Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PRAKTIKUM KOPERASI DAN KEMITRAAN AGRIBISNIS

DI KOPERASI MAKMUR SENTOSA KABUPATEN PONOROGO


PROVINSI JAWA TIMUR DAN UMKM KONCO TANI KABUPATEN
PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR

Disusun Oleh :
Miftakhul Zannah
H0420049

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM KOPERASI DAN KEMITRAAN AGRIBISNIS


DI KOPERASI MAKMUR SENTOSA KABUPATEN PONOROGO
PROVINSI JAWA TIMUR DAN UMKM KONCO TANI KABUPATEN
PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR

Disusun dan diajukan oleh :


Miftakhul Zannah
H0420049

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Surakarta, Desember 2021

Mengetahui
Kepala Program Studi Agribisnis Dosen Penguji
Fakultas Pertanian UNS

Dr. Ir. Sri Marwanti, M.S. Raden Kunto Adi, S.P., M.P.
NIP. 195907091983032001 NIP. 197310172003121002

ii
INTISARI

Miftakhul Zannah. 2021. Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan


Agribisnis di Koperasi Produsen Makmur Sentosa dan UMKM Konco Tani
Kabupaten Ponorogo. Praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis
dilaksanakan pada bulan Desember 2021 yang dilaksanakan melalui kegiatan
wawancara dengan narasumber dari koperasi dan UMKM terkait. Koperasi adalah
badan usaha yang dimiliki dan dikelola oleh anggotanya. Koperasi bukanlah
kumpulan modal, melainkan kumpulan orang-orang yang mempunyai kepentingan
yang sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Tujuan diadakan
Praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis adalah mengetahui lebih dalam
tentang Koperasi Produsen, Makmur Sentosa dan UMKM Konco Tani Kabupaten
Ponorogo salah satunya adalah pola usaha yang diterapkan oleh Koperasi Produsen
Makmur Sentosa dan UMKM Konco Tani. Pola usaha tersebut meliputi berbagai
jenis usaha, profil usaha, volume usaha, prioritas usaha, perencanaan dan
pengembangan usaha ke depan, pemasaran, dan lain-lain yang dilakukan oleh
Koperasi Produsen Makmur Sentosa dan UMKM Konco Tani. Metodologi yang
digunakan meliputi metode dasar, metode pengumpulan data, dan metode analisis
data. Metode dasar dalam praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis ini adalah
metode deskriptif analitis. Metode pengumpulan data dengan teknik wawancara
menggunakan pertanyaan yang sudah disiapkan. Hasil Praktikum Koperasi dan
Kemitraan Agribisnis yang telah dilaksanakan diperoleh kesimpulan bahwa
Koperasi Produsen Makmur Sentosa dan UMKM Konco Tani memiliki jenis usaha
yang sama yaitu bergerak dalam bidang agribisnis.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, karunia, dan ijin-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan Praktikum
Koperasi dan Kemitraan Agribisnis ini. Laporan Praktikum ini dibuat untuk
melengkapi tugas Mata Kuliah Koperasi dan Kemitraan Agribisnis. Penulis
mengharapkan dengan adanya laporan ini dapat menambah pengetahuan tentang
koperasi, khususnya yang bergerak di bidang agribisnis.
Penyusunan laporan ini, penulis tidak lepas dari bimbingan, pengarahan dan
bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
2. Tim dosen Mata Kuliah Koperasi dan Kemitraan Agribisnis
3. Pihak Koperasi Unit Desa Sambit dan karyawan yang terlibat
4. Co-Assisten yang telah membimbing dan mengarahkan praktikan
5. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam melaksanakan
praktikum
Penulis menyadari seandainya dalam penulisan laporan ini masih ada
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi hasil yang lebih baik lagi. Penulis juga berharap semoga laporan
ini dapat bermanfaat dan memberi tambahan ilmu bagi pembaca. Amin.

Surakarta, Desember 2021

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
INTISARI ....................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Permasalahan ...................................................................................... 1
C. Tujuan dan Kegunaan ......................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 5
A. Koperasi .............................................................................................. 5
B. Usaha .................................................................................................. 6
C. Permodalan ......................................................................................... 7
D. Organisasi ........................................................................................... 9
E. Sistem Informasi Manajemen ............................................................. 10
F. Kemitraan ........................................................................................... 11
III. METODOLOGI...................................................................................... 13
A. Metode Dasar ...................................................................................... 13
B. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 13
C. Metode Analisis Data ......................................................................... 13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 14
A. Kondisi Umum ................................................................................... 14
1. Koperasi Produsen Makmur Sentosa ............................................ 14
2. UMKM Konco Tani ...................................................................... 15
B. Kondisi Bidang Kajian ....................................................................... 16
1. Bidang Kajian Usaha Koperasi Makmur Sentosa ......................... 16
2. Bidang Kajian Permodalan Koperasi Makmur Sentosa ................ 17
3. Bidang Kajian Organisasi Koperasi Makmur Sentosa .................. 18
4. Bidang Kajian Sistem Informasi Manajemen Koperasi Makmur
Sentosa .......................................................................................... 20
5. Bidang Kajian UMKM Konco Tani .............................................. 21
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 23
A. Kesimpulan ......................................................................................... 23
B. Saran ................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Koperasi Produsen Makmur Sentosa.................19

vi
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-
perorangan atau badan hukum koperasi dengan berlandaskan prinsip koperasi
sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Sejak
kemunculannya, koperasi telah melalui berbagai peristiwa dan sejarah yang
cukup panjang. Salah satu penyebab kemunculan koperasi adalah adanya
revolusi industri, sehingga dalam perkembangannya koperasi terdapat hampir
di semua negara industri yang sudah maju maupun di negara berkembang.
Koperasi pertama kali muncul pada awal abad 19 di negara-negara Eropa,
namun setelah adanya kolonialisme di beberapa negara Asia, Afrika, dan
Amerika Selatan koperasi juga tumbuh di negara jajahan. Koperasi yang berdiri
pertama kali di Indonesia adalah koperasi yang bergerak di bidang perkreditan,
karena menyesuaikan dengan kondisi masyarakat pada saat itu yang terjerat
hutang kepada rentenir. Koperasi memiliki beragam bentuk, di antaranya
adalah koperasi simpan pinjam, koperasi kerajinan industri, KUD, KOPTI,
KPRI, koperasi pensiun, koperasi serba usaha, koperasi karyawan dan
sebagainya.
Kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dan usaha
menengah atau usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha
menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan,
saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan Tujuan
kemitraan untuk meningkatkan pemberdayaan usaha kecil dibidang
manajemen, produk, pemasaran, dan teknis, disamping agar bisa mandiri demi
kelangsungan usahanya sehingga bisa melepaskan diri dari sifat
ketergantungan. Hubungan kemitraan merupakan bentuk kerjasama dua orang
atau lebih orang atau lembaga untuk berbagi biaya, resiko, dan manfaat dengan
cara menggabungkan kompetensinya masing-masing.
B. Permasalahan
Adapun permasalahan yang dibahas dalam praktikum Koperasi dan
Kemitraan Agribisnis antara lain sebagai berikut :

1
2

1. Bagaimana kondisi umum yang ada pada Koperasi Makmur Sentosa .dan
UMKM Konco Tani?
2. Bagaimana kondisi mengenai usaha yang ada pada Koperasi Makmur
Sentosa?
3. Bagaimana kondisi mengenai permodalan yang ada pada Koperasi
Makmur Sentosa?
4. Bagaimana kondisi mengenai organisasi yang ada pada Koperasi Makmur
Sentosa?
5. Bagaimana kondisi mengenai Sistem Informasi Manajemen yang ada pada
Koperasi Makmur Sentosa?
6. Bagaimana kondisi mengenai kemitraan yang ada pada UMKM Konco
Tani?
C. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dalam praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis ini
adalah sebagai berikut :
1. Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi umum di Koperasi Makmur
Sentosa dan UMKM Konco Tani
b. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi mengenai usaha yang ada di
Koperasi Makmur Sentosa
c. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi mengenai permodalan yang ada
di Koperasi Makmur Sentosa
d. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi mengenai organisasi yang ada
di Koperasi Makmur Sentosa
e. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi mengenai Sistem Informasi
Manajemen yang ada di Koperasi Makmur Sentosa
f. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi mengenai kemitraan yang ada
di UMKM Konco Tani
2. Kegunaan
a. Bagi Koperasi dan Kemitraan
3

