5
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Bisnis Proses Penyelenggaraan Redistribusi Tanah..................... 19
Bagan 2. Organisasi Pelaksana Redistribusi Tanah untuk Target Kegiatan
pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional ..................................... 54
Bagan 3. Organisasi Pelaksana Redistribusi Tanah untuk Target Kegiatan
pada Kantor Pertanahan ........................................................................... 55
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Output Kegiatan Redistribusi Tanah ............................................ 72
Tabel 2. Struktur Anggaran Rincian Output SK Redistribusi Tanah .......... 73
Tabel 3. PBT Redistribusi Tanah Hak Milik Perorangan ............................. 74
Tabel 4. PBT Redistribusi Tanah Hak Kepemilikan Bersama atas Tanah ... 75
Tabel 5. Satuan Biaya SK Redistribusi Tanah I - VI (Hak Milik Perorangan)
.................................................................................................................. 76
Tabel 6. Satuan Biaya SK Redistribusi Tanah I - VI (Hak Kepemilikan
Bersama) ................................................................................................... 76
Tabel 7. Matriks Dokumen Pertanggungjawaban Kegiatan Redistribusi
Tanah ........................................................................................................ 80
Tabel 8. Materi Kegiatan Monitoring dan Supervisi .................................... 89
Tabel 9. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi ................................................ 91
6
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Format Keputusan Penetapan Lokasi Redistribusi Tanah oleh
Kepala Kantor Wilayah .............................................................................. 98
Lampiran 2. Format Keputusan Penetapan Lokasi Redistribusi Tanah oleh
Kepala Kantor Pertanahan....................................................................... 103
Lampiran 3. Format Keputusan Pembentukan Tim Pelaksana Redistribusi
Tanah Kantor Wilayah Oleh Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional .................................................................................................. 108
Lampiran 4. Format Keputusan Pembentukan Tim Pelaksana Redistribusi
Tanah Kantor Pertanahan oleh Kepala Kantor Pertanahan ...................... 112
Lampiran 5. Format Daftar Hadir Sosialisasi dan Penyuluhan di Lokasi Objek
Redistribusi Tanah .................................................................................. 116
Lampiran 6. Format Berita Acara Pelaksanaan Sosialisasi dan Penyuluhan
di Lokasi Objek Redistribusi Tanah ......................................................... 117
Lampiran 7. Formulir Inventarisasi dan Identifikasi Subjek dan Objek
Redistribusi Tanah .................................................................................. 119
Lampiran 8. Tabel Hasil Inventarisasi dan Identifikasi Subjek dan Objek
Redistribusi Tanah .................................................................................. 123
Lampiran 9. Format Sket Bidang Tanah ................................................. 124
Lampiran 10. Format Desain Penataan Objek Redistribusi Tanah .......... 125
Lampiran 11. Format Berita Acara Kesepakatan Desain Penataan Objek
Redistribusi Tanah .................................................................................. 126
Lampiran 12. Format Tabel Hasil Pengukuran Bidang Tanah Objek
Redistribusi Tanah .................................................................................. 127
Lampiran 13. Format Peta Keliling Objek Reditribusi Tanah .................. 128
Lampiran 14. Format Peta Petunjuk Lokasi Objek Redistribusi Tanah ... 129
Lampiran 15. Format Peta Penggunaan Tanah Objek Redistribusi Tanah
................................................................................................................ 130
Lampiran 16. Format Peta Rencana Tata Ruang Objek Redistribusi Tanah
................................................................................................................ 131
Lampiran 17. Format Berita Acara Penelitian Lapang ............................. 132
Lampiran 18.Format Tabel Seleksi Objek dan Subjek Redistribusi Tanah oleh
GTRA Kabupaten/Kota ............................................................................ 134
7
Lampiran 19. Format Berita Acara Sidang GTRA Kabupaten/Kota dalam
rangka Penetapan Objek dan Subjek Redistribusi Tanah (Perorangan) .... 135
Lampiran 20. Berita Acara Sidang GTRA Kabupaten/Kota dalam rangka
Penetapan Objek dan Subjek Redistribusi Tanah (Hak Kepemilikan Bersama
atas Tanah) ............................................................................................. 142
Lampiran 21. Format Surat Usulan Penetapan Objek Redistribusi Tanah
dalam rangka Pemberian Hak Atas Tanah (Perorangan) .......................... 149
Lampiran 22. Format Surat Usulan Penetapan Objek Redistribusi Tanah
dalam rangka Pemberian Hak Kepemilikan Bersama atas Tanah ............ 151
Lampiran 23. Format Riwayat Tanah ..................................................... 153
Lampiran 24. Format Risalah Pengolahan Data Kantor Wilayah ............. 155
Lampiran 25. Format Surat Keputusan Penetapan Objek Redistribusi Tanah
dalam rangka Pemberian Hak Atas Tanah ............................................... 161
Lampiran 26. Format Surat Keputusan Perubahan Keputusan Kepala Kantor
Wilayah tentang Penetapan Objek Redistribusi Tanah dalam rangka
Pemberian Hak Atas Tanah yang Berasal dari Tanah Objek Landreform Lama
................................................................................................................ 165
Lampiran 27. Format Surat Keputusan Penetapan Objek Redistribusi Tanah
dalam rangka Pemberian Hak Kepemilikan Bersama Atas Tanah Hak
Kepemilikan Bersama atas Tanah ........................................................... 170
Lampiran 28. Format Surat Usulan Penetapan Calon Subjek Redistribusi
Tanah kepada Bupati/Wali Kota ............................................................. 174
Lampiran 29. Format Penetapan Subjek oleh Bupati/Wali Kota ............. 176
Lampiran 30. Format Usulan Pengesahan Calon Subjek Redistribusi Tanah
Menjadi Subjek Redistribusi Tanah ......................................................... 179
Lampiran 31. Format Pengesahan Subjek Redistribusi Tanah Sebagaimana
Terlampir dalam Lampiran II dari Berita Acara Sidang Gugus Tugas Reforma
Agraria Kabupaten/Kota ......................................................................... 181
Lampiran 32. Format Surat Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah dalam
rangka Redistribusi Tanah ...................................................................... 183
Lampiran 33. Format Surat Keputusan Pemberian Hak Milik Dalam Rangka
Redistribusi Tanah Kembali (Her-Redistribusi) Tanah Objek Landreform 187
8
Lampiran 34. Format Surat Keputusan Pemberian Hak Kepemilikan
Bersama atas Tanah dalam rangka Redistribusi Tanah ........................... 191
Lampiran 35. Lampiran Surat Keputusan Redistribusi Tanah Hak
Kepemilikan Bersama atas Tanah ........................................................... 195
Lampiran 36. Format Surat Permohonan dan Pernyataan yang ditujukan
kepada Kepala Kantor Pertanahan .......................................................... 196
Lampiran 37. Format Surat Pesetujuan dari Para Anggota Kelompok
Penerima ................................................................................................. 197
Lampiran 38. Format Surat Pernyataan Objek dan Subjek Redistribusi tanah
yang Tidak Direkomendasikan GTRA Kabupaten/Kota............................ 199
Lampiran 39. Format Pengajuan Honorarium ........................................ 200
Lampiran 40. Contoh Sertipikat Elektronik Redistribusi Tanah.............. 201
Lampiran 41. Format Berita Acara Monitoring dan Supervisi Redistribusi
Tanah ...................................................................................................... 203
Lampiran 42. Format Monitoring dan Supervisi Kegiatan Redistribusi Tanah
................................................................................................................ 206
Lampiran 43. Format Berita Acara Monitoring dan Evaluasi Redistribusi
Tanah ...................................................................................................... 207
Lampiran 44. Format Form Monitoring dan Evaluasi Redistribusi Tanah208
Lampiran 45. Format Laporan Akhir Redistribusi Tanah ........................ 208
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
Reforma Agraria merupakan program strategis nasional yang
memiliki peran penting dalam upaya pemerataan struktur penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah, serta penyelesaian
konflik agraria, untuk mewujudkan ekonomi berkeadilan. Pelaksanaan
Reforma Agraria dilakukan melalui penataan aset dan penataan akses.
Terhadap tanah yang dikuasai oleh negara yang telah dikuasai atau
dimanfaatkan oleh masyarakat, penataan aset diwujudkan melalui
Kegiatan Redistribusi Tanah.
Pelaksanaan Redistribusi Tanah merupakan implementasi
dari amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA), Undang-Undang Nomor 56 Tahun
1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian, Peraturan Pemerintah
Nomor 224 Tahun 1961 tentang Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti
Kerugian, serta Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2023 tentang
Percepatan Pelaksanaan Reforma Agraria. Tujuan Redistribusi Tanah
adalah mengadakan pembagian tanah dengan memberikan dasar
pemilikan tanah sekaligus memberi kepastian hukum Hak Atas Tanah
kepada subjek hukum yang memenuhi persyaratan. Pada akhirnya
tujuan pembagian tanah tersebut diharapkan dapat memperbaiki serta
meningkatkan keadaan sosial ekonomi Subjek Redistribusi Tanah.
Petunjuk Pelaksanaan Redistribusi Tanah Tahun 2024 ini
disempurnakan dari Petunjuk Pelaksanaan Redistribusi Tanah Tahun
2023, menyesuaikan dengan perkembangan pasca ditetapkannya
Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2023 tentang Percepatan
Pelaksanaan Reforma Agraria dan Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2023
tentang Penerbitan Dokumen Elektronik dalam Kegiatan Pendaftaran
Tanah.
10
Petunjuk Pelaksanaan ini juga mengatur teknis pelaksanaan
ketentuan baru:
a. pemberian berbagai jenis Hak Atas Tanah di samping hak milik
yang selama ini telah dilaksanakan;
b. kewenangan, tugas, fungsi, mekanisme, dan tata kerja sidang
GTRA Kabupaten/Kota dalam rangka penetapan objek dan subjek
Redistribusi Tanah;
c. Subjek Redistribusi Tanah; dan
d. mekanisme sertipikasi Hak Atas Tanah secara elektronik pada
kegiatan Redistribusi Tanah.
B. Dasar Hukum
1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan
Sumber Daya Alam;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1958 tentang Penghapusan
Tanah-Tanah Partikelir (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 1571);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043);
4. Undang-Undang Nomor 56 Prp. Tahun 1960 tentang Penetapan
Luas Tanah Pertanian (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 174,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2117);
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4725);
6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi
Peraturan Perpajakan (Lembaran Negara Tahun 2021 Nomor 246,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 6736);
7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi
11
Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2023 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 6856);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 tentang
Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian
(Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 280);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1964 tentang Perubahan
dan Tambahan Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961
tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti
Kerugian (Lembaran Negara Tahun 1964 Nomor 112);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3696);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 45,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4385);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang Badan Usaha
Milik Desa (Lembaran Negara Tahun 2021 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 6623);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak
Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan
Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Tahun 2021 Nomor 28,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 6630);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban
Kawasan dan Tanah Terlantar (Lembaran Negara Tahun 2021
Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Nomor 6632);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2021
Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Nomor 6633);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2021 tentang Badan Bank
Tanah (Lembaran Negara Tahun 2021 Nomor 109, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 6683);
17. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara Tahun 2020 Nomor 83);
12
18. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2020 Nomor 84);
19. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2023 tentang Percepatan
Pelaksanaan Reforma Agraria (Lembaran Negara Tahun 2023
Nomor 126);
20. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2021 tentang Perubahan
Ketiga atas Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 953);
21. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengendalian
Penguasaan Tanah Pertanian (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 605);
22. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran
Tanah Sistematik Lengkap (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 501);
23. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata
Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 686);
24. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 985);
13
25. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
986);
26. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1202);
27. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Terlantar
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 813);
28. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2022 tentang Pelimpahan
Kewenangan Penetapan Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran
Tanah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 1077);
29. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2023 tentang Penerbitan
Dokumen Elektronik dalam Kegiatan Pendaftaran Tanah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 461);
30. Keputusan Menteri Pertanian dan Agraria Nomor SK.30/Ka/1962
tentang Penegasan Tanah-Tanah yang akan Dibagikan dalam
rangka Pelaksanaan Landreform sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 huruf d Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961
tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti
Kerugian;
31. Keputusan Menteri Pertanian dan Agraria Nomor SK.35/Ka/1962
tentang Pelaksanaan Penguasaan Tanah Pertanian Absentee;
32. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 1984 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran Ganti Kerugian Tanah
Kelebihan Maksimum dan Guntai (Absentee) Objek Redistribusi
Landreform;
14
33. Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 4 Tahun 1992 tentang Penyesuaian Harga Ganti
Rugi Tanah Kelebihan Maksimum dan Absentee/Guntai;
34. Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 11 Tahun 1997 tentang Penertiban Tanah-Tanah
Objek Redistribusi Landreform;
35. Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 4/SE/I/2015 tentang Batasan Usia
Dewasa dalam rangka Pelayanan Pertanahan; dan
36. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun
Anggaran 2024 Nomor SP DIPA-056.06.1.352412/2024 tanggal 24
November 2023.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan ini meliputi tahapan
penyelenggaraan Redistribusi Tanah yang terdiri atas:
a. tahapan persiapan dan perencanaan;
b. tahapan pelaksanaan;
c. mekanisme sertipikasi Hak Atas Tanah secara elektronik pada
kegiatan Redistribusi Tanah;
d. organisasi pelaksana Redistribusi Tanah;
e. pelaksanaan anggaran; dan
f. monitoring dan evaluasi.
15
E. Ketentuan Umum
1. Reforma Agraria adalah penataan kembali struktur penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah yang lebih
berkeadilan melalui Penataan Aset dan Penataan Akses untuk
kemakmuran rakyat.
2. Tanah Objek Reforma Agraria yang selanjutnya disingkat TORA
adalah tanah yang dikuasai oleh negara dan/atau tanah yang telah
dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
diredistribusi atau dilegalisasi.
3. Tanah Negara atau Tanah yang Dikuasai Langsung oleh Negara
yang selanjutnya disebut Tanah Negara adalah tanah yang tidak
dilekati dengan sesuatu Hak Atas Tanah, bukan tanah wakaf,
bukan Tanah Ulayat dan/atau bukan merupakan aset barang milik
negara/barang milik daerah.
4. Konflik Agraria adalah perselisihan agraria antara orang
perorangan dan/ atau kelompok masyarakat dengan badan hukum
dan/atau instansi pemerintah yang mempunyai kecenderungan
atau berdampak luas secara fisik, sosial, politis, ekonomi,
pertahanan atau budaya.
5. Hak Atas Tanah adalah hak yang diperoleh dari hubungan hukum
antara pemegang hak dengan tanah, termasuk ruang di atas tanah,
dan/atau ruang di bawah tanah untuk menguasai, memiliki,
menggunakan, dan memanfaatkan, serta memelihara tanah, ruang
di atas tanah, dan/atau ruang di bawah tanah.
6. Hak Kepemilikan Bersama atas Tanah adalah hak milik yang
diberikan kepada kelompok masyarakat yang berada dalam
kawasan tertentu atas bidang tanah yang dimiliki secara bersama
dan diterbitkan satu sertipikat yang memuat nama serta besarnya
bagian masing-masing dari hak bersama.
7. Redistribusi Tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah dalam rangka pembagian dan/atau pemberian Hak
Atas Tanah yang bersumber dari TORA kepada subjek Reforma
Agraria disertai dengan pemberian sertipikat Hak Atas Tanah.
16
8. Objek Redistribusi Tanah adalah tanah yang ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang yang berasal dari TORA.
9. Penetapan Objek Redistribusi Tanah adalah kewenangan
pemerintah untuk menetapkan suatu bidang tanah menjadi tanah
yang dikuasai langsung oleh Negara untuk selanjutnya dibagikan
dan/atau diberikan dan/atau diredistribusikan kepada calon
Subjek Redistribusi Tanah yang memenuhi persyaratan.
10. Subjek Reforma Agraria adalah penerima TORA yang memenuhi
persyaratan dan ditetapkan untuk menerima TORA.
11. Subjek Redistribusi Tanah adalah Subjek Reforma Agraria yang
ditetapkan oleh bupati/wali kota atau pejabat yang ditunjuk.
12. Badan Bank Tanah yang selanjutnya disebut Bank Tanah adalah
badan khusus (sui generis) yang merupakan badan hukum
Indonesia yang dibentuk oleh pemerintah pusat yang diberi
kewenangan khusus untuk mengelola tanah.
13. Kelompok Masyarakat adalah kumpulan orang perseorangan yang
berada dalam 1 (satu) komunitas, menggunakan dan
memanfaatkan tanah bersama yang dibuktikan dengan surat
pernyataan keanggotaan kelompok tersebut.
14. Tanah Kelebihan Maksimum adalah tanah pertanian, baik miliknya
sendiri atau kepunyaan orang lain ataupun miliknya sendiri
bersama kepunyaan orang lain, yang dikuasai orang perseorangan
dan/atau beserta anggota keluarganya dengan jumlah luas
melebihi batas maksimum yang ditetapkan sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 56 Prp. Tahun 1960 tentang
Penetapan Luas Tanah Pertanian (Lembaran-Negara Tahun 1960
No. 174720).
15. Tanah Absentee adalah tanah yang pemiliknya bertempat tinggal di
luar daerah tempat letak tanahnya dan syarat-syarat lain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah
Nomor 224 Tahun 1961 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah
dan Pemberian Ganti Kerugian.
17
16. Gugus Tugas Reforma Agraria yang selanjutnya disingkat GTRA
adalah gugus tugas yang dibentuk di tingkat daerah untuk
melaksanakan reforma agraria yang terdiri dari instansi atau pihak
terkait.
17. GTRA Kabupaten/Kota adalah GTRA pada tingkat kabupaten/kota
yang diketuai oleh bupati/wali kota.
18. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang.
19. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional yang selanjutnya
disebut Kantor Wilayah adalah instansi vertikal Kementerian di
provinsi.
20. Kantor Pertanahan adalah instansi vertikal Kementerian di
kabupaten/kota.
21. Tanah clear and clean adalah tanah yang secara fisik maupun
yuridis tidak ada keberatan atau “klaim” dari pihak lain, tidak
dalam sengketa dan konflik, secara fisik jelas batas-batasnya, tidak
tumpang tindih, tidak berada dalam kawasan hutan, dan tidak
dilekati oleh sesuatu hak atas tanah.
22. Buku Tanah Elektronik yang selanjutnya disebut BT-el adalah
buku tanah yang disahkan dengan dengan tanda tangan elekronik
menjadi blok data.
23. Sertipikat Elektronik yang selanjutnya disebut Sertipikat-el adalah
sertipikat yang diterbitkan melalui sistem elektronik dalam bentuk
dokumen elektronik yang data fisik dan data yuridisnya tersimpan
dalam BT-el.
18
BAB II
TAHAPAN REDISTRIBUSI TANAH
19
A. Persiapan dan Perencanaan Redistribusi Tanah
Persiapan dan perencanaan diselenggarakan dengan tujuan
agar tahapan pelaksanaan Redistribusi Tanah dapat terealisasi sesuai
dengan target dan jadwal kegiatan yang ditetapkan. Dalam tahapan
persiapan dan perencanaan Redistribusi Tanah dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
a. Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi yang dipimpin oleh kepala Kantor Wilayah selaku
penanggung jawab kegiatan. Dalam rangka mendukung persiapan,
rapat koordinasi dapat dilaksanakan oleh kepala Kantor
Pertanahan dengan pihak terkait. Rapat koordinasi memperhatikan
kesiapan lokasi berupa perkiraan jumlah subjek dan objek,
dukungan GTRA Kabupaten/Kota setempat, dukungan aparat desa
dan kecamatan.
b. Target dan Anggaran Kegiatan Redistribusi Tanah
Target kegiatan adalah target yang telah ditetapkan untuk masing-
masing provinsi dan/atau kabupaten/kota sesuai dengan prioritas
dan ketersediaan Objek Redistribusi Tanah. Target keuangan
sesuai rincian Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga (RKAKL) dikoordinasikan dengan pengelola
keuangan. Target dan anggaran setiap lokasi disiapkan sesuai
dengan jumlah calon subjek dan calon objek yang direncanakan.
Panduan lebih lanjut untuk pelaksanaan anggaran pada Bab V.
c. Penyusunan Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan adalah rencana pelaksanaan yang dibuat dalam
bentuk tabel berisi rincian tahapan kegiatan serta pembagian
waktu pelaksanaan pada tiap lokasi.
d. Penyiapan Peta Kerja
Menyiapkan peta kerja dari Peta TORA yang telah disediakan
sebagai objek Redistribusi Tanah. TORA yang bersumber dari
Kawasan Hutan berdasarkan data spasial lampiran SK Pelepasan
Kawasan Hutan atau Hasil Tata Batas Kawasan Hutan. Untuk
TORA Non Kawasan Hutan dapat bersumber dari data spasial
20
lampiran SK Penetapan TORA sebagai Objek Redistribusi Tanah,
Peta Indikatif TORA Non-Kawasan Hutan, atau delineasi objek dari
usulan/rekomendasi GTRA daerah. Peta kerja tersebut
dikoordinasikan dengan Bidang Survei dan Pemetaan dan
dilengkapi informasi spasial yang dapat diperoleh dari peta citra,
peta dasar pendaftaran, peta fotogrametri, peta rupa bumi, dan
peta lainnya untuk dianalisis agar memperoleh lokasi objek
Redistribusi Tanah yang clear and clean.
e. Penetapan Lokasi
Lokasi Redistribusi Tanah adalah tanah-tanah negara yang akan
ditetapkan sebagai lokasi penyelenggaraan Redistribusi Tanah
dalam satuan desa/kelurahan. Penetapan lokasi Redistribusi
Tanah ditetapkan tiap-tiap kabupaten/kota melalui keputusan
kepala Kantor Wilayah. Penetapan lokasi Redistribusi Tanah dapat
melalui keputusan kepala Kantor Pertanahan jika anggaran
terdapat pada satuan kerja Kantor Pertanahan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penetapan lokasi Redistribusi Tanah:
1) objek Redistribusi Tanah adalah tanah-tanah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun
2023 tentang Percepatan Pelaksanaan Reforma Agraria serta
dalam kondisi clear and clean;
2) penetapan Lokasi dilaksanakan setelah ada Penetapan TORA
sebagai Objek Redistribusi Tanah yang ditetapkan oleh
Menteri atau pejabat berwenang yang ditunjuk;
3) dalam hal TORA sebagai Objek Redistribusi Tanah belum
ditetapkan oleh Menteri atau pejabat berwenang yang
ditunjuk, penetapan lokasi dan pelaksanaan redistribusi
tanah dapat dilanjutkan hingga sebelum sidang GTRA
Kabupaten/Kota. Sidang GTRA Kabupaten/Kota dilaksanakan
setelah ada penetapan TORA sebagai Objek Redistribusi Tanah
oleh Menteri atau pejabat berwenang yang ditunjuk;
4) terhadap lokasi Kegiatan Redistribusi Tanah pada TORA yang
bersumber dari Pelepasan Kawasan Hutan, maka Objek
21
Redistribusi Tanahnya ditetapkan bersamaan dengan
penetapan lokasi Kegiatan Redistribusi Tanah;
5) lokasi yang akan ditetapkan tidak masuk dalam kawasan
hutan, penguasaan pihak lain dengan hak atas tanah tertentu,
tidak terdapat Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH)
di atas tanah hasil pelepasan kawasan hutan, dan tidak
tumpang tindih dengan lokasi kegiatan pertanahan lainnya
pada tahun anggaran yang sama;
6) jika di lokasi terdapat Izin Usaha Pertambangan (IUP), Izin
Pertambangan Rakyat (IPR), dan/atau Izin Usaha
Pertambangan Khusus (IUPK) maka tetap dapat dilakukan
penetapan lokasi sepanjang dikuasai secara fisik oleh calon
Subjek Redistribusi Tanah dan belum terdapat aktivitas
pertambangan;
7) terhadap objek tanah hasil pelepasan kawasan hutan, jika
lokasi belum terakomodir dalam rencana tata ruang:
a) untuk objek tanah hasil inventarisasi dan verifikasi
Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan
(PPTKH)/SK Biru, maka pelaksanaan penetapan lokasi
tetap dapat dilakukan dan pemberian Hak Atas Tanahnya
dapat diberikan tanpa menunggu perubahan rencana tata
ruang;
b) untuk objek hasil pelepasan kawasan hutan dari kategori
selain hasil inventarisasi dan verifikasi PPTKH/PPTPKH,
maka tetap dilakukan penetapan lokasi dan diusulkan
untuk direkomendasikan dalam penetapan objek dan
subjek Redistribusi Tanah pada saat sidang GTRA
Kabupaten/Kota;
c) rekomendasi sidang GTRA Kabupaten/Kota dalam
penetapan objek dan subjek Redistribusi Tanah
mengusulkan arahan peruntukan pemanfaatan ruang
untuk diintegrasikan ke dalam perubahan rencana tata
ruang;
22
d) sebelum perubahan rencana tata ruang ditetapkan
berdasarkan perubahan batas kawasan hutan, pemberian
Hak Atas Tanah dapat dilaksanakan sesuai arahan
peruntukan pemanfaatan ruang yang direkomendasikan
dalam sidang GTRA Kabupaten/Kota.
8) apabila terjadi perubahan lokasi, maka surat keputusan
penetapan lokasi tersebut harus segera direvisi dengan
mencantumkan lokasi baru dan alasan perubahannya;
9) terhadap lokasi yang berasal dari Kategori 3.3 (K3.3) PTSL
dapat dilaksanakan Redistribusi Tanah sepanjang objek dan
subjeknya memenuhi syarat;
10) TORA yang berasal dari pelepasan kawasan hutan kategori
penegasan transmigrasi atau lokasi transmigrasi yang
diusulkan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi dapat ditindaklanjuti dengan
kegiatan Redistribusi Tanah sepanjang pembinaan dan
tanggung jawabnya sudah diserahkan kepada pemerintah
daerah kabupaten/kota dan belum terbit Hak Pengelolaan
(HPL), dan tidak terdapat Konflik Agraria;
11) Dalam hal Redistribusi Tanah pada lokasi transmigrasi yang
subjek calon penerima hak atau warga transmigrasi
penempatan awal berubah atau mengalihkan tanahnya, dapat
diselesaikan melalui inventarisasi dan identifikasi Subjek
Redistribusi Tanah berkoordinasi dengan dinas yang
membidangi transmigrasi setempat untuk kemudian dibahas
dalam sidang GTRA Kabupaten/Kota dalam rangka penetapan
objek dan subjek Redistribusi Tanah;
12) Dalam rangka pemberian Hak Atas Tanah pada lokasi hasil
penyelesaian Konflik Agraria dapat ditindaklanjuti dengan
kegiatan Redistribusi Tanah setelah adanya berita acara hasil
penyelesaian Konflik Agraria berdasarkan:
a. hasil rekomendasi GTRA; dan
b. kesepakatan para pihak yang berkonflik;
23
13) Surat Keputusan Penetapan Lokasi oleh kepala Kantor
Wilayah atau Surat Keputusan Penetapan Lokasi oleh kepala
Kantor Pertanahan dibuat sesuai format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran 1 atau Lampiran 2.
f. Penetapan Organisasi Pelaksana dan GTRA Kabupaten/Kota
Organisasi Pelaksana terdiri dari penanggung jawab Kegiatan
Redistribusi Tanah, Tim Pelaksana, Koordinator Pelaksana, dan
satuan tugas yang anggotanya berasal dari Kantor Wilayah
dan/atau Kantor Pertanahan setempat. Pengaturan pelaksana
Redistribusi Tanah dijabarkan lebih lanjut pada Bab IV. Dalam
mendukung pelaksanaan Redistribusi Tanah, Kepala Kantor
Pertanahan mengusulkan kepada bupati/wali kota membentuk
GTRA Kabupaten/Kota.
Petugas pelaksana ditetapkan oleh kepala Kantor Wilayah untuk
target kegiatan yang diletakkan di provinsi sebagaimana termuat
dalam Bagan 2. Dalam hal target kegiatan Redistribusi Tanah
berada di Kantor Pertanahan, petugas pelaksana ditetapkan oleh
kepala Kantor Pertanahan sebagaimana termuat dalam Bagan 3.
Surat Keputusan Penetapan Petugas Pelaksana Kegiatan
Redistribusi Tanah oleh kepala Kantor Wilayah atau Surat
Keputusan Penetapan Petugas Pelaksana Kegiatan Redistribusi
Tanah oleh kepala Kantor Pertanahan dibuat sesuai format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3 atau Lampiran 4.
24
c. pengukuran dan pemetaan bidang tanah oleh Kantor
Pertanahan/Kantor Wilayah;
d. penetapan Objek Redistribusi Tanah oleh Kantor
Pertanahan/Kantor Wilayah berdasarkan berita acara sidang GTRA
Kabupaten/Kota dalam rangka penetapan objek dan subjek
Redistribusi Tanah;
e. penetapan Subjek Redistribusi TORA oleh bupati/wali kota
berdasarkan berita acara sidang GTRA Kabupaten/Kota dalam
rangka penetapan objek dan subjek Redistribusi Tanah;
f. pemberian Hak Atas Tanah atau penerbitan surat keputusan
Redistribusi Tanah oleh Kantor Pertanahan; dan
g. penerbitan sertipikat dan pembukuan Hak Atas Tanah oleh Kantor
Pertanahan.
25
b. mengundang calon peserta Redistribusi Tanah, anggota GTRA,
badan perwakilan desa (BPD), kepala desa/perangkat desa, kepala
dusun/Ketua rukun warga (RW), ketua rukun tetangga (RT), tokoh
masyarakat (pemuka agama, tetua adat), serta stakeholder lainnya
jika dipandang perlu;
c. menyiapkan daftar hadir yang dibuat sesuai format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran 5.
d. materi sosialisasi dan penyuluhan Redistribusi Tanah antara lain:
1) gambaran umum kegiatan Redistribusi Tanah;
2) manfaat kegiatan Redistribusi Tanah;
3) tahapan kegiatan Redistribusi Tanah;
4) penyampaian rencana penataan objek tanah kepada calon
Subjek Redistribusi Tanah;
5) biaya kegiatan Redistribusi Tanah, baik yang disediakan
pemerintah maupun yang tidak disediakan pemerintah
sebelum tahapan pelaksanaan Redistribusi Tanah;
6) kewajiban calon Subjek Redistribusi Tanah, antara lain:
a) menunjukkan batas bidang tanahnya dan memasang
serta memelihara tanda batas;
b) apabila diperlukan, bersedia dilakukan penataan objek
dan menandatangani Berita Acara Kesepakatan Desain
Penataan Objek Redistribusi Tanah;
c) melengkapi data identitas diri serta bukti-bukti
penguasaan tanah (jika ada) untuk kepentingan
pemberkasan;
d) membayar Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;
e) mengerjakan dan mengusahakan tanah secara aktif
untuk meningkatkan produktivitas tanah;
f) larangan mengalihkan Hak Atas Tanah dalam jangka
waktu kurang dari 10 (sepuluh) tahun;
26
g) membuat surat pernyataan lainnya sesuai
kepentingannya.
