(PKL)
DigunakanSebagaiSalahSatuSyaratUntukMenyelesaikanPendidikanJenjangVo
kasiJurusanTeknikSipilPoliteknikNegeriKupang
Oleh
INDRA IGNATIUS GILI LAY
NIM :2023716322
PROGRAMSTUDITEKNIKPERANCANGANIRIGASIDAN
PENANGANANPANTAI
i
KATAPENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-
Nya.PenulisdapatmenyelesaikanpenulisanLaporanPKLyangberjudul“TINJAUAN
ii
aksanakanPraktekKerja LapangandanMenyelesaikanlaporanini.
Semua pihak yang selalumemberikan dorongan dan motivasi bagi penulis.
Menyadaribahwaisilaporaninimasihbelumsempurna,karenapenulisadalahmanusiab
iasayangmempunyai banyak kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari semuapihaksangatdiharapkandemipenyempurnaanlaporanini.
Kupang,
November202
1
Penulis
iii
DAFTARISI
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pemerintah Kota Kupang dalam hal ini Kementrian Pekerjaan Umum
Dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Satker NVT
Pembangunan Bendungan I BWS Nusa Tenggara II merencanakan dan
melaksanakan proyek Perbaikan Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu yang
pengerjaannya di kerjakan oleh PT. BUMI INDAH dan dibawah pengawasan
PT. INNAKO INTERNASIONAL KONSULINDO KSO KENCANA
LAYANAN KONSULTAN, sesuai dengan perjanjian kontrak pelaksan proyek
Perbaikan Bendungan Rotiklot di Desa Fatukety, Kecamatan Kakuluk Mesak,
Kabupaten Belu.
Pembangunansaluran drainase dapat difungsikan untuk mengalirkan air
agar dapat terarah dengan baik dan menjaga kestabilan tanah disuatu lereng
agar tidak terjadi kelongsoran atau sebagai sarana penanggulangan bencana.
Pembuatan saluran drainase harus sesuai dengan perhitungan kestabilan dan
faktor keselamatan karena di harapkan dengan adanya saluran drainase akan
mengurangi dampak dari bencana yang terjadi. Hal ini disebabkan karena sifat
tebing itu sandiri termasuk jenis tanah yang tidak stabil (tanah lempung
bobonaro), tingkat kelandaian dan beban yang diterima oleh tebing atau lereng
itu sendiri akibat banyaknya air yang mengalir deras dan tidak terarah sehingga
lereng mengalami kelongsoran, sesuai dengan judul diatas maka penulis dapat
mengambil judul PKL yaitu, “TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
SALURAN DRAINASE LERENG PADA PROYEK PERBAIKAN
BENDUNGAN ROTIKLOT DESA FATUKETY KECAMATAN
KALKULUK MESAK KABUPATEN BELU” sesuai dengan kemampuan
dan penulis ingin lebih mengetahui tentang pekerjaan saluran drainase serta
dapat mengetahui situasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan meninjau Latar Belakang diatas maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan dan proses pekerjaan Saluran Drainase pada
proyek Perbaikan Bendungan Rotiklot Desa Fatukety Kecamatan
2
Kalkuluk Mesak kabupaten Belu?
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud
Maksud dari kerja praktek ini adalah agar mahasiswa dapat
membandingkan teori yang diperoleh diperkuliahan dengan pengalaman
dilapangan.
1.3.2 Tujuan
A. Tujuan Praktek KerjaLapangan
Tujuan dari Praktek KerjaLapanganiniadalah
1. Meninjau, mengamati, dan memahami proses kegiatan yang ada
dilapangan.
2. Menambah pengetahuan bagi mahasiswa untuk lebih memahami
konsep-konsep peraturan modern yang bersifat teoritis serta mampu
mengaplikasikannya di dunia kerja.
3. Melatih dan mempersiapkan mahasiswa agar dapat menyesuaikan
diri dengan dunia kerja yang akan dihadapi kelak dikemudian hari.
4. Mempunyai pengalaman kegiatan fisik pembangunan, perencanaan,
dan manajemen konstruksi.
5. Sebagai syarat tuntutan akademis pada Jurusan Teknik Sipil Program
Studi Teknik Perancangan Irigasi dan Penanganan Pantai Politeknik
Negeri Kupang.
B. Tujuan Penulisan Laporan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah
1. Agar penulis dapat mengetahui bagaimana proses pelaksanaan
pekerjaan Saluran Drainase pada proyek Perbaikan
Bendungan Rotiklot Desa Fatukety Kecamatan Kalkuluk Mesak
Kabupaten Belu
3
1.4 Batasan Masalah
Dengan mengingat waktu yang singkat maka penulis membatasi
permasalahan yang diangkat sesuai dengan kemampuan penulis. Penulis
berusaha menyampaikan dan menyajikan suatu batasan masalah adalah sebagai
berikut.
a. Tinjauan pelaksanaan proyek untuk mengetahui secara langsung
tentang pembangunan saluran drainase di Desa Fatukety, Kecamatan
Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu.
b. Realisasi pekerjaan yang sudah dilaksanakan.
c. Pekerjaan yang sudah dilaksanakan sebelum turun PKL.
1.5 Metodologi Pelaksaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Untuk memperoleh data dan informasi guna penulisan laporan Praktek
Kerja Lapangan (PKL), maka penulis menggunakan beberapa metode:
a. Metode Observasi
Metode Observasi yaitu dengan meninjau dan mengamati langsung
pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan, serta melihat teknik
pelaksanaan sesuai dengan spesifikasi kerja dan gambar kerja yang
tertera dalam kontrak kerja.
b. Metode Wawancara
Metode Wawancara yaitu dengan menanyakan secara langsung
kepada pelaksana proyek, pengawas dari PU, dan para pekerja proses
kegiatan pekerjaan mengenai yang dilaksanakan dilapangan.
c. Metode Studi Pustaka
Metode Studi Pustaka yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
melihat, membaca, dan mempelajari dari berbagai sumber buku dan
internet yang berkaitan dengan irigasi agar memudahkan kita dalam
penyusunan laporan PKL.
4
d. Metode Dokumentasi
Pada metode ini, penulius secara langsung melakukan pengambilan
gambar (melakukan pemotretan/foto) pada tempat PKL mulai dari
pekerjaan yang ditinjau sampai dengan selesai sehingga dapat
dipergunakan sebagai acuan dalam penuliusan laporan PKL ini.