Hasil praktikum ini diharapkan dapat menjadi sumbangan


pemikiran dari mahasiswwa mengenai permasalahan usaha yang
dikembangkan dalam koperasi dan kemitraan agribisnis. Sesuai
dengan bidang kajian yang akan dibahas maka diharapkan praktikum
ini berguna sebagai sarana memberi informasi tentang pentingnya
pengembangan koperasi. Adanya praktikum ini juga diharapkan
dapat meningkatkan semangat pengurus dan anggota koperasi dalam
upaya mengembangkan koperasi.
b. Bagi Fakultas
Hasil praktikum ini diharapkan dapat mendukung kelengkapan
dalam penerapan kurikulum Pendidikan pertanian. Bagi Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, praktikum koperasi
dan kemitraan ini berguna untuk menambah arsip dan pengetahuan
tentang perkoperasian dan kemitraan terkhusus di bidang pertanian.
Praktikum ini menunjukkan bahwa program studi agribisnis, fakultas
pertanian telah 3 menjalankan UNS ACTIVE.
c. Bagi Mahasiswa
Diskusi yang dilakukan oleh mahasiswa dengan ketua dan
pengurus koperasi dapat digunakan sebagai sumber inspirasi dalam
membuat penelitian dan motivasi untuk melakukan wirausaha. Hal
tersebut merupakan persyaratan dalam menempuh mata kuliah
Koperasi dan Kemitraan Agribisnis pada semester III. Mahasiswa
juga dapat mengetahui secara langsung pertumbuhan kondisi
koperasi dan kemitraan di lapang serta hambatan-hambatan yang ada
pada keduanya.
d. Bagi pembaca
Diharapkan pembaca dapat memperoleh pengetahuan yang
lebih mendalam mengenai koperasi dan kemitraan agribisnis yang
telah berkembang di lapangan. Praktikum ini juga dapat berguna
sebagai sumber inspirasi pembaca ketika ingin mendirikan koperasi
4

ataupun akan bergabung dengan koperasi. Pembaca dapat pula


mengetahui gambaran tentang perkembangan koperasi terkini.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Koperasi
Pengertian koperasi dapat dilakukan dari pendekatan asal yaitu kata
koperasi berasal dari bahasa Latin “coopere”, yang dalam bahasa Inggris
disebut cooperation. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja, jadi
cooperation berarti bekerja sama. Kerja sama tersebut dilakukan oleh orang-
orang yag mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama. Koperasi berkenaan
dengan manusia sebagai individu dengan kehidupannya dalam masyarakat.
Manusia tidak dapat melakukan kerja sama sebagai satu unit, tetapi
memerlukan orang lain dalam suatu kerangka kerja sosial. Karakter koperasi
berdimensi ganda yaitu ekonomi dan sosial, sehingga untuk menjelaskan
fenomena kerja sama dalam koperasi, kita terlebih dahulu harus memahami
pengetahuan dasar dari kondisi sosial, ekonomi, politik, dan etika. Hal ini
berkaitan dengan fungsi koperasi yaitu fungsi sosial, fungsi ekonomi, fungsi
politik, dan fungsi etika. Fungsi sosial yaitu cara manusia hidup, bekerja, dan
berbaur dalam masyarakat. Fungsi ekonomi yaitu cara manusia membiayai
kelangsungan hidupnya dengan bekerja dalam masyarakat. Fungsi politik yaitu
cara manusia memerintah dan mengatur diri mereka sendiri melalui brebagai
hukum dan peraturan. Fungsi etika yaitu cara manusia berperilaku dan
meyakini kepercayaan mereka, dan cara berhubungan dengan Tuhan mereka
(Hendra et al., 2021).
Koperasi dalam perekonomian Indonesia mempunyai kedudukan dan
peran yang sangat strategis dalam pertumbuhan dan pengembangan potensi
ekonomi rakyat. Pada umumnya koperasi memiliki keunggulan dibidang
pertanian. Keunggulan koperasi tersebut memperbaiki posisi tawar
(bargaining position) petani, membuka akses pasar baru untuk produk petani,
dan meningkatkan kemampuan dalam mengadopsi teknologi. Cara yang dapat
dilakukan dalam meningkatkan bargaining position adalah petani menjual dan
menentukan harga secara bersama-sama sehingga diharapkan dapat
memperoleh harga yang lebih baik. Koperasi harus memperbaiki perilaku

5
6

usahanya agar koperasi dapat dirasakan manfaatnya,. Perilaku usaha koperasi


menjadi kajian penting dalam mempelajari koperasi dan ekonomi pertanian.
Mempelajari perilaku usaha koperasi akan diketahui sejauh mana konsep-
konsep dalam teori ekonomi diterapkan dalam menjalankan kegiatan usaha
koperasi (Agustia et al., 2017).
Koperasi menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian adalah suatu badan usaha yang terdiri dari orang perseorangan
atau badan hukum dengan pokok kegiatan Koperasi berdasarkan asas koperasi
serta gerakan ekonomi masyarakat berdasarkan asas kekeluargaan. Fokus
pengembangan koperasi telah berubah dari banyak koperasi menjadi koperasi
yang lebih berkualitas, hal itu ditandai dengan reformasi yang dimulai pada
tahun 2014. Reformasi koperasi merupakan langkah yang dilakukan
Kementerian Koperasi dan UKM untuk menciptakan koperasi yang
berkualitas, salah satunya adalah yang dilakukan adalah pengawasan ketat
terhadap koperasi (Nurani dan Mukhibad, 2018).
B. Usaha
Keberlangsungan usaha suatu koperasi sangat ditentukan dari
bagaimana angotanya turut serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang
dilakukan koperasi. Faktor pendukung keberlangsungan usaha koperasi yaitu
partisipasi angota bukan hanya hal penting namun sangat vital dalam
membangun sebuah koperasi. Partisipasi anggota sering dianggap baik sebagai
alat pengembangan koperasi Banyak masalah yang kita dengan tentang adanya
atau kegagalan koperasi, disebabkan oleh pengurus-pengurus koperasi yang
kurang memperhatikan peran yang mendukung keberlangsungan usaha sebuah
koperasi. Keberlangsungan usaha koperasi memiliki efek pada kesejahteraan
anggota dalam menekan angka kemiskinan khusunya negara-negara
berkembang. Koperasi biasanya didirikan dengan tujuan tunggal untuk
membantu anggota mengatasi kebutuhan dan masalah mereka sendiri, dan para
anggota yang memilki, mengoperasikan, dan memperoleh manfaat secara
langsung adalah pemangku kepentingan utama, uniknya koperasi lebih
berpusat pada manusia daripada berorientasi pada keuntungan. Oleh karena itu,
7

model koperasi sangat bergantung pada modal sosial dan komitmen anggota
(Suryaningsih dan Kartika, 2019).
Hak suara didasarkan pada keanggotaan koperasi dan bukan pada
ekuitas atau jumlah saham yang dimiliki. Oleh karena itu, semua anggota
berbagi kapasitas yang sama untuk mempengaruhi keputusan dalam hal usaha
yang dijalankan. Komitmen anggota, merupakan elem kuncu dari modal sosial
untuk menjalankan usaha koperasi, hal ini sangat penting untuk koperasi. Jenis
koperasi menurut aneka ragam unit usahanya diberbadakan menjadi 2 yaitu,
koperasi usaha tunggal (single purpose) dan koperasi usaha majemuk (multy
purpose). Koperasi dengan usaha tunggal (single purpose) memberikan
pelayanan atau usaha dengan hanya satu jenis usaga atau satu bidang kegiatan
saja. Adapun usahanya dapat bekerja berupa menyimpan uang dan
memberikan pinjaman (credit) disebut sebagai koperasi kredit, kemudian
menjual barang-barang konsumsi, disebut sebagai koperasi konsumsi, atau
koperasi yang memasarkan hasil produksi para anggotanya. Koperasi usaha
majemuk (multy purpose) memberikan pelayanan usaha dengan beberapa jenis
usaha atau lebih dari satu bidang kegiatan (Hasmawati, 2013).
C. Permodalan
Permodalan merupakan salah satu aspek yang digunakan untuk penilaian
kesehatan koperasi. Penilaian tingkat kesehatan koperasi berdasarkan aspek
permodalan bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai kecukupan
modal koperasi dalam mendukung kegiatan operasionalnya dan mengetahui
kemampuan koperasi dalam menyerap kerugian akibat investasi dan
penurunan nilai aktiva. Penilaian terhadap aspek permodalan koperasi
didasarkan pada tiga rasio yaitu, rasio modal sendiri terhadap total aset, rasio
modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko, dan rasio kecukupan
modal sendiri. Penilaian rasio modal sendiri terhadap total aset dimaksudkan
untuk mengukur kemampuan modal sendiri KSP/USP Koperasi dalam
mendukung pendanaan terhadap total aset yang dimilikinya. Pengukurannya
dilakukan dengan membandingkan antara modal sendiri dengan total aset.
Penilaian rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko
8

dimaksudkan untuk mengukur kemampuan modal sendiri KSP/USP Koperasi


dalam menutup risiko atas pemberian pinjaman yang tidak didukung dengan
agunan yang memadahi. Pengukurannya dilakukan dengan membandingkan
antara modal sendiri dengan pinjaman diberikan yang berisiko. Penilaian rasio
kecukupan modal sendiri dimaksudkan untuk mengukur kemampuan modal
sendiri terimbang KSP/USP Koperasi dalam menyerap kerugian akibat
penurunan aset yang dimilikinya. Pengukurannya dilakukan dengan
membandingkan antara modal tertimbang dengan aktiva terbimbang. Semakin
baik permodalan koperasi akan mempermudah Koperasi dalam
mengembangkan usahanya (Supra, 2019).
Berkembangnya berbagai sektor usaha membawa dampak pada
tingginya kebutuhan permodalan khususnya di sektor informal yang masih
belum terjangkau oleh pihak perbankan. Persyaratan untuk memperoleh
pinjaman modal dari perbankan yang relatif sulit terpenuhi, diperlukannya
agunan berupa surat berharga seperti sertifikat tanah, surat kendaraan,
memiliki pembukuan, telah berjalan usahanya minimal tiga tahun, dan lain-
lain. Sektor informal merupakan bentuk usaha yang sudah teruji pada saat
krisis masih tetap survive dan banyak menyerap tenaga kerja. Sangat
disayangkan apabila potensi besar yang dimiliki oleh sektor informal menjadi
lumpuh karena kurangnya permodalan yang tidak dapat dijembatani oleh pihak
perbankan. Lembaga keuangan yang sebenarnya dapat menjembatani masalah
permodalan bagi sektor informal adalah Koperasi Perkreditan. Koperasi
perkreditan lebih dekat dengan masyarakat khususnya sektor informal dan
persyaratan untuk memperoleh pinjaman modal tidak serumit seperti yang
berlaku di perbankan. Menelaah lebih jauh esensi yang terkandung dalam
lembaga koperasi sesungguhnya memiliki cakupan yang multi dimensi yang
bersifat strategis terhadap proses pembangunan bangsa Indonesia. Penerapan
simpanan dan perkreditan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kepada
anggota dan pada gilirannya akan meningkatkan sisa hasil usaha koperasi
kredit (Susanto, 2017).
9