7) Selain kewajiban sebagaimana dimaksud pada angka 6) di
atas, untuk pemberian Hak Kepemilikan Bersama atas Tanah
perlu disampaikan hal-hal sebagai berikut:
a) pembentukan kelompok masyarakat/kelompok
tani/gabungan kelompok tani dilakukan di hadapan
notaris.
b) Pernyataan bersedia sebagai calon penerima Hak
Kepemilikan Bersama atas Tanah dan kesepakatan
lainnya dengan persetujuan semua anggota kelompok.
8) melengkapi administrasi dan pertanggungjawaban dalam
pelaksanaan sosialisasi dan penyuluhan; dan
9) Membuat berita acara pelaksanaan sosialisasi dan
penyuluhan Redistribusi Tanah yang dibuat sesuai format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 6.
27
Kegiatan inventarisasi dan identifikasi subjek dan objek
Redistribusi Tanah meliputi:
a. mengumpulkan data sekunder terkait data penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah yang dapat bersumber dari
data dan peta monografi desa, data dan peta administrasi desa,
data dan peta Rencana Tata Ruang, data dan peta kawasan hutan,
data dan peta penggunaan tanah, Surat Keputusan Pelepasan
Kawasan Hutan bila berasal dari pelepasan kawasan hutan, Surat
Keputusan Tanah Cadangan Umum Negara bila merupakan
pendayagunaan tanah terlantar, Surat Keputusan Pelepasan Hak
Atas Tanah apabila berasal dari Hak Guna Usaha, dan data terkait
lainnya dari berbagai sumber yang ada (seperti Badan Pusat
Statistik, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Balai
Pemantapan Kawasan Hutan, Dinas Pertanian dan Perkebunan,
dll);
b. melakukan inventarisasi objek dan subjek terhadap data dan
informasi penguasaan, batas-batas bidang tanah, penggunaan
tanah, serta kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang dengan
menggambar sket bidang tanah pada peta kerja dan dilanjutkan
mengisi Formulir Inventarisasi dan Identifikasi Subjek dan Objek
Redistribusi tanah yang dibuat sesuai format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran 7 serta mengumpulkan dokumen
identitas calon Subjek Redistribusi Tanah dan dokumen
pendukung lainnya;
c. melakukan pengolahan data serta meneliti objek dan subjek yang
memenuhi persyaratan untuk ditetapkan menjadi objek dan subjek
Redistribusi Tanah serta menyiapkan datanya untuk keperluan
penelitian lapang dengan melakukan tabulasi hasil inventarisasi
dan identifikasi subjek dan objek yang dibuat sesuai format tabel
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 8;
d. hasil sket bidang tanah pada peta kerja diolah agar sesuai format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 9;
28
e. mengidentifikasi data para calon Subjek Redistribusi Tanah antara
lain kartu identitas, kartu keluarga, surat pernyataan dari calon
penerima Redistribusi Tanah yang menyatakan bahwa tanah yang
telah dimiliki dan akan diterima tidak melebihi batas maksimum
kepemilikan tanah, kesanggupan calon penerima Redistribusi
Tanah untuk memenuhi kewajiban yang ditentukan dalam surat
keputusan pemberian hak (Redistribusi Tanah), serta dokumen
pendukung atas tanah yang telah dimiliki; dan
f. jika terdapat perbedaan luas, letak, dan bentuk objek bidang tanah
dalam daftar objek hasil inventarisasi dan identifikasi dengan yang
ada dalam SK Biru, maka yang digunakan adalah objek hasil
inventarisasi dan identifikasi selama letak objek tanah masih di
dalam poligon TORA pelepasan kawasan hutan serta
dipertimbangkan dan direkomendasikan melalui sidang GTRA
Kabupaten/Kota.
Dalam kegiatan inventarisasi subjek dan objek Redistribusi Tanah
juga perlu diperoleh informasi nilai tanah setempat serta data
penghasilan calon Subjek Redistribusi Tanah. Data tersebut akan
digunakan untuk menghitung peningkatan kesejahteraan Subjek
Redistribusi Tanah pasca dilakukannya Redistribusi Tanah.
Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi subjek dan objek
Redistribusi Tanah dilaksanakan oleh satuan tugas yang terdiri atas tim
lapangan yang beranggotakan 2 (dua) orang petugas Kantor
Pertanahan/Kantor Wilayah dan dibantu 1 (satu) orang petugas desa
dari desa setempat yang dituangkan dalam surat tugas. Jumlah tim
lapangan satuan tugas inventarisasi dan identifikasi dan jumlah
petugas dapat disesuaikan dengan beban target kegiatan dan kondisi
lapangan. Standar prestasi kinerja 1 (satu) tim lapangan dalam 1 (satu)
hari mampu menyelesaikan 15 (lima belas) bidang tanah. Dalam rangka
percepatan pencapaian target kegiatan, dapat dilakukan penambahan
tim dengan standar prestasi kinerja 2 (dua) kali lipat atau 30 (tiga puluh)
bidang tanah.
29
2.2. Penataan Objek Redistribusi Tanah
Penataan Objek Redistribusi Tanah adalah pengaturan dan
penetapan bersama batas bidang tanah dalam rangka penyediaan
alokasi tanah untuk prasarana dan sarana pendukung Objek
Redistribusi Tanah.
Pada tahapan pelaksanaan Redistribusi Tanah, sedapat mungkin
dilakukan penataan Objek Redistribusi Tanah oleh Satgas Inventarisasi
dan Identifikasi, utamanya terhadap tanah-tanah yang belum terdapat
penguasaan (fresh land) dan tanah pertanian. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk mewujudkan tertib penggunaan tanah, sehingga diperoleh
bidang-bidang tanah yang tertata dengan baik dan dilengkapi dengan
penyediaan tanah untuk prasarana dan sarana pendukung antara lain
berupa jaringan jalan, saluran air, fasilitas sosial, dan/atau fasilitas
umum.
Langkah-langkah penataan Objek Redistribusi Tanah meliputi:
a. menyusun desain awal penataan Objek Redistribusi Tanah
berdasarkan data hasil inventarisasi dan identifikasi subjek dan
objek Redistribusi Tanah serta hasil sket bidang tanah yang dibuat
sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 9.
Desain awal disusun dan disiapkan oleh Satuan Tugas
Inventarisasi dan Identifikasi Subjek dan Objek Redistribusi Tanah
dalam bentuk peta desain yang memuat bidang-bidang tanah yang
akan dibagikan kepada para calon penerima, rencana jaringan
jalan, fasilitas sosial, dan fasilitas umum yang diperlukan. Desain
Penataan Objek Redistribusi Tanah dibuat sesuai format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 10. Apabila diperlukan
desain awal penataan Objek Redistribusi Tanah dapat dibuat
beberapa opsi penataan.
b. menyampaikan desain awal penataan Objek Redistribusi Tanah
dan pembuatan kesepakatan.
Desain awal yang telah disusun disampaikan kepada calon Subjek
Redistribusi Tanah untuk mendapatkan kesepakatan.
Penyampaian desain dapat dilaksanakan dengan anggaran yang
30
tersedia pada komponen kegiatan inventarisasi dan identifikasi
objek dan subjek Redistribusi Tanah atau dengan mengoptimalkan
anggaran sosialisasi dan penyuluhan.
Kegiatan yang dilakukan pada penyusunan desain awal adalah
sebagai berikut:
1) menyiapkan desain yang akan disampaikan kepada calon
Subjek Redistribusi Tanah;
2) mengundang perwakilan calon Subjek Redistribusi Tanah,
anggota GTRA Kabupaten/Kota, Badan Perwakilan Desa
(BPD), kepala dusun/ketua RW, ketua RT, tokoh masyarakat
(pemuka agama, tetua adat), serta stakeholder lainnya yang
dipandang perlu;
3) menyiapkan daftar hadir yang dibuat sesuai format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 5.
Hasil desain Penataan Objek Redistribusi Tanah yang telah
disepakati dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan Desain
Penataan Objek Redistribusi Tanah yang dibuat sesuai format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 11.
c. Pembuatan Desain Akhir Penataan Objek Redistribusi Tanah hasil
kesepakatan.
Jika terdapat perubahan desain awal, maka berdasarkan
kesepakatan para calon Subjek Redistribusi Tanah, dibuat Desain
Akhir Penataan Objek Redistribusi Tanah. Desain akhir penataan
Objek Redistribusi Tanah menjadi dasar untuk pelaksanaan
pengukuran dan pemetaan bidang tanah.
Tahapan penataan Objek Redistribusi Tanah yang berasal dari K3.3
PTSL dapat dilakukan dengan mengacu pada:
a) hasil pengukuran dan pemetaan bidang tanah sebelumnya; dan
b) jika terdapat perbedaan hasil pengukuran dan pemetaan bidang
tanah sebagaimana dimaksud pada huruf a) dengan hasil
inventarisasi dan identifikasi di lapangan, maka Satgas
Inventarisasi dan Identifikasi dapat merekomendasikan
pengukuran dan pemetaan bidang tanah ulang.
31
3. Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah oleh Kantor
Pertanahan/Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang tanah dilaksanakan
sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah jo Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah serta peraturan perubahan dan petunjuk
pelaksanaannya yang bertujuan untuk mendapatkan batas terluar
Objek Redistribusi Tanah dan batas-batas objek bidang tanah, serta
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan,
Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah.
Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam kegiatan pengukuran
dan pemetaan bidang tanah antara lain:
a. pengukuran dan pemetaan bidang tanah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan teknis yang berlaku di Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
b. pengukuran dan pemetaan dilaksanakan terhadap bidang-bidang
tanah hasil kegiatan inventarisasi dan identifikasi yang tertuang
dalam sket bidang tanah;
c. dalam hal diperlukan penataan objek, kegiatan pengukuran dan
pemetaan bidang tanah di lapangan dilaksanakan untuk objek
Redistribusi Tanah dengan mengacu pada batas-batas bidang
tanah sesuai Berita Acara Kesepakatan Desain Penataan Objek
Redistribusi Tanah;
d. dalam hal Objek Redistribusi Tanah bersumber dari TORA PKH dan
telah diberikan NIB Kawasan untuk TORA tersebut, maka hasil
Pengukuran Bidang Tanah menjadi dasar untuk perubahan NIB;
e. pengukuran dan pemetaan dilaksanakan oleh Satuan Tugas
Pengukuran dan Pemetaan yang dapat berasal dari kantor wilayah
badan pertanahan nasional, kantor pertanahan, surveyor berlisensi
32
dan tenaga yang kompeten (salah satunya yang sudah dididik
dalam Pengukuran Pemetaan bagi Non Petugas Ukur - PPNPU); dan
f. sesuai dengan diktum yang tercantum dalam SK Biru, rincian
nomor bidang, desa, kecamatan, dan luas lahan TORA dapat
berubah mengikuti hasil pengukuran di lapangan tanpa mengubah
luas keseluruhan pelepasan sebagian kawasan hutan.
Pengukuran dan pemetaan bidang tanah dalam kegiatan
Redistribusi Tanah dapat berupa pengukuran dan pemetaan bidang
tanah Hak Atas Tanah perorangan atau badan hukum, atau Hak
Kepemilikan Bersama atas Tanah. Ketentuan mengenai pengukuran dan
pemetaan bidang tanah Hak Atas Tanah perorangan adalah sebagai
berikut:
a. dilaksanakan untuk tiap-tiap bidang tanah yang akan
diredistribusikan kepada masing-masing calon penerima;
b. hasil pengukuran dan pemetaan terhadap batas-batas bidang
tanah merupakan peta bidang tanah beserta Nomor Identifikasi
Bidang (NIB) akan digunakan sebagai dasar penerbitan Surat
Keputusan Redistribusi Tanah. Nomor Identifikasi Bidang (NIB)
hasil dari kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang tanah
selanjutnya ditambahkan dalam Tabel Hasil Pengukuran Bidang
Tanah Objek Redistribusi Tanah sesuai format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran 12;
c. hasil pemetaan terhadap batas terluar Objek Redistribusi Tanah
dijadikan peta keliling sesuai format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran 13, selanjutnya digunakan sebagai lampiran Surat
Keputusan Penetapan Objek Redistribusi Tanah dalam rangka
Pemberian Hak Atas Tanah;
d. disamping Peta Keliling, dibuat juga Peta Petunjuk Lokasi sesuai
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 14, Peta
Penggunaan Tanah sesuai format dalam Lampiran 15 dan Peta
Rencana Tata Ruang sesuai format dalam Lampiran 16;
Peta Keliling, Peta Petunjuk Lokasi, Peta Penggunaan Tanah, dan
Peta Rencana Tata Ruang disajikan dengan skala yang disesuaikan
33
serta ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan atau pejabat
lain yang ditunjuk dan digunakan sebagai salah satu bahan
penelitian lapang oleh GTRA Kabupaten/Kota.
34
4. Sidang Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten/Kota dalam
rangka Penetapan Objek dan Subjek Redistribusi Tanah
GTRA Kabupaten/Kota dalam rangka penetapan objek dan subjek
Redistribusi Tanah melaksanakan sidang. Sidang GTRA
Kabupaten/Kota membahas hasil inventarisasi dan identifikasi subjek
dan objek Redistribusi Tanah serta hasil pengukuran dan pemetaan
bidang tanah. Untuk memeriksa dan meneliti kesesuaian usulan objek
dan subjek Redistribusi Tanah dengan syarat dan ketentuan,
dilaksanakan penelitian lapang.
Penelitian lapang dilaksanakan oleh petugas teknis yang ditunjuk
kepala Kantor Pertanahan selaku ketua pelaksana harian GTRA
Kabupaten/Kota melalui surat tugas. Tim penelitian lapang yang
ditunjuk harus mempertimbangkan proporsionalitas dan keterwakilan
dari unsur Kantor Wilayah, Kantor Pertanahan, dan Satgas Penataan
Aset dan Optimalisasi Sumber TORA dari GTRA Kabupaten/Kota.
Jumlah tim disesuaikan dengan beban target objek dan subjek
Redistribusi Tanah serta memperhatikan ketersediaan anggaran dan
sumber daya manusia.
Standar prestasi kinerja tim dalam menyelesaikan penelitian
lapang pada 1 lokasi/hamparan adalah 100 bidang tanah dalam 1 hari.
Dalam rangka percepatan pencapaian target kegiatan, pelaksanaan
penelitian lapang dalam 1 tim terhadap tanah pertanian dapat
dilaksanakan maksimal 2 kali prestasi kinerja, sedangkan terhadap
tanah non-pertanian atau objek Hak Kepemilikan Bersama atas Tanah
dapat dilaksanakan maksimal 3 kali prestasi kinerja.
Hasil penelitian lapang dituangkan dalam berita acara penelitian
lapang yang dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran 17. Hasil penelitian lapang dibahas dalam sidang GTRA
Kabupaten/Kota untuk memberikan pertimbangan dan rekomendasi
penetapan calon objek dan subjek Redistribusi Tanah.
Sidang GTRA Kabupaten/Kota dalam rangka penetapan objek dan
subjek Redistribusi Tanah bertujuan untuk:
35
a. memastikan letak, batas, luas tertulis, status, penggunaan,
penguasaan, kesesuaian rencana tata ruang, dan kondisi tanah
“clear and clean”;
b. membahas calon objek dan subjek Redistribusi Tanah yang akan
diusulkan untuk ditetapkan menjadi objek dan subjek Redistribusi
Tanah;
c. menyeleksi calon Subjek Redistribusi Tanah;
d. memberikan pertimbangan dan rekomendasi dalam penetapan objek
dan subjek Redistribusi Tanah; dan
e. menetapkan besarnya ganti kerugian dan harga tanah apabila Objek
Redistribusi Tanah berasal dari tanah kelebihan maksimum dan
tanah absentee sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam sidang GTRA
Kabupaten/Kota dalam rangka penetapan objek dan subjek Redistribusi
Tanah adalah sebagai berikut:
a. sidang GTRA Kabupaten/Kota dipimpin oleh ketua GTRA
Kabupaten/Kota atau wakil, ketua pelaksana harian, atau anggota
yang ditunjuk sebagai pimpinan sidang oleh ketua/wakil
ketua/ketua pelaksana harian;
b. peserta sidang GTRA Kabupaten/Kota diikuti oleh anggota GTRA
Kabupaten/Kota yang ditunjuk sebagai satuan tugas penataan aset
dan optimalisasi sumber TORA serta dapat diikuti oleh anggota
GTRA Kabupaten/Kota dari satuan tugas lain yang diundang;
c. pelaksanaan sidang GTRA Kabupaten/Kota menyesuaikan beban
atau jumlah objek dan subjek Redistribusi Tanah yang akan
dibahas. Standar prestasi kinerja pelaksanaan sidang dalam satu
sesi selama 1-2 jam dapat menyelesaikan pembahasan sejumlah
100 bidang objek dan subjek Redistribusi Tanah, dalam 1 (satu)
hari dapat dilaksanakan 6 (enam) sesi sidang;
d. dalam rangka percepatan pencapaian target kegiatan, pelaksanaan
sidang dalam 1 sesi dapat melebihi standar prestasi kinerja dengan
maksimal 2 (dua) kali prestasi kinerja yaitu sejumlah 200 bidang
36
tanah per sesi. Dalam hal tertentu sesi sidang dapat dilakukan
bersamaan oleh anggota tim tambahan yang diberi kewenangan
oleh anggota GTRA Kabupaten/Kota untuk bersidang. Anggota tim
tambahan ditunjuk berdasarkan surat tugas yang
merepresentasikan perwakilan anggota GTRA Kabupaten/Kota;
e. dalam sidang GTRA Kabupaten/Kota dalam rangka penetapan
objek dan subjek Redistribusi Tanah dilakukan seleksi terhadap
objek dan subjek berdasarkan data hasil inventarisasi dan
identifikasi sebagaimana contoh pada Lampiran 18 hingga
diperoleh Subjek Redistribusi Tanah yang memenuhi persyaratan;
f. pengambilan kesimpulan sidang GTRA Kabupaten/Kota dalam
rangka penetapan objek dan subjek Redistribusi Tanah diambil
melalui musyawarah mufakat. Jika terdapat anggota GTRA
Kabupaten/Kota tidak hadir dan/atau tidak setuju dengan
keputusan sidang, maka hasil keputusan sidang tetap sah jika
ketua sidang dan 50% (lima puluh persen) ditambah 1 (satu) orang
peserta yang hadir setuju. Catatan dan keberatan anggota GTRA
Kabupaten/Kota yang tidak setuju dituangkan dalam berita acara
sidang sebagai pertimbangan;
g. jika sidang GTRA Kabupaten/Kota tidak dapat memutuskan, maka
penetapan objek dan subjek Redistribusi Tanah dilakukan oleh
Menteri melalui surat usulan kepada Menteri melalui Direktorat
Jenderal Penataan Agraria;
h. Tanah Objek Landreform yang belum diredistribusikan (Tanah
Objek Landreform lama, misalnya SK Kinag Redistribusi Tanah)
dapat dilakukan Redistribusi Tanah dengan catatan jika objek
dan/atau subjeknya berubah maka direkomendasikan penetapan
objek dan/atau subjek Redistribusi Tanah;
i. Tanah Objek Landreform yang berasal dari tanah kelebihan
maksimum atau tanah absentee/guntai dan telah diredistribusikan
melalui Surat Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah (SK Kepala
Inspeksi Agraria), tetapi Subjek Redistribusi Tanahnya setelah
jangka waktu 15 tahun tidak memenuhi kewajiban sebagaimana
37
tercantum dalam Surat Keputusannya2, maka objek Tanah Objek
Landreform tersebut dapat diredistribusikan kembali3 dengan
memperhatikan ketentuan dalam Keputusan Menteri Negara
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 11 Tahun 1997
tentang Penertiban Tanah-Tanah Objek Redistribusi Landreform;
j. apabila Subjek Redistribusi Tanah tidak atau belum mampu
membayar Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB),
sidang GTRA Kabupaten/Kota dapat merekomendasikan untuk
tetap dapat diterbitkan sertipikat Hak Atas Tanahnya dan yang
bersangkutan wajib membuat surat pernyataan BPHTB terutang;
k. sidang GTRA Kabupaten/Kota mengusulkan dan
merekomendasikan jenis Hak Atas Tanah yang dapat diberikan
sesuai dengan kondisi objek dan subjek Redistribusi Tanah;
l. dalam hal pemberian Hak Kepemilikan Bersama atas Tanah, sidang
GTRA Kabupaten/Kota membahas, menyeleksi, memberikan
pertimbangan dan rekomendasi dalam penetapan objek dan subjek
Redistribusi Tanah (anggota kelompok masyarakat/kelompok
tani/gabungan kelompok tani) dan rekomendasi pemberian Hak
Kepemilikan Bersama atas Tanah dengan memperhatikan
kesepakatan anggota kelompok masyarakat/kelompok
tani/gabungan kelompok tani;
m. hasil sidang GTRA Kabupaten/Kota dalam rangka penetapan objek
dan subjek Redistribusi Tanah dituangkan dalam berita acara yang
memuat pertimbangan dan rekomendasi serta kesimpulan sidang.
Berita acara sidang GTRA Kabupaten/Kota dalam rangka
penetapan objek dan subjek Redistribusi Tanah dibuat sesuai
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 19 dan Lampiran
20;
2
Penerima Redistribusi Tanah yang berasal dari tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee yang belum memenuhi kewajiban
membayar uang pemasukan kepada negara (harga tanah dan uang administrasi) sesuai ketentuan Pasal 14 dan Pasal 15 Peraturan
Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 jo Keputusan Menteri Negara Agraria Nomor 4 Tahun 1992 tentang Penyesuaian Harga Ganti Rugi Tanah
Kelebihan Maksimum dan Absentee/Guntai, maka Subjek Redistribusi Tanah yang baru wajib membayar harga tanah dan uang administrasi
ke Kas Negara sesuai mata anggaran pendapatan BPN (MAP: 425699 Pendapatan Jasa Lainnya).
3
Penerima Redistribusi Tanah yang baru wajib memenuhi kewajiban dalam jangka waktu paling lama 2 tahun.
38
n. jika bupati/wali kota tidak hadir dalam sidang GTRA
Kabupaten/Kota, maka berita acara sidang GTRA Kabupaten/Kota
tetap sah apabila ditandatangani oleh pimpinan sidang dan anggota
lainnya yang hadir;
o. berita acara sidang GTRA Kabupaten/Kota digunakan sebagai
dasar penetapan objek dan subjek Redistribusi Tanah; dan
p. dalam hal terdapat anggota Sidang GTRA Kabupaten/Kota yang
tidak menyetujui hasil Sidang GTRA Kabupaten/Kota dituangkan
dalam Berita Acara Sidang GTRA Kabupaten/Kota dalam rangka
penetapan objek dan subjek Redistribusi Tanah dan pelaksanaan
kegiatan Redistribusi Tanah dapat tetap dilanjutkan.
39
3) Berdasarkan risalah pengolahan data tersebut,
selanjutnya kepala Kantor Wilayah menerbitkan Surat
Keputusan Penetapan Objek Redistribusi Tanah dalam
rangka Pemberian Hak Atas Tanah, dengan dilampirkan
Peta Keliling. Surat Keputusan Penetapan Objek
Redistribusi Tanah dalam rangka Pemberian Hak Atas
Tanah dibuat sesuai format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran 25.
4) Penetapan Objek Redistribusi Tanah terhadap lokasi yang
berasal dari Tanah Objek Landreform Lama tidak
diperlukan lagi sepanjang tidak ada perubahan. Jika
terdapat perubahan, maka Surat Keputusan Penetapan
Objek Redistribusi Tanah dalam rangka Pemberian Hak
Atas Tanah yang berasal dari Tanah Objek Landreform
Lama harus dilakukan perubahan dan dibuat Surat
Keputusan Perubahan Keputusan Penetapan Objek
Redistribusi Tanah dalam rangka Pemberian Hak Atas
Tanah yang berasal dari Tanah Objek Landreform Lama
sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran
26.
5) Dalam rangka pemberian Hak Kepemilikan Bersama atas
Tanah, Surat Keputusan Penetapan Objek Redistribusi
Tanah dalam rangka Pemberian Hak Atas Tanah
ditambahkan diktum yang menyatakan bahwa objek
Redistribusi Tanah akan diberikan Hak Kepemilikan
Bersama atas Tanah kepada daftar calon Subjek
Redistribusi Tanah. Surat Keputusan Penetapan Objek
Redistribusi Tanah dalam rangka Pemberian Hak
Kepemilikan Bersama atas Tanah dibuat sesuai format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 27.
40
b. Penetapan Subjek Redistribusi TORA oleh Bupati/Wali
Kota Berdasarkan Berita Acara Sidang GTRA
Kabupaten/Kota dalam rangka penetapan objek dan subjek
Redistribusi Tanah
Penetapan subjek Redistribusi Tanah dilaksanakan melalui
penetapan subjek oleh bupati/wali kota atau pengesahan lampiran
berita acara Sidang GTRA Kabupaten/Kota dalam rangka
penetapan objek dan subjek Redistribusi Tanah oleh bupati/wali
kota. Surat Usulan Penetapan Subjek Redistribusi Tanah oleh
bupati/wali kota dibuat sesuai format yang tercantum dalam
Lampiran 28. Keputusan Penetapan Subjek oleh Bupati/Wali Kota
dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 29.
Surat Usulan Pengesahan Calon Subjek Redistribusi Tanah
Menjadi Subjek Redistribusi Tanah dibuat sesuai format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 30. Pengesahan Subjek
sebagaimana Terlampir dalam Lampiran II Berita Acara Sidang
Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten/Kota oleh Bupati/Wali
Kota dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran 31.
41
b. pemberian Hak Atas Tanah atau surat keputusan Redistribusi
Tanah dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran 32;
c. terhadap Tanah Objek Landreform yang berasal dari tanah
kelebihan maksimum atau tanah absentee/guntai dan telah
diredistribusikan, tetapi Subjek Redistribusi Tanahnya setelah
jangka waktu 15 tahun tidak memenuhi kewajiban sebagaimana
tercantum dalam surat keputusan Redistribusi Tanah, maka
dilaksanakan dengan cara Redistribusi Tanah kembali (Her-
Redistribusi Tanah). Surat keputusan Redistribusi Tanah kembali
dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 33;
d. dalam rangka pemberian Hak Kepemilikan Bersama atas Tanah,
dalam lampiran surat Keputusan Redistribusi Tanah Hak
Kepemilikan Bersama atas Tanah ditambahkan “Nama dan luas
tanah yang diberikan kepada masing-masing subjek penerima”.
Lampiran surat Keputusan Redistribusi Tanah Hak Kepemilikan
Bersama atas Tanah menyesuaikan dengan Nomor Induk Bidang
(NIB) yang dibagikan/diberikan beserta daftar Subjek Redistribusi
Tanah. Surat keputusan Redistribusi Tanah Hak Kepemilikan
Bersama atas Tanah dibuat sesuai format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran 34 dan Lampiran 35;
e. penomoran surat keputusan sesuai Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun
2018 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas di Lingkungan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
f. dalam surat keputusan Redistribusi Tanah wajib dicantumkan:
“Bidang-bidang tanah yang diberikan dengan Hak Atas Tanah
dalam Keputusan ini dilarang dialihkan dalam jangka waktu
kurang dari 10 (sepuluh) tahun”;
g. dalam surat keputusan Redistribusi Tanah Hak Kepemilikan
Bersama atas Tanah wajib dicantumkan: “Bidang-bidang tanah
yang diberikan dengan Hak Kepemilikan Bersama atas Tanah
42
dalam Keputusan ini dilarang dialihkan dalam jangka waktu
kurang dari 10 (sepuluh) tahun”.;
h. dalam surat keputusan Redistribusi Tanah dicantumkan: “wajib
memelihara tanah dan/atau menjaga kesuburannya”.
43
6) Hak Atas Tanah berjangka waktu untuk lahan garapan yang
sudah dikuasai dan/atau dimanfaatkan oleh masyarakat di
atas tanah hak pengelolaan untuk sumber TORA; dan
7) Hak Atas Tanah lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.
c. jika Subjek Redistribusi Tanah tidak atau belum mampu membayar
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), maka tetap
dapat diterbitkan sertipikat Hak Atas Tanah dan yang
bersangkutan wajib membuat surat pernyataan BPHTB
terutang, serta diunggah pada saat pembuatan Buku Tanah;
d. Larangan pengalihan Hak Atas Tanah perorangan sebagaimana
telah dicantumkan dalam Surat Keputusan Redistribusi Tanah,
dicantumkan kembali pada “Batasan” dalam buku tanah dan
sertipikat, sebagai berikut: “Hak Atas Tanah ini dilarang
dialihkan dalam jangka waktu kurang dari 10 (sepuluh) tahun”;
e. pelarangan pemindahan hak kepemilikan bersama sebagaimana
telah dicantumkan dalam Surat Keputusan Redistribusi Tanah,
dicantumkan kembali pada “Batasan” dalam buku tanah dan
sertipikat, sebagai berikut: “Hak Kepemilikan Bersama atas
Tanah ini dilarang dialihkan dalam jangka waktu kurang dari 10
(sepuluh) tahun”;
f. dalam buku tanah dan sertipikat harus mencantumkan ketentuan
dalam menu “Kewajiban”: “wajib memelihara tanah dan/atau
menjaga kesuburannya”.
g. terhadap objek yang berasal dari kelebihan maksimum atau tanah
absentee, sertipikat dapat diterbitkan apabila penerima redistribusi
tanah telah memenuhi kewajiban membayar harga tanah sesuai
peraturan perundangan;
h. cara pencatatan Subjek Redistribusi Tanah dalam rangka
pemberian Hak Kepemilikan Bersama atas Tanah adalah sebagai
berikut:
1) dalam lembar pendaftaran pertama di buku tanah dan
sertipikat ditulis nama-nama pemegang hak dilengkapi
dengan bagian tanah masing-masing pemegang hak;
44
2) dalam hal objek tanah terpisah menjadi beberapa bidang
tanah, maka lembar pendaftaran pertama di buku tanah
ditulis seluruh subjek kelompok masyarakat penerima Hak
Kepemilikan Bersama atas Tanah pada masing-masing
sertipikat.
i. terhadap pengecualian larangan peralihan sebagaimana dimaksud
pada huruf h butir 1), Subjek Redistribusi Tanah membuat surat
permohonan dan surat pernyataan yang diajukan kepada kepala
Kantor Pertanahan setempat sesuai format yang tercantum dalam
Lampiran 36;
j. pihak yang memenuhi persyaratan sebagai subjek pemegang hak
milik atas tanah selaku pihak yang menerima pengalihan hak atas
tanah sebagaimana dimaksud pada huruf g butir (1), wajib
memenuhi ketentuan:
(1) penguasaan dan pemilikan atas pengalihan Hak Atas Tanah
tidak menimbulkan penguasaan dan pemilikan tanah
absentee baru;
(2) tidak memiliki tanah yang dapat menimbulkan penguasaan
dan pemilikan melebihi ketentuan maksimal kepemilikan
tanah;
(3) dalam hal Hak Kepemilikan Bersama atas Tanah, pihak yang
menerima pengalihan Hak Atas Tanah adalah para anggota
kelompok penerima yang memenuhi ketentuan sebagai Subjek
Redistribusi Tanah serta mendapat persetujuan tertulis yang
dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran
37 dari para anggota kelompok penerima sebagaimana
tercantum dalam lembar pendaftaran pertama pada kolom
nama pemegang hak pada buku tanah dan sertipikat;
k. dalam rangka mengalihkan Hak Atas Tanah, Subjek Redistribusi
Tanah wajib:
(1) telah membayar Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB);
45
(2) telah mengerjakan dan mengusahakan tanah secara aktif
untuk meningkatkan produktivitas tanahnya dan/atau usaha
pertanian/perkebunan/perikanan; dan
(3) dalam hal Hak Kepemilikan Bersama atas Tanah, mendapat
persetujuan secara tertulis dari seluruh anggota kelompok
penerima sebagaimana tercantum dalam lembar pendaftaran
pertama pada kolom nama pemegang hak pada buku tanah
dan sertipikat.
l. Sertipikat Hak Atas Tanah hasil Redistribusi Tanah yang telah
terbit harus diserahkan kepada para penerima tanah dalam Acara
Penyerahan Sertipikat.
