DOSEN PEMBIMBING
Putu Gde Ariastita, ST, MT
Prananda Navitas, ST, M.Sc, Ph.D
ANGGOTA
Fauziyyah Nur Rachmadillah 08211940000001
Muhammad Dzulhimam Bilhaq 08211940000010
Ajeng Elliya Maulida Adkha 08211940000017
Dhifabian Salsa Syaharani 08211940000019
Caesaryo Arif Wibowo 08211940000026
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................................ 3
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM KASUS ................................................................................................ 4
2.1. Gambaran Wilayah ................................................................................................................. 4
2.2. Gambaran Umum ................................................................................................................ 4
2.2.1. Aspek Sosial.................................................................................................................... 4
2.2.2. Aspek Ekonomi ............................................................................................................... 4
2.2.3. Aspek Ruang Terbuka Hijau ........................................................................................... 5
2.2.4. Aspek Kekumuhan .......................................................................................................... 6
2.3. Potensi dan Masalah ............................................................................................................. 10
2.4. Isu Strategis........................................................................................................................... 10
BAB III KAJIAN PERANGKAT-PERANGKAT MANAJEMEN PERKOTAAN ............................ 11
3.1. Perangkat Manajemen Kota (Planning) ................................................................................ 11
3.2. Perangkat Manajemen Kota (Organizing) ............................................................................ 13
BAB IV ANALISIS KASUS ................................................................................................................ 14
4.1. Planning ................................................................................................................................ 14
4.1.1. Analisis SWOT ............................................................................................................. 14
4.1.2. Skema Penanganan ....................................................................................................... 14
4.1.3. Strategi dan Program Penanganan ................................................................................ 14
4.2. Organizing............................................................................................................................. 14
BAB V PENUTUP .............................................................................................................................. 15
5.1. Kesimpulan ........................................................................................................................... 15
5.2. Rekomendasi ......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 16
LAMPIRAN.......................................................................................................................................... 17
Lampiran 1. Tabel Potensi Masalah dan Isu Strategis ...................................................................... 17
Lampiran 2. Tabel Analisis SWOT................................................................................................... 21
Lampiran 3. Tabel Indikasi Program ................................................................................................ 22
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemukiman kumuh merupakan masalah yang dihadapi kota-kota besar di Indonesia.
Pengkajian tentang permukiman kumuh (slum), pada umumnya mencakup tiga segi, pertama
kondisi fisiknya, kedua kondisi sosial ekonomi budaya komunitas yang bermukim di
pemukiman tersebut, dan ketiga dampak oleh kedua kondisi tersebut. Kualitas permukiman di
suatu wilayah sangat berdampak pada kualitas dan kesejahteraan masyarakat pada wilayah
tersebut. Oleh karena itu, adanya permasalahan mengenai permukiman kumuh khususnya di
wilayah perkotaan perlu segera diselesaikan untuk menunjang kesejahteraan masyarakat yang
menempati wilayah tersebut.
Salah satu kota yang masih memerlukan penanganan terkait permukiman kumuh
adalah Kota Surakarta. Berdasarkan SK Walikota Nomor: 413.21/38.3/1/2016 tentang
Penetapan Lokasi Kawasan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kota
Surakarta, terdapat 359,5 Ha kawasan kumuh. Salah satunya berada di Kelurahan Semanggi
dengan luasan 30,4 Ha dan menjadi kelurahan dengan kawasan kumuh terluas di Kota
Surakarta. Beberapa upaya telah dilakukan oleh Pemkot Surakarta dalam rangka menangani
kawasan kumuh di Kelurahan Semanggi, salah satunya adalah penataan kawasan kumuh yang
sudah dilakukan di RW 23 Kelurahan Semanggi. Permasalahan utama permukiman kumuh di
Kelurahan Semanggi ini adalah genangan banjir dan adanya permukiman illegal (squatter).
Oleh karena itu, diperlukan upaya dan strategi penanganan permukiman kumuh yang dapat
dilakukan dengan cara pencegahan maupun peningkatan kualitas pembangunan.