D. Organisasi
Istilah pengorganisasian dapat diuraikan ke dalam dua pengertian, yaitu
dalam arti statis, organisasi sebagai wadah kerjasama sekelompok oeang yang
berkerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, dan arti dinamis, organisasi
sebagai suatu sistem atau kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu. Organisasi juga diartikan sebagai lembaga atau sekelompok
fungsional, misalnya sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah
perkumpulan, badan-badan pemerintah. Organisasi merujuk pada proses
pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara
para anggota, sehinga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif. Sistem
kerjasama secara jelas mengatur tentang tanggungjawab, arus komunikasi, dan
memfokuskan sumber daya pada tujuan. Pengorganisasian menjadi proses
pembagian kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-
tugas tersebut kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan
mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka
efektifitas pencapaian tujuan organisasi (Musaropah, 2018).
Organisasi adalah suatu sistem, mempunyai struktur dan perencanaan
yang dilakukan dengan penuh kesadaran, di dalamnya orang-orang bekerja dan
berhubungan satu sama lain dengan suatu cara yang terkoordinasi, kooperatif,
dan dorongan-dorongan guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Organisasi sebagai alat administrasi dan manajemen dalam melaksanakan
segala kebijakan/keputusan yang dibuat pada tingkatan administratif maupun
manajerial. Hakiki organisasi dapat ditinjau dari dua sudut pandangan.
Pertama, organisasi dipandang sebagai wadah, tempat di mana kegiatan
administrasi dan manajemen dilaksanakan. Kedua, sebagai proses yang
berusaha menyoroti interaksi (hubungan) antara orang-orang yang terlibat di
dalam organisasi itu.Terkadang redupnya suatu koperasi karena konflik
internal, ataupun tidak terselesainya target koperasi, hal ini bisa di selesaikan
dan lebih teratur dengan pengimplementasian teori pembelajaran organisasi
(Mu Tian et al,. 2021).
10

Budaya organisasi merupakan suatu kekuatan sosial yang tidak tampak,


yang dapat menggerakkan orang-orang dalam suatu organisasi untuk
melakukan aktivitas kerja. Secara tidak sadar, tiap-tiap orang di dalam suatu
organisasi mempelajari budaya yang berlaku di dalam organisasinya. Apalagi
bila ia sebagai orang baru supaya dapat diterima oleh lingkungan tempat
bekerja, ia berusaha mempelajari apa yang dilarang dan apa yang diwajibkan,
apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang benar dan apa yang salah. Jadi,
budaya organisasi mensosialisasikan dan menginternalisasi kepada para
anggota organisasi. Budaya organisasi yang benar-benar dikelola sebagai alat
manajemen akan berpengaruh dan menjadi pendorong bagi anggota organisasi
untuk berperilaku positif, dedikasi, dan produktif. Nilai-nilai budaya itu tidak
tampak, tetapi merupakan kekuatan yang mendorong perilaku untuk
menghasilkan efektifitas kerja (Sutrisno, 2019).
E. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen meupakan sistem berbasis komputer yang
dapat memberikan informasi kepada pengguna dengan kebutuhan yang sama.
Sistem informasi manajemen organisasi adalah sistem manusia atau mesin
yang saling terhubung untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi
operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan. Sistem informasi
manajemen juga dapat diartikan sebagai penerapan sistem informasi dalam
organisasi untuk mendukung semua tingkatan informasi manajemen.
Berdasarkan definisi tersebut sistem manajemen merupakan sebuah sistem
berbasis komputer yang membuat informasi tersedia bagi para pengguna
dengan menyajikan informasi, manajemen, dan pengambilan keputusan
(Rahmanto, 2021).
Sistem informasi manajemen merupakan alat penghasil informasi dan
alat untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Fungsi sistem informasi
untuk melakukan pengawasan/control, analisis, dan visualisasi. Sistem
informasi manajemen merupakan kumpulan dari interaksi sub-sub sistem
informasi. Sistem informasi manajemen tumbuh dari tiga buah unsur, yaitu
sistem, informasi, dan manajemen, yang menunjukkan hubungan antara
11

informasi dan manajemen dalam pengertian sebuah sistem. Secara teoritis,


komputer tidak selalu harus digunakan dalam sistem informasi manajemen,
namun kenyataannya tidaklah mungkin sistem informasi yang kompleks dapat
berfungsi tanpa melibatkan komputer. George M. Scott menjelaskan sifat-sifat
sistem informasi manajemen yaitu komprehensif, terkoordinasi secara
rasional, mengubah data menjadi informasi, meningkatkan produktivitas,
sesuai dengan karakteristik manajer, dan menggunakan kriteria kualitas
(Nafiudin, 2019).
F. Kemitraan
Kemitraan merupakan strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau
lebih dalam jangka waktu tertentu, untuk meraih keuntungan bersama dengan
prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Kemitraan mencakup
proses alih keterampilan bidang produksi dan pengolahan, pemasaran,
permodalan, sumberdaya manusia, dan teknologi sesuai pola kemitraan. Jenis-
jenis pola kemitraan meliputi inti plasma, subkontrak, waralaba, perdagangan
umum, distribusi dan keagenan, bagi hasil, kerjasama operasional,usaha
patungan (joint venture), penyumberluasan (outsourcing), dan bentuk
kemitraan lainnya. Esensi kemitraan terletak pada kontribusi bersama, baik
berupa tenaga, lahan modal untuk tujuan ekonomi, dimana pengelolaannya
dilakukan bersama, dan pembagian keuntungan serta kerugian ditanggung
bersama (Azmi et al., 2019).
Manfaat kemitraan sangat besar bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi
penyerapan tenaga kerja, pemerataan pendapatan, dan mengembangkan
pertumbuhan pembangunan regional. Apalagi di era globalisasi dimana tidak
lagi dikenal batas-batas negara, tentunya usahatani dituntut produktivitas
dengan tingkat efisiensi tinggi. Bagi pengusaha kecil, termasuk
petani/kelompok tani hal tersebut tidak mudah untuk mencapainya, sehingga
kemitraan merupakan salah satu strategi dan kiat memenangkan persaingan
bebas tersebut. Keuntungan kemitraan bagi pengusaha besar antara lain
penghematan biaya produksi, terjaminnya kuantitas dan kualitas bahan baku,
menghemat modal investasi karena perusahaan tidak harus selalu menguasai
12

faktor produksi dari hulu hingga hilir. Keuntungan yang diperoleh pengusaha
kecil, koperasi dan petani antara lain yaitu meningkatnya kemampuan dan
kewirausahaan pendapatan keluarga dan masyarakat pedesaan, produktivitas
dan kualitas hasil, penguasaan teknologi, kemampuan memanfaatkan kredit
dan penguasaan manajemen serta penyediaan lapangan kerja (Zakaria, 2015).
Kemitraan adalah kerjasama dalam hubungan bisnis, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung, berdasarkan prinsip saling
membutuhkan, kepercayaan, penguatan dan keuntungan yang melibatkan
pelaku usaha Mikro, Kecil dan Usaha Menengah dengan Besar Bisnis.
Kemudian dalam Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2013 tentang Kemitraan
menjelaskan: untuk semakin mempercepat realisasi perekonomian nasional
yang mandiri dan andal sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan,
diperlukan upaya nyata untuk menciptakan iklim yang mampu mendorong
terbentuknya kemitraan bisnis yang kuat di antara semua prinsip-prinsip
berbasis kehidupan ekonomi saling membutuhkan, saling percaya, saling
menguatkan dan saling menguntungkan. Kerjasama melalui kemitraan
kesepakatan merupakan salah satu cara yang sesuai dengan semangat dan
semangat kekeluargaan dalam sistem ekonomi nasional (Siregar et al., 2020).
III. METODOLOGI

A. Metode Dasar
Metode dasar penyusunan laporan adalah deskriptif analitis. Metode
analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya. Metode analisis deskriptif merupakan metode yang
digunakan untuk menyajikan data kuantitatif dalam bentuk deskriptif. Analisis
deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan data dengan apa adanya.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam praktikum dilakukan melalui teknik
wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan.
Teknik wawancara dilakukan secara langsung dengan mendatangi narasumber.
Wawancara dilakukan dengan anggota koperasi dan pelaku usaha UMKM.
Data yang didapat kemudian dijadikan sebagai acuan untuk membuat laporan.
C. Metode Analisis Data
Tahapan setelah pengumpulan data yaitu analisis data, dalam analisis
data menggunakan tabulasi persentatif yang dilakukan secara kualitatif
maupun kuantitatif. Analasis data secara kualitatif menggunakan teori-teori
yang berhubungan dengan yang dialami koperasi dan tidak berupa angka.
Sedangkan analisis data secara kuantitatif akan menghasilkan data berupa
angka-angka. Tabulasi presentatif yaitu data-data yang telah diperoleh
dijabarkan dan diolah untuk memperoleh pemahaman makna, yang kemudian
mengembangkan teori dan menggambarkan realitas secara kompleks serta
menggunakan teori yang berhubungan dengan masaalah yang dihadapi dan
terjadi pada koperasi bersangkutan.

