Dosen Pengampu :
Nursakti Adhi Pratomoatmojo, ST., M.Sc.
Surya Hadi Kusuma, ST., MT.
Disusun Oleh :
Kelompok 2 Kelas D
Rachel Alina Simanjuntak (5015201096)
Mugia Tresna Feira (5015201116)
Rafel Putra Rasserwin (5015201132)
Anisya Vira Ramadhanti (5015201136)
Kresna Bayu Aditama (5015201161)
2
KATA PENGANTAR
Dengan rasa syukur dan segala puji bagi Allah SWT segala rahmat-Nya, karena berkat
limpahan rahmat dan ridho-Nya, penyusun dapat menyelesaikan “Analisis Kesesuaian Lahan
Fasilitas Pendidikan SMA dan Keterjangkauannya Terhahap Masyarakat di Kota Semarang”
sebagai tugas besar mata kuliah Sistem Informasi Perencanaan pada semester tiga dengan baik.
Pada kesempatan ini, penyusun ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian tugas besar ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada pihak berikut :
1. Nursakti Adhi Pratomoatmojo, ST., M.Sc. dan Surya Hadi Kusuma, ST., MT. sebagai
dosen pengampu kami dalam mata kuliah Sistem Informasi Perencanaan yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan laporan ini serta memberikan ilmu yang
sangat bermanfaat.
2. Orang tua kami yang telah mendoakan kami demi kelancaran tugas besar Sistem
Informasi Perencanaan
3. Serta semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian laporan ini
yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, terutama kami sebagai mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................................... 8
PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 8
BAB II............................................................................................................................................ 11
2.3 Keterjangkauan..................................................................................................................... 11
METODOLOGI ............................................................................................................................. 13
BAB IV .......................................................................................................................................... 15
4
4.2 Ketersediaan Fasilitas Pendidikan di Kota Semarang .......................................................... 16
BAB V ........................................................................................................................................... 21
BAB VI .......................................................................................................................................... 31
6.1 Kesimpulan........................................................................................................................... 31
5
DAFTAR GAMBAR
6
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Bawah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Menurut Kecamatan di Kota Semarang, 2019/2020 dan 2020/2021 .................. 17
Tabel 2. Standar Perencanaan Fasilitas Pendidikan ....................................................................... 17
Tabel 3. Rasio Minimum Luas Lahan Terhadap Peserta Didik SMA/MA.................................... 18
Tabel 4. Luas Minimum Lahan untuk SMA/MA yang Memiliki Kurang dari 15 Peserta Didik Per
Rombongan Belajar ................................................................................................................. 18
Tabel 5. Rasio Minimum Luas Lahan Terhadap Peserta Didik SMA/MA.................................... 19
Tabel 6. Luas Minimum Lantai Bangunan untuk SMA/MA yang Memiliki Kurang dari 15
Peserta Didik Per Rombongan Belajar .................................................................................... 20
Tabel 7. Prasarana Minimum Untuk SMA/MA............................................................................. 20
Tabel 8. SMA Negeri Kota Semarang ........................................................................................... 25
Tabel 9. SMA Negeri dan Kecamatan Terjangkau ........................................................................ 30
7
BAB I
PENDAHULUAN
8
paling banyak 5%, kemudian karena alasan khusus paling banyak 5% seperti perpindahan
domisili orang tua/wali.