1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui kondisi permukiman kumuh di Kelurahan Semanggi
2. Untuk mengidentifikasi potensi dan masalah terkait keberadaan permukiman kumuh di
Kelurahan Semanggi
3. Untuk merumuskan strategi penanganan permukiman kumuh di Kelurahan Semanggi
3
BAB II
GAMBARAN UMUM KASUS
2.1. Gambaran Wilayah
Wilayah yang menjadi fokus penelitian berada pada Kelurahan Semanggi. Kelurahan
Semanggi merupakan wilayah perkotaan yang menjadi bagian dari Kecamatan Pasar Kliwon,
Kota Surakarta. Asal muasal nama Semanggi diambil dari nama tumbuhan air yaitu semanggi.
Dinamakan demikian karena dari sejarahnya, kelurahan yang ada di daerah pinggiran Sungai
Bengawan Solo ini merupakan rawa-rawa di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo yang
banyak ditumbuhi tanaman semanggi. Adapun batasan wilayah administrasi Kelurahan
Semanggai seluas 0,90 km2 adalah sebagai berikut (Badan Pusat Statistik Kecamatan Pasar
Kliwon, 2021).
4
di berbagai bidang seperti jasa, perdagangan, pariwisata, industri, dan
pertanian (Sumber: RDTR Kota Surakarta). Terdapat 5 Pusat Pelayanan Kota
(PPK) yakni salah satunya Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon.
5
Gambar 2 Sebaran dan Visual Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan
Semanggi
Sumber: Pengamatan Citra Satelite Google Maps dan Survei Sekunder
Melalui Google Street View, 2022
6
bangunan yang tidak teratur serta memiliki sarana dan prasarana permukiman
yang minim (Taji, 2021).
7
liter/detik dan daya tampung reservoir sebesar 6.000 m3, dengan cakupan
pelayanan air minum mencapai 24.000 SR atau setara 120.000 jiwa.
Namun pada lokasi ini terdapat masalah, seperti wilayah yang berada
di tepi sungai Bengawan Solo menjadi daerah yang rawan banjir dikarenakan
drainase yang buruk (Taji, 2021). Adanya permasalahan tersebut, menjadi
penyebab dari sarana dan prasarana permukiman yang menjadi lebih cepat
rusak dan memicu tumbuhnya kawasan permukiman kumuh.
8
komunal, aktivitas masyarakat mandi, mencuci baju, dan aktivitas lainnya,
warga menggunakan air sungai Bengawan Solo yang berjarak 100 m dari
permukiman (Latif, 2020).
9
kecamatan. Kemudian kondisi jalan lingkungan pada permukiman cukup padat
dan tidak terlalu lebar, sehingga jika kondisi sedang ramai menjadi sukar
dilalui oleh mobil pemadam kebakaran.
10
BAB III
KAJIAN PERANGKAT-PERANGKAT MANAJEMEN PERKOTAAN
Beberapa instrumen yang dapat digunakan dalam pengelolaan kasus permukiman kumuh
adalah sebagai berikut.
3.1. Perangkat Manajemen Kota (Planning)
- Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
1. Sekurang-kurangnya 100 meter dari kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan
anak sungai yang berada diluar pemukiman.
2. Untuk sungai di kawasan pemukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan
cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 - 15 meter.
- Peraturan Menteri PU No. 63 Tahun 1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah
Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai
Berdasarkan peraturan tersebut, penetapan garis sempadan sungai dimaksudkan
sebagai upaya agar kegiatan perlindungan, penggunaan dan pengendalian atas sumber daya
yang ada pada sungai termasuk danau dan waduk dapat dilaksanakan sesuai dengan
tujuannya. Dimana pada daerah sempadan dilarang membuang sampah, limbah padat dan
atau cair. Adapun penetapan garis sempadan sungai bertujuan untuk:
1. Agar fungsi sungai termasuk danau dan waduk tidak terganggu oleh aktivitas yang
berkembang disekitarnya.
2. Agar kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat sumber daya yang
ada di sungai dapat memberikan hasil secara optimal sekaligus menjaga ke fungsi
sungai.
