IRIGASI DAN
BANGUNAN
AIR
POKOK BAHASAN :
LANJUTAN MATERI :
BANGUNAN BENDUNG
DAN KELENGKAPANNYA
09
Teknik Sipil Teknik Sipil A61111EL DR. IR. ROSMINA ZUCHRI, MT
Perencanaan
Abstract Kompetensi
Gambaran umum Tahapan dan dapat .
Diharapkan memahami dan dapat
merencanakan dimensi Hidrolis Bendung.
Memahami Tahapan dan dapat
merencanakan dimensi Hidrolis Bendung.
Pembahasan
KULIAH KE 09 (SEMBILAN) TANGGAL 07 NOFEMBER 2019. HARI KAMIS 19.30 – 22.00
WIB KAMPUS KRANGGAN
MODUL 09 (SEMBILAN)
Lihat halaman 33
Pembahasan
MODUL O7 (TUJUH)
DAFTAR ISI
7.4. ISTILAH-ISTILAH
7.5. SOAL-SOAL
DAFTAR ISI
Definisi :
Bangunan Utama adalah : Semua bangunan yang direncanakan di sungai atau aliran air
untuk membelokkan air ke dalam jaringan irigasi, biasanya dilengkapi dengan kantong
lumpur agar bias mengurangi kandungan sedimen yang berlebihan serta memungkinkan
untuk mengukur dan mengatur air yang masuk.
Pengaliran air dari sumber air berupa sungai atau danau ke jaringan irigasi untuk keperluan
irigasi pertanian, pasokan air baku dan keperluan lainnya yang memerlukan suatu bangunan
disebut dengan bangunan utama .
Untuk kepentingan keseimbangan lingkungan dan kebutuhan daerah di hilir bangunan utama,
maka aliran air sungai tidak diperbolehkan disadap seluruhnya. Namun harus tetap dialirkan
sejumlah 5 % dari debit yang ada.
Salah satu bangunan utama yang mempunyai fungsi membelokkan air dan menampung air
disebut bendungan, yang kriteria perencanaannya tidak tercakup dalam kriteria ini.
Kriteria perencanaan bendungan dan bangunan pelengkap lainnya akan dipersiapkan secara
terpisah oleh institusi yang berwenang.
Ada 6 (enam) bangunan utama yang sudah pernah atau sering dibangunan di
Indonesia, antara lain :
1. Bendung Tetap.
6. Pengambilan bebas.
Bendung atau merupakan salah satu tipe bangunan pengelak dan merupakan salah
satu bangunan utama yang direncanakan terletak di sungai atau saluran air dengan tujuan
untuk menaikkan muka air dan membelokkan air agar dapat masuk ke dalam jaringan saluran
utama/primer menuju ke lokasi penggunaannya.
1). Menaikkan tinggi muka air sehingga dapat dialirkan secara gravitasi sampai mencapai
tujuan kegunaannya.
2). Menaikkan dan menahan aliran air agar dapat dipompa ketempat yang lebih tinggi
untuk mencapai tujuan kegunaannya.
4). Mengatur pola aliran debit sungai agar tetap terjaga kehidupan biota di dalam air
sungai.
Didalam uraian selanjutnya bangunan bendung yang akan ditinjau khususnya untuk
keperluan Irigasi.
Bangunan Utama
Bagian-bagian bangunan Utama : Bangunan utama terdiri dari berbagai bagian yaitu :
Keterangan :
Bangunan pengelak adalah : Bagian dari bangunan utama yang benar-benar di bangun di
dalam air. Bangunan ini diperlukan untuk memungkinkan dibelokkannya air sungai ke
jaringan irigasi, dengan jalan menaikkan muka air di sungai atau dengan memperlebar
pengambilan di dasar sungai seperti pada tipe bendung saringan bawah (bottom rack weir).
Bila bangunan tersebut juga akan dipakai untuk mengatur elevasi air di sungai, maka
ada dua tipe yang dapat digunakan, yaitu :
Denah dan potongan melintang bendung gerak dan potongan melintang bendung saringan
bawah disajikan pada gambar 7.2.