Peraturan sistem zonasi ini, juga berlaku pada pendidikan jenjang SMA di Kota
Semarang. Masing-masing sekolah SMA negeri di Kota Semarang telah menentukan
pembagian wilayah zonasi pendaftaran sekolah. Zonasi sekolah SMA negeri di Kota Semarang
dibatasi oleh beberapa kecamatan ataupun kelurahan yang terdekat dengan sekolah. Laporan
ini membahas mengenai analisis kesesuaian lahan pada fasilitas pendidikan SMA di Kota
Semarang, sekaligus keterjangkauannya terhadap masyarakat Kota Semarang. Analisis yang
dilakukan adalah Fuzzy Overlay untuk analisis kesesuaian lahan fasilitas pendidikan SMA di
Kota Semarang dan Buffer untuk analisis keterjangkauannya. Pembahasan analisis kesesuaian
lahan fasilitas pendidikan SMA dan keterjangkauannya terhadap masyarakat di Kota Semarang
ini diharapkan dapat bermanfaat dalam perencanaan pembangunan fasilitas pendidikan SMA
di Kota Semarang, sehingga pembangunan fasilitas pendidikan SMA tersebut tepat dan dapat
dijangkau oleh masyarakat dengan baik.
9
3. Mampu menggunakan tools SIG (Sistem Informasi Geografis) untuk melakukan proses
analisis dalam wilayah studi.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Analisis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Prastowo (2002:52), kata
analisis didefinisikan merupakan penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antara bagian untuk memperoleh pengertian yang
tepat dan pemahaman arti keseluruhan, sedangkan menurut Harahap (2004:189) pengertian
analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit artikel.
2.3 Keterjangkauan
Konsep keterjangkauan merupakan dapat tidaknya atau mudah tidaknya suatu lokasi
dijangkau dari lokasi lain. Konsep keterjangkauan ini merupakan interaksi antar tempat
sehingga dapat dicapai baik dengan sarana transportasi umum, tradisional, atau jalan kaki.
Keterjangkauan tergantung dari jarak yang ditempuh dan yang diukur dengan jarak fisik, biaya,
waktu, serta berbagai hambatan medan.
11
2.4 Fasilitas Pendidikan
Menurut ahli Suryo Subroto, fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memberikan
kemudahan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha, bisa berupa benda ataupun uang. Pada
dasarnya pengertian pendidikan (UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003) adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Maka, dapat diambil kesimpulan bahwa definisi fasilitas pendidikan
yaitu sesuatu yang dapat memberikan kemudahan dan melancarkan pelaksanaan perwujudan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
12
BAB III
METODOLOGI
13
analisis yakni mengetahui kemampuan lahan di Kota Semarang untuk pembangunan
fasilitas pendidikan Kota Semarang.
3.4.4 Analisis Kesesuaian Lahan
Teknik analisis kesesuaian lahan yakni dilakukan dnegan memasukan data kemampuan
lahan dan dibandingkan (intersect) dengan guna lahan eksisting. Proses analisis ini
dilakukan dengan memanfaatkan perangkat lunak SIG (Sistem Informasi Geografis)
Arcgis. Output dari analisis ini menjawab rumusan masalah pertama yakni mengetahui
kesesuaian lahan fasilitas pendidikan Kota Semarang.
3.4.3 Analisis Keterjangkauan
Teknik analisis keterjangkauan dilakukan dengan memasukkan data SMA Negri Kota
Semarang dan melakukan buffer sesuai dengan kriteria jangkauan. Proses analisis ini
dilakukan dengan memanfaatkan perangkat lunak SIG (Sistem Informasi Geografis)
ArcGis Output dari analisis akan menjawab rumusan masalah kedua yakni mengetahui
jangkauan SMA Negri di Kota Semarang.
14
BAB IV
GAMBARAN UMUM
15
Daerah dataran rendah mempunyai ketinggian 0,75–3,5 meter diatas permukaan laut dan
dikenal dengan sebutan Semarang bawah.
