UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Majapahit No. 62 Telp/ Fax (0370) 636126, MATARAM
TUGAS BESAR
PERANCANGAN BANGUNAN
IRIGASI
OLEH:
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayat-Nya,
sehingga penulis diberi kemudahan dalam menyelesaikan tugas besar ini.
Tugas Besar Perancangan Bangunan Irigasi ini merupakan salah satu persyaratan
wajib yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa Teknik Sipil Universitas Mataram agar
dapat mengikuti ujian akhir semester pada kuliah Perancangan Bangunan Irigasi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada pihak – pihak yang telah
membantu menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Besar Perancangan Bangunan Irigasi ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan
demi kesempurnaan tugas-tugas berikutnya. Semoga Tugas Besar Perancangan Bangunan
Irigasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Umum
1.2 Latar Belakang
1.3 Tujuan Perencanaan
BAB II BENDUNG
2.1 Umum
2.2 Klasifikasi Bendung
2.3 Bagian – Bagian Bendung
2.4 Penelitian dan Pemilihan Kedudukan Bendung
2.5 Desain Hidrolis
DAFTAR PUSTAKA
RIKO SALIM NUGROHO
BAB I
PENDUHULUAN
1.1 Umum
Sebagai salah satu sumber daya, air perlu dimanfaatkan sedemikian rupa sesuai
dengan pemanfaatannya untuk kebutuhan dan pengaturannya sehingga dapat memberi
kesejahteraan bagi manusia.
Bertitik tolak dari pemanfaatan air seperti tersebut di atas salah satu program
pemerintah yang sedang giat dilaksanakan adalah usaha meningkatkan hasil produksi
pertanian guna mempertahankan swasembada pangan melalui pembangunan pada Sektor
Pertanian Subsektor Pengairan yang mana dengan melaksanakan program intensifikasi dan
ekstensifikasi pada daerah Irigasi.
- Intensifikasi Daerah Irigasi, dengan mengadakan rehabilitasi jaringan irigasi yang
sudah ada secara menyeluruh
- Ekstensifikasi Daerah Irigasi, dengan membuka lahan-lahan pertanian baru dan
membangun jaringan irigasi yang baru secara lengkap dan teknis.
2.1 Umum
Bendung adalah merupakan salah satu dari apa yang disebut divertion head work,
yaitu bangunan utama dalam suatu jaringan irigasi yang berfungsi utnuk dapat menyadap air
dari sungai sebagai sumber airnya. Fungsi utamanya adalah:
- Dengan adanya bendung, air di bagian hulu akan lebih tinggi dari bagian di hilir,
sehingga memungkinkan air masuk kedalam saluran melalui intake dan sebagian
lagi air tersebut diteruskan mengalir melewati tubuh bendung menuju hilir.
Rusaknya bendung dapat mengakibatkan daerah irigasi tidak dapat diairi,
disamping itu juga apabila runtuh maka tidak akan ada yang dapat menahan aliran
air dan akan mengakibatkan banjir yang besar di daerah hilir.
Kriteria pemilihan type bendung yang cocok dipengaruhi antara lain:
- Sungai
- Elevasi yang diperlukan untuk irigasi
- Topografi pada lokasi yang direncanakan
- Kondisi geologi teknik pada lokasi yang akan dibangun bendung.
Dengan adanya bendung, air di bagian hulu akan lebih tinggi dibandingkan di bagian
hilir, sehingga memungkinkan air masuk ke saluran melalui intake dan sebagian lagi air
tersebut diteruskan mengalir melewati tubuh bendung menuju ke hilir. Rusaknya bendung
dapat mengakibatkan berkurangnya air yang dapat diambil dari suatu sungai dan
mengakibatkan daerah irigasi tidak dapat diairi, disamping itu juga apabila runtuh maka
tidak akan ada yang dapat menahan aliran air dan akan mengakibatkan banjir yang lebih
besar di bagian hilir.Gambar 2.2. memberikan beberapa tipe denah dan potongan
melintang bendung gerak dan potongan melintang bendung saringan bawah.