3. Agar daya rusak air terhadap sungai dan lingkungannya dapat dibatasi.
Kemudian terkait garis sempadan sungai bertanggul ditetapkan sebagai berikut:
1. Garis sempadan sungai bertanggul didalam kawasan perkotaan ditetapkan sekurang-
kuranguya 3 (tiga) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul.
Menurut permen PUPR No.14 Tahun 2018, kesesuaian terhadap standar teknis dan
kelaikan fungsi berkaitan dengan pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya
perumahan kumuh dan permukiman kumuh, didasarkan pada pemenuhan standar teknis
yang mencakup bangunan, jalan lingkungan, penyediaan air minum, drainase
lingkungan, pengelolaan air limbah, pengelolaan persampahan, dan proteksi
kebakaran.
Adapun dalam upaya peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh, pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah perlu menetapkan
kebijakan, strategi, serta pola penanganan yang manusiawi, berbudaya, berkeadilan,
11
dan ekonomis dengan pola penanganan meliputi pemugaran, peremajaan dan
pemukiman kembali.
- Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 1 Tahun 2012 tentang RTRW Kota Surakarta
Tahun 2011-2031
12
Menurut SK Walikota No 413.21/38.3/1/2016 tentang penetapan lokasi kawasan
lingkungan perumahan dan permukiman kumuh di Surakarta yang telah diverifikasi,
terdapat 28 kawasan permukiman kumuh yang terdiri dari 28 kawasan permukiman
kumuh. Dengan penetapan lokasi luasan permukiman kumuh sebesar 359,55 Ha.
Rencana yang kemudian dituangkan dalam dokumen Penyusunan Rencana
Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan di Kota Surakarta tahun 2016 ini, menjelaskan
bahwa permukiman kumuh yang ada di Kota Surakarta terdapat tiga tipologi, yaitu
kawasan permukiman kumuh padat perkotaan, kawasan permukiman kumuh bantaran
sungai dan kawasan permukiman kumuh sepanjang rel kereta api. Dengan masalah utama
penyebab kumuh adalah ketidakberdayaan masyarakat berpenghasilan rendah dalam
pemenuhan rumah dan lingkungan yang sehat.
Adapun visi Penataan Kawasan Semanggi adalah “Penataan Kawasan Untuk
Mewujudkan Kawasan Permukiman Bebas Kumuh Dan Layak Huni” sejalan dengan visi
kota surakarta yaitu “Terwujudnya Kota Surakarta Sebagai Kota Budaya Yang Produktif,
Berkelanjutan Dan Berwawasan Lingkungan Dengan Berbasis Pada Sektor Industri
Kreatif, Perdagangan Dan Jasa Pendidikan, Pariwisata, Serta Olah Raga”. Sejalan dengan
adanya penataan kawasan dan pengurangan kumuh, Pemerintah Kota Surakarta memiliki
target untuk meremajakan Kawasan Semanggi secara bertahap di Wilayah Sepanjang
Tanggul Sungai Bengawan Solo. Dimana wilayah ini menjadi pusat permukiman kumuh,
serta lahan permukiman kumuh tepi tanggul tersebut hak pengelolaannya dimiliki oleh
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.
3.2. Perangkat Manajemen Kota (Organizing)
- Pokja PKP (Kelompok kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman), unsur
pelaksana dari Tim Pengarah Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman dan
dibentuk untuk membantu tugas-tugas Tim Pengarah yang terdiri dari perwakilan setiap
instansi pusat yang memiliki program/kegiatan di sektor PKP, dalam hal ini penataan
kawasan kumuh di Kota Surakarta.
- Masyarakat, keterlibatan masyarakat adalah dalam penetapan kesepakatan Bersama
dengan pemerintah Kota Surakarta sebagai proses penanganan permukiman kumuh, serta
penyiapan masyarakat dalam penguasaan teknologi.
- Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta, berperan dalam penanganan permasalahan
lingkungan pada kawasan permukiman kumuh, seperti rimba kota, pengelolaan limbah,
dan pengelolaan kawasan bantaran sungai dan sekitarnya.
- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Surakarta, berperan dalam
pembenahan infrastruktur, memelihara, dan merencanakan terkait penataan ruang dalam
hal penanganan permukiman kumuh.
- Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Surakarta, berperan dalam penyelesaian
masalah berkaitan pekerjaan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kawasan
permukiman kumuh.
- Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Kota Surakarta, berperan
dalam mengkaji dan memfasilitasi kawasan permukiman kumuh.
13
BAB IV
ANALISIS KASUS
4.1. Planning
4.1.1. Analisis SWOT
Setelah menemukan potensi dan masalah selanjutnya akan dilakukan analisis
SWOT. Potensi dan masalah tersebut dikelompokkan dari dalam atau internal yaitu
kekuatan (S) dan kelemahan (W) serta dari luar atau eksternal yaitu peluang (O) dan
ancaman (T). Kemudian dilakukan penyilangan sehingga didapatkan strategi yang
dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel Analisis SWOT.
4.2. Organizing
Tahapan Organizing dari penanganan permasalahan kawasan kumuh di Kelurahan
Semanggi disajikan pada tabel indikasi program bersamaan dengan strategi dan program
penanganan yang berisikan strategi, program, waktu dan lokasi pelaksanaan, serta instansi
pelaksana. Adapun penyajian organizing tersebut telah tertera pada Lampiran 3. Tabel Indikasi
Program.
14
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kawasan Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta
merupakan salah satu dari permukiman kumuh yang ada di Kota Surakarta. Apabila dilihat
dari aspek sosial, ekonomi, ruang terbuka hijau, dan 7 indikator kekumuhan terdapat
beberapa masalah utama yaitu mengenai banyaknya jumlah pengangguran dan tingkat
pendidikan rendah yang dapat menyebabkan kemiskinan, terdapat permukiman ilegal,
proporsi RTH yang kurang, sebaran RTH yang kurang merata, dan termasuk dalam
kawasan rawan banjir karena berada di benteran sungai Bengawan Solo. sedangkan untuk
potensi dari kelurahan Semanggi yaitu terdapat rimba kota di sepanjang bantaran sungai,
instalasi IPAL, terdapat rencana pengembangan sistem jaringan SDA, sistem pengendalian
banjir, dan pengembangan kawasan sebagai pusat kegiatanBerdasarkan potensi dan
masalah tersebut maka disusun strategi yang dapat diberikan antara lain yaitu.
1. Optimalisasi fungsi rimba kota sebagai pencegahan potensi banjir di bantaran sungai
Kelurahan Semanggi,
2. Pengembangan pusat kegiatan pemerintahan, perdagangan, budaya, wisata dan
pengembangan industri kreatif yang didukung dengan keberadaan IPAL, serta arahan
rencana pengembangan sistem jaringan SDA dan pengendalian banjir,
3. Pengembangan usaha, pemberdayaan dan peningkatan keterampilan dengan
penciptaan produk lokal serta pelatihan marketing bagi masyarakat sebagai upaya
branding wisata budaya yang dilakukan pada seluruh RW di Kelurahan Semanggi,
4. Peningkatan dan pemerataan ruang terbuka hijau di seluruh Kelurahan Semanggi
dengan memanfaatkan jaringan sumber daya air yang ada dan akan dikembangkan,
5. Pengoptimalan fungsi lahan dengan konsolidasi tanah dan pemugaran, serta pemberian
arahan pada masyarakat dan mempermudah prosedur penerbitan sertifikat lain fungsi
pada permukiman khususnya di sekitar sempadan Sungai Bengawan Solo untuk
menjamin kesesuaian fungsi pemanfaatan ruang, dan
6. Mengoptimalkan pengadaan RTH privat dengan menerapkan konsep green
infrastructure dan RTH publik yang mengakomodasi titik kumpul di area open space
Kelurahan Semanggi
Dari setiap strategi tersebut kemudian dijabarkan kembali ke program, lokasi, waktu
pelaksanaan, sumber pendanaan, dan instansi pelaksana.
