Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) minimal berisi informasi sebagai berikut:

1. Judul Proyek : Pembangunan Embung Mranggen Kab. Magelang


Prov. JawaTengah
2. Pemrakarsa Proyek
2.1. Kementerian/Lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
2.2. Unit Kerja Eselon I : Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak
3. Nilai Proyek Rp. 12.250.000.000,00
4. Waktu Pelaksanaan : 150 (seratus lima puluh) Hari Kalender

5. Lokasi : Embung Mranggen Kab. Magelang Prov. Jawa Tengah

6. Judul Proyek :
Pembangunan Embung Mranggen Kab. Magelang Prov. Jawa Tengah

7. Latar Belakang
A. Dasar Hukum
a. Undang-Undang No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
b. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang perubahan atas
Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang / Jasa Pemerintah;
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pedoman
Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
d. Peraturan Lembaga LKPP No 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia;
e. Peraturan Menteri PUPR No. 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 4/PRT/2015
tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai.;

KAK | 1
B. Gambaran Umum
Upaya membangun tampungan air atau mempertahankan genangan air pada suatu
kawasan telah dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak. Salah satu wujud
pembangunan fisik dalam mempertahankan genangan adalah dengan membangun
embung yang berfungsi sebagai cadangan air baku, suplai air irigasi, mengurangi
puncak debit banjir, konservasi air tanah (infiltrasi), tempat wisata.

8. Maksud dan Tujuan Proyek


A. Maksud dari pekerjaan ini adalah melaksanakan pembangunan embung atau
penampung air lainnya pada daerah yang strategis atau daerah-daerah konservasi.
B. Tujuan Pembangunan Embung Mranggen Kab. Magelang Prov. Jawa Tengah adalah :
a. Menyediakan tempat yang mampu menampung air sebagai salah satu upaya
perlindungan dan pelestarian sumber air,
b. Pengawetan air untuk pemanfaatan warga sekitar embung dan untuk pengisian air
tanah,
c. Penyediaan cadangan sumber air baku,
d. Penataan area sekitar embung.

9. Ruang Lingkup Proyek


Pekerjaan ini adalah melaksanakan pembangunan embung, meliputi :

1. Tubuh Embung
2. Spillway (bangunan pelimpah) yang berupa peluap
3. Bangunan penguras
4. Bangunan pengambilan
5. Pagar pengaman
6. Papan nama embung

Adapun rincian pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pekerjaan Persiapan
1) Pekerjaan Pengukuran Site
2) Pembersihan Lapangan
3) Mobilisasi
4) Demobilisasi

KAK | 2
5) Dewatering
6) Kistdam
b. Pekerjaan SMKK
c. Pekerjaan Struktur
1) Beton Bertulang (K-225)
2) Beton Siklop
3) Pasangan Batu Kali
4) Pembesian (angkur)
5) Bronjong
6) Rabat Beton
7) Pekerjaan Siaran Timbul Dengan Mortar Tipe M (1Pc-2PP)
8) Galian Tanah
9) Timbunan Tanah Dengan Menggunakan Clay Blanket
10) Geosintetic Clay Liner (GCL)
11) Timbunan Tanah Dipadatkan (tanah bekas galian)
12) Pintu Air Penguras (2.0 x 1.5)m
13) Hand Rail
14) Bangunan Ukur (mistar ukur)

10. Indikator Pencapaian Proyek

Uraian Kriteria Keberhasilan Indikator Kinerja

1. Ouput a. Peningkatan Volume 1 Buah Jumlah tampungan bertambah


Tampungan dan dan bangunan penampung air
Bangunan Penunjang lainnya yang dilaksanakan.
Lainnya

b. Pengawetan air untuk Dapat dimanfaatkan oleh a. Tersedianya cadangan air


pemanfaatan warga masyarakat sekitar pada baku di musim kemarau.
sekitar embung saat musim kemarau b. Peningkatan muka air tanah
di sekitar embung.
c. Pembuatan saluran dan Diperperbaikinya Tertatanya Kawasan di area
perapihan lahan sekitar drainase dan juga sekitar embung
serta penghijauan bertujuan untuk
menambah nilai estetika
di sektor wisata

KAK | 3
2. Outcome Tersedianya konstruksi/ 1 Buah Total outcome terhadap
bangunan embung yang embung tersebut adalah
mampu menampung air, mampu menampung air
sehingga dapat dengan volume sebesar 4,450
dimanfaatkan sebesar- m3 dan salah satu fungsi
besarnya untuk warga embung tersebut adalah
sekitar embung terutama sebagai cadangan air baku,
pada musim kemarau. irigasi lahan padi dan mengairi
perkebunan yang ada di
sekitarnya.

3. Impact a. Meningkatkan
produktifitas
masyarakat

b. Meningkatnya jumlah
pasokan cadangan
air permukaan

11. Lokasi Pelaksanaan Proyek


Embung Mranggen :
Koordinat : -7,59043 S
110,33412 E

KAK | 4
12. Pelaksana, Penaggung Jawab, dan Pembagian Kerja dalam Proyek

Untuk pelaksanaan proyek, sebagai pemilik proyek adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, cq. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, cq. Balai Besar Wilayah Sungai
Serayu Opak cq. Satuan Non Vertikal Tertentu Pemanfatan Jaringan Pengelolaan Air (PJPA),
cq. PPK Danau, Situ, dan Embung. Untuk pelaksana proyek terdiri dari kontraktor pelaksana
dan konsultan supervisi. Jalur koordinasi dalam manajemen proyek ini dapat dilihat dalam
bagan berikut :