Gambar 2.2. Denah dan Potongan Melintang Bendung Gerak dan Potongan
Melintang Bendung Saringan Bawah
(Sumber: Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP – 02)
4) Kantong lumpur
Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari fraksi pasir
halus tetapi masih termasuk pasir halus dengan diameter butir berukuran 0,088 mm dan
biasanya ditempatkan persis di sebelah hilir pengambilan. Bahan-bahan yang lebih halus
tidak dapat ditangkap dalam kantong lumpur biasa dan harus diangkut melalui jaringan
6) Bangunan pelengkap
Bangunan-bangunan atau perlengkapan yang akan ditambahkan ke bangunan utama
diperlukan keperluan:
a. Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran.
b. Rumah untuk opreasi pintu.
c. Peralatan komunikasi, tempat teduh serta perumahan untuk tenaga operasional,
gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan pemeliharaan.
d. Jembatan di atas bendung, agar seluruh bagian bangunan utama mudah dijangkau,
atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum.
e. Instalasi tenaga air mikro atau mini, tergantung pada hasil evaluasi ekonomi serta
kemungkinan hidrolik. Instalasi ini bisa dibangun di dalam bangunan bendung atau
di ujung kantong lumpur atau di awal saluran.
f. Bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan pada lokasi yang senyatanya perlu
dijaga keseimbangan lingkungannya sehingga kehidupan biota tidak terganggu. Pada
lokasi diluar pertimbangan tersebut tidak diperlukan tangga ikan.
e) Perencanaan Mercu
Di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk bendung pelimpah: tipe
Ogee dan tipe Bulat. Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai untuk konstruksi beton
maupun pasangan batu atau bentuk kombinasi dari keduanya.
• Mercu Bulat
Bendung dengan mercu bulat, memiliki harga koefisien debit yang jauh lebih tinggi
(44%) dibandingkan dengan koefisien bendung ambang lebar. Pada sungai, ini akan
banyak memberikan keuntungan, karena bangunan ini akan mengurangi tinggi muka
air hulu selama banjir. Harga koefisien debit menjadi lebih tinggi karena lengkung
streamline dan tekanan negatif pada mercu.
Q = C d .2 3 1,5
2
. 3 .g .Be .He
Q = A V
Q = μba 2 g z
Dengan :
Q = Debit rencana yang masuk untuk saluran irigasi (m3/dt).
= Koefisien debit ; untuk bukaan dibawah permukaan air dengan kehilangan tinggi
energi kecil, = 0,80
•
Menghitung Debit yang dibutuhkan (Qkeb.) :
q.A
Qkeb = η Dengan : η = efisiensi pengaliran = 65% = 0,65
•
Menghitung Debit yang dibutuhkan (Qkeb.) :
Kapasitas pengambilan sekurang-kurangnya 120% dari kebutuhan pengambilan guna
menambah fleksibelitas agar dapat memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi selama umur
proyek.
Maka :
QP = Qkeb x 120 %
Bila pintu pengambilan dipasangi pintu radial, maka µ = 0,80 jika ujung pintu bawah
tenggelam 20 cm di bawah muka air hulu dan kehilangan energi sekitar 10 cm. Elevasi
mercu bendung direncana 0,10 di atas elevasi pengambilan yang dibutuhkan untuk mencegah
kehilangan air pada bendung akibat gelombang. Elevasi ambang bangunan pengambilan
ditentukan dari tinggi dasar sungai. Ambang direncana di atas dasar dengan ketentuan berikut:
~ jika sungai hanya mengangkut lanau : 0,50 m
~ jika sungai juga mengangkut pasir dan kerikil : 1,00 m
Pembilas Bawah
Pengambilan lapisan bawah mengalir melalui saluran pembilas bawah lewat bendung (lihat
Gambar 2.12.). Pintu di ujung pembilas bawah akan tetap terbuka selama aliran air rendah
pada musim kemarau pintu pembilas tetap ditutup agar air tidak mengalir. Untuk membilas
kandungan sedimen dan agar pintu tidak tersumbat, pintu tersebut akan dibuka setiap hari
selama kurang lebih 60 menit. Apabila benda-benda hanyut mengganggu eksploitasi pintu
pembilas sebaiknya dipertimbangkan untuk membuat pembilas dengan dua buah pintu,
dimana pintu atas dapat diturunkan agar benda-benda hanyut dapat lewat.