5.2. Rekomendasi
Peningkatan koordinasi dari berbagai stakeholder dalam mengatasi permasalahan
kawasan kumuh di Kelurahan Semanggi diharapkan dapat mewujudkan strategi dan
program yang telah disusun. Selain itu, pelaksanaan dari berbagai program yang telah
disusun diperlukan dengan adanya target yang tepat serta indikasi program yang ada agar
dapat berjalan dengan maksimal dan terealisasikan penanganan kawasan kumuh di
Kelurahan Semanggi, Kota Surakarta.
15
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian PUPR. 1993. Peraturan Menteri PU No. 63 Tahun 1993 tentang Garis Sempadan
Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai. Jakarta
Mauludy Khairina, Sitti. 2017. Environmentalks 2017 : Menilik Progres dan Tantangan Target
100-0-100. Diakses pada 29 Juni 2022, dari
https://www.itb.ac.id/berita/detail/56479/environmentalks-2017-menilik-progres-dan-
tantangan-target-100-0-100
Pemerintah Indonesia. 1990. Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung. Lembaran RI Tahun 1990, No. 32. Jakarta: Sekretariat Negara
16
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Potensi Masalah dan Isu Strategis
KONDISI POTENSI MASALAH (INTERNAL) POTENSI MASALAH (EKSTERNAL) PENGELOMPOKAN
NO. ASPEK
FAKTA STRENGTHS Kode WEAKNESSES Kode OPPORTUNITIES Kode THREATS Kode ISU STRATEGIS
Jumlah Jumlah
penduduk penduduk tidak
tidak bekerja bekerja
W1
terbanyak di terbanyak di
Kecamatan Kecamatan
1 Sosial
Pasar Kliwon Pasar Kliwon
Tingkat Tingkat
pendidikan pendidikan
W2
masyarakat masyarakat
rendah rendah
39 % Penanganan angka
penduduk pengangguran,
39 % penduduk
Kelurahan keluarga miskin, dan
Kelurahan
Semanggi tingkat pendidikan
Semanggi
adalah rendah
adalah keluarga
keluarga
miskin dan
miskin dan
terdapat
2 Ekonomi terdapat W3
sebanyak 6.959
sebanyak
angkatan kerja
6.959
dari 34.489 total
angkatan kerja
penduduk
dari 34.489
kelurahan
total penduduk
Semanggi.
kelurahan
Semanggi.
Kawasan
Semanggi
termasuk
Kawasan Semanggi
dalam
termasuk dalam
Kecamatan
Kecamatan Pasar
Pasar Kliwon
Kliwon (Kawasan
(Kawasan I) Pengembangan pusat
I) dengan
dengan kegiatan pemerintahan,
perencanaan yang
perencanaan O1 perdagangan, budaya,
berfungsi sebagai
yang berfungsi wisata dan industri
pusat kegiatan
sebagai pusat kreatif.
pemerintahan,
kegiatan
perdagangan,
pemerintahan,
budaya, wisata dan
perdagangan,
industri kreatif.
budaya, wisata
dan industri
kreatif.
Terdapat RTH Terdapat RTH
rimba kota di rimba kota di
sepanjang sepanjang S1
bantaran bantaran
sungai. sungai.
Proporsi luas Proporsi luas Peningkatan dan
Ruang
ruang terbuka ruang terbuka pemerataan ruang
3 Terbuka
hijau yang hijau yang terbuka hijau
Hijau
kurang kurang W4
dibandingkan dibandingkan
luas seluruh luas seluruh
Kelurahan. Kelurahan.
Sebaran ruang Sebaran ruang
W5
terbuka hijau terbuka hijau
yang kurang yang kurang
merata. merata.
Terdapat Terdapat
Instalasi Instalasi
Pengelolaan Pengelolaan
Air Limbah Air Limbah S2
(IPAL) (IPAL)
Semanggi Semanggi
Surakarta Surakarta
Terdapat
Terdapat
permukiman
permukiman
kumuh dan
kumuh dan
permukiman Penanganan
permukiman
ilegal di W6 permukiman kumuh
ilegal di
bantaran rel dan ilegal, serta
bantaran rel
kereta api dan pengelolaan dan
kereta api dan
bantaran peningkatan fasilitas
4 Kekumuhan bantaran sungai
sungai penunjang
Terdapat
arahan rencana
Terdapat arahan
pengembangan
rencana
sistem
pengembangan
jaringan
sistem jaringan O2
sumber daya
sumber daya air di
air di wilayah
wilayah Sungai
Sungai
Bengawan Solo.