Gambar 7.2. Denah dan Potongan melintang Bendung gerak dan Potongan Melintang
Bendung Saringan Bawah.
Bendungan adalah : Bangunan pelimpah melintang sungai yang memberikan tinggi muka
air minimum kepada bangunan pengambilan untuk keperluan irigasi. Bendung merupakan
penghalang selama banjir dan dapat menyebabkan genangan luas di daerah-daearah hulu
bendung tersebut.
Bendung Gerak adalah : Bangunan berpintu yang dibuka selama aliran besar, masalah yang
ditimbulkannya selama banjir kecil saja. Bendung Gerak dapat mengatur muka air di depan
pengambilan agar air yang masuk tetap sesuai dengan kebutuhan Irigasi. Bendung gerak
mempunyai kesulitan-kesulitan eksploitasi karena pintunya harus tetap dijaga dan
dioperasikan dengan baik dalam keadaan apapun.
Bendung Saringan Bawah adalah : TIpe bangunan yang dapat menyadap air dari sungai
tanpa terpengaruh oleh tinggi muka air. Tipe ini terdiri dari sebuah parit terbuka yang terletak
tegak lurus terhadap aliran sungai. Jeruji baja (saringan) berfungsi untuk mencegah
masuknya batu-batu bongkah ke dalam parit. Sebenarnya bongkah dan batu-batu dihanyutkan
ke bagian hilir sungai. Bangunan ini digunakan di bagian/ruas atas sungai di mana sungai
hanya mengangkut bahan-bahan yang berukuran sangat besar.
Dalam hal ini pompa dapat juga dipakai untuk menaikan air sampai elevasi yang
diperlukan. Akan tetapi, karena biaya pengelolaannya tinggi , maka harga air irigasi mungkin
menjadi terlalu tinggi pula.
Bangunan pengambilan adalah : Sebuah banguna berupa pintu air irigasi dibelokkan
dari sungai melalui bangunan ini.
Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan, dibuat bangunan pembilas guna
mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi.
Tipe 4 ini menggabung pengambilan dan pembilas dalam satu bidang atas dan bawah.
Perencanaan pembilas dengan dinding pemisah dan pembilas bawah telah diuji dengan
berbagai penyelidikan model.
Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen (endapan) yang lebih besar dari
fraksi pasir halus (0,006 – 0,007 mm) dan biasanya ditempatkan persis disebelah hilir
pengambilan.
Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong lumpur biasa dan harus
diangkut melalui jaringan saluran ke sawah-sawah. Bahan yang telah mengendap di dalam
kantong lumpur kemudian dibersihkan secara berkala. Pembersihan ini biasanya dilakukan
dengan menggunakan aliran air yang deras untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut ke
sungai. Dalam hal-hal tertentu pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain, yaitu
dengan mengeruknya atau dilakukan dengan tangan.
(1). Pekerjaan pengaturan sungai guna melindungi bangunan terhadap kerusakan akibat
penggerusan dan sedimentasi. Pekerjaan-pekerjaan ini umumnya berupa KRIB, MATRAS
BATU,PASANGAN BATU KOSONG dan/atau DINDING PENGARAH.
(2). TANGGUL BANJIR untuk melindungi lahan yang berdekatan terhadap genangan akibat
banjir.
(4). TANGGUL PENUTUP untuk menutup bagian sungai lama atau, bila bangunan pengelak
dibuat KOPUR, untuk mengelakkan sungai melalui bangunan tersebut.
(4). JEMBATAN di atas Bendung, agar seluruh bagian utama mudah dijangkau, atau agar
bagian-bagian itu terbuka untuk umum.
(5). Instalasi tenaga air mikro atau mini, tergantung pada hasil evaluasi ekomoni serta
kemungkinan hidrolik. Instalasi ini bisa dibangun di dalam bangunan pengelak atau di ujung
kantong lumpur atau di awal saluran.
Data Topografi.
Data Hidrologi.
Data Morfologi;
Data Hidrologi.
(1) Data Hidrologi meliputi Debit Banjir. Data-data yang diperlukan untuk
perencanaaan bangunan utama adalah :
Untuk bangunan yang akan dibuat di hilir waduk, banjir rencana maksimum
akan diambil sebagai debit dengan periode ulang 100 tahun dari daerah antara DAM
dan bangunan PENGELAK, ditambah dengan aliran dari WADUK yang disebabkan
oleh banjir dengan periode ulang 100 tahun.