Jika kehilangan tinggi energi bangunan pembilas kecil, maka hanya diperlukan satu pintu, dan
jika dibuka pintu tersebut akan memberikan kehilangan tinggi energi yang lebih besar di
bangunan pembilas. Bagian depan pembilas bawah biasanya direncana di bawah sudut dengan
bagian depan pengambilan. Dimensi-dimensi dasar pembilas bawah adalah:
~ tinggi saluran pembilas bawah hendaknya lebih besar dari 1,5 kali diameter terbesar
sedimen dasar di sungai
~ tinggi saluran pembilas bawah sekurang-kurangnya 1,0 m
~ tinggi sebaiknya diambil 1/3 sampai 1/4 dari kedalaman air di depan pengambilan
selama debit normal
Dimensi rata-rata dari pembilas bawah yang direncanakan dan dibangun berkisar:
~ untuk panjang saluran pembilas bawah, 5 sampai 20 m
~ untuk panjang tinggi saluran pembilas bawah, 1 sampai 2 m
~ untuk tebal beton bertulang, 0,20 sampai 0,35 m
Luas saluran pembilas bawah (lebar kali tinggi) harus sedemikian rupa sehingga kecepatan
minimum dapat dijaga (v = 1,0-1,5 m/dt). Tata letak saluran pembilas bawah harus direncana
dengan hati-hati untuk menghindari sudut mati (dead corner) dengan kemungkinan terjadinya
sedimentasi atau terganggunya aliran. Sifat tahan gerusan dari bahan dipakai untuk lining
RIKO SALIM NUGROHO
saluran pembilas bawah membatasi kecepatan maximum yang diizinkan dalam saluran
bawah, tetapi kecepatan minimum bergantung kepada ukuran butir sedimen yang akan
dibiarkan tetap bergerak.
•
Desain bangunan pembilas
Kecepatan Pembilas
Kecepatan rencana yang diperlukan selama pembilasan dapat di ambil sebesar:
Vrencana = 3,0 m/dt (Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP – 04).
Makin tinggi kecepatan selama pembilasan, operasi menjadi semakin cepat. Besarnya
kecepatan pembilasan hendaknya selalu dibawah kecepatan kritis, karena kecepatan
superkritis akan mengurangi efektifitas proses pembilasan. (Kriteria Perencanaan Bagian
Jaringan Irigasi KP – 02)
V C = g hc
2. Kedalaman kritis
q2 Q
hc = 3 dengan : q=
g L
H L Q
Jadi: = dengan v =
w v HB
dimana:
H = kedalaman aliran saluran, (m)
w = kecepatan endap partikel sedimen, (m/dt
L = panjang kantong lumpur, (m)
v = kecepatan aliran air, (m/dt
Q = debit saluran, (m³/dt)
B = lebar kantong lumpur, (m)
Diasumsikan bahwa air yang dielakkan mengandung 0,5000 (per mil) sedimen
yang harus diendapkan dalam kantong lumpur.
Volume kantong lumpur tergantung pada jarak waktu pembilasan Untuk tujuan-
tujuan perencanaan, biasanya diambil jarak waktu satu atau dua minggu.
V = 0,0005Qn T
dengan :
Qn = Debit pengambilan rencana (m3/dt)
3. Membuat perkiraan awal luar rata-rata permukaan kantong lumpur dengan rumus :
Q
LB =
W
Dengan :
L = Panjang kantong (m)
B = Lebar rata-rata profil pembawa (m)
Q = Kebutuhan pengambilan rencana (m3/dt)
W = Kecepatan endapan partikel rencana (m/dt)
Dimensi kantong lumpur sebaiknya juga sesuai dengan kaidah bahwa L >8.
B
Untuk mencegah agar aliran tidak “meander” di dalam kantong.
