Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PROJECT KOLABORASI

“BRANDING UMKM: PENGIKLANAN PRODUK KAMPUNG


NELAYAN KEJAWEN LOR MELALUI MEDIA SOSIAL
INSTAGRAM”

Disusun Oleh:
Kelompok 4 – PDB A-
68

1. ADELIA PUTRI KUSUMAWATI (141221116)


2. ARETHA LEVI (162012133048)
3. FADILA ASY SYAFINA (171221014)
4. LUTFIATUN NI’MAH (151221010)
5. NAJWA FAUZIYYAH (112221034)
6. NOMSY GUSTI SEMESTA (414221062)
7. RAIHAN ABDILLAH PUTRA (161221200)
8. RIZQIKA AZKIYA ALGIM (188221099)

UNIVERSITAS AIRLANGGA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga proposal project kolaborasi ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan kita selaku umatnya.

Penulisan proposal project kolaborasi ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Pengantar Kolaborasi dan Keilmuan. Kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini. Dalam menyusun
proposal ini kami mencari informasi dari berbagai sumber yaitu responden, buku dan
jurnal.

Kami menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
proposal ini. Kami memohon maaf apabila dalam penulisan proposal ini masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan. Semoga proposal ini dapat menambah wawasan dan
manfaat bagi kita semua.

Surabaya, 23 Maret 2023,

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................1
1.2 Rumusan masalah................................................3
1.3 Hipotesis..............................................................3
1.4 Tujuan..................................................................3
1.5 Manfaat................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Branding...............................................................5
2.2 Instagram..............................................................6
2.3 Profil Mitra...........................................................7
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 Bentuk Project.....................................................8
3.2 Waktu dan Lokasi................................................8
3.3 Sasaran..................................................................8
3.4 Output..................................................................9

DAFTAR PUSTAKA....................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Surabaya bagian timur merupakan wilayah penghasil perikanan terbanyak.


Berdasarkan catatan Profil Perikanan Kota Surabaya 2012 milik Dinas Pertanian
Surabaya bidang perikanan dan kelautan, tercatat bahwa sebanyak 2.226 orang
penduduknya berprofesi sebagai nelayan yang tersebar di 12 kecamatan. Pada
tahun 2011, hasil tangkapan nelayan berhasil mencapai angka 7.119,89 ton, yang
sebagian besar hasil tangkapan didapatkan dari laut dan sebagian kecilnya dari
sungai (Siwalankerto, 2019).

Keadaan topografi Kota Surabaya memiliki ketinggian tanah berkisar antara 0–


20 meter di permukaan laut, sedangkan pada daerah pantai ketinggiannya bekisar
antara 1–3 meter di atas permukaan air laut. Sektor perikanan di Kota Surabaya
terdiri dari perikanan tangkap dan perikanan budidaya, (Hosana et al., 2017).
Perikanan tangkap umumnya dilakukan oleh masyarakat nelayan yang bermukim
di wilayah pesisir Kota Surabaya dengan alat tangkap yang relatif sederhana.
Nelayan Kota Surabaya tergolong nelayan tradisional yang penangkapannya
dilakukan di laut dan muara sungai, sering disebut sebagai perikanan tangkap
artisanal atau skala kecil, (Rhofita & Naily, 2018). Aktivitas perikanan tangkap
dilaksanakan oleh masyarakat pesisir di di Kecamatan Kenjeran, (Dinas Pertanian
Surabaya, 2013). Wilayah yang mempunyai potensi perikanan terbesar di Surabaya
adalah daerah pesisir yaitu kecamatan kenjeran, tepatnya kampung nelayan
kenjeran. Dari total jumlah nelayan di Indonesia yaitu 10,6 juta orang, 1,7 juta
(10,6 persen) diantaranya berada di Jawa Timur, (Hardiyanti & Faqih, 2016).