Elevasi tanggul hilir sungai dari bangunan utama didasarkan pada tinggi banjir
dengan periode ulang 5 sampai 25 tahun.
Rangkaian data DEBIT BANJIR untuk berbagai periode ulang harus ANDAL. Hal ini
berarti bahwa harga-harga tersebut harus didasarkan pada catatan-catatan banjir yang
sebenarnya yang mencakup jangka waktu lama (sekitar 20 tahun).
Apabila data semacam ini tidak tersedia (dan begitulah yang sering terjadi), kita harus
menggunakan cara lain, misalnya berdasarkan data curah hujan di daerah aliran
sungai. Jika ini tidak berhasil, kita usahakan cara lain berdasarkan data yang diperoleh
dari daerah terdekat.
Perhitungan debit rendah andalan dengan periode ulang yang diperlukan (biasanya 5
tahun), dibutuhkan untuk menilai luas daerah potensial yang dapat diairi dari sungai
yang bersangkutan.
2019 Perencanaan Jaringan Irigasi dan
12 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Adalah penting untuk memperkirakan debit ini seakurat mungkin. Cara terbaik untuk
memenuhi persyaratan ini adalah dengan melakukan pengukuran debit (atau membaca
papan duga) tiap hari. Jika tidak tersedia data mengenai muka air dan debit, maka
debit rendah harus dihitung berdasarkan curah hujan dan data limpasan air hujan dari
daerah aliran sungai.
Neraca air (Water balance) seluruh sungai harus dibuat guna mempertimbangkan perubahan
alokasi/penjatahan air akibat dibuatnya bangunan utama.
Hak atas air, penyadapan air di hulu dan hilir sungai pada bangunan pengelak serta kebutuhan
air di masa mendatang, harus ditinjau kembali.
Dalam perencanaan pemilihan tipe dan lokasi BENDUNG yang akan dipilih, beberapa
factor harus diperhatikan, diantaranya adalah :
Lebar maksimum bendung hendaknya tidak lebih dari 1,2 kali lebar rata-rata
sungai pada ruas yag stabil.
Agar pembuatan bangunan peredam energy tidak terlalu mahal, maka aliran
per satuan lebar hendaknya dibatasi sampai sekitar 12 – 14 m3/det/m1 yang
memberikan tinggi energy maksimum sebesar 3,5 – 4,5 m.
Lebar efektif Mercu (Bo) dihubungkan dengan lebar mercu yang sebenarnya (B),
yakni jarak antara pangkal-pangkal bendung dan / atau tiang pancang, dengan
persamaan 7.1. :
Bo = B-2(nKp+Ka)*H1……………………………….…….(Pers.7.1)
Keterangan :
n = Jumlah pilar.
7.3.2. Perencanaan Mercu (Tipe mercu Bulat dan Tipe Mercu Ogee).
Di Indonesia pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk BENDUNG PELIMPAH
yaitu :
Tipe Bulat.
Kedua bentuk mercu yaitu Tipe Ogee dan Tipe bulat tersebut dapat dipakai baik untuk
konstruksi beton maupun pasangan batu atau bentuk kombinasi dari keduanya.
Kemiringan maksimum muka bendung bagian hilir yang dibicarakan di sini berkemiringan 1
banding 1 batas BENDUNG dengan muka hilir vertical mungkin menguntungkan jika bahan
pondasinya dibuat dari batu keras dan tidak diperlukan kolam olak.
Dalam hal ini kavitasi dan aerasi tirai luapan harus diperhitungkan dengan baik.
Bendung dengan tipe mercu bulat (Gambar 7.14) memiliki harga koefisien debit yang
jauh lebih tinggi (44%) dibandingkan dengan koefisien bending ambang lebar. Pada
sungai, ini akan banyak memberikan keuntungan karena bangunan ini akan
mengurangi tinggi muka air hulu selama banjir. Harga koefisien debit menjadi lebih
tinggi karena lengkung streamline dan tekanan negative pada mercu.
