Anda di halaman 1dari 35

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul, “Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pembagunan Pembangkit Listrik
Tenaga Mini Hydro (PLTM)’’ dengan baik. saya berharap makalah ini dapat
menambah wawasan akan pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Dan saya
bersyukur atas Kesehatan yang Tuhan karuniakan kepada saya sehingga makalah
ini dapat saya susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka
maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan saya motivasi dalam pembuatan tugas jurnal ini, terutama
Kepada Ibu EKA PRISKA KOMBONG, S.T., M.ENG selaku Dosen
Pengampuh Mata kuliah Pengantar metode pelaksanan dan pembongkaran
konstruksi dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu saya
dalam berbagai hal.

saya menyadari, bahwa makalah  yang saya buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.

Kakondongan,

ANGELYNA MELYNDA
DAFTAR ISI

SAMPUL...........................................................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................

A. Latar Belakang.....................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan Pembahasan............................................................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................

A. Metode Pelaksanaan Pekerjaan.........................................................................


B. Peralatan...............................................................................................................
C. Material..............................................................................................................
D. Komponen-komponen dari PLTM...................................................................

BAB 3 PEMBAHASAN.................................................................................................

A. Metode Kerja.....................................................................................................
B. Jalan Kerja Sementara.....................................................................................
C. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Abutment.......................................
D. Pekerjaan Pelaksanaan.....................................................................................
E. Kelebihan Dan Kekurangan dari Pembangunan PLTM...............................

BAB 4 KESIMPULAN..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah Negara kepulauan dengan jumlah pulau yang


mecapai 17.000 pulau. Dari sekian banyak pulau tersebut belum semua pula
yang dihuni manusia dapat menikmati lisrtik akibat lokasi yang tidak dapat
dijangkau oleh jaringan lisrtik PLN.

Pembahasan sumber daya energi sangatlah penting karena dapat


menggambarkan potensi dan prospek pemamfaatanya di masa depan,
penggunaan energi dapat membawa dampak yang negatif bagi lingkungan,
penggunaan energi dapat menimbulkan polusi udara adanya limbah padat,
limbah cair dan gas buang. Seiring dengan meningkatnya pengguna energi
saat ini aspek lingkungan dalam pembangunan mendapat perhatian yang
serius.

PLTMH adalah pembangkit listrik berskala kecil dengan output antara


1MW – 10 MW yang memanfaatkan aliran air sebagai sumber tenaga. Prinsip kerja
PLTMH yaitu memanfaatkan beda tinggi dan jumlah debit air per detik yang ada pada
aliran atau sungai. Air yang mengalir lalu diteruskan oleh saluran pembawa lalu akan
memutar poros turbin sehingga menghasilkan energi mekanik. Turbin air akan
memutar generator dan menghasilkan listrik. PLTMH termasuk sumber energi
terbarukan termasuk ke dalam energi bersih karena ramah lingkungan.

Salah satu opsi dalam pengembangan sektor energi pemamfaatan


pembangkit listrik tenaga mini (PLTM) untuk daerah yang di aliri sungai yang
cukup dan dapat mensupplay energi kepada masyarakat. Pembangunan
pembangkit yang mempunyai aliran sungai skala Mini (PLTM) ini tidak
memerlukan relokasi tempat tinggal masyarakat setempat akibat pembuatan
bendungan dan waduk. Lebih jauh pemamfaatan PLTM ini diharapkan dapat
menyediakan tenaga listrik yang murah dan ramah lingkungan serta dapat
berdampak pada kesadaraan masyarakat untuk melestarikan hutan sebagai
penjaga kelestarian sumber daya air.

Potensi air yang ada di Indonesia belum termamfaatkan secara maksimal


karena belum tergalinya potensi teknologi PLTM. Padahal pada teknologi ini
sangat cocok digunakan untuk daerah pedesaan yang berpotensi. Untuk itu di
perlukan percobaan PLTM yang tepat untuk kondisi lingkungan dan sosial di
Indonesia untuk mendapatkan desain PLTM yang sederhana dan handal.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
yaitu :
1. Apa saja kegunaan dan kelemahan dari pembangunan PLTM?
2. Apa saja tahapan dalam pembangunan PLTM?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui kegunaan dan kelemahan dari pembangunan
PLTM
2. Untuk mengetahui tahapan dalam pembuatan PLTM
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Pelaksanaan Pekerjaan


Metode Pelaksanaan Pekerjaan adalah metode yang menggambarkan
penguasaan penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari awal sampai akhir
meliputi tahapan/urutan pekerjaan utama dan uraian/cara kerja dari masing-
masing jenis kegiatan pekerjaan utama yang dapat dipertanggungjawabkan
secara teknis.
Metode pelakanaan pekerjaan merupakan salah satu persyaratkan teknik
penawaran penyedia untuk tender pekerjaan yang bersifat kompleks dan
pekerjaan yang diperuntukan bagi kualifikasi usaha besar.
Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap
rencana yang dibuat oleh pihak perencana. Pelaksanaan pekerjaan merupakan
tahap yang sangat penting dan membutuhkan pengaturan serta pengawasan
pekerjaan yang baik sehingga diperoleh hasil yang baik, tepat pada waktunya,
dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.
Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan
berhasil tidaknya suatu proyek, oleh karena itu perlu dipersiapkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan teknis pekerjaan, rencana kerja, serta
tenaga pelaksana khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat
mengatur pekerjaan dengan baik serta dapat mengambil keputusan-keputusan
mengenai masalah-masalah yang ditemui di lapangan.
Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek bisa saja timbul masalah-masalah
yang tidak terduga dan tidak dapat diatasi oleh satu pihak saja. Untuk itulah
diperlukan adanya rapat koordinasi untuk memecahkan dan menyelesaikan
masalah bersama-sama. Dalam rapat koordinasi dihadiri oleh :

 Konsultan proyek
 Koordinator dan para pelaksana
 Pihak pemilik (owner) jika diperlukan
 Pihak perencana / arsitek jika diperlukan

Hal-hal yang dibahas dan diselesaikan dalam rapat koordinasi meliputi :

 Kemajuan ( progress)  pekerjaan di lapangan


 Masalah-masalah dan solusinya menyangkut pelaksanaan di lapangan
 Realisasi pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai dibandingkan  dengan
time schedule yang telah direncanakan
 Masalah administrasi yang menyangkut kelengkapan dokumen kontrak
 Sasaran yang akan dicapai untuk jangka waktu ke depan

Dalam tahap pelaksanaan, semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan


mengikuti rencana yang telah dibuat oleh pihak perencana. Antara lain gambar
rencana dan segala detailnya, jenis material, dan dokumen lainnya. Tahap
selanjutnya kontraktor mengerjakan shop drawing sebagai gambar pelaksanaan
dengan ruang lingkup serta detail yang lebih sempit kemudian untuk tahap akhir
kontraktor membuat as built drawing sebagai gambar akhir sesuai dengan yang
ada di lapangan yang digunakan sebagai laporan akhir .