13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum
1. Koperasi Produsen Makmur Sentosa
Koperasi produsen Makmur Sentosa terletak di Dukuh Kwajon
Kulon, Desa Kwajon, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo, Jawa
Timur. Koperasi Makmur Sentosa merupakan lembaga ekonomi lokal
yang didirikan untuk mengelola modal usaha seluruh anggota petani
melalui usaha pertanian yang berdasarkan pada prinsip Islam. Cikal bakal
Koperasi Makmur Sentosa tidak terlepas dari aktivitas program klaster
mandiri Dompet Dhuafa berbasis pertanian yang dilaksanakan sejak Maret
2013 silam hingga tahun 2015. Program ini dilakukan guna mendorong
peningkatan pendapatan ekonomi petani kecil Desa Kwajon Kecamatan
Bungkal, Kabupaten Ponorogo sebagai upaya pencapaian kesejahteraan.
Koperasi Makmur Sentosa mendapatkan legalitas hukum dengan no. BH:
615/BH/XVI.21/2015 sebagai koperasi produsen setelah melalui proses
yang cukup panjang.
Awal berdiri koperasi memiliki anggota sebanyak 55 anggota.
Bantuan modal dari dompet dhuafa sebesar Rp1.392.400,00 per anggota.
Lalu mendapatkan modal tambahan dari Mandiri Amal Insani Fondation
sebesar Rp1.392.400,00 per anggota. Seiring berjalannya waktu ada
beberapa anggota yang keluar – masuk dan meninggal, akhirnya jumlah
anggota menjadi 54 orang. Hingga saati ini anggota koperasi berjumlah
sebanyak 56 orang.
Koperasi Makmur Sentosa merupakan koperasi produsen pertama
di Kabupaten Ponorogo. Koperasi ini awalnya bergerak dalam bidang
usaha pertanian beras, namun, hingga saat ini Koperasi Produksi Makmur
Sentosa kembali melebarkan sayapnya dengan menambah beberapa
usaha, seperti: peternakan, produksi dan jual beli saprotan, jasa aqiqah dan
juga mitra pengelola zakat. Pemberian nama Koperasi Makmur Sentosa
ini sesuai dengan visi dan misi-nya. Koperasi Makmur Sentosa diharapkan

14
15

mampu maju dan sukses bersama untuk memakmurkan dan


menyentosakan para anggotanya. Koperasi melaksanakan
pengorganisasian dan juga manajemen usaha tani sehingga diharapkan
dapat memperoleh usaha yang layak dan menguntungkan serta dapat
melayani usaha tani seluruh anggota. Koperasi melaksanakan kegiatan
rutin seperti Rapat Anggota Tahunan, pertemuan pengurus bulanan,
pertemuan bersama kelompok tani.
2. UMKM Konco Tani
UMKM Konco Tani merupakan sebuah UMKM yang bergerak
dibidang usaha agribisnis yaitu jual beli saprotan dan alat-alat pertanian.
UMKM ini terletak di Jl. Urip Sumoharjo No.13-15, Krajan,
Mangkujayan, Kec. Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur 63413.
UMKM Konco Tani ini berdiri sejak November 1989. Latar belakang
berdirinya UMKM adalah untuk menambah pemasukan ekonomi
keluarga. Visi dari UMKM Konco Tani adalah menjadi UMKM yang
bergerak dibidang pertanian yang berperan serta dalam peningkatan
kesejahteraan petani dengan menghasilkan benih yang bermutu tinggi.
Misi yang dimiliki oleh perusahaan ialah selalu mengutamakan kepuasan
pelanggan, meningkatkan kesejahteraan karyawan dan meningkatkan
kepedulian sosial terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.
Menurut manajer Konco Tani, UMKM ini dapat berjalan dengan
baik dengan adanya komitmen bersama atau kekompakan dari atasan
maupun karyawan. Konco Tani lebih banyak melakukan kegiatan sosial
atau apabila atasan melonggarkan segala sesuatunya yaitu waktu, pikiran,
materi atau uang, adalah tujuan supaya karyawan dapat konsisten dalam
menjalankan usaha UMKM. Manajer UMKM Konco Tani akan banyak
melonggarkan pikiran, waktu, tenaga agar dapat mengayomi dan
merangkul semua karyawan sehingga apabila terdapat konflik internal
tidak akan membesar atau sudah terantisipasi. Visi misi sangat berperan
penting dalam menyatukan atasan dan karyawan. Adanya visi dan misi
16

akan memberikan gambaran tujuan yang akan dicapai perusahan di masa


mendatang.
Pelaksanaan kemitraan tentu memiliki tujuan yakni harus dapat
menyenangkan dan menguntungkan pihak-pihak yang bermitra (win-win
solution) oleh karenanya, keutungan bagi UMKM Konco Tani dalam
keberlangsungan kemitraan di proses hulu ini antara lain mendapat benih
unggul yang dapat terjamin kualitasnya, mendapatkan jaminan
kesinambungan proses produksi benih serta mendapatkan mitra yang
dapat dipercaya untuk proses produksi benih bermutu unggul. Begitupun
di pihak petani, petani tentu mendapatkan banyak keuntungan seperti
jaminan pemasaran yang 100% dapat diandalkan, jaminan harga
(kesepakatan didepan jadi stabil/ tidak mengikuti pasar), serta yang paling
utama adalah dapat mentransfer teknologi berupa pengetahuan mengenai
pengelolaan pertanian dengan menggunakan prinsip bertanam: tepat dosis,
tepat waktu, dan tepat sararan.
B. Kondisi Bidang Kajian
1. Bidang Kajian Usaha Koperasi Makmur Sentosa
Koperasi Produsen Makmur Sentosa memproduksi berbagai jenis
beras. Adapun jenis beras yang dijual antara lain adalah beras putih, beras
merah, dan beras hitam. Beras putih dikelompokkan berdasarkan
kualitasnya yaitu beras premium, beras medium, dan beras curah. Beras
premium yang memiliki nama brand “Berlian Sae” dijual dengan harga
mencapai Rp75.000,00 per 5 kg. Beras medium yang memiliki nama
brand “Makser” (Makmur Sentosa Rice) dibandrol dengan harga
Rp30.000,00 untuk kemasan 3 kg, kemasan 5 kg Rp47.000,00 kemasan 10
kg Rp93.000,00 serta kemasan 25 kg Rp 230.000,00. Beras hitam organik
dibandrol dengan Rp30.000,00/kg dan beras merah organik kemasan
dijual dengan Rp19.000,00/kg.
Koperasi memperoleh bahan baku berupa gabah dari
petani/pemasok khusus yang berada di Kecamatan Bungkal serta sudah
dikontrak, sehingga bahan baku dan bahan penunjang dapat diperoleh
17

dengan mudah serta dapat memenuhi permintaan pasar. Sistem produksi


Koperasi Makmur Sentosa adalah dengan cara gabah diselep, selanjutnya
proses pemecahan kulit, lalu proses pemolesan. Beras yang sudah dipoles
selanjutnya diayak menggunakan mesin ayak kemudian dikipas, untuk
menghilangkan debu sisa kulit gabah, kemudian baru proses packing.
Bahan baku yang dipilih Koperasi Makmur Sentosa berkualitas bagus.
Produknya jelas dan tidak ada penipuan kualitas. Harga menyesuaikan
kualitas barang. Produk memiliki nilai ketahanan sangat lama apabila
disimpan dengan cara yang baik dan tepat. Pihak reseller terkadang tidak
menyimpannya dengan baik sehingga kualitas menurun dan mudah
berkutu, oleh karena itu, pihak Koperasi melakukan return produk beras
setiap sebulan sekali untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
Pemasaran yang digunakan adalah dengan distribusi langsung dan
tidak langsung. Distribusi langsung biasanya dengan menjual langsung
kepada konsumen sekitar, sedangkan distribusi tidak langsung biasanya
melalui reseller-reseller, misalnya bintang swalayan, toko angkatan muda
muhamadiyah, dan toko SRC. Wilayah pemasaran produk Koperasi
Makmur Sentosa meliputi Surabaya, Madiun, Nganjuk, Solo, dan Jakarta.
Sasaran penjualan beras premium adalah hypermart dan sejenisnya,
sedangkan sasaran penjualan beras medium adalah pasar toko kelontong
dan toko kecil lainnya. Masalah yang dihadapi Koperasi Makmur Sentosa
antara lain, harga fluktuatif karena bahan baku yang tidak stabil, promosi
belum maksimal, tempat dan distribusi terkendala faktor internal dan
eksternal, proses pelayanan terkendala ketepatan waktu dan karakter
pribadi pengurus, kendala diluar dugaan dalam menepati janji, dan sifat
manusia yang selalu tidak puas terhadap produk.
2. Bidang Kajian Permodalan Koperasi Makmur Sentosa
Koperasi Makmur Sentosa memperoleh bantuan modal dari
dompet dhuafa sebesar Rp1.392.400,00 per anggota. Koperasi juga
mendapatkan modal tambahan dari Mandiri Amal Insani Fondation
sebesar Rp1.392.400,00 per anggota. Jumlah simpanan pokok Koperasi
18