46
BAB III
MEKANISME SERTIPIKASI HAK ATAS TANAH SECARA ELEKTRONIK
PADA KEGIATAN REDISTRIBUSI TANAH
Sertipikasi Hak Atas Tanah pada kegiatan Redistribusi Tanah
tahun 2024 dilaksanakan secara elektronik menggunakan aplikasi yang
disediakan oleh Kementerian. Sertipikasi Hak Atas Tanah secara elektronik
mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang
Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah dan Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
3 Tahun 2023 tentang Penerbitan Dokumen Elektronik dalam Kegiatan
Pendaftaran Tanah.
47
a) Pelaksana Redistribusi Tanah membuat dan entri berkas pada
aplikasi Redistribusi Tanah dalam tautan
https://redis.atrbpn.go.id/InputPTSL/EntriBerkas;
b) Dokumen persyaratan inventarisasi dan identifikasi subjek dan
objek Redistribusi Tanah berupa data dan informasi Subjek
Redistribusi Tanah, dasar penguasaan tanah, batas-batas bidang
tanah, penggunaan tanah, antara lain:
1) hasil inventarisasi dan identifikasi subjek dan objek Redistribusi
tanah;
2) KTP-el dan Kartu Keluarga calon Subjek Redistribusi Tanah;
3) keterangan objek tanah; dan
4) kelengkapan berkas lainnya.
c) Melakukan registrasi pendaftaran tanah pertama kali pada menu
Booking Daftar Isian dalam aplikasi Redistribusi Tanah setelah
mendapatkan NIB/Persil.
3. Tahapan pelaksanaan pengukuran dan pemetaan bidang tanah.
Berkas pendaftaran Redistribusi Tanah pada tahapan pengukuran dan
pemetaan bidang tanah, dilaksanakan dengan ketentuan:
a) petugas pengukuran dan pemetaan bidang tanah melakukan
pengumpulan data fisik di lapangan sesuai dengan data hasil
inventarisasi dan identifikasi sesuai dengan ketentuan di Bidang
Survei Pengukuran dan Pemetaan;
b) hasil pengumpulan data fisik dilakukan pengolahan data dimulai
dengan membuat Gambar Ukur pada tautan https://fisik-
ptsl.atrbpn.go.id/GambarUkur/PengolahanGU sampai penerbitan
Peta Bidang Tanah pada aplikasi GeoKKP;
c) hasil Peta Bidang Tanah dilanjutkan dengan penerbitan NIB; dan
d) menghubungkan data spasial hasil pemetaan dengan nomor berkas
dalam aplikasi Redistribusi Tanah pada tautan https://fisik-
ptsl.atrbpn.go.id/PetaBidangTanah/MelengkapiPBT .
4. Tahapan pelaksanaan sidang GTRA Kabupaten/Kota dalam rangka
penetapan objek dan subjek Redistribusi Tanah.
48
a) setelah melaksanakan penelitian lapang, dilakukan sidang GTRA
Kabupaten/Kota yang menghasilkan berita acara sidang GTRA
Kabupaten/Kota;
b) berita acara sidang GTRA Kabupaten/Kota diunggah dalam aplikasi
Redistribusi Tanah pada tautan
https://redis.atrbpn.go.id/NominatifPencairan/EntriBAGTRA;
c) setelah mengunggah berita acara sidang GTRA Kabupaten/Kota,
dilanjutkan dengan meregistrasi blanko dan membuat draft Surat
Ukur;
d) petugas melakukan verifikasi data spasial dan tekstual melalui
Menu Tools Validasi;
e) petugas melakukan pemeriksaan dan dilanjutkan dengan
persetujuan draft Surat Ukur Elektronik dalam aplikasi Pengesahan
pada tautan https://pengesahan.atrbpn.go.id/Berkas/ParafSU; dan
f) kepala seksi survei dan pemetaan melakukan pengesahan Surat
Ukur Elektronik dalam aplikasi Redistribusi Tanah pada tautan
https://pengesahan.atrbpn.go.id/Berkas/TandatanganSU.
5. Tahapan pelaksanaan penetapan Objek Redistribusi Tanah oleh Kantor
Wilayah.
49
b) penetapan Subjek Redistribusi Tanah oleh bupati/wali kota atau
pengesahan lampiran berita acara sidang GTRA Kabupaten/Kota
dalam rangka penetapan objek dan subjek Redistribusi Tanah oleh
bupati/wali kota diinput dalam aplikasi Redistribusi Tanah pada
tautan https://redis.atrbpn.go.id/EntriSKSubjek.
7. Tahapan pelaksanaan penerbitan Surat Keputusan Redistribusi Tanah
oleh Kantor Pertanahan.
a) pemberian Hak Atas Tanah dilakukan dengan penerbitan Surat
Keputusan Redistribusi Tanah oleh kepala Kantor Pertanahan. Surat
Keputusan Redistribusi Tanah dibuat berdasarkan Surat Keputusan
Penetapan Objek Redistribusi Tanah dalam rangka Pemberian Hak
Atas Tanah yang diterbitkan oleh kepala Kantor Wilayah dan Surat
Keputusan Penetapan Subjek Redistribusi Tanah diterbitkan oleh
bupati/wali kota atau pengesahan Subjek Redistribusi Tanah yang
diterbitkan oleh bupati/wali kota; dan
b) Surat Keputusan Redistribusi Tanah diproses dalam aplikasi
Redistribusi Tanah pada tautan
https://redis.atrbpn.go.id/MembuatSK/MembuatSK; dan
c) setelah SK Redistribusi Tanah diunggah, petugas yang berwenang
wajib menerbitkan Surat Pernyataan Kesesuaian Unggahan.
8. Penerbitan Sertipikat dan Pembukuan Hak Atas Tanah oleh Kantor
Pertanahan.
50
dalam aplikasi Pengesahan pada tautan
https://pengesahan.atrbpn.go.id/Berkas/ParafBT;
d) pemeriksaan hasil layanan:
6. Baris Batasan
● Batasan yang bersifat individual yang melekat pada
Hak Atas Tanah, yaitu:
“Hak Atas Tanah ini dilarang dialihkan dalam
jangka waktu kurang dari 10 (sepuluh) tahun;
● Batasan yang bersifat Komunal yang melekat pada
Hak Atas Tanah, yaitu:
“Hak Kepemilikan Bersama atas Tanah ini dilarang
dialihkan dalam jangka waktu kurang dari 10
(sepuluh) tahun”;
7. Baris Kewajiban
● Kewajiban yang bersifat individual dan komunal
yang melekat pada Hak Atas Tanah, yaitu: “wajib
memelihara tanah dan/atau menjaga
kesuburannya”.
51
f) petugas mencetak Sertipikat-el dengan memasukkan nomor seri
blanko elektronik pada Menu Tools Validasi; dan
g) petugas melaksanakan penyelesaian pendaftaran tanah.
52
BAB IV
PELAKSANA REDISTRIBUSI TANAH
53
Bagan 2. Organisasi Pelaksana Redistribusi Tanah untuk Target Kegiatan pada
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
54
Bagan 3. Organisasi Pelaksana Redistribusi Tanah untuk Target Kegiatan pada
Kantor Pertanahan
55
Tugas dari masing-masing pelaksana dalam organisasi pelaksana
kegiatan Redistribusi Tanah adalah sebagai berikut:
A. Direktur Jenderal Penataan Agraria melalui Direktur Landreform
a. mengkoordinasikan pelaksanaan Redistribusi Tanah dengan
jajaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional;
b. mengkoordinasikan pelaksanaan Redistribusi Tanah dengan
kementerian/lembaga terkait;
c. mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan, monitoring
serta evaluasi pelaksanaan Redistribusi Tanah dengan Kantor
Wilayah dan Kantor Pertanahan lokasi Redistribusi Tanah; dan
d. melaporkan hasil kegiatan kepada Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional.
B. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional selaku
Penanggung Jawab Kegiatan Redistribusi Tanah
a. bertanggung jawab terhadap keberhasilan pelaksanaan
Redistribusi Tanah secara keseluruhan;
b. menetapkan lokasi dan pelaksana kegiatan serta jadwal
pelaksanaan Redistribusi Tanah di provinsi yang bersangkutan jika
letak anggaran pelaksanaan kegiatan Redistribusi Tanah pada
Kantor Wilayah dengan dituangkan dalam Surat Keputusan Kepala
Kantor Wilayah;
c. menandatangani Surat Keputusan Penetapan Objek Redistribusi
Tanah dalam rangka Pemberian Hak Atas Tanah;
d. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait guna kelancaran
pelaksanaan kegiatan Redistribusi Tanah secara umum;
e. melaksanakan pembinaan, pengawasan, monitoring, dan supervisi
kepada seluruh pelaksana kegiatan;
f. melaksanakan pembinaan kepada anggota GTRA;
g. memantau kemajuan pelaksanaan kegiatan serta menangani dan
menyelesaikan hambatan yang ada; dan
h. melaporkan kemajuan pelaksanaan kegiatan Redistribusi Tanah
secara berkala kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan
56
Pertanahan Nasional melalui Direktur Jenderal Penataan Agraria
dengan tembusan kepada Direktur Landreform.
C. Kepala Bidang Penataan dan Pemberdayaan
Kepala Bidang Penataan dan Pemberdayaan selaku Ketua
Pelaksana Kegiatan Redistribusi Tanah apabila anggaran pelaksanaan
Redistribusi Tanah berada di Kantor Wilayah, bertugas:
a. memimpin pelaksanaan kegiatan Redistribusi Tanah secara
keseluruhan di tingkat Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan;
b. menyiapkan konsep jadwal pelaksanaan kegiatan Redistribusi
Tanah, konsep surat keputusan penetapan lokasi, konsep surat
keputusan pelaksana kegiatan, dan konsep surat keputusan
penetapan Objek Redistribusi Tanah dalam rangka pemberian Hak
Atas Tanah;
c. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait untuk
kelancaran pelaksanaan kegiatan Redistribusi Tanah secara
umum;
d. melakukan koordinasi dengan Kepala Bagian Tata Usaha selaku
Wakil Ketua I Anggaran dan Keuangan, Kepala Bidang Survei dan
Pemetaan selaku Wakil Ketua II Pengukuran dan Pemetaan, Kepala
Bidang Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah selaku Wakil Ketua
III Pembukuan dan Penerbitan Sertipikat serta Kepala Kantor
Pertanahan selaku ketua Koordinator Kegiatan Redistribusi Tanah
dalam rangka keberhasilan pelaksanaan kegiatan redistribusi
tanah;
e. melaksanakan pembinaan teknis kegiatan Redistribusi Tanah
kepada seluruh satuan tugas pelaksana;
f. melaksanakan monitoring dan supervisi pelaksanaan Redistribusi
Tanah serta membantu penanganan dan penyelesaian hambatan
yang ada; dan
g. menyiapkan laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan Redistribusi
Tanah secara berkala untuk dilaporkan kepada Kepala Kantor
Wilayah.
57
Kepala Bidang Penataan dan Pemberdayaan selaku koordinator
kegiatan Redistribusi Tanah apabila anggaran pelaksanaan Redistribusi
Tanah berada di Kantor Pertanahan, bertugas:
a. melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan Redistribusi Tanah
secara keseluruhan di tingkat Kantor Wilayah dan Kantor
Pertanahan;
b. melakukan pengawasan dan memonitor pelaksanaan kegiatan
Redistribusi Tanah pada lingkup Kantor Wilayah;
c. menyiapkan konsep surat keputusan penetapan Objek Redistribusi
Tanah dalam rangka pemberian Hak Atas Tanah;
d. melaksanakan pembinaan teknis kegiatan Redistribusi Tanah
kepada seluruh satuan tugas pelaksana;
e. melaksanakan monitoring dan supervisi pelaksanaan Redistribusi
Tanah serta membantu penanganan dan penyelesaian hambatan
yang ada; dan
f. menyiapkan laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan Redistribusi
Tanah secara berkala untuk dilaporkan kepada Kepala Kantor
Wilayah.
D. Kepala Bagian Tata Usaha selaku Ketua I Anggaran dan Keuangan
dengan Letak Anggaran pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional
a. melaksanakan koordinasi di bidang keuangan, termasuk pencairan
keuangan dan pertanggungjawabannya bersama ketua pelaksana
Redistribusi Tanah; dan
b. melaksanakan monitoring dan supervisi serta pelaporan keuangan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
E. Kepala Bidang Survei dan Pemetaan
Kepala Bidang Survei dan Pemetaan selaku Wakil Ketua II
Pengukuran dan Pemetaan Letak apabila anggaran pelaksanaan
Redistribusi Tanah berada di Kantor Wilayah, bertugas:
a. memberikan pembinaan dan arahan teknis kepada Satgas
Pengukuran dan Pemetaan;
58
b. bertanggung jawab dalam pelaksanaan pemetaan dan pengukuran
Redistribusi Tanah dan berkoordinasi dengan Koordinator Kegiatan
dan Ketua Pelaksana; dan
c. melaksanakan monitoring dan supervisi serta memastikan kegiatan
pengukuran dan pemetaan Redistribusi Tanah terlaksana sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kepala Bidang Survei dan Pemetaan selaku Kordinator Pengukuran
dan Pemetaan apabila anggaran pelaksanaan Redistribusi Tanah berada
di Kantor Pertanahan, bertugas:
a. memberikan pembinaan dan arahan teknis kepada pelaksana di
kantor pertanahan;
b. melakukan koordinasi dengan Koordinator Kegiatan dan Ketua
Pelaksana; dan
c. melaksanakan monitoring dan supervisi dalam membantu kegiatan
pengukuran dan pemetaan Redistribusi Tanah terlaksana sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
F. Kepala Bidang Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah selaku Wakil
Ketua III Pembukuan dan Penerbitan Sertipikat
Kepala Bidang Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah selaku Wakil
Ketua III Pembukuan dan Penerbitan Sertipikat apabila letak anggaran
pelaksanaan Redistribusi Tanah berada di Kantor Wilayah, bertugas:
a. memberikan pembinaan dan arahan teknis kepada Satgas
Pembukuan dan Penerbitan Sertipikat;
b. melakukan koordinasi dengan Koordinator Kegiatan dan Ketua
Pelaksana;
c. melaksanakan monitoring dan supervisi serta memastikan kegiatan
pembukuan dan penerbitan sertipikat Redistribusi Tanah
terlaksana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kepala Bidang Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah selaku
selaku Koordinator Pembukuan dan Penerbitan Sertipikat apabila
anggaran pelaksanaan Redistribusi Tanah berada di Kantor Pertanahan,
bertugas:
59
a. memberikan pembinaan dan arahan teknis kepada pelaksana di
Kantor Pertanahan;
b. melakukan koordinasi dengan Kepala Kantor Pertanahan selaku
Ketua Pelaksana dan Kepala Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran
Tanah selaku Wakil Ketua Pelaksana III; dan
c. Melaksanakan monitoring dan supervisi dalam membantu kegiatan
pembukuan dan penerbitan sertipikat-el redistribusi tanah
terlaksana sesuai ketentuan yang berlaku.
G. Unit Pendukung Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Dalam rangka keberhasilan pelaksanaan kegiatan Redistribusi
Tanah, perlu didukung oleh seluruh komponen/bidang yang ada di
Kantor Wilayah. Masing-masing komponen/bidang melaksanakan
fungsi koordinasi dalam rangka membantu Kepala Kantor Wilayah
selaku penanggung jawab kegiatan Redistribusi Tanah sesuai dengan
tugas, fungsi, dan kewenangan yang diberikan.
H. Koordinator yang membidangi Landreform pada Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional selaku Sekretaris Pelaksana Kegiatan
Redistribusi Tanah dengan Letak Anggaran pada Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional, bertugas:
a. mengkoordinir dan melaksanakan tugas-tugas kesekretariatan
kegiatan Redistribusi Tanah;
b. menyiapkan administrasi pelaksanaan kegiatan Redistribusi Tanah
di tingkat Kantor Wilayah;
c. menyiapkan draft jadwal pelaksanaan kegiatan Redistribusi Tanah,
draft surat keputusan penetapan lokasi, draft surat keputusan
pelaksana kegiatan, dan draft surat keputusan penetapan Objek
Redistribusi Tanah dalam rangka pemberian Hak Atas Tanah;
d. melakukan koordinasi dengan para pelaksana kegiatan;
e. menyiapkan bahan pembinaan teknis kegiatan Redistribusi Tanah;
f. menyiapkan bahan monitoring dan supervisi pelaksanaan
Redistribusi Tanah serta menginventarisir hambatan yang ada;
g. menyiapkan laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan Redistribusi
Tanah secara berkala kepada Kepala Bidang Penataan dan
60
Pemberdayaan selaku Ketua Pelaksana Kegiatan Redistribusi
Tanah; dan
h. melakukan koordinasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
dalam rangka kelancaran pelaksanaan Redistribusi Tanah secara
administratif.
I. Kepala Kantor Pertanahan
Kepala Kantor Pertanahan selaku Koordinator Kegiatan
Redistribusi Tanah apabila anggaran pelaksanaan Redistribusi Tanah di
Kantor Wilayah, bertugas:
a. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait guna kelancaran
pelaksanaan kegiatan Redistribusi Tanah di wilayah kerjanya;
b. melakukan pengawasan dan memonitor pelaksanaan kegiatan
Redistribusi Tanah di wilayah kerjanya;
c. menyampaikan usulan penetapan Objek Redistribusi Tanah
kepada Kepala Kantor Wilayah;
d. menyampaikan usulan penetapan Subjek Redistribusi Tanah
kepada bupati/wali kota;
e. menandatangani Surat Keputusan Redistribusi Tanah;
f. menandatangani Sertipikat-el dalam rangka penerbitan sertipikat
Redistribusi Tanah dan pembukuan hak atas tanah;
g. melaksanakan penyerahan sertipikat kepada penerima Redistribusi
Tanah;
h. melaksanakan bina penerima tanah/pemberdayaan masyarakat
kepada penerima Redistribusi Tanah dalam rangka pelaksanaan
akses reform bersama instansi terkait; dan
i. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan Redistribusi
Tanah kepada Kepala Kantor Wilayah selaku penanggung jawab
kegiatan Redistribusi Tanah dan ditembuskan kepada Kepala
Bidang Penataan dan Pemberdayaan Kantor Wilayah selaku Ketua
Pelaksana Kegiatan Redistribusi Tanah.
Kepala Kantor Pertanahan selaku Ketua Pelaksana Kegiatan
Redistribusi Tanah apabila anggaran pelaksanaan Redistribusi Tanah
berada di Kantor Pertanahan bertugas:
61
a. memimpin pelaksanaan Redistribusi Tanah pada Kantor
Pertanahan yang bersangkutan;
b. menetapkan lokasi dan pelaksana kegiatan serta jadwal
pelaksanaan Redistribusi Tanah di kabupaten/kota yang
bersangkutan yang dituangkan dalam surat keputusan kepala
Kantor Pertanahan;
c. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait guna kelancaran
pelaksanaan Redistribusi Tanah di wilayah kerjanya;
d. memberikan arahan dan pembinaan teknis kepada Satuan Tugas
Pelaksana kegiatan;
e. melakukan pengawasan dan memonitor pelaksanaan Redistribusi
Tanah di wilayah kerjanya;
f. menyampaikan usulan penetapan tanah objek Redistribusi Tanah
kepada Kepala Kantor Wilayah;
g. menyampaikan usulan penetapan subjek Redistribusi Tanah
kepada Bupati/Wali Kota;
h. menandatangani Surat Keputusan Redistribusi Tanah;
i. mengesahkan Sertipikat-el dengan tanda tangan elektronik dalam
rangka pembukuan dan penerbitan sertipikat;
j. melaksanakan penyerahan sertipikat kepada Subjek Redistribusi
Tanah;
k. melaksanakan bina penerima tanah/pemberdayaan masyarakat
kepada Subjek Redistribusi Tanah dalam rangka pelaksanaan
akses reform bersama instansi terkait; dan
l. melaporkan perkembangan pelaksanaan Redistribusi Tanah
kepada Kepala Kantor Wilayah selaku penanggung jawab kegiatan
Redistribusi Tanah dan ditembuskan kepada Kepala Bidang
Penataan dan Pemberdayaan Kantor Wilayah selaku Koordinator
Kegiatan Redistribusi Tanah.
62
J. Kepala Subbagian Tata Usaha Kantor Pertanahan Selaku Sekretaris
Pelaksana Kegiatan Redistribusi Tanah dengan Anggaran berada di
Kantor Pertanahan
a. mengkoordinir dan melaksanakan tugas-tugas kesekretariatan
kegiatan Redistribusi Tanah;
b. menyiapkan administrasi pelaksanaan kegiatan Redistribusi Tanah
di Kantor Pertanahan;
c. berkoordinasi dengan Kepala Seksi Penataan dan Pemberdayaan
dalam menyiapkan draft jadwal pelaksanaan Redistribusi Tanah,
draft surat keputusan penetapan lokasi, draft surat keputusan
pelaksana kegiatan, dan draft surat keputusan penetapan Objek
Redistribusi Tanah dalam rangka pemberian Hak Atas Tanah;
d. melakukan koordinasi dengan para pelaksana kegiatan;
e. menyiapkan bahan monitoring dan supervisi pelaksanaan
Redistribusi Tanah serta menginventarisir hambatan yang ada;
f. menyiapkan laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan Redistribusi
Tanah secara berkala kepada Kepala Kantor Pertanahan selaku
Ketua Pelaksana Kegiatan Redistribusi Tanah; dan
g. melakukan koordinasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
dalam rangka kelancaran pelaksanaan Redistribusi Tanah secara
administratif.
K. Kepala Seksi Penataan dan Pemberdayaan Kantor Pertanahan
Kepala Seksi Penataan dan Pemberdayaan selaku Koordinator
Pelaksana Kegiatan Redistribusi Tanah apabila anggaran pelaksanaan
Redistribusi Tanah berada di Kantor Wilayah, bertugas:
a. melakukan koordinasi dengan koordinator yang membidangi
Landreform pada Kantor Wilayah selaku sekretaris pelaksana
Redistribusi Tanah;
b. melakukan koordinasi dengan Kepala Seksi Survei dan Pemetaan
selaku Koordinator Pengukuran dan Pemetaan dan Kepala Seksi
Penetapan Hak dan Pendaftaran Kantor Pertanahan selaku
Koordinator Pembukuan dan Penerbitan Sertipikat dalam rangka
keberhasilan kegiatan Redistribusi Tanah;
63
c. menyiapkan bahan Sidang GTRA Kabupaten/Kota dalam rangka
penetapan objek dan subjek Redistribusi Tanah;
d. menyiapkan konsep usulan penetapan Objek Redistribusi Tanah
dalam rangka pemberian Hak Atas Tanah;
e. menyiapkan konsep penetapan Subjek Redistribusi Tanah;
f. menyiapkan konsep Surat Keputusan Redistribusi Tanah;
g. membantu pelaksanaan penyerahan sertipikat kepada Subjek
Redistribusi Tanah;
h. menyiapkan bahan pembinaan kepada Subjek Redistribusi Tanah;
i. membantu penyiapan dokumen pertanggungjawaban kegiatan
Redistribusi Tanah; dan
j. melaporkan perkembangan kegiatan kepada kepala Kantor
Pertanahan selaku koordinator kegiatan Redistribusi Tanah.
Kepala Seksi Penataan dan Pemberdayaan selaku Wakil Ketua
Pelaksana I Kegiatan Redistribusi Tanah apabila anggaran pelaksanaan
Redistribusi Tanah berada di Kantor Pertanahan, bertugas:
a. melakukan koordinasi dengan Kepala Subbagian Tata Usaha
Kantor Pertanahan selaku sekretaris pelaksana kegiatan
Redistribusi Tanah dan para pelaksana kegiatan Redistribusi
Tanah pada kantor pertanahan dalam rangka keberhasilan
kegiatan Redistribusi Tanah;
b. menyiapkan konsep jadwal pelaksanaan Redistribusi Tanah dan
konsep surat keputusan penetapan lokasi;
c. melakukan pembinaan teknis kepada Satuan Tugas Penyuluhan
serta Satuan Tugas Inventarisasi dan Identifikasi;
d. menyiapkan bahan sidang GTRA Kabupaten/Kota dalam rangka
penetapan objek dan subjek Redistribusi Tanah;
e. menyiapkan konsep usulan penetapan Objek Redistribusi Tanah
dalam rangka pemberian Hak Atas Tanah;
f. menyiapkan konsep penetapan Subjek Redistribusi Tanah;
g. menyiapkan konsep Surat Keputusan Redistribusi Tanah; dan
h. membantu pelaksanaan penyerahan sertipikat kepada Subjek
Redistribusi Tanah;
64
i. menyiapkan bahan pembinaan kepada Subjek Redistribusi Tanah;
j. membuat dokumen pertanggungjawaban kegiatan Redistribusi
Tanah; dan
k. melaporkan perkembangan kegiatan kepada kepala Kantor
Pertanahan selaku ketua pelaksana kegiatan Redistribusi Tanah.
L. Kepala Seksi Survei dan Pemetaan Kantor Pertanahan
Kepala Seksi Survei dan Pemetaan selaku Koordinator Pelaksana
Kegiatan Pelaksana Pengukuran dan Pemetaan apabila anggaran
pelaksanaan Redistribusi Tanah di Kantor Wilayah, bertugas:
a. melakukan koordinasi dengan Kepala Seksi Penataan dan
Pemberdayaan selaku Koordinator Pelaksana kegiatan Redistribusi
Tanah dan Kepala Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah
Kantor Pertanahan selaku Koordinator Pelaksana kegiatan
pembukuan dan penerbitan sertipikat;
b. melakukan koordinasi dengan Kepala Bidang Survei dan Pemetaan
dalam membantu pelaksanaan pengukuran dan pemetaan bidang
tanah; dan
c. melaporkan perkembangan kegiatan pengukuran dan pemetaan
bidang tanah kepada kepala Kantor Pertanahan selaku koordinator
kegiatan Redistribusi Tanah.
Kepala Seksi Survei dan Pemetaan selaku Wakil Ketua Pelaksana II
Kegiatan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah apabila anggaran
pelaksanaan Redistribusi Tanah berada di Kantor Pertanahan,
bertugas:
a. melakukan koordinasi dengan Kepala Seksi Penataan dan
Pemberdayaan selaku Wakil Ketua Pelaksana I kegiatan
Redistribusi Tanah dan Kepala Seksi Penetapan Hak dan
Pendaftaran Tanah Kantor Pertanahan selaku Wakil Ketua
Pelaksana III kegiatan Redistribusi Tanah dalam rangka
keberhasilan Redistribusi Tanah;
b. bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengukuran dan pemetaan
bidang tanah dan berkoordinasi Kepala Bidang Survei dan
Pemetaan;
65
c. melakukan monitoring dan evaluasi serta memastikan kegiatan
pengukuran dan pemetaan bidang tanah terlaksana sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
d. melaporkan perkembangan kegiatan pengukuran dan pemetaan
bidang tanah kepada kepala Kantor Pertanahan selaku ketua
pelaksana Redistribusi Tanah.
M. Kepala Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah Kantor
Pertanahan
Kepala Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah selaku
Koordinator Pelaksana Kegiatan Pembukuan dan Penerbitan Sertipikat
apabila anggaran pelaksanaan Redistribusi Tanah berada di Kantor
Wilayah, bertugas:
a. melakukan koordinasi dengan Kepala Seksi Penataan dan
Pemberdayaan selaku Koordinator Pelaksana kegiatan Redistribusi
Tanah dalam rangka keberhasilan kegiatan Redistribusi Tanah;
b. mengkoordinir pelaksanaan penetapan hak dan pendaftaran tanah;
dan
c. melaporkan perkembangan kegiatan penetapan hak dan
pendaftaran tanah kepada kepala Kantor Pertanahan selaku
koordinator kegiatan Redistribusi Tanah.
Kepala Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah selaku Wakil
Ketua Pelaksana II Kegiatan Pembukuan dan Penerbitan Sertipikat
apabila anggaran pelaksanaan Redistribusi Tanah berada di Kantor
Pertanahan, bertugas:
a. melakukan koordinasi dengan Kepala Seksi Penataan dan
Pemberdayaan selaku Wakil Ketua Pelaksana I kegiatan
Redistribusi Tanah;
b. mengkoordinir pelaksanaan penetapan hak dan pendaftaran tanah;
dan
c. melaporkan perkembangan kegiatan penetapan hak dan
pendaftaran tanah kepada Kepala Kantor Pertanahan selaku Ketua
Pelaksana kegiatan Redistribusi Tanah.
66
N. Unit Pendukung Kantor Pertanahan
Dalam rangka keberhasilan pelaksanaan Redistribusi Tanah,
perlu didukung oleh komponen/seksi yang ada di Kantor Pertanahan.
Masing-masing komponen/seksi melaksanakan fungsi koordinasi
termasuk kegiatan penatausahaan pendaftaran tanah sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan, dalam rangka membantu kepala
Kantor Pertanahan selaku ketua pelaksana Redistribusi Tanah sesuai
dengan tugas, fungsi, dan kewenangan yang diberikan.