Pelaksanaan pekerjaan antara lain :

o Pekerjaan dewatering
o Pekerjaan ground anchor
o Pekerjaan Mat Foundation
o Pekerjaan struktur beton Kolom, Balok, Plat dan Cor Wall pada Basement

B.  Peralatan
Suatu proyek agar lancar dan memenuhi targer mutu dan waktu harus
didukung  oleh peralatan yang memadai. Supaya dalam penyediaan alat bias
berfungsi  secara optimal perlu adanya  manajem peralatan yang tertib. Dalam
manajemen ini diperhatikan masalah pengolahan peralatan proyek terdiri dari
penyewaan, pembelian dan masalah perawatan alat. Hal ini untuk mengefektifkan
keberadaan alat dilapangan.

Peralatan pada peralatan pada proyek akan diuraikan dibawah ini.

1.  Alat – alat Berat

   a.  Backhoe

Backhoe merupakan suatu alat yang digunakan untuk pekerjaan tanah


khususnya galian. Backhoe termasuk dalam jenis kendaraan excavator ,
karena badannya dapat berputar 360o. Keuntungan dari penggunaan Backhoe
adalah dapat melakukan pekerjaan penggalian dengan lebih cepat dan lebih
efisien. Kinrja Backhoe biasanya di kombinasikan dengan Dump Truck pada
saat galian tanah. Pada proyek ini digunakan Backhoe dengan tipe Crawel,
yang mempunyai tenaga 100 HP dengan mengguanakan bahan bakar solar.

   b.  Conrete Pump Truk

Merupakan alat untuk memompa beton ready mix dari mixer truck ke
lokasi pengecoran. Penggunaan concrete pump truck ini untuk meningkatkan
kecepatan dan efisiensi waktu pengecoran. Alat ini digunakan untuk
pengecoran balok dan plat lantai.

Alat ini terdiri atas beberapa bagian, yaitu alat utama berupa mesin
pompa yang dilengkapi dengan tenaga penggerak berupa mesin diesel,
sejumlah pipa berdiameter 15 cm serta nenerapa alat tambahan berupa klem
penyambung pipa-pipa tersebut. Penggunaan mesin pompa kecil masih
efisien untuk ketinggian 4-5 lantai, selebihnya menggunakan tower crane.
Dan untuk pompa besar dapat menjangkau lebih dari itu, dan biasa digunakan
di lantai 15 ke atas agar efisiensi biaya berkaitan dengan harga borongan
sewanya.

c.  Tower Crane

Tower rane diperlukan terutama sebagai pengangkut vetikal bahan-


bahan untuk pekerjaan struktur, seperti besi beton, bekisting, beton cor,
pengangkutan material/bekas, dan material lainnya. Penempatan tower
crane harus direncanakan bisa menjangkau seluruh areal proyek konstruksi
bangunan yang akan dikerjakan dengan manuver yang aman tanpa
terhalang. Penggunaan tower crane tersebut juga harus memperhitungkan
beban maksimal yang mampu diangkatnya. Dalam proyek ini digunakan 3
TC dengan beban maksimal yang dapat diangkut 2 ton. Operator TC harus
siap untuk mengakomodasi perintah pengangkutan dari mandor atau
pengawas di daerah jangkauannya.

d.  Concrete Mixer Truck

Merupakan alat untuk memompa beton ready mix dari mixer truck ke
lokasi pengecoran. Penggunaan concrete pump truck ini untuk
meningkatkan kecepatan dan efisiensi waktu pengecoran. Alat ini
digunakan untuk pengecoran balok dan plat lantai.

Alat ini terdiri atas beberapa bagian, yaitu alat utama berupa mesin
pompa yang dilengkapi dengan tenaga penggerak berupa mesin diesel,
sejumlah pipa berdiameter 15 cm serta nenerapa alat tambahan berupa
klem penyambung pipa-pipa tersebut. Penggunaan mesin pompa kecil
masih efisien untuk ketinggian 4-5 lantai, selebihnya menggunakan tower
crane. Dan untuk pompa besar dapat menjangkau lebih dari itu, dan biasa
digunakan di lantai 15 ke atas agar efisiensi biaya berkaitan dengan harga
borongan sewanya.
   e.  Dum Truck

Dum Truck merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk


memindahkan atau membuang suatu material hasil galian dari lokasi proyek
ke lokasi proyek yang telah ditetapkan kemana material tersebut itu dibuang /
dijual. Pada saat membawa material hasil galian, bagian belakang dum truck
ditutup dengan terpal dengan tujuan agar material tidak terjatuh dijalan raya
dan debunya tidak menggangu pengguna jalan lain.

Dalam proyek ini kurang lebih dari 20 dum truck yang digunakan pada
saat pekerjaan galian dan mobilisasinya pada saat malam hari dengan tujuan
agar proses pemindahan / pengiriman material dapat lebih cepat dan lancar.

2.  Alat – alat Survey  

   a.  Theodolith

Theodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as


bangunan dan titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai agar bangunan yang
dibuat tidak miring. Alat ini dipergunakan juga untuk menentukan elevasi
tanah  dan elevasi tanah galian timbunan. Cara operasionalnya adalah dengan
mengatur nuvo dan unting-unting di bawah theodolith. Kemudian
menetapkan salah satu titik sebagai acuan. Setelah itu, menembak titik-titik
yang lain dengan patokan titik awal yang ditetapkan tadi.

   b.  Waterpass

Waterpass adalah alat yang digunakan untuk menetukan elevasi / peil


lantai, balok, lain – lain yang membutuhkan elvasi. Alat ini sanagt berguna
untuk mengecek ketebalan lantai saat pengecoran, sehingga lantai yang
dihasilkan dapat datar. Selain itu, waterpass juga dapat digunakan untuk
pengecekan bekisting pada kolom.
   c.  Sipatan ( Marker )

Sipatan merupakan alat yang digunakan untuk memberi tanda setelah


pengukuran untuk marking setelah dilakukan. Bahan untuk sipatan ini adalah
tinta yang seing disebut tinta Cina. Tinta ini dapat bertahan dalam waktu
yang lamadan tidak mudah hilang atau luntur.