ini sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah), disetor sekali saat


mendaftarkan diri, sedangkan simpanan wajib bulanan sebesar
Rp20.000,00/bulan, dapat dibayarkan sekaligus untuk satu tahun buku
atau disetor setiap bulan.
Koperasi Makmur Sentosa sejauh ini tidak ada kesulitan dalam
memperoleh modal. Koperasi mengalami peningkatan keuntungan
biasanya pada saat lebaran karena kenaikan permintaan. Keuntungan akan
menurun ketika musim kemarau panjang yang menyebabkan
keterlambatan masa tanam. Keterlambatan masa tanam tersebut
berdampak pada meningkatnya hama seperti tikus, sehingga berakibat
pada penurunan produksi beras. Permodalan Koperasi Makmur Sentosa
dengan sistem pinjam pupuk, petani dapat menjual gabahnya ke koperasi
dengan harga yang kompetitif dibanding ke tengkulak.
3. Bidang Kajian Organisasi Koperasi Makmur Sentosa
Struktur organisasi adalah komponen utama dalam struktur sistem
perencanaan dan juga pengendalian dalam manajemen. Struktur
organisasi merupakan sarana untuk mendistribusikan kekuasaan yang
diperlukan dalam memanfaatkan berbagai sumber daya organisasi untuk
mewujudkan apa yang menjadi tujuan organisasi. Adapun struktur
organisasi di Koperasi Makmur Sentosa adalah sebagai berikut:
19

Rapat Anggota Tahunan

PengawasSlamet W, Agus PengurusKetua


P, Agus W SuryantoBendahara
SubandiSekertaris

Manager Husain
A

Divisi Produksi Divisi Divisi Sarana Divisi Distribusi Divisi


Imam, Danu, Pemasaran & Arifin, Agus, UmumArif
Evam, Heri, Husain A, Agus PrasaranaVia Trio, Andre, Adit W, Ebin
Arif, Warih, W, Iwan n, Darmono

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Koperasi Produsen Makmur Sentosa


Jumlah anggota koperasi pada awal berdiri sebanyak 55 orang, saat
ini berjumlah 56 anggota. Peran masing-masing anggota antara lain, divisi
produksi bertugas membuat perencanaan dan jadwal proses produksi serta
mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses
produksi. divisi pemasaran bertugas menjaga dan meningkatkan volume
penjualan produk kepada masyarakat. Divisi sarana dan prasarana
melaksanakan pelayanan umum, pembinaan urusan dalam pengadaan,
pembekalan dan pemeliharaan serta invetarisasi materiil di perusahaan.
divisi distribusi bertugas untuk mengklarifikasi barang sesuai dengan
jenis, ukuran dan kualitasnya. Bertugas untuk memperkenalkan barang
atau jasa yang diperdagangkan kepada konsumen. Divisi umum bertugas
untuk mendukung perusahaan dalam menjalankan operasionalnya
mengurus segala urusan rumah tangga perusahaan.
Syarat umur minimal 18 tahun dan mengisi angket berupa
persetujuan untuk menaati peraturan yang telah ditetapkan koperasi.
Pendidikan formal yang dimiliki anggota Koperasi Makmur Sentosa rata-
rata lulus SMA/SMK. Namun ada juga yang lulusan sarjana. Sedangkan
ketrampilan anggota selalu diasah dengan mengadakan pelatihan serta
kunjungan ke berbagai daerah. Pihak Koperasi sendiri beberapa bulan
20

sekali mendatangkan pelatihan untuk anggotanya yang terdiri dari petani


dan kelompok tani. Koperasi juga seringkali mengadakan kunjungan ke
luar kota untuk belajar hal baru tentang pertanian. Pengurus koperasi yang
kebanyakan laki-laki dengan usia muda harus sering diingatkan terkait
pengelolaan usaha Koperasi.
4. Bidang Kajian Sistem Informasi Manajemen Koperasi Makmur Sentosa
Koperasi makmur sentosa menggunakan microsoft word, excel,
dan manual dalam pengelolaan data dan informasi koperasi. Koperasi
produsen ini menggunakan media sosial berupa website yang dapat diakses
melalui link https://makmursentosa.com/. Koperasi Makmur Sentosa
memiliki kartu tanda anggota yang berguna sebagai identitas anggota
koperasi. Teknologi yang digunakan Koperasi Makmur Sentosa antara lain
selep gabah, mesin poles, mesin ayak, dan blower. Apabila terdapat
teknologi baru, jika memungkinkan untuk menggunkan inovasi tersebut,
pihak Koperasi akan menggunakannya. Apabila di rasa belum
memungkinkan, pihak Koperasi akan tetap menggunakan teknologi yang
dulu dan dana akan dilokasikan untuk kebutuhan lain. Masalah yang
dihadapi koperasi dalam menjalankan usaha beras kurang mengupgrade
teknologi.
Promosi menjadi salah satu penunjang penjualan. Strategi promosi
dilakukan dengan harapan agar masyarakatdan memutuskan untuk
bersedia mengonsumsinya. dapat mengenal produk yang diperjualbelikan
Strategi promosi yang digunakan Koperasi Makmur Sentosa hanya
melalui mulut ke mulut. Promosi dilakukan hanya kepada orang-orang
atau pihak-pihak yang telah dikenal. Koperasi Makmur Sentosa memiliki
relasi yang cukup luas meliputi pihak dompet dhuafa, BSM, mandiri amal
insani, dan saudara-saudara yang ada di dalam maupun di luar kota. Selain
dipromosikan kepada kenalan dan saudara, Koperasi juga
mempromosikan produk melalui hubungan langsung dengan masyarakat.
Ketika hari besar Islam biasanya pihak Koperasi mengadakan santunan
21

yatim piatu dan bagi-bagi sembako untuk dhuafa menggunakan produk


koperasi, sehingga masyarakat mulai mengenal produk koperasi.
Hal yang menjadi salah satu perhatian penting selain promosi yaitu
proses alur kegiatan dalam pelayanan. Koperasi menerapkan pelayanan
komunikasi komunikasi dan mempraktikkan nilai-nilai etika sebaik
mungkin untuk meningkatkan kepercayaan konsumen. Apabila terdapat
konsumen yang hendak complain terkait produk yang rusak, pihak
koperasi bertanggungjawab engan siap mengganti dengan produk yang
baru. Koperasi Makmur Sentosa selalu menerapkan rasa hormat,
keterbukaan dan kemasyarakatan. Koperasi juga selalu menghormati kritik
dan saran yang disampaikan oleh konsumen, rekan dan semua pihak.
5. Bidang Kajian UMKM Konco Tani
UMKM Konco Tani bermitra dengan toko pertanian Pelita Tani,
Subur Makmur, dan Pejuang Tani dalam menjalankan usahanya. UMKM
ini menjalin kemitraan dengan cara jual beli saprotan. Awal terbentuk
kemitraan yaitu karena UMKM Konco Tani sudah terbentuk secara resmi
sehingga ditunjuk oleh dinas pertanian untuk saling bermitra dengan
distributor pupuk bersubsidi toko pertanian Pelita Tani, Subur Makmur,
dan Pejuang Tani. UMKM Konco Tani memilih pihak tersebut sebagai
mitra karena pihak tersebut menjualbelikan saprotan dengan harga grosir.
Kesepakatan dan sistem kerja sama antara koperasi/ UMKM dan
mitra dalam menjalin kemitraan yaitu melalui perjanjian secara tertulis
dan bermaterai, kemudian sistem kerjanya yaitu pihak UMKM memesan
produk pertanian kepada mitra kemudian UMKM akan menjual
produknya kepada masyarakat. Skema kemitraan dalam menanggung
kerugian adalah dengan mengembalikan produk apabila tidak laku,
kecuali peralatan pertanian. Masalah yang dihadapi UMKM Konco Tani
dalam menjalin kemitraan adalah harga yang tidak menentu. Keuntungan
yang didapat dari kemitraan yang terjalin yaitu laba lebih besar karena
memperjual belikan produk saprotan dengan harga grosir, dan apabila
produk kadaluarsa atau tidak laku dapat dikembalikan.
22

