Terdapat permukiman kumuh dan permukiman
ilegal di bantaran rel kereta api dan bantaran
sungai
Opportunities S-O W-O
Potensi dan Masalah (Eksternal)

1. Kelurahan Semanggi termasuk dalam 1. [S2-O1-O2-O3-O4] 1. [W1-W2-W3-O1] Pengembangan usaha,


Kecamatan Pasar Kliwon (Kawasan I) Pengembangan pusat kegiatan pemberdayaan dan peningkatan keterampilan
dengan perencanaan yang berfungsi pemerintahan, perdagangan, dengan penciptaan produk lokal serta pelatihan
sebagai pusat kegiatan pemerintahan, budaya, wisata dan pengembangan marketing bagi masyarakat sebagai upaya
perdagangan, budaya, wisata dan industri kreatif yang didukung branding wisata budaya yang dilakukan pada
industri kreatif dengan keberadaan IPAL, serta seluruh RW di Kelurahan Semanggi
2. Terdapat arahan rencana arahan rencana pengembangan 2. [W4-W5-O2] Peningkatan dan pemerataan
pengembangan sistem jaringan sumber sistem jaringan SDA dan ruang terbuka hijau di seluruh Kelurahan
daya air di wilayah Sungai Bengawan pengendalian banjir Semanggi dengan memanfaatkan jaringan
Solo. sumber daya air yang ada dan akan
dikembangkan
3. Terdapat arahan pengembangan 3. [S1-W6] Pengoptimalan fungsi lahan dengan
rencana pengelolaan kawasan banjir konsolidasi tanah dan pemugaran, serta
pada lokasi sekita Sungai Bengawan pemberian arahan pada masyarakat dan
Solo. mempermudah prosedur penerbitan sertifikat
4. Terdapat rencana sistem pengendalian lain fungsi pada permukiman khususnya di
banjir terdiri atas pengendalian banjir sekitar sempadan Sungai Bengawan Solo untuk
jangka panjang dan jangka pendek di menjamin kesesuaian fungsi pemanfaatan ruang.
kawasan sekitar Bengawan Solo.

Threats S-T W-T


1. Termasuk dalam kawasan rawan 1. [S1-T1] Optimalisasi fungsi rimba 1. [W4-W5-T1] Mengoptimalkan pengadaan RTH
bencana banjir karena bersebelahan kota sebagai pencegahan potensi privat dengan menerapkan konsep green
dengan Sungai Bengawan Solo banjir di bantaran sungai infrastructure dan RTH publik yang
Kelurahan Semanggi mengakomodasi titik kumpul di area open space
Kelurahan Semanggi