3.   Alat – alat fabrikasi

   a.  Bar Bender

Bar bender Merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan


tulangan berdiameter besar, seperti pada pembengkokan tulangan sengkang,
pembengkokan pada sambungan/overlap tulangan kolom, juga pada tulangan
balok, plat, dan dinding geser. Bar bender dab bar cutter haruslah ada dalam
suatu proyek besar karena untuk memenuhi kebutuhan pembesian baik itu
precast atau pasang di tempat.

   b.   Bar Cutter

Baja tulangan dipesan dengan ukuran-ukuran panjang standart. Untuk


keperluan tulangan yang pendek, maka perlu dilakukan pemotongan terhadap
tulangan yang ada. Untuk itu diperlukan suatu alat pemotong tulangan, yaitu
gunting tulangan yang dioperasikan secara manual dengan menggunakan
tenaga manusia.

Bar cutter merupakan alat pemotong besi tulangan sesuai ukuran


yangdiinginkan. Menurut tenaga penggeraknya, bar cutter ada 2  jenis :

1)  Bar Cutter manual

Bar Cutter manual adalah alat pemotong baja beton menggunakan


penggerak tenaga manusia dengan kapasitas maksimum diameter 16 mm.
2)   Bar Cutter listrik

Keuntungan dari Bar Cutter listrik dibandingkan Bar Cutter manual


adalah Bar Cutter listrik dapat memotong besi tulangan dengan diameter
besar dengan mutu baja cukup tinggi disamping dapat mempersingkat waktu
pengerjaan. Kemampuannya memotong dapat dilakukan sekaligus seperti
tulangan diameter 10 mm dapat dilakukan pemotongan 6  buah sekaligus, 4
buah tulangan diameter 16 mm, 2 buah tulangan diameter 19 mm, 1 buah
tulangan diameter 25 mm

4.  Alat – alat Pelaksanaan Pengecoran

   a.  Vibrator

Pada pengecoran beton dibutuhkan kepadatan yang utuh sehingga tidak


terdapat rongga dalam adukan beton, karena rongga tersebut dapat
mengurangi mutu dan kekuatan beton. Dalam pelaksanaan pengecoran
dibutuhkan vibrator yang fungsinya untuk memadatkan adukan beton pada
saat setelah pengecoran.

Vibrator merupakan alat penggetar mekanik yang digunakan untuk


menggetarkan adukan beton yang belum mengeras agar menghilangkan
rongga-rongga udara, sehingga beton menjadi lebih padat. Cara
operasionalnya dengan cara memasukkan selang penggetar ke dalam adukan
beton yang telah dituang ke dalam bekisting.

b.  Concrete Mixer

Concrete Mixer atau yang sering disebut molen berguna untuk


mencampur dan mengaduk material beton agar lebih homogen. Adanya sirip
– sirip pada bagian dalam drum, memungkinkan teraduknya material dari
adukan beton secara merata pada waktu berputar. Alat ini digunakan khusus
untuk volume pekerjaan yang relatif kecil dan non struktural seperti
pembuatan lantai kerja, pmasangan batako, plesteran dan lain – lain. Drum
pengaduk mempunyai dua macam kecepatan gerak, yaiti gerak untuk
mengatur posisi drum dan gerak untuk mencampur adukan. 

   c.  Trowel

Trowel adalah alat yang digunakan untuk menghaluskan permukaa beton


pada plat lantai yang menggunakan floor hardener pada lapisan
permukaannya. Permukaan beton yang telah ditaburi flour hardener diratakan
dengan ruskam, kemudian trowel digunakan untuk menghaluskan permukaan
tersebut.

C.   Material

Didalam pelaksanaan suatu proyek, diperlukan adanya pengelolaan


bahan dan peralatan yang baik untuk menunjang kelancaran pekerjaan.
Penyimpangan terhadap bahan-bahan bangunan perlu mendapat perhatian
khusus mengingat adanya bahan-bahan bangunan yang sangat peka terhadap
kondisi lingkungan, seperti semen dan juga baja tulangan yang peka terhadap
pengaruh air dan udara sekitar. Pengaturan dan penyimpangan bahan-bahan
dan peralatan dalam proyek menjadi tanggung jawab bagian logistik dan
gudang.

Mengingat rencana pekerjaan Proyek Pembangunan yang dibatasi oleh


waktu, diusahakan penempatan material yang tepat dan seefisien mungkin
sehingga dapat mempercepat dan mempermudah pekerjaan. Di samping itu,
penempatan material yang baik dan tertata rapi akan mendukung efektifitas
kerja dan keselamatan kerja.

  1.  Pasir (Agregat Halus)

Pasir digunakan untuk pekerjaan non struktural seperti pekerjaan


pembuatan lantai kerja, plesteran, dan digunakan untuk campuran adukan
beton yang dikerjakan di lapangan. Agregat halus yang digunakan sebagai
bahan pengisi pada proyek ini harus memenuhi beberapa syarat berikut :

1. Butiran – butiran pasir kasar, tajam dan keras, harus bersifat kekal ( tidak
hancur karena pengaruh cuaca ).
1. Pasir terdiri dari butir – butir yang beraneka ragam.
2. Pasir tidak boleh mengandung zat organik terlalu banyak.
3. Pasir laut tidak boleh digunakan di dalam semua mutu beton,
kecuali dengan menggunakan petunjuk – petunjuk dari lembaga pemeriksaan
bahan – bahan yang diakui.
2. Mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.

2.  Agregat Kasar

Agregat kasar berupa butir – butir yang beraneka ragam besarnya dan
apabila diayak harus memenuhi kriteria sisa di atas ayakan 31,5 mm harus 0
% berat, sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90 % sampai 98 %
berat dan selisih antara sisa – sisa kumulatif di atas dua ayakan yang
berurutan adalah maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.

Adapun syarat – syarat dari agregat kasar adalah sebagai berikut :

 Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi
alami dari batuan – batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu.
 Agregat kasar harus terdiri dari butir – butir yang keras dan tidak berpori.
 Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %.
 Agregat kasar tidak boleh mengandung mengandung zat – zat yang dapat
merusak beton.
 3.  Semen

Semen digunakan sebagai bahan pengikat dalam pekerjaan konstruksi,


antara lain digunakan untuk  pasangan batu bata dan plesteran. Dalam proyek
ini digunakan  Semen Gresik yang telah disetujui oleh pengawas. Hal – hal
yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan persediaan semen :

1. Sebelum diangkut ke lapangan untuk digunakan,  semen harus dijaga agar


tidak lembab.
2. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan zak (kantong)
asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
3. Tinggi tumpukan maksimum tidak lebih dari 2 m atau maksimal 10 zak.
Hal ini untuk menghindari rusaknya semen yang berada pada tumpukan yang
paling bawah akibat beban yang berat dalam waktu yang cukup lama sebelum
digunakan sebagai bahan bangunan.
4. Karena penimbunan semen dalam waktu yang lama juga akan
mempengaruhi mutu semen, maka diperlukan adanya pengaturan penggunaan
semen secara teliti. Sehingga dalam hal ini semen lama harus dipergunakan
terlebih dahulu.