Qn = Vn xAn
dengan :
Vn = Kecepatan rata-rata selama eksploitasi (m/dt)
In = Kemiringan energi
5. Menentukan kemiringan energi selama pembilasan (Is) dengan kolam dalam keadaan
kosong dengan rumus Strikler
Kecepatan rata – rata yang diperlukan selama pembilasan untuk pasir kasar = 1,5 m/dt.
(Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP – 02)
2 1
V S = K S .Rn 3 .S S 2
Q = V xA
S S S
dengan :
VS = Kecepatan rata – rata selama pembilasan (m/dt)
I S = Kemiringan energi
Agar pembilasan dapat dilakukan dengan baik, kecepatan aliran harus dijaga
agar tetap subkritis (Fr < 1).
Vs
Fr =
g.hs
•
Menghitung ketinggian air diatas mercu (Hd)
2
V Q
Hd He o V =
= 2.g A
Hd = He
Q2 A = B (P + H d )
2
A 2g
Q2
Hd = He
(B (P + H d ))2 2g
•
Menghitung kecepatan air dihulu bendung (Vo)
A = B (P + Hd )
Q
Vo =
A
•
Menghitung kecepatan aliran tepat setelah melewati mercu (V1)
V1 =
Q
B Y1
•
Persamaan energi pada penampang 1
V12
•
Tinggi loncatan air
Persamaan untuk menghitung tinggi loncatan air dapat digunakan persamaan untuk
kedalaman konjugasi.
Y2 1
= 1 + 8Fr 2 1
Y1 2
V1
dengan : Fr =
g Y1
•
Menghitung kecepatan aliran pada penampang 2 (V2)
Y (18 + Fr)
n = 1 18
Y (4 + Fr)
n= 1 6
L1 = 0,82Y2
•
Kondisi tanah
Tabel 2.2. Harga-harga minimum angka rembesan Lane (CL)
Pasir sangat halus atau lanau 8,5
Pasir halus 7,0
Pasir sedang 6,0
Pasir kasar 5,0
Kerikil halus 4,0
LV + 1 3 . LH
CL =
ΔH
dengan :
CL = Angka rembesan lane
LV = Jumlah panjang vertikal (m)
LH = Jumlah panjang horizontal (m)
∆H = Beda tinggi muka air (m)
Jalur vertikal dianggap memiliki daya tahan terhadap aliran, 3 kali lebih kuat dari jalur
horizontal.
Gaya gempa
Harga-harga gaya gempa diberikan dalam bagian parameter bangunan. Harga-harga
tersebut didasarkan pada peta Indonesia yang menunjukkan berbagai daerah dan resiko.
Faktor minimum yang akan dipertimbangkan adalah 0,1 g perapatan gravitasi sebagai harga
percepatan. Faktor ini hendaknya di pertimbangkan dengan cara mengalihkannya dengan
massa bangunan sebagai gaya horisontal menuju kearah yang paling tidak aman, yakni hilir.
Berat bangunan
Berat bangunan bergantung kepada bahan yang dipakai untuk membuat bangunan itu.
Untuk tujuan-tujuan perencanaan pendahuluan, boleh dipakai harga-harga berat volume
dibawah ini :
Pasang batu : 22 kN/m3
Beton tumbuk : 23 kN/m3
Beton bertulang : 24 kN/m3
Berat volume beton tumbuk bergantung kepada berat volume agregat serta ukuran
maksimum kerikil yang digunakan.
Harga-harga faktor keamanan (S) yang dapat diterima adalah ; 2,0 untuk kondisi
pembebanan normal dan 1,25 untuk kondisi pembebanan ekstrim.
