Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MANAJEMEN PROYEK

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 7 :


RIVALDI PALOBO : 220213013
RISDO ROMBE : 220213062
SETRI KARAMBE : 220213135
ANGELYNA MELYNDA : 220213077
NALDES PARA'PAK : 220213217
DEWINDRI SOGA : 220213244

KELAS :G
DOSEN PENGAMPUH : EKA PRISKA KOMBONG, S.T., M. ENG

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGATAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat maha besar Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
mempelajari mataka kuliah Aspek hukum dalam pembangunan khushusnya mengenai
tentang peran MANAJEMEN PTOYEK DALAM PEMBANGUNAN WADUK.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini kedepanya dengan lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.

Tana Toraja , 10 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR........................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar belakang...................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................................5
1.4 Batasan Masalah................................................................................................................5
BAB II..............................................................................................................................................7
PEMBAHASAN..............................................................................................................................7
2.1 Pengertian Waduk Gajah Mungkur...................................................................................7
2.2 Tujuan dan Manfaat..........................................................................................................7
2.3 Jenis pembangunan Waduk Gajah Mungkur....................................................................7
2.4 Karakteristik Waduk Gajah Mungkur...............................................................................8
2.5 Pihak – pihak dalam pembangunan Waduk Gajah Mungkur............................................8
2.6 Tahapan kegiatan dalam pembangunan............................................................................8
BAB III..........................................................................................................................................10
PENUTUP......................................................................................................................................10
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Waduk Gajah Mungkur dibangun dari tahun 1976 sampai dengan tahun 1981 berlokasi 7
Km arah selatan Kota Wonogiri tepat dibagian hilir pertemuan kali Keduang. Luas daerah
genangan lebih dari 8.800 ha dan luas daerah yang dibebaskan 90 km2 yang terdiri dari 51
desa di 7 Kecamatan. Pengerjaan pembangunan Waduk Gajah Mungkur dilakukan secara
swakelola dengan bantuan konsultan dari Nippon Koei Co, Ltd Jepang. Pada saat
pembebasan daerah genangan ini mengorbankan 12.525 kepala keluarga (KK) terdiri dari +
68.750 jiwa yang secara sukarela melakukan Program Bedhol Desa dengan bertransmigrasi
ke berbagai daerah antara lain Sitiung (Propinsi Sumatera Barat), Jujuhan, Rimbo Bujang,
Alai ilir, Pemenang (Propinsi Jambi), Air Lais, Sebelat, Ketahun, Ipuh (Propinsi Bengkulu),
dan Panggang, Baturaja (Propinsi Sumatera Selatan) Kondisi secara umum Waduk Gajah
Mungkur adalah sebagai berikut : 1. Luas daerah tangkapan air seluas kurang lebih 1.350
km2 2. Waduk Gajah Mungkur memiliki 6 (enam) Daerah Aliran Sungai / DAS seluas 1.260
km2 yaitu Sub DAS Keduang, Tirtomoyo, Temon, Bengawan Solo Hulu, Alang,
Ngunggahan; 3. 74 % daerah tangkapan air masuk wilayah Kabupaten Wonogiri 4. Daerah
pasang surut seluas kurang lebih 6.000 Ha, dan yang digunakan oleh masyarakat untuk
budidaya pertanian seluas kurang lebih 804 Ha; 5. Luas daerah sabuk hijau atau Green Belt
kurang lebih 996 Ha; Berbagai manfaat yang diperoleh dari Pembangunan Waduk Gajah
Mungkur antara lain : 1. Pengendalian banjir (flood control) sungai Bengawan Solo, dari
4000 m3/detik menjadi 400 m3/detik, sesuai kapasitas maksimum alur sungai di hilir
bendungan; 2. Penyediaan air irigasi untuk kurang lebih 23.600 ha di daerah Kabupaten
Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, dan Sragen. 3. Penyediaan tenaga listrik untuk daerah
Kabupaten Wonogiri dengan kapasitas maksimum 12,4 MW; 4. Obyek pariwisata
disekeliling Waduk Gajah Mungkur. Obyek wisata yang paling terkenal adalah Obyek
Wisata Sendang Asri Wonogiri yang menyediakan berbagai fasilitas sarana rekreasi; 5.
Budidaya perikanan air tawar, terutama untuk budidaya Karamba Jala Apung ikan nila
Pembangunan pertanian di Indonesia masih dianggap sebagai bagian terpenting dari
keseluruhan pembangunan ekonomi, demikian juga di Kabupaten Sragen. Hal ini semakin
disadari ketika bidang pertanian telah mampu menjadi penyelamat perekonomian nasional
pada saat terjadi krisis ekonomi dimana pertumbuhannya meningkat sementara pada
bidang/sektor lainnya mengalami pertumbuhan negatif. Beberapa alasan yang mendasari
pentingnya bidang pertanian antara lain (1) Potensi sumber dayanya yang besar dan
beragam; (2) Pangsa pasar pendapatan nasional cukup besar; (3) Besarnya penduduk yang
menggantungkan hidupnya pada bidang pertanian dan (4) Merupakan basis pertumbuhan di
wilayah pedesaan. Kondisi demikian juga nampak terjadi Kabupaten Sragen dimana
sebagian besar penduduknya kurang lebih sekitar 63,71 % bergerak pada sektor pertanian
(Sragen Dalam Angka 2011). Pembangunan di sektor pertanian meliputi pertanian tanaman
pangan dan holtikultura yang diarahkan pada terwujudnya perekonomian yang tangguh dan
berdaya saing sehingga mampu mewujudkan suatu masyarakat yang sejahtera, melalui
pengembangan sumber daya lokal, peningkatan nilai tambah dan daya saing komoditas
pertanian serta pengembangan agribisnis. Sektor pertanian, utamanya pertanian tanaman
pangan dan hortikultura merupakan sub sektor yang cukup berpengaruh dalam menentukan
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sragen. Sektor pertanian pada tahun 2010 memberikan
kontribusi terhadap total PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) Kabupaten Sragen
mencapai kenaikan 13,88 % yang diantaranya ditopang dari sub sektor Tanaman Pangan
sebesar 2,11 %, sub sektor Perkebunan sebesar 15,98 %, serta Sub Sektor Kehutanan sebesar
– 68,62 %. Secara umum kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (ADHK) selama 5
(lima) hari terakhir (2006 – 2010) menunjukkan mengalami pertumbuhan cukup berarti.
Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh meningkatnya produksi beberapa komoditi Sub
Sektor tanaman bahan makanan utamanya padi (Dinas Pertanian Kabupaten Sragen, 2010).