 4.   Air

Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung


minyak, asam, alkali, garam – garam, bahan – bahan organis atau bahan –
bahan lain yang merusak beton dan baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya
dipakai air bersih yang dapat diminum. Bilamana mungkin menggunakan air
PDAM.

Pengendalian mutu dalam suatu proyek merupakan hal yang penting,


sebab akan menentukan kualitas dari hasil pelaksanaan apakah telah sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Tinjauan pengendalian dalam
proyek yang harus diperhatikan adalah:  pengendalian mutu bahan dan
peralatan, pengendalian tenaga kerja, pengendalian waktu, teknis, biaya serta
pengendalian kesehatan keselamatan kerja (K3).

Pengendalian Mutu Bahan

Kualitas bahan dalam pekerjaan sangat menentukan untuk bisa mencapai


ketentuan dalam spesifikasi yang telah direncanakan, sehingga pengendalian
mutu bahan sangatlah penting akan keberhasilan pembangunan dalam suatu
proyek.

Standard yang ditetapkan oleh PT Davy Sukamta selaku konsultan


perencana untuk standard  mutu bahan dalam pembangunan Apartemen
Pakubuwono View, menggunakan dari American Concrete Institute (ACI),
American Standard for Testing and Material (ASTM), Standard Nasional
Indonesia (SNI).

   1.  Agregat

Untuk agregat yang akan digunakan untuk bahan beton dari pihak plant
akan dilakukan uji lab apakah memenuhi syarat atau tidak dan dari pihak
pelaksana akan meminta hasil tes tersebut. Jika dilakukan secara kasat mata,
untuk mengetahui pasir tersebut bagus dengan cara menggenggam jika
menggumpal berarti pasir tersebut tidak bagus.

  2.  Semen Portland

Pada semen porland butiran-butiran tidak boleh mengumpal keras, untuk


penyimpanannya tidak boleh dalam keadaan lembab untuk lebih menjaga
semen tetap baik maka diberi bantalan kayu sebagai tempat dibawahnya.

  3.  Besi

Merupakan material yang sangat penting dalam beton bertulang,


sehingga perlu dijaga mutu dan kualitasnya. Dalam hal ini PT Bona Widjaja
Gemilang bekerja sama dengan PT Master Steel selaku subkont besi
tulangan. Untuk mengetahui mutu besi baik maka harus memenuhi syarat-
syarat sebagi berikut

1. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak retak atau
mengelupas.
2. Mempunyai penampang yang sama rata.
3. Ukuran disesuaikan dengan shop drawing.

Untuk tempat penyimpan sebaiknya diberi bantalan kayu dan  tempat


yang kering unruk menghindari karat.

4.   Beton

Untuk pengujian mutu beton dilakukan dengan cara slump tes untuk
pengujian dilapangan dan uji kuat tekan jika hasil slump sesuai spesifikasi.
Untuk pengujian Crushing Test dilakukan oleh PT. PionirBeton Industri
selaku subkont untuk beton readymix sedangkan untuk pengujiannya sendiri
dilakukan di Concrete Laboratory-Pulo Gadung Plant.

  a.  Uji Slump

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang


berhubungan dengan mutu beton. Dalam proyek pembangunan Apartemen
Pakubuwono View untuk pondasi. Pengujian dengan menggunakan kerucut
Abrams, sebagai berikut :

1. Menyiapkan kerucut abrans dengan diameter atas 10 cm, bawah 20


cm dan tinggi 30 cm yang diletakkan pada bidang datar namun tidak
menyerap air.
2. Adukan beton yang akan diuji dimasukkan dalam tiga lapis sambil
ditusuk 25 kali dengan tongkat baja agar adukan menjadi padat.
3. Setelah kerucut dibuka, kemudian diukur pada 3 tempat kemudian
diambil rata-rata
4. Setelah kerucut dibuka, kemudian diukur pada 3 tempat kemudian
diambil rata-rata
5. Adukan beton yang tidak sesuai dengan nilai slump   rencana akan
direject.

    b.  Uji Kuat Tekan (Crushing Test)

Tes uji kuat tekan ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton
karakteristik (kuat tekan maksimum yang dapat diterima oleh beton sampai
beton mengalami kehancuran). Cara pengujiannya :

a. Menyiapkan silinder berdiameter 15cm dengan tinggi 30 cm,


yang telah diolesi pelumas pada bagian dalam.
b. Kemudian adukan beton dimasukkan ke silinder dalam tiga lapis
sambil ditusuk-tusuk hingga 30 kali.
c. Cetakan yang telah diberi kode itu kemudian didiamkan 24 jam
dan direndam dalam air (curing) selama 7 hari. Setelah itu
barulah diuji dengan crushing test.

METODE PELAKSANAAN KERJA

1. PEMBERSIHAN LAHAN
Pembersihan lahan dilakukan sebelum proyek di kerjakan. Karena kondisi
daerah proyek yang dekat dengan pemukiman maka pembersihan lahan
dilakukan
1.Dumptruck
2.Excavator
3. Dozzer

2. PENGUKURAN DAN PEMATOKAN


Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan, lapangan terlebih dahulu harus
dilakukan pengukuran ulang dan harus dibersihkan / diamankan dari
bangunan-bangunan, fasilitas yang mengganggu. Penentuan titik
ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass/
theodolithatau TotalStationyang ketepatannya dapat dipertanggung
jawabkan. Setelah pekerjaan selesai dilakukan pengukuran ulanguntuk
memastikan kebenaran struktur.
3. PEMBUATAN KANTOR SEMENTARA
Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan pembangunan Proyek Rumah
Susun di bangun kantor kerja untuk sementara untuk tenaga Ahli ataupun
ruang rapat sementara pada saat pelaksanaan agar pengawasan serta
pengecekan proyek selalu terkondisi. Kantor sementara ditempatkan
didekat lokasi pekerjaan, sehingga dapat dijangkau pekerja-pekerja
dalampelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Rumah Susun.
4. PEMBUATAN BEDENG BURUH
Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan pembangunan Proyek Rumah
Susun di bangun bedeng buruh kerja untuk sementara untuk tenaga
pekerja. Bedeng buruh ditempatkan didekat lokasi pekerjaan, sehingga
dapat dijangkau pekerja-pekerja dalampelaksanaan Pekerjaan
Pembangunan Rumah Susun.
5. PAPAN NAMA PROYEK
Papan nama proyek bertujuan untuk menginformasikan kepada
masyarakat perihal pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
6. PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK
Dilakukan sebagai penentuan as bangunan dengan ketentuan mengikuti
desain awal.
7. MOBILISSASI DAN DEMOBILISASI
Mobilisasi dan demobilisasi peralatan dilaksanakan sesuai dengan
schedule pemakaianya selambat-lambatnya satu hari sebelum dimulainya
pekerjaan yang akan dilaksanakan sudah sampai dilokasipekerjaan. Semua
peralatan yang didatangkan harus mendapatkan rekomendasi dari direksi
atau pengawas pekerjaan terlebih dahulu. Mobilisasi Peralatan Kerja
Meliputi:
1) Excavator
2) Dumptruck
3) StoomWoles
4) Katrol
5) TandemRoller
8. PEMBUATAN SUMUR DALAM
Pembuatan sumur dalam dimaksudkan untuk sumber air yang digunakan
untuk membantu kegiatan proyek.

PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN URUGAN

1. PEKERJAAN GALIAN TANAH


Pekerjaan galian tanah dilakukan dengan menggunakan excavator dengan
kedalaman yang telah ditentukan dan waktu pengadaan alat yang telah
terjadwal.

2. PEKERJAAN URUGAN TANAH


Pekerjaan urugan tanah dilakukan pada saat fondasi telah di kerjakan.
Dengan begini proses kerja akan menjadi lebih cepat dan efisien. Urugan
tanah dilakukan menggunakan excavator. Dengan ketentuan pengadaan
alat yang telah terjadwal. Dengan methode pengerjaan V maka excavator
diharapkan lebih cepat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat karena
produktifitas kerja lebih cepat. Saat pemadatan dilakukan dengan
menggunakan alat compaction machine karena dengan ketebalan padatan
50 cm dean dengan luasan yang banyak.
3. PEKERJAAN PEMBUANGAN TANAH SISA SEJAUH 1 KM
Pekerjaan pembuangan tanah dilakukan pada saat sebelum fondasi di
kerjakan. Dengan begini proses kerja akan menjadi lebih cepat dan efisien.
pembuangan tanah dilakukan menggunakan excavator. Dengan ketentuan
pengadaan alat yang telah terjadwal. Dengan menggunakan dump truck
pembuangan tanah sejauh 1km dengan kondisi tanah bank dan kapasitas
dump truck 4m3 akan terjadwal 1minggu pengerjaan pembuangan tanah
dengan menggunakan 5 unit dump truck sesuai penjadwalan.

PEMANCANG TURAP BETON PRECAST

Pekerjaan pemancangan turap beton precast dengan kedalaman 14,5m dilakukan


dengan menggunakan double acting hammer dengan kapasitas berat pemukul
200ton. Memungkinkan untuk beberapa waktu mengganggu aktivitas warga di
sekitar area proyek,akan tetapi hal ini telah dilakukan kesepakatan antara pihak
terkait dengan warga setempat. Waktu pengadaan alat double acting hammer telah
terjadwal dalam 1bulan sesuai dengan rencana awal.

PEKERJAAN PENGEBORAN

Pekerjaan pengeboran dilakukan dengan alat bor dengan ketentuan kedalaman


20m. Karena mengguanakan tipe fondasi bored pile maka pengerjaan
dilaksanakan dengan pengadaaan alat bor selama penjadwalan dilakukan. Fondasi
bored pile dengan spesifikasi case in situ, artinya pekerjaan pengeboran dilakukan
terlebih dahulu setelah itu dilakukan pengisian beton kedalam lubang bor dan
dengan kerangka tulangan. Pada bagian fondasi harus menggunakan bekisting
dengan ketebalan plat 3mm bekisting tak permanen.

PEKERJAAN PILECAP

Merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di bagian
atasnya. Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat
pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan
beban tambahan pada pondasi.

PEKERJAAN BEKISTING PAS. BATAKO

Ilustrasi pekrjaan pile cap Pekerjaan bekisting pasangan batako dilakukan dengan
menggunakan bekisting non permanen agar tidak menggangggu pekerjaan lainnya
saat pekerjaan bekisting selesai dilakukan. Tebal bekisting untuk keseluruhan
pekerjaan menggunakan playwood tebal 12mm,baik untuk bekisting
kolom,balok,lantai kerja.karena harus terikat kuat untuk menahan beton dan beban
sementara lainnya.

PEKERJAAN BALOK

Merupakan pekerjaan beton bertulang yang direncanakan untuk menahan


tegangan tekan dan tegangan tarik yang diakibatkan oleh beban lentur. Balok
merupakan bagian struktur bangunan yang kaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang.

PEKERJAAN KOLOM

Merupakan satu dari banyaknya pekerjaan konstruksi yang berpengaruh pada


kecepatan dari sebuah pekerjaan sebuah proyek konstruksi. Kolom berfungsi
sebagai penerus beban seluruh bangunan dan beban lain seperti beban hidup, serta
beban hembusan angin.

D. Komponen-Komponen dari PLTM

Komponen – komponen yang dibutuhkan dalam suatu PLTM adalah sebagai


berikut :

1. Bendungan
Bendungan menurut Peraturan Menteri PUPR Nomor
27/PRT/M/2015 tentang Bendungan mendefinisikan bendungan
adalah bangunan yang berupa urukan tanah, urukan batu, dan beton,
yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat pula
dibangun untuk menahan dan menampung lumpur.
2. Kanal
berfungsi sebagai saluran pembawa air dari bendungan sampai kolam
penenang. Pada kanal juga terdapat filter untuk menyaring air dan
kotoran atau sampah-sampah yang hendak masuk dari bendungan ke
kanal agar kotoran tidak dibawa ke kolam penenang melalui pipa
pesat.