Kondisi pembebanan ekstrim dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tak ada aliran di atas mercu selama gempa
2. Banjir rencana maksimum
Langkah-langkah Perhitungan :
1. Hitung berat sendiri bangunan yaitu :
SF = MT > 1.5
Mg
~ Keadaan gempa/ekstrem
SF = MT > 1.25
Mg
M L L
Bila : e = >
Y 2 6
maka : = L2 V
max <
3 e B
2
dimana :
e = Eksentrisitas akibat beban yang bekerja
∑M = SMt - SMg (ton)
∑V = Jumlah gaya - gaya vertikal (ton)
B = Lebar dasar pondasi (m)
Pd Ps Pw
dimana :
Pw = Tekanan air statis (ton)
𝛾w = Berat jenis air (ton/m3)
H = Kedalaman air (m)
Y = Jarak tekanan (Pw) dari dasar dalam (m)
dimana :
Pd = Tekanan air dinamis (ton)
𝛾w = Berat jenis air (ton/m3)
Kh = Koefisien gempa horizontal (0.15)
H = Kedalaman air (m)
Y = Jarak tekanan (Pd) dari dasar (m)
d. Berat sedimen
Ps = 1
2
[sat 1]Cs . H
2
dimana :
Ps = Tekanan sedimen
Cs = Koefisien tekanan tanah
H = Tinggi sedimen
𝛾sat = Berat jenis tanah jenuh air (ton/m3)
2. Berat Bangunan Sendiri
W3
W1
W4 W6
W5
W7
W2
Wt = W1 + W2 + W3 +.............+ Wn
Wn = b.
V dimana :
V = Volume bangunan (m3)
b = Berat jenis bahan bangunan
Wn = Berat sendiri
Pa = 12 . t 2 . H . Ka
dimana :
Pa = Tekanan tanah (ton)
H = Tinggi tanah (m)
4. Tekanan UP Lift
Pu = 12 . w H . A
dimana :
Pu = Tekanan Up Lift
dimana :
= Sudut inklinasi material
= tg-1 K
K = Ch/(1 - CV)
CV = Koefisien gempa arah vertikal = 0
Ch = Koefisien gempa arah horizontal = 0.15
= Sudut geser dalam tanah
PERENCANAAN
I. Data-data perencanaan
0.1
0
- Dari saluran induk tersier m 0.10
- Sepanjang saluran m ….......................……. 0.5 - 0.8
- Pada bangunan ukur m 0.40
- Pada bangunan pengambilan m 0.10
- Untuk eksploitasi m 0.15
5. Berat jenis bahan (dilingkari salah satu)
a. Batu kali kg/m3 70 2200
b. Beton massa kg/m3 1, 2300
c. Beton bertulang kg/m 3
2400
6. Luas daerah irigasi Ha ….......................……. 500 - 3.000
7. Kebutuhan air tanaman l/dtk/Ha ….......................……. 1.0 - 2.0
C. Lain - lain
16 - 11 Dosen pembimbing
Data lain yang tidak tersedia dapat ditentukan sendiri dgn persetujuan
Mataram,....................-2020
Dosen pembimbing,
4 1
3 2
100
90
80
70
60
50
44 3.84
90
80
70
60
50 11.75
44 h=3.955
3.84
p=7.46
AutoCAD SHX Text
2021-09-03 11:16:02
--------------------------------------------
Mercu bendung
p=7.46
AutoCAD SHX Text
2021-09-03 11:16:03
-------------------------------------------
AutoCAD SHX Text
-2021-09-03
1 11:16:03
-------------------------------------------
-1
m=6.71
B=8.98
y=0.94
r=1.33
x=0.94
p=7.46
AutoCAD SHX Text
2021-09-03 11:16:03
-------------------------------------------
AutoCAD SHX Text
-1
2021-09-03 11:16:03
-------------------------------------------
AutoCAD SHX Text
-2021-09-03
1 11:16:03
--------------------------------------------
V0
AutoCAD SHX Text
2021-09-03
AutoCAD SHX 11:16:03
Text
--------------------------------------------
2021-09-03 11:16:03
m=6.71 V1
--------------------------------------------
B=8.98 ELV = +44 m
2V 2
2g =0.13
AutoCAD
AutoCAD SHX
SHX Text
Text
p=7.46
2021-09-03 11:17:40
2021-09-03 11:17:40
-------------------------------------------
--------------------------------------------