UMKM Konco Tani merupakan UMKM yang bergerak pada


sektor industri benih dengan kegiatan usaha memperjualbelikan benih
berkualitas. Konco Tani adalah UMKM yang bertujuan untuk
mewujudkan produk perbenihan serta inovasinya yang berkualitas, aman
dan disukai konsumen, sebagai optimalisasi pemanfaatan sumber daya
untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat.
Konco Tani dalam mewujudkan tujuan perusahaan dilakukan dengan cara
membangun kemitraan baik di sektor hulu berupa produksi benih maupun
sektor hilir yang mencakup pemasarannya. UMKM Konco Tani memiliki
banyak kemitraan dengan pihak pihak lain seperti petani, toko pertanian
Pelita Tani, Subur Makmur, dan Pejuang Tani. Kemitraan agribisnis
Konco Tani sebagai perusahaan industri benih memiliki prinsip saling
membutuhkan, saling mendukung dan menguatkan, serta saling
menguntungkan. Adanya kemitraan ini didasarkan pada adanya kebutuhan
yang dirasakan oleh pihak yang akan bermitra (perusahaan dan petani),
adanya persoalan intern dan ekstern usaha yang dihadapi dalam
mengembangkan usaha, dan kegiatan yang dijalankan dapat memberikan
manfaat yang nyata yang bersifat “mutual benefit” bagi pihak-pihak yang
bermitra.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan praktikum Koperasi dan
Kemitraan Agribisnis di Koperasi Produsen Makmur Sentosa dan UMKM
Konco Tani adalah sebagai berikut :
1. Koperasi Produsen Makmur Sentosa merupakan koperasi yang terletak di
Dukuh Kwajon Kulon, Desa Kwajon, Kecamatan Bungkal, Kabupaten
Ponorogo, Jawa Timur. Koperasi Makmur Sentosa merupakan lembaga
ekonomi lokal yang didirikan untuk mengelola modal usaha seluruh
anggota petani melalui usaha pertanian yang berdasarkan pada prinsip
Islam. UMKM Konco Tani merupakan UMKM yang terletak di Jl. Urip
Sumoharjo No.13-15, Krajan, Mangkujayan, Kec. Ponorogo, Kabupaten
Ponorogo, Jawa Timur 63413. UMKM Konco Tani ini berdiri sejak
November 1989. Latar belakang berdirinya UMKM adalah untuk
menambah pemasukan ekonomi keluarga.
2. Kondisi usaha di Koperasi Produsen Makmur Sentosa yaitu menjual beras
putih, beras merah dan beras hitam. Jenis beras tersebut dikelompokkan
berdasarkan kualitasnya, meliputi beras premium, beras medium dan beras
curah.
3. Kondisi permodalan di Koperasi Produsen Makmur Sentosa memperoleh
bantuan modal dari dompet dhuafa sebesar Rp1.392.400,00 per anggota.
Koperasi juga mendapatkan modal tambahan dari Mandiri Amal Insani
Fondation sebesar Rp1.392.400,00 per anggota.
4. Kondisi organisasi di Koperasi Produsen Makmur Sentosa dengan jumlah
anggota koperasi pada awal berdiri sebanyak 55 orang, saat ini berjumlah
56 anggota.
5. Kondisi Sistem Informasi Manajemen di Koperasi Produsen Makmur
Sentosa menggunakan microsoft word, excel, dan manual dalam
pengelolaan data dan informasi koperasi. Koperasi produsen ini

23
24

menggunakan media sosial berupa website yang dapat diakses melalui link
https://makmursentosa.com/.
6. Kondisi UMKM Konco Tani bermitra dengan toko pertanian Pelita Tani,
Subur Makmur, dan Pejuang Tani dalam menjalankan usahanya. UMKM
ini bergerak dibidang agribisnis dengan usaha jual beli saprotan dan alat
pertanian.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan dari kegiatan praktikum Koperasi dan
Kemitraan Agribisnis di Koperasi Produsen Makmur Sentosa dan UMKM
Konco Tani adalah sebagai berikut :
1. Kedepan diharapkan dapat lebih di komunikasikan lagi dengan
narasumber mengenai waktu pelaksanaan sehingga tidak terjadi
pengunduran waktu yang akhirnya bertabrakan dengan kegiatan akademis
lain.
2. Sebaiknya Koperasi Makmur Sentosa meningkatkan segala macam bentuk
kegiatan usahanya melalui meningkatkan daya saing produk dengan inovasi
dan pelayanan produk, meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi,
meningkatkan peran IT untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
3. UMKM Konco Tani diharapkan dapat menambah produk baru sehingga
perusahaan memiliki banyak jenis varian produk dan semakin mengepakkan
sayap. UMKM Konco Tani dapat memperluas kemitraannya agar proses
kerjasama terjalin lebih optimal dan terjadi suatu keberlangsungan yang
akan meningkatkan lagi keuntungan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustia, D., et al. 2017. Studi Empiris Perilaku Usaha Koperasi Pertanian: Kasus
Koperasi Di Dataran Tinggi Gayo, Provinsi Aceh. Jurnal Manajemen &
Agribisnis, 14(1):12-12.
Azmie, U., et al. 2019. Pola Kemitraan Agribisnis Tebu di Kecamatan Jetis
Kabupaten Mojokerto. Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian,
3(2):119-130.
Hasmawati F.2013. Manajemen Koperasi. Medan: Duta Azhar
Hendra, H., et al. 2021. Manajemen Koperasi. Yayasan Kita Menulis.
Musaropah, U., 2018. Kharisma Kyai Dalam Organisasi Pendidikan Pesantren
Tradisional. Ulumuddin. Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman, 8(2):141-155.
Mu Tian., et al. 2021. The Rule of Task Conflict in Cooperative Innovation Projects
: An Organizational Learning Theory Prespective. China International
Journal of Project Management. Vol 29(3):236-248.
Nafiudin, S., 2019. Sistem Informasi Manajemen. Penerbit Qiara Media.
Nurani, BK., Mukhibad, H. 2018. Determinant Analysis Of Residual Net Income
In The Sharia Cooperative: Company Size As Mediator. J of Accounting and
Strategic Finance. 1(1): 13-22.
Rahmanto, Y., 2021. Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Koperasi
Menggunakan Metode Web Engineering (Studi Kasus: Primkop Kartika
Gatam). Jurnal Data Mining dan Sistem Informasi, 2(1):24-30.
Siregar, HA., et al. 2020. The Role Of Cooperation Agreement In Partnership
System To Improve Indonesian Cooperative Business Competitivenessin The
National Economy. J NX-A Multidisciplinary Peer Reviewed. 6(6): 355-361.
Supra, D., 2019. Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Aspek Permodalan
Koperasi. Jurnal Ilmiah Akuntansi Rahmaniyah, 2(1):66-81.
Suryaningsih A, Kartika N.2019. Pengaruh Variasi Produk, Pembinaan Usaha,Dan
Persaingan Usaha, Terhadap Keberlangsungan Usaha Koperasi. E-Journal
Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana. 8(8):1789-1823.
Susanto, Y., 2017. Peran Kepemimpinan dalam Pengelolaan Koperasi.
Deepublish.
Sutrisno, H.E., 2019. Budaya organisasi. Prenada Media.
Zakaria, F., 2015. Pola Kemitraan Agribisnis. Ideas Publishing.
LAMPIRAN
KUESIONER
Tanggal Wawancara : 2 November 2021

A. KOPERASI
❖ IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : Suryanto
2. Umur : 52 Tahun
3. Pendidikan : SLTA/Sederajad
4. Jabatan di Koperasi : Ketua
PROFIL KOPERASI
1. Nama Koperasi : Koperasi Makmur Sentosa
2. Alamat : Dukuh Kwajon Kulon, Desa Kwajon,
Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo,

Jawa Timur.

3. Tanggal berdiri : Januari 2015


4. Badan hukum : 615/BH/XVI.21/2015
5. Visi Misi : Visi
Sebagai lembaga wirausaha agribisnis yang

maju dan mandiri untuk mendorong

peningkatan kesejahteraan petani mitra

dengan berlandaskan syariah Islam.

Misi

a. Meningkatkan Ketrampilan Petani


dalam penguasaan teknologi budidaya
pertanian ramah lingkungan.
b. Memfasilitasi Pembiayaan Sarana
Produksi Petani Mitra.
c. Membangun Manajemen Usaha
Koperasi yang Profesional.
d. Memasarkan Hasil Pertanian Petani
Mitra.
e. Menjalin Kerjasama Usaha yang saling
menguntungkan dengan berbagai pihak.

6. Latar belakang berdirinya koperasi : Mendorong peningkatan pendapatan


ekonomi petani kecil desa Kwajon.

7. Bidang usaha : Produksi beras dan peternakan,


8. Jumlah anggota : 56 orang

B. KEMITRAAN
❖ IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : Ria Ekayanti
2. Umur : 27 Tahun
3. Pendidikan : SMK/Sederajad
4. Jabatan di UMKM : Pegawai
PROFIL UMKM
1. Nama UMKM : Konco Tani
2. Alamat : Jl. Urip Sumoharjo No.13-15, Krajan,
Mangkujayan, Kec. Ponorogo,
Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
3. Tanggal berdiri : November 1989
4. Badan hukum : -
5. Visi Misi :-
6. Latar belakang berdirinya UMKM : Untuk menambah pemasukan
ekonomi keluarga