1.6 Sistematika Pelaporan
Adapun sistematika penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
sebagai berikut antara lain :
1. BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan praktek kerja
lapangan, metodologi, serta sistematika penulisan laporan.
2. BAB II DESKRIPSI KEGIATAN
` Menjelaskan secara umum lokasi kegiatan dan data umum
pelaksanaan kegiatan
3. BAB III LANDASAN TEORI
Meliputi teori-teori dan konsep-konsep dasar yang digunakan dalam
pelaksanaan kegiatan.
4. BAB IV TINJAUAN PELAKSANAAN
Meliputi analisis dan pembahasan mengenai pelaksanaan kegiatan
Praktek Kerja Lapangan
5. BAB V PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran dari hasil analisis dan pembahasan.
5
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN
6
2.2 Data Administrasi Kegiatan
Proyek Perbaikan Bendungan Rotiklot dengan pemilik proyek Dinas Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat sesuai Nomor Kontrak
HK.02.01/SNVT.PB.I/KB.1/95/V/2023
7
1. Nama kegiatan : KegiatanBendungan I
2. Paket pekerjaan : PerbaikanBendunganRotiklot Di Kabupaten Belu
3. Nomorkontrak : HK. 02.01/SNVT.PB.l/KB.1/95/V/2023
4. Tanggalkontrak : 03 Mei 2023
5. Nilai kontrak : Rp. 50.340.384.000,00 ( Lima puluh miliar tiga
Ratus empatPuluh juta tiga ratus delapan puluh
Empat ribuh Rupiah ),-
6. Waktu pelaksanaan : 225 harikelender
7. Sumber dana : APBN rupiah murni
8. Tahunanggaran : 2023
9. Kontraktorpelaksana: PT. Bumi Indah
10. KonsultanPengawas : PT. InnakoInternasinal Konsulindo KSO Kencana
Layana Konsultan
2.3 Data Teknik Kegiatan
8
pertimbangan untuk mengadakan amandemen kontrak dengan cara review desain.
Selanjutnya kontraktor mengajukan “request for works” sebelum memulai suatu
pekerjaan. Kontraktor harus mengaukan permohonan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan dilampirkan dengan shop drawing/gambar kerja serta waktu pelaksanaan
kepada pemberi kerja (direksi).
Mengingat waktu pelaksanaan PKL yang singkat dengan item pekerjaan yang ada,
maka penulis meninjau khusus “Pelaksanaan Pekerjaan saluran drainase Lereng” Secara
garis besar, pelaksanaan pekerjaan saluran drainase di Desa Fatukety, Kec. Kakuluk
Mesak, Kab. Belu, NTT, terdiri dari beberapa item pekerjaan yaitu :
1. Pekerjaan persiapan
Berikut ini adalah beberapa item dalam pekerjaan persiapan, yaitu :
a. Mobilisasi alat dan bahan serta tenaga kerja ke lokasi proyek
b. Pengeringan (apabila lokasi digenangi air)
c. Dokumentasikondisiawal (0%)
d. Lakukan pengukuran pada lokasi proyek
e. Melakukan tes di laboratorium untuk mengetahui tekstur dan jenistanah
2. Pekerjaan galian
Pekerjaan galian dilakukan menggunakan alat berat yaitu excavator. tanah galian
dari saluran-saluran drainase di buang di luar saluran, penggalian dimulai dari
muka tanah dengan harus mengambil lebar yang cukup sesuai gambar atau
yang ditentukan oleh direksi. Kedalaman galian harus berpedoman pada titik
peil/elevasi yang sudah disetujui.
3. Pemasangan Bowplank
Pekerjaan ini merupakan pemasangan pembatas atau patok yang dipakai untuk
menentukan bidang kerja pada bangunan dalam proyek, dan juga dapat berfungsi
sebagai tempat penentuan untuk membuat dan meletakkan ukuran bangunan yang
akan didirikan dan sebagai media bentuk bagi proses pembuatan pondasi drainase.
4. Pasangan Batu Dan Mortar
Pekerjaan ini mencakup pembuatan saluran drainase, dan pemasangan pipa PVC
berdiameter 1 ½ yang pada ujung pipadipasang geotixtil, fungsi pipa adalah untuk
mengeluarkan air yang berada di dalam tanah agar saluran yang telah dibuat tidak
9
mengalami jebol atau longsor, sedangkan fungsi geotextil adalah agar air yang
keluar, tanahnya juga tidak ikut keluar. Sebagai penyalur dengan menggunakan
pasangan batu dengan mortar yang dibangun di atas suatu dasar yang telah
disiapkan memenuhi garis, ketinggian dan dimensi pada gambar desain. Pekerjaan
ini akan dilakukan setelah galian tanah dilakukan.
5. Pekerjaan Plasteran
Plasteran dalam hal ini adalah pekerjaan yang merupakan estetikanya bangunan
sehingga pada waktu pelaksanaanya harus dikerjakan sedemikian rupa dan sesuai
dengan campuran dan spesifikasi teknisnya. Sebelum pekerjaan ini dilakukan
permukaan yang akan di plaster harus benar-benar bersih dan tidak ada
penghalang ikatan pasangan batu dengan plasteran, material yang digunakan yaitu
pasir halus, semen, dan air. Pekerjaan ini dilakukan dengan meratakan campuran
pada dinding dan lantai saluran.
6. Pekerjaan Acian
Pelaksanaan Pekerjaan Acian adalah melakukan perawatan pada plester kasar,
caranya adalah dengan melakukan penyiriman (sebelum diaci). lakukan acian
dinding plester satu bidang dengan satu kali pengacian. ratakan dan padatkan
acian dengan menggunakan roskam baja.
7. Pekerjaan timbunan
Pekerjaan timbunan tanah merupakan pekerjaan akhir dari sudetan yang
direncanakan. Timbunan dilakukan sesuai dengan gambar kerja atas persetujuan
direksi pekerjaan atau direksi teknis. Dalam melakukan pekerjaan timbunan,
penyedia jasa terlebih dahulu menggunakan material hasilgalian, apabilasudah
habis maka material yang digunakan yaitu material yang disediakan terlebih
dahulu oleh penyedia jasa. Timbunan yang digunakan harus memenuhi syarat
kualitas dan bebas dari bahan-bah anorganik sepert itonggak-tonggak kayu, semak
berlukar rerumputan, dan lainnya. Material yang digunakan yaitu material yang
memiliki sifat dan gradasi sesuai sifat dan karakteristik yang sama dengan
tanahasli/tanah hasil galian.