3. Kolam Penenang
Kolam penenang berfungsi untuk mengendapkan dan menyaring
Kembali air yang masuk melalui saluran kanal, menuju turbin agar
tidak merusak peralatan pembangkit tersebut. Selain itu kolam
penenang ini juga berfungsi untuk menenangkan aliran air yang
masuk ke pipa pesat.
4. Pintu Pengatur
Pintu pengatur berfungsi untuk mengatur volume air yang akan
masuk dari kolam penenang ke pipa pesat menuju turbin. Pintu
pengatur ini juga berfungsi untuk menutup aliran air menuju turbin
apabila terjadi pemeliharaan pada peralatan pembangkit tersebut.
5. Pintu Penguras
Untuk bendungan yang relatif rendah dibangun di sungai-sungai yang
membawa banyak tanah, pasir, batu dan lain-lainya, maka beberapa
tahun sesudah pembangun selesai bahan-bahan tadi akan terkumpul
dalam ruangan penampungan bendungan dan kemudian akan turut
meluap melalui puncak bendungan pada waktu banjir, lalu masuk
dalam pintu masuk (intake). Oleh karena itu diadakan pipa kuras
(Scouring Sluice) untuk mencegah terjadinya keadaan tersebut.
Tempat penguras biasanya dilengkapi dengan pintu (gate).
6. Pipa Pesat
Pipa pesat adalah pipa yang berfungsi untuk mengalirkan air dari bak
penenang yang membawa air jatuh ke arah mesin turbin. Di samping
itu, pipa pesat juga mempertahankan tekanan air jatuh sehingga energi
di dalam gerakan air tidak terbuang. Pipa pesat tidak boleh bocor
karena dapat mengakibatkan hilangnya tekanan air. Pipa pesat di
hubungankan pada sebuah elevasi yang lebih rendah ke sebuah roda
air atau yang sering disebut dengan turbin. Diameter pipa pesat di
pilih dengan mempertimbangkan keamanan, kemudahan proses
pembuatan, ketersediaan material dan tingkat rugi-rugi (fiction losses)
seminimal mungkin. Ketebalan pipa pesat dipilih untuk menahan
tekanan hidrolik dan surge pressure yang dapat terjadi.
7. Rumah Pembangkit
Rumah pembangkit ini berfungsi sebagai tempat peyimpanan
peralatan
utama dari pembangkitan listrik agar terlindung dari air hujan dan
cahaya matahari. Dalam ruangan ini berisi peralatan utama yang
mengubah energi mekanik menjadi energi potensial air yaitu turbin
dan mengubah enrgi potensial menjadi energi listrik yaitu generator
dan juga baterai untuk menyuplai energi pada governor beserta panel-
panel listriknya dan system kontrolnya.
8. Turbin Air
Turbin air merupakan komponen utama dari sebuah pembangkit
listrik
tenaga air yang berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi
energi mekanik. Air yang masuk ke turbin akan memukul sudu-sudu
dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran dari turbin ini
dihubungkan langsung ke generator. Adapun jenis jenis Turbin adalah
sebagai berikut :
a. Turbin Impuls
b. Turbin Reaksi
9. Saluran Buang (Spill Way)
Saluran buang merupakan saluran yang berfungsi untuk mengalirkan
air yang keluar setelah memutar sudu turbin dan kembali ke aliran
sungai. Air yang keluar dari saluran buang tersebut dapat
dimamfaatkan kembali seb agai irigasi.
10. Generator
Untuk pembangkit tenaga listrik yang lazim dipakai adalah generator
sinkron. Generator dihubungkan dengan turbin melalui kopling
langsung sehingga ketika sudu sudu turbin berputar maka generator
juga ikut berputar. Generator selanjutnya mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik. Energi mekanik ini dikonversi menggunakan
media medan magnet. Komponen utama generator terdiri dari bagian
yang berputar disebut rotor dan bagian yang tidak berputar disebut
stator.
BAB 3

PEMBAHASAN

A. Metode Kerja
1. Mobilisasi
Mobilisasi /pengiriman peralatan ke lokasi pekerjaan di jadwalkan
terlebih dahulu yang berisi keterangan lokasi peralatan, usulan cara
pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan dilapangan.
Selanjutnya alat ditempatkan pada lokasi yang aman / dekat di
lokasi proyek agar mudah digunakan dalam pekerjaan nantinya.
Mobilisasi peralatan diselesaikan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan Pekerjaan (merupakan salah satu lampiran dalam
dokumen penawaran) dan ketentuan lain yang telah dipersyaratkan
dalam dokumen pelelangan. Assumsi Mobilisasi alat dan Material:
Peralatan Kerja dan Material dimobilisasi Dari Jakarta untuk
selanjutnya dihantar ke lokasi pekerjaan Via Jalan Existing.
Dilanjutkan dengan delivery ke lokasi pekerjaan dengan alat
angkut darat (Trailer). Transportasi peralatan berat dan Material
dilaksanakan setelah mendapat ijin dan bantuan pengamanan
dengan pihak terkait selama dalam perjalanan sampai ditujuan
demi menjaga keselamatan selama dalam perjalanan.

Buat Papan Nama Proyek

Papan nama dibuat dari bahan sesuai yang dipersyaratkan yang diberi
keterangan (dengan cat) berupa nama proyek, pemilik proyek, jumlah nilai
proyek, lokasi proyek dan lain-lain yang memperjelas keterangan proyek
yang sedang dikerjakan. Dalam pelaksanaannya menggunakan tenaga
manusia dibantu dgn alat pendukung lainnya seperti palu, dll Selanjutnya
papan nama di letakkan pada lokasi sekitar proyek yang mudah untuk dilihat
dan dikenali oleh public.
B. Jalan Kerja Sementara
1. Perbaikan dan Perkuatan Bangunan pada Jalan Eksisting.
2. Pembuatan Jalan Kerja / Construction Road dan Jalan Masuk/Akses
Road
Jalan Kerja / Construction Road
Kontraktor Akan membuat jalan kerja ke lokasi pekerjaan dengan lokasi
yang terpisah dengan akses road ataupun pada lokasi akses road
(nantinya akan dipakai untuk akses road  jika memungkinkan). Jalan
Bersifat temporary selama pelaksanaan Proyek. Assumsi Penggunaan dan
Pelaksanaan:
 Penggunaan:
1.1Jalan kerja untuk mobilisasi dan demobilisasi peralatan kerja
dan peralatan fasilitas kontraktor lainnya
1.2. Jalan kerja untuk aktivitas pekerjaan. Jalan kerja ini digunakan
untuk Penanganan material dari proses konstruksi dsb. 2.
Pelaksanaan dan Peralatan Kerja
- Excavator
- Buldozer
- Dump truck  angkut meterial
- Tandem roller
- Alat bantu

Jalan Masuk / Akses Road


Jalan Masuk adalah konstruksi jalan yang menghubungkan Lokasi
pekerjaan dengan Jalan Utama yang nantinya akan digunakan sebagai
jalan masuk secara permanen (non temporary). Jadwal Pelaksanaan Akses
Road ini dapat dilaksanakan bebarengan dengan pekerjaan Konstruksi
bangunan PLTM lainnya (tidak berhubungan, krn konstruksi bangunan
PLTM lainnya menggunakan Jalan Kerja).
C. Tahap pelaksanaan pekerjaan Struktur Abutment.
Ada beberapa tahap yang dilalui yaitu:
1. Tahap 1 : pasir urug & Lean concrete
2. Tahap 2 : Pembesian
-Tulangan dibersihkan dari kotoran, karat dan benda asing lainnya.
- Posisi pembesian utk abutment disanggah untuk mencegah
bergesernya tulangan dari kedudukan rencana dan tetap kokoh
pada saat pengecoran, dan jarak batangan tetap dijaga.
3. Tahap 3 : Form work
- Rencana formwork sesuai dengan shop drawing & disetujui
direksi
- Sebelum pengecoran, form work & tulangan di cek dan disetujui
oleh engineer
4. Tahap 4 :Pengecoran Concrete
- Pengecoran dilaksanakan dengan Beton Produksi dari Concrete
Mixer
- Mutu beton sesuai gambar kerja dan spek. Teknis
- Pemadatan dengan concrete vibrator
5. Tahap 5 : Finishing dan Curing
- Curing segera dilaksanakan dibukanya formwork
- Curing menggunakan penyiraman air & curing compound
6. Tahap 6 : Tulangan Abutment
7. Tahap 7 : Formwork Abutment
8. Tahap 8 : Concreting Abutment
9. Tahap 9 : Finishing & Curing
10. Tahap 10 : Back Fiiling