7. Bidang usaha : Jual beli saprotan dan alat pertanian

C. ANALISIS FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL :


1. Kondisi Pemasaran (A)
a. Apa produk yang akan dipasarkan?
Beras putih, beras merah, dan beras hitam.
b. Bagaimana pemasarannya? Dimana saja produk tersebut dipasarkan?
Pemasaran yang digunakan adalah dengan distribusi langsung dan tidak
langsung. Distribusi langsung biasanya dengan menjual langsung kepada
konsumen sekitar. Sedangkan distribusi tidak langsung biasanya melalui
reseller-reseller. Seperti bintang swalayan, toko angkatan muda
muhamadiyah, dan toko SRC. Wilayah pemasaran produk Koperasi
Makmur Sentosa meliputi Surabaya, Madiun, Nganjuk, Solo, dan Jakarta.
c. Siapa segmen dan target pasarnya?
Sasaran penjualan beras premium adalah hypermart dan sejenisnya.
Sedangkan sasaran penjualan beras medium adalah pasar toko kelontong
dan toko kecil lainnya.
d. Bagaimana jumlah permintaan di pasar?
Permintaan pasar bisa mencapai 1- 2 ton per bulan.
e. Apakah hasil produksinya telah dapat memenuhi permintaan pasar?
Hasil produksi dapat memenuhi permintaan pasar.
f. Berapa harga jual produk yang dipasarkan?
Beras premium yang memiliki nama brand “Berlian Sae” dijual dengan
harga mencapai Rp 75.000,00 per 5 kg. Beras medium yang memiliki nama
brand “Makser” (Makmur Sentosa Rice) dibandrol dengan harga Rp 30.000
untuk kemasan 3 kg, kemasan 5 kg Rp 47.000, kemasan 10 kg Rp 93.000
serta kemasan 25 kg Rp 230.000. Sedangkan beras hitam organik dibandrol
dengan Rp 30.000/kg dan beras merah organik kemasan dijual dengan Rp
19.000/kg.
g. Apa masalah yang dihadapi dalam usaha dan bagaimana solusinya?
Masalah yang dihadapi Koperasi Makmur Sentosa antara lain, harga
fluktuatif karena bahan baku yang tidak stabil, promosi belum maksimal,
tempat dan distribusi terkendala faktor internal dan eksternal, proses
pelayanan terkendala ketepatan waktu dan karakter pribadi pengurus,
kendala diluar dugaan dalam menepati janji, dan sifat manusia yang selalu
tidak puas terhadap produk.
2. Kondisi Produksi (A)
a. Bahan baku dan bahan penunjang produksi diperoleh darimana?
Koperasi membeli gabah dari petani/pemasok khusus yang berada di
Kecamatan Bungkal serta sudah dikontrak.
b. Apakah ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku dan bahan penunjang?
Jika ada kesulitan apa yang dialami?
Tidak, karena pihak Koperasi sudah mengontrak petani/pemasok khusus
sehingga bahan baku dan bahan penunjang dapat diperoleh dengan mudah
serta dapat memenuhi permintaan pasar.
c. Bagaimana sistem produksi usaha agribisnis? Mengapa?
Koperasi membeli gabah dari petani/ pemasok. Gabah kemudian diselep.
Selanjutnya proses pemecahan kulit. Kemudian proses pemolesan. Setelah
itu diayak menggunakan mesin ayak. Lalu dikipas, untuk menghilangkan
debu sisa kulit gabah. Kemudian baru proses packing.
d. Bagaimana kualitas dan kontinuitas produk yang dihasilkan?
Bahan baku yang dipilih Koperasi Makmur Sentosa berkualitas bagus.
Produknya jelas dan tidak ada penipuan kualitas. Harga menyesuaikan
kualitas barang. Produk memiliki nilai ketahanan sangat lama apabila
disimpan dengan cara yang baik dan tepat. Namun, terkadang dari pihak
reseller tidak menyimpannya dengan baik sehingga kualitas menurun dan
mudah berkutu. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, pihak
Koperasi melakukan return produk beras setiap sebulan sekali.
e. Pada saat apa produksi mengalami penurunan? Mengapa bisa terjadi? Salah
satu faktor penyebab penurunan produksi beras adalah musim kemarau
panjang sehingga terjadi keterlambatan masa tanam. Keterlambatan masa
tanam tersebut berdampak pada meningkatnya hama seperti tikus, sehingga
berakibat pada penurunan produksi beras.
f. Apa yang menjadi keunggulan produk dibanding dengan produk sejenis atau
produk substitusi lainnya?
Produk unggulan Koperasi Makmur Sentosa adalah beras premium yang
memiliki nama brand “Berlian Sae”. Produk beras ini sehat, bebas pestisida,
menir, dan patahan. Produk jenis lainnya yaitu beras medium yang memiliki
nama brand “Makser” (Makmur Sentosa Rice) adalah beras kualitas sedang.
Beras ini juga sehat, bebas pestisida, bebas menir, tetapi masih ada
patahannya. Produk Koperasi Makmur Sentosa yang dijual-belikan
berkualitas bagus, halal, timbangannya sudah akurat, tidak ada kemasan
yang rusak, apabila ada yang rusak pihak koperasi siap mengganti.
g. Masalah yang dihadapi dan solusinya apa ?
Masalah yang dihadapi dalam produksi adalah naik turunnya harga bahan
baku dan juga analisis terhadap bahan baku. Ketika analisis bahan baku
keliru dan hasilnya tidak sesuai, bisa menyebabkan kerugian. Solusi apabila
analisis keliru, pihak Koperasi tetap menjual namun dengan harga yang
lebih murah.
3. Kondisi Manajemen (A)
a. Bagaimana anda merencanakan produksi dan penjualan dalam satu
hari/bulan/ tahun?
Perencanaan produksi dalam satu bulan disesuaikan dengan kebutuhan atau
permintaan pasar. Biasanya permintaan dalam satu bulan sebanyak 1-2 ton,
maka Koperasi akan memproduksi beras sebesar 1-2 ton pula. Pihak
Koperasi tidak melakukan penimbunan bahan baku (gabah) karena semakin
lama kualitas gabah akan semakin menurun.
b. Bagaimana risiko dalam usaha agribisnis?
Apabila keliru dalam melakukan analisis bahan baku risikonya akan
mengalami kerugian.
c. Bagaimana manajemen dalam menghadapi risiko tersebut?
Manajemen yang dapat dilakukan yaitu analisis bahan baku harus benar-
benar diperhatikan agar tidak rugi. Beras yang mengalami kekeliruan
analisis akan dijual dengan harga yang lebih murah.
d. Masalah yang dihadapi dan solusi nya apa ?
Harga produk lebih mahal sedikit daripada kompetitor. Beda seratus rupiah
per kilonya. Soalnya berat di kemasan. Produk Koperasi menggunakan
karung laminasi. Solusi yang dapat dilakukan adalah mengganti kemasan
dengan bahan yang lebih ringan.
4. Kondisi Perekonomian (A)
a. Bagaimana pengaruh pandemi terhadap kondisi usaha?
Permintaan beras pada awal pandemi justru mengalami kenaikan khususnya
permintaan dari kota besar, karena pada awal pandemi Kabupaten Ponorogo
masih sangat sedikit yang terpapar virus, sehingga Koperasi tetap mampu
memproduksi beras dalam jumlah banyak dan memasarkannya ke berbagai
daerah. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak bantuan pemerintah
berupa sembako yang diberikan kepada masyarakat. Hal tersebut
menyebabkan permintaan beras tidak sebanyak saat awal pandemi.
b. Bagaimana tindakan pemerintah dalam menanggapi kondisi tersebut dalam
kaitannya dengan keberlangsungan koperasi?
Sampai saat ini tindakan pemerintah belum dirasakan oleh pihak Koperasi
kaitannya dengan keberlangsungan usaha Koperasi.
c. Bagaimana solusi yang dilakukan oleh koperasi dalam menghadapi kondisi
tersebut?
Solusi yang dapat dilakukan koperasi adalah dengan memproduksi beras
sesuai kebutuhan pasar serta tidak melakukan penimbunan bahan baku agar
kualitas beras tetap terjaga.

5. Kondisi Politik dan Hukum (A)


a. Menurut anda, apakah produk agribisnis memiliki peluang yang besar untuk
dikembangkan? Jika iya, kenapa?
Iya, karena produk-produk agribisnis selalu dibutuhkan oleh masyarakat.
Mulai dari beras, sayur-sayuran, sampai buah-buahan adalah kebutuhan
utama manusia. Asalkan hasil pertaniannya bagus pasti ada yang membeli.
Apalagi seiring dengan berkembangnya zaman, industri pertanian pun juga
mengalami perkembangan yang pesat.
b. Bagaimana dukungan kebijakan pemerintah pusat dan daerah terhadap
usaha koperasi (pasar, pembelian produk dari UKM, jaminan harga)? (saat
ini dan yang diharapkan)
Pemerintah mengalokasikan anggaran 40% dari anggaran pemerintah untuk
memajukan Koperasi dan UMKM. Diharapkan pemerintah membentuk
sebuah forum untuk memajukan Koperasi dan UMKM yang potensinya
sangat besar, sehingga menjadi koperasi modern dan UMKM yang kuat.