1.2 Rumusan masalah


Atas dasar latar belakang diatas yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang dapat
diambil sebagai berikut:
1. Uraikan peran manajemen proyek pada pembangunan tersebut (apa tujuan dan
peran/fungsi manajemen proyek seperti apa untuk pembangunan waduk yang
dimaksudkan.
2. Waduk tersebut termasuk jenis kelompok bangunan apa? (apakah Bangunan Gedung atau
Bangunan Sipil)
3. Tentukan dan sebutkan karakteristik proyek pembangunan waduk tersebut.
4. Sebutkan siapa-siapa pihak yang terlibat dan peran dari masing-masing pihak dalam
rencana pembangunan waduk tersebut.
5. Uraikan masing-masing tahapan kegiatan dalam pembangunan tersebut mulai dari
tahapan studi kelayakan sampai pada tahap pemeliharaan.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui perkiraan volume dan distribusi di waduk Gajah Mungkur berdasarkan
Empirical Area Reduction Method dan Area Increment Method pada tahun ke 28 dan 34.
2. Mengetahui elevasi dasar waduk baru (new zero elevation) menggunakan Empirical Area
Reduction Method dan Area Increment Method.
3. Mengetahui diantara kedua Empirical Area Reduction Method dan Area Increment
Method manakah yang paling sesuai untuk memprediksi distribusi sedimen.
4. Mengetahui laju sedimentasi dan proyeksi volume sedimen pada usia rencana waduk
Gajah Mungkur.
5. Mengetahui apakah usia guna waduk Gajah Mungkur sesuai dengan yang direncanakan
1.4 Batasan Masalah
Mengingat banyaknya permasalahan yang biasa timbul dalam penyusunan tugas akhir dan
menyebabkan meluasnya pembahasan serta ketidak sesuaian dengan tujuan yang di
renacankan peneliti, maka diberi beberapa point batasan masalah sebagai berikut :

1. Objek penelitihan difokuskan pada waduk Gajah Mungkur.


2. Penentuan laju sedimentasi waduk berdasarkan data pengukuran waduk tahun 2011-2014
untuk Echo Sounding, sedangkan data amatan tahun 2011-2017 untuk Inflow, Lengkung
Kapasitas Waduk, dan Karakteristik Sedimen.
3. Analisis pola distribusi sedimen di Waduk Gajah Mungkur menggunakan metode
Empirical Area Reduction Method dan Area Increment Method.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Waduk Gajah Mungkur


Waduk Gajah Mungkur adalah sebuah waduk yang terletak 3 km di selatan Kota Kabupaten
Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Perairan danau buatan ini dibuat dengan membendung
sungai terpanjang di pulau jawa yaitu sungai Bengawan Solo. Mulai dibangun di akhir
tahun 1970-an dan mulai beroperasi pada tahun 1978. Waduk Gajah Mungkur juga merupakan
tempat rekreasi yang sangat indah. Di sini tersedia kapal boat untuk mengelilingi perairan, juga
sebagai tempat memancing. Selain itu dapat pula menikmati olah raga layang gantung
(Gantole). Terdapat juga taman rekreasi "Sendang" yang terletak 6 km arah selatan Kota
Wonogiri. Pada musim kemarau, debit air waduk akan kecil dan sebagian dari dasar waduk
kelihatan. Dasar waduk yang di pinggiran dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk
menanami tanaman semusim, seperti jagung.