Pelaksanaan pekerjaan Struktur Jembatan menggunakan metode Cast in


situ/Beton cor ditempat, dimana dalam pelaksanaan pekerjaan menggunakan
batang kayu dan papan kayu sebagai acuan/bekisting dan supporting.
Bahan ;
- Batang kayu dan papan kayu sebagai supporting dan bekisting
- Baja Tulangan dengan diameter dan perakitan sesuai dengan gambar
rencana/gambar kerja.
- Beton dengan mutu sesuai spesifikasi teknis dan Gambar rencana/gambar kerja

Perawatan / Curing pada Pekerjaan Beton;


1. Fungsi;
Menjaga kadar air pada beton agar tidak terlalu cepat kering proses
pemadatan/kering beton tidak terlalu cepat atau juga terlalu lambat, akibat beton
tidak retak dan berumur lama
2. Pelaksanaan;
Dilaksanakan setelah proses pengecoran beton selesai (finishing)
3. Metode;
- Dilakukan dengan Curing compound dengan material dan cara pelaksanaan
sesuai petunjuk pabrik.
- Dengan menyiram air. Pemberian air dilakukan berlahan agar permukaan beton
tidak rusak
- Dengan selimut terpal / goni basah

D. Pekerjaan Pelaksanaan
Konstruksi bendung baru bisa dilaksanakan setelah penunjang konstruksi
telah dilaksanakan dengan baik dan memenuhi syarat yang diharapkan
sebagai fungsi struktural , fungsional dan keamanan selama masa
konstruksi . Untuk Tahapan Pekerjaan Struktur Bendung itu sendiri dapat
diuraikan sebagai berikut: Secara umum, Pekerjaan Konstruksi bendung
dibagi dalam tahapan pekerjaan Sebagai Berikut :
Tahap 1
 Penunjang konstruksi disini yang dimaksud adalah;
Peralatan survey dan tenaga survey yang memadai beserta alat
bantu lainnya
 Pekerjaan Pembangunan Tanggul Penutup / Kisdam dan
Dewatering. Saluran pengelak dengan kapasitas pengalirannya dan
tanggul penutup alur yang kokoh dan aman terhadap banjir selama
masa pelaksanaan konstruksi. Selama pelaksanaan pekerjaan
struktur bendung, dilakukan pemompaan air yang ada dengan
mesin pompa air keluar lokasi pekerjaan.
 Penyiapan lahan untuk buangan atau penyimpanan sementara hasil
galian
 Penyiapan lahan untuk stockpile material beton dan pasangan batu
yang dekat dengan lokasi kerja.

Tahap 2

Pekerjaan Struktur Bendung

Pekerjaan Bendung secara umum dilakukan pada bagian bendung yang


terendah / hilir (kolam olak Stilling Basin) menuju bagian yang lebih
tinggi. Pekerjaan dilanjutkan ke tubuh bendung (bagian lebih tinggi)
sampai lantai muka/hulu (Aprron). Kemiringan galian dibuat 1 : 0,5 untuk
mencegah kelongsoran

Tahapan Pekerjaan

- Pekerjaan Pembersihan Lokasi Pekerjaan


Pekerjaan dengan Alat berat, Pekerja dan alat bantu Peralatan Kerja
yaitu Excavator, Buldozer, dan Alat Bantu.
- Pekerjaan Galian Tanah
Galian bendung dibagi menjadi 2 bagian dengan tahapannya :
o Galian Bagian Hilir :
 Penggalian tanah untuk arah baru aliran air ke sungai
 Penggalian tanah untuk kolam olak/down
stream/Stilling
 Pelaksanaan Penggalian untuk struktur penahan
tebing/talud bagian kiri dan kanan bagian downstream
 Pelaksanaan Penggalian pondasi bagian tubuh
bendung/mercu bendung dan dinding penahan tegak kiri
dan kanan sampai Appron
o Galian Bagian Hulu :
 Penggalian dasar sungai sampai elev. dasar rencana
lantai muka / Appron sesuai gambar kerja.
- Pekerjaan Struktur Bendung
Secara Umum Pekerjaan dilakukan pada bagian bendung yang
terendah (kolam olak / Stilling Basin) menuju bagian yang lebih tinggi.
Pekerjaan dilanjutkan ke tubuh bendung (bagian lebih tinggi) sampai
lantai muka (Aprron).
Urutan Pelaksanaan pekerjaan bendung adalah sebagai berikut :
a) Penggalian tanah telah selesai dilaksanakan.
b) Pelaksanaan pasangan batu untuk dasar/landasan pada lokasi
down stream
c) Pelaksanaan pekerjaan struktur penahan tebing/talud bagian kiri
dan kanan dari pasangan batu kali (termasuk wheep hole)
bagian downstream secara bertahap.
d) Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan Batu kali pada dinding
Penahan tegak pada tubuh bendung dan dinding tegak pada
Pintu Intake dan Penguras dan dinding apron
e) Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu untuk dinding penahan
tegak di bagian pintu penguras
f) Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu pada tubuh bending
g) Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali untuk lantai muka
(Appron)
h) Pelaksanaan Pekerjaan Batu kosong
i) Pelaksanaan selimut beton diatas pasangan batu pada
dasar/landasan pada lokasi down stream – Tubuh bendung –
Appron
j) Pemasangan pintu-pintu air di intake dan penguras
k) Pekerjaan lainnya sesuai gambar kerja
Material hasil galian bendung yang berupa sirtu (gravel) di
tempatkan/di bawa ke screen plant untuk diproses menjadi
bahan baku beton, sedang material sirtu yang bercampur
dengan tanah ditempatkan disebelah kiri dari tanggul
sementara.