10
2.5 Proses Pelelangan dan Penentuan Pemenang
2.6.1 Proses Pelelangan
Penyelesaia nsebuah proyek konstruksi secara umum melalui dua tahapan
yaitu prakonstruksi dan paskakonstruksi. Pada tahapan prakonstruksi, salah satu
kegiatan yang dilakukan adalah pelalangan pekerjaan. Pelelangan menjadi salah
satu tahapan penting mengingat pada kegiatan ini ditentukan pelaksana kegiatan
yang terbaik. Untuk dapat terpilih menjadi pemenang lelangan, ada sejumlah
faktor yang member pengaruh.
Dokumen untuk pengadaan rehabilitasi bendungan rotiklot di provinsi Nusa
Tenggara timur ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010
tentang pengadaan barang/jasa pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No.4 Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya, serta elektronik, dan
dimodifikasi untuk perjanjian pinjaman/ kredit/hibah Proyek pada proyek-proyek
yang dibiayai oleh Bank Dunia di Indonesia.Tahapan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
a) Pengumuman Pelelangan
Pokja ULP mengumumkan pelaksanaan pelelangan ini melalui website
[Kementrian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institutive] papan pengumuman resmi
untuk masyarakat dan potal pengadaan nasional melalui LPSE.
b) Instruksi kepada peserta (IKP)
A. Umum
1. Lingkup pekerjaan
Pokja ULP mengumumkan kepada para peserta untuk menyampaikan
penawaran atas paket pekerjaan konstruksi sebagaimana tercantum
dalam LDP
2. Sumber dana
Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum
dalam LDP
3. Persyaratan (Eligibility)
4. Larangan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) serta penipuan.
5. Larangan pertentangan kepentingan
11
6. Satu penawaran tiap peserta
B. Document Pengadaan
1. Isi dokumenpengadaan
2. Bahasa dokumenpengadaan
3. Klasifikasi dokumen pengadaan, pemberian penjelasan dan peninjauan
lapangan
4. Perubahan dokumen pengadaan
5. Tambahan waktu pemasukan dokumen penawaran
C. Penyiapan Dokumen Penawaran
1) Biaya dalam penyiapan penawaran
2) Bahasa penawaran
3) Dokumen-dokumen yang termasuk dalam penawaran
4) Harga penawaran
5) Mata uang penawaran dan carapembayaran
6) Masa berlaku penawaran dan jangka waktu pelaksanaan
7) Pengisian form kualifikasi
8) Paktaintegritas
D. Pemasukan Penawaran
1) Pemasukan/penyampaian penawaran
2) Batas akhir waktu pemasukan penawaran dan penawaran terlambat
E. Pembukaan Dan Evaluasi Penawaran
1. Pembukaan penawaran
2. Penawaran dibuka pada tanggal dan waktu yang ditetapkan oleh Pojka
ULP dalam Aplikasi SPSE
3. Klarifikasi penawaran
4. Untuk membantu pemeriksaan, evaluasi dan pembandingan penawaran
dan kualifikasi peserta maka Pojka ULP atas kebijaksanaannya sendiri
dapat meminta klarifikasi dari peserta mengenai penawarannya
5. Koreksi atas kesalahan aritmatik
a. Sebelum evaluasi penawaran, dilakukan koreksi aritmatik oleh Pojka
ULP dengan ketentuan yang telah ditetapkan
12
b. Berdasarkan hasil koreksi artimatik, Pojka ULP menyusun daftar
penawaran dan peringkatnya mulai dari penawaran harga terkoreksi
terendah
6. EvaluasiPenawaran
Pojka ULP melakukan evaluasi penawaran yang meliputi :
a. Evaluasi administrasi
b. Evaluasi Teknis
c. Evaluasi harga
d. Evaluasi kualifikasi
7. Evaluasi Kualifikasi
Pojka ULP harus menentukan apakah peserta yang terpilih adalah
peserta dengan harga terkoreksi terendah dan secara administrative fan
teknis responsive secara substansial dengan syarat-syarat yang
ditentukan dalam kualifikasi seperti yang tertera pada lembar data
kaulifikasi (LDK) pada dokumen pengadaan Bab V
8. Hak Pojka ULP Untuk Menerima Atau Menolak Penawaran
Hak Pojka ULP berhak untuk menerima atau menolak setiap penawaran
dan membatalkan proses lelang serta menolak semua penawaran setiap
saat sebelum penetapan pemenang, tanpa menimbulkan kewajiban
apapun bagi peserta.
F. Penetapan pemenang
1. Penetapan pemenang
Pojka ULP harus menetapkan pemenang pemenang yang menawar
dengan harga terkoreksi terendah dan yang penawarannya dinyatakan
responsive secara substansi aldalam evaluasi administrasi, teknis dan
harga, serta memenuhi ketentuan kualifikasi yang ditetapkan dalam
dokumen pengadaan ini.
2. Pengunguman pemenang
Pojka ULP harus mengumumkan hasil proses lelang melalui aplikasi
SPSE di website sebagaimana tercantum dalam LDP dan melalui papan
pengumuman resmi.
13
3. Sanggahan
Peserta yang memasukkan penawaran dapat menyampaikan sanggahan
secara elektronik melalui aplikasi SPSE atas penetapan pemenang
kepada Pojka ULP dalam waktu yang telah ditetapkan dengan sertai
bukti terjadinya penyimpangan dan harus ditembuskan secara offlinr
(diluar aplikasi SPSE) kepada PPK, PA/KPA dan APIP sebagaimana
tercantum dalam LDP.
G. Penunjuk anpemenang
1. Penunjukan penyedia
2. BAHP, Berita Acara lainnya dan Kerahasiaan Proses
H. Jaminan pelaksanaan
Pemenang akan menyerahkan jaminan pelaksanaan dengan nilai yang
ditetapkan dalam IKP 35.1 dalam waktu 14 hari sejak tanggal
diterbitkannya SPPBJ.
I. Penandatanganan kontrak
Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat 14 hari kerja sejak
diterbitkannya SPPBJ dan setelah peserta menyerahkan jaminan
pelaksanaan.
2.6. Manajemen, K3 dan Organisasi Proyek
2.1.1. Manajemen Proyek
Manajemen proyek terdiri dari dua kata yakni manajemen dan proyek.