Tekanan pada mercu adalah fungsi perbandingan antara H1 dan r (H1/r) (disajikan
pada Gambar 7.15).
Untuk bendung dengan 2 (dua) jari-jari (R2) Jari-jari hilir akan digunakan untuk
menemukan harga koefisien debit. Disajikan pada Gambar 7.16.
Untuk menghindari bahaya kavitasi local, tekanan minimum pada mercu bending
harus dibatasi sampai -4 meter tekanan air jika mercu terbuat dari beton; untuk
pasangan batu tekanan ubatmosfir sebaiknya dibatasi sampai -1 tekanan air.
Jari-jari mercu bendung pasangan batu akan berkisar antara 0,3 sampai 0,7
kali H1 maksimum dan,
Jari-jari untuk mercu bendung beton dari 0,1 sampai 0,7 kali H1 maksimum.
Persamaan tinggi energy-debit untuk Bendung ambang pendek dengan pengontrol segi
empat adalah :
………………………………………(Pers.7.2)
Keterangan :
Q =Debit, m3/det.
b = panjang mercu, m
C2 yang merupakan fungsi p/H1 dan kemiringan muka hulu bendung (lihat Gambar
7.18).
Co mempunyai harga maksimum 1,49 jika H1/r lebih dari 5,0 seperti disajikan pada Gambar
7.16.
2019 Perencanaan Jaringan Irigasi dan
19 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Harga-harga Co pada gambar 7.16 sahih (valid) apabila mercu bending cukup tinggi
di atas dasar rata-rata alur pengarah (p/H1 ≥ sekitar 4,5).
Dalam tahap perencanaan p dapat diambil setengah dari jarak dari mercu sampai dasar
rata-rata sungai sebelum bending tersebut dibuat. Untuk harga-harga p/H1 yang
kurang dari 1,5 maka Gambar 7.16 dapat dipakai untuk menemukan factor
pengurangan C1.
Harga-harga koefisen koreksi untuk pengaruh kemiringan muka bending bagian hulu
terhadap debit diberikan pada Gambar 7.19. Harga koefisien koreksi, C2 diandaikan jika
kurang lebih sama dengan factor koreksi untuk bentuk-bentuk mercu tipe ogee.
Gambar 7.18. Harga-harga koefisien C2 untuk Bendung Mercu Tipe Ogee dengan muka
ahulu melengkung (menurut USBR, 1960).
Mercu Ogee berbentuk tirai luapan bawah dari bending ambang tajam aerasi. Oleh karena itu
mercu ini tidak akan memberikan tekanan subatmosfir pada permukaan mercu sewaktu
bending mengalirkan air paad debit rencana. Untuk debit yang lebih rendah, air akan
memberikan tekanan ke bawah pada mercu.
Bagian hulu mercu bervariasi sesuai dengan kemiringan permukaan hilir (lihat gambar 7.20).
Persamaan antara tinggi energy dan debit untuk bendung mercu Tipe Ogee adalah :
………………………………………(Pers.7.3)
Keterangan :
Q =Debit, m3/det.
b = lebar mercu, m
Faktor koreksi untuk selain tinggi energy rencana pada Bendung Mercu tipe Ogee. Disajikan
pada Gambar 7.21.
Gambar 7.21. Faktor koreksi untuk selain tinggi energy rencana pada Bendung Mercu tipe
Ogee.
Nilai Koefisien debit efektif Co adalah hasil dari Co; C1 dan C2 (co=Co.C1.C2)
Diketahui : Bendung direncanakan sebagai bendung pasangan dengan mercu ambang lebar,
muka hulu tegak dan kemiringan hilir 1 : 1 lebar mercu bending bersama-sama diperkirakan
1,5 m dan tekanan negative yang bekerja pada mercu bending akan dicek kemudian. Cd=1,03
Lebar sungai =Lebar Bendung= 60 meter; Lebar antar tumpu adalah 60 meter, dan lebar
efektifnya atau Bo diperkirakan 52,50 m. besar debit rencana adalah 320 m3/det.
