Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul, “Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pembagunan Pembangkit Listrik
Tenaga Mini Hydro (PLTM)’’ dengan baik. saya berharap makalah ini dapat
menambah wawasan akan pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Dan saya
bersyukur atas Kesehatan yang Tuhan karuniakan kepada saya sehingga makalah
ini dapat saya susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka
maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan saya motivasi dalam pembuatan tugas jurnal ini, terutama
Kepada Ibu EKA PRISKA KOMBONG, S.T., M.ENG selaku Dosen
Pengampuh Mata kuliah Pengantar metode pelaksanan dan pembongkaran
konstruksi dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu saya
dalam berbagai hal.
saya menyadari, bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.
Kakondongan,
ANGELYNA MELYNDA
DAFTAR ISI
SAMPUL...........................................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................
A. Latar Belakang.....................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan Pembahasan............................................................................................
BAB 3 PEMBAHASAN.................................................................................................
A. Metode Kerja.....................................................................................................
B. Jalan Kerja Sementara.....................................................................................
C. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Abutment.......................................
D. Pekerjaan Pelaksanaan.....................................................................................
E. Kelebihan Dan Kekurangan dari Pembangunan PLTM...............................
BAB 4 KESIMPULAN..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
yaitu :
1. Apa saja kegunaan dan kelemahan dari pembangunan PLTM?
2. Apa saja tahapan dalam pembangunan PLTM?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui kegunaan dan kelemahan dari pembangunan
PLTM
2. Untuk mengetahui tahapan dalam pembuatan PLTM
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Konsultan proyek
Koordinator dan para pelaksana
Pihak pemilik (owner) jika diperlukan
Pihak perencana / arsitek jika diperlukan
o Pekerjaan dewatering
o Pekerjaan ground anchor
o Pekerjaan Mat Foundation
o Pekerjaan struktur beton Kolom, Balok, Plat dan Cor Wall pada Basement
B. Peralatan
Suatu proyek agar lancar dan memenuhi targer mutu dan waktu harus
didukung oleh peralatan yang memadai. Supaya dalam penyediaan alat bias
berfungsi secara optimal perlu adanya manajem peralatan yang tertib. Dalam
manajemen ini diperhatikan masalah pengolahan peralatan proyek terdiri dari
penyewaan, pembelian dan masalah perawatan alat. Hal ini untuk mengefektifkan
keberadaan alat dilapangan.
a. Backhoe
Merupakan alat untuk memompa beton ready mix dari mixer truck ke
lokasi pengecoran. Penggunaan concrete pump truck ini untuk meningkatkan
kecepatan dan efisiensi waktu pengecoran. Alat ini digunakan untuk
pengecoran balok dan plat lantai.
Alat ini terdiri atas beberapa bagian, yaitu alat utama berupa mesin
pompa yang dilengkapi dengan tenaga penggerak berupa mesin diesel,
sejumlah pipa berdiameter 15 cm serta nenerapa alat tambahan berupa klem
penyambung pipa-pipa tersebut. Penggunaan mesin pompa kecil masih
efisien untuk ketinggian 4-5 lantai, selebihnya menggunakan tower crane.
Dan untuk pompa besar dapat menjangkau lebih dari itu, dan biasa digunakan
di lantai 15 ke atas agar efisiensi biaya berkaitan dengan harga borongan
sewanya.
Merupakan alat untuk memompa beton ready mix dari mixer truck ke
lokasi pengecoran. Penggunaan concrete pump truck ini untuk
meningkatkan kecepatan dan efisiensi waktu pengecoran. Alat ini
digunakan untuk pengecoran balok dan plat lantai.
Alat ini terdiri atas beberapa bagian, yaitu alat utama berupa mesin
pompa yang dilengkapi dengan tenaga penggerak berupa mesin diesel,
sejumlah pipa berdiameter 15 cm serta nenerapa alat tambahan berupa
klem penyambung pipa-pipa tersebut. Penggunaan mesin pompa kecil
masih efisien untuk ketinggian 4-5 lantai, selebihnya menggunakan tower
crane. Dan untuk pompa besar dapat menjangkau lebih dari itu, dan biasa
digunakan di lantai 15 ke atas agar efisiensi biaya berkaitan dengan harga
borongan sewanya.
e. Dum Truck
Dalam proyek ini kurang lebih dari 20 dum truck yang digunakan pada
saat pekerjaan galian dan mobilisasinya pada saat malam hari dengan tujuan
agar proses pemindahan / pengiriman material dapat lebih cepat dan lancar.
a. Theodolith
b. Waterpass
b. Bar Cutter
a. Vibrator
c. Trowel
C. Material
1. Butiran – butiran pasir kasar, tajam dan keras, harus bersifat kekal ( tidak
hancur karena pengaruh cuaca ).