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Sedangkan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu
yang dibatasi oleh waktu, ruangm dan sumber daya yang terbatas. Dengan
demikian manajemen proyek adalah proses penerapan fungsi-fungsi
manajemen (perencanaan, pengawasan, dan penerapan) secara sistematis pada
sebuah proyek dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan
efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal.
14
Agar pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik perlu memperhatikan
faktor-faktor spesifikasi penting yang disebut sebagai ciri-ciri umum
manajemen proyek, sebagai berikut :
1. Tujuan, sasaran, harapan-harapan dan strategi proyek hendaknya dinyatakan
secara jelas dan rinci sehingga dapat dipakai untuk mewujudkan dasar
kesepakatan segenap individu dan suatu organisasi yang terlibat
2. Diperlukan rencana kerja, jadwal, dan anggaran biaya yang realistis
3. Diperlukan kejelasan dan kesepakatan tentnag peran dan tanggung jawab
diantara semua satuan organisasi yang terlibat dalam proyek untuk berbagai
strata jabatan
4. Diperlukan mekanisme untuk memonitor, mengkoordinasi, mengendalikan,
dan mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pada berbagai strata
organisasi.
Setiap proyek memiliki tujuan khusus, dimana di dalamnya memiliki
batasan yang mendasar yaitu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, jadwal
dan mutu yang harus dipenuhi. Ketiga batasan ini sering disebut sebgaai istilah
Triple Contraint. Dari istilah ini dapat diambil beberapa hubungan atau
keterkaitan antara bagian yang satu terhadap yang lain, seperti :
1. Anggaran proyek harus disesuaikan dengan biaya yang tidak melebihi
anggaran
2. Jadwal proyek harus dikerjakan dalam kurun waktu dan tanggal akhir yang
telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk yang baru, maka
penyerahannya tidak boleh melewati batas yang telah ditentukan
3. Mutu proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang diisyaratkan.
2.6.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
PT. Bumi Indah yang bergerak dibidang Jasa Konstruksi dan peduli terhadap
keselamatan Konstruksi khusus dalam pencapaian penanganan isu keselamatan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Peduli dalam mempromosikan pemahaman akan kebutuhan keselamatan
konstruksi dan membudayakan keselamatan konstruksi dalam seluruh kegiatan
pelaksanaan konstruksi
15
2. Peduli dalam melaksanakan sosialisasi tentang keselamatan konstruksi terhadap
seluruh tenaga maupun masyarakat didalam lingkungan kerja konstruksi
3. Peduli dalam melaksanakan implementasi sesuai rencana keselamatan konstruksi
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku dalam keselamatan konstruksi
nasional
4. Mencegah kecelakaan, kebakaran, sakit akibat kerja, keamanan, dan pencemaran
lingkungan
5. Memantau dan mengevaluasi terhadap kinerja keselamatan konstruksi serta
melakukan perbaikan secara berkelanjutan
Keselamatan kerja adalah sebuah Upaya dan tindakan yang biasanya dilakukan
agar melindungi karyawan dari berbagai risiko yang bisa mengancam keamanan
dan keselatan para pekerja.
Proyek konstruksi memiliki sifat khas ,antara lain tepat kerjadiruang terbuka
yang dipengaruhi cuaca, jangka waktu pekerjaan terbatas dan menggunakan alat
berat yang membahayakan keselamatan dan Kesehatan kerjasehingga sangat
dibutuhkan k3 pada tiap proses pekerjaan. Ada beberapa identifikasi bahaya
yang dapat terjadi pada saat pekerjaan, antara lain :
1. Tertimbun longsoran
2. Terjatuh ke dalam lubang galian
3. Terkena benturan alat berat
4. Kaki tertimpa batu
Sehingga melihat dari hal diatas, pihak penyedia jasa perlu memberikan k3 yang
tepat untuk pekerja, diantaranya :
1. Helm Safety
16
Digunakan sebagai pelindung kepala dari sinar matahari dan juga
benturan atau hal lain yang membahayakan kepala
2. Sepatu
Digunakan sebagai pelindung kaki dari mortar dan batu yang panas
akibat matahari yang membahayakan kaki.
3. Sarung tangan
17
5. Masker
Pemilik Proyek
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Nusa
Tenggara II
Pengawas
Perencana Pelaksana PT. INNAKO Internasional
PT. Indra Karya (Persero) PT. Bumi Indah Konsulindo KSO Kencana
Layana konsultan
18
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Proyek
Keberhasilan dalam usaha pembangunan proyek tergantung dari kerja sama
yang diciptakan oleh ketiga unsur pelaksana pembangunan, yakni pengaturan masing-
masing unsur serta pengaturan kerja yang tertib dan teratur dalam menciptakan
kesatuan fungsional dan tindakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Disamping
itu keempat unsur tersebut harus bekerja sesuai dengan hukum dan peraturan dalamsurat
perjanjian pemborong atau dokumen kontrak yang telah disepakati dan ditandatangani
bersama.
2.5.2.1 Pemilik Proyek (owner)
Pemilik proyek (owner) adalah seorang jasa atau instnasi yang memiliki proye
atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu
melaksanakannya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja untuk merealisasikan
proyek. Owner mempunyai kewajiban pokok yaitu menyediakan dana untuk
membiayai proyek. Pemilik proyek apakahj pemerintah, perusahaanm
perseorangan, swasta, asing apabila akan membangun proyek, ia akan memilih
kontrakaktor yang mempunyai kemampuan untuk melaksanakannya.
Pemberi tugas dalam proyek Perbaikan Bendungan Rotiklot adalah
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air Satker NVT Pembangunan Bendungan I BWS Nusa Tenggara II.
19
Berikut adalah tugas dan tanggung jawab :
1. Kepala Satuan Kerja
Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Kepala Satuan Kerja meliputi:
a. Memfasilitasi pegawai di tempat kerjanya untuk menjadi Ahli K3
Konstruksi/Petugas Keselamatan Konstruksi;
b. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pengendalian
penerapan SMKK pada paket Pekerjaan Konstruksi yang
dilaksanakan oleh PPK;
c. Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud
pada butir b kepada Atasan Langsung Kepala Satuan Kerja dengan
tembusan Pejabat Struktural Eselon II dan PPK terkait;
20
d. Mengalokasikan biaya Penerapan SMKK untuk organisasi
Pengguna Jasa pada DIPA Satuan Kerja, antara lain untuk:
- penyediaan fasilitas, sarana, prasarana, dan alat kesehatan;
- program pembinaan penerapan SMKK.
e. Apabila ditemukan hal-hal yang sangat berbahaya, maka dapat
memberi peringatan atau meminta PPK untuk memberhentikan
pekerjaan sementara sampai dengan adanya tindakan perbaikan.
f. Menetapkan risiko keselamatan konstruksi besar.