O. Subkoordinator yang Membidangi Landreform pada Kantor
Pertanahan selaku Koordinator Lapangan Kegiatan Redistribusi
Tanah Dibantu oleh Sekretariat
Apabila anggaran pelaksanaan Redistribusi Tanah di Kantor
Wilayah, koordinator lapangan mempunyai tugas:
a. menyiapkan bahan koordinasi dengan para pelaksana kegiatan
Redistribusi Tanah pada Kantor Pertanahan yang bersangkutan;
b. mengumpulkan bahan sidang GTRA Kabupaten/Kota dalam
rangka penetapan objek dan subjek Redistribusi Tanah;
c. mengumpulkan dan menyiapkan bahan usulan penetapan tanah
yang dikuasai langsung oleh negara menjadi Objek Redistribusi
Tanah;
d. mengumpulkan dan menyiapkan bahan Surat Keputusan
Redistribusi Tanah;
e. membantu Kepala Seksi Penataan dan Pemberdayaan dalam
pelaksanaan penyerahan Sertipikat-el kepada Subjek Redistribusi
Tanah;
f. membantu pengumpulan pertanggungjawaban kegiatan
Redistribusi Tanah, antara lain hasil inventarisasi dan identifikasi
subjek dan objek Redistribusi Tanah, berita acara sidang GTRA
Kabupaten/Kota dalam rangka penetapan objek dan subjek
Redistribusi Tanah, Surat Keputusan Penetapan Objek Redistribusi
Tanah dalam rangka Pemberian Hak Atas Tanah, Surat Keputusan
Penetapan Subjek Redistribusi Tanah, Surat Keputusan
67
Redistribusi Tanah, Daftar Penyerahan Sertipikat-el, dan lainnya
yang terkait kegiatan Redistribusi Tanah;
g. membantu pelaksanaan monitoring dan supervisi yang
dilaksanakan oleh Kantor Wilayah; dan
h. menyiapkan laporan perkembangan pelaksanaan Redistribusi
Tanah secara berkala kepada Kepala Seksi Penataan dan
Pemberdayaan.
Apabila anggaran pelaksanaan Redistribusi Tanah berada di Kantor
Pertanahan, Koordinator Lapangan mempunyai tugas:
a. menyiapkan bahan koordinasi dengan para pelaksana kegiatan
Redistribusi Tanah pada kantor pertanahan yang bersangkutan;
b. menyiapkan bahan pembinaan teknis kepada Satuan Tugas
Penyuluhan serta Satuan Tugas Inventarisasi dan Identifikasi;
c. menyiapkan draft jadwal pelaksanaan kegiatan Redistribusi Tanah,
draft surat keputusan penetapan lokasi;
d. mengumpulkan bahan sidang GTRA Kabupaten/Kota dalam
rangka penetapan objek dan subjek Redistribusi Tanah;
e. mengumpulkan dan menyiapkan bahan usulan Penetapan Objek
Redistribusi Tanah dalam rangka Pemberian Hak Atas Tanah;
f. mengumpulkan dan menyiapkan bahan Surat Keputusan
Redistribusi Tanah;
g. membantu Kepala Seksi Penataan dan Pemberdayaan dalam
pelaksanaan penyerahan sertipikat-el kepada Subjek Redistribusi
Tanah;
h. mengumpulkan, menyiapkan, menyusun dan mendokumentasikan
pertanggungjawaban kegiatan Redistribusi Tanah, antara lain hasil
inventarisasi dan identifikasi, Berita Acara Sidang GTRA
Kabupaten/Kota dalam rangka penetapan objek dan subjek
Redistribusi Tanah, Surat Keputusan Penetapan Objek Redistribusi
Tanah dalam rangka Pemberian Hak Atas Tanah, Surat Keputusan
Penetapan Subjek Redistribusi Tanah, Surat Keputusan
Redistribusi Tanah, Daftar Penyerahan Sertipikat, dan lainnya yang
terkait Redistribusi Tanah;
68
i. membantu pelaksanaan monitoring dan supervisi yang
dilaksanakan oleh Kantor Wilayah; dan
j. menyiapkan laporan perkembangan pelaksanaan Redistribusi
Tanah secara berkala kepada Kepala Seksi Penataan dan
Pemberdayaan.
P. Satuan Tugas Sosialisasi dan Penyuluhan
Satuan Tugas Sosialisasi dan Penyuluhan bertugas:
a. melaksanakan tugas sebagaimana diuraikan dalam tahapan
kegiatan;
b. mengumpulkan, menyiapkan, menyusun, dan
mendokumentasikan hasil sosialisasi dan penyuluhan di lokasi
Objek Redistribusi Tanah yang akan digunakan sebagai bahan
pelaporan kegiatan; dan
c. melaporkan hasil kegiatan sosialisasi dan penyuluhan di lokasi
Objek Redistribusi Tanah, potensi sumber-sumber ekonomi,
permasalahan dan kebutuhan para calon Subjek Redistribusi
Tanah kepada kepala Kantor Pertanahan selaku ketua pelaksana
Redistribusi Tanah.
Q. Satuan Tugas Inventarisasi dan Identifikasi Objek dan Subjek
Redistribusi Tanah
Satuan Tugas Inventarisasi dan Identifikasi Objek dan Subjek
Redistribusi Tanah yang dibentuk oleh Kantor Pertanahan/Kantor
Wilayah. Satuan Tugas Inventarisasi dan Identifikasi Objek dan Subjek
Redistribusi Tanah bertugas:
a. melaksanakan tugas sebagaimana diuraikan dalam tahapan
kegiatan;
b. mengumpulkan, menyiapkan, menyusun, dan
mendokumentasikan hasil inventarisasi dan identifikasi subjek dan
objek Redistribusi Tanah yang akan digunakan sebagai bahan
sidang GTRA Kabupaten/Kota dalam rangka penetapan objek dan
subjek Redistribusi Tanah dan bahan pelaporan kegiatan; dan
69
c. melaporkan hasil kegiatan inventarisasi dan identifikasi subjek dan
objek Redistribusi Tanah kepada kepala Kantor Pertanahan selaku
ketua pelaksana Redistribusi Tanah.
R. Satuan Tugas Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah
a. Satuan Tugas Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah
melaksanakan tugas sebagaimana diuraikan dalam tahapan
kegiatan;
b. mengumpulkan, menyiapkan, menyusun, dan
mendokumentasikan hasil pengukuran dan pemetaan bidang
tanah yang akan digunakan sebagai bahan sidang GTRA
Kabupaten/Kota dalam rangka penetapan objek dan subjek
Redistribusi Tanah dan bahan pelaporan kegiatan; dan
c. melaporkan hasil kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang tanah
kepada kepala Kantor Pertanahan selaku ketua pelaksana
Redistribusi Tanah.
S. Satuan Tugas Penerbitan Sertipikat dan Pembukuan Hak Atas Tanah
a. Satuan Tugas Penerbitan Sertipikat dan Pembukuan Hak Atas
Tanah melaksanakan tugas sebagaimana diuraikan dalam tahapan
kegiatan Redistribusi Tanah;
b. mengumpulkan, menyiapkan, menyusun dan mendokumentasikan
hasil Pembukuan dan Penerbitan Sertipikat yang akan digunakan
sebagai bahan pelaporan kegiatan;
c. Melaporkan hasil kegiatan Pembukuan dan Penerbitan Sertipikat
kepada Kepala Kantor Pertanahan selaku ketua pelaksana
redistribusi tanah.
70
BAB V
PELAKSANAAN ANGGARAN
71
Tahapan Output (Keluaran)
B. Standar Biaya
Standar Biaya (SB) adalah besaran biaya yang ditetapkan untuk
menghasilkan keluaran (output)/sub keluaran (sub output). Standar biaya
berfungsi sebagai estimasi dalam rangka pelaksanaan anggaran. Fungsi
estimasi merupakan prakiraan besaran biaya yang dapat dilampaui, antara
lain karena perubahan komponen tahapan dan/atau penggunaan satuan
biaya yang dipengaruhi harga pasar. Besaran biaya yang dapat dilampaui
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. proses pelaksanaan kegiatan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b. ketersediaan alokasi anggaran; dan
c. prinsip ekonomis, efisiensi, dan efektifitas.
Standar Biaya Keluaran (SBK)/RAB SK Redistribusi Tanah yang
ditetapkan merupakan rata-rata besaran biaya pada kategori tersebut.
Penggunaan anggaran disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
72
b. SK Redistribusi Tanah Hak Kepemilikan Bersama (HKB) atas
Tanah.
2. Standar Biaya Peta Bidang Tanah (PBT) redistribusi tanah, yang terdiri
dari 2 Rincian Output (RO) yang dikoordinasikan dengan Bidang
Pengukuran dan Pemetaan:
a. PBT Redistribusi Tanah hak milik perorangan;
b. PBT Redistribusi Tanah Hak Kepemilikan Bersama (HKB) atas
Tanah.
3. Standar biaya SHAT Redistribusi Tanah yang dikoordinasikan dengan
Bidang Penetapan Hak dan Pendaftaran.
I. Struktur Anggaran Rincian Output Surat Keputusan (SK)
Redistribusi Tanah
SK Redistribusi SK Redistribusi
Volume Tanah (Hak Tanah Hak
Kategori
dan Satuan Milik Kepemilikan Provinsi
(Zonasi)
Ukur Perorangan) Bersama (HKB)
(Rp) (Rp)
73
II. Struktur Anggaran Rincian Output Peta Bidang Tanah (PBT)
Redistribusi Tanah
A. PBT Redistribusi Tanah Hak Milik Perorangan
74
Kalimantan Barat,
Aceh, Sumatera
Utara, Sumatera
Barat, Kalimantan
Tengah, Kalimantan
Selatan, Gorontalo
75
Kategori II 28.000 119.000 107.000 5.000 2.000
76
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian terkait dengan
penggunaan anggaran, untuk mencegah terjadinya pembiayaan ganda
terhadap:
1. Tanah-tanah pada lokasi yang pernah dilaksanakan dan dibayarkan
tahapan inventarisasi dan identifikasi subjek dan objek Redistribusi
Tanah pada tahun sebelumnya, dapat dilakukan inventarisasi dan
identifikasi subjek dan objek Redistribusi Tanah kembali serta hanya
dapat dibayarkan anggarannya bila terdapat perubahan subjek dan
objek Redistribusi Tanah di lapangan;
2. Tanah yang telah atau pernah ditegaskan menjadi Tanah Objek
Landreform (sudah diterbitkan SK Penegasan TOL) namun belum
diredistribusikan, hanya dapat dibayarkan anggaran tahapan
inventarisasi dan identifikasi subjek dan objek Redistribusi Tanah, bila
daftar objek dan subjek Redistribusi Tanah telah berubah;
3. Terhadap bidang tanah yang menjadi Objek Redistribusi Tanah yang
sebelumnya pada bidang tanah tersebut telah dilaksanakan kegiatan
PTSL dan masuk dalam kategori K3.3 atau sebelumnya sudah dilakukan
pengukuran bidang tanah (PBT) dan sesuai kondisi di lapangan dapat
dilanjutkan dengan kegiatan Redistribusi Tanah, tetapi tahapan
pengukuran dan pemetaan bidang tanah tidak dapat dibayarkan.
4. Terhadap bidang tanah yang menjadi Objek Redistribusi Tanah yang
sebelumnya pada bidang tanah tersebut telah dilaksanakan kegiatan
PTSL dan masuk dalam kategori K3.3 atau sebelumnya sudah dilakukan
pengukuran bidang tanah (PBT), tetapi hasil penataan objek oleh Satgas
Inventarisasi dan Identifikasi merekomendasikan dilakukan kembali
pengukuran dan pemetaan bidang tanah, dapat dilanjutkan dengan
kegiatan Redistribusi Tanah dengan biaya dan pembayaran pengukuran
dan pemetaan bidang tanah mengikuti ketentuan Direktorat Jenderal
Survei Pemetaan Pertanahan dan Ruang; dan
5. terhadap Objek Redistribusi Tanah yang telah dilaksanakan hingga
tahapan sidang GTRA Kabupaten/Kota, tetapi terdapat objek dan subjek
Redistribusi Tanah yang tidak direkomendasikan maka pelaksanaan
pencairan anggaran tahapan kegiatan yang telah dilalui tetap dapat
77
dibayarkan dengan dilengkapinya surat pernyataan dari kepala Kantor
Pertanahan selaku Ketua Pelaksana Harian GTRA Kabupaten/Kota
sesuai dengan format Lampiran 38.
78
f. Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos Surat pada Akun 521114:
Pengiriman usulan penetapan objek redistribusi tanah.
79
Tabel 7. Matriks Dokumen Pertanggungjawaban Kegiatan Redistribusi Tanah
Keterangan
Komponen Dokumen Pertanggungjawaban
Tahapan Kegiatan Penggunaan
/Akun (evidence)
Satuan Penerima
1 2 3 4 5 6
Bahan Belanja bahan pendukung kegiatan (yang - Bukti Pembelian Paket Pihak Ke-3
habis pakai), seperti: Kuitansi/SPK/Kontrak;
- Konsumsi/bahan makanan; - Undangan (sebagai dasar
- Spanduk, brosur, bahan sosialisasi dan perhitungan jumlah anggaran
penyuluhan lainnya; yang dicairkan);
- Biaya fotokopi. - Daftar Hadir (sebagai bukti kegiatan
sosialisasi dan penyuluhan telah
dilaksanakan);
- Notulensi/laporan sosialisasi dan
penyuluhan.
Barang Persediaan Belanja barang yang menghasilkan - Bukti Paket Pihak Ke-3
Konsumsi persediaan barang konsumsi, seperti: Pembelian/Kuitansi/SPK/Kontrak.
- ATK;
- Bahan penunjang komputer;
- dll.
Biaya Sosialisasi Biaya perjalanan dinas Petugas Penyuluh - Surat Tugas; OT, OH Petugas sesuai
dan Penyuluhan sesuai dengan surat tugas yang besarannya - Surat Perjalanan Dinas; Surat Tugas,
sesuai dengan rincian komponen perjalanan - Kwitansi penginapan; daftar nominatif
80
Keterangan
Komponen Dokumen Pertanggungjawaban
Tahapan Kegiatan Penggunaan
/Akun (evidence)
Satuan Penerima
dinas (transport, UH, dll) daerah masing- - Kwitansi/ biaya riil perjalanan dapat berbeda
masing sesuai lokasi sosialisasi dan dinas; antara petugas
penyuluhan. - Daftar Nominatif Perjalanan Dinas Kanwil/Provinsi
Sosialisasi dan Penyuluhan dengan petugas
Redistribusi Tanah. Kantah/Pemda
Barang Persediaan Belanja barang yang menghasilkan - Bukti Pembelian/ Paket Pihak Ke-3
Konsumsi persediaan barang konsumsi, seperti: Kuitansi/SPK/Kontrak.
- ATK;
- Bahan penunjang komputer;
- dll.
Biaya Inventarisasi Dibayar kepada petugas yang ke lapang - Surat Tugas; Bidang Petugas sesuai
dan Identifikasi sesuai surat tugas, tidak dikenakan PPh - Daftar Nominatif Pembayaran; surat tugas,
Objek dan Subjek Pasal 21. Termasuk dalam anggaran - Tabel hasil Inventarisasi dan daftar nominatif
inventarisasi dan identifikasi adalah biaya Identifikasi objek dan subjek dapat berbeda
pembantu desa. antara petugas
Kanwil dengan
petugas Kantah
Bahan Belanja bahan pendukung kegiatan (yang - Bukti Paket Pihak Ke-3
habis pakai), seperti: Pembelian/Kuitansi/SPK/Kontr
81
Keterangan
Komponen Dokumen Pertanggungjawaban
Tahapan Kegiatan Penggunaan
/Akun (evidence)
Satuan Penerima
Barang Persediaan Belanja barang yang menghasilkan - Bukti Pembelian/ Paket Pihak Ke-3
Konsumsi Persediaan barang konsumsi, seperti: Kuitansi/SPK/Kontrak.
- ATK;
- Bahan penunjang komputer;
- dll.
- Honor GTRA Honorarium dibayarkan kepada anggota - SK GTRA Kabupaten/Kota; Bidang Petugas sesuai SK
Kabupaten/Kota GTRA Kabupaten/Kota yang hadir dalam - Surat Tugas; atau yang
sidang. Dalam hal anggota GTRA - Daftar nominatif honorarium peserta ditugaskan untuk
Kabupaten/Kota yang namanya tercantum sidang. mewakili,
dalam SK tidak dapat menghadiri sidang, kewajaran sidang
maka dapat diwakilkan kepada pejabat yang GTRA
ditunjuk dengan membawa surat penugasan. Kabupaten/Kota
Pembayaran dikenakan PPh Pasal 21. dalam rangka
penetapan objek
dan subjek
Redistribusi
Tanah, dalam satu
sesi sidang
maksimal 100
bidang/2 jam
82
Keterangan
Komponen Dokumen Pertanggungjawaban
Tahapan Kegiatan Penggunaan
/Akun (evidence)
Satuan Penerima
- Biaya Penelitian Dibayar kepada petugas yang ke lapang - Surat Tugas; Bidang Petugas sesuai
Lapang sesuai surat tugas, tidak dikenakan PPh - Berita Acara Hasil Penelitian surat tugas,
Pasal 21. Lapang beserta lampirannya; daftar nominatif
- Laporan kegiatan; dapat berbeda
- Daftar Nominatif Pembayaran. antara petugas
Kanwil/Provinsi
dengan petugas
Kantah/GTRA
- Usulan Belanja barang yang menghasilkan - Bukti Pembelian/ Paket Pihak Ke-3
Penetapan Objek persediaan barang konsumsi, seperti: Kuitansi/SPK/Kontrak.
dan Subjek - ATK;
- Bahan penunjang komputer;
- dll.
- Penerbitan SK Belanja barang yang menghasilkan - Bukti Pembelian/ Paket Pihak Ke-3
Penetapan Objek persediaan barang konsumsi, seperti: Kuitansi/SPK/Kontrak.
- ATK;
- Bahan penunjang komputer;
- Dll.
Pengiriman usulan Pengiriman surat usulan penetapan objek - Bukti Pembelian/ Paket Pihak Ke-3
ke Kantor Wilayah BPN Provinsi. Kuitansi/SPK/Kontrak.
-
83
Keterangan
Komponen Dokumen Pertanggungjawaban
Tahapan Kegiatan Penggunaan
/Akun (evidence)
Satuan Penerima
Barang Persediaan Belanja barang yang menghasilkan - Bukti Pembelian/ Paket Pihak Ke-3
Konsumsi persediaan barang konsumsi, seperti: Kuitansi/SPK/Kontrak.
- ATK;
- Bahan penunjang komputer;
- dll.
Barang Persediaan Belanja barang yang menghasilkan - Bukti Pembelian/ Paket Pihak Ke-3
Konsumsi persediaan barang konsumsi, seperti: Kuitansi/SPK/Kontrak.
- ATK;
- Bahan penunjang komputer;
- dll.
521219 Belanja Banrang Dibayar kepada petugas yang ke lapang - Surat Tugas; Bidang Petugas sesuai
Non Operasional sesuai surat tugas, dikalikan jumlah bidang - Daftar Hasil Pengumpulan Data surat tugas
yang dikerjakan, tidak dikenakan PPh Pasal Fisik yang dicetak dari aplikasi KKP
21 (didalamnya termasuk biaya pembantu Tata Usaha dan ditandatangani oleh
ukur). Kepala Seksi Survei dan Pemetaan
(pejabat yang ditunjuk) yang
memuat NIB dan Informasi atas data
spasial bidang tanah;
- Berita Acara Hasil Peningkatan
Kualitas Data/Informasi Bidang
Tanah beserta lampirannya;
84
Keterangan
Komponen Dokumen Pertanggungjawaban
Tahapan Kegiatan Penggunaan
/Akun (evidence)
Satuan Penerima
Bahan Belanja bahan pendukung kegiatan (yang - Bukti Pembelian/ Paket Pihak Ke-3
habis pakai) Kuitansi/SPK/Kontrak.
Barang Persediaan Belanja barang yang menghasilkan - Bukti Pembelian/ Paket Pihak Ke-3
Konsumsi persediaan barang konsumsi, seperti: Kuitansi/SPK/Kontrak.
- ATK;
- Bahan penunjang komputer; dll.
85
Hal-hal yang perlu menjadi perhatian:
86
penetapan objek dan subjek Redistribusi Tanah ditemukan bahwa
objek tanah dan calon Subjek Redistribusi Tanah tidak memenuhi
syarat sehingga tidak direkomendasikan untuk ditindaklanjuti, maka
tahapan yang telah dilalui dapat direalisasikan anggarannya;
- pada DIPA, pelaksanaan penelitian lapang GTRA Kabupaten/Kota
menggunakan akun 521219 Belanja Barang Non-Operasional Lainnya
dengan satuan bidang yang berfungsi sebagai perencanaan dan
pelaksanaan anggaran; dan
- pelaksanaan anggaran pada akun 521219 Belanja Barang Non-
Operasional Lainnya adalah transport ke lokasi dan akomodasi selama
di lapangan, uang harian, biaya operasional dan penginapan (jika
diperlukan) berupa pemenuhan dokumen pertanggungjawaban
(evidence) kegiatan penelitian lapang GTRA Kabupaten/Kota dengan
tetap memperhatikan akuntabilitas dan kewajaran serta
mempertimbangkan ketersediaan petugas pelaksana, beban target
dan standar prestasi kerja.
E. Ketentuan Perpajakan
Pengenaan pajak untuk biaya kegiatan redistribusi tanah diatur sebagai
berikut:
1. belanja bahan dan belanja barang persediaan konsumsi pada Akun 521211
dan 521811 dikenakan PPN dan PPh Pasal 22, dengan besaran:
a. Pengenaan pajak untuk nilai transaksi lebih dari Rp2.000.000,00
dikenakan PPN sebesar 11%;
b. Untuk nilai transaksi lebih dari Rp2.000.000,00 pihak ketiga/rekanan
dikenakan PPN sebesar 11% dan PPh Pasal 22 sebesar 1,5% bagi yang
memiliki NPWP. Apabila pihak ketiga/rekanan tidak mempunyai NPWP
dikenakan tarif PPh Pasal 22 sebesar 3%;
c. Untuk pengadaan/belanja diatas Rp5.000.000,00 dikenakan bea
materai Rp10.000,00.
2. Penghasilan yang diperoleh para petugas yang berasal dari honor Sidang
GTRA Kabupaten/Kota pada kegiatan Sidang GTRA Kabupaten/Kota dalam
rangka penetapan objek dan subjek Redistribusi Tanah Akun 521213 (honor
output kegiatan) dikenakan PPh Pasal 21;
87
3. Belanja non-operasional lainnya Akun 521219 merupakan rangkaian
kegiatan yang dibayarkan sekaligus lumsum dan tidak dikenakan PPh Pasal
21.
F. Optimalisasi Anggaran
Optimalisasi merupakan upaya untuk mengoptimalkan anggaran yang
sudah dialokasikan untuk memberikan manfaat/output yang sebesar-besarnya
dalam pelaksanaan redistribusi tanah. komponen biaya yang tidak terpakai
karena sub kegiatannya sudah dilaksanakan, dapat digunakan untuk
meningkatkan target (volume) dengan melakukan revisi target dalam DIPA sesuai
ketentuan yang berlaku.
Optimalisasi anggaran dilakukan dengan proses pengajuan revisi anggaran
sebagaimana diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 208/PMK.02/2020 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran
2021 dan Peraturan lainnya yang mengatur mengenai mekanisme revisi
anggaran tahun anggaran 2024.
Catatan:
Format Pengajuan Honorium sebagaimana tercantum dalam Lampiran 39.
88
BAB VI
MONITORING DAN SUPERVISI
4. Pengukuran dan a. Lay out dan informasi dalam peta Kantor Wilayah terhadap
Pemetaan Bidang keliling, peta petunjuk lokasi, peta pelaksana kegiatan
Tanah penggunaan tanah dan peta rencana
tata ruang
89
Tahapan Materi Pelaksana
6. Penetapan Objek a. Surat usulan penetapan objek dan Kantor Wilayah terhadap
dan Subjek subjek Redistribusi Tanah pelaksana kegiatan
Redistribusi b. Risalah pengolahan data
c. Surat keputusan penetapan Objek
Redistribusi Tanah
d. Surat keputusan
penetapan/pengesahan Subjek
Redistribusi Tanah
e. Realisasi fisik dan anggaran
f. Kendala dan permasalahan yang
ditemui
90
Hasil monitoring dan supervisi yang dilaksanakan oleh Kantor Wilayah
dituangkan dalam Berita Acara Monitoring dan Supervisi Redistribusi Tanah yang
dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran 41. Pelaksanaan
monitoring dan supervisi disesuaikan dengan kemajuan pelaksanaan di lapangan.
Mengingat Redistribusi Tanah masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN) yang
dipantau oleh Kantor Staf Presiden (KSP) sehingga pelaksanaannya mengacu pada
monitoring setiap triwulan untuk memenuhi evidence kegiatan Redistribusi Tanah,
yaitu pada:
● Bulan Maret (B03) dengan dokumen berupa SK Penetapan Lokasi Kegiatan;
● Bulan Juni (B06) dengan dokumen berupa Berita Acara Sosialisasi dan
Penyuluhan;
● Bulan September (B09) dengan dokumen berupa SK Penetapan Objek
Redistribusi Tanah;
● Bulan Desember (B12) dengan dokumen berupa SK Redistribusi Tanah.
Rincian detail terhadap hal-hal yang berkaitan dengan materi monitoring dan
supervisi yang dilaksanakan oleh Kantor Wilayah dibuat sesuai format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran 42. Berita acara hasil monitoring dan supervisi yang
dilaksanakan oleh Kantor Wilayah dilampirkan sebagai hasil monitoring dan
supervisi.
B. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh pejabat struktural dan fungsional di
lingkungan Direktorat Jenderal Penataan Agraria c.q. Direktorat Landreform.
Apabila ditemui ketidaksesuaian terhadap norma, standar, dan prosedur maka
dilakukan evaluasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Materi
monitoring dan evaluasi meliputi:
Tabel 9. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi
91
Tahapan Materi Pelaksana
92
Tahapan Materi Pelaksana
93
BAB VII
PELAPORAN
94
paling lambat bulan Januari tahun berikutnya berupa file softcopy dapat dikirim ke
landreformdep3@gmail.com atau melalui E-monev SIGTORA.
D. Laporan Bersifat Khusus
Laporan bersifat khusus adalah laporan yang bersifat insidental dan pada
umumnya digunakan untuk kebutuhan pelaporan kepada pimpinan secara khusus
dan/atau pihak lain di luar Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional sesuai kepentingannya melalui e-mail: landreformdep3@gmail.com.
95
BAB VIII
PENUTUP
96
LAMPIRAN
97
Lampiran 1. Format Keputusan Penetapan Lokasi Redistribusi Tanah oleh Kepala Kantor
Wilayah
NOMOR .../.../.../...*
TENTANG
PENETAPAN LOKASI REDISTRIBUSI TANAH
DI KABUPATEN/KOTA…..PROVINSI……
TAHUN ANGGARAN ......
98
2. Undang-Undang Nomor 56 Tahun 1960 tentang Penetapan
Luas Tanah Pertanian (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor
174720, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2117);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 tentang
Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti
Kerugian (Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 280)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 1964 tentang Perubahan dan Tambahan
Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 tentang
Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti
Kerugian (Lembaran Negara Tahun 1964 Nomor 112);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor
59);
5. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2020 Nomor
84);
6. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman
Tata Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 686);
7. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2022 tentang
Pelimpahan Kewenangan Penetapan Hak Atas Tanah dan
Kegiatan Pendaftaran Tanah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 1077);
MEMUTUSKAN:
99
tercantum dalam lampiran Keputusan ini sebagai Objek
Redistribusi Tanah.
(Pilihan: dalam hal jika Objek Redistribusi Tanah berasal dari
Pelepasan Kawasan Hutan ditetapkan bersamaan dengan
penetapan lokasi Kegiatan Redistribusi Tanah)
Ditetapkan di ...
pada tanggal ...
NAMA LENGKAP
Tembusan:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional u.p.
Direktur Jenderal Penataan Agraria di Jakarta;
2. Gubernur … di …;
3. Bupati/Wali Kota … di …;
4. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota … di …;
5. Arsip.
100
Lampiran : Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
… tentang Penetapan Lokasi Redistribusi Tanah di Provinsi … Tahun
Anggaran …
Nomor :
Tanggal :
Klasifikasi
Sumber Tanah
Kabupaten Target
No. Kecamatan Desa Usulan Keterangan
/Kota (Bidang)
Redistribusi
Tanah***
1.
2.
3.
dst.
Jumlah
Ditetapkan di ...
pada tanggal ...
NAMA LENGKAP
* Penomoran dan tanggal SK disesuaikan dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Naskah
Dinas di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
** Sesuai jumlah kantor pertanahan yang menyampaikan usulan lokasi Redistribusi Tanah.
*** Diisi dengan jenis sumber tanah yang diusulkan untuk Redistribusi Tanah:
1. TORA dari Kawasan Hutan:
a. alokasi TORA dari 20% (dua puluh persen) pelepasan Kawasan Hutan untuk perkebunan
yang dapat diusahakan;
b. kawasan HPK-TP dan program pencetakan sawah baru; dan
c. hasil kegiatan penyelesaian penguasaan tanah dalam Kawasan Hutan Negara dengan
penataan Kawasan Hutan dalam rangka pengukuhan Kawasan Hutan.
2. TORA dari non-Kawasan Hutan dan TORA dari hasil penyelesaian Konflik Agraria:
a. tanah hak guna usaha, hak guna bangunan, dan hak pakai yang telah habis masa
berlakunya serta tidak dimohon perpanjangan, dan/atau tidak dimohon pembaruan
haknya dalam jangka waktu 2 (dua) tahun setelah berakhirnya hak guna usaha, hak guna
bangunan, dan hak pakai;
101
b. tanah yang diperoleh dari kewajiban pemegang hak guna usaha untuk menyerahkan paling
sedikit 20% (dua puluh persen) dari luas bidang tanah hak guna usaha karena perubahan
peruntukan dalam rencana tata ruang;
c. tanah yang diperoleh dari kewajiban menyediakan paling sedikit 20 % (dua puluh persen)
dari pelepasan Kawasan Hutan yang belum dipenuhi pada saat pelepasan Kawasan Hutan;
d. tanah yang diperoleh dari kewajiban menyediakan paling sedikit 20% (dua puluh persen)
dari luas Tanah Negara selain hasil pelepasan Kawasan Hutan yang diberikan kepada
pemegang hak guna usaha dalam proses pemberian atau perpanjangan atau pembaruan
haknya;
e. Tanah Negara bekas tanah telantar yang didayagunakan untuk kepentingan masyarakat
dan negara melalui Reforma Agraria;
f. tanah yang berasal dari pelepasan atau penyerahan hak pengelolaan dalam kerangka
Reforma Agraria;
g. tanah yang berasal dari paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari Tanah Negara yang
diperuntukan Bank Tanah;
h. tanah hasil penyelesaian Konflik Agraria;
i. tanah bekas tambang yang berada di luar Kawasan Hutan;
j. tanah timbul;
k. tanah hak yang dilepaskan secara sukarela;
l. tanah yang memenuhi persyaratan penguatan hak rakyat atas tanah, meliputi:
1) tanah yang dihibahkan oleh perusahaan dalam bentuk tanggung jawab sosial dan/atau
lingkungan;
2) tanah hasil konsolidasi yang subjeknya memenuhi kriteria Subjek Reforma Agraria; atau
3) Tanah Negara yang sudah dikuasai masyarakat.
m. tanah bekas hak erfpacht,bekas hak eigendom, bekas hak opstal, tanah bekas partikelir
dan tanah bekas eigendom yang luasnya lebih dari 10 (sepuluh) bauw yang masih tersedia
dan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai TORA;
n. tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah swapraja/bekas swapraja yang
masih tersedia dan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai TORA;
o. Ketersediaan tanah paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari Tanah Negara yang
diperuntukkan Bank Tanah.
p. Tanah dengan status Tanah Negara atau tanah yang dikuasai langsung oleh negara.