1. Pasir terdiri dari butir – butir yang beraneka ragam.
2. Pasir tidak boleh mengandung zat organik terlalu banyak.
3. Pasir laut tidak boleh digunakan di dalam semua mutu beton,
kecuali dengan menggunakan petunjuk – petunjuk dari lembaga pemeriksaan
bahan – bahan yang diakui.
2. Mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
Agregat kasar berupa butir – butir yang beraneka ragam besarnya dan
apabila diayak harus memenuhi kriteria sisa di atas ayakan 31,5 mm harus 0
% berat, sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90 % sampai 98 %
berat dan selisih antara sisa – sisa kumulatif di atas dua ayakan yang
berurutan adalah maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.
Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi
alami dari batuan – batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu.
Agregat kasar harus terdiri dari butir – butir yang keras dan tidak berpori.
Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %.
Agregat kasar tidak boleh mengandung mengandung zat – zat yang dapat
merusak beton.
3. Semen
4. Air
1. Agregat
Untuk agregat yang akan digunakan untuk bahan beton dari pihak plant
akan dilakukan uji lab apakah memenuhi syarat atau tidak dan dari pihak
pelaksana akan meminta hasil tes tersebut. Jika dilakukan secara kasat mata,
untuk mengetahui pasir tersebut bagus dengan cara menggenggam jika
menggumpal berarti pasir tersebut tidak bagus.
3. Besi
1. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak retak atau
mengelupas.
2. Mempunyai penampang yang sama rata.
3. Ukuran disesuaikan dengan shop drawing.
4. Beton
Untuk pengujian mutu beton dilakukan dengan cara slump tes untuk
pengujian dilapangan dan uji kuat tekan jika hasil slump sesuai spesifikasi.
Untuk pengujian Crushing Test dilakukan oleh PT. PionirBeton Industri
selaku subkont untuk beton readymix sedangkan untuk pengujiannya sendiri
dilakukan di Concrete Laboratory-Pulo Gadung Plant.
Tes uji kuat tekan ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton
karakteristik (kuat tekan maksimum yang dapat diterima oleh beton sampai
beton mengalami kehancuran). Cara pengujiannya :
1. PEMBERSIHAN LAHAN
Pembersihan lahan dilakukan sebelum proyek di kerjakan. Karena kondisi
daerah proyek yang dekat dengan pemukiman maka pembersihan lahan
dilakukan
1.Dumptruck
2.Excavator
3. Dozzer
PEKERJAAN PENGEBORAN
PEKERJAAN PILECAP
Merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di bagian
atasnya. Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat
pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan
beban tambahan pada pondasi.
Ilustrasi pekrjaan pile cap Pekerjaan bekisting pasangan batako dilakukan dengan
menggunakan bekisting non permanen agar tidak menggangggu pekerjaan lainnya
saat pekerjaan bekisting selesai dilakukan. Tebal bekisting untuk keseluruhan
pekerjaan menggunakan playwood tebal 12mm,baik untuk bekisting
kolom,balok,lantai kerja.karena harus terikat kuat untuk menahan beton dan beban
sementara lainnya.
PEKERJAAN BALOK
PEKERJAAN KOLOM
1. Bendungan
Bendungan menurut Peraturan Menteri PUPR Nomor
27/PRT/M/2015 tentang Bendungan mendefinisikan bendungan
adalah bangunan yang berupa urukan tanah, urukan batu, dan beton,
yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat pula
dibangun untuk menahan dan menampung lumpur.