2. Pejabat Pembuat Komitmen
Tugas,Tanggung Jawab dan Wewenang Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) Meliputi :
a. Tugas PPK
1. Menyusun perencanaan pengadaan barang/jasa;
2. Menetapkan paket-paket pekerjaan disertai ketentuan mengenai
peningkatan penggunaan produksi dalam negeri dan
peningkatan pemberian kesempatan bagi usaha kecil termasuk
koperasi kecil, serta kelompok masyarakat;
3. Menetapkan dan mengesahkan harga perkiraan sendiri (HPS),
jadual, tata cara pelaksanaan dan lokasi pengadaan yang
disusun oleh panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan
pengadaan;
4. Menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaan panitia/pejabat
pengadaan/unit layanan pengadaan sesuai kewenangannya;
5. Menetapkan besaran uang muka yang menjadi hak penyedia
barang/jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
6. Menyiapkan, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/
kontrak dengan pihak penyedia barang/jasa;
7. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian pengadaan barang/jasa
kepada Kepala Satuan Kerja;
8. Mengendalikan pelaksanakan perjanjian/kontrak;
21
9. Menyerahkan aset hasil pengadaan barang/jasa dan aset lainnya
kepada Menteri dengan berita acara penyerahan melalui Kepala
Satuan Kerja;
10. Menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan
pengadaan barang/jasa dimulai;
11. Melaksanakan rencana kerja sebagaimana telah ditetapkan
dalam DIPA sesuai kegiatannya masing-masing.
12. Menandatangani Surat Keputusan yang mengakibatkan
pengeluaran (gaji non PNS, lembur, honor, vakasi dan
perjalanan dinas);
13. Menyusun Dokumen Pengadaan Barang/Jasa untuk kegiatan
yang tercantum dalam DIPA dan dokumen pendukungnya yang
akan dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa maupun rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan secara swakelola;
14. Menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk kegiatan bernilai
sampai dengan 50 milyar rupiah;
15. Menandatangani Surat Perintah Kerja /Kontrak;
16. Menandatangani Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan, Berita
Acara Pemeriksaan Barang, Berita Acara Serah Terima
Barang/Pekerjaan;
17. Menandatangani bukti-bukti dokumen pengeluaran anggaran
Satuan Kerja, baik dilakukan secara kontraktual maupun secara
swakelola;
18. Menyiapkan dan menandatangani Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) serta dokumen pendukungnya dan
menyampaikan kepada Pejabat Penguji/Penandatangan SPM
dengan persetujuan Kepala Satuan Kerja/SKS;
19. Mengajukan tagihan/perintah pembayaran kepada Bendahara
Pengeluaran untuk pembayaran yg membebani Uang
Persediaan;
22
20. Menyusun laporan seluruh kegiatan yang dilakukannya sesuai
DIPA dan menyampaikannya kepada Kepala Satuan Kerja;
21. Menyusun usulan Rencana Kegiatan Satuan Kerja Tahunan
yang merupakan bagian dari rencana kerja dan anggaran
Kementrian/Lembaga (RKA-KL) tahun berikutnya.
b. Tanggung Jawab PPK
1. Bertanggungjawab atas kebenaran material dan akibat yang
timbul dari kontrak/SPK atau keputusan dan surat bukti lainnya
yang ditandatanganinya.
2. Bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan
Jalan Nasional Wil. II Prov. NTT atas realisasi keuangan dan
hasil/output kegiatan yang dilaksanakan sesuai rencana kerja
yang ditetapkan dalam DIPA, serta mutu hasil/output sesuai
yang direncanakan.
3. Koordinator Pengawas Lapangan
Tugas,tanggungjawab dan wewenang koordinator pengawas lapangan
meliputi:
a. Tugas
1. Memberikan petunjuk dan pengarahan kepada konsultan dan
kontraktor sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
dilapangan.
2. Meninjau kembali dan menguji semua data perhitungan teknis
serta desain yang ada dengan kondisi lapangan pada
pelaksanaan.
3. Meneliti dan menguji kebenaran serta kelengkapan dokumen
kontrak dan melaksanakannya sesuai dengan ketentuan yang
ada
4. Menguji Program mobilisasi kontraktor mengenai ketetapan
waktu, pendatangan alat, personil kontraktor serta pelaksanaan
penyelesaian fasilitas lain yang diperlukan.
23
5. Menguji Working / Progres Schedule dan Financial Budgeting
beserta realisasinya setiap saat.
6. Mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap konsultan
dan kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan dilapangan, serta
mengusahakan terlaksananya kerja sama yang baik antara
Pengguna Jasa, Konsultan, Penyedia Jasa dan Instasi terkait.
Dengan pelaksanaan pekerjaan sehingga dicapai hasil yang
optimal
7. Menyelenggarakan pengawasan kuantitas dan kualitas
pekerjaan dilapangan.
8. Melaksanakan dan menyajikan pengumpulan data, pencatatan,
pembukuan, pelaporan dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan.
9. Memeriksa kebenaran tagihan-tagihan dari Kontraktor pada
monthly Certificate beserta data pendukungnya.
10. Mengurus perijinan yang diperlukan untuk kelancaran
pekerjaan dilapangan.
11. Mengetahui & memahami isi dokumen kontrak sebagai
pedoman kerja dilapangan.
12. Membuat laporan-laporan kegiatan pekerjaan dilapangan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
b. Tanggung Jawab
Pengawas Lapangan Bertanggung Jawab kepada Pejabat Pembuat
Komitmen
1. Bendahara Pengeluaran Pembantu / Pemegang Uang Muka (PUM)
Tugas, tanggung jawab dan wewenang bendahara pengeluaran
pembantu/pemegang uang muka (PUM) meliputi :
a. Tugas
1. Membantu Bendahara Pengeluaran untuk menerima,
menyimpan, membayar uang terkait dengan jenis kegiatan yang
dikelola oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
24
2. Menyelenggarakan tata kearsipan yang bersangkutan dengan
bukti – bukti pengeluaran.
b. Tanggung Jawab
Pemegang Uang Muka bertanggung jawab kepada Bendahara
Pengeluaran.