Penyelesaian :
Lebar efektif Mercu (Bo) dihubungkan dengan lebar mercu yang sebenarnya (B), yakni jarak
antara pangkal-pangkal bendung dan / atau tiang pancang, dengan persamaan 7.1. :
Bo = B-2(nKp+Ka)*H1……………………………….…….(Pers.7.1)
Keterangan :
n = Jumlah pilar.
Sudah dihitung atau sudah diperoleh Lebar Efektif mercu Bendung atau Bo adalah 52,50
meter.
Persamaan tinggi energy-debit untuk Bendung ambang pendek dengan pengontrol segi
empat adalah :
………………………………………(Pers.7.2)
Keterangan :
b = panjang mercu, m
C2 yang merupakan fungsi p/H1 dan kemiringan muka hulu bendung (lihat Gambar
7.18).
Dari Persamaan :
………………………………………(Pers.7.2)
Persamaan ini digunakan untuk menghitung Tinggi energy hilir atau H1.
H1^1,5 = 4,54
lebar
Debit rencana Cd Tabel gravitasi mercu
Q Cd tabel g b
m3/det 2/3 m/det2 m
320 1.03 =(2/3) 9.8 26.25
0.686667 13.0958
8.99245
8,99245(H1^1,5) 320
H1^1,5 35.59
2019 Perencanaan Jaringan Irigasi dan
25 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5.97
H1 5.97
3,29
H1/r= 3,29/1,50 = 2,19 Gunakan Gambar 4.5. halaman 53 untuk H1/r sebesar
2,19 maka didapat nilai Co= 1,33.
P/H1= 1,5/3,29 m = 0,33 . Gunakan Gambar 4.6. halaman 54 untuk p/H1 sebesar
0,45 maka didapat nilai C1= 0,93
Cd= Co*C1*C2
Cd= 1,33*0,93*1,01
Cd= 1,25
Karena Cd table atau Cd yg ditentukan adalah 1,03 sedangkan yang kita hitung diperoleh
1,25 maka perhitungan Cd harus diulangi lagi.
Pengulangan Perhitungan Cd :
Persamaan tinggi energy-debit untuk Bendung ambang pendek dengan pengontrol segi
empat adalah :
………………………………………(Pers.7.2)
Keterangan :
Q =Debit, m3/det.
b = panjang mercu, m
C2 yang merupakan fungsi p/H1 dan kemiringan muka hulu bendung (lihat Gambar
7.18).
Dari Persamaan :
………………………………………(Pers.7.2)
Cd= Co*C1*C2
Cd= ………..*……….*…………
Cd= 1,03
Karena Cd table atau Cd yg ditentukan adalah 1,03 sedangkan yang kita hitung diperoleh
1,03 maka perhitungan Cd tidak harus diulang.
Jadi dari Perhitungan diatas Maka diperoleh Dimensi Hidrolis Mercu Bendung yaitu :
P=1,5 meter.
Co=………..
C1=………
C2=…………
Cd=Co*C1*C2= 1,03
Pangkal Bendung
Gambar 7.25 memberikan dimensi-dimensi yang dianjurkan untuk pangkal Bendung dan
peralihan (transisi).
Sumber : KP-02
Elevasi pangkal Bendung disisi hulu Bendung sebaiknya lebih tinggi daripada elevasi air
(yang terbendung) selama terjadi debit rencana.
Tinggi jagaan yang harus diberikan adalah 0,75 sampai 1,50 m, bergantung kepada kurva
debit sungai ditempat itu,
7.4. ISTILAH-ISTILAH
Diketahui : Bendung direncanakan sebagai bendung pasangan dengan mercu ambang lebar,
muka hulu tegak dan kemiringan hilir 1 : 1 lebar mercu bendung bersama-sama diperkirakan
3,0 m dan tekanan negative yang bekerja pada mercu bendung akan dicek kemudian.
Cd=1,03
Lebar sungai =Lebar Bendung= 60 meter; Lebar antar tumpu adalah 120 meter, dan lebar
efektifnya atau Bo diperkirakan 105 m. besar debit rencana adalah 650 m3/det.
1. Kriteria Perencanaan Irigasi. KP-01 sampai dengan KP 07. Dirjen Pengairan Irigasi.
Departemen Pekerjaan Umum. 1986.