Namun, kondisi kampung nelayan kenjeran begitu sempit dan masih terlihat
kumuh. Hal ini terjadi dikarenakan gang yang digunakan sebagai gang akses keluar
masuk warga juga digunakan sebagai gang kegiatan melakukan penjemuran ikan
yang seharusnya tidak dilakukan di sepanjang gang tersebut. Aktivitas ini
kemudian menyebabkan timbulnya bau yang tidak sedap dan mengganggu aliran
sirkulasi (Siwalankerto, 2019).

1
Selain itu, didapatkan bahwa tingkat pendapatan nelayan yang masih sangat
rendah dikarenakan berbagai hal, diantaranya kurangnya modal untuk
mengembangkan usaha, menurunnya daya dukung lingkungan yang
mengakibatkan hasil tangkapan berkurang, rendahnya kualitas sumber daya
manusia dan rendahnya mutu produk, kurangnya pengetahuan masyarakat
Surabaya akan kampung nelayan Kenjeran yang menjual produk perikanan dengan
harga yang sangat terjangkau, letak kampung nelayan Kenjeran yang berpindah
tempat, kurangnya daya branding tentang kampung nelayan Kenjeran. Ditambah
adanya kondisi kesejahteraan masyarakat nelayan yang masih rendah, jumlah
penduduk Indonesia yang menggantungkan hidup, baik dari penangkapan maupun
budidaya ikan yang cukup besar, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan para nelayan atau masyarakat pesisir pantai Kenjeran membutuhkan
perhatian yang besar. Berbagai upaya sebenarnya sudah dilakukan, terutama
melalui program pemberdayaan masyarakat nelayan pesisir Kota Surabaya bagian
timur. Meski demikian dari berbagai program tersebut, perlu untuk terus didorong
dan dikembangkan untuk memacu produktivitas masyarakat, (Anisah Azzah
Zhafirah Ruhus, 2020).

Eco Wisata yang lokasinya berdekatan dengan pemukiman warga, menjadikan


dalam kurun waktu belakangan ini semakin banyak wisatawan yang mengunjungi
pantai Kenjeran, yang mana area tersebut merupakan daya tarik kota Surabaya,
(Utami, n.d.). Hal ini menjadikan pemerintah semakin fokus melakukan berbagai
macam perbaikan, pembenahan, dan pengembangan termasuk eco wisata dan pusat
layanan serta fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat nelayan. Namun, kondisi
ini belum sepenuhnya dapat menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh
masyarakat, dikarenakan area eco wisata masih menjadi satu komplek dengan
pemukiman warga, (Swara, 2017). Inilah yang menurut warga, menjadi salah satu
pemicu adanya ketimpangan dan kesenjangan di antara area wisata pantai dan area
permukiman, sebab antara area eco wisata dan area permukiman kampung nelayan
yang sangat berdekatan, berada di satu kawasan yang mengakibatkan timbulnya
berbagai dampak yang dirasakan oleh masyarakat. Meskipun begitu, tentu masih
terdapat dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat permukiman, (Sulestiani
& Astral, 2010).

2
1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi kampung nelayan saat ini?

2. Bagaimana sistem branding produk kampung nelayan saat ini?

3. Bagaimana branding yang tepat untuk membantu perekonomian kampung


nelayan

1.3. Hipotesis

1. Kondisi Kampung Nelayan saat ini terbilang masih belum maksimal, bahkan
masih sangat minimal. Dari aspek kelayakan tempat tinggal, pembangunan
fasilitas, sampai akses pemasaran. Setelah penggusuran 5 tahun lalu, kampung
nelayan dipindah ke dalam gang (Kejawen Lor), sehingga tidak banyak orang
yang mengetahui lokasi barunya, menyebabkan penjualan menurun drastis.

2. Sistem branding Kampung Nelayan masih sangat rendah, pemerintah kurang


intens dalam mempublikasikan kampung ini.

3. Branding yang tepat adalah melakukan pengiklanan lewat media sosial tentang
lokasi baru mereka, akses ke tempatnya, dan produk-produknya.