Secara administratif, Kota Semarang terbagi atas 16 wilayah Kecamatan dan 177
Kelurahan. Wilayah kecamatan terdiri atas 2 kecamatan terluas dan terkecil, kecamatan dengan
wilayah terluas tersebut terletak di bagian selatan yang merupakan wilayah perbukitan yang
sebagian besar wilayahnya masih memiliki potensi pertanian dan perkebunan, yaitu Kecamatan
Mijen dengan luas wilayah sebesar 57,55 km² dan Kecamatan Gunungpati dengan luas wilayah
sebesar 54,11 km². Sementara wilayah kecamatan dengan luas terkecil, yaitu Kecamatan
Semarang Selatan yang mempunyai luas wilayah 5,93 km² dan Kecamatan Semarang Tengah
yang mempunyai luas wilayah sebesar 6,14 km². Kecamatan terkecil ini merupakan daerah
pusat kota yang sekaligus sebagai pusat perekonomian atau bisnis kota Semarang sehingga
sebagian besar dari wilayahnya banyak terdapat bangunan bersejarah, seperti; Kawasan
Simpang Lima, Kawasan Tugu Muda, Pasar Bulu, Pasar Peterongan, Pasar Johar dan
sekitarnya yang dikenal dengan “Kota Lama” Semarang.
16
Tabel 1. Jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Bawah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Menurut Kecamatan di Kota Semarang, 2019/2020 dan 2020/2021
Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat penurunan jumlah SMA Swasta di
Kota Semarang pada 2020/2021 dari 2019/2020. Sedangkan untuk jumlah SMA Negeri di Kota
Semarang, pada 2019/2020 dan 2020/2021 mempunyai angka yang tetap.
17
Dapat dilihat dari pedoman diatas, untuk keterjangkauan radius ideal yang dilayani
pada fasilitas pendidikan SMA adalah sebesar ¾ mil. Sedangkan untuk keterjangkauan radius
maksimum yang dilayani pada fasilitas pendidikan SMA adalah sebesar 1 mil.
Tabel 4. Luas Minimum Lahan untuk SMA/MA yang Memiliki Kurang dari 15 Peserta Didik
Per Rombongan Belajar
4.4.2. Lahan
18
a. Untuk SMA/MA yang memiliki 15 sampai dengan 32 peserta didik per rombongan
belajar, lahan memenuhi ketentuan rasio minimum luas lahan terhadap peserta didik
seperti tercantum pada Tabel 2.
b. Untuk SMA/MA yang memiliki kurang dari 15 peserta didik per rombongan belajar,
lahan memenuhi ketentuan luas minimum seperti tercantum pada Tabel 3.
c. Luas lahan yang dimaksud di atas adalah luas lahan yang dapat digunakan secara
efektif untuk membangun prasarana sekolah/ madrasah berupa bangunan dan tempat
bermain/ berolahraga.
d. Lahan memiliki status hak atas tanah, dan/ atau memiliki izin pemanfaatan dari
pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku untuk jangka waktu minimum 20 tahun.
19
Tabel 6. Luas Minimum Lantai Bangunan untuk SMA/MA yang Memiliki Kurang dari 15
Peserta Didik Per Rombongan Belajar
4.4.4. Ketentuan Prasarana dan Sarana
Sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana ada pada Tabel 6.
20
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
21
Gambar 2. Peta Kesesuaian Lahan Kota Semarang
Dari gambar tersebut, dapat dilihat Fasilitas Pendidikan di Kota Semarang. Setelah
menganalisis guna lahan dan kemampuan lahan Kota Semarang, didapatkan bahwa ebagian
besar lahan di Kota Semarang (97,12%) sudah sesuai, hanya beberapa tempat (2,88%) tidak
sesuai dnegan kemampuan lahan.
Selanjutnya dilakukan digitasi terkait fasilitas pendidikan di Kota Semarang. Fasilitas
pendidikan tersebut berupa Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas
(SMA), dan Perguruan Tinggi. Fasilitas pendidikan Kota Semarang dapat dilihat pada peta
berikut.
22
Gambar 3. Peta Eksisting Fasilitas Pendidikan Kota Semarang
Setelah itu, dilakukan sortir terhadap fasilitas pendidikan menjadi hanya faslitas
pendidikan tingkat menengah atas. Selanjutnya dilakukan analisis kesesuaian lahan terkait
fasilitas pendidikan dengan standar perencanaan fasilitas pendidikan (De Chiarra dan
Kopelman, 1982, dalam Kaiser, 2006) dan didapatkan seperti peta berikut.