2. Ir. Hadi Susilo, MM. Modul Jaringan Irigasi dan Bangunan Air. Fakultas Teknik
Sipil, Universitas Mercu Buana.
3. Dr. Ir. Rosmina Zuchri, MT. Modul Jaringan Irigasi dan bangunan Air. Fakultas
Teknik Sipil, Universitas Winaya Mukti. Bandung.Tahun 2015.
4. Dr. Ir. Rosmina Zuchri, MT. Modul Jaringan Irigasi dan bangunan Air. Fakultas
Teknik Sipil, Universitas Mercu Buana. Tahun 2016 sampai dengan 2019.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya
Air.
6. Undang-Undang Pengairan. Nomor…….. Tahun……..
7. Peraturan pemerintah No. 23 / 1998 tentang Irigasi,
8. Keputusan Presiden RI No.12 Tahun 2012 Tentang Penetapan Wilayah Sungai.
Pembahasan
KULIAH KE 09 (SEMBILAN) TANGGAL 07 NOFEMBER 2019. HARI KAMIS 19.30 – 22.00
WIB KAMPUS KRANGGAN
MODUL 09 (SEMBILAN)
DAFTAR ISI
9.5. ISTILAH-ISTILAH
9.6. SOAL-SOAL
PENJELASAN :
DAFTAR ISI
Seperti sudah dijelaskan pada kuliah sebelumnya ( modul 7 (tujuh)) bahwa pada
bangunan utama terdapat bangunan kolam olak bendung disajikan pada Gambar 9.1.
Menurut Buku Kriteria Perencanaan (KP-02, Bangunan Utama) , pada Halaman 65 bahwa:
Aliran diatas Bendung di Sungai dapat menunjukkan berbagai perilaku di sebelah Bendung
akibat kedalaman air yang ada h2. Gambar 9.2. Menyajikan kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi dari pola aliran di atas Bendung.
Pada Kasus C adalah keadaan loncat air dimana kedalaman air hilir sama dengan
kedalaman konjugasi loncat air tersebut.
Pada Kasus D adalah terjadi apabila kedalaman air hilir kurang dari kedalaman
konjugasi, dalam hal ini loncatan akan bergerak ke hilir..
Semua tahap ini bisa terjadi di bagian hilir Bendung yang dibangun di Sungai. Kasus D
adalah keadaan yang tidak boleh terjadi, karena air akan menghempas bagian sungai yang tak
terlindung dan umumnya menyebabkan penggerusan luas.
Faktor –faktor yang diperlukan pada Perencanaan Kolam Olak Bendung meliputi,
yaitu :
Untuk menemukan debit yang akan memberikan keadaan terbaik untuk peredaman
energy, maka semua debit harus dicek/diperiksa dengan muka air hilirnya. Jika
Degradasi (penurunan, kemunduran, kemerosotan;) mungkin terjadi, maka harus
dibuat perhitungan dengan muka air hilir terendah yang mungkin terjadi untuk
mengecek apakah degradasi mungkin terjadi.
b). Sungai itu sungai Aluvial dan bahan tanah yang dilalui rawan terhadap erosi.
Tanah aluvial adalah Jenis tanah yang terbentuk karena Endapan. Daerah
Endapan terjadi sungai, danau yang berada di dataran rendah, ataupun cekugan
yang memungkinkan terjadinya endapan.
2019 Perencanaan Jaringan Irigasi dan
36 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tanah Aluvial tergolong sebagai tanah muda , yang terbentuk dari endapan
halus di aliran sungai.
Bila degradasi sangat mungkin terjadi, tetapi tidak ada data pasti yang tersedia, maka
harga sembarang degradasi 2 (dua) meter atau 2,50 meter harus digunakan dalam
perencanaan kolam olak.
Dalam hal ini kita harus berhati-hati untuk memberikan kemungkinan pelaksanaan
guna memperbaiki degradasi di masa mendatang yang ternyata melebihi perkiraan
semula.
Pada Gambar 9.3. Metode Perencanaan Kolam Loncat Air, Bahwa memberikan
penjelasan mengenai metode Perencanaan .