1.4. Tujuan

1. Mengetahui kondisi perekonomian kampung Nelayan saat ini

2. Mengetahui apakah UMKM Kampung Nelayan telah melakukan sistem


Branding

3. Merumuskan sistem Branding yang tepat untuk UMKM kampung Nelayan

1.5. Manfaat

1. Meningkatkan perekonomian kampung nelayan

Dengan memperkenalkan produk-produk unggulan kampung nelayan kepada

3
masyarakat melalui sosial media, diharapkan masyarakat dapat tertarik untuk
membeli produk tersebut. Hal ini dapat meningkatkan perekonomian kampung
nelayan secara langsung, karena semakin banyak yang membeli produk
kampung nelayan maka semakin banyak pula pendapatan yang diperoleh oleh
para nelayan dan warga kampung.

2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Dengan meningkatnya perekonomian kampung nelayan, diharapkan dapat


meningkatkan kesejahteraan masyarakat kampung nelayan secara umum.
Pendapatan yang meningkat dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, meningkatkan akses pendidikan, kesehatan dan fasilitas
publik lainnya.

3. Meningkatkan Citra Kampung Nelayan

Dengan membranding kampung nelayan, diharapkan dapat meningkatkan citra


kampung nelayan di mata masyarakat luas. Semakin dikenalnya produk-produk
kampung nelayan yang berkualitas dan unik, maka semakin meningkat pula
citra positif kampung nelayan tersebut. Hal ini dapat berdampak positif pada
peningkatan kunjungan wisatawan, investasi dan pemerhatian pemerintah
terhadap kampung nelayan.

4. Meningkatkan Kualitas Produk

Dengan semakin dikenalnya produk-produk kampung nelayan melalui program


membranding, para nelayan diharapkan akan semakin terdorong untuk
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Hal ini akan meningkatkan
daya saing produk dan memperkuat citra kampung nelayan sebagai produsen
produk- produk berkualitas.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Branding
Branding dalam bahasa Indonesia memiliki arti pemerekan. Branding
merupakan suatu program yang memfokuskan dan memproyeksikan nilai-
nilai merek. Menurut American Marketing Association (AMA), merek
adalah “nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi semuanya yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari suatu penjual atau
sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk atau jasa
kompetitor.”
Program branding meliputi menciptakan nilai atau arti yang berbeda
pada suatu produk dengan produk lain bagi pelanggan serta memberikan
nilai-nilai pada perusahaan. Jadi branding merupakan keseluruhan proses
dalam memilih unsur, nilai hingga janji apa yang dimiliki oleh suatu entitas
(produk, jasa, perusahaan, dan sebagainya). Branding berfungsi untuk
membangun kesadaran dan loyalitas pelanggan akan suatu brand (merek).
Branding berfokus pada bagaimana cara merebut setiap kesempatan untuk
mengekspresikan mengapa orang harus memilih salah satu merek atas merek
yang lain (Swasty, 2016).
Tantangan branding adalah untuk mengembangkan citra positif bagi
merek, seperti kualitas premium, berkelas, menyehatkan, higienis, dan
sebagainya. Kesalahan yang terjadi biasanya jika perusahaan hanya
mempromosikan atribut merek. Alasannya karena pembeli tidak tertarik
pada atribut tapi mereka melihat manfaat yang ditawarkan merek tersebut.
Kedua, pesaing dapat dengan mudah meniru atribut yang dimiliki.
Menurut (Wijaya, 2013) proses branding memiliki lima tahapan. tahapan
pertama adalah kesadaran akan merek (brand awareness); kedua, konsumen
mengetahui tentang merek tertentu dari suatu produk (brand knowledge);
ketiga, konsumen mulai memahami citra terhadap merek (brand image);
keempat, terdapat pengalaman merek dari konsumen (brand experience) dan
kelima adalah kesetiaan konsumen pada merek (brand loyalty).