23
Gambar 4. Peta SMA Kota Semarang
Dapat dilihat pada peta tersebut bahwa fasilitas pendidikan di Kota Semarang sudah
sesuai, hanya ada satu lokasi dimana fasilitas pendidikan di Kota Semarang tidak sesuai. Ini
berarti Kota Semarang dalam membangun dan merencanakan fasilitas pendidikannya sudah
sesuai dnegan standar perencanaan fasilitas pendidikan.
5.3 Keterjangkauan Fasilitas SMA Negri di Kota Semarang
Sesuai Standar Perencanaan Fasilitas Pendidikan (De Chiara dan Kopelman, 1982,
dalam Kaiser, 2006) radius pelayanan ideal pelayanan SMA sejauh ¾ mil atau sekitar 1,2
kilometer. Sementara radius pelayanan maksimal sejauh 1 mil atau sekita 1,6 kilometer. Dalan
PPDB SMA Kota Semarang, semenjak tahun 2019 menggunakan sistem zonasi, dimana
semakin dekat rumah dnegan sekolah semakin tinggi urutannya dalam PPDB. Hal ini
menimbulkan masalah dengan adanya wilayah yang tidak terjangkau, oleh sebab itu, dilakukan
analisis jangkauan SMA Negri di Kota Semarang sesuai standar perencanaan fasilitas
pendidikan. Analisis yang digunakan untuk mengetahui jangkauan dari fasilitas yang ada
adalah analisis buffer. Berikut merupakan beberapa fasilitas pendidikan berupa SMA Negeri
yang terdapat di Kota Semarang.
24
No. Nama
1 SMA Negeri 1 Semarang
2 SMA Negeri 2 Semarang
3 SMA Negeri 3 Semarang
4 SMA Negeri 4 Semarang
5 SMA Negeri 5 Semarang
6 SMA Negeri 6 Semarang
7 SMA Negeri 7 Semarang
8 SMA Negeri 8 Semarang
9 SMA Negeri 9 Semarang
10 SMA Negeri 10 Semarang
11 SMA Negeri 11 Semarang
12 SMA Negeri 12 Semarang
13 SMA Negeri 13 Semarang
14 SMA Negeri 14 Semarang
15 SMA Negeri 15 Semarang
16 SMA Negeri 16 Semarang
Tabel 8. SMA Negeri Kota Semarang
(Sumber distaru.semarangkota.go.id dan google maps)
25
Berikut merupakan peta persebaran fasilitas pendidikan berupa SMA Negeri yang terdapat di
Kota Semarang.
26
Gambar 6. Peta Jangkauan Ideal SMA Negeri Kota Semarang
27
Setelah melakukan analisis buffer dapat terlihat mana saja kecamatan yang terjangkau
oleh SMAN Negeri di Kota Semarang. Dalam analisis keterjangkauan, belum semua kelurahan
terjangkau oleh fasilitas pendidikan SMA. Bahkan, terdapat satu kecamatan, yang belum
terjangkau dalam radius ideal. Dalam radius maksimal hanya menjangkau wilayah saja,
sebagian besar lainnya tidak terjangkau. Maka analisis keterjangkauan yang ada
diklasifikasikan menjadi tidak terjangkau dan terjangkau sebagian. Dari buffer yang ada, kami
melakukan select by location untuk melihat kecamatan mana saja yang tidak terjangkau dan
terjangkau sebagian baik dalam jangkauan ideal dan jangkauan maksimal.
28
Gambar 9. Peta Keterjangkauan Radius Masksimal SMA Negeri Kota Semarang
Dalam radius ideal dan maksimal fasilitas pendidikan berupa SMA Negeri di Kota
Semarang masing masing SMA Negeri menjangkau beberapa kecamatan dalam radius
tersebut. Berikut merupakan tabel kecamatan apa saja yang dijangkau baik dalam maksimal
oleh masing-masing SMA Negeri yang ada di Kota Semarang.