102
Lampiran 2. Format Keputusan Penetapan Lokasi Redistribusi Tanah oleh Kepala Kantor
Pertanahan
NOMOR .../.../.../...*
TENTANG
PENETAPAN LOKASI REDISTRIBUSI TANAH
DI KABUPATEN/KOTA ...
PROVINSI ...
TAHUN ANGGARAN ...
MEMUTUSKAN:
104
KEEMPAT Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di ...
pada tanggal ...
NAMA LENGKAP
Tembusan:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional u.p.
Direktur Jenderal Penataan Agraria di Jakarta;
2. Gubernur … di …;
3. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi … di …;
4. Bupati/Wali Kota … di …;
5. Arsip.
105
Lampiran : Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota … tentang
Penetapan Lokasi Redistribusi Tanah di Kabupaten/Kota … Provinsi …
Tahun Anggaran …
Nomor :
Tanggal :
Klasifikasi Sumber
Target
No. Kecamatan Desa Tanah Usulan Keterangan
(Bidang)
Redistribusi Tanah**)
1.
2.
3.
dst.
Jumlah
Ditetapkan di ...
pada tanggal ...
NAMA LENGKAP
* Penomoran dan tanggal SK disesuaikan dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Naskah
Dinas di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
*** Diisi dengan jenis sumber tanah yang diusulkan untuk Redistribusi Tanah:
1. TORA dari Kawasan Hutan:
a. alokasi TORA dari 20% (dua puluh persen) pelepasan Kawasan Hutan untuk perkebunan
yang dapat diusahakan;
b. kawasan HPK-TP dan program pencetakan sawah baru; dan
c. hasil kegiatan penyelesaian penguasaan tanah dalam Kawasan Hutan Negara dengan
penataan Kawasan Hutan dalam rangka pengukuhan Kawasan Hutan.
2. TORA dari non-Kawasan Hutan dan TORA dari hasil penyelesaian Konflik Agraria:
a. tanah hak guna usaha, hak guna bangunan, dan hak pakai yang telah habis masa
berlakunya serta tidak dimohon perpanjangan, dan/atau tidak dimohon pembaruan
haknya dalam jangka waktu 2 (dua) tahun setelah berakhirnya hak guna usaha, hak guna
bangunan, dan hak pakai;
b. tanah yang diperoleh dari kewajiban pemegang hak guna usaha untuk menyerahkan paling
sedikit 20% (dua puluh persen) dari luas bidang tanah hak guna usaha karena perubahan
peruntukan dalam rencana tata ruang;
c. tanah yang diperoleh dari kewajiban menyediakan paling sedikit 20 % (dua puluh persen)
dari pelepasan Kawasan Hutan yang belum dipenuhi pada saat pelepasan Kawasan Hutan;
d. tanah yang diperoleh dari kewajiban menyediakan paling sedikit 20% (dua puluh persen)
dari luas Tanah Negara selain hasil pelepasan Kawasan Hutan yang diberikan kepada
106
pemegang hak guna usaha dalam proses pemberian atau perpanjangan atau pembaruan
haknya;
e. Tanah Negara bekas tanah telantar yang didayagunakan untuk kepentingan masyarakat
dan negara melalui Reforma Agraria;
f. tanah yang berasal dari pelepasan atau penyerahan hak pengelolaan dalam kerangka
Reforma Agraria;
g. tanah yang berasal dari paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari Tanah Negara yang
diperuntukan Bank Tanah;
h. tanah hasil penyelesaian Konflik Agraria;
i. tanah bekas tambang yang berada di luar Kawasan Hutan;
j. tanah timbul;
k. tanah hak yang dilepaskan secara sukarela;
l. tanah yang memenuhi persyaratan penguatan hak rakyat atas tanah, meliputi:
1) tanah yang dihibahkan oleh perusahaan dalam bentuk tanggung jawab sosial dan/atau
lingkungan;
2) tanah hasil konsolidasi yang subjeknya memenuhi kriteria Subjek Reforma Agraria; atau
3) Tanah Negara yang sudah dikuasai masyarakat.
m. tanah bekas hak erfpacht,bekas hak eigendom, bekas hak opstal, tanah bekas partikelir
dan tanah bekas eigendom yang luasnya lebih dari 10 (sepuluh) bauw yang masih tersedia
dan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai TORA;
n. tanah kelebihan maksimum, tanah absentee, dan tanah swapraja/bekas swapraja yang
masih tersedia dan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai TORA;
o. Ketersediaan tanah paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari Tanah Negara yang
diperuntukkan Bank Tanah.
p. Tanah dengan status Tanah Negara atau tanah yang dikuasai langsung oleh negara.
107
Lampiran 3. Format Keputusan Pembentukan Tim Pelaksana Redistribusi Tanah Kantor
Wilayah Oleh Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
NOMOR .../.../.../...*
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA REDISTRIBUSI TANAH
KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PROVINSI ...
TAHUN ANGGARAN ...
108
2023 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6856);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 tentang
Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian
(Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 280) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1964
tentang Perubahan dan Tambahan Peraturan Pemerintah
Nomor 224 Tahun 1961 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah
dan Pemberian Ganti Kerugian (Lembaran Negara Tahun 1964
Nomor 112);
5. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2020 Nomor 84);
6. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan;
7. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2022 tentang
Pelimpahan Kewenangan Penetapan Hak Atas Tanah dan
Kegiatan Pendaftaran Tanah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2022 Nomor 1077);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN
NASIONAL PROVINSI … TENTANG PEMBENTUKAN TIM
PELAKSANA REDISTRIBUSI TANAH KANTOR WILAYAH BADAN
PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI … TAHUN ANGGARAN …
109
KETIGA : Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat ditetapkannya
keputusan ini, dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Nomor ... tanggal ... Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi ... Tahun Anggaran ...
Ditetapkan di ...
pada tanggal ...
NAMA LENGKAP
Tembusan:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional u.p.
Direktur Jenderal Penataan Agraria di Jakarta;
2. Bupati/Wali Kota ... di ...;
3. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota ... di ...;
4. Arsip.
* Penomoran dan tanggal SK disesuaikan dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Naskah
Dinas di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
110
Lampiran : Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
… tentang Pembentukan Tim Pelaksana Redistribusi Tanah Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi … Tahun Anggaran …
Nomor :
Tanggal :
Jabatan
Honor
No. Pelaksana dalam Tim Pelaksana
(Rp)
Redistribusi Tanah
1. a. Nama
b. NIP
c. Pangkat/Golongan
d. Jabatan
2. a. Nama
b. NIP
c. Pangkat/Golongan
d. Jabatan
3. a. Nama
b. NIP
c. Pangkat/Golongan
d. Jabatan
4. a. Nama
b. NIP
c. Pangkat/Golongan
d. Jabatan
dst.
Ditetapkan di ...
pada tanggal ...
NAMA LENGKAP
111
Lampiran 4. Format Keputusan Pembentukan Tim Pelaksana Redistribusi Tanah Kantor
Pertanahan oleh Kepala Kantor Pertanahan
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA REDISTRIBUSI TANAH
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA ...
TAHUN ANGGARAN ...
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di ...
pada tanggal ...
NAMA LENGKAP
Tembusan:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional u.p.
Direktur Jenderal Penataan Agraria, di Jakarta;
2. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi ... di ...;
3. Bupati/Wali Kota ... di ...;
4. Arsip.
* Penomoran dan tanggal SK disesuaikan dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Naskah
Dinas di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
114
Lampiran : Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota … tentang
Pembentukan Tim Pelaksana Redistribusi Tanah Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota … Tahun Anggaran …
Nomor :
Tanggal :
Jabatan
Honor
No. Pelaksana dalam Tim Pelaksana
(Rp)
Redistribusi Tanah
1 a. Nama
b. NIP
c. Pangkat/Golongan
d. Jabatan
2 a. Nama
b. NIP
c. Pangkat/Golongan
d. Jabatan
3 a. Nama
b. NIP
c. Pangkat/Golongan
d. Jabatan
4 a. Nama
b. NIP
c. Pangkat/Golongan
d. Jabatan
dst
Ditetapkan di ...
pada tanggal ...
NAMA LENGKAP
115
Lampiran 5. Format Daftar Hadir Sosialisasi dan Penyuluhan di Lokasi Objek Redistribusi
Tanah
TANDA
NO. NAMA ALAMAT PEKERJAAN*) KETERANGAN
TANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
dst.
Keterangan:
*) Petani, tokoh masyarakat, atau lainnya.
............................., ..........................
Mengetahui, 20...
Kepala Desa/Lurah ..., Petugas Sosialisasi dan Penyuluhan,
116
Lampiran 6. Format Berita Acara Pelaksanaan Sosialisasi dan Penyuluhan di Lokasi Objek
Redistribusi Tanah
BERITA ACARA
SOSIALISASI DAN PENYULUHAN REDISTRIBUSI TANAH
KABUPATEN/KOTA … PROVINSI …
TAHUN ANGGARAN …
Nomor …
Pada hari ini … tanggal … bulan … Tahun 20..., kami yang bertanda tangan di bawah
ini:
NO. PESERTA SOSIALISASI
JABATAN
DAN PENYULUHAN
1. a. NAMA
b. NIP
2. a. NAMA
b. NIP
3. a. NAMA
b. NIP
dst.
f. biaya persiapan dan/atau Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) yang ditanggung oleh calon Subjek Redistribusi Tanah;
g. …***
117
Demikian Berita Acara Sosialisasi dan Penyuluhan Redistribusi Tanah
Kabupaten/Kota … Tahun Anggaran … kami buat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
NO. PESERTA
SOSIALISASI DAN JABATAN TANDA TANGAN
PENYULUHAN
1. a. NAMA
b. NIP
2. a. NAMA
b. NIP
3. a. NAMA
b. NIP
dst.
118
Lampiran 7. Formulir Inventarisasi dan Identifikasi Subjek dan Objek Redistribusi Tanah
d. Tanah Telantar
4. Luas … m²
5. Penggunaan Tanah:*
a. Lahan Sawah d. Permukiman
c. Lahan Kering
119
6. Pemanfaatan Tanah:*
a. Sawah … x padi d. Rumah tinggal
c. Kebun Campuran
7. Nilai Tanah** saat ini Rp…,00 /per m²
3. NIK :…
120
sehari-hari
4. Tahun penggarapan : …
121
Petugas, Calon Subjek
Redistribusi Tanah,
............................................. .......................................
.... ..........
Nama Nama
122
Lampiran 8. Tabel Hasil Inventarisasi dan Identifikasi Subjek dan Objek Redistribusi Tanah
Format Tabel Hasil Inventarisasi dan Identifikasi Subjek dan Objek Redistribusi Tanah
123
Lampiran 9. Format Sket Bidang Tanah
124
Lampiran 10. Format Desain Penataan Objek Redistribusi Tanah
125
Lampiran 11. Format Berita Acara Kesepakatan Desain Penataan Objek Redistribusi
Tanah
BERITA ACARA
KESEPAKATAN DESAIN PENATAAN OBJEK REDISTRIBUSI TANAH
Pada hari ini … tanggal … bulan … tahun ......., kami yang bertanda tangan di
bawah ini:
1.
2.
3.
4.
5.
dst.
*Petani, tokoh masyarakat, atau yang lainnya (sebutkan)
(________________________) (________________________)
NIP
*pilih salah satu.
126
Lampiran 12. Format Tabel Hasil Pengukuran Bidang Tanah Objek Redistribusi Tanah
127
Lampiran 13. Format Peta Keliling Objek Reditribusi Tanah
128
Lampiran 14. Format Peta Petunjuk Lokasi Objek Redistribusi Tanah
129
Lampiran 15. Format Peta Penggunaan Tanah Objek Redistribusi Tanah
130
Lampiran 16. Format Peta Rencana Tata Ruang Objek Redistribusi Tanah
131
Lampiran 17. Format Berita Acara Penelitian Lapang
BERITA ACARA
PENELITIAN LAPANG GTRA KABUPATEN/KOTA …
DALAM RANGKA PENETAPAN OBJEK DAN SUBJEK REDISTRIBUSI TANAH
TAHUN ANGGARAN ...
Nomor …
Pada hari ini ..., tanggal … bulan … tahun …, kami yang bertanda tangan di bawah
ini:*
1. Nama : ..................................
NIP : ..................................
Jabatan : ..................................
2. Nama : ..................................
NIP : ..................................
Jabatan : ..................................
3. Nama : ..................................
NIP : ..................................
Jabatan : ..................................
4. Nama : ..................................
NIP : ..................................
Jabatan : ..................................
5. Nama : ..................................
NIP : ..................................
Jabatan : ..................................
6. dst .........**
Telah melakukan penelitian lapang dalam rangka penetapan objek dan subjek
Redistribusi Tanah, dengan hasil penelitian lapang sebagai berikut:
A. Calon Objek Redistribusi Tanah
1. Letak Tanah
a. Desa/Kelurahan : …
b. Kecamatan : …
c. Kabupaten/Kota : …
d. Provinsi : …
132
5. Tahun : …
Penguasaan/
Penggarapan
B. Calon Subjek Redistribusi Tanah
2. Alamat : …
a. Desa/Kelurahan : …
b. Kecamatan : …
c. Kabupaten/Kota : …
Dari hasil penelitian dan pengecekan lapang, objek tanah dan calon Subjek
Redistribusi Tanah yang terdapat pada lokasi yang ditinjau telah sesuai dengan
syarat dan ketentuan peraturan perundang-undangan.*****
2. Nama : ..................................
NIP : .................................. 2. ............................
Jabatan : ..................................
3. Nama : ..................................
NIP : .................................. 3. ............................
Jabatan : ..................................
4. Nama : ..................................
NIP : .................................. 4. ............................
Jabatan : ..................................
5. Nama : ..................................
NIP : .................................. 5. ............................
Jabatan : ..................................
6. dst. ******
*Nama yang ikut dalam Penelitian Lapang.
**Sesuaikan dengan peserta yang ikut dalam Penelitian Lapang.
***Tanah yang belum ada penguasaan/tanah yang telah ada penguasaan dan diusahakan/tanah
yang telah ada penguasaan dan tidak diusahakan.
****Harus sama dengan jenis penggunaan tanah pada Peta Penggunaan Tanah.
*****Uraikan sesuai dengan fakta, termasuk apabila lokasinya berasal dari kegiatan IP4T.
******Nama dan tanda tangan yang ikut dalam Penelitian Lapang. Sesuaikan dengan peserta
yang ikut dalam Penelitian Lapang.
133
Lampiran 18.Format Tabel Seleksi Objek dan Subjek Redistribusi Tanah oleh GTRA Kabupaten/Kota
134
Lampiran 19. Format Berita Acara Sidang GTRA Kabupaten/Kota dalam rangka Penetapan
Objek dan Subjek Redistribusi Tanah (Perorangan)
Pada hari ini … tanggal … bulan … tahun …, kami yang bertanda tangan di
bawah ini:*
135
adalah GTRA Kabupaten/Kota … sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2023 tentang Percepatan Pelaksanaan Reforma
Agraria yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Bupati/Wali Kota … Nomor …
tanggal … telah melaksanakan sidang dalam rangka penetapan tanah yang dikuasai
langsung oleh negara menjadi Objek Redistribusi Tanah seluas … m² (... meter
persegi), sebagaimana diuraikan dalam Peta Keliling Nomor … tanggal … yang
menjadi Lampiran I, terletak di Desa/Kelurahan … Kecamatan … Kabupaten/Kota
…, yang telah digarap/dikuasai oleh … dkk, sebanyak … kepala keluarga, … bidang
tanah sesuai dengan Peta Bidang Objek Redistribusi Tanah dalam Lampiran II,
dengan Daftar Subjek dan Objek Redistribusi Tanah sebagaimana tersebut dalam
Lampiran III Berita Acara ini.
137
NO. NAMA DAN JABATAN TANDA TANGAN
Catatan:
- Alinea ke empat: Demikian Berita Acara .......... dst, menjadi satu halaman sebagian atau
seluruhnya dengan lembar tandatangan anggota GTRA Kabupaten/Kota.
- Dilampirkan Peta Keliling, Peta Petunjuk Lokasi, Peta Penggunaan Tanah, Peta Rencana Tata
Ruang.
*Penulisan nama-nama dinas disesuaikan dengan Nomenklatur Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
masing-masing. Pejabat-pejabat lain yang ditujuk dari instansi/dinas yang terkait dengan urusan
pertanahan, sebagai Anggota (sesuai kebutuhan serta situasi dan kondisi Kabupaten/Kota masing-
masing).
**Apabila berasal dari bekas tanah hak, sebutkan asal hak atas tanahnya (bekas kawasan hutan,
bekas HGU, bekas Tanah Milik Adat/Ulayat, dll).
138
Lampiran I : Peta Keliling Objek Redistribusi Tanah
Nomor : ......................
Tanggal : ......................
139
Lampiran II : Peta Bidang Tanah Redistribusi Tanah
Nomor : ......................
Tanggal : ......................
140
Lampiran III : Daftar Objek dan Subjek Redistribusi Tanah
Nomor : ......................
Tanggal : ......................
1 2 3 4 5 6 7 8
3. 003 Amir (2) 14-03-1973/44 petani a. Sukun Baru a. Sukun Baru 110
b. Sumberjo b. Sumberjo
c. Karanganyar c. Karanganyar
Catatan:
1. Daftar calon Subjek Redistribusi Tanah berasal dari hasil Inventarisasi dan Identifikasi
Subjek dan Objek Redistribusi Tanah.
2. Nama calon Subjek Redistribusi Tanah harus disusun secara alfabetis, sehingga dapat
diketahui para Subjek Redistribusi Tanah yang memiliki nama sama lebih dari satu
dan atau memiliki bidang tanah lebih dari 1 (satu) bidang tanah.
3. Jika terdapat satu orang Subjek Redistribusi Tanah memiliki bidang tanah lebih dari
satu, maka diakhir nama diberikan nomor urut bidang tanah.
Misal: Amir nomor urut 1 adalah orang yang berbeda dengan nomor urut 2 dan 3. Amir
nomor urut 2 adalah orang yang sama dengan Amir nomor urut 3 dan dia mempunyai
2 bidang tanah di lokasi yang berbeda, maka jumlah kepemilikan tanahnya ditandai
dengan urutan bidang ke-(1) dan bidang ke-(2) di akhir Namanya.
141
Lampiran 20. Berita Acara Sidang GTRA Kabupaten/Kota dalam rangka
Penetapan Objek dan Subjek Redistribusi Tanah (Hak Kepemilikan Bersama atas
Tanah)
Nomor …
142
adalah GTRA Kabupaten/Kota …, sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2023 tentang
Percepatan Pelaksanaan Reforma Agraria yang dibentuk berdasarkan
Keputusan Bupati/Wali Kota … Nomor … tanggal …, telah melaksanakan
sidang dalam rangka penetapan objek dan subjek Redistribusi Tanah
seluas … m² (... meter persegi) sesuai Peta Keliling Nomor … tanggal …,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, terletak di Desa/Kelurahan …
Kecamatan … Kabupaten/Kota …, yang telah digarap/dikuasai oleh …
dkk, sebanyak … kepala keluarga, … bidang tanah sesuai Daftar Objek
dan Subjek Redistribusi Tanah sebagaimana tercantum dalam Lampiran
III.
144
NO. NAMA DAN JABATAN TANDA TANGAN
Catatan:
- Alinea ke empat: Demikian Berita Acara ………. dst., menjadi satu halaman sebagian
atau seluruhnya dengan lembar tanda tangan anggota GTRA Kabupaten/Kota.
- Dilampirkan Peta Keliling, Peta Petunjuk Lokasi, Peta Penggunaan Tanah, Peta
Rencana Tata Ruang.
145
Lampiran I : Peta Keliling Kegiatan Redistribusi Tanah
Nomor : ......................
Tanggal : ......................
146
Lampiran II : Peta Batas Bidang Kepemilikan Bersama
Nomor : ......................
Tanggal : ......................
147
Lampiran III : Daftar Objek dan Subjek Redistribusi Tanah
Nomor : ......................
Tanggal : ......................
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst
..................................................
Nama dan TTD
Catatan:
1. Daftar Subjek Calon Penerima Tanah berasal dari hasil Inventarisasi dan Identifikasi Subjek
dan Objek Redistribusi Tanah.
2. Nama Subjek Calon Penerima Tanah harus disusun sesuai secara alfabetis, sehingga dapat
diketahui para Subjek Penerima yang memiliki nama sama lebih dari satu dan atau memiliki
bidang tanah lebih dari 1 (satu) bidang tanah.
3. Bilamana terdapat satu orang Subjek Penerima memiliki bidang tanah lebih dari satu maka
diakhir nama diberikan nomor urut bidang.
Misal : Amir nomor urut 1 adalah orang yang berbeda dengan nomor urut 2 dan 3. Amir nomor
urut 2 adalah orang yang sama dengan Amir nomor urut 3 dan dia mempunyai 2 bidang tanah
di lokasi yang berbeda, maka jumlah kepemilikan tanahnya ditandai dengan urutan bidang
ke-(1) dan bidang ke-(2) di akhir namanya.
4. Daftar Subjek Calon Penerima Tanah dapat ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota .......... selaku wakil ketua.
148
Lampiran 21. Format Surat Usulan Penetapan Objek Redistribusi Tanah dalam
rangka Pemberian Hak Atas Tanah (Perorangan)
Kepada Yth.
149
Demikian untuk menjadi maklum.
KEPALA KANTOR
PERTANAHAN
KABUPATEN/KOTA …
Selaku Ketua Pelaksana
Harian
Gugus Tugas Reforma Agraria
Kabupaten/Kota …
.........................................
NIP
*Apabila berasal dari bekas tanah hak, sebutkan asal hak atas tanahnya (bekas kawasan hutan,
bekas HGU, bekas Tanah Milik Adat/Ulayat, dll).
**Lampiran BA Hasil Sidang GTRA Kabupaten/Kota, yaitu : 1) Peta Keliling 2) Peta Bidang
Redistribusi Tanah dan 3) Daftar Subjek dan Objek Penerima Redistribusi Tanah
***Jika unsur Dinas Kehutanan/Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) ikut
menandatangani BA GTRA Kabupaten/Kota, maka Rekomendasi dari Dinas Kehutanan/Balai
Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) terkait TIDAK DIPERLUKAN.
150
Lampiran 22. Format Surat Usulan Penetapan Objek Redistribusi Tanah dalam
rangka Pemberian Hak Kepemilikan Bersama atas Tanah
Kepada Yth.
KEPALA KANTOR
PERTANAHAN
KABUPATEN/KOTA …
Selaku Ketua Pelaksana
Harian
Gugus Tugas Reforma Agraria
Kabupaten/Kota …
.........................................
NIP
*Apabila berasal dari bekas tanah hak, sebutkan asal hak atas tanahnya (bekas kawasan
hutan, bekas HGU, bekas Tanah Milik Adat/Ulayat, dll).
**Lampiran BA Hasil Sidang GTRA Kabupaten/Kota, yaitu : 1) Peta Keliling 2) Peta Batas
Bidang Kepemilikan Bersama dan 3) Daftar Objek dan Subjek Penerima Redistribusi Tanah
***Apabila unsur Dinas Kehutanan/Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) ikut
menandatangani BA Hasil Sidang GTRA Kabupaten/Kota, maka Rekomendasi dari Dinas
Kehutanan/Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) terkait TIDAK DIPERLUKAN.
152
Lampiran 23. Format Riwayat Tanah
a. Desa/Kelurahan : …
b. Kecamatan : …
c. Kabupaten/Kota : …
7. Jumlah KK Penggarap : … KK
8. Penggunaan Tanah : …
Eksisting
153
..................., ..................
20....
KEPALA KANTOR
PERTANAHAN
KABUPATEN/KOTA …,
.......................................
NIP
*tanahnya (tanah yang dikuasai langsung oleh negara, tanah bekas hak (milik adat,
HGU/HPL/HPL transmigrasi, pemerintah, kehutanan, dll).
**Jelaskan apakah tanahnya pernah terdaftar dengan sesuatu hak atas tanah.
***Sesuaikan dengan arahan peruntukan tata ruang.
****Kolom diisi apabila pada lokasi pernah ada kegiatan IP4T atau statusnya sudah Menjadi
TOL (SK Penegasan TOL/Kinag) dan sebutkan tahun anggaran kegiatannya.
154
Lampiran 24. Format Risalah Pengolahan Data Kantor Wilayah
a. : ..........
Desa/Kelurahan
b. Kecamatan : ..........
c. Kabupaten : ..........
d. Provinsi : ..........
(... hektare)
155
5). Tahun : ..........
Penggarapan/
Penguasaan
2. SUBJEK:
1). Calon Subjek : atas nama .......... dkk (.......... KK, ..........
Penerima bidang tanah)
Redistribusi Tanah
156
3. Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 tentang Pelaksanaan
Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1961 Nomor 280, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2322) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1964 tentang
Perubahan dan Tambahan Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun
1961 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti
Kerugian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1964 Nomor
112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2702);
1. Terletak di : ..........
Desa/Kelurahan : ..........
Kecamatan : ..........
Kabupaten : ..........
157
6. Berdasarkan arahan peruntukan pemanfaatan ruang dalam
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota … Nomor … Tahun … tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota … Tahun …-... lokasi
dimaksud adalah untuk kegiatan (pertanian/nonpertanian).
10. Dst. (Hal-hal lain dapat diuraikan lebih lanjut sesuai fakta yang ada).
5. Dst. (Hal-hal lain dapat diuraikan lebih lanjut sesuai fakta yang ada).
158
VII. KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
4. Dst. (Hal-hal lain dapat diuraikan lebih lanjut sesuai fakta yang ada.)
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, kami berkesimpulan bahwa Tanah Negara
seluas .......... Ha (luas dengan huruf), terletak di Desa/Kelurahan ..........,
Kecamatan .........., Kabupaten/Kota .......... Provinsi .........., dapat ditetapkan
menjadi Tanah Objek Redistribusi karena telah memenuhi syarat dan ketentuan
yang berlaku, yang selanjutnya diredistribusikan kepada para calon subjek calon
penerima redistribusi tanah yang memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.
159
.................., ................20....
Koordinator Substansi
Staf Pengolah, Landreform
.........................................
NIP ............................................
NIP
..........................................
NIP
*Untuk menjadi perhatian dalam penyajian RPD, bahwa uraian, telaah dan subtansi dalam RPD
agar tidak disajikan sama dan serupa atas semua lokasi mengingat masing-masing lokasi
memiliki subtansi yang berbeda dalam hal status tanah, kondisi objek dan subjeknya.
**Apabila berasal dari bekas tanah hak, sebutkan asal hak atas tanahnya (bekas kawasan hutan,
bekas HGU, bekas Tanah Milik Adat/Ulayat, dll).
***Harus sama dengan jenis penggunaan tanah pada Peta Penggunaan Tanah.
****Disesuaikan dengan instansi yang terkait dengan kewenangan atas objek yang bersangkutan
(bekas tambang/bekas HGU/bekas tanah milik adat/ulayat/dan lain-lain).
*****Apabila berasal dari bekas tanah hak, sebutkan asal hak atas tanahnya (bekas kawasan
hutan, bekas HGU, bekas Tanah Milik Adat/Ulayat, dll).
******Disesuaikan dengan instansi yang terkait dengan kewenangan atas objek yang
bersangkutan (bekas tambang/bekas HGU/bekas tanah milik adat/ulayat/dan lain-lain).
*******Penulisan nama Dinas disesuaikan dengan SKPD yang ada di daerah.
********Yang mewakili adalah nomor urut 1 dalam Daftar Objek dan Subjek Penerima Redistribusi
Tanah, serta harus sama pada semua berkas usulan.
160
Lampiran 25. Format Surat Keputusan Penetapan Objek Redistribusi Tanah dalam
rangka Pemberian Hak Atas Tanah
TENTANG
PENETAPAN OBJEK REDISTRIBUSI TANAH DALAM RANGKA PEMBERIAN HAK
ATAS TANAH YANG TERLETAK DI KABUPATEN/KOTA … PROVINSI …
Menimbang : a. bahwa tanah yang dimohon adalah tanah yang berasal dari
...** (sebutkan sumber tanahnya) seluas ... ha. (... hektare),
terletak di Desa/Kelurahan … Kecamatan …
Kabupaten/Kota … Provinsi ...;
b. bahwa tanah sebagaimana huruf a di atas seluas ... ha. (...
hektare) tersebut di atas telah digarap atau belum digarap
oleh masyarakat sejak tahun …, akan diredistribusikan
kepada penggarap a.n. ... dkk (... bidang tanah), sesuai
Daftar Penggarap;***
c. bahwa sesuai dengan arahan peruntukan pemanfaatan
ruang dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota … Nomor …
Tahun … tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota … Tahun …-..., tanah sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b memenuhi syarat untuk
dibagi-bagikan menurut Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun
2023 tentang Percepatan Pelaksanaan Reforma Agraria;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a, b, dan c, maka
permohonan penetapan/penegasan tanah dimaksud
dipandang telah cukup dan memenuhi syarat untuk
ditetapkan sebagai Objek Redistribusi Tanah serta telah
sesuai dengan kebijakan pemerintah;
e. bahwa Objek Redistribusi Tanah sebagaimana dimaksud
pada huruf d, perlu ditetapkan Keputusan Penetapan Objek
Redistribusi Tanah dalam rangka Pemberian Hak Atas
Tanah;
161
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara 2043);
2. Undang-Undang Nomor 56 Tahun 1960 tentang Penetapan
Luas Tanah Pertanian (Lembaran Negara Tahun 1960
Nomor 174);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 tentang
Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti
Kerugian (Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 280)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 1964 tentang Perubahan dan Tambahan
Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 tentang
Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti
Kerugian (Lembaran Negara Tahun 1964 Nomor 112);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3696);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak
Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan
Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Tahun 2021 Nomor
28, Tambahan Lembaran Negara Nomor 6630);
6. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2020 Nomor
84);
7. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2023 tentang
Percepatan Pelaksanaan Reforma Agraria (Lembaran Negara
Tahun 2023 Nomor 126);
8. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
9. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
1202);
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2022 tentang
Pelimpahan Kewenangan Penetapan Hak Atas Tanah dan
Kegiatan Pendaftaran Tanah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 1077);
11. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan;
MEMUTUSKAN:
162
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN
NASIONAL PROVINSI ………. TENTANG PENETAPAN OBJEK
REDISTRIBUSI TANAH DALAM RANGKA PEMBERIAN HAK
ATAS TANAH YANG TERLETAK DI DESA/KELURAHAN ……….