2. Urusan Tata Usaha
Tugas tanggung jawab dan wewenang Urusan Tata Usaha meliputi :
a. Tugas
1. Melakukan administrasi perkantoran, rumah tangga kantor,
pemeliharaan kantor dan peralatan administrasi kepegawaian
dan tata persuratan.
2. Melakukan verifikasi kelengkapan dokumen sebagai dasar
pembayaran sebelum diajukan ke Satuan Kerja Pelaksanaan
Jalan Nasional Wil. II Prov. NTT/Satuan Kerja Sementara
3. Membuat dan mengirim laporan IKMN kepada SATUAN
KERJA.
4. Membuat pertanggung jawaban atas uang muka yang diterima.
5. Melakukan pembukuan/pencatatan, baik atas permintaan uang
muka, maupun pengeluaran definitif yang membe`bani dana
yang tersedia sesuai pelaksanaan kegiatan masing-masing
wilayah pada DIPA Tahun Anggaran Tahun berjalan.
6. Mengikuti petunjuk/pengarahan lebih lanjut dari Pejabat yang
melakukan tindakn yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja/Pejabat Pembuat Komitmen untuk wilayah yang
bersangkutan
b. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab kepada Pejabat yang melakukan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran Anggaran Belanja/Pejabat Pembuat
Komitmen.
3. Pelaksana Pengawas
Tugas tanggung jawab dan wewenang Pelaksana/Pengawas
25
Meliputi :
a. Tugas
1. Melakukan pengawasan secara langsung di lapangan atas
pelaksanaan pekerjaan dan memberikan laporan atas tiap
masalah yang timbul kepada Pejabat yang Melakukan Tindakan
yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja/Pejabat
Pembuat Komitmen.
2. Melakukan koordinasi dengan Pejabat/Instansi daerah setempat
dalam rangka pelaksanaan pekerjaan.
3. Membantu Pejabat yang Melakukan Tindakan yang
Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja/Pejabat Pembuat
Komitmen dalam meyelesaikan pembuatanBerita Acara
kemajuan pekerjaan/MC, Serah Terima pekerjaan di lapangan
maupun laporan – laporan yang telah ditentukan.
4. Mengikuti petunjuk/pengarahan lebih lanjut dari Pejabat yang
Melakukan Tindakan yang Mengakibatkan Pengeluaran
Anggaran Belanja/Pejabat Pembuat Komitmen untuk wilayah
yang bersangkutan.
b. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab kepada Pejabat yang Melakukan Tindakan yang
Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja/Pejabat Pembuat
Komitmen.
2.5.2.2 Konsultan Perencana
Perencana adalah perseorangan yang berbadan hukum atau badan
yang ditunjuk oleh pemilik proyek untuk membuat perencanaan lengkap
dari suatu pekerjaan konstruksi (Abrar Husen, 2009). Dalam proyek ini,
pihak yang menjadi perencana adalah PT. Indra Karya (Persero).Tugasdan
wewenang dari konsultan perencana adalah sebagai berikut :
a. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar
rencana, rencana kerja, syarat-syarat, perhitungan struktur, dan
rencana anggaran biaya
26
b. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan
pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan
c. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-
hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja, dan
syarat-syarat
d. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan rencana
e. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek
2.5.2.3 Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna
jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan
pembangunan mulai dari awal hingga berakhirnya pekerjaan tersebut
(Ervianto, 2005). Dalam proyek ini, pihak yang menjadi pengawas adalah
PT. INNAKO Internasional Konsulindo KSO Kencana Layana.
27
atas:
1. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi
Lembar Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi
2. Perencanaan Keselamatan Konstruksi
Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko
Peraturan Perundang-undangan dan Standar
Sasaran dan Program Pengawasan
3. Dukungan Keselamatan Konstruksi
Kompetensi
4. Operasi Keselamatan Konstruksi
Struktur Organisasi Pengawasan Pekerjaan Konstruksi
Pengelolaan Keselamatan Konstruksi
5. Operasi Keselamatan Konstruksi
6. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
2.5.2.4 Kontraktor (Pelaksana)
Pelaksana adalah perseorangan atau suatu badan usaha yang
menerima dan menyelesaikan pekerjaan menurut biaya yang telah tersedia
dan melaksanakan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat serta gambar-
gambar rencana yang telah ditetapkan (Abrar Husen, 2009). Pelaksana
dapat berupa badan atau perusahaan dan ahli dalam bidang pelaksanaan
pekerjaan. Dalam proyek ini, kontraktor pemenang tender adalah PT.
Bumi Indah.
28
Tugas dan wewenang pelaksana adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan, dan
syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa.
Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan
pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa
b. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam
peraturan untuk menjaga keselamatan kerja dan masyarakat
c. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan,
dan bulan
d. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikan
sesuai ketetapan yang berlaku
2.1.3. Hubungan Kerja Antar Unsur-Unsur Pengelola Proyek
Proyek konstruksi semakin hari semakin kompleks sehubungan dengan
standar-standar baru yang ditetapkan, teknologi yang semakin canggih, dan
keinginan pemilik proyek (owner) utuk melakukan penambahan ataupun
perubahan lingkup kerja. Suskesnya sebuah proyek sangat bergantung pada kerja
sama antara pihak-pihak yang terlibat didalamnya yaitu pemilik proyek (owner),
kontraktor (pelaksana), dan konsultan perencana serta konsulta pengawas. Pihak-
29
pihak tersebut memiliki kepentingan dan tujuan yang berbeda-beda tetapi dalam
mencapai keberhasilan kerja dalam suatu proyek dibutuhkan hubungan kerja sama
yang baik. Bagan hubungan kerja antara unsur-unsur proyek ini dapat dilihat
pada bagan berikut ini :
PEMILIK PROYEK
KONSULTAN
KONTRAKTOR
Perencana Pengawas (PELAKSANA)
30
Memberikan tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan
pengawasan terhadap proyek yang dimaksud
Menyediakan biaya jasa terhadap pengawasan tersebut
2. Konsultan pengawas terhadap pemilik proyek
Melaksanakan tugas yang diberukan oleh pemilik proyek sesuai
dengan ketentuan serta mempertanggungjawabkan hasil
pengawasan terhadap pemilik proyek
Mengurangi adanya penyimpangan yang mungkin terjadi atas
segala pekerjaan tersebut
2.5.3.3 Hubungan kerja antara pemilik proyek dan kontraktor
1. Pemilik proyek terhadap kontraktor
Membayar jasa kontraktor sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati bersama
Menerima pekerjaan yang sudah diselesaikan oleh kontraktor
2. Kontraktor terhadap pemilik proyek
Melaksanakan pekerjaan fisik sesuai ketentuan atau rencana kerja
Menyerahkan hasil pekerjaan kepada pemilik proyek setelah pekerjaan
tersebut dilaksanakan
2.5.3.4 Hubungan kerja antara kontraktor dan konsultan pengawas
1. Kontraktor terhadap konsultan pengawas
Kontraktor melaksanakan pekerjaan sesuai rencana kerja dan
syarat-syarat yang diberikan
Kontraktor harus mematuhi teguran dan saran dari konsultan
pengawas lapangan
2. Konsultan pengawas terhadap kontraktor
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kontraktor agar pekerjaan
sesuai dengan apa yang tercantum dalam dokumen kontrak.