KAK | 5
14. Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan monitoring dan evaluasi akan dilakukan secara rutin selama masa
pelaksanaan kegiatan dan pasca konstruksi. Kegiatan monitoring pada masa
pelaksanaan akan dilakukan oleh konsultan supervisi yang didampingi oleh tim dari
pengguna jasa yang akan selalu berada di lapangan untuk melakukan pengawasan
terhadap kualitas pekerjaan, tujuan pelaksanaan kegiatan, output kegiatan agar sesuai
dengan dokumen kontrak beserta kelengkapannya, dan melaporkan secara periodik
kepada koordinator serta penanggung jawab kegiatan.
Hasil monitoring ini berupa laporan tertulis dan disertai dengan dokumentasi
lapangan terbaru (up date). Untuk evaluasi kegiatan dilakukan secara periodik yang
akan dibahas dalam rapat antara pengguna dan penyedia jasa. Untuk pasca konstruksi,
tetap akan dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap hasil pekerjaan lapangan dan
akan dilakukan pengambilan langkah-langkah penanganan jika ditemukan adanya
permasalahan di lapangan.

15. Dokumen Studi Kelayakan Proyek (DSKP) APBN

1. Kajian Teknis
Dalam merencanakan bangunan pemanfaatan sumber air yang pertama kali ditinjau
sebelum meninjau aspek lain adalah tinjauan secara teknis meliputi dari beberapa aspek
diantaranya topografi, hidrologi, hidraulika, geologi serta konstruksinya. Pada
perencanaan teknis detail didasarkan pada beberapa hasil studi terdahulu berupa
parameter-parameter kebutuhan air, hasil pengukuran topografi, lokasi rencana embung,
penyelidikan tanah, dan kajian-kajian teknis wilayah studi serta biaya yang tersedia.
Dengan pembangunan embung di Kabupaten Sleman ini maka akan tersedia konstruksi/
bangunan penyediaan air baku dan konservasi sumber daya air yang dimaksudkan
untuk menampung air permukaan dan air hujan yang jatuh di daerah tangkapan embung
sebelum dimanfaatkan sebagai sumber air baku.

KAK | 7
2. Kajian Ekonomi
Dari hasil studi Survey Investigasi dan Design (SID) yang dilakukan oleh jasa
konsultansi bahwa :

No Nama Embung IRR Kelayakan


1 Embung Mranggen 11,32 Layak

3. Kajian Potensi Pemanfaatan :


Potensi pemanfaatan meliputi :
Air Baku
Konservasi
Pendidikan

4. Kajian Lingkungan dan sosial :


Hasil pengamatan terhadap kondisi sosial masyarakat disekitar lokasi rencana embung
bahwa masyarakat di sekitar embung adalah masyarakat pedesaan yang memiliki
intensitas kesibukan cukup tinggi dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup. Namun
demikian diharapkan masyarakat bersama dengan pihak PIAT UGM turut serta
menjaga keamanan dan kondisi bangunan embung tidak mengalami kerusakan,
sehingga masyarakat dapat memperoleh manfaat embung untuk kurun waktu yang lebih
lama.

5. Kajian Resiko
Kajian resiko dilakukan pada saat pelaksanaan konstruksi dan paska konstruksi. Hal ini
dilakukan dengan penanganan masalah yang akan terjadi di lapangan dan menjadi
bagian komitmen dari penyedia jasa dalam bentuk pelaksanaan recana kesehatan
keselamatan kerja. Diharapkan selama masa pelaksanaan tidak terjadi adanya resiko
kecelakaan kerja apabila pelaksanaan K3 dilakukan dengan baik, serta dengan
memperhatikan segala kemungkinan yang dapat merugikan keberlangsungan proyek
dan bagaimana cara pengendaliannya, pengendalian resiko dilaksanakan pada saat masa
pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi. Kajian resiko pada masa pra konstruksi
dan masa konstruksi dikendalikan melalui PPK Danau, Situ dan Embung, sedangkan
pada pasca konstruksi resiko dikendalikan oleh PPK Operasi dan Pemeliharaan.

KAK | 8
F. KEBUTUHAN PERSONEL DAN ALAT
Berikut adalah daftar kebutuhan personil dan peralatan pekerjaan
Pembangunan
Embung Mranggen, Kab. Magelang, Provinsi Jawa Tengah

1. Kebutuhan Personel :
No Jabatan dalam pekerjaan Pengalaman Kerja Sertifikat
yang akan dilaksanakan Profesional (Tahun) Kompetensi Kerja

1. Pelaksana Lapangan 2 SKTK Sumber Daya Air

2. Petugas K3 Konstruksi - Sertifikat K3


Konstruksi

2. Kebutuhan Alat:
No. Jenis Kapasitas Jumlah Kepemilikan/Status

1. Excavator 0,8 m3 3 (Milik sendiri/Sewa


Beli/Sewa)

2. Excavator Long Arm 0,45 m3 1 (Milik sendiri/Sewa


Beli/Sewa)

3. Concrete Mixer 0,3 m3 3 (Milik sendiri/Sewa


Beli/Sewa)

4. Bulldozer 100 HP 1 (Milik sendiri/Sewa


Beli/Sewa)

5. Dump Truck 3-4m3 3 (Milik sendiri/Sewa


Beli/Sewa)

G. IDENTIFIKASI RESIKO YANG TERJADI PADA PEKERJAA


Penetapan resiko pada pekerjaan ini termasuk resiko kecil Tabel identifikasi resiko yang
kemungkinan terjadi pada pekerjaan terlampir.

KAK | 9
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat sebagai dasar dalam pelaksanaan kegiatan
pada Tahun Anggaran 2022

Yogyakarta, 16 Juni 2022

PPK Danau, Situ dan Embung


SNVT PJPA Serayu Opak

Eko Supriyanto, S.T., MPSDA

KAK | 10

Anda mungkin juga menyukai