6. Kondisi Sosial dan Budaya (A)


a. Bagaimana kondisi sosial budaya daerah setempat dan pengaruhnya dalam
usaha?
Pengaruh produk beras dari Koperasi Makmur Sentosa terhadap lingkungan
berdampak baik. Semua sisa produksi beras tidak ada yang terbuang sia-sia
menjadi limbah yang dapat merusak lingkungan. Biasanya sisa-sisa beras
seperti menir, katul, merang dijual kembali.
b. Bagaimana karakteristik konsumen dalam membeli produk koperasi?
Terdapat dua karakteristik konsumen yaitu konsumen ekonomi menengah
ke atas dan konsumen ekonomi menengah ke bawah. Konsumen ekonomi
menengah ke atas biasanya megonsumsi produk premium yang berkualitas
tinggi, sehat, dan bebas pestisida yang dibandrol dengan harga cukup tinggi.
Beras premium ini dijual di hypermart dan sejenisnya. Sedangkan
konsumen ekonomi menengah ke bawah biasanya mengonsumsi beras
medium yang berkualitas sedang dan beras curah yang dibandrol dengan
harga lebih murah.
7. Permodalan (B)
a. Berapa jumlah modal awal koperasi?
Bantuan modal dari dompet dhuafa sebesar Rp.1.392.400 per anggota. Lalu
mendapatkan modal tambahan dari Mandiri Amal Insani Fondation sebesar
1.392.400 per anggota.
b. Sumber modal diperoleh darimana?
Modal diperoleh dari dompet dhuafa dan mandiri Amal Insani Fondation.
c. Berapa jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib?
Nilai Simpanan Pokok sebesar Rp 100.000 (seratus ribu rupiah), disetor
sekali saat mendaftarkan diri, sedangkan simpanan wajib bulanan sebesar
Rp 20.000/bulan, dapat dibayarkan sekaligus untuk satu tahun buku atau
disetor setiap bulan.
d. Apakah ada kesulitan dalam memperoleh modal? jika ada kesulitan apa
yang dialami?
Sejauh ini tidak ada kesulitan dalam memperoleh modal.
e. Apakah mengalami penurunan atau peningkatan kentungan setiap kali
produksi? Penyebabnya?
Koperasi mengalami peningkatan keuntungan biasanya pada saat lebaran
karena kenaikan permintaan. Sedangkan keuntungan akan turun ketika
musim kemarau panjang yang menyebabkan keterlambatan masa tanam.
Keterlambatan masa tanam tersebut berdampak pada meningkatnya hama
seperti tikus, sehingga berakibat pada penurunan produksi beras.
f. Apa masalah yang dihadapi dalam permodalan dan bagaimana solusinya?
Permodalan Koperasi Makmur Sentosa dengan sistem pinjam pupuk,
petani dapat menjual gabahnya ke koperasi dengan harga yang kompetitif
dibanding ke tengkulak.
8. Kondisi Sumber Daya Manusia (C)
a. Berapa jumlah anggota koperasi pada awal berdiri dan jumlahnya pada saat ini?
Dan bagaimana peran masing-masing? (produksi, pemasaran)
Jumlah anggota koperasi pada awal berdiri sebanyak 55 orang, saat ini berjumlah
56 anggota. Peran masing-masing anggota antara lain, divisi produksi bertugas
membuat perencanaan dan jadwal proses produksi serta mengatur kegiatan-
kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi. divisi pemasaran
bertugas menjaga dan meningkatkan volume penjualan produk kepada masyarakat.
divisi sarana dan prasarana melaksanakan pelayanan umum, pembinaan urusan
dalam pengadaan, pembekalan dan pemeliharaan serta invetarisasi materiil di
perusahaan. divisi distribusi bertugas untuk mengklarifikasi barang sesuai dengan
jenis, ukuran dan kualitasnya. Bertugas untuk memperkenalkan barang atau jasa
yang diperdagangkan kepada konsumen. divisi umum bertugas untuk mendukung
perusahaan dalam menjalankan operasionalnya mengurus segala urusan rumah
tangga perusahaan.

b. Apa saja syarat menjadi anggota koperasi?


Syarat umur minimal 18 tahun dan mengisi angket berupa persetujuan untuk
menaati peraturan yang telah ditetapkan koperasi.
c. Bagaimana pendidikan formal dan keterampilan yang dimiliki oleh
anggota koperasi?
Pendidikan formal yang dimiliki anggota Koperasi Makmur Sentosa rata-
rata lulus SMA/SMK. Namun ada juga yang lulusan sarjana. Sedangkan
ketrampilan anggota selalu diasah dengan mengadakan pelatihan serta
kunjungan ke berbagai daerah.
d. Bagaimana struktur organisasi di koperasi tersebut? Gambarkan dalam
bentuk bagan!
Struktur Organisasi Koperasi Makmur Sentosa
Rapat Anggota
Tahunan

PengawasSlamet W, PengurusKetua
Agus P, Agus SuryantoBendahar
a

Manager Husain
A

Divisi Produksi Divisi Divisi Sarana Divisi Distribusi Divisi


Imam, Danu, Pemasaran & Arifin, Agus, UmumArif
Evam, Heri, Husain A, Agus PrasaranaVia Trio, Andre, W, Ebin
Arif, Warih, W, Iwan n, Darmono Adit
Ika, Siti

e. Bagaimana pengembangan SDM koperasi (pelatihan, magang, dan studi


banding) ?
Pihak Koperasi sendiri beberapa bulan sekali mendatangkan pelatihan
untuk anggotanya yang terdiri dari petani dan kelompok tani. Koperasi
juga seringkali mengadakan kunjungan ke luar kota untuk belajar hal baru
tentang pertanian.
f. Apa masalah yang dihadapi dalam organisasi dan bagaimana solusinya?
Pengurus koperasi yang kebanyakan laki-laki dengan usia muda harus
sering diingatkan terkait pengelolaan usaha Koperasi.

9. Kondisi Teknologi (D)


a. Bagaimana pengelolaan data dan informasi di koperasi tersebut
(penggunaan Microsoft word, excel, manual, dll)?
Koperasi makmur sentosa menggunakan Microsoft word, excel, dan
manual dalam pengelolaan data dan informasi koperasi.
b. Bagaimana penggunaan media sosial dan website oleh koperasi?
Koperasi Makmur Sentosa menggunakan media sosial berupa website
yakni https://makmursentosa.com/
c. Apakah ada kartu anggota? Bagaimana pemanfaatannya?
Ada. Pemanfaatannya sebagai identitas anggota koperasi.
d. Teknologi apa yang anda gunakan dalam usaha? (selama produksi,
pengemasan, promosi, pemasaran, dll)
Teknologi yang digunakan Koperasi Makmur Sentosa antara lain selep
gabah, mesin poles, mesin ayak, dan blower.
e. Jika ada teknologi terbaru dalam pengelolaan usaha, apakah langsung
menggunakannya atau masih menggunakan teknologi yang dahulu? Jika
iya, mengapa?
Apabila terdapat teknologi baru, jika memungkinkan untuk menggunkan
inovasi tersebut, pihak Koperasi akan menggunakannya. Namun, apabila
dirasa belum memungkinkan, pihak Koperasi akan tetap menggunakan
teknologi yang dulu dan dana akan dilokasikan untuk kebutuhan lain.
f. Masalah yang dihadapi dan solusi nya apa ?
Koperasi dalam menjalankan usaha beras kurang mengupgrade teknologi.

10. Kemitraan (E)


a. Dengan siapa koperasi/ UMKM bermitra?
UMKM Konco Tani bermitra dengan toko pertanian Pelita Tani, Subur
Makmur, dan Pejuang Tani.
b. Bagaimana cara menjalin kemitraan?
Konco Tani menjalin kemitraan dengan cara jual beli saprotan
c. Bagaimana awal kemitraan dapat terbentuk?
Awal terbentuk kemitraan yaitu karena UMKM Konco Tani sudah
terbentuk secara resmi sehingga ditunjuk oleh dinas pertanian untuk saling
bermitra dengan distributor pupuk bersubsidi toko pertanian Pelita Tani,
Subur Makmur, dan Pejuang Tani.
d. Mengapa memilih pihak tersebut sebagai mitra?
Karena pihak tersebut menjualbelikan saprotan dengan harga grosir
e. Bagaimana kesepakatan dan sistem kerja sama antara koperasi/ UMKM dan
mitra dalam menjalin kemitraan?
Kesepakatannya yaitu melalui perjanjian secara tertulis dan bermaterai,
kemudian sistem kerjanya yaitu pihak UMKM memesan produk pertanian
kepada mitra kemudian UMKM akan menjual produknya kepada
masyarakat.
f. Bagaimana skema kemitraan dalam menanggung kerugian?
Produk akan dikembalikan apabila tidak laku, kecuali peralatan pertanian.
g. Apa masalah yang dihadapi dalam menjalin kemitraan dan bagaimana
solusinya?
Masalah yang dihadapi yaitu harga yang tidak menentu.
h. Apa saja keuntungan yang didapat dari kemitraan yang terjalin?
Laba lebih besar karena memperjual belikan produk saprotan dengan harga
grosir, dan apabila produk kadaluarsa atau tidak laku dapat dikembalikan.
Dokumentasi

Susunan Organisasi

Foto Koperasi
Visi Misi Koperasi Makmur Sentosa

Teknologi yang digunakan Koperasi


Foto saat wawancara
Produk Beras Koperasi Makmur Sentosa
Foto UMKM Konco Tani

Foto bersama responden


Bukti Tipus
Bukti Buku Sitasi Tinjauan Pustaka Koperasi
Bukti Buku Sitasi Tinjauan Pustaka Organisasi
Bukti Buku Sitasi Tinjauan Pustaka Usaha
Bukti Jurnal Nasional Sitasi Tinjauan Pustaka Organisasi
Bukti Jurnal Nasional Sitasi Tinjauan Pustaka Organisasi
Bukti Jurnal Nasional Sitasi Tinjauan Pustaka Kemitraan
Bukti Jurnal Internasional Sitasi Tinjauan Pustaka Sistem Informasi Manajemen
Bukti Jurnal Internasional Sitasi Tinjauan Pustaka Sistem Permodalan
Bukti Jurnal Internasional Sitasi Tinjauan Pustaka Sistem Informasi Manajemen

Anda mungkin juga menyukai