31
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Saluran
3.1.1 Pengertian Saluran
Saluran adalah suatu sarana untuk mengalirkan fluida dari suatu tempat
ketempat yang lain, saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan
bebas disebut saluran terbuka (open channel).
(Sartika, 2009). Aliran dalam saluran terbuka maupun saluran tertutup yang
mempunyai permukaan bebas disebut aliran permukaan bebas (free surface flow) atau
aliran saluran terbuka (open channel flow) (Suripin, 2004: 119). Aliran permukaan
bebas dapat diklasifikasikan menjadi berbagai tipe tergantung kriteria yang digunakan.
Berdasarkan perubahan kedalaman dan/atau kecepatan mengikuti fungsi waktu, maka
aliran dibedakan menjadi aliran permanen (steady) dan tidak permanen (unsteady),
sedangkan fungsi ruang, maka aliran dibedakan menjadi aliran seragam (uniform) dan
tidak seragam (non-uniform). Ditinjau dari mekanika aliran, terdapat dua macam aliran
yaitu aliran saluran tertutup dan aliran saluran terbuka. Dalam aliran saluran terbuka
memiliki aliran permukaan bebas dengan tekanan sama yaitu tekanan atmosfir.
Perbedaan prinsipnya adalah pada keberadaan permukaan aliran. Jika aliran saluran
terbuka mempunyai permukaan yang bebas, sehingga air bebas bentuknya lalu aliran
saluran terbuka mempunyai permukaan yang terhubung dengan atmosfer. Ada
beberapa macam bentuk dari saluran terbuka, ada yang bentuknya trapesium, segi
empat, segitiga, setengah lingkaran, ataupun kombinasi dari bentuk-bentuk tersebut.
Pada saluran terbuka dapat diklasifikasikan berdasarkan asal-usulnya yaitu saluran
alam (natural channel) dan saluran buatan (artificial channel), saluran alam yaitu
saluran yang terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia, sedangkan saluran
buatan yaitu saluran yang dibuat dan direncanakan oleh manusia sesuai dengan
manfaatnya.
3.2.1 Fungsi Saluran
Saluran air berfungsi sebagai saluran pembuagan air yang sudah dipergunakan oleh
manusia dari berbagai aktifitas dan kegiatan sehari-hari, Saluran air mampu
mengantarkan air hujan yang turun menuju tempat yang lebih rendah ke penampungan
32
air, menghindari jalan raya dari genangan air hujan, dapat mencegah kebanjiran, dan
air serta sampah dari selokan dapat di pergunakan sebagai pupuk organik guna
penyuburan tanaman.
Besarnya selokan dihitung atas dasar curah hujan tertinggi, aliran air buangan
ataupun air tanah (khususnya didaerah pegunungan), ataupun dari waduk untuk
mengalirkan air keperluan irigasi. kalau kekecilan dapat mengakibatkan air dari
selokan meluap keluar dari selokan bahkan dapat mengakibatkan banjir. Agar air
dalam selokan dapat berjalan dengan lancar perlu dilakukan perawatan selokan secara
reguler untuk membuang aliran air dari sampah.
33
luapan sungai melintas di dalam kota.
3.3 Sejarah Perkembangan Drainase
Ilmu drainase perkotaan bermula tumbuh dari kemampuan manusia mengenali
lembah-lembah sungai yang mampu mendukung kebutuhan hidupnya. Adapun
kebutuhan pokok tersebut berupa penyediaan air bagi keperluan rumah tangga,
pertanian, perikanan, transportasi dan kebutuhan social budaya.
Dari siklus keberadaan air di suatu lokasi dimana manusia bermukim, pada masa
tertentu selalu terjadi keberadaan air secara berlebih, sehingga menganggu kehidupan
manusia itu sendiri. Selain daripada itu, kegiatan manusia semakin bervariasi sehingga
menghasilkan limbah kegiatan berupa air buangan yang dapat menggangu kualitas
lingkungan hidupnya. Berangkat dari kesadaran akan arti kenyamanan hidup sangat
bergantung pada kondisi lingkungan, maka orang mulai berusaha mengatur
lingkungannya dengan cara melindungi daerah pemukimannya dari kemungkinan
adanya gangguan air berlebih atau air kotor.
Dari sekumpulan pengalaman terdahulu dalam lingkungan masyarakat yang
masih sederhana, ilmu drainase perkotaan dipelajari oleh banyak bangsa. Sebagai
contoh orang Babilon mengusahakan lembah sungai Eufrat dan Tigris sebagai lahan
pertanian yang dengan demikian pastitidak dapat menghindahari permasalahan
drainase. Orang Mesir telah memanfaatkan air sungai Nil dengan menetap sepanjang
lembah yang sekaligus rentan terhadap gangguan banjir.
Penduduk di kawasan tropika basah seperti di Indonesia awalnya dibilang selalu
tumbuh dari daerah yang berdekatan dengan sungai, dengan demikian secara
otomatis mereka pasti akan berinteraksi dengan masalah gangguan air pada saat
musim hujan secara periodic. Pada kenyataannya mereka tetap dapat menetap disana,
dikarenakan mereka telah mampu mengatur dan menguasai ilmu pengetahuan tentang
drainase.
Tepengaruh dengan perkembangan sosial budaya suatu masyarakat atau suku
bangsa, ilmu drainase perkotaan akhirnya harus ikut tumbuh dan berkembang sesuai
dengan perubahan tata nilai yang berlangsung di lingkungannya.