2. Kanal
berfungsi sebagai saluran pembawa air dari bendungan sampai kolam
penenang. Pada kanal juga terdapat filter untuk menyaring air dan
kotoran atau sampah-sampah yang hendak masuk dari bendungan ke
kanal agar kotoran tidak dibawa ke kolam penenang melalui pipa
pesat.
3. Kolam Penenang
Kolam penenang berfungsi untuk mengendapkan dan menyaring
Kembali air yang masuk melalui saluran kanal, menuju turbin agar
tidak merusak peralatan pembangkit tersebut. Selain itu kolam
penenang ini juga berfungsi untuk menenangkan aliran air yang
masuk ke pipa pesat.
4. Pintu Pengatur
Pintu pengatur berfungsi untuk mengatur volume air yang akan
masuk dari kolam penenang ke pipa pesat menuju turbin. Pintu
pengatur ini juga berfungsi untuk menutup aliran air menuju turbin
apabila terjadi pemeliharaan pada peralatan pembangkit tersebut.
5. Pintu Penguras
Untuk bendungan yang relatif rendah dibangun di sungai-sungai yang
membawa banyak tanah, pasir, batu dan lain-lainya, maka beberapa
tahun sesudah pembangun selesai bahan-bahan tadi akan terkumpul
dalam ruangan penampungan bendungan dan kemudian akan turut
meluap melalui puncak bendungan pada waktu banjir, lalu masuk
dalam pintu masuk (intake). Oleh karena itu diadakan pipa kuras
(Scouring Sluice) untuk mencegah terjadinya keadaan tersebut.
Tempat penguras biasanya dilengkapi dengan pintu (gate).
6. Pipa Pesat
Pipa pesat adalah pipa yang berfungsi untuk mengalirkan air dari bak
penenang yang membawa air jatuh ke arah mesin turbin. Di samping
itu, pipa pesat juga mempertahankan tekanan air jatuh sehingga energi
di dalam gerakan air tidak terbuang. Pipa pesat tidak boleh bocor
karena dapat mengakibatkan hilangnya tekanan air. Pipa pesat di
hubungankan pada sebuah elevasi yang lebih rendah ke sebuah roda
air atau yang sering disebut dengan turbin. Diameter pipa pesat di
pilih dengan mempertimbangkan keamanan, kemudahan proses
pembuatan, ketersediaan material dan tingkat rugi-rugi (fiction losses)
seminimal mungkin. Ketebalan pipa pesat dipilih untuk menahan
tekanan hidrolik dan surge pressure yang dapat terjadi.
7. Rumah Pembangkit
Rumah pembangkit ini berfungsi sebagai tempat peyimpanan
peralatan
utama dari pembangkitan listrik agar terlindung dari air hujan dan
cahaya matahari. Dalam ruangan ini berisi peralatan utama yang
mengubah energi mekanik menjadi energi potensial air yaitu turbin
dan mengubah enrgi potensial menjadi energi listrik yaitu generator
dan juga baterai untuk menyuplai energi pada governor beserta panel-
panel listriknya dan system kontrolnya.
8. Turbin Air
Turbin air merupakan komponen utama dari sebuah pembangkit
listrik
tenaga air yang berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi
energi mekanik. Air yang masuk ke turbin akan memukul sudu-sudu
dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran dari turbin ini
dihubungkan langsung ke generator. Adapun jenis jenis Turbin adalah
sebagai berikut :
a. Turbin Impuls
b. Turbin Reaksi
9. Saluran Buang (Spill Way)
Saluran buang merupakan saluran yang berfungsi untuk mengalirkan
air yang keluar setelah memutar sudu turbin dan kembali ke aliran
sungai. Air yang keluar dari saluran buang tersebut dapat
dimamfaatkan kembali seb agai irigasi.
10. Generator
Untuk pembangkit tenaga listrik yang lazim dipakai adalah generator
sinkron. Generator dihubungkan dengan turbin melalui kopling
langsung sehingga ketika sudu sudu turbin berputar maka generator
juga ikut berputar. Generator selanjutnya mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik. Energi mekanik ini dikonversi menggunakan
media medan magnet. Komponen utama generator terdiri dari bagian
yang berputar disebut rotor dan bagian yang tidak berputar disebut
stator.