Dimana :
Dengan q =V1*y1, dan rumus untuk kedalaman konjugasi dalam loncat air adalah :
Dimana :
Fr =
Dalam menghitung gejala loncat air, Tabel 6.3 dapat pula digunakan (lihat
lampiran 2) beserta gambar 9.3 yaitu gambar Parameter-parameter loncat air.
Menurut Kp-01 halaman 71 bahwa : Terlepas dari kondisi hidrolis, yang dapat dijelaskan
dengan bilangan Frpude dan kedalaman air hilir, kondisi dasar sungai dan tipe sedimen yang
diangskut memainkan peranan penting dalam pemilihan tipe kolam olak :
(a). Bendung di sungai yang mengangkut bongkah atau batu-batu besar dengan dasar yang
relative tahan gerusan, biasanya cocok dengan kolam olak tipe bak tenggelam (submerged
bucket).
Kolam olak tipe bak tengelam (submerged bucket) disajikan pada Gambar 9.4.
(b). Bendung di Sungai yang mengangkut batu-batu besar, tetapi sungai itu mengandung
bahan alluvial (sedimen) dengan dasar tahan gerusan, akan menggunakan kolam loncat air
tanpa blok-blok halang (Gambar 4.17) atau tipe bak tenggelam/peredam energy.
Gambar 9.5. Kolam loncat air yang diperpendek dengan menggunakan blok-blok halang
Untuk tipe kolam olak yang terakhir atau Kolam loncat air yang diperpendek dengan
menggunakan blok-blok halang , daya gerus sedimen yang terangkut harus dipertimbangkan
dengan mengingat bahan yang harus dipakai untuk membuat blok.
Diketahui :
Q= debit rencana periode ulang 100 tahunan (Q100) diperoleh dari analisis Hidrologi
adalah Q100 = 800 m3/det.
Penyelesaian (Solution) :
………………………………………(Pers.9.1)
Dimana :
Q= debit rencana periode ulang 100 tahunan (Q100) diperoleh dari analisis Hidrologi adalah
Q100 = 800 m3/det.
n=jumlah pilar.
Kp= koefisien kontraksi pilar (untuk pilar dengan penampang bulat, kp=0,01).
Lebar pelimpah B = (Lebar antar Abutment adalah = 71,4 meter dikurang lebar
Pilar = 1,5 meter dikurang Lebar Pembilas = 7,1 meter).
Dimana :
B = 62,8 meter.
N= 1.
Kp=0,01;
Ka=0,1
Gunakan Rumus :
………………………………………(Pers.9.1)
Masukan harga-harga :
Q= 800 m3/det.
Cd = 1.
g= 9,8 m/det2;
………………………………………
(Pers.9.1)
o Untuk H1/r= 3,22/1,75 = 1,84. Gunakan Gambar 7.16. maka didapat Co=1,3.
o Untuk p/H1=1,5/3,22=0,45 < 1,5 tentu maka harus dibuat koreksi akibat
perbandingan p/H1, dengan koefisien C1 gambar 7.17.
Karena muka hulu pelimpah direncanakan 1 : 0,33, maka diperlukan factor koreksi C2
(gambar 7.18).
Cd= 1,19.
Harga Cd yang kita hitung diperoleh Cd= 1,19 atau Cd=1,2 , Cd ini berbeda dari harga Cd
yang kita asumsikan awal yaitu 1,3, sehingga harga H1 dari rumus di atas, harus dikoreksi.
2019 Perencanaan Jaringan Irigasi dan
47 Drainase Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Perhitungan Diulangi lagi dari Awal :
Gunakan Rumus :
………………………………………(Pers.9.1)
Masukan harga-harga :
Q= 800 m3/det.
Cd = 1,2.
g= 9,8 m/det2;
………………………………………
(Pers.9.1)
o Untuk H1/r= 3,4/1,75 = 1,94. Gunakan Gambar 7.16. maka didapat Co=1,305.
o Untuk p/H1=1,5/3,4=0,44 < 1,5 tentu maka harus dibuat koreksi akibat
perbandingan p/H1, dengan koefisien C1 gambar 7.17.