Harus diakui bahwa pertumbuhan dan perkembangan ilmu drainase perkotaan
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu hidrolika, matematika, statiska, fisika, kimia,
34
komputasi dan banyak lagi yang lain, bahkan juga ilmu ekonomi dan sosial sebagai
ibu asuhnya pertama kali. Ketika didominasi oleh ilmu hidrologi, hidrolika,
mekanika tanah, ukur tanah, matematika, pengkajian ilmu drainase perkotaan masih
menggunakan konsep statiska.
Namun dengan semakin akrabnya hubungan ilmu drainase perkotaan dengan
statiska, kesehatan, lingkungan, social ekonomi yang umumnya menyajikan suatu
telaah akan adanya ketidakpastian dan menuntut pendekatan masalah sacara terpadu
(intergrated) maka ilmu drainase perkotaan semakin tumbuh menjadi ilmu yang
mempunyai dinamika yang cukup tinggi. (H.A Halim Hasmar.2011)
35
3.5 Jenis – Jenis Drainase
Drainase dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :
A. Menurut sejarah terbentuknya
1) Drainase alamiah (Natural Drainage)
Drainase alamiah adalah sistem drainase yang terbentuk
secara alami dan tidak ada unsur campur tangan manusia.
2) Drainase buatan (Artificial Drainage)
Drainase alamiah adalah sistem drainase yang
dibentuk berdasarkan analisis ilmu drainase, untuk
menentukan debit akibat hujan, dan dimensi saluran.
B. Menurut letak saluran
1. Drainase permukaan tanah (Surface Drainage)
Drainase permukaan tanah adalah saluran drainase yang
berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan
air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan
analisa open channel flow.
2. Drainase bawah tanah (Sub Surface Drainage)
Drainase bawah tanah adalah saluran drainase yang
bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui
media di bawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan
alasan-alasan tertentu. Alasan tersebut antara lain tuntutan
artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak
membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti
lapangan sepak bola, lapangan terbang, taman, dan lain-
lain.
C. Menurut konstruksi
1. Saluran Terbuka
Saluran terbuka adalah sistem saluran yang biasanya
direncanakan hanya untuk menampung dan mengalirkan air
hujan (sistem terpisah), namun kebanyakan sistem saluran
ini berfungsi sebagai saluran campuran. Pada pinggiran
36
kota, saluran terbuka ini biasanya tidak diberi lining
(lapisan pelindung). Akan tetapi saluran terbuka di dalam
kota harus diberi lining dengan beton, pasangan batu
(masonry) ataupun dengan pasangan bata.
2. Saluran Tertutup
Saluran tertutup adalah saluran untuk air kotor yang
mengganggu kesehatan lingkungan. Sistem ini cukup bagus
digunakan di daerah perkotaan terutama dengan tingkat
kepadatan penduduk yang tinggi seperti kota Metropolitan
dan kota-kota besar lainnya.
D. Menurut fungsi
1. Single Purpose
Single purpose adalah saluran yang berfungsi
mengalirkan satu jenis air buangan saja.
2. Multy Purpose
Multy purpose adalah saluran yang berfungsi
mengalirkan beberapa jenis buangan, baik secara bercampur
maupun bergantian. (H.A Halim Hasmar.2011)
37
Saluran Cabang SaluranCabang
Saluran Cabang
Saluran Utama
Saluran Cabang
Saluran Cabang
38
39
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah
lebih besar.
Saluran Cabang
Saluran Utama
Saluran Cabang
39
40
Bentuk-bentuk untuk drainase tidak jauh berbeda dengan saluran irigasi pada
umunnya. Dalam perancangan dimensi saluran harus diusahakan dapat membentuk
dimensi yang ekonomis. Dimensi saluran yang terlalu besar berarti kurang ekonomis,
sebaliknya dimensi yang terlalu kecil akan menimbulkan permasalahan karena daya
tampung yang tidak memadai. Adapun bentuk saluran antara lain :
a. Persegi Panjang
Saluran Drainase berbentuk empat psersegi panjang tidak banyak
membutuhkan ruang.Sebagai konsekuensi dari saluran bentuk ini saluran
harus terbentuk dari pasangan batu ataupun coran beton.
40
41
b. Trapesium
Pada umumnya saluran terbuat dari tanah akan tetapi tidak menutup
kemungkinan dibuat dari pasangan batu dan coram beton. Saluran ini
memerlukan cukup ruang. Berfungsi untuk menampung dan
menyalurkan limpasan air hujan, air rumah tangga maupun air irigasi
dengan debit yang besar.
c. Segitiga
Bentuk saluran segitiga umumnya diterapkan pada saluran awal yang
sangat kecil.
41
42
LAPORANPRAKTEKKERJALAPANGAN
(PKL)
DigunakanSebagaiSalahSatuSyaratUntukMenyelesaikanPendidikanJenjangVo
kasiJurusanTeknikSipilPoliteknikNegeriKupang
Oleh
INDRA IGNATIUS GILI LAY
NIM :2023716322
PROGRAMSTUDITEKNIKPERANCANGANIRIGASIDAN
PENANGANANPANTAI
42
43
d. Lingkaran
Biasanya digunakan untuk gorong – gorong dimana
salurannya tertanam di dalam tanah
43
44
44
45
saluran gali dan timbun adalah segi empat atau bulat. Biasanya
aliran di dalam saluran tertutup adalah aliran bebas.
8. Saluran Terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran dimana air mengalir
dengan muka air bebas. Pada saluran terbuka, misalnya sungai
(saluran alam) variabel aliran sangat tidak teratur terhadap ruang
dan waktu.
45
46
46
47
47
48
48
49
6. Persegi
Saluran persegi berfungsi untuk menampung dan
menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang
besar. Sifat alirannya terus menerus dengan fluktuasi
yang kecil.
7. Segitiga
Saluran segitiga berfungsi untuk menampung dan
menyalurkan limpasan air hujan untuk debit yang kecil.
Bentuk saluran ini digunakan pada lahan yang cukup
terbatas.
8. Setengah Lingkran
Sluran setengah lingkaran berfungsi untuk menyalurkan
limpasan air hujan untuk debit yang keci. Bentuk saluran
ini umumnya digunakan umtuk saluran rumah penduduk
dan pada sisi jalan perumahan yang padat.
49
50
50
51
51
52
52
53
53