KECAMATAN ………. KABUPATEN/KOTA ………. PROVINSI
………. .
KESATU : Tanah yang berasal dari ………. seluas ………. Ha (luas dengan
huruf) terletak di Desa/Kelurahan ………., Kecamatan ……….,
Kabupaten/Kota ………., Provinsi ………. sebagaimana Peta
Keliling dalam lampiran keputusan ini ditetapkan menjadi
tanah yang langsung dikuasai negara untuk diredistribusikan
kepada subjek yang memenuhi syarat.
163
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang bersumber pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Ditetapkan di ……….
Pada tanggal ……….
.............................................
NIP
Tembusan:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional di
Jakarta;
2. Gubernur Provinsi ………., di ……….;
3. Direktur Jenderal Penataan Agraria, di Jakarta;
4. Direktur Landreform di Jakarta (sebagai laporan);
5. Ketua/Wakil Ketua Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten/Kota ……….,
di ……….;
6. Bupati/Walikota ………., di ………. .
Catatan:
*Penomoran dan tanggal SK disesuaikan dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Naskah
Dinas di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
**Sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2023 tentang Percepatan
Pelaksanaan Reforma Agraria.
***Apabila lokasi yang ditegaskan lebih dari 1 (satu) desa, maka atas nama penggarap diuraikan
masing-masing desa.
164
Lampiran 26. Format Surat Keputusan Perubahan Keputusan Kepala Kantor Wilayah
tentang Penetapan Objek Redistribusi Tanah dalam rangka Pemberian Hak Atas Tanah
yang Berasal dari Tanah Objek Landreform Lama
TENTANG
PERUBAHAN KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN
NASIONAL PROVINSI … NOMOR … TENTANG PENETAPAN OBJEK
REDISTRIBUSI TANAH DALAM RANGKA PEMBERIAN HAK ATAS TANAH YANG
BERASAL DARI TANAH OBJEK LANDREFORM LAMA
(Disesuaikan dengan nomenklatur di Surat Keputusan Lama)
TERLETAK DI KABUPATEN/KOTA … PROVINSI …
Menimbang : a. bahwa tanah yang dimohon adalah tanah yang berasal dari
…** (sebutkan sumber tanahnya) seluas … Ha. (sebutkan luas
dalam huruf), terletak di Desa/Kelurahan … Kecamatan …
Kabupaten/Kota … Provinsi …;
b. bahwa tanah sebagaimana huruf a diatas seluas … Ha.
(sebutkan luas dalam huruf) tersebut di atas telah digarap oleh
masyarakat sejak tahun …, akan diredistribusikan kepada
penggarap an. …, dkk (… bidang tanah), sesuai Daftar
Penggarap;***
165
c. bahwa tanah yang akan diredistribusikan tersebut adalah
tanah Objek Landreform yang berasal dari tanah kelebihan
maksimum/absentee/bekas swapraja) yang belum atau
sebagian pernah (pilih salah satu) diredistribusikan
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Inspeksi Agraria
Provinsi …/Gubernur Kepala Daerah Tingkat I … Nomor …
tanggal …, yang telah habis masa berlakunya tanggal …,
terletak di Desa … Kecamatan … Kabupaten … seluas … Ha,
dan sampai saat ini Subjek Redistribusi Tanah tidak
memenuhi kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam Surat
Keputusannya, sehingga berdasarkan Keputusan Menteri
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 11 Tahun
1997 tanggal 3 September 1997, Surat Keputusan
Redistribusi Tanah tersebut dinyatakan batal dengan
sendirinya dan tidak berlaku lagi serta tanahnya dinyatakan
sebagai Tanah Negara Objek Landreform;
d. bahwa sesuai dengan arahan peruntukan pemanfaatan ruang
dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota … Nomor … Tahun
… tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota …
Tahun …-..., tanah sebagaimana dimaksud pada huruf a dan
huruf b memenuhi syarat untuk dibagi-bagikan menurut
Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2023 tentang Percepatan
Pelaksanaan Reforma Agraria;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a, b, dan c, maka
permohonan penetapan/penegasan tanah dimaksud
dipandang telah cukup dan memenuhi syarat untuk
ditetapkan sebagai Objek Redistribusi Tanah serta telah
sesuai dengan kebijakan pemerintah;
f. bahwa Objek Redistribusi Tanah sebagaimana dimaksud
pada huruf d, perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan
Penetapan/Penegasan Tanah yang Dikuasai Langsung oleh
Negara menjadi Objek Redistribusi Tanah;
166
5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak
Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan
Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Tahun 2021 Nomor 28,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 6630);
6. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2020 Nomor
84);
7. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2023 tentang Percepatan
Pelaksanaan Reforma Agraria (Lembaran Negara Tahun 2023
Nomor 126);
8. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah;
9. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2022 tentang
Pelimpahan Kewenangan Penetapan Hak Atas Tanah dan
Kegiatan Pendaftaran Tanah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 1077);
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional dan Kantor Pertanahan;
11. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1202);
MEMUTUSKAN:
KESATU : Tanah yang berasal dari … seluas … Ha. (luas dengan huruf)
terletak di Desa/Kelurahan … Kecamatan … Kabupaten/Kota …
Provinsi … merupakan tanah sawah/tanah
kering/tambak/pemukiman yang berasal dari tanah kelebihan
maksimum/absentee/bekas swapraja*) dan telah ditegaskan
sebagai Objek Landreform yang sebagian pernah/belum pernah
diredistribusikan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Inspeksi
167
Agraria Provinsi …/Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I … dan Keputusan Bupati/Wali Kota … Nomor … tanggal
… tentang …, sebanyak … bidang tanah, kepada …, dkk sesuai
dengan data dan Peta Keliling dalam lampiran keputusan ini
ditetapkan menjadi tanah yang langsung dikuasai negara untuk
diredistribusikan kepada calon Subjek Redistribusi Tanah yang
memenuhi syarat.
168
Ditetapkan di ……….
Pada tanggal ……….
.............................................
NIP
Tembusan:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, di
Jakarta;
2. Gubernur …, di …;
3. Direktur Jenderal Penataan Agraria, di Jakarta;
4. Direktur Landreform, di Jakarta (sebagai laporan);
5. Ketua/Wakil Ketua Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten/Kota …, di …;
6. Bupati/Wali Kota …, di ...
Catatan:
*Penomoran dan tanggal SK disesuaikan dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Naskah
Dinas di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
**Sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2023 tentang Percepatan
Pelaksanaan Reforma Agraria.
***Apabila lokasi yang ditegaskan lebih dari 1 (satu) desa, maka atas nama penggarap diuraikan
masing-masing desa.
****Dilampirkan Perubahan Peta Keliling Objek Redistribusi Tanah terbaru.
169
Lampiran 27. Format Surat Keputusan Penetapan Objek Redistribusi Tanah dalam
rangka Pemberian Hak Kepemilikan Bersama Atas Tanah Hak Kepemilikan Bersama
atas Tanah
TENTANG
PENETAPAN OBJEK REDISTRIBUSI TANAH DALAM RANGKA PEMBERIAN HAK
KEPEMILIKAN BERSAMA ATAS TANAH YANG TERLETAK DI
KABUPATEN/KOTA ... PROVINSI ...
Menimbang : a. bahwa tanah yang dimohon adalah tanah yang berasal dari
... (sebutkan sumber tanahnya)** seluas ... hektare
(sebutkan luas dalam huruf), terletak di Desa/Kelurahan …
Kecamatan … Kabupaten/Kota ... Provinsi ...;
b. bahwa terhadap tanah sebagaimana dimaksud pada huruf a
telah digarap oleh masyarakat sejak tahun ..., akan
diredistribusikan kepada penggarap an. ... dkk (... bidang
tanah), sesuai Daftar Penggarap;***
c. bahwa sesuai dengan arahan peruntukan pemanfaatan
ruang dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota … Nomor
… Tahun … tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota … Tahun …-..., tanah sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b memenuhi syarat untuk
dibagi-bagikan menurut Peraturan Presiden Nomor 62
Tahun 2023 tentang Percepatan Pelaksanaan Reforma
Agraria;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, b, dan c, maka permohonan
penetapan/penegasan tanah dimaksud dipandang telah
cukup dan memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai
170
Objek Redistribusi Tanah Hak Kepemilikan Bersama atas
Tanah serta telah sesuai dengan kebijakan pemerintah;
e. bahwa Objek Redistribusi Tanah sebagaimana dimaksud
pada huruf d, perlu ditetapkan Keputusan
Penetapan/Penegasan Tanah yang Dikuasai Langsung oleh
Negara menjadi Objek Redistribusi Tanah Hak Kepemilikan
Bersama atas Tanah;
171
Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1202);
MEMUTUSKAN:
KESATU : Tanah yang berasal dari … seluas … Ha. (luas dengan huruf)
terletak di Desa/Kelurahan … Kecamatan … Kabupaten/Kota …
Provinsi … sebagaimana Peta Keliling dalam lampiran
keputusan ini ditetapkan menjadi tanah yang langsung dikuasai
negara untuk diredistribusikan kepada subjek yang memenuhi
syarat dengan pemberian Hak Kepemilikan Bersama.
172
c. terdapat bidang tanah yang setelah dilakukan seleksi
terdapat calon Subjek Redistribusi Tanah yang tidak
memenuhi syarat dan ketentuan Pasal 19 ayat (2)
Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2023 tentang
Percepatan Pelaksanaan Reforma Agraria, serta diproses
melalui program legalisasi lainnya.
Ditetapkan di ……….
Pada tanggal ……….
.............................................
NIP
Tembusan:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional di
Jakarta;
2. Gubernur Provinsi ………., di ……….;
3. Direktur Jenderal Penataan Agraria, di Jakarta;
4. Direktur Landreform di Jakarta (sebagai laporan);
5. Ketua/Wakil Ketua Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten/Kota ……….,
di ……….;
6. Bupati/Walikota ………., di ………. .
Catatan:
*Penomoran dan tanggal SK disesuaikan dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Naskah
Dinas di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
**Sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2023 tentang Percepatan
Pelaksanaan Reforma Agraria.
***Apabila lokasi yang ditegaskan lebih dari 1 (satu) desa, maka atas nama penggarap diuraikan
masing-masing desa.
173
Lampiran 28. Format Surat Usulan Penetapan Calon Subjek Redistribusi Tanah kepada
Bupati/Wali Kota
Kepada Yth.
Bupati/Wali Kota …
di -
Tempat.
Dengan hormat,
Bersama ini kami sampaikan Usulan Penetapan Calon Subjek Redistribusi
Tanah Menjadi Subjek Redistribusi Tanah atas tanah negara seluas … Hektare,
(sebutkan dengan huruf) terletak di Desa/Kelurahahan …, Kecamatan …,
Kabupaten/Kota …, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. bahwa Objek Redistribusi Tanah yang akan dibagikan kepada calon Subjek
Redistribusi Tanah atas nama … dkk, sebanyak … KK dengan jumlah
bidang tanah sebanyak … bidang merupakan tanah yang berasal dari …;*
2. bahwa usulan tersebut telah memenuhi persyaratan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan dalam rangka pemberian alas hak/bukti
kepemilikan tanah oleh negara kepada Subjek Redistribusi Tanah;
3. sebagai bahan pertimbangan, bersama ini kami lampirkan:
a. Berita Acara Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten/Kota … Nomor
… tanggal … beserta lampirannya;**
b. Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Nomor … tanggal … tentang Penetapan Tanah yang Dikuasai Langsung
Negara Menjadi Objek Redistribusi Tanah, beserta lampirannya;
c. Surat Keterangan di luar Kawasan Hutan/Tambang dari
Dinas/Instansi … Nomor … tanggal … beserta lampirannya:***
d. Riwayat Tanah Nomor … tanggal …;
e. Peta Petunjuk Lokasi Nomor … tanggal …;
f. Peta Keliling Nomor … tanggal …;
g. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Nomor … tanggal …;
174
h. Peta Penggunaan Tanah Nomor … tanggal …;
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan
terima kasih.
KEPALA KANTOR
PERTANAHAN
KABUPATEN/KOTA …
Selaku Ketua Pelaksana
Harian
Gugus Tugas Reforma Agraria
Kabupaten/Kota …,
.........................................
NIP
Catatan:
*Sebutkan asal tanahnya (tanah yang dikuasai langsung oleh Negara (pelepasan kawasan hutan,
bekas HGU, tanah terlantar, bekas milik adat, dll).
**Sebutkan asal tanahnya (tanah yang dikuasai langsung oleh Negara (pelepasan kawasan
hutan, bekas HGU, tanah terlantar, bekas milik adat, dll).
***Apabila unsur Dinas Kehutanan/Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) ikut
menandatangani BA Hasil Sidang GTRA Kabupaten/Kota, maka Rekomendasi dari Dinas
Kehutanan/Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) terkait TIDAK DIPERLUKAN.
175
Lampiran 29. Format Penetapan Subjek oleh Bupati/Wali Kota
176
Nomor 224 Tahun 1961 tentang Pelaksanaan Pembagian
Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian (Lembaran Negara
Tahun 1964 Nomor 112);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak
Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan
Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Tahun 2021 Nomor 28,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 6630);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3696);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang
Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran
Negara Tahun 2010 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5098);
8. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor
21);
9. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2023 tentang Percepatan
Pelaksanaan Reforma Agraria (Lembaran Negara Tahun 2023
Nomor 126);
10. Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1980 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Pelaksanaan Landreform;
11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 1981
tentang Pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun
1980 tentang Perincian Tugas dan Tata Kerja Pelaksanaan
Landreform;
Memperhatikan : 1. Berita Acara Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten/Kota
… Nomor … tanggal …;
2. Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi … Nomor … tanggal … tentang Penetapan
Tanah yang Langsung Dikuasi oleh Negara Menjadi Objek
Redistribusi Tanah;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI/WALI KOTA … NOMOR … TENTANG
PENETAPAN CALON SUBJEK REDISTRIBUSI TANAH MENJADI
SUBJEK REDISTRIBUSI TANAH DI KABUPATEN/KOTA …
PROVINSI …
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan
ini, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
177
Ditetapkan di …
Pada tanggal ….
BUPATI/WALI KOTA …,
Tembusan:
1. Yth. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, di
Jakarta;
2. Yth. Gubernur Provinsi …, di …;
3. Yth. Direktur Jenderal Penataan Agraria, di Jakarta;
4. Yth. Direktur Landreform, di Jakarta (sebagai laporan);
5. Yth. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Provinsi …, di …;
6. Yth. Ketua/Wakil Ketua Gugus Tugas Reforma Agraria Landreform
Kabupaten/Kota …, di …
178
Lampiran 30. Format Usulan Pengesahan Calon Subjek Redistribusi Tanah Menjadi
Subjek Redistribusi Tanah
Kepada Yth.
Bupati/Wali Kota …
di -
Tempat.
Dengan hormat,
Bersama ini kami sampaikan Berita Acara Sidang Gugus Tugas Reforma
Agraria Kabupaten/Kota dalam rangka penetapan objek dan subjek redistribusi
tanah Nomor ………. tanggal ………. bulan ………. Tahun ………. yang merupakan
hasil pembahasan calon objek dan subjek Redistribusi Tanah, seluas ………. Ha
(sebutkan dengan huruf), yang terletak di Desa/Kelurahahan ………., Kecamatan
………., Kabupaten/Kota ………., untuk dimohonkan pengesahannya menjadi
Subjek Redistribusi Tanah. Sebagai bahan pertimbangan, dengan ini kami
sampaikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bahwa tanah yang menjadi Objek Redistribusi yang akan dibagikan kepada
Calon Subjek Redistribusi Tanah atas nama ………. dkk, sebanyak ………. KK
dengan jumlah bidang sebanyak ………. bidang merupakan tanah yang
berasal dari ………. .*
2. Bahwa usulan tersebut telah memenuhi persyaratan peraturan perundang-
undangan dalam rangka pemberian alas hak/bukti kepemilikan tanah oleh
negara kepada Subjek Redistribusi Tanah;
3. Dokumen-dokumen pendukung sebagai berikut:
a. Berita Acara Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten/Kota ………. Nomor
………. Tanggal ………. beserta lampirannya:**
b. Surat Keterangan di luar Kawasan Hutan/Tambang dari Dinas/Instansi
………. nomor ………. tanggal ………. beserta lampirannya:***
c. Riwayat Tanah nomor ………. tanggal ……….;
d. Peta Petunjuk Lokasi nomor ………. tanggal ……….;
e. Peta Keliling nomor ………. tanggal ……….;
f. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah nomor ………. tanggal ……….;
g. Peta Penggunaan Tanah nomor ………. tanggal ……….;
179
Demikian atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.
KEPALA KANTOR
PERTANAHAN
KABUPATEN/KOTA ……….
Selaku Ketua Pelaksana
Harian
GTRA Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota ……….
.........................................
NIP
*Sebutkan asal tanahnya (tanah yang dikuasai langsung oleh Negara (pelepasan kawasan hutan,
bekas HGU, tanah terlantar, bekas milik adat, dll).
**Sebutkan asal tanahnya (tanah yang dikuasai langsung oleh Negara (pelepasan kawasan
hutan, bekas HGU, tanah terlantar, bekas milik adat, dll).
***Apabila unsur Dinas Kehutanan/Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) ikut
menandatangani BA Hasil Sidang GTRA Kabupaten/Kota, maka Rekomendasi dari Dinas
Kehutanan/Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) terkait TIDAK DIPERLUKAN.
180
Lampiran 31. Format Pengesahan Subjek Redistribusi Tanah Sebagaimana Terlampir
dalam Lampiran II dari Berita Acara Sidang Gugus Tugas Reforma Agraria
Kabupaten/Kota
1 2 3 4 5 6 7
Disahkan di …
pada tanggal …
…………………., …………………………
BUPATI/WALI KOTA 20….
KABUPATEN/KOTA ………., Gugus Tugas Reforma Agraria
Kabupaten/Kota …
Pimpinan Sidang,
(Tanda tangan dan cap basah)
(Tanda tangan)
.................................................. ..................................................
NAMA LENGKAP NAMA LENGKAP
Catatan:
1. Daftar calon Subjek Redistribusi Tanah berasal dari hasil Inventarisasi dan Identifikasi subjek
dan objek.
2. Nama calon Subjek Redistribusi Tanah disusun secara alfabetis, sehingga dapat diketahui
para Subjek Redistribusi Tanah yang memiliki nama sama lebih dari satu orang dan/atau
memiliki lebih dari 1 (satu) bidang tanah.
3. Jika terdapat satu orang Subjek Redistribusi Tanah memiliki lebih dari satu bidang tanah,
maka diakhir nama diberikan nomor urut bidang.
181
Misal: Amir nomor urut 1 adalah orang yang berbeda dengan nomor urut 2 dan 3. Amir nomor
urut 2 adalah orang yang sama dengan Amir nomor urut 3 dan dia mempunyai 2 bidang tanah
di lokasi yang berbeda, maka jumlah kepemilikan tanahnya ditandai dengan urutan bidang
ke-(1) dan bidang ke-(2) di akhir namanya.
4. Daftar Objek dan Subjek Redistribusi Tanah dapat ditandatangani oleh kepala kantor
pertanahan selaku wakil ketua GTRA Kabupaten/Kota.
182
Lampiran 32. Format Surat Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah dalam rangka
Redistribusi Tanah
NOMOR : ……….*
TENTANG
PEMBERIAN HAK ATAS TANAH DALAM RANGKA
REDISTRIBUSI TANAH
MEMUTUSKAN :
184
KEDUA : Memerintahkan kepada Kepala Seksi Penetapan Hak dan
Pendaftaran untuk membukukan dan menerbitkan sertipikat
sebagaimana diktum KESATU sesuai ketentuan perundang-
undangan;
KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan
ini, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di ……….
Pada tanggal ……….
185
3. Bupati/Walikota/ ………. di ……….
4. Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten/Kota ………., di ………. .
5. Arsip.
*Penomoran dan tanggal SK disesuaikan dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Naskah
Dinas di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
**Apabila berasal dari bekas tanah hak, sebutkan asal hak atas tanahnya (bekas kawasan hutan,
bekas HGU, bekas Tanah Milik Adat/Ulayat, dll).
186
Lampiran 33. Format Surat Keputusan Pemberian Hak Milik Dalam Rangka
Redistribusi Tanah Kembali (Her-Redistribusi) Tanah Objek Landreform
NOMOR: ...*
TENTANG
PEMBERIAN HAK MILIK DALAM RANGKA REDISTRIBUSI TANAH KEMBALI
(HER-REDISTRIBUSI) TANAH OBJEK LANDREFORM
187
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960
Nomor 104);
2. Undang-Undang Nomor 56 Tahun 1960 tentang Penetapan
Luas Tanah Pertanian (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor
174);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 tentang
Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian
(Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 280) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1964
tentang Perubahan dan Tambahan Peraturan Pemerintah
Nomor 224 Tahun 1961 tentang Pelaksanaan Pembagian
Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian (Lembaran Negara
Tahun 1964 Nomor 112);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 59);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak
Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan
Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Tahun 2021 Nomor 28,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 6630);
6. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2020 Nomor
84);
7. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2023 tentang Percepatan
Pelaksanaan Reforma Agraria (Lembaran Negara Tahun 2023
Nomor 126);
8. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah;
9. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan;
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021 tentang
Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1202);
11. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2022 tentang
Pelimpahan Kewenangan Penetapan Hak Atas Tanah dan
Kegiatan Pendaftaran Tanah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 1077);
MEMUTUSKAN:
188
DALAM RANGKA REDISTRIBUSI TANAH KEMBALI (HER-
REDISTRIBUSI) TANAH OBJEK LANDREFORM.
189
(DIPA) yang bersumber pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN).
KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan
ini, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di …
pada tanggal …
KEPALA KANTOR PERTANAHAN
KABUPATEN/KOTA …
Keterangan:
*Penomoran dan tanggal SK disesuaikan dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Naskah
Dinas di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
**Pilih salah satu, berasal dari tanah kelebihan maksimum/absentee/bekas tanah swapraja.
***Dicantumkan apabila tanah yang diberikan berasal dari tanah kelebihan maksimum dan
tanah absentee.
190
Lampiran 34. Format Surat Keputusan Pemberian Hak Kepemilikan Bersama atas
Tanah dalam rangka Redistribusi Tanah
NOMOR ...*
TENTANG
PEMBERIAN HAK KEPEMILIKAN BERSAMA ATAS TANAH
DALAM RANGKA REDISTRIBUSI TANAH
MEMUTUSKAN :
192
sebagaimana Diktum KESATU sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan
ini, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di ...
pada tanggal ...
Tembusan:
193
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional u.p.
Direktur Jenderal Penataan Agraria c.q. Direktur Landreform, di Jakarta;
2. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi …, di …;
3. Bupati/Wali Kota …, di …;
4. Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten/Kota ..., di …;
5. Arsip.
*Penomoran dan tanggal SK disesuaikan dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Naskah
Dinas di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
**Apabila berasal dari bekas tanah hak, sebutkan asal hak atas tanahnya (bekas kawasan hutan,
bekas HGU, bekas Tanah Milik Adat/Ulayat, dll).
194
Lampiran 35. Lampiran Surat Keputusan Redistribusi Tanah Hak Kepemilikan Bersama atas Tanah
NIB Nomor :
Letak Tanah : Desa ..., Kecamatan ...
Luas Tanah : … m²
Ditetapkan di ...
pada tanggal ...
Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota …
…………………………..
NIP ………
195
Lampiran 36. Format Surat Permohonan dan Pernyataan yang ditujukan kepada
Kepala Kantor Pertanahan
SURAT PERMOHONAN
MENGALIHKAN HAK MILIK ATAS TANAH
Dengan ini, mengajukan permohonan untuk mengalihkan hak milik atas tanah
yang berasal dari Redistribusi Tanah dengan alasan digunakan untuk biaya
pengobatan karena sakit, biaya pendidikan anak dan/atau cucu, atau
kebutuhan darurat lainnya. (*pilih salah satu)
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh
tanggung jawab.
……………., ……………………
Yang membuat pernyataan
(Meterai cukup)
………………………………….
……………………………..
196
Lampiran 37. Format Surat Pesetujuan dari Para Anggota Kelompok Penerima
SURAT PERNYATAAN
PERSETUJUAN PELEPASAN SEBAGIAN
HAK KEPEMILIKAN BERSAMA ATAS TANAH
1Nama : …………………………………………
. Tempat/Tanggal Lahir : …………………………………………
NIK : …………………………………………
Pekerjaan : …………………………………………
Alamat : …………………………………………
Nama : …………………………………………
Tempat/Tanggal Lahir : …………………………………………
NIK : …………………………………………
Pekerjaan : …………………………………………
Alamat : …………………………………………
3Nama : …………………………………………
. Tempat/Tanggal Lahir : …………………………………………
NIK : …………………………………………
Pekerjaan : …………………………………………
Alamat : …………………………………………
4Nama : …………………………………………
. Tempat/Tanggal Lahir : …………………………………………
NIK : …………………………………………
Pekerjaan : …………………………………………
Alamat : …………………………………………
Dst…
Adalah pemilik tanah Hak Kepemilikan Bersama atas Tanah Nomor … seluas …
m2 yang terletak di … Desa/Kelurahan … Kecamatan … Kabupaten/Kota …
Provinsi …
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dengan penuh
tanggung jawab.
……………., ……………………
Yang membuat pernyataan
(Meterai cukup)
1.
2.
3.
4. dst
198
Lampiran 38. Format Surat Pernyataan Objek dan Subjek Redistribusi tanah yang Tidak
Direkomendasikan GTRA Kabupaten/Kota
Nama :……….
NIP :……….
Jabatan :……….
Kementerian/lem :……….
baga
.......................................
NIP
199
Lampiran 39. Format Pengajuan Honorarium
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
Dst.
JUMLAH
Jakarta,
……………………………………..… …………………………………..
NIP………………………………… NIP…………………………………
200
Lampiran 40. Contoh Sertipikat Elektronik Redistribusi Tanah
201
202
Lampiran 41. Format Berita Acara Monitoring dan Supervisi Redistribusi Tanah
BERITA ACARA
MONITORING DAN SUPERVISI REDISTRIBUSI TANAH
TAHUN ANGGARAN …
Pada hari ini ..., tanggal … bulan … tahun ..., kami yang bertanda tangan di
bawah ini:
1. Nama : …
NIP : …
Jabatan : …
2. Nama : …
NIP : …
Jabatan : …
3. Nama : …
NIP : …
Jabatan : …
1. Penetapan Lokasi
203
2 Pemenuhan persyaratan Objek Redistribusi Tanah yang akan ditegaskan:
a. pemenuhan form isian hasil inventarisasi dan identifikasi; dan
b. hasil pengukuran dan pemetaan bidang tanah, meliputi:
Tema Peta
1. Judul
2. Indeks
3. Sistem Koordinat
5. Skala
6. Legenda
7. Sumber Peta
8. Simbol
9. Toponimi
204
a. ada/tidak ada perubahan luas yang ditegaskan dan yang
diredistribusikan ... dengan penjelasan sebagai berikut …
b. ada/tidak ada perbedaan jumlah bidang tanah dalam SK Penegasan, SK
Redistribusi TOL, dan sertipikat yang diterbitkan … dengan penjelasan …
c. ada/tidak ada perbedaan perubahan daftar penggarap dalam SK
Penegasan, dengan daftar penggarapan dalam SK Redistribusi TOL dan
penerima sertipikat … dengan alasan perbedaan ...
Petugas,
1. Nama
NIP
2. Nama
NIP
3. Nama
NIP
205
Lampiran 42. Format Monitoring dan Supervisi Kegiatan Redistribusi Tanah
FORM MONITORING DAN SUPERVISI
KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL ….............
Kantor Pertanahan Kab/Kota :
Tanggal Monitoring dan Supervisi :
206
Lampiran 43. Format Berita Acara Monitoring dan Evaluasi Redistribusi Tanah
BERITA ACARA
MONITORING DAN EVALUASI REDISTRIBUSI TANAH
PROVINSI …
TAHUN ANGGARAN ...
NOMOR ...
Pada hari ini ..., tanggal … bulan … tahun ..., kami yang bertanda tangan di
bawah ini:
1. Nama : …
NIP : …
Jabatan : …
2. Nama : …
NIP : …
Jabatan : …*
b. Kendala dan
permasalahan
207
TAHAPAN KESESUAIAN EVIDENCE KETERANGAN
b. Kendala dan
permasalahan
b. Kendala dan
permasalahan
Petugas,
1. Nama
NIP
2. Nama
NIP
3. Nama
NIP
Catatan:
*Sesuaikan dengan peserta yang ikut dalam Monitoring dan Evaluasi Redistribusi Tanah.
208
Lampiran 44. Format Form Monitoring dan Evaluasi Redistribusi Tanah
209
Lampiran 45. Format Laporan Akhir Redistribusi Tanah
LAPORAN AKHIR
REDISTRIBUSI TANAH KABUPATEN/KOTA …
TAHUN ANGGARAN …
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Uraian Persiapan Redistribusi Tanah
IV. PENUTUP
210
DAFTAR ISI
1
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan Data dan Informasi Penguasaan, Pemilikan,
Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (Data dan Informasi P4T)
merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka pengumpulan data dan
informasi P4T dalam suatu wilayah. Tujuan kegiatan Data dan Informasi
P4T adalah untuk menghasilkan informasi pertanahan yang selanjutnya
dapat ditindaklanjuti dengan program pertanahan. Kegiatan ini
merupakan amanat TAP MPR IX/2001 tentang Pembaharuan Agraria dan
Pengelolaan Sumber Daya Alam. TAP MPR IX/2001 khususnya Pasal 6
yang menetapkan bahwa untuk merumuskan Arah Kebijakan Pembaruan
Agraria perlu diselenggarakan pendataan pertanahan melalui
inventarisasi dan registrasi penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah secara komprehensif dan sistematis dalam rangka
pelaksanaan landreform.
Kegiatan Data dan Informasi P4T termasuk dalam daftar
kegiatan Prioritas Nasional dalam rangka menunjang Reforma Agraria,
sebagaimana yang tercantum dalam Visi Misi Pemerintahan Jokowi-
Ma’aruf tahun 2020 - 2024. Salah satu visi misi tersebut adalah mengenai
pelaksanaan Reforma Agraria seluas 9 juta hektar untuk rakyat
tani/buruh tani. Visi Misi tersebut dituangkan pada salah satu sasaran
strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional Tahun 2020 – 2024 yakni penguasaan, pemilikan, penggunaan,
dan pemanfaatan tanah yang berkepastian hukum dan produktif. Sasaran
strategis tersebut selanjutnya dituangkan dalam sasaran program yaitu
terwujudnya asset reform dalam Reforma Agraria dengan sasaran kegiatan
terlaksananya redistribusi tanah yang berasal dari Tanah Objek Reforma
Agraria (TORA).