2.2 Tujuan dan Manfaat


Waduk Gajah Mungkur dibangun sebagai pengendalian banjir (flood control) sungai Bengawan
Solo, dari 4000 m3/detik menjadi 400 m3/detik, sesuai kapasitas maksimum alur sungai di hilir
bendungan. Selain itu Waduk Gajah Mungkur bisa mengairi sawah seluas 23.600 ha di
daerah Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten
Sragen. Selain untuk memasok air minum Kota Wonogiri dan sekitarnya juga
menghasilkan listrik dari PLTA sebesar 12,4 MegaWatt. Pada saat ini pembangkit listrik PLTA
ini dikelola oleh anak perusahaan PLN, yaitu PT. Indonesia Power Unit Mrica. Waduk Gajah
Mungkur juga merupakan tempat rekreasi yang sangat indah. Di sini tersedia kapal boat untuk
mengelilingi perairan, juga sebagai tempat memancing. Selain itu dapat pula menikmati
olahraga layang gantung (Gantole). Terdapat juga taman rekreasi "Sendang" yang terletak
6 km arah selatan Kota Wonogiri. Pada musim kemarau, debit air waduk akan kecil dan
sebagian dari dasar waduk kelihatan. Dasar waduk yang di pinggiran dimanfaatkan oleh
masyarakat setempat untuk menanami tanaman semusim, seperti jagung.

2.3 Jenis pembangunan Waduk Gajah Mungkur


Dalam bangunan sipil proyek konstruksi dilaksanakan untuk mengendalikan alam agar
berguna bagi kepentingan manusia; pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang luas atau
panjang dan kondisi pondasi sangat berbeda satu sama lain dalam suatu proyek; serta
manajemen sangat dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan
Waduk Gajah Mungkur di Selatan Wonogiri Jawa Tengah ini termasuk dalam bangunan
Sipil karena, dapat mengendalikan alam yang berguna bagi kepentingan masyarakat sekitar
untuk mengairi persawahan, yang dapat mencegah banjir tahunan yang sering melanda
wilayah tersebut. Selain itu, Waduk Gajah Wonogiri , dapat menghasilkan listrik untuk kota
Wonogiri, dan Pembangkit Tenaga Listrik (PLTA), sehingga dapat membantu
menggerakkan roda kehidupan masyarakat Wonogiri.
2.4 Karakteristik Waduk Gajah Mungkur
Waduk Gajah Mungkur ini Bersifat unik karena penduduk 5 kecamatan di sekitar Waduk
Gajah Makmur, banyak memiliki profesi sebagai nelayan, dengan melakukan budidaya
perikanan daratnya. Seperti ikan nila hitam, ikan jambal, ikan gabus, ikan bertutu, ikan saga
dan udang yang semuanya ini percaya masyarakat sekitar untuk bisa menambah stmanina.

2.5 Pihak – pihak dalam pembangunan Waduk Gajah Mungkur


Dalam pembangunan waduk ini, yang berperan dalam pembangunan Waduk Gajah Mungkur
adalah dilakukan secara swakelola oleh 2500 pekerja dengan dibantu oleh 35 orang konsultan
dari Nippon Koei Co Ltd Jepang.

2.6 Tahapan kegiatan dalam pembangunan


a) Tahapan Studi Kelayakan

Di dalam tahap studi kelayakan ini diteliti kembali semua perhitungan dan desain yang
telah dibuat terdahulu. Lalu melakukan pemetaan topografi dengan skala yang lebih kecil,
memasang alat-alat pengukur parameter hidrologi dan klimatologi, serta penyelidikan
geologi.
Dari data yang diperoleh dapat dibuat perhitungan teknis beberapa bangunan terutama
yang diperlukan dan dalam perhitungan ekonomis proyek.
Pada tahap ini sudah dapat ditentukan lokasi proyeknya, hanya saja untuk tipe dan letak
as waduk masih terdapat beberapa alternatif.
1. Penelitian Topografi
2. Penelitian meteorologi dan klimatologi
3. Penelitian hidrologi
4. Penelitian Geoteknik
5. Penelitian Sosial Ekonomi.