Bengawan
Solo.
Terdapat Terdapat arahan
Pengembangan
arahan pengembangan
O3 rencana pengendalian
pengembangan rencana
kawasan banjir
rencana pengelolaan
pengelolaan kawasan banjir
kawasan banjir pada lokasi sekita
pada lokasi Sungai Bengawan
sekita Sungai Solo.
Bengawan
Solo.
Terdapat
rencana sistem
pengendalian Terdapat rencana
banjir terdiri sistem
atas pengendalian banjir
pengendalian terdiri atas
banjir jangka pengendalian banjir O4
panjang dan jangka panjang dan
jangka pendek jangka pendek di
di kawasan kawasan sekitar
sekitar Bengawan Solo.
Bengawan
Solo.
Termasuk
dalam
Termasuk
kawasan
dalam
rawan
kawasan
bencana
rawan bencana
banjir
banjir karena T1
karena
bersebelahan
bersebelahan
dengan Sungai
dengan
Bengawan
Sungai
Solo
Bengawan
Solo
Lampiran 2. Tabel Analisis SWOT
Potensi dan Masalah (Internal)
Strengths Weaknesses
1. Terdapat RTH rimba kota di 1. Jumlah penduduk tidak bekerja atau
sepanjang bantaran sungai pengangguran terbanyak di Kecamatan Pasar
2. Terdapat Instalasi Pengelolaan Air Kliwon
Limbah (IPAL) Semanggi 2. Tingkat pendidikan rendah
Surakarta 3. 39 % penduduk Kelurahan Semanggi adalah
keluarga miskin dan terdapat sebanyak 6.959
angkatan kerja dari 34.489 total penduduk
kelurahan Semanggi.
4. Proporsi luas ruang terbuka hijau yang kurang
dibandingkan luas seluruh Kelurahan
5. Sebaran ruang terbuka hijau yang kurang merata
6. Terdapat permukiman kumuh dan permukiman
ilegal di bantaran rel kereta api dan bantaran
sungai
Opportunities S-O W-O
Potensi dan Masalah (Eksternal)
WAKTU
PELAKSANAAN SUMBER INSTANSI
NO. STRATEGI PROGRAM KEGIATAN LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA
2022 2023 2024 2025 2026
Program Bantaran Dinas
Optimalisasi fungsi rimba
Pengelolaan Pemeliharaan rimba Sungai APBD Kota Lingkungan
1 kota sebagai pencegahan
Keanekaragaman kota Bengawan Surakarta Hidup Kota
potensi banjir di bantaran
Hayati (Kehati) Solo Surakarta
sungai Kelurahan Program Bantaran Dinas
Penanaman dan
Semanggi Pengelolaan Sungai APBD Kota Lingkungan
penghijauan pohon
Keanekaragaman Bengawan Surakarta Hidup Kota
di rimba kota
Hayati (Kehati) Solo Surakarta
Program Dinas Pekerjaan
Pengembangan pusat Pengelolaan Pengembangan Seluruh APBD Kota Umum dan
kegiatan pemerintahan, Sumber Daya Air sistem SDA Kelurahan Surakarta Penataan Ruang
perdagangan, budaya, (SDA) Kota Surakarta
wisata dan pengembangan
Program Dinas Pekerjaan
industri kreatif yang Pengembangan IPAL
Pengelolaan APBD Kota Umum dan
2 didukung dengan sistem pengendalian Semanggi
Sumber Daya Air Surakarta Penataan Ruang
keberadaan IPAL, serta banjir Surakarta
(SDA) Kota Surakarta
arahan rencana
pengembangan sistem Program Dinas Pekerjaan
IPAL
jaringan SDA dan Pengelolaan dan Pengoptimalan APBD Kota Umum dan
Semanggi
pengendalian banjir Pengembangan fungsi IPAL Surakarta Penataan Ruang
Surakarta
Sistem Air Limbah Kota Surakarta