Sebagai langkah percepatan Reforma Agraria, maka pada tahun
2023 telah disahkan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2023 tentang
Percepatan Pelaksanaan Reforma Agraria. Dalam Rencana Aksi
2
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
Percepatan Pelaksanaan Reforma Agraria yang merupakan lampiran dari
Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2023 tentang Percepatan
Pelaksanaan Reforma Agraria, menjelaskan kegiatan Data dan Informasi
P4T merupakan salah satu kegiatan pendukung untuk mencapai tujuan
strategis percepatan penetapan potensi objek redistribusi tanah dalam
skema besar Reforma Agraria.
Output dari kegiatan Data dan Informasi P4T adalah data kondisi
umum pertanahan yang berisi informasi penguasaan, pemilikan,
penggunaan, dan pemanfaatan tanah (P4T). Urgensi penyediaan data P4T
termuat dalam Deklarasi GTRA Summit Karimun 2023 yang
mengamanatkan pelaksanaan pengumpulan data P4T pada tanah aset
BUMN/BUMD/BMN/BMD, tanah transmigrasi yang memerlukan
penyelesaian permasalahan pertanahan, dan TORA dari pelepasan
kawasan hutan. Diharapkan dengan dihasilkannya Data dan Informasi
P4T dapat bermanfaat dalam perencanaan kegiatan dan perumusan
kebijakan Reforma Agraria dan kegiatan pertanahan lainnya.
3
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
C. Sasaran
Sasaran penyusunan petunjuk pelaksanaan ini adalah
terlaksananya kegiatan Data dan Informasi P4T sesuai dengan target yang
telah ditetapkan dalam DIPA Kementerian ATR/BPN Tahun 2024,
sehingga menghasilkan kualitas output kegiatan Data dan Informasi P4T
sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan.
D. Dasar Hukum
Landasan hukum dari pelaksanaan kegiatan Data dan
Informasi P4T sebagai berikut:
1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan
Sumber Daya Alam;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043);
3. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun
2022 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Tahun 2022 Nomor
238);
4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara Tahun 2020 Nomor 83);
5. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2020 Nomor 84);
6. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2023 tentang Percepatan
Pelaksanaan Reforma Agraria (Lembaran Negara Tahun 2023 Nomor
126);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3696);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak
Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun dan
Pendaftaran Tanah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 28);
4
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
9. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Tata Naskah Dinas dan Tata Kearsipan di
Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 686);
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 985);
11. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 986);
12. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2023
tentang Penyelenggaraan Informasi Geospasial Tematik Pertanahan
dan Ruang; dan
13. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Tahun Anggaran 2023.
E. Pengertian
Untuk memudahkan pemahaman dan pelaksanaan, berikut ini
beberapa pengertian yang berkaitan dengan Kegiatan Data dan Informasi
P4T, yaitu:
1. Reforma Agraria adalah penataan kembali struktur penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah yang berkeadilan
melalui penataan aset dan penataan akses untuk kemakmuran
rakyat;
2. Tanah Objek Reforma Agraria yang selanjutnya disingkat TORA
adalah tanah yang dikuasai oleh negara dan/atau tanah yang telah
dimiliki oleh masyarakat untuk diredistribusi atau dilegalisasi;
5
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
3. Redistribusi Tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah dalam rangka pembagian dan/atau pemberian hak atas
tanah yang bersumber dari TORA kepada Subjek Reforma Agraria
disertai dengan pemberian sertipikat hak atas tanah;
4. Penguasaan Tanah adalah hubungan hukum antara orang per
orang, kelompok orang, atau badan hukum dengan tanah;
5. Pemilikan Tanah adalah hubungan hukum antara orang per orang,
kelompok orang, atau badan hukum yang dilengkapi dengan bukti
kepemilikan baik yang sudah terdaftar (sertipikat hak atas tanah)
maupun belum terdaftar;
6. Penggunaan Tanah adalah wujud tutupan permukaan bumi baik
yang merupakan bentukan alami maupun buatan manusia;
7. Pemanfaatan Tanah adalah kegiatan untuk mendapatkan nilai
tambah tanpa mengubah wujud fisik penggunaan tanahnya;
8. Bidang Tanah adalah bagian permukaan bumi yang merupakan
satuan bidang yang terbatas; dan
9. Sket Bidang Tanah adalah data fisik bidang tanah di lapangan
secara umum (general boundary) dan memiliki referensi geografi
minimal 1 TDT.
F. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan ini adalah seluruh
tahapan pelaksanaan kegiatan Data dan Informasi P4T meliputi tahap
persiapan, pelaksanaan, kontrol kualitas, monitoring dan evaluasi, serta
pelaporan.
6
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan Data dan Informasi P4T Tahun Anggaran 2024 berada
pada DIPA Kantor Wilayah BPN dan/atau Kantor Pertanahan. Pelaksanaan
kegiatan Data dan Informasi P4T dikelompokkan menjadi 4 (empat)
tahapan, yaitu: Tahapan Persiapan terdiri dari Penyusunan POK, Penetapan
Lokasi dan Penyusunan Tim Pelaksana, Penyusunan Jadwal Kegiatan,
Persiapan Administrasi dan Keuangan, Pembuatan Peta Kerja, dan
Pelatihan Pembantu Desa; Tahapan Pelaksanaan terdiri dari Penyuluhan,
Pengumpulan Data Fisik dan Informasi P4T (Verifikasi P4T, Sket Toponimi),
Pengumpulan Data Potensi Desa, Pengolahan Data P4T, dan Analisa Data;
Tahapan Kontrol Kualitas serta Monitoring dan Evaluasi; serta Tahapan
Pelaporan terdiri dari pelaporan melalui eMonev SIGTORA, SKMPP,
Laporan Triwulan, dan Laporan Pelaksanaan DIP4T. Tahapan pelaksanaan
kegiatan Data dan Informasi P4T dapat dilihat pada Gambar 1. berikut ini.
A. Tahapan Persiapan
1. Perencanaan Data dan Informasi P4T
a. Kegiatan Inventarisasi Data dan Informasi P4T dilaksanakan di
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi atau di
Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota menggunakan Standar
7
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
Biaya Keluaran (SBK) Kategori 1 – 5;
b. Dalam perencanaan anggaran mempertimbangkan jumlah
target, ketersediaan sumber daya manusia berkaitan dengan
kemampuan orang per hari dalam pelaksanaan kegiatan, jarak
ke lokasi kegiatan yang mempengaruhi biaya transportasi, serta
memastikan agar seluruh tahapan kegiatan dibiayai dengan
tepat. Perencanaan anggaran dituangkan dalam rincian POK,
Contoh rincian POK kegiatan Data dan Informasi P4T dapat
diperiksa pada LAMPIRAN 1;
c. Dalam hal kegiatan Data dan Informasi P4T yang sumber
dananya berasal dari non APBN atau sumber pembiayaan lain
yang sah (contoh : Corporate Social Responsibility/CSR),
perencanaan anggaran disesuaikan dengan SBK kegiatan Data
dan Informasi P4T yang sumber dananya dari APBN.
8
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
BPN Provinsi (LAMPIRAN 5).
e. Lokasi Data dan Informasi P4T terdiri atas bidang tanah yang
mengelompok dalam satu hamparan (luasan minimal 2 hektare
dan/atau 5 bidang) baik bidang tanah yang terdapat
penguasaan maupun belum terdapat penguasaan, yang sudah
terdaftar maupun belum terdaftar, serta penggunaan dan
pemanfaatannya pertanian maupun non pertanian.
f. Lokasi Data dan Informasi P4T dapat ditetapkan kembali
menjadi lokasi Data dan Informasi P4T setelah jangka waktu 2
tahun dari pelaksanaan Data dan Informasi P4T sebelumnya.
g. Lokasi Data dan Informasi P4T diarahkan pada
Desa/Kelurahan yang dalam wilayah administrasinya
memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut:
1) Lokasi TORA dari pelepasan Kawasan hutan yang telah
menjadi Areal Penggunaan Lain (APL). Untuk memenuhi
aspek efektivitas kegiatan Data dan Informasi P4T, bidang
tanah yang berada di luar areal pelepasan kawasan hutan
dapat dilakukan pendataan, sebagaimana yang
diilustrasikan Gambar 2.
Khusus TORA PKH dari hasil kegiatan Inventarisasi dan
Verifikasi (Inver) PPTPKH dapat dilaksanakan kegiatan Data
dan Inventarisasi P4T jika memenuhi salah satu ketentuan
sebagai berikut:
- SK penetapan areal pelepasan dalam rangka PPTPKH
terbit tahun 2022/sebelumnya, atau
- Hasil Inver PPTPKH belum berupa bidang tanah, atau
- Daftar subjek didominasi oleh isian kosong (No Name)
atau bukan perorangan (atas nama desa).
2) Lokasi PPTPKH yang telah mendapatkan persetujuan
pelepasan kawasan hutan. Pelaksanaan Data dan Informasi
P4T pada lokasi ini dapat dilaksanakan bersamaan dengan
kegiatan tata batas kawasan hutan melalui kegiatan Survei
Bersama sebagaimana Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun
9
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
2023 tentang Percepatan Pelaksanaan Reforma Agraria.
Khusus lokasi ini perlu koordinasi dengan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau Balai Pemantapan
Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan (BPKHTL)
3) Lokasi yang telah dicadangkan untuk dilepaskan dari
kawasan hutan seperti kawasan hutan produksi yang dapat
dikonversi tidak produktif (HPK Tidak Produktif) yang
dicadangkan untuk dilepaskan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Namun dalam rangka
proses pelepasannya, lokasi ini perlu mendapat persetujuan
dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
4) Lokasi transmigrasi yang memerlukan penyelesaian
permasalahan pertanahan. Khusus lokasi ini perlu
koordinasi dengan dinas yang membidangi urusan
transmigrasi provinsi dan/atau kabupaten/kota;
5) Lokasi yang masuk dalam Lokasi Prioritas Reforma Agraria;
6) Lokasi yang terdapat Hak Guna Usaha yang dilepaskan
secara sukarela kepada negara, HGU yang telah habis masa
berlakunya serta tidak dimohon perpanjangan dan/atau
tidak dimohon pembaharuan haknya;
7) Lokasi yang terdapat hasil penertiban Tanah Terlantar yang
telah diterbitkan SK Tanah Cadangan Umum Negara (TCUN
dan) SK Pendayagunaan Tanah Terlantar;
8) Lokasi yang merupakan tanah objek landreform (TOL)
sesuai SK TOL Lama atau SK Kepala Inspeksi Agraria
(Kinag) yang belum teridentifikasi secara tepat bidang-
bidang tanah dimaksud dalam SK;
9) Lokasi yang terdapat Tanah Kelebihan Maksimum,
Absentee, Swapraja, dan Bekas Swapraja;
10) Lokasi yang terdapat konflik/sengketa pertanahan;
11) Lokasi yang merupakan bekas tambang yang telah
direklamasi;
12) Lokasi yang terdapat lokasi keterlanjuran pemanfaatan
10
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
tanah sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2021
tentang Penyelesaian Ketidaksesuaian Tata Ruang,
Kawasan Hutan, lain, dan/atau Hak Atas Tanah;
h. Lokasi yang telah dilaksanakan kegiatan Data dan Informasi
P4T wajib ditindaklanjuti dengan redistribusi tanah atau
kegiatan pertanahan lainnya.
i. Pembuatan SK tersebut mengacu pada standarisasi naskah
dinas sebagaimana Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun
2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan Tata Naskah Dinas
dan Tata Kearsipan di Lingkungan Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
j. SK Penetapan Lokasi dan Tim Pelaksana Lapangan Data dan
Informasi P4T merupakan evidence yang harus disiapkan pada
saat B03 dan dijadikan pelaporan ke SKMPP dan eMonev
SIGTORA;
11
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
3. Penyusunan Jadwal Kegiatan
a. Jadwal Kegiatan Data dan Informasi P4T disusun oleh
Koordinator Kegiatan Data dan Informasi P4T dan diketahui
oleh Ketua Tim Pelaksana Kegiatan Data dan Informasi P4T;
b. Jadwal Kegiatan Data dan Informasi P4T disusun dengan
menyelaraskan semua tahapan kegiatan dan memperhatikan
ketersediaan SDM, ketersediaan biaya dan peralatan teknis
yang tersedia;
c. Waktu penjadwalan kegiatan harus diikuti dengan penjadwalan
pencairan keuangan sehingga capaian fisik dan keuangan bisa
berimbang. Contoh penjadwalan kegiatan Data dan Informasi
P4T dapat dilihat pada LAMPIRAN 6.
12
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
Indikatif TORA, peta kawasan hutan, dan data lainnya.
d. Peta kerja disarankan untuk ditambahkan foto udara yang telah
diakuisisi dan diorthorektifikasi yang dapat diakses pada
https://petadasar.atrbpn.go.id berkoordinasi dengan Bidang
Survei dan Pemetaan Kantor Wilayah BPN Provinsi atau Seksi
Survei dan Pemetaan. Jika foto udara tersebut tidak tersedia,
maka dapat ditambahkan dengan citra satelit resolusi tinggi.
13
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
praktik pengumpulan fisik dan informasi P4T dengan
menggunakan daftar isian P4T dan penggunaan alat GPS
Navigasi, perangkat seluler yang dilengkapi dengan GPS, atau
alat ukur lainnya
f. Bahan pelatihan Pembantu Desa/Lapang, disesuaikan dengan
kebutuhan pada saat tahapan pelaksanaan dan dituangkan
dalam Berita Acara Hasil Pelatihan Pembantu Desa dan daftar
hadir sesuai dengan contoh pada LAMPIRAN 7.
B. Tahapan Pelaksanaan
1. Penyuluhan
Penyuluhan merupakan kegiatan dalam rangka memberikan
informasi tentang kegiatan Data dan Informasi P4T kepada
masyarakat. Penyuluhan dilaksanakan oleh Satuan Tugas (Satgas)
Penyuluhan.
a. Materi Penyuluhan meliputi:
Gambaran Umum Kegiatan Data dan Informasi P4T yang
mencakup: latar belakang, tujuan, tahapan pelaksanaan,
manfaat, dan peran serta masyarakat kegiatan Data dan
Informasi P4T.
Penekanan terhadap peran serta masyarakat terhadap
pelaksanaan kegiatan Data dan Informasi P4T antara lain:
● Memberikan informasi tentang bidang tanah yang dikuasai;
● Menyiapkan dokumen yuridis/pendukung bidang tanah
yang dikuasai; dan
● Membantu pengumpulan data fisik dan informasi P4T
khusus untuk pembantu desa/lapang.
b. Hasil Penyuluhan dituangkan dalam suatu Berita Acara dengan
melampirkan Daftar Hadir Peserta Penyuluhan. Berita Acara
dengan melampirkan Daftar Hadir Peserta Penyuluhan sesuai
dengan contoh format pada LAMPIRAN 8 dan menjadi evidence
yang harus disiapkan pada saat B06 dan dijadikan pelaporan
ke SKMPP dan eMonev SIGTORA.
14
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
2. Pengumpulan Data Fisik dan Informasi P4T (Verifikasi P4T, Sket
dan Toponimi)
Pengumpulan data fisik dan informasi P4T merupakan
kegiatan pengumpulan data fisik bidang tanah yang dilengkapi
dengan informasi P4T bidang tanah tersebut. Kegiatan
pengumpulan data fisik dan informasi P4T dilaksanakan oleh
Satgas Pengumpul Data dan Informasi P4T dibantu oleh pembantu
desa/lapang. Pengumpulan data fisik dan informasi P4T
dilaksanakan secara langsung di lapangan dengan menggunakan
Daftar Isian sebagaimana LAMPIRAN 9.
a. Objek pengumpulan data fisik dan informasi P4T adalah semua
bidang tanah baik yang dikuasai perseorangan, bersama atau
badan hukum (swasta/pemerintah), baik sudah bersertipikat
maupun yang belum bersertipikat, baik pertanian atau non
pertanian termasuk fasilitas umum dan sosial;
b. Pengumpulan data fisik di lapangan dilaksanakan melalui
identifikasi batas bidang tanah dibantu dengan alat GPS
Navigasi, perangkat seluler yang dilengkapi dengan GPS, atau
alat ukur lainnya. Dalam rangka memudahkan pengumpulan
data fisik dan informasi P4T, Satgas Pengumpul Data dan
Informasi P4T dapat menggunakan aplikasi survei pada
perangkat seluler.
c. Hasil pengumpulan data fisik di lapangan dituangkan pada peta
kerja melalui delineasi garis batas bidang tanah serta
menambahkan informasi Nomor Inventarisasi Sementara (NIS)
dan toponimi. Toponimi dalam hal ini memuat informasi seperti
Nama Jalan dan Nama Sungai
d. Bila di atas tanah yang sudah terdaftar terdapat lebih dari satu
penguasaan, maka dilakukan pendataan berdasarkan eksisting
penguasaan saat pendataan. Jadi dalam hal ini bidang tanah di
data berdasarkan bidang penguasaan, bukan berdasarkan
bidang pemilikan. Sebagai ilustrasi apabila dalam satu letter C
atau satu sertipikat (induk) sebagai dasar pemilikan tanah
15
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
namun secara eksisting ada 5 penguasaan tanah karena jual
beli atau warisan atau sewa, maka didata 5 bidang tanah;
e. Informasi P4T dan informasi lainnya hasil pengumpulan data
fisik dan informasi P4T di lapangan dirangkum dan ditabulasi
dengan menggunakan format *.xls (Excel) mengacu pada
LAMPIRAN 10.
16
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
4. Pengolahan Data P4T
Pengolahan Data P4T merupakan kegiatan penggabungan hasil
pengumpulan data fisik (sket toponimi bidang tanah) dengan
informasi P4T melalui daftar isian verifikasi P4T. Selanjutnya
dilaksanakan standarisasi dan topologi terhadap data fisik bidang
tanah, sehingga menghasilkan data spasial bidang tanah format
shapefile yang memiliki atribut P4T. Penggabungan dilaksanakan
menggunakan tool join table terhadap data spasial bidang tanah
berformat shapefile yang bersumber dari digitasi hasil sket dan
toponimi dengan data tekstual P4T berformat excel yang bersumber
dari digitalisasi daftar isian verifikasi P4T, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3. Pengolahan data P4T dilaksanakan
oleh Satgas Pengumpul Data dan Informasi P4T.
a. Data spasial bidang tanah berformat shapefile merupakan hasil
digitasi data fisik, selain bidang tanah, digitasi juga dilakukan
pada objek–objek unsur peta dasar seperti: jalan dan sungai
(dibuat dalam bentuk poligon);
b. Penggabungan data spasial dan tekstual dilakukan
menggunakan tool Join Table dengan field kunci yang sama,
yaitu Nomor Inventarisasi Sementara (NIS). Pada tahap ini
harus dipastikan bahwa nomor inventarisasi dalam data spasial
bidang tanah harus sama dengan nomor inventarisasi dalam
data tekstual P4T;
c. Setelah proses penggabungan data spasial dilakukan
standarisasi pada data atribut dan pengecekan data spasial
dengan menggunakan tool topology. Selain itu, juga dilakukan
penyesuaian sistem proyeksi UTM sesuai dengan zona wilayah
dan datum WGS 1984;
d. Pengolahan Data P4T dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak berbasis Sistem Informasi Geografis dan data
spasial hasil pendataan P4T dibuat dalam format shapefile
(*.shp);
e. Panduan standarisasi data tekstual format excel (*.xls) agar
17
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
memperhatikan LAMPIRAN 10 sedangkan Panduan
Standarisasi field pada data spasial format shapefile (*.shp)
serta pelaksanaan topologi agar memperhatikan LAMPIRAN 19
dan penting untuk memperhatikan NIS (Nomor Inventarisasi
Sementara) dalam rangka mempermudah proses join table pada
saat tahapan pengolahan data.
5. Analisa Data
Analisa data merupakan kegiatan kategorisasi dan kalkulasi
(luas dan jumlah bidang) beberapa Data dan Informasi P4T guna
memperoleh informasi yang dibutuhkan, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 4. Analisa data dilaksanakan oleh Satgas Pengumpul
Data dan Informasi P4T.
18
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
Gambar 4. Alur Analisa Data P4T
19
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
lanjut penataan aset terhadap TORA, yang nantinya membagi
potensi TORA menjadi berpotensi, konfirmasi, dan tidak
berpotensi, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.
1. Berpotensi : bidang tanah belum terdaftar dan tidak terdapat
sengketa konflik
2. Tidak berpotensi : bidang tanah terdaftar dan badan air alami
3. Konfirmasi : jika bidang tanah bidang tanah belum terdaftar
namun terdapat sengketa/konflik atau memerlukan telaah
lebih lanjut.
20
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
Redistribusi Tanah :
Penguasaan Penggunaan Pemanfaatan Tanah
Tanah Tanah
Pemilik Hutan Pemanfaatan Produksi Pertanian
Bukan Pemilik Padang Pemanfaatan Produksi Perikanan
Bersama/Ulayat Pertanian Pemanfaatan Produksi Peternakan
Tidak ada Tanah Tidak ada Pemanfaatan
penguasaan Terbuka
Peternakan
21
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
Laporan Data dan Informasi P4T minimal memuat data hasil analisa
yang disajikan dalam tabel sebagaimana pada LAMPIRAN 12. Format
dan kategorisasi tabel dapat disesuaikan atau ditambahkan
menyesuaikan dengan tujuan pelaksanaan Data dan Informasi P4T.
22
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
2. Monitoring dan Evaluasi.
a. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh petugas Direktorat
Jenderal Penataan Agraria melalui Direktorat Landreform dan
petugas dari Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional jika
pelaksana kegiatan Data dan Informasi P4T adalah Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota;
b. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pelaksanaan
kegiatan Data dan Informasi P4T sesuai dengan tahapan dan
ketentuan yang telah diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan Data
dan Informasi P4T;
c. Formulir monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Data
dan Informasi P4T dapat dilihat pada LAMPIRAN 21.
D. Pelaporan
Tahapan pelaporan hasil kegiatan data dan informasi P4T terdiri dari:
1. eMonev SIGTORA
a. Kemajuan pelaksanaan Data dan Informasi P4T diinput pada
eMonev pada SIGTORA setiap bulan dengan menyertakan
evidence yang ditentukan;
b. Kemajuan pelaksanaan Data dan Informasi P4T dapat diinput
oleh admin SIGTORA di Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi atau Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
2. SKMPP
a. Kegiatan Data dan Informasi P4T Tahun 2024 termasuk salah
satu kegiatan yang dipantau kemajuan kegiatannya. Maka
pelaksana kegiatan Data dan Informasi P4T di daerah harus
melaporkan kepada Sistem Kendali Mutu dan Program
Pertanahan (SKMPP) ATR/BPN;
b. Kemajuan pelaksanaan Data dan Informasi P4T diinput pada
Sistem Kendali Mutu dan Program Pertanahan (SKMPP)
ATR/BPN secara rutin tiap bulan. Melalui SKMPP informasi
pelaksanaan kegiatan Data dan Informasi P4T dapat up to date,
sesuai dengan capaiannya baik untuk fisik maupun keuangan;
23
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
c. Meskipun capaian sudah tinggi, tetapi jika tidak diinput ke
dalam SKMPP maka dianggap capaian masih rendah/belum
dilaksanakan. Oleh karena itu tahap SKMPP ini perlu
mendapat perhatian lebih.
3. Laporan Triwulan
Laporan Triwulan merupakan laporan perkembangan
pelaksanaan DIP4T yang dilaporkan oleh Kepala Bidang Penataan
dan Pemberdayaan dengan diketahui Kantor Wilayah BPN
Provinsi. Laporan triwulan merupakan hasil rekapitulasi
perkembangan pelaksanaan DIP4T dari Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota atau Kantor Wilayah BPN Provinsi. Laporan
Triwulan terbagi 4 (empat) macam, yaitu : B03, B06, B09, B12
dengan detail sebagai berikut:
a. Laporan B03 merupakan pelaporan pada bulan ke 3 (Contoh
Format Laporan B03 di LAMPIRAN 13) dengan eviden sebagai
berikut:
• SK Penetapan Lokasi;
• SK Tim Pelaksana Kegiatan Data dan Informasi P4T;
• Berita Acara Pelatihan Pembantu Desa beserta Daftar
Hadir;
b. Laporan B06 merupakan pelaporan pada bulan ke 06 (Contoh
Format Laporan B06 di LAMPIRAN 14) dengan evidence
sebagai berikut:
• Berita Acara Pelaksanaan Penyuluhan dan Daftar Hadir
c. Laporan B09 merupakan pelaporan pada bulan ke 09 (Contoh
Format Laporan B09 di LAMPIRAN 15) dengan evidence
sebagai berikut:
• Surat Tugas pengumpulan data fisik dan informasi P4T
(verifikasi P4T, sket, dan toponimi);
• Tabulasi hasil pengumpulan data fisik dan informasi P4T
(verifikasi P4T, sket, dan toponimi)
d. Laporan B12 merupakan pelaporan pada bulan ke 12 (Contoh
Format Laporan B12 di LAMPIRAN 16) dengan eviden sebagai
24
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
berikut:
• Hasil pengolahan data dan informasi P4T dalam format
shapefile.
4. Laporan Pelaksanaan Data dan Informasi P4T
a. Laporan Pelaksanaan Data dan Informasi P4T disusun oleh
Koordinator Kegiatan dibantu Sekretaris, Satgas Penyuluhan,
dan Satgas Pengumpul Data dan Informasi P4T;
b. Format Laporan pelaksanaan Data dan Informasi P4T dapat
dilihat pada LAMPIRAN 17;
c. Laporan Pelaksanaan Data dan Informasi P4T dilampiri dengan
peta-peta berupa:
• Peta Penguasaan Tanah,
• Peta Pemilikan Tanah,
• Peta Penggunaan Tanah,
• Peta Pemanfaatan Tanah,
• Peta Sebaran Tanah Objek Reforma Agraria,
• Peta Analisa Tanah Objek Reforma Agraria,
• Peta Potensi Redistribusi Tanah,
d. Panduan layout dan simbologi pada peta di atas mengikuti
ketentuan pada LAMPIRAN 18. Dalam rangka mempermudah
proses simbologi, telah disediakan ekstensi warna (.style) pada
aplikasi ArcMap. Panduan penggunaan ekstensi warna (.style)
pada ArcMap terdapat pada LAMPIRAN 18.
e. Laporan Pelaksanaan Data dan Informasi P4T dalam bentuk
softcopy dikirimkan kepada Direktorat Landreform melalui
eMail landreformdep3@gmail.com.
f. Laporan Pelaksanaan Data dan Informasi P4T dalam bentuk
softcopy, disertai data spasial P4T bentuk shapefile (*.shp) dan
data tekstual P4T berupa tabel P4T bentuk Excel diunggah
pada eMonev SIGTORA.
g. Dalam rangka mendukung percepatan pelaksanaan Reforma
Agraria, maka data spasial P4T juga disajikan pada laman
Bhumi GTRA
25
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
BAB III
ORGANISASI PELAKSANA
Kegiatan Data dan Informasi P4T merupakan tugas pokok dan fungsi
Direktorat Landreform yang berada di bawah Direktorat Jenderal Penataan
Agraria. Pada tahun 2024, DIPA kegiatan Data dan Informasi P4T terdapat
pada Kantor Wilayah BPN Provinsi atau Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
Peletakan DIPA kegiatan Data dan Informasi P4T berpengaruh pada organisasi
pelaksana, sehingga penjelasan organisasi pelaksana terbagi menjadi 2 (dua)
yakni organisasi pelaksana untuk kegiatan Data dan Informasi P4T yang DIPA-
nya terletak di Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota dan kegiatan Data dan
Informasi P4T yang DIPA-nya terletak di Kantor Wilayah BPN Provinsi.
Tim pelaksana kegiatan Data dan Informasi P4T terdiri atas ketua
pelaksana, koordinator kegiatan, sekretaris, satuan tugas penyuluhan, dan
satuan tugas pengumpul data.
1. Ketua pelaksana
Ketua pelaksana kegiatan Data dan Informasi P4T adalah Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota untuk kegiatan Data dan Informasi P4T
yang DIPA-nya terletak pada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
Sedangkan jika DIPA kegiatan Data dan Informasi P4T terletak pada
Kantor Wilayah BPN Provinsi, maka Ketua pelaksana kegiatan Data dan
Informasi P4T adalah Kepala Bidang Penataan dan Pemberdayaan Kantor
Wilayah BPN Provinsi menjadi ketua pelaksana.
2. Koordinator kegiatan
Koordinator kegiatan Data dan Informasi P4T adalah Kepala Seksi
Penataan dan Pemberdayaan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota untuk
kegiatan Data dan Informasi P4T yang DIPA-nya terletak pada Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota. Jika DIPA kegiatan Data dan Informasi P4T
terletak pada Kantor Wilayah BPN Provinsi, maka Koordinator Kelompok
Substansi Landreform Kantor Wilayah BPN Provinsi menjadi koordinator
kegiatan,.
3. Sekretaris
Sekretaris dapat berasal dari pelaksana jabatan fungsional atau pegawai
26
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
lainnya menyesuaikan dengan ketersediaan SDM.
1. Satuan tugas penyuluhan
2. Satuan tugas pengumpul data
Ilustrasi Organisasi Pelaksana dapat dilihat pada Gambar 7. berikut ini:
27
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
A. Rincian Tugas untuk DIPA Data dan Informasi P4T pada Kantor
Pertanahan
Secara umum, tugas-tugas dalam organisasi pelaksana untuk DIPA yang
diletakkan pada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota sebagai berikut:
28
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
● Menentukan dan menetapkan lokasi Data dan Informasi P4T
melalui Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan;
● Mengetahui jadwal kegiatan Data dan Informasi P4T;
● Membentuk dan menetapkan Tim Pelaksana Lapangan Data dan
Informasi P4T melalui Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan;
● Memantau kemajuan dan hambatan, serta kendala pelaksanaan
kegiatan;
● Melaksanakan pembinaan dan bimbingan dalam rangka mengatasi
berbagai hambatan dan kendala pelaksanaan kepada seluruh
pelaksana kegiatan;
● Mengajukan ke Kantor Wilayah BPN usulan lokasi kegiatan Data
dan Informasi P4T tahun mendatang (T+1); dan
● Melaporkan hasil kegiatan kepada Kepala Kantor Wilayah BPN.