No. Nama Kecamatan dalam Radius Maksimal
Candisari, Gajah Mungkur, Semarang Selatan, Semarang
1 SMA Negeri 1 Semarang
Tengah, Semarang Timur.
2 SMA Negeri 2 Semarang Gayamsari, Pedurungan, Semarang Selatan, Tembalang.
Semarang Barat, Semarang Selatan, Semarang Tengah,
3 SMA Negeri 3 Semarang
Semarang Utara.
4 SMA Negeri 4 Semarang Banyumanik, Gunungpati.
Semarang Barat, Semarang Selatan, Semarang Tengah,
5 SMA Negeri 5 Semarang
Semarang Utara.
Semarang Barat, Semarang Selatan, Semarang Tengah,
6 SMA Negeri 6 Semarang
Semarang Utara.
7 SMA Negeri 7 Semarang Gunung Pati, Mijen, Ngaliyan, Semarang Barat.
8 SMA Negeri 8 Semarang Ngaliyan, Tugu.
9 SMA Negeri 9 Semarang Banyumanik, Tembalang.
10 SMA Negeri 10 Semarang Genuk, Pedurungan.
29
Candisari, Gayamsari, Pedurungan, Semarang Selatan,
11 SMA Negeri 11 Semarang
Semarang Timur, Tembalang.
12 SMA Negeri 12 Semarang Gunungpati.
13 SMA Negeri 13 Semarang Mijen.
14 SMA Negeri 14 Semarang Semarang Barat, Semarang Utara.
15 SMA Negeri 15 Semarang Pedurungan, Tembalang.
16 SMA Negeri 16 Semarang Mijen, Ngaliyan.
Tabel 9. SMA Negeri dan Kecamatan Terjangkau
Dapat dilihat bahwa sebagian besar wilayah masih belum terjangkau oleh fasilitas
pendidikan SMA Negri di Kota Semarang jika disesuaikan dengan standar perencanaan
fasilitas pendidikan. Melihat hal tersebut, dilakukan fuzzy overlay sesuai dengan standar
perencanaan fasilitas pendidikan dan didapatkan kesesuaian lahan untuk pembangunan SMA
Negeri baru. Jika Pemerintah ingin melakukan penambahan fasilitas SMA Negeri dapat
dibangun pada lahan tersebut.
Gambar 10. Peta Rekomendasi Lahan Untuk SMA Baru di Kota Semarang
30
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Fasilitas Pendidikan di Kota Semarang sebagian besar telah sesuai dengan kemampuan
lahannya. Hanya ada satu titik dimana fasilitas pendidikan tidak sesuai. Jangkauan SMA di
Kota Semarang, belum menjangkau keseluruhan wilayah di Kota Semarang. Bahkan, terdapat
satu kecamatan yang tidak terjangkau radius ideal SMA Negeri di Kota Semarang. Hal ini
berarti SMA Negeri di Kota Semarang belum menjangkau keseluruhan masyarakat di Kota
Semarang. Pemerintah perlu meningkatkan jumlah fasilitas pendidikan SMA Negeri agar
seluruh masyarakat dapat terlayani.
6.2 Saran
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah selaku penanggung jawab pendidikan tingkat
menengah atas dapat mengkaji ulang terkait kapasitas dan jangkauan Sekolah Menengah Atas
agar kedepannya dalam PDDB tidak terjadi adanya ketidak terjangkauan wilayah SMA Negri.
Selain itu, pemerintah juga dapat menambah fasilitas SMA Negri agar sistem zonasi lebih
optimal lagi. Pembangunan fasilitas SMA baru dapat dilakukan pada wilayah berwarna hijau
pada peta rekomendasi.
31
DAFTAR PUSTAKA
32