5
Melakukan kegiatan branding memerlukan strategi. Banyak strategi agar
branding bisa berhasil sehingga suatu brand bisa dipercaya masyarakat.
Salah satu strategi branding yang bisa dilakukan menurut (Prasetyo, 2020)
adalah:
1. Buatlah logo kreatif anda sendiri. Kreatifitas logo bisa tercipta apabila
memiliki konsep yang kua tentang logo yang akn dibuat. Ini penting,
karena logo merupakan media yang bisa mengingatkan pada produk
perusahaan
2. Gunakan marketplace. Nama besar suatu marketplace akan mendorong
merek lebih dikenal konsumen.
3. Optimalkan penggunaan sosial media. Hal ini dapat digunakan untuk
promosi dan meningkatkan brand awareness produk di masyarakat
4. Penggunaan website. Website bisa lebih lengkap dalam menjelaskan
logo dan produk

2.2 Instagram
Instagram merupakan layanan berbasis web yang mengizinkan individu
untuk mengkonstruksi profil publik/semi publik di dalam sistem terikat,
menghubungkan sekelompok penggunaan yang saling berbagi koneksi dan
melintasi koneksi-koneksi dan lainnya dalam sebuah sistem. Instagram
adalah sosial media berbasis gambar yang memberikan layanan berbagi foto
atau video online.
Pada aplikasi Instagram, memungkinkan pengguna untuk mengunggah
foto dan video ke dalam feed yang dapat diedit dengan berbagai filter dan
diatur dengan tag dan informasi lokasi. Unggahan dapat dibagikan secara
publik atau dengan pengikut yang disetujui sebelumnya. Pengguna dapat
menjelajahi konten pengguna lain berdasarkan tag dan lokasi dan melihat
konten yang sedang tren, pengguna dapat menyukai foto serta mengikuti
pengguna lain untuk menambahkan konten mereka masuk kepada beranda.

6
2.3 Profil Mitra
Kemitraan diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2013 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Dasar hukum
tersebut memberikan definisi kemitraan sebagai berikut:
“Kemitraan adalah kerjasama dalam keterikatan usaha, baik langsung
maupun tidak langsung, atas dasar prinsip saling memerlukan, mempercayai,
memperkuat dan menguntungkan yang melibatkan pelaku Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah dengan Usaha Besar”.
Kemitraan merupakan suatu kerjasama dalam kegiatan bisnis dengan
adanya strategi bisnis, yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam
jangka waktu tertentu untuk mendapatkan keuntungan bersama. Masing-
masing pihak mempunyai hak dan kewajiban serta tanggung jawab yang
jelas berdasarkan kesepakatan bersama yang dituangkan dalam perjanjian
tertulis. kemitraan haruslah dilandaskan oleh prinsip saling memerlukan,
saling memperkuat dan saling menguntungkan.
Ibu Aisyah merupakan salah satu pelaku usaha yang berjualan produk
tangkapan nelayan di Kampung nelayan Kejawan Lor. Ibu Aisyah menjual
produk ikan laut asap dan ikan kering. Sejak lima tahun lalu usaha jualan Ibu
Aisyah mengalami penurunan karena kebijakan penertiban pedagang di
sekitar pantai. Sebelumnya ibu Aisyah biasa berjualan di depan pantai.
Namun, akibat penertiban tersebut harus dipindahkan ke Kampung Kejawan
Lor. Penurunan penjualan usaha milik ibu Aisyah terjadi karena lokasi
pemindahan pedagang kurang diketahui masyarakat dan berada jauh dari
pantai.
Melihat dari kondisi Ibu Aisyah yang produk usahanya kurang diketahui
masyarakat. kelompok kami memutuskan untuk melakukan branding atau
pemerekan pada usaha beliau agar masyarakat bisa mengetahui dan tertarik
akan produk ibu Aisyah sehingga bisa meningkatkan penjualan dan
keuntungan.