b) Tahapan Pelaksanaan
Rencana pelaksanaan konstruksi dibuat sedemikian rupa sehingga urutan-urutan
pelaksanaannya yang efektif dan efisien dan tidak tumpang tindih. Jadwal kerja yang
telah dibuat dapat dijadikan pegangan dalam pelaksanaan konstruksi di lapangan.
Walaupun demikian kondisi alam terkadang akan merubah jadwal dan sistem kerja.
Sehingga diperlukan pengawasan dan tata kerja yang disiplin.
Secara umum urutan pekerjaan dilakukan mulai dari pembuatan jalan akses (acces road),
pembuatan base camp dan mobilisasi, pembuatan saluran pengelak, pembuatan
cofferdam, penggalian pondasi, penimbunan, penutupan alur sungai dan penutupan
saluran pengelak. Urutan pekerjaan tersebut berbeda untuk setiap tipe bendungan.
Program dan skedul pelaksanaan serta jenis dan kapasitas pekerjaan supaya disusun
secara teliti yang didasarkan pada karakteristik masing-masing pekerjaan dari setiap
komponen bendungan. Juga perlu dipertimbangan terhadap kondisi medan
pelaksanaannya.

c) Tahapan Pengadaan dan Pelelangan


Menawarkan kepada beberapa kontraktor yang ingin bersedia mengerjakan proyek
kontruksi waduk sebagai pelaksanaan dan melaksanakan konstruksi di lapangan.
d) Tahapan Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan
datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya.
Sebagian kalangan berpendapat bahwa perencanaan adalah suatu aktivitas yang dibatasi
oleh lingkup waktu tertentu, sehingga perencanaan, lebih jauh diartikan sebagai kegiatan
terkoordinasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam waktu tertentu. Artinya
perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan
datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Dengan
demikian, proses perencanaan dilakukan dengan menguji berbagai arah pencapaian serta
mengkaji berbagai ketidakpastian yang ada, mengukur kemampuan (kapasitas) kita
untuk mencapainya kemudian memilih arah-arah terbaik serta memilih langkah-langkah
untuk mencapainya.

e) Tahapan Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan


 Mempersiapan data-data dari awal pengerjaan hingga akhir pengerjaan sebuah
proyek pada waduk
 Meneliti bangunan proyek kontruksi waduk secara cermat dan mengamati jika
terjadi sebuah kerusakan pada proyek tersebut.
 Mempersiapkan petunjuk operasional/ pelaksanaan serta pedoman
pemeliharaannya.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
1. Peran Waduk Gajah Mungkur terhadap pertumbuhan sektor pertanian khususnya pada tahun
irigasi teknik di Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen sangat penting diantaranya
mengatasi dampak dari kemarau panjang, meningkatkan produksi padi hal ini dikarenakan
adanya perubahan pola tanam dalam satu tahun yaitu padi – padi – palawijo, dan adakalanya
diseling dengan tanaman tebu. Dalam hasil penelitian ditemukan adanya perbedaan yang
signifikan hasil produksi padi sebelum dan sesudah menggunakan irigasi teknik.
2. Konversi lahan pertanian ke lahan non pertanian di Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen
tahun 2002 ke 2011 diketahui jenis penggunaan lahan yang meningkat cukup menonjol yaitu
untuk industri menunjukkan angka 149 Ha atau 3,38 % dari konversi yang terjadi pada
waktu tersebut, begitu juga perumahan 27,41 %. Sedangkan yang berkurang sawah seluas
292 Ha dan tegalan seluas 19 Ha. Dampak yang terjadi akibat konversi lahan pertanian ke
non pertanian di Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen antara lain adanya degradasi daya
dukung ketahanan pangan dan pendapatan pertanian menurun dan meningkatnya kemiskinan
masyarakat.

3.2 Saran
1. Perlu dilakukan pengelolaan irigasi teknis secara adil sehingga tidak menimbulkan
kecemburuan antar petani. Peningkatan jaringan irigasi yang akan membantu peningkatan
pendapatan petani.
2. Perlu kebijakan pengendalian konversi lahan pertanian pada masa yang akan datang, tidak
hanya pendekatan yuridis tertapi juga didukung pendekatan ekonomi dan sosial dengan
menekan intensitas faktor ekonomi dan sosial yang dapat merangsang konversi lahan
pertanian, mengendalikan luas, lokasi dan jenis lahan pertanian yang dikonversi dalam
rangka menekan potensi dampak negatif yang ditimbulkan. Serta menetralisir dampak
negatif konversi melalui kegiatan investasi yang melibatkan dana masyarakat terutama
kalangan swasta pelaku konversi lahan

Anda mungkin juga menyukai