BAB 3
PEMBAHASAN
A. Metode Kerja
1. Mobilisasi
Mobilisasi /pengiriman peralatan ke lokasi pekerjaan di jadwalkan
terlebih dahulu yang berisi keterangan lokasi peralatan, usulan cara
pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan dilapangan.
Selanjutnya alat ditempatkan pada lokasi yang aman / dekat di
lokasi proyek agar mudah digunakan dalam pekerjaan nantinya.
Mobilisasi peralatan diselesaikan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan Pekerjaan (merupakan salah satu lampiran dalam
dokumen penawaran) dan ketentuan lain yang telah dipersyaratkan
dalam dokumen pelelangan. Assumsi Mobilisasi alat dan Material:
Peralatan Kerja dan Material dimobilisasi Dari Jakarta untuk
selanjutnya dihantar ke lokasi pekerjaan Via Jalan Existing.
Dilanjutkan dengan delivery ke lokasi pekerjaan dengan alat
angkut darat (Trailer). Transportasi peralatan berat dan Material
dilaksanakan setelah mendapat ijin dan bantuan pengamanan
dengan pihak terkait selama dalam perjalanan sampai ditujuan
demi menjaga keselamatan selama dalam perjalanan.
Papan nama dibuat dari bahan sesuai yang dipersyaratkan yang diberi
keterangan (dengan cat) berupa nama proyek, pemilik proyek, jumlah nilai
proyek, lokasi proyek dan lain-lain yang memperjelas keterangan proyek
yang sedang dikerjakan. Dalam pelaksanaannya menggunakan tenaga
manusia dibantu dgn alat pendukung lainnya seperti palu, dll Selanjutnya
papan nama di letakkan pada lokasi sekitar proyek yang mudah untuk dilihat
dan dikenali oleh public.
B. Jalan Kerja Sementara
1. Perbaikan dan Perkuatan Bangunan pada Jalan Eksisting.
2. Pembuatan Jalan Kerja / Construction Road dan Jalan Masuk/Akses
Road
Jalan Kerja / Construction Road
Kontraktor Akan membuat jalan kerja ke lokasi pekerjaan dengan lokasi
yang terpisah dengan akses road ataupun pada lokasi akses road
(nantinya akan dipakai untuk akses road jika memungkinkan). Jalan
Bersifat temporary selama pelaksanaan Proyek. Assumsi Penggunaan dan
Pelaksanaan:
Penggunaan:
1.1Jalan kerja untuk mobilisasi dan demobilisasi peralatan kerja
dan peralatan fasilitas kontraktor lainnya
1.2. Jalan kerja untuk aktivitas pekerjaan. Jalan kerja ini digunakan
untuk Penanganan material dari proses konstruksi dsb. 2.
Pelaksanaan dan Peralatan Kerja
- Excavator
- Buldozer
- Dump truck angkut meterial
- Tandem roller
- Alat bantu
D. Pekerjaan Pelaksanaan
Konstruksi bendung baru bisa dilaksanakan setelah penunjang konstruksi
telah dilaksanakan dengan baik dan memenuhi syarat yang diharapkan
sebagai fungsi struktural , fungsional dan keamanan selama masa
konstruksi . Untuk Tahapan Pekerjaan Struktur Bendung itu sendiri dapat
diuraikan sebagai berikut: Secara umum, Pekerjaan Konstruksi bendung
dibagi dalam tahapan pekerjaan Sebagai Berikut :
Tahap 1
Penunjang konstruksi disini yang dimaksud adalah;
Peralatan survey dan tenaga survey yang memadai beserta alat
bantu lainnya
Pekerjaan Pembangunan Tanggul Penutup / Kisdam dan
Dewatering. Saluran pengelak dengan kapasitas pengalirannya dan
tanggul penutup alur yang kokoh dan aman terhadap banjir selama
masa pelaksanaan konstruksi. Selama pelaksanaan pekerjaan
struktur bendung, dilakukan pemompaan air yang ada dengan
mesin pompa air keluar lokasi pekerjaan.
Penyiapan lahan untuk buangan atau penyimpanan sementara hasil
galian
Penyiapan lahan untuk stockpile material beton dan pasangan batu
yang dekat dengan lokasi kerja.
Tahap 2
Tahapan Pekerjaan
Pelaksanaan:
KESIMPULAN
Kesimpulan