7
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Bentuk kegiatan


Project “Branding Kampung Nelayan” ini merupakan implementasi dari
bentuk kegiatan pengabdian masyarakat. Pengabdian masyarakat dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan yang bertujuan membantu masyarakat tertentu dalam
beberapa aktivitas tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun.
Pengabdian masyarakat termasuk dalam tri dharma perguruan tinggi, program
ini dirancang bertujuan untuk memberikan kontribusi nyata bagi bangsa
Indonesia, khususnya dalam mengembangkan kesejahteraan dan kemajuan

3.2 Waktu dan Lokasi Kegiatan


Kampung nelayan Kejawan Lor yang akan kami jadikan tempat untuk
melaksanakan projek kali ini berada dalam lingkup administrasi Kelurahan
Kenjeran, Kecamatan Bulak. Kampung nelayan Kejawan Lor berada di RW 2
Kelurahan Kenjeran. Lokasi kampung nelayan Kejawan Lor berada sangat dekat
dengan Taman Hiburan Pantai Kenjeran, sehingga kawasannya diperuntukkan
sebagai zona permukiman, pariwisata, serta perdagangan dan jasa. Projek
kolaborasi ini akan dilaksanakan pada hari Jumat, 14 April 2023.

3.3 Sasaran atau target kegiatan


Target atau sasaran dari kegiatan ini adalah UMKM di kampung nelayan
Kejawen Lor. Dengan kegiatan meliput proses produksi hingga produk UMKM
kampung Nelayan Kejawen Lor, kegiatan ini memberikan interaksi langsung
kepada UMKM. UMKM yang dipilih pun juga telah bersedia jika kegiatan
produksi hingga produknya di liput dan disebarluaskan. Kegiatan ini juga telah
menggandeng salah satu mitra yaitu UMKM ikan asap dan ikan kering milik ibu
Aisyah di kampung nelayan Kejawen Lor.

8
3.4 Output
Rencana hasil atau output dari kegiatan ini adalah berupa video vlog
yang akan disebarkan melalui media sosial yaitu Instagram. Mengingat
Instagram adalah platform media sosial yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat Menurut data yang dirilis oleh Napoleon Cat bahwa pada bulan
Januari – Mei 2020, pengguna instagram khususnya di Indonesia berjumlah 69,2
juta pengguna. Tidak heran bahwa pengguna Instagram di Indonesia berada pada
tingkat ketiga dunia. Oleh karena itu, banyak para pelaku bisnis yang
memanfaatkan fitur yang ditawarkan oleh instagram dalam mempromosikan
bisnisnya salah satunya dengan cara melakukan instagram ads. Instagram adalah
layanan jejaring sosial berbasis fotografi. Dimana pengguna dari instagram atau
konten yang ada pada Instagram adalah konten visual. Banyak dari para
pengguna instagram khususnya pelaku bisnis yang berlomba-lomba untuk
membuat konten visual yang menarik untuk meningkatkan daya tarik konsumen.
Oleh karena itu, kami mencoba memanfaatkan instagram sebagai sarana
membangun branding kampung nelayan dengan membuat mini vlog yang akan
diunggah pada akun-akun Instagram peserta kegiatan. Mini Vlog itu sendiri akan
memuat informasi tentang lokasi kampung nelayan setelah penggusuran,
keunggulan produk, dan harga maupun proses pengolahannya. Mini vlog ini
kemudian akan diedit semenarik mungkin dan di unggah di Instagram melalui
fitur reels. Dengan fitur reels yang digunakan maka proses penyebaran mini vlog
tersebut akan semakin cepat dan semakin luas sasarannya. Jika dirumuskan
dalam tabel, maka proses menghasilkan output berupa video mini vlog adalah
sebagai berikut:

9
Langkah Detail Pelaksanaan
Pelaksanaan

Meliput UMKM Proses shooting dengan memuat


Kampung Nelayan di informasi terkait lokasi, suasana, proses
Kejawen Lor jual beli hingga keunggulan produk

(Tanggal 5 Mei
2023)

Video Editing Hasil shooting akan di edit semenarik


(Tanggal 7 Mei 2023) mungkin menggunakan trend saat ini. Video
akan dibuat dengan format mini vlog