Program
Pemberdayaan
Penyediaan APBD Kota Dinas Tenaga
Usaha Menengah, Seluruh
Pengembangan usaha, lapangan pekerjaan Surakarta, Dana Kerja Kota
Usaha Kecil, dan Kelurahan
pemberdayaan dan yang memadai Swasta Surakarta
Usaha Mikro
peningkatan keterampilan (UMKM)
dengan penciptaan produk
Program
lokal serta pelatihan Dinas Pekerjaan
Peningkatan Pembangunan dan APBD Kota
3 marketing bagi masyarakat Seluruh Umum dan
Prasarana, Sarana, penyediaan sarana Surakarta, Dana
sebagai upaya branding Kelurahan Penataan Ruang
dan Utilitas Umum pendidikan Swasta
wisata budaya yang Kota Surakarta
(PSU)
dilakukan pada seluruh
RW di Kelurahan Program
Dinas Pekerjaan
Semanggi Peningkatan
Pengembangan Seluruh APBD Kota Umum dan
Prasarana, Sarana,
pusat pemerintahan Kelurahan Surakarta Penataan Ruang
dan Utilitas Umum
Kota Surakarta
(PSU)
Program
Dinas Pekerjaan
Peningkatan APBD Kota
Pengembangan Seluruh Umum dan
Prasarana, Sarana, Surakarta, Dana
pusat perdagangan Kelurahan Penataan Ruang
dan Utilitas Umum Swasta
Kota Surakarta
(PSU)
Program Dinas Pekerjaan
APBD Kota
Perencanaan dan Pengembangan Seluruh Umum dan
Surakarta, Dana
Pembangunan industri kreatif Kelurahan Penataan Ruang
Swasta
Industri Kota Surakarta
Peningkatan dan
Pembuatan jalur
pemerataan ruang terbuka
Program hijau di sepanjang Sempadan Dinas
hijau di seluruh Kelurahan
Pengelolaan jalan Kelurahan Sungai APBD Kota Lingkungan
4 Semanggi dengan
Keanekaragaman Semanggi dan Bengawan Surakarta Hidup Kota
memanfaatkan jaringan
Hayati (Kehati) penerapan konsep Solo Surakarta
sumber daya air yang ada
green water
dan akan dikembangkan
Penataan tata letak
kawasan melalui
Pengoptimalan fungsi Permukiman
konsolidasi tanah Dinas
lahan dengan konsolidasi Program Kawasan untuk meningkatkan Ilegal di
Perumahan,
tanah dan pemugaran, serta Permukiman serta Sempadan APBD Kota
kualitas Kawasan
pemberian arahan pada Sungai Surakarta, Dana
Permukiman infrastruktur dan Permukiman
masyarakat dan Bengawan Swasta
Kumuh hunian melalui Dan Pertanahan
mempermudah prosedur Solo dan rel
penataan ulang pada Kota Surakarta
5 penerbitan sertifikat lain kereta api
tata letak rumah dan
fungsi pada permukiman jalan
khususnya di sekitar
sempadan Sungai Dinas
Bengawan Solo untuk Program Kawasan Perumahan,
Penanganan rumah APBD Kota
menjamin kesesuaian Permukiman serta Kawasan
tidak layak huni Seluruh RW Surakarta, Dana
fungsi pemanfaatan ruang. Permukiman Permukiman
melalui pemugaran Swasta
Kumuh Dan Pertanahan
Kota Surakarta
Mengoptimalkan
pengadaan RTH privat
dengan menerapkan Program Pembangunan jalur Bantaran Dinas
konsep green infrastructure Pengelolaan hijau di sempadan Sungai APBD Kota Lingkungan
6
dan RTH publik yang Keanekaragaman Sungai Bengawan Bengawan Surakarta Hidup Kota
mengakomodasi titik Hayati (Kehati) Solo Solo Surakarta
kumpul di area open space
Kelurahan Semanggi