y2=4.005 -+48.1363m
GARIS SHX
AutoCAD ENERGI
Text
AutoCAD
2021-09-03SHX Text
11:17:40
2021-09-03
AutoCAD 11:17:40
SHX Text
--------------------------------------------
--------------------------------------------
y1=0.47
AutoCAD SHX
2021-09-03 Text
11:17:40
V =0.6365m/dt0=0.6365m/dt
2.65
2021-09-03 11:17:40
--------------------------------------------
V =1.605m/dt2=1.605m/dt
2.50
--------------------------------------------
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
V =13.678m/dt1=13.678m/dt
1.50
ELV = +44 m
4.50
4.00
5.00
4.50
1.00 2.00 1.00 4.00 2.48 1.00 2.00 1.50 2.00 1.00 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00
p=7.46
2V 2
2g =0.13 TINGGI
2021-09-03 JAGAAN
11:17:40 PADA KOLAM
OLAK
--------------------------------------------
y2=4.005 AutoCAD SHX Text
+48.1363m
AutoCAD
2021-09-03SHX Text
11:17:40
2021-09-03
AutoCAD 11:17:40
SHX Text
--------------------------------------------
--------------------------------------------
AutoCAD SHX
2021-09-03 Text
11:17:40
V =0.6365m/dt0=0.6365m/dt
2.65
2021-09-03 11:17:40
--------------------------------------------
V =1.605m/dt2=1.605m/dt
2.50
--------------------------------------------
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
V =13.678m/dt1=13.678m/dt
1.50
ELV = +44 m
4.50
4.00
5.00
4.50
1.00 2.00 1.00 4.00 2.48 1.00 2.00 1.50 2.00 1.00 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00
p=6.5668
1.00 1.00 1.00
+44.00 m
7.40
3.88
4.49
7.74
4.50
1.00
8.12
7.04
7.40
3.88
4.49
7.74
4.50
1.00
8.12
7.04
NOTASI GAYA GAYA (ton/m) LENGAN (m) MOMEN (ton.m) MOMEN TOTAL (ton.m)
P1 14,8800 7,74 115,171
U1 133,895
P2 2,5544 7,33 18,724
P3 3,5600 6,00 21,360
U2 23,782
P4 0,4155 5,83 2,422
P5 16,7820 4,50 75,519
U3 82,445
P6 1,6610 4,17 6,926
P7 9,0780 2,75 24,965
U4 27,303
P8 0,9353 2,50 2,338
P9 22,5980 1,00 22,598
U5 23,711
P10 1,6610 0,67 1,113
JUMLAH (Σ) 291,136
13.46
C D G H
E F I J O
A B
8.98
6.50
5.50
3.50
2.00
A
2.48
C
B
1.00
D
2.00
G
F
1.50
H
2.00
J O
12.96
AutoCAD
AutoCAD
SHX
AutoCAD
Text
SHXSHXText
AutoCAD
Text SHX Text
AutoCAD
AutoCAD
AutoCAD
SHX
SHX Text
Text
SHX
AutoCAD
AutoCAD 6.05
Text AutoCAD
AutoCAD
SHXSHX
Text
Text
AutoCAD
SHX
SHX Text
TextSHX Text
2021-09-03
2021-09-03
2021-09-03
11:20:02
11:20:02
2021-09-03
11:20:02 11:20:02
2021-09-03
2021-09-03
2021-09-03
11:20:02
11:20:02
2021-09-03
11:20:02
2021-09-03
2021-09-03
2021-09-03
11:20:02
11:20:02
2021-09-03
11:20:02
11:20:02 11:20:02
-------------------------------------------
--------------------------------------------
-------------------------------------------
-------------------------------------------- 7.30
--------------------------------------------
--------------------------------------------
--------------------------------------------
--------------------------------------------
--------------------------------------------
--------------------------------------------
--------------------------------------------
--------------------------------------------
- P 10 Skala- GAYA UPLIFTP 61:100 TIAP BIDANG
1:100 P P2 8 P 9 P 5P 4 PP 71 P3
11.30
10.05
8.39
8.06
4.39
3.56
6.00
7.74
7.33