Tahapan Pasangan batu kali dikerjakan setelah pekerjaan galian


selesai dan mencapai elevasi yang dikehendaki. Pekerjaan
Pasangan batu dimulai dari lokasi kolam olak melebar ke
pondasi dinding penahan kiri – kanan ke arah hilir dan hulu,
lokasi ini dikerjakan dulu karena berada lebih rendah dibawah
muka air sungai, sehingga penanganan dewatering di lokasi
tersebut perlu perhitungan yang lebih cermat untuk
menghindari longsornya dinding galian dan yang akan
mengakibatkan bertambahnya volume pekerjaan.
Peralatan Kerja;
o Concrete mixer sebagai alat pengaduk mortar/adukan
o Alat bantu

Pelaksanaan:

1. Spesifikasi Material dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :


- Batu belah yang digunakan bebas/bersih dari tanah/Lumpur, kuat,
bersih, bersudut (tidak bulat), tidak retak, tidak porous, mempunyai
berat jenis > 2,4. Batu yang dipakai adalah batu sungai yang dibelah
atau atau gunung yang keras dengan diameter natara 20 cm s/d 30 cm
atau ditentukan lain sesuai dokumen spesifikasi teknis.
- Pasir pasang bebas dari kandungan tanah/Lumpur, kasar dan bersih.
- Semen yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis dalam
dokumen lelang atau sesuai dengan yang dipergunakan dalam
pekerjaan Beton.
- Air yang digunakan adalah air tawar yang bersih, jernih dan tidak
mengandung material yang merugikan (sesuai syarat yang diminta
dalam spesifikasi teknis)
2. Semen, pasir dan air dengan perbandingan/komposisi sesuai dengan spesifikasi
teknis dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan Concrete
Mixer dengan pengadukan minimum 2 menit. Adukan yang tidak digunakan
lagi dalam waktu 30 menit setelah air dicampurkan, dibuang/tdk dipakai
Komposisi campuran:
- Pasangan Pondasi batu kali 1Pc : 4 pasir
3. Material batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaan dengan air sebelum
dipasang (3-4 jam)
4. Penggalian dasar dari konstruksi dilakukan terlebih dahulu
5. Pasangan pondasi batu kali disusun dengan baik dan saling interlocking. Tebal
spasi antar batu sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis
6. Pekerjaan pemasangan dengan tenaga manusia dan alat Bantu
7. Untuk Elevasi Permukaan dapat dibantu dengan menggunakan patok kayu
yang diberi benang antara patok tersebut.
8. Pekerjaan dilanjutkan dengan selimut beton (K225) dengan memakai split
Peralatan Kerja:
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
- Concrete Mixer Kap. 0.25 m³ = 5 Unit
- Dump truck = sesuai kebutuhan
- Alat bantu lainnya Waktu Pelaksanaan = sesuai dengan Lampiran “
Jadual Pelaksanaan Pekerjaan” yang merupakan satu kesatuan dalam
dokumen penawaran
E. Kelebihan dan Kekurangan dari PLTM
Kelebihan dari PLTM adalah sebagai berikut:
1. Sumber energi bersih
PLTMH tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca, yang merupakan
penyebab utama keprihatinan internasional tentang masalah
lingkungan. PLTM tidak melibatkan proses pembakaran, sehingga
tidak menyebabkan emisi polusi seperti karbon dioksida seperti
pembakaran bahan bakar fosil. PLTM merupakan sumber energi bersih
(tidak menghasilkan limbah di sungai, atau polusi udara) dan
terbarukan (bahan untuk pembangkit listrik tenaga air adalah air, yang
tidak dikonsumsi dalam proses pembangkit listrik).
2. Sumber energi yang efisien
PLTMH hanya membutuhkan sejumlah kecil aliran air. Bahkan
dengan debit air beberapa liter/menit dan perbedaan ketinggian 1
m, PLTMH sudah bisa dibangun. Karena PLTMH merupakan
sumber energi yang terdesentralisasi terletak dekat dengan
konsumen, kerugian transmisi dapat dikurangi. Meskipun
demikian, listrik dapat dialirkan sejauh satu mil jauhnya ke lokasi
penggunaan. Biaya pengoperasian dan pemeliharan PLTMH sangat
rendah jika dibandingkan dengan PLTS (Pembangkit Listrik
Tenaga Surya) atau PLTBM (Pembangkit Listrik Tenaga
Biomassa). Ini juga merupakan teknologi yang tahan lama dan kuat
- sistem dapat hidup selama 50 tahun atau lebih tanpa investasi
baru yang besar (namun umur rata-rata dipertimbangkan untuk
tujuan investasi sekitar 30 tahun).
3. Sumber listrik yang andal
Air merupakan sumber energi yang andal karena kelangsungannya
sebagai penyedia energi listrik dibandingkan dengan teknologi
terbarukan skala kecil lainnya
4. Memenuhi kebutuhan listrik untuk negara-negara berkembang
Karena fleksibel, murah dan berumur panjang, negara-negara
berkembang dapat memproduksi dan menerapkan teknologi ini
untuk membangun pasokan listrik sangat dibutuhkan untuk
masyarakat kecil dan desa-desa terpencil. Pengembangan PLTMH
dengan memanfaatkan arus sungai dapat menimbulkan manfaat
lain seperti pariwisata, perikanan, irigasi dan pengendalian banjir.

Kekurangan dari PLTM adalah sebagai berikut :


1. eknologi bersifat spesifik pada tiap situs
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan bersifat spesifik pada tiap
lokasi: jarak dari sumber listrik ke lokasi di mana energi
dibutuhkan, jarak sumber air ke transmisi, ukuran aliran (termasuk
laju aliran dan output), serta keseimbangan komponen sistem -
inverter, baterai, controller, saluran transmisi dan pipa.
2. Variasi musim
Di beberapa lokasi, aliran sungai berfluktuasi secara musiman dan
ini dapat membatasi output daya. Selama musim kemarau ada
kemungkinan aliran air berkurang dan output daya menjadi
berkurang. Perencanaan dan penyelidikan komprehensif diperlukan
untuk memastikan pembangkit energi dan kebutuhan energi yang
memadai dapat terpenuhi.
BAB IV

KESIMPULAN

Kesimpulan

a) Proyek pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Minihydro


menggunakan peralatan dan menggunakan bahan-bahan dengan kualitas
baik, selalu berhati-hati dan memperhatikan setiap detail pengerjaan,
contohnya selalu memperhatikan kadar material beton untuk menghindari
terjadinya beton terlalu cepat kering dan menghindari terjadinya
pemadatan terlalu cepat.
b) Proses pengerjaan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Jembatan menggunakan
metode cast in situ atau beton cor di tempat. Metode cast in situ adalah
pemindahan campuran beton cair dari mixer ketempat dimana beton akan
dicor yaitu bekisting atau acuan pada struktur yang akan dikerjakan.

Anda mungkin juga menyukai