Lampiran 3. Tabel Indikasi Program

WAKTU
PELAKSANAAN SUMBER INSTANSI
NO. STRATEGI PROGRAM KEGIATAN LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA
2022 2023 2024 2025 2026
Program Bantaran Dinas
Optimalisasi fungsi rimba
Pengelolaan Pemeliharaan rimba Sungai APBD Kota Lingkungan
1 kota sebagai pencegahan
Keanekaragaman kota Bengawan Surakarta Hidup Kota
potensi banjir di bantaran
Hayati (Kehati) Solo Surakarta
sungai Kelurahan Program Bantaran Dinas
Penanaman dan
Semanggi Pengelolaan Sungai APBD Kota Lingkungan
penghijauan pohon
Keanekaragaman Bengawan Surakarta Hidup Kota
di rimba kota
Hayati (Kehati) Solo Surakarta
Program Dinas Pekerjaan
Pengembangan pusat Pengelolaan Pengembangan Seluruh APBD Kota Umum dan
kegiatan pemerintahan, Sumber Daya Air sistem SDA Kelurahan Surakarta Penataan Ruang
perdagangan, budaya, (SDA) Kota Surakarta
wisata dan pengembangan
Program Dinas Pekerjaan
industri kreatif yang Pengembangan IPAL
Pengelolaan APBD Kota Umum dan
2 didukung dengan sistem pengendalian Semanggi
Sumber Daya Air Surakarta Penataan Ruang
keberadaan IPAL, serta banjir Surakarta
(SDA) Kota Surakarta
arahan rencana
pengembangan sistem Program Dinas Pekerjaan
IPAL
jaringan SDA dan Pengelolaan dan Pengoptimalan APBD Kota Umum dan
Semanggi
pengendalian banjir Pengembangan fungsi IPAL Surakarta Penataan Ruang
Surakarta
Sistem Air Limbah Kota Surakarta
Program
Pemberdayaan
Penyediaan APBD Kota Dinas Tenaga
Usaha Menengah, Seluruh
Pengembangan usaha, lapangan pekerjaan Surakarta, Dana Kerja Kota
Usaha Kecil, dan Kelurahan
pemberdayaan dan yang memadai Swasta Surakarta
Usaha Mikro
peningkatan keterampilan (UMKM)
dengan penciptaan produk
Program
lokal serta pelatihan Dinas Pekerjaan
Peningkatan Pembangunan dan APBD Kota
3 marketing bagi masyarakat Seluruh Umum dan
Prasarana, Sarana, penyediaan sarana Surakarta, Dana
sebagai upaya branding Kelurahan Penataan Ruang
dan Utilitas Umum pendidikan Swasta
wisata budaya yang Kota Surakarta
(PSU)
dilakukan pada seluruh
RW di Kelurahan Program
Dinas Pekerjaan
Semanggi Peningkatan
Pengembangan Seluruh APBD Kota Umum dan
Prasarana, Sarana,
pusat pemerintahan Kelurahan Surakarta Penataan Ruang
dan Utilitas Umum
Kota Surakarta
(PSU)
Program
Dinas Pekerjaan
Peningkatan APBD Kota
Pengembangan Seluruh Umum dan
Prasarana, Sarana, Surakarta, Dana
pusat perdagangan Kelurahan Penataan Ruang
dan Utilitas Umum Swasta
Kota Surakarta
(PSU)
Program Dinas Pekerjaan
APBD Kota
Perencanaan dan Pengembangan Seluruh Umum dan
Surakarta, Dana
Pembangunan industri kreatif Kelurahan Penataan Ruang
Swasta
Industri Kota Surakarta
Peningkatan dan
Pembuatan jalur
pemerataan ruang terbuka
Program hijau di sepanjang Sempadan Dinas
hijau di seluruh Kelurahan
Pengelolaan jalan Kelurahan Sungai APBD Kota Lingkungan
4 Semanggi dengan
Keanekaragaman Semanggi dan Bengawan Surakarta Hidup Kota
memanfaatkan jaringan
Hayati (Kehati) penerapan konsep Solo Surakarta
sumber daya air yang ada
green water
dan akan dikembangkan
Penataan tata letak
kawasan melalui
Pengoptimalan fungsi Permukiman
konsolidasi tanah Dinas
lahan dengan konsolidasi Program Kawasan untuk meningkatkan Ilegal di
Perumahan,
tanah dan pemugaran, serta Permukiman serta Sempadan APBD Kota
kualitas Kawasan
pemberian arahan pada Sungai Surakarta, Dana
Permukiman infrastruktur dan Permukiman
masyarakat dan Bengawan Swasta
Kumuh hunian melalui Dan Pertanahan
mempermudah prosedur Solo dan rel
penataan ulang pada Kota Surakarta
5 penerbitan sertifikat lain kereta api
tata letak rumah dan
fungsi pada permukiman jalan
khususnya di sekitar
sempadan Sungai Dinas
Bengawan Solo untuk Program Kawasan Perumahan,
Penanganan rumah APBD Kota
menjamin kesesuaian Permukiman serta Kawasan
tidak layak huni Seluruh RW Surakarta, Dana
fungsi pemanfaatan ruang. Permukiman Permukiman
melalui pemugaran Swasta
Kumuh Dan Pertanahan
Kota Surakarta
Mengoptimalkan
pengadaan RTH privat
dengan menerapkan Program Pembangunan jalur Bantaran Dinas
konsep green infrastructure Pengelolaan hijau di sempadan Sungai APBD Kota Lingkungan
6
dan RTH publik yang Keanekaragaman Sungai Bengawan Bengawan Surakarta Hidup Kota
mengakomodasi titik Hayati (Kehati) Solo Solo Surakarta
kumpul di area open space
Kelurahan Semanggi

Anda mungkin juga menyukai