Karena muka hulu pelimpah direncanakan 1 : 0,33, maka diperlukan factor koreksi C2
(gambar 7.18).
Cd= 1,18.
Sehubungan material pelimpah terbuat dari pasangan batu, maka tekanan negative di atas
pelimpah dibatasi harus kurang dari -1 (minus satu), dengan menggunakan gambar 7.15.
Tekanan pada mercu adalah fungsi perbandingan antara H1 dan r (H1/r) (disajikan
pada Gambar 7.15).
1,0
0,0
-0,2
-1,0
1,9
4
-3,0
-4,0
1,9
0 5
4 2 1
0
Perbandingan H1/r
Sumber : Kriteria Perencanaan (KP) 02 (Gambar 4.4. halaman 53) dan Gambar 7.15.
Tekanan Pada Mercu.
Keterangan Gambar :
Sehingga :
Sehubungan material pelimpah terbuat dari pasangan batu, maka tekanan negative di atas
pelimpah dibatasi harus kurang dari -1 (minus satu),
SELESAI
Diketahui :
Ditanya :
4). Jari-jari Bucket dari Peredam Energi Tipe Bak (Bucket Type).
Penyelesaian (Solution) :
q = Q/B
Hc=2,55 meter.
= + 20,10 m.
Muka air di hilir pelimpah =+ 16,45 (didapat dari perhitungan kapasitas sungai pada
saat Q100).
Sehingga didapat :
H = + 20,10 – 16,55
H = 3,55 meter.
Untuk : H/hc= 3,55/2,55 = 1,35 , maka gunakan Gambar 4.23 Jari-jari minimum bak . Buku
KP-02 halaman 74. Diperoleh Rmin/hc=1,55.
1,55
Rmin/hc
1
ΔH/hc
1 1,35 2 20
Untuk : H/hc= 3,55 m / 2,55 m = 1,38 , maka gunakan gambar 4.24. halaman 75 KP-02.
Tmin/hc
1
ΔH/hc
1 1,38 2 20
Sumber : Kriteria Perencanaan (KP) 02 (Gambar 4.24. Batas minimum tinggi air di hilir,
halaman 75)
Sehingga T min = 2 * hc
= 2 * 2,55 m
= 5,10 meter.
Rembesan yang terjadi di bawah pondasi Bendung yang direncanakan harus tidak boleh
melebihi batas yang diizinkan.
Untuk itu penempatan cut off pondasi harus benar-benar berada di zona batuan yang kedap
air (impervious layer).
Untuk itu penyeledikian tanah yang berupa Core Drilling (pemboran inti) sangat
diperlukan.
Untuk mengetahui rembesan di bawah pondasi Bendung digunakan rumus LANE atau
C yaitu :
Keterangan :
9.5. ISTILAH-ISTILAH
Diketahui :
Q= debit rencana periode ulang 100 tahunan (Q100) diperoleh dari analisis Hidrologi
adalah Q100 = 1200 m3/det.
Diketahui :
Ditanya :
4). Jari-jari Bucket dari Peredam Energi Tipe Bak (Bucket Type).
Penyelesaian (Solution) :
……………………
1. Kriteria Perencanaan Irigasi. KP-01 sampai dengan KP 07. Dirjen Pengairan Irigasi.
Departemen Pekerjaan Umum. 1986.
2. Ir. Hadi Susilo, MM. Modul Jaringan Irigasi dan Bangunan Air. Fakultas Teknik
Sipil, Universitas Mercu Buana.
3. Dr. Ir. Rosmina Zuchri, MT. Modul Jaringan Irigasi dan bangunan Air. Fakultas
Teknik Sipil, Universitas Winaya Mukti. Bandung.Tahun 2015.
4. Dr. Ir. Rosmina Zuchri, MT. Modul Jaringan Irigasi dan bangunan Air. Fakultas
Teknik Sipil, Universitas Mercu Buana. Tahun 2016 sampai dengan 2019.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya
Air.
6. Undang-Undang Pengairan. Nomor…….. Tahun……..
7. Peraturan pemerintah No. 23 / 1998 tentang Irigasi,
8. Keputusan Presiden RI No.12 Tahun 2012 Tentang Penetapan Wilayah Sungai.