6.00
5.83
4.50
4.17
2.75
2.50
1.00
0.67
12.96
AutoCAD
AutoCAD
SHXSHXTextText AutoCAD SHX Text AutoCADAutoCAD
SHX TextSHX Text 6.05
2021-09-03
2021-09-03
11:20:02
11:20:02 2021-09-03 11:20:02 2021-09-03
2021-09-03
11:20:02 11:20:02
7.30
--------------------------------------------
-------------------------------------------- -------------------------------------------
--------------------------------------------
--------------------------------------------
SkalaMOMEN AKIBAT 1:100 TEKANAN
1:100 - P 10 P6 P 97854231
11.30
UPLIFT TIAP BIDANG
TABEL 5.7 TEKANAN TANAH AKTIF
1.50
Pa2
1.33
Pa3
1.33
O
5.50
4.00
4.00
AutoCAD
AutoCAD
SHXSHXTextText
2021-09-03
2021-09-03
11:20:02
11:20:02
--------------------------------------------
-------------------------------------------
Skala- TEKANAN1:100 TANAH AKTIF
1:100
4.00
4.00
5.50
1.00
Pp1
1.33
Pp2
1.83
O
Pp3
AutoCAD
AutoCAD
SHXSHXTextText
2021-09-03
2021-09-03
11:20:02
11:20:02
--------------------------------------------
-------------------------------------------
Skala- TEKANAN1:100 TANAH PASIF
1:100
Pd Ps Pw
2/5h
1/3h 1/3h
8.48
7.99
7.99
8.00
NOTASI BERAT VOLUME AIR (ton/m3) LUAS PENAMPANG (m2) PERMETER PANJANG GAYA (ton)
W1 1 0,8645 1 0,865
W2 1 1,7423 1 1,742
W3 1 0,3081 1 0,308
W4 1 0,80565 1 0,806
W5 1 0,3312 1 0,331
W6 1 0,12 1 0,120
W7 1 4,2384 1 4,238
W8 1 0,1224 1 0,122
JUMLAH (Σ) 8,533
O
8.54
8.31
8.72
7.24
6.65
6.31
3.21
0.12
2/5h
1/3h 1/3h
9.53
8.86
8.86
AutoCAD SHX Text
2021-09-03 11:20:02
8.00
--------------------------------------------
-------------------------------------------
- TEKANAN AIR1:100
Skala BANJIR 1:100
+54.799 m
MERCU BENDUNG
BLOK MUKA
KOLAM OLAK
SUNGAI APRON
+44.00 m 0.62
0.47
10.00
+51.46 m
0.62
A
0.47
+44.00 m
14.00
BLOK HALANG
0.47
0.62
PILAR
PEMBILAS AMBANG UJUNG
INTAKE
+54.799 m
+54.799 m
KANTONG LUMPUR
8.00
0.70
Ha=0.0206
AutoCAD SHX Text H1=2.66
2020-12-08 00:49:00 Hd=2.6394
--------------------------------------------
TINGGI JAGAAN PADA KOLAM
OLAK
0.70
AutoCAD SHX Text
p=7.46
V22
2g =0.13 2020-12-08 00:49:00
--------------------------------------------
y2=4.005 AutoCAD SHX Text
+48.1363m
AutoCAD
2020-12-08SHX Text
00:49:00
2020-12-08
AutoCAD 00:49:00
SHX Text
--------------------------------------------
--------------------------------------------
AutoCAD SHX
2020-12-08 Text
00:49:00
V =0.6365m/dt0=0.6365m/dt
2.65
2020-12-08 00:49:00
--------------------------------------------
V =1.605m/dt2=1.605m/dt
2.50
--------------------------------------------
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
V =13.678m/dt1=13.678m/dt
1.50
ELV = +44 m
4.50
4.00
5.00
4.50
1.00
2.00 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 1.00 2.00 1.50 2.00 1.00 2.48 4.00 1.00 2.00 1.00
+54.799 m +54.799 m
3.34
MERCU BENDUNG
+51.46 m
7.46
BLOK HALANG
+44.00 m AMBANG UJUNG
10.00
4.00
2.00 14.00 2.00
bn=7.00
B=8.00
3.4992
a=0.6932 0.6932
1.00 1.00
6.5668
APRON
+44.00 m KOLAM OLAK +44.00 m
2.65
2.50
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.50
4.50
4.00
5.00
4.50
1.00
2.00 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 1.00 2.00 1.50 2.00 1.00 2.48 4.00 1.00 2.00 1.00