Pengunggahan Video Mini vlog akan diunggah di fitur reels


(Tanggal 8 Mei 2023) Instagram pada akun setiap peserta kegiatan.
Mini Vlog ini yang akan menjadi output
kegiatan untuk membranding kampung
nelayan di Kejawen lor

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Sistem Branding
Kampug Nelayan saat ini masih mempunyai sistem branding yang rendah atau kurang
maksimal. Toko-Toko atau UMKM masih banyak yang belum memiliki akun Instagram yang
mengiklankan produk UMKM nya. Meskipun Instagram menawarkan berbagai keunggulan
dalam membranding UMKM, masih ada beberapa tantangan yang dapat dihadapi oleh UMKM
dalam memanfaatkannya secara efektif. Salah satu tantangan utama adalah rendahnya tingkat
pemahaman dan penerapan sistem branding yang baik. Banyak UMKM yang mungkin belum
sepenuhnya memahami konsep branding dan bagaimana menerapkannya secara efektif di
Instagram. Mereka mungkin tidak menyadari pentingnya konsistensi visual, tone of voice, dan
identitas merek dalam semua konten yang mereka bagikan. Tanpa pemahaman yang memadai
tentang branding, konten yang dihasilkan mungkin terlihat acak dan tidak mencerminkan
karakteristik unik dari merek tersebut. Selain itu, beberapa UMKM mungkin belum memiliki
strategi pemasaran yang jelas untuk Instagram. Mereka mungkin kurang mengerti bagaimana
membangun dan menarik audiens target, atau bagaimana memanfaatkan fitur-fitur seperti
hashtag, Instagram Stories, atau Reels dengan cara yang paling efektif. Tanpa strategi yang
terarah, konten yang dibagikan mungkin tidak dapat mencapai audiens yang tepat atau tidak
mampu membangun kesadaran merek yang kuat.
4.2 Perumusan Sistem Branding
Proses Branding yang dilakukan dimulai dengan membuat video liputan langsung di
lokasi. Dengan menggunakan fitur kamera dari ponsel pintar, video liputan berhasil di buat
dengan meliput petunjuk jalan ke lokasi, UMKM bu Aisyah yag menjual berbagai macam ikan
asap, proses pemancingan hingga pengasapan ikan, hingga kuliner dari ikan asap itu sendiri.
Disini, video liputan berusaha mengunggulkan tentang kualitas produk ikan dan harganya yang
cenderung murah, juga variasi ikan asap yang dijual, sehingga penonton tertarik untuk membeli.
Selain itu, liputan tentang wisata kuliner di lokasi dengan menu ikan asap juga menjadi fokus
branding, sehingga banyak wisatawan yang merasa tertarik untuk mencoba kuliner di sekitar
lokasi.
Setelah melalui proses editing, video liputan yang kami buat langsung diunggah pada akun
Instagram masing-masing anggota kelompok. Instagram telah menjadi alat yang sangat efektif
dalam membranding UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) pada era digital ini. Dengan
lebih dari satu miliar pengguna aktif setiap bulannya, platform media sosial ini menawarkan
peluang besar bagi UMKM untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan kesadaran merek
11
UMKM Kampung Nelayan Kejawen Lor. Dengan memanfaatkan fitur reels Instagram, kami
mencoba untuk membranding UMKM Kampung Nelayan Kejawen Lor. Fitur Reels di
Instagram menawarkan berbagai keunggulan yang dapat digunakan UMKM untuk memperkuat
branding mereka. Reels adalah format video pendek dengan durasi hingga 30 detik yang
memungkinkan UMKM untuk menyampaikan pesan mereka dengan cara yang kreatif, menarik,
dan mudah diakses oleh audiens potensial.
Salah satu keunggulan utama Reels adalah kemampuannya untuk menjangkau audiens
dengan jangkauan yang lebih luas. Reels dapat ditampilkan di bagian "Reels Explore"
Instagram. Hal ini memungkinkan UMKM untuk ditemukan oleh pengguna yang mungkin
belum mengikuti akun mereka. Tentunya, hal ini juga memberikan kesempatan bagi UMKM
untuk menarik perhatian baru, memperluas basis pengikut, dan meningkatkan kesadaran merek.
Selain itu, Reels juga memungkinkan UMKM untuk menampilkan produk atau layanan mereka
secara visual dan menarik. Dengan fitur edit dan efek kreatif yang tersedia, UMKM dapat
menciptakan konten yang menarik perhatian dan membedakan diri dari kompetisi. Mereka
dapat menggabungkan klip singkat, musik, teks, dan efek visual untuk menciptakan cerita yang
kuat dan menarik minat audiens potensial.
Pengunggahan video liputan di akun Instagram masing-masing anggota kelompok juga
dirasa cara yang lebih efektif dibandingkan harus membuat akun instagram baru. Hal ini
dikarenakan akun Instagram masing-masing anggota kelompok telah memiliki pengikut
setidaknya lebih dari 100. Dengan adanya pengikut di tiap akun, tentunya audiens yang akan
dijangkau juga menjadi lebih luas. Para pengikut juga turut membantu dengan menyebarluaskan
tautan video liputan yang kami unggah di akun Instagram masing-masing anggota kelompok.
4.2 Evaluasi Setelah Adanya Sistem Branding
Setelah video liputan di unggah pada akun Instagram masing-masing anggota kelompok
banyak penonton video yang mengutarakan tertarik dan ingin pergi langsung ke Kampung
Nelayan Kejawen Lor. Video yang diunggah sudah mencapai seratus lebih like dan tujuh ratus
jumlah penayangan dalam satu akun anggota kelompok. Dengan memamerkan produk atau
layanan UMKM dengan cara yang menarik dan menggugah minat, banyak penilhat video yang
tertarik membeli produk. Melalui konten visual yang menarik yang di liput dalam video dapat
menciptakan kesan pertama yang positif, mengkomunikasikan keunikan merek produk, dan
menarik perhatian audiens potensial.