29
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
5. Sekretaris
● Melaksanakan tugas-tugas kesekretariatan pelaksanaan kegiatan
Data dan Informasi P4T;
● Menyiapkan isian SKMPP kemajuan pelaksanaan kegiatan Data
dan Informasi P4T kepada Tim Kendali SKMPP;
● Melakukan koordinasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
yang bersifat administratif dalam hal pencairan anggaran kegiatan;
● Membantu menyiapkan pertanggungjawaban teknis dan evidence
lainnya untuk memperlancar administrasi keuangan serta
mengarsipkannya;
● Membuat dan melaporkan hasil kegiatan kepada Ketua Tim
Pelaksana melalui Koordinator Kegiatan; dan
● Membantu menyiapkan Laporan Data dan Informasi P4T.
6. Satgas Penyuluhan
● Menyiapkan materi Penyuluhan dan melaksanakan Penyuluhan;
● Membantu pelaksanaan pelatihan pembantu desa/lapang;
● Melakukan koordinasi antara Satgas Pengumpul Data dengan OPD
terkait;
● Membuat dan melaporkan hasil Penyuluhan kegiatan ke
Koordinator Kegiatan; dan
● Membantu menyiapkan Laporan Data dan Informasi P4T.
30
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
pengumpulan data dan informasi P4T dilaksanakan dan
dipertanggungjawabkan hasil data yang dilelang;
● Membuat dan melaporkan hasil kegiatan ke Koordinator Kegiatan
secara berkala atau sewaktu-waktu; dan
● Melaksanakan pengolahan dan analisa data P4T;dan
● Membantu menyiapkan Laporan Data dan Informasi P4T.
B. Rincian Tugas untuk DIPA Data dan Informasi P4T pada Kantor
Wilayah BPN
Secara umum, tugas-tugas dalam organisasi pelaksana untuk DIPA yang
diletakkan pada Kantor Wilayah BPN Provinsi sebagai berikut:
31
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
kegiatan DIP4T;
● Melaksanakan koordinasi baik ke Pusat;
● Melaporkan laporan triwulan perkembangan pelaksanaan DIP4T;
dan
● Memantau kemajuan pelaksanaan kegiatan serta menangani dan
menyelesaikan hambatan yang ada.
32
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
fisik dan informasi P4T;
● Melaksanakan monitoring dan evaluasi, serta rapat persiapan dan
pelaksanaan kegiatan Data dan Informasi P4T; dan
● Menyiapkan Laporan Data dan Informasi P4T.
5. Sekretaris
● Melaksanakan tugas-tugas kesekretariatan pelaksanaan kegiatan
Data dan Informasi P4T;
● Menyiapkan isian SKMPP kemajuan pelaksanaan kegiatan Data
dan Informasi P4T kepada Tim Kendali SKMPP;
● Melakukan koordinasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
yang bersifat administratif dalam hal pencairan anggaran
kegiatan;
● Membantu menyiapkan pertanggungjawaban teknis dan evidence
lainnya untuk memperlancar administrasi keuangan serta
mengarsipkannya;
● Membuat dan melaporkan hasil kegiatan kepada Ketua Tim
Pelaksana melalui Koordinator Kegiatan; dan
● Membantu menyiapkan Laporan Data dan Informasi P4T.
6. Satgas Penyuluhan
● Menyiapkan materi Penyuluhan dan melaksanakan Penyuluhan;
● Membantu pelaksanaan pelatihan pembantu desa/lapang;
● Melakukan koordinasi antara Satgas Pengumpul Data dengan
OPD terkait;
● Membuat dan melaporkan hasil Penyuluhan kegiatan ke
Koordinator Kegiatan; dan
● Membantu menyiapkan Laporan Data dan Informasi P4T.
33
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
keperluan verifikasi lapangan;
● Melaksanakan pengumpulan data fisik dan informasi P4T
(verifikasi P4T, sket/deliniasi bidang tanah, dan toponimi);
● Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data potensi desa;
● Apabila dilaksanakan oleh pihak ketiga, untuk lokasi kegiatan
pengumpulan data dan informasi P4T dilaksanakan dan
dipertanggungjawabkan hasil data yang dilelang;
● Membuat dan melaporkan hasil kegiatan ke Koordinator Kegiatan
secara berkala atau sewaktu-waktu; dan
● Melaksanakan pengolahan dan analisa data P4T;dan
● Membantu menyiapkan Laporan Data dan Informasi P4T.
34
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan DIP4T 2024
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1.
CONTOH URAIAN PETUNJUK OPERASIONAL KERJA (POK) BERDASARKAN SATUAN BIAYA KELUARAN KEGIATAN DIP4T TAHUN ANGGARAN 2024
MAK Tahapan Pelaksanaan dan Rincian Komponen Biaya Satuan Ukur Keterangan
051 PEMBUATAN PETA KERJA DAN FORM LAPANGAN SERTA PELATIHAN PEMBANTU DESA
A KELENGKAPAN ADMINISTRASI KEGIATAN
521811 Bahan Perencanaan dan Persiapan Dilaksanakan Kantah
- ATK dan Bahan Penunjang Komputer Pkt
Perlengkapan Lapang
- Rompi Lapang (6 org x 1 desa) buah
- Topi lapang (6 org x 1 desa) buah
* Penyusunan Harga Satuan dalam POK dapat menyesuaikan kondisi daerah setempat
Lampiran 2. Contoh SK TIM Pelaksana Kegiatan DIP4T oleh Kepala Kantor Pertanahan
1
NOMOR : ..............
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA KEGIATAN DATA DAN INFORMASI
PENGUASAAN, PEMILIKAN,PENGGUNAAN, DAN PEMANFAATAN TANAH (DIP4T)
DI KABUPATEN ....
TAHUN ANGGARAN ......
Menimbang : a. bahwa untuk mempersiapkan dan kelancaran pelaksanaan kegiatan Data dan
Informasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah (DIP4T)
Tahun Anggaran ………… perlu dibentuk tim pelaksana kegiatan Data dan Informasi
Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah (DIP4T);
b. bahwa tim pelaksana kegiatan Data dan Informasi Penguasaan, Pemilikan,
Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah (DIP4T) Tahun Anggaran …….. perlu ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota ..........;
1 Sesuai dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Tata Naskah Dinas dan Tata Kearsipan di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di :
Pada tanggal : .
KEPALA KANTOR PERTANAHAN
KABUPATEN/KOTA.....................
( .............................................. )
NIP .
a. Nama
b. NIP
No. c. Pangkat/Gol Jabatan Dalam Kegiatan DIP4T Honorarium (Rp)
d. Jabatan
1.
2.
3.
dst
Ditetapkan di :
Pada tanggal : .
( ............................................... )
NIP .
Lampiran 3. Contoh SK TIM Pelaksana Kegiatan DIP4T oleh Kepala Kantor Wilayah
1
NOMOR : ..............
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA KEGIATAN DATA DAN INFORMASI
PENGUASAAN, PEMILIKAN,PENGGUNAAN, DAN PEMANFAATAN TANAH (DIP4T)
DI PROVINSI ....
TAHUN ANGGARAN ......
Menimbang : a. bahwa untuk mempersiapkan dan kelancaran pelaksanaan kegiatan Data dan
Informasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah (DIP4T)
Tahun Anggaran ………… perlu dibentuk tim pelaksana kegiatan Data dan Informasi
Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah (DIP4T);
b. bahwa tim pelaksana kegiatan Data dan Informasi Penguasaan, Pemilikan,
Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah (DIP4T) Tahun Anggaran …….. perlu ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi ..........;
1 Sesuai dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Tata Naskah Dinas dan Tata Kearsipan di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di :
Pada tanggal : .
KEPALA KANTOR WILAYAH BPN
PROVINSI .....................
( .............................................. )
NIP .
a. Nama
b. NIP
c. Pangkat/Gol Jabatan Dalam Kegiatan DIP4T Honorarium (Rp)
No. d. Jabatan
e. Satuan Kerja
1.
2.
3.
dst
Ditetapkan di :
Pada tanggal : .
( ............................................... )
NIP .
Lampiran 4. Contoh SK Penetapan Lokasi DIP4T oleh Kepala Kantor Pertanahan
1
NOMOR : ..............
TENTANG
PENETAPAN LOKASI KEGIATAN DATA DAN INFORMASI PENGUASAAN, PEMILIKAN,
PENGGUNAAN, DAN PEMANFAATAN TANAH (DIP4T) DI KABUPATEN ....
TAHUN ANGGARAN ......
Menimbang : a. Bahwa sesuai usulan lokasi kegiatan Data dan Informasi Penguasaan, Pemilikan,
Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah (DIP4T) Tahun Anggaran .......;
b. bahwa lokasi kegiatan Data dan Informasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan,
dan Pemanfaatan Tanah (DIP4T) Tahun Anggaran ……. perlu ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota ..........;
1 Sesuai dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Tata Naskah Dinas dan Tata Kearsipan di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
MEMUTUSKAN :
KESATU : Menetapkan lokasi sebagaimana tersebut dalam lampiran keputusan ini sebagai
Lokasi Kegiatan Data dan Informasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan
Pemanfaatan Tanah (DIP4T) Tahun Anggaran ……. ;
KEDUA : Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat ditetapkannya Keputusan ini,
dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor .............,
tanggal ............... Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota............ Tahun
Anggaran …… ;
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kesalahan dan atau kekeliruan dalam
keputusan ini akan diadakan perbaikan dan atau pembetulan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di :
Pada tanggal : .
( ......................................... )
NIP .
1.
2.
3.
dst
Jumlah
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
( ......................................... )
NIP .
Lampiran 5. Contoh SK Penetapan Lokasi DIP4T oleh Kepala Kantor Wilayah
1
NOMOR : ..............
TENTANG
PENETAPAN LOKASI KEGIATAN DATA DAN INFORMASI PENGUASAAN, PEMILIKAN,
PENGGUNAAN, DAN PEMANFAATAN TANAH (DIP4T) DI PROVINSI....
TAHUN ANGGARAN ......
Menimbang : a. Bahwa sesuai usulan lokasi kegiatan Data dan Informasi Penguasaan, Pemilikan,
Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah (DIP4T) Tahun Anggaran .......;
b. bahwa lokasi kegiatan Data dan Informasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan,
dan Pemanfaatan Tanah (DIP4T) Tahun Anggaran ……. perlu ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi ..........;
1 Sesuai dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Tata Naskah Dinas dan Tata Kearsipan di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
MEMUTUSKAN :
KESATU : Menetapkan lokasi sebagaimana tersebut dalam lampiran keputusan ini sebagai
Lokasi Kegiatan Data dan Informasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan
Pemanfaatan Tanah (DIP4T) Tahun Anggaran ……. ;
KEDUA :
Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat ditetapkannya Keputusan ini,
dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor .............,
tanggal ............... Kantor Wilayah BPN Provinsi ............ Tahun Anggaran …… ;
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kesalahan dan atau kekeliruan dalam
keputusan ini akan diadakan perbaikan dan atau pembetulan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di :
Pada tanggal : .
( ......................................... )
NIP .
Kelurahan Target
No. Kabupaten Kecamatan Kriteria Lokasi Keterangan
/Desa (Bidang)
1.
2.
3.
dst
Jumlah
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
( ......................................... )
NIP .
Lampiran 6
ILUSTRASI PENJADWALAN KEGIATAN DATA DAN INFORMASI PENGUASAAN PEMILIKAN PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH (DIP4T) TAHUN …....
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des
No Tahapan Kegiatan Keterangan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Tahapan Persiapan
Penyusunan POK
Penetapan Lokasi dan Tim Pelaksana
Penyusunan Jadwal Kegiatan
Persiapan Administrasi dan Keuangan
Pembuatan Peta Kerja
Pelatihan Pembantu Desa/Lapangan
2 Tahapan Pelaksanaan
Penyuluhan
Verifikasi P4T, Sket dan Toponimi
Pengumpulan Data Potensi Desa/Kelurahan
(_______________________) (_______________________)
NIP. NIP.
Lampiran 7. Format Berita Acara Pelatihan Pembantu Desa dalam rangka Kegiatan DIP4T
BERITA ACARA
PELATIHAN PEMBANTU DESA DALAM RANGKA KEGIATAN DATA DAN INFORMASI P4T
TAHUN ANGGARAN …………….
Nomor ...................
Pada hari ini ………………………., tanggal ………………….., bulan ……………., tahun ……………, kami yang bertanda
tangan di bawah ini 1:
1. Nama : ..................................
NIP. : .................................. ttd
Jabatan : ..................................
2. Nama : ..................................
NIP. : .................................. ttd
Jabatan : ..................................
3. dst .........
Telah melakukan Pelatihan Pembantu Desa dalam rangka Kegiatan Data dan Informasi P4T, yang berlokasi
di Desa/Kelurahan ………………………… Kecamatan ………………. Kabupaten/Kota ………………. dengan total
pembantu desa yang dilatih sebanyak ………………………2 orang (termuat dalam daftar hadir).
Demikian Berita Acara Pelatihan Pembantu Desa dalam rangka Kegiatan Data dan Informasi P4T Tahun
Anggaran .......... kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
.................................................
1
Nama dan tanda tangan pelaksana pelatihan pembantu desa.
2
Sesuai dengan jumlah pembantu desa yang dilatih
DAFTAR HADIR KEGIATAN PELATIHAN PEMBANTU DESA
DALAM RANGKA KEGIATAN DATA DAN INFORMASI P4T
Koordinator Kegiatan
.................................................
Lampiran 8. Format Berita Acara Penyuluhan dalam rangka Kegiatan DIP4T
BERITA ACARA
PENYULUHAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN KEGIATAN DATA DAN INFORMASI P4T
TAHUN ANGGARAN …………….
Nomor ...................
Pada hari ini ………………………., tanggal …………………., bulan ……………., tahun ……………, kami yang bertanda
tangan di bawah ini 1:
1. Nama : ..................................
NIP. : .................................. ttd
Jabatan : ..................................
2. Nama : ..................................
NIP. : .................................. ttd
Jabatan : ..................................
3. dst .........
Telah melakukan Penyuluhan dalam rangka pelaksanaan Kegiatan Data dan Informasi P4T, yang berlokasi
di Desa/Kelurahan ………………………… Kecamatan ………………. Kabupaten/Kota ………………. dengan total
peserta penyuluhan sebanyak ………………………2 orang (termuat dalam daftar hadir).
Demikian Berita Acara Penyuluhan dalam rangka Kegiatan Data dan Informasi P4T Tahun Anggaran ..........
kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
.................................................
1
Nama dan tanda tangan pelaksana penyuluhan.
2
Sesuai dengan jumlah peserta penyuluhan
DAFTAR HADIR KEGIATAN PENYULUHAN
DALAM RANGKA KEGIATAN DATA DAN INFORMASI P4T
Mengetahui,
Koordinator Kegiatan DIP4T
.................................................
Lampiran 9
Nomor Inventarisasi
1. NIS
A1 Pemilikan*
2 Nama Pemilik :
3 Jalan :
4 RT/RW :
5 Desa/Kelurahan :
6 Kecamatan :
7 Kabupaten/Kota :
8 Nomor KTP :
A2 Penguasaan***
16 Jalan :
17 RT/RW :
18 Desa/Kelurahan :
19 Kecamatan :
20 Kabupaten/Kota :
21 Nomor KTP :
28 Nama Objek :
(Nama objek digunakan untuk
memudahkan idenfitikasi, sebagai
contoh : SD Negeri …., Masjid ….,
Gereja …..)
29 Jalan :
30 RT/RW :
31 Desa/Kelurahan :
32 Kecamatan :
33 Kabupaten/Kota :
34 Luas Tanah : m²
(NAMA) (NAMA)
Lampiran 10. Standarisasi Tabulasi Data dan Informasi P4T
JUMLAH
Lanjutan Lampiran 10
Sengketa, Konflik
Nomor Penggunaan Bidang Pemanfaatan Bidang Indikasi Tanah
dan Perkara Potensi TOL
Sertipikat Tanah Saat Ini Tanah Saat Ini Terlantar
Pertanahan
37 38 39 40 41 42
Lampiran 11
Nama Desa/Kelurahan*
Kecamatan
Kabupaten/ Kota*
Provinsi
Telah dilakukan pengumpulan data sekunder terhadap desa lokasi kegiatan data dan informasi P4T yang
dilaksanakan pada tanggal : ............/........................./............... oleh :............................................dengan hasil
sebagai berikut :
*)coret yang tidak perlu
A. Kependudukan
1. Petani : …………………… KK
4. Nelayan : …………………… KK
5. Peternak : …………………… KK
9. Lainnya : …………………… KK
1. Prasejahtera : …………………… KK
2. Sejahtera I : …………………… KK
3. Sejahtera : …………………… KK
C. Orbitasi
Baik : …………………… km
Sepakbola : ……………………bh
Bulutangkis : ……………………bh
Voli : ……………………bh
Lainnya : ……………………bh
Warung : ……………………bh
Lainnya : ……………………bh
Pegadaian : ……………………bh
Bank : ……………………bh
_____________________________
NIP.
SK Penetapan BA Pelatihan
Desa/Kelurahan Koordinat SK Pelaksana
Target Lokasi Pembantu Desa
No. Kabupaten Kecamatan Lokasi Keterangan
(Bidang)
Nama Kode Geografis Nomor Tanggal Nomor Tanggal Nomor Tanggal
a b c d e f g h i j k l m n
1
2
3
4
Dst
TOTAL
......................, .......................
Mengetahui
Kepala Kantor Wilayah BPN Kepala Bidang Penataan dan Pemberdayaan
Provinsi ........................
(....................................) (....................................)
NIP. .......................... NIP. ..........................
Keterangan:
f = koordinat geografis lokasi kegiatan DIP4T tiap Desa/Kelurahan
n = diisi dengan hal-hal yang dianggap perlu dan mendukung informasi kolom sebelumnya, misal; melanjutkan lokasi DIP4T Tahun ….
Lampiran 14
......................, .......................
Mengetahui
Kepala Kantor Wilayah BPN Kepala Bidang Penataan dan Pemberdayaan
Provinsi ........................
(....................................) (....................................)
NIP. .......................... NIP. ..........................
Keterangan:
i = hasil perhitungan jumlah asumsi bidang (h) dibagi dengan target (g) dikali 100%
l = diisi dengan hal-hal yang dianggap perlu dan mendukung informasi kolom sebelumnya
Lampiran 15
......................, .......................
Mengetahui
Kepala Kantor Wilayah BPN Kepala Bidang Penataan dan Pemberdayaan
Provinsi ........................
(....................................) (....................................)
NIP. .......................... NIP. ..........................
Keterangan:
i = hasil perhitungan jumlah bidang terdata (h) dibagi dengan target (g) dikali 100%
l = diisi dengan hal-hal yang dianggap perlu dan mendukung informasi kolom sebelumnya
Lampiran 16
......................, .......................
Mengetahui
Kepala Kantor Wilayah BPN Kepala Bidang Penataan dan Pemberdayaan
Provinsi ........................
(....................................) (....................................)
NIP. .......................... NIP. ..........................
Keterangan:
i = hasil perhitungan jumlah bidang tanah (h) dibagi dengan target (g) dikali 100%
j = jumlah subjek merupakan pemilik/penguasa bidang tanah, bisa dimungkinkan jumlahnya berbeda dari bidang tanah
l = diisi dengan hal-hal yang dianggap perlu dan mendukung informasi kolom sebelumnya
Lampiran 17
LAPORAN PELAKSANAAN DATA DAN INFORMASI P4T
DESA/KELURAHAN .... KECAMATAN …..
KABUPATEN ….. PROVINSI …...
TAHUN ……
Sampul
Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Hasil dan Manfaat
D. Landasan Hukum
BAB II KONDISI UMUM DESA/KELURAHAN LOKASI DIP4T
A. Kependudukan
B. Mata Pencarian Penduduk
C. Penguasaan dan Pemilikan Tanah
D. Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
E. Infrastruktur, Sarana dan Prasarana
BAB III DESKRIPSI DAN ANALISIS P4T DESA/KELURAHAN
A. Struktur Penguasaan Tanah
1. Penguasaan Absente
2. Penguasaan Kelebihan Maksimum
3. Penguasaan Tanah Dengan Cara Sewa/Gadai/Bagi Hasil
B. Pemilikan Tanah
C. Penggunaan Tanah
D. Pemanfaatan Tanah
E. Indikasi Tanah Terlantar
F. Sengketa, Konflik dan Perkara Pertanahan
G. Analisa Tanah Objek Reforma Agraria
1. Sebaran Tanah Objek Reforma Agraria
2. Potensi Tanah Objek Reforma Agraria
H. Analisa Potensi Redistribusi Tanah
I. Permasalahan P4T
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
LAMPIRAN
1. Tabel Tabulasi Data dan Informasi P4T
2. Peta Penguasaan Tanah
3. Peta Pemilikan Tanah
4. Peta Penggunaan Tanah
5. Peta Pemanfaatan Tanah
6. Peta Sebaran Tanah Objek Reforma Agraria
7. Peta Potensi Tanah Objek Reforma Agraria
8. Peta Potensi Redistribusi Tanah
Lampiran 18. Simbologi, Panduan Penggunaan Ekstensi Warna (.style), dan
Layout Peta
STANDARISASI SIMBOLOGI PADA PETA
Penguasaan Tanah
KODE RGB
NO LEGENDA PETA P4T
RED GREEN BLUE
1 Pemilik 255 255 190
2 Bukan Pemilik 114 137 68
3 Bersama/Ulayat 100 37 16
4 Badan Hukum 245 162 122
5 Pemerintah 245 162 0
6 Tidak Ada Penguasaan Tanah 0 132 168
Pemilikan Tanah
KODE RGB
NO LEGENDA PETA P4T
RED GREEN BLUE
1 Tanah Terdaftar 223 115 255
2 Tanah Belum Terdaftar 168 168 0
Penggunaan Tanah
KODE CMYK
NO LEGENDA PETA P4T
C M Y K
Hutan Lebat 78 34 100 0
1 Hutan Hutan Belukar 17 0 25 0
Hutan Sejenis 40 10 100 0
Padang Rumput 46 20 60 0
2 Padang Semak/Belukar 35 0 53 0
Sabana 9 0 25 0
Sawah Irigasi 10 10 100 0
Sawah Non Irigasi 34 34 100 0
Ladang/Tegalan 0 0 40 0
3 Pertanian
Perkebunan 22 16 38 0
Kebun Sejenis 9 0 25 10
Kebun Campuran 9 0 25 0
Tanah Tanah Pasir 0 0 0 39
4
Terbuka Tanah Tandus 0 0 0 12
Kolam 100 48 34 0
Tambak 54 18 34 0
Saluran Buatan 61 25 10 0
5 Perairan Darat Waduk/Situ/Embung 55 30 0 0
Sungai 100 0 0 0
Danau/Telaga 100 56 0 0
Rawa 100 70 34 0
6 Permukiman Kampung 0 20 25 0
KODE CMYK
NO LEGENDA PETA P4T
C M Y K
Perumahan 0 50 50 0
Instalasi Listrik 0 100 0 0
Instalasi Air Bersih 25 0 9 0
Instalasi Minyak dan Gas 70 100 55 0
7 Instalasi
Instalasi Telekomunikasi 9 25 0 0
Instalasi Pembuangan/Limbah 13 55 0 0
Instalasi Lainnya 56 73 46 0
Industri Produk Konsumsi 0 31 48 0
8 Industri
Industri Produk Non Konsumsi 20 46 60 0
Pertambangan Tertutup 52 44 4 0
9 Pertambangan Pertambangan Terbuka 73 69 46 0
Pengeboran 38 27 16 0
Peternakan Unggas 22 31 100 0
10 Peternakan
Peternakan Non Unggas 16 24 38 0
Hotel/Penginapan 16 38 26 0
Rumah Makan 0 67 100 0
Toko 0 100 100 0
Kantor Swasta 0 67 100 0
11 Ekonomi/Jasa Tempat Hiburan 0 33 100 0
Bank 46 73 73 0
Pasar 4 52 52 0
Gudang 23 54 58 0
Jasa Lainnya 4 21 52 0
Kantor Pemerintah 22 40 52 0
Bangunan Militer 60 50 80 0
12 Pemerintahan
Bangunan Kepolisian 16 38 38 0
Bangunan Pemerintahan Lainnya 22 21 55 0
Bangunan Pendidikan 13 20 37 0
Bangunan Peribadatan 4 52 29 0
Bangunan Kesehatan 9 29 25 0
Fasilitas
13 Bangunan Olahraga 16 24 39 0
Umum/Sosial
Bangunan Rekreasi 10 10 100 0
Bangunan Transportasi 0 8 31 0
Fasilitas Umum/Sosial Lainnya 4 21 52 0
Jalan 0 100 100 0
Pemanfaatan Tanah
KODE RGB
NO LEGENDA PETA P4T
RED GREEN BLUE
1 Pemanfaatan Produksi Pertanian 107 194 0
2 Pemanfaatan Produksi Perikanan 115 223 255
3 Pemanfaatan Produksi Peternakan 168 112 0
4 Pemanfaatan Usaha/Jasa 230 230 0
5 Pemanfaatan Fasum/Fasos 215 150 150
6 Pemanfaatan Pemerintahan 201 194 0
7 Pemanfaatan Tempat Tinggal 255 192 0
8 Tidak Ada Pemanfaatan Tanah 204 204 204
KODE RGB
NO LEGENDA PETA P4T
RED GREEN BLUE
1 Eks HGU atau HGB 232 255 99
2 20% HGU ke HGB 255 149 120
3 20% Perpanjangan HGU 194 178 0
4 Pelepasan Kawasan Hutan 164 255 99
5 Tanah Terlantar 0 214 139
6 Penyelesaian Sengketa Konflik 0 194 42
7 Tanah Bekas Tambang 255 202 138
8 Tanah Timbul 0 164 235
9 Tanah Bekas Hak Lama 146 0 214
10 Tanah KL Maks atau Absentee 255 20 212
11 Tanah Negara Lainnya 255 232 138
12 Bukan TORA 255 231 158
KODE RGB
NO LEGENDA PETA P4T
RED GREEN BLUE
1 Berpotensi 20 255 71
2 Tidak Berpotensi 255 84 41
3 Konfirmasi 247 255 20
KODE RGB
NO LEGENDA PETA P4T
RED GREEN BLUE
1 Redistribusi Tanah 255 194 41
2 Program Pertanahan Lainnya 221 179 255
PANDUAN PENGGUNAAN EKSTENSI WARNA (.style) PADA APLIKASI ARCMAP
3. Maka akan muncul kotak dialog seperti gambar berikut, Kemudian klik
pilihan “Style” pada dialog tersebut
4. Maka akan muncul kotak dialog berikutnya, kemudian pilih “Add Style to
List” untuk menambahkan ekstensi simbologi P4T yang sudah ada.
7. Setelah diinput ekstensi tersebut maka otomatis akan terdapat di list “Style
Manager” disebelah kiri.
8. Kemudian klik folder “Fill Symbol” untuk melihat apa saja simbologinya.
Setelah itu dapat tekan tombol close.
9. Lakukan pengaturan simbologi seperti biasa di klik kanan properties pada
layer tersebut, kemudian tambahkan isian layer yang akan dilakukan
simbologi. Double klik pada isian layer tersebut maaka otomatis akan
tersedia style isian field atributnya.
PANDUAN LAYOUT PETA
1. Kop Peta 2. Judul Peta
Lambang Kementerian Peta Penguasaan Tanah/ Peta Pemilikan Tanah/
ATR/BPN dan satuan Peta Penggunaan Tanah/ Peta Pemanfaatan
kerja pelaksana Kantor Tanah/ Peta Sebaran Tanah Objek Reforma
Wilayah atau Kantor Agraria/ Peta Analisa Tanah Objek Reforma
Pertanahan Agraria/ Peta Potensi Redistribusi Tanah
Desa/Kelurahan … Kecamatan … Kabupaten …
Provinsi …
9. Legenda
Menunjukkan arti simbol dan warna,
menyesuaikan dengan style simbologi
8. Sumber Data
Menunjukkan sumber data pada peta, dalam
contoh: 1. Citra ESRI 2023 dan 2. DIP4T Kabupaten
Cianjur Tahun 2023
7. Keterangan Lain
Menjelaskan Sistem Proyeksi, Zona UTM, Datum,
dan Sistem Koordinat
6. Disclaimer
Dalam contoh : Peta ini bukan referensi resmi
mengenai batas bidang tanah dan batas
administrasi
Pada gambar tersebut di atas diketahui bahwa terdapat 1 error yaitu 2 bidang
tanah yang saling tumpang tindih yang ditandai dengan warna merah. Terhadap
tumpang tindih bidang tanah yang berwarna merah harus diselesaikan, agar
tidak terdapat tumpang tindih. Data shapefile hasil Data dan Informasi P4T
yang benar adalah tidak terdapat tumpang tindih antar bidang tanah.
Lampiran 20. Format Berita Acara Kontrol Kualitas Hasil Verifikasi Data Kegiatan DIP4T
BERITA ACARA
KONTROL KUALITAS HASIL VERIFIKASI DATA KEGIATAN DATA DAN INFORMASI P4T
TAHUN ANGGARAN …………….
Nomor ...................
Pada hari ini ………………………., tanggal ………………….., bulan ……………., tahun ……………, kami yang bertanda tangan
di bawah ini 1:
1. Nama : ..................................
NIP. : .................................. ttd
Jabatan : ..................................
2. Nama : ..................................
NIP. : .................................. ttd
Jabatan : ..................................
3. dst .........2
Telah melakukan Kontrol Kualitas atas Pelaksanaan Kegiatan Data dan Informasi P4T, yang berlokasi di Desa/Kel
………………………… Kecamatan ………………. Kabupaten/Kota ………………. dengan total sebanyak ………………………
bidang.
Dari hasil pelaksanaan tahapan Verifikasi Data P4T, Sket dan Toponimi dan tahapan Pengumpulan data potensi
desa/kelurahan, kami telah meneliti dan memeriksa dengan rincian sebagai berikut:
Kelengkapan Kesesuaian
Rincian Kontrol Kualitas DIP4T Catatan Perbaikan5
Data3 Data4
a. Form Daftar Isian Pengumpulan Data P4T
b. Data Spasial Sket Bidang Tanah DIP4T
c. Tabel Hasil Pengumpulan Data P4T
d. Daftar Isian Potensi Desa
Demikian Berita Acara Kontrol Kualitas Hasil Verifikasi Data Kegiatan Data dan Informasi P4T Tahun Anggaran
.......... kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
.................................................
Formulir Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Data dan Informasi P4T Tahun ….....
Kabupaten/Kota : ..................................
Pembuatan Peta Verifikasi P4T, Sket dan Pengumpulan Data Kontrol Pengolahan Data Laporan DIP4T
No. Kecamatan Desa/Kelurahan Penyuluhan Analisa Data P4T
Kerja Toponimi Potensi Desa Kualitas P4T Desa
Mengetahui .........................................
Kepala Kantor Pertanahan Petugas Monitoring dan Evaluasi
Kab/Kota................................ Kegiatan DIP4T