12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

13
DAFTAR PUSTAKA

Fauzan, T. A., & M. (2015). Hubungan Ketersediaan RTH Sebagai Resapan


Air Dengan Dampak Perubahan Iklim (Studi Kasus: Kelurahan
Bandarharjo). Ruang, 1(4), 201. https://doi.org/10.14710/ruang.1.4.201-
210
Muliawatii. M., & Retnasary, M. (2020). Strategi Komunikasi Pemasaran
dalam Membangun Brand Image Melalui Sosial Media Instagram (Studi
kasus deskriptif komunikasi pemasaran prodak polycrol forte melalui
akun instagram @ahlinyaobatmaag). Komunikologi: Jurnal
Pengembangan Ilmu Komunikasi Dan
Sosial, 4(1), 23.
https://doi.org/10.30829/komunikologi.v4i1.7616
Prasetyo, B. D. (2020). Strategi Branding. UB Press
Sadalia, I., Suhartanto, M. E. E., Herachwati, M., & (2017). Roundtable tor
Indonesian EntrepreneurshiP Educators.
https://core.ac.uk/download/pdf/147913937.pdf
Siwalankerto, J. (2019). Kajian Tempat Penjemuran Ikan di Kampung Nelayan
Kenjeran. VII(1), 593– 600.
Sujinah, dkk. (2020). GAMBARAN KAMPUNG NELAYAN KENJERA
SURABAYA. JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT, 1(1), 57-62,
https://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/HMN/article/view/8056/3810, diakses pada 18
Maret 2023 pukul 14.00
Swasty, W. (2016). Branding: Memahami dan Merancang Strategi Merek (1st
ed.). Remaja Rosdakarya.
Wijaya, B. S. (2009). Development Model of Marketing Capabilities and
Export Performance of SMEs: A Proposed Study. European Journal of
Business and Management, 10(22), 107–114.
https://doi.org/10.13140/ejbm.2013.55.65

14

Anda mungkin juga menyukai